Anda di halaman 1dari 8

HASIL PENGAMATAN DAN

PERHITUNGAN
Nama simplisia
: Bunga cengkeh
Nama latin simplisia : Caryphylli Flos
Nama latin tumbuhan : Syzygium aromaticum
(L) Merr.

KETERANGAN

Bj Cengkeh = 1.0651
Bj Air
= 1.008
Perhitungan kadar minyak atsiri
v tot
= 125 ml
v xylen
= 2 ml
v air
= 7 ml
v eugenol = 12.5 (7.5-12)
= 12.25 9.5
= 3 ml
Hasil destilasi yang di dapatkan 5 ml = M a+
Xylen
Perhitungan Kadar Minyak Atsiri
%minyak atsiri =

volume
bobot
3 ml
1000

x 100%

x 100%

= 3%

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri
merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatil), mempunyai rasa getir, dan bau

mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji,
bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau
dibuat secara sintesis.
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad
yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200
spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman
yaitu dari buah, bunga, biji, batang, kulit buah, dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah
cengkeh dan sereh.
Minyak atsiri merupakan salah satu komponen penting yang terdapat di dalam
tanaman. Minyak atsiri bagi tanaman bermanfaat untuk membantu proses penyerbukan
dengan menarik beberapa serangga untuk hinggap di bunga, melindungi tanaman dari
serangan hewan serta sebagai cadangan makanan. Sedangkan bagi manusia, minyak atsiri
banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat, aroma terapi, pewangi kosmetik, antiseptik, anti
jamur, anti nyeri, serta parfum (Ketaren, 1985)
Sifat-sifat minyak atsiri adalah sebagai berikut: berbau harum atau wangi sesuai dengan
aroma tanaman yang menghasilkannya, mempunyai rasa getir, pahit, atau pedas, berupa
cairan yang berwarna kuning, kemerahan dan ada yang tidak berwarna, tidak dapat larut
dalam air dan dapat disuling uap, minyak atsiri tersusun dari monoterpenoid yang
mempunyai titik didih sama dengan 140-180 oC dan seskuiterpenoid yang mempunyai titik
didih > 200o C, larut dalam pelarut organic, beberapa mempunyai struktur siklik serta
mempunyai satu gugus fungsi atau lebih (hidroksil, karbonil dan lain-lain) (Harbone, 1996)
Minyak atsiri umumnya terjadi dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk
dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia
yang mengandung unsur Nitrogen dan Belerang (Ketaren, 1985). Komponen utama minyak
atsiri adalah terpena dan turunan terpena yang mengandung atom oksigen. Terpenoid
merupakan senyawa yang berada pada jumlah cukup besar pada tanaman. Terpenoid yang
terkandung dalam minyak atsiri menimbulkan bau harum atau bau khas dari tanaman. Secara
kimia, terpena minyak atsiri digolongkan menjadi dua bagian yaitu monoterpenoid dan
seskuiterpenoid. Beberapa contoh monoterpenoid antara lain geraniol, limonena, kamfor,
mentol dan lain-lain. Yang termasuk seskuiterpenoid antara lain kariofilen dan santonin
(Ketaren, 1985)
Adapun metode yang dapat digunakan untuk isolasi minyak atsiri yaitu:

1. Cara Ekstraksi
a. Ekstraksi dingin
Simplisia diekstraksi dengan pelarut yang mudah menguap, misalnya eter minyak
bumi. Dengan cara ini lilin dan lemak ikut terlarut, maka hasilnya perlu disuling
dalam suhu rendah pada hampa udara. Hasilnya dicuci dengan alcohol absolute,
akhirnya minyak atsiri yang diperoleh di ekstraksi dan dikentalkan kembali.
b. Ekstraksi panas
Prinsipnya simplisia dicampur dengan lemak tak berbau, panaskan pada suhu 5080oC selama jam sambil diaduk. Lemak pisahkan dari simplisia dengan
sentrifuge kemudian , ekstraksi dengan alcohol, dan alcohol pisahkan kembali.
2. Cara Enfleurage
Metode enfleurage adalah metode penarikan bau minyak atsiri yang dilekatkan
pada media lilin. Metode ini digunakan karena diketahui ada beberapa jenis bunga
yang setelah dipetik, enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan
minyak atsiri sampai beberapa hari/minggu, misalnya bunga melati, jasminum sambac
sehingga perlu perlakuan yang tidak merusak aktivitas enzim tersebut secara
langsung. Caranya adalah dengan menaburkan bunga di hamparan lapisan lilin dalam
sebuah baki besar (1m x 2m) dan ditumpuk-tumpuk menjadi beberapa tumpukan baki
yang saling menutup rapat. Baki-baki berlapis lilin tersebut dieramkan, dibiarkan
menyerap bau bunga sampai beberapa hari/minggu. Setiap kali bunga yang sudah
habis masa kerja enzimnya diganti dengan bunga segar. Demikian seterusnya hingga
dihasilkan lilin yang berbau harum (dalam perdagangan disebut pomade). Selanjutnya
pomade dikerok dan diekstraksimenggunakan etanol. Hasil ekstraksi didapat minyak
atsiri
3. Cara Penyulingan
Pembuatan minyak atsiri

