Anda di halaman 1dari 69

PENYAKIT YANG

MENYERANG SISTEM
EKSRESI

LELLY NADYA A. P.
17/IX - 2
SMP NEGERI 1 NGANJUK

BIOLOGY

PENYAKIT YANG MENYERANG


GINJAL

1. Pyelonephritis

Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk
dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung
kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang
paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal,
dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat
berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas.Gangguan pada aliran darah
atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan
penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus
penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih
keluar).Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan
atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat
menyebabkan infeksi.

2. Glomerulonephritis

Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan


peradangan sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem
imun tubuh lumpuh.Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam
aliran darah yang terjebak dalam glomeruli.Hal ini menyebabkan peradangan
dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik.Gejala dari penyakit
ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan jaringan tubuh, dan adanya
protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium.Glomerulonephritis bisa
sembuh sendiri tanpa pengobatan.Jika pengobatan diperlukan, dapat dilakukan
diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan (immunosuppressant), atau
plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu prosedur untuk
membuang bagian darah yang mengandung antibodi.

Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau


penyakit Bright.Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh
darah dalam bongkah glumerular. Imbuhan -itis menandakan luka
peradangan, dan glomerulonephritis memang berhubungan dengan infeksi,
dalam arti kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya infeksi bakteri
streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai macam infeksi
lainnya. Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan bahwa
glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara
langsung karena satu penyebab infeksi. Penyakit ini lebih kepada kelainan
sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi sebagai respon dari
adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam
bongkah glomerular atau pada sedikit kasus, antigen ini menumpuk pada
dinding kapiler glomerular.Pada tiap kasus, antibodi atau antigen-antibodi
kompleks mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme ini disebut sebagai
penyakit sirkulasi kompleks.

3.

Batu Ginjal

Mengenal Ginjal Dan Penyakit-penyakit Ginjal

Disebut juga Renal Calculus, plural Renal Calculi, terkumpulnya mineral dan
benda organik yang terbentuk dalam ginjal.Ada batu yang menjadi demikian
besar yang melumpuhkan fungsi ginjal.Urin mengandung banyak garam dalam
bentuk larutan dan jika konsentrasi garam mineral menjadi berlebih, kelebihan
garam ini mengendap menjadi partikel padat disebut batu ginjal.Batu ginjal
diklasifikasikan sebagai primer jika batu tersebut terbentuk tanpa ada sebab
yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan.Diklasifikasikan sekunder jika
berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau kelainan.
Beberapa keadaan memperbesar peluang terbentuknya batu ginjal.Baik itu
berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya mineral cukup membuat
terganggunya keseimbangan yang sempurna antara cairan dan larutan yang ada
dalam ginjal. Ketika batu mulai berkembang, biasanya ia akan terus tumbuh.
Sebuah nukleus dari endapan garam urin bisa merupakan kumpulan bakteri,
jaringan yang rusak, sel mati, atau keping darah kecil.Mineral menarik partikel
dari luar dan membungkusnya.Pada saat batu bertambah besar, bagian
permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral lain dan kemudian bertambah
besar.
Batu ginjal yang lebih kecil dapat keluar dari badan dengan sendirinya meski
akan menimbulkan rasa sakit. Batu yang lebih besar memerlukan pembedahan,
atau dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil dengan gelombang suara dalam
prosedur yang disebut ultrasonic lithotripsy.

4. Gagal Ginjal
Disebut juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau keseluruhan fungsi
ginjal.Gagal ginjal digolongkan menjadi akut (ketika serangannya tiba-tiba)
atau kronis. Gagal ginjal akut berakibat pada berkurangnya volume urin, kadar
zat-zat bernitrogen, potasium, sulfat, dan fosfat diatas normal dalam darah, dan
rendahnya kadar sodium, kalsium, dan karbon dioksida darah yang juga jauh
dibawah normal. Biasanya orang yang terkena ini sembuh dalam enam minggu
atau kurang.
Sebab dari gagal ginjal ini antara lain karena rusaknya tubulus didalam ginjal
oleh obat-obatan atau larutan organik seperti karbon tetraklorida, aseton, dan
etilen glikol, bersinggungan dengan senyawa logam seperti merkuri, timah, dan
uranium. Gagal ginjal dapat pula disebabkan karena cidera fisik atau operasi
besar yang membuat kehilangan banyak darah atau juga akibat penyakit yang
merusak korteks (bagian luar) dari ginjal.Penyebab lainnya adalah infeksi
bakteri berat, diabetes yang merusak medula (bagian dalam) ginjal, dan karena
kelebihan garam kalsium dalam ginjal.

Tersumbatnya arteri ginjal, penyakit liver, dan tersumbatnya saluran kencing


dapat mengakibatkan gagal ginjal akut; pada situasi yang jarang terjadi, gagal
ginjal dapat terjadi tanpa gejala awal.Komplikasi yang timbul dari gagal ginjal
termasuk gagal jantung, paru-paru berair, dan bertumbuknya potasium dalam
tubuh.
Gagal ginjal kronis biasanya merupakan akibat dari penyakit yang sudah lama
diidap oleh ginjal.Pada gagal ginjal kronis darah menjadi lebih asam
dibandingkan biasanya dan dapat terjadi hilangnya kalsium dalam tulang.
Kerusakan saraf dapat pula terjadi.
MENGENAI BATU KARANG (BUAH PINGGANG) DALAM GINJAL
Apa dia Batu karang dalam Ginjal?
Batu yang terdapat dalam ginjal atau lebih dikenali dengan "Buah Pinggang"
terjadi dari tumbuhan kristal halus dari beberapa jenis kimia. Kimia yang paling
lumrah adalah kalsium oxalat, kalsium pospat dan yang kurang dikenali ialah
asid
uric,
cystine
dan
magnesiam
pospat
ammonia.
Saiz batu karang ini ada yang halus seperti pasir dan boleh jadi sebesar bola
golf.Kebanyakkan batu tumbuh membesar dalam ginjal, kemudian bergerak ke
bawah ke dalam saluran kencing dimana ianya menjadi bertambah besar.
Kesulitan akan timbul apabila batu-batu menjadi terlalu besar yang
mengakibatkan ganguan kepada perjalanan aliran air kencing. Ini boleh
membawa kepada penyakit dimana kuman-kuman akan merebak. Gangguan
dan/ atau perebakan kuman itu akan mengakibatkan kerosakan ginjal, jika tidak
diubati segera.
Adakah batu dalam ginjal penyakit biasa ?
Kejadian batu dalam ginjal ini adalah masalah biasa dalam saluran kencing.
Adalah dianggarkan bahawa satu hingga lima peratus dari jumlah penduduk
akan mengalami kejadian batu dalam ginjal ini pada sesuatu ketika dalam
hidupnya.
Sesetengah orang mengalami kejadian batu karang hanya sekali, kemudian
pulih dan tidak berulang lagi.Dalam kebanyakkan kes batu dalam ginjal adalah
penyakit berpanjangan seumur hidup. Biasanya orang lelak

Kenali Penyakit Paru-Paru

Gejala seperti batuk-batuk, sesak napas, atau sakit di daerah dada mungkin saja
menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan paru-paru Anda. Dengan
mendeteksinya lebih cepat, ini akan membantu agar penyakit ini tidak semakin
lama dan bertambah parah. Informasi berikut tentang macam-macam masalah
pada paru-paru beserta pencegahan dan solusinya, semoga dapat membantu
untuk mendeteksi kesehatan paru-paru Anda.
Organ penting ini merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan
manusia.Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas
sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan
karbondioksida yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus
dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi.
Udara sangat penting bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa
menit dapat menyebabkan kematian.Itulah peranan penting paru-paru.Organ
yang terletak di bawah tulang rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat,
belum lagi semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit
penyakit yang berkeliaran di udara.Ini semua dapat menimbulkan berbagai
penyakit paru-paru.

Tuberkulosis (TBC)

Penyebab: Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium


tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat
penderita batuk.
Gejala: Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk
yang mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya
pada siang atau sore, berkeringat pada malam hari. Nafsu makan
menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi kurus.

Pencegahan dan solusi: Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga
yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya Anda menyarankan untuk
memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah batuknya merupakan
penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala penyakit batuk sering
dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat membunuh seseorang bila
tidak segera ditangani dan dapat menular kepada orang lain.
Pengobatan: Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini
sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena
sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita
TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan
penyakitnya.
Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah
ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah
karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat
harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk
menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat
menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat
tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja.Setiap tahunnya, Indonesia bertambah
dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi
setiap tahunnya disebabkan oleh TBC.Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga
terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993
menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%.
Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan
oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai
555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya
diperkirakan merupakan kasus baru.

Penyebab Penyakit TBC


Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini
pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum
(KP).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa

Cara Penularan Penyakit TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk,
dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan

berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan
tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar
getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh
organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering
terkena yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan


segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya
melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentukbentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan
sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk
sebuah ruang di dalam paru-paru.Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum (dahak).Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif
terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak
dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi
sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang
memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Gejala Penyakit TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan


malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.Kira-kira 30-50% anak
yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah
dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

Penegakan Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang
perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
o
o
o
o
o
o

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.


Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.

Asma

Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan


yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas.
Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan
sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek
yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.
Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban,
gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan
alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan
mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi
sempit dan penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak napas dapat
hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat
menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.
Gejala: Sesak napas disertai suara mengi (wheezing) Pencegahan dan
solusi: Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita
sehingga terjadi serangan asma. Misalnya dengan membersihkan debu
pada kasur, bantal atau selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang
ekstrim, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi.
Pengobatan: Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan
menggunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup. Cara
lainnya adalah dengan melakukan terapi yang akan mengajarkan
bagaimana caranya rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan
asma. Bila penyakit asma sudah berat, dapat menggunakan obat pelega
setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol. Maka, dianjurkan
bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia
pergi agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.

Bronkitis

Penyebab: Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus


(saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa
karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap
rokok, debu, atau polutan udara.
Gejala: Batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning bila
disebabkan oleh infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik, batuk
berdahak serta sesak napas selama beberapa bulan sampai beberapa
tahun.
Pencegahan dan solusi: Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan
salah satu pencegahan yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk

mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan


merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif
yang sangat berbahaya.
Pengobatan: Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman
dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila
disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk
meringankan gejala.

Pneumonia

Penyebab:Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan


paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan
bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit
pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya
tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu
menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci
tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.
Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan
dengan meminum antibiotik.

Emfisema

Penyebab:Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.


Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam
paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar
dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang
seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap
rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan
dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu
makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami
penderita emfisema.
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik
untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

Kanker Paru-paru

Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan


kanker paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker
lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh
penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan
dapat
menyebar
ke
bagian
lain.
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat
beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama
puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan
menyebabkan
terjadinya
sel
kanker.

Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau
faktor keturunan.
Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah
lelah dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya,
gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar
atau telah menyebar.
Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak
mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan
untuk mencegah timbulnya sel kanker.

Karena penyakit pada paru-paru terutama disebabkan oleh asap rokok, maka
Anda sebaiknya segera menghentikan kebiasaan ini dan jangan mencoba untuk
memulainya bagi Anda yang belm pernah merokok. Hindari juga untuk menjadi
perokok pasif yang bahkan lebih berbahaya dibandingkan perokok
aktif.Sayangi paru-paru, hindari penyakit paru-paru, dan Anda dapat
bernapas dengan lebih lega.

Jenis-Jenis Penyakit Kulit


Jenis-Jenis Penyakit Kulit Dan Cara Mengobati
Penyakit Kulit
Jenis-jenis penyakit kulit tema ini yang akan coba saya bahas pada
kesempatan kali ini. Melihat kondisi seperti saat ini di mana pencemaran
lingkungan semakin tidak terkendali, air bersih sukar untuk di dapat sehingga

akan berdampak cukup besar terhadap kualitas kesehatan masyarakat terutama


kesehatan kulit dengan munculnya berbagai jenis penyakit kulit.
Munculnya berbagai jenis penyakit kulit pada tubuh akan sangat menggangu
aktifitas sehari-hari jika serangan penyakit kulit tersebut terdapat pada anggota
tubuh yang sering kita gunakan untuk bergerak seperti tangan dan kaki, selain
itu rasa percaya diri juga akan menurun karena ganguan penyakit kulit ini.
Jerawat, campak, kudis dan kurap merupakan jenis-jenis penyakit kulit yang
sangat mengganggu rasa percaya diri karena sering menyerang bagian muka,
dan kulit yang tidak tertutup oleh pakaian.

