Anda di halaman 1dari 37

Cara Branding &

Membuat logo
bersama Sribu.com

Prepared by:

Business Development Team


Sribu.com

May 2012

Bab I
Pengantar

Dalam dunia bisnis, jargon-jargon seperti brand dan branding sudah


bukan istilah yang asing. Para pakar dan pemerhati bisnis dari seluruh dunia
pun telah sepakat bahwa keduanya merupakan bagian integral dari
perusahaan, yang bukan hanya tidak terpisahkan, namun juga dapat ikut
menentukan kemajuan atau bahkan kematian perusahaan di masa
mendatang.

Namun, sebenarnya apa makna di balik istilah brand dan branding?

Brand bisa dikatakan sebagai inti dari semua nilai yang dipercaya oleh bisnis
Anda. Dengan kata lain, brand merupakan reputasi dan kepribadian bisnis
Anda. Sebuah brand yang kuat dapat membantu bisnis Anda tampak
menonjol di tengah persaingan, sebaliknya brand

yang lemah akan

menjatuhkan citra bisnis Anda di hadapan publik.

Belajar Branding bersama Sribu.com akan menjabarkan apa yang


dimaksud dengan brand dan branding secara lebih terperinci, hingga
meliputi sejarah brand, jenis-jenis brand, elemen-elemen yang wajib
diperhatikan dalam menciptakan brand, serta bagaimana Anda dapat
memanfaatkan brand untuk membantu meningkatkan bisnis Anda. Tulisan
ini juga akan menghadirkan contoh kasus dari entiti-entiti terkemuka di
dunia yang berhasil mengembangkan brand mereka dengan kuat, serta
bagaimana Sribu.com, sebagai situs desain pertama dan satu-satunya di

Indonesia yang mengusung konsep crowd sourcing, dapat membantu Anda


mengembangkan brand Anda.

Belajar Branding bersama Sribu.com memang bukan kitab suci yang


bisa menunjukkan arah hidup dan tujuan masa depan perusahaan Anda.
Namun, melalui tulisan ini, penulis berharap Anda akan dapat mengerti lebih
dalam

mengenai

branding

dan

segala

seluk-beluknya,

sehingga

mendapatkan gambaran yang lebih jernih sebelum mengaplikasikan teoriteori manajemen brand untuk mendukung kemajuan bisnis Anda.

Lebih jauh lagi, Belajar Branding bersama Sribu.com merupakan


santapan pikiran yang tepat bagi mereka yang baru mengenal branding,
serta

yang

mungkin

memanfaatkannya

sudah

sebagai

alat

mengembangkan bisnis mereka.

Selamat membaca.

Salam,
Tim Redaksi

akrab

dengan

untuk

branding,

memperluas

tetapi

belum

kemampuan

dan

Bab II
Pengertian Brand dan Branding

Brand atau merek merupakan sebuah kata yang cukup sederhana, hanya
terdiri atas lima huruf, dan dapat dilafalkan dalam satu tarikan nafas saja.
Namun, untuk menjelaskan dengan tepat apa yang dimaksud dengan brand
bukanlah perkara yang sederhana.

Hingga kini, masih ada silang pendapat mengenai apa definisi brand yang
sebenarnya. Coba saja Anda tanyakan hal itu kepada 100 orang, dan jangan
terkejut jika Anda lantas mendapat 100 jawaban yang berbeda pula.
Sebagian

orang

mungkin

akan

menjawab

brand

adalah

janji

yang

disematkan perusahaan kepada sebuah produk/jasa, atau mungkin jaminan


kualitas dan layanan dari produk/jasa tersebut. Sebagian lain menganggap
brand adalah persepsi pribadi konsumen akan nilai-nilai atau kepuasan yang
dirasakan

saat

mengaitkan

pikiran

kepada

suatu

produk/jasa

dan

perusahaan. Ada pula segelintir orang yang beranggapan brand hanyalah


logo dan nama perusahaan atau produk/jasa.

Tak ada jawaban salah atau benar dalam hal ini, karena memang hingga
saat ini masih belum ada penjelasan baku akan apa sebenarnya yang
dimaksud dengan brand. Namun, untuk lebih jelasnya, berikut akan kami
tampilkan definisi brand menurut sejumlah pakar dan organisasi ternama.

Menurut American Marketing Association (AMA):


Brand

adalah

nama,

istilah,

tanda,

simbol

atau

desain,

atau

kombinasi dari kesemuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi


barang dan/atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual, dan

untuk membedakan mereka dari barang dan/jasa yang dihasilkan oleh


penjual lain.

Menurut Steve Johnson, pengarang buku Pragmatic Marketing:


Brand Anda adalah identitas yang ada dalam pikiran pembeli.

Lantas, apa yang dimaksud dengan branding? Masih menurut Steve


Johnson:
Branding adalah kegiatan mempromosikan identitas perusahaan
Anda. Saat ini, branding adalah satu-satunya hal yang bisa Anda
lakukan ketika Anda sulit dibedakan dengan para pesaing Anda.

Sementara itu, Kristin Zhivago, kolumnis, pengarang dan juga pendiri


Zhivago Marketing Partners, Inc. memiliki pendapat yang tak kalah menarik:
Branding adalah janji yang Anda buat, sedangkan brand berasal dari
janji-janji yang berhasil Anda penuhi.

Namun, mungkin definisi branding versi BNET adalah yang paling lengkap:
Branding adalah sarana untuk membedakan satu produk/jasa dari
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, dengan menciptakan
serta menjaga citra yang mendorong kepercayaan akan kualitas dan
performa dari produk/jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Pengertian itu bisa dikatakan akurat untuk menggambarkan keseluruhan


maksud, sasaran dan tujuan dari branding.

Dan, Jon Jantsch dari Duct Tape Marketing membungkusnya dengan sebuah
kalimat yang sangat sederhana:
Branding adalah seni untuk menjadi dikenal, disukai dan dipercaya.

Tepat sekali, Jon!


Dari semua pengertian di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa brand
bukan sekedar logo atau nama perusahaan Anda, melainkan image atau
persepsi seseorang tentang produk atau perusahaan Anda. Brand adalah
kombinasi lengkap dari asosiasi yang orang bayangkan ketika mendengar
sebuah nama perusahaan atau produk.

Brand adalah adalah segala sesuatu yang terkait dengan perusahaan,


produk, atau layanan - semua atribut, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud. Ini adalah apa yang harus Anda perjuangkan, apa yang harus
Anda lakukan, katakan dan tampilkan ke depan publik.

Ibaratnya, brand bagi sebuah perusahaan adalah reputasi bagi seseorang.


Meskipun Anda mungkin menemukan beberapa hal yang membuat Anda
tertarik dengan seseorang, namun untuk menciptakan hubungan yang
mendalam, Anda haruslah memiliki nilai-nilai, peminatan, dan otentisitas
yang sama. Hal yang sama juga berlaku bagi perusahaan. Koneksi yang
mendalam dan tahan lama hanya bisa terjalin jika pelanggan dan klien
berbagi nilai dengan Anda. Maka, semakin baik Anda mendefinisikan nilainilai

Anda,

bertindak

berdasarkan

nilai-nilai

tersebut,

dan

mengkomunikasikannya dengan pelanggan Anda, semakin dalam pula


koneksi yang Anda ciptakan.

Jangan anggap enteng brand, karena ia adalah aset terpenting yang bisa
dimiliki perusahaan. Brand memberikan nilai, menciptakan diferensiasi dan
mendapatkan hasil jangka panjang.

