Pengertian Branding
Branding, berasal dari kata brand yang artinya adalah merek sebuah produk. Tapi
keduanya mempunyai makna yang berbeda. Branding adalah aktivitas yang dilakukan sebuah
perusahaan. Untuk meningkatkan komunikasi dengan penggunanya, agar berkembang menjadi
besar dan terkenal.
Branding tidak hanya sekedar aktivitas biasa. Tetapi juga sarana untuk meningkatkan
image sebuah produk dan perusahaan secara keseluruhan. Bagaimana caranya agar masyarakat
menganggap bahwa merekalah yang terbaik. Tidak ada yang lainnya.
2. Contoh branding
Branding produk Apple
Apple adalah salah satu perusahaan paling maju di dunia. Dengan memanfaatkan
strategi branding yang tepat sasaran, Apple memiliki kesuksesan yang besar dan konstan.
Apple mengembangkan brand produknya berdasarkan pengalaman dan emosi, lalu
menyampaikannya dalam bentuk inovasi desain.Perusahaan ini memanfaatkan visual dan
pembendaharaan kata yang unik. Simpel menjadi prioritas Apple untuk menarik
perhatian konsumen, dengan tetap mengedepankan fungsionalitas produk.
Dengan logo klasik dan warna cerahnya, seluruh dunia pasti sudah
mengenali brand McDonald’s. Keseragaman adalah salah satu kunci mengapa
McDonald’s sangat terkenal di seluruh dunia. Pada prinsipnya, konsistensi kualitas
produk dan harga yang relatif murah menjadi alasan utama pelanggan banyak memilih
McDonald’s
3. Tujuan Branding
Sebagai pembeda. Apabila sebuah simbol, warna dan gambar yang ditampilkan unik dan
memiliki karakteristik yang khas. Maka masyarakat akan mudah untuk membedakan satu
produk dengan yang lain. Juga meminimalisir kemungkinan terjadinya pembajakan.
Branding yang sukses dapat membentuk citra, menjamin kualitas, prestise dan
memberikan keyakinan pada masyarakat terhadap sebuah produk. Hal tersebut bisa
tercapi apabila pengalaman dan informasi diberikan secara lengkap pada masa
pengenalan pertamanya.
Sebagai sarana promosi atau meningkatkan daya tarik konsumen. Dengan menampilkan
logo yang menjadi ciri khas. Serta melakukan sosialiasi atau kunjungan ke berbagai
tempat. Seperti sekolah, pasar, event atau melakukan iklan baik di majalah, koran,
televisi atau lainnya. Tujuan tersebut akan tercapai dengan baik, apabila sebuah produk
sudah memiliki label. Jika tidak, maka bagaimana masyarakat bisa mengenalnya?
Promosi menjadi sia-sia dan cita-cita mengendalikan pasar tidak akan tercapai.
4. Unsur-unsur/isi Branding :
Nama merek. Nama adalah hal pertama yang harus dipenuhi jika kita akan melakukan
branding. Tanpa sebuah nama, maka produk tidak akan memiliki identitas yang akan
memudahkannya untuk dikenali masyarakat.
Logo (logo type, monogram, bendera). Dalam pembuatan logo, perhatikanlah faktor keunikan
dan imej yang sesuai dengan brand. Logo yang unik akan meninggalkan kesan tak terlupakan
bagi konsumen.
Tampilan visual. Tampilan visual ini bisa diaplikasikan pada desain produk, desain kemasan,
desain seraga, dan lain sebagainya. Menggunakan tampilan visual dengan warna-warna yang
cerah atau elegan akan menambah pencitraan terhadap sebuah produk.
Penggunaan juru bicara. Juru bicara dalam hal ini bisa jadi seorang co-founder dari
perusahaan, maskot, tokoh perusahaan, atau orang terkenal yang telah diajak bekerja sama
untuk meningkatkan pemasaran produk.
Suara (lagu tematik). Kehadiran sebuah lagu akan melengkapi unsur visualisasi dan
membuatnya lebih indah dan lebih diingat.
Kata-kata (slogan, tagline, jingle, akronim). Slogan yang cerdas selalu meninggalkan kesan
mendalam. Dalam proses pembuatan brand, gunakan kata- kata yang memiliki unsur ceria dan
positif, mudah diingat, dan beda dari brand lain.
5. Strategi Branding :
1. Logo yang mudah diingat. Dengan adanya logo yang mudah diingat dapat dengan mudah
mengenali produk hanya dengan membaca merknya saja.
2. Menyisipkan nilai di dalam produk. Seperti pada brand Hermes yang memiliki strategi
yang bagus dengan menyisipkan nilai ekslusif di dalam tiap produknya. Mulai dari status
ekonomi penggunanya, gengsinya, kisaran harganya yang di atas rata-rata, dan kualitas
bahannya yang berskala internasional. Contoh strategi branding Hermes ini
mencerminkan pola branding yang baik, sehingga mampu memunculkan keunikan
produk di pasaran.