Berdasarkan Kategorinya Jenis-Jenis Penyakit Kulit Ada


Beberapa Macam Yaitu :

Gangguan inflamasi
Jenis penyakit kulit ini kebanyakan kondisinya jangka panjang, menyebabkan
kemerahan, pembengkakan, lesi, dan plak pada kulit, kulit meradan, melepuh
dan berisi cairan.biasanya menimbulkan rasa gatal. Yang termasuk jenis-jenis
penyakit kulit kategori ini yaitu:

Eksim (dermatitis)

Eczema atau eksim adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal,
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang
kambuh-kambuhan. Kelainan biasanya bersifat familial, dengan riwayat atopi
pada diri sendiri ataupun keluarganya. Atopi ialah kelainan dengan dasar
genetik yang ditandai oleh kecenderungan individu untukmembentuk antibodi
berupa imunoglobulin E (IgE) spesifik bila berhadapan dengan alergen yang
umum dijumpai, serta kecenderungan untuk mendapatkan penyakit-penyakit
asma, rhinitis alergika dan DA, serta beberapa bentuk urtikaria.
Dalam kehidupan sehari-hari, eksim (dermatitis atopik) merupakan
peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal;

seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada
orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau
asma.
Eksim merupakan peradangan pada lapisan kulit, baik di lapisan
epidermis maupun dermis. Seperti diketahui, kulit terdiri dari tiga lapisan,
lapisan jangat (epidermis), dermis, dan jaringan subkutis. Epidermis sebagai
lapisan paling atas terbentuk pada usia kehamilan 5-6 minggu. Setidaknya,
sekitar 28 hari sekali kulit akan berganti dengan kulit baru. Selain itu, terdapat
sel pigmen yang melindungi tubuh dari efek sinar matahari.
Tanda-tanda eksim, antara lain, kulit kemerah-merahan, kulit kering,
basah, atau tebal dan bersisik. Biasanya eksim baru warnanya agaklebih merah,
agak basah, disertai bengkak. Sementara pada yang kronis atau sudah lama,
lebih tebal, bersisik, kering, dan warnanya agak kehitaman.
Eksim karena faktor pencetus dari lingkungan bersifat alergen yang dapat
menimbulkan reaksi alergi di tubuh, sehingga kulit menjadi gatal dan timbul
eksim.
Faktor lain yang memudahkan terjadinya eksim adalah sifat kulit, yakni
kulit kering. Pemakaian sabun yang kadar alkalinya tinggi, terlalu sering berada
di ruangan ber-AC dengan suhu di bawah 18 Celsius, memakai pakaian dari
wol, bisa memicu kambuhnya eksim.
Meski penyebabnya genetik (keturunan), sepanjang tak ada faktor
pencetusnya, eksim ini tidak akan timbul. Jadi, kalau gejalanya masih sedikit
gatal atau merah, lebih baik langsung diingat-ingat apa yang sudah dimakan dan
dikenakan, lalu cepat hindari agar tidak berkepanjangan.

Penyebab Penyakit Eksim (Eczema) atau Dermatitis


Atopik
Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya.
Hubungan antara dermatitis dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa
penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya diturunkan untuk
menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai
respon terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda.
Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis
atopik:
Stres emosional
Perubahan suhu atau kelembaban udara
Infeksi kulit oleh bakteri
Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis
atopik.
Penatalaksanaan
Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan
mengendalikan rasa gatal. Krim corticosteroid yang dioleskan pada daerah yang
luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebakan masalah kesehatan
yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah.
Obat eksim yang mengandung kortikosteroid diberikan sebagai anti
radang dan anti mitosis (pembelahan). Pemakaian sediaan yang mengandung
kortikosteroid harus sesuai anjuran dokter meskipun penggunaan secara topikal
relatif lebih aman.

Obat tersebut adalah antiinflamasi, untuk sediaan salep penggunaannya


ditujukan untuk gangguan-gangguan kulit yang bersifat proliferatif, seperti
psoriasis (gangguan kulit yang manifestasinya berupa timbulnya bintil-bintil
kecil yang terasa gatal dan jika digaruk dapat berair atau bersisik), dan juga
penyakit-penyakit inflamasi seperti beberapa jenis dermatitis (infeksi kulit).
Sebagaimana antiinflamasi, tentunya hidrokortison bekerja mengecilkan
pembuluh darah yang melebar dan adanya pembengkakan pada kulit.
Kebetulan, pada jenis tertentu, jerawat juga berwujud bintil/bengkak
kemerahan. Namun kami tidak menganjurkan penggunaan hidrokortison terus
menerus karena senyawa-senyawa turunan steroid dapat menembus ke dalam
kulit dan dapat menumpuk di bawah kulit setelah pemakaian dalam jangka
waktu yang panjang.
Jika krim atau salep sudah tidak efektif lagi, maka digantikan oleh jeli
minyak selama 1 minggu atau lebih. Mengoleskan jeli minyak atau minyak
sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
Jika digunakan kembali setelah pemakaiannya dihentikan sesaat,
corticosteroid menjadi efetif kembali. Pada beberapa penderita, ruam semakin
memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit
menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi.
Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusapusap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak
berbau (misalnya krim pelembab kulit).
Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya
diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek
untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi.
Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada
dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat guratgurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Tablet dan
kapsul corticosteroid bisa menimbulkan efek samping yang serius, karena itu
hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang membandel. Obat ini
bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kelemahan tulang, penekanan
kelenjar adrenal dan masalah lainnya, terutama pada anak-anak.
Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya bertahan sebentar. Pada
dewasa bisa dilakukan terapi dengan sinar ultraviolet ditambah psoralen dosis
oral. Terapi ini jarang dilakukan pada anak-anak karena efeks samping jangka
panjang yang berbahaya, yaitu kanker kulit dan katarak. Penanggulangan yang
dianjurkan adalah melalui pendekatan eklektik holistik, maka selain diberi
pengobatan simptomatis juga psikoterapi (biological priority and psychological
supremacy) di mana faktor biologis merupakan prioritas (keutamaan),
sementara aspek psikologis dan sosial merupakan supremasi (keunggulan).
Pada penatalaksanaan dermatitis, prioritas umum adalah pengobatan
aspek biologis (medikamentosa), yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan
salep, bersamaan dengan itu tetap mengutamakan proses psikologis. Intervensi
psikoterapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung spesifisitas tiap
kasus, dapat dilakukan dengan terapi individu (psikoterapi suportif individual),
psikoterapi kelompok, medifikasi lingkungan serta terapi perilaku.
Terapi individu dapat dilakukan dengan prinsip dinamik. Target atau
tujuan terapi individu adalah menolong penderita untuk meningkatkan tilikan
ke dalam, pengertian mengapa dan bagaimana faktor psikologis dapat
menyebabkan eksaserbasi, gejala fisik serta mengenali konflik di bawah sadar
serta mekanisme secondari gain. Yang dimaksud dengan secondary gain atau
keuntungan sekunder adalah karena sakitnya penderita memperoleh perhatian
dari lingkungannya atau terbebas dari menjalankan tugas yang tidak
menyenangkan atau menimbulkan stres.

Terapi kelompok menyediakan dukungan dari kelompok dan forum


sebagai wadah untuk memperbaiki keterampilan bersosialisasi dan berinteraksi
di dalam kelompok. Kelompok itu dapat mengeksplorasi masing-masing
ketergantungan yang hebat, proteksi berlebihan dari orang tua atau keluarga,
menggunakan gejala sebagai alat manipulsi, menyetujui dan menerima terapi
medis yang diberikan serta menanamkan kebutuhan untuk kontrol kembali.
Bagi penderita yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi (pendiam,
tertutup, pemalu serta sulit bergaul) terapi kelompok merupakan pilihan utama.
Menjauhkan penderita dari situasi atau lingkungan yang menimbulkan stres
merupakan salah satu cara modifikasi lingkungan, misalnya modifikasi
lingkungan banyak digunakan untuk penyakit-penyakit alergi (dermatitis dan
asma bronchiale). Penderita ini harus berada di lingkungan yang bebas dari
segala hal yang dapat menimbulkan eksaserbasi atau serangan, misalnya untuk
penderita asma, rumah harus selalu bersih bebas debu, cukup ventilasi dan
mendapat sinar matahari. Untuk penderita dermatitis, hindari zat-zat atau
kosmetik yang yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau menghindari
situasi dan makanan yang dapat menyebabkan eksaserbasi.Cara lain adalah
dengan terapi keluarga (family therapy).
Keluarga diharapkan dapat mengerti pola interaksi di dalam suasana
keluarga tersebut, sehingga keluarga dapat menolong untuk menciptakan model
interaksi yang lebih sehat yang dapat membebaskan penderita dari sikap
mempertahankan penyakit. Selain itu bila ditemukan ada konflik dalam
perkawinan (bermasalah), dianjurkan untuk menjalani konsultasi perkawinan
dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan perkawinan dan memperkuat
ikatan perkawinan serta memelihara ikatan antara tiap generasi.
Terapi perilaku merupakan komponen penting. Banyak penderita
gangguan psikosomatik termasuk dermatitis adalah seorang dengan kepribadian
pemalu, pasrah dan kurang punya rasa percaya diri. Salah satu tujuan dari terapi
perilaku adalah meningkatkan rasa percaya diri dan belajar, bagaimana
mengekspresikan penderitaannya secara Sesuai.Menghilangkan secondary gain
dari gejala yang dialami adalah sangat sulit.
Dengan memberikan imbalan terhadap usaha dan hasil yang dicapai
dalam mengatasi dan mengontrol gejala (dengan token therapy) lama-kelamaan
perilaku yang diinginkan tersebut akan menjadi kebiasaan (conditioning).
Mengajarkan penderita mengenal patofisiologis bagaimana terjadinya
kecemasan serta hubungannya dengan gejala-gejala dermatitis, dapat membantu
penderita dalam mempersiapkan diri untuk mengatasi kecemasan dan gejalagejala
dermatitis
tersebut.

Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas
berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutup oleh skuama tebal
berlapis-lapis berwarna putih mengkilat (Siregar, 2004 : 94). Berbeda dengan
pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga
sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis
berlangsung secara cepat yaitu sekitar 24 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat)
pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.

Mengatasi Penyakit Psoriasis


Gejala awal yang dialami penderita psoriasis biasanya tampak bintik merah
yang makin melebar dan ditumbuhi sisik putih berlapislapis. Tumbuhnya tidak
selalu di seluruh bagian kulit tubuh. Psoriasis kadang-kadang hanya timbul
pada tempat-tempat tertentu. Itu disebabkan sel kulit bagian lainnya masih
cukup normal dan sehat.
Selanjutnya, psoriasis tidak saja menyerang kulit tubuh, penyakit kulit ini
bahkan bisa menyerang kulit kepala. Jika kulit kepala yang terkena, gejala yang
muncul bisa dilihat dengan timbulnya pecahan-pecahan kulit kering menyerupai
ketombe. Psoriasis juga bisa menyerang lempeng kuku. Jika kuku yang terkena,
maka akan terlihat lubang-lubang kecil dan keruh pada kuku. Penyakit kulit ini
dapat disertai dengan rasa gatal dan rasa perih. Ada pula yang tanpa rasa gatal
sama sekali, kata dokter berkacamata ini.
Walaupun bukan termasuk penyakit mematikan, psoriasis bisa menjadi penyakit
kulit yang serius dan berbahaya jika terjadi komplikasi. Misalnya pada psoriasis
artropi yaitu penyakit psoriasis yang menyerang persendian.
Psoriasis yang termasuk serius berbahaya seperti psoriasis bernanah (psoriasis
postulosa). Jika terjadi seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan
menggigil (eritoderma), tuturnya.
Bahkan, menurut Irawan, berdasarkan penelitian para dokter di negara-negara
maju, terdapat beberapa hal yang bisa memicu timbulnya penyakit kulit
psoriasis. Di antaranya garukan atau gesekan berulang-ulang pada kulit, obat
telan tertentu yang tidak cocok, mengoleskan obat terlalu keras pada kulit dan
emosi yang tidak stabil atau tidak terkendali.
Untuk pengobatan, data dari Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia (YPPI)
mengatakan rata-rata penderita psoriasis di Indonesia diobati dengan berbagai
cara. Mulai dengan salep oles (topical), obat telan (sistemik) maupun dengan
penyinaran menggunakan sinar UVB. Baik pengobatan salep maupun
penyinaran hanya membantu meredam penyakit tersebut dan tidak
menyembuhkan sama sekali sehingga sewaktu-waktu penyakit ini dapat timbul
kembali.
Kendala utama yang dialami penderita psoriasis adalah kurangnya pengetahuan
mereka tentang penyakit tersebut. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, akan lebih
mudah penanganannya walaupun tidak sembuh total.

Jerawat

Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat
adalah
penyakitkulit yang
cukup
besar
jumlah penderitanya. Kligmann,
seorang penelit masalah jerawat ternama di dunia berpendapat,"Tak ada satu
orang pun di dunia yang melewati masa hidupnya tanpa sebuah jerawat di
kulitnya." Kemungkinan
penyebabnya
adalah
perubahan hormonal yang merangsangkelenjar minyak
di kulit. Perubahan
hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu timbulnya jerawat adalah
masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan stres.

