RANCANGAN 3
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata .................................................................................................................................... iii
Pendahuluan............................................................................................................................iv
1
Acuan normatif................................................................................................................... 1
Umum ................................................................................................................................ 4
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
5.5
6.1
Pelaporan ..................................................................................................................... 16
6.2
Konsultasi ..................................................................................................................... 17
ii
Prakata
Pedoman tentang Analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan kawasan di
perkotaan, berisi langkah-langkah dalam melaksanakan analisis dampak lalu lintas jalan
(andalalin) yang diakibatkan oleh pengembangan kawasan di wilayah perkotaan serta
petunjuk dalam mendokumentasikan hasilnya.
Pedoman teknis ini dirumuskan dengan tujuan untuk:
a) Menjadi acuan dalam menetapkan kewajiban pelaksanaan andalalin dari suatu rencana
pengembangan kawasan di wilayah perkotaan;
b) Menjadi acuan untuk melaksanakan andalalin sehingga diperoleh prakiraan mengenai
dampak lalu lintas dan penanganan yang dibutuhkan.
Pedoman ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
melalui Gugus Kerja Teknik Lalu lintas dan Lingkungan Jalan pada Subpanitia Teknis
Rekayasa Jalan dan Jembatan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 8
Tahun 2007 dan dibahas pada forum konsensus tanggal 18 Desember 2007 di Bandung,
yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait
iii
Pendahuluan
Pengembangan kawasan di perkotaan dewasa ini dipandang cukup pesat sejalan dengan
perkembangan tuntutan masyarakat terhadap fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk
kegiatan dan/atau usaha terkait dengan perkantoran, pusat perbelanjaan, pendidikan, dan
lain sebagainya.
Setiap pengembangan kawasan akan menimbulkan dampak bagi lingkungan dan sekitarnya,
termasuk terhadap lalu lintas jalan. Namun pengembangan kawasan di perkotaan yang
dilakukan selama ini masih kurang memperhatikan dampaknya terhadap lalu lintas jalan,
sehingga mengakibatkan penurunan tingkat pelayanan jalan yang cukup signifikan.
Untuk mengakomodasi permasalahan di atas, perlu disusun pedoman analisis dampak lalu
lintas jalan akibat pengembangan kawasan di perkotaan ini. Pedoman ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk memahami dan
melaksanakan perannya masing-masing dalam pelaksanaan analisis dampak lalu lintas jalan
(andalalin).
Diharapkan dengan adanya pedoman ini, pengembangan kawasan yang dilakukan di
wilayah perkotaan akan lebih memperhatikan dampaknya terhadap lalu lintas jalan, sehingga
tingkat pelayanan jalan di perkotaan dapat dipertahankan.
iv
Ruang lingkup
Pedoman ini memberikan petunjuk dan penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan analisis
dampak lalu lintas jalan (andalalin) sebagai akibat dari adanya pengembangan kawasan di
wilayah perkotaan. Pedoman ini berisi kriteria mengenai pengembangan kawasan di
perkotaan yang wajib melakukan andalalin serta tahap-tahap pelaksanaan andalalin berikut
dengan pendokumentasiannya.
Terdapat beberapa batasan lingkup dari pedoman ini, yakni:
a) Pengembangan kawasan dibatasi hanya kepada pengembangan kawasan di wilayah
perkotaan;
b) Jenis kegiatan dan/atau usaha yang dikembangkan dibatasi hanya pada jenis kegiatan
dan/atau usaha yang membangkitkan perjalanan orang;
c) Dampak lalu lintas yang ditinjau dibatasi hanya pada dampak terhadap lalu lintas di ruas
jalan dan persimpangan jalan yang diprakirakan akan timbul setelah pengembangan
kawasan yang direncanakan dibuka atau dioperasikan.
