Anda di halaman 1dari 19

Evidence Based

Medicine
(EBM)
Gusbakti

Evidence Based Medicine


Latar belakang
Pada masa lampau pengobatan yg
dilakukan seorang dokter, umumnya
menggunakan pendekatan abdikasi
(didasarkan pd rekomendasi yg diberikan
oleh klinisi senior, supervisor, konsulen
maupun dokter ahli) atau induksi
(didasarkan pd pengalaman sendiri).
Pendekatan diatas
pendekatan
EBM (didasarkan pd bukti-bukti ilmiah)

Mengapa EBM diperlukan?


Informasi up-date mengenai diagnosis, prognosis,
terapi dan pencegahan sangat dibutuhkan dlm
praktek sehari-hari.
Informasi-informasi tradisional (mis. dari text book)
mungkin sudah tidak adekuat lagi pada saat ini.
Bbrp informasi justru menyesatkan,
membingungkan krn byknya journal-journal
kedokteran (>25.000 journal)
Dgn bertambahnya pengalaman klinik seseorang
maka kemampuan Clinical Judgement juga
meningkat. Namun pada saat bersamaan,
kemampuan ilmiah serta kinerja klinik menurun scr
signifikan.
Dgn meningkatnya jlh pasien, waktu yg
dimanfaatkan utk meng-update ilmu mjd berkurang.

EBM
EBM = suatu pendekatan medik yang
didasarkan pada bukti-bukti ilmiah
terkini utk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita (Seckett et al, 1996)
EBM = proses yang digunakan scr
sistematik utk menemukan,
menelaah/mereview, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sbg
dasar dari pengambilan keputusan klinik

Tujuan EBM
Membantu proses pengambilan
keputusan klinik, baik utk kepentingan
pencegahan, diagnosis, terapetik,
maupun rehabilitasi yg didasarkan pada
bukti-bukti ilmiah terkini yg terpercaya
dan dapat dipertanggungjawabkan.

EBM merupakan suatu pendekatan ilmiah


yg digunakan utk pengambilan keputusan
klinik.
Best research evidence (bukti-bukti
ilmiah yg berasal dr studi yg
terpercaya)
EBM

Clinical expertise (keahlian klinis)


Patients values

Best research evidence:


Bukti-bukti ilmiah berasal dr studi-studi
yg dilakukan dgn metodologi yg
terpercaya randomized controlled trial
Variabel-variabel penelitian yg diukur
dan dinilai scr objektif
Metode pengukuran harus terhindar dari
resiko bias.

Clinical expertise (keahlian klinis)


Kemampuan klinik (clinical skills) utk scr
cepat mengidentifikasi kondisi pasien dan
memperkirakan diagnosis scr cepat dan
tepat
Mampu mengidentifikasi faktor-faktor
resiko yg menyertainya
Memperkirakan kemungkinan risk and
benefit dari bentuk intervensi yg diberikan

Patients values
Setiap pasien mempunyai nilai-nilai yg unik ttg
status kesehatan dan penyakitnya.
Setiap upaya pelayanan kesehatan yang
dilakukan hrs dapat diterima pasien dan
berdasarkan nilai-nilai subjektif yang dimiliki
pasien.
Memahami harapan-harapan atas upaya
penanganan dan pengobatan yg diterima pasien

Langkah-langkah EBM
1. Memformulasikan pertanyaan ilmiah yg
berkaitan dgn masalah penyakit yg
diderita oleh pasien
2. Penelusuran informasi ilmiah (evidence)
yg berkaitan dgn masalah yg dihadapi
3. Penelaahan thd bukti-bukti ilmiah yg
ada
4. Menerapkan hasil penelaahan buktibukti ilmiah ke dalam praktek
pengambilan keputusan

Langkah-langkah EBM
1. Memformulasikan pertanyaan ilmiah
Dalam interaksi dokter-pasien, akan muncul
pertanyaan-pertanyaan ilmiah berkaitan
dgn diagnosis, prognosis, terapi, faktor
resiko, dsb serta upaya apa yg dpt dilakukan
utk mengatasi masalah yg dijumpai pd
pasien tsb.
Contoh.

