Anda di halaman 1dari 34

PEDOMAN

RANCANGAN 3

Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Analisis dampak lalu lintas jalan akibat


pengembangan kawasan di perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Daftar isi

Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata .................................................................................................................................... iii
Pendahuluan............................................................................................................................iv
1

Ruang lingkup .................................................................................................................... 1

Acuan normatif................................................................................................................... 1

Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1

Umum ................................................................................................................................ 4

4.1

Verifikasi proposal pengembangan kawasan ................................................................. 4

4.2

Kriteria pengembangan kawasan yang wajib melakukan andalalin ............................... 4

Metodologi pelaksanaan andalalin..................................................................................... 5

5.1

Identifikasi karakteristik pengembangan kawasan ......................................................... 6

5.2

Prakiraan bangkitan perjalanan pengembangan kawasan ............................................. 7

5.3

Penetapan kelas andalalin.............................................................................................. 7

5.3.1 Klasifikasi pengembangan kawasan............................................................................ 7


5.3.2 Klasifikasi andalalin ..................................................................................................... 7
5.4

Pengumpulan data wilayah studi .................................................................................... 8

5.5

Prakiraan lalu lintas ...................................................................................................... 12

5.5.1 Tahap penetapan sistem zona .................................................................................. 13


5.5.2 Tahap bangkitan perjalanan ...................................................................................... 13
5.5.3 Tahap distribusi perjalanan........................................................................................ 13
5.5.4 Tahap pembebanan lalu lintas................................................................................... 14
5.6

Evaluasi dampak lalu lintas jalan.................................................................................. 14

5.6.1 Pengukuran dampak lalu lintas jalan ......................................................................... 14


5.6.2 Kriteria kebutuhan penanganan dampak lalu lintas jalan .......................................... 14
5.7

Penyusunan rekomendasi penanganan ....................................................................... 16

5.7.1 Alternatif penanganan masalah lalu lintas kendaraan di ruas jalan........................... 16


5.7.2 Alternatif penanganan masalah lalu lintas kendaraan di persimpangan jalan ........... 16
5.7.3 Alternatif penanganan masalah lalu lintas pejalan kaki ............................................. 16
6

Pelaporan dan konsultasi................................................................................................. 16

6.1

Pelaporan ..................................................................................................................... 16

6.2

Konsultasi ..................................................................................................................... 17

Lampiran A (normatif) Penjelasan mengenai setiap tahap pelaksanaan andalalin ............... 18


Lampiran B (normatif) Isi laporan analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan
kawasan di perkotaan............................................................................................................ 20
Lampiran C (informatif) Contoh isian formulir survei bangkitan perjalanan kawasan............ 22
i

Lampiran D (informatif) Tabel D. 1 - Contoh bangkitan perjalanan kawasan di Amerika


Serikat.................................................................................................................................... 23
Lampiran E (informatif) Tabel E.1 - Contoh bangkitan perjalanan dari beberapa kawasan
di Indonesia .......................................................................................................................... 24
Lampiran F (informatif) Contoh penetapan batas wilayah studi ............................................ 25
Lampiran G (informatif) Daftar nama dan lembaga ............................................................... 28
Bibliografi ............................................................................................................................... 29
Gambar 1 Metodologi pelaksanaan andalalin ...................................................................... 6
Gambar F.1 Contoh wilayah studi untuk pengembangan kawasan berskala kecil............. 25
Gambar F.2 Contoh wilayah studi untuk pengembangan kawasan berskala sedang ........ 26
Gambar F.3 Contoh wilayah studi untuk pengembangan kawasan berskala besar........... 27
Tabel 1 - Ukuran minimal pengembangan kawasan yang wajib melakukan andalalin............ 4
Tabel 2 - Klasifikasi andalalin .................................................................................................. 9
Tabel 3 - Kebutuhan data untuk setiap kelas andalalin ......................................................... 11
Tabel 4 - Elemen dampak lalu lintas jalan dan metode pengukurannya ............................... 14
Tabel 5 - Kriteria dampak lalu lintas jalan yang membutuhkan penanganan ........................ 15
Tabel 6 - Kriteria klasifikasi tingkat pelayanan pejalan kaki................................................... 15
Tabel A.1 - Penjelasan mengenai setiap tahap pelaksanaan andalalin ................................ 18
Tabel D.1 - Contoh bangkitan perjalanan kawasan di Amerika Serikat................................. 23
Tabel E.1 - Contoh bangkitan perjalanan dari beberapa kawasan di Indonesia ................... 24

ii

Prakata

Pedoman tentang Analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan kawasan di
perkotaan, berisi langkah-langkah dalam melaksanakan analisis dampak lalu lintas jalan
(andalalin) yang diakibatkan oleh pengembangan kawasan di wilayah perkotaan serta
petunjuk dalam mendokumentasikan hasilnya.
Pedoman teknis ini dirumuskan dengan tujuan untuk:
a) Menjadi acuan dalam menetapkan kewajiban pelaksanaan andalalin dari suatu rencana
pengembangan kawasan di wilayah perkotaan;
b) Menjadi acuan untuk melaksanakan andalalin sehingga diperoleh prakiraan mengenai
dampak lalu lintas dan penanganan yang dibutuhkan.
Pedoman ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
melalui Gugus Kerja Teknik Lalu lintas dan Lingkungan Jalan pada Subpanitia Teknis
Rekayasa Jalan dan Jembatan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 8
Tahun 2007 dan dibahas pada forum konsensus tanggal 18 Desember 2007 di Bandung,
yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait

iii

Pendahuluan

Pengembangan kawasan di perkotaan dewasa ini dipandang cukup pesat sejalan dengan
perkembangan tuntutan masyarakat terhadap fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk
kegiatan dan/atau usaha terkait dengan perkantoran, pusat perbelanjaan, pendidikan, dan
lain sebagainya.
Setiap pengembangan kawasan akan menimbulkan dampak bagi lingkungan dan sekitarnya,
termasuk terhadap lalu lintas jalan. Namun pengembangan kawasan di perkotaan yang
dilakukan selama ini masih kurang memperhatikan dampaknya terhadap lalu lintas jalan,
sehingga mengakibatkan penurunan tingkat pelayanan jalan yang cukup signifikan.
Untuk mengakomodasi permasalahan di atas, perlu disusun pedoman analisis dampak lalu
lintas jalan akibat pengembangan kawasan di perkotaan ini. Pedoman ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk memahami dan
melaksanakan perannya masing-masing dalam pelaksanaan analisis dampak lalu lintas jalan
(andalalin).
Diharapkan dengan adanya pedoman ini, pengembangan kawasan yang dilakukan di
wilayah perkotaan akan lebih memperhatikan dampaknya terhadap lalu lintas jalan, sehingga
tingkat pelayanan jalan di perkotaan dapat dipertahankan.

iv

Analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan kawasan di perkotaan

Ruang lingkup

Pedoman ini memberikan petunjuk dan penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan analisis
dampak lalu lintas jalan (andalalin) sebagai akibat dari adanya pengembangan kawasan di
wilayah perkotaan. Pedoman ini berisi kriteria mengenai pengembangan kawasan di
perkotaan yang wajib melakukan andalalin serta tahap-tahap pelaksanaan andalalin berikut
dengan pendokumentasiannya.
Terdapat beberapa batasan lingkup dari pedoman ini, yakni:
a) Pengembangan kawasan dibatasi hanya kepada pengembangan kawasan di wilayah
perkotaan;
b) Jenis kegiatan dan/atau usaha yang dikembangkan dibatasi hanya pada jenis kegiatan
dan/atau usaha yang membangkitkan perjalanan orang;
c) Dampak lalu lintas yang ditinjau dibatasi hanya pada dampak terhadap lalu lintas di ruas
jalan dan persimpangan jalan yang diprakirakan akan timbul setelah pengembangan
kawasan yang direncanakan dibuka atau dioperasikan.

