Anda di halaman 1dari 209

.

, . ... ,...

'

Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng. DEA


lahir di Solo, 18 Oktober 1955. Menyelesaikan studi di
Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1981. Tahun 1980 sampai 1982 bekerja di
konsultan dalam menangani pekerjaan perancangan
bangunan-bangunan air. Tahun 1982 sampai 1986
bekef)a di kontraktor dan menangani pelaksanaan
pekef)aan tanah untuk pekerjaan bangunan saluran
irigasi. Tahun 1986 sampai sekarang bekerja sebagai
dosen Program Sarjana dan Pasca Sarjana di Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Tahun 1988 melanjutkan studi di Asian
Institute of Technology Bangkok Thailand, dalam
bidang Geoteknik dan meraih gelar Master of Engineering pada tahun 1990. Tahun 1991 melanjutkan studi
di Universite de Grenoble I, Grenoble, Perancis dalam
bidang Geoteknik dan meraih gelar Diplome d'Etude
Approfondies (DEA) pada tahun 1992. Ijasah Doktor
di Bidang Geoteknik diperoleh pada universitas yang
sama pada tahun 1995. Pada waktu sekarang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Mekanika Tanah
di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Kecuali
mengajar mata kuliah Mekanika Tanah dan Teknik
Fondasi, sehari-harinya Juga menangani penelitianpenelitian untuk perancangan fondasi bangunan .

_.tJL~~ ,

;r.o

11

, .

:..~a

ivers1ty Press

. .

ME
..

TANAHD

Edisi-3

Oleb:

Dr. Ir. Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA.


Dosen Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil don
Kepala Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

GADJAH MADA UNIVERSII Y PRESS

Untuk:
A yah, ibu,
Istri, anak-anakku
dan pula
Persenzbahan buat
Bangsa dan Negaraku
Indonesia

TA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah S.W.T buku Mekanika Tanah 2 edisi ke-3


telah tersusun. Buku ini merupakan kelanjutan dari buku Mekanika
Tanah 1 yang telah diterbitkan sebelumnya, yang disusun untuk para
mahasiswa maupun tenaga pengajar dalam tingkat sarjana maupun
tingkat pascasarjana.
Buku ini membahas teori-teori distribusi dengan tegangan yang
terjadi di dalam tanah, penurunan, kapasitas dukung tanah. tekanan
tanah lateral dan stabilitas lereng, yang sangat banyak digunakan
untuk perancangan bangunan yang terletak di atas tanah. Dalam
pembahasan penurunan dan kapasitas dukung tanah. diberikan
pengertian yang .sangat penting dalam perancangan fondasi. Yaitu,
hitungan kapasitas dukung tanah harus selalu dipertirnbangkan
terhadap penurunan yang akan terjadi akibat beban rencananya.
Pembahasan teori tekanan tanah lateral, diberikan terutama untuk
hitungan perancangan dinding penahanan tanah. Dalam bab stabilitas
lereng, kecuali diberikan perancangan stabilitas lereng dengan
hitungan langsung, diberikan pula hitungan dengan rnenggunakan
grafik-grafik yang sangat berguna untuk analisis awal. Contoh soal
yang diberikan cukup banyak, agar para pembaca dapat dengan rnudah
memahami perrnasalahannya.

'

Karena belum adanya keseragaman penerjemahan istilah-istilah


Mekanika Tanah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
untuk menghindari kesalahan dalam pengertiannya, di dalarn buku ini
sebagian istilah Mekanika Tanah dalam bahasa Inggris diusahakan
tetap ditulis sama, namun dituliskan dalam tanda kurung atau dicetak
dengan huruf miring.

Walaupun penyajiannya sudah diusahakan sebaik mungkin,


namun penulis percaya bahwa buku ini masih jauh dari sempuma.
Untuk itu, penulis sangat berterima kasih apabila para pembaca sudi
memberikan kritik dan saran guna kesempumaannya. Untuk
KATA PENGANTAR

vn

.h
mendalam,
diharapkan
para
b1

.
k Tana h Ie

.
ari
Mekant
a
.
tu
buku
ini
saJa,
tetapl
dengan
mempelaJ
ar dan sa

1
a
tidak
be
aJ
.
yang
lain
karena
mastng-mastng
e
pemba . . buku-buku hteratur
,
mempelaJan
k . kekurangannya.
akan saling meleng api . d' . kan kepada Wahyudi Ardhyanto,
. a kasth ttUJU
. 'k
Ucapa~ ~enm .. S.T. dan Sudarwanto atas budt bat y~ng
Si
s.T
..
Dtdik
Junaidi
.k
ulang
buku
ini.
Tak
lupa
tenma
S. ,
.
dalam pengetl an
.
.
telah diberikan
. . k n untuk isteriku Dra. Isrmnarb
h' gga dttUJU a
. .
E h
kasih tak ter m
kk
Kammagama Harismtna,
g a
. ti
anak-ana
u
.
H
.
.
Rusnuya ,
. d Merlangen Enfam arismina yang
isnuna an
.
H
d
Mul1amma
a.r
d
dan motivasi guna terselesamya
banyak memben~a~ orongan
penyusunan buku mt.

Hary Christady Hardiyatmo

DAFTARISI

KA. TA PENGANTAR .......................................................................... .


DAFTAR ISI ....... ...... ............... ................ ...................................... .

Vllt

MEKANIKA TANAH 11

VII

lX

BABVI
DISTRffiUSI TEGANGAN DI DALAM TANAH .............................

I'~l'll:>~~~ .. .. ............................. .... .. .......... .. .. . . ... .. ..... . ..... . ...

6.2 TEORI BO~SSINESQ ... . .... .. ... .... ..... . .. . ..... .... ... ... . . .......... ....... .. .. ...
6.2.1 Beban Titik .... ~
6.2 .2 Beban Oaris ..... ~;.. .... .... ... ... . ....... . .... .. . . ... .. ... .. .. ... . . ... ... ... .. . .. . .. .. .
6.2.3 Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang .................
6.2.4 Beban Ter}?agi Rata Berbentuk Empat I'ersegi I'anjang.........
6.2.5 Beban Terbagi Rata Berbentuk Lingkaran .. . .......... .. ...... ... .....
6.2.6 Beban Terbagi Rata Berbentuk Segi Tiga Memanjang Tak
Terhingga ...............................................................................
6.2.7 Beban Terbagi Rata Berbentuk Trapesium Memanjang Tak
Terhingga .... ...... .. ..... .. .. ... .. .. .. .. . ... .. ... . ... .... . .. . . .. ... . . ... ... ... .. .. ... ..

<5.1

2
10
11
14
20
23

24

6.3 HITUNGAN T AMBAHAN TEGANGAN VERTIKAL CARA


NE
. .... . .... .. ..... . ... .... . ... . .... . .. ... .. . .... . ... . .... . .. ... ... .. .. ..... .. ..... ...

30

6.4 TEORI ~STERGA.ARD. ... .. ... . ...... .. ..... ... .. .... ..... ...... .... .. ... ...... .....

34

6.5 FAKTOR KOREKSI UNTUK MENGUBAH TEGANGAN


I'ADA P~SAT FONDASI MENJADI NILAI TEGANGAN
RATA-RATA..................................................................................

38

6.6 METOD~ PENYEBARAN BEBAN 2V : IH ................................

39

6.7 I'ENYEBARAN TEGANGAN PADA TANAH BERLAPIS ........

45

6.8 KETEPAT AN HITUNGAN DISTRffiUSI TEGANGAN


DENGAN TEORI ELASTIS ..........................................................

46

DAFTAR ISI

BAB VIII

BAB VII

... ........

UAN

LIDASI

......
.

NS

..
KO O

.......................... .

47

................... .. .

47

OGI KONSOLIDASI SATU DIMENSI ............................. .

47

7.2 ANAL
oRMALLYCONSOLIDATEDDAN
3
LEMPUNG
N
TED
...................................
.
7. oVERCONSOLIDA

51

7.1 PE

7.4.
7.5.

7.6

UJI KONSOLIDASI ..........................................


HASIL UJI KONSOLIDASI ............................. .
INTERPRET~SIp
patan (Coefficient of Compression) (av)
7.5.1. KoefiKtstenfi .enmaPr:rubahan Volunle (mv) (Coefficient of
dan oe tste
Voluuze Clzange) ................................:.................................. .
atan (C) (Compresslon Index) ................... .
7 5? Indeks Pemamp
r
.
d )
7~5~3: Indeks Pemampatan Kembali (Cr) (Recompresston ln ex ...
KANAN PRAKONSOLIDASI (pc') (PRECONSOLIDAT!ON
TE
..................................... .
...................
PR ESSURE) , .................... .
PENGARUH GANGGUAN BENDA UJI PADA GRAFIK e-log p'
~... .

PENURUNAN ........... .

52
54

55
60
62

121

8.1 PENDAHULUAN

121

8.2 PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SE7TLEMENT) .............


8.2.1 P~nurunan Segera Akibat Beban Terbagi Rata pada Luasan
Ltngkaran Fleksibel di Permukaan
8.2.2. Penurunan Segera pada Fondasi E~~~~p~;~~~iP~~j~~~......
Fleks i bel ................... .
8.2.3. Penurunan Segera Akib~~-B~b~~T~~b~~l R~~~ L~~~~~....... ..
Fleksi bel pada Lapisan dengan Tebal Terbatas ....................
8.2.4 Penurunan Segera pada Fondasi Kaku ................................. .
8.2.5.Perkiraan Penurunan pada Tanah Pasir dengan Menggunakan Korelasi Empiris .......................................................... .
8.2.5.1 Perkiraan Penurunan dengan Menggunakan Hasil

123

" Uji Beban Pelat ......................................................... .


8.2.5.2 Perkiraan Penurunan dengan Menggunakan Hasi/
Uji SPT ................... ............................................... .... .
8.2.5.3 Perkiraan Penurunan dengan Menggunakan Hasil
Uji Penetrasi Kerucut Statis (Sondir) ......................

134

8.2.6 Tekanan Sentuh


8.2. 7 Penentuan Modulus Elastis .................................................. .

144

145

62

123
125
126
134
134

136

.7
7
7.8 KOREKSI INDEKS PEMAMPATAN (Cc) PADA GRAFIK
e- log P .......... ........................... .
7.9 FAKTOR-FAKTOR YANG ME:MPENGARUHI PENENTUAN
TEK.ANAN PRAKONSOLIDASI (pc') ......................................:...

63

67

8.3 PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER ................................... .

149

7.10 HITUNGAN PENURUNAN KONSOLIDASI..............................

69
74
74

8.4 KOREKSI SKEMPTON DAN BJERRUM PADA


PENURUNAN KONSOLIDASI SATU DIMENSI. ......................

152

8.5 PENURUN AN KONSOLIDASI SEKUNDER ............................. .

175

75
83

BABIX

" " " " ' ' ' ' " ' " " ' ' " " " ' ' " ' " ' " "

'" '

'

"

' " ' ,.,

7.11 KECEPAT AN PENURUNAN KONSOLIDASI ...........................


7.11.1 Derajat penurunan Konsolidasi..... .......................................
7.11.2 Teori Konsolidasi Satu Dimensi (One Dilnensional
Co1tsolidatio1z) ........................ ............................................ .
7.11.3 Diagram Distribusi Tekanan Air Pori Awal .......... ............. .

7.12 KOEFISIEN KONSOLIDASI (Cv) (COEFFICIENT OF


CONSOLIDATION) ........................................................... ............
7.12.1 Metode Kecocokan Log-Waktu (Log-time Fitting Method)
7.12.2 Metode Akar Waktu (Square Root ofTime Method)

(Taylor,l948)........................................ .............................
7.13 KONSOLIDASI SEKUNDER ......................................................
7 14 f~AI~ AS! VERT!KAL (VERT/KAL DRAIN) ............ .................

65

86
87
89
103

:;
T
:~~~r~~:~~
e~~:l
V
ertikal........
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
:
7 14
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

107
109
110

7 15
PRAPEMBEBANAN (PRELOA D!NG) .........................................

115

MEKANIKA TANAH 11

137

TE KANAN TANAH LA TERAL.......... ...............................................

184

9.1 PEND.AH"ULU.AN' .......................................................... ........................ .

184

9.2 TEKANAN TANAH LATERAL SAAT DIAM ............................ .

184

9.3 DISTRIBUSI TEKANAN T ANAH LATERAL SAAT DIAM ..... .

186
188
189

9.4 TEKAN AN T ANAH AKTIF DAN TEKANAN TAN AH PAS IF ..


9.5 TEORI TEKANAN T ANAH LATERAL .......................................
9.5 .1 Teori Rankine ......................................................................... .
9.5.2 Tekanan Tanah Lateral pada Dinding dengan Permuk.aan

191

Horisontal ....................................................................~

193

9.5 .3 Teori Rankine untuk Kondisi Permukaan Tanah Miring ....... .

195

DAFTAR ISI

UK TANAH KOHESIF.....

198

LATERAL UNT
9.6 TEKANAN TANtul
AS TANAH URUGAN .................. ..
Dl AT
.. ... .. .. ........
BEBAN

UH
9.7 PENGARb Terbagi rata ...................... ........ . ................ .......
..... .. .. ..
9.7.1 Be an r 'k
......
.
Jtl ,.
........ ....... .. .
Beban
9.7.2
G
.......... .........................
9.7.3 Beban ans :~~~- Memanjang ........................................... .
9.7.4 Beban TerbagJ R
rANAH AKTIF DAN PASIF
TEKANAN
.
..
.
..
.
..
.
..
.
.
.
.
..
.
.
..
..
.
..
IAGRAM
.
.....................
9 8 D

..... t.
............
A

rJ

202
202
204
205
206

206
206

h .
........... ............... .
RANKINE . '.......
ah
Tak
Berko
esJ

........

..

.
..
.
..
.
.
..
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
..
.
..
.
.
.
.
.
.
Tan
1

98 r nab kohesif ......... .... .. .. ......


9.8.2 a

209
2 13

..................... ..

9.9TEORI COULOMB ;;;;;~;;.:wA DINDING

.... ...... .... .. ... ... .. ... .. . .. ............ .. ...


9 1o ANALISIS TEKANAN
. PENAHAN TANAH ..........AN
......AH
.... LATERAL CARA GRAFIS .
9.11 HITUNGAN TEKANANTT ah Aktif Cara Culmann ................ .
9.11.1 Penentuan Tekanan l an
.......... ..... ........

220
223
223
224
226
231

911.1.1 Tanah granu er ................................


9.11 1 2 Tanah kohesif............................... ...........................


T h Pas if Cara Culmann ...... ..... ..
9 11 2 Penentuan Tekanan ana
.12 B~~G LONGSOR PADA TEKANAN TANAH PASIF ..........
9
..
.................
9 13 TURAP
9 13 1 Turap Kantilever ............................... ............ ............. ... ...

10.6 KAPASITAS DUKUNG TANAH LEMPUNG............................

284

10.7 KAPASITAS DUKUNG TANAH PASIR ....................................


10.8 ANALISIS KAPASITAS DUKUNGTANAHTEORI
MEYERHOF ....... .. ... .. .......... ... ... .... .... .... ... ..... ... .......... ....... ... ........
10.9 PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG UNTUK LEMPUNG
BERLAPIS .... ..... ... .. ................. .. ........ ... ... ........ .... ... ... ... .... ...... ......
10.10 PENENTUAN KAPASITAS DUKUNGTANAH DI
LAPANGAN .... ........................................... .................. ...............
10.10.1 Uji SPT (Standard Penetration Test) ............... .............. ...
10.10.2 Uji Penetrasi Kerucut Statis (Static Cone Penetration) . ...
10.10.3 Uji Beban Pe1at (Plate Load Test).. ..................................

294 /

. . 9.13.1.1 Turap Kantilever pada Tanah Granu~er ............. ..


9.13.1.2 Turap Kantilever pada Tanah Kohesif. .................

9.13.2 Dinding Turap diangker.....................................................


9.13.2.1 Metode ujwzg bebas (free end method) ............... ..
9.13.2.2 Metode ujung tetap (fixed end method).................

STABILITAS LERENG .. ....... ...... .................................. .....................

10.1 PENDAHU'LU.AN" .........................................................


10.2 KAPASITAS DUKUNGTANAH .............................................. ..

262 v

10.3 ANALISIS KAPASITAS DUKUNG TANAH TEORI


TERZAGHI ...........................................................

<fJ

PEND.AHULU AN.......................................... .............................


11.1.1 Pengaruh Iklim ................ .................. ...............................
11.1 .2 Pengaruh Air .. .. ... .. .... .. ... .. .... ..... .... .. ..... .. ........ ....... ..... .... ..
11.1.3 Pengaruh Rangkak (Creep) ......................................... .....

326
327
327
328

11.2

TEORI ANALISIS STABILITAS LERENG..................... .........

329

11.3

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN BIDANG


LONGSOR DAT AR ............ ................ ....................... ...................
11.3.1 Lereng Tak Terhingga (Infinite Slope).......... ...................
11.3.1.1 Kondisi Tanpa Rembesan............................ .......
11 .3.1.2 Kondisi Dengan Rembesan .............. ..................
11.3.2. Lereng Terbatas (Finite Slope)........................................

331
331
331
335
338

10.4 PENGARUH BENTUK FONDASI P ADA KAP ASIT AS


DUKUNG TANAH. .... ...... ... .. ... ........... ................ .... ....... ...... ... .. . ..
10.5 PENGARUH AIR T ANAH P ADA KAP ASIT AS DUKUNG
TANAH .........................................................................................

..

Xll

272
274

ANALISIS ST ABILIT AS DENGAN BIDANG LONGSOR


11.4.1 Analisis Stabilitas Lereng Tanah Kohesif ....................... .
11.4.2 Analisis Stabilitas Lereng Lempung dengan q> = 0,
dengan Menggunakan Diagram Taylor (1984) ................ .
11.4.3 Analisis Stabilitas Lereng untuk Tanah dengan q> > 0,
dengan Menggunakan Diagram Taylor (1948) ............... ..

263

265

11.5

METODE IRISAN (METHOD OF SLICE) .............................. ..


11 .5 .1 Metode Fellini us ............................................ ...... .... ..
11 .5.2 Metode Bishop Disederhanakan (Simplified Bishop
Method) ............ ..................................
. .
11.5.3 Analisis Stabiltas Lereng dengan Menggunakan
Diagram Bishop dan Morgenstern ( 1960) ...................... ..

343
345
347
352
359

360
364
371

DAFTAR ISI

MEKANIKA TANAH 11

326

11 . 1

BABX
262

307
308
317
320

11.4

KAPASITAS DUKUNG TANAH ...................................................... .

306

BABXI

233
240
240
2 1
4
247
252
253
259

298

X.lll

)
untuk
Kondisi
Penurunan
963
.
Morgenstern
(I
11.5.4 Dtagram
id Drawdown) . .............................. .
Muka Air Ce~~t (Rap
dengan Menggunakan
. . StabdJtas Lereng
)
........... .. ..... .. ..
11 55 Anahsrs
7

s
enser (196 ...... ..
Dtagram P
OSIT
UKAAN BIDANG LONGSOR KOMP
................. .
11.6 PERM
11.7

11 8
11.9

11 10
.

NTUKAN RASIO TEKANAN PORI (Ru)


CARA MENE
....................... . .... .. ........
RATA-RATA................. ..
UH RETAKAN AKIBAT TARIKAN p ADA
PENGAR
.................. ............... .............
TANAH KOHESIF
MILIHAN PARAMETER KUAT GESER TANAH
PE K ANALIS IS STAB ILITAS .. .. .. ... ..
y~y Timbunan pada Tanah Kohesif (Bishop dan Bjerrum,
............................................. .. .
1960)
!1. .2 Galia~..~~d~T~~~hK~h~~jf (Bishop dan Bje~um, 1960)
9
11.9.3 Pembangunan di dekat Lereng Tanah Kohestf (Wu,
...........
...........
.
.........

1966)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN HITUNGAN ANALISIS STABILITAS LERENG .. .....

BABVI

374
379
381

DISTRIBUSI TEGANGAN
DIDAL
TANAH

382
384

385

6.1 PENDAHULUAN

385
387

Hitungan tegangan -tegangan yan g terjadi di dalam tanah berguna


untuk anah sis tegangan-regangan (stress-strain) dan penurunan
(settlenzent). Sifat-sifat tegangan -regangan dan penurunan bergantung
pada sifat tanah bila mengalanti pembebanan. Dala1n hitungan
tegangan di dalam tanah, tanah dianggap bersifat elasti s, homogen.
isotropis, dan terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan.

388

11 .11 PERB AIKAN STAB ILIT AS LERENG ........... ..

391
391

11.11 KASUS KELONGSORAN LERENG DI PURWOREJO DAN


SEKITARNYA (HARDIYATMO, 2001) ................................... .

393

DAFTAR ACUAN ................................................ ........................... .......

399

Tegangan yang terjadi di dalam massa tanah dapat di sebabkan


0leh beban yang bekerja di permukaan atau oleh beban aklbat berat
sendiri tanah. Tegangan yang berasal dari beban di pennukaan tanah
berkurang bila kedalaman bertambah. Sebaliknya, tegangan yang
berasal dari berat sendiri tanah bertambah bila kedalamannya
bettambah.
Regangan volumetrik pada material yang bersifat elastis dinyatakan oleh persamaan :
~V

1- 2JJ.
-V = E (ax + cr Y + cr .._)

( 6.1)

denga.:t :
~V

XIV

= perubahan volume
V =volume awal
J.l = angka Poisson
E =modulus elast1s
Jx, cry, O'z = tegangan-tegangan dalam arah x, y. dan

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

MEKAN.tKA TArqAH 11

z
I

.
bebanan yang mengakibatkan
l) b1Ia pem
.
(
6
crsamaan

d'
.
t
lpa
drainas1
(undra
uzed),
atau
P
rn
DaIa
. . , d kon lSJ at
,
nan
terJad
pa
.
a
konstan
maka
.1
V/V
0.
Dalam
per1uru
'
d volume

b
Jika
pembebanan
runan
te.rJadi
pa
a
men
ye
abkan
ll
1
pet
. n 11 == 05
k' b
si
ini.
angka
Potsso
":
t
hnya
penurunan
a
J at proses
.
kon dI ~
{sepertt con o
<05
, han volume
b
peru a .
. aCTa .1 V/V> 0. maka f.1
.
konsolidasJ) sehmoo
0

Teori Boussinesq (1885) untuk tambahan tegangan vertikaJ akibat


beban titik dianalisis dengan meninjau sistem tegangan pada koordinat
silinder (Gambar 6.1). Dalam teori ini tambahan tegangan vertikal
(~crz) pada suatu titik A di dalam tanah akibat beban titik Q di
permukaan dinyatakan oleh persamaan:
5/2

!::,.crz =

3Q
1
2
2
2nz
l +(r/ z)

6.2 TEORI BOUSSI ESQ


, 1 Beban Titik
.
6
adi di dalam mass a tanah akibat
Analists teganga.n Y~?g te!ukaan dapat dilakukan dengan
1
pengaruh beban _uuk
pe ( 85). Anggapan-anggapan yang
18
mengguna~an teon Bo~sstnesq
dipakai pada teori Bousstnesq adalah.
.
.
.
b h yang bersifat elastts. homogen. tsotropts,
(1) Tanah merupakan a an
. .
.
dan semi tak terhingga (senu-uzfinrte ).

(6.2)

Tambahan tegangan mendatar dalam arah radial:


(6.3)

Tambahan tegangan mendatar arah tangensial :

(2)

(3)

(4)
(5)

(6.4)

Tanah tidak mempunyai berat.


Hubungan tegangan-regangan mengikuti huku~ ~ooke.
.
Distribusi tegangan akibat beban yang bekerJa tldak bergantung
pada jenis tanah.
Distribusi tegangan simetri terhadap sumbu vertikal (z).

(6) Pen1bahan volume tanah diabaikan.


(7) Tanah tidak sedang mengalami tegangan sebelum beban Q
diterapkan.

/
/

/
/

Telah diamati bahwa tegangan vertikal tidak bergantung pada


modulus elastis (E) dan angka Poisson (J1). Akan tetapi, tekanan
lateral bergantung pada angka Poisson dan tidak bergantung pada
modulus elastis.
Dalam hitungan distribusi tegangan ak.ibat beban struktur,
tegangan yang te~adi biasanya dinyatakan dalam istilah tambahan
tegangan (stress increment), yaitu L1a. Karena dalam kenyataan,
tegangan yang diakibatkan oleh beban stuktur merupakan tambahan
tegangan pada tekanan overburden (tekanan vertikal akibat berat
tanahnya sendiri). Jadi. sebenarnya tanah sudah mengalami tegangan
sebelum beban struktur bekerja.
2

MEKANIKA TANAH 11

,'

/AD,
---/:_......,.,.-

I
I
I
I

/ '
/

//

---

II
I

Gambar 6.1a Tambalzan tegangan akibat beban titik.


VI. DISTAIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

.terol< clan pvsat bebdn. r (m)

1
)

0.5

I
I
I

\
\
Q

Mvko tanoh

--

v&.fDIS.'4f

-----

6a. puda z - 1 m

I
~-

Is

I
1m

.I

' ~

3121f

--

I
I

IN =

r 2I

[1 + (~ )2

0.2

ll

--

1/'ff
+ 2 ( ~) 2

312

2m

------

II

----

z_0

0.3

'IS'JtR.

I
I

\
\

0.4

0.1

3m

4m

.
Gel~mbung tegangsn

00

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

r/z

Gambar 6.lb Distribusi tegangan akibat beban titik Q.

Teganga n geser:
2

rz

3Q
't,- = .. 27t

(6.5)

Bi1a Jl = 0,50, tnaka suku persamaan kedua dari Persamaan (6.3)


sarna dengan nol. dan pada Persamaan (6.4), nilai cr9 = 0. Jika faktor
pengaruh untuk beban titik untuk teori Boussinesq didefinisikan
sebagai:
512

3
IB=-

(6.6)

2n l +(rlz) 2

. maka Persamaan (6.2) akan menjadi :


l:lcrz=

Q
2

Gambar 6.2 Faktor pellganlh wztuk beban titik d1dasarkan teori Boussinesq
(I B) dan teori Westergaard (1111) (Taylor, 1948).

Intensitas tambahan tegangan vertikal (~crz) ak.ibat beban titik Q


pada kedalaman tertentu diperlihatkan secara skematis dengan garis
patah-patah dalam Gambar 6.1b. Jika titik-titik dengan tambahan
tegangan yang sama dihubungkan, maka akan dihasilkan gelembung
t~gan~an (pressure bulb) atau isobar tegangan, seperti yang
dttunjukkan sebagai garis-garis penuh. Dalam satu kurva gelembung
tegangan ~crz bernilai sama.

Contoh soal6.1:
Tiga buah kolom terletak dalam satu baris, masing-masing
mempunyai jarak 4 m. Beban-beban pada kolom 1, 2, dan 3 berturutturut adalah 640 kN, 160 kN dan 320 kN.
(a) Hitunglah tambahan tegangan vertikal yang terjadi pada keda-

latnan 2,5 m di titik-titik yang diperlihatkan dalam Gambar C6.1.

I8

(6.7)

(b) Jika diketahui bahwa tanah homogen dengan berat volume basah
3

Nilai
18 yang dis "ka d 1
Gambar 6 D
aJI n .a am bentuk grafik diperlihatkan dala1n
2
1
teori Bou ;i~esqa ;ima~~~~:r mi, nilai pengaruh beban titik (1 8 ) untuk
beban titik (/ ) u gt k
~n bersama-sama dengan faktor pengaruh
ltn u teon West
d
.
.
dalam bab ini.
ergaar yang akan juga dipelaJarl

4
MEKANIKA TANAH 11

18 kN/m , berapakah tegangan total akibat beban kolom dan


tekanan overburden (tekanan akibat berat tanahnya sendiri) pada
masing-masing titiknya ?

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

Penyelesaiafl :

320 kN

160 kN

640kN

z . 2,5 m

Kolot,. 3

t(oiOm 2

t(okJm 1

Beban kolom 3: Q

Titik
1
2
3

4m

I
I
I

!1---~----~--------

dihitung dengan persamaan :

-""

IB

Beban kolom 1: Q = 640 kN

r/z

IB

2
4
6

0,8
1,6
2,4

0,139
0,020
0,004

l'l.crz (kN/m
14,2
2,1
0 ,4

0
2

1.0
7.1

Tegangan total ak.ibat kolom dan tekanan overburden, adalah jumlah


dari llcrz dari masing-masing titik dengan tekanan overburden pada
kedalaman z = 2,5 m, yaitu:

r/z

IB

0,8
0,0
0,8

0, 139
0,478
0, 139

Karena hitungan tegangan dengan menggunakan teori Boussinesq


mengabaikan berat tanahnya sendiri, untuk menghitung tegangan
vertikal yang sebenamya terjadi di dalam tanah. tegangan akibat
beban fondasi harus ditambahkan dengan tegangan ak.ibat berat
tanahnya sendiri.

Contoh soal 6.2:


Suatu beban titik sebesar 1000 kN terletak di pet mukaan tanah. Hitung
distribusi kenaikan tegangan vertikal pada r = 0 dan r = 1 m sampai
kedalaman 10 m dari permukaan beban. Gambarkan pula grafik
hubungan kenaikan tegangan dan kedalamannya.

Beban kolom 2: Q = 160 kN

r
2

0.2

Titik 1; crz(total) = 45 + 18,0 = 63,0 kN/m


2
2; crz(total) = 45 + 15,3 = 60,3 kN/m
2
3; crz(total) = 45 + 11.1 = 56,1 kN/m

Tabel C6.1.

Titik
I
2
3

~(Jz (kN/m-)

Penyelesaian selanjutnya dilakukan dalam Tabel C6.1. Tegangan


yang ditinjau adalah pada kedalaman z = 2,5 m.

Titik
1
2
3

Is
0,004
0.020
0.139

(b) Tekanan overburden pada kedalaman 2,5 m:


2
crz = zyb = 2,5 x 18 = 45 kN/m

beban,
perlu
tegangan
vertikal
akibat
tiap
kan
(a) Untuk menent u
.
dihitung lebih dulu nilai rlz sebelum menentukan / . Tegangan vertlkal

llcrz =

r/z
2,4
1.6
0,8

.,

Titik 1; llcrz = 14,2 + 3,6 + 0,2 =18,0 kN/m2


2; ~crz =2,1 + 12,2 + 1.0 = 15.3 kN!m2
2
3; 11 crz = 0, 4 + 3,6 + 7, 1 = 11 , 1 kN/m

Gambar C6.1.

r
6
4
2

Tegangan vertikal akibat beban kolom pada sembarang titik adalah:

~2 m 2 m.

= 320 kN

L\crz (kN/m

3,60
12,2

3,60

Penyelesaian:
Untuk r = 0 dan rlz = 0, maka 18 = 0.4 78. Faktor pengaruh IB
kemudian dihitung, atau ditentukan dari menggunakan diagran1
Gambar 6.2. Hitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel C6.2.
VI. DISTRIBUSI TEGANGAN DJ DALAM TANAH

MEKANIKA TANAH 11

Q - 1ooo kN

(::: 11 rTl

100

\CTz

200

300

400

Contoh soal 6.3:

(kN/f1'Y)

600

Akibat pengaruh beban titik scbesar 2000 kN di permukaan tanah,


gambarkan garis yang menunjukkan tempat kedudukan titik-titik
dengan tegangan vertikal yang sama dengan L\crz = 4 kN/m2

,
1

'-r = Om

2
3

r= 1m

Penyelesaian :
2

8
9

10
z (m)

Gambar C6.2.

Perhatikan, pada r = 0, di mana garis tegangan memotong sumbu-z.


nilai 18 = 0,478. Pada kondisi ini:

Tabel C6.2

r= 1 m

r=Om
(m)

1000
2

x 0,478

112

z = (500 x 0,478) = 15.4 m di bawah muka tanah.


Tabel C6.3

rlz

Kedalaman (z)

2
(kN/m )

0,0

05

LO
2,0
3,0
4.0
5.0
6,0
7,0
8,0
9.0
10,0

Faktor pengaruh I 8 = t::.a z z = 4xz = - z


Q
2000 500
Dengan nilai z yang divariasikan, dapat dihitung faktor pengaruh 18 .
Dari nilai 18 yang telah dihitung, dapat ditentukan nilai rlz. dengan
menggunakan grafik Gambar 6.2 atau dengan cara menghitungnya.
Untuk contoh ini, nilai r/z diperoleh dari Persamaan (6.6). Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel C6.3. Selanjutnya, hubungan nilai z dan r
dapat digambarkan.

L\a:

00

00

1912
477,0
119,5
53,0
29,8
19,1
13,3
9,7
7,5
5,9
4,77

2,0
1,0
0,50
0,33
0,25
0,20
0,17
0,14
0,13
0,11

0,10

0
0,009
0,084
0,273
0,369
0,410
0,433
0,447
0,455
0,458
0,463
0,466

0
36,00
84,00
68,25
41,00
25,63
17,32
12,42
9,28
7,16
5,72
4,6fi

Dari hasil hitungan tegangan vertikal akibat beban pada Tabel C6.2,
dapat digambarkan diagram hubungan tegangan vertikal dan
kedalaman, seperti yang terlihat pada Gambar C6.2.

..

(m)

Is

r/z

0,5
1,0
2,0
3,0
5,0
7,0
8,0
10,0
14,0
15,0
15,4

0,0005
0,002
0,008
0,018
0,050
0.098
0,128
0,200
0,392
0,450
0,478

3,75
2,84
2,035
1.65
1,21
0.94
0,83
0,65
0.290
0,155
0,00

MEKANIKA TANAH ll

(m)

1,88
2.84
4,06
4.95
6,05
6.58
6.64
6.50
4.06
2.33
0.00

Gambar kurva yang menunjukkan nilai tambahan tegangan yang sama


2
(L\crz = 4 k.N/m ), diperlihatkan dalam Gambar C6.3.

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN 01 DALAM TANAH

Q::

e "

2000 kN

"

r (m)
(6.9)

0---

Tegangan geser:

oz :: 4 kN/rrf

'r

10

:c

= 2Q
xz
re (x2 + z2)2

(6.10)

6.2.3 Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang

Tambahan tegangan pada titik A di dalam tanah akibat beban


fondasi fleksibel terbagi rata q yang berbentuk lajur memanjang
(Gambar 6.4) di peunukaan dinyatakan oleh persamaan-persamaan
berikut ini.

Gambar C6.3.

6.2.2 Beban Garis

.
akibat beban aaris Q per satuan panJang
Tambahan tegangan
. 'k d. dalam tanah dinyatakan oleh
(Gambar 6.3) pada sembar~g. tltl I
persamaan-persamaan beril'Ut llll.

am

Tambahan tegangan vertikal pada arah sumbu-z:


flcrz = q (a+ sin a cos 2/3)
n

/
/
I
I

'

/
/
I

A~

'

I
I

flcrx = q (a - sin a cos 2/3)


n

I
I
I
I

/
I

-r :c =

Tambahan tegangan vertikal arah sumbu-z:

n (x2

+ z2)2

i.
sin a sin 2/3
n

(6. 13)

dengan a dan f3 dalam radian, yaitu sudut yang ditunjukkan dalam


Gambar 6.4. Isobar tegangan adalah k:urva yang menunjukkan tempat
kedudukan titik-titik yang mempunyai tegangan vertikal yang sama
(lihat Gambar 6.5).

Gambar 6.3 Tambahan tegangan akibat beban garis.

Dacrz =

(6.12)

Tegangan geser:

-------.J
AD.

2Q

Tambahan tegangan mendatar arah sumbu-x:

~~

I
I

(6. 11)

(6.8)

Tambahan tegangan mendatar arah sumbu-x:

10

MEKANIKA TANAH 11

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

11

Contoh soal 6.4:


q
,l

,I

:I

I
,.

lr

.=

l
]
I .

pr ./
I

/..
/

/. 7

--&r

,~

/MA%\

:r

./
.

~
1/
f
' I. / ,/ I.
Au,
./
.?
I
I

Sebuah fondasi berbentuk lajur memanjang dengan lebar 2 meter


mendukung beban terbagi rata sebesar 250 kN/m-. Fondasi terletak
pada lapisan pasir jenuh dengan Ysm = 19,8 1 kN/m3 dan Kn = 0~40.
Tentukan besarnya tegangan vertikal efektif dan tegangan arah
mendatar efektif pada titik di kedalaman 3 m di bawah pusat fondasi,
sebelum dan sesudah pembebanan (lihat Gambar C6.4).

., _

8/'l

Penyelesaian:

B= 2 m
.--.....--r=-=-.--...,..--r---..,

q = 250 kN/m

Ko = 0,4
3
Yt = 19,81 kN/m
z= 3m
CJ.t

~-CJj(

Gambar C6.4.
Sebelum pembebanan, tegangan akibat berat tanahnya sendiri. adalah :

.,

O'z = Z y' = Z('Ysat - 'Yw) = 3 X (19,81 - 9,81) = 30 kN/mox'= KoO'z '= 0,4

30 = 12 kN/m-

Sesudah pembebanan:
Dari Gambar C6.4, untuk z = 3 m, maka:

a = 2 arc tg ( 1/3) = 36 52' = 0,643 rad .

_, "'

sin a= 0,6 dan J3 = 0


Tambahan tegangan vertikal akibat beban :

r-o ...

~O'z = q (a+ sin a cos 2/3)


n

Gambar 6.5 Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk lajur
memanjang dan bujur sangkar didasarkan teori Boussinesq.

12

250

(0,643 + 0,60 x 1) = 99 kN/n1

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

MEKANIKA TANAH 11
J

dcr"==

!L (a -sin acos2{3 )

0.6
028

n
2
== 250 (0. 643 _ 0,60 x 1) == 3,4 kN/m
n .
.adi ad a z == 3 m akibat be ban terbagi
Jadi. tegangan efekttf yang terJ
p
rata dan berat tanah adalah:
?
az' == 30 + 99 == 129 kN/m-

6cr.

0.01 0.02

0.22
I

0.20

0.1

.,

0.12

~ :- 1.0
m ~

0 .08

2.0

0.06

I
I
1/Jnz

0.04

Gambar 6.6 Tegangan di bawah beban terbagi rata berbentuk e1npat


persegr pml)ang.

r; I

rP

m 0 .5 - ~ '* ~
m

0.0\

e:::::~....

