Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN
SISTEM SALURAN PERKEMIHAN

Kelompok V

1. Efraim ManoreK
2. Alwina Pelealu
3. Astivani Laksander

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi

Manado 25 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

BAB II ISI
Pembahasan 1 : Gagal ginjal

A. Definisi
B. Etiologi
C. Jenis – Jenis/ Klasifikasi
D. Patofisiologi/Patoflodiagram
E. Penanganan

Pembahasan 2 : Kanker saluran kemih

A.Definisi

B.Etiologi

C.Jenis – Jenis/ Klasifikasi

D.Patofisiologi/Patoflodiagram

E.Penanganan

Pembahasan 3 : Batu ginjal

A. Definisi
B. Etiologi
C. Jenis – Jenis/ Klasifikasi
D. Patofisiologi/Patoflodiagram
E. Penanganan

BAB III JURNAL

A. Jurnal Trend dan Issue

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem urinaria pada tubuh terdiri dari dua ginjal yang memproduksiurine, dua ureter
yang membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih sebagai penampungan sementara; dan
urethra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium urethra eksterna. Patologi saluran
kencing dapat berupa penyakit Infeksi, Peradangan, Vaskular,Gangguan Kongenital dan
Herediter, Ginjal Polikistik, Metabolik. Infeksi Traktus Urinarius dapat disebabkan Batu,
Neoplasma, Fibrosis retroperitoneal, Uretritis, Prostatitis dan Sistitis (Infeksi Vesika
Urinaria).Penatalaksanaan masalah yang berkaitan dengan gangguan pada saluran kemih adalah
tindakan operatif. Tindakan operatif diperlukan untuk agar tidak terjadi kondisi yang semakin
parah. Pemberian tindakan operatif berkaitan pada sisten perkemihan mayoritas dikarenakan
adanya batu pada saluran tersebut. Kasus yang disebabkan batu ginjal dan saluran kemih banyak
terdapat di daerah panas, terutama Asia tenggara, di USA sendiri prevalensi batu ginjal dan
saluran kemih 10-15% sedangkan di Indonesia jumlahnya jauh lebih banyak

B. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa yang di maksud dengan gagal ginjal, infeksi saluran
kemih, batu saluran kemih
2. Agar dapat mengetahui penyebab terjadinya penyakit gagal ginjal, infeksi saluran
kemih, batu saluran kemih
3. Agar dapat mengetahui klasifikasi dari penyakit gagal ginjal, infeksi saluran kemih,
batu saluran kemih
4. Agar dapat mengetahui perjalanan penyakit gagal ginjal, infeksi saluran kemih, batu
saluran kemih
5. Agar dapat mengetahui pengobatan / penatalaksanaan dari gagal ginjal, infeksi
saluran kemih, batu saluran kemih

BAB II

ISI

Pembahasan 1 : Gagal ginjal

A. Definisi
Ginjal adalah organ utama sistem perkemihan yang memroses plasma darah dan
mengeluarkan buangan dalam bentuk urin melalui organ perkemihan yang meliputi
ureter, kandung kemih, dan uretra (Chang, Daly, dan Elliot, 2010). Ginjal adalah organ
tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urin, sisa hasil metabolism tubuh dalam
bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, rongga terbesar
dalam tubuh manusia, tepatnya di sebelah kanan dan kiri tulang belakang (Lubis, 2006).
Fungsi ginjal adalah mengatur keseimbangan air, konsentrasi garam dalam darah,
keseimbangan
asam-basa darah, serta ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam (Pearce, 2011)
Sedangkan Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara
metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat
pada peningkatan ureum (Desfrimadona, 2016). Gagal ginjal kronik (GGK) sebagai suatu
proses patofisiologi yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional ginjal ini
masih
menjadi permasalahan serius di dunia Kesehatan
B. Etiologi
Menurut Prabowo (2014) Gagal Ginjal kronis sering menjadi penyakit
kompliksi dari penyakit lainya, sehingga merupakan penyakit sekunder atau
secondary illness. Penyebab yang sering ditemukan adalah hipertensi dan diabetes
militus. Selain itu, ada beberapa penyebab lain gagal ginjal kronis seperti :
a. Penyakit glomerular kronis ( glomerulonephritis)
b. Infeksi kronis (pyelonephritis kronis, tuberculosis)
c. Kelainan kongenital (polikistik ginjal)
d. Peyakit vaskuler (renal nephrosclerosis)
e. Obstruksi saluran kemih (nephrolithiasis)
f. Penyakit kolagen (systemic lupus erythematosus)
g. Obat-obatan nefrotik (aminoglikosida)

C. Jenis Jenis Gagal ginjal

1. Infeksi ginjal
Infeksi ginjal atau pyelonephritis biasanya terjadi akibat bakteri yang berpindah dari kandung
kemih atau saluran kemih. Perpindahan bakteri ini bisa terjadi akibat infeksi saluran kemih (ISK)
yang tidak segera diobati atau adanya sumbatan pada saluran kemih, sehingga aliran urine
terhambat.

2. Batu ginjal

Batu ginjal merupakan salah satu macam penyakit ginjal yang sering terjadi. Kondisi ini terjadi
ketika zat tertentu di dalam ginjal menumpuk, mengendap, dan membentuk gumpalan keras
menyerupai batu. Zat-zat tersebut bisa berupa kalsium, oksalat, dan asam urat.