Acuan normatif
Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:
3.1
analisis dampak lalu lintas jalan (andalalin)
suatu studi khusus yang dilakukan untuk menilai dampak lalu lintas jalan
1 dari 29
3.2
arus lalu lintas
jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu (Manual
Kapasitas Jalan Indonesia,1997)
3.3
bangkitan perjalanan
jumlah perjalanan orang dan/atau kendaraan yang keluar-masuk suatu kawasan, rata-rata
per hari atau selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh kegiatan dan/atau usaha yang ada
di dalam kawasan tersebut
3.4
dampak lalu lintas jalan
pengaruh yang dapat mengakibatkan perubahan tingkat pelayanan pada ruas dan/atau
persimpangan jalan yang diakibatkan oleh lalu lintas jalan yang dibangkitkan suatu kegiatan
dan/atau usaha pada suatu kawasan tertentu
3.5
derajat kejenuhan (degree of saturation)
rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas pada ruas jalan atau persimpangan jalan tertentu
(Manual Kapasitas Jalan Indonesia,1997)
3.6
distribusi perjalanan
distribusi bangkitan perjalanan menurut lokasi atau zona asal dan tujuan
3.7
jalan
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Undang-Undang
No.38 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006)
3.8
jam puncak
jam pada saat arus lalu lintas di dalam jaringan jalan berada pada kondisi maksimum
3.9
jaringan jalan
sekumpulan ruas jalan dan persimpangan jalan yang merupakan satu kesatuan yang terjalin
dalam hubungan hierarki (Peraturan Menteri Perhubungan No.14 Tahun 2006)
2 dari 29
3.10
kapasitas
jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu ruas jalan atau persimpangan jalan
tertentu selama periode waktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang ideal
3.11
kawasan
wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan lingkup pengamatan fungsi tertentu
3.12
kawasan perkotaan
wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (Undang-Undang No.26 Tahun 2007)
3.13
kecepatan lalu lintas
kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu, dinyatakan dalam
kilometer per jam (Manual Kapasitas Jalan Indonesia,1997)
3.14
pembebanan lalu lintas
pembebanan lalu lintas kendaraan hasil distribusi perjalanan ke dalam jaringan jalan
3.15
pemrakarsa
orang atau badan yang bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha yang akan
dikembangkan di suatu kawasan
3.16
pengembangan kawasan
suatu kegiatan yang menyebabkan adanya perubahan skala dan/atau jenis kegiatan
dan/atau usaha di suatu kawasan
3.17
tingkat pelayanan
kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan jalan untuk menampung lalu lintas pada
keadaan tertentu (Peraturan Menteri Perhubungan No.14 Tahun 2006)
3 dari 29
Umum
Suatu rencana pengembangan kawasan wajib melakukan andalalin jika memenuhi salah
satu dari beberapa kriteria berikut:
a) Pengembangan kawasan yang direncanakan tersebut langsung mengakses ke jalan
arteri;
b) Pengembangan kawasan yang direncanakan tersebut tidak mengakses ke jalan arteri,
maka berlaku kriteria sebagai berikut:
1) skala kegiatan dan/atau usaha yang direncanakan lebih besar atau sama dengan
dari ukuran minimal pengembangan kawasan yang ditetapkan pada Tabel 1;
2) pengembangan kawasan tersebut diprakirakan akan membangkitkan perjalanan lebih
besar dari atau sama dengan 100 perjalanan orang per jam;
3) terdapat beberapa rencana pengembangan kawasan yang mengakses ke ruas jalan
yang sama, sehingga secara kumulatif memenuhi kriteria pada 4.2 b) 1) dan 4.2 b)
2);
4) pengembangan kawasan tersebut langsung mengakses ke ruas jalan yang saat ini
sudah memiliki nilai derajat kejenuhan lebih dari atau sama dengan 0,75 dan/atau
jika persimpangan jalan terdekat dengan lokasi pengembangan kawasan sudah
memiliki nilai derajat kejenuhan lebih dari atau sama dengan 0,75.
Tabel 1 - Ukuran minimal pengembangan kawasan yang wajib melakukan andalalin
Jenis pengembangan kawasan
Permukiman
Apartemen
Perkantoran
Pusat perbelanjaan
Hotel/motel/penginapan
Rumah sakit
Ukuran minimal
50 unit
50 hunian
1000 m2 luas lantai bangunan
500 m2 luas lantai bangunan
50 kamar
50 tempat tidur
4 dari 29
Evaluasi dampak lalu lintas jalan, tahap ini dilakukan untuk mengukur dampak lalu lintas
jalan yang ditimbulkan akibat adanya pengembangan kawasan serta menetapkan
kebutuhan penanganannya;
g) Penyusunan rekomendasi penanganan, tahap ini dilakukan untuk menyusun langkahlangkah yang perlu dilakukan untuk menangani setiap masalah lalu lintas jalan yang
timbul akibat dari pengembangan kawasan yang direncanakan.