0
0.01 0.02 0.04

~~~

== ;..

"

= ql

0.20
I

-:c.7

0.18

mnA

0.18

I I

~0.14

m. c. ~

~
m

0. 1

0.10

0.08

n ~( ~

,/~

,.
..,.
~

0.12

_ Q. ~

,....
~

0.08

0.2 0.3 0.5 0.8 1

0.04
0.02

~. :<~. Q

2 3 4
Nilai

~(Jz

m Q.

11

'lr;_j. ~~

0.02

'

i1
'~

'!J j

m '-'
1

lV

r;~

71.

rj r/

I I

rJ ')' ,
'1 J

I.

I
I

m 1
I

0.24 - 1.8
1.4
0.22

...

' 11

IN t

...

J:

WjJ

11

'll/
{AY ""
M/

0.14

t o.1o

W/

--

I
I

0.04

0.18
0.2 0.3 0.5

3.0

'

1.8 ...

V
'/

0.16

ikal akibat beban terbagt rata berbentuk


rt
Tarnbahan tegangan ve

fleksibel dengan ukuran panJang L an Iebar B


empat pers6eg6t)padnJantgdihitung dengan menggunakan persamaan yang
(Gambar . apa
.

b be 'ku
diperoleh dari hasil penjabaran teon Bousstnesq, se agai n t.
t{
B mz
?/

11:

-...

<t26_m

)n

6.2.4 Beban Terbag a a

0.24

n=Uz
m dan n dapat ditukarkan

. R t Berbentuk Empat Persegi Panjang

/'I

0.26

=ql

6 8 10
0.28

m 2.)

m =Biz

'
ax' == 12 + 3.4 == 15.4 kN/m-

~
..,.. .. 8 :> ""'

2 3 4

.0
6 8 10

(6.14)
Gambar 6.7 Faktor pengarulz I untuk tegangan vertikal di bauah sudut

dengan q = tegangan akibat beban fondasi, dan:

luasan empat persegi panjang akibat beban terbagi rata


( U.S.Na vy, 1971).

I= 1

4n
(6.15)

MEKANIKA TANAH 11

Nilai faktor pengaruh I untuk tegangan di bawah sudut luasan


empat persegi panjang oleh akibat beban terbagi rata q dalam bentuk
grafik, diperlihatkan dalam Gambar 6.7. Tambahan tegangan vertikal
pada sembarang titik di bawah luasan empat persegi panjang dapat
ditentukan dengan cara membagi-bagi empat persegi panjang. dan
kemudian menjumlahkan tegangan yang terjadi akibat tekanan
masing-masing bagiannya. Misalnya akan ditentukan tambahan
VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM T ANAH
15

. 1d.1 bwah titik X dan


tcgangan veruka
~
berikut:
dapat dilakukan cara sebagat
A

i'T

{J.V : (

A(J

Ll.

r)

=!la-<'- XEB0

. ::::

.:(} )

fl(J _ }'/8})
.. (

+t::,.a ~

. ' k y (Gambar 6.8). Untuk ini


till

(a) B = 3 m
A

XFCII)

--<'

fl(J

A(}'

+u

z(XGl

+u(J' : (XGAE)

. - d(J z( Y!Af.. ) -

.. (} L/)1\.)

-..,-L.

_............ ......... ~ -~--~~

II

II

I
~

I
I

I
I

I
1

o ~---- ___ ...,.

'

~< Yt.CJ)

- - ___, y

,.-...
'

) /!)

D,.(J
,

K-

''
I

. H

I
I
I
I
I
I
I

Penyelesaian:

---------

.
b 1 tegangan vertikal disembarang titik akibat
Gambar 6.8 H1ttmgan tam a zan
.
.
beban terbagi rata empat persegr pml)ang.

L = 4m
z =2 m
nz = 8/z = 3/2 = 1,5
n = U z =4/2 =2
Dari diagram pada Gambar 6.7, diperoleh I = 0.222
fia z = ql = 120 x 0,222 = 26,64 kN/m2
(b) Untuk mcnent~kan tatnbahan tegangan vertikal di pusat beban,
luas~n. fondast dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Dengan
dernrktan, ukuran masing-masing luasan adalah 1,5 m x 2 m.
B = 1,5 m
L =2 m
z = 2m
nt = B/z = 1,5/2 = 0,75
n = U z = 212= 1

Dengan menggunakan diagram pada Gambar 6.7, diperoleh 1 =


0,157
.
Jadi, tambahan tegangan di pusat luasan fondasi:

Contoh soal 6.5:


Fondasi empat persegi panjang dengan ukuran 3m x 4m mengalatni
2
pembebanan terbagi rata sebesar 120 kN/m (Gambar C6.5).
(a) Hitung tambahan tegangan akibat beban fondasi pada sudut luasan
fondasi (titik A) pada kedalaman 2 m.
(b) Hitung tambahan tegangan vertikal di bawah pusat luasan fondasi
(titik B) pada kedalaman 2m.
4m

A.-------~----~

1,Sm
r-----~~----~3m

16

Contoh soal 6.6:

Tentukan tambahan tegangan vertikal di titik A yang terletak pada


kedalaman 1,5 m, ak.ibat beban fondasi yang mendukung terbagi rata q
2
= 100 kN/m , seperti yang diperlihatkan dalam Gambar C6.6.
Dianggap beban fondasi terbagi rata dan disebarkan sama di seluruh
Iuasan fondasi.

Fondasi dibagi-bagi menjadi 3 bagian, yaitu luasan ABCD, ADEF, dan


AFGH. Hitungan tambahan tegangan vertikal pada kedalaman z = 1,5
2
m di bawah titik A, dengan q = 100 k.N/m , ditunjukkan dalam Tabel
C6.4.

1,5m

= 4 X 120 X 0,157 = 75,4 kN/m

Penyelesaian:

2m

60' z =4xqxl

2m

Gambar C6.S

MEKANIKA TANAH 11

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

17

Penyelesaian:

k
j
r-------,--------,

1- - - - - - - - '

3m

I
I
I
I
I

I
I
I
I
I

I
I
I
I
I

I
I

3m

I'
I
I

h 1-------- t - 7 - - ---J'L---------1 a
:
d
1e

4,5 m
D

,..

sm

8 m

I
I
I

I
I
I

I
I

I
I
I

3m

g~-------~------~------~

Gambar C6.6.

3m

... .

3m

3m

...,

Gambar C6.7.

Tabel C6.4

Luasan
ABCD
ADEF
AFGH

L
(m)

6
3
3

m=Uz

4
2
2

8
(m)

4,5
4,5
3,0

n = Blz

3
3
2

0,2454
0,2375
0,2325

I!:.. a z =ql
(kN/m

24,54
23,75
23,25

Tambahan tegangan vertikal total di A, pada z = 1,5 m adalah:


2

l:l.a =<A> total= 24,54 + 23,75 + 23,25 = 71,54 kN/m

Contoh soal 6. 7:
Sebuah fondasi rakit (raft foundation) ukuran 3 m x 6 m mendukung
2
be ban terbagi rata q = 100 k:N/m Hitunglah:
(a) Tegangan vertikal pada kedalaman 3 m di bawah titik A di dalam
Gambar C6.7.
(b) Jika pada setengah luasan fondasi mengalami tambahan beban
2
terbagi rata sebesar 100 k:N/m , tentukan tegangan vertikal di
bawah A pada kondisi tersebut (z = 3 m).

18

(a) Dengan memperhatikan Gambar C6.7, jumlahkan tegangan

MEKANIKA TANAH 11

vertikal yang terjadi pada tiap-tiap bagiannya.


~a z CA> total = !:lar.( A}bg)
. -~az( AJa/q -~az(Aicg) +~az(Aidh>

Hitunglah keempat faktor pengaruh untuk keempat luasan


tersebut pada kedalaman 3 m. Perhatikan bahwa pada hitungan di
atas, tegangan pada luasan Aidh perlu ditambahkan karena luasan
ini telah dikurangi 2 kali, sebagai bagian dari luasan Ajah dan
Aicg.
Tabel C6.5 Hitungan tegangan vertikal di A untuk luasan dabc

L(m)
B(m)
z (m)

nz=Uz
n=Biz
I
2
~a , (kN/m )

+Ajbg
9
6

3
3
2

0,238
23,8

Bagian luasan
-Ajah
-Aicg
6
9
3
3
3
3
2
3
1
1
0,203
0~200
-20,0
-20,3

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

+Aidh
3
3
3
1
1
0.180
18 ..0

19

'k I total di titik A, pa

da .. - 3 tn adalah:

n vertt a
Tambahan teganga
?0 0 + 18,0
- 20,3-- .
8
!la .:( .4) total == 23 .
,

.~.. -

dO q dA

I<N/m~

. besar 200 kN/m2, dan


.r.
dibebant
se
.
h.
d
b)
Juasan
eJc
2 U tuk itu, ulang1 1tungan
(
I
0
100 kN/m
100
(b) Dalam soa
tetap dibebanl
deFc dengan beban
bif
luasan ea
ntuk Iuasan J ' '

. ( )
rt' butir (a) di atas u
hk dengan hastl dan butlr a .
sepe J
d'an hasilnya tan1ba an
== 1,5

kN/m~.

Ken1u

I
I
I
I

Aa2

Gambar 6.9 Tegangan di bawah beban terbagi rata berbentuk lingkaran.


Tabel C6.6

Bagian Iuasan
- Aicg
- A/.._eh
3
6
6
3
3
3
1
2
2
1
0,2
0,2
-20
-20

+Akfg
6
6
3

L(m)

B (m)
:(m)

-2
?

m=U-:.
n==Bii.
I
..,
~a _ (kN/m-)

0,233
23,3

...

Karena dA = r de dr, integrasi Persamaan (6.16) akan diperoleh


persamaan tegangan dj bawah pusat beban terbagi rata berbentuk
lingkaran, sebagai berikut:

+Aidh

3
3
3
1
1
0,18
18

1
~a _ =q 1--------------,
[1 + (r I z) 2 ] 31 2
= ql

(6.17)
(6.18)

dengan:

'

.
k A 23 3 20 0- 20 0 + 18 = 1,3
d
/:::,{]_ untuk luasan defc 1 tltt
=
'
'
'
.. ,

kN/m-

Jadi. tegangan vertikal total di A u~tuk kondisi soal (b) adalah:


~crz<A> total == 1,5 + 1,3 == 2,8 kN/m-

1
I= 1[1 + ( r I z) 2 ] 31 2
Nilai faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal di
bawah beban terbagi rata berbentuk lingkaran, dapat ditentukan
dengan menggunakan Gambar 6.10 (Foster dan Ahlvin. 1954).

6.2.5 Beban Terbagi Rata Berbentuk Lingkaran

Dengan integrasi dari persamaan beban titik, dap~t ~iperoleh


besamya tambahan tegangan di bawah pusat fondas1 hngkaran
fleksibel dengan beban yang terbagi rata pada luasannya. Tegangan
akibat beban lingkaran seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 6.9
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
da _=

20

3q

.,

2nz ..

(6.16)

Contoh soal 6.8:


Sebuah tangki minyak berbentuk lingkaran dengan diameter 4 m
mendukung beban terbagi rata q = 120 kN/m!. Dengan menggunakan
Gambar 6.10, hitunglah:
(a) Tambahan tegangan di bawah pusat tangki pada kedalaman 2 m.
(b) Tambahan tegangan di bawah tepi tangki pada kedalaman 2 m.

VI. DISTRJBUSJ TEGANGAN DJ DALAM TANAH


MEKANIKA TANAH 11

1 1

vertt ~~a~

'"'an~ terjadi pada titik A


/ ....
b . . . .

(eQanfaii
.
denoan
su
sntus1
n1la
1
n
bah

tan1 a
...
ya1tU
::
Httungan
~ori beban gans. . n Pe~ amaan (6.81 sampai
didasarkan pada led ( ' s) untuk x dalru
pal (6 [ 0 untuk be ban
k q an _.,6 S) "arn

(q/_b)s.ds untu . d - persamaan


berikan persamaan.
tt.
akan olein
(6 10) Pen'. ele.:atan an
k ee-l ~"

q + (b / a)q
----=-(a1 -a

-''

terba~n

berbentu
rata
.

:::

b 1
-q -a_
a n

....
benkut tnt.
persamaan sebagai
arah ,~ertikal:
Untuk tambahan tegangan
\"

na -::: q :_a- SlO -~)


~

&

{6.19)

. .,-

Gambar 6.12a adalah:


~

(6. 20)

.,_

-J

(6.24)

(6.25)

dengan
.....
~

.:

(6.21)

1- eo: 2c) - -b a

1
-- -

=Vllebar alas penampang segi ttga

= tinggi timbunan x berat 'ol ume tan ab timbunan


.
= sudut yang dirunjukkan pada Gambar 6.11 dalam radian.

b
a 1 -a2 1--a_
a

-,-

(6.26)

--

.Jr.

a b

a- b
a

I=_!_
-''

denan:
.....

a. 8

'

a_ ) --a 2
a

.....

na_
= qi
-

r eanan
ge.::er:
.... - n ==

- - (a 1
a

a tau

- 1

a~b

\
q
~a - - -

ndatar arah _un1bu-x:

Rt. ~
q X _ ., ~L "'..::.lot
- Slfl - U
6cr == _ ba -- - b .. R:-

q (

(6.23)

Jadi. tambahan tegangan vertika( tegangan vertikal akibat beban

..nmk tanlbahan reglngan me

(6.22)

Tegangan pada titik A akibat beban pada Gambar 6.12c adaJah:

n-<!l

Xilai-nihil fal"tor pengaruh untuk berbagai mac am a/: dan bl::. dapat
diperoleh dalam Gambar 6.13.

6.2.7 Beban Terbagi Rata Berbentuk Trapesium i\lemanjang Tak


Terhingga

DaJam menentukan tambahan tegangan vertikal yang terjadi


akibat beban terbagi rata berbentuk rrapesium dengan panj ang tak
terhingga, ditinjau titik A di dalam tanah yang mengalami
pembebanan akibat beban terbagi rata berbentuk trapesium (Gambar
6.12a). Tegangan pada titik .-\ ekhalen denoan
teganoan
akibat
be
ban
b
::::
y~ng di~rlihatkan pada Gambar 6.12b dikurangi dengan tegangan
dt A akibat beban pada Gambar 6.12c. Dari Persamaan (6.19).
tegangan pada titik A akibat be ban pada Gambar 6.l2b. adalah:

'

,/1
I

I
I

, ,

1
-

b q

'
I

'a
I

Q
I

''

'\
'

',

...

'
'

'
I

'\

II .. '<,

...

'

'
...
.
' ',, .
\

=:

"'

....

',

"'".. ,a1,\
'' a % ''
.. ...

(a)

', . ,...-:

.!,

(-

-.

tJI

.......

......

a,+ az :
....

'

..
'

b
"

.
'

..,~

..

', r
' ' ....

=J

:
I
I
I

'
'

.
...
..

..

''t
't

Gambar 6.11 Tatnbalran te{?an'<an


...
- 'enikal akibat beban timbunan.

24
MEKANIKA TANAH 11

Penyelesaian:

a/I
0.01

2 3 4 56 810.0
0.50

0.02

I
I

2m

At

41ft

I
I

st
Gambar C6.9.
(a) Tambahan tegangan vertikal di titik A pada kedalaman ~ = 2 m.
0.20

t:=f=t:tttt:t=r.rrt~./n,t
Ji):tt:m~lft.=Lttttt::1t!j 0.20
.

~tt:.--4---+--*"Jt-r
i,~
.J

2 3 4 5 6 810.0

Dihitung lebih dulu, q = yh = 20 x 3 = 60 kN/m


Untuk b

If

=3 m

a=2x3m=6m
Tambahan tegangan vertikal untuk ~ = 2 m (titik A).
q

a/z = 6/2 = 3
blz = 3/2 = t5
0.05 .__......._,1--+--H+-+-t b/z = o7

~~-H~++~~~~~4+~~~

6 oz

=ql

o~E-==;t~:tl:fl.om::jliES:tEttEo

0.01 0.02 0.04 0.06 0.1

0.2

0.4 0.6 1.0


a/z

Dari Gambar 6.13, untuk setengah tampang timbunan diperoleh I


= 0,49. Untuk seluruh timbunan, faktor pengaruh l harus dikalikan
2. Jadi, besamya tambahan tegangan pada kedalaman 2 m. adalah:

11a _ = q(2[) = 60 (2 x 0,49) = 58,8 kN/m:


'"

Gambar 6.13 Fakror pengarulz akibat beban timbunan (Osterberg, 1957).

(b) Tambahan tegangan vertikal pad a kedalaman z = 4 m.

a/z = 6/4 = 1,5


b/z = 3/4 = 0,75

Contoh soa/6.9:

Suatu timbunan mempunyai tampang seperti yang ditunjukkan pada


Gambar C6.9., Dengan men~an~gap tanah tirnbunan tnempunyai
berat volume basah 20 kN/m , h1tung tambahan tegangan vertikal
pada kedalaman 2 m dan 4 m, di titik A dan B.

26

MEKANIKA TANAH 11

Dari Gambar 6.13, diperoleh l = OA45


Jadi, untuk kedalaman:: = 4 m.
"'
11a ..._ = q(2[) = 60(2 x 0.445) = 53~4 kN/mVI. DISTRIBUSI TEGANGAN 01 DALAM TANAH

Contoh soa/6.10:
petti yang ditunjukkan dalam
ai tampang se
- 19 kN/m3
Suatu timbunan nlempuny
h tanah timbunan ~ ,
basa
berat volume basah }b = 20
G arn bar C6.10. .Berat volume
h loeten dengan
d
- 5
dan tanah dasar dtanggap on o an di titik A dan B pa a z m,
kN/Jn3. Hitunglah tambahan t~g:~i~at tekanan overburden dan beban
dan hitung pula tegangan t~ta . h terletak pada kedalaman tak
timbunannya. Dianggap atr tana
terhingga.
Penye/esaia11:

b/z

=2,5/5 =0,5

a/z

=515 = 1

Dari Gambar 6.13 diperoleh I = 0,397

~:la :<Jgeh> = ql = 95 x 0,397 = 37,72 kN/m2


Untuk luasan gcdh :
z= 5 m
a= 5m
b =7,5 tn
a/z

=515 = 1

b/z = 7,5/5 = 1,5


10

10 m

Dari Gambar 6.13 diperoleh 1 = 0,478

5m

!la ;:(gcdh > = ql = 95 x 0,478 = 45,41 k.N/m2

t~r---

'

yt=

19 kN/m

5rn

I
I

I
I

I
I

I
I
I
I

D..a z( B) = D..az(abcd) - 11a:.(aejb)

lit= 20 kN/ml

2.5 m I

Untuk luasan abed :

I
I

..A
~

!
6

(ii) Hitungan tegangan pada titik B:

I
I
I

I
I
I

!la :<A> = 37,72 + 45,41 = 83,13 kN/m 2

I
I

I
I
a

I
I

1adi, tambahan tegangan di titik A , adalah

z=5 m
a=5m
b=20m

Gambar C6.10.

a/z = 515 = 1
(a) Hitungan tambahan tegangan di titik A dan B dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

Dari Gambar 6.13 diperoleh I= 0,50

Beban terbagi rata akibat timbunan :


q

=h Yb = 5 x 19 = 95 kN/m

D.. a :(abed)

Untuk luasan aejb:

z =5 m
a=5m

Untuk luasanfgeh:

z =5 m

b=5m
a/~= 5/5 = 1
blz = 515 = 1

=2,5 m

a=5m

28

MEKAN IKA TANAH 11

.,

= ql = 95 X 0,5 = 47,5 kN/m-

(i) Hitungan tegangan pada titik A :

blz = 20/5 = 4

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

-0
455
/
l
d. ero Ie 1 - '
.,
Dari Gantbar 6.13 tp ~
455 =43.23 kNitn
- qf := 9) X Q, .
':ll1<:fb) 'k 8 adalah
gan dt tttl
Jadi tarnbahan tegan.. .
2

,
~
=
4.27
kN/nl
43- o#-~
A~
=
47.5
IJIJ :(B)

adalah nilai r/z. yaitu untuk ~a4 Jq = 0; 0.1~ 0.2: 0.3: ... ;J. Jadi,
selun1 hnya ada 9 lingkar
p

' an. anJang A 8 tncrupakan panJang satuan


u~tuk m~nggambar~an ~ingkaran tcr ebut. Lingkaran-lingkaran
dtbag1-bagt oleh gans-ga~1s. scdetnikian rupa schingga mcrnpunyai
sudut p~sat yang satna. Ntlat pengaruh dihcrikan oleh Ihz , dengan n
a.d~ah JUrnlah elemct~-eletnen ~ang terpotong olch garis lcwat pusat
hn~karan denga.n . hngkaran-hngkarannya. Karena terdapat 200
ele1nen. maka nilaJ faktor pengaruhnya adalah 1/200 atau 0.005.
Untuk ~enentukan besan1ya tegangan vertikal pada kedalmnan
tertentu dt bawah fondasi, dilakuk.'1ln cara sebagai berikut:

ua

tal di titik A dan B.


(c) Hitungan tegangan to
t' 1bUtlan dan beban tanahnya
k'b
tn
'
.
1 t beban
Tegangan total a a
d' oleh dengan tnenjumlahkan
e
tper
d
k
1burden)
sendiri (tekanan m
k'b t beban ti tnbunan an te anan
tambahan tegangan veru'kal a 1 a
orerburdcn.
/T'

v : (tott71)

=/l(J . + (j ...~

dengan
(J - = tekanan orerburden
...
...

=~}~

I
2
= 5 \ 20 kN/n1 = 100 kN 111
3

Jadi.

er ;: (tnlt71) di A= 83.13 + 100 = 183, 13 kN!tn')

v: ( rotat)

I'T

dt' B =4,-'J7 + 100 =104,27 kN/m-

6.3 HITUNGANTAMBAHANTEGANGAN VERTIKAL CARA


E\\'~IARK

Persamaan (6.17) dapat diubah dalam bentuk persatnaan sebagai


berikut:
r

- --

....
I

1-

~CL

..

Faktor pengaruh 0 ,005

- 2/3

-1

(6.27)
Gambar 6.14 Diagram p engaruh untuk tambahan tegangt.ln venikal
didasarkan pada reori Boussinesq (Neltmark. 1942).

nilai-nilai rl-:. dan D.a, lq tnerupakan besaran yang tak berdirnensi.


Dengan. berdasarkan Persamaan (6.27), Newmark (1942) membuat
suatu dtagram pengaruh yang dapat digunakan untuk menentukan
besamya kenaikan tegangan vertikal di bawah sembarang Iuasan yang
rnendukung beban terbagi rata (Gambar 6.14). Jari-jari lingkaran

30

( 1) Tentukanlah kedalan1an (z) yang akan dihitung tegangannya.


Buatlah z = AB. Jika tegangan yang akan dihitung terletak pada
kedalaman ~ = 5 m. n1aka panjang AB dalarn grafik e\vmark

adalah 5 m.

MEKANIKA TANAH 11

VI. DISTAIBUSI TEGANGAN 01 DALAM TANAH

.k la panjang sesuai dengan


d . L=
. d ngan s a
d ah fondasl e
.. k panjang fon ast - 10 m
(2) Gambarkan en . AB. Ar1inya, JI ad (L) yang digambarkan

atuan gattS

fon ast
panJang s B - 5 m. rnaka panjangl0/5) :::: 2 kali panjang garis AB,
dadn ~~-~a:kar;n Newmark adalahh(~/5) "' 1 kali AB. atau lebarnya
pa a t o
(B) adala
sedangkan Ieba~ya AB
. ..
sa1na dengan panjang
.k. rupa sehingga proyekst tittk
. kl< sederru tan
)
Denah
fondasi
d1leta
an
.
g
akan
ditentukan
tegangannya,
(3
d d ab fondast yan
tegangan pa a en I' karan Newn1ark.
berimpit dengan pusat mg
tertutup oleh denah fondasi,
(4) Dihitung jumlah elemen yang
misalnya n elen1en.
dihitung dengan mengda kedalaman z,
(5) Tambahan tegangan pa
gunakan persamaan:

tlcrz=n ql

dengan :
.
q = beban terbagi rata pada fondast
.
n =jumlah elemen yang tertutup denah fondasl.
.
I =faktor pengaruh. Untuk grafik yang dtbertkan dalam
contoh ini I= 0,005.
Cara Newmark cocok untuk fondasi dengan bentuk dan ukuran
sembarang, sejauh denah fondasi masih dapat digambarkan pada
diagramnya dengan skala yang memenuhi.

Contoh soal6.11:
Jika diketahui persamaan untuk beban terbagi rata berbentuk
lingkaran adalah seperti yang ditunjukkan dalam Persamaan ( 6.27),
gambarkan garis pengaruh lingkaran Newmark dan hitung besamya
tambahan tegangan vertikal di pusat berat (titik A) akibat beban
fondasi berukuran 3m x 3m yang mendukung beban terbagi rata q =
2
100 kN/m pada kedalaman 3 m.

skala:

I = 0,005

scm

Gambar C6.11.

Penyelesaian:

Untuk menggambar lingkaran Newmark, substitusikan nilai llazfq =


0,1; 0,2; 0,3; ... .dan seterusnya sampai 1, ke dalam Persamaan (6.27).
Dari sini dapat diperoleh nilai r/z. Jari-jari relatif, dapat ditentukan
dengan menganggap z = 1. Untuk sejumlah a lingkaran, maka tiap-tiap
lingkaran akan memberikan tegangan vertikal (1/a)crz Karena dalam
contoh ini a = 10, maka tiap lingkaran akan memberikan tegangan
vertikal (1/lO)q. Lingkaran-lingkaran yang telah digambarkan, dibagibagi dalam beberapa sektor dengan luas yang sama, yaitu dengan
menarik garis lewat pusat lingkaran dengan membuat sudut pusat yang
sama, misalnya diperoleh g sektor. Jika g diambil 20. maka akan
terdapat (g x a)=20 x 10 = 200 elemen atau 200 satuan pengaruh. Jadi.
tiap elemen akan memberikan ( l/200)q= 0,005q. Hitungan selanjutnya
ditunjukkan dalatn Tabel C6.7.
Untuk menggambarkan lingkaran Newmark. dapat dilakukan
dengan mengambil panjang skala AB tertentu. mi alnya AB = 4 cm.
Jari-jari tiap lingkaran diperoleh dengan n1engalikan jari-jari relatif

32

MEKANIKA TANAH 11

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

fF!t.J dt11gan 4 cm. Gamb

. . k an pengaruh dapat dilihat pada


ar dart hng ar,

(jaotlar C6.11.
Tabel C6.7

0,00
0.27
0,40
0.518
0,637
0,766
0,918
1,110
1,387
1,908

J ari-jari Iingkaran
(untuk AB= 4 c1n)
(cm)
0,00
1,08
1,60
2 08
2,54
3,064
3,672
4,440
5,54
7,632

00

00

Nomor
Iingkaran
1

-3
?

0.00
OJO
0.20
0,30

!la -

OAO

5
6
7
8
9

0.50
0.60
OJO
0.80
0,90
1.00

"

Jan-Jan
relatif r/z

Wester?aard memberikan pemecahan cara hitungan tambahan


tegangan dt sebuah titik di dalam tanah akibat beban titik di
pennukaan yang dinyatakan oleh persamaan-persamaan:

Llcrz=

~(1- 2J1)/(2- 2J.L)

Q
2

2nz [(1 - 2J1)/(2- 2J.L) + (r/ z) 2 ] 312

(6.28)

Untuk angka Poisson J..l = 0, maka Persamaan (6.28) menjadi:


(6.29)

Hitungan tambahan tegangan di bawah titik A, pada kedalaman 3 m


(atau ....300 cm) dilalllkan dengan memasang titik A pada pusat
lingkaran Newrnark. Karena panjang AB = 4 cm, sedangkan
kedalaman yang akan dihitung tambahan tegangannya 3 m, maka bila
fondasi berukuran 3 m x 3m (B x L), denah fondasi yang digambarkan
pada lingkaran Newmark akan berukuran (AB/z)B x (AB!z)L atau
(4/300) (300) cm x (4/300)(300) cm = 4 cm x 4 cm. Dari Gambar
C6.1l,dapat dihitung bahwa elemen yang tertutup oleh denah fondasi
berjumlah n = 66,4. Maka tambahan tegangan vertikal akibat beban
fondasi pada kedalaman z =3 m di titik A adalah
~Oz

tapi ~a.t. da~ massa tanah dianggap terletak pada ruang tertutup
sedermktan h1ngga regangan yang terjadi hanya dalam vertikal,
sedangkan r~g.angan arah lateral nol. Contoh dari kondisi lapisan tanah
yang sedemtkian a~alah tumpukan lapisan letnpung dan lapisan pasir
yang berselang-sehng. Teori Westergaard lebih cocok digunakan
untuk struktur tanah berlapis yang anisotropis. Hasil hitungan
teg?ngan. den~an cara We~tergaard memberikan nilai tegangan yang
leb1h kectl dan cara Bousstnesq. Dalam praktek cara Boussinesq Jebih
banyak digunakan.

= nq/
= 66,4 X 100 X 0,005

=33,2 kN/m

Persamaan (6.29) dapat dituliskan dalam bentuk:

O'z =

2 / W

dengan l w adalah faktor pengaruh yang merupakan fungsi dari nilai


r/z, yang nilai-nilainya dapat ditentukan dari Gambar 6.2. Besamya
tegangan vertikal menurut teori Westergaard, untuk beban-beban
terbagi rata berbentuk luasan bujur sangkar dan berbentuk memanjang
tak terhingga, dalam bentuk isobar tegangan vertikal. ditunjuk.kan
dalam Gambar 6.15. Isobar tegangan yang sama seperti faktor
pengaruh Boussinesq untuk fondasi empat persegi panjang. juga
dapat digambarkan dengan menggunakan teori Westergaard untuk
angka Poisson J.l = 0. diagramnya ditunjukkan dalam Gambar 6.16.
Pada Persamaan (6.28), jika

6.4 TEORI WESTERGAARD


. Dalam hitungan tegangan yang terjadi di dalam tanah menurut
teon Westergaard (1 938), massa tanah dianggap sebagai material yang
mendapat perkuatan dalam arah lateral oleh lapisan yang sangat tipis
34
MEKANIKA TANAH 11

a = l -2,u
2-2,u
VI. DISTAIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

(6.31)

... n dengan cara yang sa.ma sepeni cara

mengintegraslka
gan beban terbagt rata berbentuk
Ma ka den~an
...
maan tegan
k
k memperoleh persa .
dperoleh persamaan untu JOndasi
t
un u
. B ussmesq.
.
fingkaran dalam teon
d sebac.rai benkut:

Westergaar '
o
lingkaran menurut cnra

P er amaan (6.32) dapat dituJis dalam bentuk:

--(6.33)

I/2

a
1-

(6.32)

(r 17.) +a
2B

3B

48

38

Per amaan (6 33 d
d'
c.r
.
apat gunat.-"~n untuk menggambaran diagram
pe~t::)aruh cara ewmark_menurut teori '\Vestergaard, dengan angka
Po1ss~n tertentu. sepertJ yang dikerjakan juga pada persamaan
Bousstnesq. Contoh diagram pengaruh re\vmark pada penyelesaian
dengan cara Westergaard untuk 11 = 0, ditunju~hn daJam (;ambar

6.17.

1Ji

& 8 10

I I

c..t o.e o.s

m 8/2, n lh

m dan n dapat

ditub rkar.

~w~~~4~~-=:!==~rlo.12

Angka Poisson = 0

!B

108

mO 0

o.o1

o.m

o.<>4 o 06

o1

0.2

0.4

o.e

1.0

to

lii.Ji n

Gambar 6.15 Isobar tegangan vertiJ:al didasarkan teori Westergaard untuk


behan lerbagi rata berbentuk bujur sangkar dan berbentuk
lajur memanjang.

Gambar 6.16 Faktor penganth u1uuk tegangan t:enikal di ba"ah sudut


luasan beban Ierbagi ra1a berbentuk empat persegi panjan~
didasarkan teori n'estergaard (Duncall da/1 BuchJgOJU..
1976).

36
MEKANIKA TANAH 11

VI. DISTRIBUSI TEGA GAN Dl DALAM TANAH

37

akibat beban fondasi yang terpisah dihitu ng, hasilnya ditambahkan


untuk memperoleh perubahan tegangan totalnya.
Untuk hitungan penurunan di bawah fondasi yang kaku
se~purna, ta~bahan tegangan rata-rata di bawah fonda si dari pusat
tept sangat dtbutuhkan. Dalam Anali sis Boussinesq dan Westergaard.
un tuk mengubah tegangan pada pusat berat fondasi menjadi ni lai ratarata tegangan di bawah fondasi, dapat dilakukan dengan cara
tnengalikan hasi I hitungan tegangan vertikal di bawah pus at bcratnya
dengan suatu faktor koreksi yang diberikan oleh Shower (1962).
Nilail-nilai koreksi tersebut dapat dil ihat pada Tabel 6.1. Dalam tabel
ini , B adalah Iebar fondasi.
Tabel 6.1 Koreksi wztuk mengubalz tegangan pada pusat f ondast kaku
menjadi tegangan rata-rata (Sho wer, 1962)

Kedalaman

0-0,58
8
1,58

28
A

6.6

1 satuan

6
Faktor pengaruh = 0,005
~ = 0

Gambar 6.17 Diagram pengaruh Nel-1'111ark untuk tegangan vertikal


didasarkan teori Westergaard.

6.5 FAKTOR KOREKSI UNTUK MENGUBAH TE GANGAN


PADA PUSAT FONDASI MENJ ADI NILAI TEGANGAN
RATA-RATA
Seperti dapat dilihat pada grafik-grafik p engaruh tegang.a~
vertikal , tegangan vertikal menyebar kearah horisontal j auh melebtru
batas tepi fondasi. Tegangan pada sembarang titik di d alatn tanah
kadang-kadang harus dihitung dengan me rnperhatikan pengaruh
tegangan harus

METODE PENYEBARAN BEBAN 2V : lH

Bermacam-macrun cara telah digunakan untuk menghitung


tambahan tegangan ak.ibat beban fondasi. Semuanya menghasilkan
kesalahan bila nilai banding z/B bertambah. Salah satu cara
pendekatan kasar yang sangat sederhana untuk menghltung tambahan
tegangan akibat beban dipennukaan diusulkan oleh Boussinesq.
Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2 V: lH (2 Vertikal
dibanding 1 Horisontal). Dalam cara ini. dianggap beban fondasi Q
didukung oleh piramid yang mempunyai kemiringan sisi 2 V : lH
(Gambar 6.18).

beberapa beban fondasi yang berdekatan. Karena itu, dalam

Faktor Koreksi
0,85
0.90
0,95
1,0

Dengan cara pendekatan ini, nilai tambahan tegangan vertikal


dinyatakan oleh persamaan:

ra)

hitunga~

dig~nakan cara superposisi. Tegangan yang terj adt

Untukfondasi enzpat persegi panjang:


Llcrz =

akan .sama dengan JU~Iah aljabar dari tegangan tiap beban Y~~g
bekerJa. Dengan cara mi, hitungan tegangan pada sembarang uuk_
38

(L + z)(B + z)

VI. DISTAIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH

MEKANIKA TANAH ll

(6.3-f)

Jl)

(b ) Untuk fo ndasi lajur menuu~iang

atau

(6.35)

qLB

')

dcngan :
vcrtikal (kN/nf)
/lcr =tmnbahan tegangan r d'~s i (kN)
1
I . da dasar ton "
.,
Q = bcban tota P~ '
d dasar fondasi (kN/m-)
=be ban terbagt rata pa a . c.
=panjang fondasi (m)
_ lebar fondasi (tn)
.
B- : keda latnan dari dasar fondast ( rn)

. Cara ya~g satna dapat juga untuk menghi tung fondasi berbentuk
laJur mer~anJ ~ng Dalarn hat ini. bcntuk penyebaran beban yang
bcrupa ptramtd berubah mcnjadi bcntu k trapesiodal. Tambahan
tegangan verti kal pada fondasi lajur mcmanjang di nyatakan oleh:
/1cr7 =

qB

B+z

(6.36)

Jika lctak fondasi bcrdckatan, ad a ketnungkinan piramid pcnye-

...

baran tcgangan sating bcrpotongan. Untuk itu. besarnya tambahan


tcgangan vertikal total dipcroleh dcngan menjumlahkan tambahan
tegangan secara aljabar pada lokas i dimana penyebaran tegangan
berirnpit.

______I

Dalam menghitung besamya tegangan total yang terjadi dalam


tanah, setelah tegangan verti kal yang diperoleh dari persamaanpersamaan Boussinesq, Westergaard maupun dari teori penyebaran
be ban 2 V : lH diperoleh, hasiln ya masih harus ditambahkan dengan
tegangan ak.ibat beban tanah di kedalatnan yang ditinjau (yaitu
tekanan overburden). Hal ini perlu dimengerti, karena pada cara
elastis dianggap bahwa tanah yang mengalami pembebanan tidak
rnempunyai berat.

- ----+-,__!_...:L.L.....!..-l--l-~----1

~,'

',

~/

\
\

'

'
-L---------------------~
t

B+Z

Contoh soal 6.12:

',

''

II

/I

'' '

'

'
\

'/
I

\
\

'

,'

,'

\
\

'>

/1\

/
- ,_______________
/ /
-----. ------ . . . .....

(a) Hitung dan gan1barkan hubungan tegangan efektif dan kedalan1an

, /4. JC
V

untu k kondisi sebelum ada tin1bunan.

\\

L+ z

Tanah timbunan setebal 2 m dipadatkan pada area sangat luas


3
(Gambar C6.12). Berat volume basah tanah timbunan y = 21 kN/m
D i atas pennukaan tanah timbunan. diletakkan sebuah fondasi telapak
dengan ukuran 3 m x 3 m, yang mendukung beban 1000 k.N. Berat
3
volutne basah tanah asli adalah 16 kN!tn . Muka air tanah dianggap
terletak pada kedalaman tak terhingga.

~-

._
(b) Hitung dan gambarkan hubungan antara tambahan tegangan~

tegangan aldbat beban titnbunan dan fondasi .


Gambar 6.18 Penyebaran beban 2 V: 1H.

40

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN Dl DALAM TANAH


MEKANIKA TANAH 11

41

.
.
Hasi I hitungan dalam Tab 1
e C6:8 kemudtan dtgambarkan dalam
diagram distribusi te
C6.12
gangan, seperti yang ditunjuk.kan dalam Gambar

Penyelesaian : . .
ena air tanah sangat da1am, ma ka tegangan
(a) Dalan1 contoh tnl, kar
an efektif. Tegangan efektif dihitun
total sama dengan tegang
g
dcngan:
CJz

1000 kN

=Z Yb

Fondasi 3 m x 3m

. h . 111rungan persatnaan tersebut, menghasilkan


Gambar dan as1 1

c kt"f nol dipermukaan tanah ash dan kemudian


tcgangan cte J
(G
b

3m _.....

am ar C6.12)
(b) Karena area yang tertutup tanah timbunan sangat Juas~ maka
faktor pcngaruh distdbusi tambahan tegangan I = 1. Jadt untuk
2
timbunan berlaku /1crz = ql = hy(l) = 2 X 21 x (1) = 42 kN/m
Dengan h = tinggi timbunan.
Gambar dari tambahan tegangan vertikal akibat timbunan akan
memberikan tegangan nol di permukaan timbunan. Untuk menggambarkan distribusi tambahan tegangan akibat beban fondasi, maka
persatnaan distribusi tegangannya adalah:
bertambah secara Jinier dengan kedalamannya

O,Om
111 ' 1

Timbunan

I
I

82

-2 m

Akibat tanah asll

!1a1 = - - - - -

--t_,

I
Akibat bmbunan --+-~

(B + z)(L+ z)

I
I
I

1000

=---(3+ z)(3+ z)

'

Hubungan tambahan tegangan vertikal ak.ibat beban fondasi dengan


kedalaman dihitung dalam Tabel C6.8.

Ak1bat fondasi

Satuan tekanan dalam kN/m2

Tabel C6.8

(3+z)
3
4

z(m)

7
8
9
11

5
6

8
10

13

(3+z)(3+z)
9
16
25

36
49
64
81
121

169

flcrz (kN/m )
111,1
62,5
40,0
27,8
20,4
15,6
12,3
8,3
5,9

42
MEKANIKA TANAH 11

Gambar C6.12.

Contoh soal 6.13:


S~atu f~ndasi

berukuran 3 m x 3 m yang terletak dipeunukaan tanah


dtbebant sebesar 300 kN (Gambar C6.13). Gambarkan distribusi
tegangan vertikal pada pus at 1uasan fondasi dengan cara Boussinesq
dan cara penyebaran beban 2V: IH.

VI. DISTRIBUSI TEGANGAN 01 DALAM TANAH

43

TabeJ C6.9

Penl'ele
aian:

Q = 300 kN
~
~ . _ , 3 Ia.~ln1. .
3
q =:001(. x 3)- -
oan vertikal di pusat fondasi
bahan teQan~
d G
tam .
k.. . . ; obar teQangan pa a ambar
Dalan1 01 en~hitung
....
.
.
c::
di gun a an ...
de..n!!an cara Bcu. sme~q. . . d.J.hat pad a Tabel C6.9, sedangkan
...
j
t va dapat l 1
~ d .
se anJU n,., 30 oafl vert;kaJ'I oflk3bat
beban tOn ast pada
6....~,. Hitun2an
.__
a
ganlbar dari tarnbahan te~lihat pada Gambar C6.13.
kl?dalatnan tertentu dapat

l<:edalaman

4--

LOO

0.).. 4
0.34

5.0

1..67

0.16

5.3

0~016

6.0

2.00
2.50
3.33

0.12
0.08

4.0
2.7

0.05

1,7

0.012
0.009
0.006

zJB

0
1.0

0.90

2.0

0.33
0.67

3.0

7.5

300 kN

Cara 2\1: J H

!la= lq
.,
(JuN/1m-)
33.3
30.0
18.0
IL3

(m )

ll

Cara Boussinesq

10,0

'=

lJ( B +z)

0.111
0.063
0.040

0.028

fia=lq
2
(kN/m )
33.3
18.8
12.0

8.3
4.7
3.7
J -

-'
1.8

Fondasi 3 m x 3 m

6.7 PE NEBARAl TEGAl rGAN PADA TA 1 ..~H BERLAPIS


l .--- - 3 m _ __,

Distribusi tegangan yang telah dipelajari ada]ah untuk tanahtanah yang homogen akibat beban-beban dengan bentuk tenentu. Di
alam, tanah umumnya berlapis-Iapis dengan modulus elastis yang
berbeda-beda. Hal khusus yang sering dijumpai adalah lapisan ke.ras
yang berada di atas lapisan 1unak. seperti yang diperlihatkan dalam
Gambar 6.19. Bila di pennukaan
Beban terbagir.Jta
bekerja beban tertentu. pengaruh
:z
lingk.aran jarl-jaii 8
q (kN!m~ a
lapisan lebih keras di atas adalah
mereduksi konsentrasi te2an2:an
....
H
pada ranah di bav;ahnya. Bunnister
( l9-l3 1 meneliti hal tersebut untuk
Batas Japign
dua
atau
tiga
lapisan
tanah
fleksibeL

Lapisan tanah lunak.


yang kemudian dikembangkan oleh
. &
Fox (1948 . Bunnister (1958). Jones
(
1962)
dan
Peattie
~ 1962).
z

om
,
i

I
-2 m

Penyebaran 2V : 1H

1---- Teori Boussinesq

- 4 m

Dtstnbusl tegangan v ertikal

-6 m

Gambar 6.19 Beban terbagi rata

-8 m

berben1uk lingkaran pada dua fapisan


tanah

-10 m

Gambar C6.13.
44

MEKANIKA TANAH 11

Pengaruh reduksi konsentrasi tegangan akibat adanya lapisan


keras diperlihatkan pada G ambar 6.20. Da.lan1 gambar te~~
ditinjau untuk kasus luasan berbentuk lingkaran flekjbel deng~n .:lanjari B dan beban terbagi rata per .. atuan lua: \q) yang bekefJa pada
VI. DI STRIBUSI TEGANGAN 01 DALAM TA AH

san seperti pada Garnbar


dua 1apt '
d
terdiri dart .
tas adalah EJ, se ang yang di
lapisan tanah yang . tanah bagan a H adalah tebal lapisan bagian
1
s
eiastJS
E
.,
dan
6.19.. Mod u u E dengan 1> ., _ 8 Kurva 1/ E2 = 1 adalah sarna
bawahnya adala~O ~rlaku untuk.H - Datam Gambar 6.20 terlihat
6
atas. Gambar tuk teori Boussme;q. ntuk zJB tertentu berkurang
dengan kurv: ~lE :>1. nilai !i<Jz q dungan cara Boussinesq). Harus
bahwa untu 'k nt E1~., (dibandingkanb.le asumsi bahwa tidak ada
a
~
ngam 1

d~ngan kenai
b hwa cara 1111 me
dua lapisan (tnterface) . Cara
dun crat a
.d
pertemuan
1
.
o

an
pad
a
bt
ang
cangan
perkerasan
J
a
an
ra
ya.
pengge1mc.rr. . di akai pad a peran
Burmister 101 senng p
.)(JJq

0-4

0.

0.8

BAB VII

KONSOLIDASI

1 .0

0.2

7.1 PENDAHULUAN
i
I

Laplsan 1

zJB

_.._.._-

Bstss lsplsan
Lsplssn 2

3Lil~~--_J----~~
- --~----~

Gambar 6.20 Tegangan vertikal di bawah pusat lingkaran beban te~bagi


rata berbentuk Lingkaran pada dua lapisan tanah ( Burmzster,
1958).

Bila lapisan tanah jenuh berpermeabilitas rendah dibebani , maka


tekanan air pori di dalam tanah tersebut segera bertambah. Perbedaan
tekanan air pori pada lapisan tanah, berakibat air mengalir ke lapisan
tanah dengan tekanan air pori yang lebih rendah, yang diikuti
penurunan tanahnya. Karena penneabilitas tanah yang rendah, proses
inj membutuhkan waktu. Konsolidasi adalah proses berkurangnya
volume atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh
berpermeabilitas rendah akibat pembebanan. dimana prosesnya
dipengaruhi oleh kecepatan terperasnya air pori keluar dari rongga
tanah. Proses konsolidasi dapat diamati dengan pemasangan
piezometer, untuk mencatat perubahan tekanan air pori dengan
waktunya. Besamya penurunan dapat diukur dengan berpedoman pada
titik referensi ketinggian pada tempat tertentu .
7.2 ANALO G I KONSOLIDASI SATU DIMENSI

Beberapa usaha telah dilakukan untuk membandingkan basil


hitungan tegangan dengan hasil pengamatan secara langsung di
1apangan dengan menggunakan peralatan penelitian . Penyimpangan
hasil hitungan teori dan pengukuran di lapangan umumnya berkisar
diantara 20 sampai 30o/o (Das, 1983).

Mekanisme proses konsolidasi satu dimensi (one dinzensional


consolidation) dapat digambarkan dengan cara analisis seperti yang
ditunjukkan pada G ambar 7.1. Silinder berpiston yang berlubang dan
dihubungkan dengan pegas, diisi air sampai memenuhi volume
si tinder. Peg as dianggap bebas dari tegangan-tegangan dan tida~ ada
gesekan antara dinding silinder dengan tepi piston. Pegas meluktskan
tanah yang mudah mampat, sedangkan air dalam piston n1eluki kan
air pori dan lubang pada piston melukiskan keman1puan tanah dalam
meloloskan air atau perrneabilitas tanahnya.

46

VI I. KONSOLI DASI

6.8 KETEPATAN IDTUNGAN DISTRIBUSI


DENGAN TEORI ELASTIS

TEGANGAN

MEKANIKA TANAH ll

47

, disi dimana sistetn dalan-.


. kan 1\on
'''
k
la melu ts ' .k d ngan Iapisan tanah yang dalam
7
Gantbar
. dentt e
k
KondisJ uu J
,,den.
Alat
pengu
ur
tekanan
.
k . . etmbangan.
.
1 over1n
cs . batlo-an dcngan teka.n~td lletnpcrlihatkan tekanan htdrostatts
kesetm o
an stlln er t
ang dihubungkan de~g
tu di dalan1 tanah.
Y
.
da Jokast terten
sebesat u(, pa
llp

Ka1UP (p001

v/
air
(aft

pon1

Uo + llp

7.ld).. K~dudu.kan ini melukiskan tanah telah dalam kondisi


terdra1nast (drauzed) dan konsolidasi telah berakhir.

.
~ada sembaran~ .waktunya. tekanan yang terjadi pada pegas
tdenttk de~gan. kondJst tegangan efektif di dalam tanah. Sedangkan
tekan~n a1r dt dalam silinder identik dengan tekanan air pori.
Kenatkan tekanan tlp akibat beban yang diterapkan, identik dengan
tambahan tegangan normal yang bekerja. Gerakan piston
~enggamb~rkan perubahan volume tanah, dimana gerakan ini
dt~engaruht oleh kompresibilitas (kemudahmampatan) pegas, yaitu
eki valen dengan kompresibBitas tanah.

lJo

-t-Pegos
L-__::...--

(lanah)

L.-_.;:,...---'
(b)

(d)

(~

(8)

Gambar 7.1 Analogi pistoll dan peg as.

71b
tekanan
!:lp
dikerjakan
di
atas
piston
Dalam Gambar

.. k
V t rtutup Nan1un akibat tekanan tnt, ptston tetap
dengan postst 'atup e

.
tidak beraerak, karena air tidak dapat keluar dan tabung, sed~ngkan
air tidak dapat mampat. Pada kondisi ini, tekanan y~ng bekef]a pa~a
piston tidak dipindahkan ke pe~~s, tapi sepen.uhnya d1du~ung oleh arr.
Penoukur tekanan air dalam s1hnder menunjukkan kena1kan tekanan
seb:sar f:lu = flp, atau pembacaan tekanan sebesar uo+flp. Kenaikan
tekanan air pori (!:lu) tersebut disebut kelebihan tekanan air pori
(excess pore water pressure). Kondisi pada kedudukan ~atup V
tertutup ini melukiskan kondisi tak terdrainasi (undrained) d1 dalam
tanah.

Dalam Gambar 7.le, katup V telah dibuka, sehingga air dapa~


keluar lewat lubang pada piston dengan kecepatan yang dipengarulu
oleh luas lubang. Keluamya air menyebabkan piston bergerak ke
bawah, sehingga pegas secara berangsur-angsur mendukung beban
akibat !:lp. Pada setiap kenaikan tegangan yang didukung oleh pegas,
kelebihan tekanan air pori (t:lu) di dalam silinder berkurang.
Kedudukan ini melukiskan tanah sedang berkonsolidasi.
Akhimy~ pada suatu saat, tekanan air pori nol dan seluruh
tekanan tlp dJdukung oleh pegas dan piston tidak turun lagi (Gambar

48

Walaupun model piston dan pegas ini agak kasar. tetapi cukup
menggambarkan apa yang terjadi bila tanah kohesif jenuh di bebani di
laboratorium maupun di Iapangan.
Sebagai contoh nyata kejadian konsolidasi di lapangan dapat
dilihat pada Gambar 7.2. Di sini diperlihatkan suatu fondasi yang
dibangun di atas tanah lempung jenuh yang diapit oleh lapisan tanah
pasir dengan tinggi muka air tanah dibatas lapisan lempung sebelah
atas. Segera setelah pembebanan, lapisan lempung mengalami
kenaikan tegangan sebesar flp . Air pori di dalam lapisan lempung ini
dianggap dapat mengalir dengan baik ke lapisan pasir dan arah aliran
air hanya ke atas dan bawah saja. Dianggap pula bahwa besamya
tambahan tegangan flp sama di sembarang kedalaman lapisan
lempung.
Jalannya proses konsolidasi dapat diamati lewat pipa-pipa
piezometer yang dipasang di sepanjang kedalaman tanah lempung
(Gambar 7 .2b), sedemikian hingga tinggi air dalam pipa piezometer
menyatakan besarnya kelebihan tekanan air pori (excess pore water
pressure) di lokasi pipa dipasang.
Akibat tambahan tekanan tlp, yaitu segera setelah beban bekerja.
tinggi air dalam pipa piezometer naik setinggi h = tlplyw (atau terdapat
kenaikan tekanan air pori sebesar flp = hy,,) yang dinyatakan oleh
garis DE. Garis DE ini menyatakan distribusi kelebihan tekanan air
pori awal. Dalam waktu tertentu. tekanan air pori pada lapisan yang
lebih dekat dengan lapisan pasir lebih dulu berk.llrang. s~dangkan
tekanan air pori lapisan lempung di bagian tengah masth tetap.
Kedudukan ini ditunjukkan oleh kurva K 1 Dalan1 tahapan wak~u
sesudahnya, ketinggian air dalam pipa ditunjukkan dalan1 kurva 1<:..
VII . KONSOLIOASI

MEKANIKA TANAH ll

ipa piezometer
. r da Iam P
.
h
a tinggt at
k n rnuka atr tana
l
ang Ian .
k dudu a
.
Setelah waktu y
dengan e
l(edudukan gans
kedudukan yang bsax:~ (garis AC). lesai yaitu ketika
lum pembe an
}I'dasi telah se
,
be
se
ses konso
menunjuk~an pr~t.u) telah nol.
tekanan arr pon
Ap

.
' .
.
.
..
.
..
. .# ..
' ., . .. . ., . .' ..
.. :_, sz

..
-

:~ :\.

._

mencapai
awal saat
AC ini
kelebihan

tanlh

..___..
- _... --

'

_mu-- ...

--' ' ~ l..


t.. "",.,r.,
....
-'" .. . _,). t

P.*, ..,-,..
...

I .. 0

.. f

- . .

..,.

13U

.. .... .,
p. . ....: .. f ,. '
.""
,
" ... '...
.
. ,. .,. 'I.._.,

'If?~'::,
_.:__-t--;
~ . ; I :

,,

i'l lw

rn.a.l

= Ap

(b)

-'- .

.,..._

Pafr

... .... ......


....
"
'~

8
..

' : . . -

7.3 LEMPUNG NORMALLY CONSOLIDATED DAN OVERCONSOLIDATED


lstilah normally consolidated dan overconsolidated digunakan
untuk menggambarkan suatu sifat penting dari tanah lempung.
Lapisan tanah 1empung biasanya terjadi dari proses pengendapan.
Selama proses pengendapan, lempung mengalami konsolidasi atau
penurunan, akibat tekanan tanah yang berada di atasnya. Lapisanlapisan tanah yang berada di atas ini suatu ketika mungk.in kemudian
hilang ak.ibat proses alam. Hal ini berarti tanah lapisan bagian bawah
pada suatu saat dalam sejarah geologinya pemah mengalami
konsolidasi akibat dari tekanan yang lebih besar dari tekanan yang
bekerja sekarang. Tanah semacam ini disebut tanah overconsolidated
( OC) a tau terkonsolidasi berlebihan. Kondisi lain, bila tegangan
efektif yang bekerja pada suatu titik di dalam tanah pada waktu
sekarang merupakan tegangan maksimumnya (atau tanah tidak pemah
mengalami tekanan yang lebih besar dari tekanan pada waktu
sekarang), maka lempung disebut pada kondisi normally consolidated
(NC) atau terkonsolidasi normal.
Jadi, lempung pad a kondisi normally consolidated, bila tekanan
prakonsolidasi (preconsolidation presure) <Pc') sama dengan tek.anan
overburden efektif {p 0 ' ) . Sedang lempung pada kondisi
overconsolidated, jika tekanan prakonsolidasi lebih besar dari tekanan
overburden efektif yang ad a pada waktu sekarang (pc'>po '). Nilai
banding overconsolidation (Overconsolidation Ratio, OCR)
didefinisikan sebagai nilai banding tekanan prakonsolidasi terhadap
tegangan efektif yang ada, atau bila dinyatakan dalam persamaan:

Gambar 7.2 Reaksi tekanan air pori terhadap beban fondasi

(a) Fondasi pada tanah lempung jenuh.


(b) Diagram perubahan tekanan air pori terhadap waktu.

Pada awalnya, tiap kenaikan beban didukung sepenuhnya oleh


tekanan air pori, yaitu berupa kelebihan tekanan air pori (~u) yang
besamya sama dengan !lp. Dalam kondisi demikian tidak ada
perubahan tegangan efektif di dalam tanah. Setelah air pori sedikit
demi sedikit keluar dari rongga pori tanah lempung, secara berangsurangsur tanah mampat, dan beban perlahan-lahan ditransfer ke butiran
tanah, sehingga tegangan efektif bertambah. Akhirnya, kelebihan
tekanan air pori ~enjadi nol. Pada kondisi ini, tekanan air pori sama
dengan tekanan h1drostatis yang diakibatkan oleh air tanahnya.

50

Po

MEKANIKA TANAH ll

Tanah nornzally consolidated mempuyai nilai OCR = L dan tanah


overconsolidated hila mempunyai OCR > 1. Dapat ditemui pula. tanah
lempung mempunyai OCR<l. Dalam hal ini tanah ~~alah sedang
mengalami konsolidasi (underconsolidated). Kond1~1 ~ndercon
solidated dapat terjadi pada tanah-tanah yang baru saJ.a. ~~~ndap.kan
baik secara geologis maupun oleh manusia. Dalam kondtstt~t~ lapt an
lempung belum mengalami keseimbangan akibat be~n dt ata nya.

VII. KONSOLIDASI

(7 .1)

OCR= Pc

disi
underconsolidated,
k
lam
on
d
a
. kur a
d
ir ori Ill
idrostattsny .
.
b h n tegangan efekttf, tanah
Jika tekanan a PI ,bih tekanan h
kan me e;;
eru a a

tekanannya a
. bahwa akibat P . bahaan tegangan efekttf tni ,
Telah disebutkan o!idated. Peru
an total, atau perubahan
d' 0 vercons
h tegang
.
dapat menJa. t adanva peruba an terkonsolidasi sebenarnya ttdak
.an tanah. yangg senng
. diperkirakan. Perubahan
misalnya .aktbat Lapts,
0
tekanan atr P? . bang sepertt yan
k"n tnasih berlangsung pada
disi setm
t mung I
k
k
dalam on
k k (creep) sanga
r ditnana pennu aan tanah
volume clan ra;gD:larn Japisan tanah ~s ~in didapatkan. Tetapi kalau
tanah terseb.u t 1 kese 1 mbang~~ mu . g kak dan perubahan volume
tersebut honson a . I aanya mtnng, tang
tanah tersebut pennu
. r..a
.
mungkin masih terJadt.

Penelitian Leonard ( 1962) menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh


jika penambahan beban adalah dua kali beban sebelumnya. dengan
2
urutan besar beban: 0,25; 0,50; 1;2; 4; 8; 16 kg/cm Untuk tiap
penambahan beban, deformasi dan waktu dicatat, kemudian diplot
pada grafik semi Jogarittnis. Gambar 7.4 memperJihatkan sifat khusus
dari grafik hubungan antara penurunan (6.H) dan logaritma waktu (log
l ).

Kurva bagian atas (kedudukan 1), merupakan bagian dari


kompresi awal yang disebabkan oleh pembebanan awal dari benda uji.
Bagian garis lurus (kedudukan 2), menunjukkan proses konsolldasi
prinzer. Bagian garis lurus terendah (kedudukan 3), menunjukkan
proses konsolidasi sekunder.

dmens
I one
1
Uji konsolidast satu
dengan alat oedonzeter atau
.
biasanya dilakukan di lakboratot.rstu~at ini dilihatkan pada Gambar
1
G
mbar
s
ema
d
h
t
konsolidometer. a
kil' lemen tanah yang mu a rnampa
g
1newa
I e

k
h
7.3. Contoh tana yan
. r d'ki
dimasukkan
secara
hatlatt
e
1 1
tanah yang dtse d b, ah dan benda uji dibatasi oleh
Pada Iapisan
.
.
.
B
.
n
atas
an
aw
dalam cmcin besL agia
batu tembus air (porous stone).

kedudukan 1 (Kompreat awal)

- -- - - -

. . ...
.

. ..

..

Pelat beban
,

..

"

.
Balu tembus &r

..

. ..

..

.
..

Waktu ~ (tkall log)


":"'

air

..

Cincln besi

'

Untuk tiap penambahan beban selama pengujian. tegangan y~ng


terjadi adalah berupa tegangan efektif. Bila berat jenis tanah (s~ecific
gravity), dimensi awal dan penurunan pada tiap pe~bebanan dtcatat.
maka nilai angka pori e dapat diperoleh. SelanJutnya. hubu~g~
tegangan efektif dan angka pori (e) dip lot pad a grafik semt logantnus
(Gambar 7.5).

Conloh tanah

"'

:
:

: ~

Batu tembus air


f#

..

.:

..

Gambar 7.4 Sifat khusus g rafik hubungan llH atau e terhadap log t.

. . ... lit

Gambar 7.3 Gambar skema alat uji konsolidasi.

Beban P diterapkan di atas benda uji, dan penurunan diukur


dengan arloji pembacaan (dial gauge). Umumn ya, beban diterapk~n
dalam periode 24 jam, dengan benda uji selalu terendam atr.
Penambahan beban secara periodik diterapkan pada contoh tanah~
52

MEKANIKA TANAH ll

VII. KONSOLIDASI

53

2,6

Koefisien perubalwn volume (m,.) didefinisikan sebagai


perubahan volume persatuan penambahan tegangan efektif. Satuan
dari m,. adalah kebalikan dari tekanan (cm2/kg. m2/kN). Perubahan
volume dinyatakan dengan perubahan ketebalan atau angka pori. Jika
terjadi kenaikan tegangan efektif dari p 1 ' ke p 2 ' maka angka pori akan
berkurang dari e, dan ke e2 (Gambar 7.7b) dengan perubahan tebal

2,4

2.2

,,
1-

4)

1\

c:

0
0.

ctS

.::

_llo

--...- N

18
'

er= 1,

01

<(

flH.

1,6

J
""
--..
!""'~'---...

!
eF
1,
.?:..~--- ---~

1.4 .

..

Perubahan volume == V1 -V2

j '

II

'
l,

p....

100

75

50

...

p (kN/m..)

(a}
0

-::r:

<l

10

~
0

5:
c

"

ffiv

avflP 1

= ___;__
1 + e1 flp

CJ)

ctS

Subsitusi Persamaan (7.5a) ke Persamaan (7.4) diperoleh:


a
1.!:lp
Perubahaan volume == - 1+ e1

Karena n~. adalah perubahan volume per satuan penambahan


tegangan, maka:

c:tl

15

CJ)

Q)

a:

1\

20
JH. 1-1

25

(7. 5a)

I'

pr 25

e t - e2
== --.;;;_
1 + e1

f'.....

1,2

== ---.;;.-~ (karena luas contoh tetap)


HI

vt

!::a

"

Hl -H2

av

(7.5b)

1 + e1

Nilai nz" untuk tanah tertentu tidak konstan. tetapi tergantung dari

1~
I :\

besamya tegangan yang ditinjau.

Contoh soal 7.1:

11

30

~Hr21r"

" I

35

! I ----'
'
I

40
0

Pl'

:~
l

'"

'

~~

'

25

Diketahui data dari kurva uji konsolidasi seperti yang diperlihatk~


dalam Gambar 7.7. Hitunglah a~ dan n1~ untuk kenaikan tegangan dan
20 sampai 40 kN/m1.

!'--..

1"---

!
'
Pl'

50

75

100

Penyelesaian :

p (kN/m2 )

Dari Gambar 7.7a diperoleh hubungan angka pori dan tegangan.


2
Untuk p 1 ' = 20 kN/m e1 = 1.77
.

(b)

Gambar 7.7 Hasil uji konsolidasi

(a) Grafik angka pori vs. tegangan efektif (e vs. p ')


(b) Grafik regangan vs. tegangan efektif (L1H IH vs. p ')

56

MEKANIKA TANAH ll

')

p 2 ' = 40 kN/m-.
VII . KONSOLIDASI

e2 =

1.47.

Jadi,

Tebal contoh pada kondisi akhir ini, H 1 = 19,250 mm (Tabel C7.1)


Angka pori pada awal pengujian e0 = e1 + !:,.e

1
77
1,4~0
015
m2
/kN
e
,
- ,
et - 2 ::::?0
av == P2' fJ '
40 - ...
I

Pada umumnya, hubungan antara 11e dan t:,.H dapat dinyatakan oleh:
!:le _ 1+ e0
l:lH
H

Dari Gambar 7.7b,


,
kNI 2 l:lH/ ff ::: 0,24
Untuk P1 == 20
m'
2 t1HIH::: 0,3 1
P2' == 40 kN/In ,

m,.

==

0,3 1- 0~24 ::: 0,0035


40- 20

1+ e1 +!:le
H

-----

(1)

M/= 20 - 19,25 = 0,75 mm

11e
1,662 + 11e
=---0,75
20

2
ITI fkN

!:le= 0,065

eo = 0,662 + 0,065 = 0,727

Contoh soa/ 7.2:


. 1Uh diperoleh data pada Tabel
Hasil uji konsolidasi pada leinpung jet
C7.1.

Dari persamaan (1):


!:le = 1 + e0 = 1,727 =

Ta beI C71

Tegangan (p ')
2
(kN/m )
0
50
100
200
400
800
0,00

Tebal contoh setelah


berkonsolidasi (mm)
20,000
19,649
19,519
19,348
19, 151
18,950
19,250

till

20

0 0864
'

11e = 0,0864 M1

Persamaan ini digunakan untuk menentukan angka pori pada tiap


periode pembebanan (Tabel C7.2).

"

0,74
0,72

<1>

""

0,7

['-..

"

c:

Pada akhir pengujian, setelah contoh tidak dibebani selama 24 jam,


diukur kadar aimya 24,5 % dan berat jenis tanah Gs = 2,70.
Gambarkan hubungan angka pori vs. tegangan efektifnya, dan
tentukan koefisien pelnampatan (av) dan koefisien perubahan volume
2
(m..) pada tegangan 250 kN/m sampai 350 kN/m2.

Q.

ctJ

..!11:

___
D.665

C)

t:
<(

"

0 68
~:..

0,66

-- - -

--~ ""'""' . 1--

0,658

0,64

1"---t--r-

------- i''
I

'
I
I

10

58
MEKANIKA TANAH 11

100

p' (kN/m

Maka, angka pori saat akhir pengujian: e1 =0,254 x 2,70 = 0;662


VII. KONSOLIDASI

1\

'

r-..
.

I
I
I

0,62

Pada contoh tanah jenuh berlaku hubungan, e = wGs

I
I
I

'
'l '
I

Penyelesaio.n.

~~

250350
2

1000

Gambar C7.1

59

sensitivitas rendah sampa

Tabel C7.2

M!

Tegangan (p ')
(kN/m-)
'

(nun)

20.000
!9.649
19.519

50

lOO
200

19.3~8

19.151
18.950
19.250

400
800
0,00

6.e

0:000
0.030

0.727
0.697
0.685
0.671
0,653
0.636
0,662

se ang dengan kesalahan 30% (persamaan


lgunakan untuk sensitifitas Jebih besar dari 4).

ini sebaiknya tidak d . .

.
Terzagh1 dan Peck j u a

(mn1)

0.00
0.351
0.481
0. 6'"'"
)_
0.849
1.050
0.750

0.0-+2
0,056
0.073
0.091
0,065

tanah lempung dibentuk kg bmel~gusulkan hubungan yang sama untuk


em a 1 (ren1olded ):

Cr =0.007 (LL- 10)

(7.8)

, dapat dilihat pada Gambar C7.1.

Grafik hubungan e - log P


Dari grafik tersebut
pada PI' =250 L~/m2. el =0.665
P 2' =350 k.~/m~. e2 =0.658
a = !1e
' tip

... ------ -----------~

I
I
I

I
I

=0.665- 0.658 =O.OOOO? m2/kN

350 - 250

-------------------'--------.....
I
I

I
I
'

p, ,

0.00007 _ Q fVVVH? 2/kN


m,.=
- .vvvv-t- m
l + e1
1.665
Q1

lndeks pemanzpatan atau inaeks kornpresi (Cc), adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e-log p '. Untuk dua titik yang terletak
pada bagian lurus dari grafik dalam Gambar 7.8, nilai Cc dinyatakan
oJeh persamaan:

tie =
el - e2
el - e 2
~log p' log Pz '-log PI'- log(p2, I PI')

(7.6)

Dari penelitian, untuk tanah nonnally consolidated Terzaghi dan Peck


( 1967) mengusu] kan nilai c(' sebagai beri kut :
,

Cr= 0,009 (LL-10)

p' , . . . k:lg)

Gambar 7.8 lndeks pemampatan Cr-

7.5.2 lndeks Pemampatan (Cc) (Compression Index)

c( =

(7.7)

Beberapa nilai Cc yang didasarkan pada si fat -sifat tanah pada


tempat-tempat tertentu yang diberikan oleh Azzouz dkk. (1976)
sebagai berikut:

Cc = 0,01

lVN

(untuk lempung Chicago)

(7.9)

Cc = 0,0046(LL- 9)(untuk lempung Brasilia)

(7.10)

Cc = 0,208eo + 0,0083 (untuk lempung Chicago)

(7.ll)

Cr = 0.0115

(7.12)

lVN

(untuk tanah organik, gambut)

dengan lVN adalah kadar air asli di lapangan dalam (%) dan e0 adalah
angka pori.

Contolz soal 7.3:

dengan LL adalah batas


cair (/iquit linzit). Persamaan ini dapat
digunakan untuk tanah
lempung anorganik yang mempunyai

Dengan melihat basil uji konsolidasi Gambar C7.1. tentukan nilai C('
laboratorium tanah tersebut.

60

VIr . KONSOLIDASI
MEKANIKA TANAH 11

Penyelesaian:

. Prosedur untuk menentukan tekanan prakonsolidasi (Pc') yang


d1usulkan o]eh Casagrande ( 1936) ada1ah sebagai berikut:

um (Gambar C7.1) mendekati


l" di laboraton

Kurva pemampatan ~~ k1~/m2.


1inier dari 100 sampa~
640
_ e, 0.682- 0. -=0;055
eJ
- ==00
cc == p, ' I . -6
log -,
og 100
Pt

1)

2)

b li (C,) (Reco1npression Index)

,.

d ks Pemampatan Kem a
7.5.3 In e
,. bali atau indeks rekompresi (C,) adalah
Indeks pemampatan kem beban dan pembebanan kembali pada
kemiringan d~ri 1--ur:a pei~::;~S definisi c, adalah (lihat pada bagian
!fafik e-log p Dan Gam
~:urva pelepasan beban) :

3)
4)
5)

Pi.li~lah berdasa: . pandangan mata satu

titik yang berjari-jari

~J~tmum (atau tJtJk pada puncak kurva) pada kurva konsolidasi


(tJtik A daJam Gambar 7.9).
Gambarkan garis horisontal melalui titik A (sejajar absis).
Gambarkan garis singgung pada kurva lewat titik A.
Bagi dua sudut yang dibuat oleh butir (2) dan (3).

Perpanjang b~gian ~urus dari kurva pemampatan asli sampai


:n~motong gans bag1 sudut butir (4). Titik potong dari dua garis
101 adalah tekanan prakonsolidasi (p c'). yaitu titik B dari Gambar
7.9.

(7 .13)

I
I

Contoh soal 7.4:


Dari hasil pengujian pada Gambar C7.1. tentukan besamya Cr.

I
I

'
I
I

Penyelesaian:

Perkiraan kemiringan kurva pelepasan beban dapat didekati dengan


mengambil koordinat-koordinat dua titik pada k:urva tersebut.
Pada e1 =0.636: p/
e2 =

.,

=800 Id r/m..

0.662; p/= 10 kN/m

Gambar 7.9 Cara ntenentukan pc' fCasagrande, 1936).

7.7 PENGARUH GANGGUAN BE~l)A l.JJI PADA

Cr = fie = et - e2
= 0,636-0,662 = O
013
fl.logp' 1og(p 2 '1 p 1') log(l0/800)
'

7.6 TEKANA.. PRAKO.SSOLIDASI (pc') (PRECONSOLIDA


TIOlv PRESSURE)

Terdapat beberapa cara untuk menentukan nilai tekanan


prakonsolidasi (p ') Cara yan
1' b
.
,.
g pa 1ng anyak dtgunakan adalah cara
Casagrande (1936) yat
d
fik
1
,
u engan menggunakan gambar gra I
hubungan e-Log p (Gambar 7.9)
62

GRAFIK e-log p'


Kondisi tanah yang mengalami pembebanan sepeni yang
ditunjukkan dalam grafik e-log p' yang diperoleh dari laboratorium.
tidak sama dengan kondisi pembebanan tanah asli ketika berada di
lapangan. Beda reaksi terhadap beban antara benda uji di laboratorium
dan di lapangan adalah karena adanya gangguan tanah benda uji (soil
disturbance) selarna persiapan uji konsolidasi. Karena dibutuhlan
untuk mengetahui hubungan angka pori-tegangan efektif pada kondi i
asli di lapangan, maka diperlukan koreksi terhadap hasil pengujian di
laboratorium.

MEKANIKA TANAH 11

VII . KONSOLIDASI

. . kan sebagai berikut:


.. dpat dtterang
C1angguan benda UJI '
d' engaruhi oleh tegangan efektiftanah tp
, K ' (d
Di Iapangan. eleJnen ektif horisontal a\ == oO':.
.engan K,
.k 1 a dan tcgangan c[i
diam).
Umumnya
Ko
ttdak
sama
vertt a
1 tcral tana11
//
z
cfisicn
tckanan
a
k
lempung
nonna
y
conso
tdated
ko
I
adaIa 1
d .1 1 untu
.
1 yaitu k.urang at
I'd ted (slightly overconso!tdated) dan
dc no-an
e
'
I
'}rconso I a
I b'l
(/
atau scdikit nonllal y ove terkonsolidasi sanga~ bcr ~ t 1an leavily
lcbih dari l untuk lem~ung
h tanah dian1btl dan dalatn tanah

d) Kcttka canto
11 Iatera 1dt
overconsolldate
k k g luar atau tckanan tana
tckanan
e
an
)
h'
b
dcngan pengc oran,
(
.
a/
co
pressure
llang
11 'ining
ah
e.,
,
teJn
LJ'

sckelili ng contoI1 ta~ h t lah diambil dari dalam tanah untuk


Keccnderungan tanah Je~u se e tekanan keliling, ditahan oleh
k ena htlangnya
.
mengembang at
.
or1 negatif akibat tekanan kaptler
tekanan atr P

b
bcrken1 angny~
.
d
t'1dak keluar dari larutan air, volume
il/arv tensron ). 1tka u ara
~ k 'f ( ')
(
cap
:
b b h dan tegangan kekang e1e tt 0:\ sama
contoh ttdak akan eru a
d
dengan besanlya tekanan air pori (-u). Dalam kon ISI Jni,
O'z,

= O'x' =-u

.k
1

b
d'
a
'/IT
'
berubah
dengan
perubahan
yang
tergantung
J 1 a, m at an tng , v z
pa da m1 at Km regangan yang ditimbulkan menyebabkan kerusakan

benda uji, atau benda uji menjadi terganggu. Pengaruh tnt telah
diselidiki oleh Skempton dan Sowa (1963), Ladd dan Lambe (196~),
dan Ladd ( 1964). Pengaruh dari pengambilan contoh tanah, dan latnlain pengaruh kerusakan benda uji ditunjukkan dalam Gambar 7 .lOa
dan 7.10b.
Pada Gambar 7.10a, ditunjukkan sejarah pembebanan dari tanah
lempung nonnally consolidated. Kurva pemampatan asli diperlihatkan
sebagai garis penuh AB, yang menggambarkan kondisi asli di
Japangan, dengan Po' = p/ . Jika misalnya beban bertambah, maka
lapisan tanah akan men galami perubahan angka pori (e) menurut garis
patah-patah BE, yaitu perpanjangan kurva pemampatan asli di
Japangan. Akan tetapi, akibat tanah diambil dari kedalaman tertentu di
dalam tanah untuk diuji di laboratorium, tekanan konsolidasi efektif
benda u~~ m.enjadi .berkurang, walaupun angka pori relatif tetap. Ketika
benda. UJt dt~~ant kembali di laboratorium, kurva konsolidasi adalah
sepertJ kondtst yang ditunjukkan oleh kurva laboratorium CD
(Gambar 7.10a).
64

Pad a lcrnpung ove.rron.\olidated ((;ambar 7.1 Ob). sejarah


tc~angan saat ta~ah _berada dt lapangan ditunjukkan oleh kurva AB.

ya1tu ku~va _asl t d1 lapangan sarnpai ke titik dirnana tekanan


p~akonsoltdast (p, ') tercapai . Scsudah itu. karcna scsuatu hal tcrjadi
clJwak~u latnpau .. tanah rjj atasnya terbong.kar dan beban bcrkurang
K.urva garis pcnuh BC
sa mpat J~cncapa1 tckanan overburden (p
tnempcrhhat Kan h~bungan e log p' dt lapangan sclarna pengurangan
bebannya. Btla m1salnya beban di lapangan bcrtambah, n1aka kurva
akan mcngikuti kurva pemarnpalan kernbali yang berupa garis patahpatah C'B; yang hila bcban bertambah hingga Jnclan1paui tckanan
prakonsolidasi, kurva akan terus kc bawah mcngikuti pclurusan dari
kurva pctnampatan asli di lapan!!an (bagian BF). 13ila tanah pada
kedudukan titik C, kemudian contoh tanah diambil untuk diuji di
laboratorium, maka tckanan cfektif akan tercduksi pada angka pori
rclatif konstan, yang bila kemudian tanah diuji, maka kurvanya akan
Jnengikuti garis pcnuh DE (Gambar 7.10b). Penambahan derajat
gangguan benda uji, mcngakibatkan kurva Jaboratorium akan
cenderung bergeser Jebih ke kiri.
0

7.8 KOREKSI INDEKS PEMAMPATAN (C,) PADA GRAFIK

e-logp'
Akibat pengaruh persiapan pengujian, tanah benda uji yang akan
digunakan dalam uj1 konsolidasi akan sediklt terganggu. Kerusakan
benda uji menghasilkan pengurangan kemiringan dari garis
pemampatan ( Cr) asli di lapangan. Karena itu dapat diharapkan bahwa
kemiringan garis yang menunjukkan kompresi asli di lapangan akan
sedikit lebih besar dari garis Cc yang diperoleh dalam pengujian
Iaboratori urn.
Penggambaran kurva asli di lapangan secara pendekatan dapat
diperoleh dengan cara yang diusulkan oleh Schmertman~ ( 195~)- Pada
cara ini <raris kemiringan C, hasil pengujian laboratonum d1anggap
' b

memotong garis asli lapangan pada nilai banding pon e yang


mendekati 0,42 kali nilai banding pori awalnya (eo).
Pada lempung nonnally consolidated, dimana Po'= Pr '. ~emi
ringan kurva pemampatan asli lapangan dapat dibuat menurut gar~~ AB
(Gambar 7.11a). Titik A mempunyai koordinat .Pn' dan ~o' dan tttt~ .~
adalah titik pada garis Cc hasil uji laboratonum. yattu pada ttttk
dimana nilai e-nya = 0,42eo.
VII. KONSOLIDASI

MEKANIKA TANAH 11

' ).

~~

I/~d~
r

o I

..

I'

'

s\

''\

t<ur... <.'!

v~

[
l

I
I
I
I

I
I

~E

I
I
__ .....,. ___ ..J ____ ...,. _ _s

o """e.
~

~ E -.....;~::::~:::

.,.,
m~c~

L - - - - - - L . -_ _ _ _ _

P ~ ~

A.' A:'

~-

Il

C.42'

AC HED

~\-_-

L
I

::1-------:, ----:-Po'

A.'

Gambar 7.11 KunYl asli di /(lpan all.

G . 1J .. ~lP
1r R
PRAK{Jl 1SOLJD SI Pc)

7.Q F1\KTOR"F KTOR


D

c.:'

1' .:\.

p {tbla log)

(b)

Gambar 7.10 Pfngaruh ganggllDll contoh pada ~lln'a petnarnpatan


(a) Lt::mptmg nurm.zl!y consolid,zr~d (b) Lanpung O\'erconsol idau:d.

Pada len1pung Ol'erc(lnsolidated. kun a a li lapangan ditentukan


dengan lebih dulu menentukan titik .-\ (pada koordinnt Po dan t\ )
(Gantbar 7.l~b). ~urYa pembebanan kembali di lapangan didekati
dengan menank gans .-\C .. ejajar dengan ketniringan utnma dari kun a
~n~beban~n kemba~i C. hasil labonltorium, .. edangk.an kcn1iringan
~u.~ a ~nlllnlp~tan C, dapal dibutlt dengan menarik. garis BC. ditnana
uuk B adalah tttk pada kurva laboratoriunl \d
,.
. l) 1 e JJn
c d I h
P~ d nngl\...l pou .~- ,,
a. a a ~rpo~on~an kurva pcn1bebanan k~n1buli di lap~ngan dengan
guns verukal dttank lewat pc'.
...
66
MEKAN1KA TANAH ll

. ~A l.

TE '

YJ~

I PEl 1E -

Tclah d!pelajari bah\\'U pengaruh ga 1ggu n ont h benda uji (~oil


disturbnnct) men) cbJb~an ' urva perm n1patan sli n1enjudi berg~ser
k.e kiri, sehingg~l ttkan,ul prakonsolida~i juga berg er ke kiri utau
n1enjadi berk.urang. ytmg diikuti olch pengurangan ungka pori (utau
re~angan bertanlb~) p. ld.l .. en1baran_ kg ngan yang ditinjau.
~on ek.uensinya keminngan k.-urva padu tcgangun lehih kecil dari
tekunan prak.on 'Olida. . i flc ~uau C.) bertan1bah. an kemiringan i.airva
pada tegangnn lebih be , .tr p(' a tau C,~) ocr urang. Gangguan c ntoh
benda uji banyak. teijudi padu .1enis l~mpun; ~n .- H tf.
Pada nji ~ons ltdJ 1 ""-ring digunak'1ln istilah UR (Load
lncrtnu.:nt Rarit. ). yaitu rasio ~n,lnlbJhan be ban ~ ang di terapkan
pada ' U:lt pengujian {.c nt'- hnya prc sedur d h~n1 ,-\ST\1 D--43: . UR
didefini -rk.an sehag.1i. t.1n1bahan tegangan diNgi dengan leg n;an U\\ al
.; ebehu11 be ban di t'tupk.an. at ..1u

L!R = !lf:
f.

(7.14
t

dengan ~l adalah t n1b~than tegangan J ..1n 1 i..llth tegan.an s belunun ~L Bil,l lJR = l. n1.1~.1 ran1~~1hun ~~!Hl y n; dit~rJp an u alah -

k.Jli lx: ban sL-~ hlnln\ ..1


~

VII KONSOLIQASI

------------------------~
'

a pada leinpung sensitif, jika


W
I
1
kkan ba
h
Pengalaman menunJUerubahan tegangan atau pengaru getaran

d.
sedikit
pengaruh
P
d
t's
struktur
tanah.
Untuk
lempung
,
terJa 1
h ecara ras t


maka dapat tnenguba s in tidak dapat membe~Ikan nt1at p( secara

sensitif ini, LIR. == 1 munf~rang dari 1 sering dtgunakan. Pengaruh


tepat. Karena ttu, LIR
t 11 pada grafik petnampatan dapat
1gguan con o
dan Gantbar 7.12b.
variasi LIR dan gat
dilihat pada Gambar 712a

IA,'
l

Po'

Kurva aali di I~

' , (

Kurva laboratoriun
~ ~ ~X pada LIR rendah

KtJva aal dl lapenoan

\ ' \ Kurva laboratonum

t<urve laborltorium pedl

Faktor lain yang mempengaruhi nilai Pc' adalah lamanya waktu


penambahan beban. Crawford (1964) mengamati pengaruh waktu
selang penambahan beban terhadap kurva pemampatan yang hasilnya
dapat dilihat pada Gambar 7.12c. Pengujian dilakukan dengan
pemberian LIR tetap sama dengan 1, akan tetapi lama pembebanan
divariasikan. Dari Gambar 7.12c. dapat dilihat bahwa jika lama
pembebanan ditambah, kurva pemampatan akan bergeser ke kiri. Hal
ini berarti bahwa untuk suatu tegangan (p ') yang diterapkan, nilai
angka pori pada akhir peristiwa konsolidasi akan berkurang, bila
selang waktu penambahan beban bertambah. Pada penambahan Jama
waktu pembebanan, nilai Pc' berkurang, atau Pc' bertambah dengan
pengurangan lama waktu pembebanan.

\ \ dengan LJR 1

contoh ber1culliiiS tJnggi

7.10 HITUNGAN PENURUNAN KONSOLIDASI

llbolalofUn peda
CX)(Jeot\ beM*ha tendah
KUM

p' (lkala log)

(b)

p' ,....,. log)

A/ Pc' Po'

t ~ (walclu yang
dibutuhkan untuk
~al primer 11lesal)

Ditinjau lapisan tanah lempung jenuh dengan tebal H. Akibat


adanya beban yang bekerja, lapisan tanah menerima tambahan
tegangan sebesar 6p. Dianggap regangan arah lateral nol. Pada akhir
konsolidasi, terdapat tambahan tegangan efektif vertikal sebesar (!lp).
Sebagai akibat penambahan tegangan dari po' ke P1' (dengan P1' = po'
+ !lp) terjadi pengurangan angka pori dari e0 ke eJ. Pengurangan
volume persatuan volume lempung dinyatakan oleh persamaan angka
pori sebagai berikut:

L\V

- -V

(c)

fJ'

(akala log)

Gambar 7.12 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan Pc'


(a) Pengaruh gangguan contoh
(b) Pengaruh rasio penambahan beban (LIR) (Brumund,
Jonas dan Ladd, 1976)
(c) Pengaruh selang waktu penambahan beban (Crawford,
1964)

e0 -e1
L1e
= ___;_,__ = - H
1 +e0

L1H

dengan:
V =volume awal
H = teballapisan tanah awal
tl V= perubahan volume
t:Ji = perubahan tebal
e0 = angka pori awal
e1 = angka pori pada perubahan volume tertentu
de := peru bahan angka pori
Karena regangan lateral nol, pengurangan volume per ~olume satuan
sama dengan pengurangan tebal persatuan tebalnya, yattu penu~nan
persatuan ketinggian atau panjangnya. Besamya penurunan lapt an
tanah setebal dh dapat dinyatakan dalam persamaan:
VII. KONSOLIDASI

68

(7.15)

MEKANIKA TANAH ll

(7 .16)

Bila didefinisikan:
'

il

Pt = Po +up

(7 .17)

(a) Penurunan untuk lempung normally consolidated (pc' = po')


dengan tegangan efektif sebesar Pt ',

= f1l ,, 6p dh

(7. j 8)

k nsolidasi primer total atau ultimit.


denoan S ada1ah penurunan o
o
t

ah den oan tcbal H :


Untuk penurunan lapisan tan
o
/1

s(' = I 111 ~~ ~P dh

sr =ccl + eo log Po'

pr!mer total d1nyatakan oleh persamaan yang bergantung nilai


PI '

(7 .19)

1. Biia, p/< pc'


H
S r = Cr
log Pl

.
d
,\
d'ancroap
sama
pada
sembarang
kedalaman
tanah,
Jtka 111, an up 1 b b
.
.
.
1
mJka diperoleh persamaan penurunan konsohdast pnmer tota :

l+eo

(7.20)

2.

Bila akan menghitung besarnya penurunan konsolidasi dengan


menoounakan nilai 1n,. dan 11p, maka pada sembarang kedalaman
lapis~~ yang ditinjau nilai keduanya di.tentukan,. dan penuru~an
dihitung dengan menambahkan secara alJabar dan penurunan tJap
Japisan. Ni1ai tarnbahan tegangan ~p dapat ditentukan dengan
memperhatikan distribusi tegangan akibat beban fondasi pada setiap
Iapisan yang ditinjau. Penurunan konsolidasi primer t0tal adalah
jumlah dari penurunan tiap lapisannya, yaitu:
(7.21)

Persamaan konsolidasi dengan menggunakan grafik e-log p'


ada1ah sebagai berikut ini.
Pada Persamaan (7.15), bila till= Se. maka dapat dibuat persamaan
urn urn:

70

Po

log Pc + C
log Pt
l+eo
Po
c l+eo
P c'
1

(7.25)

- - - pada kurva penambahan beban atau pada


'
~log p'

p ' >pc' .

~e

~log p'

dengan:
Cr
Cc
H

; pada kurva pelepasan beb~ atau pada p ' <Pc'.

= indeks pemampatan kembali


= indeks pemampatan
= teballapisan tanah

p/ = tekanan prakonsolidasi
= angka pori awal

ilp = tambahan tegangan akibat beban fondasi


p 0 ' = tekanan overburden efektif mula-mula sebelum dibebani

VII. KONSOLIDASI

MEKANIKA TANAH ll

(7.24)

!J.e

(7.22)

. Untuk lcmpung tertentu, penurunan konsolidasi primer total


dJnyatakan oleh pcrsamaan-persamaan berikut ini.

Bila, p/> pc'

Sr = Cr

e0

.-.
eo
e
l H
!le
.),, - =
H
l+eo
l+eo

(7.23)

(b) Un~uk lempung. overconsolidated (pc'>p 0 ' ) penurunan konsolidasi

Se= L lnv; llp; MI

p 1'

71

'

Contoh soal 7.5:


pung d1perli hatkan pad a Garnba
. d tanah 1em
.
I
20
r
H 'I uji konsolidasi pa a diambil dan keda aman 2 m dan Pada
Contoh tanah Jempunbg ---~en efektif po' = 275 kN/m ,eo:::: 0,91,
C7as2r
.
.
orer Ill" '
kedalaman int tekanan

Tentukan:
tan asli di lapangan dengan cara
k rva pemarnpa
(a) Ke1niringan u
Schmertn1ann.
I'd 1. yang terjadi pada tanah lempung
konso 1 as
,
(b) Hitung penurunan
i dan tekanan overburde;z, tegangan yang
bila akibat beban fondas. d" p ' = 800 kN/m". Tebal lapisan
tetjadi bertarnbah tnenJa l I
Iempung H =10 m.

~~risonta~ lewat. eo == 0,91. Garis ini tnemotong garis vertikal dari


ttttk C dt A. T1t1k B ditentukan dengan memperpanjang kurva
pemampatan laboratoriutn sampai memotong garis mendatar
0~42e, = 0.42 x 0,91 == 0,38. Hubungkan titik A dan B. maka
dtperoleh kurva pemampatan asli lapangan. NBat Cc dari kurva
pemampatan asli di lapangan. diperoleh dengan cara sebagai
berikut:
Pada kurva pemampatan ash di lapangan,
2
untuk p,' == 900 kN/m ~ e1 =0.71
untuk P 2' == 2000 kN/m2; e2 =0,58

cc ==

0,71- 0,58
== 0,38
log 2000- log 900

Penyelesaian:
1
-1-

----

lA
~-

:'\.

l\
... .. 1-

-----

~~ .,
I'

0,8

Q)

-.... 0,7
0

l'\'

"'

1"1

a.

ro

..:t:

0>

Dari kurva asli di lapangan, untuk p'


iW

(b) Hitungan penurunan konsolidasi, pada tegangan Pt' = Po. + l:lp =


800 kN/m, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
e0 - e 1

Sc =
H
1+ e0

<(
I

---

- 1-

10

S = 0,91-0,74 (10) = 0,89 m


c
1+ 0,91

"'
-f.-

Jika digunakan Persamaan (7 .24):

1\

0,3

maka e1=

Jadi,

0,6

0,4

= 800 kN/m-,

0,74.

0,5

.,

I I

275

100 ~~ =

1000

--

10000

p' (kN/m

S = Cc H log Po '+l:lp
C
1 +eo
Po
I

Karena Iempung termasuk nonnally consolidated. Pc' = Po = 275


2
kN/m , maka

800
s = 0, (10) log
= 0,92 m
c 1 + 0,91
275
38

Gambar C7.2.

tekanan prakonsolidasi (p/) dengan ~rosedur


Casagrande (Gambar C7.2). Diperoleh p('' = 275 k.N/m . Unt~k
menentukan kurva pemampatan asli di lapangan, gambarkan gan:

(a) Tentukan

72

MEKANIKA TANAHll

Perbedaan kecil dari kedua hasil penurunan konsolidasi S, adalah


akibat kesalahan pada pen1bacaan data pada ~'Urva.

VII. KONSOLIDASI

NURUNAN I(ONSOLIDASI
KECEPATAN PE
7.11
an Konsolidasi
111 Derajat penurun
7.
ang berkedalaman z, perken1bangan
1
Pada elemen tana ~/0 tegangan tertentu, dapat dinyatakan ~roses
konsolidasi akibat kenm a
alarn
pcrsamaan:

e -e

(7.27)

U = _:.:...
n-

eo-el

Di sini dianggap bah


.
.
wa
tegangan
efekt1f
verttka
l
untuk
tanah
sedaIam z, bertambah dari
k
'

Po
e
P
1 dengan t1dak ad a regangan lateral
( peru ba han voI ume tanah h
k
h
.
anya e ara verttkal). Mula-mula saat t =
0 atau segera sesudah terjadi kenaikan beban sebesar flp , walaupun
t~gangan total t7lah bertambah menjadi p 1 I, tegangan efektif tetap
sama. deng~n po Setelah konsolidasi berhenti (flu = 0) tegangan
efekll f menJadi p/.
'
I

Sela1na konsolidasi berlangsung: flp = -flu .


Dari Gatnbar 7.13 dapat dihitung,

dcngan: d . l konsolidasi saat waklu terlentu pada kedalarnar


U = eraJa
1z
dimana nilai u diantara 0 dan 1 (atau 0 - 100%)
'

Pl ' = Po' + U j

= p '+

eo = angka pori awal sebelUin terjadinya konsolidasi


e1 = angka pori pada akhir konsolidasi

U=

konsolidasi masih berlangsung


Jika kurva konsolidasi e-p' dianggap Iinier pad a interval tegangan
yang diperhati kan (Gambar 7.13), maka derajat konsolidasi dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan:

(7.28)

I - - -1

= 1- -

ui

~----

I
1..
I
I

u,

I
I

I
~
I

A'

P1 I

(7.30)

ui

dengan:
u

= kelebihan tekanan air pori pada waktu tertentu saat


konsolidasi masih berlangsung, akibat kenaikan tegangan
total

= kelebihan

tekanan air pori yang nilainya diatas u 0 yang


terjadi segera sesudah kenaikan tegangan total
uo = tekanan air pori awal, sebelum terjadi kenaikan tegangan
total
U;

Satu Dimensi

(One

Ditnensional

Cara menentukan distribusi kelebihan tekanan air pori dalam


lapisan yang sedang berkonsolidasi, pada sembarang waktu sesudah
bekerjanya beban, beserta deraj at konsolidasi ditunjukkan oleh
Terzaghi (1925). Teori ini disebut teori konsolidasi satu dinzcnsi
Terzaghi. Beberapa anggapan dalatn analisis konsolidasi satu ditnensi.
adalah:

., - ___ .J _____ I

P'

Gambar 1.]3/fubungan - l .
.
. .
e P 'Jt/a kurvanya c/ianggap hn1er.

1. Tanah adalah hotnogen.


2. Tanah le mpung dalan1 keadaan jenuh scn1puma.

74

Konsolidasi
Consolidation)

_ ___ _J_

u; - u

7.11.2 Teori

(7.29)

Persamaan derajat konsolidasi ( U), dinyatakan oleh:

e = angka pori. pada waktu yang ditanyakan, yaitu pada waktu

Ll

VII. KONSOLIDASI
MEKANIKA TANAH ll

. .dak mudah matnpat.


3. Partikcl padat dan atr l1 . at'r pori vertikal (satu dimensi).
dan
a
1
tran
4. Arah pemampatan
5. Rcgangan kecil.
d eluruh gradien hidrolik.
D
berlaku pa a 5
6. Hukum arcy
. . fk) clan koefisien perubahan volume
7 Koeftsicn permeabthtas ,
1' d .
.
an selama proses konso 1 ast.
(111,.) konst
tidak tergantung waktu, antara
8. Ada hubungan kJlusus y~~~tif
angka pori dan tegangan e ll
.
.
.
etebal
dz
yang
padanya
bekerja
5

D.
laptsan lempung
ttlnJau
7 14) fka
kelebihan tekanan au pon pada
1
tekanan l!.JJ (~amb?r ataU: 8 isan lempung adalah u, maka
sembarang t1ttk dJ ,d
h'!ostatis
di
dalam
tanah
dengan
i<t-lioakseunbangan '"et :1'1 1
.
Let~baJan dz. dapat dinyatakan dalam persamaan.

Jika v adalah kecepatan drainasi yang lewat lapisan tipis, maka


persamaan Darcy dapat dinyatakan oleh:

v = ki

Ou
(7.33)
8z
'Y w Oz
Tanda negatif digunakan untuk menunjukkan berkurangnya h pada
penambahan z. Ditinjau sebuah elemen dengan luas satuan. dan
dengan tebal dz. Volume air yang masuk dari bawah elemen dalam
satuan waktu adalah V. Volume air yang keluar dari elemen adalah:

V+

V+

(7 .31)

8ul8z dz

b.f1

Beban per satuan luas

~~-:-:-'''--;":-.1..1. 1 1 . !.!...~ . L.1. 1.) .' . !,. ...... :


.
.
. . ' . .. . .
mat

. ....
. .. ....... ......
------,. ... .. .... ... . .. ...... .. . .
'

.,

'

t
'

,... T

'

'.1

I ~ ,. I<~
I
o

'

I '

I
t

...

tt
o

. -

..

to

C ,.

o
I

t '

. ,

o ..

'

" 11-

t"

"'

aliran

'

,...

'

dz

....

_f' '
I

'

'

'

' t' . I
0 .
....
0 'f ' t t
-.

. .

'\

.,.

'

'

""'

t o-,.

f
#

fl1

'

'!

..

8z

d
8V/&7. dz = m., 6p !8t z

1empung

.. .

8p

.. . . ., ...
.... .. .
. . .. ...
.,. . ...... .........
.
.
.
.

... . . . . . . .

. . . . . . . . .

. .

. .

.. . ,

~r

76

y w Oz

;On= nzv8p

n1

(7.35)

s: menunJU
. kkan tambahan tekanan saat waktu tertentu. Selanjutnya
up

dengan subtitusi, diperoleh:


.

8V

-=m
S:
uz

Hidrolik gradien dinyatakan oleh persamaan :

Oz

8t

Gambar 7.14 Kondisi tekanan hidrostatis padalapisan matnpat.

.I --o
h
1
ov
- "- -

8z

(7.34)

sedang
-8n =

aNran

Ill

8z

dz

8V
8n
---

\ o

1 ----- _____[_. , - - - - - - - - - ------

1\. \. . . .

dz- V =

8V

~ I e .. ' . . f o I ( f ' \ J' '" e


I ,

I
I
I
'
"-I .,i_~
:..:...:.:.
w =.. ...:......:..:.......:.:..._:._...;.:.....::.
~..;._;_---I

'

&. ... ..... -

'

8V

- - - -- - ----

8z

'

t ,

- -----._..
, t
' ' 0
... . I

...

clz per satuan luas

Perubahan volume persatuan volume dari volume awal, dinyatakan


dalam perubahan porositas !J.n. Maka, luas potongan a~alah l~as
satuan dan volumenya akan sama dengan ketebalannya, yattu dz. B1la
perubahan volume persatuan volume awal, persatuan waktu, sama
dengan perubahan porositas (n) persatuan waktu, maka:

8V

Maka volume bersih dari air ke1uar dari elemen, dalam satuan waktu
adalah:

'

8u
8u
u+
dz - u = (!~
8z
bz

= - k Oh =_ k

8p
V

(7.36)

0t

8p =- 8u
(7.32)
VII. KONSOLIDASI

-MEKANIKA TANAH ll

77

(7 .37)
) k~ dalatn Pcrsa1naan (7.36) ak
. Pcrsa1naaJt (7 ....37
an

.
Suhstttust

..
.
. . kc atas dan kc
,Pada kondisi .tanah yang
.
mctnun
gktnkan
drmnas1
bawah, penyelcsatan
dan Pcrsalnaan
(? .41 ) d.engan C, konstan dan
. .
.
pad a kond 1St awalu, sebaga1 fungsi ~. adalah:

J
,_
_
u =-- L
u
21/

dipcrolch:

n= l

5V

8u
::::-/Il l. - ~

)( ...

of

(7.38)

C,=

/L"

2fl

1l

= L.J

nn

. nnz

1-cos nn 1stn
l

cxp

- n n CJ

2H

(7.43)

4H-

= 21n + 1 dan M = (n/2)(2m + 1)

dan

dengan C adalah koefisien konsol idasi. Maka akan diperoleh

T = Cvt
" H2

persamaan:
(7.41)

(7 .44)

dengan Tv adalah besaran tanpa dimensi, yang disebut faktor waktu


(tinze faktor) . Dari substitusi Persan1aan (7.44) ke Persamaan (7.43),
maka:

Persamaan (7.41) adalah dasar persamaan teori konsolidasi Terzaghi.


Kondisi batas untuk menentukan konsolidasi lapisan tanah yang
n1engijinkan drainasi kearah atas dan bawah adalah (Gambar 7.14):

1. Saat t = 0, pada lapisan lempung setebal dz, kelebihan tekanan


hidrostatis (kelebihan tekanan air pori) sama dengan 11p.
2. Untuk sembarang waktu (1) saaf konsolidasi masih berlangsung,
pada permukaan drainasi z = 211 dan z = 0, kelebihan tekanan
hidrostatis sarna dcngan nol.
3. S.csudah waktu yang latna, pada scmbarang keda}aOlUO Z, kele
bthan tckanan hidrostatis sama dcngan nol.

Diselesaikan dengan cara subtitusi:

Yu111,.

8u =C 8 u
8t
,. 8;. 2

'~2u , (
n= l

(7.40)

Sl 11

Untuk kasus tertentu dimana u, konstan di scluruh lapisan lempung.


maka:

8-;.
'~n) d lah pcrsarnaan difcrcnsial dari tiap-tiap proses
1"
Pcrsantaan
(7
....
a
a
.

.
p
.
. . d
kondisi dratnast tnter.
CI Satnaan tcrsebut
konsoltdast a1arn
. . . .
dimudahkan dcngan substttust ntlat
k

2 If

dZ

If = j~ra~ lin~asan drainasi terpanjang


u, = dtstnbust kclebihan tckanan air pori awal yang bentuknya
dapat berupa lcngkung sinus, atau bcntuk-bcntuk lainnya.

(7 .39)

r".

<.

11 .,....

dcngan:

33) untuk luas satuan =1,


7
Dari Pcrsarnaan ( ......

8\f
-==8-:.

]/

si
n
1

ll '!ri:

'~2ui
.
Mz
u = L.J
s1n
m=O M
H

(
M
2T)
exp \'

(7.45)

78

MEKANIKA
-----~
-TANAH ll

VII. KONSOLIDASI

I
l

0
~

loo

rl:"

~-~...

jl:

~~...

-;

~~?
-I

'~

li"

,..

le

Ill~

~~

~~~~

t~

lA

lOo'

1-

~~
1~
1.-

1-

Loo

11~
#"~J

r:"'' [Ll

I~

-~

lrl

...

;...

U;

......

a tau

(7.47)

1\..

ru

'N

le

~
~

\1\

[\

1'!1

1\

"'*

~~

1\o.

1- I..;
~

:;t

""

..-

""
~~

"-"'-'

11. I

Variasi kelebihan tekanan air pori dalam lapisan lempung, dalam


praktek dapat didekati dengan menganggap distribusi tekanan air pori
awal konstan, linier, atau lengkung. Nilai-nilai hubungan U dan Tv
dalam kondisi tekanan air pori awal (u,) yang dianggap sama besar di
seluruh lapisannya ditunjukkan dalam Tabel 7.1, kasus 1. Sedang
variasi tekanan pori awal yang lain dapat dilihat dalam tabel tersebut.

"ft \

~llo~

"'

~ ... ~

...f-

0.1

0.2

r-o'~t'ltl

.:~

Judz

u = 1-

JTF ~

~1

2l/

2H

wr/' '~-.,4t

Lo

1~

t-Pf
,)

~.-~ bo~f l-

loo

l:i[;j

~
~
I"'~

11"

0.3

05

0.4

0.6

0.8

0.7

0.9

1.0

u~

Gambar 7.15 Hubunga 11 derajat konsolidasi U:. pada kedalamam rertemu


terhadap faktor waktu Tl'.

Tabel7.1 Hubu.nganfaktor waktu (Tv) dan derajat konsolidasi (U)

Perkembangan proses konsolidasi dapat ditentukan dengan


menggambar k.'Urva-kurva u terhadap z pada waktu t yang berlainan.
Kurva-kurva ini disebut isokron (isochrone) yang bentuknya
tergantung pada distribusi kelebihan tekanan air pori dan kondisi
drainasi Japisan lempung (yaitu drainasi dobel atau tunggal).

Derajat konsolidasi

Derajat konsolidasi pada kedalaman z (yaitu Uz) dan pada waktu t


dapal diperoleh dengan subtitusi nilai u pada Persamaan (7.45), ke
dalam Persamaan (7.30). Dari sini akan diperoleh persamaan sebagai
berikut:

30
40
50

m=oo 2

u<. = 1- L

m=oM

M
sin

z exp - M 2T

(7.46)

Faktor waktu (Tv)

(U%)

Kasus la dan lb

Kasus 2

Kasus 3

0
10

0
0,008
0,031
0,071
0,126
0,197
0,287
0,403
0,567
0,848

0
0,048
0,090
0,115
0,207
0,281
0,371
0,488
0,652
0,933

20

60
70
80

90
100

00

00

Persamaan ini adal ah persamaan deraJat


.
.
.
)
da
konsohdasi (Uz pa
kedaIaman lertentu d 1
t,.,uva
yan berd
an aptsaan yang ditinjau. Penggambaran ~uJT
s grt. asa~kan. Persamaan (7.46) menghasilkan kurva isokron,
epe I yang dttUnJukkan dalam Gambar 7.15.
Derajat konsolida
air
pori awa] u, yan d' St rata-rata ~ U) pad a waktu t untuk tekanan .
g Ianggap sama dt seluruh lapisan, dinyatakan oleh.

M8o~--------------------~~~
MEKANIKA TANAH ll

- - - -~- - -

Kasus 1

0,050
0,101
0,157
0.220
0.294
0,384
0,501
0.665
0.946

Kasus 2

- - - - ~--

..

Kasus 3

l
VII. KONSOLIDASI

. . ori awal simetri terhadap


.
. .b . tekanan kelebihan a~r d~ainasi dobeL maka pada
Bila dtstn ust
rnpunyat
k

.
I . n yang tnelJ. .
kanan air pon a an stmetn
tengah-tengahk ap1ys: distribusi kei~bt~an ~~ kelebihan tekanan air pori
sembarang wa tun
. . J di dtstnbust
.
tengah 101. a . . dobel adalah sama seperti
.d
b
terhadap 1 ang
dratnasi

d
. d lam suatu laptsan ra1nas1
. lapisan dengan
n
d
h
setenga
a
r pon a
d b
. k Iebihan tekanan ai
. t bal lapisan dratnast
o el.
d
kon tst e
gah dan e
.
k d 1
dapat
pula
d1guna
an
a
am
0 1 yano tebalnya seten
17 1
tKungo~ itu nilai-nilai di dalam !abe .I 'Contoh distribusi kelebihan
aren .
. . d . .nast tungga .
.
d
d . .
taJ .
k s drainas1 dobel an nnas1
h1'tungan pada kondtsi
.
I ada kasus- asu
tekanan air pon awa P
b 716.
d'rh t ada Ganl ar .
tunggaL dapat t 1 a p . . an bahwa ketinggian H yang digunaDalam GaJnbar 7.16 dttunJukk k dalah
t kan faktor wa tu a

kan untuk Inenen u


.
h denaan drainasi tunggal, dan
o
. .
( a) seluruh tebal untuk lapxsan tana
.
t k lapisan tanah dengan dra1nas1
(b) setengah dari tebal laptsan un u
dobel.
Jadi, H adalah lintasan drainasi terpanJang.

Dalam Persamaan (7 .48b), U dalam desimal dan dalam


Persamaan (748c), U dalam persen (diambil angkanya).
7.11.3 Diagram Distribusi Tekanan Air Pori Awal
Beberapa bentuk diagram distribusi tekanan air pori awal
dig~~akan dal~m praktek, contohnya: bentuk-bentuk segt empat.
seglttga, trapes1um, dan kurva sinusoida (Gambar 7.17).

'
2H

seg~

empat

2H

2H

tr"aPft!um

Gambar 7.17 Macam-1nacan1 diagram tekanan air pori awal.

-------- .,

2H

Gambar 7.17 menunjukkan isokron untuk waktu t = 0, sedangkan


area tekanan air pori di dalam Iuasann ya adalah tekanan air pori saat
t = 0.

2H

Tergantung pada sistem lapisan tanah, luasan distribusi tekanan


dapat dibatasi oleh:

Segl tiga

Sll'lusoida

EmpeC per11gl pen,ang

1. Lapisan di bagian atas dan bawah lolos air (drainasi dobel) .

(a) Oralnasi dObel

2. Lapisan di bagian atas lolos air, di bagian bawah kedap air


(drainasi tunggal).
3. Lapisan di bagian atas kedap air, di bagian bawah lolos air
(drainasi tunggal).

kedep . .

Bentuk-bentuk distribusi tekanan air pori awal di lapangan. dapat


terjadi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut (Jumikis. 1962 ):
Gambar 7.16 Variasi kondisi aliran air pori.

( 1) Diagram tekanan air pori berupa luasan empat persegi p~nj~n_g

(Gambar 7. 18a) terjadi pada lapisan lempung yang relau.f ttpt_s


dibanding dengan lebar area pembebanan, sepe~i fonda~t raktt
(raft foundation), dimana distribusi tekanan verttka~. relattf ~am~
ke seluruh lapisan lempung. Benda ~ji dalam alat UJt .konsoltd:st
j uga dianggap tennasuk mengalanu tekanan terbagt rata ya g
sama ke seluruh tebalnya.

Casagrande (1938) dan Taylor (1948) mengusulkan persamaan


hubungan u dan rli yang sangat berguna sebagai berikut
(a)

Untuk U < 60 o/o: T,.

=(ni4)U

(7.48a)

(b) Untuk U > 60 o/o : Tv = -0,933 Jog ( 1-U ) _ 0,085

.
82

atau

r . . = 1,781-0,933 log( lOO- U%)

(7 .48b)
(7 .48c)

MEKANIKA TANAH 11

VI I. KONSOLIDASI

.
. berupa Iuasan segi tiga dengan pun
. . k n atr pon
cak
(2) Distnbust te ana . d. ada timbunan yang dasamya dilancta 1.
di _atas ~apat t~rJ~da~bar 7.18b). Tekanan bertambah seca:
Japtsan kedap aird
an Sebagai contoh, bendungan uru a
. . d oan ke a1am .
.
gan
It mer ene
k di atas lapisan kedap atr.
jenuh air yang ter1eta
..
. . . k
air pori yang berupa luasan segthga ya
3)
Dtstnbust
te
anan
.
d
ng
(
. d' b uah terJ adi pada fondasl yang asamya keda
puncakn) a 1 a\:,
.
P
air. yang terletak di atas lapisan lempung yang dt batasi oleh
ll ir dt' sebe1ah bawahnya (Gambar 7.18c).
.
Iap1san 1o1os'"
(4) Distribusi tekanan air ?o~i berupa tuas~n trapesium, de~gan sisi
maksimum di atas. tefJadJ pada fondast yang t~rletak d1 Iapisan
pasir yang mengapit la~is~n lempung yang ~elattf tebal. Tekanan
aksiaJ dari beban fondast dtsebarkan pada laptsan lempung dengan
tekanan pada Iapisan atas (6pt) lebih besar dibandingkan dengan
bagian bawah (~ 2). Karena tambahan tekanan akibat beban
fondasi mula-mula di dukung oleh tekanan air pori awal, maka
diagram tekanan air pori awal berupa trapesium (Gambar 7.18d).

I
.

.-~

--

,.,~....

timbunan jenuh air

:----

Kedap air

'YaatH

Gambar 7.18b Distribusi tekanan atr


. porz. berupa l
uasan segi tiga dengan
puncak di atas.
I

I
I
..
'

flu= llp

.~

. . ..,...
f :- '
..

'

Arah aliran

....

.
... ....-..
.\,..
'
'
..
- .. - ,. .
. ..._.......

t"'
'
'' '
..
...... ,. .
;'.
,._, ,........

' :par
... ~" .

... - .... .. .. . ... . - . .. ... .. ' .

.. . ...
.......
.. . .... ..
. .. . .....
.
.
.
.
.
. . .. - - .......
- . . . . ...... .. ..
..
.
. . ..
.
.
.
.
.
., .

pe
il

.. . ... . .
--=
. . . .. .. . .... . . .. . .. .. -.. ..

lil

Ii

Aliran

Ap = Au

- . .. . ..

Gambar 7.18c Distribkud'S~ tekanan air pori berupa luasan segi tiga dengan
punca z bawah.

..

... . . :.. .... . ...


. .. . . . ..
. . ..
. . .. .

. .. .....
..
-.

ID.
I Jstribusi tegangan vertika/

..

...

....

1/

6u

6p,

'

--,.

,,

/I
7 I
71

2H

>

7/
'/

7/

Gambar 7.18a 0 IS. 1n.bUSL. tekanan air

.
panjang.
porz berupa luasan enzpat persegi

l.

"

pew

6u

AA

//

"

.,

/ / Olstifbfl '-'l1arIQ

Gambar 7.18d Distribusi tekanan air pori berupa luasa11 trapt'.sium.

84
MEKANIKA TANAH 11

VII. KONSOLIDASI

dari data pcn.urunan dan waktu, sembarang waktu yang dihubungkan


dengan deraJat konsolidasi rata-rata tertentu (misalnya U = 50%)
ditentukan. Hanya sayangnya, walaupun fase konsolidasi telah
berakhir, yaitu ketika tekanan air pori telah nol, benda uj i di dalam
alat konsolidasi masih terus mengala1lll penurunan akibat konsolidasi
sekunder. Karena itu, tekanan air pori mungkin perlu diu kur selama
proses pembebanan atau suatu interpretasi data penurunan dan waktu
harus di buat untuk menentukan kapan konsolidasi telah selesai.
Kecuali itu, jika sejumlah kecil udara terhisap masuk dalam air
pori akibat penurunan tekanan pori dari lokasi as)inya di lapangan.
kemungkinan terdapat juga penurunan yang berlangsung dengan
cepat, yang bukan bagian dari proses konsolidasi. Karena itu, tinggi
awal atau kondisi sebelum adanya penurunan saat permulaan proses
konsolidasi juga harus diinterpretasikan.

Dlstrlbusl tegangan
;..,; aWbst fondssJ

.
' .

...

'

'I

patk', 'Y I

..
0

I
I

._;

..

lemfiUilll

2H

Ta

Dtstnbus fegangen
slabSI bebsn tsnsh /

. ..

I
I

..

11

l./

ll/>2

. . . k
air pori berupa luasan trapesiwn.
e Dzstnbusl te anan
18
7
Gambar
.
..

.
berupa Iuasan trapestum, dengan stst
(5) Distribusi tek.anan athr pton. adi hampir sama dengan kondisinya
.
.
.
k mum dt bawa , erJ
. (4) .t teiJ.adi pad a fondast yang terletak dt laptsan
ma st
1
"f t b 1 k
dengan buttr 'yat u
t lapisan lempun: yan: re at1 e a , arena
.
. ml h k
Pastr yanaob men~apt
b
.
dn
yan
terlalu
besar,
maka
JU
a
te
anan
pengaru11 e an sen 1
c
.
.
.

d'
d'
lap
san
lempung
sebelah
bawah
menJadt
lebth
1
yang tel) a 1 1
(Gambar 7.18e).
besar dari tekanan yang bekerja di sebelah atas
. b
b
Pada kondisi ini pasir bagian atas merupakan t1m unan aru.

7.12.1 Metode Kecocokan Log-W aktu (Log-time Fitting Method)

Prosedur untuk menentukan koefisien konsolidasi c. . diusulkan


oleh Casagrande dan Fadum (1940). Cara ini sering disebut nzetode
kecocokan log-waktu Casagrande (Casagrande log time fittin g
nzethod). Adapun prosedumya adalah sebagai berikut :
1. Gambarkan grafik penurunan terhadap log-waktu, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 7.19 untuk satu beban yang

(6) Diagram tekanan air pori berbentuk kurva sinus_oida ~ihasilkan


dari banyak penyelesaian distribusi tekanan arr pon dengan
menggunakan persamaan di ferensial.

diterapkan.

7.12 KOEFISIEN KONSOLIDASI (Cv) (COEFFICIENT OF


CONSOLIDATION)

2. Kedudukan titik awal kurva ditentukan dengan pengertian bahwa


kurva awal mendekati parabola. Tentukan dua tittik yaitu pada
saat t 1 (titik P) dan saat 4t1 (titik Q). Selisih ordinat Uarak vertikal)
keduanya diukur, misalnya x. Kedudukan R = Ro digambar
dengan mengukur jarak x ke arah vertikal di atas titik P. Untuk
pengontrolan, ulangi dengan pasangan titik yang lain.

Kecepatan penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan


menggunakan koefisien konsolidasi Cv. Kecepatan penurunan perlu
d~perh~tungkan bila penurunan konsolidasi yang terjadi pada struktur
~tperkirak~n besar. Bi1a penurunan sangat kecil, kecepatan penuruna~
tt~ak begitu penting diperhatikan, karena penurunan yang terjadt
SeJalan dengan waktunya tidak menghasilkan perbedaan yang berarti.

4. Titik U = 50 % ditentukan dengan:


R5o = (R0 + R10o )12

Derajat konsolidasi pada sembarang waktu dapat ditentukan


dengan mengga~barkan grafik penurunan vs. waktu untuk satu beban
tertentu yang dtterapkan pada alat konsolidasi Caranya dengan
mengukur penurunan total pada akhir fase kons~lidasi . Kemudian,
86

Dari sini diperoleh \vaktu t 50 Nilai T~. sehubun?an de~gan U =


50% adalah O, 197, sehingga koefisien konsolidast C, dtnyatakan
dalam persamaan:
7
VII . KONSOLI DASI

MEKANIKA TANAH ll

3. Titik U = 100% , atau R100 , diperoleh dari titik potong dua bagian
linier kurvanya, yaitu titik potong bagian garis lurus kurva
konsolidasi primer dan sekunder.

(7.49)

c,. : :

0,197 H,
t

7.12.2 Metode Akar Waktu (Square Root of Time Method)


(Taylor, 1948)

. tas dan bawah (do bel), nilai li


dramast a
..
d b b
..
Iidasi dengan
t benda uJ 1 pa a e an tettentu
Pada ~Jl konsogah dari tebal rata-rahatanah). Untuk drainasi hanya ke
so

Metode akar waktu digunakan untuk menentukan Cv dengan cara


menggambarkan hasil uji konsolidasi pada grafik hubungan akar
waktu terhadap penurunan (Gambar 7.20). Kurva teoritis yang
terbentuk, biasanya linier sampai dengan kira-kira 60 % konsolidasi.
Karakteristik cara akar waktu ini, adalah dengan menentukan derajat
konsolidasi U = 90%, dimana pada U = 90% tersebut absis OR akan
sama dengan 1,15 kali absis OQ. Prosedur untuk memperoleh derajat
konsolidasi U = 90% selengkapnya adalah sebagai berikut:

diambtl seten
- tebal conto
- H
Hrall) saJ a, ma ka Ht -
<Hr = V2 H dengan
b h (satu a
.
d'
arah atas atau awa
d . tanah asli dt lapangan tketahui,
ta-rata art
.
J1'ka tetnperatur ra
dengan temperatur rata-tata pada
d at perbedaan
. .
dan tetnyata ter ap . . C harus dtbenkan.
.. k0 rekst n1 1at ,.
waktu penguJian,
.
cara log-waktu Casagrande tidak
h 1dt mana
Terdapat beberapa a 'd . kunder begitu besar saat beban
. J'k konsoh ast se
.,
d
k
dapat dipakat. 1 a
1. pori nol ya1tu pa a wa tu fase
.
a
tekanan at
'
.
.
d
bekerja, waktu tman .
k'n
tidak dapat terhhat dengan Jelas
1

5elesat mung
konsolidasi pnmer
Tipe kurva akan sangat bergantung
' , kt
dari patahnya grafik log-wka u.LIR (Leonard dan Altschaeffl, 1964).
.
bahan te anan
pada rasto .penam
d'd fi sikan dari grafik waktu vs. penurunan,
1
Jika R10o udak dapkat
eti~~nan air pori atau cara lain untuk
salah satu pengu uran e .
menginterpretasikan C,. harus diadakan.

1.

Gambarkan grafik hubungan penurunan vs . akar waktu dari data


basil uj i konsolidasi pada beban tertentu yang diterapkan.

2. Titik U = 0% diperoleh dengan memperpanjang garis dari bagian


awal kurva yang lurus sehingga memotong ordinat di titik P dan
memotong absis di titik Q.
Anggapan kurva awal berupa garis lurus adalah konsisten dengan
anggapan bahwa kurva awal berbentuk parabola.
6,8

p
ta

ta

- - - - Ro

6,8

--Ro

..

6,4

.... -

.._

6,0
~--

.....

R!O

E
E
......
~
e

- .-

--

!""

---- I'-

~-

I~

'

t-

~-

S,2 r - - - r-- rRaoo

r--

Raoo + Re

I
I

--

r\

ic

: --r-- r-
I

1--I

~~

----------,- 1
\

1\ I"

5,2

I'

r-

5,6

6,0

E
E
......

I
I
I
'

R)O

...L_

:)

l.

~"ro- -

S,6

---

1\o

\ \tI

,,
I\
I \

I '

L-----~'~:----- vt
~.8 o
va.o o R

I
I

I
1

"

t(

100

waktu (menlt) 1000

10.

Gambar 7.20 Metode akar waktu (Tay/or, 1948).

Gambar 7.19 Merode kecocokan log-waktu (Casagrande, 1940).

88

VII. KONSOLIDASI

MEKANIKA TANAH ll

d gan absis OR sama denf an 1:1.5 kali


.
PR
di
gambar
e.n
d
n
kurva
tnerupa
an
tJttk
R9
o
3 Gans lurus
dart PR ,l
.
Q Perpotongan
r;absis 0 . . . . . d. eroleh "\} IQ()
5101
pada absis. Dan
tp
=90% adalah 0.848. Pada keadaan
4. T,. untuk derajat kon~o1:1~: ~nyatakan oleh persamaan:
ini kocfisien konsoltda

pcnurunan Juga tergantung dari lebar fonda<;i B. Jadi, keccpatan


pcn.urunan .konsolidasi, sclain fungsi dari C, dan jarak lintasan
dratnase H , Juga fungsi dari B (Gantbar 7.21~ )

Pcngaruh dari lcbar fondasi

0,848 HrC,. =-..

lcbar fondasi ( 8 ). Terlihat bahwa, pada stasiun Elstree, nilai bandi ng

lidasi
pritner
(U = 100 %), ttttk
So
k

batas on
~

k
Jika akan rnenghttung
d ail 01empertnnbang an menurut

eroleh
eng
d
RJOo pada kurva dapat tp
.

(Cvoap))/ (Cv(lab)) rclatif kccil, karena tebal linta&an drainasi yang hanya

2,4 m keci l, schingga kemungkinan terselipnya lapisan-Japisan pasir


atau lanau ti pis yang mcmungktnkan tc~jadinya drainasi ta rnbaha n
pada lapisan Jempung lebih sedikit

perbandingan kedudukannya. . . kurva log-waklu, gambar kurva


Sepet1i dalam penggambat.an melampaui titik 100% ke dalam

akar waktu yang terjadi JnemanJang


I.d sekunder
daerah konso 1 ast

hk
.
ktu membutu an

Met~e

pembacaan

Faktor lain yang mernpengaruhi kecepatan penuru nan konsolidas i


adalah homogenitas tanah lempung. Adanya lapisan ti pis tanah lolos
air, seperti Ianau dan pasir yang terselip antara lapisan lempung
(Gambar 7.21b), memungkinkan adanya drainasi menuj u lapisan ini.
schrngga Iintasan dra inase n1enjadi lebih pendek dari yang
diperkirakan dalam hitungan.

penurunan
.
.

akar w.a d
ktu yang lebih pendek dJband111gkan
(komprest) dalam pen~ e .~v~ pi kedudukan garis lurus tidak selalu

dengan meto~e log-wa btu. ~~tode akar waktu. Dalam hal menemui
.
d.
k
diperoleh dan penggan1 aran
kasus denukian. n1etode log-waktu sebatknya Iguna an.
Kccepatan penurunan konsolidasi p~imer. berga?tung . p.ada
kecepatan berkurangnya kelebihan tekanan atr pon yang tunbul ai?ba~
kenaikan tekanan oleh beban bangunan. Kenaikan te~angan efe.ktif dt
dalam tanah akibat pengurangan vo.Iume tanah, dtpengaruhi oleh
kecepatan air pori meninggalkan rongga pori lapisan lempung yang
tertekan. Kecepatan penurunan struktur sebagai aki bat berkurangnya
volume tanah dipengaruhi oleh kecepatan air pori merembes lewat
Japisan Iempung menuj u ke lapisan tanah berpermeabilitas tinggi ya?~
memungkinkan terjadinya drainasi. Terzaghi memperhatikan kondtsi
yang relatif sederhana dalam hitungan kecepatan penurunan konsoIidasi primer. Beban dianggap terbagi rata dengan luasan beban yang
luas sedemikian hingga kondisi drainasi dan konsolidasi adalah satu
dimensi. Dalam kondisi demtkian penurunan-segera dapat diabaikan.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan
pcnurunan konsolidasi di Japangan Iebih cepat dari basil hitungan
kecepatan ~enurunan yan~ diberikan Terzaghi. Jika lebar fondasi (B)
kuran~ dan ~etebalan laptsan lempung H, kecepatan penurunan hanya
fungst 11. Sedang untuk lapisan lcmpu ng yang tebal, kecepatan
90

MEKANI KA TANAH ll

dan lintasan drainase (11)

terhadap kecepatan pcnurunan fond asi pclat di 4 lokasi diperlihatan


o lch Butler ( 1974) tl alarn 'I'ubcl 7.2. Dalam tabel terscbut
dipcrl ihatkan vanasi pet bandingan antara C,, di lapangan (C,tlnpJ )dan
( ,. d i laboratoriu rn ( C rf/abJ) terltadap tcbal Jintasan drainasi (J /) dan

.,

t9o

(8 )

Tabel 7.2. Pengaruh lebar folldasi pada nilai C,. (Butler, 1974)

Lokasi
Jalan Clapham
J a] (.'In Hurley
Jembatan Waterloo
Stasiun Elstree

Le bar
fondasi (B )
(m)
24
20

Lintasan
drainasi (H)

7,5

60
60
10

1.5

2,4

2.5

(m)
12

10

CvtJap/ C\ (I.lh)

Kadang-kadang lapisan tanah pasir yang terselip .hanyalah berupa


lensa-Iensa tanah yang tidak memungkinkan sebagat tempat penampungan drainasi air yang berasal dari lapisan lempung (Gambar
7.21c).

Apabila terdapat kasus scperti dtatas, n1aka p~d.a p~rhitun ~~n


kecepatan penuxunan a"an lebih baik bila kedua ko~dt s t . lapt s an ~ast~.
yaitu sebagai Iapisan drainasi dan bu~an .sebagat J.ap~~an . d~atna. ~
dihitung, kemudian penurunan yang dthas tlka~ dan. ktdua kondt t
tersebut dipertimbangkan terhadap kclnlanan strktumy a .
VII. KONSOLIDASI

p CO ~W\l \:V -

_;.:::o:;:::aliXXtZ;zzzzzz::a:.~~

LemPU!lSJ "

Lempung

Penyelesaian:

Laplsan~laplsan pasir lipls

(b)

(e)

,,,

~'(;'

(a) Untuk menentukan koefisien konsolidasi dengan cara Taylor.


maka hubungan antara .Ji dan I!..H diplot untuk mendapatkan
nilai t9o. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar C7.3a. Dari titik
potong antara kurva dengan garis 1, 15a, diperoleh titik A (titik t90)
pada Ji = 2,6 menit atau t90 =2,6 2 = 6,76 menit.

Lempung

Selanj utnya,

; untuk U =90%, maka Tv =0,848

(c)

aruhi kecepatan konsolidasi


vang
mempeng
b 7 21 Beberapa sebab
Gam ar . primer /apisan lemprmg.

H rata-rata= Y2 (1,9202 + 1,8 123) = 1,8663 cm


W aktu ~ (me n lt)

Contoh soal 7.6:


dari 50 kN/m 2 sampai
. . d penambahan tekanan
.
Pada uji konsohdas1, pa a
waktu dan penurunan sepertt
~
1 h data hubungan
. .
100 k.N/n1- dtpero e
C
Hitunglah
koefisien
konsohdas1
7
3
yang ditunjukkan dalam Tabe1
d
(C,) dengan cara (a) Taylor dan (b) Casagran e.