Penyebab jerawat muncul :


1. Produksi minyak berlebihan
Jerawat tidak melulu muncul karena kotor, melainkan lebih disebabkan faktor
dari dalam tubuh. Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan
berlebihan produksi kelenjar minyak(sebaceus
gland) yang
menyebabkan
penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Penyebab jerawat yang
paling umum adalah hormon, tumpukan minyak atau sebum di
kulitberkolaborasi dengan bakteri.
2. Sel-sel kulit mati
Umumnya, jerawat dsebabkan oleh kelebihan kelenjar minyak karena
giat diproduksi hormon androgen. Jerawat timbul karena kelenjar minyak yang
berlebih tersebut bercampur dengan sel kulitmati. Ketika sel-sel kulit itu
bercampur dengan jumlah debu atau kotoran yang sudah meningkat itu,
campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang
menjadi bintikhitam atau putih. Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat
hanya menyerang muka, tetapi jerawat bisa juga menyerang bagian tubuh lain,
seperti di bagian punggung, dada dan lengan atas.
3. Bakteri

Yang membuat masalah semakin rumit, bakteri biasanya ada di kulit, yang
disebut p.acne,
yang
cenderung
berkembang
biak
di
dalam
kelenjar sebaceous yang tersumbat, yang menghasilkan zat-zat yang
menimbulkan iritasi daerah sekitarnya. Kelenjar tersebut terus membengkak,
dan mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang ke kulit daerah
sekitarnya. Inilah yang menyebabkan jerawatbatu jenis yang paling mungkin,
yaitu meninggalkan pigmentasi jangka panjang dan bekas luka seperti cacar
yang permanen.
4. Kosmetik
Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan kosmetik yang
mengandung banyak minyak atau penggunaan bedak yang menyatu dengan
foundation. Foundation yang terkandung pada bedak menyebabkan bubuk
bedak mudah menyumbat pori-pori.
5. Obat-obatan
Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral (obat minum) maupun topical (obat
oles), yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, juga meningkatkan
potensi timbulnya jerawat karena aktivitasbakteri patogen yang meningkat.
6. Telepon Genggam
Permukaan telepon genggam bisa jadi media subur untuk tumbuhnya bakteri.
Untuk mencegahnya, bersihkan permukaan telepon secara rutin dengan alkohol,
dan usahakan jangan menempelkan telepon genggam ke pipi ketika menelepon.
7. Stres
sebenarnya, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat. Masalahnya, ada
hormon tertentu yang keluar saat seseorang stres, yang memungkinkan
tumbuhnya jerawat. Tak hanya itu, stres membuat orang tersebut mempunyai
pola makan yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan manis
dan berlemak, sebagai "pelarian" dari stres.
Tipe-tipe jerawat :

Komedo

Komedo sebenarnya adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka atau


tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang
membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit
yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti tonjolan
putih kecil. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati
dansekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.

Jerawat biasa

Jenis jerawat ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.
Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri. Bakteri yang
menginfeksi
bisa
dari waslap, kuasmake
up,
jari
tangan,
juga

telepon. Stres, hormon dan udara yang lembab,


kemungkinan terbentuknya jerawat.

dapat

memperbesar

Jerawat batu (Cystic acne)

Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan hebat,


berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya juga memiliki
keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini. Secara genetik penderitanya
memiliki:
1. Kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori dengan
kelenjar minyak,
2. Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak
bisa beregenerasi secepat kulit normal
3. Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan sehingga
meninggalkan bekas di kulit
Cara mengatasi jerawat
Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang biasa menyerang wajah.
Menangani jerawat tidak boleh sembarangan. Secara umum, prinsip perawatan
kulit wajah sebagai berikut :

Kulit wajah harus selalu bersih saat istirahat di rumah.


Jangan memecahkan jerawat dan jangan sering di sentuh.
Hindari pemakaian kosmetika rias saat tidur.
Kebutuhan pembersih bagi kulit kering berbeda dengan kulit berminyak
atau kulit normal, demikian juga sebaliknya.
Membersihkan wajah pada sore hari berbeda dengan pada pagi hari.

Cara alami mengatasi jerawat


Mengatasi jerawat :
1. Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
2. Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk
diambil sarinya.
3. Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.
Perawatan untuk mengatasi jerawat :
1. Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil
airnya.
2. Tambahkan cuka apel sedikit dan campur hingga rata.
3. Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
4. Setelah kering, bersihkan dengan air.
5. Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.

Penyakit kulit viral


Jenis penyakit kulit ini diakibatkan oleh virus dengan kondisi hidup pendek.
Gejala awalnya demam, ruam kulit, dan gejala lain seperti dingin. Penyakit ini

menyebar melalui kontak fisik. Termasuk jenis-jenis panyakit kulit kategori


penyakit kulit viral:

Cacar Air

Cacar air merupakan penyakit kulit yang umum dikenal masyarakat. Hampir
semua orang dari anak-anak sampai dewasa pernah terkena cacar air. Sering
kita bisa memperkirakan seseorang sudah terkena cacar air dari adanya bekas
luka di wajah, berupa bopeng.

Cacar air bersifat musiman. Disebut musiman karena sifatnya yang sangat
mudah menular. Bila ada 1 penderita cacar air, sangat besar akan diikuti oleh
penderita-penderita lainnya. Bila di satu keluarga ada yang terkena, maka akan
disusul episode-episode anggota keluarga lainnya.
Cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicellazoster. Virus ini menginfeksi manusia dengan sifat sistemik, maksudnya virus
ini menimbulkan reaksi menyeluruh, bukan bersifat lokal.
Penderita cacar air menularkan penyakitnya ke orang lain melalui cara:
Droplet (partikel cairan yang dikeluarkan dari mulut pada waktu
bersin, batuk, atau berbicara yang mengandung kuman penyakit, yaitu virus
Varicella-zoster) yang masuk ke tubuh orang sehat.

Melalui kontak langsung, bersentuhan dengan penderita


Setelah masuk ke tubuh manusia, virus akan memperbanyak diri dan menyebar
ke jaringan setempat melalui aliran darah dan aliran getah bening. Virus
memperbanyak diri kembali hingga virus menyebar ke seluruh tubuh dan
terutama mencapai kulit dan selaput lendir.
Periode menular 1-2 hari sebelum, sampai 5-6 hari setelah timbulnya ruam.

Gejala
Berat ringannya gejala cacar air sangat ditentukan oleh daya tahan tubuh, yaitu
imunitas tubuh.
Tanda awal umumnya berupa: demam yang tidak tinggi, tidak enak badan, sakit
kepala, yang dialami 1-3 hari sebelum munculnya ruam atau plentingan.
Ruam berair muncul, makin lama makin banyak hingga sekujur tubuh,
termasuk di rongga mulut, mata, telinga, hidung. Munculnya ruam ini tidak
khas dari bagian tubuh tertentu. Bisa pertama muncul di lengan, punggung, atau
perut.
Pada cacar air di seluruh tubuh dapat ditemukan bermacam-macam bentuk
ruam, ada yang masih berupa ruam kemerahan, ruam berair yang berisi cairan
jernih, ruam bernanah, hingga ruam yang sudah menjadi keropeng. Ruam
berangsur mengering seluruhnya hingga pulih setelah 1-3 minggu.
Penyakit ini lebih berat dan sering menimbulkan komplikasi pada bayi, dewasa,
dan orang dengan daya tahan tubuh yang jelek. Setelah sakit, pasien kebal
seumur hidup.
Komplikasi bervariasi antara 5- 10% kasus, dapat mengenai sistem saraf pusat,
paru-paru, telinga bagian tengah, dan infeksi kulit yang parah. Penyakit ini
dapat sembuh sendiri.

Waktu karantina yang disarankan

Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh
telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi
seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi
kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas
luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air.
Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya
dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan
bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang
terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki
kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak
mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan
bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri.

Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan
tomat merah yang dapat dibuat juice.
Obat-obatan untuk meringankan gejala :
Obat anti-demam, bila demam tinggi, Obat untuk mengurangi rasa gatal
(bisa obat luar berupa bedak salisil atau sejenisnya), bisa juga obat yang
diminum.

Obat anti-virus:
Salep Asiklovir (dioleskan pada ruam), Asiklovir tablet (Asiklovir tablet akan
mengurangi jumlah ruam yang muncul dan memperpendek durasi sakit apabila
diberikan paling tidak 24 jam sebelum muncul ruam). Setelah muncul ruam,
pemberian asiklovir tablet tidak menunjukkan hasil yang bermakna, kecuali
pada penderita dengan daya tahan yang jelek.

Antibiotika, diberikan bila ada infeksi bakteri.

Pencegahan
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi
ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai
kekebalan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh. Imunisasi aktif
di atas 10 tahun kecuali atas permintaan dapat diberikan pada usia > 12 bulan.
Imunisasi pasif diberikan pada kasus daya tahan buruk.
Pengobatan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut
mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi
penggobatan "Asiklovir" berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis
orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang
mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6
kali sehari selama 6 hari. Larutan "PK" sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air
mandi biasanya juga digunakan.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas
luka yang ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral untuk
menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo
ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji,
juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari
plasebo,
minuman
dari lidah
buaya,
ataupun rumput
laut.
Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benarbenar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.

Campak

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus
yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya
ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi
setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal
terhadap penyakit ini.

Penyebab
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang menular atau
infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak
munculnya ruam. Campak disebabkan olehparamiksovirus ( virus campak).
Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun
tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14
hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung
selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi
berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja
dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: Panas badan - nyeri tenggorokan] - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis ), 2-4 hari kemudian
muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya
gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar)
maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak
di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan kaki,
sedangkan ruam di wajah mulai memudar. Pada puncak penyakit, penderita
merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40 Celsius.

3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam
yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang
radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang
mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga
penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah,
pemeriksaan darah tepi - pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan
komplikasi campak :

enteritis
Ensephalopati,
Bronkopneumoni

Pengobatan

Sayangnya, tidak ada pengobatan khusus yang dapat digunakan untuk


menghentikanvirus . Perawatan yang tersedia diarahkan merawat gejala dan
komplikasi.
Komplikasi parah dari penyakit campak dapat dihindari meskipun perawatan
suportif yang menjamin gizi yang baik, asupan cairan yang cukup dan
pengobatan dehidrasi dengan WHO-direkomendasikan solusi rehidrasi oral
(untuk menggantikan cairan dan elemen penting lainnya hilang
dari diare atau muntah ). Antibiotik harus diresepkan untuk mengobati mata dan
infeksi telinga, dan pneumonia .
Semua anak di negara berkembang didiagnosis dengan campak harus menerima
dua dosisvitamin A suplemen, diberikan 24 jam terpisah. Hal ini dapat
membantu mencegah kerusakan mata dan kebutaan. Vitamin A suplemen telah
terbukti mengurangi jumlah kematian akibat campak hingga 50%.
Campak dapat dicegah dengan campak vaksin (biasanya diberikan dalam
kombinasi dengan rubella dan gondok vaksin , disebut vaksin MMR), dan
dianjurkan untuk semua anak pada 12 sampai 15 bulan dan lagi pada empat
hingga enam tahun. Jika seseorang belum menerima dosis kedua vaksin antara
empat sampai enam tahun, itu bisa diberikan pada setiap usia sesudahnya. Dua
dosis vaksin biasanya memberikan kekebalan seumur hidup.

Waktu Inkubasi
Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga
gejala pertama, dan 14 hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia
12 bulan dan 4 tahun. Orang yang dekat dan tidak mempunyai kekebalan
seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14 hari.

Herpes Zoster

Herpes
zoster (nama
lain: shingles atau cacar
ular cacar
api)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Setelah seseorang
menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman
(tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf)
posterior. Apabila
seseorang
mengalami
penurunan imunitas seluler
maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf
tepi kekulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Di kulit, virus akan
memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna
merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang
dilalui virus tersebut. Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan
penderita
penyakit imunosupresif (sistem
imun
lemah)
seperti
penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.
Epidemologi

Herpes zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung, salah satunya


adalah transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat
menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Resiko terjangkit herpes zoster
terkait dengan pertambahan usia. Hal ini berkaitan adanya immunosenescence,
yaitu penurunan sistem imun secara bertahap sebagai bagian dari proses
penuaan. Selain itu, hal ini juga terkait dengan penurunan jumlah sel yang
terkait dalam imunitas melawan virus varicella-zoster pada usia tertentu.
Penderita imunosupresi, seperti pasien HIV/AIDSyang mengalami penurunan
CD4 sel-T, akan berpeluang lebih besar menderita herpes zoster sebagai bagian
dari infeksi oportunistik.
Gejala
Perkembangan ruam herpes zoster
Hari 1
Hari 2
Hari 5
Hari 6

Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa sakit seperti
terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa hari hingga satu minggu.
Penyebab terjadinya rasa sakit yang akut tersebut sulit dideteksi apabila ruam
(bintil merah pada kulit) belum muncul. Ruam shingles mulai muncul dari
lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah dengan lepuhan lainnya terus
muncul dalam 3-5 hari. Lepuhan atau bintil merah akan timbul mengikuti saraf
dari sumsum tulang belakang dan membentuk pola seperti pita pada area kulit.
Penyebaran bintil-bintil tersebut menyerupai sinar (ray-like) yang disebut pola
dermatomal. Bintil akan muncul di seluruh atau hanya sebagian jalur saraf yang
terkait. Biasanya, hanya satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasus bisa
jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Bintil atau lepuh akan pecah dan berair,
kemudian daerah sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh. Gejala tersebut
akan terjadi dalam selama 3-4 minggu. Pada sebagian kecil kasus, ruam tidak
muncul tetapi hanya ada rasa sakit.
Deteksi
Untuk mendeteksi penyakit herpes zoster, dapat dilakukan beberapa macam tes,
yaitu;

Kultur virus

Cairan dari lepuh yang baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam
media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu
pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan
virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki
tingkat sensitivitas 30-70% dengan spesifitas mencapai 100%.

Deteksi antigen

Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik
kultur sel. Sel dari ruam atau lesi diambil dengan menggunakan scapel
(semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca dan diwarnai

dengan antibodi monoklonal yang terkonjugasi dengan pewarna fluoresens. Uji


ini akan mendeteksi glikoproten virus.

Uji serologi

Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes zoster


adalah ELISA.