5 dari 29
Identifikasi karakteristik
pengembangan kawasan
Penetapan kelas
andalalin
Pengumpulan data
wilayah studi
Penyusunan rekomendasi
penanganan
6 dari 29
Hasil identifikasi karakteristik pengembangan kawasan ini harus disertai dengan peta dan
gambar yang menjelaskan mengenai denah rencana pengembangan kawasan, lokasi
pengembangan kawasan di dalam peta tata guna lahan dan peta jaringan jalan, serta tata
letak (lay-out) dari sistem sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan dan aksesnya ke dalam
jaringan jalan.
5.2
Prakiraan bangkitan perjalanan dari pengembangan kawasan harus dihitung agar dapat
diketahui seberapa besar dampak lalu lintas yang akan ditimbulkan.
Untuk mendapatkan prakiraan bangkitan perjalanan dari pengembangan kawasan bagi jenis
kegiatan dan/atau usaha tertentu, dapat dilakukan dengan menganalogikannya terhadap
tingkat bangkitan perjalanan dari kawasan sejenis yang memiliki kemiripan karakteristik.
Analogi ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:
a) Cara 1, menggunakan standar bangkitan perjalanan (trip rate standard) yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang;
b) Cara 2, menggunakan data sekunder bangkitan perjalanan dari kawasan yang memiliki
kemiripan karakteristik dengan pengembangan kawasan yang direncanakan;
Jika cara 1 atau cara 2 tidak dapat dilakukan, maka lakukan survei bangkitan perjalanan di
kawasan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan pengembangan kawasan yang
direncanakan.
Pemeriksaan kemiripan karakteristik kawasan dapat dilakukan dengan membandingkan
karakteristik kedua kawasan tersebut dengan memperhatikan ketentuan yang telah
disampaikan dalam 5.1.
5.3
5.4
Data yang diperlukan untuk melaksanakan andalalin meliputi data tata guna lahan, data lalu
lintas, data prasarana jalan, dan data sistem transportasi. Tabel 3 menyampaikan daftar data
yang harus dikumpulkan untuk setiap kelas andalalin.
Data tersebut sedapat mungkin diperoleh dari sumber data sekunder yang dapat
dipertanggungjawabkan. Di dalam laporan andalalin harus dicantumkan sumber data
sekunder tersebut, berikut dengan metode dan tahun pengambilan datanya.
Jika data tingkat pertumbuhan lalu lintas tidak dapat diperoleh dari sumber data sekunder,
maka tingkat pertumbuhan lalu lintas dapat diperkirakan dari tingkat pertumbuhan penduduk
dan/atau pertumbuhan jumlah kendaraan di wilayah yang bersangkutan.
8 dari 29
Kelas
pengembangan
kawasan
Pengembangan
kawasan berskala
kecil
Waktu tinjauan
Tahun pembukaan
II
Pengembangan
kawasan berskala
menengah
a) Tahun pembukaan;
b) 5 tahun setelah
pembukaan.
III
Pengembangan
kawasan berskala
besar
a) Tahun pembukaan;
b) 5 tahun setelah
pembukaan;
c) 10 tahun setelah
pembukaan.
9 dari 29
Kelas
pengembangan
kawasan
Pengembangan
kawasan berskala
menengah atau
besar yang
dibangun secara
bertahap
Waktu tinjauan
a) Tahun pembukaan
setiap tahap;
b) 5 tahun setelah
pembukaan setiap
tahap;
c) 10 tahun setelah
pembukaan setiap
tahap.
10 dari 29
Kelompok data
yang dibutuhkan
Tata guna lahan
Lalu lintas
Prasarana jalan
Sistem transportasi
II
Lalu lintas
Prasarana jalan
Sistem transportasi
11 dari 29
IV
5.5
Kelompok data
yang dibutuhkan
Tata guna lahan
Tujuan prakiraan lalu lintas adalah untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan
kondisi lalu lintas di wilayah studi pada tahun tinjauan sebagai dasar dalam melakukan
evaluasi dampak lalu lintas jalan.
Prakiraan lalu lintas diusahakan menggunakan metode-metode yang memadai, dengan
tetap memperhatikan akurasi hasilnya. Oleh karena itu, penggunaan setiap metode di dalam
prakiraan lalu lintas harus didahului oleh proses kalibrasi dan validasi dengan menggunakan
uji statistik yang umum digunakan dalam kajian transportasi.