Contoh:
Seorang wanita umur 56 thn datang dgn fibrilasi atrial
non rheumatic disertai dgn kegagalan ventrikel kiri
derajat sedang. Pemberian digoksin dan diuretic
memberikan hasil yg cukup baik. Penderita mempunyai
riwayat hipertensi yg terkendali. Ekhocardiogram
menunjukkan deteriorisasi fungsi ventrikuler kiri
derajat sedang. Penderita termasuk wanita aktif dan
hidup sendiri sejak suaminya meninggal 4 thn yll. Pada
saat masalah ini dibicarakan di bangsal rumah sakit,
muncul usulan utk memberikan antikoagulan warfarin
jangka panjang disertai bbrp pertanyaan berikut:
1. Bagaimana resiko tjdnya stroke embolik pd
penderita tsb jika tidak diberikan obat antikoagulan?
2. Jika diberikan antikoagulan, brp besar resiko
penderita mengalami stroke dan perdarahan serius?
3. Brp besar annual risk bagi penderita jika tidak
diberi antikoagulan?

Jenis-jenis pertanyaan klinik


Background question
Pertanyaan-pertanyaan umum yg
berkaitan dgn penyakit.

Foreground question
Pertanyaan-pertanyaan spesifik yg
berkaitan dgn upaya penatalaksanaan.

Langkah-langkah EBM
2. Penelusuran informasi ilmiah utk mencari
evidence
kemampuan penelusuran informasi ilmiah
(searching skill) dan kemudahan akses ke
sumber-sumber informasi.
Journal-journal biomedik dr perpustakaan
Journal-journal biomedik dr electronik
searching/internet Medline: CD Rom, JAMA,
BMJ, Annals of Internal Medicine, Cochrane
Database of Systematic Reviews, Scientific
American Medicine on CD Rom dan ACP Journal
Club dll.

Key word internet searching utk contoh


1:
Atrial fibrillation
Cerebrovascular disorders
Randomized controlled trial
Prognosis
Therapy

Langkah-langkah EBM
3. Penelaahan thd bukti ilmiah (evidence).
Utk melihat apakah bukti-bukti yg disajikan
dlm artikel/journal valid dan bermanfaat scr
klinik utk membantu proses pengambilan
keputusan.
Klinisi hrs memahami metode Critical
appraisal = penilaian kritis
Penelaahan artikel berdasarkan kekuatan
metodologi penelitian (design) yg digunakan
dlm artikel tsb.

LEVEL OF EVIDENCE
Level type of investigation
Ia Evidence obtained from meta analysis of

randomized controlled trials


Ib Evidence obtained from at least one
randomized controlled trial
II Evidence obtained from at least one well
a designed controlled study without
randomization

II
b

Evidence obtained from at least one other


type of well designed quasi experimental
study

III Evidence obtained from well designed non

experimental studies, such as comparative


studies, correlational studies, and case
studies

Berdasarkan contoh 1, hsl penelaahan: 2


artikel ttg prognosis memenuhi kriteria
validity dan applicability. Terbukti dlm artikel
bhw jika tdk dilakukan terapi maka pasien tsb
memiliki resiko tahunan stroke (annual risk)
sebesar 18%.
Berdasarkan data artikel, RRR (relative risk
reduction) dgn terapi warfarin: 70%. ARR
(absolute risk reduction): 0.13
Number needed to treat (NNT) = 1/ARR =
1/0.13 artinya jika terapi warfarin dilakukan
selama satu tahun thd 8 orang dgn diagnosis
tsb, maka paling tidak ada 1 orang yg
terhindar dari stroke.
Annual rate utk tjdnya perdarahan pd pasien
yg mendapat warfarin: 1% artinya 1 diantara
100 orang yg diterapi dg warfarin selama
satu tahun akan mengalami perdarahan.

Langkah-langkah EBM
4. Penerapan hasil penelaahan ke dlm
praktek
Berdasarkan informasi yg ada maka dpt
diputuskan utk segera memulai terapi
dgn warfarin. Ini juga berdasarkan
perimbangan risk-benefit assessment yg
diperoleh melalui penelusuran buktibukti ilmiah yg ada.

Anda mungkin juga menyukai