3. Inovativ dalam memiliki strategi branding. Misalnya saja ingin membeli softex merk
Charm, atau meninginkan softex merk Laurier. Padahal keduanya adalah brand
kompetitor. Namun karena Softex memiliki branding yang baik, merknya terus terngiang
dan dijadikan sebagai sebutan umum untuk beragam produk. Pelajaran branding yang
bisa ditangkap dari Softex adalah, menjadi pencetus produk yang pertama akan
memberikan keuntungan massive untuk menguatkan strategi branding. Tentu saja strategi
ini membutuhkan kreatifitas dan inovasi yang maksimal.
1. Product Branding
2. Personal Branding
Dalam hal ini, media sosial merupakan alat yang ampuh untuk membangun personal
branding karena setiap individu memiliki kemampuan untuk menjangkau khalayak luas sambil
“berbicara” dari platform pribadi mereka.
3. Corporate Branding
Corporate branding adalah salah satu jenis branding yang lebih berfokus pada reputasi
perusahaan secara menyeluruh. Dalam hal ini, perusahaan mengkomunikasikan poin-poin
penting tentang merek, seperti nilai, misi, titik harga, eksklusivitas, hingga konsumen ideal. Ada
pun aspek-aspek dalam branding ini meliputi, logo, visi perusahaan, website, kualitas, iklan,
pemasaran, kredibilitas, serta pelayanan.
Corporate branding yang baik memiliki efek jangka panjang, karena perusahaan-
perusahaan ini dapat mengandalkan pengenalan namanya. Dengan begitu, pelanggan cenderung
secara otomatis mempercayai produk baru ketika mereka dikaitkan dengan merek yang sudah
mereka kenal.
4. Geographical Branding
Geographical branding adalah branding sebuah merek untuk kota, negara bagian,
wilayah, dan bahkan negara. Salah satu dari jenis-jenis branding ini digunakan untuk
mempromosikan daerah wisata, sehingga keunikan suatu wilayahlah yang dipakai. Tak hanya
wisata, bisnis yang berdekatan dengan pariwisata, seperti hotel dan taksi bandara atau segala
jenis bisnis yang menjadikan daerah asalnya sebagai titik fokus dalam brandingnya juga bisa
menggunakan geographical branding.
5. Cultural Branding
Digunakan untuk membangun identitas dan reputasi positif bagi orang-orang yang tinggal
di tempat tertentu atau kebangsaan tertentu. Cultural branding juga memiliki keterkaitan
dengan geographical branding, sehingga biasanya diterapkan untuk berjalan beriringan agar
hasilnya lebih maksimal. Pasalnya, geografi suatu tempat memengaruhi budaya masyarakatnya,
dan aktivitas manusia memengaruhi tempat tersebut.
6. Service Branding
Berfokus pada layanan yang diberikan oleh individu atau perusahaan. Apabila ingin
menerapkan jenis branding ini, pastikan bahwa layanan yang ditawarkan harus sangat baik untuk
pelanggan. Hal ini karena service branding mengembangkan hubungan yang dapat dipercaya
dengan pelanggan untuk menggunakan layanan bisnismu. Perlu diingat, perusahaan juga
sebaiknya menawarkan layanan yang berbeda dengan bisnis lain, sehingga pelanggan
mendapatkan pengalaman mengesankan.
7. Co-Branding
8. Retail Branding
Ada beberapa kesalahan yang kerap terjadi ketika sebuah bisnis melakukan branding produk,
diantaranya :
11.Kriteria Branding
Memorable. Elemen merek harus gampang dikenali dan diingat. Hal ini mendukung
tingkat ekuitas merek yang bertujuan mencapai tingkat tertinggi dan brand awareness
pasar.
Meaningful. Elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan daya sugestif. Misalnya,
membuncahkan kesenangan, menarik, serta kaya dalam image visual dan verbal.
Transferabillity. Elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori produk
maupun batasan geografis maupun budaya.
Adaptability. Elemen merek ini harus bersifat fleksibel agar dengan gampang lebih
mudah diperbarui dan disesuaikan dengan konteks.
Protectability. Elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun persaingan.
Logo adalah bagian sentral dari branding bisnis apa pun, karena biasanya menjadi titik
kontak pertama bagi sebagian besar calon konsumen. Karena itu, sangat penting untuk
memastikan bahwa saat Anda membuat logo, logo tersebut benar-benar mewakili merek Anda
dan dapat terhubung dengan konsumen.
Brand sangat mempermudah wisatawan untuk membedakan suatu destinasi dengan destinasi
lainnya. Untuk mem-branding suatu destinasi dapat digunakan nama, simbol, logo, desain,
slogan, tagline, atau percampuran dari beberapa atau semua aspek tersebut agar semakin
menarik wisatawan.