Secara umum terdapat 4 tahapan kegiatan yang harus dilalui di dalam melakukan prakiraan
lalu lintas, yakni:
a) Tahap penetapan sistem zona;
b) Tahap bangkitan perjalanan;
c) Tahap distribusi perjalanan;
d) Tahap pembebanan lalu lintas.
12 dari 29
13 dari 29
Persimpangan
jalan
Elemen dampak
lalu lintas jalan
Lalu lintas
kendaraan
Lalu lintas
pejalan kaki
Lalu lintas
kendaraan
Tingkat pelayanan
Lalu lintas
pejalan kaki
Tingkat pelayanan
a)
b)
Derajat kejenuhan;
Tundaan
(detik per smp).
Metode pengukuran
a)
b)
14 dari 29
Elemen dampak
lalu lintas jalan
Lalu lintas
kendaraan
Lalu lintas
pejalan kaki
Persimpangan
jalan
Lalu lintas
kendaraan
Lalu lintas
pejalan kaki
a) Derajat kejenuhan;
b) Tundaan
(detik per smp).
Tingkat pelayanan
Penjelasan mengenai kriteria tingkat pelayanan pejalan kaki di ruas jalan dan di
persimpangan jalan disampaikan pada Tabel 6.
Tabel 6 - Kriteria klasifikasi tingkat pelayanan pejalan kaki
Kelas
tingkat
pelayanan
A
B
C
D
E
F
Di ruas jalan
Kecepatan pejalan kaki
(meter per detik)
> 1,33
> 1,17 sampai dengan 1,33
> 1,00 sampai dengan 1,17
> 0,83 sampai dengan 1,00
0,58 sampai dengan 0,83
< 0,58
Kriteria
Di persimpangan
bersinyal
Tundaan pejalan kaki
(detik per orang)
< 10
10 sampai dengan 20
> 20 sampai dengan 30
> 30 sampai dengan 40
> 40 sampai dengan 60
> 60
15 dari 29
Di persimpangan
tak bersinyal
Tundaan pejalan kaki
(detik per orang)
<5
5 sampai dengan 10
> 10 sampai dengan 20
> 20 sampai dengan 30
> 30 sampai dengan 45
> 45
5.7
Jika dampak lalu lintas jalan yang dihasilkan oleh rencana pengembangan kawasan telah
melampaui kriteria yang ditetapkan pada Tabel 5, maka harus disusun langkah-langkah
penanganan masalah yang perlu dilakukan.
Pada dasarnya penanganan masalah dampak lalu lintas jalan sangat kasus per kasus,
tergantung dari karakteristik lokasi dan tingkat permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu
harus ditelusuri beberapa alternatif penanganan yang dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan efektivitasnya dalam menyelesaikan masalah serta konsekuensi
biayanya.
Berikut ini disampaikan beberapa alternatif penanganan masalah yang dapat dilakukan
untuk setiap elemen dampak lalu lintas jalan.
5.7.1 Alternatif penanganan masalah lalu lintas kendaraan di ruas jalan
Permasalahan lalu lintas kendaraan di ruas jalan pada dasarnya disebabkan oleh kapasitas
ruas jalan yang tidak lagi mampu melayani volume lalu lintas secara ideal. Penanganan yang
dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan, antara lain melalui usaha
manajemen lalu lintas, perbaikan geometrik, dan melakukan pelebaran jalan. Terdapat
beberapa acuan yang dapat digunakan untuk menyusun rekomendasi penanganan masalah
di ruas jalan, seperti KM No.14 Tahun 2006, RSNI T-13-2004, dan Pd T-12-2004-B.
5.7.2 Alternatif penanganan masalah lalu lintas kendaraan di persimpangan jalan
Permasalahan di persimpangan jalan berasal dari ketidakmampuan persimpangan jalan
untuk melewatkan volume lalu lintas secara ideal. Penanganan yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan kapasitas persimpangan jalan, antara lain dengan melakukan usaha
manajemen lalu lintas, perbaikan geometrik, dan pembangunan persimpangan tidak
sebidang. Terdapat beberapa acuan yang dapat digunakan untuk menyusun rekomendasi
penanganan masalah di persimpangan jalan, antara lain KM No.14 Tahun 2006, Pd T-082004-B, dan Pd T-12-2004-B.