Acuan normatif

Dokumen referensi yang terkait dengan pedoman ini:


Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang.
Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan rekayasa
lalu lintas di jalan.
Kepmenkimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman standar pelayanan minimal.
Pd T-12-2004-B, Tata cara pemasangan rambu dan marka jalan perkotaan.
Pd T-08-2004-B, Tata cara penanganan kemacetan lalu lintas di jalan perkotaan.
011/T/Bt/1995, Tata cara perencanaan fasilitas pejalan kaki di kawasan perkotaan.

Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:
3.1
analisis dampak lalu lintas jalan (andalalin)
suatu studi khusus yang dilakukan untuk menilai dampak lalu lintas jalan

1 dari 29

3.2
arus lalu lintas
jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu (Manual
Kapasitas Jalan Indonesia,1997)
3.3
bangkitan perjalanan
jumlah perjalanan orang dan/atau kendaraan yang keluar-masuk suatu kawasan, rata-rata
per hari atau selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh kegiatan dan/atau usaha yang ada
di dalam kawasan tersebut
3.4
dampak lalu lintas jalan
pengaruh yang dapat mengakibatkan perubahan tingkat pelayanan pada ruas dan/atau
persimpangan jalan yang diakibatkan oleh lalu lintas jalan yang dibangkitkan suatu kegiatan
dan/atau usaha pada suatu kawasan tertentu
3.5
derajat kejenuhan (degree of saturation)
rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas pada ruas jalan atau persimpangan jalan tertentu
(Manual Kapasitas Jalan Indonesia,1997)
3.6
distribusi perjalanan
distribusi bangkitan perjalanan menurut lokasi atau zona asal dan tujuan
3.7
jalan
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Undang-Undang
No.38 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006)
3.8
jam puncak
jam pada saat arus lalu lintas di dalam jaringan jalan berada pada kondisi maksimum
3.9
jaringan jalan
sekumpulan ruas jalan dan persimpangan jalan yang merupakan satu kesatuan yang terjalin
dalam hubungan hierarki (Peraturan Menteri Perhubungan No.14 Tahun 2006)

2 dari 29

3.10
kapasitas
jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu ruas jalan atau persimpangan jalan
tertentu selama periode waktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang ideal
3.11
kawasan
wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan lingkup pengamatan fungsi tertentu
3.12
kawasan perkotaan
wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (Undang-Undang No.26 Tahun 2007)
3.13
kecepatan lalu lintas
kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu, dinyatakan dalam
kilometer per jam (Manual Kapasitas Jalan Indonesia,1997)
3.14
pembebanan lalu lintas
pembebanan lalu lintas kendaraan hasil distribusi perjalanan ke dalam jaringan jalan
3.15
pemrakarsa
orang atau badan yang bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha yang akan
dikembangkan di suatu kawasan
3.16
pengembangan kawasan
suatu kegiatan yang menyebabkan adanya perubahan skala dan/atau jenis kegiatan
dan/atau usaha di suatu kawasan
3.17
tingkat pelayanan
kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan jalan untuk menampung lalu lintas pada
keadaan tertentu (Peraturan Menteri Perhubungan No.14 Tahun 2006)

3 dari 29

Umum

Setiap rencana pengembangan kegiatan dan/atau usaha di suatu kawasan akan


memberikan dampak terhadap wilayah di sekitarnya, termasuk dampaknya terhadap lalu
lintas jalan. Dampak lalu lintas jalan tersebut perlu diantisipasi dan ditangani secara tepat
sesuai dengan lokasi, jenis, dan skala dampak yang akan ditimbulkannya. Oleh karena itu,
setiap proposal pengembangan kawasan harus diverifikasi terlebih dahulu oleh Instansi
terkait di Pemerintah Daerah setempat.
4.1

Verifikasi proposal pengembangan kawasan

Sebelum pengembangan kawasan dilaksanakan, maka proposal pengembangan kawasan


yang diusulkan oleh pemrakarsa harus diverifikasi terlebih dahulu oleh Instansi terkait di
Pemerintah Daerah setempat. Verifikasi ini terkait dengan:
a) Apakah pengembangan kawasan yang diusulkan tersebut wajib melakukan andalalin
atau tidak;
b) Untuk memastikan bahwa rencana sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan dan akses
hubungannya dengan jaringan jalan di sekitarnya tidak akan menyebabkan gangguan
terhadap tingkat pelayanan jalan.
4.2

Kriteria pengembangan kawasan yang wajib melakukan andalalin

Suatu rencana pengembangan kawasan wajib melakukan andalalin jika memenuhi salah
satu dari beberapa kriteria berikut:
a) Pengembangan kawasan yang direncanakan tersebut langsung mengakses ke jalan
arteri;
b) Pengembangan kawasan yang direncanakan tersebut tidak mengakses ke jalan arteri,
maka berlaku kriteria sebagai berikut:
1) skala kegiatan dan/atau usaha yang direncanakan lebih besar atau sama dengan
dari ukuran minimal pengembangan kawasan yang ditetapkan pada Tabel 1;
2) pengembangan kawasan tersebut diprakirakan akan membangkitkan perjalanan lebih
besar dari atau sama dengan 100 perjalanan orang per jam;
3) terdapat beberapa rencana pengembangan kawasan yang mengakses ke ruas jalan
yang sama, sehingga secara kumulatif memenuhi kriteria pada 4.2 b) 1) dan 4.2 b)
2);
4) pengembangan kawasan tersebut langsung mengakses ke ruas jalan yang saat ini
sudah memiliki nilai derajat kejenuhan lebih dari atau sama dengan 0,75 dan/atau
jika persimpangan jalan terdekat dengan lokasi pengembangan kawasan sudah
memiliki nilai derajat kejenuhan lebih dari atau sama dengan 0,75.
Tabel 1 - Ukuran minimal pengembangan kawasan yang wajib melakukan andalalin
Jenis pengembangan kawasan
Permukiman
Apartemen
Perkantoran
Pusat perbelanjaan
Hotel/motel/penginapan
Rumah sakit

Ukuran minimal
50 unit
50 hunian
1000 m2 luas lantai bangunan
500 m2 luas lantai bangunan
50 kamar
50 tempat tidur
4 dari 29