PCR

PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan


tubuh, contohnya cairan serebrospina.
Pengobatan
Pengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan
infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit
tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes. Penggunaan agen
antiviral dalam kurun waktu 72 jam setelah terbentuk ruam akan mempersingkat
durasi terbentuknya ruam dan meringankan rasa sakit akibat ruam tersebut.
Apabila ruam telah pecah, maka penggunaan antiviral tidak efektif lagi. Contoh
beberapa antiviral yang biasa digunakan untuk perawatan herpes zoster
adalah Acyclovir, Famciclovir, danValacyclovir.
Untuk meringankan rasa sakit akibat herpes zoster, sering digunakan
kortikosteroid oral (contoh prednisone). Sedangkan untuk mengatasi neuralgia
pascaherpes digunakan analgesik (Topic agents), antidepresan trisiklik, dan
antikonvulsan (antikejang). Contoh analgesik yang sering digunakan adalah
krim (lotion) yang mengandung senyawa calamine, kapsaisin, dan xylocaine.
Antidepresan trisiklik dapat aktif mengurangi sakit akibat neuralgia pascaherpes
karena menghambat penyerapan kembali neurotransmiter serotonin dan
norepinefrin. Contoh antidepresan trisiklik yang digunakan untuk perawatan
herpes zoster adalah Amitriptyline, Nortriptyline, Nortriptyline, dan
Nortriptyline. Untuk mengontrol sakit neuropatik, digunakan antikonvulsan
seperti Phenytoin, carbamazepine, dan gabapentin.
Pencegahan
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik
limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia
lanjut. Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah
dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai
antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah
atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu
orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.

Kanker Kulit
Kanker kulit adalah pertumbuhan sel-sel pada kulit pada taraf abnormal.
Penyebab kanker kulit berbeda-beda dan tingkat keganasan kanker pun berbedabeda.
Kanker
kulit
paling
umum
terjadi
pada
lapisan
sel skuamosa, basal dan melanosit.
Kanker
kulit
biasanya
tumbuh
di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga tumor (benjolan) dapat terlihat

dari luar, sehingga kanker kulit merupakan jenis kanker yang paling mudah
ditemukan gejalanya pada stadium awal. kanker kulit juga merupakan kanker
yang paling sedikit resiko kematiannya pada penderita, ini disebabkan karena
kulit jarang dapat mencapai organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal
dan batang otak pada manusia.
Jenis Jenis Kanker Kulit :
1. Basal Cell Carcinoma (BCC)
BCC adalah jenis kanker kulit yang paling sering terjadi, sel basal di bawah
lapisan kulit terluar.
2. Squamous Cell Carcinoma (SCC)
Kanker kulit yang juga paling umum terjadi adalah SCC, yang biasa ditemukan
di sel squamus. SCC mirip dengan BCC karena seringkali muncul di area yang
terpapar langsung pada sinar UV seperti kulit wajah, kulit kepala, leher, tangan,
lengan, dan kaki.
3. Melanoma
Melanoma termasuk jenis kanker kulit yang agak jarang, namun ini adalah yang
paling berbahaya. Melanoma muncul di bagian bawah epidermis.
Yang Beresiko Penyebab Kanker Kulit
Kanker kulit umumnya disebabkan mutasi akibat paparan sinar UV secara
langsung dari matahari, atau bisa dari tanning bed yang sering digunakan. Tapi
bisa juga dipengaruhi oleh faktor genetis maupun faktor lingkungan.
Berikut beberapa faktor lain yang berisiko tinggi terkena kanker kulit adalah:
- Penyakit kulit seperti lupus dan lepra
- Luka bakar
- Bisul yang tak kunjung sembuh
- Terapi radiasi
- Trauma panas
- Ekspos terhadap arsenik
- Transplantasi organ, dan
- Kondisi kulit genetis seperti albino
Tiga tipe kanker kulit di atas memang biasanya menjangkiti ras Kaukasia alias
kulit putih, tapi Kanker Kulit juga bisa menghampiri orang yang memiliki kulit
lebih gelap. Intinya, semua orang tanpa terkecuali harus waspada
terhadap bahaya kanker kulit.

Ciri-Ciri Kanker Kulit


Selalu perhatikan kulit dan jalankan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi
melanoma. Kalo Kamu menemukan tompel pada permukaan kulit, waspadai 5
hal berikut ini:

A: Asimetris -> bentuk tompel tak simetris, bagian kiri dan kanan berbeda.
B: Border -> batas pinggiran tompel tak rata dan bertekstur kasar
C: Color -> tompel memiliki warna yang bergradasi dan tak rata
D: Diameter -> besar tompel lebih besar dari diameter sebuah pensil
E: Evolusi -> tompel berubah-ubah dari segi ukuran, bentuk, atau warna
Kalau kamu menemukan tanda-tanda kanker kulit di atas, segeralah hubungi
dokter kulit.
Yang juga harus diwaspadai adalah:
- Tompel yang terasa gatal
- Luka kecil yang terus menerus mengeluarkan darah dan tak kunjung sembuh
- atau titik kecoklatan di tangan, kaki, atau di bawah kuku.
Pandangan dan Terapi Alternatif
Dalam pandangan terapi holistik, penyebab kanker adalah sama, yaitu karena
banyaknya zat-zat oksidan dalam tubuh. Tetapi kanker kulit bisa juga
disebabkan oleh adanya pancaran sinar radio aktif, sinar ultra violet, secara
langsung tanpa penghalang (pengaman).
Karena letaknya di kulit, kanker kulit lebih mudah dikenali dan lebih mudah
ditangani. Walaupun begitu, penderita kanker kulit tetap harus berhati-hati
karena bisa saja terjadi metastasis (penyebaran) ke organ-organ yang lain.
Untuk terapi kanker kulit, hendaknya :
1. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat
kimia termasuk gula pasir dan air mineral.
2. Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
3. Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
4. Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di
dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik, terenak dan
termurah adalah kolak ditambah air jeruk nipis. minumlah 2 gelas sehari.
5. Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss
dari buah tomat sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk
pembuatan juss, sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti.
Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus

langsung diminum habis, jangan dibiarkan lam karena oksigennya bisa menguap
lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
6. Buatkanlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan.
Herbal ini antara lain daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun
tapak dara, daun mahkota dewa, temu putih , dll. Jika merasa repot untuk
membuat jamu ini, bias menggunakan produk Klinik Pengobatan "Bahasa
Alam" yang berfungsi untuk membasmi kanker dengan merk Teh Dakun no 06.
Jamu ini rasanya sangat enak seperti teh, 100% alami dan tanpa ampas.
Minumlah 2 gelas sehari.
7. Buatkanlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas, Bisa
menggunakan mahkota dewa, pace, jintan hitam, dll. minumlah 2 gelas sehari.
8. Buatkanlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun.
Balurkan bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali sehari.
9. Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.

Bakteri
Kebanyakan bakteri jenis penyakit kulit disebabkan oleh staphylococci.
Kategori jenis penyakit kulit disebabkan bakteri ini adalah:

Impetigo

Impetigo adalah satu penyakit menular. Impetigo adalah infeksi kulit yang
menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula).
Impetigo paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan
badannya kurang dan bisa muncul di bagian tubuh manapun, tetapi paling sering
ditemukan di wajah, lengan dan tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa terjadi
setelah penyakit kulit lainnya. Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi
saluran pernapasan atas (misalnya flu atau infeksi virus lainnya).
Penyebab
Bakteri Staphylococcus atau Streptococcus.

Impetigo bisa terjadi setelah suatu cedera atau suatu keadaan yang menyebabkan
robekan di kulit (misalnya infeksi jamur, luka bakar karena matahari atau gigitan
serangga). Impetigo juga bisa menyerang kulit yang normal, terutama pada
tungkai anak-anak.
Gejala
Bintik-bintik merah yang kecil menjadi lepuh yang berisi nanah dan
berkeropeng; biasanya pada muka, tangan atau kepala. Impetigo berawal sebagai
luka terbuka yang menimbulkan gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi

lepuhannya lalu mengering dan akhirnya membentuk keropeng. Impetigo


merupakan penyakit menular, yang ditularkan melalui cairan yang berasal dari
lepuhannya. Besarnya lepuhan bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong
sampai seukuran cincin yang besar. Lepuhan ini berisi carian kekuningan
disertai rasa gatal. Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar
daerah yang terinfeksi.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus atau streptokokus,
bisa dilakukan pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi di laboratorium.
Pengobatan
Untuk generasi, penyakit ini diobati dengan penerapan gentian violet antiseptik.
Hari ini, antibiotik topikal atau oral biasanya diresepkan. Pengobatan mungkin
melibatkan mencuci dengan sabun dan air dan membiarkan impetigo kering di
udara. Kasus ringan dapat diobati dengan salep bakterisida, seperti asam fusidic,
mupirocin, kloramfenikol atau Neosporin, yang di beberapa negara mungkin
tersedia over-the-counter. Kasus yang lebih parah memerlukan antibiotik oral,
seperti dicloxacillin, flukloksasilin atau eritromisin. Atau amoksisilin
dikombinasikan dengan kalium klavulanat, sefalosporin (1 generasi) dan banyak
orang lain juga dapat digunakan sebagai pengobatan antibiotik.

Pencegahan
Mencuci tangan dengan teliti. Infeksi bisa dicegah dengan memelihara
kebersihan dan kesehatan badan. Goresan ringan atau luka lecet sebaiknya
dicuci bersih dengan sabun dan air, bila perlu olesi dengan zat anti-bakteri.
Untuk mencegah penularan:
1. Hindari kontak dengan cairan yang berasal dari lepuhan di kulit
2. Hindari pemakaian bersama handuk, pisau cukur atau pakaian dengan
penderita
3. Selalu mencuci tangan setelah menangani lesi kulit.

BISUL

Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati) yang
telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya
karena bakteri atau parasit) atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman).
Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya
barang asing di tubuh.
Organisme atau barang asing membunuh sel sekitarnya, mengakibatkan
keluarnya toksin. Toksin tersebut menyebabkan radang, sel darah putihmengalir
menuju tempat tersebut dan kemudian meningkatkan aliran darah di tempat
tersebut.
Struktur terakhir bisul adalah dinding bisul yang terbentuk oleh sel sehat untuk
mencegah barang asing tersebut masuk ke dalam tubuh dan mencegah terkena
nya sel lain. Namun, enkapsulasi ini berfungsi untuk mencegah sel imun untuk
menyerang bakteri atau barang asing di bisul.
Bisul harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi
nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan
bisul mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk
melalui proses terjadinya bisul tersebut.

Bisul ( furunkel )
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus,
tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan
terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari
tangan.
Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung
nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau
kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan
mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya
tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak
enak badan.
Jika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pembiakan contoh jaringan
kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah
stafilokokus.

Jika bisul timbul di sekitar hidung biasanya akan diberikan antibiotik per-oral
(melalui mulut) karena infeksi bisa dengan segera menyebar ke otak

Karbunkel
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit
yang luas serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri
stafilokokus.
Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan
bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan
infeksi yang lebih serius.
Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian
belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes,
gangguan sistem kekebalan dan dermatitis.
Beberapa bisul bersatu membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki
beberapa titik pengaliran nanah. Massa ini letaknya bisa lebih dalam di bawah
kulit dibandingkan dengan bisul biasa.
Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan
ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita
karbunkel pada saat yang sama.
Faktor risiko terjadinya karbunkel adalah:

tingkat kebersihan yang buruk


keadaan fisik yang menurun
gesekan dengan pakaian
pencukuran.

Pada kulit yang terkena ditemukan beberapa bisul yang bersatu disertai nyeri
yang sifatnya ringan atau sedang. Kulit tampak merah dan membengkak.
Karbunkel yang pecah akan mengeluarkan nanah lalu mengering dan
membentuk keropeng.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan
penyebabnya, bisa dilakukan biopsi atau pembiakan contoh jaringan yang
terinfeksi.
Untuk mengendalikan infeksi diberikan sabun anti-bakteri, antibiotik topikal
(salep atau krim) dan antibiotik per-oral.
Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan. Jangan pernah
memencet atau mencoba memecahkan karbunkel di rumah, karena bisa
memperburuk dan menyebarkan infeksi. Jika nanahnya sudah mengering, luka
yang tertinggal harus sering dibersihkan dan sesudah menangani karbunkel,
tangan harus dicuci bersih-bersih.

Penyebab

Penyebab awalnya dapat juga karena rambut yang tumbuh ke dalam, luka,
ataupun dikaenakan masuknya benda asing ke dalam kulit. Bisul biasanya
berawal dari benjolan merah dan lunak di daerah kulit, yang lama kelamaan
akan menjadi lebih keras. Kemudian di tengah benjolan tersebut akan terbentuk
puncak berwarna putih yang akan memecah atau harus dikeluarkan oleh dokter
(melalui prosedur bedah minor). Cairan yang keluar ini disebut nanah, berisi sel
darah putih (yang dikirim tubuh untuk melawan bakteri yang menginfeksi
daerah
kulit
tersebut
),
bakteri
dan
protein.
Bisul dapat juga disebabkan karena tersumbatnya kelenjar minyak, yang
kemudian terinfeksi. Bisul seperti ini dinamakan akne kista, biasanya terjadi
di
kulit
wajah
para
remaja.
Lain lagi dengan bisul yang disebut hidradenitis suppurativa disebabkan oleh
radang lokal kelenjar keringat. Biasanya bisul yang timbul lebih dari satu buah,
lokasinya
di
daerah
ketiak
atau
pangkal
paha.
Dan yang terakhir adalah bisul yang disebut kista pilonidal, biasanya terjadi di
lipatan bokong. Awalnya hanya berupa infeksi di folikel rambut, kemudian
ditambah dengan iritasi dari tekanan karena duduk terlalu lama, biasanya saat
travelling lama, maka terbentuklah& bisul ini. Tempat tersering terjadinya bisul
adalah di daerah tubuh yang banyak terjadi gesekan, misalnya di ketiak dan
bokong.
Cara Mengobati
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila sudah terlihat akan terjadi
bisul, adalah segera kompres dengan air panas (hangat), yang dapat
meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut. Pengobatannya adalah dengan
krim atau salep antibiotik (harus dengan resep dokter). Tetapi apabila tidak
membaik, untuk bisul yang telah bermata / ada puncak putihnya, dokter akan
mempertimbangkan untuk mengeluarkan nanah. Sedangkan untuk Bisul yang
padat, sakit dan tidak bermata jangan dipijat karena tidak akan ada nanah yang
dapat
dikeluarkan.
Apabila bisul banyak, atau ada demam di badan, maka harus ditambah dengan
obat minum antibiotik. Dan apabila bisul terjadi berulang-ulang, maka harus
dicari faktor yang mendasarinya, yaitu apakah ada penyakit

kencing manis, penyakit ginjal berat, penyakit berat, menurunnya daya tahan
tubuh pada orang tersebut atau orang yang telah berusia lanjut.
Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai istilahnya
"matang". Padahal, justru sebetulnya kalau bisa bisul jangan sampai bernanah,
"Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah dan banyak lagi. Kulit
bisa berongga.
Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya bisa
disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk salep atau
krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan jenis lain.
Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena dibuat
dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi, jika sudah
membesar, agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik yang
diminumkan juga.
Penisilin juga merupakan salah satu obat pilihan. Cuma, bakteri staphylococcus
aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap penisilin, karena
kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya tak berfungsi lagi.
Akibatnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu, anjur itu lebih baik
berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim yang dikeluarkan kuman
tadi, supaya efektif. Selain itu, penisilin juga merupakan salah satu obat yang
relatif sering menimbulkan reaksi alergi.
Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Biasanya dokter
akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan
lebih sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan akan
berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet,
penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas
pada jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang lebih
tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya
masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena
jaringannya yang rusak akan membekas,"
Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri
merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah
penularan.
Bisul bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun
yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak. Jadi salah kalau bisul
itu disebabkan kebanyakan makan telur. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi
pun akan mudah terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan dunia
bermain, termasuk main yang kotor-kotor semisal main tanah. Belum lagi habis
main si anak langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan lebih dulu. "Nah, kalau
kebersihan anak dan bayi tak dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, ya, susah.
Itu akan mempermudah terjadinya bisul,Selain itu, anak-anak biasanya sering
menggaruk karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat banyak keringat dan
biang keringat. Padahal, , garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga
memudahkan masuknya kuman dan timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak
yang sering berkeringat, apalagi keringat buntet, mudah timbul bisulan." Yang
pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit menular.
"Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan kumannya
dari satu tempat ke tempat lain." Tak heran awam sering menyebut bisulnya jadi
beranak. "Itu menunjukkan daya tahan tubuh anak kurang sekali."

Jenis-Jenis Penyakit Hati

Jenis-Jenis Penyakit Kulit Dan Cara Mengobati


Penyakit Hati

Sakit hati atau liver banyak sekali bentuknya mulai perlemakan hati (fatty
liver), hepatitis, tumor, sirosis hingga kanker hati. Kenali gejala-gejala
gangguan hati yang bisa jadi petunjuk awal. Hati dianggap sebagai organ
terbesar dalam tubuh dengan bobot sekitar 2 kg yang melakukan banyak fungsi.
Hati mengatur komposisi lemak, gula dan protein dalam darah. Hati juga
menyingkirkan racun dari darah untuk kemudian dikeluarkan melalui feses. Zat
makanan yang diserap melalui usus hampir semuanya diproses dalam hati, ada
yang dihasilkan berupa vitamin tapi ada juga yang berbentuk kolesterol, protein
hingga zat pembeku darah. Hati juga berfungsi sebagai detoksifikasi yang
memisahkan racun-racun dengan darah yang dikeluarkan lewat empedu dan
feses.
Liver memiliki dua bagian besar, yang disebut lobus kanan dan kiri. Kandung
empedu (gallbladder) terletak di bawah liver, bersama dengan bagian-bagian
dari pankreas dan usus. Liver dan organ-organ ini bekerja sama untuk
mencerna, menyerap, dan mengolah makanan.

Berdasarkan Kategorinya Jenis-Jenis Penyakit Hati Ada


Beberapa Macam Yaitu :

Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
"hepatitis kronis".

Penyebab

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya,
seperti mononukleosis
infeksiosa,
demam
kuning
dan
infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah
alkohol dan obat-obatan.

Beberapa Macam Macam Virus Hepatitis :


Hepatitis A
Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja
penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas
seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis
lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah
dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.
Masa Inkubasi
Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal
oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui
makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui
hubungan seks dengan penderita.
Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama
beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam
banyak kasus, infeksi Hepatitis A tidak pernah berkembang hingga separah
Hepatitis B atau C sehingga tidak akan menyebabkan kanker hati. Meski
demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan baik karena mengurangi
produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit.
Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita
akan mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada
beberapa kasus, seringkali terjadi muntah-muntah yang terus menerus sehingga
menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam
yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu padademam
berdarah, tbc, thypus, dll.
Gejala
Seringkali tidak ada bagi anak kecil;
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:

Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan


seleramakan dan mual;
Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu
ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim
hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran
empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan
di samping kadar bilirubin.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:


[1] Kelelahan

[2] Mual dan muntah


[3] Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan
bawah tulang rusuk)
[4] Kehilangan nafsu makan
[6] Demam
[7] Urine berwarna gelap
[8] Nyeri otot
[9] Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Masa Pengasingan Yang Disarankan
Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan. Dan lebih baik dirawat
dirumah sakit agar mendapat bantuan medis yang memadai
Pencegahan
Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan
kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati
permanen.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan
sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap
virus Hepatitis A. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan
terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri
(Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi
hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan
6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu
dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi
orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering
jajan di luar rumah.
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri
biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak
kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa
langkah penanganan berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit.
1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem
kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.
2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual,
yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi
sangat penting dalam proses penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah
dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka
obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari
selama sakit.
Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga
tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis
B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat
berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai
"serum
hepatitis"
dan
telah
menjadi epidemi pada
sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan
berbagai negara Asia.
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan
paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen,
fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan
sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zatzat kimia ini
mungkin
saja
tertelan,
terhirup
atau
diserap
melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah
adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke
dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racunracun lain.
Diagnosis
Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas
(infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan
gejala Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang
disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai
dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA
dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. CarrierHBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan
Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis
infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang
dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksiHepatitis B kronis adalah :
HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi,
dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena
dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang
penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan
kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu
pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien
dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat
dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal
memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu
pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali
bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.
Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat
kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan
menentukan manajemen anti viral.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat
berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah,
demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut
kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih
pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni
berwarna seperti teh.

Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap


virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan
kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh.
Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan
menjadi carrier inaktif.
Ketiga,
jika
tanggapan
tubuh
bersifat intermediate(antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang
menjadi hepatitis B kronis.
Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan
jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari
semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus
Hepatitis B ini menular.

Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap
virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan
atau segera setelah persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang
tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau
cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki
penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan
darah) serta hubungan seksual dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor


akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif
terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil
pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan
sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan
yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya
untuk menenularan penyakit ini.
Perawatan
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati
mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit
kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan
diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik
(menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada
beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat
meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya
tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator
sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan
obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu
pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor,
yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga
bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi
empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk
pengobatan
Hepatitis,
antara
lain
yaitu temulawak (Curcuma

xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata),


meniran (Phyllanthus
urinaria), daun
serut/mirten, jamur
kayu/lingzhi (Ganoderma
lucidum),
akar
alang-alang
(Imperata
cyllindrica), rumput
mutiara (Hedyotis
corymbosa), pegagan (Centella
asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda
citrifolia), jombang (Taraxacum officinale). Selain itu juga ada pengobatan
alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia seperti hijamah/bekam yang bisa
menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga
dengan standar medis.

Hepatitis C
Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit ini
disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak
memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar)
pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis. Dalam beberapa kasus,
orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau
pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat
mengakibatkan perdarahan hingga kematian.
Seseorang terutama terkena hepatitis C melalui kontak darah, penggunaan
narkoba suntik, peralatan medis yang tidak steril, dan transfusi darah. Sekira
130170 juta orang di dunia menderita hepatitis C. Para ilmuwan mulai
meneliti HCV pada tahun 1970-an, dan memastikan keberadaan virus tersebut
pada tahun 1989.[2] Virus ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada hewan
lain.
Peginterferon dan ribavirin merupakan obat-obatan standar untuk HCV. Antara
50-80% pasien yang diobati sembuh. Pasien dengan sirosis atau kanker hati
mungkin memerlukan transplantasi hati, namun biasanya virus muncul kembali
setelah transplantasi. Tidak ada vaksin untuk hepatitis C.

Gejala dan Tanda


Hepatitis C menunjukkan gejala akut hanya pada 15% kasus. Gejalanya
seringkali ringan dan tidak kentara, termasuk penurunan nafsu makan, sakit
kepala, letih, nyeri otot atau nyeri sendi, dan menurunnya berat badan. Hanya
sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus. Infeksi ini dapat sembuh
sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang
perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.

Infeksi kronis
Delapan puluh persen penderita yang terpajan virus hepatitis C akan mengalami
infeksi kronis. Sebagian besar pengalaman menunjukkan gejala minimal atau
bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali selama sepuluh tahun pertama
infeksi, meskipun hepatitis C kronis dapat ditandai dengan kelelahan. Hepatitis
C menyebabkan sirosis dan kanker hati pada orang yang telah terinfeksi selama
bertahun-tahun. Sekitar 1030% orang yang terinfeksi selama lebih dari 30
tahun akan mengalami sirosis. Sirosis lebih banyak terjadi pada orang yang
juga terinfeksi hepatitis B atau HIV, pecandu alkohol, dan pada laki-laki. Orang
yang mulai terkena sirosis memiliki risiko dua puluh kali lebih besar terkena
kanker hati, sebanyak 1-3% per tahun. Pada pecandu alkohol, risiko ini menjadi

100 kali lebih besar. Hepatitis C merupakan penyebab utama pada 27% kasus
sirosis dan 25% kasus kanker hati.
Sirosis hati dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi pada vena yang
mengalir ke hati, akumulasi cairan di perut, mudah memar atau berdarah, vena
melebar, khususnya di lambung dan esofagus, sakit kuning (kulit menguning),
dan kerusakan otak.

Efek pada organ di luar hati


Meskipun jarang, hepatitis C juga dapat berkaitan dengan Sindrom Sjgren
(kelainan autoimun), kadar trombosit darah yang rendah (di bawah normal),
penyakit kulit kronis, diabetes, dan limfoma non-Hodgkin.

Penyebab
Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul,
berantai tunggal, dengan sense positif. Virus ini merupakan anggota
genushepacivirus dalam famili Flaviviridae. Terdapat tujuh genotipe utama
HCV. Di Amerika Serikat, genotipe 1 merupakan penyebab pada 70% kasus
hepatitis, genotipe 2 pada 20%, dan genotipe lainnya masing-masing
1%. Genotipe 1 juga merupakan genotipe yang paling banyak ditemui di
Amerika Selatan dan Eropa.