3. Gagal ginjal akut

Gagal ginjal akut adalah kondisi ketika ginjal tidak dapat berfungsi normal secara tiba-tiba.
Penyakit ginjal yang satu ini biasanya terjadi akibat beberapa faktor, seperti:

Cedera parah pada ginjal

Perdarahan hebat

Dehidrasi berat

Sepsis

Efek samping obat-obatan tertentu

Kelainan pada ginjal, seperti batu ginjal dan glomerulonefritis

4. Gagal ginjal kronis

Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan.
Gagal ginjal kronis bisa disebabkan oleh gagal ginjal akut yang tidak ditanggani, efek samping
obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti diabetes dan hipertensi..

5. Nefropati diabetik

Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes atau gula darah tinggi
yang tidak terkontrol dalam jangka panjang. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa susah
tidur, gatal-gatal, urine berbusa, tubuh lemas, serta pembengkakan pada wajah, tungkai, kaki dan
lengan.
6. Sindrom nefritik

Sindrom nefritik adalah penyakit ginjal yang terjadi akibat peradangan pada glomerulus atau
bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi,
gangguan autoimun, hingga kelainan genetik.

7. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik terjadi ketika ada kebocoran pada glomerulus, sehingga terdapat banyak
protein pada urine. Sindrom nefrotik bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti infeksi,
diabetes, dan lupus.

8. Tumor ginjal

Tumor ginjal adalah benjolan yang muncul di ginjal akibat pertumbuhan sel abnormal. Tumor
ginjal yang berukuran kecil biasanya bersifat jinak, sedangkan yang berukuran besar biasanya
bersifat ganas dan dapat menyebabkan kanker ginjal.

D. Patifisiologi
Patofisiologi penyakit ginjal kronik berupa kerusakan ginjal yang
direpresentasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus yang berujung pada berbagai
komplikasi.
Ginjal normal memiliki 1 juta nefron (unit satuan ginjal) yang berpengaruh
terhadap laju filtrasi glomerulus. Ginjal memiliki kemampuan untuk menjaga laju filtrasi
glomerulus dengan meningkatkan kerja nefron yang masih sehat ketika ada nefron yang
rusak. Adaptasi ini menyebabkan hiperfiltrasi dan kompensasi hipertrofi pada nefron
yang sehat. Hipertensi dan hiperfiltrasi pada glomerulus merupakan faktor yang
berpengaruh besar dalam progresivitas penyakit ginjal kronis[2,3].
Laju aliran darah ke ginjal berkisar 400 mg / 100 gram jaringan per menit. Laju
ini lebih banyak dibandingkan dengan aliran ke jaringan lain seperti jantung, hati dan
otak. Selain itu, filtrasi glomerulus bergantung pada tekanan intra dan transglomerulus
sehingga membuat kapiler glomerulus sensitif terhadap gangguan hemodinamik [3].
Peningkatan dasar plasma kreatinin dua kali lipat kurang lebih merepresentasikan
penurunan laju filtrasi glomerulus sebanyak 50%. Contoh: plasma kreatinin dasar senilai
0.6 mg/dL yang meningkat menjadi 1.2 mg/dL, (masih dalam batas normal),
menggambarkan terdapat 50% kerusakan massa nefron[2].
Peningkatan tekanan kapiler glomerulus dapat menjadi cikal bakal
glomerulosklerosis fokal dan/atau segmental yang kemudian dapat berakhir menjadi
glomerulosklerosis global. Membran filtrasi glomerulus memiliki muatan yang negatif,
sehingga membuat hal tersebut menjadi penghalang dari makromolekul anionik. Dengan
penghalang elektrostatik ini, protein pada plasma dapat menembus filtrasi glomerulus[3].
E. Penanganan
Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk meredakan gejala,
mencegah kemungkinan komplikasi, serta menghambat perkembangan penyakit gagal
ginjal kronis menjadi lebih parah. Langkah penanganan yang bisa dilakukan dokter
adalah dengan pemberian obat. Tujuan tindakan ini adalah untuk mengendalikan penyakit
yang menyertai kondisi ginjal, sehingga penurunan fungsi ginjal tidak bertambah buruk.
Obat yang diberikan antara lain:
Obat hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal dan mengubah
komposisi elektrolit dalam tubuh. Bagi penderita GGK yang juga disertai hipertensi,
dokter dapat memberikan obat ACE inhibitor atau ARB.
Suplemen untuk anemia. Untuk mengatasi anemia pada penderita GGK adalah suntikan
hormon eritropoietin yang terkadang ditambah suplemen besi.
Obat diuretik. Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian tubuh, seperti
tungkai. Contoh obat ini adalah furosemide. Efek samping yang mungkin ditimbulkan
adalah dehidrasi serta penurunan kadar kalium dan natrium dalam darah.
Suplemen kalsium dan vitamin D. Kedua suplemen ini diberikan untuk mencegah kondisi
tulang yang melemah dan berisiko mengalami patah tulang.
Obat kortikosteroid. Obat ini diberikan untuk penderita GGK karena penyakit
glomerulonefritis atau peradangan unit penyaringan dalam ginjal.
Di samping pemberian obat, penderita gagal ginjal kronis juga disarankan untuk
melakukan perubahan pola hidup yang meliputi:
Menjalankan diet khusus, yaitu dengan mengurangi konsumsi garam, serta membatasi
asupan protein dan kalium dari makanan untuk meringankan kerja ginjal. Makanan
dengan kadar kalium tinggi, di antaranya adalah pisang, jeruk, kentang, bayam, dan
tomat. Sedangkan makanan dengan kadar kalium rendah, antara lain adalah apel, kol,
wortel, buncis, anggur, dan stroberi. Selain itu, batasi juga konsumsi minuman
beralkohol.
Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu.
Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas.
Tidak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dapat menyebabkan
gangguan pada ginjal.
Menerima vaksinasi karena GGK membuat tubuh rentan terserang infeksi. Contohnya
adalah vaksinasi flu dan dan pneumonia.
Berkonsultasi dan senantiasa mengamati kondisi kesehatan dengan memeriksakan diri ke
dokter secara teratur.
Sementara untuk penderita gagal ginjal kronis tahap akhir atau berada pada stadium 5,
maka penanganan yang dapat dilakukan mengganti tugas ginjal dalam tubuh dengan
terapi pengganti ginjal, yang terdiri dari:
Dialisis atau penyaringan limbah serta cairan dalam tubuh dengan mesin atau
memanfaatkan rongga perut. Dialisis yang dilakukan dengan mesin disebut hemodialisis
atau yang dikenal dengan cuci darah. Sedangkan dialisis yang dilakukan dalam rongga
perut dengan menggunakan cairan dialisis untuk menyerap cairan atau limbah yang
berlebih disebut continuous ambulatory peritoneal dialysis atau CAPD.
Tranplantasi ginjal. Untuk prosedur transplantasi ginjal, ginjal penderita diganti dengan
ginjal sehat yang didapat dari donor. Penderita GGK bisa lepas dari cuci darah seumur
hidup pasca transplantasi. Namun, untuk menghindari risiko penolakan organ cangkok,
pasien perlu mengonsumsi obat imunosupresif untuk jangka panjang.
Selama penanganan dilakukan, penderita GGK perlu melakukan pemeriksaan secara rutin
agar kondisi penderita senantiasa terpantau.