Waktu
(menit)
0
0,25
1,0

2.25
4,00
6.25
9,00
12,25
. 16,00
20,25
40,00
120,00
400,00
1440

.[
c:
8
-..!

_1

0 ,02

I
I
I

0, 04

1-'

I
I
I

0 ,06

c:
Q:l

..!

.r.

2
Q)

(cm)

0 ,0 8

~,....._

0..

0
0,0128
0,0383
0,0547
0,0692
0,0779
0,0846
0,0882
0,0914
0,0924
0,0951
0,1003
0,1025
0,1079
MEKANIKA TANAH 11

.r.

Perubahan tebal contoh

92

20

Q)

15

_._

Tebal contoh
(cm)
1,9202
1,9074
1,8819
1,8655
1,8510
1,8423
1,8366
1,8320
1,8288
1,8278
1,8251
1,8199
1,8 177
1,8123

10

Tabel C7.3

28'/W

0 ,1

0, 12

..

...

....,,3.~

Gambar C7.3a.

VII. KONSOLIDASI

93

4t: == 4

t, == 1

-E
~
-~ 004

r.

0
-R~-

--- -

__&

nl

.0

'---

.! 0,06

--- -~,.

"""'
~
'
'

;)
~

a..

'

0, I

lit;. --

'

it

--

---'t'
I

Penyelesaian:

CO

Cll

~ 0,08
.i:)

-X

002

---- -- --

pad a p/ =200 kN/rn2 d.


penneabi litas (k).
' perolch e2 = 0.91 . Tentukan C. dan koefisien

Diketahui t50 = 15 rnenit

-- -

~
~

.....

~-

I
I

0,12

'

1000

100

10000

Untuk derajat konsolidasi rata-rata U = 50 ~


k
o , ma a
.
.
K arena d ratnasl dobel, maka H, = Y2 H

Waktu t (mentl)

0,1

T == C\lt5o
\'
2
H,

Gantbar C7.3b.

Karena pada uji konsohdasi. drainasi benda uji pada arah atas dan
ba\\ ah (drainasi dobel). rnaka:
/11 = V2 (H rata-rata) =Y2 x 1.8663 = 0,9331 cm

T~. =

0, 197 .

Jadi, C, == 0,197 X [(1/ 2)1,903 X 10-2

15 x60
= 1,97 x 108 m2/det

")

Cr = O.S..t8x0.9331- =18,20xl0-4 cm2/det


6.76x60

Dari persamaan :

(b) l Tntuk memperoleh koefisien konsolidasi dari cara Casagrande,


maka hubungan antara penurunan dan log t diplot pada grafik
semi logaritmis. seperti yang diperlihatkan dalatn Gambar C7.3b.
Dengan prosedur yang telah dipelajari, diperoleh t50 == 1,7 menit.

~e

ntv Y w

[~e I ~p (1 + e)} 11'

=1,0- 0,91 = 0,09


2

11p = 200- 100 = 100 kN/m

Nilai e diambil rata-ratanya = 0,5( 1 + 0.91) = 0,955


Koefisien penneabilitas.

0.197 X 0.9331
4
2
=
= 17 x 10- cm /det
1.7 X 60

k=c

!1e
An(l
L-l.f/

)Yw
+e

_
-s
-1,97X10

0, 09
100(1 + 0.955)

9.81

11

= 8,9 x 10- rnldet

Contoh soal 7.8:

Lapisan lempung homogen tebal 10 m terletak di tengah-tengah


lapisan pasir herkerikil (Gambar C7.4). Data lapisan tanah dapat

'

MEKANIKA TANAH 11

VII. KONSOLIDASI

konsolidasi
rata-rata
tanah
Kocfisien
t
b r terse bu
dilihat pada gam a -4 :;/det
9 10 cm

9
7
lernpung C,. = x
...

. . . . . . . ... . .....
. . .. . . ... .,.. .. . .
_5l_
.

. ..
... .-. ..-.-=-..__....- -- -- - . .,. .
.-. . .,. . ... ... .. . .

"

..

- -

Paslr-

.
.
.

y' 8,19 kNim

l '

....

--

m
-

"-

'

-- ---

30

Tabel C7.4 (untuk Tv= 0,7 1 dan H, = 5 m)

z (m)

lempung y' = 10,19 kN/rrrl


c .. 7,99 x ,o- cma!det

.,
"
cc 0

10 m

0,61

0,25

ftaZ..

..

ziHt
0,40
0,80
1,20
1,60
2,00

2
6
8
10

.
. . . . . . . . .. .. . . . ... . .

.
... .~ .. '
. . . .
. . . . . - . r . : ....:....,. ....

7!5, deraja~

konsolidasi pada kedalaman yang


dttlnJau dapat dthJtung. Hastlnya dapat dilihat dalam Tabel C7 .4
kolom 3.

'

...

7
= 0, l

(0,5 X 1000)2

~a.ri. Gambar

.~=m~~~
. ..~j
.: :~
. ~
~~~=~t6~',e~
~~
; .~
...~
~
---------------~ ~
0

= 7,99 x 10-4 x7x365 x 24 x 60 x 60

U~ ( % )

87
79
79
87

lOO

.,

(k.N/mw)
13
21

21
13
0

Gambar C7.4

(b) Tambahan tegangan vertikal aki bat beban timbunan :

Gambar C7.4.

!l.p = hy = 5 x 20 = 100 kN/m

(a) Hitunglah derajat konsolidasi tanah lempung saat 7 tahun setelah


beban bekerja penuh, dibitung pada ketebalan lempung 2, 4, 6, 8
dan 10 In.
(b) Bila tanah timbunan dengan tebal 5 m diharnparkan pada area
yang sangat luas di atas pennukaan tanah pasir, dengan berat
3
volume tanah timbunan 20 kN/m , tentukan perkiraan kelebihan
tekanan air pori yang tersisa di lapisan lempung pada kedalaman
2. 4. 6, 8 dan 10 m.
(c) Hitung waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya penurunan
sebesar 0,20 m, hila dianggap Iempung adalah nom1ally
consolidated, dengan Cr =0,25 dan e0 = 0,61.

Dalam waktu jangka pendek atau t = 0, dengan menganggap


pembebanan satu dimensi, maka
!l.p = !l.u,

Derajat konsolidasi dinyatakan oleh:


[]

=U; -U

u l.

a tau
u = (1 -

UJ U;

dengan

= kelebihan tekanan air pori t = t 1


2
u,. = 100 kN/m = kelebihan tekanan air pori awal.
u

Penyelesaian:

(a) Hitungan derajat konsolidasi u


~ =
l'

c,lr

Hitungan kelebihan tekanan air pori, dapat dilihat da~am .Tabel


C7.4. Untuk menentukan nilai u, dilakukan cara sebaga1 benkut:

H,

Misalnya,

Untuk z = 2 m, dimana U: = 87 %
96
MEKANIKA TANAH 11

VII. KONSOLIDASI

-HOO::: 13 1\ nf
.
ntaik.-a. u = ( l- 0.1..)
. cri van! n1aS1h ters1sa.
.1. tekanan atr P . _.
den an u = kelebJ 1311

.~,.,. h~J.n untuk ter:Jadtnya penurunan


- ~~
van(T dJtU t U
.
. I
(c) Hitunan \\~-tu . ::
temlJ uk tents empung nonnal/r
~.....~ - 0 0 n1. bila letnpung
.. .
.
.. e t..~ ~ ar const"-,fidaTcd.

C.

=Q___-: t,o =O.ol

Tekanan ore~burdrn efie

.
k .f di tengnh-tengah Iapt an lempung:
tl

....

J0\..3 +10.1 0\.5 = 102,35 1m

0.1 49 51~ )-

{=

7 .99xlo - a X _4 X3600x36: = 147


.

Contoh soal 7.9:


Pada uji konsolidasi pada contoh t h d
diberi teoanoan 100
.
ana engan tebal _0 mm vanQ
::: c
sampat 00 kl Tfm- d.
I h h .1
- ....
ditunj uk.kan dalam Tab e1 c7 .!\.
tpero e ast sepeni yang
:

Po = lb. '\ 1.60 +


. t3 311 crat Iua .. . n1aka faktor pengaruh I:::: 1.
.Karena be banterbagt ra .. " ::::
Jadi. t = q = lOO k.t'\"nl-.
nruk Iernpung nonnally conso/id(Ut..'d:

Tabel C7.5

' Vaktu (rnenil}


?0 --~
1
..., ..., ...

- - .)

s _= C _1~ e...
t

~ l.\ ,n

Po ~,
log
,
Po

9
16

.-~
., -

10_.35 + 100
- 0 ..,,
loo-- - - - -- 1+ O.bl ~ 10_.3 ..
10

36
49

64
81

=0.46 m
Hitungan derajat konsolidasi rata-rata pada \Val.lti Se= 0.20 m.

100
121
144
169
196

u = ST
sr

= o._o =o.4"'j )- < 60,....;o

(a) Gambarkan

Karena L' < 60 %. maka berlaku persamaan~

~~ = ~ u
4

18.2/
18.~0

18.10
1 .03
18.00

diagram penurunan terhadap akar \\'aktu dan

perlihatkan bagian mana dari l-urva yang menunjukkan penurunan


konsolidasi.
(b) Tentukan estimasi besarnva
koefisien
konsolidasi
dari
tanah
ini.

~(0.435)~ = 0.149
4

...

(c) Jika koefisien perubahan Yolutne (mJ tanah ini OJ)OOl nl"
tentukan estimasi besarnya koefisien pem1eabilita.s ~k).

.
TH2
Dan persamaan t = ' ' . maka

cl

98

Tebal contoh (mm)


19.80
19.63
19.5
19.42
19.26
19.11
19.01
18.85
18.69
18.53
18.41

Sesudah 24 jam tebal contoh menjadi 17.62 mm. Penanyaan:

OA-6

tahun

(d) Berapa ,,alrtu yang dibutuhkan la pi an tanah di lapangan . tebal . .


m agar tanah ini nlencapai sor.:, kon"olida.. i total.
MEKANIKA TANAH 11

VII KONSOLIDASI

Dengan kondisi drainas i dobet. maka

Pe11ye/esaia11:

1 20 + 17.62
H, = Y2 H =-

Waktu Vt (menlt)
8
0

I\

'

10

lZ

14

16

':>

I
II -

~~

Sehingga.
:- r- t- 1-

0.848 = C, t!H/ =C, x 169/0.00942

Dxperoleh,

- - ,_

19 25

19

.c

~
8

18 75

Gl

JS 5

-~

t-

~~

r\\

(c) Jika 1n,

--

~
-

1715

Yw

k = 7.4 x 10- x 0,0001 x 9,81 = 7.4 x 10- 12 rn!detik

f\ ~

(d) Untuk lapisan dengan tebal 3 m. pada 50 % konsolidasi:

T,. = 0 197
9

0.197 = 7.4 x 10- x t 50 /1.5


f5o

(a) Gambar diagran1 penurunan rs. akar \\'aktu dapat dilihat dalam
Gambar C7.5. Bagian l'Ufva yang menunjuk.kan penurunan
konsolidasi dapat dilihat pada kurva tersebut. Bagian lurus pada
awal kurva merupakan penurunan elastis dari lempung. Karena itu
koreksi perlu dila1.-ukan dengan menarik garis ke arah sumbu
vertikal. Perpotongannya dengan sumbu vertikal merupakan titik
dengan konsolidasi nol persen.
(b) Dari gambar diagram penurunan terlihat:

.{t; =13 menit


t90 =169 menit

= 0,06 x 10

detik

= 1.90 tahun

Contoh soal 7.10:


Lapisan lempung dibebani oleh sebuah fondasi dan mengalami
penurunan konsolidasi sebesar 30 mm dalam \Vakl:u 360 hari . Dari uji
konsolidasi di laboratorium. penurunan tersebut akan merupakan
penurunan 25% konsolidasi totalnya. Tentukan estima_~i hubu~ga~
waktu terhadap penurunan untuk periode 10 tahun. Jtka dratnast
dianggap dua arah.

Penyelesaian:
Pada V = 25 %. yang terjadi pada 360 hari. penurunan konsolida i
yang terj adi. S, = USe = 30 mm.
Hitungan selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel C7.6.

;?

H,

Untuk 90 % konsolidasi, Tl, =0,848

lOO

111,

Gambar C7.5.

,.

= 0.0001 m /kN

1,15 a

~ ::: C::~ t

1Q"9 m2/detik

C,. =- - . maka

~
I
v -\ ::

lS

C, = 4.44 X 10" m /menit = 7,4

[\
IS ~

= 9.405 mm.

MEKANIKA TANAH ll

VII. KONSOLIDASI

101

Tabel C7.6.

HI2T..
t ==
C.

r..

Waktu t (men1t)

Penurunan pada waktu t

tahun
han
0
0
0.60
218
340 . 0.93
3.73
1360
5A6
1993

S, =US, (mm)

0
24
30
60
72
84
96
108

E
E

--

10 12 14

16

18

20

00 111~~+-~-+~~~
80 -t---+--1"'--..::~
r"""":::;::t-~-+
. . -+--l--l--lf----l

C l)

c
c:;,
d

0.20

0.25
0.50
0,287
0.60
7,67
2799
0.403
0.70
10.79
3938
0.567
0.80
16.13
5889
0,848
0.90
Kurva hubungan waktu dan penurunan ditunjukkan dalam Gambar

o~r-r-r-r-r-.-~~~
20 \
40I\I\-r~,_4-+-+-+-~

....

:;,

100
rr--r--r-tl---t
""""'-.~~~=:::!~
120 ---'-

Q.

Gambar C7.6 Kurva penurunan vs. ~11aktu.

Untuk U = 25 %, dapat diperoleh nilai :

C7. 6.
Langkah hitugan dalam Tabel C7.6 adalah sebagai berikut:
S,

=S/U =30/0,25 =120 mm

Jadi, untuk U < 60 % . berlaku

Untuk V< 60 %, berlak.-u Persamaan (7.48):


V=

U = 1,13J[ X 0,012

~4T,. In =1,13J'i:

atau

= 5439 x U

hari

Untuk U > 60%, berlaku Persamaan (7.48b):

Tv = -0,933 log ( 1-U) - 0,085 (V dalam desimal)


V=

113
,

C,. x 360

H,

dan

CV

xT,_

= (1/0,012)

xT,_. = 6944,44 Tv (han).

KONSOLIDASI SEKUNDER

Konsolidasi sekunder terjadi setelah proses konsolidasi primer


berhenti. Lintasan kurva konsolidasi sekunder didefinisikan sebagai
kemiringan kurva pada bagian akhir dari kllrva Ml-log r atau dari
kurva e-log t. Untuk memperoleh kemiringan kurva kon olida i
sekunder yang baik, perl u memperpanjang pro e pengamatan

102

7.13

H,

MEKANIKA TANAH 11

VII. KONSOLIDASI

10_

cara i ni ' akan mempermuctah


.
Dengan
.. di laboratonum.
si sekunder Cu Dengan melihat
ku va kompre
PengUJlan

an
r
hitungan kemtnng
Gantbar 7.22:
(
darv co111perssion ratio) ( c )
}<under seco11 .
n
Indeks pemampatan se .
din)atakan oleh persamaan.
(7
.5
1
a)
~e

cu -------:
log( t It
2

1)

k d r (secondarv conzpression index) ( C<XE)


Rasio pen1an1patan se un. e
.

dinyatakan oleh persamaan.


(7.5 1b)

Ca =Cal( 1+ep)
. . ku d r dibituno dengan persamaan:
Penurunan konsohdasi se n e ,
o

S5 = H

t,

log -

l +ep

(7.52a)

t1

Nilai Cex dapat diperoleh dan grafik hubungan angka pon (e)
terhadap waktu (t) (Gambar 7.22)
Menurut Terzaghi ( 1948), pada \vaktu terjadinya konsolidasi
sekunder, dua faktor dapat mempengaruhi prosesnya. Pertama.
pengurangan volume. tanah .pada tegangan efektif konstan. dan yang
kedua, regangan verttkal aktbat gerakan tanah secara lateral di bawah
struktumya. Terzaghi ( 1948) menyatakan bahwa kedua faktor tersebut
dapat menghasilkan tipe penurunan yang sangat berbeda dari struktur
yang satu ke struktur yang lainnya, dan besarnya penurunan masih
tergantung, antara lain, dari tingkat tegangan dan macam tanah
lempung.
Sedang Leonards dan Girault ( 1961). menyatakan bahwa bila
dilihat dari Persamaan-persamaan (7.51), secara implisit dapat
dibenarkan bahwa rasio kompresi sekunder tidak bergantung pada
tebal Iapisan tanah dan kenaikan tegangan.
e

atau
t,
S =Ccu Hlog s

(7.52b)

Akhtr konsolidasi primer

dengan,

ep = angka pori saat konsolidasi primer selesai


H =tebal benda uji awal atau teballapisan tanah yang ditinjau

(2

t1

=( J + flt
=saat waktu konsolidasi primer selesai

- - ---- -----------;- ----------------L-----------r-----~- Waktu

(skala Jog)

Gambar 7.22 Penentuan indeks pemampatan sekwzder (CaJ.

Dalam tanah organik tinggi dan beberapa jenis lempung lunak,


jumlah konsolidasi sekunder mungkin akan sebanding dengan
konsolidasi primemya. Akan tetapi, pada kebanyakan j enis tanah
anorganik, pengaruh konsolidasi sekunder biasanya sangat kecil
sehingga sering diabaikan.
.
. Penu~na.n akibat konsolidasi sekuder harus dihitung secara
terptsah. NJlat yang diperoleh ditambahkan dengan nilai penurunan
konsolidasi prinzer dan penurunan segera-nya.

104

ep

Beberapa asumsi yang berkaitan dengan kel akuan tanah ber.butir ha1~
dalam mengalami penurunan konsolidasi sek."llnder telah dt~uat. Dan
penelitian Ladd (1971a), Raymond dan Wahls (1976) menytmpulkan.
sebagai berikut:
( 1) Ca tidak tergantung dari waktu (paling tidak selama masa waktu
yang diperhatikan).
(2) Ca tidak tergantung dari tebal lapisan tanah.

(3) Ca tidak tergantung dari LIR (Load lncren1ent Ratio) . .. elama


konsolidasi primer terjadi.
105
MEKANIKA TANAH ll

VI I. KONSOLIDASI

a cndckatan. adalah konstan untuk


(4) Nilai band ing ( JC(' seem, te~konsolidasi nonnal yang dibcbani
kebanyakan wnah Jempung, g besarnya nonnaL
. n an-tcgnngan yan
dengan tcga g,
. . 1977) nlengarnati bahwa ni lai ctt
Mcsri dan Godlcwsk (k soJidasi, yaitu bergantung pacta
angnn
on
g
l
d
bergantung pa a .c '
tegangan cfekti f akhtr.
d ,
b3 11 ak 111acmn tanah n1en e.l\atl konstan
Nilai-nilai C/Cr- untuk . dy 1 Godlweski ( 1977) dan hasilnya

1 1 Mesn at
telah dibukttkan o c 1 7 3 Jiubungan antara Cac dan kadar air
dibcrikan dalam Tab.cl :, ) d'pcrlihatkan
dalam
Gantbar
7
.23.
1
3
9
ditunjukkan oleh Mesn ( 1
, b 1 7 3 dapat dilihal bahwa nilai Cc/Cc rata-rata adalah
Da la rn 1 a c '
C J.C
1 b h
.
. 0 05 d t'dak
pcn1ah dipcroleh ntlat a , c yang c t dari
1
ktra-ktra ,
an
0 025

0.1. Untuk tanah anorganik, nilai C/Cr antar~ ' . s~tnp~t 0,06,
sedang untuk tanah-tanah organik dan gambut agak lebth ttnggt.

1oo I~~~~~nr~.-~~~ln~~~
1 Lcmpung Whongarn.Jrl
N
2. Lampung Mexico Cit (1 ewtnnd don Alloly, 1960)
3 Lanau orgnnik ea/ea Y oonarc:J dan Glrault, 196 1)
4 Lompung Leda (C roous (Wohls, 1962)
rawrord, 1965)
5 Lom un
p g plasl/s NorWOf}/o (B}ctnlm 1967'
6.. Gambut
1
amorphous d fib

7 Muskeg Konada (Ad on ' rous (Lea don Brownor, 1963)


5
8 Endopan lout Of{lanl:';o::: ~
,
9. Lompung blru B t

"
1o L
os on (Hom dan Lambs 1965)
empung bim Chicago (Pock, personai filo)
11 Lompung b9rlanau orgonlk (Jonos, 1965)
0 Lanau organ ik, dll (Moron dkk 1958)

965

,....6_ _....__

10

Ca.o
2
'

(1977)
0

Macam Tanah
Lanau Organik
Gambut amorphous danfibrous
Mus keg Kanada
Len1pung Leda (Kanada)
Lempung Swedia post -glacial
Lempung biru Junak (Victoria, B.C.)
Lanau dan lempung organik
Lempung sensitif, Portland, ME
Mud Teluk San Francisco
Lempung varved New Liskeard (Kanada)
Lempung Mexico City
Lanau Hudson River
Lanau lempung organik New Hagen

17

Tabel 7.3 Nrlai c~r untuk beberapa macam lanah (Mesri dan Goldlewski)

0,035-0,06
0,035-0,085
0,09-0,10
0,03-0,06
0,05-0,07
0,025
0,04-0,06
0,025-0,055
0,04-0,06
0,03-0,06
0,03-0,035
0,03-0,06
0,04-0,075

____,

10,_
j)

0 0

/
0.1

10

100

1000

Kadar a1r W (Of<,)


1

Gambar 7.23 Hubwzgan antara Cae dan kadar air untuk beberapa lempwrg
(Mesri, 1973).

7.14 DRAINASI VERTIKAL (VERTIKAL DRAIN)


Kecepatan konsolidasi yang rendah pada tanah-tanah len1pung.
, dan tanah yang mudah mampat lainnya, dapat dipercepat dengan
menggunakan drainasi pasir (atau bahan lain) yang ditanam secara
vertikal. Drainasi pasir ini n1e1nberikan Iintasan air pori yang lebih
pendek ke arah horisontal. Jarak drainasi arah horisontal yang lebih
pendek menambah keccpatan proses konsolidasi beberapa kali lehih

...

106
MEKANIKA TANAH 11

VII. KONSOLI DASI

107

b'l'tas tanah ke arah horisontal Yan


. . pernlea 1 1
.
k
. g
cepat. Disaxnpw~ ttu.
u a mempercepat laJU proses onsohdasi.
beberapa kali Iebth besar, J. g epat ini mempercepat pula kenaikan
. . ang dlperc
. kk
b h
Proses konsohdast ~
p
latnan menunJU an, a wa drainasj
1

k
I
nya
enga
kuat geser tanah as 1 :
t n pada tanah dengan ni al
onsolidasi
tuk d1terapl\.a

k
pasir tidak coca . un .
etti lempung yang berp 1asttsitas ttnggi dan
sekunder yang unggt. sep
d I b
b

gambut (peat).
. .
.
'kal biasanya terdtn an u ang or vertikaJ
Dratnast pastr v.erti
pttng J.enuh yang relatif tebal, dimana
b s lapxsan 1em
yang menern u . .
tak pada Japisan batu, cadas, atau lapisan
1
1111
lapisan lempung
~~r1 ~dapkan melalui proses geologi (Gambar
kedap air lain yangd.. .edengan pasir dengan gradasi tertentu. Berat
7 24) Lubang bor HSl
.

:
d'b un diatas drainasi pastr verttkal menyebabkan
umbunan yang 1 ang at Mampatnya tanah ada1ah akib at dan. atr.
tanah yang Iuna k ma mp
.
. .
.
noal
r
ke
arah
lateral
(honsontal)
ke
dratnast
pastr.
.
k
1
yang d1pa sa me o
.
.
.
.
Dari sini, air mengalir ke atas, menuju laptsan a1r yang dlletakkan
pada dasar tanah timbunan. Bila beban bertambah besar, maka
kecepatan konsolidasi akan bertambah pula.
Kadang-kadang drainasi pasir vertikal dibangun di atas tanah
yang lolos air seperti pasir (Gambar 7.25). Kondisi ini akan memberikan kondisi drai nasi dobel ke arah atas dan bawah, dengan demikian
akan Iebih mempercepat proses konsolidasi.
Dalam praktek, kadang-kadang ketinggian tanah timbunan
dilebihkan dari rencana ketinggian tanah yang disyaratkan, untuk
mendapatkan penurunan yang dikehendaki. Ketika penurunan tanah
timbunan di atas drainasi vertikal mencapai penurunan yang disyaratkan, dan pada saat ini penurunan terjadi dengan kecepatan yang
rendah, kelebihan tanah dibongkar. Suatu hal yang harus diingat,
bahwa drai~asi pasir relatif sangat lemah terhadap pengaruh geser,
khususny~ Jtka ges.eran ini ditimbulkan oleh perubahan bentuk atau
deforrnast tanah dt bawah timbunan yang dibangun. Karena itu,
kecepatan pembebanan harus sedemi kian rupa sehingga tidak
menyebabkan keruntuhan geser tanah.

t1~nan

.
.
..
,,

paW
I

t~
,.

..

...

..

'.

,.

'

,'

'I

,. ,, , ,.

.
'

..

I.

., .,

.,

',.

...

..

.,

laplsan lempuog

,I

I'
.

.,.,...,

..

draioasi pair

-;I

., .,

I '

...

'

..
'..
.

...

..

I;

t.

......

..
..

1-

.-. . ... ......

,.

1--

- ..

:-:

:: ];

'

...'

i':

..

'

I :

p'

__,;

...

..

..

,~

~.

,I

..
.

......
...
..

..

- ..
- -.

~ .;

'~

'

, ' ,,

..
r

..

..

I:'

. ... I .. ... .. .:.


. .
;

r.

..

.,

lapison kedap air

Gambar 7.24 Stru.ktur drainasi pasir vertikal.

timbunan
P"*

/. . .

AVI~-.:tl

. ...

..

.'

I'

'

.. .

. ..

,.

1-

. ..

. ..

...

....

. .

/"-...:.

na..:r. . .

..

...-~~~'

. ..

...

.. ..

..
.

. . . . .

I"

len1pq

pelir .1

. .

....,

l11

.
.
.

"',..;,.,

..

.
.

.. '... . ... . .'.: '\.-f m.a.L

: ~



.. ..

..

'

r-

~ ,..

...

..

'

...'


. ~

..
.

'

Gambar 7.25 Struktur dra inasi pasir vertikal dengan lapisan dasar benlpa
lapisan yang lolos air.

7.14.1 Struktur Drainasi Pasir Vertikal

Diameter drainasi pasir vertikal bervariasi dari kira-kir 45 cm


sampai 60 cm. Diameter yang terlalu kecil dihindarkan. karena
kesulitan pengisian pasir pada pipa mandrel. Lagi pula, diameter yang
terlalu kecil dapat menyebabkan pembengkokan akibat gesekan antara

lf](~)8----------~.--------------------~
MEKANIKA TANAH ll

109

VII. KONSOLIDASI

. d lain dari pipa tnandrel. Drainas


. d. bagtan a
.
.
t
.

r
dengan
din
mg
....
kan
air
dan
laptsan
tanah
Yang
k o Iorn pasr
d t menga1u

vertikal harus cukup apa h dap penyun1batan pon-pon petmukaan


dan
harus
aman
ter.
a
.
n pertcmuan pennukaan tanah asii.
npat
mar
.
dt bagta
.
1
tom pasi r. Keberhas1lan perancangan
drainasi oleh butiran ha u~
dengan. din~ing Juar dan a~~ faktor pemilihan p~I:ameter-parameter
drainast pastr bergantun~ P k olidasi arah verttkal ( Cv) dan arah
. k efisien ons
fi . k
tanah. karena ttu o .
k dengan cennat. Koe Isten onsolidasi
horisontal (c,) harus dtt~ntu kanl m pasir tnungkin berkurang oleh
d'1 ek1tar o o
tanah lempung
s
k bali (re1nolding) tanah sewaktu
pengaruh penlbentukan .. emd.sebut sebagai pengaruh pengotoran
an
Penaaruh
tnt
I
d
.
k
d" .
b
pern angun
o
.
.
tikal tergantung an on ISl geologi
vet
I k
(snzear) Kedalaman .drainast
keda]aman
lapisan
tan
a
1 eras di ba wah
h
Iapisan tanahnya, yattu 0 1e
permukaan tanah.
. .
.
.

ertt'kal
dapat
diatur
dengan
posiSI
segt
empat
atau
.
d
Dra1nas1 pastr v

k dari drainasi vertikal tergantung pa a macam dan


1
seg1 uga. ara
.
.
d'
permea b1.l.rtas tanah . Dalan1 praktek, Jarak drainasi pas1r 1. antara 2
3 m dari pusat ke pusat kolom. Terzagh1 (1945)
sampm
.. .
'ki
h'
merekomendasikan untuk merrullh Jarak, sedem1 an rupa se 1ngga
80% dari konsoliasi total telah dicapai selama pembangunan tanah
timbunan.

7.14.2 Teori Drainasi Vertikal

Prisma vertikal tanah d1 k


.
.

bl
k
.
.
d
se
Jtar
dratnast
pasir
dapat
dianggap
o st11n er denga

sebaga1
n Jan-Jan R, dengn luas yang sama
7 2
(G ambdar b ~). Penyelesaian Persamaan (7.53) dapat dituliskan
da1am ua agtan:
(7.54)

dan

(7.55)

dengan,

Uv = dera~at konsolidasi rata-rata akibat drainasi arah vertikal


U, = deraJat konsoJidasi akibat drainasi arah radial
Cv
Tv = H 2 = faktor waktu pada sistem drainasi vertikal (7 .56)

T,

c,/
4R

= faktor waktu pad a sistem drainasi radial

Persamaan T, menunjukkan bahwa hila jarak drainasi pasir


berkurang, proses konsolidasi bertambah cepat. Barron (1948) mengusulkan persamaan untuk waktu yang dibutuhkan terjadinya proses
drainasi dengan menggunakan sistem drainasi vertikal dengan tanpa
memperhatikan pengaruh gangguan tanah (smear), sebagai berikut :

Dalam suatu suatu koordinat silinder tiga dimensi, bentuk


persamaan konsolidasi dengan perbedaan sifat tanah dalam arah
horisontal dan vertikal. adalah

5 u 1 8u
5u -c +
5t - " 5r2 r 5r

(7 .53)

U, = l _e [-BT, I F(n)]

dengan,

dengan,

=kelebihan tekanan air pori


=waktu
r =koordinat silinder radial
z =koordinat silinder aksial

(7.58)

a tau

u
t

(7 .57)

eh = koefis~en konsolidasi arah horisontal

F(n) = ln(Did)- 0,75


D
= diameter silinder yang dipengaruhi oleh drainasi vertikal

d
U,
t

Cr = koefisten konsolidasi arah vertikal

C11

110
MEKANIKA TANAH 11

= diameter drainasi pasir


= derajat konsolidasi rata-rata arah horisontal
= waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Ur
= koefisien konsol idasi arah horisontal

VII. KONSOLIDASI

111

s
,____
,

,.--__ 1
... L..-

-1- _,...
:

- -

-- -

R I

~I

1
I
----,--

-8
--

01

'

.... ----

II

--1

..

.. ~1

I
I

' ',

.,.'ly- ..

.,.

......

__,I

2Q.
t--..

0.20

,. .. J

.A

Ur

I
I
I

so

~~
~ t':: t.-~ -.....;:::
!'..... ~ i'-.. r-.
.....
' 1', r--... t--1'\ ~
!'-.

I"

0.4 0

i'

\.

os0

1\

"r-~ ~ ~

i\

' .....

'y

I
I

- - - __ J

''

t\

~ \

0.80

""'

090

(a)

susunan segi tlga


R 0 ,525 s

1 00
0 .001

0.01

..,...
..,....

t\

~\ 1\ \

070

''

~"" I~
'\ l\. ~
r\

0 .6 0

11I

030

r"

10

n/rd=S

0 10

~,.

'-------:. - -1
1

~ ,..

I
I

:
I

'\

\.

"i\ :'\
\.

\.

"\ I'.
~

[\.

~r'-.

1'-

" I'- f' r-.r-. ... ~

0.1

Gambar 7.27 Grafik drainasi radial (Barron. 1948).

~~ .

~ '

.. .t ...

:I
..
". .

.
. I

.:,
~

(b)

~J

....

Contoh soal 7.11.

Suatu timbunan akan dihamparkan di atas tanah lempung. Untuk


mempercepat penurunan digunakan sistem drainasi vertikal.
Diperkirakan beban timbunan akan rnengak.ibatkan penurunan sebesar
30 cm. Data tanah lempung: C,. = 0.025 m~ !hari, diasumsikan. k\. = kh.
Drainasi pasir berdiameter 45 cm dan berjarak 2,66 m. disusun secara
bujur sangkar. Hitung penurunan konsolidasi tanah lempung akibat
beban timbunan pada waktu-waktu t = 0~ 0.25~ 0.5~ 0.75 tahun.

.~

I ....

...
J

. .J.

. I .

.
......
.. .
::].

:: 1 .

... *I..

J .

H id

Gambar 7.26 Denah drainasi pasir vertikal


(a) Pandangan atas
(b) Tampang melintang

Penyelesaian:

Penyelesaian dari persamaan drainasi arah radi al diberikan dalam


Gambar 7.27 Hubungan UIf, bergantung pada nilai banding
n. =. .RI. rd . dengan
R
ad
1
h

d
I
h
. .
a a Jan-.Jan si linder ekivalen dan rd a a a
Jan-Jan dramast pastr. Dapat pula diselesaikan bahwa,
(1-U) = 0-U\.) (1- U,)

(7.59)

dengan U adalah dera at k0


. .
.
kan drainasi verfk dJ
?sohdast rata-rata dengan memperhttung1 a1 an radial.

~ ------ - ---~
I

10 m

tempung

~ = 0,025 m2hlari

kn=k.,

- ~ ----------------------------~~-------pasir

(a)

S 2.68 m
(b)

Gambar C7. 7.

112

VII. KONSOLI DASI

MEKANIKA TANAHll

lL

. . h vertikal :
untuk drainasl at a
Faktor waktu
0?5"'365><t - 0 365 I tahun
-- .
CI' f . ~0. ... /'2
7~. ~ -//-2 5
t
b iur sangkar:
susunan
uJ
k
. . . k. alen untu
Jan-Jan e tV
66 == 1,5 rn
R ::: 0,564 s ::: 0,564 X 2,

7.15 PRAPEMBEBANAN (PRELOADING)

Pada tanah yang lunak, mudah mampat dan tebal, kadang-kadang


dibutuhkan untuk . ~engadakan pembebanan sebelum pelaksanaan
bangunannya. sendtn. Cara ini di sebut prapembebanan (pre/oading).
Maksud dan prapembebanan ini adalah untuk meniadakan atau
mereduksi penurunan konsolidasi primer, yaitu dengan mernbebani
tanah lebih dulu scbelurn pclaksanaan bangunan. Setelah penurunan
kon solidasi primer selcsai atau sangat kecil, baru beban tanah
dibongkar dan struktur dibangun di atas tanah tersebut. Keuntungan
dari prapembebanan, kecuali Jnengurangi penurunan, juga menambah
kuat geser tanah. Pada pekerjaan timbunan tanah untuk jalan raya.
cara prapembebanan dapat dilaksanakan dengan melebihkan tinggi
timbunan, setelah penurunan konsolidasi sangat kecil, kemudian
kelebihan tinggi timbunan dibongkar. Cara ini banyak digunakan
dalam banyak proyek-proyek bcsar (Johnson, 1970).

D ::: 2R ==3 m

maka c,. : : eh
k
Karena k,. = "'
c 1 0,025 >< 365 X 1 = 1,05t tahun
rr -- R"==
2
2
4
X 1,5
4
.
.k 1 dengan menganggap Uv < 60 % , maka
Untuk drainast arah vertl a ,
berlaku :

Bila dalam pelaksanaan dibutuhkan pembebanan terbagi rata


dengan tambahan intensitas tegangan sebesar p1 (Gambar 7.28),
akibat pembebanan, penurunan konsolidasi primer total diperkirakan
akan sama dengan Sect) Jika diinginkan untuk menghilangkan
penurunan konsolidasi primer, maka harus dikerjakan intensitas beban
terbagi rata total sebesar p = p1 + Ps Beban ini akan menyebabka~
p'e nurunan yang lebih cepat. Bila penurunan total S e({) telah tercapat,
beban disingkirkan untuk kemudian dilaksanakan pembangunan
struktur yang diinginkan.

4~,

I' :=

Untuk drainasi radial:


( )~l
-{8T IF n 1

Ur =1- e

'

dengan F(n) =In (Did)- 0,75 = ln(3/0,45) - 0,75 = 1,15


Hitungan selanjutnya ditunjukkan dalam Tabel C7.7.
Tabel C7.7

t
tahun

Tl.

Uv

Tv

U,

0
0.25
0,50
0,75

0
0,095
0,183
0,274

0
0,348
0,482
0,590

0
0,26
0,51
0,76

0
0,836
0,970
0,995

0
0,893
0,985
0,998

St = u X 30
(cm)
0
26,79
29,55
29,94

. , . . - - - - - - i - - - - - - t (waktu)

NiJaj U = 1- (1- Uv)(l-Ur).


Hitungan di atas dilakukan dengan menganggap tidak ada pengaruh
pengotoran (snzear).

Soctu>
_____ ----------

blbln p&iiilnln + blban

Gambar 7.28 Konsep mempercepat penurunan d enga11 cara prapembtban all.

I J4

MEKANIKA TANAH ll

VII. KONSOLIDASI

115

waktu harus diper1imbangkan


n p dan
.
.
.
4-'
d
Korelasi antara tekana s d'perhatikan vanast StJat erajat
perlu t
k d'
kt sesudah beban be ~erJa 1 atas
dalam hitungan. Untuk ttU.
konsolidasi pada sembarang wa Du aJat konsolidasi pada kedalaman
.
b8 r 7.29). er
d
Iap1san Ien1pung (Gant
se anjang kedalatnannya an akan
tertentu (V;) akan berubah p 'tu pad a kedalaman z = H. Jika
tengah yat
,
b
minin1un1 pad~ ~gtan
{;) digunakan sebagat 1\.nterta untuk
derajat konsohdast rata-rata. ( ' a tnaka sesudah pembongkaran,
terbagi ratany '
.
b
b
.
gah akan tetap dtam dan lempung
pembongkaran e an .
t k di ba o-tan ten
'
1
. 11 lolos air akan cenderung untuk
lempung yang ter e a
. o
1

yang terletak di dekat

laptsa.n-d~;s~asalah

..

aliran

lempung

--- --- ---- -

2H -

H
I

tlz

---t --- -

Dralnaa4 dobll

H
;

..

. .. .....
Pal
.." ..
... .
r

s
r
.
,.
'
...
\
.
, , "'

.
,
.
..,,. .. - ......0..
I..,.
. ... .
f

'

ini, dalam hitungan, perlu

mengembang. Untuk menghtn tuk mengatnbil pendekatan dalam


ditentukan cara ~ang tepa~
U ada bidang tengah z = H.
enggunaan
deraJat
konsohdast
::
P
P
.
kan oleh Johnson (1970), adalah sebagai
Prosedur yang d1 guna
berikut:

. ,. . : . pasIr ,.. ,... r:. -.


.,.... . ' .,. 0 0, \ .,,.

.... !' :-..


; . . ... .

..,

O.rajat kOn801idasi {llz)


100%
0%

. , .. .. P8Sr . .
'.. , .

ut:

z
H

lempung

(7.60)

kedap air

Gambar 7.29 Pemilihan derajat konsolidasi.

dan

Kombinasi Persamaan (7.60), (7.61) dan (7.63), diperoleh:

(7.61)

logll + (p 1 I p' 0 )J
U (J+s) =log({ I+ p f I Po '}{1 +PsI p f

l}

(7.64)

dengan,

Po' = tekanan overburden efektif rata-rata


Sc<O = penurunan konsolidasi primer ak.ibat beban pr
Sccf+s>=penurunan konsolidasi primer akibat beban pr+ Ps
Dari sini dapat dibentuk persarnaan,

Scco = U<r+s> Sc<f+s>

(7.62)

Nilai-nilai U<f+s) untuk beberapa kombinasi dari p/p0 dan p/p1


diberikan dalam Gambar 7.30. Bila U<r+s> diperoleh. dapat dievaluasi
besamya Tv. Perhatikan bahwa U<r+s> = Ur. pada z = H dari hubungan
antara U dan Tv didasarkan pada anggapan yang digunakan. Untuk
penyesuaian, diperlukan penggambaran hubungan U<r+s) terhadap T,.
yang ditunjukkan dalam Gambar 7.31. Jadi. wal1u pembongkaran
.
beban terbagi rata (t) adalah:

dengan

t =

Ucr+s> = derajat konsolidasi akibat beban PJ+ Ps

. S~perti . yang te1ah disebutkan sebelumnya, lebih tepat kalau


dJambJI deraJat konsolidasi pada z =H.

TVH

(7.65)

CV
dengan Cv adalah koefisien konsolidasi dan H adalah panjang lintasan
drainasi maksimum.

U (J+s) = Se(!)
sr(J+s)

(7.63)

116
MEKANIKA TANAH 11

VII . KONSOLI DASI

117

Untuk rne~gurangi atau tnenghllangkan penurunan pada waktu


bangunan dtl~ksanakan akibat konsolidasi sckundcr. pendekatan yang
sama dapat dtperoleh dengan mengcstinmsi intensitas beban timbunan
dan waktu pembongkarannya .

tOO ~

U(t+s)

.....

(":, ~~ ~
80

,...,

FtlFh '=-

10

80

Contoh soal 7.12:

Lapisan lempung nonnallv consolidated diapit oleh lapisan pasir.


dengan tebal masi ng-masing lapisan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar C7.8. Muka air tanah terletak 2 m dari permukaan tanah asli.
Tanah ini dititnbun secara permanen dengan tebal 5 m dan berat
volutne timbunan 18.5 kN/m . Diinginkan untuk mengeliminir seluruh
penurunan konsolidasi primer dalam waktu 7 bulan dengan jalan
tnengadakan prapembebanan. Hitunglah tambahan tinggi timbunan
yang dibutuhkan untuk maksud tersebut, jika diketahui:

;.......

L':
"

70

r--.......

~'-..........

J
0.6
~

-......... r---...

o.,

&0

40

30

1.6

1.2

0.8

2.0

Tanah pasir: Yb = 19 kN/m dan Ysnr = 19,81 kN/m3


Tanah lempung : Ysm = 20,81 kN/m3 , eo= 1,1
0.

0.2

C,. = 1,8 x 10 cm /detik


Cc= 0,32.
3

0.8

TV 0.8

!\

0.2

Penyelesaian:

0.4

1\

Trnlu'o81

6H

11m1 2 "11

0.8

5m

2m

1-

. . .. .

V

: "( . . '

.. .... .__. .
-: .... """':'- :
.
.---r: .....
.
. ..

,. .. . .
.. .. ' .. "
l ... u.tur .
.. .. . .. . . . .. . . .
-----

'"" .-,...... .,_,

'

~~~!!... - - - - - - - -

..



3
19\tt'm -' : .....
r

------

w l Q,Il

1m

0.8

lcmpunc: , ... - 20.11

- 1,1
~ t,l x 10_, ca2/d11ik

.
.. .. .. .. ..
. ..... ..... ....
.
.
.
....

...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
......-... .. ... .. .-. ... .... ...... ... .......... ..... ............ .......... ................ .... .. ... ....
. . . . . ..... . .. . ..... . . ...
.' .. ... . ......
. ... . .. . .. .. . .. .. . , . .
...

0. 8

...

... ...

L\
Gambar C7.8.

Gambar 1.31/Jubungan U(J+sJ terhadap Tv (Jolm son, 1970).

---118

5m
r-

tt..,

MEKANIKA TANAH ll

VII. KONSOLIDASI

119

, H, == 0.5 x 5 == 2,5 m
. . d arah. maka
.
Karena dramas ua
- 7 buJan
\Vaktu dibutuhkan t -3
30 X 24 X 3600 == 0 365 t
t.8x l0 x 7X 2
'
c
t
T,. = v2 =-?50

BAB VIII

PENURUNAN

k ,.,. - 0 52. diperoleh


731 untu 1,.- .
Dari melihat Gambar
Ht

Vcr+1.)
= o.6 3
.

1
1

h la isan Iempung mu a-mu a.

- ?xl9 +l x(19.81 -9.81)


Po --

8.1 PENDAHULUAN

Jika lapisan tanah dibebani , maka tanah akan mengalami


regangan atau penurunan (settlement). Regangan yang terjadi dalam
tanah ini disebabkan oleh berubahnya susunan tanah maupun oleh
pengurangan rongga pori/air di dalam tanah tersebut. J umlah dari
regangan sepanjang kedaJaman lapisan merupakan penurunan total
tanah. Penurunan akibat beban adalah jumlah total dari penuru1Ul11
segera dan penurunan konsolidasi.

...

=76 ~1\J/mTambahan tegangan akibat beban timbunan:


1

pr = 5 x 18.5 = 92.5 kN/mpr/ Po =92.5/76 = 1.23

I
'
=
1
23
Dari Gambar 7.27. untuk U<r+s> = 0,63 dan Pr Po
'

.,

Maka. Pr. = 1.1 x 92.5 =101,8 kN/mBeban total untuk mengeliminir konsolidasi primer:
')

=Ps+ pr = 101.8 + 92.5 = 194,3 kN/m3

Tinggi timbunan total yang dibutuhkan, dengan Yb = 18,5 kN/m,


adalah H = 194.3/18.5 = 10,50 m.
Jadi ~

tambahan tinggi timbunan yang diperlukan


M/= 10.50- 5 = 5.5 m

Penurunan yang terjadi pada tanah berbutir kasar dan tanah


berbutir halus kering atau tidak jenuh terjadi dengan segera sesudah
beban bekerja. Penurunan pada kondisi ini disebut penuronan segera
(inzmediate settlement). Penuntnan segera merupakan bentuk
penurunan elastis. Dalam praktek. sangat sulit memperkirakan
besarnya penunuzan segera. Hal ini tidak hanya karena tanah dalam
kondisi alam tidak homogen dan anisotropis dengan modulus
elastisitas yang bertambah dengan kedalaman. tetapi juga terdapat
kesulitan dalam mengevaluasi kondisi tegangan dan regangan yang
terjadi di lapisan tanah. Penun1nan segera banyak diperhatikan pada
fondasi bangunan yang terletak pada tanah granuler atau tanah
berbutir kasar.
Penunlnan konsolidasi (consolidation settlement) tetjadi pada
tanah berbutir halus yang terletak di ba\vah muka air tanah. Penurunan
yang terjadi n1emerlukan waktu. yang lamanya tergantung pada
kondisi lapisan tanah. Bila tanah mengalami pembebanan dan
kemudian berkonsolidasi. maka penurunan tersebut berlangsung
dalam 3 fase, yaitu:

120

MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

121

nurunan terjadi dengan segera


d' tnana pe
d' k'b
Fase awal yaitu fase t . . penurunan terJa I a t at proses
'
Di stnt,
1 p da lempung J.
h
sesudah beban bekef]a. . dalam pori tana 1. a
e?u ,
penekanan udara keluar d~l 'I Tetapi dalam lempung yang hdak
kemungkinan ini sangat k:~;aruhnya terhadap penurunan. Pr?porsi
enuh
ha]
ini
sangat
besar
p
.
e
dalam
perubahan
angka
pan,
dan
J
'
d'benkan
d
penurunan awal dapa~ 1 rva waktu terhadap penurunan an uji
dapat ditentukan dan ku
konsolidasi.
.
konsolidasi hidrodinamis, yaitu
1'
.
.d . pnmer atau
l
Fase konso r asr
h'1 0 Ieh kecepatan a Iran au yang
dipenaaru
b
h
k
o.
h akibat adanya tarn a an te an an.
penurunan yang
meninggalkan ro~gg~ pon :~ dipengaruhi o!eh sifat tanah, seperti:
Proses konsohdast pnm~r. s. g
ka pori, bentuk geometri tanah
pe1 mea bili tas, kompresl b~::s~t. a;~ngemban gan arah horisonta! dari
termasuk tebal laptsan m .P 1 Ios air di mana air keluar menuju
'
zona mampat. dan batas laptsan o
.
.
lapisan yang lolos air ini.
kLtJzder
merupakan
proses
lanjutan
dan
'd .
Fase konsoI1 asr se
.
'd
d'1 mana prosesnya berJalan sangat lambat. Pada
konso I1 ast pnmer,
l'd
ku d

tanah-tanah anorganik penurunan konso 1 ~sl se ~ er J~a~g


diperhitungkan karena pengaruhnya sangat kectl. Kec~ah, pada JenJs
tanah organik tinggi dan beberapa lempung anorgan1k yang sangat
mudah mampat.
Sebagian besar penurunan diakibatkan oleh pengur~ngan ang~a
pori. Hampir semua jenis tanah akan berkurang angka portny~ (e), b~la
beban vertikal bertambah dan akan bertambah angka portnya btla
bebannya dikurangi. Tambahan tegangan di dalam tanah akibat beban
fondasi bangunan akan selalu diikuti oleh regangan yang menghasilkan pen urunan pada struktur.
Ada beberapa sebab terjadinya penurunan akibat pembebanan
yang bekerja di atas tanah:

.
Keruntuhan geser ak'b t 1
akan mengakibatka
l a ter ampautnya kapasitas dukung tanah
.
n phenurunan sebagian (differential settlement) dan
penurunan d1 se1uru ba
ngunan.
Faktor
aman
terhadap
bahaya
kerun t uhan a kib at geser i h

n1 arus d1perhttungkan secara matang


Penurunan akib at defleks'1 t k

.
a au erusakan fondast umumnya jarang
k
k
terJadt dt dalarn perancangan fioruiasi d k 1 B h
.b d fl k
ang a a aya erusa an
k
a I at . e e st Inl sangat
penting
dt
'
perhatt
'
ka
d
kt
.
n pa a wa u merancang
jondas1
dalanz,. sepertt
sumuran atau f on dast t'1ang. Ana1Ists

.
. . fondasi
.
dan kemungkinan IOI t1dak dipelajari di sini karena menyangkut
perancanga~. struktur atas. Masalah yang paling perlu diperhatikan
dalam anahs1s penurunan adalah sifat-sifat mekanik tanah di bawah
b~ban, terutama pada jenis-jenis tanah hila dengan beban yang
dJrencanakan akan mengalami penurunan yang besar.

Seperti telah disebutkan, penurunan total dari tanah berbutir halus


yang j~nu~ adalah jumlah dari penunuzan segera dan penurunan
kons_olr~asz. Penurunan konsolidasi masih dapat dibedakan lagi
menJadi penurunan akibat konsolidasi primer dan penurunan
konsolidasi sekunder. Bila dinyatakan dalam bentuk persamaan.
penurunan total adalah:
(8.1)

dengan,
S = penurunan total
si = penurunan segera
Se = penurunan akibat konsolidasi primer
Ss = penurunan akibat konsolidasi sekunder
8.2 PENURUNAN SEGERA (IMMEDIATE SETTLEMEND
8.2.1 Penurunan Segera Akibat Beban Terbagi Rata pada Luasan
Lingkaran Fleksibel di Permukaan

1. Kegagalan atau keruntuhan geser

akibat terlampauinya

kapasitas dukung tanah.

2. Kerusakan atau terjadi defleksi yang besar pada fondasi.


3. Distorsi geser (shear distortion) dari tanah pendukungnya.
4. Turunnya tanah akibat perubahan angka pori.

122

MEKANIKA TANAH 11

Jika tanah dianggap elastis dengan tebal tak terhingga. penurunan


ak.ibat beban terbagi rata pada luasan fleksibel yang berbentuk
lingkaran dengan jari-jari R di pennukaan tanah, dapat dinyatakan
oleh persamaan:

VIII. PENURUNAN

.
(kN/ 2)
~ =penurunan segera
tekanan fondast neto
m
'
angan atau
2
= tan1bahan teg . .
h (kN/m )
qn
tana
t
E =tnodulus elasttsttas t k bcban I'IIlc-crkaran ..,ang tergan ung pada
I = fak1or pengaruh un uan .arak dari pusat beban.
r
angka Poisson (J.l ) d J

dengan.

(m)

tepi luasan lingkaran kurang lebih 70% dari penurunan di pusat


lingkaran beban. Persamaan penurunan segera di pusat beban untuk
beban hngkaran fleksibel adalah:
(8.3)

Contolz soal 8.1:


jarak radial

~A

0 =-

:
I

~ 1~-ji-=-0;5--z-

:
0,3
0,2

Cl!

2 -------

D
- = ......
R

-----;-----==-- ~
r-R

Tekanan fondasi ke tanah neto:

(s}

Penyelesaian:

p.- - - - - - --i------

o,.-

D = 5R

Suatu tangkj
., dengan diameter 10 m mengalami beban terbagi rata q =
150 kN/m-. Dasar tangki terletak pada kedalaman Dr = 1 m. Tanah
fondasi berupa pasir dianggap homogen. isotropis, sangat tebal,
dengan berat volume Yb = 16.68 kN/m3 , E = 34335 kN/m2 dan J.1 =
0.45. Tentukan penurunan segera yang terjadi.

-z-

= -qnR

= 2q"R
E

1_

2 )=

J..l

2xl33.32x5 (l-0, 2)
45
34335

- = 5

2 --------,-----

Penurunan ditengah-tengah pusat fondasi tangki:


SI

0,3
0,2
p.

qn = q- DrYb =150- (1 x 1.6~68) = 133.32 kN/m-

StE

IJ. = 0,5

~'ai 1 ~------

(b)

.,

= 0,031 m = 3,1 cm

--------

Dalam menghltung penurunan. q harus dalam tambahan tekanan atau


q neto (qn).

R R
0

8.2.2. Penurnnan Segera pada Fondasi Empat Persegi Panjang


Fleksibel
Penurunan segera pada sudut dari beban berbentuk luasan empat
persegi panjang fleksibel dinyatakan oleh persamaan:

(c)

S. =

Gambar 8.1 Fakror pengandz umuk penurunan akibat beban terbagi rata
berbentuk lingkaran (Ter~aghi, 1943 ).

Gambar 8.1 memberikan nilai-nilai faktor pengaruh lr Dapa~


dilihat bahwa tidak hanya zona di bawah beban saja yang mengalanu
penurunan. tetapi juga zona di luar area pembebanan. Penurunan pada
I

q B
n

dengan:
B = lebar area pen1bebanan (nl~
.
,
lp = koefisien pengaruh yang dtperoleh dan Gambar 8.-

124
MEKANIKA TANAH ll

"
(1-)1-)[p

VIII. PENURUNAN

(8.4)

Jl
qfl

on

.,

( 1967) telah mengamati bah



.
wa vanast modulus dengan kedalaman
mempunyat pengaruh yang k 1 h

.
ec1 ter adap dtstnbust tegangan tetapi
mempunyat pengaruh yang berarti pada perubahan bentuk perm,ukaan.
Steinbrenner ( 1934) m
lk
engusu an persamaan penurunan segera

=angka Potss
n (kNim~)
=tarnbahan teganga
I

1
0.56

1\

untuk lu~san beban berbentuk empat persegi panjang yang terletak


pada lapisan tanah dengan tebal H yang terletak pada lapisan yang

keras (Gambar 8.3), sebagai berikut:

1\

U8

S . = qn I B
I

(8.5)

dengan

(8.6)

dengan S, adalah penurunan di sudut luasan empat persegi panjang.

Penurunan segera pada setnbarang titik A pada Iuasan empat


persegi panjang (Gambar 8.4) dinyatakan oleh persamaan:
5

S, =

~ (I p 1B1 +I P 2 B2 +I P3B3 +I P4 B4 )

(8.7)

0,2

0,4

0,6

0,8

1 ,0

Dalam persamaan tersebut F 1 dan F 2 adalah koefisien yang dapat


diperoleh dari Gam bar 8.4.

1,2

Faktor pengaruh /p

Gambar 8.2 Faktor penganth untuk penurunan di sudut luasan s~giempat


jleksibel yang mendukwzg beban terbagi rata (Terzaght, 1943).

.. ...

Fondast
LxB
D

I.

Penurunan untuk lokasi selain di sudut luasan segi empat, dapa~


dihitung dengan membagi-bagi luasan dalam bentuk-bentuk segt
empat, dengan menggunakan cara superposisi.

laplsan keras

8.2.3. Penurunan Segera Akibat Beban Terbagi Rata Luasan


Fleksibel pada Lapisan dengan Tebal Terbatas

Gambar 8.3 Penurunan segera untuk beban terbagi rata berbentuk empat
persegi panjang fleksibel pada kedalamaan D.

Dalam kenyataan, lapisan tanah yang mampat tidak mempunyat


ketebalan tak terhingga. Lapisan tanah yang diendapkan secara
alamiah terbentuk secara berlapis-lapis dengan sifat yang berbedabeda di atas lapisan yang keras. Dalam lapisan ini, kuat geser dan
modulus, biasanya bertambah bila kedalaman bertambah. Gibson
126

MEKAN IKA TANAH ll

VIII. PENURUNAN

F(

0.2

0.1

o " ::1~~~
-'~
,

0,7

0,9

Fl

..

II

'

-~

~I

iJ

f.-,

t:rJf

~~::--..~:-:-::!u~s--t--+-L

R~L,Jll--+-+--1-1~\~1~

"', '

41--...:JJ-::sj-~to 1 I

I 1 "1 ~'il,~U~-l-+-t-r'i ~f I

I I

1 ~"

\ I\
1\

f I

I ,;

L/B=5

"~"~~
~t'v
.~.L:-t,B:-:::a-1+o---t-J_
~~

\"\_~

\""~
I sL
.
J__-J.-+-+-t-nlt----r-4-\~~-+-J
/ "r
' \~
-

6H
I
H-l

'I

8 ,,

I;

I{ f

016

05

iI fil~F2tj_/Ifi_lI -+i--t-1_, ~~JI--r--r--r--t--i


~
--

2 -

we

,,

014

,
~ll---+--t-r-1-t--~----- ~ I
--

~, ~~

013

) Jun F2 <- -)

-I

0,5

0,6

0,8

10

'

11'

L/

5,0

2,0

1010

Dr/B

j\ '

IJIJi/JU/~Ir_JIL-L'--L-J-~--~~--~~~~B~=~~~~~~~

1-r I

110

Gambar 8.5 Faktor koreks t' ked a Laman untuk penurunan elastis pada fondasi
empat persegi panjang (Fox dan Bowles, 1977).

Gambar 8.4 Diagram untuk menentukan F1 dan F2(Steinbrenner, 1934).

Bila lapisan tanah bersifat elastis dan fondasi tidak terletak di


permukaan tanah, koreksi besarnya penurunan di permukaan perlu
diadakan. Nilai koreksi penurunan pada fondasi dengan kedalaman
tertentu diusulkan oleh Fox dan Bowles (1977). Nilai-nilai koreksinya
merupakan fungsi dari DjB, VB, dan f.l, dimana L dan B adalah
dimensi fondasi, DJadalah kedalaman dan f.l adalah angka Poisson.

Janbu, Bjerrum, dan Kjaernsli (1956) mengusulkan cara menghitung


penurunan segera rata-rata untuk beban terbagi rata fleksibel
berben.tu~ empat pers~gi panjang dan lingkaran, dengan E yang
bervanas1 dan angka Po1sson J.1 =0,5, sebagai berikut:

Besarnya penurunan segera terkoreksi dinyatakan oleh persamaan:

dengan:

(8.8)

dengan
a, = faktor koreksi untuk dasar fondasi pad a kedalaman DJ
S1 = penurunan elastis yang telah dikoreksi
si = penurunan elastis pada hitungan dasar fondasi terletak di
permukaan

Nilai-nilai a dapat diperoleh dalam Gambar 8.5.

~12~8------------------------~~~
MEKANIKA TANAH 11

Si

= Jl1Jlo

q,B

E (hanya untuk J.1 = 0,5)

(8.9)

s,

- penurunan segera rata-rata (m)


~ -- faktor koreksi untuk kedalaman fondasi D1 (Gambar 8.6)
J.li -- faktor koreksi untuk lapisan tanah tebal terbatas H
(Gambar 8.6)
B = lebar beban terbagi rata untuk luasan empat persegi
panjang atau diameter lingkaran., pada beban lingkaran (m)
q, = tambahan tegangan neto (kN/m-)
2
E = modulus elastisitas (kN/m )
Diagram pada Gambar 8.6 dapat digunakan untuk nilai modulus
E yang bervariasi dengan kedalamannya. yaitu dengan mengganti
sistem tanah berlapis sebagai suatu lapisan-lapisan fiktif yang terletak
_pada lapisan yang keras. Hitungan besamya penunoJall St.'gera.
VIII. PENURUNAN
1-9

.
ke dalmn bcberapa lapisan yang
1
1
dilakukan dengan membagt tana
. Japisan dapat d'l
1J' t ung, ma ka akan
pada ttap
terbatas Jika tcgangan
egera totalnya.
dapal diperoleh pcnurunan s
1,0
0,n

J.lo o

<~ W:
r-.

r....
....... r-...

0,l

~ ~ ....

'''

r-....

~:""'-

"' ........ ~

l 'B

~~

1-....

0,6

.........

............
~
10 20

0,5
0,1 0,2

,.....,.

t'"'

...

- to.

8 18,30 m

=0.5

lA

"'

1-- - - r- H, -

I
I

I
I
I

~ 3 m,

I-

27,44

...

I
..

9,H5 m

ooi '9,15 m

10 00

100

0/B

Gambar C8.1.

1()()

2,5
0

2,(l

f-.

..-

,...

0"

L..::W
10

/./
//

.,.

qn = 350 - (1 X 18,84) = 331,16 kN/m2

20

~ kTY

Penyelesaian:

50

~
~

anah eras

c::;

fleoo

,.

.t

Jll

,9

(b)

~
/

1,0
/
//

,.

; ' _,...

;;

"0 ujur

sangka

10

100

Karena J.! = 0,5, maka /p= (1 - Jl-) F t+ 0 =0,75 F1


Penurunan segera pada lapisan lempung 1:

UB = 27,44/9,15

0
0,1 0,2

Untuk menghitung penurunan segera pada pusat fondasi, fondasi


dibagi menjadi 4 bagian dengan masing-masing mempunyai lebar B =
18,3/2 = 9,15 m dan L = 54,88/2 = 27,44 m. Penurunan segera
dihitung dengan menggunakan Persamaan (8.5).
?

Lingkaran

.....

0,

Jl

.....

0,

350 kNtm

:w~lr)

3,0

27.44

I
I

2: Ev" 29430 kN/ml

(a)

I
I

1 Y" 18,84 kN/m'


E .. 36788 kNim'
0.5

[~ ~

.---~--. - r-

FO!l<las.
18.3m r S4.88m

HIB

1000

=3

Gambar 8.6 Grafik yang digunakan dalam Persatnaafl (8.9) ( Janbu. dkk,
1956).

Cara penyelesaian dengan cara Janbu dkk. (1956) ditunjuk.kan


dalam Contoh soal8.3

HIB = 3/9,15 = 0,33


Dari Gambar 8.4, diperoleh F1= 0,03

1 6 9 5
S . = 33 ,1 x J (0,75)(0,03)(4) = 0,007 m
I
36788
Penurunan segera pada lapisan lempung 2:

Contoh soal 8.2:

Suatu fondasi berbentuk empat persegi panjang berukuran 18,30


m x 54,88 m. Beban
terbagi
rata
pada
dasar
fondasi
diperkirakan
2
sebesar 350 kN/m Fondasi ter1etak 1 m di bawah muka tanah.
Kondisi tanah seperti yang diperlihatkan da1am Gambar CS.l.
Tentukan besamya penurunan segera di pusat fondasi dengan cara
Steinbrenner ( 1934), hila tanah Jempung 1 dan Jempung 2 mempunyai
Jl = 0,5.

130
MEKANIKA TANAH ll

Bila dianggap lapisan lempung 2 mempu.,nyaJ tebal 7 m (sampai


permukaan tanah), dengan Eu = 29430 kN/mM:

UB=3
H/B = 6/9,15 = 0,66

Dari Gambar 8.4, diperoleh Ft = 0,05

VIII. PENURUNAN

l] l

(satnpai kedalaman 4 m) sebagai


1
Iempung 2

Bila dianggap Iapts~?


kN!In
Iernpung dengan Eu - - 9430

UB=3

HIB =0.33

1 h diperoleh Ft = 0,03
Untuk nilai-nilai tersebut, te a
d t ah lempung 2:
adi
hanya
pa
a
an
Penurunan segera yang terJ
_ 331,16 x 9,15 (0.?5)(0.05 _ 0,03)( 4)

si -

13
- 18 m : E2 =30000 kN/m2

3.
10 - 28 m: EJ = 40000 kN/m2
Seluruh lapisan dianggap mempunyai angka p
0 5 H.
otsson J1. = . . 1tung
penurunan segera rata-rata dengan cara Janbu dkk. (1956).
Penyelesaian:

Fondasi dengan lebar B = 10 m; D = 3 m dan L = 40 m, maka D/B =


0,3 dan U B = 4. Dari Gantbar 8.6a, Jl.o = 0,96.

= 0,006 m

Untuk lapisan 1, dengan H/8 = 1 dan UB = 4, dari Gambar 8.6b, Jl =


1
0,55.

29430

Penurunan segera tota I (Iempung 1 dan 2):

Penurunan pada lapisan 1 (qn = lOO kN/m2) :

S, =0,007 + 0.006 =0,013 m =1,3 cm

S1(l) = 0,55
Contoh soal 8.3:
.

L -- 40 m dan
Fondasi fleskstbel
dengan panJang
. lebar B = 10
.m
terletak pada keda1aman 3 m Tanah mempunya1 modulus. elastts1tas
. . (l'h
1 at Gambar CS 2) Tekanan fondas1 2 ke tanah
yang bervanas1
berupa beban terbagi rata neto (qn) yang besarnya 100 kN/m

0,96 X

100x10
= 0,026 m
20000
.

Dianggap lapisan 2 berketebalan sampai ke dasar fondasi dan


mempun yai dasar yang keras pada kedalaman 15 m di bawah dasar
fondasi. Dihitung H/B = (10 + 5)/10 = 1,5 dan UB = 4. dari Gambar
8.6b, J.!l = 0,67.
Kombinasi penurunan lapisan 1 dan 2. jika dianggap E1 = E2 = 30000
2
kN/m , dan jika lapisan 2 dianggap mempunyai dasar yang keras.

Fondasl 10 m x 40 m

~,., ~,

q n = 100kN/m2

.........

Si (2) = 0,67 X 0,96 X

,,...-...: ~/.....:-7"""'"""'/ "

3m

-3.0 m
10 m

- 13.0 m

B 10 m

1 apoean 2

E2

.,
Penurunan lapisan 1, jika dianggap E1 = E2 = 30000 kN/m- dan
lapisan dianggap mempunyai dasar yang keras.

20000 kNirrf

- -- 4 - - - - - - - - - - - - - - -5m

- 18,0 m

1 E, -

30000 kN/m

- - - f - - - - - -- - - - - - - - -- laplUII 3 : ~ -

10 m

100 x 10
=0,022 ffi
30000

S1(3) = 0 55

40000 kNim

0 96 X
'

100 x 10
=0,018m
30000

Dengan menganggap lapisan 3 berketebalan sampai ke dasar fondasi.


H/B = (10 +5+10)/ 10 = 2,5 dan UB = 4, dari Gambar 8.6b.f.lt~ 0.8~.
.
1, 2 dan 3, J..t ka E1 -- E2 -- E3 = 40000 kN/n1 .
Pen urunan Iap1san
adalah:

Gambar C8.2.

Data lapisan tanah:

Si (4) - 0,88 X 0,96 X

Lapi san l. kedalaman 3- 13 m: E1 = 20000 kN/m2


132

lOO x 10 =0,022 m
40000

MEKANIKA TANAH ll

VIII. PENURUNAN

133

2
..
ka
E,
==
E
=
40000
kN/m
2
2' J1

1
dan
'
Kornbinas1. penur.unc.an laptsan mpunyat. dasar yang keras,
2 d'1anggap me
dan jika laptsan

St(.S) =0,67 X 0, 96 X

100 x 10 == o, 0 16 m
40000

S8

= penurunan fondasi sebenarnya

'

Contoh soal 8.4:

8.2.4 Penurunan Segera pa da Fondasi Kaku


.
d si kaku yang terletak dt permukaan
. Penurunan. seger~ pad~ ~~u;unan rata-rata dari fondasi fleksibel
sekrtar 7 % lebth kectl dan P(S hi . her 1926). Sehingga besamya
ang sama c etc '
d'
dengan tm~nst y k
t k fondasi yang kaku adalah sama dengan
. .
+: k
0 93
Penurunan di pennu aan un u
besamya penurunan +:tOndast. fleksibel dtkallkan dengan
h ta tor ' '
atau estimasi hubungan-hubungan secara lengkap adala .

Hasil uj i beban pelat pada tanah pasir diperlihatkan dalam Gambar


C8.3. Hitung penurunan fondasi dengan lebar B = 2 m, pada
penurunan beban pelat sebesar 2,5 mm. Dimensi pelat uji 30 cm x 30
cm.

Penyelesaian:

0,93 X si(rata-rata, tleksibel)

Sl(rata-rata-fleksibel)

(8. J0)

b = Iebar pelat penguj ian


B = le bar fondasi scbenarnya

=0,036 In = 36 rnrn

S1(kaku)

B +b

sb = penurunan pada uj i bcban pelat

018
+ 0 022 - 0,01 6
0
=0,026 + 0,022 - '
'

Sn =

dengan,

. Iuruh Japisan adalah :


Penurunan total dan se
SI == SI<I>+ SI <2> - Si<J) + SI <n- Si <5>

Sa(kaku)

2B

0,85 x SI(di pusat, fleksibel)

0,80 x S1 (di pusat, fleksibel)

10

-ee

8.2.5 Perkiraan Penurunan pada Tanah Pasir dengan Mengguna


kan Korelasi Empiris

~
2 20
;:,
c

c:

8.2.5.1 Perkiraan Penurunan dengan Menggunakan Hasil Uji


Beban Pelat
Mengadakan uji beban di lapangan dengan skala penuh untuk
menghitung penurunan sangat tnahal. Karena itu uj i be ban pelat (plate
load test) dianggap lebih menguntungkan diketjakan untuk
meramalkan kelakuan fondasi yang sebenarnya. Didasarkan pada
beberapa uji beban, Terzaghi dan Peck (1967) menyarankan
persa~aan penurunan untuk fondasi pada tanah pasir dengan
1ntens1tas beban q dan lebar B, sebagai berikut:

Ga11zbar C8.3.

2B
Ss= _ _

B +b

Ss==

2x2
2 + 0,3

134
MEKANIKA TANAH ll

- - --- --- - -- -

VIII. PENURUNAN

x2,5

dengan satuan yang sama dengan Persamaan (8.12).

x z.s == 7,6 mm

2,3

en an 8 = 2 m. adalah 7,6 mm.


Jadi. penurunan pada fondasJ d g

Berdasarkan data lap~ngan dari Schultze dan Sherif ( J973).


Meyer~of ( 1974) membenkan hubungan empiris untuk penurunan
fondasi dangkal sebagai berikut:
S.

dengan Menggunakan Basil Uji SPT

8.2.5.2 Perkiraan Penurunan


.
. .
an an dari uji SPT (Standard Penetration
Has!l pen~ehdikan Jar h gMeyerhof (1965) untuk tanah pasir
Test) yang dilakukan o e
. berikut'
tnemberikan hubungan persatnaan sebagat
.
Si = q untuk B ~ 1,2 m

S, =

qJB
2

q.[B
N

(untuk pasir dan kerikil)

(8.15a)

(untuk pasir berlanau)

(8.15b)

dengan
(8.11)

S;

= Pen urunan dalam inci

q = intensitas beban yang diterapkan dalam ton/fe


B = lebar fondasi daJam inci

dan

B
untuk B > 1,2 m
"l

6q

S, = ___::_

(8.12)

B+l

dengan.
q = intensitas beban yang diterapkan dalam kip/fe (1 kip/fe =
2
0,49 kg/cm )
B = Jebar fondasi dalam ft (1ft= 30,48 cm)
S, =penurunan segera dalam inci ( 1 inci =2,54 cm)
N = jumlah pukulan pada uji SPT
Pengamatan menunjukkan bahwa hasil penurunan dari hitungan
Persamaan (8.12) memberikan nilai yang cenderung aman, karena
nilainya lebih besar. Bowles (1977) menyarankan bahwa untuk
penyesuaian yang lebih baik lagi , Persamaan (8.12) dimodifikasikan
sebagai berikut :
Si =

2,5q
N

untuk B $ 1,2 m

(8.13)

dan

4q

S,=-...:...
N B+l

8.2.5.3 Perkiraan Penurunan dengan Menggunakan Hasil Uji


Penetrasi Kerucut Statis (Sondir)

Penurunan fondasi pada tanah granuler dapat dihitung dari hasil


uji kerucut statis (static cone penetration test). De Beer dan Marten
(1957) mengusulkan persamaan angka kompresi (C) yang dikaitkan
dengan persamaan Buismann, sebagai berikut:

C = 1,5qc
Po'
dengan
C = angka pemampatan (angka kompresi bilitas)
qc = tahanan kerucut statis (sondir)
Po' = tekanan overburden efektif

Satuan qc dan p o ' harus sama. Nilai C ini, kemudian I disub.


stitusikan ke dalam persamaan Terzaghi untuk penurunan pada ap1san
tanah yang ditinjau, yaitu:
Po' + llp
Hln
S,=
Po

untuk B > 1,2 m

(8.14)

_dengan

136
MEKANIKA TANAH 11

(8.16)

VIII. PENURUNAN

(8.17)

137

r (m) dari Japisan setcbal //(m)


s' -- penurunan ak1butden
11

1
efektif awa , yattu tegangan efekt'f
1
I') 0 ' = tekanan ove1

sebe1um beban bekerJa


.
t!.p = tambahan tegangan ve1tikal ~~ tengah-tengah lapisan oleh
tegangan akibat beban fondast neto. . .
Dalan1 menentukan konstanta ko~prestbilttas (C) diperlukan
nilai qc rata-rata. Penurunan di setiap lapls~n yang tertekan oleh beban
fondasi dihitung terpisah, dan hastlnya dJtar~bahkan be:sama-sama.
Hasilnya akan merupakan penurunan total dan seluruh laptsannya.

'!,.

Sebagai nilai pendekatan antara nil.ai qc dan


untuk t.anah pasir
Meyerhof (1956) 1nengusulkan korelas1 antara nJlat N dan SPT dan
tahanan kerucut statis (qc) yang diperoleh dari uji kerucut statis
sebagai berikut:
I

qc = 4 N (kg/cn1 )

(8.18)

Schmertmann (1970) juga mengusulkan cara untuk menghitung


besamya penurunan pada tanah granuler (berbutir kasar) dengan
berdasarkan hasil pengujian penetrasi kerucut statis. Persamaan
penurunannya diberikan dalam bentuk sebagai berikut:
S, = c1 c2 q

2B [ _

L
o

L1z

(8.19)

dengan
C1 = faktor koreksi kedalarnan
= faktor rangkak (creep)
q = tambahan tegangan neto pada dasar fondasi akibat beban

c2

B
1:.
E

!J.z

yang bekerj a
= lebar beban
: faktor pengaruh re~angan vertikal (Gambar 8.7)
-modulus. defonnast (modulus elastis)
= teballaptsan

Faktor koreksi kedalaman dihitung dengan persamaan :


I

Ct = 1-0,5

Po

(8.20a)

Walaupun penurunan pada tanah non k h r d'

0
sebagai penurunan 'ieg
est perttmbangkan
era, pcngamat

penurunan masih dipengaruhi oleh


an menunjukkan bahwa
1970). Faktor koreksi akibat rangk k da~h~nya rangkak (Schmertmann:
a I ttung dengan:

c2= 1+ 0,2log

0,1

(8.20b)

dengan t adalah waktu yang ditinJau ' d'mya takan da1am tahun.
Faktor pen~aruh regangan verti kal dapat diperoleh dari kurva
(28-0,_6) ya,ng. dth~bungkan dengan faktor tidak berdimensi z/0.58
sE)ep edr~t yanl ghdtp~rhhatkan dalam Gambar 8.7a. Modulus deformasi
tpero e dan perkalian
nilai tahanan kerucut (cone reszstance
.
). qc.
(
. .
f ak tor emptns 2 (E = 2q ). Hubungan N d
dengan be
'k
(
an qc d.tsaran kan
sebagat n ut:
1. Lanau, lanau berpasir, dan pasir berlanau sedikit kohesif. N =2 qc.

2. Pasir bersih halus sampai sedang, pasir sedikit berlanau, N


qc
3.

Pasir kasar dan pasir dengan sedikit kerikil, N =5 qc

4.

Kerikil berpasir dan kerikil, N = 6 qc.

= 3.5

Diagram tahanan kerucut dibagi kedalam lavisan-lapisan yang


nilai tahanan konusnya dianggap mewakili dan mendekati sama
(Gambar 8.7c). Kurva (28 - 0,6) diletakkan di bawah dasar fondasi
dan digambar dengan skala tertentu (Gambar 8.7b). Penurunan akibat
beban dihitung dari hitungan nilai E dan 1:. yang sesuai untuk tiap
lapisannya. J umlah penurunan di setiap lapisan, kemudian dikoreksi
terhadap faktor kedalaman dan faktor rangkak dalam Persamaan
(8.20a) dan (8.20b).
.
Untuk nilai tahanan kerucut yang sama pada sembarang
kedalaman lapisan tertekan yang diperhatikan, maka lapisan-lapisan
perlu dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Karena
perbedaan tegangan pada sembarang kedalaman bertambah cepat
dengan kedalamannya. Dalam hal beberapa hasil-hasil uji sondi.r di
tempat yang berbeda-beda pada area fondasi bangun~ memben~a~
nilai tahanan kerucut yang bervariasi, maka dtperlukan ntla~
maksimum, minimum, dan rata-ratanya. Hal ini diperlukan sebaga1

....

MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

139

3 60 111 qc == 40 kg/cm.,
Pada kedalaman 1,25 - 'oo 'q - 80 kg/cm3,60- 5, IJ1, c !50 kg/cm2
5 00 _ 1,05 rn, qc '
a De Beer dan Matten
dengan car
(a) Hitungan penurunan

.
d. tengah-tengah t1ap aptsan:
1
Tekanan overburden efektif awa ~ 2
4 49
85
Lapisan 1: Pol == 2,43 x 1. == '
m.,
Lapisan 2: P o2 =4,30 x 1,85 =7,96 t/m.. .,
93
13
85
Lapisan 3: P oJ =7,53 X L = , t/m ..

S, = H In p o ' + llp
C
Po'
Jadi, dengan cara De Beer dan Marten diperoleh s, =22 ,6 mm.
(b) Hitungan penurunan dengan cara Schmertmann.

P~da dasar fondasi diga~barkan diagram Schmertmann, dengan tinggi


dtagram 28 = 8,8 m. Dtagram ini digunakan untuk menentukan 1
hitungan selanjutnya diperlihatkan dalam Tabel CS.lc.
z

Tambahan tegangan vertikal neto:


.,
2
qn= 9.5- (1.25 x 1,85) = 7,17 t/m" = 0,717 kg/cm .
bat beban fondasi pada tiap-tiap
1
k
Hitungan tatnbahan tekanan a
lapisan tertekan disaj ikan dalam Tabel CS. la.
Faktor pengaruh 1 ditentukan dengan menggunakan Gambar 6.7.

Tabel C8.1 c.
D

I,

(cm)

125-360
360-500
500-1050

Tabel C8.1a (z = kedalaman dari dasar fondasi)

D
(m)

2,43
4,30
7.53

(m)

(m)

(m)

1,18
3,05
6,28

2,2
2.2
2,2

2,2
2,2
2,2

Blz =Uz

llp=4Iq,
2
(kg/cm )

1,86
0,72
0,35

0,229
0135
0,05

0,659
0,390
0,144

0,33
0,52
0,23

L1z
(cm)

c1

c2

(kg/cm1)

235
140
505

0,84
0,84
0,84

1,54
1,54
1,54

40
80
150

Si
(cm)

2 X 40 = 80
0,90
2 X 80 =160 0.60
2 xl50 =300 0.50
S, total = 2.00 cm

Nilai- nilai C1 dan C2, diperoleh dengan cara sebagai berikut ini.

Tekanan ov.erburden pada dasar fondasi:


2

Po/ = 1,25 x 1,85 = 2,31 t/m = 0,231 kg/cm

Hitungan penurunan diperlihatkan dalam Tabel C8.1 b.


Tabel C8.1b

E
2
(kg/cm )

qc

(cm)
125-360
360-500
500-1005

(cm)
235
140
505

qc
Po
2
(kg/cm ) (k~/cm2)
40
0,449
80
0,796
150
1,393

s,
!lp
2
(kg/cm ) (cm)
1,59
133,63
0,659
0,37
150,75
0,390
0,30
161,52
0,144
S, total = 2,26 cm

= 1-0,5 (0,231/0,717)

= 0,84

Penurunan pada waktu, t = 50 tahun:

c2 = 1 + 0,2 log (t/0, 1)

= 1 + 0,2log (50/0,1)

Pada Tabel CS.lb,

= 1,54

142

MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

143

dengan

cara

8.2.6 Tekanan Sentuh


, diantara dasar fondasi dan tanah disebut
Tekanan yang bekcna
l
t et pressure). Tekanan sentu 1 penting
tekanan sentu I1 (cmz a

.
.
. h't k dalam perancangan fondast, katena Inempengaruhi
d tper 1 ung an
d f d
distribusi motnen dan tegangan geser pa a on ast. Seperti
diperlihatkan dalam Gantbar . 8.8a ~an 8.8b, penur~na~ pada tanah
yang diakibatkan oleh fondast flekstbel y~ng be~erJa dt permukaan
tanah besamya tidak seragatn. Jika fondast fleksJbel, bentuk fondasi
setelah turun akan mengikuti bentuk penurunan tanahnya.

Seperti yang diperlihatkan dalam persarnaan-persamaan


penurunan segera pada fondasi fleksibel, besarnya penurunan
bertatnbah sebanding dengan tatnbahan tegangan vertikal dan lebar
fondasi. Perubahan bentuk fondasi karena adanya penurunan pada
fondasi fleksibel akan mengikuti bentuk-bentuk yang ditunjukkan
pada Gan1bar 8.8a dan 8.8b. Pada kondisi ini, tekanan sentuh antara
dasar fondasi dan permukaan tanah adalah seragam (unifonn). Untuk
tanah lempung jenuh homogen yang sangat tebal, nilai E dapat
dianggap mendekati sama pada sembarang kedalaman. Sehingga
bentuk penurunan mengikuti bentuk Gambar 8.8a. Namun untuk
fondasi di atas tanah pasir. nilai E akan bervariasi, bergantung pada
tekanan kek~n? (confin;ng pressure). Untuk fondasi di atas tanah pasir
homogen, ntlat E bertambah bila kedalaman bertambah dan bervariasi
pada. semba~ang titik pada dasar fondasinya, dengan nilai E
makstmum dt tengah-tengah dan minimum di tepi luasan fondasi
(Gambar 8.8b ).

Fortda$1 llekslbel

91!&7. ----

lampuno

:
t...'

tS,

' .. j

,.------------....

(b)

F,(\~~
~...

~\

I '

'

, '1 , ,

, ,.,

'

,,

lr

Ts,
---------------------------.
lempung

'"'vt

(c)

1~\'11

__________________________
'"'"'
~ Ts
(d)

Gambar 8.8 Distribusi tekanan sentuh dan perubalzan letak vertikal.