Tabel 1 - Ukuran minimal pengembangan kawasan yang wajib melakukan andalalin


(lanjutan)
Klinik bersama
Sekolah/universitas
Tempat kursus
Restoran
Tempat pertemuan/tempat hiburan/pusat olah
raga
Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU)
Gedung/lapangan parkir
Bengkel kendaraan bermotor
Drive-through untuk bank/restoran/pencucian
mobil

10 ruang praktek dokter


500 siswa
Bangunan dengan kapasitas 50
siswa/waktu
100 tempat duduk
Kapasitas 100 tamu atau 100 tempat
duduk
4 slang pompa
50 petak parkir
2000 m2 luas lantai bangunan
Wajib

Metodologi pelaksanaan andalalin

Pada Gambar 1 disampaikan metodologi pelaksanaan andalalin akibat pengembangan


kawasan perkotaan. Penjelasan untuk masing-masing tahap dalam metodologi pelaksanaan
andalalin tersebut adalah:
a) Identifikasi karakteristik pengembangan kawasan, tahap ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik rencana pengembangan kawasan yang akan dilakukan, khususnya terkait
dengan lokasi pengembangan kawasan, jenis kegiatan dan/atau usaha yang akan
dikembangkan, ukuran atau skala pengembangan yang direncanakan dan rencana
sirkulasi lalu lintas;
b) Prakiraan bangkitan perjalanan pengembangan kawasan, tahap ini dilakukan untuk
mendapatkan prakiraan besarnya bangkitan perjalanan dari/ke lokasi pengembangan
kawasan sesuai dengan jenis dan skala kegiatan dan/atau usaha yang akan
dikembangkan;
c) Penetapan kelas andalalin, tahap ini dilakukan untuk menetapkan kelas andalalin yang
harus dilakukan, sesuai dengan besarnya prakiraan bangkitan perjalanan yang akan
ditimbulkan oleh rencana pengembangan kawasan. Kelas andalalin ini terkait dengan
cakupan wilayah studi dan jangka waktu dampak yang harus ditinjau;
d) Pengumpulan data wilayah studi, tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai karakteristik wilayah studi sesuai dengan kelas andalalin yang ditetapkan,
khususnya terkait dengan data tata guna lahan, lalu lintas, prasarana jalan, dan sistem
transportasi di wilayah studi;
e) Prakiraan lalu lintas, tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi perubahan kondisi
lalu lintas di wilayah studi pada tahun tinjauan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi
dampak lalu lintas jalan;
f)

Evaluasi dampak lalu lintas jalan, tahap ini dilakukan untuk mengukur dampak lalu lintas
jalan yang ditimbulkan akibat adanya pengembangan kawasan serta menetapkan
kebutuhan penanganannya;

g) Penyusunan rekomendasi penanganan, tahap ini dilakukan untuk menyusun langkahlangkah yang perlu dilakukan untuk menangani setiap masalah lalu lintas jalan yang
timbul akibat dari pengembangan kawasan yang direncanakan.

5 dari 29

Identifikasi karakteristik
pengembangan kawasan

Prakiraan bangkitan perjalanan


pengembangan kawasan

Penetapan kelas
andalalin

Pengumpulan data
wilayah studi

Prakiraan lalu lintas

Evaluasi dampak lalu lintas jalan

Penyusunan rekomendasi
penanganan

Gambar 1 Metodologi pelaksanaan andalalin


Penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan/kriteria/indikator, metode serta data/ informasi yang
dibutuhkan untuk setiap tahap dalam metodologi pelaksanaan andalalin disampaikan pada
Lampiran A.
5.1

Identifikasi karakteristik pengembangan kawasan

Dari proposal pengembangan kawasan yang disampaikan oleh pemrakarsa, perlu


diidentifikasi beberapa karakteristik dari pengembangan kawasan yang akan menentukan
kebutuhan andalalin, yakni:
a) Lokasi pengembangan kawasan, terkait dengan lokasi pengembangan kawasan yang
ditunjukkan dalam peta tata guna lahan dan peta jaringan jalan;
b) Jenis kegiatan dan/atau usaha yang akan dikembangkan, misalnya: untuk kawasan
permukiman, perkantoran, hotel, restoran, dan lain sebagainya;
c) Ukuran atau skala pengembangan yang direncanakan, misalnya: berapa unit rumah
yang akan dikembangkan, berapa luas lantai bangunan perkantoran yang akan dibangun,
berapa jumlah kamar hotel yang akan disediakan, berapa jumlah tempat duduk yang
akan disediakan, dan lain sebagainya;
d) Rencana sirkulasi lalu lintas, terkait dengan sistem sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan
yang akan dikembangkan serta pengaturan akses hubungannya dengan jaringan jalan di
sekitarnya.

6 dari 29

Hasil identifikasi karakteristik pengembangan kawasan ini harus disertai dengan peta dan
gambar yang menjelaskan mengenai denah rencana pengembangan kawasan, lokasi
pengembangan kawasan di dalam peta tata guna lahan dan peta jaringan jalan, serta tata
letak (lay-out) dari sistem sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan dan aksesnya ke dalam
jaringan jalan.
5.2

Prakiraan bangkitan perjalanan pengembangan kawasan

Prakiraan bangkitan perjalanan dari pengembangan kawasan harus dihitung agar dapat
diketahui seberapa besar dampak lalu lintas yang akan ditimbulkan.
Untuk mendapatkan prakiraan bangkitan perjalanan dari pengembangan kawasan bagi jenis
kegiatan dan/atau usaha tertentu, dapat dilakukan dengan menganalogikannya terhadap
tingkat bangkitan perjalanan dari kawasan sejenis yang memiliki kemiripan karakteristik.
Analogi ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:
a) Cara 1, menggunakan standar bangkitan perjalanan (trip rate standard) yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang;
b) Cara 2, menggunakan data sekunder bangkitan perjalanan dari kawasan yang memiliki
kemiripan karakteristik dengan pengembangan kawasan yang direncanakan;
Jika cara 1 atau cara 2 tidak dapat dilakukan, maka lakukan survei bangkitan perjalanan di
kawasan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan pengembangan kawasan yang
direncanakan.
Pemeriksaan kemiripan karakteristik kawasan dapat dilakukan dengan membandingkan
karakteristik kedua kawasan tersebut dengan memperhatikan ketentuan yang telah
disampaikan dalam 5.1.
5.3

Penetapan kelas andalalin

Kelas andalalin ditetapkan berdasarkan kelas pengembangan kawasan.