Kenapa kami katakan demikian? Sebab, branding termasuk komponen


penting yang ikut menentukan proses pengambilan keputusan membeli bagi

pelanggan. Brand yang baik akan menempatkan perusahaan/ produk Anda


di atas para pesaing Anda, dan membantu Anda menjadi pilihan utama.
Brand, jika dikembangkan dengan baik, pun dapat menjadi wadah tunggal
untuk

mempromosikan

bisnis,

merangsang

pengalaman

yang

unik,

menciptakan ikatan khusus dengan pelanggan, serta memelihara konsistensi


dengan kualitas layanan yang ditawarkan.

Satu hal yang harus Anda pahami adalah, kita hidup dalam masyarakat yang
berorientasi sensorik. Artinya, kita mendasarkan penilaian kita pada hal-hal
yang dapat diterima panca indera kita, seperti stimulasi visual, rasa, bau,
sentuhan dan suara, dan kita melakukan ini bahkan di alam bawah sadar
kita. Jadi, kita sangat terbiasa mengait-kaitkan nama, kata ataupun simbol
tertentu dengan harapan kualitas, konsistensi, layanan pelanggan dan
lainnya.

Mengapa kita harus memahami hal itu? Sebab, hal itu akan sangat
membantu kita dalam membuat brand yang baik. Idealnya, brand akan
menjadi kepribadian, karakter dan jiwa perusahaan Anda. Brand akan
menjadi perwujudan kepercayaan, antisipasi kualitas dan performa, serta
yang paling penting, perasaan bahwa ini adalah identitas yang ingin Anda
tunjukkan kepada pelanggan.

Ambil contoh Starbucks. Begitu mendengar nama itu, hal apa yang lantas
terbayang dalam benak Anda? Kopi, hijau, ramah lingkungan, modern,
casual, mahal, berkelas? Itulah identitas yang disematkan pada Starbucks.
Itulah branding Starbucks.

Contoh lain, Coca Cola. Apa yang langsung terlintas dalam benak Anda?
Logo merahnya, buih-buih sodanya, kesegaran, kenikmatan, keceriaan masa
muda? Itulah branding Coca Cola.

Salah besar jika Anda menganggap entiti bisnis yang kecil tidak memerlukan
brand dan branding. Bahkan, seseorang pun bisa menjadi sebuah brand
yang menjual. Sebut saja, Simon Cowell. Yang terlintas dalam benak Anda
saat mendengar namanya mungkin adalah sweater polos yang selalu ia
kenakan, komentar-komentar pedas yang ia lontarkan, serta senyumnya
yang khas. Lain lagi dengan Paris Hilton. Image yang tergambar dalam
benak Anda adalah sosialita, anjing chihuahua, dan segala sesuatu yang
bersifat glamor. Tanpa Anda sadari, kedua selebriti itu adalah sebuah brand,
karena ada citra-citra tertentu yang berhasil mereka atau publisis mereka
tanamkan dalam pikiran publik.

Sebagai perusahaan, Anda harus mampu menampilkan bayangan-bayangan


tersebut dalam benak pelanggan Anda. Anda harus mampu menciptakan
brand yang melekat dan menempati ruang khusus dalam pikiran mereka,
sehingga dengan hanya melihat logo, membaca nama ataupun tagline Anda,
mereka bisa segera mengasosiasikannya dengan perusahaan Anda dengan
cara yang tepat.

Sekarang, pertanyaannya adalah, bagaimana Anda bisa melakukannya?


Kami akan memberikan cara-cara menciptakan brand yang baik dalam
segmen-segmen berikutnya.

Bab III
Sejarah, Tipe dan Elemen-elemen Penting Brand

A. Sejarah Brand
Kata brand berasal dari kata brandr yang merupakan kata dari bahasa
Norwegia kuno yang berarti membakar. Mungkin arti brand sekarang sudah
jauh berbeda dari itu, namun pada awalnya brand tercipta saat para
peternak membakar kulit ternak-ternaknya dengan stempel khusus untuk
membedakan ternaknya itu dari ternak lainnya. Kemudian, orang Italia
mulai memberikan watermark pada kertas sekitar tahun 1200-an, dan
dimulailah sejarah panjang branding.

Brand dalam pengertian pemasaran massa mulai dikenal sejak abad ke-19,
seiring dengan munculnya kemasan produk. Era industrialis menciptakan
pergeseran kegiatan produksi untuk beberapa produk kebutuhan rumah
tangga, seperti sabun, dari komunitas-komunitas lokal menjadi pabrikpabrik tersentralisasi. Saat akan mengirimkan produknya, pabrik-pabrik ini
akan mencantumkan logo atau simbol-simbol tertentu pada kotak kayu yang
mereka gunakan. Selain untuk membedakan produknya dari produk yang
dihasilkan oleh pesaing mereka, hal ini juga bertujuan untuk menciptakan
kepercayaan masyarakat akan produk tersebut.

Pabrik-pabrik yang didirikan selama Revolusi Industri memperkenalkan


produk yang diproduksi massal kepada publik. Karena kuantitasnya besar,
para produsen harus mampu memasarkan produk mereka ke pasar yang
lebih luas, menjangkau pelanggan-pelanggan yang sebelumnya sudah akrab
dengan barang-barang produksi lokal.

Para produsen segera menyadari bahwa produk yang mereka hasilkan dan
kemas dengan sederhana mengalami kesulitan bersaing dengan produkproduk lokal yang sudah terlanjur dekat dengan masyarakat. Produsen pun
memikirkan cara untuk meyakinkan pasar bahwa produk-produk mereka
lebih baik dan dapat lebih dipercaya daripada produk-produk lokal yang
biasa digunakan. Dimulailah era branding yang melibatkan merek dagang
(trademark), logo, kemasan khusus, dan lainnya dalam upaya untuk
meningkatkan keakraban konsumen dengan produk mereka. Coca-Cola dan
Quaker Oats termasuk beberapa produk pertama yang bermerek.

Sekitar tahun 1900, James Walter Thompson mendirikan usaha periklanan


yang bergelut dengan merek dagang. Inilah awal dari penjelasan komersial
dari branding seperti yang kita kenal sekarang ini. Perusahaan tersebut
segera menciptakan slogan, membuat maskot dan jingle, serta mulai muncul
di radio dan televisi.

Pada 1940, produsen mulai memahami bahwa konsumen mengasosiasikan


hubungan mereka dengan brand mereka dalam arti sosial, psikologis
ataupun antropologis. Dari sana, produsen dengan cepat belajar untuk
membangun identitas dan kepribadian brand mereka dan kepribadian,
dengan

menggunakan

kata-kata

sifat

tertentu

seperti

masa

muda,

menyenangkan atau mewah. Inilah praktik yang hingg sekarang kita kenal
sebagai branding, di mana konsumen membeli brand bukan produk.

B. Tipe-tipe Brand
Ada beberapa jenis brand yang dapat menjelaskan bisnis Anda. Masingmasing memerlukan pendekatan pemasaran dan pengelolaan yang berbeda.

1) Brand perusahaan

Brand yang paling pertama diciptakan adalah brand perusahaan, sebab dari
sinilah bisnis Anda bersumber, dan dari sini jugalah bisnis Anda akan
berkembang melalui produk dan jasa yang Anda berikan kepada publik.
Contoh dari brand perusahaan adalah Disney serta Apple, Inc.

2) Brand produk
Jenis brand yang paling sering kita jumpai adalah brand yang disematkan
pada suatu produk atau komoditas yang berwujud, seperti mobil atau
minuman. Brand jenis ini bisa secara spesifik brand menyasar pada sebuah
produk tunggal, atau bisa juga brand yang mewakili serangkaian produk.
Namun demikian, terdapat faktor pemersatu yang dimiliki semua jenis brand
produk.