dengan penyulingan dipengaruhi 3 faktor yaitu

besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen


dalam minyak atsiri dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia.
a.
Penyulingan dengan air
Terjadi kontak langsung antara simplisia dengan air mendidih,
simplisia kering didihkan dengan uap air, uap air akan dialirkan melalui
pendingin, suling berupa minyak yang belum murni ditampung. Penyulingan ini
sesuai untuk simplisia kering yang tidak rusak dengan pendinginan, selain
proses yang sederhana metode ini mempunyai keuntungan yaitu baik baik
digunakan untuk bahan berbentuk tepung atau bubuk dari akar, dan bahan
bunga yang mudah membentuk gumpalan jika terkena panas. Namun cara ini

memiliki kelemahan yaitu pengekstraksian tidak dapat langsung dengan


sempurna, senyawa yang peka seperti aldehid akan mengalami polimerisasi
karena pengaruh air mendidih, selain itu cara ini memerlukan raung yang besar
b.

dan jumlah bahan bakar yang lebih banyak.


Penyulingan dengan uap air
Penyulingan dengan cara ini memakai alat seperti dandang, simplisia
diletakkan diatas bagian yang berlubang sedang air dibagian bawah, uap
dialirkan melalui pendingin dan sulingan ditampung , minyak yang diperoleh
belum murni. Cara ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada
pendidihan, untuk simplisia kering harus direndam terlebih dahulu sedangkan
simplisia segar yang baru dipetik tidak perlu direndam.
Keuntungan dari metode ini adalah karena uap berpenetrasi secara
merata kedalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100 oC,
rendemen minyak lebih banyak dan mutunya lebih baik, bahan yang disuling
tidak dapat menjadi gosong, proses dekomposisi minyak lebih kecil, metode ini
lebih efisien, karena jumlah bahan bakar lebih sedikit dan waktunya lebih

c.

singkat.
Penyulingan dengan uap
Pada penyulingan ini diperlukan uap air panas bertekanan lebih dari 1
atm dan dialirkan melalui pipa kedalam dandang, cara ini baik digunakan untuk
membuat minyak atsiri dari biji, akar, kayu, yang umumnya memiliki titik didh
tinggi.

4. Cara Mekanis
a. Cara Pemerasan / Kempaan
Digunakan untuk minyak yang tak tahan pemanasan, Sebagian besar pengempaan
digunakan untuk memperoleh minyak jeruk.
b. Cara ecuelle, yaitu dengan menusuk kelenjar minyak misalnya pada buah jeruk.
Prinsip : Buah Citrus diguling-gulingkan diatas alat bergelombang yang berpaku,
dimana panjang paku pas menusuk epidermis, cairan yang dihasilkan
dikumpulkan. Karena kulit buah mengandung pectin dan air, maka hasilnya beripa
emulsi air dengan minyak dan pectin sebagai emulgator. Minyak dipisahkan
dengan cara disuling, filtrasi, atau sentrifuge.
Pada percobaan ini dilakukan isolasi minyak atsiri dengan metode destilasi air pada
tanaman daun cengkeh. Prinsip kerja dari penyulingan dengan air yaitu distilasi dengan
kontak langsung antara bahan simplisia dengan air. Cara penyulingan seperti ini disebut juga
dengan penyulingan langsung (Direct Destillation). Bahan yang disuling direbus dengan air

didalam sebuah tangki atau labu. Minyak cengkeh akan turut menguap bersama dengan uap
air (steam volatile).
Destilasi air merupakan proses paling sederhana dan tertua untuk memperoleh minyak
esensial dari tanaman. Destilasi air berbeda dengan destilasi uap terutama pada bahan
tanaman yang hampir seluruhnya terendam air dalam penyuling. Salah satu factor penting
dalam destilasi air adalah air dalam tangki harus selalu dalam jumlah yang cukup selama
proses destilasi untuk mencegah overheat dan rusaknya bahan tanaman. Dalam metode ini,
air dididihkan dan minyak atsiri dilewatkan pada kondensor dengan uap yang terbentuk.
Minyak hasil destilasi air berwarna lebih gelap dan memiliki still notes yang jauh lebih kuat
daripada minyak yang dihasilkan dengan metode lain. Metode ini tergolong sederhana dalam
desain dan digunakan secara ekstensif oleh produsen minyak esensial skala kecil. Pada
destilasi serbuk tanaman, perlu diperhatikan secara khusus karena serbuk bertendensi
mengendap di bawah penyuling dan dapat terdegradasi oleh suhu. Juga, untuk bahan tanaman
yang bertendensi membentuk mucilage dan meningkatkan viskositas air. Untuk bahan
tanaman yang bertendensi mengendap menjadi massa yang teraglomerasi atau teraglutinasi
menjadi massa yang tidak dapat dipenetrasi saat uap dilewatkan (seperti kelopak mawar),
destilasi air merupakan metode terpilih untuk isolasi minyak esensial dari bahan tanaman
tersebut. Semua bahan yang mengandung jumlah ester yang tinggi tidak baik menggunakan
metode ekstraksi ini, karena air panas akan memecah ester menjadi alkohol dan asam

karboksilat. (Holland, 1997)


Keuntungan dari destilasi dengan air: (Holland, 1997)
a. Alat sederhana dan mudah diperoleh

b. Mudah dilakukan
c. Kualitas minyak yang dihasilkan baik, asal diperhatikan suhunya jangan terlalu tinggi
Kerugian dari destilasi dengan air : (Holland, 1997)
a. Tidak semua bahan dapat dilakukan dengan teknik ini, terutama bahan yang mengandung
fraksi sabun, bahan yang larut dalam air dan bahan yang mudah hangus
b. Karena bahan tanaman yang berada di bawah penyuling masih dapat berkontak langsung
c.

dengan api, bahan tanaman tersebut dapat rusak dan mempengaruhi bau minyak esensial.
Aksi yang lama dari air panas dapat menyebabkan hidrolisis beberapa kandungan

senyawa dari minyak esensial, misalnya ester.


d. Panas sulit diatur, yang dapat menyebabkan perbedaan laju destilasi
e. Proses lambat dan waktu yang diperlukan lebih lama dibandingkan dengan destilasi uap.
f. Komponen teroksigenasi seperti fenol bertendensi untuk larut dalam air, sehingga sulit
dilakukan pemisahan dengan destilasi
Klasifikasi Daun Cengkeh.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry
Kandungan kimia dari Caryophylli Flos yaitu minyak atsiri yang mengandung
Egenol. Zat serupa damar, tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang disebut kariofilin, zat
penyamak dan Gom. Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang
utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia,
cengkih digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkih juga digunakan sebagai bahan dupa
di Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkih digunakan untuk aromaterapi dan
juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan
sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium
dengan memberikan 50-100 gram daun cengkih kering per tanaman. Minyak esensial dari
cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkih sering digunakan
untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung
dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi.

Pada percobaan ini buret, tabung penampung, dan kondensor yang akan digunakan
dicuci terlebih dahulu dengan etanol (90 %) P dan eter P dan dicuci dengan asam lalu di bilas
dengan air dan kemudian buret, tabung penampung, dan kondensor dikeringkan. Hal ini
bertujuan agar lemak-lemak atau kotoran yang menempel pada kaca alat destilasi hilang
sehingga dapat diperoleh hasil penetapan kadar air yang akurat. Kemudian, seluruh alat
destilasi dipasang dan dihubungkan bagian-bagiannya. Pada bagian luar leher alat dioleskan
Vaselin flavum dalam jumlah sedikit. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pelepasan
rangkaian alat destilasi dan menghindari keluarnya uap air dari celah antara sambungan
rangkaian alat.
Alat destilasi yang digunakan pada praktikum ini dapat digambarkan seperti berikut:

Tabung aufhauser berfungsi untuk menampung


destilat yang sudah dipisahkan dengan sampel. Kondensor
berfungsi untuk pendinginan uap sehingga mengubah fase
suatu zat dari uap menjadi cair. Selain itu, agar suhu cepat
turun (suhu kamar). Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang
berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan
biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam
pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil
yang diperoleh lebih sempurna Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun
mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.
Steel head (D) berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat
pendingin (kondensor) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel
head. Setelah proses destilasi selesai, dipastikan semua air berada dalam tabung Aufhauser,
ini bertujuan agar pembacaan volume air tepat. Pada akhir destilasi penambahan pelarut pada
kondensor berfungsi agar tidak ada lagi air yang menempel pada kondensor. (Syarif, 1993 :
175).

Selanjutnya dimasukkan batu didih ke dalam campuran simplisia cengkeh dan


aquadest sebanyak 500 mL. Hal ini bertujuan agar mencegah terjadinya bumping atau letupan
pada saat proses pemanasan. Batu didih merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata,
dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya
batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih
sederhana bisa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama
bahan-bahan itu tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan.
Fungsi penambahan batu didih:
-

Meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan
Menghindari titik lewat didih
Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya.

Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk
uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan ledakan
ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu
mulai dipanaskan.
Lalu diputar keran buret dengan siku searah buret kemudian diisi buret dengan air
hingga penuh (sejajar) melalui corong buret. Selanjutnya, dipanaskan dengan penangas
sehingga penyulingan berlangsung lambat tetapi teratur. Setelah penyulingan selesai,
dibiarkan selama minimal 15 menit dan dicatat volume minyak atsiri pada buret
Daftar Pustaka
Handa, S.S., et al (Ed). 2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants.
Trieste: United Nations Industrial Development Organization and The International Centre
for Science and High Technology.
Holland, C.D. 1997. Fundamentals of Multicomponent Distillation. New York: McGraw-Hill
Primis Custom Publishing.
Fuki. Y.P.Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air dan Destilasi UapAir) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii), Jurnal
Teknosains Pangan, Vol 1 No 1(Oktober 2012), h. 12-23.
Harbone. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB.
Ketaren S. 1985.Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai