Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian Branding

Branding, berasal dari kata brand yang artinya adalah merek sebuah produk. Tapi
keduanya mempunyai makna yang berbeda. Branding adalah aktivitas yang dilakukan sebuah
perusahaan. Untuk meningkatkan komunikasi dengan penggunanya, agar berkembang menjadi
besar dan terkenal.

Branding tidak hanya sekedar aktivitas biasa. Tetapi juga sarana untuk meningkatkan
image sebuah produk dan perusahaan secara keseluruhan. Bagaimana caranya agar masyarakat
menganggap bahwa merekalah yang terbaik. Tidak ada yang lainnya.

2. Contoh branding
 Branding produk Apple

Apple adalah salah satu perusahaan paling maju di dunia. Dengan memanfaatkan
strategi branding yang tepat sasaran, Apple memiliki kesuksesan yang besar dan konstan.
Apple mengembangkan brand produknya berdasarkan pengalaman dan emosi, lalu
menyampaikannya dalam  bentuk inovasi desain.Perusahaan ini memanfaatkan visual dan
pembendaharaan kata yang unik. Simpel menjadi prioritas Apple untuk menarik
perhatian konsumen, dengan tetap mengedepankan fungsionalitas produk.

 Branding produk Nike

Logo swoosh yang Nike gunakan sudah menjadi legenda. Awalnya perusahaan


ini memulai usahanya dengan bisnis kecil berupa produk sepatu. Namun, saat ini Nike
sudah menjadi brand terbesar di seluruh dunia.

Nike memanfaatkan endorsement dari atlet selebriti, seperti Michael Jordan untuk


merepresentasikan brand-nya. Dalam hal ini, mungkin bisa dikatakan bahwa awalnya
target utama marketing Nike adalah penggemar atlet selebritas itu. Sebab naluri seorang
penggemar biasanya selalu ingin merasa dekat dan terhubung dengan idolanya. Salah satu
caranya dengan menggunakan produk yang idola mereka juga pakai.
 Branding produk Coca-Cola

Coca-Cola merupakan salah satu perusahaan yang dapat


mempertahankan branding dan kedekatannya dengan konsumen hampir satu abad ini.
Dalam hal branding produk, Coca-Cola memiliki konsistensi yang sangat baik. Mulai
dari logo, iklan, desain, dan pengemasan masih relatif sama dari dulu hingga sekarang.
Coca-Cola memanfaatkan visual yang simpel dengan sangat efektif.

 Branding produk Starbucs

Sama seperti Coca-Cola, Starbucks juga sudah mempertahankan branding-nya


selama hampir satu abad. Dalam hal product branding, Starbucks memanfaatkan lokasi
toko yang strategis, dekorasi ruangan yang nyaman dan estetik, serta makanan-minuman
yang rasanya cocok dengan konsumen. Hal ini juga didukung oleh para pegawainya yang
terkenal ramah dalam memberikan pelayanan.

 Branding produk McDonald’s

Dengan logo klasik dan warna cerahnya, seluruh dunia pasti sudah
mengenali brand McDonald’s. Keseragaman adalah salah satu kunci mengapa
McDonald’s sangat terkenal di seluruh dunia. Pada prinsipnya, konsistensi kualitas
produk dan harga yang relatif murah menjadi alasan utama pelanggan banyak memilih
McDonald’s

3. Tujuan Branding

 Mengendalikan pasar agar mengalahkan pesaingnya sekaligus sebagai perhitungan


bagaimana keputusan yang akan diambil untuk lengkah selanjutnya.

 Sebagai pembeda. Apabila sebuah simbol, warna dan gambar yang ditampilkan unik dan
memiliki karakteristik yang khas. Maka masyarakat akan mudah untuk membedakan satu
produk dengan yang lain. Juga meminimalisir kemungkinan terjadinya pembajakan.
 Branding yang sukses dapat membentuk citra, menjamin kualitas, prestise dan
memberikan keyakinan pada masyarakat terhadap sebuah produk. Hal tersebut bisa
tercapi apabila pengalaman dan informasi diberikan secara lengkap  pada masa
pengenalan pertamanya.

 Sebagai sarana promosi atau meningkatkan daya tarik konsumen. Dengan menampilkan
logo yang menjadi ciri khas. Serta melakukan sosialiasi atau kunjungan ke berbagai
tempat. Seperti sekolah, pasar, event atau melakukan iklan baik di majalah, koran,
televisi atau lainnya. Tujuan tersebut akan tercapai dengan baik, apabila sebuah produk
sudah memiliki label. Jika tidak, maka bagaimana masyarakat bisa mengenalnya?
Promosi menjadi sia-sia dan cita-cita mengendalikan pasar tidak akan tercapai.

4. Unsur-unsur/isi Branding :

 Nama merek. Nama adalah hal pertama yang harus dipenuhi jika kita akan melakukan
branding. Tanpa sebuah nama, maka produk tidak akan memiliki identitas yang akan
memudahkannya untuk dikenali masyarakat.
 Logo (logo type, monogram, bendera). Dalam pembuatan logo, perhatikanlah faktor keunikan
dan imej yang sesuai dengan brand. Logo yang unik akan meninggalkan kesan tak terlupakan
bagi konsumen.
 Tampilan visual. Tampilan visual ini bisa diaplikasikan pada desain produk, desain kemasan,
desain seraga, dan lain sebagainya. Menggunakan tampilan visual dengan warna-warna yang
cerah atau elegan akan menambah pencitraan terhadap sebuah produk.
 Penggunaan juru bicara. Juru bicara dalam hal ini bisa jadi  seorang co-founder dari
perusahaan, maskot, tokoh perusahaan, atau orang terkenal yang telah diajak bekerja sama
untuk meningkatkan pemasaran produk.
 Suara (lagu tematik). Kehadiran sebuah lagu akan melengkapi unsur visualisasi dan
membuatnya lebih indah dan lebih diingat.
 Kata-kata (slogan, tagline, jingle, akronim). Slogan yang cerdas selalu meninggalkan kesan
mendalam. Dalam proses pembuatan brand, gunakan kata- kata yang memiliki unsur ceria dan
positif, mudah diingat, dan beda dari brand lain.

5. Strategi Branding :

1. Logo yang mudah diingat. Dengan adanya logo yang mudah diingat dapat dengan mudah
mengenali produk hanya dengan membaca merknya saja.

2. Menyisipkan nilai di dalam produk. Seperti pada brand Hermes yang memiliki strategi
yang bagus dengan menyisipkan nilai ekslusif di dalam tiap produknya. Mulai dari status
ekonomi penggunanya, gengsinya, kisaran harganya yang di atas rata-rata, dan kualitas
bahannya yang berskala internasional. Contoh strategi branding Hermes ini
mencerminkan pola branding yang baik, sehingga mampu memunculkan keunikan
produk di pasaran.

3. Inovativ dalam memiliki strategi branding. Misalnya saja ingin membeli softex merk
Charm, atau meninginkan softex merk Laurier. Padahal keduanya adalah brand
kompetitor. Namun karena Softex memiliki branding yang baik, merknya terus terngiang
dan dijadikan sebagai sebutan umum untuk beragam produk. Pelajaran branding yang
bisa ditangkap dari Softex adalah, menjadi pencetus produk yang pertama akan
memberikan keuntungan massive untuk menguatkan strategi branding. Tentu saja strategi
ini membutuhkan kreatifitas dan inovasi yang maksimal.

4. Manfaatkan PR Campaign. PR campaign, yaitu kegiatan kampanye yang bertujan untuk


menyisipkan nilai-nilai khusus pada produknya. Di sini, kampanye bukan hanya
ditujukan untuk menggaet konsumen, namun juga ingin membangun keterikatan yang
berarti. Sehingga sebuah brand tidak hanya diingat sebagai produk yang hampa, namun
memiliki tujuan dan motivasi yang sejalan dengan konsumen.
6. Jenis-Jenis Branding

1. Product Branding

Product branding adalah jenis branding yang membuat pelanggan memilih satu produk


di atas produk lain berdasarkan mereknya. Jenis-jenis branding ini sangat umum diterapkan oleh
sebuah bisnis sehingga sering menemukannya. Dalam membedakan suatu produk dengan produk
lainnya, product branding dilakukan melalui kata-kata, warna, dan gambar.