5.3.1 Klasifikasi pengembangan kawasan
Berdasarkan informasi mengenai prakiraan bangkitan perjalanan yang akan ditimbulkan,
maka pengembangan kawasan yang direncanakan dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Pengembangan kawasan berskala kecil, yang diprakirakan akan menghasilkan bangkitan
perjalanan kurang dari 500 perjalanan orang per jam ;
b) Pengembangan kawasan berskala menengah, yang diprakirakan akan menghasilkan
bangkitan perjalanan antara 500 perjalanan orang per jam sampai dengan 1000
perjalanan orang per jam;
c) Pengembangan kawasan berskala besar, yang diprakirakan akan menghasilkan
bangkitan perjalanan lebih dari 1000 perjalanan orang per jam;
d) Pengembangan kawasan berskala menengah atau pengembangan kawasan berskala
besar yang dilakukan secara bertahap, yang pelaksanaan pembangunannya dilakukan
dalam beberapa tahun.
5.3.2 Klasifikasi andalalin
Setiap kelas pengembangan kawasan yang disampaikan dalam 5.3.1, akan menghasilkan
skala dampak lalu lintas jalan yang berbeda, sehingga dibutuhkan cakupan wilayah studi dan
lama waktu tinjauan yang berbeda.
Pada Tabel 2 disampaikan klasifikasi andalalin untuk setiap kelas pengembangan kawasan.
7 dari 29

5.4

Pengumpulan data wilayah studi

Data yang diperlukan untuk melaksanakan andalalin meliputi data tata guna lahan, data lalu
lintas, data prasarana jalan, dan data sistem transportasi. Tabel 3 menyampaikan daftar data
yang harus dikumpulkan untuk setiap kelas andalalin.
Data tersebut sedapat mungkin diperoleh dari sumber data sekunder yang dapat
dipertanggungjawabkan. Di dalam laporan andalalin harus dicantumkan sumber data
sekunder tersebut, berikut dengan metode dan tahun pengambilan datanya.
Jika data tingkat pertumbuhan lalu lintas tidak dapat diperoleh dari sumber data sekunder,
maka tingkat pertumbuhan lalu lintas dapat diperkirakan dari tingkat pertumbuhan penduduk
dan/atau pertumbuhan jumlah kendaraan di wilayah yang bersangkutan.

8 dari 29

Tabel 2 - Klasifikasi andalalin


Kelas
andalalin
I

Kelas
pengembangan
kawasan
Pengembangan
kawasan berskala
kecil

Waktu tinjauan
Tahun pembukaan

II

Pengembangan
kawasan berskala
menengah

a) Tahun pembukaan;
b) 5 tahun setelah
pembukaan.

III

Pengembangan
kawasan berskala
besar

a) Tahun pembukaan;
b) 5 tahun setelah
pembukaan;
c) 10 tahun setelah
pembukaan.

Ukuran minimum wilayah studi


Wilayah yang berbatasan dengan:
a) ruas jalan yang diakses oleh
pengembangan kawasan;
b) persimpangan bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal yang terdekat.
Wilayah yang terluas dari dua batasan
berikut:
a) wilayah yang dibatasi oleh persimpanganpersimpangan jalan terdekat, minimal
persimpangan antara jalan kolektor
dengan jalan kolektor, atau;
b) wilayah di dalam radius 1 km dari batas
terluar lokasi pengembangan kawasan.

Wilayah yang terluas dari dua batasan


berikut:
a) wilayah yang dibatasi oleh persimpanganpersimpangan jalan terdekat, minimal
persimpangan antara jalan kolektor
dengan jalan kolektor, atau;
b) wilayah di dalam radius 2 km dari batas
terluar lokasi pengembangan kawasan.

9 dari 29

Ruas jalan dan persimpangan jalan yang


dikaji
a) Ruas jalan yang diakses oleh
pengembangan kawasan;
b) Persimpangan bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal yang terdekat.
Ruas jalan dan persimpangan jalan yang dikaji
minimal adalah:
a) ruas jalan yang diakses oleh pengembangan
kawasan;
b) persimpangan bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal terdekat, dan;
c) semua ruas jalan arteri dan jalan kolektor di
dalam wilayah studi, dan;
d) semua persimpangan jalan yang ada di ruas
jalan arteri dan jalan kolektor di dalam
wilayah studi.
Ruas jalan dan persimpangan jalan yang dikaji
minimal adalah:
a) ruas jalan yang diakses oleh pengembangan
kawasan;
b) persimpangan bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal terdekat, dan;
c) semua ruas jalan arteri dan jalan kolektor di
dalam wilayah studi, dan;
d) semua persimpangan jalan yang ada di ruas
jalan arteri dan jalan kolektor di dalam
wilayah studi.

Tabel 2 - Klasifikasi andalalin (lanjutan)


Kelas
andalalin
IV

Kelas
pengembangan
kawasan
Pengembangan
kawasan berskala
menengah atau
besar yang
dibangun secara
bertahap

Waktu tinjauan
a) Tahun pembukaan
setiap tahap;
b) 5 tahun setelah
pembukaan setiap
tahap;
c) 10 tahun setelah
pembukaan setiap
tahap.

Ukuran minimum wilayah studi


Wilayah yang terluas dari dua batasan
berikut:
a) wilayah yang dibatasi oleh
persimpangan-persimpangan jalan
terdekat, minimal persimpangan antara
jalan kolektor dengan jalan kolektor,
atau;
b) wilayah di dalam radius 2 km dari batas
terluar lokasi pengembangan kawasan.

10 dari 29

Ruas jalan dan persimpangan jalan yang


dikaji
Ruas jalan dan persimpangan jalan yang dikaji
minimal adalah:
a) ruas jalan yang diakses oleh pengembangan
kawasan;
b) persimpangan bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal terdekat, dan;
c) semua ruas jalan arteri dan jalan kolektor di
dalam wilayah studi, dan;
d) semua persimpangan jalan yang ada di ruas
jalan arteri dan jalan kolektor di dalam
wilayah studi.

Tabel 3 - Kebutuhan data untuk setiap kelas andalalin


Kelas
andalalin
I

Kelompok data
yang dibutuhkan
Tata guna lahan
Lalu lintas

Prasarana jalan

Sistem transportasi

II

Tata guna lahan

Lalu lintas

Prasarana jalan

Sistem transportasi

Item data yang dibutuhkan


a) Peta penggunaan lahan eksisting;
b) Peta rencana pengembangan kawasan lainnya yang telah
disetujui Pemda.
a) Volume lalu lintas terklasifikasi dan derajat kejenuhan untuk
periode jam puncak, serta lalu lintas harian rata-rata (LHR) di
ruas jalan;
b) Volume lalu lintas terklasifikasi dan derajat kejenuhan di
persimpangan jalan untuk periode jam puncak;
c) Tingkat pertumbuhan lalu lintas.
a) Peta jaringan jalan;
b) Geometrik ruas jalan dan persimpangan jalan;
c) Rencana perubahan geometrik ruas jalan dan persimpangan
jalan yang sudah dianggarkan oleh Pemda.
a) Karakteristik sistem pengaturan lalu lintas (arah lalu lintas,
prioritas, pengaturan akses, lokasi rambu dan marka,
pengaturan waktu sinyal, dan lain sebagainya);
b) Klasifikasi fungsi dan status jalan;
c) Fasilitas pejalan kaki;
d) Penyediaan kereb dan fasilitas parkir di luar kawasan yang
dikembangkan.
a) Peta penggunaan lahan eksisting;
b) Peta rencana pengembangan kawasan lainnya yang telah
disetujui Pemda;
c) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk wilayah
pengembangan (WP) yang mencakup wilayah studi;
d) Penzonaan kawasan lainnya.
a) Volume lalu lintas terklasifikasi dan derajat kejenuhan untuk
periode jam puncak, serta lalu lintas harian rata-rata (LHR) di
ruas jalan;
b) Volume lalu lintas terklasifikasi dan derajat kejenuhan di
persimpangan jalan untuk periode jam puncak;
c) Tingkat pertumbuhan lalu lintas.
a) Peta jaringan jalan;
b) Geometrik ruas jalan dan persimpangan jalan;
c) Rencana perubahan geometrik ruas jalan dan persimpangan
jalan yang tercantum di dalam rencana pembangunan jangka
menengah.
a) Karakteristik sistem pengaturan lalu lintas (arah lalu lintas,
prioritas, pengaturan akses, lokasi rambu dan marka,
pengaturan waktu sinyal, dan lain sebagainya);
b) Klasifikasi fungsi dan status jalan;
c) Fasilitas pejalan kaki;
d) Jaringan pelayanan/trayek/rute dan fasilitas angkutan umum;
e) Penyediaan kereb dan fasilitas parkir di luar kawasan yang
dikembangkan;
f) Rencana pembangunan jalan yang tercantum dalam rencana
pembangunan jangka menengah.