5.7.3 Alternatif penanganan masalah lalu lintas pejalan kaki
Penanganan masalah pejalan kaki merujuk kepada kebutuhan penyediaan fasilitas pejalan
kaki, seperti jalur pejalan kaki dan fasilitas penyeberangan, baik pada permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah maupun di atas permukaan tanah. Berjalan kaki biasanya
dilakukan sebelum dan/atau sesudah menggunakan pelayanan angkutan umum, sehingga
penyediaan fasilitas pemberhentian angkutan umum perlu diperhatikan sebagai bagian dari
pelayanan bagi pejalan kaki. Jika teridentifikasi bahwa pengembangan kawasan akan
menimbulkan permasalahan pada lalu lintas dan pelayanan pejalan kaki, maka alternatif
penanganannya dapat mengacu pada 011/T/Bt/1995 dan 271/HK.105/DRJD/96.
6
6.1
Pelaksanaan andalalin harus dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat dibidang teknik
manajemen dan rekayasa lalu lintas. Penunjukan tenaga ahli pelaksana andalalin dilakukan
oleh pemrakarsa, dengan jumlah dan kualifikasi tenaga ahli ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.
16 dari 29
Hasil andalalin harus didokumentasikan dalam laporan andalalin. Laporan tersebut secara
garis besar berisi informasi tentang:
a) Pendahuluan dan ringkasan eksekutif;
b) Rencana pengembangan kawasan;
c) Kondisi wilayah studi;
d) Prakiraan lalu lintas;
e) Evaluasi dampak lalu lintas jalan;
f)
g) Rekomendasi.
Penjelasan lebih lanjut mengenai isi laporan andalalin disampaikan pada lampiran B.
6.2
Konsultasi
Laporan andalalin harus dikonsultasikan kepada Instansi terkait yang berkompeten dan
disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan konsultasi dan
sosialisasi harus didokumentasikan dalam berita acara sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan andalalin.
Penetapan langkah tindak lanjut dari rekomendasi andalalin dilakukan oleh Instansi terkait
dan dievaluasi pelaksanaannya.
17 dari 29
Lampiran A
(normatif)
Penjelasan mengenai setiap tahap pelaksanaan andalalin
Tahap
Permasalahan yang
dijawab
Bagaimana karakteristik
dari pengembangan
kawasan yang
direncanakan?
Kriteria/indikator/
metode
Data/informasi yang
dibutuhkan
a) Peta lokasi
pengembangan
kawasan;
b) Jenis kegiatan
dan/atau usaha yang
dikembangkan;
c) Ukuran atau skala
pengembangan
kawasan yang
direncanakan;
d) Rencana sirkulasi lalu
lintas.
a) Hasil tahap 1;
b) Referensi mengenai
tingkat bangkitan
perjalanan dari
standar atau data
sekunder atau dari
hasil survei.
Hasil tahap 2
Identifikasi
karakteristik
pengembangan
kawasan
Prakiraan
bangkitan
perjalanan
pengembangan
kawasan
Seberapa besar
perjalanan yang
dibangkitkan dari
pengembangan
kawasan yang
direncanakan?
Analogi tingkat
bangkitan
perjalanan
Penetapan
kelas andalalin
Pengumpulan
data wilayah
studi
Prakiraan lalu
lintas
a) Klasifikasi
pengembangan
kawasan;
b) Klasifikasi
andalalin
Item-item data yang Hasil tahap 3
dibutuhkan untuk
setiap kelas
andalalin
Metode untuk
Hasil tahap 4
setiap tahapan
prakiraan lalu
lintas:
a) penetapan
sistem zona;
b) prakiraan
bangkitan
perjalanan;
c) distribusi
perjalanan;
d) pembebanan
lalu lintas.
18 dari 29
Tahap
Evaluasi
dampak lalu
lintas jalan
Penyusunan
rekomendasi
penanganan
Permasalahan yang
harus dijawab
a) Apa saja elemen
dampak lalu lintas
jalan yang harus
ditinjau?
b) Apakah dampak lalu
lintas jalan yang
ditimbulkan
menghasilkan
masalah yang harus
ditangani?
Apa saja alternatif
penanganan masalah
lalu lintas jalan yang
dapat digunakan?
Kriteria/indikator/
metode
a) Elemen dampak
lalu lintas jalan
dan metode
pengukurannya;
b) Kriteria dampak
lalu lintas jalan
yang
membutuhkan
penanganan.