2. Personal Branding

Mengacu pada branding untuk orang atau individu. Personal branding sangat penting


bagi selebriti, politisi, atau bahkan digital marketer dan influencer yang ingin mempertahankan
citra publik yang positif. Dengan citra yang positif, para individu tersebut dapat meningkatkan
kepercayaan publik.

Dalam hal ini, media sosial merupakan alat yang ampuh untuk membangun personal
branding  karena setiap individu memiliki kemampuan untuk menjangkau khalayak luas sambil
“berbicara” dari platform pribadi mereka.

3. Corporate Branding

Corporate branding  adalah salah satu jenis branding yang lebih berfokus pada reputasi
perusahaan secara menyeluruh. Dalam hal ini, perusahaan mengkomunikasikan poin-poin
penting tentang merek, seperti nilai, misi, titik harga, eksklusivitas, hingga konsumen ideal. Ada
pun aspek-aspek dalam branding ini meliputi, logo, visi perusahaan, website, kualitas, iklan,
pemasaran, kredibilitas, serta pelayanan.

Corporate branding  yang baik memiliki efek jangka panjang, karena perusahaan-
perusahaan ini dapat mengandalkan pengenalan namanya. Dengan begitu, pelanggan cenderung
secara otomatis mempercayai produk baru ketika mereka dikaitkan dengan merek yang sudah
mereka kenal.

4. Geographical Branding
Geographical branding adalah branding sebuah merek untuk kota, negara bagian,
wilayah, dan bahkan negara. Salah satu dari jenis-jenis branding ini digunakan untuk
mempromosikan daerah wisata, sehingga keunikan suatu wilayahlah yang dipakai. Tak hanya
wisata, bisnis yang berdekatan dengan pariwisata, seperti hotel dan taksi bandara atau segala
jenis bisnis yang menjadikan daerah asalnya sebagai titik fokus dalam brandingnya juga bisa
menggunakan geographical branding.

5. Cultural Branding

Digunakan untuk membangun identitas dan reputasi positif bagi orang-orang yang tinggal
di tempat tertentu atau kebangsaan tertentu. Cultural branding juga memiliki keterkaitan
dengan geographical branding, sehingga biasanya diterapkan untuk berjalan beriringan agar
hasilnya lebih maksimal. Pasalnya, geografi suatu tempat memengaruhi budaya masyarakatnya,
dan aktivitas manusia memengaruhi tempat tersebut.

6. Service Branding

Berfokus pada layanan yang diberikan oleh individu atau perusahaan. Apabila ingin
menerapkan jenis branding ini, pastikan bahwa layanan yang ditawarkan harus sangat baik untuk
pelanggan. Hal ini karena service branding mengembangkan hubungan yang dapat dipercaya
dengan pelanggan untuk menggunakan layanan bisnismu. Perlu diingat, perusahaan juga
sebaiknya menawarkan layanan yang berbeda dengan bisnis lain, sehingga pelanggan
mendapatkan pengalaman mengesankan.

Jenis-jenis bisnis yang umum menggunakan service branding, yakni agen perjalanan,


hotel, dan maskapai penerbangan. Selain service branding, jenis bisnis tersebut juga dapat
mencakup konsultasi manajemen atau pemasaran karena semua industri ini didasarkan pada
kepuasan pelanggan.

7. Co-Branding

Co-branding  adalah strategi branding  yang melibatkan 2 atau lebih perusahaan ketika


adanya partnership  dalam bisnis. Umumnya, perusahaan dalam partnership yang melakukan co-
branding  memiliki suatu kesamaan atau saling terkait, sehingga menciptakan kesadaran merek
dan meningkatkan target pasar. Misalnya, Uber dan Spotify bermitra dalam kampanye
“soundtrack untuk perjalanan Anda”, yang dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih
baik kepada pengguna kedua aplikasi tersebut.

8. Retail Branding

Jenis-jenis branding berikutnya adalah retail branding yang dilakukan oleh para pemilik


bisnis ritel atau pengecer. Dalam hal ini, pemilik bisnis ritel memutuskan untuk hanya menjual
produk dari merek mereka sendiri. Beberapa bisnis yang sukses melakukan retail
branding  adalah Apple dan Amazon. Keduanya menjual produk bermerek mereka sendiri dan
memiliki banyak toko yang tersebar di seluruh dunia.