8.2.7 Penentuan Modulus Elastis


Untuk menghitung penurunan segera (inunediate senlenzent)
dibutuhkan nilai modulus elastis atau modulus Young (E). Modulus
elastis (E) dan angka Poisson (J..t) sangat penting untuk hitungan
penurunan. Dalam praktek, sangat sulit untuk menentukan nilai
modulus elastis E, karena modulus elastis bertan1bah jika kedalan1an
tanah bertambah. Umumnya, 1nodulus elastis ditentukan dari uji

VIII. PENURUNAN

MEKANIKA TANAH ll

- ... ... - .... ""',


,,...,TK'
-- ---- jjs-'-----. ""
(a)

Jika fondasi yang fleksibel tadi digantikan dengan fondasi yang


sangat kaku, pada beban
d' st b t k
yang sama akan tetjadi perubahan bentuk
t n usJ e lana.n sentuhnya. Tekanan sentuh bertambah pada titik
yang menga amt penurunan 1 b'1h k .
pada titik yang men ala ~
ectl, dan sebaliknya berkurang
menunjukkan gambar se;uah7 pe~urunan besar. Gambar S.Sc
ondast berbentuk lingkaran yang sangat
144

Dari Tabel C8.lc, diperoleh penurunan


111111
20
1
'
Schmertn1ann. S, =2.00 cn ==

total

Si = C, C2qn(I,/E) flz

kaku, yang terletak pada lapisa0 t


bersifat elastis. Lapisan tanah . an~h homogen yang sangat tebal dan
1
tanah pasir yang mengandung m. apat. berupa tanah lempung atau
1
tebal. Distribusi tekanan yang ~~~~:~~laptsan lempung ya_n? lunak dan
mana secara teoritis di titt'k t Jl
?e~ambah pada SISI terluar, di
er uar 101 tekana
k
h'
nn.ya ta ter tng~a.
Keny.ataannya, pada titik terluar van
tinggi, tanah menggeser secara I k f ;engalamt tegang~n pahn~
kondisi elastis ke kondisi sem
~
a an t.erdapat perahhan dan
tp 1astts atau plast1s.
Tekanan sentuh untuk fondasi 110
. k
.
.g a~an y~ng kaku, yang terletak
diatas tanah tak berkoh (
k est sepertt pasJr) dtperhhatkan dalam Gambar
8 8d B
: . . esam ya te an an, terbesar pad a pusatn ya dan berkuran ad a
stst terluamya.
Pengujian
model
yang
d'l
k
k
h
K
g
P
1
1
d
a u an o e
ogler dan
Se het Jg ( 1927) me~unjukkan bahwa tekanan sentuh pada fondasi
dJ atas tanah tak berkohes1 menJa
. d'1 Ie b'h
kaku. yang terletak
.
t seragam
(untform) btla lebar dan kedalaman fondasinya bertambah.

Penurunan segera d1 ttap~

tiap lapisan diperoleh dengan :

. .

145

.
E ditentukan dari pendekatan
. d . d dunana
. d v2 d . b
, ang diatnbtl pa a ' an eban
triaksial kondist ra1 rame '
..
an-regangan y
d'h'
kemtnngan kurva tegang
ka poisson (J.!) dapat 1 1tung dari
ultimit aksial (Gantbar 8.9). ~nk~ . 1 dan regangan lateral selama uji
mprest a sta
k
pengukuran regangan
triaksial.
.
..
Jle disturbance) 1nen1punyat pengaruh

Gangguan

be~d~ 1 (sm~J elastis yang diperoleh (Simons, 1957;


0 1

yang besar pada ntlat tnodul~


). Sebagai contohnya, dari
1971
Ladd. 1969~ Raymond dkk., d Ius elastis hasil uji tekan bebas
111
pengamatan diperoleh. bahwa ~d~ contoh tanah yang diambil dari
(unconfined conipresslOll test) p . b
d arneter 54 mtn adalah 1/3
b
l d ngan tnemakat ta ung I
pen_ge_ o~an tana 1 el .
dihasilkan dari pengamatan penurunan
dan ntlat modulus e asus yang
bangunan (Simon. 1957).
Modulus elastis untuk tanah letnpung dapat diperoleh dari uj~

1
d

d
d.
laboratorium
Beberapa
faktor
tnempengaruht
.

tna rsta llll ralne 1


hasil yang diperoleh. Berre (1973) n1en~amatt . bahwa teganganregangan pada kondisi undrained agak antsotropts dan bergantung
pada faktor waktu. Semakin kecil kecepatan pembeba~an (rega~gan),
semakin kecil nilai modulus elastis undrained (Eu). BJerrum, Sunon,
Torblaa (1957). dan Madhloom (1973) mengamati bahwa Eu
bertambah bila waktu yang dibutuhkan untuk keruntuhan benda uji
bertambah.
Aer

I
I

' :E
I

Untuk tanah
granuler

. . . . .
sepertt pastr. modulus elastis da at

dttentu~an dan

Nilai modulus elastis (E) telah diketa~ui


proposJonal
dengan
(
O'o) dengan cr adalah teka
k
k
h'd
.
-
. '
o
nan e ang 1 rostatts
dan nt 1a1 d'n Imendekatt 0,5 (Lambe dan Whitman, 1969) . K on d'tst
UJI

tnak~Jal.

tegangan 1 apangan adalah anisotropis, karena elemen tanah pada


kedalaman tertentu akan menerima tekanan aksial yang tidak sama
dengan tekanan _Iateralnya. Karena itu, modulus elastis proporsional
dengan akar dan tegangan utama rata-ratanya (Lambe dan Whitman
1969), atau

(8.21)

dengan O'z adalah tekanan overburden sebelum beban fondasi bekerja


dan Ko = koefisien tekanan tanah lateral saat diam.
Karena sulitnya pengambilan contoh asli di lapangan untuk tanah
granuler, maka beberapa pengujian lapangan (in-situ test) telah
digunakan utnuk mengestimasi nilai modulus elastis tanah. Selain
nilai perkiraan modulus elastis yang diusulkan oleh Schmertmann
(1970), yaitu nilai-nilai E yang dipergunakan dalam Persamaan
(8.19) , terdapat beberapa usulan nilai E yang diberikan oleh peneliti
yang lain. Hasil-hasil uji kerucut statis (sondir) yang dilakukan oleh
De Beer ( 1965) dan Webb ( 1970) memberikan korelasi antara tahanan
kerucut qc dan E, sebagai berikut :

I
t I
I

Karena sulitnya memperol 11 011 .

peneliti telah mengusulkan b e


at Eu dt labolatorium, beberapa
kan dengan kuat geser undr~r~arnly(a modulus elastis yang dikoreJasi... flt ec s atau c ) u t k
k'
besamya penurunan pada t . h u
u
n u memper nakan
ana 1exnpung Mas.
.
..
menghasilkan korelasi nilai E d

tng-mastng penehtt
contoh, Bjerrum ( 1964) telah u engan Su. ya?g. berbeda-beda. Sebagai
mengamatt nllat Eu antara 250 sampai
..
.
500 Su. PeneItttan selanJutnya, Bjerrum ( 1972)
.
. .
diantara 500 sampai 1500 Su.
menunjukkan ntlat Eu

= flcr/E

(8.22a)

I
I
I

Regangan aksial e

Gambar 8.9 Penentuan m0 d 1 1 .


u use astts dari uji triaksial.

dengan qc dalatn kg/cm2 Bowles (1977) mengusulkan persamaan


yang dihasilkan dari pengumpulan data pengujian kerucut statis
(sondir), sebagai berikut
E

146

MEKANIKA TANAH 11

= 3qc (untuk pasir)


147

VIII. PENURUNAN

(8.22c)

( ntuk tcnlpung)
2 smnpm 8qc: u

E=

Tabel 8.2 Pcrkiraa 11 ~

.....------- _ _ _mg

.,
dengan qc dalan1 kg/cnf.
. d 'll pula dipcrolch dari uji SPT.
1110 d u 1us c'I aslts
yang
1us clastts ap,
d

pcrkiraan
rno
u
lkan
nJla1
.l
N1 at
. 1971) tnengusu
.
Mitchcll dan Gardnet ~ ..
scbagai bcnkut:
dihubungkan dengan mlm ,
..
(8.23)
1) k/ft"' (untuk pasn)
E= 10 (N + L

.____ Macatn tanah

(8.24)
.,
k

bcrlctnpung)
5) k/fC ( untu . pasu
E- 6(N +1
~ d N adalah jun1lah pukulan da a1n uji
,
dengan I IJft = 4,882 t/m ~n /I) dan angka poisson (lt) perkiraan
SPT. Nilai-nilai modulus elas~ts ( ut-turut disajikan dalam Tabcl 8.1
untuk berbagai nlacan1 tanah er1Ut
.
dan 8.2.

Lentpung:
Sangat lunak
Lunak
Sedang
Keras
Berpasir
Pasir:
Berlanau
Tidak padat
Pad at
Pasir dan kerikil:
Padat
Tidak padat
Lanau
Loess
Cadas

E (kN/n1

0,40 - 0,50
0, 10 - 0,30
0,20 - 0,30
0,30 -- 0,35
0,20 - 0,40
0,1 5

0,25
0,10 -

0~40

0, 10 - 0,30

Penurunan akibat konsolidasi primer dinyatakan oleh persamaanpersanlaan yang sudah dipelajari pada Bab 7 ~ yaitu:

!l.e

S, =
300 - 3000
2000 - 4000
4500 - 9000
7000 - 20000
30000 - 42500

otsso11tanah (Bmvlcs, 1977)

8.3 PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER

Tabcl 8.1 Nilai pcr/..iraan modulus elastis tmwh (Bowles, 1977)

Macarn tanah

Len1pung jcnuh

Lctnpung tak jcnuh


Lcmpung bcrpasir
Lanau
Pasir padat
Pasir kasar ( e = 0,4 - 0,7)
Pas ir ha Ius (e = 0,4 - 0,7)
Batu
Loess

SPT,

k0 p

(8.25 )

1+eo

Untuk lempung nonnal/y consolidated,


Po
'+flp
11e =Cc log___;,;___
Po '

(8.26)

Untuk lempung overconsolidated, harus dipertimbangkan pada dua


kondisi, yaitu:

5000-20000
10000 - 25000
50000 - 100000

1. Jika Pt ' <pc'

80000 - 200000
50000 - 140000
2000 - 20000
15000 - 60000
140000 - 1400000

P.'

11e = Cr log

Po'
1

= Cr log

Po '+flp

(8.27)

Po

dengan Pt = Po + /1p
2. Jika Po < p/ < Pt
1

11e = Cr log

'
Pc

Po'

'+flp
Po

+ Cc Iog ..:......:.:...-,-

(8.28)

Pr:

dengan p/ adalah tekanan prakonsolidasi.


148

VIII. PENURUNAN

MEKANIKA TANAH ll

149

4. Hitung penurunan kon so I'd


..
1 asJ den

.I

.. . .. . .

I.

..

-------------

I ..

-----I

..
. ..

----. . /

---- --

Se=

:: : ~ -m.a.t
__
,____
.
.
.
.
------- .,

'- -- _

Cara 2.
1. Di bagi Iapisan Jempung ke d 1

.
a am n lapisan (Gambar 8 11)
2. Htt.ung besar tegangan efektif '
.
. .
JapJ san (Jadi, Po' merupakan te anPn, pada. settap tengah-tengah

lempung

I
I

I
4

.
t

I"

. .,

'r1

().

..

PtJ

,,

. . ' I .'
~

.. .
-

l +e

__.._
. - .

I hA

()

~-~~~
~~
- ~~~~-j
Ap. 1--- OistribUsl tegangan vertikal
I
I

2H

~e

pasir

gan menggunakan pcrsamaan

..

. ..
t.

..

' ... ,

r "'

~
.,.

yang ditinjau).

g gan efekttf rata-rata pada lapisan

3. Hitung tambahan tegangan d' f

beban yang bekerja.

Gambar 8.10 Hitungan penuruna11 konsolidasi printer cara 1.

Jika beban bekerja di atas luasan terbatas, tambahan tekanan


akibat beban yang beketja akan berkurang dengan bertambahnya
kedalaman. Untuk menghitung penurunan konsolidasi dengan
memperhatikan grafik hubungan e-log p, dapat digunakan cara sebagai
berikut:

Iap-ttap pusat Iapisan (!lp,) akibat

4. (8
Hitung
!le untuk set' a 1
.
28)
,
J p apisan dan Persamaan (8.26). (8.27) d
:
yang cocok dengan kondisi Japisannya.
' an
5. Hltung be~amya penurunan konsolidasi total pada seluruh Iapisan,

Se= L,L1SCi =I,


i=l

Cara 1.
1. Hitung tekanan overburden efektif rata-rata (p0 ' ) pada lapisan
Iempung.

!l

i =n

l = ll

i =l

e, 6.Hi

1+ e0

(8.30)

Iq

. . .



. .

2. Hitungan tambahan tegangan akibat beban yang bekerj a pada

....

lapisan lempung dengan teori yang sudah


dtpelaJan. Ntlat tambahan tegangan rata-rata dalam lapisan
lempung dapat diestimasikan dengan cara Simpson,

I
"J

....


pelir

~...: ..

.
.

.
:..
----...
.
.
.
.
----.-... .-- .
.
.
..
.
.
..
--:. ---.
.
.
.
.
.
.
.
.
. . .... .. . . .. . , .. ... .... ... .. ..... . .. ....

-..:.. . .._. . - : _ m.a.t . .


. .. . . . ... .., . .. ..
. .. . . .

p~nca~. ~eng~h,. dasar

llH,

'

"' '

..

' Ap,

--~--- -- - - I - - - - - - - -lepiNn
- -1 H

fl. p -- 6
1 (up
A
a + 4/1pt + /1p b)

- - - - - - - -r ------------~

(8.29)

dengan,
~P = tambahan tegangan efektif setelah beban bekerja
~Pa =tambahan tegangan pada bagian atas lapisan
l:lpt = tambahan tegangan pada bagian tengah lapisan
tlpb = tam~ahan tegangan pada bagian bawah Japisan
3. Gunakan p 0 dan !lp hasil h't
.
.
1
~ d
ungan d1 atas, untuk memperoleh nilat
e engan persamaan yang c k d
persamaan (8 26) (8 ) d (oco engan kondisi Persamaan
' 27 , an 8.28) .
150

kdiiWI 2

MEKANIKA TANAH 11

l tpeen
~

dllag.
dlln l ap'a.-.
. . . . . )'lrl8

bbl\ lipil

-~~~~~~~~~~~~~---------~-~~~~n~3..-.. ..... ..... .. . .. . . .. . .. . -. . . .


. . ... . . .. ... ... .. . . ... . . .. .. .....
.
.
..


.
. . .. . . . . . .
. . .. ..

..

'

-:._

..

4 .

:.

~r

Gambar 8.11 Hitungan penurunan konsolidasi primer cara-2.

Hitungan penurunan konsolidasi, dengan memperhatikan koefisien


perubahan volume nzv dihitung dengan cara:
1. Dibagi lapisan kedalam n lapisan dengan tebal masing-masing
lapisan tJfi, sama seperti cara 2 di atas.
151

VIII. PENURUNAN

tiap
tengah-tengah
lapisan
Se
gan pada
2. Hitung tarnbahan tegan k .
( b.p;) akibat beban yang be ,.erJa.

3. Penurunan dihitung dengan


.

(8.31)

t=n

Se =

71Zvt

f:lp; DJ/,

i= l

. kkan nilai nz,. pad a lapisan ke-i.


.
.
dengan nzvi adalah menunJU
d . tanah lempung d1pert1mbangkan
Bila a~bat beb~n I fon ts't~kanan air pori yang timbul akan
mengalamt. deformas\e:~~~n' ang bekerja. Pada kondisi ini, tekanan
k~rang. dan tatnbahan
d ~ilai koefisien tekanan pori A dan nilai
air pon akan tergan~un~ pa a
dihitung dari hasil pengujian
d" k
.
konsohdasi yang
penurunan
.
. h .1 hitungan dengan cara yang 1ura1 an dt
laboratonum (sepert1 asi
atas) harus dikoreksi dengan:
(8.32)
Se =

S c(oed)

adalah
penurunan
yang
dihitung
dari
hasil
uji
konsolidasi
dengan Sc(oed)
d
. .
di laboratorium dan S e adalah nilai penurunan konsoh as1 pnmer yang
diharapkan terjadi di lapangan. Nilai ~ adalah nil_ai koreksi da~
Skempton dan Bjerrum yang besarnya tergantung dan ~ntu~ f?ndas1
dan nilai koefisien tekanan pori A, seperti yang akan dipelaJan pada
Bab 8.4 berikut ini.

dengan 11u adalah kelebihan tekanan air pori dan ~a 1 adalah


tambahan tegangan vertikal.
Akan t_etapi dalam kenyataan, perubahan tegangan-tegangan ~a 1
dan ~cr3 akibat adanya kenaikan tegangan tidak memberikan nilai K
yang tetap sama di sembarang titik pada lapisan lempung. Hat ini
menyebabkan luluh lateral di dalam tanah.
Tambahan tekanan air pori pada suatu titik akibat beban
lingkaran dapat dinyatakan dalam persamaan:

11u

dSc =

11u = ~a 1
152

1nv

11u dz

(8.35)

dengan mv adalah koefisien perubahan volume, atau


dSc = mv {~a3 + A(~cr1 - ~a3) }dz
= mv ~crl {A+

!lcr3

(1-A)}dz

!la.

Dari hasil integrasi, nilai penurunan konsolidasi totalnya akan sebesar:


H

(8.36)
0

Untuk konsolidasi satu dimensi (kondisi Ko):


Sc(oed ) =

J
0

~al~m uji. konsolidasi satu dimensi, luluh lateral di anggap nol


d~n nla1 bandtng tegangan utama efektif cr3' terhadap cr1', yaitu Ko,
d~anggap tetap. Dalam ko.ndisi ini, tambahan tegangan vertikal
d1anggap sama dengan kelebihan tekanan air porinya, a tau

(8.34)

Menurut Skempton dan Bjerrum ( 1957), tekanan vertikal dari elemen


tanah dengan ketebalan dz akibat tambahan tekanan air pori 11u dapat
dinyatakan dengan persamaan:

8.4 KOREKSI SKEMPTON DAN BJERRUM PADA PENURUNAN KONSOLIDASI SATU DIMENSI
Konsolidasi satu dimensi dapat terjadi bila tebal lapisan yang
mudah mampat sangat lebih kecil dibandingkan dengan luas
bebannya. Jika luas beban sangat kecil dibanding dengan teballapisan
tanah, kondisi tiga dimensi dapat mempengaruhi besar dan kecepatan
penurunan konsolidasi.

= ~cr3 + A(~a1 - ~cr3)

~e
1
+ e0

dz

Hf

~e
A

ucr 1

1
HJ
~cr
dz
=
1nv ~cr 1 dz
1
1+e
0

(8.37)

Koreksi penurunan didefinisikan sebagai:


( 8.38)

(8.33)
MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

153

m,.

diperlihatkan dalam Gambar 8.12


.
.
nilai ~ dalam Tabel 8.4 dapat
d.. Untuk maksud praktts. perknaan
pu 1a 1gunakan.

(8.39)

= ~o~----;:H-;---------

Tabel 8.4 Perktraan nilai f3

Im" t.lO"t d:
(1

.
kedalan
an.
Persantaan
(8.39)
dapat
1
Jika 111" dianggap tetap dt se1uru 11
diselesaikan menjadi:
(8.40)
P=A+(l-A)a

dengan

Macam Lempung
Lempung sangat sensitif
Lempung nomzally consolidated
Lempung overconsolzdated
Lempung sangat overconsolidated

r----r--+---+---L-

o.,e

Tabel 8.3 Nilai a yang digunakan untuk koreksi penurunan


konsolidasi (Skempton dan Bjerrum, 1957)

HIB!~

0
0.25
0.50
1.00
2.00
4.00
10.00
00

Fondasi Lingkaran
LOO
0,67
0.50
0.38
0,30
0.28
0.26
0,25

r----r---"""T"":. -~-

-- -I

.., ....... o.5

Fondasi Memanjang
1,00
0,80
0,63
0,53
0,45
0,38
0,36
0,25

~ari~si nilai a yang diusulkan oleh Skempton dan Bjerrum (1957)


dttunjuk.kan dalam Tabel 8.3. Dalam tabel tersebut, H = tebal Iapisan
le~pung dan B = l.ebar fondasi dan dengan menganggap angka

Potsson untuk tanah


. Jenuh adalah 0,5. Para meter a b ergan t ung pada
bentuk geometn luasan beban. Dengan substitusi A ke dalam
Persamaan (8.40), nilai ~ dapat diperoleh N'l _ . 1 A dari
Skem ton d s
.
I at ni ai JJ
p
an Jerrum ( 1957 ) yang dinyatakan dalam bentuk grafik
154

_ _1

0 ,6 1 - - -

HIB

0,2-0,5

1,0

I .1a td~

~--T__1

(8.41)

1- 1.2
0,7-1.0
0.5-0,7

1, 2

11

a=....::o_ __

(heavily overconsolidated)

I 6.0"3d:

kk
untu oreksi penurzman konso I'd
L asi

MEKANIKA TANAH 11

'\~ /~

~o~

.. ..,.~
-

Ungkar!ln

~=~ng
Terironsolidasi bertebihan

Terkonsolidasi nonnaJ

sensitif

0.2~----~----~~----~-----L----~----~

o.o

o,2

o..4

o.p

o.e

1,0

1,1

Koefisien tekanan pori A

Gambar 8.12 Koreksi konsolidasi f3 (Skempton dan Bjerrum. 1957).

Contoh soal 8.6:


Periode pelaksanaan bangunan berlangsung dari tahun 1960 sampai
tahun 1962. Dalam tahun 1965. penurunan rata-rata diukur sebesar
11,4 cm. Dari hasil hitungan. diperkirakan penurunan konsolidasi total
akan sebesar 36.9 cn1. Berapakah besamya penurunan pada tahun
1970?
VIII. PENURUNAN

Contoh soal 8. 7:

Penyelesawn:
'd . waktu t = 0, dianggap terjadi
konsolt ast,
d'
0

Dalam hitungan kecepatan


pembangunan, Ja 1 t = terJadi
nyelesatan
965
(4
pad a pertengahan waktu pe
.od tahun 1961 - 1
tahun),
pada tahun 1961 . Di dalam pe~ cem. Selanjutnya, akan dihitung
tef]'adi penurunan sebesar Il, d waktu t = 9 tahun. Pertama, di
1100 1970 atau pa a
. . b Iaku persamaan:
penurunan pada ta
anggap U < 60%. Untuk Illl ex
.
'TC

Tv=-

Sebuah tangki berbentuk lingkaran dengan diameter 2 m (Gambar


C8.5).2 Tekanan
pada
dasar
fondasi
akibat
beban
b
l66
95
D
.
angunan q =
,
kNIIn ata masing-masing tanah adalah sebagai berikut:
3
Pasir: Yd = 16,95 kN/m ; Ysat = 18,91 kN/m3
Lapisan lempung norn1ally consolidated tebal 5 m, Ysat = 18,32 kN/m3 ;
Cc = 0,159 ; eo = 0,851 terletak di bawah fondasi.

.,

u-

Tentukan besar penurunan konsolidasi yang terjadi pada tanah


Iempung tersebut.

u.-.,

Penyelesaian:
Tangki dwameter
,... ,,

1 m

M aka,

0,5 m
0 6 m
'

'

. .

J9

= 17,1 cm
Jadi, pada t =9 tahun, penurunan konsolidasi = 17,1 cm.
17
Pada saat ini, U = ,1 =46,34%
36,9

pair 'y 16,95 kNim'


. '
'

1 m

Po'(2)

. .

----~------ - - - - - -

--

- - - - -Lempung
--normally conaol1dat<.

T Po'(3)
~ ... =1832 kNim'
--t-----Cc-~59 ; !'0.~1

f Po'(4)

Po'(5)

----- ---- . ------------1

S c2

..

j Po'(1)

.
.. . ..
. . : . : .
'.
. .,.,.1&111
kNJm'
.
.
..
.--.. . . .... .-.. ,-.. -.. .-. -... . .- - - .

1 m

----

J4
--=

. : . . .

.
.
--- - - .-... - . -. - -I. ...
. . .. .

5m

11,4

.

. , m.a.t

2m

Iq = 166,951<N/

----------

H-,

......... .., .......

..... ..-.. ..

..,......
.
......
... . ... .... ...
. . ...
.
:
.
. .. .. . .. . r

' . .

.....
. . .. : ....

...

. ;....._pew
. . .... .........- ...

Gambar C8.5.

Penyelesaian dilakukan dengan membagi lapisan tanah. lempung ke


dalam 5 lapisan dengan tebal yang sama. Tekanan fondast neto:

Karena U = 46,34 < 60%, anggapan semula untuk memakai


2
persamaan Tv=(re I 4) U adalah benar.

156

-----

C,,
Karena,
., konstan, maka

s c2

'W' ~ K

. . . .. .

:a

MEKANIKA TANAH 11

qn = 166,95 - 1 X 16,95 = 150 kN/m

VIII. PENURUNAN

157

Lapisan 4:

'

.
. tengah lapisan.
Hitungan Po pada ttap-tJap

= 1 m; z = 4.5 m; x == 0' zlr -- 45~ x/ r == 0; I = 0 067


l:lp4 = 150 x 0,067 == 1o.o kN/m2

Lapisan 1:
Po'(l)

= 16.95( 1.5)+(18.91-9.81)(0.5) + (18.32-9.81)(0,5)

Lapisan 5:

..,

r = 1 m;

= 34,3 kl~!Jn-

l:lps

Lapisan 2:

'
Po'(2) = 34,3 + (18.32-9.8 1)(1) = 42.8 kN/m

= 150 x 0,048 = 7.2 kN/m2

Hitungan selanjutnya dapat dilihat dal


lempung berupa Iempung no
ll
am Tabel C8.2. Karena
di gunakan,
mza Y consolidated maka rumus yang

.,

Lapisan 3:

p 0 '(3) = 42.8 + 8.51 (1) = 51.31 kN/m-

Lapisan 4:

!1e = Cc log p o '+l:lp


Po '

.,

p 0 '(4) =51.31 + 8.51 ( 1) = 59,82 kN/m-

dengan Cc = 0,159 ; e0 = 0,851

Lapisan 5:

11Sc = !1e

')

Po'(5 ) = 59,82 + 8.51 ( I) = 68.33 kN/m-

l+e0

Hitungan !1p untuk masing-masing lapisan dilakukan dengan


menghitung distribusi tegangan akibat beban lingkaran. Dalam hal ini,
dihitung tegangan di bawah pusat lingkarannya.
l:lp; = ql

Dari Gambar 6.10, masing-masing faktor pengaruh untuk tiap-tiap


kedalamannya dapat ditentukan.
Lapisan 1:

r = 1 m~ z = 1,5 m; x = 0; zir = 1,5; x/r = 0; diperoleh I= 0,43


l:lp1 = 150 x 0,43

z == 5.5 m; x == 0, zl r-- 5,5; xlr =0: I= 0.048

Tabel C8.2

Nomer
lapisan
1

2
3

L1H
(m)
1
1
1

Po
2
(kN/m )

34,3
42,8
51,3
59.8
68,3

f1p
2
(kN/m )
64.0
30,0
17.0
10,0
7.20

!:le

Se
(m)

0,07
0.04
0,04
0.02
0,02
0.01
0.01
0.006
0.0040
0,007
J umlah Se = 0!08 m

=64,0 kN/m

1adi, penurunan konsolidasi totaL Se = 0,08 m.

Lapisan 2:

r = 1 m; z = 2.5 m; x = 0; zir = 2,5; x/r = 0; I= 0,2


l:lp2 = 150 x 0,2 = 30,0 kN/m

Dengan memperhatikan koreksi Skempton dan Bjenum untuk


lempung nomzally consolidated (Tabel 8.4), nilai {3 diantara 0, 7 -1 .
Jika dipiJih f3 =.1, maka Se= 1 x 0,08 = 0.08 m = 80 mm.

Lapisan 3:

r = 1 m; z = 35 m; x = 0; zlr = 3,5; xlr = 0; I= 0,11


/1p3 = 150 x 0,11 = 17.0 kN/m2
158

MEKANIKA TANAH 11

Contoh soal 8.8:


Hitunglah besarnya penurunan konsolidasi yang terjadi. hila tangki
berbentuk lingkaran berdiameter 4 m yang mendukung beban terbagi
VIII. PENURUNAN

159

kN/m2 terletak di atas tanah lempung normal!


ra ta q .d- d100
. .
t
y
d
t bal H- 6 1n. N1 1a1 rata-ra a parameter tekana
con sol r ate engan e
.. .
d b
n
.
. A
d' bt' l dari hasil utt tnaksral pa a enda UJ'i lak
atr pon
yang tatn
'J
.
1
terganggu (undisturbed) adalah 0,61. Berat volume empung Jenuh y.,1
= 21,81 kN/ml; e0 = 1,0; Cc = 0,63.

Di tengah-tengah lapisan, z = 3 m:

z = 3 m; r = 4/2 = 2 m' <J..,,r-_ 1,5,. x =0; I= 0 43

=43 kN/m2

llpt = 100 x 0,43

'

Pada bagian bawah lapisan:


Penyelesaian:
Tegangan efektif rata-rata, atau tegangan efektif di tengah lapisan
lempung dengan tebal: H = 6 m:
..,
p 0 ' = z:y' =(6/2)(21,81-9,81) =36 kN/Jn..

Dalam menghitung penurunan, D.p akan dihitung dengan menggunakan Persantaan (8.29).

~p =

1/6 (!J.p 3 + 4 D.pt + 11pb)

dengan ~Pa = 100 kN/m

z = 6 m; r = 2 m; z/r =3; x = 0; I= 0,15


!lpb = 100 x 0,15 = 15 kN/m2
!lp = 1/6[100 + 4(43) + 15]

p 0 '+~
, P =0,6
!le= Cc log
3 log 36 + 47,83

Po

36

=0,23

dengan eo = 1,0, maka


/).e

2
S c(oed)

=--

Tangkl diameter 4m

=47,83 kN/m2

l+e0

0,23
H=
(6) =0 69 m
1+ 1,0
'

Jika digunakan koreksi penurunan Skempton dan Bjerrum, untuk HIB


= 6/4 = 1,50 dan fondasi berbentuk lingkaran diperoleh a = 0 34
(Tabel 8.3)
'
'

q 100 kN/m

~=A+(l-A)a

I 1'-\ \?}a.~l\'__j,_;J..--L--L...J_J.._..I-1.-1-.L.L.l,___ __

= 0,61 + (1- 0,61)0,34 = 0,74

84m

Lampung.
J
Y 21 ,81 kN/m

em

Jadi, penurunan konsolidasi,

fo t

Cc 0,63

Se

. .. ...
.. ..
. . .. .. '. . .. . .. .. ... ,
'. .......
-.
.....

.
..
~

., .

., 41

. . . ....... ..

-::-~~~~~~~~-:--<'<'~~-

..

..

\.

...

.....w
..

... ,

..

. . .

= ~

X S c(oed)

= 0,74 X 0,69

=0,51m=510mm

Gambar C8.6.

Tambahan tegangan vertikal akibat beban I.tngk aran:


LlO' = L1 p = ql

Nilai faktor pengaruh 1 dapat di er


.
lingkaran pada Gambar 6.lO. P oleh dan grafik pengaruh beban

Contoh soal 8.9:


Dua buah fondasi bujursangkar yang berukuran 1 m x 1 m
diperlihatkan pada Gan1bar C8.7. Jarak fondasi 5 m. dengan
kedalaman masing-masing 2 m di bawah muka tanah. Beban fondasi
termasuk beban tanah di atasnya, di anggap sebagai beban titik sebesar
200 kN. Hitung penurunan konsolidasi pada masing-masing kolom
dan waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi 50%.

160

161
MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

~OOkN

,.,..

.""'

10'

,., ,,,

- ...


.,-... .. ..., -
.
.
.
.
t-- . .. .. . ' . . .. .

' . . .
. .
. . . ... I

Paslr ~ Gt ~ ~ ciS
'1'1 s

Q = qn x luas fondast = 166.36 x ( 1 x 1) = 166.36 kl

,.._.,

..

2,0

t=~=:

t
:::;::::'
:
1

. ...... . .. . .... .... ,. ..' ... ., 8 1 m


...
.
1 . 4. . .t . -_
_,
_______
_
'
1 ..... -
m
a

8 ..- - -. .
. . .. . ..-.... ... ..,. . ..... I. . . . . . . .. . .. ..
--
.
....
'
.
. I'" ..... . .-:::::'

.. .
,.,... ......
.. . I ".
'
'
I .......
. . -
.. . .. ......
I ..
........
.
'.
.. .' . ... . ',. . ..... . .I :. . , ., .. . .. . ..... .
.. ... ...I,.. .... ..... . '.
.
.
,, . ... . . ....
.
.. . '"
......
' . .... ., .... , . ..
.
..... . . . ... .
.
.
.
..
. ..,........ . " ... ... ..
I
:=

,,,

--

.... . ....

' I

I ~

~,

'

'

-~

I .

.I

" '"0:.

~=0~
C =1,05

..

o,s rn

.... -

Tabel C8.3

.. .

3,5 m

-~

Lc-mpll{lg G1 =-.v->

Tegang_an di ~a,,ah pusat berat. di tengah-tengah lapisan lempun ~ (z =


7 111) . dthttun~ dalam Tabel C8.3. dengan menggunakan Gamba; 6.2.

,
C. : 3S X 10 .J c.:ni'det

,. .

..

'

...

I
~
, _,

I 8

_ - - - - -, - - - 60
m

I
I

I
I

I
I

''"'"' ..,, ,, ., .

3m

'' fFF ' H " r

.rrr

'I , , , r o , , , , ,

Kolon1

r (m)

rl-;.

In

0
5

0
0.71

0.478
0. 173

3(11

,
up = Qhl:.2
(kN/m )

lspisan tanah kedap air

1.62
0.59
2
~P = 2.21 kN/m

Tegangan vertikal efektif awal sebelum ada fondasi. di tengah-tengah


lapisan lempung:

Gambar CS. 7.

Po

= 2.5 X 16.82 + 3.5(19.33-9.81) + 3(16.78-9.81)


2

= 96.28 kN/m

Persamaan penurunan konsolidasi primer totaL dengan menganggap


lempung tennasuk jenis nonnally consolidated:

Penyelesaian:
Pasir:
)'b =

y,.G,(l+w)
1+ e

9.8l x 2.65 x(l+0.1) = 16.82 kN/m3


1+ 0.70
96 28 2 21
6
= 1,05 x - - locr +
1+ 0.9 b
96.28

+e

1+ 0.7

Untuk menghitung \vaktu penurunan konsolidasi 50% (U = 50%).


maka:

Lempung:

YSat = (G.~ + e)y 1, = (2.35 + 0.9) X 9.81 = , kN/m3


16 78
1+ e
1 + 0,9

T,. =

Tambahan tegangan neto (qn) masing-masing kolom besamya sama


karena luas dan beban sama.

200
qn= 1X 1 - (2 X 16,82) = 166.36 kN/ml

Karena beba n t on dasi d'ranggap beban titik. tnaka pada tnasing-tnastn::

kolom akan mendukung:


(1

MEKANIKA TANAH ll

C,<

H,

Karena drainasi hanya ke atas (drainasi satu arah). maka H, =H = 6 1


Untuk derajat konsolidasi: U = 5Ql1(\t n1aka T" = 0.197. \Vaktu yang
dibutuhkan untuk penurunan socw~ adalah:
t

162

=0.30 m= 30 mm

= ___:0.:::.1.:_9..:._7

.,

..:._60_o_-_ __ = 0..5Q tahun


38 x 10- "' _ 365 x 2-L 60 , 60
x
/ _
/

16"'
VIII. PENURUNAN

HIB = 15/6 =2,5


DIB = 2/6 =0,333

ntuk penurunan sebesar 50% X 30 llUn


Jadi. waktu yang dibutu~:n u
= 15 nlm adalah 0.59 tah .

VB= 1

Diperoleh

Co11toll soa/8.JO: .
kar dengan tebar 6 m, mendukung beban
Fonda~i berbentuk buJ~:~~ondasi terletak p~d.a tan.ah lempung (y,,.,
terbagt rata 3199.62 kN d 1 man 2 m. Kondtst laptsan tanah diperli,
19,81 kN/m ) dengan kCeS ~a Dari hasil uji konsolidasi diperoleh nilai
ksta
I d1pero

1eh koefi.
hatkan Pada Gambar -4 2/kN dan dari uji tna
0
rata-rata mv == lJ
A ~ 0 30 Modulus elastis tanah pada kondisi
sien t~kana~ atr g~nkN/~2. 'Hi~ung penurunan total di baw~h pusat
zazdrazned - ?O~
k air tanah dianggap berada 2 m dt bawah
luasan fondasi, Jtka mu a
muka tanah.

mv = 1,3 x 1o-m2/kN

3m

17 m

- -=- ------ - --- ----- ----


2
3m
---------- - - --------3 m Lempung
3 _ _ _ _ _ _ __ _
-----------3 m
4
-------- --------- --- 3m

= 0,3
E = !iOOOO kN!m 2
I! = 0,5

~n ' '' '

lap1S8n keras

JJ

No.
lapisan
1
2
3
4
5

z
(m)

Uz

B/z

L1p=41q

1,5
4,5
7,5
10,5
13,5

2,00
0,67
0,40
0,28
0,22

2,00
0,67
0,40
0,28
0,22

0,232
0,125
0,060
0,035
0,025

144
80,0
38,4
22,4
16,0

Sc(oedJ =m ~.t1/1L1p

(m)
0,056
0.032
0,014
0.008
0,006
SooedJ =

0,116 m

Faktor pengaruh I pada Tabel C8.4 diperoleh dari Gambar 6.7.


Dalam menentukan besamya koreksi penurunan konsolidasi dengan
menggunakan Tabel 8.3, karena fondasi berbentuk buJur sangkar,
maka perlu diadakan interpolasi atau dihitung diameter ekivalennya.

//1'/ '"'''

=0,01 m_- 10 mm.

Tabel C8.4

kN/m'

=0.60.

Hitungan penurunan konsolidasi dilakukan dengan membagi-bagi


Iapisan dengan tebal masing-masing !lH =3 m (Tabel C8.4).

y.- = 19,81

J.J,

160x6
s. = 0,91 x 0,60 50000

x!

Penyelesaiall:

=0,91 dan

flo

''''ll/

.,

Luas bujur sangkar = 6 x 6 = 36 m-

Gambar C8.8.

..,

Penurunan total adalah jumlah dari penurunan segera dan penurunan


konsolidasi .

Luas lingkaran = 1A 1t n..,

36 = 1A 1t D..

Penurunan segera:

D = 6,77 m
Selanjutnya, dengan menggunakan Tabel8.3:

HIB = 15/6,77 = 2,22, diperoleh a= 0,29


Lapisan lempung di atas muka air tanah dianggap jenuh

qn = 199,62- (2 X 19,81) = 160 kN/m2

=A+(l-A)a
= 0.3 + (1 _ 0,3) X 0,29 = 0.5

Dengan menggunakan grafik pada Gambar 8.6, untuk:

164

f3

MEKANIKA TANAH ll

165
VIII. PENURUNAN

. . er total terkoreksi:
Penurunan konsohdast prun

Karena area timbunan sangat lu


as, maka 1 -- 1 pada 1empung bagtan
.
atas:

={3 Setoed)

Se

Tegangan vertikal efektif awal:

=0,5x0,116

Po = 6

= 0.058 m= 58 mm

(19,81-9,81) + 1,5 X (18,01- 9,81) =72,3 kN/m2

Tambahan tegangan neto, tlp == 125 kN/m2

Jadi, penurunan total:

Untuk tanah lempung jenuh, angka pori:

S =Si +Se

e = Gs w!S = 2,7 x 0,4/1 = 1,08

Penurunan konsolidasi primer totallempung atas:

= I0+58=68mm

Contoh soa/8.11:

Set= Cc
2

Timbunan menimbulkan beban terbagi rata sebesar 125 kN/m terletak


diatas pennukaan tanab. Kondisi lapisan tanah diperlihatkan pada
Gambar C8.9. Lapisan lempung atas dan bawah dapat dianggap
mempunyai kondisi yang sama, dengan Cc = 0,35, w = 40 %, Gs== 2,7
3
dan Ysat = 18\01 kN/m Muka air tanah dianggap dipermukaan tanah
asli. Tentukan besarnya penurunan konsolidasi, jika lempung
dianggap nonnally consolidated.

1+ eo

log

3 1 72,3+125
= 0,35
1 + 1,08 og 72,3
= 0,22 m

= 220 mm

Lapisan lempung bagian bawah :


1

Po = 6(19,81-9,81)+3(18,01-9,81)+11(19,81-9,81)+

Penyelesailln:
D;J = 125 kNJm2

lllJlJJJ!JIIJJ
.
. . .. . .. .
- .
..... .. .
.
. ..
. .
pastr

..

. y

..

Penurunan konsolidasi primer total:

..

.
.
...
.. . .

_ _ _._.- -=-_:......:~.:...:. .::. . _


. ..:... .:. .- -...

3m

. :

. .. .. . .

..

lempung:

.. .. .. ... .

.. .

..

pasir

...

'\1

..

'Mt

pasir: -y.., =

= 0,35
= <40%
= 2,7
3
= 18 01 kN/m
'
3
19,81 kN/m

= 0,104 m= 104 mm

Penurunan konsolidasi primer total seluruh lapisan lempung:

3m

..

Cc
w
G.

. . . . . ... . . .. .

.. . .
.
.
.
.
.
.
.

.
.
:
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.. . .

. . .
. . . .. . .
. . - ..

3 lo 206,9 + 125
S =
0 35
2
c
1 + 1,08 g
206,9
'

. le~ng

...
11 m

1,5(18,01-9,81) = 206,9 kN/m-

Set + Sc2 = 220 + 104 = 324 mm.

tempung

'\

~
\',
1
4
1

1'\aalr
,.,.,eN

Gambar C8.9.

Contoh soal 8.12:

Lapisan tanah lempung setebal 6 m terletak di tengah-tengah l~pisan


tanah pasir dan batu. Lempung termasuk jenis nonnally consolldated.

166

167
VIII. PENURUNAN

MEKANIKA TANAH ll

_ d 1 n1an 3 m. Tanah timbunan yang san


Muka air tanah pada ke a : an tanah dengan tinggi 3 m dan begat
luas terletak di a~as perrnu ralaksanaan penimbunan 2 tahun B rat
l\r/
~- \Vak"tu pe

erat
3
kl
volume 19 m
. 19 01 k: ?m dan lempung 19.81 kNt 3
h tanah pastr
3
Ill
volume Jenu
_
. 17 5 k.'/m . Tanah lempung dengan an k
Berat volume basah paslr .
- 0 9 - C (log p' I
ga
.
. 0 1 h persamaan e - 2 c
- og 120)

pori yang dtnyataka~ ~ C _ 1 1 x 10-J cm /tahun dan C dengan p' dalam k.."\/m \ -
c - 0.3.
Tentukan:

.da

mer
total
dan
(a) penurunan konsol 1 Sl pn
. .
.
be
a
penurunan
konsohdast
selama
4
tahun
setelah
(b) h1tung
sam)
selesai pelaksanaan.

Pen)'elesawn:
3m
-+3m

. - "" .. ' : .. 2
, .. :
- -- - Pasir
----.
' ...

m.a.t

'

:olb = 17,5 kN/m

, '

= 0.137 m = 137 mm
(b) Penurunan konsolidasi primer selama waktu t =4 tahun .

~ntuk . menghitung penurunan setelah 4 tahun. maka waktu yang


d1perhttungkan untuk penurunan konsolidasi primer adalah :

=4 + 0,5 x 2 =5 tahun

.,t = 19,81
Ce = 0,3

Karena drainasi satu arah. maka H, = H = 6 m.


4

kN/m 3

Batu

Tv = l,l x l0 x 5
2
600

Gambar C8.10.

=O,l 5

Dengan mengganggap lebih dulu. U < 60o/o. maka dapat dipakai:


U =

~(4 / n )T\ =~(4 / n )x 0.15 =0.44<60% . jadi anggapan

benar, maka basil hitungan dapat dipakai.

Karena area timbunan sangat luas, maka faktor pengaruh I =1.

Tegangan vertikal efektif awal di tengah-tengah lapisan lempung:


17.5 + 7(19.01- 9,81) + 3(19,81 - 9,81)

.,

= 146.9 k.N'/m-

Penunazan konsolidasi primer selama 4 tahun setelah selesai


pelaksanaan :
St = 0,44 x 137 mm= 60 mm .

Contoh soal8.13:
Sebuah tangki berbentuk lingkaran dengan diameter 6 m. terletak di
atas tanah pasir. Kondisi lapisan tanah diperlihatkan dalam Gambar
C8.11. Muka air tanah terletak pada kedalaman 1..5 m. Berat volu~
3
jenuh tanah pasir 19.81 kN/m dan berat volume basah tanah pastr

eo = 0.9- 0,3(log 146,9 -log 120) =0,87


Beban timbunan neto: flp =3 x 19 =57 kNJm2
(a) Penurunan konsoJidasi primer total:

168

6 1 146.9 +57
1 + 0,87 og 146.9

/71'7~J77717'7/77777>',.,5X,;,~~)J,',<;;tf!hun

Po

..

1... 19,01 kWnr

3 m

Po' =3

1 + en

: , .~- .

Lempung:

6m

'
A ...
Iog Po +1-lP

~ -

------ ~

. .

= Cc
= 0,3

'.

7m

S c(oed>

MEKANIKA TANAH ll

VIII. PENURUNAN

169

1 le mpung jenuh 19,81 kN/m . Basil


I
bagat ben'kut:
kN/
n3 Berat volume tana
berikan
data
se
8
5
1 .
I . . .
torium rnetn
uji konsolidast dt labora
100
200
300
400
.2 ) . 50
1
Tegangan p (kNIIn

0.63
0,59
0,56
.
; 0,73 0,6 8
Angka pone
,
k .
.
kN/m-, tentu an.
200
d.1 d sar fondast
Jika tekanan
a
.
. er total. dengan menganggap
k
Iidast
pnm
(a) Penurunan
on so 2V. 1H

baran tekanan

d' d' I b

penye
'd . 90 % yang terJa 1 1 a oratonum
ast
d'b
konsoh
(b) Jika penurunan
.t berapakah waktu yang 1 utuhkan
terjadi pada t = 1OO ml~dnt
'.
%
di
Iapangan?
Diketahui
tebai
1 asi 90
1
konso
untuk penurunar .
.. In 20 rnm dan eo = 0 '725 .
contoh benda uji dt Jaboratonl!

Penyelesalall:

Tangkl diameter 6 m
q 200kNim1

II I I
15
' m

/ ,.
I

-. - - - -r
Sm
I

- -

- -. ..

Plot data pengujian konsolldui


eo = o.12s

1
\
~.!. __ _
--6 m - - - ------'
paslr: ~ 18,5 kN/m

2 \

"t,

1.,,

p 1' = 122,5 k.N/m maka: e ::: 0,66

Penurunan konsolidasi primer total akibat beban fondasi:


e0 -e

sc =

1+ e 0

l X

0 725
66
- 0, x 150=0 057 m =57 mm
=
1- 0,725
'
'
Hitungan seperti cara di atas mengabaikan koreksi gangguan
tanah benda uji.
(b) Panjang lintasan drainasi di 1aboratorium, untuk drainasi dobel:
H1 = 0,5 x 20 mm= 10 mm== 0,01 m .
H 1 = 1,5 m =1500 mm

Pada benda uji :

=19,81 kN/m

TV
HI
t =--

2
,

Di Iapangan, dengan drainasi tunggal:

0,8

Dari diagram e- P ', pada Gambar CS.ll dapat diperoleh untuk

. tempung

.~l'"'_

!,5 ml_'-___,._ml/l/l'7T.?11.,-,7r-,m,"mnm77rr,'mn'7Tlnt77trt.,.,.,.,,,,.,.,,,mrr'1'TJ'fr->

'

19 81
, kN/m

05
0

100 \

lepisan kedap Ill'

200

300

400

p' (kNim~

122,5
(b)

(a)

TV (0,01)

--

(1)

Gambar C8.11.
(a) Tegangan verti'kaI_ e~ektt'f
ll
mula-mula

di tengah-tengah lapisan

lempung:
p0 '

TH
_
V
I
t2 -

=1,5 x 18,5 + 3,5(19,81-9,81) + 0,75(19,81-9,81)


= 70,3 kN/m

Dilapangan :

c\'

--

Tambahan tekanan akibat beban fondasi:

170

MEKANIKA TANAH ll

(0,01)

1 -----::-t2 - (1,5) 2

Tegangan efektif total di tengah-tengah lapisan lempung:


P1' = Po' + !J.p = 70,3 + 52,2 = 122,5 kN/m2

CV

Tv dan Cv di lapaogan dan dt. 1aboratonurn sama, maka:

200 x n I 4 x 6
=
kNimz
52 20
P (n I 4)(6 + 2x2,875l
'

.1 =

(2)

VIII. PENURUNAN

171

.
d U ::: 90%, maka ft = 100 men it
1
T-elah diketahUI. P~: 90% di lapangan terjadi pada waktu: adi
penurunan denga~
,., :::(1,5/0.0itx 100

_ Gs + e
2,69 + 0,44
Ysat - 1
xy\\ ==
X9 81 == 2117 kN/m3
+e
1 + 0,45
'
'
y' = Ysat - Yw== 21,17-9,8 1 = 11.4 kN/m3

::: 2250000 menit

Lapisan lempung dibagi-bagi dalam 5 lapisan dengan tebal yang sama.


Hitungan penurunan konsolidasi disajikan dalam Tabel C8.5a dan
CS.Sb .

=2250000/(60 x 24 x 365) =4,28 tahun

Contoh soal 8.14:


.
ki't
(raift
fioundation)
terletak
di
atas
tanah
pas
d
1r.
Suatu fon ast ra
.
h d. .
ItUnJukkan dalarn
Ked a1aman ~1ondast 3 m Kondisi laptsan tana
Gambar C8.12.

Fondul20 m 1 10 m

3m

. ... .:.

......

3m

(a) Tentukan penurunan konsolidasi primer total, jika ditentukan :

..

-.. ... ".

.,.
#

...

- ....

.,..

~-

r7

- - - - - - _ _ _ _ _ _ _ y__ - - -

3m

Ukuran fondasi 20 m x 10 m.

200 kN/m 2

. .. .... .

~r:

G,
w

2,6 9 ; -yd = 18,3 kNJm'

= 10%

Tanah pasir: yd =18,3 kN/m ; Gs = 2,69; kadar air di atas air tanah

= 10%.

lempung.

7.5 m
3

Tanah lempung: Gs =2,70; YsaL = 19,81 k.N/m

= 19,81 kN/m
G. = 2,70
~ = 2,1 x 1o- cm2tdet

YNt

. ......... ........ .... .. . . . . ... ..,..... .. .. .. .. . . ..... .... ........ ..... ... .. ..... ..... ..
.... . .. . . . - .. . : Past r .-" .. . . .. . . . .

Muka air tanah terletak 6 m di bawah permukaan.

'

'

Dari data basil pengujian laboratorium pada tanah lempung


diperoleh hubungan nzv dan tegangan efektif seperti yang
diperlihatkan pada Gambar C8.12, nilai Cv rata-rata 2,7 x 10-4
2
cm /detik.

(a)

255
250

(b) Hitung penurunan konsolidasi primer pada t = 10 tahun.

245

b-

Penyelesaian:

240

Tanah pasir

1\

'\

'"

""

225

..........
I

Di bawah muka air tanah, pasir dalam kondisi jenuh:


'Yd = Gsr w == 2,69x9,81
l+e
l+e

235

~
. 230

Yd = 'Yd (1 + w) = 18,3 x (1 + 0,1) = 20,13 kN/m3

Dari,

220
250

260

270
'i
Tegangan efektif (kf\Vm )

280

(b)

Gambar C8.12.

26,4
e = 18,3 - 1== 0,44

173
172

VIII. PENURUNAN

MEKANIKA TANAH ll

8.5 PENURUNAN KONSOLID

Tabel CS-5a

...

6H
(m)

(m)

1.5
1.5
1.5
1.5
1.5

6.75
8.25
9.75
11.25
12.75

Bl:

0.74
0.61
0.51
0.44
0.39

0.17
0.148
0.125
0.095
0,07

U:

1.48
1,212
1.03
0.89
0,78

2
(kN/m )

Po'
(kN/m 2)

Po + 4p

94.9
82.4
69.8
53,0
39,1

162,5
177,5
192,5
207.5
222,5

257,4
260,0
262,3
260,5
261,6

!1p =41q,

(kNfrn2)

Penurunan
konsolidasi
k
under
t
.
d"
'd
.
.
se
konsoI1 as1 pnmer berhenti B
erJa t setelah penurunan
. esamya penu
merupa kan f ungsi waktu sert k . . runan konsolidasi sekunder

sekunder. Persamaan kemiringa ~mmngan kurva fase konsolidasi


diperoleh dari Persamaan peran " dan Cw Oihat Gambar 7 21a)
- samaan (?.Sla), (7.Slb) dan 7.5tc),
yaitu:
C =

Pada Tabel C8.5a, nilai qn == 200 - 3 x 20,13 = 139,6 kN/m dan 1


diperoleh berdasarkan Gambar 6.7 dengan L == 20/2 = 10 cm dan B :::

10/2 == 5 n1.
Hitungan penurunan konsolidasi diperhitungkan terhadap hubungan
tegangan p' dan 11lv (Gambar C8.12).

!ili
(m)

Tegangan (p)
2
(kN/m )

11lv

(m2/kN)

t1p
2
(kN/m )

log t 2

log t 1

dan
Ca.t = Ca.l( 1+ep)

Se = mv11HI1p

94,9
0,035
0,000250
82,4
0,030
0,000240
69,8
0,025
0,000235
1.5
53,0
0,019
1,5
0,000238
1,5
0,000236
39,1
0,014
Penurunan konsolidasi Se = O, 123 m

(b) Penurunan dalam waktu t = 10 tahun:

C .t

T.. = Ei 2 (drainasi dobel Ht= 7,5/2 = 3,75 m)


I

= 2,7xl0-4 x10-4 xl0x365x24x3600


3,752

H
Ca
1
t.,
Ss og 1 + eP
t1

(m)

15
1,5

257.4
260,0
262,3
260,5
261,6

= 0,605

Dari Tabel 7.1 diperoleh U = 0,82


Jadi, setelah 10 tahun S _ 0 82
e'
x 125 = 1o1 mm

174

11e

Penurunan akibat
. p konsolidasi sekunder d'h
1 I tung dengan meggunakan
sa lah satu d an ersamaan-persamaan (7.52) dan (7.52b):

Tabel C8.5b

Tv

ASI SEKUNDER

atau dari:

dengan:

!2
!1

= penurunan konsolidasi sekunder


= tebal benda uji awal atau teballapisan lempung
= perubahan angka pori di laboratorium dari t 1 ke t:.
= tl +l:l.t
= waktu konsolidasi primer selesai

ep

= angka pori saat konsolidasi primer selesai

Ss
H
l:l.e

Contoh soal 8.15:


Kenaikan tegangan akibat beban tanah timbunan di lapangan,
diperkirakan akan terjadi pada tekanan kira-kira dari 0.4 kglcm2
2
(39,24 kN/m2) sampai 0,8 kg/cm (78.48 kN/m ). Hasil uji kon olida i

pada tahap pembebanan dari 0.4

kg/cm~ ke 0.8 kg/cm ditunjukl"an


175

MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

. . benda UjJ..
dalam Tabel C8.6. Angka pori awal eo == 2,86 dan tinggi
I
I
b
sebelum dibebani == 2,54 cm. Pem2 acaan awa ar OJI penguk
menunjuk.kan pembacaan 1280 x 10 mm.
Iapisan tanah
lapangan yang akan ditentukan penurunan konsohdasmya H ::: 5
Kalau dari hasil hitungan, penurunan konsolidasi primer total sebe:
40 cm akan terjadi setelah 1 == 25 tahun, tentukan .besarnya
konsolid ast.
d.
1
)
d
total (konsolidasi primer dan sekun er yang tefja 1 2 tahun setel h
konsolidasi primer berhenti.
a

Teb~I

Perubahan angka pori dapat d'


R
myatakan oleh persamaan

~:

D.e =

o -

R,

'

Hs
Jadi, nilai angka pori pada tiap-tJap
. pembacaan adalah
e

=e

=(H -

- !!le

H s ) - ( R - RI )
Hs
f1

(1)

Tabel C8.6

Waktu
(menit)

Pembacaan arl oj i
(x 0,01 mm)
1132,4
1122,3
1118,2
1111,9
1104,2
1095,9
1081,1
1066,6
1050,1
1028,0
1001,9
986,9
971,4
958,9
947,3
932,3
927,2
921,6
915,3

0,1
0,25
0,50
1,0
1,9
3,0
6,0
10,0
15,0
31,0
62,0
95,0
175,0
305,0
525,0
1355,0
1820,0
2860,0
4300,0

Angka pori
(e)

2,63
2,62
2,61
2,60
2,59
2,58
2,55
2,53
2,51
2,47
2,43
2,41
2,39
2,37
2,35
2,33
2,32
2,31
2,30

...,.

'I

...

. . . ' . ..... .
,

...

' " I '

. IMnn pedal

... .-., ......


..
...' ."... ......
.
...' ..... . . ..' ... ." .. ...:.
. . . " ..... ....

'

..

..

o I

""

llro

..

(a)

Penyelesaian:

2,65
2,6

=i ._.....,

2,55

&.

~ 1'--

2,5

~ 2,45
en

.i

2,4
Bp= 2,375 ~---2,35
2,33

~---

--

~-

- I+

-- 1-- -

---- -- -- ---- - ~--

~~-

~-

-~

~---

2,3

0,1

100

10

11

II I

- ----- -- - .-

----

loo...

' I

Ca= 0,042

---- ~t
I

'

1000

'"t;

.le

'
I

10000

Waktu t (menlt)

(b)
Gambar C8.13.

Dari diagram fase:

e = Vv - V-Vs
o
V Vs
.f

176

0
I

H -H

Hs

H
Hs =
1 + e0

MEKANIKA TANAH 11

VIII. PENURUNAN

2,54
=
1 + 2,86

=0,658 cm
177

.,
0,8
kg/cm-,
petnbacaan
awa}
sampai
04
Pad a tahap petnbe~anan ' .. pembacaan Ro pada saat pertama kat
adalah 113? 4 x 10-- mm; ar1OJ~
1
. . .,
10-- mtn.
penguj ian pad a Ho == 1280 x
Dari Persan1aan (1) dapat diperleh:
324
(2,54 - 0,658)- (1,28 - lJ
) == 2,63

e ==

Iapisan lempung setebal 3 m de


2
16
10 kN/m~ (Y~at = 19,8 1 J<N m~f.anCE ~ 000 kN/m , J1. = 0,5, y' =
prakons?hdast Pr' = 95 kN/m2, C, =O r - p,7, Cr = 0,02, tekanan
5
2,65 . Dt bawah lapisan Jempun terd~ m /~hun, w ~ 40 % dan G,=
Muka air tanah pada keda1aman ~ d pat laptsan pastr sangat padat.
Hitung besamya penurunan akhir t~at~~ondasi pada kedalaman 1 m.
di pusat fondasi.
penurunan setelah 10 tahun

'

0,658

. .
d t d'baca
pada
kolom
3
dari
Tabel
C8.6.
Kemudian
1
Ntlat
tersebut
apa
b
CS
13
D

'
. . . . d T b 1 CS 6 di plot pada Gatn ar
an stni
ntlat-ntlat pa a a e

'
nilai Ca diperoleh dengan menggunakan persatnaan :

728 kN

!1e

ll

1m

c =- ----

2,330 - 2,3
= 0,024
log 4000 -Jog 1000

Pasir
E = 36000 kN/m 2
J.l = 0,3, Yb = 18 k

B = 2m
m a.t o

'

lr
~'

-,.-,_, ~:r:-~

"""'""

Lempung
E = 16000 kN/m2, J.l =0,5, '( = 10 kN/m3
W= 40 %, Gs =2,65, Cc= 0,7, Cr= 0,02;
Pc'= 95 kN/m 2, Cv =0,15 m2/tahun

'

,,.

-,'

Pasir sangat padat

Gambar C8.14.

ea H !1Iog t

Penyelesaian:

1+ eP

0,042
25
+
12)
(lo
5
1 + 2,375
g 25

Lapisan pasir sangat padat di bagian bawah tidak mengalami


penurunan yang berarti.
Tekanan fondasi neto qn =728/(2 x 2) - (1 x 18) = 164 kN/m

=0,01m=lcm

Dalam menghitung penurunan segera di pusat fondasi akan dipakai


persamaan Steinbrenner ( 1934):
(a) Penurunan-segera pada lapisan pasir atas:

Jadi, penurunan akibat konsolidasi primer dan sekunder, setelah t = 37


tahun adalah:

Lt = B t = 2/2 = 1 m
I

S = Se + Ss = 40 + 1 = 41 cm.

lp =(I- J.l?)F1 + (1 - J.l- 2J.l )F2 == 0,91 F 1 + 0,52 F2


H!B 1 = 2/1 = 2, LtfB 1 =1, dari Gambar 8.4. diperoleh:

Contoh soal 4.10:


Tu~u berat 728 kN berbentuk bujur sangkar 2 m x 2 m terletak pada
lapJsan tana~ berlapis yang terdiri dari: pasir tebal 4 m dengan E ==
36fXX) kN/m ' J1, = 0,3 dan Yb = 18,0 kN/m3 . Di bawahnya terdapat
l?B

3m

Konsolidasi sekunder, dengan ep = 2,375 (lihat Gambar C8.13b)

ss --

4m

Nilai 11e diambil dari perubahan angka pori pada bagian kurva
konsolidasi sekunder.

c =

logt] - 1ogt2

Fondasi
2mx2m

MEKANIKA TANAH ll

Ft = 0,28 dan F2= 0,07


Jadi,
VIII. PENURUNAN

179

SI= sll- sl2 == 0,014-0,011 == 0,003 m

lp = 0,91 Ft + 0,52 F2

:: (0,91 X 0,28) + (0,52 X 0,07):: 0,29

(b.2) Penurunan Konsolidasi

__ 1x164 (4 xo, 29)=0,006m


s,- 36000

Tekanan overbuden efektif awal di tengah-tengah Iapisan


lempung:

Po'

(b) Penurunan lapisan lempung:

an
lempung
adalah
j
umlah
dari
penurunan
1

T.a'?bahan tekanan akibat beban fondasi di pusat lapisan Iempung


d~hltu.ng b~rd~sarkan Gambar 6.7. Untuk itu, luasan fondasi
d1 ba.gl menJadi 4 bagian sama besar, dengan dimensi masingmasing:

Penurunan pada apis


. .
segera dan penurunan konsohdasl.

(b.1) Penurunan segera:


Bila dianggap Iapisa~ lempung setebal H2 = 6 m, dengan J.l == 0,5
dan E = 16000 kN/m-, maka:

B 1 = Lt

dengan z = jarak dari dasar fondasi sampai tengah-tengah lapisan


lempung.

H-JBt = 6/1 = 6; Lt!Bt = 1.

Dari Gambar 6.7 diperoleh I= 0,022

Dari Gambar 8.4, diperoleh Ft = 0,46.


M aka,
X

0,46 = 0,345

!l.p = !l.a , = 4/q = 4 x 0,022 x 164 = 14,4 kN/m

Karena diketahui Pc' = 95 kN/m > p 0 ' = 87 kN/m , tanah


termasuk jenis lempung overconsolidated (terkonsolidasi
berlebihan).

1xl64
=
x4x0,345 =0,014 m
16000

Karena, Pt'

Bila lapisan pasir bagian atas setebal 3 m, dianggap sebagai


lempung: H1 = 3m (di bawah dasar fondasi) dengan J.l = 0,5 dan E
2
= 16000 kN/m

HtiBt = 3/1 = 3; Lt!Bt == 1, dari Gambar 8.4, diperoleh F1

sll

= 2/2 = 1 m.

Blz = Ldz = 1/(3 + 1,5) =0,22

lp =(1 - ~?)F1 + (1 - J.L- 2JJ?)F2= 0,75 Ft

/p = 0,75

= 4 X 18 + 1,5 x 10 = 87 kN/m2

=p

+ ~p = 87 + 14,4 = 101,4 kN/m >pc'


2

0'

maka dipakai persamaan:


-

=0,36

M aka,
/p = 0,75

0,36 = 0,27

87 + 14,4
= 0,02x log + 0,7 x log 95
87
95

S
12

= lxl64

16000

X (4 X 0,27)

=0,011 m

=0,0007 + 0,0198 = 0,021

Penurunan segera lap


1
(H ~
H ), adalah:
Isan empung sebenamya dengan tebal 2

Untuk lempung jenuh berlaku persamaan angka pori:

180

MEKANIKA TANAH ll

eo= wGs = 0,4 X 2,65 = 1,06

VIII. PENURUNAN

181

= 0.92 > 0,6 (anggapan tidak benar)

Penurunan konsolidasi :
!le H __ 0,0 21 x 3 = 0,03tn
=-c
1 + e0
1+ 1,06

Untuk U > 60% berlaku Persamaan (7.4Sb):

Tv = -0,933 log( 1-U) _ 0,085


0,67 = -0,933 log( 1-lf) _ o, 085
log(l-U) = -0,8 1
1 - u = 10-081

.
d
a
setelah
10
talzun
11
1
(a) Penurunan total an pen uno
( c.l) Penurunan aklzir total
Penurunan total adalah jumlah penurunan ~ege~a pada lapisan
pasir+lempung ditan1bah penurunan kons~ltdas1 pada lapisan
lempung. Dengan 1nemberikan fa.ktor korekst (a) untuk pengaruh
kedalan1an dan kekakuan fondas1 pada penurunan-segera, maka
penurunan total:

u= 1-

0,15 =0,85 =85%

Diperoleh derajat konsolidasi U == 85%.


Dari definisi derajat konsolidasi rata-rata:

S = a(S, pasir +Si letnpung) +Se lempung


= 0,8 (0.006 + 0,003) + 0,03

Penurunan konsolidasi pada t = 10 tahun:

Sr = USe = 0,85

= 0,037 m

Penurunan total S = 0,037 m ini, sesungguhnya relatif kecil, sehingga


tidak diperlukan lagi hitungan penurunan pada waktu tertentu. Namun
karena di dalam soal diperintahkan dihitung, maka di bawah ini
diperlihatkan contoh menghitung besarnya penurunan pada waktu 10
tahun.

0,03 =0,026 m

Penurunan total setelah 10 tahun == L.S, + S1


St = 0,007 + 0,026 = 0,033 m= 33 mm.

(c.2) Penurunan setelah 10 tahun

Lempung diapit oleh 2 lapisan pasir, jadi lapisan lempung terdrainasi


ke arah atas dan bawah (drainasi dobel).
Untuk drainasi dobel, Hr= H/2 = 3/2 = 1,5 m.

=
Crt = 0,15xlO _
,. H . ,
., - 0,67

..

1,5-

Jika dianggap U <60% berlaku Persamaan (7.48a):


1/2

U= 4Tv
1t

4x0,67

112

=--1t

183

182

VIII. PENURUNAN
MEKANIKA TANAH ll

perubahan letak (displacement)


k .
d'1 pad a b'd
' ma a tidak ad.a tegangan geser yang
I ang vertikal dan h .
terja
Japisan tanah. Kondisi keseitnb ons~ntal dt sembarang titik pada
. .
angan dt tern t
kedudukan tegangan-tegangan d
pa yang dthastlkan dari
.
engan tanpa t d'
didefintstkan sebagai kondisi Ko.
erJa tnya tegangan geser

BABIX

Untuk lebih jelasnya dapat dit


k
.. .
erang an sebagai berikut :
DtttnJau sua tu tu rap yang diangga t' d k
.

kokoh, dan licin yang dipancang d~l~ at m~mpunyat volume. sangat


9 la). Tanah di sebelah k. d. d' m ana tak berkohesi (Gambar

lfl
10 Ing tura
d. }'1
1
P tga per ahan-lahan
sampai kondisinya seperti Gambar 9.lb.
>?\VI"11 "

9.1 PENDAHULUAN

Turap

Analisis tekanan tanah lateral digunakan untuk perancangan


dinding penahan tanah dan struktur penahan yang lain, seperti:
pangkal jembatan, turap, terowong, saluran beton di bawah tanah dan
lain-lainnya. Tekanan tanah lateral adalah gaya yang ditimbulkan oleh
akibat dorongan tanah di belakang struktur penahan tanah. Besarnya
tekanan lateral sangat dipengaruhi oleh perubahan letak (displacenzent) dari dinding penahan dan sifat-sifat tanahnya.
Mengenai koefisien tekanan tanah saat diam (coefficient of earth
pressure at rest) telah sedikit dibahas dalam Bab 5 (lihat buku
Mekanika Tanah 1). Berikut ini akan dipelajari lebih lanjut
perbedaan-perbedaan antara tekanan tanah saat diam, tekanan tanah
aktif, dan tekanan tanah pasif.

9.2 TEKANAN TANAH LATERAL SAAT DIAM


Tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan proses pengendapan.
Selama proses pengendapan, tanah mengalami konsolidasi, karena
peng.a~h tekanan over?urden (crv) (yaitu oleh ak.ibat beban tanahnya
sendtn). Tekanan verttkal menimbulkan perubahan bentuk ke arah
lateral
oleh
pengaruh
angka
Poisson
T
h
d'
ki
h
ana 1 se tarnya mena an
b h k
peberu a an e arah lateral ini dengan .nengembangkan tekanan lateral
se sar ah Setelah waktu yang 1
k
.
)
arah vertikal dan lateral
. ~ma, onsohdasi dan rangkak (cr~ep.
menJadt nol. Pada keadaan ini telah terjadt
ked ud ukan tegangan-tegangan an t
.
'
1
menjadi tegangan-tegan an el ~ e ah stabll, dengan ~v dan Oh
-=-=~-------g
ekttf utamanya. Karena udak ada
184
MEKANIKA TANAH 1:

,.....
... R77'17'"""'''
,,_,,

Turep

(a)

(b)

Gambar 9.1 Definisi koefisiensi tanah saat diam


(a) Turap yang dianggap tidak mempunyat volume dipancang
(b) Penggalian dengan. tanpa menyebabkan pengurangan
tekanan horisontal
(c) Keseimbangan arah horisontal.

Bersama-sama dengan penggalian ini, dikerjakan suatu gaya


horisontal (Ph) yang besamya sama dengan gaya horisontal tanah ke
arah dinding sebelum dilakukan penggalian. Tekanan dari gaya
horisontal (Ph) ini disebut tekanan tanah lateral saat diam (lateral
earth pressure at rest), yaitu tekanan tanah ke arah lateral dengan
tidak ada regangan yang terjadi dalam tanah. Nilai banding. ~n~ara
tekanan horisontal dan tekanan vertikal pada kedalaman yang dtttnJaU,
didefinisikan sebagai koefisien tekanan tanah sa at diam (coefficient of
earth pressure at rest) yang dinotasikan sebagai Ko.
Dalam tinjauan tekanan tanah lateral, tegangan~tegangan tersebut
harus ditinjau dalam tegangan efektif, karena koefisten tekanan lateral
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

lSS

.. at bahwa tekanan di dala1n air, tekanan


air adalah satu. Perlu dung
.
l
vertikal san1a dengan tekanan honsonta
le
di
setnbarang
kedalaman
tanah
9
Dengan tnelihat Gam bar
'

oh'= Koyz

Untuk z = ht, maka:

...

(9.1)

a tau

= crh

K
0

z:y

(9.2)

= crh
I

O' v

Variasi tekanan
menurut kcdalamannya diperlihatkan pada
Gambar 9.2. Untuk kedalaman 1 > h,. tekanan tanah pada dinding
penahan merupakan komponcn tc"anan tanah efektif ditambah
tekanan air pori. Tegangan vertikal efektif:

(9.6)

dengan
3
crv' =tegangan vertikal efektif ~kN/m ) 3
1
0 11 = tegangan horisontal efekttf (k.Nitn )
z = kedalaman dati tnuka tanah (m)
3
y' = berat volume efektif (k.N/rn )

dengan y' =YsaL - Yw Tegangan horisontal efektif atau tekanan lateral


efektif saat diam:
(9.7)

Estimasi nilai Ko untuk tanah granuler yang disarankan oleh J aky

Pada sembarang kedalaman di bawah muka air, tekanan lateral


akibat tekanan air:

(1944):

. <p
K 0 = 1 - Slll

(9.3)

dengan cp adalah sudut gesek dalam tanah pada kondisi drained.

=Yw(Z- ht )

(9.8)

Jumlah tekanan air total pada kedalaman h1 sampai h2 akan berupa


diagram yang berbentuk segi tiga dengan alas Ywh2. Tekanan lateral
ak.ibat tekanan tanah dan air dengan z > h" adalah

Untuk tanah lempung nomtally consolidated, Brooker dan


Ireland ( 1965) mengusulkan persamaan :

= Ko [yh1 + y (z- ht)] + Yv.{Z- h1)


z = h 1 + h2 =H, maka
1

K 0 = 0,95 -sin <p

(9.4)

Alpan (1967) juga mengusulkan persamaan untuk menentukan


nilai Ko pada lempung nonnally consolidated, dengan
Ko = 0,19-0,233 log (PI)

(9.5)

dengan PI adalah indeks plastisitas.

Jika,

(9.9)

oh= Ko [Yht + Y h2l + y.,h2

Jumlah tekanan total pada dinding penahan tanah saat kondisi Ko


adalah jumlah luas seluruh diagram pada Gambar 92

9.3 DISTRIBUSI TEKANAN TANAH LATERAL SAAT DIAM


Pengaruh adanya air tanah terhadap tekanan lateral diberikan
dalam Gambar 9.2. Muka air tanah terletak pada kedalaman h1 di
bawah muka tanah. Untuk kedalaman tanah z < h tekanan tanah
lateral saat diam dinyatakan oleh persamaan:
t,
186

MEKANIKA TANAH 11

187
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

.....,,

~ ~

niJai koefi sien tekanan tanah saat diam


..
akti f, atau persisnya K >K >K T
dan koeftsten tekanan tanah
.

p
0
a
ekanan
tanah
'f
. kk
nilat makstmum dari gaya yang d
.
past menunJu an
dikembangkan oleh ta_nah pada
gerakan struktur. penahan terhad apapat
tanah urug yat
tanah sebelum d1nding mengal . k
' 1 u gaya per1awanan
amt eruntuhan.

_1
~

h,

~
~

--

~~

m.a.t

' ' "" "" ~

\
!

-'/

'" '

~.

''"''

~(yh 1 +

y' ~)

""' "'

r--

'
' '
\
i
.'

Tanah urug
mendorong dtnding
I

I
I

I
I

,..,/

Bldang longsor

(a)

Jika dinding turap pada Gambar 9.1 mengalami keluluhan atau


bergerak ke arah luar dari tanah urug di belakangnya, maka tanah urug
akan bergerak ke bawah dan ke samping menekan dinding turap
(Gambar 9.3a). Tekanan seperti ini disebut tekanan tanah aktif
(active earth pressure), sedangkan nilai banding tekanan horisontal
dan tekanan vertikal yang terjadi, didefinisikan sebagai koefisien
tekanan tanah aktif (coefficient of active earth pressure) yang dinotasikan dengan Ka. Nilai tekanan tanah aktif lebih kecil dari nilai
tekanan saat diam. Gerakan dinding menjauhi tanah urug menghilangkan pertahanan baji tanah di belakang dinding. Jadi, tekanan
tanah aktif adalah gay a yang cenderung mengurangi keseimbangan
dinding penahan tanah.
Jika suatu gaya mendorong dinding penahan ke arah tanah urug,
tekanan tanah dalam kondisi ini disebut tekanan tanah pasif (passive
ean_h pressure) (Gambar 9.3b), sedangkan nilai banding tekanan
honso~taJ dan tekanan vertikal yang terjadi didefinisikan sebagai
koefist~n teJu:nan tanah pasif (coefficient of passive earth pressure)
yang dJnotasJkan dengan Kp. Nilai tekanan tanah pasif lebih besar darL
188
MEKANIKA TANAH 11

/
/
I

.__-/

""

11

{b)

Gambar 9.3 Tekanan tanah Lateral


(a) Tekanan tanalz aktif
(b) Tekanantanahpasif.

Variasi besamya tekanan tanah lateral yang terkait dengan sifat


tanah tergantung dari: tipe tanah, apakah tanah berupa tanah kohesif
atau non kohesif (tanah granuler), porositas, kadar air. dan berat
volumenya. Besarnya tekanan tanah total juga tergantung pada tinggi
dari tanah urug.

9.5 TEORI TEKANAN TANAH LATERAL

U ntuk merencanakan bangunan penahan tanah. sering didasarkan


atas keadaan yang menyakinkan keruntuhan total tida~ akan te~adi.
Gerakan beberapa sentimeter sering tidak begitu penttn~ ~epanJang
ada jaminan bahwa gerakan-gerakan yang lebih besar lagt tt~ak akan
terjadi. Dalam perancangan dinding penahan, biasanya ~~l~kukan
dengan cara menganalisis kondisi-kondisi yang akan terJadt pada
keadaan runtuh, kemudian memberikan faktor aman yang cukup yang
dipertimbangkan terhadap keruntuhan tersebut.
IX. TEKANAN TANAH LATEAAL

Dtndlng penahan

I
/
l _,/ /\._ ~ang longeor

9.4 TEKANAN TANAH AKTIF DAN TEKANAN TANAH


PASIF

_,.-(__

tanah urug

Gambar 9.2 Distribusr tekanan tanah lateral saat diam.

I
I

'Yw~

""'

!- Dtnding mendorong

Dtndlng penahan

. .
h lateral ditinJau pad a kondisi keseimbangan
Anahsts tekanan tana
. .
.
.
t nassa tanah pada kondtst tepat akan runtuh
p1astts, ya1tu saa I
.
1 h
(Rankine, 1857). Kedudukan keseunbangan p astts tnt anya dapat
.tcapat b'l

d'
d
~
m
asi
yang
cukup
pada
masa
tanahnya.
Besar
1
0
1 a terJa 1 et'
.
.
d
dan distribusi tekanan tanah adalah fungst dan perubahan letak
(displacen1ent) dan regangan (strain ).
Untuk mempelajari kondisi keseim~angan p~astis, ditinjau
kondisi tegangan yang ditunjukkan oleh. ~tngka:an-h~lgkaran Mohr
dalam Gambar 9.4a. Dalam garnbar tnt , se~tap hngkaran yang
digambar lewat titik P mewakili kedudukan ke~etmbangan elastis dan
memenuhi persyaratan keseiinbangan elastts dengan satu dari
tegangan utamanya (cr1 atau cr3) sama dengan OP. Di sini hanya
terdapat 2 Iingkaran Mohr melalui P yang menyinggung garis
selubung kegagalan. Kedua lingkaran ini mewakili kondisi
keseimbangan plastis tanah.
Kondisi-kondisi keseimbangan plastis bekerja pada suatu elemen
tanah diperlihatkan dalam Gambar 9.4b. Elemen tanah mula-mula
dipengaruhi oleh tegangan-tegangan utama <Jt= OP dan cr3 = OR. Jika
tekanan vertikal OP ditahan tetap dan tekanan lateral ditambah sampai
bahan mengalami keruntuhan pada kedudukan OS (Gambar 9.4d),
tegangan utama menjadi berotasi sehingga tegangan utama mayor
menjadi OS. Pada kondisi ini Iingkaran Mohr akan Iewat P dan S dan
bidang kegagalan dalam Gambar 9.4d membuat sudut 45 - q>/2
dengan bidang horisontal. Gambar 9.4d menunjukkan kondisi
permukaan bidang Iongsor akibat geser pada teori tekanan tanah pasif.

Garls selubung k

egagalan

(a)
0'1

111 :::.

aV

(b)

(c)

(d)

Gambar 9.4 Konsep keseimbangan elastis dan plastis


(a) Tegangan-tegangan sebelum rwztulz (elastis) dan saat
runtuh (plastis);
(b) Kondisi awal dengan tegangan sel OP
(c) Bidang longsor untuk teori tekanan aktif
(d) Bidang longsor wztuk teori tekanan pasif.

9.5.1 Teori Rankine

s.ampat mencapat OQ, maka keruntuhan tanah akan terjadi, karena


hngkaran QP menyinggung garis selubung kegagalan. Disini,
tegangan OP adalah tegangan mayor dan bidang keruntuhan akan
membentuk .s~d.u~ 45 + f}'/2 terhadap bidang horisontal (Gambar
9.4c). Kondtst. Illl rnenunjukkan kondisi permukaan longsor akibat
geser pada teon tekanan tanah aktif.

'

MEKANIKA TANAH 11

= ""

a, cr11

Ji~a pada k~ndisi Gambar 9.4b, tekanan arah lateral dikurangi

190

( ' Gans selubung kegagalan

Ditinjau suatu tanah tak berkohesi yang homogen dan istropis


yang terletak pada ruangan semi tak terhingga dengan pennukaan
horisontal, dan dinding penahan vertikal berupa dinding yang licin
sempurna. Untuk mengevaluasi tekanan tanah aktif dan tahanan tanah
pasif, ditinjau kondisi keseirnbangan batas pada suatu elemen di dalam
tanah, dengan kondisi per rnukaan yang horisontal dan tidak ad a
tegangan geser pada kedua bidang vertikal maupun horisontalnya.
Dianggap tanah ditahan dalam arah horisontal. Pada kondisi aktif
sembarang elemen tanah akan sama seperti benda uji dalam alat
triaksial yang diuji dengan penerapan tekanan sel ya~g diku.rangi.
sedang tekanan aksial tetap. Ketika tekanan horisontal dtkurangt pada
suatu nilai tertentu, kuat geser tanah pada suatu saat akan sepenuhnya
berkembang dan tanah kemudian mengalami keruntuhan. Gaya
horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan. tekanan .
tanah aktif dan nilai banding tekanan horisontal dan verttkal pada
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

19 1

koefisien tckanan aktif atau Ka. Bila


kondi i ini. tnerupakanaan utnuJn;
dtnyatakan dalan1 per Jil1

KJ

(j.

(jh

(9. 10)

= ,=

v,

VI

dengan cr, = zy.

Dari Gambar 9.5. dapat dilihat bah\\ a

Slll Cf1

a 1 -a.._,

(9.11)

dan c.p \an er sudah di~etahui. substitus 1


den eran cr, = cr, - "'
e
d'
1h
Pe~ntaan (9.11) ke Persaniaan (9.10) akan tpero e :
-v

1- sin cp
<J ..' -cr 1
.
.
1- Slll (/}
-

= -vta2'
45o "r ~e '

rn I

't'

2)

K3 =

oJ

=tg:(.f5 -cp/2)

Perlu diingat bah\\a b1dang geser (bidang longsor) berpotongan


dengan permukaan horisontal pada sudut (45 + <p/2) untuk kondisi
aktif. dan pada sudut (45 - <p/2) untuk kondisi tekanan pas if.
Dari Persamaan (9.12) dan (9.13). dapat dinyatakan bahwa:
K =

Karena O) = Ka zy. n1aka


03

Gambar 9.5 Tegangan Rankine dengan menggunakan /ingkaran A1ohr.

a.+ a _:;
_

R = Yl (o 1

(9.12)

zy

Sekarang
.... bila tanah ditekan dalam arah horisontalnya. sembarang
elemen tanah akan sama kondisinya seperti keadaan benda uji dalam
alat triaksial yang dibebani sampai runtuh melalui penambahan
tekanan sel sedang tekanan aksial tetap. Nilai banding tegangan
horisontal dan vertikal pada kondisi ini merupakan koefisien tekanan
pas if (coefficient ofpassi~e pressure) atau Kp.
Pada tinjauan pasif. nilai <p dan cr3 = ;:;y (tegangan utama cr\ =:::(.
dalam hal ini menjadi cr3) sudah diketahui. Pada kondisi ini diperoleh
persamaan:

(9.14)

K3

Persamaan (9.14) ini hanya berlakll untuk kondisi permukaan tanah


horisontal.
9.5.2 Tekanan Tanah Lateral pada Dinding dengan Permukaan
Horisontal

Gambar 9.6 memperlihatkan dinding penahan tanah dengan urug


tak berkohesi seperti pasir (c = 0). dengan berat volume Y dan sud~t
gesek dalam cp. dan tidak terdapat air tanah. Untuk kedudukan akttf
Rankine. tekanan tanah lateral pada dinding penahan tanah (pa) pada
sembarang kedalaman dapat dinyatakan oleh.
(9.15)

Pa =z:yK3 ; untuk c = 0

g
penahan
tanah
setinggi
H
.
)
k
d
10
Tekanan tanah a~1if total (P 3 untu tn

sama dengan luas diagram tekanannya (Gambar 96a). yaitu.

atau

"

P3 = Y2 H-yKn

t9.16)

(9.13)
193

192

IX. TEKANAN TANAH LATERAL


MEKANIKA TANAH ll

Distribusi tekanan tanah lateral terhadap dinding penahan untuk


kedudukan pasif Rankine, diperlihatkan dala~ Gambar 9o6b
Tekanan tanah pasif pada sembarang kedalaman dmdmg penahan (pp):

..

'

.. : Ill '

Pasir
"tb 17,2 kNJm'

dinyatakan oleh:

= zyKp ; untuk c = 0

pp

,.

q YYf' ,.

..


' .;

~
J.. ' ... \
,_,.'#....... .. \
\
,
r.
\
...' '' '
\

.
.
\
.
., ' .
"P. - 1/2 1'1--rK.

'

.r

I.

..

..

'

.' "\ . ' . _.. . .,..


J"'.. '. ' , .....
""

..

If

. .;

., .

. 11

'

Pa =45 4 kN/m'
1

'
I

~
~ \

..

rt

I'

. ..
'

'

....

.,

-'

Y = 1,33 m

r----~

..

,.

t---~

P 22,7 kN/m 2

' .' ..,. ~


"

. ..

.
.., ., .. . .. ... . ..
'

A.

' I '

,4

"

: \" - I

"


" ....

..
.. .

.. .
.

. ..

,.

.
. .

'

... .} . ll

I o

.,

...,__-1.

e = 3()0
c :a 0

~ ----~
r~

'

:1

'

01

l .

- .,.

H = 4m

Tekanan tanah pasif pada dasar dinding penahan tanah: PP= HyKp.

(9.17)

'

'" "'\.pP

'

Gambar C9.1 .

'\.

Pp Hyl<y,

P. HyJ<.

Tekanan tanah aktif pada dasar dinding:

(b) Tekanan tanah pasif

(a) Tekanan tanah aktif

Gambar 9.6 Distribusi tekanan tanah aktif dan pasif Rankine untuk

Tekanan tanah aktif total:

permukaan tanah horisontal.

Te~anan

Pa = HybKa = 4 X 17,2 X 0,33 = 22,7 kN/m

Pa = Y2 H ybKa

tanah pasif total (Pp) adalah luas diagram tekanan pasifnya

yattu:

'
(9.18)

Contoh soal 9.1:

17,2 X 0,33

= 45,4 kN/m'
y = H/3 = 4/3 = 1,33 m dari dasar dinding.

'

9.5.3 Teori Rankine untuk Kond.isi Perntukaan Tanah Miring

Ditinjau suatu dinding penahan tanah dengan perkiraan bidang


longsomya (Gambar 9.7). Tanah urugan kembali (back fill) dianggap
tak berkohesi (pasir) dan tidak ad a gesekan antara tanah dengan
pennukaan dinding penahan. Berat tanah bekerja secara vertikal dan
tekanan tanah lateral (Pa) bekerja pennukaan tanah yang miring.

Penyelesaian:

= 1- sin <p = 1- sin 30o


1 +sin <p

Titik tangkap Pa :

~ind~ng penahan tan~ seperti diperlihatkan dalam Gambar C9.1.


ana urug berupa pasrr dengan Yb = 17,2 kN/m3 _
o
Tentukan tekanan tanah aktif t
c - 0 dan <p = 30
cara Rankine.
otal dan httk tangkap gayanya dengan

Ka

= 1/2 X 4

1 +sin 30o = 0,33

194
MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

195

(9.23)

. .. :

. .

' ..

Dengan cara analogi dapat diperoleh bcsarnya tekanan tanah pasif


untuk cara Rankine:

e 4

'

"

'

.'
I

...,
I

'

...'
. . .
'

..

.. . , .. ,

. ,
.
. . . ~ ::-.,..
90" P . ; . . .
I

9Cf-f+o+fi

11

p = yH 2 cos~ cos~+ ~(cos2~- cos2cp)


2
2
P
cosp-~(cos P-cos 2 cp)

tal

t"

"f'"0 0 I

'

: :
I o o

J/

(9.24a)

Pp

=!_2 yH

Kp

(9.24b)

11
I

'"

Ill

dengan,

Gambar 9.7 (a)Gaya-gaya yang bekerja dinding penahan


(9.25)

(b) Segi tiga gaya pada penyelesaian cara Rankine.

Dari Gambar 9.7a dapat dihitung:

Contoh soal 9.2:

1 2 sin(90- i) sin(90 + P)
Luas baJI ABC = - H
. (' A)
..

stn

1 - t-'

.. W 1 H 2 cos i cos p
B erat baJI
=-y
2
sin(i- p)

(9.19)

Dinding penahan tanah seperti pada Gambar C9.2. Tanah urug


3
berupa tanah pasir dengan 'Yb = 17,8 kN/m , <p = 30, dan rniring
sebesar f3 = 15. Tentukan besamya tekanan tanah aktif total dan titik
tangkap gaya dengan cara Rankine.

Dari segi tiga gaya dalam Gambar 9.7b,

....

"""

Pa = W

sin(i- qJ)
sin(90 - i + qJ + p)

r. ..

...

(9.20)

..
.. .

H = 5 m

. .

..

';
'

.'...

.. =

kNim

.. - ' .
-

(9.21)

~17,8

= 30"
"" 0

.Y

"

(9.22)

1-

Substitusi Persamaan (9.19) ke dalam Persamaan (9.20) dan dengan


mengambil dPafdi = 0, maka dapat diperoleh:

p = yH 2 cosp cosp - ~(cos2p- cos2tp)


2
2
a
cosp + ~(cos P- cos 2 <p)

p.83 kNJm'

.
'

---

15

1,67 m' ,..


'

P 33,2 kN/m

Gambar C9.2.

197

196

IX. TEKANAN TANAH LATERAL


MEKANIKA TANAH 11

..

Penyelesaian:
0
~ == 15 dan cp == 30

didasarkan pada p~rsama~n Rankine dan Coulomb dengan mempertiinbangkan kondis1-kond1s1 tegangan pada lingkaran Mohr.

(cos
pcos
..
<p
cosPKa== cos P
2
., )
cosP + (cos B- cos .. (/)

.,

Seperti yang pernah dipelajari pada Bab 5 (lihat Mekanika


Tanah I) dengan menggunakan lingkaran Mohr, dapat diperoleh
persamaan untuk tekanan arah horisontal crh =Pa (tekanan aktif):
2

Pa = yztg (45 - <p /2) - 2c tg(45 - <p /2)

(9.26)

Dengan melihat Persamaan (9.26), terdapat kemungkinan bahwa


galian tanah pada tanah kohensif dapat dibuat dengan tebing galian
yang verti kal. Di permukaan tanah atau z = 0, maka:

== 0,373

Pa = -2c tg(45 - <p/2)

Tekanan tanah aktif pada dasar dinding:

(9.27)

= -2c.VKa

Pa = HybKa

Nilai negatif memberikan pengertian adanya gaya tarik yang bekerja,


dimulai dari kedalaman tertentu (he) dari pennukaan (Gambar 9.8b ).
Kedalaman di mana Pa = 0, akan memberikan kedalaman retakan
tanah urugan akibat gaya tarik,

::5 X 17,8 X 0,373

= 33,2 kN/m

Tekanan tanah aktif total:


Pa =Y2 x 33,2 X 5 =83,0 kN/m'

(9.28)

2c

h =--:--c
r .V K (l

(9.29)

atau
\

P,

= Y2

= H/3

= 513

= 1,67 m, dari dasar dinding,

terhadap horisontal.

'\

''

17,8 X 0,373 = 83,0 kN/m'

Titik tangkap gaya tekanan tanah aktif pada:


Y

h.o 2ctyv K.

Olndlng penahM

membentuk sudut 15

9.6 TEKANAN TANAH LATERAL UNTUK TANAH KOHESIF


(b)

(a)

(c)

Untuk tanah urugan kembali yang berupa tanah kohesif sepertl


tanah Jempung, besarnya tekanan tanah aktif menjadi berkurang. Bell
( 19 15) .~e~gusulkan suatu penyelesaian hitungan tekanan tanah lateral
pada dJ ndtng penahan dengan tanah urugan kembali untuk tanah
berlempung, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 9.8. Hitunga~
198

Gambar 9.8 Galian pada tanah kohesif


.

.. .
(a) Pengaruh retakan yang ten sLazr .
(b) Diagram tekanan akti.[ secara teoretts
(c) Diagram tekanan pasif.

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

MEKANIKA TANAH ll

199

ami
tarikan
sampai
kedalam
h
d
.
Karena tana h men gal
.
. c an
alian
tanah-tanah
yang
kohestf,
senng
terlih
pe~ttnu kaan, 1naka pada g
.
at
adanya retakan di sepanjang gahan.
PP= yz tg

'

, "

H = 4m

\"

(9.32)

'

-~
\

"

'
,

.,.

'

',

t_ _

".f

'

\
\

a I ,.

a.

'

t.

'

'

'fb

'"

I'

.
.

. '

... ' .,
,

'
' .

..

-r-

..

(9.30)

. . . . .
.. . .. .-.' ,,..
~ . -~ . . c20kNim)
. . . ., <p 10
18 kNtm'
.' . . '' ... . ..''..............
..t- . .. .,' ... ..
..
' ..
.....
.
.,
.., ... . ..
.
.. . . .,, . .

. .. . " . . .... ...


. ....... . . .. . .'

(9.31)

p, 11,4 kN/m'

\
-... '----.....l.\

0144 m

p. 16,8 kNim'

Retakan yang terisi oleh air hujan dapat mengurangi kohesi dan juga
menambah tekanan lateral akibat tekanan hidrostatis. Faktor
Iingkungan dapat mengurangi nilai kohesi dari tanah lempung,
sehingga mengurangi tinggi he.
Besamya tekanan tanah aktif dan pasif pada dinding penahan
setinggi H, dengan tanah urug yang berupa tanah kohesif, dinyatakan
oleh:

Gambar C9.3.

Penyelesaian:
2

Ka = tg ( 45 - q>/2)
2

= tg (45 -10/2) = 0,70

(9.33a)

Di pennukaan tanah di mana z = 0, maka

1
2
_/
Pa =- yH Ka - 2cH --v K a

... , .'.

'

pp = +2c tg(45 - cp/2)

t.

+ cp/2) + 2c tg(45 + cp/2)

'\

.... J\

Untuk tekanan tanah pasif:


2 (45

~ Ka = ~0,7 = 0,84

Pengurangan tekanan aktif akibat pengaruh kohesi:

-2c~ Ka =

(9.33b)

=-33,6 kN/m

Tekanan tanah aktif pada dasar dinding:

dengan

Pa =YbHKa- 2c~Ka

2
)
2
)

Pa = tekanan tanah aktif total (kN/m


Pp = tekanan tanah pas if total (kN/m
H = tinggi dinding penahan tanah (m)
Y = berat volume tanah (kN/m3)
2
c = kohesi (kN/m )

= 18

0,7-33,6
2

= 16,8 kN/m
I

Contoh soa/9.3:
Diketahui dinding penahan tanah d G b
beru a tan
pa a am ar C9.3. Tanah urug
- 18p kN/ah3laHn~u berlempung dengan c = 20 kN/m2 m = 1Oo dan Yb
m
1tung t ka
'
't'
'

e nan tanah aktif total dan titik tangkap


gayanya.
200

-2 x 20 x 0,84

MEKANIKA TANAH 11

Kedalaman retakan he (dari muka tanah),


h
c

2c

r b ~ Ka

2 x 20

=2 ,6?m

18 X 0' 84

Atau dapat pula diperoleh dari perbandingan segitiga:


201
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

Diagram tekanan aktif akibat beban t b .


. .
empat dengan tinggi H dan lebar sis eKr agt rata 1n1 akan berupa segi

16,8
= -33,6

1q

~ lefbagi

1.68he = 13,44- 3,36 he

rate dienggep

''*' tan.h lltii w "'


re-------- -- /1~' \

he= 2,67 m (sama)

',

. .

Pa = Y2 x 16,8 X (4- 2,67) = 11,4 ~/m'

.. ..

Titik tangkap gay a tekanan aktif = (4 - 2,67)/3 = 0,44 m, dari dasar


dinding.
.

~ -

'

t--~

14--~

'.
A

"

terbagl rete q

." b

. .. .
.. .. .

'

,r

rr

'

D->.-UVUIUl

~ ;

, " :

:.t

t--~
.
.. ,...__--f

. ' -

Dalam hitungan tekanan tanah aktif sebaiknya bagian yang mengalatni


tarikan diabai.kan.
Tekanan tanah aktif total dihitung dengan menghitung luas diagram
bagian tekan.

11t agal

.--~

.,.___~

....._~

J '
..

1 ....

9.7 PENGARUH BEBAN DI ATAS TANAH URUGAN


9.7.1 Beban Terbagi rata

Gambar 9.9 Tekanan tanah lateral akibat beban terbagi rata q.

Kadang-kadang tanah urug di belakang dinding penahan tanah


dipengaruhi oleh beban terbagi rata. Dengan menganggap beban
terbagi rata q sebagai beban tanah setebal hs dengan berat volume (y)
tertentu, maka tinggi lapisan tanah hs = q/y (Gambar 9.9). Tekanan
tanah lateral pada kedalaman hs dari tinggi tanah anggapan (atau di
pennukaan tanah urug) akan sebesar
Pa =hsYKa =qKa

Contoh soal 9.4:

Dinding penahan tanah diperlihatkan pada Gambar C9.4. Beban


2
terbagi rata q = 20 kN/m bekerja di atas permukaan urugan dengan <p
3
= 30 dan Yb = 18,5 kN/m .
Hitungan tekanan tanah aktif dan titik tangkap dari gaya tersebut.
=

q 20 kNim

(9.34)

Jadi, akibat adanya beban terbagi rata ini, tambahan tekanan tanah
aktif total pada dinding penahan tanah setinggi H dapat dinyatakan
oleh persamaan:

,-.... ..
.

I'

'

",
A

(9.35)

' .

0
I

('

I 0,
J

r-

'
y

1 ,~

2.5 m

p , 33

I'

Cl

U7m
I'

_...

\\


I I

._ ~-- -\---

~r- .

d .

, ~
~

...,

.,

yt" 18.5 kN/m

/)

I>

Jl

dengan,

202

""

,_ .

0 - 30"

:.

,~

'< A

'

Pasir cO

'I)

Pa = tambahan tekanan tanah aktif total akibat beban terbagi rata


q = beban terbagi rata
H = tinggi dinding penahan
Ka =koefisien tekanan tanah aktif

['

MEKANIKA TANAH 11

Gambar C9.4.
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

203

Penyelesaian:
Ka = tg~(45- cp/1)

(9.37a)

2
(

= tg 45 -30/2) = 0..33

Dari penyelidikan Gerber ( 19?9) d S


terse but mendekati kenyataan biia diuabn h pan?le~ (1938). persamaan
a menJadi.

Tekanan aktif pada dinding akibat be ban terbagi rata q:


J

Pal= qK3H = 0.66

5 = 33.3 k.N/111

Titik tangkap gayanya pada: H/2 = 2,5

2
11l ll 2
2
,

1,77 p

p 3 = qK3 = 20 X 0.33 = 6.6 kN!tn-

cr h = - H-2- (

111 dari

0.28P

A.

Akibat tanah urug:

111

cr h = H 2 (O

.,

+n-)
11

untu k m > 0 4

.16 +n-)'

P (kN)

untuk m ~ 0 4

(9.37c)

q (~lln')

Pa = HybKa = 5 X 18.5 X 0.33 = 30.5 kN/m-

.,

Pa'l. = lh.H-ybKa = Y2

(9.37b)

5- X 18.5 X 0,33 = 76.3 kN/nl'

Titik tangkap gayanya pada: H/3 = 513 = L67 m dari A.

1umlah tekanan ak1if total:

a,.

L Pa= 33.3 + 76.3 = 109,9 kN/m'


Titik tangkap gaya tekanan ak1if (v) diperoleh dengan mengambil
momen terhadap A:
109.9 y = 33,3 X 2.5 + 76,3

1,67
(b)

(a} Beban tltlk

Beban gans

y = 1.92 m. di atas A.

Gambar 9.10 Tekanan tanalz pada dinding akibat beban titik, beban garis
dan beban fondasz memanJang.

9.7.2 Beban Titik


9.7.3 Beban Garis

. . Tekanan lateral akibat beban titik di atas tanah urug dapat