Pembahasan 2 : Kanker Kandung Kemih


A. Definisi
Kandung kemih adalah organ yang terletak di tengah-tengah perut bagian bawah.
Organ ini berfungsi menampung urine, sebelum dibuang dari tubuh melalui saluran yang
disebut uretra.
Kanker kandung kemih terjadi ketika sel-sel di dalam kandung kemih tumbuh tidak
terkendali dan membentuk sel kanker. Jika terus tumbuh, sel kanker bisa menyebar ke
jaringan di sekitar kandung kemih, atau menyebar ke organ lain yang lebih jauh, seperti
hati, tulang, dan paru-paru.
B. Etiologi
Kanker kandung kemih disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada sel-sel di dalam
kandung kemih. Mutasi tersebut menyebabkan sel-sel tumbuh secara tidak terkendali dan
membentuk sel kanker yang dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain.
C. Jenis jenis
Kanker kandung kemih dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasi sel kanker
tumbuh, yaitu:
- Urothelial carcinoma
Urothelial carcinoma adalah jenis kanker kandung kemih yang paling sering terjadi.
Urothelial carcinoma bermula di sel urothelial, yaitu sel yang melapisi bagian dalam
kandung kemih.
- Squamous cell carcinoma
Squamous cell carcinoma atau karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker kandung
kemih yang bermula dari sel-sel skuamosa berbentuk pipih dan tipis yang tumbuh di
lapisan kandung kemih.Kanker kandung kemih jenis ini terjadi ketika kandung kemih
mengalami iritasi berkelanjutan, misalnya akibat penggunaan kateter urine dalam jangka
panjang atau infeksi kandung kemih berulang.
- Adenocarcinoma
Adenocarcinoma tumbuh di sel glandular, yaitu sel di dalam kelenjar penghasil lendir di
kandung kemih. Adenocarcinoma terjadi ketika kandung kemih mengalami peradangan
dalam jangka panjang.
D. Patofisiologi

Meningkatnya usia harapan hidup pada seseorang merupakan salah satu faktor
resiko terkena ca buli (Brunner &Suddarth. 2002). Pafda laki-laki dengan usia diatas 50
tahun resiko mengidap ca buli lebih besar daripada perempuan. Semakin bertambah usia
seseorang, imunitas menurun sehingga rentan terpapar oleh radikal bebas. Merokok serta
terpapar dengan zat karsinogenik trurt meningkatkan seseorang mengidap ca buli
(Jameson, 2008). Proses terpaparnya kandung kemih dengan zat-zat karsinogen dimulai
dengan terserapnya radikal bebas didalam sirkulasi darah. Selanjutnya zat tersebut
terfiltrasi diglomerolus untuk diekskres bersama urin. Radikal bebas bergabung dengan
urin secara terus menerus dan masuk ke kandung kemih. Selanjutnya terjadi stagnasi
radikal bebas, radikal bebas ini menimbulkan kerusakan pada DNA dan RNA. Kerusakan
DNA menstimuli sel tubuh untuk melakukan pernbaikan, akibat terpapar zat karsinogen
maka dalam proses perbaikan DNA tersebut mengalami mutasi pada genom sel somatik.
Mutasi dari genom sel somatik menyebabkan pengaktifan onkogen yang mendorong
proses pertumbuhan, terjadinya perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan dan
yang terakhir adalah penonaktifan gen supresor kanker. Ketiga hal tersebut
mengakibatkan produksi gen regulatorik hilang. Pada akhirnya ca buliterjadi akibat dari
replikasi DNA yang berlebihan di dalam kandung kemih(M. B. Amin, (2013).