Penularan

Hepatitis C infection in the United States by source

Metode utama penularan di negara maju adalah melalui penggunaan narkoba


suntik (IDU). Di negara berkembang metode penularan utamanya adalah
melalui transfusi darah dan prosedur medis yang tidak aman Penyebab
penularan ini belum diketahui pada 20% kasus; namun banyak di antara kasuskasus ini yang kemungkinan besar disebabkan oleh IDU.
Penggunaan narkoba suntik

Penggunaan narkoba suntik merupakan faktor risiko utama penularan virus


hepatitis C di banyak negara di dunia. Kajian di 77 negara menunjukkan bahwa
25 negara memiliki angka hepatitis C pada populasi pengguna narkoba suntik
antara 60% dan 80%, termasuk di Amerika Serikat dan Cina. Di dua belas
negara angkanya lebih besar dari 80%.Sebanyak sepuluh juta pengguna narkoba
suntik terinfeksi hepatitis C; Cina (1,6 juta), Amerika Serikat (1,5 juta), dan

Rusia (1,3 juta) memiliki total terbanyak Angka hepatitis C pada warga binaan
di lembaga pemasyarakatan di Amerika Serikat sepuluh hingga dua puluh kali
lipat dibandingkan dengan populasi umum, dan penelitian ini mengaitkannya
dengan perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba suntik dan pembuatan
tato dengan peralatan yang tidak steril.
Pajanan terkait layanan kesehatan

Transfusi darah, produk darah, dan transplantasi organ tanpa penapisan HCV
menimbulkan risiko yang tinggi terkena infeksi. Amerika Serikat mewajibkan
penapisan universal pada 1992. Sejak saat itu angka infeksi menurun dari
sebelumnya satu dari 200 unit darah, menjadi hanya satu dari 10.000, hingga
satu dari 10.000.000 unit darah. Risiko rendah tetap ada karena terdapat periode
sekitar 11-70 hari antara seorang pendonor darah yang kemungkinan menderita
hepatitis C dan hasil pemeriksaan darah yang positif. Beberapa negara belum
melakukan penapisan hepatitis C karena masalah biaya.
Orang yang tertusuk jarum suntik bekas pakai penderita HCV memiliki peluang
1,8% untuk tertular penyakit hepatitis C. Risiko tersebut menjadi lebih tinggi
jika jarum yang digunakan berlubang dan luka tusuk tersebut dalam. Terdapat
risiko paparan mukus ke darah; namun risiko tersebut rendah, dan tidak ada
risiko jika pajanan darah tersebut terjadi pada kulit yang utuh.
Peralatan rumah sakit juga dapat menularkan hepatitis C termasuk: penggunaan
ulang jarum suntik dan spuit, vial obat yang digunakan berkali-kali, kantong
infus, dan peralatan bedah yang tidak steril. Standar yang buruk di fasilitas
pelayanan kesehatan umum dan gigi menjadi penyebab utama penularan HCV
di Mesir, negara dengan angka infeksi tertinggi di dunia.
Hubungan seksual

Tidak diketahui apakah hepatitis C dapat ditularkan melalui hubungan


seksual. Meskipun terdapat hubungan antara aktivitas seksual berisiko tinggi
dan hepatitis C, belum jelas apakah penularan penyakit tersebut disebabkan
oleh penggunaan narkoba yang tidak dikatakan oleh pasien atau disebabkan
oleh seks itu sendiri. Bukti yang ada mendukung bahwa tidak ada risiko pada
pasangan heteroseksual yang tidak berhubungan seks dengan orang lain selain
pasangan mereka. Aktivitas seksual yang melibatkan trauma berat pada tepi
bagian dalam saluran anus, seperti penetrasi anus, atau yang terjadi ketika
terdapat infeksi menular seksual, termasuk HIV atau ulkud genital, cukup
berisiko. Pemerintah Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan kondom
hanya untuk mencegah penularan hepatitis C pada orang yang bergonta-ganti
pasangan.
Tindik di bagian tubuh

Tato juga dapat meningkatkan risiko penularan hepatitis C hingga dua atau tiga
kali lipat. Ini bisa disebabkan karena peralatan yang tidak steril atau karena
tinta yang digunakan terkontaminasi virus. Tato atau tindik badan yang
dilakukan sebelum pertengahan tahun 1980an atau yang dilakukan secara tidak
profesional menjadi salah satu penyebabnya, karena masih buruknya teknik
steril dalam kondisi tersebut. Risiko tersebut semakin meningkat jika tato yang
dibuat lebih besar. Hampir setengah dari warga binaan di lapas menggunakan
peralatan pembuatan tato secara bersama-sama. Tato yang dibuat di tempat
pembuatan tato yang sah jarang dikaitkan dengan infeksi HCV.

Kontak dengan darah

Benda perawatan pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi, dan peralatan manikur
atau pedikur dapat berkontak dengan darah. Penggunaan peralatan pribadi
bersama-sama dengan orang lain berisiko menularkan HCV. Orang-orang harus
waspada terhadap luka iris dan luka terbuka atau perdarahan lain. HCV tidak
menular melalui kontak biasa, seperti berpelukan, berciuman, atau penggunaan
bersama peralatan makan atau peralatan memasak.
Penularan dari ibu ke anak

Penularan hepatitis C dari ibu yang terinfeksi ke anaknya terjadi pada kurang
dari 10% kehamilan. Tidak ada tindakan yang dapat mencegah risiko
ini. Penularan dapat terjadi selama kehamilan dan saat persalinan. Persalinan
yang berlangsung lama dikaitkan dengan semakin tingginya risiko
penularan. Tidak ada bukti bahwa pemberian ASI menularkan HCV; namun, ibu
yang terinfeksi harus menghindari pemberian ASI jika puting ibu mengalami
pecah-pecah dan berdarah, atau jumlah virus dalam tubuhnya banyak.

Diagnosis

Tes diagnosis untuk hepatitis C termasuk: antibodi HCV, ELISA, Western blot,
dan RNA HCV kuantitatif, Polymerase chain reaction (PCR) dapat mendeteksi
RNA HCV satu hingga dua minggu setelah infeksi, sedangkan antibodi baru
terbentuk dan baru dapat ditemukan dalam waktu yang lebih lama.
Hepatitis C kronis merupakan infeksi dengan virus hepatitis C yang menetap
selama lebih dari enam bulan berdasarkan keberadaan RNA-nya. Karena infeksi
kronis umumnya baru menunjukkan gejala setelah berpuluh tahun, dokter
biasanya baru menemukan kasus pada saat pemeriksaan fungsi hati atau saat
melakukan penapisan rutin pada orang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini tidak
dapat membedakan antara infeksi akut dan infeksi kronis.

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan hepatitis C biasanya dimulai dengan pemeriksaan darah untuk


mendeteksi apakah ada antibodi terhadap HCV dengan menggunakan uji
imunoasai enzim (enzyme immunoassay). Jika hasil pemeriksaan ini positif,
dilakukan pemeriksaan kedua untuk memastikan uji imunoasai dan untuk

menentukan beratnya penyakit. Uji imunoblot rekombinan memastikan uji


imunoasai tersebut, dan reaksi rantai polimerase RNA HCV menentukan
beratnya. Jika tidak ada RNA dan hasil imunoblot positif, orang tersebut pernah
mengalami infeksi namun sudah teratasi baik dengan pengobatan maupun
secara spontan; jika imunoblot negatif, artinya uji imunoasai salah. Uji
imunoasai baru akan memberikan hasil positif enam hingga delapan minggu
setelah infeksi.
Enzim hati dapat bervariasi selama tahap awal infeksi; rata-rata enzim tersebut
mulai meningkat tujuh minggu setelah infeksi. Enzim hati tidak terlalu
berkaitan dengan beratnya penyakit.
Biopsi

Biopsi hati dapat menentukan derajat kerusakan hati, namun prosedur tersebut
memiliki beberapa risiko. Perubahan khas yang biasanya terdeteksi melalui
biopsi meliputi limfosit di dalam jaringan hati, folikel limfoid di dalam trias
hepatika, dan perubahan pada saluran empedu. Terdapat beberapa pemeriksaan
darah untuk menentukan tingkat kerusakan dan menyingkirkan perlunya biopsi.
Penapisan

Hanya 550% dari orang-orang yang terinfeksi di Amerika Serikat dan Kanada
yang mengetahui status mereka. Pemeriksaan hepatitis C sangat dianjurkan
untuk orang berisiko tinggi, termasuk orang yang memiliki tato. Penapisan juga
disarankan pada orang dengan peningkatan kadar enzim hati, karena seringkali
hal ini merupakan satu-satunya tanda hepatitis kronis. Penapisan rutin tidak
disarankan di Amerika Serikat.
Pencegahan

Hingga tahun 2011, belum ada vaksin untuk hepatitis C. Vaksin sedang
dikembangkan dan sebagian menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kombinasi
strategi pencegahan, seperti program pertukaran jarum suntik dan pengobatan
untuk penyalahgunaan zat terlarang, menurunkan risiko hepatitis C hingga 75%
pada pengguna narkoba suntik. Penapisan pada pendonor darah penting
dilakukan pada tingkat nasional, sesuai dengan universal precautions
(pencegahan universal) di fasilitas layanan kesehatan. Di negara-negara yang
tidak memiliki pasokan spuit steril yang cukup, penyedia layanan kesehatan
sebaiknya memberikan obat oral dibandingkan dengan obat suntik.
Tata Laksana

HCV menyebabkan infeksi kronis pada 5080% orang yang terinfeksi. Sekitar
40-80% dari kasus ini dapat dibersihkan dengan pengobatan. Pada kasus yang
jarang, infeksi dapat bersih tanpa pengobatan. Orang yang menderita hepatitis C
kronis harus menghindari alkohol dan obat-obat yang dapat merusak hati dan
harus mendapat vaksinasi untuk hepatitis A dan hepatitis B. Orang yang
mengalami sirosis harus menjalani pemeriksaan ultrasonografi untuk
mendeteksi kanker hati.
Obat-obatan

Orang yang terbukti mengalami kelainan hati karena infeksi HCV harus
berobat. Pengobatan saat ini menggunakan kombinasi interferon pegilasi dan
obat antivirus ribavirin selama 24 atau 48 minggu, bergantung pada tipe HCV.
Hasilnya lebih baik pada 5060% pasien yang diobati. Kombinasi boceprevir

atau telaprevir dengan ribavirin dan peginterferon alfa meningkatkan respons


antivirus terhadap hepatitis C genotipe 1. Efek samping pengobatan sering
terjadi; setengah dari pasien yang diobati terserang gejala yang mirip flu, dan
sepertiga dari mereka mengalami masalah emosional. Pengobatan yang
dilakukan dalam enam bulan pertama akan lebih efektif daripada pengobatan
yang dilakukan setelah hepatitis C menjadi kronis. Jika seseorang mengalami
infeksi baru dan virus belum dapat dihilangkan setelah delapan hingga dua
belas minggu, pasien tersebut sebaiknya menjalani pengobatan interferon
pegilasi selama 24 minggu. Bagi pasien dengan thalasemia (kelainan darah),
ribavirin sepertinya dapat digunakan, namun meningkatkan kebutuhan akan
transfusi. Para ahli yang mendukung mengklaim terapi alternatif sebagai terapi
yang bermanfaat pada hepatitis C termasuk milk thistle (silybum), ginseng, dan
colloidal silver/perak koloid. Namun, belum ada terapi alternatif yang terbukti
memberikan hasil yang lebih baik pada hepatitis C, dan tidak ada bukti bahwa
terapi alternatif memberikan efek sedikitpun pada virus.
Prognosis

Respons terhadap pengobatan berbeda-beda berdasarkan genotipenya. Respons


berlanjut terjadi pada kira-kira 40-50% orang dengan HCV genotipe 1 yang
menjalani pengobatan selama 48 minggu. Respons berlanjut terjadi pada 7080% dari pasien dengan HCV genotipe 2 dan 3 yang menjalani pengobatan
selama 24 minggu. Respon berlanjut terdapat pada kira-kira 65% dari pasien
dengan genotipe 4 yang menjalani pengobatan selama 48 minggu. Bukti
pengobatan pada penyakit dengan genotipe 6 masih sangat sedikit saat ini, dan
bukti yang ada adalah pengobatan selama 48 minggu dengan dosis yang sama
seperti dosis yang diberikan kepada pasien penyakit genotipe 1.
Epidemiologi

Antara 130 dan 170 juta jiwa, atau ~3% dari populasi dunia, hidup dengan
hepatitis C kronis. Sekitar 34 juta orang terinfeksi setiap tahunnya, dan lebih
dari 350.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan
dengan hepatitis C. Angka tersebut meningkat tinggi pada abad ke-20 akibat
kombinasi pengguna narkoba suntik dan pemberian obat suntik atau peralatan
medis yang tidak disterilkan.
Di Amerika Serikat, sekitar 2% penduduk menderita hepatitis C dengan 35.000
hingga 185.000 kasus baru per tahun. Angka tersebut telah menurun di negara
Barat sejak 1990-an karena penapisan darah semakin ketat sebelum
transfusi. Angka kematian per tahun akibat HCV di Amerika Serikat berkisar
8.000 hingga 10.000. Kemungkinan angka mortalitas tersebut masih akan
meningkat, karena sakit atau meninggalnya orang yang terinfeksi melalui
transfusi sebelum masa pemeriksaan HCV.
Angka infeksi lebih tinggi di beberapa negara di Afrika dan Asia. Negara
dengan angka infeksi yang sangat tinggi meliputi Mesir (22%), Pakistan (4,8%)
dan Cina (3,2%). Angka yang tinggi di Mesir dikaitkan dengan kampanye
pengobatan massal untuk schistosomiasis yang sekarang dihentikan,
menggunakan spuit kaca yang tidak disterilisasi dengan benar.
Masyarakat dan Budaya

The World Hepatitis Alliance mengadakan Hari Hepatitis Sedunia, yang


diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 28 Juli. Biaya pengobatan hepatitis C
cukup bermakna baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Di Amerika Serikat

rata-rata biaya kesehatan seumur hidup untuk penyakit ini diperkirakan 33.407
dolar AS pada tahun 2003 dengan biaya transplantasi hati kira-kira 200.000
dolar AS pada 2011. Di Kanada biaya satu kali pengobatan antivirus mencapai
30.000 dolar Kanada pada 2003 sedangkan di Amerika Serikat biaya tersebut
berkisar antara 9.200 dan 17.600 pada dollar AS 1998. Di banyak wilayah di
dunia banyak orang yang tidak mampu membayar obat antivirus karena mereka
tidak memiliki asuransi atau asuransi kesehatan mereka tidak menanggung obat
antivirus.
Penelitian

Sejak 2011, sekitar seratus obat sedang dikembangkan untuk hepatitis C. Obatobatan ini termasuk vaksin untuk hepatitis, imunomodulator, dan penghambat
cyclophilin. Pengobatan baru yang menjanjikan ini telah terwujud karena
pemahaman yang lebih baik mengenai virus hepatitis C.

Kanker Hati
Kanker hati adalah kanker yang dimulai dalam hati, sebagai lawan untuk
kanker yang berasal dari organ lain dan bermigrasi ke hati, yang dikenal
sebagai metastasis hati. Untuk pemahaman yang mendalam mengenai kanker
hati sangat penting untuk memiliki pemahaman tentang bagaimana fungsi hati.
Hati adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh. Kota ini terletak di bawah
paru-paru kanan dan di bawah tulang rusuk. Hati ini dibagi menjadi dua cuping:
lobus kanan dan kiri lobus. Protein diperoleh dengan hati dari portal vena, yang
membawa darah gizi-kaya dari usus ke hati.
Tipe kanker hati

Hati merupakan salah satu organ vital di dalam tubuh yang berperan besar pada
kelangsungan hidup seseorang. Fungsi paling penting dari hati adalah
menyalurkan vitamin dan nutrisi ke seluruh tubuh, memproduksi protein yang
akan membersihkan darah, dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Ada dua tipe kanker hati yang berpotensi menyerang hati:
1. Kanker Hati Primer
Penyakit Kanker Hati primer, yaitu kanker hati yang berasal dari sel sel hati,
dibagi berdasarkan jenis sel yang menjadi kanker. Jenis penyakit kanker hati
tersebut adalah :

Hepatocellular carcinoma (HCC). Ini adalah jenis kanker hatiyang sering


dijumpai baik pada anak anak maupun orang dewasa. Ini berawal dari
hepatosit, tipe utama sel hati.
Cholangiocarcinoma. Jenis kanker ini berawal dari saluran kecil
menyerupai ductus pada hati.
Hepatoblastoma. Jenis kanker hati yang jarang dan lebih sering pada anak
anak di bawah 4 tahun. Kebanyakan anak anak yang mengalami
hepatoblastoma sukses di obati

Angiosarcoma or hemangiosarcoma. Jenis penyakit kanker hati ini sangat


jarang dan berawal dari pembuluh darah hati dan bertumbuh sangat cepat.

2. Kanker Metastasized
Kanker yang menyerang hati ini berasal dari sel-sel kanker yang terbentuk di
organ lain. Ia menyerang hati karena prinsip kerja hati yang menyaring darah
dari racun dan virus. Organ-organ yang menjadi tempat tumbuh sel kanker
diantaranya: colon, pankreas, perut, dan dada.
Penyebab

Penyebab kanker hati sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun
kanker hati kanker hati primer (karsinoma hepatoseluler) cenderung terjadi
pada hati/liver yang rusak karena cacat lahir, penyalahgunaan alkohol, atau
infeksi kronis akibat penyakit seperti hepatitis B dan C, hemochromatosis
(terlalu banyaknya kadar besi dalam hati) dan sirosis. Lebih dari 50% orang
yang terdiagnosa kanker hati primer, telah mengalami sirosis hati. Mereka yang
menderita kondisi genetik yang disebut hemochromatosis memiliki risiko yang
lebih
besar.
Berbagai zat penyebab kanker yang berhubungan dengan kanker hati primer,
termasuk diantaranya: herbisida, aflatoksin (sejenis jamur tanaman pada
gandum & palawija), dan bahan kimia tertentu seperti vinil klorida dan arsen.
Merokok plus penyalahgunaan alcohol juga dapat meningkatkan risiko terkena
kanker hati.
Faktor risiko lainnya yang menyebabkan kanker hati, termasuk:

Jenis kelamin (pria/wanita): pria lebih beresiko tinggi kanker hati daripada
wanita

Berat badan Anda: Obesitas dapat meningkatkan risiko untuk kanker hati

Ras Anda: kanker hati umum terjadi pada ras Asia & Oceania

Penggunaan steroid anabolic: hormon yang disalahgunakan oleh para atlet


untuk mengembangkan otot ini, sedikit dapat meningkatkan risiko kanker hati
dalam jangka panjang.

Riwayat diabetes: studi telah menyatakan adanya hubungan antara diabetes


dan kanker hati.

Penyakit metabolik yang diwariskan: terbukti dapat meningkatkan risiko


kanker hati

Penyakit langka: Penelitian telah menemukan hubungan antara kanker hati


dan beberapa penyakit langka seperti defisiensi alfa-1-antitrypsin, tyrosinemia,
dan penyakit Wilson.
Gejala Kanker Hati

Kanker hati seringkali tidak menimbulkan gejala. Ketika kanker bertambah


besar, orang mungkin melihat satu atau lebih dari gejala umum ini:

Rasa sakit di perut bagian atas di sisi kanan

Sebuah benjolan atau rasa berat di perut bagian atas

Bengkak (kembung) pada perut

Kehilangan nafsu makan dan perut terasa penuh

Penurunan berat badan tanpa sebab jelas

Kelelahan kronis

Mual dan muntah

Kulit dan mata berwarna kuning, tinja pucat, dan urine berwarna gelap

Demam
Gejala ini dapat disebabkan oleh kanker hati atau masalah kesehatan lainnya.
Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, Anda harus memberi tahu dokter
Anda sehingga masalah dapat di diagnosis dan diobati sedini mungkin.
Pencegahan Kanker Hati

Biasanya, pada stadium awal kanker ini sulit di diagnosa. Oleh karena itu,
prinsip utama pencegahan kanker hati adalah dengan melakukan skrining
kanker hati sedini mungkin. Selain itu, ada langkah-langkah pencegahan yang
dapat diambil, antara lain:
Vaksinasi terhadap virus hepatitis B
Mencegah hepatitis C dengan cara :
Ketahui kondisi kesehatan pasangan anda sebelum melakukan hubungan
seksual
Gunakan jarum suntik steril ketika menyuntikkan obat
Gunakan jarum steril ketika membuat tato
Minta pada dokter anda untuk memeriksa kondisi hati anda

Diabetes Melitus
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: , diabanein, tembus atau
pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di
Indonesia
dengan
istilah penyakit
kencing
manis adalah kelainan
metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa
hiperglikemia kronis
dan
gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:

defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.


defisiensi transporter glukosa.
atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus,
antara
lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom
Down, penyakit
Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson,
sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis,
demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.

Klasifikasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes


mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel
beta di
dalam pankreas yang
disebabkan
atau
menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus
dengan patogenesis jelas,
seperti fibrosis sistik
atau
defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin,
seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.
dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat
menjadi:
4. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi
peptida-C.
5. Insulin
requiring
for
control diabetes.
Pada
tahap
ini, sekresi insulin endogenus
tidak
cukup
untuk
mencapai
gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari
luartubuh.
6. Not insulin requiring diabetes.

Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM (bahasa
Inggris: insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan keenam
merupakan anggota klasifikasi NIDDM (bahasa Inggris: non insulin-dependent
diabetes mellitus). IDDM dan NIDDM merupakan klasifikasi yang tercantum
pada International Nomenclature of Diseases pada tahun 1991 dan revisi ke10International Classification of Diseases pada tahun 1992.
Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus, MRDM, tidak lagi digunakan
oleh karena, walaupun malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi beberapa tipe
diabetes, hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau
defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes. Subtipe MRDM; Proteindeficient pancreatic diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM, masih
dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh diabetes mellitus dan
memerlukan penelitian lebih lanjut. Sedangkan subtipe lain, Fibrocalculous
pancreatic diabetes, FCPD, diklasifikasikan sebagai penyakit pankreas eksokrin
pada lintasan fibrocalculous pancreatopathy yang menginduksi diabetes
mellitus.
Klasifikasi Impaired Glucose Tolerance, IGT, kini didefinisikan sebagai tahap
dari cacat regulasi glukosa, sebagaimana dapat diamati pada seluruh tipe
kelainan hiperglisemis. Namun tidak lagi dianggap sebagai diabetes.
Klasifikasi Impaired Fasting Glycaemia, IFG, diperkenalkan sebagai simtoma
rasio gula darah puasa yang lebih tinggi dari batas atas rentang normalnya,
tetapi masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai dasar diagnosa diabetes.
Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset


diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah

diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah
akibat
hilangnya
sel
beta
penghasil
insulin
pada pulau-pulau
Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan,
bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin
umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah
kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi
autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat
monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap
paling
awal
sekalipun,
adalah
penggantian
insulin.
Tanpa
insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya
hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga
dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk
pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah
ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang
dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian
masukan insulin melalui "inhaled powder".
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan
memengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup,
perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan
dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat
mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter
menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang
bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic
events".Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa
tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan
dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan
perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa
darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran.
Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related


diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe
diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan
oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsisel ,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang
disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang
menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun
meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi
pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan
pada manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan
hormon resistin yang
tinggi, peningkatan
laju
metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati, penurunan
laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.
NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom
resistansi insulin.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas
terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam
darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat
meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa
dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin
berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori
yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini,
namun obesitas sentraldiketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi
terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu
kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas ditemukan di kirakira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing
manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di
dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak
remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes
tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik
(olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan
lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon
insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh,
di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito
abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan
dengan lisan [[ antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon
insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang
digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi
hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak
sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin
sampai taraf tertentu ( e.g.,metformin), dan pada hakekatnya menipis
pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu
pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal
atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang
cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama
sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, barubaru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus
tipe 2.[14] Seperti zat penghambatdipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin
akan membuka peluang bagi perkembangan sel tumor maupun kanker.
Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah
defisiensi metabolisme
oksidatif di
dalam mitokondria
pada otot
lurik. Sebaliknya, hormon tri-iodotironinamenginduksi biogenesis di dalam
mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V,
meningkatkan
aktivitas sitokrom
c
oksidase pada
kompleks
IV,
menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang
hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria
serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III
dan IV. Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang
mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi

lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi


risiko defisiensi otot jantung pada penderita diabetes.
Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti
dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini
diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para
ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini dapat memberikan
kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis glukosa.
Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan
naringin, diketahui menyebabkan:

peningkatan mRNA glukokinase,


peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan
peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom
peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin
penurunan ekspresi GLUT2 pada hati
penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati
penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan
menekan 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme
reductase, asilKoA, kolesterol asiltransferase
penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina
palmitoil, antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase
dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase
meningkatkan
laju
lintasan glikolisis dan/atau
menurunkan
laju
lintasan glukoneogenesis

sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat


karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati.
Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah
jenis jeruk, sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.
Diabetes mellitus tipe 3

Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulinresistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed
to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5"
diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya
selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibataninterleukin6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat
merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari wanita penderita
GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 25% dari semua kehamilan.
GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah
melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis
yang cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat
membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami
oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit
jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka.
Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin
dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat
terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian
sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari

perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan


dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat
akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan
resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.
Patofisiologi

Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal,


seperti hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi
pengamatan yang sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan
diabetes mellitus sering disebut terkait oleh akromegali dan hiperkortisolisme
atau sindrom Cushing.
Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering
berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan
simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit
kardiovaskular dan berakibat kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan
menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah
dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan
kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada
akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin,
oleh karena berlebihnya GH.
Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada sebagian
banyak orang, tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas,
terapi ini akan memicu komplikasi padatoleransi glukosa.
Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi
penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada
hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin,
stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis.
Saat
bersinergis
dengan
kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina
dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.
Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang
disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah
pankreas, feokromositoma,glukagonoma dan somatostatinoma.
Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi diabetes tipe lain, yaitu tipe
1. Sinergi hormon berbentuk sitokina, interferon-gamma dan TNF-, dijumpai
membawa sinyal apoptosis bagi sel beta, baik in vitro maupun in vivo.
Apoptosis sel beta juga terjadi akibat mekanisme Fas-FasL, dan/atau
hipersekresi
molekul sitotoksik,
seperti granzim dan perforin;
selain
hiperaktivitassel T CD8- dan CD4-.

Komplikasi

Komplikasi
jangka
lama
termasuk penyakit
kardiovaskular (risiko
ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan
retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakansaraf yang dapat
menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang
lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Ketoasidosis diabetikum

Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa
berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan
ketoasidosis diabetikum. Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena
sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini
mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan
keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah
menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah
rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama
pada anak-anak). Pernapasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha
untuk memperbaiki keasaman darah. Bau napas penderita tercium seperti bau
aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi
koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai
menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis
jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres
akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius. Penderita diabetes tipe II
bisa tidak menunjukkan gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin
semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering kencing dan haus.
Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih
dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi atau obatobatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa
menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang
disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.
Diagnosis

Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode


enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).

Bukan
DM

Belum
pasti DM

DM

<110

110 199

>200

<90

90 199

>200

Plasma vena

<110

110 125

>126

Darah kapiler

<90

90 109

>110

Kadar glukosa darah sewaktu:


Plasma vena
Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa:

Simtoma klinis
Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:

poliuria sering buang air kecil


polidipsia selalu merasa haus
polifagia selalu merasa lapar
penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes mellitus tipe 1

dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai
komplikasi kronis, seperti:

gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,

gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal


gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat
diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron,
gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot
ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual,

dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar nonketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma.

rentan terhadap infeksi.

Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang


disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera
mendapatkan perawatan.
Penanganan

Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami
kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis
tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada
saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral
(OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar
daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka
menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus
menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa
dalam bulan Ramadhan.
Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh
jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut
ini memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati
menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya.
Hati (liver) sebagaimana diketahui adalah organ di bagian kanan atas perut
yang memiliki banyak fungsi, di antaranya:

Menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila
diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosa yang dilepaskan ke dalam aliran
darah.

Membantu proses pencernaan lemak dan protein.

Membuat protein yang penting bagi pembekuan darah.

Mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum.


Membantu membuang racun dari tubuh.
Sirosis adalah penyakit yang sangat berbahaya karena mengganggu pelaksanaan
fungsi-fungsi di atas. Selain itu, jika Anda memiliki sirosis Anda juga berisiko
mengembangkan kanker hati (hepatocellular carcinoma). Risiko bervariasi
sesuai penyebab sirosis. Risiko terbesar adalah pada sirosis yang disebabkan
oleh infeksi hepatitis C dan B, diikuti dengan sirosis yang disebabkan oleh
hemokromatosis.
Penyebab

Ada banyak penyebab sirosis. Penyebab paling umum adalah kebiasaan


meminum 60ias60ol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati Anda berfungsi
mengurai 60ias60ol, tetapi terlalu banyak 60ias60ol dapat merusak sel-sel hati.
Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam

hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C


kronis mengembangkan sirosis. Tetapi hal ini biasanya terjadi setelah sekitar 20
tahun atau lebih dari infeksi awal.
Penyebab umum sirosis lainnya meliputi:

Infeksi kronis virus hepatitis B.

Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat 61ias61ol61


untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis
autoimun,61ias61o kekebalan tubuh membuat 61ias61ol61 terhadap sel-sel hati
yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis.

Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan


darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagai contoh, sirosis bilier
primer, primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu.

Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak


menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan sirosis. Kelebihan
berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol
steato-hepatitis.

Reaksi parah terhadap obat tertentu.

Beberapa racun dan polusi lingkungan.

Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.

Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan
kemacetan di hati.

Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada


sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang menyebabkan timbunan
abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi
yang menyebabkan penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain
tubuh).
Gejala

Sirosis di tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, pasien
sirosis ringan dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa
menyadari penyakitnya. Pada tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi
perubahan yang mengarah pada disfungsi hati, seperti:

Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk


mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh.

Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan


darah.

Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga
menumpuk di dalam tubuh.

Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang
kemudian 61ias menumpuk di dalam tubuh.
Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar
gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit
untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini
adalah:

Kelelahan.

Kelemahan.

Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut
(ascites).

Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.

Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.

Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.

Gatal-gatal karena penumpukan racun.

Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh
racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan
sulit berkonsentrasi.
Selain itu, jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga
terjadi tekanan balik (dikenal sebagai hipertensi portal). Vena portal adalah
vena yang membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati.
Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal.
Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga darah
terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah
baru yang disebut varises ini terutama muncul di tenggorokan (62ias62ol62e)
dan lambung sehingga membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus
terjadi, Anda mungkin muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui kotoran
(feses). Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang harus segera ditangani.
Diagnosis

Bila dokter mencurigai Anda terkena sirosis, dia dapat melakukan pemeriksaan
fisik untuk mengetahui adanya pembesaran hati dan penumpukan cairan.
Kecurigaan sirosis terutama muncul bila Anda mengalami gejala dan beriwayat
meminum 62ias62ol berat atau terkena hepatitis kronis.
Pemeriksaan darah dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati. USG dapat
menunjukkan apakah ada kerusakan di hati Anda. Untuk mengkonfirmasi,
62ias62o (sampel kecil) dari hati dapat diambil untuk dilihat di bawah
mikroskop.
Jika penyebab sirosis tidak jelas, maka pemeriksaan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk memperjelas penyebabnya, misalnya dengan memeriksa
62ias62ol62 virus hepatitis atau auto-antibodi yang mungkin telah menyerang
sel-sel hati Anda, kelebihan zat besi atau tembaga di dalam darah, dll.
Pengobatan

Secara umum, kerusakan sel-sel hati tidak dapat direhabilitasi. Tujuan


pengobatan adalah mencegah pembentukan jaringan parut hati lebih lanjut, atau
memperlambat kerusakan sel-sel hati. Sirosis cenderung semakin memburuk
jika penyebab yang mendasari tetap ada. Oleh karena itu perlu upaya untuk
memperlambat atau menghentikan penyebab sirosis, misalnya:

Tidak minum 62ias62ol jika 62ias62ol adalah penyebabnya.

Pengobatan untuk mengendalikan virus hepatitis.

Steroid atau obat penekan kekebalan lainnya untuk mengobati penyakit


autoimun menyebabkan kerusakan hati.

Penghapusan kelebihan zat besi yang terjadi pada hemokromatosis.

Berbagai pengobatan mungkin disarankan, tergantung pada tingkat keparahan


sirosis dan gejala yang berkembang, antara lain:

Diet rendah natrium atau 63ias63ol63 untuk mengurangi cairan yang


terakumulasi dalam tubuh.

Obat untuk mengurangi gatal.

Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal.

Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).


Bila pasien mengalami perdarahan usus sehingga muntah darah, atau
mengeluarkan darah melalui tinja, atau tinja menjadi hitam, dokter mungkin
akan segera melakukan tindakan untuk mengatasinya. Berbagai teknik bedah
dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi risikonya
lebih lanjut.
Dalam kasus yang parah di mana jaringan parut meluas dan hati nyaris tidak
63ias berfungsi, maka transplantasi hati mungkin adalah satu-satunya pilihan.
Cara mencegah sirosis hati

Angka kejadian sirosis hati cukup banyak. Sirosis hati merupakan penyakit
sangat berbahaya. Bila tidak segera tertangani 63ias mengancam jiwa penderita.
Untuk itu keberadaannya perlu dicegah. Ada 6 cara yang patut dilakukan untuk
mencegah sirosis hati :
1.

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Jagalah kebersihan diri. Mandilah sebersih mungkin menggunakan sabun. Baju


juga harus bersih. Cuci tangan sehabis mengerjakan sesuatu. Perhatikan pula
kebersihan lingkungan. Hal itu untuk menghindari berkembangnya berbagai
virus yang sewaktu-waktu 63ias masuk kedalam tubuh kita
2.

Hindari penularan virus hepatitis

Hindari penularan virus hepatitis sebagai salah satu penyebab sirosis hati.
Caranya tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi
virus. Juga tidak melakukan hubungan seks dengan penderita hepatitis.
3.

Gunakan jarum suntik sekali pakai.

Jangan memakai jarum suntik bekas orang lain. Bila jarum bekas pakai
penderita hepatitis kemudian digunakan kembali untuk menyuntik orang lain,
maka orang itu 63ias tertular virus.
4.

Pemeriksaan darah donor

Ketika akan menerima 64ias64ol64e darah harus hati hati. Permriksaan darah
donor perlu dilakukan utnuk memastiikan darah tidak tercemar virus
hepatitis.bila darah mengandung virus hepatitis penerima donor akan tertular
dan berisiko terkena sirosis.
5.

Tidak mengkonsumsi 64ias64ol

Hindari mengkonsumsi 64ias64ol, barang haram ini terbukti merusak fungsi


organ tubuh, termasuk hati. Bila sudah terlanjur sering mengkonsumsi
minuman beralkohol, hentikan kebiasaan itu.
6.

Melakukan vaksin hepatitis

Lakukan vaksin hepatitis. Vaksin dapat mencegah penularan virus hepatitis


sehingga dapat juga terhindar dari sirosis hati.

Penyakit Kuning
Penyakit Kuning, atau juga dikenal dengan nama icterus atau jaundice,
adalah penyakit yang disebabkan oleh menguningnya kulit, sclera (bagian putih
pada mata) dan juga kelenjar ludahyang disebabkan oleh tingginya
kadar bilirubin pada tubuh manusia (atau tubuh hewan yang mempunyai sel
darah merah). Biasanya konsentrasi bilirubin pada darah harus melebihi 2
3 mg/dLuntuk menimbulkan warna kuning yang 64ias terlihat oleh kasat
mata. Jaundice berasal dari Bahasa Perancis yaitu jaune, yang berarti kuning.
Cairan empedu masuk ke dalam darah, sehingga tubuh tampak kekuningan.
Penyebab Penyakit Kuning

Warna kuning yang timbul pada kulit dan mata dikarenakan bilirubin yang
meningkat. Bilirubin akan dibawa ke liver untuk dimetabolisme, tetapi karena
ada gangguan pada liver sehingga kerja liver tidak sempurna, maka bilirubin
akan meningkat jumlahnya dalam darah dan menyebabkan warna kuning.
Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah, 64ias terjadi pada:
Peradangan atau kelainan lainnya di hati, yang mengganggu proses
pembuangannya ke dalam empedu
Penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu atau tumor
Pemecahan sejumlah besar sel darah merah, seperti yang kadang terjadi
pada bayi baru lahir yang mengalami sakit kuning.

Gejala Penyakit Kuning

Pada jaundice, kulit dan bagian putih mata tampak kuning.


Air kemih sering berwarna gelap, karena bilirubin dibuang melalui
ginjal.

Gejala penyakit kuning yang lainnya muncul tergantung kepada penyebabnya:


Peradangan hati (hepatitis) 64ias menyebabkan hilangnya nafsu
makan, mual-muntah dan demam.
Penyumbatan empedu 64ias menyebabkan gejala kolestasis.

Pencegahan Penyakit Kuning

1. Minum air yang sudah dimasak sampai mendidih


2.
Makan makanan yang baru dimasak
3. Makan buah-buahan yang baru dikupas
4. Lindungi makanan dari lalat/kecoa/tikus
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sesudah dari kamar mandi atau
menyiapkan hidangan. Hindari tempat makanan yang kurang bersih.

Kesimpulan :
-

Macam Macam Penyakit Yang Menyerang Ginjal, antara lain :


a. Pyelonephritis :
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang
terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin
ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri.

Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi


kronis dan akut.
b. Glomerulonephritis :
Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis,
atau penyakit Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah
pembuluh darah dalam bongkah glumerular. Imbuhan -itis menandakan
luka peradangan, dan glomerulonephritis memang berhubungan dengan
infeksi, dalam arti kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya
infeksi bakteri streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai
macam infeksi lainnya.
c. Batu Ginjal :
Disebut juga Renal Calculus, plural Renal Calculi, terkumpulnya
mineral dan benda organik yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu yang
menjadi demikian besar yang melumpuhkan fungsi ginjal.Urin
mengandung banyak garam dalam bentuk larutan dan jika konsentrasi
garam mineral menjadi berlebih, kelebihan garam ini mengendap menjadi
partikel padat disebut batu ginjal.
d. Gagal Ginjal :
Disebut juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau keseluruhan fungsi
ginjal.
-

Macam Macam Penyakit Yang Menyerang Paru Paru, antara lain:


a. TBC :
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa.Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi
nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).
b. Asma :
Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan
yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas.
Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat
berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang
menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.
c. Bronkitis :
Penyebab: Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus
(saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa
karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap
rokok, debu, atau polutan udara.
d. Pneumonia :
Penyebab:Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan
paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya
disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri
Mycoplasma pneumoniae.
e. Emfisema :

Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus


sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari
paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim
alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
f. Kanker Paru Paru :
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat
beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama
puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan
menyebabkan terjadinya sel kanker.
-

Macam Macam Penyakit Yang Menyerang Kulit, antara lain :


a. Eksim (Dermatitis) :
Eczema atau eksim adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal,
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi,
yang kambuh-kambuhan.
b. Psoriasis :
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas
berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutup oleh skuama tebal
berlapis-lapis berwarna putih mengkilat (Siregar, 2004 : 94).
c. Jerawat :
Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori pori kulit tersumbat
sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang.
d. Cacar Air :
Cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus Varicella-zoster. Virus ini menginfeksi manusia dengan sifat
sistemik, maksudnya virus ini menimbulkan reaksi menyeluruh, bukan
bersifat lokal.
e. Campak :
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Penyakit
ini
disebabkan
karena
infeksi
virus
campak
golongan Paramyxovirus.
f. Herpes Zoster :
Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular cacar api)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster.
g. Kanker Kulit :
Kanker kulit adalah pertumbuhan sel-sel pada kulit pada taraf
abnormal.
h. Impetigo :
Impetigo adalah satu penyakit menular. Impetigo adalah infeksi kulit
yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah
(pustula).
i. Bisul :

Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah


(neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah
terinfeksi sesuatu (umumnya karena bakteri atau parasit) atau barang asing
(seperti luka tembakan/tikaman).
-

Macam Macam Penyakit Yang Menyerang Hati, antara lain :


a. Hepatitis :
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau
obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang
dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari
6 bulan disebut "hepatitis kronis".
b. Kanker Hati :
Kanker hati adalah kanker yang dimulai dalam hati, sebagai lawan
untuk kanker yang berasal dari organ lain dan bermigrasi ke hati, yang
dikenal sebagai metastasis hati. Untuk pemahaman yang mendalam
mengenai kanker hati sangat penting untuk memiliki pemahaman tentang
bagaimana fungsi hati.
c. Diabetes Melitus :
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: , diabanein, tembus
atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di
Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan
metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa
hiperglikemia kronis
dan
gangguan
metabolisme
karbohidrat,
lemak dan protein.
d. Penyakit Kuning :
Penyakit Kuning, atau juga dikenal dengan
nama icterus atau jaundice, adalah penyakit yang disebabkan oleh
menguningnya kulit, sclera (bagian putih pada mata) dan juga kelenjar
ludahyang
disebabkan
oleh
tingginya
kadar bilirubin pada
tubuh manusia (atau tubuh hewan yang mempunyai sel darah merah).

Komentar :
Untuk menghindari berbagai macam penyakit tersebut, kita semua sebaiknya
menjaga kebersihan diri sendiri ataupun lingkungan sekitar dan makan
makanan yang sehat dan bergizi.

---ooOoo---

Anda mungkin juga menyukai