Data/informasi yang
dibutuhkan
Hasil tahap 5
Acuan penanganan
masalah lalu lintas
jalan
Hasil tahap 6
19 dari 29
Lampiran B
(normatif)
Isi laporan analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan
kawasan di perkotaan
B.1
B.2
B.3
B.4
B.5
20 dari 29
B.6
B.7
21 dari 29
Lampiran C
(informatif)
Contoh isian formulir survei bangkitan perjalanan kawasan
22 dari 29
Lampiran D
(informatif)
1
2
3
Pusat perbelanjaan
Hotel/motel/penginapan
206 unit
218 hunian
300 000 ft2 gross floor
wilayah (GFA)
500 000 ft2 gross leasable
wilayah (GLA)
265 kamar
Rumah sakit
Klinik bersama
8
9
10
501 siswa
102 tempat duduk
14 000 orang
12
Sekolah/universitas
Restoran
Tempat
pertemuan/tempat
hiburan/pusat olah raga
Stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU)
Drive-through restoran
13
Bengkel mobil
No
11
Ukuran kawasan
4 slang pompa
107 tempat duduk
12 000 ft2 occupancy gross
leasable wilayah (OGLA)
23 dari 29
Bangkitan perjalanan
9,55 orang/unit/hari
6,47 orang/hunian/hari
10,77 orang/ft2 GFA/hari
38,65 orang/ft2 GLA/hari
0,65 orang/kamar/jam puncak
pagi
1,36 orang/tempat tidur/jam
puncak sore
4,43 orang/ruang praktek/jam
puncak sore
0,3 siswa/ jam puncak pagi
1,54 orang/tempat duduk/hari
0,01 orang/hari
44,40 kendaraan/slang
pompa/jam puncak pagi
1,76 orang/tempat duduk/jam
puncak pagi
2,65 orang/ft2 OGLA/jam puncak
pagi
Lampiran E
(informatif)
1
2
Jenis kegiatan
dan/atau usaha
Permukiman
Perkantoran
Jakarta
Bekasi
Pusat perbelanjaan
Bogor
4
5
Hotel
Rumah sakit
Bandung
Bandung
12 750 m2
luas lantai
terbangun
249 kamar
-
Sekolah/universitas
Bandung
13 231 siswa
No
Kota
Ukuran
kawasan
24 dari 29
Bangkitan perjalanan
0,23 orang/100 m2/jam puncak
2 orang/100 m2/jam puncak
6,53 smp/100 m2/hari
0,60 orang/kamar/hari libur
0,61 orang/tempat tidur/hari
2,25 orang/ ruang parkir/jam
puncak
Sunda
Le
mb
on
g
T am bl on g
Bra
ga
eu y
Ba n c
O tto Is k a n d a rd in a
ta
ati
on J
b
e
K
Su matra
M e rd e k a
Lampiran F
(informatif)
Contoh penetapan batas wilayah studi
ABC
Vet
eran
Naripan
Dalem Ka
kawasan
Asia Afr=ikpengembangan
a
um
= jalan lokal
= jalan kolektor
= jalan arteri
Gambar F.1 - Contoh wilayah studi di Kota Bandung untuk pengembangan kawasan
berskala kecil
25 dari 29
do
Merdeka
C ice n
Vet
S u d ir m a n
Naripa
n
Cibadak
Asia Afrika
Apo
ong Kekawasan
cil
pengembangan
Asia A=frik
a
Dewi Sartika
Pasir Koja
Lengk
O ti s ta
r
nya
na A
Asta
K a li p a h
era
Sunda
Kebon Jati
Gambar F.2 - Contoh wilayah studi di Kota Bandung untuk pengembangan kawasan
berskala sedang
26 dari 29
PKHH. Mu
st
ofa
br
hS
akit
Rum
a
Ibrahim Adjie
Su
Cinambo
ng
ru
Be
to t
g
un
Uj
Ga
ya
Ra
i
Yan
ad
m
Ah
o to
kawasan
Asia A=frpengembangan
ika
ta
ar no -H at
So ek
= wilayah studi yang dibatasi dengan
persimpangan terdekat
ar
Soek
n o -H
a tt a
Gambar F.3 - Contoh wilayah studi di Kota Bandung untuk pengembangan kawasan berskala besar
27 dari 29
Lampiran G
(informatif)
Daftar nama dan lembaga
G.1
Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.
G.2
Penyusun
No.
Nama
Lembaga
1.
2.
3.
28 dari 29
Bibliografi
29 dari 29