E. Penanganan
Pengobatan kanker kandung kemih tergantung pada jenis kanker, stadium, usia, dan
kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa metode yang dapat dilakukan
oleh dokter adalah:
1. Imunoterapi
Imunoterapi adalah pemberian obat atau vaksin untuk membantu sistem
kekebalan tubuh melawan sel kanker. Imunoterapi bisa dilakukan dengan menyuntikkan
vaksin melalui pembuluh darah vena atau langsung ke kandung kemih
(intravesikal).Vaksin yang digunakan pada imunoterapi kanker kandung kemih adalah
vaksin BCG, yang digunakan untuk mencegah tuberkulosis (TB). Vaksin ini akan
menarik sel-sel kekebalan tubuh ke kandung kemih untuk melawan sel kanker.
2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian dua atau lebih obat untuk membunuh sel kanker.
Sama seperti imunoterapi, obat kemoterapi bisa disuntikkan langsung ke kandung kemih
atau disuntikkan melalui pembuluh darah vena.Obat yang sering digunakan dalam
kemoterapi kanker kandung kemih adalah kombinasi antara cisplatin dengan
methotrexate atau vinblastin.
3. Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan
bantuan sinar radiasi tingkat tinggi, seperti sinar-X dan proton. Pada beberapa kasus,
radioterapi bisa dikombinasikan dengan kemoterapi atau dilakukan setelah operasi
pengangkatan sel kanker.
4. Operasi
• Transurethral resection of bladder tumor (TURBT), yaitu pengangkatan kanker
menggunakan kawat khusus atau resectoscope
• Sistektomi parsial, yaitu pengangkatan sebagian kandung kemih yang terkena sel
kanker
• Sistektomi radikal, yaitu pengangkatan seluruh kandung kemih dan sebagian
organ di sekitarnya

Pembahasan 3 : Infeksi Saluran kemih

A.Definisi

Infeksi pada salah satu bagian dari sistem urine, ginjal, kandung kemih, atau uretra.Infeksi
saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita. Infeksi ini biasanya terjadi pada kandung kemih
atau uretra, sedangkan infeksi yang lebih serius memengaruhi ginjal.

ketika organ yang termasuk dalam sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra,
mengalami infeksi. Umumnya, ISK terjadi pada kandung kemih dan uretra.Berawal dari ginjal,
zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Kemudian, urine dialirkan
dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine
kemudian dibuang dari tubuh melalui saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga bermuara ke
lubang kencing.

B.Etiologi

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah. ISK atas
merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di ginjal dan ureter.
Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih
dan uretra.ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di
ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah turun
hingga syok, bahkan kematian.
C. Jenis-Jenis

Jenis Infeksi Saluran Kemih mencakup:


 Infeksi Kantung Kemih (Cystitis)
 Infeksi Ginjal (Pyelonephritis)
 Infeksi Uretra (Urethritis)
Adapun Gejala infeksi saluran kemih sangat beragam, di antaranya:
1. Demam
2. Sakit di perut dan panggul
3. Nyeri saat buang air kecil atau anyang-anyangan
4. Kencing terasa tidak tuntas
5. Muncul darah dalam urine

D.Patofisiologi
Dua jalur utama terjadinya infeksi saluran kemih adalah hematogen dan asending, tetapi dari kedua cara
ini jalur asending yang paling sering terjadi.
1) Infeksi hematogen

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, karena
menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan
imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi di salah satu
tempat. Misalnya infeksi Staphylococus aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen
dari fokus infeksi di tulang, kulit, endotel, atau di tempat lain. Salmonela, Pseudomonas, candida, dan
proteus termasuk jenis bakteri yang dapat menyebar secara hematogen. Ginjal yang normal biasanya
mempunyai daya tahan terhadap infeksi bakteri Escherichia coli karena itu jarang ada infeksi hematogen
Escherichia coli. Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan infeksi ginjal
yang berat misalnya infeksi stafilokokus dapat menimbulkan abses pada ginjal (Tessy & Suwanto, 2001).
2). Infeksi ascending
a). Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina Saluran kemih yang normal umumnya tidak
mengandung mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri
normal kulit seperti basil difteroid, streptokokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada wanita,
daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis juga banyak dihuni
bakteri yang berasal dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita, kuman
penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah Escherichia coli di samping golongan enterobakter dan
S. fecalis (Tessy & Suwanto, 2001).

b). Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih


Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih belum diketahui dengan jelas. Beberapa
faktor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah faktor anatomi,
faktor tekanan urin pada waktu miksi, manipulasi uretra atau pada hubungan kelamin, perubahan
hormonal waktu menstruasi, kebersihan alat kelamin bagian luar, adanya bahan antibakteri dalam
urin,dan pemakaian obat kontrasepsi oral (Tessy & Suwanto,2001).

c). Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih

Dalam keadaan normal mikroorganisme yang masuk ke dalam kandung kemih manusia atau binatang
akan cepat menghilang, sehingga tidak sempat berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal
dari kandung kemih ini tergantung dari interaksi tiga faktor, yaitu : eradikasi organisme yang disebabkan
oleh efek pembilasan dan pengenceran urin, efek antibakteri dari urin, dan mekanisme pertahanan
mukosa kandung kemih yang intrinsik (Tessy & Suwanto, 2001).
d). Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal

Hal ini disebabkan oleh refluks vasikoureter dan menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks karena
refluks intrarenal. Refluks vasikoureter adalah keadaan patologis karena tidak berfungsinya valvula
vasikureter sehingga aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal.

E.Penanganan infeksi saluran kemih


Pengobatan Infeksi Saluran Kemih
Untuk mengobati kondisi ini, maka antibiotik dapat digunakan untuk membunuh bakteri, sehingga
menuntaskan infeksi yang terjadi. Selain itu, pastikan untuk menghabiskan antibiotik yang diresepkan
dokter dengan benar, bahkan setelah kondisi mulai membaik.Menghilangkan bakteri di area berkemih
merupakan langkah penanganan yang paling penting terhadap penyakit ini. Ini karena jika tidak
dilakukan secara tuntas, bakteri akan rentan menginfeksi lagi dan menguatkan serangan bakteri,
sehingga terjadilah suatu resistensi antibiotik. Biasakan juga untuk mendapatkan antibiotik sesuai
dengan resep dokter.
Minum banyak air putih juga seharusnya dilakukan agar bakteri bisa hilang dari sistem saluran
kemih.Jika kondisi ini terjadi sebanyak tiga kali dalam setahun atau lebih, periksakan diri ke dokter
untuk merekomendasikan rencana perawatan khusus. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat
dijalankan, antara lain:

1. Mengonsumsi dosis rendah antibiotik dalam periode yang lebih lama untuk membantu mencegah
infeksi berulang;
2. Mengonsumsi dosis tunggal antibiotik setelah berhubungan intim, untuk mencegah pemicu infeksi
umum; dan
3. Mengonsumsi antibiotik selama 1 atau 2 hari setiap pengidap merasakan gejala.

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, meliputi:

 Tidak menahan kencing;


 Selalu membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah berkemih;
 Minum banyak air;
 Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain
untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa;
 Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim;
 Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan
bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra;
 Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari; dan
 Jangan menggunakan pakaian bawahan yang ketat karena akan meningkatkan
kelembapan.

Jika infeksi ini tidak segera diatasi, kondisi ini akan memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika
bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Hal tersebut berbahaya jika urosepsis terjadi
karena tekanan darah turun, hingga syok sampai kematian, jika urosepsis terjadi.
Bab III

Kesimpulan

Gagal Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urin, sisa hasil metabolism
tubuh dalam bentuk cairan.

Kandung kemih adalah organ yang terletak di tengah-tengah perut bagian bawah.Jika terus
tumbuh, sel kanker bisa menyebar ke jaringan di sekitar kandung kemih, atau menyebar ke organ
lain yang lebih jauh, seperti hati, tulang, dan paru-paru.

Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita. Infeksi ini biasanya terjadi pada kandung
kemih atau uretra, sedangkan infeksi yang lebih serius memengaruhi ginjal.

Saran

Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit Gagal ginjal,Kandung Kemih,Infeksi Saluran


Kemih,diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab penyakit ini serta benar-
benar menjaga kesehatan melalui makanan maupun berolaharaga yang benar.

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/gagal-ginjal

kronishttps://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal

https://amp.kompas.com/health/read/2021/04/06/060100568/penyebab-infeksi-saluran-kencing-
pada-pria-dan-faktor-risikonya

https://www.alodokter.com/infeksi-kandung-kemih#:~:text=Penyebab%20lain,batu%20kandung
%20kemih%2C%20dan%20diabetes

https://amp.kompas.com/health/read/2021/04/04/140100068/10-gejala-infeksi-saluran-kencing-
pada-wanita

https://g.co/kgs/n7TgDa

https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-kemih
JURNAL

ANALISIS KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN PENYEBAB


PADA PASIEN DI POLIKLINIK UROLOGI

RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU


Liza Fitri Lina, Dwi Puji Lestari

ABSTRAK

Infeksi saluran kemih merupakan suatu keadaan patologis yang sudah sangat lama dikenal dan
dapat dijumpai diberbagai pelayanan kesehatan primer sampai subspesialistik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis kejadian infeksi saluran kemih pada pasien di poli klinik
urologi RSUD Dr. M Yunus Bengkulu. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan
pendekatan deskkriptif. Metode penelitian informan pada penelitian ini menggunakan teknik
“Purposive Sampling”. Sumber informasi pada penelitian ini adalah pasien yang berkunjung di
poli klinik urologi RSUD Dr. M Yunus Bengkulu yang sudah menikah dan data dari rekam medik
poli klinik urologi RSUD Dr. M Yunus Bengkulu sebanyak 5 pasien. Pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian ini diperoleh tema yaitu, aspek
etiologi. Dalam aspek etiologi, diperoleh bahwa pasien memiliki kebiasaan menahan buang air
kecil dan kurang minum air putih, terutama pada waktu dan keadaan tertentu. Kesimpulan
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah; Informan sedikit memahami tentang infeksi saluran
kemih, seluruh informan baru pertama kali mengalami penyakit infeksi saluran kemih, aktivitas
seksual yang dijalani oleh informan merupakan aktivitas seksual yang wajar atau biasa-biasa
saja, seluruh informan memiliki kebiasaan kadang-kadang menahan buang air kecil, terutama
pada saat aktivitas tertentu seperti perjalanan jauh dan pekerjaan, dan seluruh informan
memiliki kebiasaan minum air putih.

PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi.
American Urology Assocition (2016) menyatakan bahwa insiden infeksi saluran kemih
diperkirakan 150 juta penduduk dunia pertahun. Infeksi saluran kemih di Amerika Serikat
mencapai lebih dari 7 juta kunjungan setiap tahunnya. Kurang lebih 15% dari semua antibiotik
yang diresepkan untuk masyarakat Amerika Serikat diberikan kepada penderita infeksi saluran
kemih dan beberapa Negara Eropa menunjukkan data yang sama. (Mosesa, dkk, 2017).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014, diperkirakan jumlah
penderita penyakit infeksi saluran kemih di Indonesia mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk per tahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru per tahunnya (Darsono, dkk, 2016).
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang naik
dari uretra ke kandung kemih dan berkembang biak serta meningkat jumlahnya sehingga
menyebabkan infeksi pada ureter dan ginjal. Menurut WHO, Infeksi saluran kemih (ISK) adalah
penyakit infeksi kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak
8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada
laki-laki (Safitri, 2013). Ditambahkan oleh (Hooton, 2012), infeksi saluran kemih merupakan
suatu keadaan patologis yang sudah sangat lama dikenal dan dapat dijumpai diberbagai
pelayanan kesehatan primer sampai sub spesialistik. Infeksi ini juga merupakan penyakit infeksi
bacterial tersering yang didapat pada praktik umumdan bertanggung jawab terhadap
morbiditas khususnya pada wanita dalam kelompok usia seksual aktif. Infeksi saluran kemih
disebabkan oleh beberapa faktor resiko. Suharyanto dan Madjid (2013) faktor resiko yang
umum pada kejadian infeksi saluran kemih adalah ketidak mampuan atau kegagalan kandung
kemih untuk mengosongkan isinya secara sempurna, penurunan daya tahan tubuh, dan
peralatan yang dipasang pada saluran kemih seperti kateter dan prosedur sistoskopi.
Sedangkan Setiati (2014) mengatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan infeksi
saluran kemih adalah jenis kelamin, usia, genetik, kelainan refluks, diabetes melitus,

penggunaan kateter, aktivitas seksual, kebiasaan menahan buang air kecil (BAK), dan kurang
minum air putih. Berdasarkan data rekam medik di poliklinik urologi RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu pada tahun 2016 tercatat 84 pasien infeksi saluran kemih, sedangkan pada tahun
2017 tercatat 106 pasien infeksi saluran kemih. Sedangkan, di beberapa rumah sakit lain jumlah
pasien infeksi saluran kemih tercatat lebih sedikit, misalnya seperti di poliklinik penyakit dalam
Rumah Sakit Bhayangkara TK III Bengkulu tercatat pada tahun 2016 sebanyak 71 pasien dan
pada tahun 2017 sebanyak 97 pasien. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penelitian akan
dilakukan di poliklinik urologi RSUD Dr. M Yunus Bengkulu. Hasil survey pendahuluan pada
tanggal 2 Oktober 2017, di poliklinik urologi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu berhasil diwawancarai
sebanyak 2 pasien infeksi saluran kemih. Satu pasien mengatakan bahwa memiliki kebiasaan
menahan buang air kecil, terutama ketika dalam perjalanan jauh. Satu orang pasien lagi
mengatakan bahwa selama ini kurang mengkonsumsi air putih sehingga sering mengeluhkan
nyeri di area pinggang. Infeksi saluran kemih menjadi salah satu penyakit infeksi yang dapat
membahayakan kesehatan manusia bahkan dapat berujung kepada kematian. Berdasarkan
uraian di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Kejadian Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Penyebab Pada Pasien Di Poliklinik Urologi Rsud Dr
M Yunus Bengkulu”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitiankualitatif. Sumber informasi pada penelitianini adalah pasien
yang berkunjung di poliklinik urologi RSUD Dr. M Yunus.Bengkulu yang sudah menikah dan
data dari rekam medik poli klinik urologi RSUD Dr. M Yunus Bengkulu sebanyak 5 pasien

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh tema yaitu, aspek etiologi. penyebab terjadinya
infeksi saluran kemih, pasien hanya merasakan gejala yangditimbulkan oleh infeksi saluran
kemih.Dalam aspek etiologi, diperoleh bahwa pasien memiliki kebiasaan menahan buangair
kecil dan kurang minum air putih,terutama pada waktu dan keadaan tertentu.

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Aspek Etiologi

a. Usia
Berdasarkan usia, usia informan termuda berusia 39 tahun sedangkan informan tertua berusia 55
tahun. Duainforman yaitu Ny. N dan Ny. W merupakan kelompok usia dewasa akhir, sedangkan
3 informan yaitu Ny. R, Tn.K dan Ny. A merupakan kelompok usia lansi awal. Menurut Rowe
(2013), usia merupakanfaktor patogenesis infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih sering
terjadi pada wanita muda yang memiliki aktivitas seksual secara aktif, dengan tingkat kejadian
yang dilaporkan berkisar antara 0,5 – 0,7 per orang pertahun, sedangkan pada pria muda yang
berusia 18-24 tahun adalah 0,01 perorang pertahun.Kejadian ISK menurun selama usia
paruhbaya namun meningkat usia yang lebih tua. Lebih dari 10% wanita berusia di atas 65 tahun
melaporkan miliki masalahISK. Jumlah ini meningkat hampir 30%pada wanita di atas usia 85
tahun. Untuk pria berusia 65-74 tahun, kejadian ISK diperkirakan meinngkat menjadi 0,05
perorang pertahun. Pada pria dan wanita berusia di atas 85 tahun ISK meningkat secara
subtansial. Dalam penelitian ini tidak ditemukan kasus infeksi saluran kemih kambuhan. Seluruh
informan baru pertama kali mengalami infeksi saluran kemih disepanjang hidupnya. Dan
informan merasakanbelum ada pengaruh pertambahan usia terhadap perubahan fisik dan daya
tahan tubuhnya serta tidakmengetahui ada tidaknya hubungan usia dengan infeksi saluran kemih
yang dialaminya.

Menurut Smeltzer dan Bare (2008), pada usia lanjut akan terjadi peningkatan kerentanan
terhadap penyakit. Pada usia di atas 50 tahun terjadi penurunan kemampuan dalam
mempertahankan sterilitas baik padakandung kemih maupun uretra. Hal tersebutdisebabkan oleh
menurunnya fungsi atrofi timus. Involusi sel timus menyebabkan jumlah sel dan kualitas respons
sel T semakin berkurang. Jumlah sel T memori meningkat namun semakin sulit untuk
berkembang, terutama sitotoksiksel T(CD8+) dan sel Th1 (CD4) karena terjadiapoptosis.
Sitotoksik sel T (CD8+)berperan dalam respons imun terhadapantigen pada sel yang diinfeksi
dengan caramembunuh sel yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran infeksi, sedangkan sel
Th1 (CD4) berperan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.

Selain itu pada usia lanjut sering.terjadi inkontinensia urine yaitu kondisimedis yang ditandai
dengan hilangnya kendali pada kandung kemih sehinggaproduksi urine tidak
terkontrol.Inkontinensia urine dapat menyebabkaninfeksi (Bratawidjaja dan Rengganis, 2009).

b. Aktivitas Seksual
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa aktivitas seksual yang dijalani oleh informan merupakan
aktivitas seksual yang wajar atau biasa-biasa saja.Hal ini dapat dilihat dari kuantitas aktivitas
seksual yaitu satu atau dua kali dalam seminggu.

Menurut Ignatavicius dan Workman (2012), semakin tinggi frekuensi berhubungan, makin
tinggi risiko sistitis. Selama berhubungan seksual, terjadi iritasi pada perineum dan uretra yang
dapat meningkatkan migrasi bakteri dari area perineal ke saluran kemih. Namun dalam penelitian
ini frekuensi aktivitas seksual informan tidak pada kelompok sering berhubungan sehingga
aktivitas seksual informan tidak tergolong terlalu sering sehingga mengurangi resiko terinfeksi
saluran kemih. Kebersihan merupakan hal pentinguntuk mencegah timbulnya penyakit. Resiko
infeksi saluran kemih dapat dihindari dengan perilaku sehat setelahmelakukan aktivitas seksual.
Dalampenelitian ini diperoleh bahwa informantelah melakukan aktivitas seksual informantelah
menerapkan perilaku sehat yaitu bersih-bersih setelah melakukan aktivitas seksual. Hal ini dapat
menghambatperkembangan bakteri yang dapatmenyebabkan infeksi saluran kemih

Menurut (Smeltzer dan Bare, 2008), perempuan sering terkena ISK karena memiliki uretra yang
lebih pendek, sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalam kandung kemih. Berdasarkan
pengetahuan informan tentang hubungan aktivitas seksual dengan infeksi saluran kemih, seluruh
informan mengatakan tidak mengetahui hubungan antara keduanya. Informan merasa aktivitas
seksual yang dijalaninya adalah aktivitas yang wajar dan sudah menerapkan perilaku sehat
setelah melakukan aktivitas seksual. menyebabkan proses pembilasan mikroorganisme yang ada
di kandungkemih. Terlalu sering menahan kencingmemungkinkan bakteri.

c. Kebiasaan Menahan Buang Air Kecil

Kandung kemih merupakan tempat berkumpulnya urine. Kandung kemih adalah suatu kantong
berotot yang dapat.mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih memiliki tiga
muara yaitu dua muara ureter dan satu muarauretra. Sebagian besar dinding kandung kemih
tersusun dari otot polos yang disebut muskulus destrusor. Fungsi kandung kemih adalah sebagai
tempat penyimpanan urin dan mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu uretra (Suharyanto
dan Madjid, 2013).

Dalam penelitian ini diperoleh hasilbahwa secara keseluruhan tentang kebiasaan menahan buang
air kecil dapat disimpulkan bahwa memiliki kebiasaan kadang-kadang menahan buang air kecil,
terutama pada saat aktivitas tertentu seperti perjalanan jauh dan pekerjaan. Hal ini tentu
menyebabkan informan rentan terhadap infeksi saluran kemih.

Menurut (Wonget.al, 2008), statis urin merupakan factor penyebab terjadinya infeksi saluran
kemih. Dalam keadaan normal, pengosongan kandung kemih secara komplit dan berkalikali akan
membilas keluar setiap organism sebelum organisme tersebut sempat memperbanyak diri dan
menginvasi jaringan sekitar. Hal ini tumbuh dan berkembang dalam saluran kemih karena urin
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Jika urin ditahan dan cenderung tidak
dikeluarkan maka mikroorganisme yang ada di kandung kemih akan memperbanyak diri dan
menginvasi jaringan sekitar sehingga dapatmenimbulkan ISK (Pamungkas, 2012). Efek dari
menahan buang air kecil yang sering dikeluhkan adalah sakit ketika mau buang air kecil dan
kantung kemih terasa penuh. Hal ini merupakan pertanda bahwa scratch reseptor sedang bekerja
memberikan stimulus sensasi berkemih volume kandung kemih telah mencapai kurang lebih 150
cc. Rasa sakit yang dialami oleh informan ketika buang air kecil adalah karena tekanan yang
disebabkan oleh jumlah urine yang berlebihan di dalam kantung kemih. Oleh karena itu,
sedapatnya untuk dapat berkemih ketika terasa kantung kemihterasa penuh.

d. Kebiasaan Minum Air Putih

Minum merupakan kebutuhan pokok manusia. Setidaknya dalam satu hari manusia
membutuhkan 8 gelas atau 2 liter dalam sehari. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa
berdasarkan ada atau tidaknya kebiasaan minum air putih, seluruh informan memiliki kebiasaan
minum air putih. Namun kebiasaan itu, informan biasa minum air putih ketika makan. Kadang-
kadang bisa banyak, kadang juga bisa sedikit tergantung dengan keadaan. Kurangnya minum air
putih karena faktor kebiasaan atau lupa menyebabkan informan rentan terinfeksi.saluran kemih.
Kurangnya minum air putih dapat menyebabkan dehidrasi pada tubuhmanusia.