- Produk individual
Brand produk bisa sangat spesifik, dan hanya mewakili sebuah produk
tunggal saja. Contohnya dalam kasus ini adalah Coca Cola, yang merupakan
brand untuk produk Coca Cola classic. Segala atribut yang berhubungan
dengan Coca Cola, termasuk botol kacanya yang berbentuk spesifik serta
kemasan kalengnya juga menjadi atribut brand produk ini.

- Rangkaian produk
Brand produk juga bisa disematkan pada rangkaian produk, seperti brand
mobil mewah Mercedes Benz ataupun rangkaian pasta gigi Colgate.

3) Brand jasa
Saat sebuah perusahaan berkembang dari sekedar menghasilkan produk
(komoditas) manufaktur menjadi memberikan solusi yang lengkap dan
layanan tidak berwujud, brand mereka pun berkembang menjadi brand jasa.

Brand jasa meliputi segala sesuatu yang dilakukan perusahaan, waktu


pelaksanaan, orang yang melaksanakan, bagaimana pelaksanaannya, dan
sebagainya. Jenis brand ini jauh lebih bervariasi dari sekedar brand produk,
di mana variasi sangat mungkin terjadi, dan menyebabkan pergeseran
brand.

Salah satu brand jasa yang dikenal secara global adalah McDonalds. Bagi
sebagian orang, mungkin McDonalds lebih tepat disebut brand produk.
Bagaimanapun juga, McDonalds menjual produk makanan yang berwujud.
Namun, lebih jauh dari itu, McDonalds kini telah berkembang, tidak lagi
sekedar menjual produk makanan, namun juga menjual jasa layanan. Anda
mungkin sudah sering melihat jam pasir yang diletakkan di depan konter
pembayaran

McDonalds.

Itulah

bukti

bahwa

McDonalds

kini

lebih

memfokuskan diri pada memberikan layanan dan pengalaman membeli yang


menyenangkan pada pelanggannya. Tetap saja, di perusahaan sebesar
McDonalds, di mana standar kualitas layanan telah dibakukan, masih saja
terjadi variasi, dan masih sering kita mendengar keluhan dari para
pelanggan akan kekurang ramahan pelayanan atau ketidak cepatan layanan
dari McDonalds.

Itulah alasannya, mengapa brand jasa dikatakan jauh lebih kompleks dan
lebih sulit dikontrol dibandingkan brand produk. Konsistensi dapat menjadi
masalah dalam pelayanan. Bahkan jika semua karyawan mematuhi standar
pelayanan

yang

telah

ditetapkan

McDonalds,

dan

menyapa

semua

pelanggan dengan seulas senyuman yang sama setiap waktu, bisa saja
pelanggan berubah menjadi kesal karena merasa sedang dimanipulasi.
Dengan demikian, brand jasa perlu dipahami dengan lebih baik, dan dikelola
dengan lebih matang ketimbang brand produk.

4) Brand organisasi
Organisasi adalah brand, apakah itu adalah perusahaan yang memberikan
produk dan layanan, atau kelompok lain termasuk organisasi nirlaba. Jadi,
Greenpeace dan Palang Merah pun termasuk dalam brand organisasi, dan
masing-masing

memiliki

kualitas

yang

terkait

dengan

mereka,

yang

merupakan brand.

Dalam pengertian singkat, brand organisasi tercipta dari kombinasi sejumlah


produk dan jasa yang mereka hasilkan. Bagaimanapun juga, hanya itulah
perasaan yang bisa konsumen kaitkan dengan organisasi. Dilihat dari sudut
pandang lain, hal ini juga berlaku sebaliknya: kebijakan dan keputusan yang
diambil oleh para pembuat keputusan dalam suatu organisasi juga bisa
berimbas pada produk dan layanan yang memproyeksikan keputusan dan
kebijakan tersebut pada publik.

5) Brand perorangan
Brand perorangan difokuskan pada satu atau beberapa individu, di mana
brand dikaitkan dengan kepribadian mereka.

- Individual
Sebuah

brand

individu

murni

didasarkan

pada

satu

orang,

seperti

aktor/aktris, selebriti atau figur publik lainnya. Brand tersebut dapat berupa
kepribadian nyata dari orang tersebut, misalnya glamor atau dermawan,
ataupun bisa berupa kepribadian yang diciptakan secara seksama, seperti
contohnya Lady Gaga.

Bagi

seorang

politisi,

misalnya,

brand

perorangannya

haruslah

memproyeksikan sifat-sifat yang menarik dan erat terhubung dengan calon


pemilihnya (sekaligus menyembunyikan rahasia-rahasia kelam dan sifat-

sifat buruk mereka dengan rapih). Sebaliknya, brand seorang bintang rock
haruslah

memproyeksikan

kepribadiannya

yang

berkarisma,

dan

menyembunyikan sifat-sifat aslinya yang pemalu, dan sebagainya.

- Grup
Tidak terlalu jauh berbeda dengan brand individual, brand grup mewakili
sebuah kelompok. Bukan tidak mungkin jika brand grup ini memiliki kaitan
yang erat dengan brand individual, terutama jika grup yang diwakilinya
cenderung kecil, dan masing-masing anggota grup tersebut telah memiliki
brand individu yang kuat. Contoh yang tepat untuk kasus ini adalah pemusik
legendaris The Beatles.

Selain itu, brand organisasi juga terkadang memiliki kaitan yang erat,
karena tak jarang seorang individu tunggal dianggap sebagai wajah
perwakilan organisasi tersebut, Virgin Group yang diwakili Richard Benson
atau Apple yang erat terkait dengan legasi Steve Jobs.

6) Brand acara
Sebuah acara khusus juga bisa berkembang menjadi sebuah brand. Sebut
saja, Piala Dunia, Olimpiade. Dari dalam negeri sendiri, kita juga memiliki
banyak acara yang telah menguat menjadi sebuah brand, seperti Pekan
Raya Jakarta, Java Jazz Festival dan sebagainya.

Brand acara sangat erat kaitannya dengan pengalaman para tamu yang
menghadirinya, misalnya pecinta musik atau prestasi manusia.

Terkadang, sebuah acara berkembang menjadi brand yang sangat kuat dan
berpengaruh, sehingga brand-brand jasa, produk dan lainnya berlombalomba untuk dikaitkan dengan acara tersebut. Inilah yang terjadi pada

perhelatan Piala Dunia. Dapat Anda lihat sendiri betapa giatnya para entitientiti bisnis besar berlomba menjadi sponsor perhelatan ini, dan bagaimana
bangganya stasiun televisi yang dipercaya sebagai stasiun penyiar resmi
Piala Dunia.

7) Brand geografis
Wilayah-wilayah di dunia juga memiliki kualitas penting yang dianggap
karakter khas, dan karenanya juga memiliki sebuah brand. Wilayah yang
dimaksud bisa berupa apa saja, mulai dari negara, kota, hingga jalan-jalan
dan bangunan.

Salah satu negara tetangga kita, Malaysia, mengukuhkan diri sebagai Truly
Asia Asia yang sebenarnya. Berbeda dengan Benua Australia yang
mengatakan dengan bangga Theres Nothing Like Australia Tak ada yang
lain seperti Australia. Tidak hanya mengembangkan tagline saja, brosur,
website dan atribut-atribut yang mempromosikan pariwisata di kedua
wilayah tersebut pun disesuaikan dengan janji yang diucapkannya. Ya,
itulah branding mereka.

Pemerintah pusat atau kota, serta pihak-pihak lain yang mengatur atau
mewakili wilayah ini akan bekerja keras untuk mengembangkan dan
mempertahankan brand tersebut. Toh, pada akhirnya, brand tersebutlah
yang membantu para calon wisatawan untuk membulatkan keputusan
mereka berkunjung ke wilayah tersebut.