~~~ttung dengan pe.rsamaan Boussinesq (Spangler, 1938). Jika beban
tltik P terletak seJauh seperti ditunjukkan dalam Gambar 9.10a,
dengan menganggap angka poisson (J!) = 0 ,5, maka:

=P

cr
X

3x

21t (x '..) + z ..., )s12

Substitusi x = mH, z = nH dan

204

I'T

Di dalam prak-tek, beban garis dapat berupa dinding beton. pagar.


saluran yang terletak di dalam tanah dan lain-lain. Boussine~
memberikan persamaan tekanan tanah lateral akibat beban gans
sebesar q persatuan lebar (Gambar 9.10b):

(9.36)

(9.38a)

vx-

d'
h
vh. tpero1e :

I'T

MEKANIKA TANAH 11

Dari hasil penelitian Terzaghi ( 1954). Persamaan (9.38a) mendekati


k.enyataan bila din1odifikasi n1enjadi:
_05

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

4q

crh

111 11

untuk 111 > 0,4

= nH

(9.38b)
1
1

0,203n

untuk 1n ~ 0,4

1)2

(0.16 + n ...

.11> "

I
I
1

9.7.4 Be ban Terbagi Rata Memanjang

I
I

oh

q (p- sin Pcos 2a)

(9.39)

1!

..

'
'

..& ,

'-'
.,.

j,

-. ~
:- ~ ., 1\
<.l ~ 41-, ~ :
I

~ '"4

Beban terbagi rata meinanjang (q) dapat berupa jaJan raya, jalan
kereta api, atau timbunan tanah yang sejajar dengan dinding penahan
tanah. Terzaghi (1943) memberikan persatnaan untuk beban terbagi
rata memanjang (Gambar 9.10c) sebagai berikut:
2

I,

' 4 ''
\ ' . . I

-~ I

.,

(9.38c)

"

"' I

'

Tanah 1{pnlr 1)

e 1,

..,,, ..,,

C,

z
P.,

-~

h,

qK.,

m.a.t ~
Tanah 2 (paslr 21

1ft, l2' K.a


Cz

~-~ ,., w
..,l,...,,

P..,

P..
+---

po6

+-~-

f.

(a)

Gambar 9.11 Diagram tekanan tanah aktif Rankine.

- Pada kedalaman z = ht + h2 = H, karena tanah setebal h2 terendam


air, maka pada bagian ini dipakai berat volume efektif (y{):

dengan a dan ~ adalah sudut yang ditunjukkan dalam Gambar 9.10c


dalam radian.

9.8 DIAGRAM TEK.ANAN TANAH AKTIF DAN PASIF


RANKINE

(9.43)
Tekanan tanah aktif pada bagian dinding setinggi ht adalah

pa' = Ka2 crv = Ka2(q + Ytht + Y2'h2)

- Tekanan lateral akibat tekanan air setebal h2 atau pada z =H:

9.8.1 Tanah Tak Berkohesi

Ditinjau dinding penahan tanah dengan tanah urugan berupa


tanah pasir yang di atasnya terdapat beban terbagi rata q (Gambar
9.11). Muka air tanah terdapat pada kedalaman h 1 dari muka tanah. Di
bawah ht terdapat tanah pasir 2.
(9 .40)

- Pada kedalaman z = h1, karena tanah tidak terendam air tekanan


vertikal total sama dengan tekanan vertikal efektif, atau : '

crv=crv' =(q + Ytht)

(9.41)

Tekanan tanah aktif pada bagian dinding setinggi ht adalah


Pa =pa' =Kat crv' = Ka1(q + y 1h 1)
206

(9.42)
MEKANIKA TANAH 11

= Ywh2

(9.45)

Tekanan tanah aktif total pada dinding penahan dengan tinggi H.


adalah sama dengan luas diagram yang dintunjukkan pada Gambar
9.1lb, yaitu:

Pa = Pa1 + Pa3 + Pa2 + p a4 + pa5 + Pw

- Pada kedalaman z = 0:
Tekanan aktif efektif terhadap dinding Pa = Kaq

(9.44)

atau,
2

P. = qh tKat + qh2Ka2 + 1h Ytht K. t + Yzy{ h; K. 2 + 1/zywh/

9 6
( .4 )

(f
gi
h
)
terhadap
bagian
1
1
Perhatian bahwa tekanan tanah 1atera tng b'l
dinding di bawahnya (yaitu bagian lapisan 2) adalah sama ?engan t a
.
bagai beban terbagt rata yang
tekanan tanah setebal ht dtanggap se
B.l t h lap'tsan 1 diang. d'1 d' b wahnya 1 a ana
..
menekan p~da bagtan ~ tng a d dindin di bagian lapisan :!:
gap sebagat beban terbagt rata terha ap
g
207
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

q' = htYt

(9.47)

9.8.2 Tanah kohesif


Unt~k tanah urugan yang berkohesi
. . .
tanah akttf pada dasar dinding pe h
atau ntlat c ttdak nol, tekanan
persamaan
na an Gambar 9.13a diberikan oleh

Tekanan tanah aktif akibat tanah setebal ht sebesar q' yang terletak d'1
atas tanah urug dengan dinding setinggi hz adalah:

Pa4 = q'Kah2 = YththzKa

(9.48)

Pa = HyKa - 2c.VKa

Penggambaran diagram tekanan tanah pasif menurut Rankine dapat


digambarkan seperti pada penggambaran tekanan tanah aktif. Tekanan
tanah pasif Rankine (efektiO pada sembarang kedalaman ke dinding
setinggi H (Gambar 9.12a) adalah:

Variasi Pa menurut kedalamannya da t dTh


Seperti yang sudah dipelajari nilai p: ~ 12 a/t pada Ga~bar 9.13b.
kondisi undrained (tanpa d .) d' c
c CrJKa), dtmana untuk
ratnast , t mana <p - 0 K3 1 d
maka he= 2cufy.
- '
= an C = Cu,

(9.49)

Tekanan tanah aktif total per satuan 1 b d10d'


penahan
dengan tinggi H, ada1ah :
e ar
Ing

Dengan cara yang sama seperti penggambaran diagram tekanan tanah


aktif dapat diperoleh diagram tekanan pasif yang ditunjukkan pada
Gambar 12b. Nilai tekanan tanah pasif total Pp adalah:

1
Pa =-KaY
H 2 -2c K H
2

7. r

l "/-
I.,
,

f ,

tI

Paslf

,. ,

~,

. ..

~.

cl
I

.,, 'rl' ~~

I
I
I

~:
,

I
I

(l

(9.52)

Untuk <p = 0,

P,.,

C,O
~ m.LJ

~--==-----1
:1I
T--'.,,.., 2 (p air2)

~
I

'

Tww.h 1 (paslr 1)

'I . '
I1'

(9.51)

1
2
Pa =-rH -2c u H
2

(9.53)

Karena sesudah retak tidak ada kontak antara tanah dan dinding
sampai pada 1\edalaman he, maka hanya tekanan tanah aktif dari
kedalarnan he sampai H saja yang diperhitungkan. Pada kondisi ini,
tekanan aktif total persatuan panjang dinding setinggi H adalah:

.. o

Pa = Y2 (yHKa- 2c...JKa)[H- 2cl(r/Ka)

Gambar 9.12 Diagram tekanan tanah pas if Rankine.

(9.54)

Gambar diagram tekanan tanah aktifnya dapat dilihat pada Gambar


9.13b.
Bila sudut gesek dalam tanah urug, <p = 0, maka

a tau
I

Pa = Y2 yH2 - 2cuH + 2c/!y

Tekanan tanah pasif pada dasar dinding setinggi H (Gambar 9.14a).


dihitung dengan persamaan:
(9.56)

(9.50)

208

MEKANIKA TANAH 11

(9.55)

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

2cvK.

I
I

'I'f

'

Ditentukan dinding penahan tanah s


.
tanah:
epertJ pada Gambar C9.5. Data

.,

r
~ re

Tanah 1: Yb = 16,5 kN!rn , r ::: 0 dan q> ::: 250


3

.. ~ ; ~

"' . I~
; .. " f
' {

I
I

1'

Contoh soal 9.5:

'

Tanah 2: Ysat = 19,81

I
II

..

"

dan gambarkan diagram tckanan akf1f d m ~an permukaan. H1tung


Berapakah gaya geser totalnya?
an pasJf dengan cara Rankine.

~
.
I

y'::: 10 kN/

m , c ::: 0 dan q> ::: 30


.
Muka a1r terJetak pada kcdalaman 2
.

,_ . r

,'

3
kN/m ,

HyK, - 2cvK,

(~)

_,__

(b)

Gambar 9.13. Distribusi tekanan tanah aktifuntuk tanah kohesif.

Pada permukaan tanah urugan H ::: 0, n1aka

m.a.t

Variasi tekanan tanah pasif dengan keda lamannya, dapat dil ihat pada
Gambar 9.14b. Tekanan tanah pasif total per satuan panj ang dinding
penahan tanah seti nggi Hj adalah

ma.t

2m

. llnAh 1;

..

H .. 7.5

llnah 2

51

(9.57)

p, ::: 2cVKp

. - .

(2)

5,5 m

{3)

..
1,5 m

..

14,72

-;-a!-......---'--:----1
10.9
11,2

45

SW!an tellanan dalam kNJml

Pp=Y2yH Kp + 2c KP H

{9.58)

Gambar C9.5.

Untuk <p = 0, nilai K, ::: 1, maka:

Penyelesaian:

Tekanan tanah aktif dihitung dengan menggunakan tabel (Tabel


C9.1a):

(9.59)
,1

Tabel C9.la

I ,

J .. ., I'

t'

..

'I
I~

II

r .

,. '

,,

'f.. f
,I ' .
I

'

I '

'

"\

I
I

'

1
2
3

I
I

'

I .. ,

No.
Diagram

1 ,~ '

.,

Pa (kN/m-)

2 X 16,5 X 0,41 = 13,53


2 X 16,5 X 0,33::: 10,9
5,5 X 10 X 0,33 = 18,2
5,5 X 9,81 =54

Pa(kN/m')

Y2 X 13,53 X 2 = 13,53
10,9 X (4 + 1.5)::: 59.95
Y2 X 18,2 X 5,5 = 50
Y2 X 54 X 5,5 = 148,5
271,98

Tekanan tanah aktif: Pn =HyKn


Tekanan tanah aktif total: Pn = Juas diagram tekanan aktif

(b)

210

Gambar 9.14 Distribus1 t k


e anan tanah pasif untuk tanah kohesif
MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

211

5
')5
f ?) - 0 41
=(<T2(450 - <r /2 ) =tg (4. - - - - '
2

- ?5 .

I .

<p- - 1\.a
<p

Tanah urug terdiri dari dua 1aptsan:


.
Tanah 1, pasir: Yb == 17.5 kN/ 3
m . y.,;lt == 20.3 1 kN/m3. == 35o Tanah 2._,lempungan: Yt1 == 17.5 kN/ 3
<p
' c- 0
20 kN/mm Ysat == 19,81 kN/m3.<p == lOo. c

=30; Ka =tg:!( 45o -

30o/2) =0,33

Tekanan tanah pasif dihitung dengan tnenggunak.an tabel (Tabel


C9.lb):

Muka air tanah terletak pada k d 1


urug. Hitunglah tekanan aktif d e a atnan 2 m dari permukaan tanah
.
an garnbarkan diagram tekanannya

Penye l esazan:

Tekanan tanah pasif : PP= HyK,)


Tekanan tanah pasif total : Pp =luas diagratn tekanan pasif
<p = 30: Kr =

2
tg (

Pasir: Kn = tl(45- <p 12~ = tg~(45 _ 35 a12) = 0.27


Lempungan : Ka == tg-(45o_1012) == 0,70

45 + 30/2) = 3

Tabel C9.1b

.YKa
Pp(kN!tn')

Pr (kN/m-)

No. Diagram

h X 45 X 1,5 = 33,8
Y2 X 14,72 X 1.5 = 11,04
44.04

Tabel C9.2

No.
Dia ~tarn
1

Contoh soal 9.6:

Diketahui dinding penahan tanah pada Gambar C9 .6..


t

..

. . '.

"\ t
. .... . .. .
. . . P"-
\r.'
-.. .
.J
:. -....

7
...,,m
.
l" "'""'

2m

. ..... ..

__ .
r'= 020.31 .vvm-

:. ,- ::.'!
.. ... :
~

..

. ...
,

m.a_ t
..... ... "' .

2 m

'

.
-

.~,
I

,.1

. ,

'

"

-.~.

'

'

' ... '

'

..,.)

'

=9.5

2 X 17,5

= 9.5

0.95

= 19.0

2 X 10,5 X 0,27

0,27

Jh X 2 X 0,57

== 5.7

= 5.7
(2x17,5+2 x 10,50)0,7 = 39.2

39,2 X 2

= 78,4

2 X 10 X 0,7

= 14.0

-2 X 20 X 0,84

=-33.6

9,81

= 39.24

Y2 X 14.0 X 2 = 14.0
-33,6 X 2
= -67.2
Y2 X 39.24 X 4 = 78.48

(-4)

(6)

1\

II ' \
I

Diagram nomer 6, Pa = -2c.Y Ka = -33.6 kN/m (pengurangan tekanan


tanah aktif akibat pengaruh tarikan)

39,2

l,-,
(5) \

f~

14
-33&

'

-m

L---~ -L--~

..____

., f
1

39,24

Gaya geser total pada dasar dinding penahan ""i.Pa = 137.88 kN/m

__.

9.9 TEORI COULOMB


Teori tekanan tanah lateral cara Coulon1b (1776) memperhatikan
pengaruh gesekan antara tanah urug dengan dinding penahannya.

Gambar C9.6.

212

Y2 X 2 X 9,5

Diagram nomer 5, Pa = lz3 fKa = 2 x 10 x 0.7 = 14 kN/m:!

10

=9.5

19.81 k.N/m I
'!'. 17~ kNim
c 20 kN/m :

2x17,5x0,27

(2)

.... 1 1

'

Pa (kN!m-)

'LPa = 137,88 kN/m'

...

!-~
( ....

.,.

. ...

, ' \. '

o -

\.

'

.-

Lanpuacan:
I

,
I ' ......
'

~2m :

o~.,..

''" tl

,., ' t "

--~
\ ' ...

. ..
.. : . ... . .... .,.. . ... . .
..
.
, ... . ... .. . ... .., .
.... .., ............
..',,..M...........
....t,
..
... ..,.
. ,: ., .,. _.,.,.... .
... .
, ' ,
.. .. .
.. .... . ..
.
..
.
.
.
.
,...
.
..
.
.. . . . . ... .... ......-. .. ........... ... .. - ... ..
..
, ...... . ......... . -.
'

'

"'T.":"''""'C

- J.s

. ' . . ! . ,

~.

=0,84

2c-YKa == 2 X 20 x 0.84 =33.6 kN/m2

Gaya geser total= Pa- Pp= 271.98- 44.()4 = 227,94 k.N/m'

== " 0,70

1.5 X 10 X 3 = 45
1.5 X 9.81 = 14.72

5
6

MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

. .

dan tanah (8) berpengaruh pada bentuk


Sudut gesek antara dt~dl ng aki dinding penahan tanah, seperti yang
bidan.g longsor pada uJung ;.tSa dan 9.15b. Akibat .ad~nya gesekan
ditun.Jukkan pada Gambar
k b'dang longsor menJadt melengkung
antara dinding dan t~na~. be~tuk te~anan tanah aktif maupun pasif.
di dekat dasar kak1 dmdmg, at

PS= PQ sin(a+~)
sin(i - p)
QR

(9.6 1)

= PQ sin (O:+ i)

(9.62)

PQ = Hlsin a

(9.63)

Berat baj i tanah persatuan panjang dinding penahan,

17 2
W = yA ( 1) = -~"-sin(a
+
i ) sin(a +{3 )
2
2sin a

sin(i- {3 )

(9. 64)

Gaya tekanan aktif total Pa dapat ditentukan dari poligon gaya pada
Gambar 9.17b.
(b) Tckana.n tanah pasaf

pa
W
-------------=------------------------sin(i-cp) sin(l 80 -a- i+cp +8)

(a) Tekanan unah akcif

Gambar 9.15 Lengkwzgan bidang fongsor ak1bat gesekan tallah dall dinding.

Beberapa anggapan dalam analisis tekanan tanah cara Coulomb


( 1776), adalah:
1. Tanah adalah bahan yang isotropis dan homogen, yang mempunyai sudut gesek dan kohesi.
2. Bidang Iongsor dan permukaan tanah urug adalah bidang rata.

atau
s
Q

4.

Tanah yang longsor (yang berbentuk baji) merupakan satu


kesatuan.

5. Terdapat gesekan antara dinding penahan dan tanah urug. Tanah


yang longsor, bergerak di sepanjang sisi belakang dinding
penahan mengembangkan gesekan.
6. Keruntuhan pada struktur penahan tanah dianggap sebagai
masalah dua dimensi dengan memperhatikan panjang satuan dari
dinding penahan yang panjangnya tak terhingga.

Ditinjau struktur dinding penahan tanah seperti yang ditunjukkan pada


Gambar 9.16.
Luas baji tanah yang longsor A= Y2 x QR x PS

(9.60)

3. Gaya-gaya gesek didistribusikan secara sama di sepanjang bidang


longsor dan dengan koefisien gesekf = tg <p.

(9.65)

'

li'afo a

180 - a - I

p
{a) un tuk a < 9<r

(b) untuk a > 90"

Gambar 9.16 Kelongsoran ditinjau dari teori Coulomb.

Pa=

W sin(i - cp)

------------------~----~----------

(9.66)

sin(l800 - a- i + cp + 8 )

Dari Persamaan (9.66), dapat dilihat bahwa nilai Pa =f(i). Gabungan


Persamaan (9.64) dan (9.66) dapat diperoleh:

-~

") l -

214

MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

. sin(a+

rn

sin(i- {3)

yH2 sin(a+z)-. ( {3) sin(180 -a- i+cp+8)


Pa= - -2stn r2sin a

(9 .67)

persamaan (9.69) sama deng


Rankine. Dari Persamaan (9.~~)p~:s~7a~n tekanan tanah aktif cara
umum:
p dlperoleh bentuk persamaan

dPa =O
Derivatif dari Persamaan (9.67), di

(9.70)

.
. . maksimum gaya Pa terhadap dinding, yaitu
a kan d 1pero1e11 m1ai

Pa=

sin (a + cp)

yH 2

Jika

----------~~~~==========~22

dengan,
. 2

Ka = _ _ _ _ _ st::_n~(=a~+~({J~): - - - - - -

(9.68)

sin(cp+8)sin(cp-8)
sin 2 asin(a-8 1+ sin(a- 8) sin(a + {3 )

sin 2 a sin(a- 8 1+ sin(cp + 8) sin(q>- {3)


sin(a - 8) sin(a + {3 )

f3 = 0 = 0 dan a= 90 (dinding vertikal, Jicin dengan tanah urug

horisontal. maka Persamaan (9.68) akan berbentuk:

(9.71)

Dengan cara yang sama, tekanan tanah past'f dapat pula dttentukan.
.
Menurut Gambar 9.18a

'

(9.69)

W=

yH 2

sin(a+ i) stn(a + {3 )
2
sin(i- {3)

(9.72)

dan dari segi tiga gaya Gambar 9.18b,

-\, .P

....

.
.
:

--

p"

P.

....
'
. ...
0

..

(b)

(b)
(a)

(a)

Gambar 9.17 (a) Kondisi saat longsor


(b) Segi tlga gaya

Gambar 9.18 (a) Gaya-gaya yang bekerja pada kondisi tekanan pasif
(b) Poligon gaya untuk hitungan tekanan pas if.

p =W
P

sin(i + <p)
sin(l80-i-cp-8-a)

(9.73)

_17
216

MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

dPP = 0
. 'I . minimutn dari dl'
Dengan tnenganlbtl nt ax

. 2

Ka = - - - - - - - ; : : s:.: _n~(~a~+~q;~)~----

Pp=

stn a stn(a- 8 1+ ~in(cp + 8) sin(cp- {3)


sin(a- 8) sin(a + {3)

diperoleh.
yH 2

sin 2 (a - qJ)
sin(<p+8)sin (<p+ (3 )
2
sin a sin (a+ 8) 1- sin(a+ 8) sin(a + {3 )

(9.74)

yH 1+sin <P
2

Pp=

(9.75)

1-sin<P

Persamaan (9.74) dapat dituliskan sebagai

yH 2
Pp=

(9.76)

dengan,
2

sin __:__
(a- <p
) _ _ _ __
Kp= _ _ __ _ ___
..:......:_
2

sin a sin(a +8 ) 1-

--:--:12

~~~---~=======

sin 85 sin(85 - 20) 1+ sin(35 + 20 ) sin(35 -10)


sin(85o - 20) sin(85 + 10 )
= 0,32

Tekanan tanah aktif pada dasar dinding:


P a( l) = HybKn =6 X 18 X 0,32 =34,6 kN/m2
P n(2) = qKa = 20 X 0,32 =6,4 kN/m2
Tekanan tanah aktif total :
Pa

KP

=--------------~st~n~(~85==+~3~5~)~----------2

.
.
'k
angat
Iicin
dengan
tanah
urug
horisontal
(8 :::
1
Untuk dtnd1ng vertt a s
'
. .
~ = 0 dan a= 90o), Persamaan (9.74) menJadt ,
.

.,
= yH - tg 2 ( 45+ ({J I 2)

= P ao) + P a(2) = Y2 H ybKa + qHKa


2
= ( Y2 X 6 X 18 X 0,32) + (20 X 6 X 0,32)
= 103,7 + 38,4
= 142, 1 kN/m'

(9.77)

q = 20 kNtm

sin(<p + 8 ) sin(({J + (3)

p = 10"

sin(a + 8 ) sin(a + {3)

. .

,
., '.. .,.

. ..

Contoh soal 9. 7:

Diketahui dinding penahan tanah dengan beban terbagi rata q = 20


2
kN/m bekerja di atas permukaan tanah (Gambar C9.7). Tanah urug
3
pasir miring sebesar ~ = 10, mempunyai Yb = 18 kN/m , c = 0, <p =
35. Hitung tekanan tanah aktif total, jika diketahui sudut gesek antara
dinding dan tanah 8 = 20.

H = 6m
:

'

'

,.

,r .

..

,.

<P = 35; ~ = 10; 8 = 20; a= 85

Koefisien tekanan tanah aktif cara Coulomb:


Gambar C9.7.

'

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

MEKANIKA TANAH ll

3SD

6 - 20"

18 kN/rrf

c=O

.. ...... ...
,

Penyelesaian:

''

)'11 a

'

21 8

NAN TANAH AKTIF PADA DINDtNc


9.10

AN
ktif
pada
dinding
penahan
tanah
1
tana 1 a
1 b

PENAH

ktek. tekanan
k' e maupun Cou om . Prose<tu
Dal.
a
lt~t
pnrga dengan cara Ran tynang dipakai dapat dilihat Pad~
d pat d111 u
ggapan
d' d'
a
d anggapan-an
erlihatkan suatu m mg penahan
hitungan 9 al; Gambar 9.19a tnemd~ sedangkan Gambar 9.I9b
Gambar
.
ng pen e '
k'

h dengan kakt ya h tanah dengan ka 1 yang panJang.


tana
d'10ding pena an
.
memperlihatkan
.
. naka tekanan tanah aktJf dapat
b
dtpakat,
I
70)
d
I
B1Ja cara Cou om
Persamaan (9.
' engan gaya Pa
ggunakan
h d
d'h
tung
dengan
men
aris
normal
ter
a
ap
pennukaan
t I
k
sudut
8
terhadap
g
men1bentu
dinding.

Bila cara Rankine digunaka t k

.
.
.
n, e anan tanah akt1f dapat dtanggap
oekerJa pa?a btdang vertJkal yang melalui ujung kaki bawah dinding
penahan (hhat Gambar 9.19). Selanjutnya, tekanan tanah aktif dapat
dihitung d~nl?:an menggunakan Persamaan (9.16). Untuk analisis
stabilitas d.md.mg, berat tanah W, dapat dianggap satu kesatuan dengan
struktur dmdmg penahan tanahnya atau nilai tekanan tanah aktif
dihitung dari resultan gaya antara gaya Pa dengan gaya berat W,.
Untuk hitungan yang menganggap berat W, sebagai satu kesatuan
dengan dinding, pengaruh W, adalah menambah berat vertikal dari
dinding penahan. Arab tekanan Pa pada permukaan tanah urugan yang
miring, membentuk sudut CP) yang sejajar dengan permukaan tanah
urug.

Contoh soal 9.8:

___,...:-_

Dinding penahan tanah ditunjukkan pada Gambar C9.8. Data tanah


pasir urug sebagai berikut: Yb == 18 kN/m3; c == 0; <p == 30. Tentukan
tekanan tanah aktif total dengan cara Rankine.

-___ }.:; --

,-. ......

!!

AB =H'

--~-

~'I

I
I
I

P. (Coulomb)

Pa' = 1Ar y(A8) 2K.


.....- (Rankine) , AB = H'

.t--dllbalkan pada
hitungan cara

L-----:-A

~:-r::; .-.. p - - -~0


I

II

'

. . ~ I .

I
I

. . ,..'
..: ~
: ..
~.

I
I

. : .: .

I P.' 112y(AB~~

c;.:~

. .., .. " . .,.

. . . .. . '

-.

w.

~.-

.. J

'

. ..o,. .
: ,;.

...

Coulomb

I
I

':.

. .
.'. ... ;.. .. .. ..-....... .. ....:.
.
..

lffJ

..

(a)

t ..

: .

,o,

..

..
0

~m

,.,

(b)
8

P untuk cara

Rankine tuk
o 6 dl sepanJang AB un
cara Coulomb
& sepanjeng AB adalah

p.o&.;e

. dan ea ra Coulomb
Gambar 9.19 Tekanan tanah aktif dari cara Rankme
untuk analisis dinding penahan tanah (Bowles, 1977).

220

MEKANIKA TANAH 11

...

'-41

o:

to

:.

'o "

..

I
I
I
I

I
.,
1
ra
I~
I
20"

__ _.._

I,,..,..

. .. ~ .. .. . .. . . .:.....

'..
.
.
.. . .. o . ., ... .'
o-' ~
, . . . .
...
:.... . . ' , ,..
.

J'

P.' = 11,8 kNim'

W 27.2 kNim'

I
I
I

DI'W
c;;JitJ

(b)

(a)

Gambar C9.8.

Penyelesaian:
lt ga)'a
. . akan merupakan resu an ..
Tekanan tanah aktif total pada dtndtng
dari tekanan tanah aktif dan berat tanah wp
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

LH = P11 = 64,3 kN!m'

o - PQ

tg (90 - 80 ) -

Jumlah gaya vertikal :


PQ = 4 x tg 1Oo = 0,71 m

LV= Ws + P,. =27,2 + 23,4 =50.6 kN/m' .

?Oo- QR
tg- - PQ

Tatnbahan gaya vertikal P,. kadang-kadang diabaikan.


Resultan gaya tekanan aktif:

a =QR =PQ x tg zoo

Pn'= .V('LH + LV2)

=0,71 x 0,36 =0,26 tn

Koefisien tekanan tana h aktif nlenurut Rankine:

-v (64,3 + 50,62)

= 81,8 kN/m'

cos f3 -)(cos 2 f3 -cos 2 qJ)


K =(cos~)
1 ., {3
2
)
n
cos f3 +-v(cos- - cos qJ

Penyelesaian dengan cara lain, yaitu dengan cara grafis. Gaya-gaya


yang terjadi digambarkan dengan skala tertentu. Dengan mengukur
panjang garisnya, dipero1eh besamya gaya Pa. Cara ini diperlihatkan
dalam Gambar C9.8b. Dari gambar tersebut diperoleh Pa' = 81.8
kN/m' .

9.11 HITUNGAN TEKANAN TANAH LATERAL CARA


GRAFIS

= 0,419

Tekanan tanah aktif total :

9.11.1 Penentuan Tekanan Tanah Aktif Cara Culmann

Pn = Y2 (a + Hl YbKa
ACn

=Y2 X (0,26 + 4)

=gans longsor

18 X 0,419

~lfi.

=68,4 kN/m'
Dengan Pn membuat sudut 20 terhadap arah mendatar.
Berat tanah Ws per meter lebar :

fJ = cr-b

Ws =Y2 X (0,26 + 4) X 0,71

18 =27,2 kN/m'

Aw, =
Awa Aw3

w,

w2
"' w;
= w.

Aw.
Awn "" Wn

..

''

Arah tekanan tanah aktif total akibat Pn dan Ws dihitung dengan


Ph= Pn cos~= 68,4 x cos 20 = 64,3 k.N/m'

w
''\

Gambar 9.20 Kun'a tekanan tanah aktif Cu/mann.

P,. = Pn sin ~ =68,4 x sin 20 = 23,4 kN/m'


1umlah gaya horisontal :

al secara gratis dapat dilakukan


Hitungan tekanan tanah later .. d" unakan untuk kondisidengan cara Culmann (1875). Cara 101 tg h dan dindino hentuk
~
kondisi di mana terdapat gese kan antara tana
223

222

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

MEKANIKA TANAHll

tidak rata, dan kondisi dimana terda


rugan
yang
K

.
Pat
h
u
ukaan tanah. arena ttu, cara tni sa11
Pennukaan tana

d1 tas penn
gat
beban terbagt rata a . k besamya tekanan tanah lateral.
uk metnperkira an
berguna unt
lisis keseixnbangan gaya-g~~a. yang be~erja Pacta
Untuk 1nenga~a kirakan akan Iongsor, dtttnJau kond.tsi seperti
baji tanah yang dtper G bar 9.20. Dengan metnutar segt tiga gay
o
a
. . kkan pada arn
yang dxtunJU
.
sebesar sudut 90 - q>, vektor W menJ'act
. .
.
1
.Jarum Jam
searah putaran
. AC reaksi R seJaJar gans longsor ACn, dan
dengan oans
n,
AD K
. ..
seJaJar
e hp
jajar dengan gans
. arena ttu, Jtka berat
vektor tekana~l tana . a seberat tanah yang dianggap akan longsor
. . 'k A) d'
W.~~ dar'1 mastng-Inasmg
k 1 tertentu (dihitung dan tttl
1 sepanjang
dtpasang dengan s (aAaC) dan J'ika dari ujung akhir dari garis yang
. Jongsor alam
,
. .

gatts
b .. ditarik garis seJaJar dengan gans AD, maka
enyatakan berat aJl
. l
m .
.
kh' p akan beri 1npit dengan gans ongsor alam AC.
gartS pahng a If an
.
b
k
k
be
.
. . . .k a dari garis-gans Pa, dthu ung an, a an ter ntuk
Jtka ttttk-tttl UJUDo
p
.
.sebut kunJa Cuhnann. Gans an yang terpanJang
dl
g
Iengk ungan yan
.
k
h ak 'f
(Pa) dikalikan skala gaya yang dipakat adalah te anan tana
tl yang
dihitung.

6. Denga~ m~nggu~a.k~n skal~ tertentu, letakkan berat W1, W2, W3... ..


AC. n1temukan tltt
kYang dttank dan ttttk A ' dt sepanJang gans
titik Wt, w 2, w 3, dan seterusnya.
1. Dari titik-titik .w. , w 2, W3, .. tarik garis sejajar garis AD, sehingga
memotong gans longsor anggapan (garis AC1, AC2, AC3 ... ) .

8. Gambarkan kurva Culmann lewat titik-titi k potong yang ditemukan dalam langkah (7).
9. Gambarkan sebuah garis yang menyinggung kurva Culrnann, yang
sejajar dengan garis AC. Ditemukan sebuah titik singgung.
10. Gambarkan sebuah garis lewat titik singgung kurva Culmann yang
telah ditemukan pada langkah (9), sejajar dengan garis AD,
sehingga memotong garis A C. Panjang dari garis ini dikalikan
dengan skala gaya berat yang dipakai adalah gaya tekanan tanah
aktifnya.

Contoh soal 9.9:


Dinding penahan tanah, diperlihatkan pada Gambar C9.9. Data tanah
3
Yb= 18 kN/m ; <p = 35; a= 85 dan 8 = 20.
Tentukan besamya tekanan tanah aktif dengan cara graftk Culmann.

9.11.1.1 Tanah granuler


Prosedur untuk menentukan besarnya tekanan tanah a~tif ~ara
Culmann pada tanah granuler (kohesi c = 0), adalah sebagat benkut
(lihat Gambar 9.20):
1. Gambarkan penampang dinding penahan tanah dan urugannya,
dalam skla tertentu.
2. Dari titik A (di dasar dari dinding penahan), gambarkan garis A~
yang membentuk sudut <p (sudut gesek dalam tanah) dengan gans
horisontal ke arah atas.
3. Dari titik A, gambarkan garis yang membentuk sudut 8 terha~ap
garis AC (dengan 8 = a-8, a adalah sudut kemiringan ~in~mg
penahan dan 8 adalah sudut gesek antara tanah dengan dtndtng).
Ditemukan garis posisi AD.
4. Gambarkan beberapa kemungkinan bidang longsor, seperti ABCJ,
ABC2, ABC3, ... dan seterusnya.
5. Hitung berat dari baji tanah (W1, W2 , W3, .. dan seterusnya).

Penyelesaian:

... -'

c,

---

... ...

Paslr

...

c =0

.
..
. ...'
.
.

.

H = 7,5 m

Kl.lfVa CulmeM

Sbla:

.-9<r.

2,5

200kN

2 m

-------a-; as:- 20" = 65"


Gambar C9.9.

225

224

MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

.
b3 ..1 tanah per n1eter le bar (dengan memperhark
H1tungan berat J
1 an
skala ._gambar):
.... 7 8 x 1 7 x 18 = 119.3 k. (Berat ABC1)
\l', =0 .) \. . . .

ll'_' =O.S \. S.S x 1.8 x 18 = 137.7 kN (Berat AC1C2)


H'~ , =0.5 x 10 x 2 x 18

H'/

!a

diketahui)~

=0.5 x 11.5 x 1.4 x 18 = 144.9 kN (Berat AC3 C~)

.
)an;:;:a dipasane:..., pada
garis A C merupakan berat
PanJang
' .ek-+or
~l
~
._
kunlulatif dari baj i-baji tanah yang akan longsor .

Aw- = Hi1 + \\'2

Berat dari baji tanah \V= berat dari ADBCE (a h d be


. telah diketahui):
ra an sar gaya

2. Reaksi
?ekerj~ membentuk sudut 8 dengan garis tegak Iurus
yang dttank dan permukaan dinding (hanya arah yang telah

= 180 kN (Berat AC2C3)

Aw1 = H' 1 = 119.3 kN

berakhir di dasar dari retakan d


Penahan dan
1
se
a
am 1'(' Gaya-gaya
.
d
b
.
.
k
yang be erJa pa a aJt tanah saat kelongsoran adalah:

=257.0 kN

3. Gaya akibat komponen tahanan geser pada dinding (Ca =ea x BD)
(arah dan besar gaya telah diketahui)~

4. Resultan gaya geser dan gaya norntal yang bekerja pada bidang
longsor yang membentuk sudut cp ke ba\vah terhadap garis nonnal
pada bidang longsor (hanya arah yang telah diketahui):
5. Gaya pada bidang longsor akibat komponen kohesi dari kuat geser
(C = c x BC) (arah dan gaya telah diketahui).

n12. + ~v3 = 437 kN


Aw3 = l~', + ll'2. + ~v3 + n'4. = 50 1.9 kN
AH'] = lV1 +

Dari penggambaran kurva Culmann dan dengan memperhatikan skala


1
gayanya. diperoleh Pa = 220 kN/m .

2C

he=- , .... K

.. -...

9.11.1.2 Tanah kohesif

'

.
....

-- ---

--~

c:

---

;;-----

Untuk tanah yang mempunyai kohesi. di mana c tidak nol, teori


Coulomb dapat digunakan dalam menghitung tekanan tanah dengan
mengembangkan cara Culmann. Kuat geser dari tanah urug dapat
diberikan oleh persamaan.

- -

.'..... .-. -.
..

'

..... -

'

c.

. .

t c = c + cr tg

cp

(9.78)

dengan c = kohesi. Tahanan geser antara dinding dan tanah diberikan


oleh:
'tr

Ca

+ 0' tg

,.

(b)

(a)

dengan : ~ adhesi antara tanah dengan dinding dan 8 == sudut ge~e~


an~ara dt~dtng dan tanah. Dalam cara ini. dianggap terdapat retaka
ak1bat t~nkan di perrnukaan tanah sedalam lz, = 2c1y-JKn (G~~a!
921). Bidang longsor yang dicobakan berawal dari ujung kaki dtndtnz:

226

...-...
"0

Gambar 9.21 Poligon gaya unwk menent~l an te


tanalz urugan yang berkoltesl

d'k ahui sedangkan \r. Ca dan C


Arah dari kelima gaya-ga)~a telah _I ~ at. dioambar dan Pa dapat
dapat dihitung. maka pohgon ga) a ap
e
_27
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

MEKANIKA TANAHll

kanan ranah aktif pada

t k
Poligon
gaya
untuk
kelima
gaya-gaya
tersebut
da
.
d1ten u an.
d d t
h
.
Pal
dilihat pada Gambar 9.2lb. Prose ur. I a as. arus dtulang-uian
.
kan
nilai
p
yang
maksunum.
J
tka
retakan
teris'
.
g
sampat menetnu
n

b
I atr
tekanan hidrostatis yang be~erja sebagat tarn a1lan gaya dorong.
'

(b) Gatnbarkan Ca :: c (BD 1) _ b N'l .


.
- a
bn
J at Ca sama di seluruh baji
tana h yang dtco akan dan ga . ab
dengan garis horisontal.
ns
membentuk sudut a
(c) Hitunglah gaya kohesi yang beke d'
.
.
rJa 1 sepanJang btdang
Jongsor; C 1 == c(BC1) == be
(""'C)
b
d

Prosedur untuk menentukan besamya tekanan aktif Pn dilakukan


sebagai berikut :
l. Gambarkan dinding penahan tanah dan tanah urugan dengan skala
te1tentu (Gantbar 9.22a).

1'

seterusnya, yang membuat sudut i


~,
horisonta1.

=d

an
.12
.
.. engan gans
2

c2

. . .

(d) Gambarkan garis Ctdt, c2d2 . ... yang membuat sudut (i -cp)~ (h-

<p) . . . terhadap garis vertikal.

2. Gambarkan garis D1D2 yang menunjukkan tempat kedudukan


kedalaman tnaksimum dari retakan. .

(e) Gambarkan garis e1d1, e2d2 .... yang membuat sudut (a-8)

3. Gambarkan beberapa kemungkinan bidang longsor (AD 1 BC1A, :::


W1, AD1 BC2A2 = W2. .. dan seterusnya.
4. Hitunglah berat masing-masing baji tanah yang akan longsor dari
luasan pada butir (3) dikalikan dengan berat volutne tanahnya (y).

c2 -_ c JJ

terhadap garis vertikal (arah dari tekanan aktif semua sama).


(f) Dari titik-titik d1 , d2 .... yang telah diketahui, gambarkan

suatu kurva yang melewati titik-titik ini.


(g) Gambarkan sebuah garis singgung dari kurva butir (j) yang
sejajar ae4. Ditemukan titik d3

5. Dengan skala gaya tertentu, buatlah poligon gaya seperti pada


Gambar 9.22b, dengan cara :

(h) Gambarkan garis eada yang sejajar dengan e 1d 1, e1d2


seterusnya.

....

dan

(i) Tekanan tanah aktif maksimum Pa adalah panjang dari eada


A

r
~

o,

----

. ---- ----

... c,

... ..

tlb If AS
erA, 11 hh P

.,.-

I
I
I
I

'

i'

.....

d,

'.

tentukan tekanan tanah aktif dengan cara Culmann.

Dinding penahan tanah diperlihatkan pada Gambar C9.10. Data


2
3
tanah: Yb = 17,4 kN/m ; c = 9,6 kN/m dan 8 = <p = 19.

\'

Contoh soal 9.10:

ben 11 BC"

'. ,, '
,,
~

dikalikan skala gaya yang dipakai.

Penyelesaian:

d.,

, .. .
~

I
a -

(a)

...

cs.'I
(b)

Gambar 9.22 Penentuan bidang longsor dengan


cara coba-coba untuk

tanah kerkohesi

(a) Gambarkan W1 - a
-

e1,

w2 = ae2 .. dan seterusnya.

2 x 9,6
17,4 X ....j 0,51

=1,55 m

Untuk per meter lebar dinding:

228

MEKANIKA TANAH ll

229
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

. ding sangat kasar.


d
.
ermukaan tn . .
D.anggap P
_ (7 5 _ 1,55) x 9,6 = 57,1 kN (kare
.d g BD ,
dl .
na
b
Adhesi pada t an
, 1 dengan tanah n1aka a 1es1 sama deng
di antara tana 1
an
gesekan terJa

kohesi).

Beban tltlk 160 kN


A,

At

c, ---- ~ ------.
--..
,
c,

--

I
II

...
"",..

----t'"

,.
,.
.,

-- ---- -

...

;'

Tanah urug:
y. = 17,4 kN/m~
c = 9,6 kN/m
0 = <j>C 19

, .-"'

01

I
I
I C. C

H 7,5 m

Bcrat ku1nulatif dari baji tanah yang akan longsor per meter Jcbar:
ADBC,A, (kiri)
=(1,55 + 7.5) x 0,5 x 5 x 17.4 =393,7 kN
ADBC1A, (kanan) = 393.7 + 150 = 543.7 kN (akibat beban titik)
ADBC?A2
= 543,7 + (0,5 X 10,9 X 1.5 + 1.55 X 2) X 17.4
= 740 kN

=740 + (0,5 X 12J X 1J + 1,55 X 2) X 17.4


=933 kN
=933 + (0,5 X 13,8 X 1.1 + 1,55 X 2) X 17,4
= l 1 19 kN

Karena adhesi Ca bekerja vertikal pada bidang BD (dengan ~en~


abaikan bagian retakan, AD), maka vektor gaya ab akan benmptt
dengan vektor gaya ber~t ae. Dari penggambaran grafik C'ulmann.
diperoleh Pa = 260 kN/m

9.11.2 Penentuan Tekanan Tanah Pasif Cara Culmann


I" KuM

p.~sot Culmlllln

.. {kanan)

Skala :
0

200 kN

2m

P,

Gambar C9.10.

Kohesi pada bidang longsor akan merupakan perkalian panjang


masing-masing garis BC1 , BC2, BC3 , BC4 , ( diukur dengan memperhatikan skala), dikalikan dengan kohesi (c), yaitu
BC,= 9,8

9,6 =94,1 kN

BC2 = 10,9 X 9,6 = 105 kN


BCJ = 12,3

9,6 = 118,1 kN

BC4 = 13,8 X 9,6 = 132,5 kN

230

MEKANIKA TANAH ll

a+ i

.
Dari titik ujung akhir dari 1-v0 gambar .
(a + 8) terhadap gans-cp. oaris AD. Hal ini berarti bahwa seg ~an
.
aJar dengan ~
.
1 t1ga
gans Ppn yang seJ
( o + m) searah putaran jarum jam d
90

sebesar
'i'

an
d
gaya tputar
.
Hubungkan Ppn untuk membentuk k
. p
1'
Urva
d t.Ietakkan dalam .....~ans-<p.
Culn1ann. Panjang gans pn ) ang pa tng minirnu
tekanan _tanah pasi~ 1 nn dikalikan dengan skala gaya yang dip"Ihlh
dari ordtnat ~-una u nla
dihitung.
11
adalah tekanan tanah pastf yang

Contoh soa/9.11:
.
.
d"
d'
enahan
tanah
pada
Gambar
C9.11.
Tanah
urug
Dtketahm In mg P
<p - 30 dan berat volume basah 18 kN/mJ
. d
berupak
patstkr
eanng:ah
p~sif
dengan
cara
gratis
Culmann,
jika
sudu~
Tentu an e 'an
0
gesek antara tanah clan din din g. 8 = 10
Penyelesaian:
c,

'

5m

..

0 - 30"

b = 10"
f

- . . .
,. . . . '......
..

.
. .. ..

SkaJa

110kN

2111

'

d. a t
Jika terdapat faktor
gesekan
dan
adhes
d"
d'
d
1
. .
1 n ara 1n mg an
tanah u~ugnya.. ~nahsts tekanan pasif Coulomb atau Rankine.
meng.ha.s1l~an nllat yang terlalu besar dari tekanan yang sebenamya.
Hal 1nt dtsebabkan oleh ~engaruh orientasi bidang-bidang utama
terhadap kedalam~n. da~ btdang longsor yang terjadi bukan bidang
yang rata. Telah dtamatt bahwa bidang longsor ak.ibat tekanan tanah
a~tif yang ditentukan dengan cara Coulomb mendekati kesamaan
dengan bentuk bidang longsor yang dianalisis dengan suatu cara yang
Jebih teliti. Sebaliknya. bidang longsor nyata untuk tekanan pasif
sangat berbeda dengan bidang longsor dari analisis Coulomb. Hal ini
mengakibatkan analisis Coulomb menghasilkan tekanan yang terlalu
besar. Penyimpangan hasil hitungan semakin besar bila 8 membesar.
Agar hasil hitungan mendekati tekanan pasif yang sebenarnya maka
dilakukan cara baji peTcobaan (trial wedge)

'e

Wt = 0,5 X 2 X 5 X 18 = 90 kNt
X

W3= 180 + (0,5


W4= 360 kN

2 X 5 X 18) = 180 kN
X

T0

OtgqJ

(9.80)

dengan:

r = jari-jari spiral pada sudut 8 dari ro


To = jari-jari pennulaan pada 8 =0
<p = sudut gesek dalam tanah
.
8 = sudut antara T dan To, dalam radian

Berat baji tanah == luas x berat volume

W2= 90 + (0,5

Gambar 9.24b memperlihatkan bidang longsor yang berkembang akibat tekanan pasif. Kurva bagian bawah (BD) dari bidang
Iongsor dianggap sebagai ~l!rva spiral logaritmik. dengan pusatnya
pada garis DA. Bagian kurva atas (CD) berupa garis lurus yang
membentuk sudut (45 - cp/2) dengan garis horisontal. Tanah pada
bagian A CD dalam kedudukan pas if Rankine.
Kurva spiral logaritmik (Gambar 9.24a) dapat dinyatakan oleh
persamaan:
r=

Gambar C9.11.

Luas OAB diberikan oleh persamaan:

2 X 5 X 18) = 270 kN

(} 1

A=

Ws=450kN

J:;- T(Td8)
o-

232

9.12 BIDANG LONGSOR PADA TEKA 'A ' TANAH PASIF

y tlkH.W

Tekanan tanah pasif ditentukan dari kurva tekana


r C I
Diperoleh Pp= 530 kN.
n past
u mann.

MEKANIKA TANAH 11

_33
IX. TEKANAN T ANAH LATERAL

-, - r ..
')

rI

4t~<p
H

-....P,

'
', n

,m

''

--

Menjadi sifat ~-urva sp 1 1


. .
.
Jra ogantrntk bahwa sembarancr oaris
k
c o
radtal akan tne rnbuat sudut <p dengan oa
.
b
ns tega 1uru~ kurvanya di
titik perpotongan gans radtal dan sp 1raln)'a Lo....kas
be

11
.,_

1 pusat
rat 1uasan
sptra ogantn11 I( menu rut HiJ. ab ( 1957) adalah

sepertt yan~ terlthat


pad a Gambar. 9 ...t2a. Prosedur penentuan tekanan pas1.f.... dengan
mengang~ap btdang longsor berbentuk kurva spiral loearitmik disebut
penyelesatan dengan cara ba]i percobaa11 (trial wedge).

e-o

H'3

8
I

(a}

(b)

'"o,

I a

x,

,, A

''

--------- -

E,

'''
.- ,

''

P,

--6
(c)

--

y,

=.i ro t~et
111

'\

3
\

(9.82)

\ w,
''
'\

Cr1I ro ) (3tgq; sin 8 1 - cos8 1) + 1


9t g - ({J + 1
( r 1 I r0 ) 2 - 1
tg<p

n=-r0
,
3 9tg -<p+ l

'

(r1 I r 0

3
)

-3t~({Jstn8 1 -cos8 1 )
,
(r1 I T0

)-

-1

(9.83)

(9 .8-+)

Adapun caranya sebagai berikut:


1. Gambarkan kurva
Per samaan (9.80).

\
\

\
\

\
\

loaaritmik
0

dengan

menggunakan

2. Gambarkan dinding penahan tanah dengan skala tertentu. sedemikian rupa hingga bagian BD1 berimpit dengan spiral logaritmik
(Gambar 9.2..td). Garis D1A digambar sedernikian rupa hingga
membuat sudut (45 - <pl2) dengan pennukaan tanah urug. A.rea
tanah ya ng longsor ABD 1C1 merupakan baji cobaan. dengan BDt=
kurva logaritmik. o. = pusat spiraL OIB = To dan sudut BO,Dt = el.

spiral

\
\

3. Hitung berat baji tanah ) ang akan longsor (lihat Gambar 9.24c)

(d)

(9.85)
(a) Kunra spirallogaritmik

Gambar 9.24
(c) Gaya-gaya pada bidang ABD1E1

(b) Bidang longsor rekanan pasif

4. Karena peunukaan vertikal D 1 1 adalah zona pas if Rankine. maka

(d) Penentuan tekanan tanah pas if

(9.86)

Subtitusi Persamaan (9.80) ke Persamaan (9.81) diperoleh :


o, 1

A=

J- (ro )

2 e 20tg tp d ()

02

234

11
MEKANIKA TANAH

Dengan d 1 = D 1E 1 Gaya Pd 1 bekerja horisontal pada jarak d1/3


diu~m dari D 1 ke arah atas. Gaya F 1 adalah resultan gaya ge er da~
sepanJang

bdancr
lonasor
BD1 D1
gava nonnal yang bekeiJa
I
o
e .
;e~1barang titik pada kurva spiral logaritn1ik. garis radtal nletnbuat
sudut <p dengan garis nom1al. Karena resultan F 1 1nen1buat sudut <P
_3,-

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

1 pada titik tangkapnya, garis yang dita .

dengan. gan: n~:~~ it dengan garis radial dan melewati titik ~k


1
melalut F1 akat
~ekanan pasif per satuan lebar dinding d 1'
Gaya p 1 adala11 gaya
.d
d' d'
' an
.
d . k H/ 3 arah vertikal dan asar tn 1ng. Arah d .
bekerJa pa a JUra
k
.
a11
~ d ngan garis tegak lurus permu aan dinding
d
gaya p bersu ut u e
.

5. Hitunglah kescirnbangan tnotnen dart gaya-gaya Wt, Pdt , FJ dan P,


terhadap o.
~VJXt+ PdJ)' l + F I(O) =Pill

P11= Pp cos 8

Pt = Pp sin 8

6. Prosedur diatas diulang-ulang sampai terjadi beberapa baji


percobaan, seperti yang terlihat pada Gambar 9.24d. Gaya-gaya
P1, P2, P3 adalah gaya-gaya pada tiap baji yang dicobakan dan
gaya-gaya digambarkan dengan skala, seperti yang terlihat pada
bagian atas gambar. Titik terendah pada kurva yang digambarkan
lewat titik 1,2,3 .... dan seterusnya, adalah gay a tekanan pas if per
satuan lebar dindingnya.
Hitungan tekanan tanah pasif dengan cara di atas akan terlalu
lama. Caqout dan Kerisel (1984), memberikan cara untuk menghitung
koefisien tekanan pas if Kp, untuk tanah tak berkohesi (c=O). Koefisien
t~kanan pasif per satuan lebar dinding penahan yang kasar dapat
d1tentukan dengan menggunakan grafik Gambar 9.25a dan 9.25b.
Pada Gambar 9.2Sa, nilai Kp yang diperoleh adalah untuk 8/~ ==1.
Untuk nilai 8/ <p yang lain, maka Kp harus dikoreksi dengan
meng~unakan Tabel 9.1. Pada Gambar 9.25b, gaya-gaya yang
bekerJa pada dinding adalah:

(9.90b)

dengan
p P = tekanan pasif total
P11 = komponen tekanan tegak lurus dinding
Pt = komponen tekanan sejajar dinding

8 = sudut gesek antara tanah dan dinding


15

(9.87)

W1x1 + Pdl Yt
(9.88)
pt =
/1
.
untuk menentukan nilai P 1, n1aka nilai-nilai dt , Yt, dan /1 dapat
diperoleh dari penggatnbaran secara gra~s, sed~ngkan Pd 1 diperoleh dari Persamaan (9.86) sesudah dt d1ketahu1. Untuk menentukan pusat berat bagian ABD 1Eh atau menentukan panjang x 1, dapat
dilakukan dengan menentukan letak titik berat dari gabungan
bagian Iuasan spiral logaritmik 01BD1 dengan segi tiga OtAB dan
AD 1E1 Penentuan pusat berat spiral spiral logaritmik dapat
dilakukan dengan menggunakan Persamaan (9.83) dan (9.84).

(9.90a)

'"

ll
12
11

!J
1/ J
11 1/

to

'
1

r'

Kp

~~~v

~~

~ t:l

1
0

VV
~

10

11

11

I/
/

1 1 ~~ V

/.l

r-'

.L

I/

I
I

~/

~
V

I~

~..--v

JO

.0

)D

45

Sudut gesek da/am , <p (derajat)

(a)

-45 - e/2 -----.. . .

'-Bidang tongsor

' - Splrallogaritmik

(b)

Gambar 9.25 Hubungan Kp dm~ 8, untuk lY({J = 1


(Caquot dan Ken sel, 1948).
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

MEKANIKA TANAH ll

v vv v V

(9.89)

236

IJ

-..../u

~Vv / /
V
V
V
~ v;v ~ ~)1
V (/

'i ')_ :J

1.-~ ~
~
~
~~[;I< ~

'

(a)

rM
J I~

. fik ada Gan1bar 9.25 untuk tnenghitun


Contoh penggunaan gt a I p
g /(P
adalah sebagai berikut :
.
o. , _ o Bila; 8/<p = 0,5 . bet apakah Kp?
Misalnya: <p = 20 e - 0 .
_~
Untuk 8/<p = 1. dari Gambar 9.25, Kp - - o
8/
0
5
dan
<p = 20 , maka R - 0,862
Dari Tabel 9.1. untuk <p - '
Sehingga. Kp= 0,862 x 3 =2,59

'

Kp = 5,905
2

Pr = Y2 Yb H Kp
2
= Y2 X 19 X 5 X 5,905
= 1402,4 kN/m'

. (R} da K untuk variasi 810


Tabe/9.1 Faktor reduks1
pa
"
8/ <p
<p

10
15
20
25
30
35
40
45

0.7
0.978
0,961
0.939
0.912
0.878
0,836
0,783
0,718

0,6

0,5

OA

0,3

0,2

0,1

0,0

0,962
0,934
0.901
0.860
0.811
0,752
0,682
0,600

0,946
0.907
0,862
0.808
0.746
0.674
0,592
0,500

0,929
0.881
0,824
0.759
0,686
0,603
0,512
0,414

0.912
0,854
0,787
0.711
0.627
0,536
0,439
0,339

0,898
0,830
0.752
0,666
0,574
0,475
0,375
0,276

0,881
0,803
0,716
0.620
0,520
0,417
0,3 16
0,221

0,864
0,775
0,678
0,574
0,467
0,362
0,262
0,174

. ' ,..

.
.. .. ....,
0

..

... . .
0

:;,.

3
..,.
=
19
kNim

" c 3<r

cx O

p, - 10" dan 3

.b
)

Hr:s5m

~~-

'

c:

30"

Contoh soal 9.12:

Dinding penahan tanah diperlihatkan dalam Gambar C9.12. Tanah


urugan kembali terdorong oleh dinding. Berat volume tanah Yb = 19
3
kN/m dan <p = 30. Tentukan besarnya tekanan tanah pasif per meter
Iebar dinding untuk 8 = 10 dan 8 = 30, dengan cara: (a) Coulomb (b)
Caquot dan Kerisel (1948).

;'

0 .. , .,

Gambar C9.12.

(ii) Untuk <p = 30 dan 8 =30

Penyelesaian:
(a) Cara Coulomb menganggap bidang Iongsor lurus (tidak melengkung).
(i)

sin (90 - 30)

Untuk <p = 30 dan 8 = 10


Kp

= 10,1

Pp = Y2 yJ{2Kp = 1h X 19

X5 X

10,1

= 2398,8 kN/m'

238

MEKANIKA TANAH ll

_39
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

(b) Cara Coquet dan Kerisel (1948)

(i) Untuk cp = 30odan I) = lOo


o
.
Untuk u~/ <p = 1' 0/)' -_ 0' cp = 30 . dan Gam ba r 9.2Sa ' tnaka
Kp= 6.5
Untuk 81<p = 10o/30o = 0,33 dan <p = 30, dari Tabel 9.1,
maka R =0,647

Kp = 0,647 X 6.5

.,

9.13.1.1 Turap Kantilever pada Tanah Granuler

=4,2

Diagram tekanan tanah pada turap dalam tanah granuler


homogen, diperlihatkan dalarn Gambar 9.26. Bila tanah berlapisJapis, tnaka diagram tekanan tanah akan berbeda, namun prinsip
hitungan sama.

Pp = Ih. YbH-Kp
2

= Ihx 19 x5 x 4,2

= 997,5 kN/m '


(ii ) Untuk <p = 30 dan 8 = 30

Untuk 8/<p = 30/30 = 1, 9' = 0, <p = 30, dari Gambar


9.2Sa, Kp= 6,5
Karena 8/<p = 1, jadi tidak ada koreksi.
2

momen .lentur yang ti~bul. Pc~gcseran arah lateral relatif besar, pada
b'l d"
Pemakaran turap kantllever. Dtnding turap kant'l
1 a tpancang
ke dalam tanah lanau atau lempung dapat be 1t ever

d k
ro ast pa a trtr UJung
ba~ah t~ra?. Tekanan tanah pas1f bekerja pada bagian depan turap.
yartu dan UJung bawah sampat permukaan galian.

..,

Pp = Vz yt}1 Kp = Vz X 19 X 5-x 6,5

Bi la turap terletak dalam tanah granuler (permeabilitas besar).


1naka dapat diasumsikan muka air tanah mempunyai ketinggian yang
sama di bagian depan dan belakang turap. Sehingga. distribusi tekanan
(termasuk pengaruh beban terbagi rata dan lain-lainnya) dapat
ditentukan dari nilai Ka dan Kp- Jika faktor aman diperhitungkan. maka
dapat dipilih salah satu dari 2 kemungkinan:
1. Mereduksi Kp (sampai 30%-50%) atau

= 1544 kN/m'

Terlihat bahwa hitungan tekanan tanah pasif cara Coulomb cenderung


lebih besar dari cara Coquot dan Kerisel, jika 8 be1tambah.

2. Menambah kedalaman penetrasi antara 20% sampai 40%. Hal


ini akan memberikan faktor aman sebesar 1,5- 2,0.
-~ " ' ~

~'.

9.13 TURAP

Pemasangan turap (sheet pilling) sering dipakai dalam pekerjaanpekerjaan sementara, seperti penahan tebing galian dan bendungan
elak. Kecuali itu, turap banyak digunakan untuk struktur penahan
tanah pada pelabuhan-pelabuhan. Pemakaian turap, antara lain
dimaksudkan untuk mencegah Iongsoran tanah di sekitar galian
maupun untuk mencegah rembesan air.

1 - -H \

Oasar galian

r-+-'-'"' '

' '

MEKANIKA TANAH ll

TeMNIII

:.L:..
p.....

fL;

/
,'

,'

..J

_, rr-z/

,' ..

~-

.. \
\

17
V

..

'
'

\
\

', ,._,._ _l
'

\
'

'
\

P,.

'

Tel<anan ~sif
\

'\

\ p .

. .z

~"' "
I.

/Y

,'

'

~..ttt.-

,,~ .,_l-7'v

, ~'

q'= y,H,

_/ '\ \

.,, _

hw

Tanah grwrulef

1+-.,...;-~.,..
.

9.13.1 Turap Kantilever

240

''

\
J--1. \

1----\ \
l \ p
1----\
\

Pada turap kantilever, stabilitas turap sepenuhnya ditahan oleh


tekanan tanah pasif di muka dinding. Turap ini biasanya digunakan
untuk ~cdalaman galian tanah yang sedang, karena penampang t~rap
yang dJbutuhkan bertambah bila kedalaman galian bertambah akibat

M.a.t

...

\\

'.CV.

\
'

\\

\
\

~I

I
tu
rap
kantih~ler
dalam
ranah
grmmltT
1
Gambar 9.26 Diagram tef..anan tann

homogen
IX. TEKANAN TANAH LATE RAL

_41

. . . . .
tersebut, Iokasi saat tckanan sa1na denga
0
Dan dlstnbusl te~~wn dari pcnnukaan galian. Jarak ini dap
nol terdapat pada Jar a ; . perbandingan pada diagram tekanaat
dihitung dengan tnenla 31
n
segitiga. yaitu:
0

6Pn (Y+y ) +

Jika dikalikan dengan (pp+ p,'), dihasilkan

(9.91)

6(pp +Pp') Pn (Y +y) + P/ Y

= y' ( K p - K a )

.
_
~H
.v.
Dari
tnenh
1n1Iahkan gaya-gaya pada arah horisontal
denganq -~ tn
~

k - (1'1
dapat dipcroleh persatnaan untuk rnenglutung .JUI a ... tlat Gambar
9.26). yang diperoleh dari 'LFu = 0.

4ppYPn+ 4P/ - p/ Y2 -

PnPp' y2 = 0

Selanjutnya, dengan substitusi PP= y'(Kp- Ka)Y = CY,

.,

6Pn(CY- + CY y + pp' Y + pp'y )- 4CY2Pn + 4P/- CY3pP' = 0

(9.92)

Bila dibagi dengan - C p P' ,

Karena.

}'

Y3- -2Pa-.. y 2 - 6 Pa

[Pp'- Pp]= (pp + Pp')~- PP2

Pp

~"
'
Pp

1 Y+-

2P

a , ( 2 Pa + 3 p p ' .v)

C Pp

Substitusi ke Persan1aan (9.92) dihasilkan,

........ (9.94)

dengan

C=y(Kp-Ka)

Penyelesaian dari persamaan tersebut dapat diperoleh,

PP' = yhwKp + y'Kp(H + D -lz 11.) - y'Ka(Y +a)

PpY -2Pa

~ = ---

(9.93a)

Pp +pp '

Dengan mengambil :LA1c~asarturnp= 0,


-

q' Kn =[(Yha + y'(H -lzw)]Ka

Dengan memperhatikan Gambar 9.27a:

- - =0

Pa = Pt + P:. + P3 + P4

atau

..,

Pt = Y2 KaYhw(9.93b)

Pz

= yhwKnCH- h") .,

P3 = Y2 Kny'(H -lzwt
dengan Y =jarak diukur dari tekanan sama dengan nol sampai Pa
Substitusikan z, ke Persan1aan (9.93), diperoleh:

242

=0

MEKANIKA TANAH ll

p4 -

(q' K a )-'

2y' ( K P

K n)

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

.
d . p san1aan (9.94) dilakukan dengan cara
Penyelesatan an er
d't t k
,
.
d 511 11 dapat 1 en u an p11, p a z d
coba-coba (tnal and error), an
.
P '
' ' an
.
d.h .
Y
dan D. Perktraan awal n'I
lain-lainnya. Setelah ttu, 1 ttung
t at
.
d.

kkan
dalarn
Tabcl
9.2.
penetrast D (TengJ 962) ttunju

Dengan mensubstitusikan x, dipero]ch


1

.
st'lttrap
pada
tanah
granuler
(Teng,
1962)
1
a
e
.
~
stmzasr
pene
ra
T b 19 2 E
Nilai N-SPT
Kedalaman penetrasi turap (D)
Kerapatan relatif (D,.)
>50
31-50

Sangat padat
Pad at
Tidak padat
Sangat tidak padat

2Pa
3 y'( K P - Ka)

Dari kei mbangan arah horisontal )2F11 =0

0,75H

Ppt

1,00 H
1,25 H

11 -30
5- 10

Sedang

pa J,, + _2

MJnaks--

= Pa

Sehingga,

1,50 H
2,00 H

0- 4

x=

Momen 1naksimum diperoleh pada gaya lintang satna dengan nol


(Gambar 9.27b ).
~

h.,
,

Diketahui turap pada Gambar C9.13.


Tanah pasir 1:

P.

\
~

Contoh soal 9.13:

., M a.t

.,.('.-,(' '.(

~y..

Yt = 20 kN/m

"

l-

)(

Pp!/

(a)
/

; (/)1

= 32, c1 = 0 kPa

'

Kol

I
I

= tg (45- ({Jd2) = 0,307

Kp1 = tg ( 45 + (/Jt/2) =3,25


2

Tanah di bawah dasar galian, pasir 2:

V=O

Y2 = 18 kN/m Genuh);
3

(b)

Gambar 9.27 (a) Diagram tekanan tanah aktif pada turap.


(b) Gaya-gaya pada turap di atas titik dengan gaya lintang nol.

M maks

=P.(y + x) -Pp/

M maks

= Pa(Y + 2/3 x)

=P.(y + x)- Pa

= 30, c2 = 0

Y2'= 8,19 kN/m


K a2

= tg

45 - (/)2/2) =0,33

Kp 2 = tg (45 + ({>J/2) =3

Dari 'LMo (titik pada gaya Iin tang V= 0), diperoleh

(/>2.

atau

244

MEKANIKA TANAH 11

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

245

(b)

Pasir1

H=5m
q'= Ir,H,

Dari substitusi ke Persamaan (a), dapat diperoleh:


pp' = 500,57 kN/m

Pasir 2

Jika nilai ini disubstitusikan ke Persamaan (b), diperoleh nilai 0,79 ~


0 (OK)

D = Y+a
= 6,63 + 1,40 = 8,03 m
Gambar C9.13.

Dengan mengalikan D dengan faktor 1,20 untuk keamanan.