9. “No Branding” Branding

Branding tanpa merek juga disebut dengan branding minimalis. Jenis branding yang


satu ini mengandalkan kualitas produk, dibanding mereknya. Dengan begitu, perusahaan menjadi
lebih percaya diri bahwa produk yang mereka tawarkan benar-benar berkualitas baik bagi
pelanggan.

10. Online Branding

Online branding merupakan strategi branding yang dilakukan secara online. Tidak seperti


jenis branding tertentu, seperti personal branding atau product branding, online branding adalah
kategori luas yang mengacu pada semua jenis branding yang terjadi di internet.

7. Kenapa Branding itu sangat penting?

Branding sangat penting karena branding dapat membantu membangun identitas


sebuah perusahaan. Branding juga dapat membantu pelanggan membedadakan produk
kita dengan competitor. Dengan membangun merk yang kuat membuat bisnis yang kita
buat menjadi lebih menonjol dibandingkan competitor. Branding juga dapat membangun
visibilitas sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian berulang. Branding sangat
berperan dalam membangun loyalitas pelanggan. Branding sangat berperan sebagai
pengingat nama produk . Branding dapat melindungi bisnis sehingga mempersulit orang
lain untuk mencuri ide orisinil kita. branding dapat membantu untuk terhubung dengan
pelanggan secara emosional yang akan menciptakan loyalitas merk sehingga konsumen
terus datang kembali. Dengan adanya branding juga dapat membangun kredibilitas
sebuah perusaan.

8. Perbedaan Brand dengan Branding

 brand dan branding memiliki manfaat yang saling berkaitan. Brand digunakan untuk


membangun persepsi masyarakat mengenai suatu perusahaan, sebab brand didasari atas tujuan
dan standar mutu perusahaan. Penggunaan brand bisa menyimbolkan harapan besar dari
perusahaan dan pandangan masyarakat mengenai harapan tersebut. Sementara
itu, branding memiliki manfaat untuk meningkatkan loyalitas dari konsumen. Branding yang
baik juga busa digunakan untuk menetapkan harga jual yang lebih tinggi. Branding yang unik
dan kreatif juga mampu membuat sebuah brand lebih cepat dikenal dan diterima oleh
masyarakat. Agar dapat membangun branding yang baik, suatu perusahaan harus terhubung
dengan media sosial. Tak bisa dipungkiri bahwa media sosial memegang peranan penting dalam
menyebarluaskan informasi ke publik.

Selain itu, branding tidak hanya berkaitan dengan promosi sebuah brand. Perusahaan


juga bisa memberikan nilai lebih pada masyarakat di luar kegiatan bisnisnya. Contohnya,
mengadakan kegiatan sosial atau corporate social responsibility (CSR) untuk lebih
mendekatkan brand perusahaan kepada masyarakat. Pada intinya, brand dan branding adalah
bagian penting dalam sebuah bisnis yang jika dimaksimalkan akan mampu mendorong
kesuksesan usaha.

9. Tahapan / cara kerja Branding


1) Menentukan Tujuan Melakukan Branding
Karena proses branding yang dilakukan oleh consultant branding pada produk
atau perusahaan baru berbeda dengan produk atau perusahaan yang sudah lama berdiri
dan terkenal di masyarakat. Oleh karena itu penting untuk mengetahui apa tujuan utama
dalam melakukan proses branding.
2) Memilih Image Untuk Produk
Image yang tertuang pada logo adalah sebuah identitas yang konsisten dan solid
bagi sebuah bisnis. Kemampuan untuk menunjukan konsistensi terhadap branding yang
ditampilkan pada logo atau image inilah yang juga akan menunjukkan tingkat loyalitas
dari beberapa pengunjung dan pelanggan.
Buatlah image atau logo yang sederhana, informatif, unik, sekaligus mudah
diingat oleh khalayak. Dengan logo yang seperti ini, akan mempermudah branding
consultant untuk melakukan proses branding terhadap produk Anda.
3) Menentukan Nilai Lebih Dari Sebuah Produk
Mengetahui nilai lebih dari sebuah produk sangatlah penting. Karena nilai lebih
atau keunggulan dari sebuah produk ini akan mempermudah proses branding atau
pemasaran. Nilai lebih ini pula yang akan menjadi pembeda dengan produk sejenis dari
pesaing.
4) Menentukan Budaya
Biasanya, sebuah perusahaan akan menerapkan budaya tertentu pada produk-
produk mereka yang senantiasa konsisten ditampilkan pada khalayak. Penampilan budaya
yang selalu konsisten inilah yang nantinya akan terus diingat oleh pelanggan. Sehingga
mereka akan mencari produk Anda ketika menginginkan produk sejenis yang banyak
beredar di pasaran.
Oleh sebab itu, bangunlah budaya yang positif terhadap produk Anda. Karena sisi
budaya positif ini akan dengan mudah dikenal konsumen sehingga mempermudah untuk
melakukan proses pemasaran.
5) Menentukan Strategi Pemasaran
Setelah keempat tahapan di atas dilakukan oleh branding consultant, langkah
selanjutnya yang akan mereka lakukan adalah melakukan strategi pemasaran. Ada
banyak cara yang bisa dilakukan. Baik melalui cara online ataupun offline.

10.Kesulitan dalam Branding

Ada beberapa kesalahan yang kerap terjadi ketika sebuah bisnis melakukan branding produk,
diantaranya :

 Pemilihan Merek secara Sembarangan


 Penggunaan Visual yang Terlalu Biasa
 Tidak Mengetahui Perihal Calon Konsumen
 Penggunaan Media Sosial secara Tidak Tepat
 Tidak atau Terlalu Memperhatikan Pesaing
 Melupakan Branding produk secara Offline
 Tidak Menyeimbangkan Branding produk dengan Kualitas

11.Kriteria Branding
 Memorable. Elemen merek harus gampang dikenali dan diingat. Hal ini mendukung
tingkat ekuitas merek yang bertujuan mencapai tingkat tertinggi dan brand awareness
pasar.
 Meaningful. Elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan daya sugestif. Misalnya,
membuncahkan kesenangan, menarik, serta kaya dalam image visual dan verbal.
 Transferabillity. Elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori produk
maupun batasan geografis maupun budaya.
 Adaptability. Elemen merek ini harus bersifat fleksibel agar dengan gampang lebih
mudah diperbarui dan disesuaikan dengan konteks.
 Protectability. Elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun persaingan.

12.Perbedaan marketing dengan branding


Branding adalah proses menciptakan citra positif dari perusahaan dengan usaha bagaimana
agar produk atau jasa mereka bisa melekat di benak konsumen. Sedangkan marketing lebih
mengarah kepada bagaimana membangun hubungan antara perusahaan dengan pelanggan lewat
strategi pemasaran yang dilakukan. Entah itu melakukan riset pasar, melakukan jajak pendapat,
menciptakan produk berdasarkan permintaan konsumen dan lain-lain.

Meski branding dan marketing berjalan beriringan, terkadang dalam implementasi di


lapangan perlu usaha yang tidak instan. Apalagi jika perusahaan sudah menciptakan branding
yang kuat, besar kemungkinan produk atau jasa yang ditawarkan banyak dikenal luas oleh
masyarakat. Dengan begitu, proses marketing juga semakin mudah untuk diaplikasikan di
berbagai media yang ingin kita optimalkan.

13.Apakah logo bagian dari branding?

Logo adalah bagian sentral dari branding bisnis apa pun, karena biasanya menjadi titik
kontak pertama bagi sebagian besar calon konsumen. Karena itu, sangat penting untuk
memastikan bahwa saat Anda membuat logo, logo tersebut benar-benar mewakili merek Anda
dan dapat terhubung dengan konsumen.

14.Fungsi dari branding untuk tempat wisata

Brand sangat mempermudah wisatawan untuk membedakan suatu destinasi dengan destinasi
lainnya. Untuk mem-branding suatu destinasi dapat digunakan nama, simbol, logo, desain,
slogan, tagline, atau percampuran dari beberapa atau semua aspek tersebut agar semakin
menarik wisatawan.

15.Tahapan proses branding


 Menentukan Tujuan Melakukan Branding
 Memilih Image Untuk Produk
 Menentukan Nilai Lebih Dari Sebuah Produk
 Menentukan Budaya
 Menentukan Strategi Pemasaran
16.Poster

Anda mungkin juga menyukai