didominasi oleh dana perimbangan lebih tepatnya berasal dari Dana Alokasi Umum yaitu sebesar
50,77% dari keseluruhan APBD tahun 2015.
Kemudian untuk Produk Domestik Rasional Bruto, PDRB sendiri adalah jumlah nilai
tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah
dalam hal ini Kabupaten Bantul. Data yang saya lampirkan adalah PDRB dengan rentang tahun
2010 hingga 2014 di Kabupaten Bantul. Dari data tersebut terlihat bahwa setiap tahunnya
menurut lapangan usaha dari 9 sektor PDRB wilayah Bantul terus mengalami peningkatan.
Selain itu dapat dilihat pula terdapat 3 sektor yang medominasi PDRB Bantul yaitu Pertanian
pada urutan pertama yaitu berkontribusi sebesar 18,64%, disusul Industri Pengolahan pada
urutan kedua dengan selisih 0,01% yaitu sebesar 18,63% sedangkan Perdagangan, Hotel dan
Restoran menempati urutan ketiga sebesar 18,58%.
Tak dapat dipungkiri bahwa kontribusi terbesar masih berada pada sektor Pertanian,
walaupun jika dilihat dari tahun ke tahun marginal pertambahannya tidak lebih besar dari sektor
Industri Pengolahan yang peningkatannya bisa dikatakan cukup pesat. Namun, jika kita bergeser
melihat ke sektor peringkat ketiga yaitu Perdagangan, Hotel dan Restoran, ternyata peningkatan
nya lebih besar dibanding dengan sektor lain walaupun hanya beda tipis. Hal ini dikarenakan
Pariwisata di wilayah Bantul masih menjadi primadona dan kebutuhan akan Hotel semakin
merebak.