D'

Penyelesaian:

Pa

= 9,64 m, dipakai 9,75 m.

q'Kal =Y1HKa1

=20 X 5 X 0,307 = 30,7 kN/m


3
=Y2'(Kp2- Ka2) = 8,19 X (3 - 0,33) = 21,87 k.N/m
=q'KalC =30,7/21,87 = 1,40 m

Panjang turap yang dibutuhkan =9,75 + 5 = 14,75 m


Menentukan M maks,
Mmaks

= Y2 Pa1H + Y2 Pa2 a= Y2 q'Kal H + Y2 q'Ka2 a


= Y2 X 30,7 X 5 + Y2

20 X 5 X 0,33

30,7 X 5 X (1,40 + 5/3) + Y2

x=

-l

1,4 = 99,85 kN/m

Pay = Y2 PaiH (a+ H/3) + Y2 Pa2 a (2a/3)


X

= Pa(y + 2/3 x)
I

Menentukan y dengan "LMo = 0,

= Y2

= 1,2 X 8,03

Y2(KP2 -Kn2)

2x99,85
8,19(3- 0,33)

=3m

20 X 5 X 0,33 X 1,40 X

(2 X 1,40/3) =256,93 kN

Sehingga, M maks

= 99,85 X (2,603 + 2/3 X 3)


= 457,99 kNm

Y = 2,60 m

Dari persamaan,
(a)

dan

~----------------~~~
246
MEKANIKA TANAH 11

indin rr turap harus rncn1cnuhi sy1.


d
..

dan
o
, 1at k
.
Dllllt;llSI
,. ,
ada waktu segcra sctclah selesai pclak Uat
n ;ntlnn tel\.anan P
.
sana
J e , .,
setclah waktu yang 1anla, dl tnana kuat an
ckcqann. tnaupun

ges
P
11 tu rap dtpasang dan b er
b
..
ubah
Segera
scs
uda
lctnpun g te1a11 t; 1

.
I I b
.
'
eba
~ b .. ,. 1a be ban tcrbagt tncrata tc a 1 ekctJa. tekanatl , n
tanah ut ug t;St;;I
lanah
. 't 1g berdasarkan sudut gcsck dalatn ( <p) lctnpung no! d
, an
dapat d11u m
. C -_ 0 ,,Sq u (t'j u =kuat teA.nn bebas ).
0
lCS
I
k l
Tinjauan stabilitas jangka panjang juga harus diperhatikan akibat
kuat crescr tanah Iernpung yang berubah dengan waktunya. Analisis
0
. d'dasarkan para paran1eter teganga n cfektif <p' dan c' y
I1at us 1
..
..
. k .
.
ang
dipcroleh dari peng~jtat:-pengu_pan t11.~ s1a1 co'.z.s olrdated drained
(terkonsolidasi-terdratnast), atau . dat .' ~engujtan consolidated
d1 . tnana dalatn penguJ'ia n
tau!rained (terkonsolidasi-tak terdratnast).
.
ini diadakan pengukuran tekanan atr pon. Data yang terbatas
menunjukkan. kohesi (c) pada wa~~u j~ngka panj~ng sangat kecil.
Karena itu. dalam perancangan stabthtas Jangka panJang, sangat aman
bila kohesi (c). dianggap satna dengan nol. Nilai akhir pada waktu
jangka panjang dari sudut gesek dalam tanah ( <p) akan mendekati 20 _
30. Tekanan tanah lateral tanah letnpung pada waktu jangka panjang
ini n1endekati sama dengan tekanan tanah granuler. Karena itu,
analisisnya satna dengan turap pada tanah granuler.
l.
kedaIaInnll

Dinding turap mungkin dipancang dalam tanah lempung


seluruhnya, atau dipancang dalam tanah lempung, tapi di bagian atas
diurug dengan tanah granuler. Tekanan tanah pada turap dari ke dua
tipe dinding turap tersebut akan memberikan bentuk tekanan yang
berbeda.

.,

Kp = tg-(45 + <p/2) == 1

Maka, untuk <p =0, Ka == Kp== 1.


Dengan memperha.tika.n Persamaan-persamaan (9.95a) dan (9 95b)
tekanan tanah pastf dt depan turap secara
d

'
oleh pcrsatnaan:
'
umum apat dinyatakan
PP= y(z - 1-1) + 2c untuk z > H
Tekanan tanah aktif dari belakang turap:

Pa =

}"Z -2c

(9.95d)

dengan

z = kedalaman tanah di bawah tanah asli (pennukaan tanah


urug)
c = Cu =kohesi tanah pada kondisi Lmdrained
r = berat volume efektif (berat volume basah bila tanah di atas
muka air dan berat volume terapung bila terendam air)
H = tinggi tanah yang berada di atas dasar galian.
2c r---___,,.....,.....,.rr-rn-__.............. ------

'

2cly

\
\

'

'

'

z
2c

Garis tekansn
tanah pasif:
PP= r(z-H) + 2c

Pada kondisi runtuh, tekanan tanah aktif dinyatakan oleh:

Pp= ;z tg2 (45o + <p/2) + 2c tg (45o + cp/2)


Karena pada tanah kohesif jenuh <p = 0,

\
\

Gambar 9.28 menunjukkan kondisi tekanan tanah awal untuk


keseluruhan turap dipancang dalam tanah kohesif.

Pa= Yl tg ( 45 - <p/2)- 2c tg (45 _ cp/2)


dan tekanan tanah pasif:

q' = rl"lt

Garis tekansn
tanah sktif:
p. = q- 2c

a. Selundz turap di dalam tanah le1npung

(9.95c)

(9.95a)

(9.95b)

~~~8----------~-------------------------~~~
MEKANIKA TANAH ll

4c + q'

Gambar 9.28 Tekanan tanah awal pada turap kantilever yang dipancang
dalam tanah kolzesif. Turap secara keselurulzan p(l{/a tanah
lempung.

249
IX. TEKANAN TANAH LATERAL

Bila tanah tidak homogen. berlapis atau sebagian terendam air


maka tekanan efektif tnerupakan tekan~n o.verburden efektif, yaitu q'
= l:y.H. (gunakan berat volutne apung (y ) btla tanah terendam air).
Karena kemiringan garis-garis tckanan aktif dan pasif sama
(berhubung Ka = Kp). tahanan netto pada sisi depan turap besarnya
akan konstan untuk tanah yang berada di bawah galian pada bagian
tu rap yang bergerak ke kiri, yai tu

pp-pa=4c-yH=4c-q'

(9.95e)

Pada bagian bawah turap di tnana turap bergerak ke belakang


(Gantbar 9.28), tahanan pas if neto dinyatakan oleh :
PP- Pn = yz + q' + 2c- yz + 2c
(9.95t)

= 4c + q'

Zone tanah lempung yang mengalami tarikan diabaikan. Cara


hitungan perancangan sama dengan turap kantilever pada tanah
granuler. Kedalaman penembusan turap D dipilih sedemikian hingga
harus memenuhi 2 kriteria:
(1) Jum1ah gaya-gaya horisontal sama dengan nol.

(2) Jumlah momen-momen pada sembarang titik sa1na dengan nol.


Dari jumlah gaya-gaya horisontal sama dengan nol (FH) = 0:

Dengan y = jarak resu1ta


,
dasar galian terhadap dasar g:I~aya(-?~Ya tekanan tanah aktif diatas
tan
tJ
ttk
A) S b . .
persamaan (9 .96a), (9.96b) da d
u stttus1 Persamaandiperoleh persamaan untuk men engkan melakukan penyederhanaan
nentu
an
ked
1
'
(D):
a aman penetrasi tu rap
2

D (4c- q')- 2DPa _ Pn(l2cy + P,)


2c + q'
== 0
(9.96c)
Untuk tanah urug yang berlapis-lapis q' = L H
.
.
tanah yang tidak terendam ai .
k b
y, i dan blla ada bagtan
.

.
J ' ma a erat volume tanah di bagian di
atas. atr) d1paka1 berat volume basah (yb) atau kenng
(Yd ) (b'l1 a tanahnya

kenng.
. Kedalaman penetrasi. turap yang dipakai dalam pelaksanaan
dttentukan dengan mengahkan D hasil hitungan dengan 1,2 _ 1,4.
M~men maksimum terjadi bila gaya lintang V= O, dari Gambar

9.29b dtperoleh,

Mm,ks = Pn (x + y)- (4c- q) (x) _::


2

Keseimbangan horisontal, "iFH =0:

Pa = (4c- q')x
atau

x=

(Pp'- Pp)= (z/2)(4c- q' + 4c + q')- D(4c- q')

p(l

4c -q'

Sehingga,

= 4cz- D(4c- q')

M maks = Pa

Pa + 4cz - D(4c - q') = 0

Pa +
4c-q' Y

1 Pa

-2 4c-q'

(9.96d)

Sehingga:

z=

D( 4c - q') - Pn
4c

(9.96a)

J umlah momen pada sembarang titik sama dengan nol,


2

Pn(Y +D) - (D 12)(4c- q') + ( z2/3)(4c) = 0

(9.96b)
251

250

MEKANIKA TANAH ll

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

"

Mat

Tanah granuler

un1un1 antara kedalan1an penemb


rraris elastis atau garis perubahan be
wan.kndistribusi tekanan lateral dan
~
ntu ya.

-.--,...-,-,...-. Cl

..

y ,_

I I

oasar

...

, t - -- \

""""' - q

..I _..

Tanah kohes]r

-f0

4c-q

I
I
I
I

4c + q'

I
I
I

I
0

(..:)

(b)

dalam hal turap dipancang dalan1 tanah lernpung dan diurug dengan
tanah .....~anuler. Hanya bedanya. tekanan aktif di atas dasar ga1ian
adalah san1a dengan K3 y - untuk tanah timbunan granuler Gambar
9.29. Gambar diagram tekanan tanah ke turap dapat dilihat dalam
gambar tersebut. Adapun cara hitungan seperti yang su.dah dipelajari.

9.13.2 Dinding Turap diangker


Dinding turap diangker biasanya digunakan untuk peke~aan
pekerjaan turap yang menahan tekanan tanah terendam air. seperti
digunakan pada struk:tur-struktur di pelabuhan. Cara ini sangat cocok
untuk galian yang dalam. tetapi masih juga tergantung pada kondisi
tanahnya. Turap dipancang berderet. kemudian dilak.-ukan penggalian
djdepan turapnya. Dinding diukur pada bagian atasnya dengan
kedataman dan diameter angker menembus tanah yang tergantung dari
besamya. tekanan tanah. Cntuk dinding turap yang tinggi. diperlukan
turap baJa dengan kekuatan yang tinggi. Stabilitas dan tegangan~
tegangan pada turap yang diangker. bergantung pada interaksi dan
faktor-faktor kekakuan relatif dari bahan turap. kedalaman peneJll
busan turap. ke~ud~han-mampatan tanah. kuat geser tanah. keluluhan
angker. dan laJn-laJnnya. Gantbar 9.30 men1perlihatkan hubungan

'
I
I
I
I

(t)

b. Tu rap d;pancang pada Tan ah A.ohes{f diu rug tanalz g ranul er


~1etode yang telah diterangkan di atas dapat pula diterapkan

VO - - - . .

Gambar 9.29 ,a) Tu rap pada tan all hm~tmg diu rug tan~1h g ranuler
(b 1 Gava-gaya di aras nuk dcngan gaya ltntang no/.

252

I
'

Gan1bar 9.30 Pengaruh kedalaman penembusan turap pada disrribusi


tekanan dan perubahan benruknya.

9.13.2.1 1.-letode ujung bebas (free end method)


. Dalarn analisis stabilitas turap dengan rnetode ujung bebas.
dtanggap kedalaman penembusan turap di bawah galian tanah tidak
cuk.-up untuk menahan tekanan yang terjadi pada bagian bawah ujung
turapnya. Kondisi tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi
teori Rankine. Karena turap bebas berotasi terhadap ujung bawahnya.
maka diagram tekanan tanah dapat diluk.iskan seperti pada Gambar
9.31.
tvfetode ujung bebas didasarkan pada beberapa anggapan sebagai
berik.-ut :
1. Turap merupakan bahan yang sangat kak.-u dibandingkan dengan
tanah di sekitamva
.

2. Tekanan tanah yang bekeija pada dinding dapat dihitung dengan


teori Rankine atau Coulomb.
3. Turap dapat berota i dengan bebas. namun tidak diijin~an
Pada kapasttas
bergerak secara latera I d1. ten1pa t ang kernva
.1

.. .

ultimitnya. turap runtuh oleh gerakan ke arah luar dt lokas1


angkemya.

...,-3
,_
MEKANIKA TANAH ll

IX. TEKANAN TANAH LATERAL

~
h,

muko air
V

-, I
'\

'F

h,

h..

Gr anolor

Angleor

c :0
31 - .-Cl'l 0
--

ri,,y,K.t

...

. P.

'
q'

J.J. l .L
7

~
/
D

v .
q'K.

Grenu
c 0
~p. > 0

--

'""-.:

--"

~ t_

7. Pilihlah dimensi turap berdasarkan mo


.
8. Kalikan kedalaman turap (D)
men makstmumnya.
1
h
l,2
sampa
1 14
atau bag1 a P, dcngan fakt
untuk kcamanannya
butir (3) dan (4).
or aman 1.5 sampai 2 pada Jangkah
Prosedur untuk rnerancang tura ad
.
berikut:
p p a tanah kohes1f adalah sebagai

.l.J.J.J q'

1. Gambarkan diagrarn tckanan t h .


.
ana akttf dan pasif.
2. Httung tekanan
overburdeJ'
d
b
b
.
" an e an terb
pennukaan ga11an (q' ='Ly,//,).
agt rata pad a

(b) Tanah dasar kohoslf

(a) ranoh dasllr gr~mutor

tu rap

~p

4c q

K1)D y.

.r

---

Gambar 9.31 Perancangan

Angl!or

Koheslf, 'f'

(K

h,y,l(. 1

Granular c 0

'

p.

,..

.L
';.. ~
-.

h.

h,

.,

'\

muko ol

r-

..."~

h,

galian

' r--

' r-

3. Dengan data kuat geser undra;ned (c) a


.
terhadap angker :
Y ng ada, ambtllah momen

diangker dengan metode ujung bebas

LPa- D(4c- q')(h, + Y2 D)= 0

Prosedurnya merancang turap metode ujung bebas pada tanah granuler


adalah sebagai berikut :
1. Pilihlah nilai yang cocok untuk tekanan tanah pasif dan aktif.

2. Hitung tekanan overburden dan beban terbagi rata pada


permukaan galian (q' = 'Ly.H.).
3. Tentukan titik dengan tekanan nol (titik 0 pada Gantbar 9.3la):

(9.97)

Dari persamaan ini ditemukan D.


4. Hitung tegangan pada angker : T ='LPa_ ( 4c _ q')D

5.

~entukan

momen maksimum, yaitu pada titik di mana gaya


ltntang nol.

6. Pilihlah dimensi turap berdasarkan momen maksimum.


7. Untuk. keamanan, kalikan kedalaman turap (D ) dengan faktor 1,2
sampa1 1,4 atau gunakan nilai c sebesar 50 sampai 70o/o-nya dalam
langkah (4) dan (5).

dengan

Contoh soal9.14:

q' = 'Ly.H. = Tekanan tanah urug dan beban terbagi rata di atas
garis galian. Gunakan berat efektif (y') untuk tanah di

Suatu struktur turap digunakan untuk menahan tanah galian (Gambar


C9.14). Sifat tanah adalah sebagai berikut:

bawah air.

Tanah pasir di atas dasar galian :

Ka2

= koefisien tekanan tanah aktif untuk tanah di bawah galian.

4. Ambillah momen terhadap angker :

Yb=l8 kN/m

y'

= 10 kN/m

(9.98)

Dari persamaan tersebut ditemukan D ,.

y' = 11 kN/m ; Kp =5 ; Kn=0,25


3

Tentukan kedalaman turap yang aman dengan metode ujung bebas.

5. Hitung tegangan pada T='LP3 - V2 y2(Kp 2 _ K02 )D 12

6. ~entukan besamya momen tnaksimum pada titik dengan gaya


JJntang nol.

254

dan Ka= 0.35.

Tanah pasir di bawah permukaan galian:

LPa- Y2 D/ Y2(Kp2- Kn2)(ht + y + 2/3DI) = 0

IX. TEKANAN TANAH LATERAL


MEKANIKA TANAH ll

Tabel C9.4

Penye/esaian:

Y2

'( ' '

Jl

I'
) :::
/\_a-

f'\p2

(5- 0.25)::: 52.25 Ja'-r/m

Jumlah tekanan tanah aktif tanah diata~ dasar galian:


.,
q = ~y.H; = (2 X 18) + (5 X JO) = 86 kt'\1/m"
Jarak v ditentukan dari:
q K nf~}

\'-

86 X 0.25

-y '(Kf) 2 -K 02 )
1

P,

Lengan ke A

(k.~lm')

(m)

12.6
63.0
43.8
4.4

-0.16
3,00
3.83
5.63

Momen keA
(ki~.m)

-2.0
189
167.5
24.8
l.iWA = 319.3 lu~.m

= O41111

52.25

Panjang D 1 ditentukan dengan


menggunakan Persamaan (9.98),
yaitu:

Hitungan tekanan tanah ditunjukkan data m Tabel C9.3.


'

15 m

r:l .~..,
!

.1

LPn- ~2 D ,-., Y1(Kp2- Ko2)(1z, + y + 213DJ J = 0

cprC

A
~onget
"----- T
l

LPo = 'LMA = 379.3 kJ."'.m

(2)
7m

379.3- Y2 X D/

5 m
(3)

Pasir: , .: , : 1rt

D/ + 8.87 D / = 21.79

0,-41m

17.1

Dengan cara coba-coba. diperoleh D 1 = 1.4 m

~-s

K. ; : . 0.25

Kedalaman pemancangan yang dibutuhkan dengan memperhatikan


faktor aman :

(5)

5,225 D

D = 1.2 x (1,4 + 0.41 ) = 2~17 m. digunakan 2.2 m.

Panjang turap total yang dibutuhkan =2.2 + 5 + 2 =9.2 m

Gambar C9.14.

Contoh soal 9.15:

Tabel C9.3
~0.

diagram
1

2
3
4

52.25 X (5.5 + 0.41 + 213Dj) = 0

Diselesaikan:

(4)

r-

'
Pa (kN/m-)
2 X 18 X 0,35 = 12.6
12.6
5 X 10 X 0,35 = 17.5
86 X 0.25 = 21,5

Pa(kN/m')

0,5

12,6 X 2 = 12.6
12.6x5 :63
0,5 X 17,5 X 5 = 43,8
0,5 X 21,5 X 0.41 = 4A
X

Sesuatu struktur turap digunakan untuk menahan tanah urugan


(Gambar C9.15).
Sifat tanah adalah sebagai
berik"Ut:
v
Tanah urugan pasir:

yb

= 18 kJ.'\/m

Tanah asli (lempung): y'= 10 ~'-'/m

{= 10 k:.'Um dan Ka = 0.35.


2

: c = 40 1G~/m ; q> = 0

Tentukan kedalaman turap yang aman dengan metode ujung bebas.


Momen terhadap angker A: dihitung dalam Tabel C9.4.

257

256

MEKANIKA TANAH

IX. TEKANAN TANAH LATERAL


I

Pellyelesaiall:

Titik tangkap resultan gaya LPa:

LX 119.40 = 354.5

1,5 m

2m

--

L = 2.97 m dari angker A


=

Pasir. ..,.

Sm

..,.

1& 11.1-Um
.. 1 ' lln

I(

(. 2.9?

c "- '

(2)

0,35

momen terhadap A= 0. maka

LI.Pa- D(4c- yH)(h, + y2 D)= O


l~) =10 -~
t'

= .&0 ~~lrn
- 0
0

354,5- D(4

(4)

X 40

- 86)(5.5

+ Y2 X D) = 0

Diselesaikan:
..,

D" + liD - 9.58 = 0

Gaotbar C9.15.

Diperoleh D = 0.81 m
J umlah tekanan tanah ak'tif tanah di atas garis galian :

="iy.H; =(2 X 18) + (5 X 10) =86 kN/m

Dengan memperhitungkan faktor aman kedalaman

L2 x 0.81 = 1.6 m.

penetras1 turap =
2

Hitungan tekanan tanah disajikan dalam Tabel C9.5.

Panjang turap total yang dibutuhkan = 1.62 + 2 + 5 =8.62 m.


9.13.2.2 Metode ujung tetap ifued end method)

Tabel C9.5
..,

No

Pa(kN/m')

Pa (kN/m-)

dia~am

2 X 18 X 0.35 = 12.6
12.6

5 X 10 X 0.35

= L75

12,6 X 2 = 12.6
12.6 X 5 = 63
0,5 X 17.5 X 5 =43.8

0.5

Momen terhadap angker A: dihitung dalam Tabel C9.6.


Tabel C9.6

Pa .,

Lengan terhadap A

(kN/m-)
12.6

63,0
43,8
"LPa= 119,4 kN/m

258

(m)

-0.16
3.0
3,83

MomenkeA
kN.m
-2,0
189
167.5
'LPtl = 'LMA = 354.5 kN.m

MEKANIKA TANAH 11

Cara ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedalaman


penetrasi turap sudah cukup dalam. sehingga tanah di bawah tanah
yang digali mampu memberikan tahanan pasif yang cuk-up untuk
mencegah rotasi bebas ujung bawah turapnya. Disini dianggap
terdapat satu titik balik (B) di dekat permukaan galian (Gambar 9.32).
Pencegahan rotasi bebas pada bagian ba\vah turap memberi pengertian
bah\va tahanan pasif berkembang pada sisi belakang dinding pada
jarak tertentu di atas ujung ba\vah. Tahanan terhadap rotasi ini diganti
oleh gaya R.
Pada metode ujung tetap terdapat anggapan sebagai berik'Ut:
1. Tekanan tanah dihitung dengan teori Rankine atau Coulomb.
2. Turap bebas berotasi, namun tidak diijinkan bergerak pada
angkernya.
.
.
.
3. Titik balik B diketahui (Gaotbar 9.32b) dan teon elastts.
Lokasi titik ini diperoleh dari fungsi <p tanah urug.
4. Tahanan tanah pasif OAC (Gambar 9.32c) dipe~udah dengan
digantikan oleh diagram tekanan ODE dan gaya reaksl R.
259
IX TEKANAN TANAH LATERAL

mulul tanah

I
I

-~

muka air

...

_y_

I
I

~"

paM

___\

_1

J.J.ll

I
I

./

1<.2

R,

5. Anggaplah bagtan BE pada turap sebagai balok sederhana (simple


beam ) (<?ambar 9.32d), dan tentukan panjang BE dengan
mengambtl momen terhadap E sama dengan nol.
6. Kedalaman penetrasi turap D sama dengan jumlah panjang bagian
BE dan x. Untuk .keamanan, kalikan jumlah kedalaman (D) dengan
faktor 1,2 satnpat 1,4 atau bagilah nilai pPdengan faktor aman 1,5
s a~npai 2.

q'

I
I

Qllian

__:)
~

I
I

pasir urug
1(.,

d 1h
k B dengan mengan 1 aba a .
reakst hon sonta1 pada lltt
h

ggap
turap
se
agat
d
balok se er an~ yang dttumpu pada titik 8 dan angker.

sz
=-

4 Tentukan gaya geser horisontal RJ pada tittk bal'k B R

t/
L
0

I
I
I

(b)

(a)

0,25H
0,20H

1\
\

)( o.15H

Perlu diingat bahwa metode ujung tetap hanya tepat diterapkan pada
LUrap yang dipancang di dalatn tanah granuler dan diurug dengan
tanah granuler. Pada u1numnya titik balik B dan titik tekanan tanah nol
(titik 0) ditempatkan di dekat permukaan dan nilai x dapat diambil
satna dengan y . Karena itu, kedalaman penembusan turap dapat
dinyatakan oleh:

r\

0,10H
0,05H

"' ~

0
20

25

30

"!'...

...... NIM\ '

35

o40

(MrliQ

(9.101)

(e)

Gambar 9.32 Metode ujung tetap.

dengan:

Didasarkan pada anggapan tersebut, perancangan turap dapat


dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pilihlah nilai-nilai tekanan aktif dan pasif (pa dan pp) untuk tanah

asli di ba wah garis galian.

= jarak titik

0 dari garis galian tanah, gunakan Persamaan

(9.100)
RI = reaksi horisontal pada titik 0 dengan menganggap turap
didukung pada titik 0 dan angker.
.
.

Ka2, Kp2 = koefisien tekanan tanah aktif dan pasif, tanah dt


bawah garis galian.

2. Tentukan kedalaman titik 0, dengan persamaan


(9.100)

dengan

q' = 'LyiHi = beban tanah urug dan beban terbagi rata dI. ~tas gans

galian. Gunakan berat efektif untuk tanah di bawah alf.


Ka2, Kp2

= koefisien tekan tanah aktif tanah di bawah galian.

3. Tentukan letak titik balik B dengan menggunakan grafik pada


Gambar 9.32e.

260

IX. TEKANAN T ANAH LATERAL


MEKANIKA TANAH ll

BABX

PASITAS

Dalan1 rnerancang fondasi. tcrdap t 2


.
a
persyaratan yang harus
dipcnuht. yattu.
.
l. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat t 1
dukung tanah harus dipcnuhi. Dalam hit er ampkaum~a kapasitas

d.
ungan
apasatas
dukung
fon dast, umumnya tgunakan faktor aman 3.

Penurunan
fondasi
harus
masih
dalam
batas
b
t

-
- a as to1erans1.
Khusu~nya penurun.an yang tidak seragam (differential settlenzent)
harus ttdak mengaktbatkan kerusakan pada struktur.
?

10.1 PENDAHULUAN
Analisis kapasitas dukung tanah n1en1pel~jari .kematnpuan tanah
dalanl mendukung beban fondasi yang beketJa dt atasnya. Fondasi
adalah ba cri an dari struk1ur yang berfungsi meneruskan beban akibat
berat struktur secara langsung ke tanah yang terletak di bawahnya.
Perancangan yang seksama diperlukan agar be ban fondasi tidak meng~
akibatkan timbulnya tekanan yang berlebihan ke tanah di bawahnya,
karena tekanan yang berlebihan dapat tnengakibatkan penurunan yang
besar bahkan dapat mengakibatkan keruntuhan fondasi.
Bergantung pada jenis st:ruktur dan tanah, beberapa jenis fondasi
dapat digunakan. Jika tanah di dekat permukaan mampu tnendukung
beban struktur. maka jenis fondasi dangkal yang berupa fondasi
telapak (spread footing) atau fondasi rakit (raft foundation) dapat
digunakan. Fondasi telapak secara mudah dapat dikatakan sebagai
bagian terbawah dari dinding atau kolom yang diperluas, yang
berfungsi menyebarkan beban dari struktur ke tanah di bawahnya.
Fondasi rakit adalah fondasi yang terditi dari pelat tunggal yang
meluas, yang mendukung beban struktur secara keseluruhan. Jika
tanah di dekat pennukaan tidak mampu mendukung be ban struktur di
atasny~, . fondasi sumuran!kaison (pier foundation/caisson) ata~
fondast hang (pile foundation) dapat digunakan. Umumnya, fonda~I
sumuran lebih pendek dari fondasi tiang, hanya diametemya Iebth
besar. Fondasi tiang dapat mendukung beban struktur yang sangat
besar, karena kedalamannya dapat dibuat sedemikian rupa hingga
mampu mendukung bebannya.

~----------------------~~
262
MEKANIKA TANAH 11

. Kapasitas dukung ij in (qa) .a~alah tekanan maksimum yang dapat


dtbcbankan pada. tana~, s~dem~ktan rupa sehingga kedua persyaratan
di atas terpenuht. Jadt: btla httungan kapasitas dukung tanah yang
didasarkan. pada kapasttas dukung ultimit
dibaoi
faktor
aman
telah
1~
b
1nen1cnuh1, padahal penurunan yang akan terjadi. yang dihitung
berdasarkan tekanan dari hasil hitungan kapasitas dukung tanah
terscbut, melampaui batas nilai toleransinya, maka nilai kapasitas
dukungnya harus dikurangi sampai penurunan yang te~adi memenuhi
syarat.

10.2 KAPASITAS DUKUNG TANAH


Bila tanah mengalami pembebanan seperti beban fondasi. tanah
akan mengalami distorsi dan penurunan. Jika beban ini berangsurangsur ditambah, penurunan pun juga bertambah. Akhimya. pad~
suatu saat, terjadi kondisi di mana pada beban tetap. fondast
mengalami penurunan yang sangat besar. Kondisi ini menunjukkan
bahwa keruntuhan kapasitas duk'Ung telah terjadi.
Gambar kurva penurunan yang terjadi terhadap besamya beban
yang diterapkan diperlihatkan pada Gambar. 1?.1. Mu~a-mula. p~da
beban yang diterapkan, penurunan yang terJadt kira-kira sebandtn~
dengan bebannya. Hal ini digan1barkan sebagai kurva ~ang nle.ndekau
. lurus yana menggambarkan hast1 distorst elastts .dan.
gans
'
b
b
h
t
pada
kurva
terJadt
pemampatan tanah. Bila beban bertam a erus.
.
.

tk
denoan
bagtan
gans
lurus
.
d.l
suatu lenakungan taJam yang 1 anJU an
b
.
.
b
.
lebih
curam.
Bagtan
tnt
kedua dengan kenunnaan yang
..
e
t
lahtef]'adipadatanah.
menggatnbarkan keruntuhan geser e
.
.
1 t (ultilnate bea1iug capacrty) (qu)
Kapasttas duk'Ung u ttmt .
luas di 1nana tanah
didefinisikan sebagai beban n1akstmutn persatuan
263
X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

masih dapat mendukung beban dengan tanpa mengalami keruntuh


Bila dinyatakan dalam persamaan. maka:
an.
( 10.1)

dengan:
kapasitas dukung ultimit atau kapasitas dukung b
qu =
atas
?
(kN/m-)
beban
ultimit
atau
beban
batas
(kN)
Pu =
2
A = luas beban (m )
Jika tanah padat, sebelum terjadi keruntuhan di dalam tanah
penurunan kecil dan bentuk kurva penurunan-beban akan seperti a ,
ditunjukkan pada kurva 1 dalam Gambar 10.1. Kurva 1 menunjuhng
kondisi ken1ntuhan geser unzunz (general shear failure). Pada wakan
beban. ultimit tercapai, tanah melewati fase kedudukan keseimbar1gan
tu

Dari pengamatan kelak


.
k
uan tanah 1
tercapatnya eruntuhan, diperolch k
se ama pembebanan hingga
. .
enampakan seb . be .
1. TerJadt perubahan bent k
agat nkut:
u tanah y
be
kolom tanah tepat di baw h d
ang rupa penggembungan
a asar fond k
penurunan pennukaan di sek't
+
. ast e arah lateral dan
1 ar 10ndast
2. Terdapat retakan Iokal atau

geseran tanah di sek 1'1' f


.
3. Suatu baji tanah terbentuk te t d'
e t tng ondast.
tanah bergerak ke bawah ma pa ktbawah fondasi yang mendesak
upun e atas (Gambar 10.2).

''
(a) Keruntuhan guer umum
(gener~l ahur failure)

''

' ',

.......

~fr"\
'"-.....L~

(b) Keruntuhan guer loul


(lout ahur fTiurr)

plast1s.
Gambar 10.2 Macam keruntuhan geser padafondasi.
qutt

quft.

'I
I
I
t

I
t

I
c.,

2~

I
I

'I
I

10.3 ANALISIS
(1)

I
I
I

Gambar 10.1 Kurva penurunan terhadap beban yang diterapkan.

Kon?isi lain, jika tanah sangat tidak padat atau lunak penurunan
yang ter:Jadi sebelum keruntuhan sangat besar. Pada' kasus ini,
1
keruntuhannya
terJ'ad
b
1

I se e urn kesetmbangan plast1s tanah termo


hsast, se~e~t yang ditunjukkan pada kurva 2. Kurva 2 ini menunjukkan kondtst keruntuhan geser lokal (local shear failure).

264

4. Umumnya, pada saat keruntuhan terjadi zona geser melebar dalam


batas tertentu dan ~uatu pennukaan geser berbentuk lengkungan
berkembang yang dJsusul dengan gerakan fondasi turun ke bawah.
Permukaan tanah di sekitar fondasi selanjutnya menggembung ke
atas yang diikuti oleh retakan dan gerakan muka tanah di sekitar
fondasi. Keadaan ini menunjukkan keruntuhan geser telah terjadi.

MEKANIKA TANAH 11

KAPASITAS DUKUNG TANAH TEORI

TERZAGID
Banyak cara yang telah dibuat untuk merumuskan persamaan
kapasitas dukung tanah, namun seluruhnya hanya merupakan cara
pendekatan untuk memudahkan hitungan. Persamaan-persamaan yang
dibuat dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang
terj adi saat keruntuhann ya.
Analisis keruntuhan kapasitas dukung dilakukan dengan
menganggap bahwa tanah berkelakuan sebagai bahan bersifat plas~is.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Prandl. yang kemud1an
dikembangkan oleh Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), De Beer,
265
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

(/.
dc.. r17cran baj i. . dan bagian gescr 1tntcr
lllear shear) yang merupakan
bagtan kelanjutan dan bagtan gescr radmlnya.
r

(a}
sudut ABE ""' n

Po :::

'YDt

{b)

't =

c + cr tg <p

( 10.2)

dengan:
1'

= kuat geser tanah

=kohesi
=sudut gesek dalam

<p

cr = tegangan nonnal

Cara pendekatan yang digunakan dalam analisis adalah dengan


menganggap fondasi berbentuk me manj ang tak terhingga, dengan
lebar B yang. terletak di atas tanah yang homogen, dibebani dengan
beb~n terbagt rata q (Gambar 10.3). Beban total fondasi persatuan
panJang adal~h Pu = quB. Akibat pengaruh beban Pu, tanah ym~g
berada tepat dJ bawah fondasi membentuk baji yang menekan tanah ke
bawah. ?erakan baji memaksa tanah di sekitarnya bergerak, ya~t~
me~ghasl.kan zona geser di kanan dan kirinya. Tiap-tiap zona terdtn
2
dan bagtan, yaitu bagian geser radial (radial shear) yang berdeka~
266

MEKANIKA TANAH 11

Kapasitas dukung tanah tnenyatakan tahanan tanah terhadap


gcscran untuk mela_wan P~nurunan. yaitu tahanan geser yang dapat
dikerahkan tanah dt sepanJang btdang-bidang gesemya. Keruntuhan
kapasitas du~ung fondasi dengan beban Pu ditahan oleh gaya-gaya
pada kedua btda~g AB)(Gan1bar 10.3b) Gaya-gaya penahan sebelum
tanah rncngalamt keruntuhan ini adalah rcsultan gaya-gaya tekanan
tanah pasi f Pp'dan kohesi (c), yang bekerja di sepanjang pcrmukaan
baji AB. Gaya tekanan tanah pasif tnembuat sudut 8 terhadap garis
tcgak lurus pennukaan AB. Sudut gesek antara dindmg baji AB dan
tanah yang besarnya = 8 merupakan sudut gesek antara tanah dengan
tanah sehingga sarna dengan q> Karcna AB membuat sudut ~ dengan
arah horisontal, maka sudut antara gaya Pp dan gans vertikal akan
smna dengan (~ - <p). Tahanan total untuk. melawan penurunan dapat
dinyatakan dalam keseimbangan arah vertikal. sebagai berikut:

Gambar 10.3 (a) Pembebanan fondasi dan bentuk bidang geser


(b) BentuA. bidang kegagalan.

Vesic (1958) dan lain-lain. Persan1aan-persamaan kapasitas dukung


tanah yang diusulkan umumnya didasarkan pada persamaan MohrCoulomb:

Pu=2Ppcos(~-q>)+2

.,

AB csin~-AyB~tgq>

Panjang garis AB = B/(2 cos~). maka:

Pu= 2 Pp cos(~- q>) + B c tg p -1.4 y B ~ tg q>

(10.3)

Resultan gaya tekanan tanah pasif dapat dibagi menjadi 3 komponen,


yaitu:
l . Gaya p PY sebagai akibat berat luasan ABEC.
2. Gaya p pc sebagai akibat pengaruh kohesi tanah (c).
.
.
ak'bat
beban
terbaoi
rata
di
atas
dasar
fondast.
b
3. Gaya Ppq se agat 1
o
.
f
d'h't
g
terpisah
kemudtan
Komponen tekanan tanah past t tun
.
ditambahkan untuk memperoleh kapasitas dukung totalnya.
,
(10.4)
P - 2(P + p + p ) cos (~-q>) + B c tg ~ - l~ y 8~ tg q>
u-

PY

pc

pq

Beban ultimit per satuan luas:


qu = (2Ppy/ B)

COS

(~ - <p) + ( 1/B) (2

( 1/ B) 2 Ppq cos (~ - q>) -

14

pcCOS

(~ cp)+cto~l+
-

"'

( 10.5)

YB tg q>

aan ka asitas dukung adalah f~ngst


Tiap-tiap kon1ponen p~rsa~1
l~nosoran. seperti yang dtnyadari <p dan bentuk geometn dan zona
"'
::!.67
X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

~ Analisis Terzaghi ( 1943) menganggap b

takan oleh 1! dan . h. uga menahan gerakan tanah arah Iat ahlla
dasar fondas.I kasar~~e i~:~ tanah terse but seolah-oIah merupak.:al di
dasar fondast dan m g .
J d.1 semua be ban fondasi d. .
satu

1Ptndahk
d
fondastnya. a
kesatuan enganb . baii ke tanah di ba\vahnya. Sudut baji d an
langsung le\.vat agtan :.~
.
enga
0
.

( , no besarnya = ~) dtanggap sama dengan


1
btdang honsonta ya c
k .
't' <..Una
.
beroerak
ke atas
hanya sampat et1nggian dasar
geser dtanggap
c
.
fondasi. dan han)a beban terbagi rata Po = DtY. yang berpengaruh Pada

zonatni.
(n

( 10.8)

.,

.., _

q
0

a= ---.;~--2

2cos (45 + cp /2)

( 10.9)

= e<3n 14 - <p' 2)tg <p

Faktor kapasitas dukung Ne dan N merupaka f kt


k'b
q
n a or
1

Tekanan tanah pasif yang disebabkan oleh berat tanah dihitung

dukung a

dengan persamaan:

apasltas

at pe~gar~h kohesi dan beban terbagi rata yang keduanya

merupakan fungs1 dan sudut gesek dalam (<p).

yH-Kpr
P Pi - 2 sin a cos 8

Persamaan (10.5) dapat dituliskan dalam persamaan umum:

(10.6)

qu = cNe + DryNq + 0.5 yBN.,

dengan:

(10.11)

dengan:

= koefisien tekanan tanah pas if


a.P = sudut pe1mukaan di mana tekanan pasif bekerja terhadap
arah horisonta1
K,

= kohesi (kN/m 2)
D r = kedalaman fondasi (m)
y = berat volume tanah (kN/m3)
B = lebar fondasi (m)
N1 , Ne, Nq = faktor kapasitas dukung tanah (fungsi <p)

o = sudut gesek antara tanah dengan tanah pada pe1 rnukaan AB


Dalam bal ini.

(1 0.10)
k

o= cp.

a = 180 - cp. Proyeksi vertikal dari permukaan

AB= (B/2) tg cp = H, dan cos(~- cp) = 1.

Besamya tekanan tanah pasif dapat dinyatakan oleh persamaan:

Nilai -nilai dari N.f, Ne, Nq dalam bentuk grafik yang diberikan
Terzaghi dapat dilihat pada Gambar 10.4 sedang nilai-nilai
numeriknya ditunjukkan dalam Tabel10.1.

--
E

-
Cll

2p
JTt

cosU3- cp) = yB tg cpK PY


B
2 2cos 2 cp

_
-

yB (

N y + tg <pI 2

C)
Q

(10.7)

,:;
::l
U)

Faktor N1 adalah faktor kapasitas dukung yang disebabkan oleh


berat tanah yang merupakan fungsi dari sudut gesek dalam tanah (cp).
Te!r.anan. tanah pasif akibat kohesi dan beban terbagi rata secara
sama dapat ditentukan. jika berat volume dianggap tidak berpengaruh
terhadap bentuk zona longsoran. Hasilnya dinyatakan oleh persamaan:
268

MEKANIKA TANAH ll

~L_6LO-L~~_J-+~~~~~~~~~10~

~8.

Nilai Ne. Ne' dan Nq, Nq'

10

- - = keruntuhan geser umum


_____ = keruntuhan gaserlokal

Gambar 10.4 Hubwzgan cp dan 1.c NY Nq tTerzaghi, 1943).


X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

269

. . 'fi k . kapasitas duku11g tanah Terzaghi

110
1
N'l
I Gl- w/al

Tabe

a ' fOI

Keruntuhan geser umum


q>
0

5
10
15
20
25
30
34
35
40
45
48
50

Ne
5,7
7,3
9,6
12,9
17,7
25,1
37,2
52,6
57,8
95,7
172,3
258,3
347,6

Nq

Nr

1,0
1,6
2,7
4,4
7,4
12,7
22,5
36,5
41 ,4
81,3
173,3
287,9
415,1

0,0
0,5
1,2
2,5
5,0
9,7
19,7
35,0
42,4
100,4
297,5
780,1
1153,2

Keruntuhan geser lokal -..


N'
Ne'
q
N'y
5,7
1,0
o,o
1,4
6,7
0,2
1,9
8,0
0,5
2,7
9,7
0,9
3,9
11,8
1,7
14,8
5,6
3,2
19,0
8,3
5,7
11,7
23,7
9,0
12,6
25,2
10,1
20,5
34,9
18,8
35, 1
51,2
37,7
50,5
66,8
60,4
65,6
81,3
87,1

Seluruh analisis kapasitas dukung di atas didasarkan pada


anggapan bahwa fondasi rnempunyai panjang tak terhingga dan
didasarkan pada kondisi keruntuhan geser umum (general shear
failure) dari suatu bahan bersifat plastis, di mana volume dan kuat
gesemya tidak berubah oleh adanya keruntuhan (rupture).
Pada material yang tnempunyai sifat volumenya berubah oleh
akibat beban atau mengalami regangan yang besar sebelum
tercapainya keruntuhan geser, gerakan ke bawah baji tanah mungkin
hanya memampatkan tanah, tanpa adanya regangan yang cukup untuk
menghasilkan keruntuhan geser umum (general shear failure).
Kondisi keruntuhan semacam ini disebut keruntuhan geser lokal
(local s~ear failure). Tidak ada analisis rasional untuk pemecahannya.
Terzaght m~~yarankan koreksi empiris faktor-faktor kapasitas du~ng
pada kondtst keruntuhan geser umum, untuk hitungan kapasrtas
dukung tanah untuk jenis tanah semacam ini, yaitu dengan cara
seluruh faktor kapasitas dukung dihitung kembali dengan
menggunakan <p' dan c', dengan
tg cp' = (213) tg <p

(10.12)

c' = (2/3) c

(10.13)

270

MEKANIKA TANAH ll

persamaan
umum
untuk
kapasitas
d
k
.
.
.
1

k d. k
u ung u ltmtt pada fondasJ
men1anjang.
on 1St eruntuhan geser lokal , d.tnyatakan oleh
persan1aan .
qu = c' Ne' + DryNq' + 0,5 yBNv'
(10.14)
Nilai N e'' Nq' dan Ny' adalah faktor kapasitas dukung tanah pada
kondisi keruntuhan geser lokal (lihat Gambar 10.4 dan TabellO.l).
Dalam analisis kapasitas dukung tanah, istilah-istilah berikut ini
penting diketahui.
Tekanan overburden total (total overburden pressure)(p) ada\ah
intensitas tekanan total yang terdiri dari berat material di atas dasar
fondasi total , yaitu berat tanah dan air sebelum fondasi dibangun.
Kapasitas dukung ultimit (ultinzate bearing capacity )(qu) adalah
beban maksimum persatuan luas yang masih dapat didukung oleh
fondasi, dengan tidak terjadi kegagalan geser pada tanah yang
mendukungnya. Besamya beban yang didukung, termasuk beban
struktur, beban pelat fondasi, dan tanah urug di atasnya.
Kapasitas dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity)
(qun) adalah nilai intensitas beban fondasi neto di mana tanah akan
mengalami keruntuhan geser, dengan:
qun = qu- YD f

(10.15)

Tekanan fondasi total (total foundation pressure ) atau ~tens~tas


pembebanan kotor (gross loading intens_ity) (q) ada\ah mtenstta~
tekanan total pada tanah di dasar fondast, sesudah struktur selesru
dibangun dengan pembebanan penuh. Beban-bebannya termasuk berat
kotor fondasi, berat struktur atas, dan berat kotor tanah urug termasuk

air di atas dasar fondasi.


Tekanan fondasi neto (net foundation pressure) (~.) udnt~ ski~~t~
b h t kanan pada dasar tOn ast, a a
fondasi tertentu adalah. tarn a a~ e
Bila dinyatakan dalam
beban mati beban htdup dan struktur.
persamaan, maka:
(10.16)

qn =q- yDr

.
( resumed bearing capacity) adalah
Kapasitas dukung perklraan P
nuht' syarat untuk jenis
.
.
d"pandang
meme
1
tntensttas beban neto yang
Nilai tertentu tersebut
1
d
erancangan
awa.
.
tanah tertentu untuk ma ksu P
d an hitungan yang dtper.
lokal
atau
eng
'
dtdasarkan pada penga1aman
271
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

..
uatan atau penguj ian pembebanan di lap a
oleh dari penguJtan. kekt ktor aman terhadap keruntuhan geser ngan,
dengan memperhattkan a
.
.
.
. .. (al/oH'able bearrng capac1ty )(q ) d
Kap~sitas _dukunta~~~to maksimum dcngan memp~rti~ba: alah
besamya mtensttas :fk
penurunan dan kemampuan struktur gkan
besamya ~apasitas du un;~garuh penurunan tersebut.
untuk
menyesuatkan terha ap p
.
dalam
tinjauan
kapas
ttas
dukung
ultirnit
Faktor anzan (F)
net0
didefinisikan sebagai:
-rDJ
q
11
q
UTI - .:.:._-_;;...-.
(10.17)
F-- q,
q - rD1
e
tanah
di
atas
dasar
fondasi
da
Dr
::::
11
Olum
dengan Y = bera t v
kedalaman fondasi.

.
PENGARUH
BENTUK
FONDASI
PADA
KAPASITAS
4
10
DUKUNG TANAH
Seluruh hitungan kapasitas dukung yang telah dipelajari adalah
analisis untuk fondasi bentuk memanjang. Untuk bent~k fondasi yang
lain, Terzaghi memberikan faktor bentuk yang dtdasarkan pada
analisis fondasi memanjang, sebagai berikut:
(a) Untuk fondasi lajur memanjang;

- Kapasitas dukung ultinzit:


qu =cNc + pJVq + 0,5 yBNy

(10.18)

Kapasitas dukung ultimit neto:


qun = cNc + Po(Nq- 1) + 0,5 yBNy

(10.19)

(b) Untuk fondasi berbentuk bujur sangkar;

- Kapas itas dukung ultimit:


qu = 1,3 cNc + pJVq + 0,4 yBNy

(10.20)

Kapasitas dukung ultimit neto:

(10.21)

qun = 1,3 cNc + Po(Nq- 1) + 0,4 yBNy


(c) Untuk fondasi berbentuk lingkaran;

272

Kapasitas dukung ultimit neto:


quo = 1,3 cNc + Po(Nq- 1) + 0,3 yBNy

dengan:

(1 0.23)

c = kohesi tanah (kN/m2)

Po

= D('{ = tekanan overburden pada dasar fondasi (kN/m2)

y = berat volume tanah (kN/m3)

Dr =kedalaman fondas i (m)


B = lebar atau diameter fondasi (m)

'!q,

Ny tergantung pada sudut gesek dalam tanah (<p) .


Nilai-nilai Ne,
Untuk fondas1 . berbentuk empat persegi panjang. digunakan
persamaan kapasztas dukung ultimit:
B
B
qu = cNc 1+ 0,3L + p o N q +0 ' SvBN
,.
r 1- 0,2L

( 10.24)

dengan B = lebar dan L = panjang fondasi.


Persamaan kapasitas dukung Terzaghi hanya cocok dipakai untuk
fondasi dangkal dengan Dr < B. Untuk fondasi dalam, seperti fondasi
sumuran atau kaison, Terzaghi memberikan faktor tambahan yang
harus diperhitungkan. Faktor ini meliputi gesekan sepanjang sisi
fondasi. Persamaan umum Terzaghi untuk menghitung fo ndasi dalam
yang berbentuk lingkaran (Gambar 10.5), dinyatakan oleh:
Pu' = Pu + Ps

= quAp + rrDfsDr

( 10.25)

dengan:
Pu' = kapasitas dukung ultirnit total untuk fondasi dalam (kN)
Pu = kapasitas dukung ultinzit total untuk fondasi dangkal (kN)
Ps = perlawanan gesekan pada dindin~ (kN)
qu = 1,3 cNc + pJVq + 0,3 yDNy (kN/m-)
fs = faktor gesekan pennukaan antara dinding dan tanah
Dr = kedalaman fondasi (m)
D =diameter fondasi (m) .,
Ap = luas dasar fondasi (m..)

Kapasitas dukung ultimit:


qu 1,3 cNc + poNq + 0,3 yBNy

(10.22)
MEKANIKA TANAH ll

_73
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

...---

'

sz m.a.t
.. ____

Dr

....... .. . -rjw
----- -- . -.I!.

De

. I-

. -....__

B
%

D,

_}

___

j_
-I

---- ------~m

a . t

-------V-~ !~- ----

'
J

(a)

(c)

_...

Gambar 10.6 Pengaruh air pada kapasltas dukung.

lo = 2 r 'i
Gambar 10.5 Fondasi do/am ( Dr > 58).

Bila . m_uka air tanah terletak di atas dasar fondasi (Gambar


10.6b), ntlat berat volume yang dipaka1 dalam suk
k
. ,
u persamaan e-3
harus berat v~lume efekttf (y ), karena zona geser yang terletak di
bawah fondast sepenuhnya terendam air. Suku ke-2 dari persamaan
kapasitas dukung dipakai p 0 =Dryb.

. 1t:s berecrantung pada n1aterial fondasi dan sifat tanah, dan


Nt-1at

nlal
dari
aesekan
dan
adhes1
persatuan
luas
antara
1
k
merupa an JUI
b
..
.

.
fondasi dan tanah. Nilai gesekan pern1ukaan Is dan bet ba~a1 Jen1s
tanah pada dinding fondasi SUITIUran.,. IlleOUfllt rerzaghi (1943)
ditunjukkan dalam Tabel10.2 (I kg/cn1- = 100 k.N/m ).
<;;:;

Jika muka air tanah terletak di atas dasar fondasi. maka nilai Po
suku persamaan ke-2 dari persamaan kapasitas dukung dinyatakan
oleh persamaan:

Tabel10.2 Fakro1 gesekan dindmg h (Terzaghi. 1943)

Po=y' (Dr- dw) + yd,.,

')

Jen is tanah

Lanau dan lernpung lunak


Lempung sangat kaku
Pasir tidak padat
Pasir padat
Keriki1 padat

fs (kg/ctn-)

( 10.26)

0,07- 0,30
0,49- 1,95
0.12 - 0,37
0,14-0,68
0,49 - 0,98

10.5 PENGARUH AIR TANAH PADA KAPASITAS DUKUNG


TANAH

Persamaan-persamaan kapasitas dukung yang telah dipelajari


digunakan bila muka air tanah sangat dala1n bila dibandingkan dengan
lebar fondasinya atau z > B, dengan z adalah jarak muka air tanah dari
bawah dasar fondasi (Gambar 10.6a). Dalam kondisi ini, nilai Po
dalam suku ke-2 dari persamaan kapasitas dukung dipakai Po = D('{b,
dan dalam suku persamaan ke-3 dipakai nilai berat volume basah (yb)
a~au kering (yd). Nilai parameter kuat geser yang digunakan dalan1
httungan adalah parameter kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif
(c' dan <p' ).
274

(b)

MEKANIKA TANAH 11

Bila muka air tanah di pennukaan atau d" =0, maka


Po = y' Dr
I

( 10.27)

dengan y' = Ysat - Yw, Dr = kedalaman fondasi dan dw = kedalaman


muka air tanah dari peunukaan.
Jika muka air tanah terletak pada kedalaman ~ di bawah dasar
fondasi (z < B) (Gambar 10.6c), nilai Po pada suk'll persamaan ke-2
adalah Po = D('{b Karena massa tanah dalam zona geser sebagian
terendam air, maka berat volume tanah yang dipakai dalam suku ke-3
persamaan kapasitas dukung dapat didekati dengan:

r'+ ~ (r -r')
dengan Yrt = berat volume tanah rata-rata.
r

11

(10.28)

Pada waktu menggunakan persamaan kapasitas dukung tanah~


.
.
b
k
apakah
tanah
fondast
dalam praktek perlu dtperttm ang an
.
d k Pada tanah fonda 1 vang
.
merupakan tanah yang lolos atr atau tt a
.
da ~tia
mudah meloloskan air seperti tanah granuler. dt nlana pa ..
p
_75
X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

.
.

kelebihan
tekanan
air
pori
k
1

, ma a
pembebanannya relat1f ttdak terJa
.
dan pengUJian

d
parameter kuat geser yang tgunakan l1arus dtperoleh
.
dalam kondisi drained (terdrainasi) atau dtgunakan parameter
tegangan efekti f.
Pada tanah fondasi yang berbutir halus yang terendam air, karena
tanah ini tidak mudah meloloskan air, maka parameter kuat geser
tanah yang digunakan pada tinjauan jangka p~ndek harus didasarkan
pada kondisi undrained (tak terdrainasi). 1adt, parameter kuat geser
yang digunakan harus berupa paran1eter tegangan t~t~~ dengan <fJu ::: 0
dan kohesi = cu. Setelah waktu yang 1arna a tau kondtsi Jangka panjang,
tanah ini akan berkonsolidasi sehingga kuat geser tanah akan
berangsur-angsur bertambah. Sehingga dalam ti.njauan jangka
panjang, analisis kapasitas dukung tanah harus dtdasarkan pada
parameter kuat geser tegangan efektif (c' dan <p ' ). Daiam kondisi ini
akan dihasilkan nilai kapasitas duk'llng tanah yang Iebih tinggi dari
pada hitungan kapasitas dukung tanah jangka pendek.

= 1,3 X 20 X 17,7 + 26,7 X 7,4 + Q4 X


= 729,0 kN/m2

'

17,8 X 2 X 5

Kapasitas dukung ultimit neto:


qun

= 1,3 cNc + p (Nq- 1) +OAyBNy


= 1,3 X 20 X 17,7 + 26,7 (7,4 - 1) + 0,4 X 17,8 X 2 X 5
2
= 702,3 kN/m
0

a tau
qun = qu - Dryb

= 729,0- 26,7 =702,3 kN/m2


(b) Kondisi keruntuhan geser lokal

Kohesi pada keruntuhan geser lokal c' = 2/3 c = (213)20 = 13.3


2
kN/m
Untuk <p = 20 : Ne' = 11,8 ; Nq' = 3,9 ~ Ny' = 1,7 (Tabel10.1)
Dapat pula ditentukan dengan cara:

Contolz soallO.l:
Suatu fondasi berbentuk bujur sangkar berukuran 2 m x 2 m terletak
pad a kedaiaman 1,5 m. Tanah fondasi dianggap homogen dengan
3
berat volume basah = 17,8 kN/m . Dari hasil pengujian triaksial
2
undrained diperoleh nilai kuat geser c = 20 kN/m dan <p = 20. Hitung
besamya kapasitas dukung ultimit dan kapasitas dukung ultimit neto,
jika muka air tanah terletak sangat dalam, dan ditinjau untuk:
(a) kondisi keruntuhan geser umum (general shear failure),

(b) kondisi keruntuhan geser lokal (local shear failure).

Untuk <p' = arc tg (2/3 x tg 20) = 13,6


Dari Gambar 10.4, diperoleh Ne = 11,8; Nq = 3,9 dan Ny= 1.7

Kapasitas dukung ultimit:


qu = 1,3 c'Nc' + pcJ/q' + 0,4 yBNy'
f

= 1,3

13,3 X 11,8 +26,7 X 3,9 + 0,4 X 17,8 X 2 X t7


2

= 332,4 kN/m

qun = 332,4- 26,7


2

= 305,7 kN/m

Penyelesaian:
(a) Kondisi keruntuhan geser umunz

Contoh soall 0.2:

Untuk <p = 20, dari TabellO.l diperoleh:


Ne = 17,7; Nq = 7,4; Ny= 5

Po = 1,5 X 17,8 = 26,7 kN/m2

Kapasitas dukung ultimit untuk fondasi bujur sangkar:

qu = l ,3 eN, + poNq + 0,4 yBNy


276

MEKANIKA TANAH 11

.
d
diameter 3 m terletak di
Suatu fondasi berbentuk hngkaran engan
t
h basah = 17.0
1
d
gan
berat
vo
ume ana
I
atas tanah lanau ber emp~ng en
kN/m3 Dari uji kuat geser tanah
3
1
6
19
kN/m dan berat volume Jenuh ,
2d
_ 10 (dianggap

I h data c - 30 kN/m an <Pupada contoh ash dtpero e .
ud k dalaman 2 m. Tentukan
tanah lolos air). FondasJ terlet~k. P\; ~iperkirakan akan terjadi
besamya kapasitas dukung ~~t~"~zt,
kondisi-kondisi:
keruntuhan geser umunz yang tttnJaU p
277

::a

X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

.
t Jetak pada I 111 dari pcnnukaan,
1
(a) n1uka atr tana 1 et '"
.
(b) tnuka air tanah pada dasar fondast.
.
.
tanat
padl
kedalarnan
3
n1 dan pcnnukaan.
1
(c ) tnu ka at r
c.
"

(c) Muka air tanah pada kcdalan1an 3 Tn I -..,


~

Po = D('(h =2 x 17 == 34 kN/m2

....

,......._'"

r-f-

.,

li ,

2 m

2m

- .!j-- '!!:...

--

t-

3m

(a)

2m

-...

--3m

- ----- --- --- -..

f--3m

= ( l 9 ,61 - 9.8 1) + (l/3){ 17 - (19.61-9,81)} = 12.2 kN/m 2


fJu = 1,3 cNc + PoNq + 0,3 YrtBNy

(c)

Yrt = y' + (zJB)( Y11- y' )

"SZ m.a.t

_ y_m.a 1

--1

= ( 1,3 X 30 X 9,6) + (34 X 2,7) + (0,3 X 12,2 X 3 X L2)

(b)

= 4 79,4 kN/m

Gambar CIO.l.
(a) Muka air tanah pada kedalaman 1 m, dw = 1 n1 (Gambar CIO.la)
Po'

=d,, Yb + y (Dr- dw)


=(1 x 17) + (19.61 -

antbar CIO.lc)

Karena keda laman 1nuka a t 1 d .


= 1 m maka unt ' '- ' tr ana, an dasar fondasi kurang dari lJ

tll\ su"'u persamaan k 3


.
e-_ persamaan kapasttas
dukung tanah di akai b

. p
erat volume tanah rata-ratanya y
dttentukan dan Pcrsamaan (10. 2S).
ang

Penyelesaian:
~

c '' - -1 m

(G

Contoh soall 0.3:


Suatu fondasi lajur memanjang mendukung beban struktur termasuk"
berat tanah urug 700 kN/m' . Muka air tanah terletak sangat dalam dan
3
tanah dapat dianggap homogen dengan berat volume basah 18 kN/m .
2
Kuat geser tanah fondasi, c = 25 kN/m dan q> = 30. Tentukanlah
lebar fonda si dan kedalamannya, jika ditentukan faktor aman F =3.

9.81)(2- 1) = 26,8 kN/m

Faktor kapasitas dukung tanah untuk <p = 10

Ne= 9.6 ~ Nq =2,7 ~ Ny = 1.2 (TabellO.l)

Penyelesaian:

Kapasitas dukung ultinzit untuk fondasi berbentuk lingkaran:


qu = 1,3 cNc + Po'Nq + 0,3 y' BNy

700kN

= (1,3 X 30 X 9,6) + (26,8 X 2,7)

+ (0,3(19,61 - 9,81) X

3 X 1,2)
= 457.3 kN/m

B
., = 30"
c~kN/m 1
1.18 kNim'

(b) Muka air tanah pada dasar fondasi (Gambar ClO.lb)

2
Po = lJ_tYb = 2 x 17 = 34 kN/m (dianggap tanah di atas dasar

Gambar C10.2.

fondast dalam kondisi Iembab ).

Dicoba dengan kedalaman fondasi Dr= 1 m.


Untuk <p = 30o, dari grafik pada Gantbar 10.4 atau TabellO.l:

Qu = 1,3 cNc + PoNq + 0,3 y' BNy

= (1,3 X 30 X 9,6) + (34


3 X J,2)

2,7)

+ (0,3 X (19,61- 9,81) X

= 476,8 kN/m2

278

, .' Nq = ,,
5
.
Ny
=
19.7
Nc -- 37 , ..
-- ' .,
p 0 = 1 x 18= 18 kN!rnX. KAPASITAS DUKUNG TANAH

MEKANIKA TANAH ll

279

. .
tuk fondasi mcmanjang:
Kapasitas dukung ultrnut neto. un
qun = cNc + Po(Nq - 1) + 05 ybBNv
=
X
+
18 X (22.5- l) + 0.5 X 18 X B X 19,7
_
2
37
25

penyelesaian:

= 1317 + 177.3 B
k
terhadap
keruntuhan
akibat
kapasitas
dukung
F
__
Untu k 1a tor an1an
3:

0,7 m

.&

3m

quof3 = (1/3)(1317 + 177,3 B)

.- _ - - .JZ
- ~a.!.. - - - - -

-...

Beban fondasi kotor 700 kN. Untuk fondasi lajur memanjang,


tambahan tekanan pada tanah dasar fondasi per meter persegi atau
tekanan fondasi neto:

(a)

-(b)

Gambar Cl 0.3.
(a) Menghitung dimensi dan kedalaman.

Untuk <p = 25, dari Gambar 10.4 atau TabellO.t diperoleh

qn =q- DeYb = 700/(B X 1) - ( 1 X 18)

Ne = 25,1 ; Nq

= 700/B -18

= 12,7 ; Ny =9,7

Dicoba dengan kedalaman fondasi D r = 0. 7 m

Persamaan:

qw/3 = qn
439 + 59.1B = 700/B- 18

Po = 0,7

.,

17,2 = 12 kN/m-

Muka air tanah terletak pad a jarak 3 - 0, 7 = 2,3 m, di bawah


fondasi.
Bila dianggap z = dw- Dr > B. maka pada sul'll persamaan ke-3.
dipakai berat volume tanah basah (yb).
Kapasitas dukung ultin1it neto, untuk fondasi memanjang

59,1B + 4578-700 = 0
Diperoleh lebar fondasi B = 1,3 m.
dapat dipakai fondasi dengan lebar 1,3 m dan kedalaman 1 m.

Contoh soall 0.4:

qun = cNc + Po(Nq - 1) + 0.58 y.J/y

= (13 X 25,1) + 12 X (12,7- 1) + (0.5 X B X 17.2 X 9.7)


= 466,7 + 83,4 B

Suatu tembok dirancang dengan menggunakan fondasi lajur


mema~jang. Beban fondasi tennasuk tanah urug 125 kN/m. Tanah
fondast berupa tanah pasir berlempung dengan berat volume basah
3
17,2 kN/m dan berat volume apung y' = 8,6 kN/m3 Dari uji triaksial
2
pada contoh asli, diperoleh c = 13 kN/m dan <p = 25.

Dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan


kapasitas dukung:

(a) Tentukan lebar dan kedalaman fondasinya, jika muka air tanah
terletak pada kedalaman 3 m.
(b) Dari kedalaman dan ukuran fondasi yang diperoleh, berapakah
besamya faktor aman, hila muka air tanah naik sampai di dasar
fondasi?
280

- .. - -' - - - - - - - J -1l: rn..l.~I~--:-::---..ll


~
B "" 0,7 m

= 439 +59J B

Jadi ~

MEKANIKA TANAH ll

quJ3

= (1/3)(466,7 + 83,48)
= 155,5 + 27,88

Tekanan fondasi ne to:


.

qn = 125/B- D('(b

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

Jbl

= 125/B -

Beban yang didukung fondasi 400 kN


erzaghi
untuk
fondasi
dalam
b
,

Dengan
menggunakan
cara
r
' erapakah f k
.
keruntuhan kapasttas dukung? Muk .
a tor aman terhadap
a atr tanah sangat dalam.

(0,7 x 17,2)

= 125/B - 12

Persan1aan:

penyelesaian:

qur/3 = qn
155,5 + 27,88 = 125/B - 12

Diameter fondasi B = 1 m, Dr == 6 m maka D IB

27,88 + 167.5B - 125 = 0


Dari persatnaan terse but diperoleh B = 0,70 tn.
Posisi n1uka air tanah dw- Dr = 3 - 0,70 = 2,3 > B = 0,70 m
Jadi. petnakaian Yb pada suku persatnaan ke-3 adalah ? enar.
Dengan memperhatikan faktor keruntuhan kapasttas dukung,
dapat dipakai fondasi tnemanjang dengan lebar B = 0,70 m pada
kedalaman Dr= 0,7m.
(b) Bila muka air tanah naik sampai di dasar fondasi;
Pada hitungan p 0 dipakai berat volume basah:

== 6/1 == 6 > 5.
l]ntuk <P = 20 ' dan Gambar 10.4 atau TabellO1 , d.1peroleh:
Ne= 17,7;Nq==7,4N-r ==5 .

= 6 X 18,7 = 112,2 kN/m


quo = 1,3 cNc + Po(Nq - 1) + 0,3 YbBNy
= (1,3 X 10 X 17,7) + 112,2 X (7,4 _ 1) +(0.3 X 18.7 X l X 5)
2

= 976,2 kN/m

Beban fondasi maksimum neto:

Po = 12 kN/m-

Kapasitas dukung ultinzit neto:

Pun = qun

quo = cNc + Po(Nq - 1) + 0,5 y' BNy

25,1) + 12 X (12,7- 1) + (0,5

'

Po

'}

= (13

8,6 X 0,70 X 9,7)

Ap = 976,2 X h

X 1t X

1 == 767 kN

Koefisien gesek pada dinding sumuran, untuk jenis tanah lanau (lihat
2
Tabel 10.2) dengan memperhatikan nilai c == 10 kN/m , adalah kira2
2
kira Is = 0,08 kg/cm ~ 8 k.N/m Nilai <p = 20 dapat memberikan
sokongan tahanan gesek yang berarti.

= 491,7 kN/m

Pengaruh tahanan gesekan:

Tekananfondasi neto (q0 ),

Ps = nDfsDJ = 1t X 1 X 8 X 6 = 150,8 kN

qn= 125/(0,70 X 1) - 12 = 166,6 kN/m

Kapasitas dukung ditentukan dengan menggunakan Persamaan

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung:


F

=qur/qn =491 ,7 / 166,6 = 2,95

(10.25) :

Kapasitas dukung ultinzit totalneto:


Pun' =Pun+ Ps

Jadi, bila muka air tanah naik sampai ke dasar fondasi, faktor
aman yang semula F = 3, turun menjadi 2,95.

Contoh soall 0.5:

= 918 kN
'

Su~tu fondasi sumuran berdiameter 1 m terletak pada kedalaman 6 m


dan permukaan tanah. Tanah fondasi berupa lanau berlempung
2
3
dengan c = 10 kN/m , cp = 20 dan berat volume basah 18,7 kN/m

282

= 767 + 150,8

MEKANIKA TANAH 11

Tambahan beban akibat beban fondasi:


= 400 - berat tanah digali

= 400 -

( 1,4 X 1t X 12 X 6 X 18. 7) = 312 kN

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

d keruntuhan kapasitas duk.ung:


Jadi. faktor a~nan ter1la ap

F ==

918

312

IOr~--~::J:~-,--r-T-~t--+--+ Fondasi hngkaran


l
1

== 2,94

Ne

10.6 KAPASITAS DUKUNG TANAII L~MPUNG .


dasi yang berupa buJ ur sangkar, hngkaran d
k f on
Untuk
bentu
d
l
I
,
an
.
, .
yang terlctak pa a tana 1 etnpung jcnuh
fondast nlenlanJang
, , k
,.
d k
,
.
(1951) nlengusulkan pcrsan1adn ap~srtas r,~ ung ulthnit
Skenlpton
-I t'kan faktor kedalan1~Ul fondast, sebaga1 berikut:
dengan n1en1pet 1a 1
l/u =CuNc + D{'(

'

dan bu1uraangkar

8
1

V
~

1.--"

F~ndaal meman1ang

.........

=t~6

N, tmp4ll 1*"01 P-.1110


(0,&4 + 0,168/L)N, ~

'"1;q

(10.29)

dan kapasitas dukung ultimit neto:


( 10.30)

Dt/8

Gambar 10.7 FaA.tor kapasltas dukung Ne (Skernpton. 1951).

dengan:

qu == J...apasitas dukung ult~nz~t (kN!In-)


2
qun kapasitas dukung ultrnut neto (kN/m )

=
Dr =kedalaman fondasi (m)
3
y =berat volume tanah (kN/m )
2
cu =kohesi pada kondisi undrained (kN/tn )

Ske1npton memberikan faktor kapasitas dukung Ne dengan


memperhatikan pengaruh lebar fondasi (B) dan kedalaman (DJ) untuk
fondasi lingkaran, bujur sangkar, dan jalur memanjang, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.7. Untuk fondasi empat persegi panjang
dengan panjang L dan lebar B, nilai faktor Ne dihitung dengan
mengalikan nilai Ne fondasi bujur sangkar dengan faktor:
0,84 + 0,16 BIL

(10.31)

Kapasitas dukung tanah lempung bergantung pada konsistenst


atau kuat gesemya. Kuat geser Jempung dapat diperoleh dari beber~pa
pengujian, seperti uji SPT, uji tekan bebas (unconfined con1presstOll
test) dan uji triaksial.

284

Tabel 10.3 Hubungan N, konsistensi tanah, kapasitas dukung ijin untuk


tanalz lempung (Ter~aglzi dan Peck, 1948)
'l

Konsistensi

Sehingga untuk fondasi empat persegi panjang:

Ne'= (0,84 + 0,16 B/L) N c(fondasibuj ursnngkar)

Nilai pendekatan hubungan antara SJYf, konsistensi tanah dan


kapasitas dukung .iji_n, ditunj.ukkan dalam Tabel 10.3 (Terzaghi dan
Peck, .1948). N1~a1 kapasttas dukung ultimit dihitung dengan
mengahkan kapas1tas dukung ijin pada Tabel 10.3 3 kali. Tanah
dengan konsistensi sangat lunak, penurunan yang terjadi biasanya
besar. Lempung kaku sering mempunyai retakan dan celahan, yang
merupakan bidang lemah dalam menahan gaya geser. Lempung ini
sebaiknya dicegah dari pelunakan akibat air~ kuat geser pada bidang
ini mungkin sama rendahnya seperti pada lempung lunak.

MEKANIKA TANAH ll

Sangat lunak
Lunak
Sedang
Kaku
Sangat kaku
Keras

N
(dari SPT)
0-2
2-4
4-8
8-15
15-30
>30

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

Kapasitas dukung ijin (kN/m-)


Fondasi
Fondasi
metnanjang
bu ur sangkar
0-22
0-30
22-45
30-60
45-90
60-120
90- 180
120-240
180- 360
240-480
>360
>480

. enuh
.J

nempunyai
si
fat
seolah-o]ah
.
.
.
Ke banya kan Iempung
.
1
atr
suht
keluar
dan
tan
h
110
1
mempunyat sudut gesek da an1
'
a nya
. B'la
pada pen1bebanan struktur,
beban Yang
wa ktu b e b an bekerJa.
1

r
t
aka
dtgunakan
kuat
geser
undrarned
dengan
en
bekerJa re 1at1 cepa . tn
.
.
't'u
= 0. Kuat geser tanah yang digunakan dapat dtperoleh dan pengujian
triaksial maupun dari ujin tekan bebas. Hanya d~Iarn hal pembebanan
yang sangat lambat atau dalam hal beban beketJ a pada tanah dengan
kandungan lanau yang tinggi. petn.bebanan dapat mempengaruhi
berkurang-nya kadar air~ yang kemudtan dapat menambah kuat geser
tanah. Untuk hal ini dapat digunakan paratne~er kuat ges~r tegangan
efektif. Penggunaan kuat geser tanah yang dtperoleh d~~ pengujian
dengan kecepatan pembebanan yang sangat rendah dtljtnkan, hila
hitungan kapasitas dukung diperhitungkan untuk pembangunan
bendungan urugan tanah, di mana dalam pembangunannya
n1emerlukan \vaktu lama. Pengurangan kadar air tanah yang diikuti
dengan penurunan, tidak merusak stabilitas bendungan. Akan tetapi,
cara ini tidak boleh dipakai untuk struktur yang sensitif terhadap
penurunan. Cara ini hanya dapat digunakan untuk struktur fleksibel,
seperti tangki minyak baja yang dibangun di atas tanah lanau.
Pengisian tangki dapat diatur dengan penambahan kecil pada periode
yang panjang. Bentuk penurunan yang akan terjadi bisa berbentuk
cekungan tanpa menyebabkan kerusakan pada tangki tersebut.
1

penyelesaian:
Fondasi10 m x 10 m

P 18000 kN

~
2m

10

Lempung jenuh.
Cu8~

kNfm 1

q>O
yut "' 20 kN/m~

Gambar C10.4.

Tekanan fondasi neto ke tanah dasar:

_ 18000 D
10 X 10 - f y snt
2

qn = 180- (2 X 20) = 140 kN/m

Kapasitas dukung ulthnit neto (Skempton,l951):

Contoh soa/10.6:

Suatu bangunan dilengkapi dengan basenzent didukung oleh fondasi


rakit berukuran 10 m x 10 m. Tanah fondasi berupa Iempung jenuh
yang dapat dianggap homogen. Kedalaman fondasi 2 m. Berat volume
jenuh tanah lempung rata-rata 20 kN/m3 Dari uji triaksial kondisi
2
undrained diperoleh Cu = 85 kN/m dan <pu = 0. Tentukan besamya
faktor aman terhadap keruntuhan ak.ibat kapasitas duk:ung, bila beban
bangunan total 18000 kN. Muka air tanah dianggap di permukaan.

Untuk Dr!B = 2/10 = 0,20, dari Gambar 10.7, Ne = 6.5, kapasitas


dukung ultimit neto tanah dasar:

qun = cNc = 85

6,5 = 552,5 kN/m-

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah:


F = 552,5 = 3,95
140

Jika dipakai persamaan kapasitas dukung Terzaghi:


Untuk <p = 0, maka Ne= 5,7, Nq = 1 dan Ny = 0:
qun

= 1,3 cNc + Po(Nq- 1) + 0


= 1,3

85

5,7 + 0 + 0
")

= 630 kN/m..

286

MEKANIKA TANAH 11

X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

F ==

63

==

14

Kapasitas dukung ultLmit:

4.49

Faktor an1an dari teon


dihasilkan lebih besar.

Qu

Terzaghi lebih besar, karena


q un

Yang

Contoh soall 0. 7:
Sebuah fondasi tugu monumen berbentuk empat persegi
.
berukuran 1,5 m x 2 m terletak pada tanah lempung J. e h PanJang
G b
nu de
3 (l' h
berat volume jenuh 20 kN/m t at am ar ClO.S). Berat
ngan
kN. Dari uji triaksial
diperoleh
kuat
geser
Cu = 90 kN/m2 d tugu 600
.
k
an <p - 0
Muka air tanah dt permu aan.
'- .
(a) Jika kedalaman fondasi 1 rn, berapakah kapasitas dukun u ..
dan faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung? g ltJmu
(b) Jika akibat banjir terjadi genangan air 2 m dari permuk
berapakah faktor amannya.
aan tanah,

CuNc'

+ DNI
I

,,,

6, 91 + 1 X 20
= 641,9 kN/m 2

= 90

Kapasitas dukung ultimit neto:


qun = qu- Dry= 641,9- (1

20) =621,9 kN/m2

Tekanan f ondasi neto:


qn=q- Dry

600
= 1,5 x2 -(l x20)= 180 kN/m2

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung:


F = 621 ,9 /180 = 3,46

Penyelesaian:

------

~~~~J>!.1l~
P =600 kN

-2m

(b) Bila terj adi genangan 2 m.


Setelah muka air naik 2 m, terjadi tambahan gaya angkat ke atas
3
yang mengurangi tekanan fondasi neto qn. Bila Yw= 9.81 kN/m
maka:
2

Lempung jenuh:
.,,,. = 20 kN/m,
cu 90 kNJm2
qlU = 0

qn' = qn- hwYw= 180- (2 X 9.81) = 160,38 k1~/m

1,5 m

Faktor aman pada kondisi n1uka air 2 m dari pennukaan:

F = qun / qn' = 621.9 /160,38 =3.9

Gambar ClO.S.

Jadi, akibat genangan 2 m. F bertambah dari 3.46 menjadi 3,9.

(a) K~dalaman fondasi Dr = 1 m, lebar B = 1,5 m.


DJpakai persarnaan kapasitas dukung Skempton (1951).
1
Untuk
DJB111
O
.
5
6
sangkar
, ' = ' 7, dari Gambar 10.7, untuk fondasi buJU
72

Ne;:

Karena
maka fondasi berbentuk segi empat B = 1,5 m dan L"' 2 (11
Ne' = (O,B4 + O,l 6(1 ,5/2)]Nc =0,96

7,2 =6,91

Contoh soall 0.8:

Suatu fondasi akan didirikan di atas tanah lempung jenuh dengan Ysat =
..,
20 kN/m3 . Beban kolom termasuk fondasi dan tanah urugnya
diperkirakan 300 kN. Kuat geser tanah lempung cu = 30 kNtm dan <Pu
= 0. Tentukan lebar dan kedalaman fondasi dengan menggunakan
persamaan Skempton, jika faktor aman terhadap keruntuhan akibat
kapasitas dukung 3.
X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

288

89

Penyelesaian:

Contoh soall 0.9:

Fondasi rakit berukuran 5 m x 5


.
mendukung beban bangunan Kon~is~t~encanakan akan digunakan
"h k
d G

apJsan tanah seperti yang


dip~rh ~t an pa a ambar C10.7. Sifat-sifat tanah ada lah sebagai
benkut.

300 kN

Lempung jenuh :
yut =20 kN/m 3
Cu-= 30 kN/m 2
cpu =0

Lempung (overconsolidated)
'Y~at
=
20
kN/m3,
In.,= O,OOOl m2/kN
=
2
0,5, E == 25000 kN/m , c =38 kN/m2
'J.!

Gambar Cl 0.6.

Pasir hal us berlanau: E = 40000 kN/m2 , J.! = 0,5

Penyelesaian soal ini harus dilakukan dengan cara coba-coba


sedemikian rupa hingga faktor an1an terhadap keruntuhan akiba~
kapasitas dukung rnemenuhi.
Dicoba fondasi bujur sangkar ukuran 2 m x 2 m, pada kedalaman 1 rn.

Dr/B =Y2 =0,5, dari Gambar 10.7, Ne= 7,1


qun

Tentukan berat bangunan maksimum yang memenuhi kriteria


keamanan terhadap keruntuhan kapasitas dukung dan penurunan
maksimum tak boleh Jebih dari 6.5 cm.
Penyelesaian:

Fondasl

=cNc =30 X 7,1 = 213 kN/m

5m x 5m

=1

Beban fondasi kotor 300 kN.

..&.-

' - - - - - - - L . - - - . : ,____ m.a.t

Tekananfondasi neto (qn):

=(300/ luas) - Df{sat = 300/(2 x 2)- ( 1 X 20) = 55 k:N/m2


F =qur/qn
=213/55 = 3,87 > 3
qn

5m

Lempung
ynt 20 kNim'
mv = 0,0001 m2/kN
E = 25000 kN/m 2

... _

' ~ ....1'.

Paslr~

4m

E = 40000 kNim 2

., ....

, -

. .
.,.' ...... ... . ...
..... '. .. .. .

...

r , ... ._.

batu

Untuk lebih ekonornis, dicoba lagi dengan fondasi 1,8 m x 1,8 m.

Gambar C10.7.

DJB = 1/1,8 = 0,56, dari Gambar 10.7, diperoleh Ne= 7,2


2
qun =cNc = 30 X 7,2 = 216 kN/m

Digunakan persamaan kapasitas dukung Skempton (195 1):

=(300/luas)- DfYsat =300/(1,8 x 1,8)-(1 x 20)=72,6 kN/m


F =216/72,6 =2,97-::::. 3 ....... OK!
qn

D1 == 1 m, B == 5 m, DJB = 0,2.

Jadi, dapat digunakan fondasi bujur sangkar 1,8 m x 1,8 m dengan


kedalaman 1 m.

P.erlu d.i~rhatikan bahwa pada soa1 ini lempung pada kondisi jenu~
au, tapJ tJd~k terJetak di bawah muka air tanah. Di alam lempung dt
atas muka aJr tanah dapat jenuh air oleh pengaruh tekanan kapiler.

Dari Gambar 10.7, untuk fondasi bujur sangkar diperoleh Ne= 6.5
Kapasitas dukung ultinzit neto:
2

qun = cNc == 38 X 6,5 = 247 kN/m

Tekanan fondasi ne to:


. h l"'h
d' angcrap JCOU o t:
qn = q - p (di atas muka air tanah, letnpung I
e

kapiler)
290

MEKANIKA TANAH ll

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

= q- DtYsat

Si= 0,95

=q-(!x20)=q - 20
akibat
beban
fondasi
dan
struktur
atas

dengan q adaIah tekanan


Bila dipilih faktor aman terhada~ keruntuhan kapasitas dukung F::: 3,
maka dapat dibentuk persamaan.

UB = 1 dan HIB == 5/5 == 1

24713=q-20

Dari Gambar 8.6, diperoleh ~o == 0,95 dan ~ 1 = o,45

=103 kN!In

Hitungan penurunan:

Si = 0,95

Tekanan Jondasi neto:


?
q0 =q _ p = 103- 20 =83 kN/tn-

s i(2)

= 0,5 - 0,4 = 0,1 cm

Jadi, penurunan segera total untuk lapisan lempung dan pasir adalah
sj

qnB
=f..Lof.11 E

= si<l > + s,(2)


= 0,7 + 0,1 = 0,8 cm

(ii)Hitungan penurunan konsolidasi lapisan lempung:


Dihitung dulu tambahan tekanan di tengah-tengah lapisan lempung.

Fondasi dibagi menjadi 4 bagian yang sama (B = 5/2 = 2,5m).

Penurunan lapisan lempung:

Blz = Uz = 2,5/2,5 = 1

DIB = 1/5 = 0,2

Dari Gambar 6.7, diperoleh I= 0,175. Tambahan tekanan di pusat


fondasi:

UB = I dan HIB = 515 = 1


Dari Gambar 8.6, diperoleh Jlo = 0,95 dan J.11 = 0,45

83x5
Si =0,95 X 0,45 X
25000

flp = 4/qn
= 4 X 0, 17 5 X 83

=0,007 m = 0 7 CID
'

= 58,0 kN/m

Penurunan segera pada lapisan pasir halus berlanau:

Dengan menggunakan persamaan:

Bila d.ianggap lapisan tanah sebagai pasir semua sampai kedalaman 9


m dan dasar fondasi, maka:

83 x 5
0,45 X
== Q 004 m - 0 4 cm
40000
'
- '

Penurunan segera pada lapisan pasir halus berlanau:

(i) Penurunan segera (irnnzediate settlenzent) (Si) dihitung dengan


menggunakan Persamaan (8.9), dengan menggunakan grafik
Gambar 8.6 (Janbu dkk, 1956), karena kedua tanah mempunyai
angka Poisson Jl =0,5.
S,(l)

0,55- X 83 X5 _
40000 - 0,005 m == 0,5 cm

Bila lapisan lempun? dianggap sebagai la isa


.
.
P n pa~u dan lap1san keras
ada pennukaan lap1san pasir (ked 1
P
a aman 6 m dan permukaan), maka
DIB = 1/5 = 0,2

qur/3 =qn
q

DIB = 0,2, UB =I dan HJB = 9/5 = !,8

Se = ~fflvH~p
6
0
Untuk lempung overconsolidated dapat diambil ~ = '

Se= 0,6 X 0,0001

Dari Gambar 8.6, diperoleh Jlo = 0,95 dan J.lt = 0,55

5 X 58,0

= 0,017 m= 1,7 cm
.

292

X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

MEKANIKA TANAH ll

Penurunan total:
S =Si + Se

= 0.8 + 1.7
= 2.5 cm < 6.5 cn1

Jadi. beban terbae:i


rata
tnaksim
.
.
utn
(ijtn)
yang
dapat
didukung
.__.
oleh
fondasi adalah qa = 103 U\!In-.
Perhatikan. ang~apan ~t = 0.5 untuk pasir halus berlanau nlun k'
10
terlalu besar (t/i1ar Tabel 8.2), kecuali jika hasil tersebut me g
..
. b
.
B'I
mang
diperoleh dari pengu11 an tanah dt la oratonut~. 1 a angka Poisson
tidak san1a denCTan
0.5,
tnaka
untuk
menghttung
penurunan
se
J!
~
.
gera
dapat digunakan persmnaan Stetnbrenner ( 1934).

di man a B adalah lebar atau diameter f


.
tanah terendam air) adalah tekan ondasl, Po == DfY (dipakai '{ bila
adalah faktor-faktor kapasitas dukuan overburden efektif dan Nq. N.,
ng.
Nilai-nilai perkiraan kapasitas duku
...
kohesif atau tanah granuler dibe 'k d ng lJm untuk tanah non
alam
tabel
tersebut
harus d'tb ~ dan ~~am Tabel 10.4. Nilai-nilai
d
agt ua Jlka muk
h
kurang dari B (lebar fondasi) diukur. d . d a air ta~a terletak

1
b'h
d

1
an
asar
fondas1
dan
lebar
fondas1 e 1 an m.

Tabel 10.4 Perkiraaan llllai kapasitas d k


u ung tanah ij in cmtuk tanah
gram~!er (non kofzesif)

Macam tanah

10.7 KAPASITAS DL'KUNG TANAH PASIR

2
(kN/m )

Jenis-jenis tanah granuler tidak men1punyai kohesi (c). ata


mempunyai kohesi yang sangat kecil (contohnya pasir), sehinngu
dalam hitungan kapasitas dukung sering diabaikan. Tanah-ta~a~
demik.ian biasanya tanah pasir dan kerik.il. Kapasitas dukung tanah
granuler dipengaruhi terutama oleh kerapatan relatif (Dr). posisi muka
air tanah terhadap kedudukan !ondasi. tekanan ~ekang (confining
pressure), dan ukuran fondas1nya. Bentuk buttran dan ukuran
distribusi butiran juga. ~e1npengaruhi besarnya kapasitas dukung.
~.eb~yakan tan~h p.astr tldak homogen dan nilai /...apasitas dukung
1)111: b1asanya lebth dltentukan dari pertimbangan penurunat1. terutama
penurunan tidak seragam (differential settlen1ent).
l Jntuk tanah granuler. karena kohesi c = 0, persamaan kapasitas
dukung tanah akan menjadi sebagai berikut:
Untuk fondasi berbentuk memanjang:

qu= Po!Vq + 0.5 ByN'(

(10.32)

Untuk fondasi berbentuk bujur sangkar:


qu = PcNq + 0:4 ByN'f

(10.33)

Untuk fondasi berbentuk lingkaran:

qu = PoNq + 0.3 ByNy

294

Kapasitas
dukung ijin

(10.34)

Kerikil padat/pasir
bercampur kerikll padat

Kerikil kepadatan
sedang/pasir berkerikil
kepadatan sedang
Kerikil tak padat/pasir
berkerikil tak padat
Pasir padat
Pasir kepadatan sedang
Pasir tak Jadat

>600

Keterangan
Lebar fondasi B > 1
m dan muka air
tanah > B di bawah
dasar fondasi

200-600
<200
>300
100-300
< 100

Contoh soall 0.10:


Suatu fondasi berbentuk bujur sangkar dengan lebar 2 m terletak pada
kedalaman 1,5 m. Tanah fondasi berupa pasir dengan .kuat gese~
drained cp' = 35 dan c =0. Berat volume basah tanah pasu 18 kN~m
3
dan berat volume jenuh 20 kN/m Tentukanlah ~sarnya kapasltas
dukung ultinzit dan kapasitas dukung ultinzit neto. blla:
(a) muka air tanah pada dasar fondasi.
(b) muka air tanah di pennukaan.
.

00 t
dukung
ultimit.
akt
(c) berapa persen penurunan kapasztas
kenaikan muka air tanah?
295

MEKANIKA TANAH ll

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

Pe11ye/esaiall:
.T b 110 1 N =41,4danNy=42,4
Untuk <p =35 . dan a e . , q
(a) Muka air tanah pada dasar fondast 2

= 941,95 kN/m2

_ DN = 1 5 x 18 = 27 kN/m
Po - Hh '
Qu = pcJiq + 0.4 y BNy
= (27 X 41,4) + {0,4 X (20- 9.81)

.,

lOOo/o = 34%

42,4}

Contoh soallO.ll:

-Po

Suatu tangki minyak berdiameter 6 m akan diletakkan di atas


permukaan tanah pasir homogen dengan q>' = 37 dan c = 0 kN/m2
Tanah pasir mempunyai berat volume basah 17,6 kN/m3 dan berat
3
volume jenuh 21 kN/m . Muka air tanah pada kedalaman 8 m.

= 1463,44- 27
= 1436.44 kN/m

tan a

1436,44-941,95
=
1436,44

= 1463,44 kN/n1Qun = qu

(c) Penghurangan kapasitas dukung ultimit akibat kenaikan muka air

(a) Berapakah berat tangki maksimum, hila dikehendaki faktor aman


F=3?

Kondisi (b)

0, '"" 1,5 m
Kortdisl (a)

(b) Berapakah reduksi kapasitas dukung ultirnitnya, bila karena


adanya banjir muka air tanah naik di pennukaan?

m.a.t

---- ---'-------'-- ----- I

B=2m

Penyelesaian:

Pasfr;
~. 30'

c'=O
~18 kN/m 3

ynt 20 kNim 3

Tlngld
c5a~Mtar

5m

m.e.t (la"di' tit

Gambar Cl 0.8.

(b) Kondisi muka air tanah di pennukaan (fondasi dianggap tidak


kedap air):

Po=Dr(

Paslr
,. 37"
c'O
-pH,I~
.,. 21 ..wJ

= 1,5 x (20- 9,81) = 15,29 kN/m

Kapasitas dukung ulti!nit, untuk fondasi bujur sangkar

em

qu = poNq + 0,4 y' BNy

= (15,29 X 41,4) + {0,4 X (20- 9,81)


2
= 957,24 kN/m

2 X 42,4}

--- ..... -.-

Gambar C10.9.

Kapasitas dukung ultimit neto:


qun = qu -po

.
- 0 dan fondasi terletak di permukaan
(a) Untuk tanah pasu dengan ~- d' kung ultimitnya adalah:
(Df = 0), persamaan kapasttas u
297

= 957,24- 15,29
296

> ..... _ ..-- - - - __. ._ -

-- --.,...2... --- --m.Lt {tuX1Ciill

MEKANIKA TANAH ll

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

Nilai-nilai
faktor
kapast
.
I as dukuJl
dan fon d ast memanjang dapat dilihat g untuk fondasi bujursangkar
faktor pengaruh
untuk fondas 1 empat pepada . Gambar 109 Faktor
interpolast antara bentuk memanJ. ang rseg1
panjang
diperoleh
d
d
.
an
dinyata kan o1e h persamaan:
an buJur sangkar yang

~eyerh\ f (196:') ~engusu Ikan persamaa_n kapas~t~s dukun

fondas1 dengan memper.11tungkan bentuk ~ondasi, eksentnsitas beb g


kemiringan beban, dan kual geser tanah d1 atas dasar fondasi, seba an:
berikut:
ga,

( 10.35)
dengan:
q.
Ne, Nq~ Ny
se, Sq, sy
de, dq, dy
ic~ iq ,iy

Df
Y

B N r (bujursangkar)
s(' = 1+ -L

= kapasitas dukung ultimit


= faktor kapasitas dukung untuk fondasi memanj a
= faktor pengaruh bentuk fondasi
ng
= faktor pengaruh kedalaman fondasi'
= faktor kemiringan beban
= lebar fondasi efektif (lihat Persamaan 10.40) (m)
= kedalaman fondasi (m)
3
= berat volume tanah (kN/m )

s q =1+L

300

200

sy =1+L

100

Nq

80

30
20

I.

tl

D
f

tg(45 + <p/2)

dq = dy = 1 , untuk <p = 0

(10.37a)
(10.37b)

ll I
rJ

: !J I

! .,~~

Faktor-faktor de, dq dan t4 digunakan bila Dr< B. Jika Dr>B~ maka


diambil nilai Dr/B = 1.
Faktor-faktor kemiringan beban pada kapasitas dukung fondasi

.,.

rn

1}

Fondul momanjang (D,< B)


--Fondui bujurungkar (D,< B)

(10.36c)

.'/

= 1+ 0,2

'

10
8
6
4

de
'f

40

Untuk faktor kedalaman, Meyerhof memberikan koreksi sebagai


berikut:

1/

eo

N y (nzenzanjang) -

'

dengan:
B = lebar fondasi (m)
L = panjang fondasi (m)

N,}/

(10.36b)

B N y (bujursangkar)

Nr=0. Ne= 6, 16, N, = 1 -t untuk fond asI bujursangkar

N q (menzanjang) -l

B N q (bujursangkar)

(10.36a)

N c (nzemanjang) -

2
(kN/m )

+=0: N, = 0, Ne= 5, 14, N, = 1 -t untuk fondaal memanj1ng

'

dengan dasar yang kasar, dengan resultan beban di pusat fondasi


dengan kemiringan 8 terhadap vertikal (Gambar 10.10), dinyatakan

'I
J

oleh:

20

20

40

Sudut gesek dalam (derajat)

lc

(10.38a)
=

lq

Gambar 10.9 Faktor kapasztas


. dukung teori Meyerhof( 1963).
301

300

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH


MEKANIKA TANAH 11

ly

(b) Eksentris searah suntbu y:


B' = B ; L' = L- 2e

(10.38b)

= 1--

cp

(10.41 )

Didasarkan pada kenyataan bahwa sudut g~sek dalam <p' hasH u


laboratorium untuk jenis pengujian p~ane ~tr~tn .pad~ tanah granut~;
kira-kira lebih besar 10% dari pada <p dan UJI tnakstal. Maka, untuk
fondasi en1pat persegi panjang yang terle~ak pada tanah granuier
digunakan koreksi sudut gesek dalam sebagat benkut:

<pr '= 1,1- 0,1- cpl


L

dengan ex dan ey berturut-turut adalah eksentrisitas resultan beban


searah x dan y.
Jika eksentri~i~as beban dua arah, maka lebar efektif fondasi
ditentukan sed~ml~tan rupa hingga resultan beban terletak di pusat
berat area ef~kttf A (GambarlO.llb). Komponen vertikal dari beban
total yang d1dukung oleh fondasi yang dibebani eksentris dinyatakan
oJeh:

(10.39)

Pu = quA,

dengan

=CfuB'L'

(10.42)

dengan A' adalah area dengan sisi terpanjang L', sedemikian rupa
sehingga pusat beratnya berimpit dengan resultan beban. Jadi, B'
didefinisikan sebagai A' I L', seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
tO.llb.

<pr' = sudut gesek dalam yang digunakan untuk menentukan

faktor kapasitas dukung


<pt' = sudut gesek da1am tanah dari uji triaksial kompresi

Pada Persamaan (10.39), untuk fondasi lingkaran, nilai B/L = 1.

P (minng}
L
L'

1-

() ekscntrisiw mnwl

Gambar 10.10 Bebanfondasi miring.

Pengaruh eksentrisitas beban pada kapasitas dukung tanah~


adalah mereduksi dimensi fondasi efektifnya. Bila dimensi fondast
adalah B dan L, akibat pengaruh beban yang eksentris, Meyerhof
(1953) mengusulkan koreksi untuk Jebar dan panjang yang dinyatakan
dalam dimensi efektif fondasi menjadi B' dan L'. Untuk eksentrisitas
beban satu arah (Gambar lO.lla), dimensi efektif fondasi dinyatakan
oleh:

L =- L'

302

=L

L'

IY

8'

(b) ek.sentnssw ganda

. ada dasar fondasi akibat beban


Gambar 10.11 Tekanan sentuh efektif p
eksentris.
303

(10.40)
MEKANIKA TANAH ll

-'i

(a) Eksentris se arah sumbu x:

B' =B- 2ex; L'

X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

.,

Bila beban eksentris terjadi pa~a fo~dasi b~jur sangkar da


, n
.
paniang. dtmenst efekttf fondasi
8 IL'
'J
d
k
fondas1 empat persegt
digunakan sebagai pengganti dari BIL pa a pema atan faktor bentuk

Tekanan pada dasar fondasi maksimum


I
I

dalam Persamaan (10.36).

cu N c B'
=
X
+D
"(
F
B
f
Sal

50 x 6 1,6
= 3 X + 1Xl8
2

Contoh soa/10.12:

Fondasi lajur memanjang dengan le~ar 2 m. terletak pada kedalaman 1


m. Tanah fondasi berupa lempun~ Jenuh de~gan berat ~olume jenuh
IS.O kN/mJ dan Cu = SO kN/m . Muka atr .tanah dt permukaan
Resultan beban eksentris dengan ~x = 0,~ m dan. pus~t luasan fondasi.
Hitung tekanan pada dasar fonda~I makstmum, btla d1kehendaki faktor
aman terhadap keruntuhan kapasttas dukung 3.

= 98 kN/m2 (yaitu beban total p dibagi lebar fondasi total B)

Co11toh soal 10.13:


Fondasi berukuran 1,5 m x 2 m, terletak di atas tanah lempung
berpasir homogen dengan berat volume 18.5 kN/m3. Kedalaman
fondasi 1,0 m. Dari uji triaksial diperoleh kuat geser cu = 30 k.N/m2
dan <vu = 15. Tentukan besamya kapasitas dukung ultimit menurut
teori Meyerhof. Muka air tanah sangat dalam. Beban arah vertikal dan

sentns.

Penyelesaian:

Dipakai persamaan Skempton.


p

-4

tx

= 0, 2 m

Untuk <p = 15, dari Gambar 10.9, untuk fondasi memanjang:

f~\Y~'Yt

Jm

I
I
I
I
I

J
I

Ne= 13; Nq = 4,0; Ny = 1,1


_,5l_m.a.t
IRo\V ~

Sa2m

Untuk fondasi bujur sangkar: Ne = 16~ Nq =4.2 ~ Ny = 1.1.

L = 2 m ; B = 1,5 m; Dr = 1 m; D~B = 111,5 = 0,67 <1.

yaa 18 kN/m,
c. 50 kN/m

--

Lempung .

Penyelesaian:

Bila dianggap beban vertikal dan sentris! maka:

B' = B dan ie =iq = iy = 1

Gambar ClO.lO.

Faktor bentuk fondasi:

Eksentrisitas ex = 0,2 m
B' = B- 2 ex

se

=1+ 1,5

=1/1 ,6 =0,625, dari Gambar 10.7, Ne = 6

sq

'

'

'

Sy

304

'I

16 -1 = 1,17
2 13

= 2 - (2 x 0,2) = 1,6 m
Untuk D,IB

MEKANIKA TANAH ll

/ 11
' -1
1.5
~
1
= 1+ .
- 2

'

1.1
.

X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

305

r- BI

Faktor kedalaman:

15 -1= 1,18
d c = 1 + 0 ,'). . . X tg 45+2 1,5

Kohhi c1

loz I

15 -1= 1,09
d q =d y =1 + 0,1 X tg 45 +
2 1,5

q11 r: c,Nd

(8)

1,2

1,4

1,6

1.8

\o,4

2,0 2.2 2,4 2,6

c2tc 1

+ SqdqiqyDrNq + sydyiy 0,5 B'yNy

Kapasitas dukung ultinzit (Ne, Nq, Nr diambil dari fondasi memanjang):


Qu = ( 1, 17 X 1, 18 X

'0,51

8 ' ..

iO

Persamaan kapasitas dukung Meyerhof:

10

418

Qu = Scd cicCNc

Kohesl :s ~
,

Ungkaran menyinggung.L---'' __....:...


' --1-i
Lapisan bawah
\
1
\

40

1 X 30 X 13) +

~ 20

( 1,03 X L 09 X 1 X 18,5 X 1 X 4' 0) +

c-;c1 harus leblh besar daripada


angka.-angka pada kurva

101-.-~--~
. -----:;.~'*----1

(1,0 X 1,09 X 1 X 0,5 X 1,5 X 18,5 X 1,1)

1,2

1,5

5 0,7 0 ,6 0.5 0.4

= 638,1 kN/m

0,3 0.2 0,1

d/ 8
(b)

10.9 PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG UNTUK LEMPUNG


BERLAPIS

Gambar 10.12 Faktor kapasitas dukung untuk lempung berlapis (Button,


1953).

Di alam, tanah kadang-kadang dalam kondisi berlapis-lapis


dengan sifat-sifat tanah yang berbeda pada tiap lapisannya. Pada
kondisi ini, kadang-kadang zona keruntuhan geser berkembang
sampai memotong beberapa lapisan tanah (Gambar 10.12). Button
(1953) mengusulkan persamaan kapasitas dukung tanah untuk fondasi
yang terletak pada tanah lempung yang terdiri dari dua lapis. Bidang
keruntuhan dianggap sebagai berbentuk silinder dan sudut gesek
dalam tanah cp =0. Button meninjau 2 kondisi:
(i)

Suatu fondasi yang terletak di permukaan tanah dengan kohesi


dan tanah ini terletak di atas tanah dengan kohesi c2

.
da
Gambar
10.12
digunakan
untuk
fondasi
yan~
D tagram pa
. .
L an ini terletak dt
terletak di pern1ukaan. Kohest laptsan atas Ct. apts .
mempunyat
kohest
c2.
1
atas lapisan yang sangat teba yang
.
.tas dukung tanah untuk tanah lempung berlapts
Persamaan kapast
dinyatakan oleh:
qu = c1Nc'

ab lapisan atas dan Ne adalah a ~or


dengan C t adalah kohe~t ta~eh dari Gambar 10.12.
kapasitas dukung yang dtpero

Ct

(ii) Suatu fondasi di pennukaan yang kohesinya bervariasi secara

linier dari et di permukaan sampai c2 pada kedalaman d, yang


terletak di atas lapisan lempung dengan kohesi c2. Dalam analisis
ketebalan lapisan atas (d) , dikaitkan dengan lebar fondasi B.

10.10 PENENTUAN
LAPANGAN
I

306

KAPASITAS DUKUNG TANAH DJ


.

d k g tanah di lapangan
kapasttas
u
un
d
kan
dah
terganggu
pa
a
.
.
tuk
menentu
Pengujtan un
ah-tanah yang mu . .
ohesif
erti tanah-tanah Jents non k
terutama dilakukan pada tan
waktu pengambilan contohnya, sep
307
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

MEKANIKA TANAH ll

( 10. 43)
f k

' l .. ;l) u. d' 1


ngan
yang
sering
dilakukan
untuk
keperluan
. kenlU
(pastr,
. JI 1 apa
.
T
)
k
.
1 est , UJI
enlcut
terse b ut, antara 1atn: SPT (Standard Penetratzon
.
..
.
(
d'
)
CPT
(Cone
PenetratTOll
Test),
UJI beban pelat
stat1s son 1r atau
1

st)
dan
atna1nnya.
1
1
(plate load test atau plate bearuzg e

10.10.1 Uji SPT (Standard Penetration Test)

3. Dengan menggunakan tali (kawat) ta .k


setinggi 76 cm dan jatuhkan Ener in pe~~kul (berat 63.5 kg)
sampler ke dasar Iubang bo;. Ulang i yang dtttmbulkan ~ndesak
terpenetrasi 45 cm d
g pemukulan sampat sampler
' engan mencatat jumlah
ku1
.
interval penetrasi 15 cm. Hentik
.. .. ?u an settap
lebih dari 50 pukulan untuk ti:n ~en~ujtan Jtka Jumlah pukulan

pukulan totallebih dari 100 pukuf;~'.ap mterval, atau jika jumlah

Uji SPT dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Sewaktu dilakukan pengeboran inti pada lapisan ta~ah yang diuji;


mata bor dilepas dan diganti dengan suatu alat yang dtsebut standard
split barrel sampler (Gambar 10.13). Kemudian, pipa bor diturunkan
kembali sampai alat tersebut menumpu lapisan tanah yang akan diuji.

4.

Hitun~ n~lai N dengan menjurnlahkan jumlah pukulan

terakhtr Gumlah~ pukulan


untuk
15
cm
pertama
t'd
k
d.h.
.
1 a
t Jtung,
ha?ya untuk re1erens1, karena pada dasar lubang bor tanah rusak
akibat pengeboran).
5. Angkat ke atas sampler SPT, dan ambil contoh tanah di dalam
sampler.

30 In 75 cm

6. Lanjutkan pengeboran untuk uji SPT pada kedalaman selanjutnya.

tanpa pelurus

1~ In

Rol

Gambar 10.13 Split barrel sa1npler.

Di atas ujung pipa bor, yang berada di permukaan tanah, dipasang


pemberat seberat 63,5 kg yang digantung pada sebuah kerekan.
Pemberat ini ditarik naik-turun dengan tinggi jatuh 76 cm. Sesudah
suatu pernukulan awal sedalam 15 cm, jumlah pukulan untuk setiap
penurunan split barrel sampler sebesar 30,5 cm ( 1 ft) dihitung. Nilai
N didefinisikan sebagai jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk
penetrasi silinder split barrel sampler sedalam 30,5 cm pada setiap
pengujian. Jumlah pukulan dihubungkan secara empiris dengan
kerapatan relatif dari tanah pasir. Pengujian sebaiknya dilakukan pada
interval kedalaman yang diperkirakan penting.

Tali

0
Pipa pelurus

-.::rl

Batang bor

-~

Permukaan tanah

1:~J1:

Lubang bor

!ii ..
!li"''-l

kedalaman yang akan diuji.

~1

".T

45cm

I (Kovacs dkk. , 1981 ).


..
SPT
secara
manua
'
1
14 U

Gambar 10.
MEKANIKA TANAH 11

Tl nggi phtl
76cm

Pelat landasan -~='1

I. Bor tanah dengan diameter lubang sekitar 60- 200 mm sampai

2. Pasang split barrel sampler (Gambar 10.13) di ujung pipa bor.

Rol penahan

Pemberat ---t~~
63,5 kg

Prosedur pengujian SPT adalah sebagai berikut (ASTM D 1586):

308

30 cm

309
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

Uji SPT di dala1n tanah kerikiJ atau tanah pasir yang berkerikjJ

harus dianalisis hati-hati. karena bila aJat me.ndorong sekelompok


k~rikil, akan_ berakibat jumlah pu~ul_an ya~g le~1h ban yak. Umumnya
drlakukan httungan rata-rata stattsttk dan laptsan pada kedalama
yang sama, pada tiap-tiap titik pengujian. Dari hasil yang diperolehn
dapat_ ditentukan. jumlah pulculan yang dianggap benar, yan~
selanJutnya akan dtpergunakan dalam perancangan.
700

q.

~ .........

600

q.

sftas d~ung ljln


untuk penurunan
maksimum 1 in.

=kap

.........

(kN/m~

00

50= N

~ ..........

00

300

30

200
20

100

10

5
0

Lebar fondasi, B {m )
2

Gambar 10.15 Kapasitas dukung ijm dari UJi SPT (Terzaghi dan Peck, 1967).

Terzaghi dan Peck (196?)


nilai N dari uii SPT d
me~gusulkan kurva hubungan antara
~
' engan kapas1tas d k

granuler yang didasarkan
da
u ung IJin (qa) untuk tanah
tersebut dapat dilihat dala p~ : enurunan 2,54 cm (1"). Kurva
pada anggapan bahwa jara~ a; ~r 10.15. Kurva ini didasarkan
bawah dasar fondasi, dengan Bm~ ~ hair. t~nah le.bih besar dari 2B di
a a a 5151 terkec1I fondasinya.
310

Jika pasir pada dasar fo d 1. .


relatif kecil dibandingkan den as Jenuh air dan kedalaman fo d .
. k
ngan lebam
T
n as1
niJaJ te anan yang diperoleh d .
ya, erzaghi menyaranka
. .
k
.
an Gambar 10 15 .
n
_dtbagi 2. Untuk
postst mu a a1.r tanah di tengah ) da . .
hitungan kapas1tas dukungnya.
pat dtlakukan mterpolasi untuk
Untuk fondasi
. rakit yang kaku atau fonda 51
dalam, karena stfatnya yang kak
sumuranlkaison yang
d;FF.
u. penurunan total d
seragam ( r11 erential settlement) akan leb
. an ~nurunan tak
telapak atau fondasi memanjang. Karena ilh k:Cll danpada fondasi
dari Gambar 10.15 dapat dikalikan d k ~~' nil a kap~sttas dukung
fondasi rakit yang besar dan pl1
ua a Jnya pada httungan untuk
ar yang dalam di tas
h

,
kering. Untuk pasir yang terendam air 01.1 .
a tana pasu
diperoleh dari Gambar 10.15 dapat ci atkyang(Tsama d~ngan yang
.
tguna an erzaght dan Peck
1948) . Terzag.lh1kdan
k Peck ( 1967) menyarankan t.tndakan pencegahan
d
seharusnya
1 a u an untuk menghindari luluh 1 t
l
d
.
.
t d
.
a era pa a pastr dt
h
d.1
bawa tept on ast raktt pada kedalaman dari 2,5 sam ai 3
bawah pennukaan tanah.
P
m
Meyer.hof (1965) menyatakan bahwa prosedur untuk menentukan
qa yang dtsarankan Terzaghi terlalu hati-hati. Menurut Meyerhof
(1965) dan D' Appolonia (1968), tidak dipetlukan reduksi akibat air
tanah, karena qa sudah direfleksikan dari hasil uji SPT dan selanjutnya
qa pada Gambar 10.15 dapat dinaikkan 50%-nya.
Koreksi akibat pengaruh tekanan overburden pada nilai N
seharusnya diberikan sebelum rnenggunakan nilai SPT dalam analisis
fondasi (Gibbs dan Holtz, 1957; Peck dan Bazaraa, 1969~ Skempton
1986). Koreksi dilakukan karena untuk kedalaman yang lebih besar
akan diperoleh nilai N yang lebih besar, walaupun kondisi tanahnya
sama. Hal ini adalah akibat pengaruh dari tekanan kekang/keliling
(confining pressure) yang semakin besar pada kedalaman yang lebih
besar. Perlu diingat bahwa tekanan kekang adalah fungsi dari tek.anan
vertikal efektif atau tekanan overburden efektif (crh' =Kav' dengan K
=koefisien tekanan tanah lateral).
Nilai N yang digunakan dalam hitungan perancangan dengan
memperhatikan koreksi overburden dinyatakan oleh peramaan:
N = CN.N'

dengan N' = N yang diperoleh dari uji pengeboran.


311

MEKANIKA TANAH 11

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

Persamaan koreksi overburden yang disarankan Gibbs dan Holtz


( 1957), adalah:

(c) lJntuk pasir overconsolidated:


CN= __1,_7_
I

5
CN=---1,422po '+1

(10.44a)

4
CN=--1 + 2po

p0 '< 1,5 ksf

(10.44b)

4
CN=-----

Po'> 1,5 ksf

(10.44c)

dengan Po' = tekanan overburden efektif (ksf) (lksf = 47,94 kN/m2).


Menurut Peck, Hanson dan Thomburn (1974):
CN = 0,77 Jog (20/p 0 ')

(10.44d)

dengan Po' = tekanan overburden efektif (ton/fe). Persamaan ini tidak


2
2
valid, jika Po' <0,25 ton/fe) (1ton/ft = 105,6 kN/m ).
Sedang, koreksi overburden yang diusulkan oleh Skempton
(1986) memperhatikan macam pasirnya:
(a) Untuk pasir halus nomzally consolidated:
2
CN= - - -1

1+ Po
Pr

(10.44e)

(b) Untuk pasir kasar nonnally consolidated:


3

CN= - - '
2+ Po
Pr

(10.44g)

dengan:

.,

dengan: p 0 , = tekanan overburden efektif (kg/cm~) pada kedalaman


2
2
yang diuji yang nilainya tidak tnelebihi 2,81 kg/cm ( lkg/cm = 98,1
2
kN/m ).
Adapun koreksi overburden yang disarankan Bazaraa ( 1967),
adalah:

3,25 + 0,5 Po

0,7 + Po
Pr

(10.44f)

p0 ' = tekanan overburden efekt"f (kN 2


Pr = 100 kN/m2 = tegangan e/te kt1r referenst.
/m) .
Sebagai contoh, sebuah fondasi d
1
pasir kasar nonnally conwlidated ke/ng~n ebar 2,0 m terletak pada
bawah muka tan a h. Niiai N

rata-r~~ h~~~an

keda.laman I ,2 m di

kedalaman 2,0 m adalah 18. Den a


pengujJan SPT pada
l
16 5 kN 3
g n menganggap tanah mempunyai
berat vo ume '
/m ' maka tekanan overburden pada k d l
ini adalah 2 x 16,5 = 33 kN/m 2 Misalnya d'tguna kan persamaan
e a aman
(10.440, maka faktor koreksi eN = 1 29 Jadi nJ'la" N
h
'
t
yang arus
d 1
'
digunakan a am Gambar 10.15 untuk menentukan kapasitas duk
ijin adalah N = eN. }f = 1,29 X 18 =23.
ung
Penggunaan faktor koreksi sering merupakan hal yang membingungkan (Coduto, 1994). Koreksi pada prosedur pelaksanaan
pengujian (kondisi alat, cara pelaksanaan pengujian dan lain-lain)
selalu dibutuhkan, namun koreksi overburden diperlukan atau tidak
bergantung pada prosedur yang diberikan oleh peneliti yang
menyarankan cara yang diusulkan.
Bowles (1968) menyarankan penggunakan koreksi N harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan memberikan faktor korensi c~ > 2.
Koreksi lainnya harus diberikan bila uji SPT di1ak'11ka? p~da
tanah pasir sangat halus atau pasir berlanau yang teren~am ~tr. .Jk.a
nilai N lebih besar dari 15, maka nilai ini harus direduks1 menJadt N
dengan:
(10.44d)
N' = 15 + Y2(N-15)
andung
butiran
halus
g
Koreksi ini diberikan karena tanah yang men
h
.
kulan kira-kira 15. Peruba an vo 1ume.
ak~n mampat pada jumlah pu
menoakibatkan tekanan air
akibat terlalu banyaknya pu.kulan, akan
e bah jumlah pukulan .
pori yang tinggi yang selanJutnya a~a~ ;en~t gesek dalam <p dan
Nilai pendekatan hubungan antara ntlat su u
313

312

MEKANIKA TANAH 11

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

dusulkan
oleh Peck. Hanson, dan
1
faktor kapas1tas dukung )anb
G ntbar 10.16.
Thorn burn ( 1953) ditunjukkan dalanl a
.

,_.

I'

Sed*1Q

140

120

..j

~ 110

KN
I

/,
,. . . ., I .

~lOO

80

10

I I'

60

Ny .. V~ Nq

Lt /

!,

I
.i

[/

"\

30
40

50

j!

-z

/j

I/

I.

..

28 30

<> (derajat)

Gambar 10.16 Hubungan nilai SPT. cp dan faktor kapasitas dukung (Peck
dkk., 1953).

Meyerhof (1956: 1974b) mengusulkan persamaan kapasit~s


dukung ijin nero yang dikaitkan dengan nilai SPT untuk tanah pasu,
sebagai berik:ut :

qa = 12 N ; untuk lebar B ~ 1,2 m


.,
qa = SN

n u e ar B > 1.2 m ( l 0.45d)

(10.45a)

03
+B - ; untuk lebar B >1,2 m

Parry (1977) mengusulkan persamaan-persamaan kapasitas


dukung ijin sebagai berikut:

qa = 30N

(kN/m )

(untuk DIB ~1)

(10.45e)

dengan N diambil rata-rata N pada kedalaman sampai 0.75 B dari


dasar fondasi.

Contoh soall 0.14:

(10.45b)
?

dengan qa adalah kapasitas dukung ijin neto dalam satuan kN/m-,


untuk penurunan sebesar 2,54 cm ( 1"). Meyerhof menyarankan nilai N
diambil nilai rata-rata dari jarak 0 sampai B di bawah dasar fondasi.
Bowles (1968) menyatakan bahwa persamaan yang diusulkan
Meyerhof terlalu hati-hati. oleh karena itu Bowles menyarankan qa
pada Persamaan (10.4Sa) dan (10.45b) dinaikkan kurang lebih 50%~
nya, dan sekaligus memberikan faktor kedalaman fondasi sebagat
berikut:
314

d '

32 34 36 38 40 42 44 46

Sudut gesek dal8m

K .u t k1b

Bo\vles ( 1968) menyarankan nilai N diambil nilai rata-rata


statistik dan zona 0,5B di atas dasar fondasi sampai pada paling
sedikit 28 di ba\vah dasar fondasi. Jika di bawah zona tersebut
terdapat lapisan tanah dengan N sangat rendah rendah. maka faktor
penurunan menjadi perhatian jika N tidak direduksi oleh pengaruh
lapisan ini.

20

(10.45c)

70

80
i

R + 0,3
qn = l2.5N
B

1,33.
B = lebar f ondasi (m)
D = kedalaman fondasi (m)

14

60

-.m

q,, = kapasitas dukung ijin neto untuk penurunan I" (kNtm')


Kd = ( 1 + 0,33D! B) == faktor kedalaman fondasi. maksimum Kd =

30

40

10

""-

50

20

= 20 N Kt~ ~ untuk lebar B < 1 2

dengan:

10

90

...... Y-

I'-..
130

{/a

MEKANIKA TANAH 11

.
T8 bel CIO 1 Dari hasil pengeboran
Hasil uj i SPf diperhhatkan pad a
rtdak padat sampai
. k.
.
h berupa pas1r asar
d1peroleh data bahwa tana
ka a1r tanah terletak pada
'd
te,l\
dencran
mu
.
.
I
o
k d'bancrun tancrki au
sedang (nornzally conso z a u,.
10 k . tersebut a an I o
e
.
d
kedalaman 1,5 m. Pa a
ast
dencran kedalaman fondast
10
5
dengan fondasi yang berub."Uran m.~.. ;;ntuk~ berapa berat tangki
1 m. Diinginkan penurunan fondast . kri.t a keruntuhan kapasltas
emenuht
en
.
17
'h
maksimum yang mast m
berat volume basah pastr
N'l
i
rata-rata
1
a . _ k.N/nl.
dukung dan penurunan.
kN/m3 dan bcrat volume apung Y - 10

315
X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

Tekanan fondasi ne to:

Tabel CJO.l.

Kedalaman
(m)

1.50
2.50
3,50
4.50
5.50
6,50

.
cr,. == Po
'

2
(kN!In )

25.5
35,5
45.5
55,5
65.5
75.5

10
9
12
19
22
25

eN

N'

=eN x N

qn = qa = 190 kN/m2.

Tekanan fondasi total (q):


13
11
14
22
25
27

1.33
1.27
1,22
1.17
1J3
1,09

q = qn + D('{b

= 190 + ( 1 X 17)
2
= 207 kN/m
Berat tangki maksimum yang d""
llJlnkan untuk penurunan 1,. -

207

Penyelesaian:

(5

10) = 10350 kN.

Bila dipakai Pcrsamaan (1045 d) (B owles. 1968):


Tangki 5 m x 10 m

0
3
q a = 12,5 N B + : K

i\
~tfll#f'Jl1~murn//)'IT\\r------

B=Sm

1,0 m
1

1,5 m

- ------- --------------------~
Pasir:
- .- - - - - -

=12,5xl9.

5 03
+
5

d
2

{1+ 0,33 x (1,5/5)} == 306 kN/m2

--~.!.._

"fb

y'

=17 kN/m

=10 kN/m

Tekanan fondasi total (q):

q = qn + D('(b

Gambar ClO.ll.

= 306 + ( 1 X 17)
2
= 323 kN/m

Nilai SPT pada Tabel ClO1 dikoreksi terhadap pengaruh tekanan


overburden.
Sebagai contoh:
Untuk kedalaman 2 ' 50 m. p0 , = 25 5 + [1
kN/m
2

Berat tangki maksimum yang diijinkan untuk penurunan 1 =


323

(5

10) == 16150 kN.

10.10.2 Uji Penetrasi Kerucut Statis (Static Cone Penetration).


X

(19,81-9,81)] = 35,5

nilai-nilai N' pada Tabel Cl


. .
dtperoleh N rata-rata = 19 D
O.l, mlamya dirata-ratakan,
8
diperoJeh nilai kapasitas d'u.k en~~n menggunakan Gambar 10.14.
ung l)In q - 190 kN/ 2
.
pengaruh atr tanah di dekat d
f;
m . Walaupun ada
(1965) tidak diperlukan korek~s~ ondasi, namun menurut Meyerhof
st atr tanah.

Uji penetrasi kerucut statis atau uji sondir tennasuk jenis alat
penetrometer statis. Alat pengujian berupa kerucut dengan diameter
3,57 cm atau luas tampang 1000 mm: (Gambar 10.17). Kerucut
dihubungkan dengan batang besi di dalam pipa besi penekan. Pipa dan
mata sondir ditekan secara terpisah dengan penekan hidrolis atau
gerakan gerigi dari hasil putaran dengan tangan. Kece~atan penekanan
mata konus 10 mm/detik. Pembacaan tahanan konus dtlakukan dengan
melihat arloji pengukumya. Beban dibagi denga~ luas tampang konus
merupakan tahanan kerucut statis atau sering JUga. dtsebut tah~na~
konus (qc). Dari data diagram tahanan konus yang dthastlkan dan UJt

316

X. KAPASITAS DUKUNG TANAH

eN N' - 1,27 X 9 = .11 (dibulatkan).


~ari

MEKANIKA TANAH 11

JlJ

. atau sondtr.
. kapasttas
. dukung tanah sccara empiris dapat
kerucut statts
ditentukan.

Untuk tanah kohesif kuat g

eser undrained
didekatt dengan persamaan Begemann
):
0974
q S =c = c Po
ll
u
N

(su

Cu),

dapat

Tahap (1) TahBP (2) TahBP (3) Tahap (4)

-;o~;

;;; r---

dengan:

mm

40 mm

40

q. = knpasitas dukung ijin untuk pcnurunan 2,54 cm (I")


qc = tahanan konus (kg/cm2)
Po ' = tekanan overburden efektif pad a kedalaman mata konus
Ne = ko~stanta yang nilainya diantara 5 sampai 70, tergantung
dan macam tanah dan OCR. (umurrmya diambil 9 sampai

80

15).

40
40

40

Tahanan konus (qc), diambil nilai qc rata-rata pada kedalaman 0


sarnpai B dari dasar fondasi.

40

Persamaan (10.46a) sampai Persamaan (10.46d) didasarkan


pada nilai pendekatan hubungan antara nilai N dari pengujian SPT dan
tahanan konus (Meyerhof, 1956):

\..L\
35,7

Meyerhof n1engusulkan persamaan sederhana untuk penentuan


nilai kapasitas dukung ijin (qa) untuk tanah tak berkohesi (pasir),
sebagai berikut:
(a) Untuk fondasi bujur sangkar atau fondasi memanjang, dengan
le bar B ~ 1,20 m,

qa =

30

(kg/cm)

(10.47)

Gambar 10.17 Cara ke11a a/at penetrasi kerucut statis.

q('

( l0.46d)

(10.46a)

dengan N adalah nilai SPT


Hubungan-hubungan persamaannya akan bervariasi ter?antung
dari jenis tanah. Jika fondasi terleta~ di ata~ t.anah p~str yan~
terendam nilai q3 terhitung harus dibagt 2, dan n.t.lat qa. terhitung dan
'
.
d
d"k
l'k
2
jtka
dtgunakan
pada
1
1
persamaan-persamaan dt atas apat
a an
.
.
asir
fondasi rakit yang kaku atan fondasi sumuranlk~ts~n dt. atas Pan
( 1969) menyarankan agar ntlat akhu 9a .Y ~
.
T ml.
kenng.
o tnson
n yan(J terJad1 dan
dihasilkan masih harus dikontrol terhadap penuru~a d . De- e Beer dan
h an kerucut statts an
k
persamaan-persamaan untu ta an
.
g telah dipelajari dalam
Marten atau Schmertmann ( 1970), sepertt yan
Bab 8.

(b) Untuk fondasi bujur sangkar atau fondasi memanjang, dengan


lebar 8 > 1,2 m,

qa

qr

= 50

1+

0.3
8

.,

(kg/cm-)

Colltoh soalJO.JS:
(10.46b)

B = le bar f ondasi dalan1 meter

318

MEKANIKA TANAH 11

CIO l' Tanah


. . l"h
tkan
dalam
Gambar
.
...
.
Hasil UJ.i kerucut statts dtper 1 a
.. an tersebut. tentukan
.
d
kan data penguJ 1
.
.
.d
fondasi berupa pastr. Ber asar
b.l beban terbagt rata P3 a
aman
t
a
"'
g
kedalaman fondasi dangka l yan
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

. .
95 kg/cm Muka air tanah terletak
0
dasar fondasi yang tel)adt adalah k,
5 n x 1 5 1t1
,,
pada kedalaman 5 In. Fondasr ben 1 uran 1 1

Pe11yelesaian:
0

50

100

1~0

q0 (kg/cm2)

.5. 2
c

CO

dan pcnurunan yang t: rjadi dilakukan sampai tanah men alami


keruntuha_n, atau . pe~g~Jan dihentikan bila tckanan telah me~capai
2
rnendekatJ
kah ntla k~pasitas dukung fondasi yang dirancang.
Penambahan beban yang dtterapkan kira k'1ra 1/10 k 1
a 1 nt 1a 1 esllmasa
kapasitas dukung tanahnya. Diagram skematis dari uji beban pelat
dapat dilihat pada ~~mbar 10.18. ~e~gan mc~ggunakan data hasil uji
beban ~e!at, kapasJtas dukung ulimt fondas1 yang akan digunakan
dapat d1h1tung dengan:

q 8 = qh ; untuk lempung

---

Clc rata-rata

= 44kg/cm 2

CO
CO

i~

(1 0.48)

q b ; untuk tanah berpasir

(10.49)

/ Best penahan teklnan

L...

Gambar CIO.I2.
J~VJN

,'(!rfii'YI'ro

";>"?

v,.- ~

"\V)\'9~~

dongktak

Kapasitas dukung tanah ijin ditentukan dengan persamaan:


q(' 1+ 0,3

qa =50

~ ~ Ang!wt

pelat

B
2

Pada kedalaman antara 1-3 m, qc rata-rata= 44 kg/m


Dasar fondasi diletakkan pad a kedalaman 1,3 m:
44 1 + 0,3
qa =50
1,5

11 11 I II JfTIII
1/;>VJ:\V/

= 1,06 kg/cm < 0,95 kg/cm

/~Vf9v~

--w-.. 48

2
2

besll
p..
< ~<

Gambar 10.18 Skema uji beban pelat.

. OK!

Untuk intensitas beban q tertentu, ~~n.urunan


skala penuh diberikan oleh persamaan emptns.

fondasi dengan

10.10.3 Uji Beban Pelat (Plate Load Test)

!!_ untuk lempung

Uj i be ban pelat cocok digunakan untuk penyelidikan pada


timbunan atau tanah yang mengandung kerikil atau batuan, di mana
pengujian lapangan yang lain sulit dilaksanakan.

Pelat besi berbentuk lingkaran (atau bujur sangkar) dengan


diameter (atau lebar) 30.5 cm (1 ft) diletak.kan di dasar lubang galian
tanah di mana fondasi akan diletakkan. Lebar Iubang paling sedikit 4
kali Jebar pe.Jat yang digunakan. Pengamatan terhadap besamya beban
320

MEKANIKA TANAH 11

(10.50)

'

. untuk pasrr

( 10.51)

'

dengan:

."'J l
X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

't &ondasi
skala
penuh
11
1
qB = kapasttas dukung u ttnu
'

qb = kapast.tas d ukung ultt' tnit dan pcngujtan be ban pelat


sb = penurunan pada pelat uj i dengan le bar 1}
Sa = penurunan pada fondasi dengan..Jebar B
b = Iebar atau diameter pelat pengujtan
B = lebar f ondasi
House I ( 1929) mengusulkan kapasitas dukung tanah yang
mempunyai c dan cp, dari basil penelitian uji beban pelat sebagai
berikut:

(10.52)

P=Aq+ Ks

Fondasiscben~rnya

.. , b ,_
n

Lapisan lunak

1- - B

q,

HH

1,5b ..
t

\.

Di sini, q dan s adalah dua bilangan yang helum diketahui. Untuk


itu, harus dikerjakan dua kali pengujian dengan dua ukuran pelat yang
herheda. Jika P 1 dan P2 berturut-turut adalah beban yang dibutuhkan
untuk menghasilkan penurunan S dalam pelat 1 dan 2, maka:

(10.53a)

(10.53b)
Uji beban pelat dapat dipercaya, hanya hila tanah dasar seragam
sampai kedalaman lapisan di mana distribusi tekanan fondasi skala
penuh masih berpengaruh. Lapisan lemah secara lokal pada tanah
yang diuji, akan mempengaruhi hasil pengujian (Gambar 10.19).
Tetapi, 1apisan lemah lokal ini tidak akan banyak berpengaruh pada
u~uran fondasi skala penuhnya. Perhedaan penyebaran behan
dtsebabkan oleh ukuran pelat yang kecil dan ukuran fondasi skala
penuhny~ akan san~at berpengaruh, terutama hila terdapat lapisan
Iemah dt mana lapxsan tersebut tidak terjangkau oleh penyeharan
beban pada pengujiam behan pelat.

_)

. . .. .

1,58

0,2q,
..... . . .... .. ' ' ..
. . . . .. . .... : . . .
.: ,.:. : .: l.episan
lunek :: .: .. . .. . ' . , ' . .. .. . . .. . .
,. .
.
.
'
. , . . . ' .. . . . . . . ., . '}. . . .
, .. ....

..

#.

'"

..

I -#

_,

"

,.,

e e

'\

' "

Bentuk dan ukuran pelat pengujian pelat beban bervariasi


tergantung tujua~ pengujiannya. Kapasitas dukwzg ultimit yang
d1peroleh dapat dtgunakan langsung, jika ukuran pelat sama dengan
ukuran fondasi. Untuk ini, hanya dibutuhkan untuk memperoleh nilai
kapasitas dukung ijin (qa). Jika penurunan merupakan kriteria yang
dijadikan pedoman untuk penentu1n kapasitas dukung ijin, maka
kapasitas hesarnya beban yang menyebabkan terlampauinya
persyaratan penurunan yang diperhatikan.
Contoh soall 0.16:

Hasil uji beban pelat pada tanah pasir ditunjukkan pada Gambar
C10.13. Pelat pengujian berdiameter 30 cm. Dengan men~g~naka~
hasil pengujian tersehut berapakah kapasitas dukung ulturut dan
fondasi berdiameter 1 m dan berapakah penurunannya.
Penyelesaian:

d ku o ultimit sebesar 100


Dari Gambar Cl0.13 diperoleh kapasttas u . nb .
ter 8 == 1 m
kN/m2. Kapasitas dukung ultimit untuk fondast berdtame
..
b30
cm
= 100 cm dan dengan lebar pelat UJI.

q8 =(Bib) qb
= (100/30)100
.,
= 333,3 kN/m.

322

.. UUUOUll

..

Gan1bar 10.19 Pengaruh lemah pada hasil pengu]ian beban pelat.

dengan:
P = beban total pada area dukungan seluas A
A = luas fondasi atau pelat
.
q = tegangan kompresi di ba wah A
s = tegangan geser satuan pada batas pinggir
K = keliling luasan fondasi

dan

Uj1 beban pelat

MEKANIKA TANAH 11

X. KAPASITAS DU~<UNG TANAH

pelat 1:

100
_

__,r-----r5-0-

..-_ _

.----.,- 1
I

q (kNfm

2
)

P1 =A1q+K1s

I
I

4000 = (30 X 30)q + (4 X 30)s


4000 = 900q + l20s .
. ....... '
('1)
P2 = A2q + K2s
.... ..

:Ciu
I

0,5
'

1,0 - - - - .... --

5o

:=

'

'
..........
I
I

--~

1,05 cm

8500 = (45 X 45 )q + (4 X 45 )s
8500 = 2025q + 180s

''\

'

.... ....... ............ .... ...... (i i)

''

1,5

-g

Dari (i) dan (ii), diperoleh:


2
q = 3,7 kg/cm

;;; 2,0

a
c:

s = 5,55 kg/cm

:J

Untuk ukuran fondasi skala penuh:


P = (B x B)q + (4 x B)s
2

40000 = B X 3,7 + (4 X B X 5,55)


2
40000 = 3,7B + 22,28

Gambar C10.13.

Pada tekanan q8 tersebut. penurunan fondasi diameter 100 cm adalah:

Diperoleh persamaan :

.,
s- + 6B- 10810,8 =o

Dari penyelesaian persamaan ini, diperoleh:


=

1,0

2xl00

B = 101,0 cm= 1,01 m

100+30

Untuk keamanan digunakan fondasi bujur sangkar 1,1 m x 1.1 m.

= 2,48 cm

Contoh soall 0.17:


Dua uji beban pelat dikerjakan dengan menggunakan pelat berdimensi
30 cm x 30 cm dan 45 cm x 45 cm. Untuk penurunan sebesar 1 cm,
besamya beban pada pelat 1 adalah 4000 kg dan pada pelat 2 adalah
8500 kg. Berapa Iuas fondasi yang dibutuhkan untuk mendukung
kolom dengan beban 40 t (392,4 kN) dengan penurunan 1 cm?

Penyelesaian:
J)engan menggunakan Persamaan (10.53):

324
,

325
MEKANIKA TANAH 11

X. KAPASITAS OUKUNG TANAH

BABXI

STABILITAS I_JERENG

Kelongsoran 1ereng alam d


apat terjadi d h
berikut:
an a\-hal scbagai
beban pada lere
T
1 Pcnambahan
b
ng. ambahan beb 1
ber~pa . angunan baru, tambahan beba
. an ereng dapat
pon-pon tanah maupun yang
n oleh atr yang masuk ke

.
menggenang di
k
pe~u aan tanah
dan beban dtnatnts oleh tumbuh-t b h
lain-lain.
um u an yang tertmp angin dan
2. Penggalian atau pemotongan tanah pada kak

1ereng.
3. Penggahan yang mempertajam kemir1ngan lereng.
.

4. Perudbahan posisi ~uka air secara cepat (rapid drawdown) (pada


ben ungan, sungat dan lain-lain).
11.1. PENDAHlTLlTAN

Pada pcrn1ukaan tanah yang tidak horisontal, kon1~onen gravitasi


cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. 1tka ko1nponen
gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan tcrhadap geseran
yang dapat dikcrahkan okh tanah pada bidang longsornya terlatnpaui,
maka akan tetjadi kelongsoran lereng. Analisis stabilitas pada
petmukaan tanah yang tniring int, disebut analisis stabilitas lercng.
Analisis ini sering digunakan dalatn perancangan-perancangan
bangunan seper1i: jalan kereta api, jalan raya, bandara, bendungan
urugan tanah, saluran, dan Jain-Iainnya. Umumnya, analisis stabilitas
dilakukan untuk mengecek keatnanan dari lereng alam, lereng galian,
dan lereng urugan tanah.
Analisis stabilitas lereng tidak mudah, karena terdapat banyak
faktor yang sangat mempengaruhi hasil hitungan. Faktor-faktor
tersebut n1isalnya, kondisi tanah yang berlapis-lapis, kuat geser tanah
yang anisotropis, aliran ren1besan air dalam tanah dan lain-lainnya.
Terzaghi ( 1950) tnetnbagi penyebab Iongsoran lereng terdiri dari
akibat pengaruh dalam (inten1al effect) dan pengaruh luar (external
effect). Pengaruh Iuar. yaitu pengaruh yang menyebabkan bertamoallnya gaya geser dengan tanpa adanya perubahan kuat geser tanah.
Contohnya, akibat perbuatan manusia mempertajam kemiringan
tebing atau memperdalam galian tanah dan erosi sungai. Pengaruh
daJam, yaitu longsoran yang terjadi dengan tanpa adanya perubahan
kondisi luar atau gempa bumi . Contoh yang umum untuk kondisi ini
adalah pengaruh bertambahnya tekanan air pori di dalam lereng.

5. Kenaikan tekanan lateral o1eh air (air yang mengisi retakan akan
mendorong tanah ke arah lateral).
6. Gempa bumi.
7. Penurunan tahanan geser tanah pembentuk lereng oleh akibat
kenaikan kadar air, kenaikan tekanan air pori, tekanan rembesan
oleh genangan air di dalam tanah, tanah pada lereng rnengandung
lempung yang mudah kembang susut dan lain-lain.
11.1.1 Pengaruh Iklim

Di dekat permukaan tanah, kuat geser tanah berubah dari wak'tu


ke waktu bergantung pada iklim. Beberapa jenis tanah mengembang
saat musim hujan, dan menyusut pada musim kemarau. Pada musim
hujan k:uat geser tanah ini menjadi sangat rendah dibandin~kan ?engan
musim kemarau. Oleh karena itu, kuat geser tanah yang dtpakat dala~
analisis stabilitas lereng harus didasarkan pada J..:uat geser tanah dl
musim hujan, atau kuat geser pada saat tanah jenuh air.
11.1.Z Pengaruh Air
.
.
.
b
men. adi faktor sangat penttng
Pengaruh altran atr atau rem esanh .. J l't diidentitikasi dengan
101
dalam stabilitas lereng, namun pengaru .
terjadi di dalan1 tanah
baik. Telah dipelajari bahwa rembesan atr b:~en"aruh pada stabilitas
tnenyebabkan gaya rembesan yang sangat
e
lereng.

su:

_,_
"'"7
326

MEKANIKA TANAH 11

XI. STAB ILITAS LERENG

.
.
dapat mcnycbabkan terkikisn
Erost pern1uk.aan Ieteng . . .
.
. .
ya tanah
urangt ttncrgJ lcr en g. selungga mcnan b
pennukaan yang zne~g ,
. b ng tnelnotong kaki 1
1 ah
stabilitas lereng. Sebahknya. erost ya
., .
..
ereng dapat
.
.I
sehingga tnengut ang1 stabthtas lereng
tnenan1bah ttnggt ereno.
..
.
.
k
d
I
g
tetJ'adi
penurunan
n1uka
atr
tanah
dalam
I
er
.
.
eng
J t a pa a eren
atau di dekat Iereng. contohnya penurunan tnuka au mendadak Pada
saluran atau sungai. rnak.a tetjadi pengurangan gaya ang~at air pada
rnenan
bah
beban
lereng.
Kenatkan
beba
1
g
1
tnassa tana h. Y'al ....
.
n
menyebabkan kenaikan te~angan geser,_ y~ng btla tahanan ~e.ser tanah
terlanlpaui akan tnengaktbatkan longsotan !~reng. Hal tnt banyak
terjadi pada Jereng yang tanahnya berpern1eabthtas rendah.
{T

tanah dan fondas1 be


5 Dinding penahan

(.
rgerak dan retak

6. Jalan raya dan Jalan rei keluar dari alumya.


1atn.

7. Batu-batu besar menggelindina5 dan 1am-

Gaya geser yang terjadi pada volutne ~onstan dapat diikuti oleh
berkurangnya gaya intergranuler dan natknya tekanan air pori.
Kelongsoran tanah dapat tetjadi. bila pengurangan gaya intergranuler
tanah besar. 1nenyebabkan n1asa tanah dalam kedudukan liquefaction
(tegangan efektif nol). sehingga tanah dapat mengalir seperti cairan.
11.1.3 Pcngaruh Rangkak (Creep)

Gambar 11.1
Kenampakan lereng akibat rangkak (creep) (Taylor. 1967).

Di dekat permukaan tanah yang n1iring, tanah dipengaruhi siklus


ken1bang-susut. Siklus ini dapat tetjadi oleh akibat perubahan
ternperatur, perubahan da1i musim ken1arau ke musim hujan, dan di
daerah dingin dapat diakibatkan oleh pengaruh petnbekuan air. Saat
tanah mengembang. tanah naik sehingga melawan gaya-gaya
gravitasi. Saat tanah menyusut, tanah turun di bantu oleh gravitasi.
Hasil dari gerakan keduanya adalah gerakan perlahan lereng turun ke
arah bawah.
Kedalaman zona rangkak bervariasi dari beberapa sentimeter
sampai beberapa meter bergantung pada sifat tanah dan kondisi iklim.
Kenampakan gerakan lereng akibat rangkak diilustrasikan oleh Taylor
( 1962) dalatn Gambar 11.1. Seperti ditunj ukkan dalam gambar
tersebut, rangkak dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. B1ok batuan bergerak.
2. Pohon-pohon melengkung ke atas.

3. Bagian bawah lereng tnelengkung dan menarik batuan.


4. Bangunan menara monumen , dan laIn-1atn
. m1nng.
..
328

MEKANIKA TANAH ll

11.2 TEORI ANALISIS STABILITAS LERENG


Dalam praktek, analisis stabilitas leren~ didas~ka? pada ko,nse~
. b
plastis batas (limit plastrc equzllbnunz). Adapu .
kese1m angan
n dan
bidang longsor yang poten~tal. a am
beberapa anggapan dibuat. yattu:
b' d
. d'1 d'1 sepanjang permukaan 1 ang
1. Kelongsoran lereng tel)a d.
sebagai masalah bidang 2
longsor tertentu dan dapat tanggap
dimensi.
benda masif.
1on sor dianggap sebagat
.
2. Massa tanah yang
g
. titik sepanjang btdang
Tahanan geser dari massa tan~ ~ada s~tta~rmukaan longsor, atau
3
.
dan onentast P .
.
longsor t1dak tergantung
h dian2:aap tsotropts.
k
at
geser
tana
'-'~
er
.
dengan kata 1atn u
em erhatikan tegangan ges .
F kt
man didefinisikan dengan m p . I dan kuat geser tanah
4.
a or a
.
b.d na Iongsor potensta. . k t oeser tanah
rata-rata sepanJang t a ~k an longsoran. Jadt. ua ~
3?9

a permu a
rata-rata sepanJano
XI. STAB ILITAS LERENG

mungk.in terlan1paui di titik-titik tertcntu ~ada bidang longsomya,


padahal faktor atnan hasil hitungan lebth besar 1.

lJntuk maksud metnberikan f k


a
tor
anlan
t l d
kotnponcn kuat geser. faktor atna d
. er la ap masing-masing
n apat dmyatakan oleh:

Faktor a man didefinisikan sebagai ni lai banding antara gaya yang


menahan dan gaya yang n1enggerakkan. a tau:

(11.6a)

(11.1)
( 11.6b)

dengan 't adalah tahanan geser Inaksin1un1 yang dapat dikerahkan oleh
tanah. 'td adalah tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah
yang akan longsor. dan F adaJah faktor an1an.
Menurut teori Mohr-Coulotnb, tahanan geser ('t) yang dapat
dikerahkan oleh tanah, di sepanjang bidang longsornya, dinyatakan
oleh:
T

(11.2)

= C + (J' tg <p

dengan c = kohesi. cr = tegangan nor rnal. dan <p = sudut gesek dalam
tanah. Nilai-nilai c dan <p adalah parameter kuat geser tanah di
sepanjang bidang longsor.
Dengan cara yang san1a, dapat dituliskan persamaan tegangan
geser yang terjadi (Td) akibat beban tanah dan beban-beban lain pada
bidang longsomya:
(11.3)

dengan cd ~an <pd adalab kohesi dan sudut gesek dalam yang terjadi
atau yang dtbutuhkan untuk keseimbangan pada bidang longsomya.
. Subtitusikan Persamaan (11.2) dan (11.3) ke Persamaan (11.1)
dtperoleh persamaan faktor aman.

F=

c + cr tgq>
cd + cr tgq>d

(11.4)

dengan Fe = faktor aman pada kornponen kohesi dan - ..


pad a kompot'!en gesekan. Utnun1nya faktor aman stab~l~t- fal ktor aman
1 1 as ercnu atau
f ak tor aman terhad ap kuat geser tanah diamb'l
....
1 1 b'l be .
dengan 1,2.
e I l sar atau satna

11.3 ANALISIS STABILITAS LERENG DENGA


l,ONGSOR DATAR

BIDANG

11.3.1 Lereng Tak Terhingga (llljinile Slope)

Gambar 11.2a dan 11.2b tnetnperlihatkan suatu kondisi di mana


tanah dengan tebal H yang mempunyai permukaan n1iring. terletak di
'""
atas lapisan batu dengan kemiringan permukaan yang sama. Lereng
sen1aca1n ini disebut lereng tak terhingga karena mempunyai panjang
yang sangat lebih besar dibanding dengan kedalamannya (H). Jika
diambil elemen tanah selebar b. gaya-gaya yang bekerja pada dua
bidang vertikalnya mendekati san1a. karena pada lereng tak terhingga
gaya-gaya yang bekerja di setiap si si bidangtl) a dapat dianggap sama.
11.3.1.1 Kondisi Tanpa Renlbesan

Akan ditentukan faktor aman lereng setebal H pada bidang


longsor AB (Gambar 11.2a), dalan1 lereng yang tidak tcrdapat aliran
air tanah.
Berat ele1nen tanah PQTS, adalah
W=ybH(l)

Persamaan (11.4) dapat pula dituliskan dalam bentuk:


c d + o ~g <pd = c + cr tg <p

330

Gaya berat tanah \V dapat diuraikan n1enjadi:


N:l = W cos a = ybH cos a

( 11.5)
MEKANIKA TANAH 11

T., =

\V stn a = ybH in a

XI. STABILITAS LERENG

(11.7)

(11.8)

.,.

Reaksi ak.ibat gaya berat w ad 1 h


dengan W, dengan arah yang berlaw: a gUay~ p yang besamya sama
nan. raian gaya P memberikan:
Nr = p cos a= W cos a= yHb cos a

Tr = P sin a= W sin a= yHb sin a

(11. 13)

Dalam kondisi seimbang, tegangan geser yang bekerja pada


bidang AB, adalah:

(1 1. 12)

'"d = (b 1co~ a Xl) = yH sin a cos a

T,

Batu

(11.14)

Tegangan geser yang terjadi ini dapat dituliskan dalam persamaan,

Gambar 11.2a Lereng tak terhingga tanpa aliran air rentbesan.

b
I

. ... . .
' . . . .

Garis~kipotensial

I
lp
\

Garis allran

2
cdlyH = cos a (tg a- tg q>d)

Gambar 11.2b Lereng tak terhingga dipengaruhi aliran rembesan.

Tegangan normal a dan tegangan geser


lebar, adalah:

't

pada bidang AB per satuan

(11.9)

332

(b!co:aXl(YH cosa sina

(11.18a)

c
cd =
F

(11. 18b)

F --

yH cos a tga

F
c

(11.10)

tga

= faktor aman
.,
= kohesi tanah (kN/m-)

XI. STABILITAS LERENG

MEKANIKA TANAH 11

dengan:

-r =

tg <p
tg q>d =
F

118b)
ke
dalam
Persamaan
(1
Subtitusi Persamaan (11.18a) dan

(11.17), diperoleh
(11.19)
c
tgtp

Na
2
u = (b I cos a XI) =rH cos a

( 11. 17)

Dari Persamaan (11.15), bila faktor aman diberikan pada


masing-masing komponen gesekan dan kohesi,

(11.16)

Persamaan (11.16), dapat disusun dalam bentuk:

( 11.1 5)

2
yH sin a cos a= cd +yH cos a tg q>0

N.

'\

= cd + a tg <{>d

Subtitusi Persamaan (11.9) dan Persamaan (11.14) ke Persamaan


(11.15) diperoleh

"Cd

333

<p

= sudut gesek dalan1 tanah (derc.1jat)

Contolz soal 11.1:

a = sudut
kemiringan
lereng (deraJal)
'
._
1
y == berat volu1ne tanah ( L'\ n,)

c.
ketebalan
tanah
pada
Untuk tanah ..van n1empunyai
cp
dan
.
.
kondisi kritis 1H,J terjadi bila F = l. yattu:
"-

suatu lereng tak terhingga. terbentuk d .


berat volume y = 18.6 kN/m3. c == 18 kt~/ ~ tanah- ya~g mempunyai
ranpa rembesan.
m dan q> = 20 pada kondisi
,(a) Jika H = 8 m dan a= 22o. tentukan besam fa f
bahaya longsoran Iereng.
Y ak.1 or aman terhadap

(11.20)

He = y cos-. . a (tg a - tg <p )

(b) Jika a= 25{). tentukan tint!gi H maks mum


_ t kf k
1

1.

...

un u a tor aman F =

den~an H-...

adalah ketebalan mak.sirnum. din1ana lereng dalam kondisi


kritis akan longsor
.
.....
.....

Untuk tanah ._~anuler (c = 0). pada kondisi k..titis. Persamaan


(11.19) menjadi:

Penyelesaian:
(a) Faktor aman diperoleh dari Persamaan (11.19)~

F =

F = tg q;

(11.21)

tga
....

~
+ tg({J
yH cos .. a tga tga
18

=- - - - - , --- .
.1.

Persamaan (11.21) memberi pengertian bah\va pada lereng tak


terhingga. untuk tanah granuler. selama a < cp. mala lereng masih
dalam kondisi stabil. karena fal'tor aman F > 1.

Untuk ranah kohesif dengan cp

= 0 (lempung jenuh), Persamaan

18.6x8xcos- 22tg22

to2Q0
::::

tg22:)

== 1.25
(b) Tinggi maksimum pad a kondisi kritis. F = l.

(11.19) menjadi:
Dari Persamaan (11.20):

c
F=----yH cos- a tga

18
H c = y cos-., a (tga- tgcp ) =18. 6 xcos-~ '1-=>-c(tg_)
.., -o- tg_?QO)

(11.22)

Pada kondisi kritis. F = 1. maka untuk tanah kohesif dengan <p = 0


dapat diperoleh persam.aan:

c
.,
-=cos- a toa
yl/

= 11.5 m
11.3.1.2 Kondisi Dengarz Rembesan

(11.23)

Parameter c/yH disebut angka stabilitas (stability nunzber), yaitu


parameter yang menyatakan rasio komponen kohesi dari tahanan geser
terhadap yH yang dibutuhkan guna memelihara stabilitas
(kesehnbangan) pada faktor aman F = 1.

.
d
k 0 ~ leren~ sebesar <L
Suatu leren er tak terhingga engan errun ~
:::k
tanah
o
.
rdapat pada pennu aan
.
dengan muka air tanah dtanggap te
danva penm1ruh air.
0
diperlihatkan dalam Gambar 11.2b. J?en~an
a ~
...
k.11at geser tanah dapat dituliskan sebagru:
(11.24)
r = c + {o- u) tg <p

atau
334

MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

1:

( 11.25)

= c + cr' tg <p

dengan:
cr

=teganoan nonnal
0

2
(kN/Jn )

dengan u adalah tekanan pori y


b
2
Gan1bar 11.2b). Subtitusi Persan~ng (~samya = y. . JI cos rt (lihat
(11.33), diperoleh:
aan l.3 l) ke dalam Persamaan

")

'td

a = tegangan normal efcktif (kN/m")


u = tckanan air pori

2
(kN/Jn )

Ditinjau eleinen PQTS. Gaya-gaya yang be~erj~ pada


pern1ukaan-pern1ukaan PS dan QT bcsatnya san1a, Jadt saling
meniadakan. Selanjutnya, akan dievaluasi faktor an1an terhadap
kemungkinan Iongsor di sepanjang bidang AB yang terletak pada
kedalarnan 11, di bawah penltukaan tanah.

+ (Y~atl-1 cos\x .- Ywli cos! a)tg <pd


2
= cd + y' /-/ cos a tg <Pd

cd

( 11.34)

Subtitusi Persamaan (11.32) ke Persamaan (l 1 34) d'


... , tperoleh
Ysat 11 cos a sin a= cd + y' 11 cos2 (l tg 'Pd
Diselesaikan:
cd

Berat tanah pada elemen PQTS, adalah:

Y H

=cos a tga -

'i(J[

Gaya berat oleh tanah jenuh W dapat diuraikan menjadi:

Na = W cos a = Ysat bH cos a

(11.27)

T., = W sin a= Ysat bH sin a

(11.28)

tg <pd = tg <p/F dan cd =ciF

Nr = P cos a = W cos a = YsatbH cosa

(11.29)

Tr = P sin a= W sin a= YsatbH sina

(11.30)

Tegangan normal total cr dan tegangan geser


adalah:

't

pada bidang AB,

(11.31)

336

+(a- u) tg <pd

(11.33)
MEKANIKA TANAH 11

(11.36)

+ y tg ({J
2
y sot H cos a tg a y sat tg a

F=

F
c

(11.37)

= faktor aman

2
(kN/m )

= kohesi tanah
<p = sudut gesek dalam tanah (derajat)
a = sudut kemiringan lereng (derajat)
3
Ysat = berat volume jenuh tanah (kN/m )
3
y' = berat volume efektif tanah (kN/m )
.
p
(11
37)
untuk
tanah
granuler
dengan
. ,
D an ersamaan
maka faktor aman:

(11.32)

Teganga.n gcser y~ng terjadi atau tegangan geser yang dibutuhkan


untuk memehhara kesetmbangan pada bidang AB:
'td = cd

(11.35)

Maka dapat diperoleh petsamaan faktor aman, sebagai berikut:

dengan:

-r d = (b 1co~ a XI) = r ,a, H cos a sin a

Dengan memberikan faktor aman pada masing-masing kOlnponen kuat


gcser:

Reaksi akibat gaya berat W, adalah P dengan arah yang


berla\vanan dengan gaya W. Gaya P dapat diuraikan menjadi 2
komponen, yaitu:

y {n/

tg Gp

(11.26)

W = YsatbH( 1)

JVr
2
a = (b I cos a XI) = r sm H cos a

y'

= 0,

(11.38)

y' tg qJ

F = -=--_::._y sot tg a

. d
tn- 0 faktor aman:
Sedang untuk tanah kohestf engan...,- '
F=

.,
cosa tga
H
Ysat

XI. STABlLITAS LERENG

337

Contoh soa/11.2:

a = sudut bidang longso t h


r er adap ho .
~ =sudut lereng timbun b
~tsontal (derajat)
an
aru
(deraJat)
y = berat volume tanah (kN/m~)

i en aruhi oleh retnbesan dengan muka


Sua tu lereng tak terh1ngga d P g k faktor an1an lereng tersebut
.
1
k
d'
k
I
reng
Tentu
an
air ter eta 1 permu aan e
.
t h pada Iereng: y = 20
.

.
.
Diketahut data ana
. sat
teJ hadap bahaya longsor.
'd
I gsor potenstal: c = 18
kN/m3, H = 8 m, a = 22o, pada bt ang on
kN!tn-' dan cp = 2oo.

''
'

''

\
'
Bldang Jongsor ,

Penyelesaian:

20
kN/
3 maka y'
Ys.um,

''

=Ysal - Yw=20 - 9,81 = 10,19 kN/m3

........ ...

' B
"' ...

...

r.

a.

'

Dari Persamaan (11.37), faktor aman:

c,

y sat H cos ... a tg a

......
...

r, tg <p

' ........

= 20x8xcos 22tg 22

+ 20x tg 22

,_ . p

a.

...

'

Tegangan nonnal (cr) dan tegangan geser ("C) yang terjadi akibat
berat tanah ABC pada bidang AB adalah:

Gambar 11.3 memperlihatkan timbunan yang terletak di atas


tanah asli yang miring. Akibat pennukaan tanah asli rniring, timbunan
akan longsor di sepanjang bidang AB. Contoh seperti ini terjadi jika
tanah timbunan diletakkan pada tanah asli yang miring, di mana pada
Japisan tanah asli masih terdapat lapisan lemah yang berada di dasar
timbunan.
Berat massa tanah timbunan yang akan longsor:

a=

Na
= (11 2)yH sin a cos a sin(B- a)
HI sin a(l)
s1n /3 sin a

(11.40)

(11
2)yH
sin
a
sin(/3a)
'C' d =
=
___
HI sin a(l)
sin {3 sin a

Ta

_:____..:......:~

(11.41)

......::.....___~

Tahanan geser maksimum yang dapat dikerahkan tanah pada


bidang AB, adalah:

W = Y2 HCBy(1)

= Y2 Hy (Hitg a- Hltg ~)

't'

sin(/3- a)

( 11.42a)

= c + cr tg <p

Tegangan geser yang terjadi pada bidang AB:


(11.39)
't'ct

dengan:

338

Gambar 11.3 Analisis stabilitas timbzman di atas tanalz miring.

11.3.2 Lereog Terbatas (Finite Slope)

...

...

..._

.. . . ... ... . - A;.....---4---~------ --~-------

..

...

Nr

....

'
-----=-.. ..

10,19 X tg 20

sin/Jsina

\.

= 0,78 < 1, maka lereng tidak stabil.

= lfz H2y

'

Ysnr tg a

18

F=

.. .. .. .. .. ... .. -...... . .. .. .... .... .


.
.. .. .. ... .. . .. ...

( 11.42b)

= Cct + cr tg <pct
(F- 1) t =

Suhstitusi
Pada saat keseimbangan batas tercapat
-
.
" .
Persamaan (11.40) dan (11.41) ke Persamaan (11.42), dperolch.

=berat tanah di atas bidang longsor (kN)

MEKANIKA TANAH 11

td

.. 39

XI. STABILITAS LERENG

(1 I 2)yH sin as in (13


.
.
Slll {3 Slll a

- a)

= cd+Yl Y

sin(P- a)
cos a sin a tg <f>d
sin {3 sin a

Contoh soal 11.3:


Tirnbunan baru akan diletakkan
Tanah timbunan baru m
pada suatu lercng timb
.d
empunyai be
.
unan Jama
Kohest an sudut gesek dal
rat volume y == 19 6 kN 3'
25 kNi m2 dan <p = 17o Lam yan~ bekerja pada bidang lo~g /m .
ereng hmbuna b .
scr, c ==
.
sedangkan lereng ttmbunan 1
n ar u bersudut B == 48 5o
. b
k .
ama bersudut a 4 o
,
ttm unan ma stmum, bila d'k h
. == 0 . Bcrapakah ting i
Jongsoran F == 2.
I e endakl faktor aman terhad:p

atau
sin(/3- aXsin a - cos a tg <f> tt )
c d =(1 I 2)yH
. A

(11.43)

Sill tJ

Dari Persamaan (11.43) terlihat bahwa cd adalah fungsi dari sudut a,


karena nilai-nilai ~. y, l-1, dan Q)d konstan.
Dengan n1engambil =

&
d

8a

= 0,

Diperoleh nilai sudut kritis (~) sebesar,

a.c = <P + cpd)l2

(11.44)

Subtitusi persamaaan a=~, ke Persamaan (11.43),

_ l-cos(f3 -qJn) yH
en sin f3 cosrpn
4

(ll.4S)

Saat kondisi kritis F = 1. Dari subtitusi cd = c dan cpd


Persamaan (11.45), diperoleh persamaan tinggi H kritis:

H = 4c
('

sin {3 COS(/)
1- cos(f3 - cp)

= <p

ke

(11.46)

Gambar Cll.l.

Penyelesaian:
Dikehendaki faktor aman F =Fe =Fq> = 2:

dengan:

He = tinggi lereng kritis (m)


a = sudut Iongsor terhadap horisontal (derajat)

P = sudut Iereng tanah


(derajat)
2

Fe = clcd, atau cd = 25/2 =12,5 kN/mF~ = tg cpltg cpd atau q>d =arc tg (tg 17/2) = 8,69
Dari Persamaan (11.46), dengan merubah c menjadi
menjadi cpd, tinggi maksimum untuk faktor arnan F =2:

c = kohesi (k.Nim )
Y = berat volume tanah (kNim3)
cp = sudut gesek dalam tanah (derajat)

4cd
H e=_.;.._

340

.,

sin {3 cos <p d


1- cos(/3- <pd )

341

MEKANIKA TANAH 11
XI. STAB ILITAS LERENG

4x 12.5 sin 48,5 cos 8.69


= - -1- cos(48,5 - 8,69)
19,6

= 8,15

Dari definisi faktor aman


untuk ma
tana h, maka persamaan menJad'.1. stng-masing komponen kuat geser

ll1

Tr

+ N a tg <p

Colltoh soal 11.4:

Suatu lereng dengan ketniriugan P = 52, dan tinggi H = 5 m,


ditunjukkan pada Gantbar Cll.2. Bidang longsor diperkirakan akan
terjadi pada bidang yang 1nen1bentuk sudut a = 30. Tanah
mempunyai berat volume y = 19 kN!Jn\ pada bidang longsor
potensial: c = 25 kN!Jn 2 dan <p = 12. Tentukan faktor an1an terhadap
bahaya longsor.

N.

.
.
..

.. . .

=::.

F (Le + N n tg (/))

Gaya normal pada bidang AB:

Na= W COS 300 = 225 3 X Q866


' . =195 1 kN
L = 5/sin 30 = 10 m
'
Jadi,

Tr

=(1/F)(lO X 25 + 195,1 X tg 12o)


= 290/F

... . . ... . ... ... . .. .. ... . ' .

Bfdang longsor

= 19 I<Nim,
c = 261<Nlm 2
<P = 12.

Pada kondisi seimbang, gaya geser an


.
Y g bekerJa
dikerahkan tanah (Ta =Tr), maka:

= gaya geser yang

290/F = 112,7
F

Cl -

= 2,57

Jadi, faktor aman terhadap longsoran F =2,57.

30"

Gambar C11.2.

11.4 ANALISIS STABILITAS DENGAN BIDANG LONGSOR


BERBENTUK LINGKARAN

PenJ'elesaian:

Berat tanah yang akan longsor per meter:

W = Y2 yH ( ctg a - ctg ~)
1

..,

= 2( 19)(5y(ctg 30- ctg 52) =225.3 kN


Gaya geser yang bekerja Ta = 225,3 x sin 30 = 112,7 kN

Tahanan geser yang dikerahkan tanah untuk keseimbangan:


'td = cd + cr

tg <pd

Pengamatan longsoran lereng oleh Collin (1846) menunjukkan


bahwa kebanyakan peristiwa longsoran tanah terjadi dengan bentuk
bidang longsor yang berupa lengkungan. Keruntuhan lereng dari jenis
tanah kohesif banyak terjadi karena bertambahnya kadar air tanah .
Sebab teijadinya longsoran adalah karena tidak tersedianya kuat geser
tanah yang cukup untuk menahan gerakan tanah longsor ke bawah,
pada bidang longsomya.

Gaya untuk menahan geseran yang dikerahkan tanah:

Tr = (L x 1)(cd + cr tg <pd) (luas bidang geser =AB x 1 = L x 1)


342

343
MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

tt.4.1 Analisis Stabilitas Lereng T

______ ___ ... -- ..

, , "'

, "'

""

..

. ..

.. ' / ,,,'
,
,
,

"

..
.."'
-_

BidMg lioogJOI' lingkar&n

Jika lereng berupa tanah le


. ..,
.
n1pung homoo d
..
ceser undracned d1gunakan maka h't....
cen an anahs1s kuat
......

t ungan dap t d'l k


langsung. sepertt yang diperlihatkan ad a
a
ukan secara
di tentukan dengan:
p
nlbar 11.~. Fak1or arnan

Ga

t:

y
&da,g ~

~en

li"tobrt
0

{h)

(c)

, ... ,'

..,.,

anah Kohesif

f\-- . . . . . ___

\\.
-.
.
.
.
............ _,
I ~
I \ . II :- - ....
I
\
w
...........

.I

. .
'

''

'

'

I
I

I
~

'

,"

"

"

IR

/
~--- loc
.._._"'
lor't110!!181110fDr kompoe;it

(c)

'= waft!SAn
.....-

, ii7Lli7i77!TFii7lllz77i nn !,;;_uzznzzl/7

'. .. .

,---~~____,..~

I
I
I
I
I

I
"'-.
'... I

'\

Ulek

Gambar 11.4 Benruk-benruk bidang longsor.

Lengk-ung bidang Iongsor dapat berbentuk bidang lingkaran


(silinder). spiral logaritnus ataupun kombinasi dari keduanya.
Kadang-kadang. dijumpai pula suatu bidang longsor yang tidak berupa
kurva menerus akibat perpotongan dari bidang longsor tersebut
dengan lapisan tanah keras (seperti: lempung sangat kak:u, pasir padat.
pennukaan batu) atau lapisan yang sangat lunak. Contoh bentukbentuk bidang longsor ini diperlihatkan dalam Gambar 11.4.
Bentuk anggapan bidang longsor berupa lingkaran dimaksudkan
untuk mempennudah hitungan analisis stabilitasnya secara matematik,
dan dipertimbangkan mendekati bentuk sebenamya dari bidang
longsor yang sering terjadi di alam. Kesalahan analisis stabilitas
lereng tidak banyak disebabkan oleh bentuk anggapan bidang longsor.
akan tetapi oleh kesalahan dalam penentuan sifat-sifat tanah dan
penentuan 'lokasi bidang longsor kritisnya (Bowles. 1984).

Gambar 11.5 Analisis stabilitas lereng wnah lempung ranpa pengaruh


rembesan.

Jumlah momen yang menahan


F == Jumlah momen yang menggerakkan

LM r
'LM d
RcLAc
1

nv

dengan:
F
W

344

MEKANIKA TANAH 11

= fak'tor aman
(k.L")
= berat tanah yang akan longsor

LAc = panjang leng~ungan (tn)

XI. STAB ILITAS LERENG

(1 1.47)

= kohesi (kN/m
=jari-jari Iingkaran bidang longsor yang ditinjau (m)

= jarak pusat berat W terhadap 0 (tn)

tt.4.2 Analisis Stabilitas Lereng L emp


Menggunakan Diagram T I ung dengan <p = 0 dengan
ay or (1984)
'
Diagram stabilitas stabt'lt' tas 1ereng 1
digunakan pada lempung homage .
etnpung dengan rn = 0
.
n Jenuh deng k
't'

yang konstan dJ sembarang kedalamann


an uat geser w ulrained
bidang longsor yang dipilih, komp
~a. Pada Gambar 11.7. untuk
yaitu:
onen erat akan terdiri dari wl dan

2
)

Jika lereng dipengaruhi oleh aliran ren1besan air tanah, maka


diperlukan gatnbar garis freatis dan sketsa jaring arusnya (fiolv-net).
Garis-garis ekipotensial men1otong lingkaran bidang longsor dengan
tinggi energi yang diketahui. Tckanan pada titik-titik ini dihitung dan
kemudian digarnbarkan diagram tekanan air seperti yang dapat dilihat
pada Gambar 11.!). Jumlah tekanan air pori (V) dihitung secata
integrasi, di nl&na titik tangkap gaya U ini akan rnelewati titik 0. Nilai
vektor gaya W dapat diperoleh dengan cara menatnbahkan U dengan
vektor W. Dengan cara keseimbangan momen dapat diperoleh jarak y.

w2

Wt = luas (EFCB) x y x 1
w2= luas (AEFD) X y X 1

0 J ... _
'
\

'

--.. -,

'

' '
\

- - .. ~ . . .... - '-

',

',

''
''
''

',

' ',

',

II

,___

-8----~::.:..,...---

( 11.50)

' ',

\
\

( 11.49b)

Kelongsoran
(w
. lereng terJadi pada massa tanah denga b
W2), dengan btdang longsor berupa bidang 1.mgkaran yang
n berpusat
erat 1d+i
0 . Mon1en yang menggerakkan adalah juml ah
k'b
dan W , yaitu,
momen a 1 at berat W1

(l l.49a)

dengan Yt dan Y2 berturut-turut adalah jarak dari pusat berat


terhadap 0.

',

'

w, dan ~v,
-

\
\

\\

(Cl

I
I
I

I
I

Gambar 11.6 Analisis stabilitas lereng tanah lempung dengan p engaruh


.

rembesan.

I
I

Faktor aman~ dihitung dengan:


.

W' y

Y2
I

dengan:
R
= jari-jari lingkaran bidang Iongsor
LAc = panjang bagian lingkaran AC
W
= berat massa tanah efektif
Y
=jarak pusat berat W terhadap 0 (Jihat Gambar 11.6)

..

'

Yt

(11.48)

.. . .

I
I

= RcLAc

. . . ..

.~

Nr

19
0
Gambar 11.7 Analisis stabiliras lereng cp = (Taylor. -JS).

347
346

MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG


'

Mon1en penahan yana dibutuhkan untuk ke~eitnb~ngan , adalah


jumlah perkalian antara ko~1ponen kohesi di sepanJang btdang longsor
dan jarak R:

'LMr= Cu LAEB (R)

cd
Nd-

yH

( 11.55)

cu
, maka:
Karena F =
cd

(11.51)

dengan:
'LMr = jun1lah tnomen penahan (kN.m)
R
= jari-jari lingkaran longsor (In)
a = sudut yang ditunjukkan dalam Gan1bar 11.7 dalarn
radian.

cd

.
,
R-a

(1156)

Pada k d' k
Nd adalah bilangan
yang
tidak
berdimens

1
. .

on 1St ntts, yattu

saat F = 1, n1la1 H =He dan cd = cu, maka:

c,,

Dalam kondisi sein1bang,

(H'l Y1 - WzY2)

c
N = u
d
FyH

H c =-yNrl

(11.52)

Dengan menerapkan faktor aman pada komponen kohesi tanahnya,


(11.53)

( 11.57)

Nilai-nilai Nd yang merupakan fungsi dari sudut kemiringan


lereng ~ ditunjukkan dalam Gambar 11.8. Pada gambar ini dapat
dilihat, bahwa jika ~ > 53, lingkaran bidang longsor kritis selalu pada
ujung kaki lereng. Untuk ~ < 53. lingkaran bidang longsor kritis
dapat terjadi pada kaki, lereng, atau di luar kaki lerengnya. bergantung
pada lokasi dari dasar lapisan keras. Jika lingkaran longsor yang
terjadi di luar kaki lereng atau sering disebut keruntuhan dasar (base
failure), nilai angka stabilitas Nd maksimum adalah O,lf.l.
Dalam Gambar 11.8, definisi nilai D adalah:

Maka. dapat diperoleh faktor aman untuk analisis stabilitas lereng


lempung homogen dengan <p = 0 dan c = Cu, yaitu:

tinggi dari dasar lapisan keras ke puncak lereng


D=
tinggi lereng

( 11.58)

(11.54)

Dalam melakukan analisis stabilitas, lingkaran longsor dicoba-coba


sampai menghasilkan faktor aman F minimum.
Taylor ( 1948) memberikan cara penyelesaian analisis stabilitas
secara analitis untuk lempung homogen, dengan c konstan dan <p = 0.
Analisisnya dilakukan dengan memperhatikan angka stabilitas
(stability nunzber), Nd, dengan

349
348

MEKANIKA TANAH 11

XI. STAB ILITAS LEAENG

0.30

019

,_

I,

IT

1--

Untuk f.\> M'gunakan Oamliar 11 8b

0 .18

11'"

'

..~
;/!'./ \
~-

,1-

r;..~ ~....

/
\

-f-

~-

-- -

I'

\o

-~

-1

~' ...,

/'

~<?.~ -

'... -

IJ

f
1-
- - -, !..,.oo ,.
\

.... ,.

'

'

,_ -

1- f-

r/. "-"'

10

a ra fik

,..,11

-......

1-

3
Faktor kedalaman,

20

30

.CO

50

60

70

90

Sudut keminngan tereng, p (derajat)

~-~~

Gunakan "'"' ,: pa,.....

~-

V-

~~

Gambar 11.8b Diagram stabilitas ~ = 0 untuk {3 > 5.f

~-r/v+
T. r-1

::::~- '5

'/

0.05

I
1

,..

'

,/
,..
..,.

./

0.10

- - -- ..

....

/7

/ "

grafik Gambar 11.8a

0.15

Kasus A Gunakan garts p enuh dari g rafik.


Garis patah-patah pendek memberikan
nllal n.

- 1-

D yang lain gunakan

./

~~;;.'

-~

.-- --

f.....oo'

I''

Deo

--

,._ -

*'
- -

----- ------ --

......

'rl

0.11

020

-~

rnH-~~J.t .,

"A

'-..i
-
- ..... ~.]

/ I/
~

II

'-

.....

I'\/

1-

y "

0.09

-~

~ l/

f-

'\

-f- ,_I - -

,_ 1-

1\

..

--

0.10

"

_,

\.

- \-~

i-

'

0.12

'

- ...

'- \~

'/'

\'

0.1 4

.......

1..

11

0.25

1-

)(I
j
r~

"

t/

... r-~

'-<:)_.; , .1
\.

J,_. '., 7

.....

1...

\.

/o

.....,

0.1 3

'

/_

0.1 5

"
~

~ /

1-

/
~~~
Lr- ~ liC

0. 1711

0.16

'

- i= 53.

- .--- - .....
-

Contoh soalll.S:
Suatu galian sedalam 10 m dibuat pada tanah lempung jenuh
yang
2
3
mempunyai berat volume 18,5 ld~/m dan kohesi 40 kN/m Lapisan
tanah keras terdapat pada kedalaman 12 m di bawah muka tanah.
Dengan menganggap sudut gesek dalam tanah <p = 0~ berapakah
kemiringan lereng (~) yang dibutuhkan agar faktor aman F =1,5 ?

Gambar 11.8a Diagratn stabilitas q; = 0 (Taylor, 1948).

Penyelesaian:
Faktor kedalaman D = 12/10 = 1.2
N

d -

40
- --=0,144

- FyH- 1,5 x l8,5x l0

351
MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

Dari diagram Taylor pada Gantbar 11.8, untuk D = 1,2 dan <p :::: 0,
diperoleh kemiringan (3 = 23.
11.4.3 Analisis Stabilitas Lereng untuk Tanab dengan <p > 0
'
dcngan Menggunakan Diagrant Taylor (1948)

ini akan berimpit dengan garis sin


.
ggung hngkara
. ..
b
d'
.
sin q> yang erpusat t 0. Lingkaran . . d'
n yang berJan-Jari R
. . . . 1' k
tnt tsebut li ka
ang Jan-Jarl tng aran sebenarnya ad 1 h . ng ran-<p (<p-circle)
a
a
lebth
be
d

Y
.
R aJn e
sar an R sin <p.

Jika tanah men1punyai kcdua kon1ponen kuat geser, yaitu kohesi


(c) dan sudut gesek dalmn (cp), n1aka penyelesaiannya lebih suUt
dibandingkan dengan tanah yang hanya tnempunyai kohesi saja.
Untuk tanah kohesif, tahanan geser sepanjang bidang longsor tidak
bergantung pada tegangan normal yang beke1ja pada bidang tersebut.
J~dL dengan mengambil momen terhadap pusat lingkaran, dapat
dtevaluasi stabilitasnya. Akan tetapi, jika tanah tnempunyai komponen
gesekan (<p). distribusi gaya notmal mempengaruhi distribusi tahanan
gesernya. Pada bidang Iongsor, tegangan nonnal yang beketja tidak
merata sama, akan tetapi merupakan f ungsi dari besamya sudut pus at
Jingkaran (8) (Gantbar 11.9).

\
'8

'

\
\\

\
\

'\

-B

\
\
\

'

\
/

\\,

"'",,,,

,,

. \

w
I

(b)

..

. . . . .

(.i)

Gambar 11.10 Analisis stabilitas Lereng tanah dengan

"

Gambar 11.9 Distribusi tegangan normal pada b l'dang I ongsor.

Jika komponen-komponen gesekan d .


an kuat geser tanah
sepenuhnya dapat dik hk
pada bidang longso~rada a:; n;:.ka tahanan geser di sembarang titik
P
tnyatakan oleh persamaan MohrCou Jom b: 't = c + 0 tg <p R 1
gesekan dari kuat gese ~
tan tegangan normal dan komponen
normal. Dengan kata la~n n;rismembe~tu~ sudut <p dengan arah garis
--- ~
'g
yang dttank lewat resultan kedua gaya

:su

352

> 0.

Taylor (1948) memberikan penyelesaian analisis stabilitas untuk


tanah yang mempunyai sudut gesek dalam (q>) dan kohesi (c), di mana
tekanan air pori dianggap nol. Karena tanah mempunyai c dan q>,
maka kuat geser tanah dapat dinyatakan oleh persamaan:

({J

MEKANIKA TANAH 11

't

= c + cr tg <P

k
hes c dan sudut gesek
Suatu lereng tanah homogen, dengan o 1
dalam <p, ditunjukkan dalam Gambar 11.10. Bagian l~ngkaran AB
adalah bidang longsor yang dicobakan Iewat _kaki_ ~e~n~nya.
Lingkaran bidang longsor berpusat di titik 0 dengan Jan-Jan ayaakan longsor per meter
gay a yang bekerj a pada mass a tanah yang
lebar tegak lurus bidang gambar, adalah:
( 11.59)
(1) Gaya berat W = luas (ABC) x 'Y x 1

bagian lingkaran AB yang dapat


.
(2) Komponen kohesi sepanJang
353
dinyatakan oleh ersamaan:
XI. STABILITAS LERENG

( 11.60)

cd = cd X (panjang garis lurus AB)

dengan cd adalah tahanan geser dari komponen kohesi yang


dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan. Resultan gaya Cd
sejajar dengan garis AB dan berjarak z dari pusat Iingkaran 0.
Ditinjau: cd. = cd X (panjang lengkung AB) X R

(11.65'

Nilai c/yH untuk beberapa nilai <p dan


11.11.

..

apat dthhat dalam Gambar

( 11 .6 1)

Maka~

besarnva
momen.:: dapat dinyatakan oleh:
- Iene:an
.....
.:: = cd x (panjang lengkung AB)R/Ctf
= R x (panjang Iengkung AB)/(panjang garis lurus AB) ( 11.62)
0.30 H-IH

(3) Resultan gaya normal dan gaya gesek di sepanjang lengkung


Iingkaran AB~ sebesar P dan membuat sudut cp terhadap arah garis
nonnal pada lengkung AB. Untuk keseimbangan gaya P ini harus
le\Vat titik di mana H' dan cd berpotongan.

0.25

H-.;4

Jika dianggap komponen gesekan dapat dikerahkan secara penuh,


yaitu cpd =cp. maka arah gaya P akan merupakan garis singgung pada
lingkaran-cp. Karena arah gaya-gaya Cd. P dan l-i' telah diketahui.
po1igon gaya semacam Gambar ll.lOb dapat dibuat. Besarnya Cd
diperoleh dari poligon gaya tersebut. Kohesi satuan yang dikerahkan
untuk tercapainya keseimbangan adalah:
cd =

Cc((panjang garis AB)

'

_l

Kohesi yang dikerahkan untuk keseimbangan di sepanjang


bidang longsor dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan

yH [f(a,f3.9.cp)]

.,

11

I ....._

....

1.1

I .

I'

l If, ./-

/1'

'

(11.64a)

Pada kondisi kritis, faktor aman terhadap komponen kohesi dan


gesekan F = 1. Maka. dengan substitusi H = He dan c = cd dalam
Persamaan (11.64a), diperoleh:
c=

(11.63)

Penentuan besarnya cd dilakukan dengan cara coba-coba pada


lingkaran longsornya. Beberapa kali percobaan harus dilakukan untuk
menentukan nilai Cd yang maksimum. di mana kondisi ini menyatakan
kondis kritis lereng.

cd =

, .

'

10

20

50

60

80

90

Sudut keminngan Jereng, ll (derajat)

yHc [ft a,f3,9.cp)]

(11.64b)

Bila dinyatakan dalam nilai banding angka stabilitas,

m> 0 (Tay!
or!
. . 1
untuk ranalz dengan 't'

Gambar 11.11 Diagram stabdttas ereng


1948).

""5-

354
MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

Gambar 11.11 digunakan untuk analisis stabilitas lereng dengan


tanah yang tnen1punyai c dan <p. Untuk suatu sudut ges~k dalam Yang
telah diketahui (<pd) kohesi yang dikerahkan untuk kesetmbangan (cd)
ditentukan dengan menggunakan metode lingkaran-<p. Gambar 11.11
dapat digunakan untuk menentukan faktor . a~an terhadap nilai
kohesinya saja. dengan menganggap seluruh ntlat sudut gesek dalam
(<p) berkembang penuh (faktor atnan l, untuk kotnponen gesekan) atau
sebaliknya, yaitu dengan menentukan faktor atnan terhadap faktor
gesekan dengan menganggap kohesi berketnbang secara penuh. Untuk
menentukan faktor arnan terhadap scluruh komponen kuat geser (Fe
dan Fcp), maka cara coba-coba harus digunakan.

tg <p/tg <pd ditentu kan dari dia


gram.
Denga
aman terh adap kuat geser d'
n cara coba-coba faktor
tperoleh d

.
dapat dttentukan dengan me
pa a saat F(9 = F,. Hal ini

nggambarkan
h
b
Fe dan kemudtan menggambark
.
u ungan F19 terhadap
an gans 45.
3

,
\

Fe

''

'' . ~/
------1,82
-- - -~ ..., _

......

,~

//
,
~

Contolz soa/11.6:

"

I
I

I
I

'/

1 I 82

I
I

a~----+---~~--~~--~

Suatu timbunan dengan tinggi H = 12,2 m, mempunyai kemiringan


Iereng f3 = 30. Permukaan tanah keras dianggap pada kedalaman tak
terhingga. Tanah mempunyai kohesi c = 38,3 kN/m-, sudut gesek
3
dalam <p = 10 dan berat volume total y = 15,7 kN/m . Tentukan faktor
aman terhadap kohesi (Fe), sudut gesek dalam (Fcp), dan faktor aman
keseluruhan (F).

Ft!J

')

Penyelesaian:
a.

Dianggap sudut gesek dalam dikerahkan secara penuh, atau <p =


10. Dari Gambar 11.11, untuk f3 = 30, maka cd/yH = 0,075. Jadi,
2
cd = 0,075 x 15,7 x 12,2 = 14,4 kN/m .
Faktor aman terhadap kohesi, Fe= c/cd = 38,3/14,4 = 2,67.

b.

c.

356

Dianggap komponen kohesi dikerahkan secara penuh, atau cd/yH


= 38,3/(15,7x12,2) = 0,2. Dapat dilihat pada Gambar 11.11,
bahwa jika cJyH = 0,2 dan f3 = 30, sudut gesek dalam yang
dikerahkan kurang dari nol, berarti faktor aman terhadap sudut
gesek dalam sama dengan tak terhingga (Fcp = oo ) . Hal ini terjadi
jika tahanan momen dari komponen kohesi Iebih besar dari pada
momen yang menggerakkan.
Untuk menentukan faktor aman terhadap kuat geser, nilai faktor
aman yang sama harus diberikan pada kedua komponen kohesi
dan gesekan. Nilai Fe diasumsikan dan nilai Fcp yang sama dengan
MEKANIKA TANAH 11

Gambar Cll.3.

Satu titik pada kurva Fe - Fq> telah dihitung, yaitu pada Fe= 2,67,
maka Fcp = 1. Dibutuhkan 2 titik lagi untuk menggambarkan
kurvanya. Pertama, anggap Fe = c/cd = 2 atau cd = 38,3/2 = 19,2.
Untuk cd/yH = 19,2/(15,7xl2,2) = 0,1, dari Gambar 11.11, <pd =
7, a tau F cp = tg 10/tg 7 = 1,44. Kemudian, anggaplah Fe = 1.8
2
atau cd = 38,3/1,8 =21,3 kN/m . Untuk cJyH = 21,3/(15,7 x 12,2)
= 0 11 dari Gambar 11.11, <pd = 5 atau Ffl' = tg 10/tg 5 = 2,02.
Ga~b,ar C11.3 menunjukkan kurva yang ditarik melalui ketiga
titik-titik tersebut di atas. Dari garis 45 yang ditarik dari titik asal.
diperoleh faktor a man terhadap kuat gesemya, yaitu F = L82.

Contoh soalll. 7:
. b
ditunjukkan dalam Gambar
Potongan melintang suatu ttm unan
.
k (R - 14 5 m)
t lah dttentu 'an - "
C11.4. Untuk lingkaran longsor yang e k hesi dan juga hitunglah
tentukan faktor aman terhadap komponen tuk kohesi dan gesekan
faktor aman dengan mengganggap tahana~ ~ 4 kN/mJ, <p = 11" dan c
sama. Tanah mempunyai berat volume~ ~ abbat tarikan permukaaan
== 15,5 kN/m2. Dianggap pengaruh reta a
diabaikan.
357
XI. STABILITAS LERENG

Untuk mendapatkan faktor a


man yang s b
.
dengan Jnenganggap faktor atnan terhada e ena~nya dtlakukan
ttu, ulangi hitung d.P kohcst dan gcsckan
nilainya sama.o Untuk
d
o
an t atas untuk d
k
5
dalam <P = 1
an 13 . Gans-gans seh b
s~t ut gese
at
dilihat
pada
Gambar
Cll
4a
H
u.
unga~
de~gan
httungan
ini
dap
as11 nya dtbenka d 1 T
ctt.l. Dengan menghubungkan F = F ak d'
n a am abel
dari dua kurva ini dititik F = 1, 18. jadi f~ktoan tperoledh pcrp~to~g.an
'
r aman pa a kondtst m1=
L18.

Penyelesawn:
\1

\\

,,,,
,,

\\ (b)

\\
\

1I 4

-- -

---- - --- - ----

Tabel Cll.l (c = 15,5

R sin <fJ 1

1,3

12 m

<{)I

(m)

17
15
13

4,24
3,78
3,28

F
1,18
1,1

1,0

L...,....---L-----'--__..__~

12

13

18

17

2
kN/m )

tg ({J,

cd
(kN)

c,= Cd/ l7 ,8
2
(kN/m )

F,.=clc 1

1,00
1' 14 ,
1,32

196
228
260

11.0

1.40
1.20

F = tg l7
11'

12.8
14,6

l.05

(a)

11.5 METODE IRISAN (METHOD OF SLICE)


Gambar C11.4.

Sudut AOD diukllr 76 = 1,32 radian


Lengkung AD= 14,5 x 1,32 = 19,14 m
2
Luas ABD, dihitung = 57.60 m
Berat luasan ABD per meter= 57,6 x 18,4 x 1 = 1060 kN
Gaya Cd' akibat komponen kohesi yang bekerja pada bidang lengkung
AD, digantikan dengan gaya Cd yang bekerja sejajar dengan garis AD
pada jarak z dari 0 ,

z = 14 5 x panjang lengkung AD = 14 5 x 19,14 = 15 66 m


'
.
.
'
'
panJang gans AD
17,8
Kemudian, tentukan titik berat dari luasan ABD.
Gambarkan Iingkaran-<p dengan pusat 0 , dan jari-jari = 14,5 x sin 17
= 4,24 m. Dari perpotongan gaya W dan Cd, gambarkan garis singgung
ke Jingkaran-<p. Garis ini merupakan arah dari resultan gaya akibat
gaya normal dan gaya gesek pada permukaan AD. Gambarkan segi
tiga gaya dengan skala tertentu, diperoleh Cd = 196 kN. Kohesi satuan
2
yang dikerahkan = 196/17,8 = 11 kN/m Karena itu faktor aman
terhadap komponen kohesi = 15,5/11 = 1,4.

358

MEKANIKA TANAH 11

Cara-cara analisis stabilitas yang telah dibahas sebelumnya hanya


dapat digunakan bila tanah homogen. B ila tanah tidak homogen d~n
aliran rembesan terjadi di dalam tanah tidak menentu, cara yang lebth
cocok adalah dengan metode irisan (1nethod of slice).
Gaya normal yang bekerja pada suatu titik ~i ling~~ran bidang
longsor, terutama dipengaruhi oleh berat tanah dt atas t_Ittk tersebut.
Dalam metode irisan, massa tanah yang lon~sor dtpecah-pe_cah
menjadi beberapa irisan vertikal. Kemudian, keset~bangan dan.t~ap
tiap irisan diperhatikan. Gambar 11.12b memperhhat~a~ tsatd~ ~ndsaan~
k .
d a Gaya-gaya mt er tn
dengan gaya-gaya yang be efJa pa ~~~al efektif (Er dan ,) di
gaya geser (Xr dan X1) d~ gaya It gaya geser efektif (Ti) dan
.
. . nya dan JUga resu an
sepanJang SI SI 1nsan ' .
. an bekerja di sepanjang dasar
resultan gaya no~mal ~fektlf (N,~ \e~ a di kedua sisi irisan. da~
irisan. Tekanan arr pon ~I dan d r
e; Dianggap tekanan air pon
tekanan air pori vi bekerJa pada asamy .
...
sudah diketahui sebelumnya.

XI. STABILITAS LERENG

Lengan momen dari berat massa tanah . . .


.
hap tnsan adalah R sm
. 0,
maka:

-1
I'
I
I
I
I

''

r=n

LM t1 = RL,W; sine

(11.671

,-]

'

I
I

\
\

I
I

I
I

.. . .. .. .

.. .

\
\
\

61

----u,.. ---

-----

5 ~

dengan:

~
2

1 cC+ O tQ e

--- ,,

I \

N I 'I

I \

1 ,/
I

', U1 = u~

..

(k

=~ari-jari _li,ngkaran bidang longsor

= Jumlah 1nsan
W, = berat massa tanah irisan ke-i
8J = sudut yang didefinisikan pada Gambar 11.12a.

Dengan cara yang sama, momen yang menahan tanah akan


1ongsor, adalah:
-

t=n

(b)

()

"LM r = R

L (ea, + N;tg cp)


t=l

Gambar 11.12 Gaya-gaya yang bekerJa pada irisarz.

Sehingga persamaan untuk faktor aman menjadi.


11.5.1 Metode Fellinius

I=n

Analisis stabilitas Iereng cara Fellinius (1927) mengganggap


gaya-gaya yang bekerja pada sisi kanan-kiri dari sembarang irisan
mempunyai resultan nol pada arah tegak lurus bidang Iongsor. Dengan
anggapan ini , keseimbangan arah vertikal dan gaya-gaya yang bekerja
dengan memperhatikan tekanan air pori adalah:

A tau

Nj =

L (ea,+ N, tg cp)

U jQj

_ __

(11.69)

r=n

LW;sin e,
i=l

Bila terdapat air pada Iereng~ tekanan air pori pada bidang
longsor tidak menambah momen akibat tanah yan~ ~n long_sor (M d).
karena resultan gaya akibat tekanan air pori Iewat t1t1k ~usat lmgkaran.
Subtitusi Persamaan (11.66) ke Persamaan (11.69). dtperoleh:

w,cos e. - ui

= Wj COS 8i -

1=n

L ca + (w, cosej -u;aJgq>

(11.66)

Faktor aman didefinisikan sebagai,


F = Jumlah momen dari tahanan geser sepanjang bidang longsor

Jumlah momen dari berat massa tanah yang Iongsor

LM r
LMd

1
...!.'=!=1_ _ _ _ _ _ _ __

MEKANIKA TANAH 11

(1 L70)

1=n

L, W, sin 9;

r=l

dengan:
F = faktor aman
.,
c = kohesi tanah (kN/m-)
.
alam
tanah
(
deraJat)
d
cp = su dut gesek

=-~

360

= ...:.i=-=-t- __

XI. STAB ILITAS LERENG

361

------------------------------------------~------------ ----------------~------------~----------~---------------r

= panjang lengkung 1ingkaran pad a irisan ke-i (m )


W. = berat irisan tanah kc-i (kN) .
2
u i = tekanan air pori pada irisan ke-r (kNIIn )
ei = sudut yang dideftnisikan dalam Gambar 11.12 (dcrajatJ
a;

Jika tcrdapat gaya-gaya scJaJn berat tanahnya _scndiri , scpcrti


beban bangunan di atas Iereng. Jnaka n1ornen ak1 bat be ban ini
diperhitungkan scbagai Md
Metode FeJiinius rnenghasiJkan faktor aman yang lebih rendah
dari cara hitungan yang lcbih teJiti. Batas-batas ~ilai kesalahan dapat
mencapai kira-kira 5 sampai 40% tergantung dan f~ktor ~man , sudut
pusat Jingkaran yang dipilih. dan besamya tekanan atr pon . Walaupun
analisis ditinjau daJam tinjauan tegangan total, kesaJahan tnas1h
merupakan fungsi dari faktor aman dan sudut pusat dari hngkaran
(Whit1nan dan Baily\ J 967). Cara ini telah ban yak digunakan daJ am
praktek. karena cara hitungan sederhana dan kesalahan yang terjadi
pada sisi yang aman .

Penyelesaian:
0

'J, \

-i-, .. 1
'---1-J.,..

,..,
4

5 1
1

I
I

\ I

l
I

\ I
\

-t I

8 ;I ~.
:

- 'I

-,...

'

--

T1na11 1

_.,._

1:lr

' Il

'

Contoh soal 11.8:

Suatu tanah digali sedalam 14 m dengan kemiringan tebing 1,5H : 1V.


Sampai kedaJaman 5 m di bawah permukaaan, tanah mempunyai y =
3
2
17,7 kN/m c' = 25 kN/m , cp' = 10. Di ba wah Iapisan tersebut, tanah
3
mempunyai y = 19,1 kN/m , c, = 34 kN/m2, cp' = 24 dan tanah dalam
kondisi jenuh. Kondisi galian, Iingkaran Jongsor dan pennukaan air
freatis diperlihatkan pada Gambar Cll.S. Untuk Jingkaran longsor
yang telah ditentukan, berapa faktor aman dari Iereng galian tersebut.

Gambar Cll.S.

Bidang longsor dibagi dalam 8 irisan. Panjang tota] dari bidan~


Jongsor (arah horisontal) = 34,5 m, maka tiap irisan akan mempunyat
lebar 34,5/8 = 4,31 m.
TabefC11.2

Irisan
no

Berat Wi
(kN)

196
519
781
965
1084

2
3
4

5
6
7
8
8a

991

721
232
133

si

Wicos8l

W, sinS,

Ui=u,a,

w.cos8j -up,

(0)

(kN)

(kN)

(kN)

(kN)

-16,3
-10,7
1.10
10,75
19,96
31,31
43,90
53,00

180
510
780
945
1020
855
535
139.6

-55
-90
15
180
370
515
500
185

90
225
310
365
385
390
305
78

90
285
470
580
635
465
230

71

106
1727

58

362
MEKANIKA TANAH 11

62

2817
67

363
XI. STABILITAS LERENG

'

.
d
'
nan
air
pori
di
dalam
Tabel
Cara n1enr!lutung ......gava
berat an ter..a
-C11.2 adalah sebagai berikut
'-"

'-

Un tuk irisan ke-i. nilai T1 _ t


.
.d
ai. yattu oa~ra oese
d'k
tanah pada b 1 ang longsor untuk kese b ~ ; c r yang 1 erahkan
tm angan batas. Karena itu:

La
rba\\'ah
111e111pUn\ai
ting!i
h1
==
7
4
111
1n1sa 1nya untu tnsan no. o. pt..,,
..
"""(.;

n1 dan lapisan atas h~ = 5.0 rn.


Berat irisan no.6 = 5 x 4-.31 x 17.7 + 7.4 '4-.31" 19.1 = 991 kK
AK '

Ordinat tekanan air poti. diukur = 7.50 n1


Tekanan air pori= 7.50

9.81 = 75 kr\

( 11.72)

Kondisi kesei1nbanoan momen deno


.
h
e
~an rusat rotast 0 antara berat
1nassa tan a
) ang akan longsor den~an craua oese t I

hk
h
d
....
~ J
~
r ota yano
dtkera an tana pa a dasar bidang longsor. dinyatakan oleh
persamaan (Gambar 11.12):

Panjang gari longsor = 5.- 01


Gaya akibat tekanan air pori

u, = 75 '

5.2

( 11.73)

= 390 k1

Dengan rnen1perhatikan jari-jari dan sudut yang diapit. panjang garis


DE= 5.4-5 n1 dan BE= 35.6 n1.

den gan x1 adalah jar~k lV ke pusat rotasi 0. Dari Persamaan (11.71)


dan (11.73)._ dapat dtperoleh:
.=n

Tahanan terhadap Iongsoran yang dikerahkan oleh kon1ponen kohesi:


~

CiGi

= _5

R
F

5..f5 + 3-f X 35.6 = 13-f7 kN

L, [c' a ; + (/\'; -u;~; ftg <p']


r=l

(1!.74)

Tahanan terhadap Iongsoran oleh ko1nponen gesekan pada kedua


r=l

lapisan:
2817 X tg 24 + 67

Pada kondisi keseimbangan vertikal. jika xl =XI dan Xr = x il:

tg 10 = 1266 kN

Ni cos ei + Ti sin 81= \VI +xi -

1347 1266
Faktor aman F =
+
= 1.51
1727

N . = W; +X; -X i+l - T, sin B:


'

11.5.21\fetode Bishop Disederhanakan (Sinzplifted Bishop Method)

Metode Bishop disederhanakan (Bishop. 1955) menganggap


bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan mempunyai
resultan nol pada arah vertikal.
Persamaan kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif yang dapat
dikerahkan tanah. hingga tercapainya kondisi keseimbangan batas
dengan memperhatikan faktor aman. adalah:

-r=

c'

+(cr-u)

cp'

(11.75)

cosB
Dengan Ni' = 1Vi - uia . subtitusi Persamaan (11.72) ke Persamaan
(11.75). dapat diperoleh persamaan:

ll'; + x 1 _X iI -u;a . cos8; - c' ai sin 8; I F (!1.?6)


N; =
cos 8, +sin 8, tg <p'/ F

Subtitusi Persamaan(11.76) ke Persamaan (11.74)._ diperoleh:


1

(11.71)

MEKANIKA TANAH 11

.
e
IF
- c a, ~ m i

\V + X,_ X ,~t -u;a, cos9


lr, ' I
~'F
c a i + tg 't'
cos 8 + sine f tg Ql

i=t

dengan o adalah tegangan nonnal total pada bidang longsor dan u


adalah tekanan air pori.

364

xi+l

r=n

L \Vi x i
i::l

XI. STABILITAS LERENG

(ll. 77)

Hitungan faktor a1nan dilakukan dalatn Tabel C11.3.


Setelah hitungan pada kolon1 (1 6) diperoleh, dicoba faktor atnan F:::
1,80. Diperoleh F 1 = 2,20.
Dicoba Iagi dengan faktor aman F = 2,20, diperoleh F2 = 2,22, yang
man a nilai ini dianggap sudah n1cndekati F yang d icobakan
sebelutnnya.
Jadi, faktor an1an dari lereng terscbut, adalah F = 2,20.
Tabel C11.3
b

No.

ansan

(m)

1
2
3
4
5
6
7
8

2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,0

!t2

ei

Jz,
(m)

(m)

(0)

2
1,7
2,0
2,0
1,2
0
0
0
0

3
0,70
3,75
5,50
6,50
5,75
3,25
1,50
0,50

4
61
42
28
17
5,8
- 5,8
- 16,5
- 26,5

Wtot= W, + W2

(kN)

W2=ybh2
(kN)

5
85
100
100
60
0
0
0
0

6
18
96
14
166
147
83
38
10

7
103
196
240
226
147
83
38
10

w, =ybh,

(kN)

Tabel C11.3 (lanjutan)


sin e.
8
0,875
0,6
0,47
0,29
0,10
-0,10
-0,29
-0,45

Wtot sin et

hw

(kN')

(m)

9
90
131,3
112,8
65,5
14,7
-8,3
-11,02
-0,45
394,5

10
1,75
1,60
1,26
0,50
0
0
0
0

u=hwYw
(kN/m 2)
11
17,5
16,0
12,6
5,0
0
0
0
0

bu
(kN)

12
44
40
31,5
12,5
0
0
0
0

bu
(kN)
13
60
156
210
213,5
147,0
83,0
38,3
10,2

Wtot -

(W.01- bu)tg <p'

(kN)

14
35
90
121
123
85
48
22
6,0

Tabel C13.3 (lanjutan)


c' b

(14)+(15)

(kN)

(kN)

15
37,5
37,5
37,5
37,5
37,5
37,5
37,5
30,0

16
72,5
127,5
158,5
160,5
122,5
85,5
59,5
36,0

M.

(16
:(lT
F== 1,80 F==2,20
F== l ,80 F=2,20
Hitungan
l7a
17b
faktor aman
18a
18b
0,77
0,7 1
93
102, 1
0,96
F
_
859.4
0,92
133,5
138,6
1,03
394.5
1,0
153,4
158,5
l ,05
=
2,20
1,03
153,1
155,8
1,02
1,02
120, j
120,1 F == 877,0
2
0,96
0,97
89,1
3945
88.1
0,86
0,88
69,2
67,6
=2,22
0,75
0,78
48,0
46,2
859,4
877,0

,-

11.5.3 A~alisis Stabiltas Lereng dengan Menggunakan Diagram


B1shop dan Morgenstern (1960)

Diagram stabilitas Tay1or (1948) hanya tepat digunakan untuk


analisis dalam tinjauan tegangan total. Bishop dan Morgenstern (1960)
mengusulkan penyelesaian stabilitas lereng yang dapat digunakan
untuk menghitung faktor aman pada tinjauan tegangan efektif.
Gambar 11.15 menunjukkan grafik untuk menentukan besamya
faktor aman pada analisis stabilitas lereng oleh Bishop dan
Morgenstem (1960) tersebut. Faktor arnan dalam diagram, dinyatakan
sebagai fungsi dari angka stabilitas c' /yH yang dihitung berdas.arkan
metode Bishop disederhanakan (simplified Bishop method) (Btshop.
1955). Dalam cara ini, faktor aman dinyatakan oleh persamaan:
(11.84)

F = m- run
dengan F adalah faktor aman, m dan n adalah angka stabilitas. dan ~"
adalah nilai banding tekanan pori. Nilai-nilai m dan n tergantung pa a

nilai banding kedalaman D, dengan:


kedalaman tanah keras dari puncak lereng_
D=
tinggi lereng
.
.
r 1US memperlihatkan beberapa
D1agram-d1agram Garob~
k
sangat dalam. n1aka perlu
variasi nilai D. Jika dasar laptsan ~ras san<>at kritis. Pencntuan
d't t k
'l . banding kedalaman yang gans-g
. e aris nilai handm!
1 en u an n1 at
unakan
371
.1n1. dapat dtla
. k ukan den .~.an meng~
~~"

370

MEKANIKA TANAH 11

XI . STABI LITAS LERENG

tekanan pori .yang sama (rue) pada diagramnya. Nilai


sebagai:

rue

didefinisikan
I

111_ - 1111

( 11.85)

Ut!

n2 -ni
dengan 111=. dan n 2 adalah koefisien stabilitas untuk D yang lebih tinggi.
Jika ru lebih besar daripada rue. untuk potongan dan parameter kuat
geser tertentu. maka faktor aman ditentukan dengan nilai D yang lebih
besar~ yang mempunyai nilai fak1or aman yang lebih kecil daripada
faktor aman yang diteotukan dari D yang Iebih kecil .
Penggunaan diagran1 Bishop dan ~forgenstem ( 1960) untuk
hitungan stabilitas lereng dalam analisis tegangan efektif ditunjukkan
dalam Contoh soal11.10.

30

2~

25

20
l~

10
I

I I

Contoh soa/11.10:

1H

Suatu tanggul dengan kemiringan lereng ~ = 4H ; 1 V. Tinggi tanggul


dari muka tanah asli H = 19.50 m dan terletak di atas tanah yang sifatsifatnya sama seperti bahan timbunannya. Kedalaman tanah keras
12,20 m dari muka tanah asli. Diketa.hui kohesi tanah c = 9.6 k1'1/m2
3
q>" = 30. ~u =0.5 dan y = 19.6 k.~/m . Hitunglah fak.rtor aman dengan
cara Bishop dan tvforgenstem.

eo

Do~ s

D = 1 4~--+-~ 40
ArcrQ aata....,
~ .r.-a a1ala., ~f-71"-135

,.._125
IJ-

t-

I I
I

f:.Jf!J

2
:11"""'115

PenyeksaWn:

96

_c_
' ==
== 0.025 ; D
yH
19.6x19.5

10

10

I I

. I I

= 19.50 + 12.20 = 163


19,5

~=

ctg e

3
~

'

Menurut Gambar 11.15, untuk clyH = 0.025. cp' = 30 dan ~ = 4:1.


untuk D = 1, maka rue= 0.43. Karena ru = 0.5 >rue= 0.43. maka D =
1,25 lebih menyatakan kondisi kritisnya. Dalarn soal ini D = 1.63.
Jadi, D = 1,25 masih dalam batas-batas kedalaman kritis dari Gambar
11.15.

c:; 5

Gambar 11.15a. Diagram stabilitas 1Btslrop dan /.forgensrem, 1960)

Untuk D = 1.25 dari Gambar 11.15. maka


n1

= 2,95 dan n =2.80

F =m- run
= 2.95 - (0.5
= 1.55

2.80)

?- atau 1.50. maka dapat


0
Jika c'!yH tidak tepat sama dengan 0. -'
dilakukan interpolasi.

372

MEKANIKA TANAH 11

XL STAB ILITAS LERENG

c'izH = o.o~
L

m-..'<a a r setetah turun

lS
m

3J--..~~~~ 2G

10

Gambar 11.16 Nilai banding UH.

I
s

0= 1.5
I

"

v/

40

.1

~ VV

.
'I

~V vv.~
~v ~

'

Vv

33

~~ 2 S
~
t::--~
..... L.---'
..... __
.-f"' ~ ~ 20
..,.
'
""'
....
I
~

20

15

I
2

dg ~

lS
10

10

10

Dalam cara ini. faktor aman d't


k
1
disederhanakan (s in 1plified Bisho
e~tu;an
dengan metode Bishop
10
muka air turun. dianoeap oaris pai~net )hfBtshop. l955). Pada saat
c._.
e
Iran ara n' a hori
1 d
ekipotensial arahn ya vertikal B t 1
soma. an garis
. era vo ume tanah d'1anoo
dengan 2 kali berat volume air Gambar 1117
.:::.:=ap sama
.
memperhhatkan faktor
d a1am k ondtst penurunan muka air m d d k
aman

en a a untuk beberapa
ntla1 c 1yH. Faktor aman dihubungkan dengan
0 11 a1 ban d'mg penurunan
.....
~endadak l/_H_. untuk .beberapa nilai ctg ~ dan q> Jika UH = l.
hngkaran .kritts men) tnggung dasar bendungan. Jika UH < 1.
beberapa lmgkaran harus dicoba untuk menentukan faktor aman yang
paling rendah.
...

4
dg t:7

Gambar ll.lSb Diagram stabilitas (Bishop dan Morgenstent, 1960)

11.5.4 Diagram 1\lorgenstern (1963) untuk Kondisi Penurunan

l\1uka Air Cepat (Rapid Drawdown ).


~~al.isis

stabilitas lereng Morgenstem ( 1963) digunakan untuk


kondtst dt mana muka air turun dengan cepat (rapid drcnvdo1-vn) pada
suatu bendungan ~rugan tanah yang terletak pada pennukaan tanah
keras dan kedap atr. t-v1ula-mula. posisi pennukaan air sejajar dengan
puncak bendungan. Kemudian. karena sesuatu hal. muka air turun
mendadak sedalam L (Gambar 11.16). Diagram-diagram
Morgenstern ditunj ukkan dalam Gambar 11.17.

Penggunaan diagram !vlorgenstern (1963) untuk hitungan


stabilitas lereng kondisi penurunan muka air mendadak diberikan
dalam Contoh soal11.11.

Contoh soalll.ll:
Suatu tanggul dibangun dengan tinggi 19.80 m dengan kemiringan
lereng ~ = 3H : 1V (atau ctg ~ = 3). Tanggul terletak di permukaan
tanah asli yang kedap air. Diketahui data tanah untuk tanggu1 dengan
c' = 9.6 kN/m~. y = 19.6 ~~/m3 dan q> = 30. Tentukan faktor ~~n
.
k rurun mendadak sederrukian
terhadap Ion asoran leren~ b11a mu a atr
hingga U H:; 1 dan UH; 0.5 dengan L adalah tinggi penurunan muka

arr.

Penyelesawn:

a.

Untuk UH = 1

c /yH = 9.61( 19.6 x 1q

374

MEKANIKA TANAH 11

XI. STAB ILITAS LERENG

, ..
)=0.0_)

75

= 3: 1
cp = 30
~

Untuk c'/)'H

dari Gantbar 11.17. faktor arnan F untuk UH == 1 adalah 1,20.

{3= 2 : 1

b.

Untuk U H = 0.5
Lebih dulu ditinjau lingkaran longsor n1enyinggung dasar tanggul
dengan tinggi ekiYalen He= H.
s

- j'-...~
'

{3= 3 : 1

r--....

.....

...

0.2

0.4

0.6

0.8

1. 0

'

et>

r--. ...

...

40

. . r......~

<b

...... ~

40 1

........
~

.....

30

0. 2

o. 4

0. 6

f' ....

'
~

...... ...

0.8

0.8

..

r--.....

loo....

4(

""'....!"'--..

30

20

""' .........

1.0

o. 8

L1H untuk ctg {3 = 4

1. 0

40

0
0

30

o. 4 o. 6

L1H untuk ctg (3

i'
~

loo..

'

F
~

"'
~ ...

-<b

~ o;;:

... ...

1.0

~= 5 : 1

I'
........

0.2 0,4 0.6 o. 8


LIH untuk ctg ~ -- 3

5~
4

3
~

-40

30
20

t\..

f' .

"~

""' ~'...

~ .....

':::=i.
r-... ...

.
0.2

0.4

0. 6

UH untuk ctg 8

20

o. 2

3~
2

r-....

T .0

0.4 0. 6 0"
UH untuk ctg ~- = 2

8 =4 : 1

i8

t3 = 5
.........

0. 2

40

'
:10

20
0

0.4

........

0.2

.r"

r.....

c-b

"=
1=

["'-.. ......

loo.

4~

5"-

(3= 4 : 1

'

t---..

UH untuk ctg {3= 3

liO;

lJH untuk ctg ~i = 2

......

...

-~ 1
1~

......

0
0

2~

2~

-..:::::

20

F 3

.......

~ b..
....

Jl =2 1

(\= 3 1

Untul< c~ H =0,0125
5

=0,025

0.8

=4

1. 0

0
0

0.2

0.4

0.8

UH untu'< ctg

0. 8

1. 0

B: 5

ll. 8

=5

1. 0

Gambar 11.17a DiagraJn stab'l'


L ztas untuk penurunan muka air ntendadak
untuk c '/yH-- 0' 0]?5
,
- (Morgenstenz, 1963 ).

Gambar 11.17b Diagram stabilitas untuk penurunan muka air mendadak,


wztuk c'/yH = 0,025 (Morgenstern. 1963).

Untuk c' /yH == 0,025. UHe == 0.5.


Dari Gambar 11.17. diperoleh faktor aman F =1.52.
Kemudian, ditinjau lingkaran longsor yang menyinggung tengahtengah tanggul He == H/2.
Untuk c' /yH == 0.05, UHe =l.
Dari Gambar 11.17 diperoleh F = 1AS.

377
376

MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

Terakhir. ditinjau Iingkaran Iongsor yang menyinggung ketinggian


tanggul H/4 di atas dasar tanggul.

He= 3H/4. c'/yHe =0.033. dan UHe

= 0.5H/0.75H = 0,67

Faktor a man dihitung dengan interpolasi linier dari c '/yHe di


antara 0.025 dan 0.05.
Untuk c'lyH =0,05

4
3

... .....

..... .......

...

'"

::::

IIC:

~8

20

o. 2

o. 4

......

i'-.

4>

1
0
0

"' '
""

.........
2

F4

o. 6

0. 8

UH untuk ctg (3

~ .......

-4>

~ .......

..

o. 2

o."

o. 6

~
.

""" ~

1\.

~ 3
40

'~

" " ~~

.........

........ ....

30 2

"""

"~,

30
20

0
0

o. 2

0. 4

o. 6 o. 8

UH untuk ctg (3

=4

0
1. 0

o. 2 o. 4

o. 6 o. 8

1. 0

UH untuk ctg (3 = 5

Gambar ll.17c Dtagram stabilitas untuk penu.runan muka air 1nendadak,


untuk c '/yH = 0,05 (Morgenstern, 1963 ).

378

tg <pd = tg q>' IF

~
40

20

Jika sudut kemiringan lereng ditentukan. faktor aman dapat


dihitung dengan cara coba-coba seperti yang diusulkan oleh Spenser
(1967). Metode ini menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja dalam
irisan, arahnya sejajar dan keduanya memenuhi keseimbangan gaya
dan keseimbangan momen. Gambar 11.18 memperlihatkan diagram
stabilitas untuk menentukan sudut lereng yang dibutuhkan, bila faktor
aman ditentukan. Diagram-diagram menggunakan beberapa rasio
tekanan pori yang berbeda, dan dianggap kedalaman lapisan keras
sangat jauh dari pennukaan tanah. Dalam menggunakan diagramdiagram, diperlukan nilai sudut gesek dalam tanah yang dikerahkan
untuk keseimbangan batas~ dengan:

,r\.
'\

F4

.........

.....

......_

=3

1. 0

(3 =5 : 1

' '"
~ ""'
'.....
f': '

o. 8

40
30
20

...... .....

UH untuk ctg (3

(3 =4 1

11.5.5 Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggunakan Diagram


Spenser (1967)

1. 0

=2

untuk c' lyH =0,025 dari g fik G


'
,
ra 1 ambar 11.17. F = 1.37
c /yH = 0,050. dari grafik Gambar 1117 F. , - 1.66
Dengan interpolasi F = 1. 37 + 0,033-0,025 (
0.05-0 025 L66 -1.37) =1.47
Nilai F dipilih yang paling kecil d . h'
.
J adi, F = 1,47.
an ltungan dt atas.
Contoh ini mendemontrasikaan penuruna
k
.

L'
..
n n1u a a1r mendadak
sebagtan. tngkaran
knt1s
mungk.in
terletak
d'
t
d

1 a as asar ttm unan.


Karena ItU, dlperlukan untuk rnenghitung beb
r k
men yinggung elevasi tertentu.
erapa Jng aran yang

(3 =3 . 1

p= 2 . 1

Dari hitungan yang terakhir ini,

MEKANIKA TANAH 11

atau
<pd =arc tg (tg q>' /F)

(11.86)

d k t den a an permukaan tanah.


Jika kedalaman tanah keras sangat .e a GeJ b 1118 menjadi
hitungan stabilitas didasarkan pada dtagram am ar
lebih aman.

.
S
er ( 1967) untuk hitungan stabilita
Penggunaan dtagram pens
1
.
.
d
1
Contoh
soal11.1-.
lereng dtbenkan a an1
J79
XI. STABILITAS LERENG

0.12

I I l

ru = 0

o. 10

1..-'

0.08

l/

"'
~a </

c'IF-1H o. oe

0. 04

o. 12

v
I"

:o;::;;;E:::

I I

ru=0,25

o. 10

....

l/
l"' l /

~~a !;" v_,

0. 08

....~

0.06
0, 04

0.02
.I

o. 1~

I I

1/
~

~.L V,.a- ""' V~

~"/[/[..'~ V ~~~~ ~ ~
V ~V~~ E:a::i:' li:
~
~ ..... V'"

_l

$:

,a

VL;"

o. 0Ill
~

c'JFrH o. o6

o. 0,..

lo'

V ...... L........ V V.

"......

/
V ~
/

./

/..;'

~
L

~~

...... ~
~~
I".. "'J / ~(), ;,L

[ / V.~ ~Y,.- ~ .......


~ [L [/ V: ;:.-: v /. ~

V V
j 1/ V ' J Cl ~~ v-:
V':
~""
[/ ~ ~ 1/ ~ ~ [,'

o. o~~

..... ~
;::! ~

....... k-":/ l/1);/


;' V lo'
v "'

ru =0,5

ln

vv L V
vv l/ ~

V lL

C'IF')'H

.... ~....

~ ~ / l/

~
1/ V J
""'
V IL V v "::''l 1,)~I"
V V /
~ .... ~

o.

11.6 ~ERMUKAAN BIDANG LONGSOR KOMPOSIT


J tka lereng terletak pad a 1 .
aptsan tanah ya
padat atau terletak pada lapisa b
b'
ng sangat lunak, t1dak
berupa lingkaran. Gambar lln19atu, Idan~ longsor mungkin tidak
mukaan bidang Iongsor komp~ .t d~emperlthatkan satu contoh per
SJ
t mana sebagian bid
melewat1 permukaan tanah lunak. Kelon
an~ 1.ongsor
terjadi pada tanah timbunan yang dt' d gtksoranbeselm~cam . mt dapat
pa
a
an
r
apts-lapts
nam
d
1
h
.
'
pa a sa a satu lokasi tertentu atau lebih t d
un
1aptsan yang lunak
. .
,
er
apat
K ecepatan tet]adtnya
Iongsoran dan ke
k
. .

d
.
rusa an yang terJadt bergantung pa a ~omogen~tas .tanah lempungnya dan kandungan lapisan
tanah yang lebth lolos au dt dalam tanah timbunan n t 'b . k

d
IS n ust te anan
atr p~r~ an tana~ yang m~dah. meloloskan air yang ditimbunkan pada
kond1s1 kadar atr yang ttnggt, dapat mengurangi kuat geser tanah
lempung yang terletak di bawahnya, sehingga dapat menambah
kemungkinan terjadinya longsoran.

I ~rt; ~ z~,....
8 12 1& 20 24

{3 (derajat)

..a

28 32

Gambar 11.18 Diagram stabilitas (Spenser, 1967):

Contoh soal11.12:
Diketahui tanggul dengan tinggi H = 19,5 m. Data tanah untuk tanggul
2
3
c' = 9,6 kN/m , q> ' = 30, y = 19,6 kN/m , dan ru = 0,5. Dikehendaki
tanggul mempunyai faktor aman terhadap stabilitas lereng F = 1,5.
Tentukan besarnya kemiringan lereng ~

Dengan menganggap garis kerja Pa dan Pp paralel dengan


kemiringan lereng, gaya geser yang terjadi akibat beban tanah yang
akan longsor, adalah:
Sd = Pacos (~ t - 8)- Pp cos (~2 - 8) + W sine

dengan sudut-sudut ~~ ' ~2 dan 8 didefinisikan dalam Gambar 1.1.19~


Tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah pada bldanelongsomya, adalah:

=9,6 /(1,5 x 19,6 x19,5) =0,0167; ru= 0,5.


q>d = arc tg (tg 30/ F) = arc tg (tg 30/1 ,5) = 21
c'/FyH

Faktor aman didefinisikan sebagai:


( 11.89)

Dari Gambar 11.18, diperoleh ~ = 14,5.


Jadi, sudut kemiringan lereng tanggul harus 14,5 terhadap horisontal.

380

(11.87)

Sr -_ C 'L + [W COS 8 + pa sin (~I - 8)- Pp sin (~2- 8)] tg cp' (11.88)

Penyelesaian:

Analisis kelongsoran yang banyak dipakai pada bidang longsor


komposit ditunj ukkan dalam Gambar 11.19. Dalam kasus ini,
stabilitas dari massa tanah ABCD dianalisis. Dianggap tekanan tanah
aktif bekerja pada bidang BC dan tekanan tanah pasif bekerja pada
bidang AD. Besarnya gaya geser yang terjadi akibat beban tanah
dibandingkan dengan gaya geser maksimum yang tersedia di
sepanjang bidang longsornya .

MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

a tau

F = c' L +

lw cos O + P. sin(,61 -0 ) - P

1,

sin(,62 -0 )Jg cp'

pa cos(f3. - e)- pp cos(f32 -e )+ wsin (}

( 11.90)

Pa
1 ~,

..

. . ..

. ..

tukan nilai ru rata-rata y


.
ang dtusulk
1
6
( 19 0) adalah scbagai be .k
an o eh Bishop dan M
11 ut:
orgenstern
Sebuah bendungan u
.
rugan tanah d
ak1 bat rembesan air di bag h
engan permukaan a1r f .
.
.
tan
ulunya
ct
.
reatts
11.20 . Ntlat ru rata-rata d
.
ltUTIJUkkan dalam Gamb

d
apat dttentuk
d
ar
panJang asar bendungan d 11.
. an engan cara membag1
, a sumbu sun t
.
bendungan menjadi beberapa b .
en sampa1 UJung kaki dari
dibagi empat). Pacta titik-titik atgatan yang sama (yang dalam hal ini
1 1
ertentu pacta su b .
nt at-nJ at ru yang mewakili k d' . k
m u tnsan. dihitung
yang ditinjau. Kemudian dihi~n tSl etebalan tanah pacta kettnggian
irisan. Sebagai contoh, besarny~ng ru rata-rata un~~k tiap-tiap luasan
ru rata-rata untuk tnsan a adalah:
(11.91)

8
h,

. '.a :

Gambar 11.19 Pennukaan longsor konzposit.

Perl u diperhatikan, karena tekanan tanah aktif dan pas if dianggap


bekerja pada sisi-sisi luasan ABCD, hal ini menyatakan secara tidak
langsung bahwa regangan yang dibutuhkan untuk mengerahkan
tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif pada tanah bagian atas
sangat lebih rendah dari regangan yang dibutuhkan untuk
mengerahkan kuat geser dari tanah yang lebih lunak yang berada di
bawah. Jadi, faktor aman yang didefinisikan dengan memperhatikan
kuat geser tanah bagian dasar dari pusat massa tanah yang akan
longsor, dihitung berdasarkan tekanan tanah aktif dan tekanan tanah
pas if yang dikerahkan secara penuh. Karena itu, dibutuhkan cara cobacoba untuk menentukan loksai AD dan BC untuk menghasilkan faktor

aman yang minimum.

11.7 CARA MENENTUKAN RASIO TEKANAN PORI (ru)


RATA-RATA

MEKANIKA TANAH 11

I'U3

I
I

I
I

I
I

Gambar 11.20 Contoh menentukan nilai r, rata-rata..


1

Setelah ditemukan nilai ru rata-rata tiap irisannya. Tu rata-rata


seluruh luas irisan ditentukan dengan menggunakan persamaan:
r

=
u

A a'rm+ Ab rub + Ac 'r,c + ....

(11.92)

Aa + Ab + Ac + ....

dengan A a, Ab, Ac .. .. . berturut-turut adalah luas dari irisan . a~ b.


berturut-turut
adalah
menyatakan
ntlat
Tu
c . .. . ... , dan rmu rub, rue .. .
rata-rata dari irisan a, b. c .. ..

Pada umumnya, rasio tekanan pori (ru) tidak merata sama di


seluruh penampang tanggul atau bendungan. Prosedur untuk menen-

382

XI. STABILITAS LERENG

- - - - - -

AN
AKIBAT
TARIKAN
PADA
11.8 PENGARUH RETAK
TANAH KOHESIF
'f
(lempuncr
jenuh
).
biasanya
tanah
mengalami
Dalam tanah kohest
o
an tarik
retak di pennukaan akibat adanya tegang

11.9 PEMILIHAN PARAMETER K


UNTUK ANALISIS ST ABILITASUAT GESER TANAH
Untuk menerapkan persamaananalisis stabilitas yang telah dt' ple~sa~aan faktor aman .dalam

pe aJan, perlu diperf1 b


pemthhan parameter kuat geser yang
.d
~ angkan
kritis yang terjadi pada lerengnya at::;~~~ p:;;a~nkohndftst-dko~disi
a on asmya
B~berapa contoh
.
penggunaan parameter yang tepat diusulkan oleh
Btshop dan Bjerrum (1960), dan Wu (1966), sebagai berikut ini.

11.9.1 Timbunan pada Tanah Kohesif (Bishop dan B'


~ 1960)
Jerrum,
P-.m

G ambar 11.2~a memperlihatkan timbunan yang dibangun di atas

Retakan terisi ctengan air

Gambar 11.21 Pengarulz retakan di pennukaan.

Kedalaman retakan dinyatakan oleh (untuk <p =0):


h = 2c
c

(11.93)

dengan c adalah kohesi dari komponen tahanan geser dan y adalah


berat volume tanah. Pengaruh adanya retakan di permukaan (Gambar
11.21), antara lain:
1. Pada retakan, tidak ada tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh
tanah. J adi, tahanan geser tanah terhadap Iongsoran hanya
diperhitungkan terhadap pennukaan lingkaran, yang dihitung dari
ujung lingkaran yang satu sampai ujung Iingkaran lain yang
dimulai dari dasar retakan.

tanah lempung. Dtanggap bahwa awalnya lempung dalam kondisi


seimbang dengan tekanan air pori awal, yaitu sama dengan tekanan
hidrostatis air tanah. Dianggap pula penimbunan dikerjakan dengan
kecepatan yang merata sama, sehingga penambahan tekanan pada
suatu titik P di bidang longsor yang potensial dapat ditunjuk.kan
seperti dalam Gambar 11.22b. Pada titik P. tegangan geser yang
berkembang bertambah selama pelaksanaan dan kemudian konstan.
Selama pelaksanaan yang dilakukan dalam waktu pendek. relatif
belum terjadi drainasi air dari lapisan lempung, sebagai akibat
penambahan beban di atasnya. Kondisi ini dip~rlihatkan pad~
Gambar 11.22c, untuk dua kasus, yaitu untuk koefisten tekanan pon
A = 1 (lempung nom zally consolidated) dan A = 0 (lempun_g
overconsolidated sedang). Dalam periode pelaksana~! tekana~ au
pori bertambah karena tambahan timbunan sampat ~rakhtrnya
.
pon berk'llfallg akibat proses.
pembangunan. Kemudtan,
tekanan arr
konsolidasi sampai akhirnya mencapai kedudukan yang s~ sepe;t
kondisi awalnya yaitu tekanan hidrostatis akibat pengaruh atr t:k
'
selama pelaksanaan.
a
Karena tidak terjadi
perubahan kadar arr
kuat geser tanah mendekati tetap (Gambar 11.22d).

2. Jika air (hujan) mengisi retakan yang terbuka tekanan hidrostatis


yang bekerja pada sisi retakan menambah momen yang
menggerakkan tanah untuk longsor.
384

MEKANIKA TANAH 11

XI. STAB ILITAS LEAENG

l)

- - - __ vw-

m .a.t _ - - - -~

-...

p-

Tlnggi tlmbunan

Tegangan geser reta -rata di P

lb)

waktu

Ketika tanah mulai berkons I'd .


t ast kuat g
o
angsur bertambah. Karena kuat geser
'
eser
tanah
secara
berang
d .
surpe1aksanaan, sedangkan tega
un ratned tidak berubah selama
ngan
geser
yang
t

d'
be
aman b erkurang ke suatu nila'
. .
ef)a t rtambah. faktor
(Gambar 11.22e). Setelah a{;.ang rruntmum pada akhir pelaksanaan
terjadi akibat timbunan tetaptr ~bangunan, tegangan geser yang
K~r~na itu, faktor aman juga b~rt:m~~~kan kuat geser _bertambah.
kntls adalah pada saat akhir pe b
Jadt, dalam hal tnt. kondisi
k.ira-kira tetap selama periode p~l a~gunan. Karena k~at g~ser tanah
. b
.
.
a sanaan, maka esttmast stabilitas
tlm unan seball<nya dtdasarkan atas a r .
dengan kohesi c = Cu. Analisis stanbat'l'ttsts tdegangan total ~t~u ~ = 0,
d
1' .
1 as
engan cara tm dtsebut
engan. ana l Sl S <p = 0 atau analisis tegangan total (total
analys zs).
stress

A ... 1

/
Tekanan air
pori dl P

tct

11.9.2 Galian pada Tanah Kohesif (Bishop dan Bjerrum, 1960)

A = 0

~~c.=~~-~-~---------------~---------------- --- I

I
waktu

Kuet g"er

'

di p

---

(dt

'

A ,..

I
I

Wektu

metode e = 0 diterapkan

Faktor emen

~Falctor amen terhadap keruntuhan pondasi (metode c' o' )

Pelekaeneen I

Pelepann tekenan air pori

dengen cepet ' - - - - - - - - - ' Tekanan air pori dalam keselmbangan


waktu

Gambar 11.22 Variasi tegangan geser, tekanan pori, dan faktor anzan
dengan waktunya (Bishop dan Bjerrutn , 1960).

386

MEKANIKA TANAH 11

Gambar 11.23a menunjukkan galian pada tanah kohesif.


Perubahan tinggi tanah di atas titik P pada bidang longsor potensial
diperlihatkan dalam Gambar 11.23b. Dapat dilihat bahwa
pembebanan berubah dengan berjalannya waktu dan tidak ada
perubahan kadar air yang terjadi selama penggalian. Gambar 11.23c
memperlihatkan perubahan tekanan air pori pada titik P yang
merupakan fungsi dari waktu, untuk nilai koefisien tekanan pori A = 1
(lempung nonnally consolidated) dan A = 0 (lempung overconsolidated sedang). Nilai awal dan akhir sama, dan ditentukan oleh
posisi muka air tanah awal dan akhirnya. Perkembangan kuat geser
tanah pada masing-masing nilai A, diperlihatkan pada Gambar
11.23d. Selama pelaksanaan, pada tanah yang jenuh, kuat geser
mendekati sama. Akan tetapi, sebagai akibat berkurangnya beb~,
tanah akan mengembang yang diikuti oleh pengurangan tekanan atr
pori. Kuat geser tanah berkurang dengan berjaJannya waktu .
Selama periode pelaksanaan galian yang dilakukan dengan ce~~
tegangan geser yang timbul bertambah, sedang kuat geser tetlatplJe)
berkurang
(Gambar

ini mengakibatkan fa ktor aman


tegangan geser yang
.
d akh' penggalian wa1aupun
Selanjutnya, pa a
1f
'
kibatkan berkurangnya

tetjadi tetap, pengurangan _kuat ~eser ~e~~pung faktor aman akan


faktor aman. Jadi, untuk gait~ pa ;::rtambah. ~ehingga tercapai
minimum setelah. tekanan . atr p. adi ada kondisi waktu jangka
tekanan hidrostatlsnya, yattu tef]
p
3 7
XI. STABILITAS LERENG

stabilitas galian tanah kohes1f


1
pallJang. Maka, untuk mengeva uast
. .
. ,
d da kondtst sebelum tanah dtgar
.

..
.
I,
penggunaan k:uat geser undrarne pa
akan tidak atnan. Karena itu~ Iebih baik Jtka ~ 1 ?unakan pa~ameter
..e kttf pada waktu tnenganalisis stabthtasnya.
Jadt,
t egangan e1
.
. pada
galian tanah kohesif. analisis tegangan efekttf (effective stress
. analisys) harus digunakan.
Evaluasi stabilitas jangka panjang galian tanah kohesif dengan
penggunaan parameter tegangan efekti: ..dibut~hkan untuk mengetaht~i
besamya tekanan air pori setelah kondtst kesen:nb~ngan ~elah tercapa1.
Karena itu, kemungkinan dibutuhkan evaluast ahran au tanah pada
kondisi aliran tetapnyao

--- --- --- ----;;-----~--------- --- ----~tanah hfal

( a}

,--

Ib)

kedudukan aUilr ~

r tan.h

TeQ8f\91n g"er pada b4dang lewat p


Tinggi ttnah di alas f'

~lrt\l

11.9.3 Pembangunan di dekat Lereng Tanah Kohesif (Wu, 1966)

Kasus ini terjadi pada kondisi tegangan total tidak berubah,


namun tekanan air pori berubah. Perubahan tekanan air pori
mempengaruhi tegangan efektif, sehingga mempengaruhi kuat
gesemya. Contoh kasus tersebut disajikan dalam Gambar 11.24.
Suatu Iereng tanah kohesif yang telah stabil diperlihatkan dalam
Gambar 11.24a. Pada waktu yang lama setelah penggalian, di dekat
area galian dibangun suatu bangunan yang menggunakan fondasi tiang
pancang. Pemancangan tiang rnengakibatkan berkembanganya
tekanan air pori yang menyebabkan aliran air ke arah luar area
pemancangan. Tekanan air pori, di titik Q di tempat pemancangan,
berubah dengan berjalannya waktu (Gambar 11.24b). Karena air pori
mengalir secara lateral ke arah luar, tekanan air pori di P untuk
sementara bertambah (Gambar 11.24c).
Tidak adanya tambahan tegangan total menyebabkan kuat geser
tanah pada titik P berkurang (Gambar 11.24d). Jadi, selama periode
waktu tertentu. faktor aman lereng ini menjadi berkurang dari sebelum
adanya pembangunan atau sesudah kelebihan tekanan air pori (excess
pore pre~sure) telah terhambur semuanyao Kelongsoran galian dengan
memperttmbangkan kondisi kritis menjadi tidak aman. Karena itu,
untuk ~asus ini. analisis tegangan efektif (effective stress analysis)
harus dtgunakan.

11\. t ....,.,

I
Tekanan a.r pori di

- - - - -i muka a.r

(q

tanah IW'II
A 1
mulra llr

~aneh

t khif

I
AaO

welau

I
I

Kuat geser dl P

left

I
I

,-A 0

'A 1

I
,. .

wlkN

'

I
I
I

mecO<M ._ o ditapbn di lini

A O

Penggahan

I~cepat

Diltribuai Um~n deri gbnen t if pori

:nbv
.
Ir....- air pori

J...--- - -- - -- - --1 **

.
. dan Jaktor aman selama dan
Gambar 11.23 Perubalzan tekanan atr PI~n ng (Bishop dan Bjemun}.
sesudah penggalian tana l empu

389

388

MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

11.10 FAKTOR-FAKTOR YA
PAT AN HITUNGAN AN~~IS~~ESMPENGARUHI KETE.
TABILITAS LERENG
Sejuml~h anggapan yang telah dibua
..
Iereng senng memberikan h .
_t _dala~ anahsts stabilitas
.
k
as1 1 anahsts ttdak
.
dtperktra an. Beberapa masalah y
. .
. sepertt yang
analisis stabilitas lereng, antara lai~~g menJadtkan kettdaktentuan hasil

Fondasi llang

1. Kelongsoran
lereng
umumnya
adalah
h
b"d
.
.
1
. .
masa a 1 ang 3 dtmenst.
2. K~ndtsl pe~be?an~n pada waktu pengujian di laboratorium
(btas~~ya UJl tnakstal kompresi) rnungkin tidak cocok dcngan
kondJst kedud~~~n tegangan-tegangan di lapangan. Kerusakan
contoh benda UJI juga sangat mempengaruhi hasH pengujian.

Tegangan dl P
Be ben
ditambahkan

Konsolidasl p~da titlk 0

3. S~fa~ kuat geser tanah di lapangan yang anisotropis menyebabkan


n1lat parametemya bervariasi di sepanjang pennukaan bidang
longsor.

waktu

(b)

11.11 PERBAIKAN STABILITAS LERENG


Perubahan
tekanan air
pori d l P

Oi tit1k P

,r 01 tltlk Q

(et

Kuat geser
di p
Wlktu

(~

waktu

3. Metode-metode kimia dan mekanis, dengan cara g~b::ct::~


untuk menambah kuat geser tanah atau memasang

Faktor amen

r--.:::.:--::-~- -

-------------

Banyak cara dapat dilakukan untuk menambah stabilitas lereng.


antara lain: pemotongan lereng, pembuatan benn, menurunkan muka
air tanah, pemasangan tiang-tiang dan lain-lainnya. Beberapa cara
perbaikan stabilitas lereng yang telah dilakukan Broms (1969) di
Sungai Gota-Swedia, diperlihatkan dalam Gambar 11.25.
Umumnya metode perbaikan stabilitas lereng dapat dibagi dalam
tiga kelompok, yaitu:
1. Metode geometri, yaitu perbaikan lereng dengan cara merubah
geometri lereng (Gambar 11.26).
2. Metode hidrologi, yaitu dengan cara menurunG
kan mbukalla ~) ah
atau menurunkan kadar air tanah pada lereng ( am ar .
.

- ------ -

(tiang) di dalam tanah.

waktu

Gambar 11.24 Kondisi stabilitas lereng tanah lempung akibat pengaruh


beban luar (Wu, 1966).

390

391
MEKANIKA TANAH 11

XI. STABILITAS LERENG

Tanah dlgall

-(a) Mengurangl bnggj lereng

(a) Penguran
.
gan kemmngan lereng
Olgall dengan kemlrlngan
leblh land aI
,;

"
"
"

(b) Mengurengi kemlnngan lereng

r--------- --"
"

(b) Pembuatan berm


Menambah tlmbunan
dl ka kllereng

.
Dtga/i dan dtttmbunkan di bawah
Saluran dramas1
/~-;;.;------

" "'

(c) Membelilcan pemberet dengan menambah llmbunan pada kllkllereng

--

Ttang-tlang

(c) M~ngggalt di bagian atas dan menimbun dt bagian bawah


sambtl mengurangt keminngan lereng.

Gambar 11.26 Perbaikan stabilttas lereng dengan mengubah geometri

lereng.
(d) Mem ancang tllmg-bang pa da tere ng

Pompa

11.11 KASUS KELONGSORAN LERENG DI PURWOREJO


DAN SEKITARNYA (HARDlY ATMO, 2001)

Laptsan lolos air


(e) Ment.~W~bn muka a1r tanah

--

Pada tahun-tahun 2000-2001 telah terjadi bencana tanah longsor


di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jawa Tengah yaitu di
Purworejo, Kebumen, Wates, Kulon Progo, dan di beberapa daerah di
Sumatra yang telah mengakibatkan banyak korban manusia.
Kelongsoran lereng terjadi hampir secara serentak dan diduga kuat
disebabkan oleh hujan yang berlangsung terus menerus ~i ?aerahdaerah yang rawan longsor. Berikut ini diuraikan tentang keJadtan ~
analisis sebab-sebab longsoran dari hasil pengamatan longsoran dt
daerah Purworejo (Hardiyatmo, 2001).

(f) Mellndungi kakJ tere de


arosl yang me
ng ngan tlmbunan batu UI"Wk mencegah
nggerus lanah pada kakl lereng

Gambar 11.25 Perbaikan s'a b't


l
.
l ltas ereng dz S. Gota-Swedia (Bro1ns, 1969).

392

MEKANIKA TANAH 11

a. Kondisi Lapisan Tanah


.
. .
1
di daerah Purworejo dan dt
Kondtst tanah pada lereng- ereng .
berpenneabilitas
sekitarnya umumnya berupa tanah restdual yang
93
XI. STABILITAS LEAENG

b. Analisis Sebab-sebab K

relatif tinggi dengan tebal kira-kira 3 - 4 n1 di pcrn1ukaan dan didasari


oleh lapisan keras batuan breccia. seperti yang ditunjukkan dalatn
<-:ambar 11.27. Bentuk bidang gelincir setelal~ lo.n gso~ tetmasuk tipe
btdang gelincir datar, dan te1jadi pada lokast dt sekrtar perte 1nuan
a?tara Iapisan tanah di bagian atas dan lapisan tanah keras atau batuan
d~ bagian bawah. Dalarn garnbar juga ditunjukkan beberapa ke tnungktnan sebab-sebab kel ongsoran lereng di daerah tcrsebut.

elongsoran L

Batas antara dua I .


ercng
.
aptsan ta h
na yang berbeda kara
mempengaruht stabilitas ler

antara tanah yang terletak ~~g (Gambar 11.2?). Bidanktcnstlknya,


batuan) yang mendasarin a ~ permuk~an lereng dengang ~~~rtcmuan
tanah yang akan longsor ky erpotenst menjadi bidang g ,. ah. (atau
' arena pad b . .
e mctr dar"
menahan geseran lebih rendah A~ a .agtan tni tahanan tanah d 1 '
.
1r hUJ an ya b .
a am
t ana h yang I.o Ios atr ' berakum u1ast. di at b ng ennfi ltrasi kc da1am
genangan atr yang bergerak merembes
as kc
atuan
dan
membentuk
b
. .
zona
1
menurunkan kuat geser tanah (kenatkan
.
awah.
Atr
mi
kecu
.
k d

'
at
geser tanah yang mengandung 1
. a ar atr mengurangi kuat
yang harus ditahan oleh lereng pe~pub~dg) Juga rnenambah beban tanah
.
a a 1 ang longsornya.
. .
Apabtla tanah telah bergerak bidan
merupakan zona tanah dengan k t' b l g geltnctr atau bidang longsor
.d

e e a an tertentu yang u
. mu.n:nya pada
b1 ang 101 rongga pori tanah menjadi lebih b

Pemotongn lerwng untuk rumh


tu fln

gerakan tanah teijadi. Selanjutnya b'J

. .

~sar dart kondtst sebelum

berarti tahanan tanah dalam menah~ t a tana telah bergerak longsor,


1h 1

n gaya geser pada zona gelincir ini


te a ter ampaut, at~~ dengan kata lain pada kondisi tersebut faktor
aman terhadap stabthtas lereng telah kurang dart satu L
k
b'l b'l b'l
ereng a an
sta .1 ' 1. a I a gaya yang menggeser tanah pada bagian atas lebih
kecil d~npada tahanan geser maksimum yang dapat dikerahkan tanah
pada bt~ang longsor. Beban lereng dapat berupa berat sendiri tanah,
tumbuh-tumbuha~ sert.a bangunan yang berada di perrnukaan tanah,
termasuk beban dtnaffils oleh gempa bumi atau angin.

Huj an

"" "

Untuk tanah-tanah yang mengandung banyak partikel berbutir


halus, seperti .tanah lempung atau campuran tanah yang mengandung
lempung (campuran lempung, lanau dengan sedikit butiran pasir),
maka sebelum tanah runtuh, di permukaan tanah akan tampak retakretak. Kondisi ini mengindikasikan telah terjadi gerakan tanah dan
mungkin keseimbangan kritis antara gaya geser yang timbul akibat
beban tanah yang akan longsor dengan tahanan geser tanah pada

Tanah resldu (tldak


p adat, lo los sir)
Ai r menggenang/menga/lr

Tanah keras
atau batu

bidang gelincimya telah terjadi.


(b) Kakllereng dlbatas/ sungal

Gambar 11.27 Kondisi lapisan tanah

Saat hujan turun, air hujan yang menggenang di permukaan atau


yang berinfiltrasi ke dalam tanah akan menambah beban yang hams
didukung lereng. Selain itu, bila tanah telah retak dan retakan tet~p
dibiarkan terbuka ' dan kemudian terisi air hujan. 1maka
akan
.semaktn
h an akan
menambah potensi longsomya
tanah.
Karena
se
am
~tr
UJ
. . .
t
gurang tahanan geser

d I
ereng yang rawan longsor dan
kemungkinan penyeb ::
a e ongsoran (HardiyatJno, 2001).

,a

semakin menambah hctn btdang geser a au men

394

XI. STAB ILITAS LERENG

MEKANIKA TANAH 11

...

... 3Q5

------------ --------------------------------------------------------~

.
k
enangi retakan ya ng menitnbu lkan tambaha
tanah. Juga a an tncngg ehingga merupakan tatn ba han gaya doron n
g
gaya lateral pada Iereng, S
yang cenderung melongsorkan Iereng.
Stabilitas lereng yang tanahnya. berlempung sangat dip~ngaruhi
oleh banyaknya air yang meresap dt dalam lercng. Karena tt~, pada
Iokasi-lokasi di mana air huJan n~en~sap ke ~alam tanah. pad a J.umlah
. 't 1 l tempat ter]adt Iongso1an. Lokast-lokas 1 pada
yang besar d JSI u a 1
.
.
b b t k ment' kung dt mana tcmpat tersebut merupakan
'.
.
.
.
.
buk tt yang er en u
tempat pertemuan aliran air huJan yang b~t asa.I dan bukit-buktt di
dekatnya, n1empunyai potensi longsor yang tJnggt.

permukaan leren
dapat mengurangT'. ~aka ~apat digunakan f
pohonan besar bil ~~ ~ltrast aliran air ke d
tanaman yang
akan j ustru memba ba a:nya tidak menancapa amd tanah. Pohon
c
ant
lere
pa
a
batuan
d
.
dJtlmpa hujan yang d"k
ng. terutama bila I
asar
telah miring dan t ~~ Utt oleh angin. Beban P hereng tersebut
.
.
erttup an
o on besar y
dtnamts yang mcnambah resf~n yang besar merupakan be~:~
pohon-pohonan unt k
o longsomya tanah P
emotongan
.b
u menceg h 1
d I enarkan karena rong
a . ongsomya tanah t'd k
ga-rongga
d d1
1 a
.b
ak J at lapuknya akar t b h 1 a am tanah yang terbentuk
tampungan air di dalam urn u -tu~buhan dapat menambah
potensi kelongsoran leren~ongga pon tanah sehingga menambah

;pe

c. Pencegahan Kelongsoran Lereng


Perbaikan lereng yang berpotensi longsor di daerah ini dapat
dilakukan dengan cara-cara seperti pada Gam~ar 11.25 dan 11.26,
namun akan memerlukan biaya yang besar. Dt daerah longsoran di
desa-desa, umumnya untuk melakukan hal ters_eb.ut akan terbentur
biaya, dan lagi, dari segi pertimbangan ekonomt t1dak menguntungkan. Cara pencegahan yang murah tentu saja masih mempunyai resiko
kelongsoran akan terjadi berhubung cara penanganannya tidak
sempuma. Oleh karena itu usaha-usaha pencegahan longsoran yang
disarankan di bawah ini, lebih ditujukan untuk mengurangi bahaya
Iongsoran.
Seperti telah diterangkan bahwa kelongsoran lereng di Purworejo
dan sekitamya umutnnya terjadi oleh bertambahnya kadar air di dalam
tanah dalam jumlah besar. Dengan mempertimbangkan hal tersebut,
maka usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah kelongsoran
Iereng lebih ditujukan, terutama, pada pengurangan air yang
berinfiltrasi ke dalam tanah, sebagai berikut (Hardiyatmo, 2001):
1.

Mengurangi tebal tanah atau kemiringan Iereng yang rawan


longsor, contohnya dapat dilakukan seperti pada Gambar 11.26.

3.

Me.nanami lereng dengan tanaman yang akarnya dapat menembus


lap1san batuan dasar. Akar-akar tanaman yang menembus batuan
dasar_berfungsi ~ebagai angker yang menahan kelongsoran. Pada
lokasJ lereng dJ man a lapisan batuan dasar relatif j auh dari
MEKANIKA TANAH 11

Mem~sang batu utuh pada jalan-alan

sebagtan luas permukaan t h J


setapak . Dengan cara ini
hujan akan tertutup olehanba yang memungkmkan infiltrasi air
atuan yang di
penduduk yang di ban gun di ata I
. pasang. A tap rumah
air hujan agar tidak masuk ke ~ ~reng JUgha m~rupaka~ penahan
a am tana Air yang Jatuh dari
ata
enten
p g
g dt.kumpulkan ke saluran drainasi untuk di buan
g
secepatnya mentnggalkan lereng.

5.

Apabila lereng sudah retak-retak sehabis hujan, maka retakan


harus segera ditutup dengan tanah kedap air yang dipadatkan,
agar air hujan seminimum mungkin masuk ke dalam retakan.

2.

396

4.

Membu_at saluran .drainasi yang fungsinya mempercepat air


m~ngahr menyusun lereng, sehingga mengurangi infiltrasi air
huJan ke tanah. Untuk ini, dasar saluran drainasi dapat dilindungi
den~an ba?an kedap air, seperti pasangan batu yang sekaligus
mehndungt saluran dari kerusakan akibat aliran air.

Perlu diperhatikan bahwa usaha secara cepat dalam penganggulangan longsoran dengan menutup retakan dengan tanah kedap air,
seperti Iempung yang dipadatkan, hanyalah salah satu cara agar
sebagian penyebab dari longsomya lereng berkurang. Karena. bila
tanah telah retak-retak, yang kemungkinan di dalam tanah telah terjadi
kondisi keseimbangan kritis, maka sejauh lereng tidak terbebani air
akibat hujan, maka lereng diharapkan masih dalam kondisi stabil.
Namun apabila hujan turun dalam jangka waktu yang lama dan a~ak
deras, maka beban tanah bercampur air hujan menambah restko
terjadinya kelongsoran.

uk ke
Usaha pencegahan longsoran dengan mengurangt atr mas
dalam tanah hanya cocok untuk kondisi-kondisi lapisan tanah ~dadk~

h pembentuk lereng. tt a
lereng tertentu. Bergantung pada Jents tana
397
XI. STAB ILITAS LEAENG

. . ber otensi akan Iongsor. Selain itu, konsep


semua lereng yang .rmnng es~ kedalan1 tanah, bertentangan dengan
menahan air agar udak mer p 0 merupakan daerah tampungan air
.
. .
h d ah pegununga
b
a1r tanah. Karena I tu masalah
Pnnsip ba wa aer ak n sun1
er
.
hujan yang n1erup a oran lereng memerlukan p~kerJaan yang
pen~nggulangan kelongsmelibatkan ahli-ahli geotekntk, pertanian,
berstfat terpadu Y.ang . 1dan lain-lain.
kehutanan, ekononu, sosia

Bish~p, A.W .. d~n Henkel, D.J., The Measurentent of Soil Properties

111 the Trzax.lal T~st, Edward Arnold Ltd .. London, 2"d Ed., 1962.

BJerrum, L. ~a~ Stmons, N.E., Contparison of Shear Strength


Characterzstzcs of Nornzally Consolidated Clays, Proceeding of
the ASCE Research Conference on the Shear Strength of
Cohesive Soils, Boulder, 1960.
Bowles, J.E., Foundation Analysis and Desigll, McGraw-Hill
Kogakusha, Ltd., Tokyo, Japan, 1977.
Bowles, J.E., Physical and Geotechnical Properties of Soils,
McGraw-Hill Book Company, USA, 1984.
Capper, P.L., Cassie, W.F. dan Geddes, J.D., Problems in Engineering
Soils, E. dan F.N. Spon Ltd, London, 1980.
Craig, R.F, Soil Mechanics, Van Nostrans Reinhold Company Ltd..
1976.
Das, B.M, Advanced Soil Mechanics, McGraw-Hill, New York. 1983.
Head, K .H., Manual of Laboratory Testing, Vol. 1-3, Pentech Press
Ltd, Devon, Great Britain, 1980.
.
Holtz R.D. dan Kovacs, W.D., An Introduction to Geoteclzmcal
Engineering, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. New Jersey.
1981.
. J h w Iey and Son
Lambe, T.W. & Whitman, R.V .. Soil Meclzanzcs. o n t

Inc., New York, 1969.


.
.
aw-Hill.
Ne'v
York
.
0
Leonard, G.A., Foundatio1l Engzneenng, Me r

1962.

S ., Mechanics-Principles and
Perloff, W.H. dan Baron, W., Coz any New York. 1976
Applications, The Ronald Press ornp .

398

MEKANIKA TANAH ll

DAFTAR ACUAN

sure Coefficient A dan B


54).
!zanics f or Civil and Mining
1

ics, John Wiley and Sons, New

400

MEKANIKA TANAH ll

Anda mungkin juga menyukai