11 dari 29

Tabel 3 - Kebutuhan data untuk setiap kelas andalalin (lanjutan)


Kelas
andalalin
III

IV

5.5

Kelompok data
yang dibutuhkan
Tata guna lahan

Item data yang dibutuhkan

a) Peta penggunaan lahan eksisting;


b) Peta rencana pengembangan kawasan lainnya yang telah
disetujui Pemda;
c) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
d) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk wilayah
pengembangan (WP) yang mencakup wilayah studi;
e) Penzonaan kawasan lainnya.
Lalu lintas
a) Volume lalu lintas terklasifikasi dan derajat kejenuhan untuk
periode jam puncak dan lalu lintas harian rata-rata (LHR) di
ruas jalan;
b) Volume lalu lintas terklasifikasi dan derajat kejenuhan di
persimpangan jalan untuk periode jam puncak;
c) Tingkat pertumbuhan lalu lintas.
Prasarana jalan
a) Peta jaringan jalan;
b) Geometrik ruas jalan dan persimpangan jalan;
c) Rencana perubahan geometrik ruas jalan dan persimpangan
jalan yang tercantum di dalam rencana pembangunan jangka
menengah.
Sistem transportasi
a) Karakteristik sistem pengaturan lalu lintas (arah lalu lintas,
prioritas, pengaturan akses, lokasi rambu dan marka,
pengaturan waktu sinyal, dan lain sebagainya);
b) Klasifikasi fungsi dan status jalan;
c) Fasilitas pejalan kaki;
d) Jaringan pelayanan/trayek/rute dan fasilitas angkutan umum;
e) Penyediaan kereb dan fasilitas parkir di luar kawasan yang
dikembangkan;
f) Rencana pembangunan jalan serta pengembangan sistem
angkutan
umum
yang
tercantum
dalam
rencana
pembangunan jangka menengah dan rencana pembangunan
jangka panjang.
Data yang dibutuhkan untuk kelas andalalin IV sama dengan data yang dibutuhkan untuk
kelas andalalin III

Prakiraan lalu lintas

Tujuan prakiraan lalu lintas adalah untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan
kondisi lalu lintas di wilayah studi pada tahun tinjauan sebagai dasar dalam melakukan
evaluasi dampak lalu lintas jalan.
Prakiraan lalu lintas diusahakan menggunakan metode-metode yang memadai, dengan
tetap memperhatikan akurasi hasilnya. Oleh karena itu, penggunaan setiap metode di dalam
prakiraan lalu lintas harus didahului oleh proses kalibrasi dan validasi dengan menggunakan
uji statistik yang umum digunakan dalam kajian transportasi.
Secara umum terdapat 4 tahapan kegiatan yang harus dilalui di dalam melakukan prakiraan
lalu lintas, yakni:
a) Tahap penetapan sistem zona;
b) Tahap bangkitan perjalanan;
c) Tahap distribusi perjalanan;
d) Tahap pembebanan lalu lintas.

12 dari 29

5.5.1 Tahap penetapan sistem zona


Setiap perjalanan orang atau kendaraan di wilayah studi, harus ditetapkan lokasi atau zona
yang menjadi asal dan tujuannya. Secara umum zona asal/tujuan dapat dikelompokkan
sebagai:
a) Zona internal, yakni zona-zona asal/tujuan perjalanan yang berada di dalam wilayah
studi, termasuk zona dari pengembangan kawasan yang direncanakan;
b) Zona eksternal, yakni zona-zona asal/tujuan perjalanan yang berada di luar wilayah studi.
Untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan dalam tahap prakiraan lalu lintas
selanjutnya, maka dalam menetapkan sistem zona internal perlu diperhatikan pola-pola
pembagian ruang yang telah ada, misalnya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), pembagian wilayah administrasi dan sistem zona
yang pernah digunakan pada studi terdahulu.
Penetapan zona-zona eksternal didasarkan pada representasi terhadap arah lalu lintas
utama dari wilayah kota lainnya yang menuju ke wilayah studi, sehingga lokasi dan jumlah
zona eksternal ditetapkan sesuai dengan lokasi dan jumlah jalan arteri dan/atau jalan
kolektor yang berbatasan dengan wilayah studi.
5.5.2 Tahap bangkitan perjalanan
Bangkitan perjalanan harus diperkirakan untuk setiap zona yang ditetapkan, yang terdiri dari:
a) Bangkitan perjalanan dari/ke zona rencana pengembangan kawasan, menggunakan
metode yang disampaikan dalam 5.2;
b) Bangkitan perjalanan dari/ke zona internal selain zona pengembangan kawasan yang
direncanakan;
c) Bangkitan perjalanan dari/ke zona eksternal.
Bangkitan perjalanan dari/ke zona internal selain zona pengembangan kawasan dan dari/ke
zona eksternal dapat diprakirakan dari standar bangkitan perjalanan yang berlaku atau dari
hasil studi terdahulu atau berdasarkan data lalu lintas yang ada di wilayah studi atau
menggunakan metode-metode lain yang umum digunakan dalam kajian transportasi.
Sebagai contoh dapat dilihat di Lampiran C.
Prakiraan bangkitan perjalanan harus dibuat di setiap tahun tinjauan dengan memperhatikan
tingkat pertumbuhan lalu lintas jalan dan perubahan tata guna lahan di wilayah studi.
5.5.3 Tahap distribusi perjalanan
Tahap distribusi perjalanan harus dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
a) Zona asal/tujuan dari perjalanan yang dibangkitkan oleh kawasan pengembangan;
b) Distribusi asal/tujuan perjalanan dari lalu lintas jalan yang ada di wilayah studi dari/ke
zona-zona internal dan eksternal;
c) Distribusi penggunaan moda transportasi dari perjalanan yang dibangkitkan oleh zona
pengembangan kawasan. Hal ini diperlukan jika proporsi pengguna angkutan umum dan
pejalan kaki diperkirakan cukup besar.
Distribusi perjalanan harus dilakukan di setiap tahun tinjauan sesuai dengan hasil prakiraan
bangkitan perjalanan sebelumnya. Distribusi perjalanan dapat dilakukan dengan metodemetode yang umum digunakan dalam kajian transportasi.

13 dari 29

5.5.4 Tahap pembebanan lalu lintas


Pembebanan lalu lintas hanya dilakukan bagi perjalanan yang menggunakan kendaraan,
sehingga hasil distribusi perjalanan harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam satuan mobil
penumpang (smp).
Pembebanan lalu lintas harus dilakukan pada periode jam puncak di setiap tahun tinjauan,
sehingga diperoleh informasi mengenai dampak lalu lintas jalan yang paling besar akibat dari
pengembangan kawasan yang direncanakan. Pembebanan lalu lintas dapat dilakukan
dengan metode-metode yang umum digunakan dalam kajian transportasi.
5.6

Evaluasi dampak lalu lintas jalan

5.6.1 Pengukuran dampak lalu lintas jalan


Hasil prakiraan lalu lintas berupa arus lalu lintas pada jam puncak di tahun-tahun tinjauan
harus diukur dampaknya terhadap ruas jalan dan persimpangan jalan yang dikaji. Adapun
elemen dampak lalu lintas jalan yang harus ditinjau dan metode pengukurannya
disampaikan pada Tabel 4.
Tabel 4 - Elemen dampak lalu lintas jalan dan metode pengukurannya
Lokasi
Ruas jalan

Persimpangan
jalan

Elemen dampak
lalu lintas jalan
Lalu lintas
kendaraan

Indikator dampak lalu


lintas jalan
a) Derajat kejenuhan;
b) Kecepatan lalu lintas
di ruas jalan
(kilometer per jam).

Lalu lintas
pejalan kaki
Lalu lintas
kendaraan

Tingkat pelayanan

Lalu lintas
pejalan kaki

Tingkat pelayanan

a)
b)

Derajat kejenuhan;
Tundaan
(detik per smp).

Metode pengukuran
a)
b)

Analisis kapasitas ruas jalan;


Analisis kecepatan arus
bebas;
c) Analisis perilaku lalu lintas
untuk ruas jalan.
Analisis kecepatan pejalan kaki;
a)

Analisis kapasitas untuk


persimpangan bersinyal
dan/atau persimpangan tak
bersinyal;
b) Analisis tundaan untuk
persimpangan bersinyal
dan/atau persimpangan tak
bersinyal;
c) Analisis perilaku lalu lintas
untuk persimpangan
bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal.
Analisis tundaan pejalan kaki di
persimpangan bersinyal dan/atau
persimpangan tak bersinyal;

5.6.2 Kriteria kebutuhan penanganan dampak lalu lintas jalan


Untuk setiap elemen dampak lalu lintas jalan yang diukur harus ditetapkan apakah
menghasilkan masalah yang harus ditangani atau tidak. Pada Tabel 5 disampaikan kriteria
berupa nilai batas dari indikator dampak lalu lintas jalan yang membutuhkan penanganan.

14 dari 29

Tabel 5 - Kriteria dampak lalu lintas jalan yang membutuhkan penanganan


Lokasi
Ruas jalan

Elemen dampak
lalu lintas jalan
Lalu lintas
kendaraan

Lalu lintas
pejalan kaki

Persimpangan
jalan

Lalu lintas
kendaraan
Lalu lintas
pejalan kaki

Indikator dampak lalu


lintas jalan
a) Derajat kejenuhan;
b) Kecepatan lalu
lintas di ruas jalan
(kilometer per jam).
Tingkat pelayanan

a) Derajat kejenuhan;
b) Tundaan
(detik per smp).
Tingkat pelayanan

Kriteria dampak lalu lintas jalan


yang membutuhkan penanganan
a) Derajat kejenuhan lebih dari atau
sama dengan 0,75;
b) Kecepatan di jalan arteri kurang
dari 30 kilometer per jam;
c) Kecepatan di jalan kolektor kurang
dari 20 kilometer per jam.
a) Tingkat pelayanan kurang dari A
untuk kawasan perumahan;
b) Tingkat pelayanan kurang dari A
untuk wilayah di sekitar kawasan
komersial;
c) Tingkat pelayanan kurang dari B
untuk kawasan bisnis/perkantoran;
d) Tingkat pelayanan kurang dari C
untuk kawasan lainnya.
a) Derajat kejenuhan lebih dari atau
sama dengan 0,75;
b) Tundaan lebih dari 30 detik per
smp.
a) Tingkat pelayanan kurang dari A
untuk kawasan perumahan;
b) Tingkat pelayanan kurang dari A
untuk wilayah di sekitar kawasan
komersial;
c) Tingkat pelayanan kurang dari B
untuk kawasan bisnis/perkantoran;
d) Tingkat pelayanan kurang dari C
untuk kawasan lainnya.

Penjelasan mengenai kriteria tingkat pelayanan pejalan kaki di ruas jalan dan di
persimpangan jalan disampaikan pada Tabel 6.
Tabel 6 - Kriteria klasifikasi tingkat pelayanan pejalan kaki
Kelas
tingkat
pelayanan
A
B
C
D
E
F

Di ruas jalan
Kecepatan pejalan kaki
(meter per detik)
> 1,33
> 1,17 sampai dengan 1,33
> 1,00 sampai dengan 1,17
> 0,83 sampai dengan 1,00
0,58 sampai dengan 0,83
< 0,58

Kriteria
Di persimpangan
bersinyal
Tundaan pejalan kaki
(detik per orang)
< 10
10 sampai dengan 20
> 20 sampai dengan 30
> 30 sampai dengan 40
> 40 sampai dengan 60
> 60

15 dari 29

Di persimpangan
tak bersinyal
Tundaan pejalan kaki
(detik per orang)
<5
5 sampai dengan 10
> 10 sampai dengan 20
> 20 sampai dengan 30
> 30 sampai dengan 45
> 45

5.7

Penyusunan rekomendasi penanganan

Jika dampak lalu lintas jalan yang dihasilkan oleh rencana pengembangan kawasan telah
melampaui kriteria yang ditetapkan pada Tabel 5, maka harus disusun langkah-langkah
penanganan masalah yang perlu dilakukan.
Pada dasarnya penanganan masalah dampak lalu lintas jalan sangat kasus per kasus,
tergantung dari karakteristik lokasi dan tingkat permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu
harus ditelusuri beberapa alternatif penanganan yang dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan efektivitasnya dalam menyelesaikan masalah serta konsekuensi
biayanya.
Berikut ini disampaikan beberapa alternatif penanganan masalah yang dapat dilakukan
untuk setiap elemen dampak lalu lintas jalan.
5.7.1 Alternatif penanganan masalah lalu lintas kendaraan di ruas jalan
Permasalahan lalu lintas kendaraan di ruas jalan pada dasarnya disebabkan oleh kapasitas
ruas jalan yang tidak lagi mampu melayani volume lalu lintas secara ideal. Penanganan yang
dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan, antara lain melalui usaha
manajemen lalu lintas, perbaikan geometrik, dan melakukan pelebaran jalan. Terdapat
beberapa acuan yang dapat digunakan untuk menyusun rekomendasi penanganan masalah
di ruas jalan, seperti KM No.14 Tahun 2006, RSNI T-13-2004, dan Pd T-12-2004-B.
5.7.2 Alternatif penanganan masalah lalu lintas kendaraan di persimpangan jalan
Permasalahan di persimpangan jalan berasal dari ketidakmampuan persimpangan jalan
untuk melewatkan volume lalu lintas secara ideal. Penanganan yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan kapasitas persimpangan jalan, antara lain dengan melakukan usaha
manajemen lalu lintas, perbaikan geometrik, dan pembangunan persimpangan tidak
sebidang. Terdapat beberapa acuan yang dapat digunakan untuk menyusun rekomendasi
penanganan masalah di persimpangan jalan, antara lain KM No.14 Tahun 2006, Pd T-082004-B, dan Pd T-12-2004-B.
5.7.3 Alternatif penanganan masalah lalu lintas pejalan kaki
Penanganan masalah pejalan kaki merujuk kepada kebutuhan penyediaan fasilitas pejalan
kaki, seperti jalur pejalan kaki dan fasilitas penyeberangan, baik pada permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah maupun di atas permukaan tanah. Berjalan kaki biasanya
dilakukan sebelum dan/atau sesudah menggunakan pelayanan angkutan umum, sehingga
penyediaan fasilitas pemberhentian angkutan umum perlu diperhatikan sebagai bagian dari
pelayanan bagi pejalan kaki. Jika teridentifikasi bahwa pengembangan kawasan akan
menimbulkan permasalahan pada lalu lintas dan pelayanan pejalan kaki, maka alternatif
penanganannya dapat mengacu pada 011/T/Bt/1995 dan 271/HK.105/DRJD/96.

6
6.1

Pelaporan dan konsultasi


Pelaporan

Pelaksanaan andalalin harus dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat dibidang teknik
manajemen dan rekayasa lalu lintas. Penunjukan tenaga ahli pelaksana andalalin dilakukan
oleh pemrakarsa, dengan jumlah dan kualifikasi tenaga ahli ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan.

16 dari 29

Hasil andalalin harus didokumentasikan dalam laporan andalalin. Laporan tersebut secara
garis besar berisi informasi tentang:
a) Pendahuluan dan ringkasan eksekutif;
b) Rencana pengembangan kawasan;
c) Kondisi wilayah studi;
d) Prakiraan lalu lintas;
e) Evaluasi dampak lalu lintas jalan;
f)

Identifikasi alternatif penanganan masalah;

g) Rekomendasi.
Penjelasan lebih lanjut mengenai isi laporan andalalin disampaikan pada lampiran B.
6.2

Konsultasi

Laporan andalalin harus dikonsultasikan kepada Instansi terkait yang berkompeten dan
disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan konsultasi dan
sosialisasi harus didokumentasikan dalam berita acara sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan andalalin.
Penetapan langkah tindak lanjut dari rekomendasi andalalin dilakukan oleh Instansi terkait
dan dievaluasi pelaksanaannya.

17 dari 29

Lampiran A
(normatif)
Penjelasan mengenai setiap tahap pelaksanaan andalalin

Tabel A.1 - Penjelasan mengenai setiap tahap pelaksanaan andalalin


No

Tahap

Permasalahan yang
dijawab
Bagaimana karakteristik
dari pengembangan
kawasan yang
direncanakan?

Kriteria/indikator/
metode

Data/informasi yang
dibutuhkan
a) Peta lokasi
pengembangan
kawasan;
b) Jenis kegiatan
dan/atau usaha yang
dikembangkan;
c) Ukuran atau skala
pengembangan
kawasan yang
direncanakan;
d) Rencana sirkulasi lalu
lintas.
a) Hasil tahap 1;
b) Referensi mengenai
tingkat bangkitan
perjalanan dari
standar atau data
sekunder atau dari
hasil survei.
Hasil tahap 2

Identifikasi
karakteristik
pengembangan
kawasan

Prakiraan
bangkitan
perjalanan
pengembangan
kawasan

Seberapa besar
perjalanan yang
dibangkitkan dari
pengembangan
kawasan yang
direncanakan?

Analogi tingkat
bangkitan
perjalanan

Penetapan
kelas andalalin

Pengumpulan
data wilayah
studi

Prakiraan lalu
lintas

Berapa luas wilayah


studi dan
berapa lama waktu
dampak lalu lintas jalan
yang harus ditinjau?
Apa saja data yang
dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap
kelas andalalin?
Bagaimana perubahan
kondisi lalu lintas di
wilayah studi setelah
pengembangan
kawasan dibuka?

a) Klasifikasi
pengembangan
kawasan;
b) Klasifikasi
andalalin
Item-item data yang Hasil tahap 3
dibutuhkan untuk
setiap kelas
andalalin
Metode untuk
Hasil tahap 4
setiap tahapan
prakiraan lalu
lintas:
a) penetapan
sistem zona;
b) prakiraan
bangkitan
perjalanan;
c) distribusi
perjalanan;
d) pembebanan
lalu lintas.

18 dari 29

Tabel A.1 - Tahapan pelaksanaan andalalin (lanjutan)


No

Tahap

Evaluasi
dampak lalu
lintas jalan

Penyusunan
rekomendasi
penanganan

Permasalahan yang
harus dijawab
a) Apa saja elemen
dampak lalu lintas
jalan yang harus
ditinjau?
b) Apakah dampak lalu
lintas jalan yang
ditimbulkan
menghasilkan
masalah yang harus
ditangani?
Apa saja alternatif
penanganan masalah
lalu lintas jalan yang
dapat digunakan?

Kriteria/indikator/
metode
a) Elemen dampak
lalu lintas jalan
dan metode
pengukurannya;
b) Kriteria dampak
lalu lintas jalan
yang
membutuhkan
penanganan.

Data/informasi yang
dibutuhkan
Hasil tahap 5

Acuan penanganan
masalah lalu lintas
jalan

Hasil tahap 6

19 dari 29

Lampiran B
(normatif)
Isi laporan analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan
kawasan di perkotaan

B.1

Pendahuluan dan ringkasan eksekutif


a) Maksud dan tujuan;
b) Ringkasan eksekutif:
1) lokasi pengembangan kawasan dan wilayah studi;
2) deskripsi pengembangan kawasan;
3) kesimpulan;
4) rekomendasi.

B.2

Rencana pengembangan kawasan


a) Jenis dan skala kegiatan dan/atau usaha yang dikembangkan;
b) Lokasi;
c) Site plan;
d) Tahapan pengembangan kawasan.

B.3

Kondisi wilayah studi


a) Wilayah studi:
1) batas wilayah studi;
2) ruas jalan dan persimpangan jalan yang dikaji.
b) Guna lahan di wilayah studi:
1) guna lahan eksisting;
2) sistem penzonaan;
3) rencana pengembangan di sekitar kawasan.
c) Jaringan jalan di wilayah studi:
1) prasarana jalan;
2) sistem transportasi;
3) program pengembangan jaringan jalan.

B.4

Prakiraan lalu lintas


a) Penetapan sistem zona;
b) Bangkitan perjalanan;
c) Distribusi perjalanan;
d) Pembebanan lalu lintas.

B.5

Evaluasi dampak lalu lintas jalan


a) Dampak lalu lintas di ruas jalan:
1) deskripsi dampak lalu lintas di ruas jalan;
2) identifikasi permasalahan lalu lintas di ruas jalan.
b) Dampak lalu lintas di persimpangan jalan:
1) deskripsi dampak lalu lintas di persimpangan jalan;
2) identifikasi permasalahan lalu lintas di persimpangan jalan.

20 dari 29

B.6

B.7

Identifikasi alternatif penanganan masalah


a) Identifikasi alternatif penanganan masalah di ruas jalan:
1) alternatif penanganan masalah yang diusulkan;
2) preferensi alternatif penanganan masalah.
b) Identifikasi alternatif penanganan masalah di persimpangan jalan:
1) alternatif penanganan masalah yang diusulkan;
2) preferensi alternatif penanganan masalah.
Rekomendasi
a) Rekomendasi sistem akses dan sirkulasi lalu lintas;
b) Rekomendasi penanganan masalah di dalam jaringan jalan:
1) penanganan masalah di ruas jalan;
2) penanganan masalah di persimpangan jalan.
c) Rencana implementasi:
1) jadwal pelaksanaan penanganan masalah;
2) sistem monitoring dan evaluasi.

21 dari 29

Lampiran C
(informatif)
Contoh isian formulir survei bangkitan perjalanan kawasan

22 dari 29

Lampiran D
(informatif)

Tabel D.1 - Contoh bangkitan perjalanan kawasan di Amerika Serikat

1
2
3

Jenis kegiatan dan/atau


usaha
Permukiman
Apartemen
Perkantoran

Pusat perbelanjaan

Hotel/motel/penginapan

206 unit
218 hunian
300 000 ft2 gross floor
wilayah (GFA)
500 000 ft2 gross leasable
wilayah (GLA)
265 kamar

Rumah sakit

325 tempat tidur

Klinik bersama

12 ruang praktek dokter

8
9
10

501 siswa
102 tempat duduk
14 000 orang

12

Sekolah/universitas
Restoran
Tempat
pertemuan/tempat
hiburan/pusat olah raga
Stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU)
Drive-through restoran

13

Bengkel mobil

No

11

Ukuran kawasan

4 slang pompa
107 tempat duduk
12 000 ft2 occupancy gross
leasable wilayah (OGLA)

23 dari 29

Bangkitan perjalanan
9,55 orang/unit/hari
6,47 orang/hunian/hari
10,77 orang/ft2 GFA/hari
38,65 orang/ft2 GLA/hari
0,65 orang/kamar/jam puncak
pagi
1,36 orang/tempat tidur/jam
puncak sore
4,43 orang/ruang praktek/jam
puncak sore
0,3 siswa/ jam puncak pagi
1,54 orang/tempat duduk/hari
0,01 orang/hari
44,40 kendaraan/slang
pompa/jam puncak pagi
1,76 orang/tempat duduk/jam
puncak pagi
2,65 orang/ft2 OGLA/jam puncak
pagi

Lampiran E
(informatif)

Tabel E.1 - Contoh bangkitan perjalanan dari beberapa kawasan di Indonesia

1
2

Jenis kegiatan
dan/atau usaha
Permukiman
Perkantoran

Jakarta
Bekasi

Pusat perbelanjaan

Bogor

4
5

Hotel
Rumah sakit

Bandung
Bandung

12 750 m2
luas lantai
terbangun
249 kamar
-

Sekolah/universitas

Bandung

13 231 siswa

No

Kota

Ukuran
kawasan

24 dari 29

Bangkitan perjalanan
0,23 orang/100 m2/jam puncak
2 orang/100 m2/jam puncak
6,53 smp/100 m2/hari
0,60 orang/kamar/hari libur
0,61 orang/tempat tidur/hari
2,25 orang/ ruang parkir/jam
puncak

Sunda

Le
mb
on
g

T am bl on g

Bra

ga

eu y
Ba n c

O tto Is k a n d a rd in a
ta

ati
on J
b
e
K

Su matra

M e rd e k a

Lampiran F
(informatif)
Contoh penetapan batas wilayah studi

ABC

Vet
eran

Naripan

Dalem Ka

kawasan
Asia Afr=ikpengembangan
a

= wilayah studi yang harus dikaji

um

= jalan lokal
= jalan kolektor
= jalan arteri

Gambar F.1 - Contoh wilayah studi di Kota Bandung untuk pengembangan kawasan
berskala kecil

25 dari 29

do

Merdeka

C ice n

Vet
S u d ir m a n

Naripa
n

Cibadak

Asia Afrika
Apo

ong Kekawasan
cil
pengembangan
Asia A=frik
a

Dewi Sartika

Pasir Koja

Lengk

O ti s ta

r
nya
na A
Asta

K a li p a h

era

Sunda

Kebon Jati

= wilayah studi yang dibatasi dengan


persimpangan terdekat
= wliayah studi dalam radius 1 km
= wilayah studi yang harus dikaji
= jalan lokal
= jalan kolektor
= jalan arteri

Gambar F.2 - Contoh wilayah studi di Kota Bandung untuk pengembangan kawasan
berskala sedang

26 dari 29

PKHH. Mu
st

ofa

br

hS
akit
Rum
a

Ibrahim Adjie

Su

Cinambo

ng
ru
Be

to t

g
un
Uj

Ga

ya
Ra

i
Yan
ad
m
Ah

o to
kawasan
Asia A=frpengembangan
ika
ta

ar no -H at
So ek
= wilayah studi yang dibatasi dengan
persimpangan terdekat

ar
Soek

n o -H

= wliayah studi dalam radius 2 km

a tt a

= wilayah studi yang harus dikaji


= jalan lokal
= jalan kolektor
= jalan arteri

Gambar F.3 - Contoh wilayah studi di Kota Bandung untuk pengembangan kawasan berskala besar

27 dari 29

Lampiran G
(informatif)
Daftar nama dan lembaga

G.1

Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.

G.2

Penyusun
No.

Nama

Lembaga

1.

Dr. Ir. Hikmat Iskandar, M.Sc

Puslitbang Jalan dan Jembatan

2.

Dr. Ir. Dadang M. Masoem, M.Sc

Puslitbang Jalan dan Jembatan

3.

Ir. Pantja Dharma Oetojo. M.Eng.Sc

Puslitbang Jalan dan Jembatan

28 dari 29

Bibliografi

ADOT, 2000, Traffic Engineering Policies, Guidelines, and Procedures


Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Penyusunan Analisis Dampak Lalu lintas
Institute of Transportation Engineers, An Informational Report, Fifth Edition, Trip Generation
Institute of Transportation Engineers, Fourth Edition, Traffic Engineering Handbook.
National Research Council Washington DC, 2000, Transportation Research Board, Highway
Capacity Manual.
RSNI T-13-2004, Tata cara perencanaan geometrik jalan perkotaan.
036/T/BM/1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
271/HK.105/DRJD/96, Perekayasaan tempat perhentian kendaraan penumpang umum.

29 dari 29

Anda mungkin juga menyukai