Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu branding, Anda perlu
mengetahui pengertian merek/brand terlebih dahulu. Menurut American
Marketing Association, brand adalah nama, desain, simbol, atau karakteristik
dari sebuah produk atau jasa yang membedakannya dari yang lain.
Misi dan Visi — Misi dan visi adalah fondasi dari brand Anda.
Keduanya bisa diartikan sebagai berikut: Misi merupakan solusi yang
ingin Anda berikan untuk memecahkan masalah yang ada, sedangkan
visi adalah tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan merek
Anda.
Logo — Logo adalah wajah dari sebuah brand. Untuk
menciptakannya, diperlukan gaya tulisan, warna, dan bentuk yang
dapat membekas dalam pikiran target pasar Anda.
Jargon — Jargon dapat membantu calon pelanggan memahami apa
yang brand Anda ingin tawarkan.
Website — Dulu, Anda dapat menampilkan citra brand
dengan advertising dalam bentuk pamflet, billboard, dan iklan televisi.
Namun, era digital mengharuskan setiap bisnis untuk memiliki situs
resmi. Untuk melihat manfaat website selengkapnya, Anda dapat
membacanya di artikel manfaat website ini.
Nah, jadi apa saja sih jenis branding? Di bawah, kami akan jelaskan 5 jenis
dan contoh branding yang paling populer. Yuk lihat satu-persatu!
1. Product Branding
Product branding adalah jenis branding yang paling umum digunakan. Anda
pasti melihatnya dimana-mana. Mulai dari website dan media sosial, hingga
TV, koran, dan billboard.
Biasanya jenis branding yang satu ini digunakan oleh orang-orang yang
memiliki status tertentu. Seperti artis, politisi, atlit, dan juga selebgram.
Intinya, yang dituju adalah brand awareness, alias popularitas.
3. Corporate Branding
4. Geographical Branding
Tujuannya simple, yaitu untuk menarik minat dari seluruh bisnis yang
terlibat. Sehingga jangkauan konsumennya menjadi lebih banyak. Salah satu
contoh umum co branding adalah produk yang dihasilkan secara bersama-
sama.
Lalu, apa saja strategi branding yang bisa Anda gunakan? Keenam kiat di
bawah ini akan membantu Anda memperkuat brand serta menjaganya berada
di posisi teratas.
Selain untuk perusahaan dan organisasi, strategi di bawah ini juga dapat
dimanfaatkan untuk personal branding.
Pada dasarnya, brand promise adalah keunikan dari brand yang ingin Anda
gunakan untuk menarik perhatian calon konsumen. Di sisi lain, brand
purpose merupakan misi yang ingin Anda bawa dengan bisnis Anda.
Akan tetapi, keunikan akan kehilangan nilainya seiring waktu berlalu. Untuk
mempertahankan kedudukan brand Anda, diperlukan sebuah nilai lebih, yaitu
alasan sebenarnya di balik bisnis Anda.
Salah satu contoh brand purpose yang bisa dijadikan inspirasi adalah ide
bisnis milik raksasa furniture asal Swedia, Ikea.
Pada halaman pengenalan visi dan ide bisnis di situs resminya, tertulis bahwa
bisnis mebel tersebut memiliki tujuan “to create a better everyday life for the
many people”, yang berarti untuk membuat kehidupan sehari-hari lebih baik.
Kalimat tersebut menjadi nilai jual lebih karena Ikea tidak sekedar mencari
pendapatan dari berdagang perlengkapan rumah tangga, tetapi juga
memperhatikan taraf hidup masyarakat.
Oleh karena itu, strategi brand harus meliputi sebuah misi yang bisa
dilakukan dengan ikhlas.
Salah satu ciri bisnis, baik bisnis digital maupun tidak, yang dapat bertahan
lama adalah konsistensi — dalam berbagai hal, termasuk warna, ide, desain
logo, dan gaya bahasa. Mengapa?
Harmoni yang ditemukan pada sebuah merk akan membentuk persepsi positif
dalam pikiran masyarakat. Selain itu, hal tersebut juga membuat bisnis Anda
lebih mudah diingat.
Pada kasus di atas, kejadian tersebut dapat dihindari apabila kru dapur
memiliki standar untuk mempertahankan kualitas pekerjaan mereka.
Pelajaran dari contoh tersebut juga dapat berlaku pada bisnis Anda. Namun,
pengaplikasiannya sedikit berbeda. Selain kualitas produk perlu dijaga,
konsistensi juga harus diterapkan pada media pemasarannya. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kebingungan di antara para pelanggan Anda.
Apalagi jika bisnis Anda memiliki banyak kompetitor langsung.
Sebut saja Coca Cola. Merk minuman bersoda ini memang sudah ada
sebelum Anda lahir, tetapi perusahaannya masih memelihara konsistensi
brand yang kuat melalui keberadaannya di dunia maya. Coba perhatikan
tangkap layar dari akun media sosial untuk bisnis milik Coca Cola di bawah
ini.
Dapat Anda lihat bahwa Coca Cola menggunakan logo yang sama pada
ketiga akun tersebut. Di balik itu, aksen warna pada ketiganya juga sama,
yaitu merah. Bisa Anda bayangkan jika tiba-tiba perusahaan tersebut
mengganti warna dominan brandnya dengan biru. Padahal, Pepsi yang
menjadi pesaing utamanya telah lebih dahulu diasosiasikan dengan warna
tersebut.
Jika dicermati, slogan di deskripsi akun pada gambar kedua dan ketiga pun
berbunyi sama: “Spreading optimism, one bottle at a time, or maybe two
bottles to share”.
Nah, contoh konsistensi brand yang diterapkan oleh Coca Cola bisa
digunakan untuk memperkuat strategi brand Anda.
3. Memiliki Website
Seperti yang telah diperlihatkan Coca-Cola pada contoh tadi, media sosial
merupakan salah satu alat untuk membangun bisnis Anda. Namun, usaha
branding sebuah perusahaan belum lengkap tanpa membuat website.
Bisnis aksesoris dan gamis Bali itu kini dapat meraup omzet hingga Rp 400
juta per bulan. Bahkan, berkat situsnya yang berupa toko online, bisnis
tersebut mendapatkan konsumen dari luar negeri.
Selain itu, Kampung Souvenir juga telah menggunakan logo dan slogan
seperti yang bisa dilihat pada tangkap layar halaman utama situsnya.
Jika ingin bisnis Anda cepat dikenal melalui internet, mengikuti jejak
Kampung Souvenir adalah salah satu cara yang dapat ditempuh.
Nah, untuk dapat memiliki website yang mudah diakses oleh pengunjung,
Anda harus memilih hosting domain yang berkualitas. Selain itu, pastikan
Anda memilih domain yang mudah diingat.