C. Elemen-elemen Brand
Brand biasanya terbentuk dari berbagai elemen:

1) Nama

Elemen paling penting adalah nama sebuah kata atau rangkaian kata yang
digunakan untuk mengidentifikasi sebuah perusahaan, produk, layanan,
atau konsep. Nama ini haruslah profesional, dan mengatakan sesuatu
tentang siapa Anda, ataupun apa visi dan misi Anda.

Nama brand bisa dibentuk dalam berbagai gaya, termasuk:


* Inisial, yang merupakan singkatan dari nama panjang brand tersebut,
seperti contohnya IBM (International Business Machine Corporation) atau
SYSCO (System and Services Company).
* Deskriptif, yang menjelaskan manfaat produk atau fungsinya, seperti
Whole Foods atau Airbus.
* Rima atau sajak, nama yang enak dikatakan, seperti Krispy Kreme atau
Dunkin Donuts.
* Membangkitkan perasaan, seperti Amazon atau GreenPeace.
* Neologis, di mana nama dibuat benar-benar dari kata yang tidak memiliki
arti, seperti Wii atau Google.
* Kata asing, nama diadopsi dari sebuah kata dari bahasa lain, seperti Volvo
atau Samsung.
* Nama pendiri, yang menggunakan nama-nama para pendirinya, seperti
Hewlett-Packard, P&G (Procter and Gamble) atau Disney.
* Geografis, nama yang menunjukkan suatu daerah tertentu, seperti Fuji
Film atau Kentucky Fried Chicken.
* Personifikasi, nama yang diambil dari mitos, perlambang sebuah cerita
ataupun simbol-simbol tertentu, seperti Nike (berasal dari nama dewi Yunani
yang melambangkan kemenangan) atau Apple (yang menggambarkan buah
pengetahuan dalam kisah Adam dan Hawa).

2) Logo
Merek dagang visual yang mengidentifikasikan sebuah brand.

Logo Anda adalah benang merah yang menghubungkan produk Anda dengan
persepsi yang tersimpan dalam benak konsumen (brand). Tanda sederhana
yang melekat dalam pikiran publik tersebut memberi mereka wadah untuk
menyatukan semua nilai-nilai brand Anda. Logo bukanlah brand, tetapi
dapat menjadi hal yang membawa asosiasi brand ke dalam pikiran
konsumen.

Setiap kali pelanggan atau klien berinteraksi dengan perusahaan Anda


misalnya saja membeli produk/jasa, menerima layanan ataupun melihat
perangkat pemasaran perusahaan Anda, kenangan mereka akan tersimpan
dalam bentuk logo, dan logo mulai mewakili semua hal tentang Anda di
dalam benak mereka.

Karena itu, buatlah logo yang sesuai dengan nama dan visi Anda. Tentukan
pengalaman apa yang ingin Anda bangkitkan saat seseorang melihat logo
Anda, dan pastikan simbolisasi tersebut bisa ditampilkan melalui logo Anda.

Jika Anda sedang dalam proses untuk menciptakan sebuah logo baru,
pilihlah simbol yang dapat dengan mudah diingat, dapat dapat membawa
emosi dan kenangan yang Anda harap dapat ditimbulkan dari interaksi
pelanggan dengan brand Anda. Logo Anda harus sederhana namun unik,
serta menggunakan bentuk dan warna yang sesuai untuk mencapai reaksi
yang diperlukan dari target audiens Anda.

3) Tagline
Tagline merupakan bagian dari brand image Anda, karena itu tagline harus
mampu mengkomunikasikan visi dan misi Anda, dan konsisten dengan apa
yang Anda janjikan kepada publik Anda.

4) Grafik
Grafik bisa terdiri dari banyak hal yang dapat dipandang, termasuk bentuk
font yang digunakan untuk mencetak nama brand. Walt Disney memiliki
grafik nama yang cukup legendaris, begitupun Coca Cola.

5) Bentuk
Bentuk unik dan berbeda dari botol kaca Coca Cola pada akhirnya
membentuk sebuah identitas brand yang cukup kuat. Tak jauh berbeda,
adalah bentuk-bentuk produk Apple, mulai dari iPhone, iPod hingga iPad
yang meskipun selalu bervariasi, namun tetap mengesankan bentuk
minimalis elegan yang menjadi ciri khasnya pun merupakan salah satu
identitas yang tetap dipertahankan dan menjadi pembeda brand ini.

6) Warna
Bagi sebagian brand, warna juga bisa melambangkan identitas brand
tersebut. Sebut saja GreenPeace yang sesuai dengan warnanya selalu
menggunakan warna-warna yang berhubungan dengan alam, seperti hijau
dan cokelat. Atau, lagi-lagi Coca Cola yang identik dengan warna merah,
begitupun maskapai AirAsia dan Palang Merah Internasional.

7) Suara
Dalam hal ini, peranan sebuah jingle sangat berperan dalam mengaitkan
persepsi brand dengan sebuah produk/jasa. Tentu saja, Anda dapat
langsung mengenali jingle es krim Walls kapan pun Anda mendengarnya.
Soundtrack film Mission Impossible ya, film pun dapat menjadi sebuah
brand yang kuat juga menjadi salah satu penanda pentingnya asosiasi
suara terhadap persepsi brand.

8) Aroma
Yang satu ini mungkin sedikit aneh, namun pada kenyataannya perpaduan
aroma mawar-melati-musk dari Chanel No. 5 telah didaftarkan sebagai
merek dagang, dan membuktikan bahwa aroma juga bisa dianggap sebagai
identitas sebuah brand.

9) Citarasa
Kentucky Fried Chicken mengklaim ayam-ayam gorengnya memiliki citarasa
yang berbeda karena diracik dari 11 bumbu dan rempah rahasia.

10) Pergerakan
Mungkin hanya Lamborghini yang memiliki mobil dengan bukaan pintu ke
atas, bukannya ke samping seperti pada umumnya. Nyatanya, pergerakan
yang unik tersebut menjadi identitas kuat yang membedakan Lamborghini
dan produsen mobil lainnya.

Bab IV
Memaksimalkan Brand demi Kemajuan Perusahaan

Setelah membaca bab-bab sebelumnya, kini Anda telah memahami bahwa


yang dimaksud dengan brand bukanlah sekedar logo atau nama atau tagline
saja, melainkan semua atribut, termasuk kemasan, warna hingga perangkat
pemasaran yang ikut menyatu dengan persepsi brand di benak masyarakat.
Oleh sebab itu, marilah kita coba menghitung berapa banyak brand yang
Anda jumpai setiap hari.

Dimulai dari sejak Anda membuka mata di pagi hari, menyeduh kopi,
menyalakan televisi dan menonton berita, sambil membaca koran dan
membuat sereal sarapan. Hanya dalam waktu kurang dari satu jam saja,
Anda sudah bisa berinteraksi dengan puluhan brand, bukan? Hitunglah
berapa banyak iklan di halaman surat kabar yang Anda baca walaupun
sekilas, berapa banyak iklan yang menyelingi siaran berita pagi Anda yang
mungkin Anda dengar jingle-nya saja? Bahkan, surat kabar dan stasiun
televisi yang Anda pilih pun sebuah brand. Belum lagi, kemasan produk yang
Anda jumpai saat ingin membuat kopi, atau membuat sereal sarapan, dan
banyak lagi kemasan produk perawatan tubuh yang menanti Anda di kamar
mandi. Bisa dibilang, hampir setiap waktu Anda selalu dikelilingi oleh brand.

Maka, tak peduli apakah Anda adalah bagian dari sebuah organisasi nirlaba,
pemerintah tata kota, bisnis yang berkembang, ataupun individu, Anda
harus berpikir tentang branding, sebab keberhasilan suatu produk, layanan,
individu, bisnis, organisasi, atau bahkan kota didasarkan pada keunikan, hal
yang membedakannya dari para pesaing. Itulah makna branding yang
sebenarnya
memilikinya.

menciptakan

poin

spesifik

dalam

jiwa

konsumen

dan

Brand yang efektif menciptakan persepsi bahwa tidak ada produk, layanan,
organisasi atau komunitas lain yang menyerupai Anda, entah perbedaannya
pada manfaat, bentuk, kemudahan penggunaan, harga atau prestise, yang
pasti konsumen yakin bahwa Anda menawarkan sesuatu yang luar biasa.
Untuk itu, banyak faktor yang memegang peranan, dan dapat berwujud
maupun tidak berwujud, termasuk dekorasi kantor, pakaian personil, filsafat
organisasi, kualitas layanan, desain materi cetak ataupun nilai tambah
layanan. Intinya semua yang konsumen Anda sentuh, lihat atau dengarlah
akan membedakan Anda dari kompetisi.

Sebagai pelaku usaha, Anda mungkin kini bertanya, bagaimana Anda bisa
mencapai posisi tersebut, membuat brand Anda tampak menonjol di antara
jutaan brand yang tersedia? Bagaimana seorang konsumen bisa memilih
produk Anda di antara ratusan produk lain yang berjajar di sepanjang rak di
pasar swalayan?

Jawabannya mudah saja: branding. Sayangnya, realisasi hal tersebut


tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itu, Anda perlu
memahami sembilan prinsip utama branding berikut ini.

#1. KISS = Keep It Simple, Sweety

Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan banyak orang dalam
proses pemasaran dan periklanan adalah bicara terlalu banyak. Kita semua
tahu, untuk menghasilkan produk berkelas dunia pasti sangat sulit, dan
butuh detil yang matang, dan terkadang detil-detil itulah yang paling tepat
mengkomunikasikan perbedaan Anda dengan para pesaing mengapa
produk/jasa Anda lebih baik daripada kompetitor. Itulah kebanggaan Anda,

hal-hal yang selalu ingin Anda katakan pada dunia. Namun, kenyataannya
adalah bahwa jika Anda bicara terlalu banyak, tidak akan ada yang
mendengarnya.

Coba kita ulang lagi kegiatan pagi Anda yang tadi. Perhatikan dengan baik,
berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk menatap sebuah iklan di
televisi atau media cetak, berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk
membaca kata demi kata yang tercetak dalam sebuah kemasan? Sepuluh
detik, atau bahkan kurang bukan? Itu karena, kita menyadari betul berapa
banyak brand yang ada di sekeliling kita, yang pastinya tidak akan mungkin
bisa kita tampung semuanya dalam relung pikiran yang terbatas. Akibatnya,
diri kita sudah terproses untuk menyaring hanya informasi-informasi
penting, rangsangan visual atau audio yang menarik dan kata-kata kunci
yang sesuai dengan kita dari setiap hal yang kita jumpai.

Itu sebabnya, sebagai pelaku branding kita harus mencari cara yang tepat
untuk bisa membuat pesan yang ingin kita sampaikan diterima dan direkam
dengan baik ke dalam pikiran target audiens kita. Beberapa strategi yang
bisa kita lakukan adalah dengan menyampaikannya dengan cara yang
ringan dan lucu. Sudah terbukti, berbagai penelitian yang dilakukan oleh
pelaku

industri

periklanan

menunjukkan

bahwa

orang

cenderung

memperhatikan dan mengenali iklan-iklan yang lucu. Namun, tentu saja,


tidak semua hal dapat kita iklankan secara lucu, apalagi jika kelucuan dan
humor itu tak ada kaitannya sama sekali dengan produk atau jasa yang kita
tawarkan.

Hal

lain

yang

konon

juga

bisa

menarik

perhatian

adalah

dengan

menggunakan gambar atau tokoh yang memiliki daya tarik seksual. Sudah
menjadi naluri biologis manusia untuk memperhatikan hal-hal yang memiliki

daya rangsang. Namun, sekali

lagi,

tidak semua produk/jasa dapat

diiklankan dengan cara ini.

Oleh sebab itu, satu-satunya cara untuk memastikan produk/jasa dan


perusahaan Anda dapat melekat di dalam benak konsumen adalah dengan
menciptakan pesan yang terfokus, personal dan simpel. Contoh Nike.
Tagline-nya hanya berbunyi, Just Do It Lakukan Saja. Bisa saja Nike
dulu menambahkan kata-kata lain, seperti Just Swim, Run, Do Sport dan
sebagainya. Namun, nyatanya hanya dengan pesan yang sangat singkat
tersebut, kini Nike telah menjadi sebuah entiti brand yang mendunia dan
berhasil mempertahankan posisi di dalam benak konsumennya.

Lantas, bagaimana dengan persoalan detil yang penting tadi? Sekarang,


setelah

Anda

mampu

menarik

perhatian

audiens,

saatnya

Anda

mencantumkan alasan mengapa produk Anda canggih, berbeda, dan


lainnya. Tentu saja, tidak di bawah logo atau menjadi tagline yang panjang,
namun dengan menyelipkan alamat situs atau nomor telepon hotline Anda.
Percayalah, saat perhatian audiens sudah tertuju pada Anda, mereka akan
dengan senang hati mencari dan menghubungi Anda.

#2. Manfaatkan Peranan Public Relations

Dalam bukunya yang berjudul The 22 Immutable Laws of Branding, Al dan


Laura Ries menulis:
Kelahiran brand diperoleh dari hasil publisitas, bukan iklan. Setelah
lahir, brand memerlukan iklan untuk tetap sehat.

Dari kutipan tersebut, jelas bahwa untuk menciptakan persepsi yang kuat
dalam benak konsumen, Anda memerlukan publisitas yang baik. Mengapa

demikian? Tanyakanlah pada diri Anda, apakah Anda lebih mempercayai


publikasi yang Anda baca, atau iklan yang Anda lihat? Tentu saja Anda akan
menjawab publikasi, bukan? Karena, dalam benak Anda tertanam kesan
bahwa publikasi yang menyampaikan berita tanpa iming-iming pemasaran
menyampaikan hal yang lebih jujur, ketimbang iklan yang jelas-jelas
bermaksud

mempersuasi

mempercayainya.

Karena

Anda
itulah,

untuk
sebagai

membeli
pelaku

atau

usaha,

setidaknya
Anda

harus

memanfaatkan peranan publisis atau public relations (PR) demi membentuk,


mengembangkan dan mempertahankan brand Anda.

Dasar-dasar membangun sebuah program PR yang baik tidaklah berbeda,


apakah Anda adalah perusahaan multinasional terkemuka, ataupun hanya
sebuah entiti bisnis kecil yang bermain di pasar lokal. Intinya, selama
sebuah informasi mengandung nilai berita, Anda bisa menjadikannya
sebagai sarana publikasi.

Masyarakat menyukai cerita-cerita kemasyarakatan, seperti Perusahaan


Properti Kelas Dunia yang Telah Memenangkan Banyak Penghargaan
Menganugerahkan Lencana Pembangun Junior kepada Anggota Pramuka",
atau "Pria Bercucu Tiga Mengabadikan Hidup untuk Membuat Terompet
selama Empat Puluh Tahun", atau "Pelari Maraton Berkaki Satu Merancang
Sepatu Khusus Penyandang Cacat". Jenis berita lain yang juga dicari adalah
yang berkaitan dengan kisah sukses dan inovasi, seperti "Lima Kunci
Keamanan Data dalam Lingkungan Komputasi Hari Ini", atau "Belitung: Dulu
dan Sekarang".

Sampaikan berita kepada media untuk diterbitkan. Atau, lebih baik lagi,
pacu minat mereka untuk mengulas lebih banyak tentang perusahaan atau
produk Anda.

Untuk itu, Anda perlu penulis, dan Anda perlu membantunya. Sebab, kisahkisah menarik seperti ini hanya dapat Anda jumpai dengan menggali ke
dalam

perusahaan

Anda

mengungkapkannya,

Anda

sendiri,
perlu

dan

jika

membantunya

Anda
dengan

ingin

penulis

semua

jenis

informasi yang ia butuhkan.

Lebih baik lagi, Anda juga bisa mengirimkan berita lengkap dengan fotonya.
Tentu saja, fotonya pun harus memiliki nilai berita. Percayalah, media akan
dengan senang hati menerbitkan berita dan foto Anda yang menurut mereka
memiliki nilai yang bisa mereka beritakan kepada audiensnya.

Memang,

keberhasilan

sebuah

program

PR

terkadang

sulit

untuk

dikalkulasikan, dan tidak serta-merta tercermin dalam peningkatan angka


penjualan. Namun, hasilnya sangat sepadan dengan usaha yang Anda
keluarkan, terutama dalam hal penguatan persepsi brand Anda di mata
konsumen.

#3. Fokus pada Sebuah Brand

Salah

satu

tujuan

dari

program

branding

yang

kuat

adalah

untuk

menciptakan sebuah konsep yang tak terlupakan. Dan untuk tetap melekat
di

dalam

benak

seseorang,

Anda

harus

terlebih

dahulu

memasuki

pikirannya. Hal ini memerlukan strategi branding yang terfokus, tajam dan
langsung kepada intinya. Bagaimana cara melakukannya?

Buatlah daftar dari semua kualitas yang menggambarkan perusahaan Anda:


Apakah perusahaan Anda besar atau kecil?
Mahal atau murah?

Tahan lama atau sekali pakai?


Bertujuan pasar lokal, nasional atau internasional?
Daftar inilah yang kemudian menjadi definisi brand Anda.

Dalam setiap organisasi, mungkin saja terdapat lebih dari satu pembuat
keputusan. Jika itu masalahnya, bukan tak mungkin selera pribadi akhirnya
mengganggu pemasaran yang efektif. Untuk mencegah hal ini, tanyakan
pertanyaan berikut: "Apakah pilihan ini mengkomunikasikan kualitas brand
Anda?" Jawaban untuk pertanyaan ini selalu menjadi titik awal yang baik
untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Pada akhirnya, Anda mungkin akan memiliki daftar kualitas yang sangat
panjang. Cobalah untuk memangkasnya hanya dengan beberapa kualitas
paling menonjol saja. Kualitas ini haruslah menggambarkan mengapa brand
Anda berbeda dengan kompetitor Anda. Sekali lagi, kunci keberhasilan
branding adalah "diferensiasi, diferensiasi dan diferensiasi." Jadi, temukan
apa yang membuat Anda berbeda.

Lebih baik lagi, jika perbedaan itu sangat terfokus. Mungkin banyak orang
yang meragukan atau malah mencemooh keputusan Fred DeLuca saat
membuka gerai makanan yang hanya menjual satu jenis sandwich saja,
atau saat Howard Schultz membuka kedai kopi yang hanya menjual kopi dan
Charles Lazarus yang membuka toko bernama Supermarket Anak, yang
hanya menjual furnitur dan mainan anak-anak apalagi kemudian ia
menyingkirkan bisnis furniturnya, dan berfokus pada mainan saja. Namun,
lihatlah siapa yang kini berhasil mengembangkan tiga entiti bisnis raksasa,
Subway, Starbucks dan Toys"R"Us? Apakah itu berarti terfokus ide yang
buruk? Tentu saja tidak.

Memang, tampaknya sangat menakutkan dan luar biasa berisiko untuk


mengalokasikan semua modal kita untuk berfokus pada satu jenis produk
saja,

terutama

jika

kita

pemain

baru

dalam

dunia

bisnis.

Namun,

sesungguhnya diversifikasi justru mendatangkan lebih banyak risiko. Anda


lebih baik mencari fokus untuk brand Anda dan menempatkan semua upaya
Anda ke dalamnya. Anda harus masuk ke dalam benak konsumen, dan Anda
tidak bisa melakukan itu dengan pesan yang tidak terfokus.

#4. Kukuhkan Perbedaan

Mungkin Anda mulai bosan mendengarnya, namun sekali lagi, hal yang
membedakan Anda dengan kompetitor adalah kunci keberhasilan Anda.
Perusahaan atau produk/jasa Anda adalah kekuatan yang membedakan
Anda dari para pesaing. Temukan perbedaan yang paling menonjol,
misalnya apakah produk Anda berfungsi lebih baik, terlihat lebih bagus atau
berjalan dengan lebih mulus, atau mungkin layanan pelanggan Anda lebih
unggul? Kualitas ini dapat berfungsi sebagai pagar yang memisahkan Anda
dari pesaing Anda.

Namun, bagaimana jika Anda tidak memiliki perbedaan yang mencolok?


Memang, terkadang bagaimanapun kita melihatnya, perbedaan antara Anda
dan para pesaing Anda mungkin saja tidak begitu kentara, atau bahkan
tidak ada sama sekali. Lalu, apa yang harus Anda lakukan? Buatlah
perbedaan.

Tentu

saja,

kami

tidak

menyarankan

Anda

untuk

berbohong

dan

mengarang-karang kualitas yang sebenarnya tidak Anda miliki. Hal itu


malah sangat kami tabukan. Bagaimanapun juga, brand adalah persepsi
yang disimpan dalam otak audiens mengenai Anda, jadi pastikan jangan

sampai

citra

yang

tersimpan

bersifat

negatif,

seperti

penipu

atau

pembohong.

Maksud kami adalah, jika Anda tidak memiliki perbedaan yang jelas,
teruslah

mencari

ataupun

ciptakan

sebuah

sifat

baru

yang

dapat

membedakan Anda dari kompetitor, sekaligus menghubungkan Anda dengan


konsumen. Perbedaannya tidak melulu harus berkaitan dengan produk dan
jasa yang Anda pasarkan. Bisa saja dengan pelayanan yang diberikan, atau
bahkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan produk/jasa sama sekali.

#5. Jadilah yang Pertama

Apakah minuman soda pertama yang dipasarkan secara luas? Sudah pasti,
Coca Cola. Bagaimana dengan kamera pertama di dunia? Polaroid. Sudah
menjadi teori baku bahwa produk pertama yang dikenal pasar akan
menempati posisi yang paling kuat.

Namun, tentu saja tidak mungkin Anda selalu menjadi pionir dalam sebuah
industri. Bagaimana jika Anda telah didului oleh perusahaan lain, dan sangat
sulit sekali untuk merebut posisi nomor satu yang sudah lama dicokoli oleh
perusahaan tersebut? Kedengarannya pesimistis, tapi kami menyarankan,
tetaplah berada di nomor dua, namun menunjukkan prestasi yang gemilang.

Lihat saja Pepsi. Memang, dari segi pamor maupun angka penjualan, Pepsi
terbirit-birit di belakang Coca Cola, namun toh Pepsi tetap mampu
mempertahankan posisinya dengan baik di nomor dua. Bahkan, hingga kini
ada segmen pasar spesifik yang memang setia dan lebih memilih Pepsi
dibandingkan Coca Cola.

Nah, lantas bagaimana jika posisi pertama dan kedua pun telah terebut,
sementara Anda entah berada di nomor buncit keberapa? Ikutilah jejak
Subway. Subway sadar betul, untuk urusan makanan siap saji, ia tertinggal
jauh dan tak akan mungkin meruntuhkan kuasa McDonalds, Kentucky Fried
Chicken dan pemain-pemain besar lainnya. Lantas, apa yang ia lakukan?
Subway menciptakan sebuah segmen pasar baru: makanan siap saji sehat.
Dan, lihatlah betapa sekarang namanya erat diasosiasikan dengan konsep
tersebut. Jadi, jika Anda tidak mampu merebut dua posisi teratas, cobalah
untuk menciptakan sebuah pasar baru, di mana Anda menjadi rajanya,
seperti Subway.

#6. Hindari Sub-Brand

Untuk menjadi sebuah brand yang kuat, diperlukan proses yang sangat
panjang, lengkap dengan dana yang besar dan usaha yang keras. Namun,
jangan lantas berpuas diri setelah memiliki brand yang baik, kemudian
langsung melekatkan brand Anda pada produk/jasa apapun yang Anda nilai
memiliki potensi. Istilahnya, jangan aji mumpung. Percayalah, hal itu
justru akan merugikan Anda sendiri.

Sudah banyak sekali contohnya, brand yang kuat hancur hanya karena
memutuskan

untuk

menjajal

industri

yang

lainnya.

Bahkan,

brand

terkemuka seperti Jaguar pun sempat merasakan pahitnya kerugian akibat


sub-brand. Setelah susah payah membangun citra sebagai produsen
otomotif mewah, Jaguar memutuskan untuk melebarkan sayapnya dengan
meluncurkan tipe-tipe mobil yang harganya lebih terjangkau. Alasannya,
karena selama ini banyak konsumen dari kalangan menengah yang ingin
memiliki kemewahan Jaguar, namun tidak mampu membelinya karena

harganya yang fantastis. Dan, untuk memanjakan kelompok konsumen


tersebut, Jaguar memutuskan menciptakan mobil kelas dua.

Lantas, apa kemudian langkah Jaguar tersebut membuahkan hasil? Justru


sebaliknya, kesan eksklusif dan luxurious Jaguar pupus, dan Jaguar harus
berusaha keras untuk mengembalikan brand yang selama ini tersemat
padanya tersebut.

Memang, brand yang kuat menghasilkan persepsi mendalam pada benak


konsumen, hingga sangat mudah menganggap bahwa brand yang kuat bila
disematkan pada produk apapun akan segera dikenali dan dipilih oleh
konsumen. Namun, jangan lupakan bahwa brand muncul dari sifat-sifat khas
yang dikenali oleh konsumennya. Seperti dalam kasus Jaguar, sifat khas
yang dikenali oleh konsumen adalah mewah, mahal, eksklusif. Dengan
meluncurkan produk baru yang bertentangan dengan sifat itu, Jaguar justru
melemahkan brand yang ada dalam benak konsumennya selama ini.

Jika ingin beradu peruntungan dalam bidang usaha baru, contohlah Toyota.
Saat Toyota ingin meluncurkan kendaraan yang lebih mewah dan berkelas,
Toyota tidak menggunakan brandnya sendiri yang sudah terkenal di
kalangan kelas menengah dengan kenyamanan dan fungsionalnya. Toyota
membentuk sebuah brand baru, Lexus. Tentu saja, butuh waktu yang tidak
sebentar untuk Toyota menguatkan brand Lexus ini, namun toh hasilnya
sepadan, karena brand Toyota tetap kuat, sementara brand Lexus terus
tumbuh dan menjadi identitas baru di mata masyarakat.

Contoh

lain

yang

mengagumkan

adalah

Wrigley.

Jika

Anda

sedang

berbelanja di pasar swalayan, dan tengah mengantre di depan konter


pembayaran, cobalah lirikkan mata Anda ke rak permen karet. Tanpa Anda

sadari, sebagian besar permen karet yang Anda temui di rak tersebut
merupakan keluaran Wrigley. Toh, karena dipasarkan dengan brand-brand
yang berbeda, konsumen tidak keberatan dan justru terus membelinya.

#7. Kualitas Bersumber dari Persepsi

Kita tidak butuh branding ataupun marketing. Produk ini memiliki kualitas
tak terbantahkan, jadi ia pasti bisa menjual dengan sendirinya! Sudah
seberapa sering Anda mendengar kalimat senada itu?

Sayangnya, hal umum yang justru seringkali tidak disadari oleh para pelaku
bisnis adalah, kebanyakan orang memutuskan untuk membeli sebuah
produk/jasa bukan karena kualitas yang benar-benar dimiliki produk/jasa
tersebut,

melainkan

produk/jasa

itu.

karena

Dengan

persepsi

kata

lain,

mereka
terkadang

terhadap
tak

kualitas

peduli

dari

seberapa

berkualitasnya sebuah produk/jasa, jika brand produk/jasa tersebut tidak


kuat, maka kemungkinan besar mereka tidak akan menggunakannya.

Tidak percaya? Coba saja Anda tanyakan pada diri Anda sendiri. Seberapa
sering

Anda

membeli

sebuah

produk

semata-mata

karena

memang

kualitasnya bagus? Tidakkah Anda lebih sering membeli produk/jasa karena


orang lain menganjurkannya, atau karena Anda merasa produk/jasa ini lebih
bagus dari yang lainnya? Itu sebabnya kami katakan, bukan kualitas yang
terpenting, melainkan persepsi akan kualitas itulah yang menjadi penentu
utama.

Contoh saja, jika Anda sedang sakit kepala, dan di depan Anda ada dua
buah obat yang satu obat dari brand yang telah Anda kenal, sementara
yang satunya adalah obat racikan tanpa brand, obat manakah yang Anda

pilih? Tentunya obat dengan brand yang sudah Anda kenal bukan? Anda
tetap akan memilihnya secara tak sadar, meskipun Anda tahu bahwa
kandungan obat yang terkandung di dalamnya sama persis dengan obat
tanpa brand yang harganya lebih murah. Mengapa? Sebab, Anda meyakini
obat dengan brand tersebut memiliki khasiat yang lebih baik, lebih aman,
telah teruji klinis. Sekali lagi, semuanya bersumber dari persepsi Anda.

Terkadang, kita pun memilih sebuah produk bukan karena kualitas produk
itu sendiri, namun karena layanan yang diberikan oleh produsen produk
tersebut. Hal inilah yang menjadikan Dell sebagai perusahaan komputer
terkemuka. Bukan semata karena teknologinya terdepan, hanya karena
pelayanan konsumennya lebih ramah dan lebih bersedia membantu. Oleh
sebab itu, fokuskan kegiatan branding Anda pada persepsi konsumen. Cari
tahu apa yang konsumen paling inginkan, dan posisikan diri Anda sebagai
satu-satunya perusahaan, produk/jasa yang bisa memenuhi kebutuhan
tersebut.

Tentu saja, untuk hasil yang mendalam, persepsi yang ditanamkan haruslah
berdasar pada kualitas yang sesungguhnya. Jadi, pastikan apa yang Anda
janjikan pada konsumen benar-benar Anda wujudkan secara nyata.

#8. Konsisten dan Sabar

Seperti yang sudah disebutkan, branding merupakan proses yang memakan


waktu lama, membutuhkan dana dan usaha yang keras. Untuk itu,
bersabarlah dan tetap konsisten. Belajarlah dari Quaker Oats. Sejak
diluncurkan pada tahun 1877 sebagai merek dagang sereal sarapan pertama
dari Amerika Serikat, Quaker Oats hanya mengganti logo dan desain
kemasannya kurang dari lima kali. Saat pertama kali diluncurkan, logonya

adalah sosok seorang pria dalam pakaian Quaker, dan ketika itu
gambarnya tidaklah close-up melainkan seluruh tubuh. Kemudian, pada
tahun 1946, logonya menjadi gambar close-up Quaker Man. Ilustrasi
tersebut disempurnakan pada tahun 1957 oleh seorang seniman Chicago
terkemuka. Dan, hingga kini wajah tersebutlah yang muncul pada setiap
kemasan Quaker.

Lebih dari satu abad menggunakan logo yang hampir serupa, tidak mungkin
jika para petinggi perusahaan tersebut tidak merasa bosan, dan ingin
mengganti citra. Namun, kenyataannya hingga kini, konsistensi Quaker Oats
yang menjadikan produk ini terdepan dalam industri oatmeal dan menjadi
top of mind bagi konsumen.

Ingatlah bahwa konsumen tidak melihat logo, kemasan dan tagline Anda
sesering

yang

mengalami

Anda

lakukan. Jadi, kecil kemungkinan

kebosanan,

atau

ketidakpuasan

karena

mereka

detil-detil

akan
kecil.

Percayalah, desain tak sempurna yang konsisten menghasilkan brand yang


jauh lebih kuat ketimbang design yang terus disempurnakan.

#9. Abadikan di atas Kertas

Satu masalah yang mungkin bisa menjadi bibit malapetaka dalam sebuah
perusahaan adalah pergantian kepemimpinan. Masalahnya, setiap orang
memiliki selera dan preferensi masing-masing. Jadi, bukan tidak mungkin
jika kemasan atau logo atau identitas brand yang dipertahankan selama ini
dianggap tidak sesuai dan ingin diubah oleh pimpinan baru. Atau, mungkin
saja tim kreatif sedang gatal ingin mengubah warna atau bentuk atau
tampilan logo untuk mendapatkan nuansa yang lebih segar. Namun,
perubahan sekecil apapun dapat merusak dan merunyamkan sebuah brand.

Apalagi, bagi brand yang sudah terlanjur bercokol di dalam benak


masyarakat. Oleh sebab itu, identitas brand haruslah dikukuhkan dan
dibakukan ke dalam bentuk tulisan. Jadi, tak peduli seberapa seringnya
tampuk kepemimpinan di perusahaan Anda berganti, identitas brand tetap
dipertahankan.

Apa yang dimaksud dengan definisi brand? Apakah sama dengan visi atau
misi perusahaan? Tidak, definisi brand melingkupi hal-hal yang jauh lebih
kompleks daripada itu, dan lebih berpengaruh.

Definisi brand berlaku setiap waktu untuk sebuah perusahaan. Hal ini
mendefinisikan bukan hanya apa yang mereka lakukan, tapi siapa mereka
dan identitas apa yang ingin mereka tampilkan. Hal ini dapat menjadi tolak
ukur untuk menilai segala sesuatu dari mulai materi pemasaran, desain
ruang kantor, hingga gaya busana dan cara karyawan menerima telepon.

Setelah Anda memiliki definisi brand secara tertulis, Anda perlu melihat
cara-cara

menerapkan

definisi

brand

tersebut

ke

dalam

komunikasi

pemasaran Anda, corong suara yang akan mengkomunikasikan brand Anda


kepada publik.

Buatlah panduan gaya visual: Kendalikan penggunaan simbol brand Anda


dengan menuliskan gaya yang disukai secara rinci. Tak masalah jika
perusahaan Anda besar ataupun kecil, Anda tetap harus memiliki semacam
panduan visual. Jika Anda belum pernah membuatnya, mulailah dari hal-hal
kecil. Buatlah panduan mengenai logo resmi dan penjelasan teknis dari
warna perusahaan. Seiring dengan perkembangan perusahaan, dan semakin
banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam proses branding, panduan visual
yang menyeluruh dan tertulis dengan jelas semakin mutlak diperlukan,

termasuk segala sesuatu mulai dari gaya fotografi, tampilan etalase dan
interior kantor, penampilan orang-orang di kantor maupun di acara-acara
luar kantor - semua itu menjadi bagian dari komunikasi brand Anda. Maka,
kendalikan dan kelolalah dengan benar.

Panduan gaya menulis: Setelah menjabarkan dengan seksama gaya visual


yang diinginkan, saatnya membuat rumusan dan panduan dalam hal tulisan.
Semua literatur perusahaan, mulai dari perangkat pemasaran hingga naskah
iklan, bahkan memo antar kantor, akan mewakili siapa Anda sebagai sebuah
perusahaan dan harus konsisten. Panduan ini haruslah dipahami dan dijalani
dengan ketat oleh siapapun yang terlibat dalam perusahaan tersebut.

Panduan non-pemasaran: Haruskah perusahaan memiliki mesin penjawab


telepon otomatis, atau haruskah perusahaan menyediakan seorang operator
khusus untuk menjawab telepon? Apakah perusahaan harus memperluas
jaringan global mereka, dan sebagainya.

Gunakan definisi brand sebagai kompas untuk menjaga perusahaan tetap


terfokus dan tetap berada pada arah yang tepat. Dan, untuk itu, Anda perlu
polisi brand. Tugasnya adalah untuk memonitor dan memperbaiki semua hal
yang melenceng dari definisi brand. Ialah orang yang memiliki otoritas dan
wajib menegur semua pihak yang tidak menjalani definisi brand dengan
benar, entah karena menggunakan warna yang salah untuk logo, menjawab
telepon dengan nada yang tidak tepat, menggunakan busana yang tidak
sesuai, dan sebagainya.

Sekali lagi, brand tercipta dari sebuah konsistensi. Jadi, dengan konsistensi
jugalah brand dapat senantiasa terjaga dan terlindungi.

Bab V
Branding bersama Sribu.com

Salah satu elemen terpenting dari sebuah brand adalah logo. Sebagai
benang merah yang menghubungkan antara sebuah brand dengan persepsi
yang

tertanam

dalam

benak

masyarakat,

logo

haruslah

dapat

mengkomunikasikan keistimewaan-keistimewaan sebuah brand secara visual


dengan menarik.

Ada banyak kriteria yang menentukan baik atau buruknya sebuah logo.
Namun, dari semua kriteria tersebut, yang paling mendasar dan krusial
adalah, logo harus mampu membingkai identitas brand dan menyampaikan
pesan yang tepat kepada publik.

Sebagai situs web berbasis desain pertama dan satu-satunya di Indonesia


yang mengusung konsep crowd sourcing, desain logo sudah bukan hal yang
baru lagi bagi komunitas Sribu.com. Didukung lebih dari 13.500 anggotanya,
Sribu.com
membuat

seringkali
logo

baru,

menjadi
ataupun

tempat
ingin

pilihan

perusahaan

memperbaiki

logo

yang
yang

ingin
tengah

dimilikinya.

Tak hanya logo, Sribu.com juga menyediakan alternatif desain lain yang erat
kaitannya dengan branding perusahaan, mulai dari desain kartu nama, kop
surat, brosur, flyer, web hingga kemasan. Bahkan, kini Sribu.com pun telah
memiliki kapasitas untuk creative naming, yang pastinya akan memudahkan
perusahaan untuk mendapatkan nama brand, merek dagang maupun tagline
yang mengkomunikasikan identitasnya.

Semua perangkat dan senjata branding tersebut disediakan dengan cara


yang sangat mudah, praktis dan terjangkau oleh Sribu.com. Karena
Sribu.com mengerti betapa pentingnya brand Anda.

Anda mungkin juga menyukai