Menurut Saleh, et.al (2016), dehidrasi dapat memicu infeksi saluran kemih. Hibridasi yang tidak
cukup dapat memberi tekanan pada ginjal, jantung dansistem kekebalan tubuh. Bila system
kekebalan tubuh melemah, bakteri bisa berkembang biak jauh lebih masuk saluran kemih.
Penyebab informan lupa minum airputih adalah karena kesibukan atau pekerjaan di tempat kerja
maupun di rumah.Berdasarkan lamanya tidak minum air putih, seluruh informan tidak memiliki
waktu spesifik tentang lamanya tidak minum air putih. Minum air putih sesuai dengan keadaan.
Jika tidak minum air putih, informan menkonsumsi minuman seperti teh ketika waktu-waktu
tertentu. Sebagai akibat dari tidak mengkonsumsi air putih dalam jangka waktu yang lama,
informan mengeluhkan urine agak keruh. Hal ini menyebabkan mikroorganisme patogenik
misalnya bakteri E.Coli, streptokokus, stafilokokus, pseudomonas dan lain-lain dapat
berkembang dalam kandung kemihsehingga rentan terinfeksi saluran kemih. Jika komsumsi air
putih tidak cukup maka akan beresiko terkena beberapa penyakit, salah satunya adalah ISK
(Diyani, 2012). Oleh karena itu, ketika haus manusia sedapatnya untuk segera minum air putih.
Gelaja yang ditemukan pada informan setelah tidak mengkonsumsi air putih adalah kencing
sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Hal ini adalah indikasi kandung kemih tidak secara sempurna
mengosongkan urin.

Menurut Suharyanto dan Madjid (2013), ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya secara sempurna, penurunan daya tahan tubuh merupakan faktor resiko
yang umum pada infeksi saluran kemih. Dalam penelitian ini, informan tidak mengetahui
hubungan antara kebiasaan minum air putih dengan kejadian infeksi saluran kemih yang
dialaminya. Hal ini konsisten dengan pernyataan sebelumnya bahwa pengetahuan informan
tentang infeksi saluran kemih berasal dari pengalamannya yaitu berupa gejala infeksi saluran
kemih.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini terdapat aspek etiologi, Dalam aspek etiologi,
diperoleh bahwa pasien memiliki kebiasaan menahan buang air kecil dan kurang minum air
putih, terutama pada waktu dan keadaan tertentu.

SARAN

Penelitian ini dapat menjadi pengalaman dalam kajian teori dan penelitian tentang infeksi saluran
kemih dan analisis kejadiannya. Teori- teori dantemuan yang diperoleh dalam penelitian ini
dapat menjadi pengetahuan tentang infeksi saluran kemih dan pencegahannya untukpribadi dan
dapat disampaikan kepadakeluarga, orang lain, dan pasien. Penelitian ini dapat menjadi khasanah
ilmu bagi civitas akademika yang dapat dijadikan bahan dalam kegiatan penelitian lanjutan dan
kegiatan pengabdian masyarakat berupa promosi kesehatan tentang resiko infeksi saluran kemih.
Penelitian ini merupakan studi kualitatif, peneliti yang akan datang dapat mengembangkan
desain penelitian misalnya studi kuantatif dan menambahkan faktor resiko infeksi saluran kemih
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

American Urological Association. 2016. Adult UTI. Medical Student Curriculum. Baratawidjaja
K, Rengganis I. Imunologi Dasar, Edisi Kedelapan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia;2009.

Baratawidjaja K, Rengganis I. ImunologiDasar, Edisi Kedelapan. Jakarta: BalaiPenerbit Fakultas


Kedokteran Indonesia; 2009.

Darsono, V.P., Mahdiyah, D. dan Sari. M.2016. Gambaran Karakteristik ibu hamil yang
mengalami infeksi saluran kemih (ISK) di wilayah kerja Puskesmas PekaumanBanjarmasin.
Jurnal Dinamika Kesehaan Vol. No.1 Juli 2016.

Diyani, A.D. 2012. HubunganPengetahuan, Aktivitas Fisik, dan Faktor Lain Terhadap
Komsumsi Air Minum Pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

Hooton, T.M. 2012. Uncomplicated Urinary Tract Infection. The New england Journal of
medicine vol 366: 1028-37Ignatavicius, D. D., & Workman, m. L.2010. Medical - Surgical
Nursing:Clients –Centered Collaborative Care. Sixth Edition, 1 & 2 .Missouri: Saunders
Elsevier.

Lestari, T. 2014. Kumpulan teori untuk kajian pustaka penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha
medika.

Mosesa, P.S, Kalesaran F.C Angela, danKawatu A.T Paul. 2017. Faktorfaktor yang berhubungan
dengan kejadian infeksi saluran kemih pada pasien poliklinik penyakit dalam di RSU GMIM
PancaraKasihManado. Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Hasanuddin.

Pamungkas, D.E. 2012. Faktor-faktor yang.Berhubungan dengan gejala infeksi saluran kemih
pada anak usia sekolah di SDN 1 Pondok Cina Depok. Skripsi. Fakultas IlmuKeperawatan
Universitas Indonesia.
Rowe, A.T dan Mehta, J.M. 2014.Diagnosis and Management of Urinary Tract Infection in
OlderAdults. [Online], vol.28(1):75-89.Dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov.[8 Agustus 2017].

Safitri. N. 2013. Infeksi Saluran Kemih.Http://www.alodokter.com/infeksisaluran-kemih/gejala.


Diakses tanggal 03 Juni 2017

Saleh, R.F, Othman R.S, Omar, K.A. 2016.The Relationship between urinary tract infection and
low water intake and excessive consuming of fizzydrink. International Journal Of Medicine
Research vol 1; issue 2 page 54-56.

Setiati. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Buku Ajar Edisi VI Jilid II. Jakarta Barat :Interna Publishing.

Smeltzer, SC dan Bare, BG. 2008. Textbookof Medical-Surgical Nursing, 8th ed,Philadelphia:
Lippincott Williams &Wilkins.

Suharyanto, T dan Abdul Madjid. 2013.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan gangguan
system perkemihan. Jakarta: Trans Info Media.

Wong, L.D., Eaton-Hockenberry, M.,Winkelstein L.M., dan Schartz, P .2008. Buku Ajar
Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai