Anda di halaman 1dari 41

Pertama kali diperkenalkan tahun 1992

Pendekatan baru dalam pembelajaran


kedokteran
Sebuah revolusi dalam praktek kedokteran
Sejumlah pendekatan evidence-based
lainnya : etika, psikoterapi, terapi okupasi,
kedokteran gigi, keperawatan, dan
perpustakaan

The integration of best research
evidence with clinical expertise
and patient values.
Sejawat
Konferensi
Representatif Obat
Buku Teks
Jurnal
Internet
Pasien
Literatur yang membanjir
>20.000 majalah biomedis
>17.000 buku biomedis tahunan
~30.000 penyakit yang ditemukan
~15.000 agen terapeutik (250/tahun)

MEDLINE (computer-based telephone system) :
>4.000 jurnal dipelajari
11.000.000 kutipan

Kebutuhan akan informasi
kuantitatif yang valid tentang
keakuratan diagnosis, prognosis,
terapi dan prevensi dalam praktek
sehari - hari

Kurang adekwatnya informasi
konvensional:
* Text book: out of date
* Pendapat ekspert: sering keliru
* Mengikuti seminar: kurang efektif

Tanpa keahlian klinis, praktek
berisiko dikuasai oleh bukti-
bukti eksternal, yang
walaupun sangat sempurna,
belum tentu dapat
diaplikasikan atau tepat bagi
individu pasien.
Tanpa bukti eksternal terbaik
terkini, praktek berisiko
ketinggalan zaman dan
menimbulkan kerugian bagi
pasien.
Perbedaan kemampuan mendiagnosis dan
pengambilan keputusan klinik
Penurunan keterampilan klinik
Kekurangan waktu untuk meng-update pengetahuan
yang berhubungan dengan kepentingan pasien
Perbedaan antara evidence dengan practice
mengakibatkan variasi dalam praktek dan kualitas
pelayanan kesehatan


SANGAT PERLU :
Menyajikan pelayanan bermutu tinggi bagi pasien
Menggunakan bukti bermutu tinggi dalam
perawatan pasien
Mengatasi keterbatasan praktek terkini
Terminologi " evidence-based medicine" (EBM)
meluas di kalangan kedokteran dengan kecepatan
luar biasa pada 15 tahun terakhir
Ide utama adalah
- pengambilan keputusan (medical decision)
- dalam pelayanan terhadap pasien
- semaksimal mungkin harus berdasarkan
bukti (evidence)
EBM
Pengembangan strategi untuk secara efisien mengambil
dan mengevaluasi suatu evidence (validitas dan
relevansinya)

Kreasi dalam sistem informasi untuk mendapatkan
evidence dalam waktu singkat

Identifikasi dan aplikasi yang strategik dari kemampuan
belajar sepanjang hayat (lifelong learning) dan
meningkatkan kemampuan klinik


EBM
Integrasi dari:
Bukti-bukti hasil penelitian terbaik
(best research evidence)
Kemampuan klinik (clinical
expertise)
Kondisi pasien (patients
circumstances)
Nilai yang dianut dan harapan pasien
(patients value and expectations)

EBM
Best Research
Evidence
Terutama penelitian2 klinik :
- Akurasi tes diagnostik
- Kekuatan marker prognostik
- Efikasi dan keamanan terapi
- Rehabilitatik dan strategi
prevensi
Clinical expertise
Kemampuan untuk :
- menggunakan keterampilan klinik dan pengalaman untuk :
* mengidentifikasi secara cepat kondisi kesehatan dan
diagnosis pasien
* risiko dan keuntungan yang didapat dari suatu intervensi
Sering juga menyertakan nilai yang dianut dan harapan
pasien
Patient Circumstances
Mempertimbangkan kondisi klinis pasien serta
lokasi perawatan/ pengobatan (clinical setting)
Nilai-nilai yang dianut pasien /
patient values
Hal-hal yang dipilih, dipertimbangkan dan
diharapkan oleh pasien juga harus menjadi bahan
pertimbangan dalam memberikan keputusan klinik
(clinical decision)
PRAKTEK EBM ?
Mengintegrasikan:
Critical appraisal
Clinical expertise
Patient value &
circumstances

Ubahlah kebutuhan informasi
menjadi pertanyaan yang dapat
dijawab
Temukanlah bukti terbaik
Nilailah bukti tersebut secara
kritis
Gabungkan penilaian tersebut
dengan keahlian klinis dan
keadaan pasien secara
individual
Evaluasi

Pertanyaan
yang dapat dijawab
Pertanyaan yang
baik adalah tulang
punggung praktek
EBM. Perlu
dipraktekkan
mengajukan
pertanyaan yang
disusun dengan baik !
Mengembangkan pedoman yang praktis
dengan menggunakan EBM kemungkinan
dapat menurunkan angka kematian
Pedoman tersebut juga dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan thd pasien dengan
masalah - masalah yang prevalen
EBM tidak menggantikan keputusan klinisi
yang berdasarkan pengalaman klinisi
tersebut (EBM does not replace physicians'
judgment based on clinical experience)

Setiap rekomendasi yang diambil dari EBM harus
diaplikasikan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
setiap pasien

Kadang-kadang tidak tersedia research evidence yang
reliabel untuk menuntun keputusan klinik, atau prevalensi
sangat jarang sehingga tidak mungkin dilakukan penelitian
yang besar


Isu sentral dalam klinik
Clinical finding (bagaimana mengumpulkan dan
mengintepretasikan temuan klinis)

Etiology (Bagaimana mengidentifikasi penyebab)

Clinical manifestation (seberapa sering dan
kapan manifestasi klinis tertentu muncul)

Differential Diagnosis

Diagnostik tes
Prognosis
Terapi
Prevensi
Experience & meaning
(dari pasien)
Self improvement
(how to keep up to date)
Isu sentral dalam klinik
Large randomized controlled trials :
Cara terbaik mengetahui efek pengobatan
Large prospective studies :
Menyediakan bukti tes diagnostik dan terapi


Case/ Cases reports :
- Laporan pengalaman tentang pasien atau
sekelompok pasien
- Umumnya kurang memiliki bukti kuat
- Meskipun memberitahukan kemungkinan adanya
adverse effects of treatments
Prinsip Evidence Based Guidelines
(EBG)
Pertama, harus ada bukti yang baik dari pemeriksaan
atau prosedur yang direkomendasikan yang secara
medis efektif menurunkan morbiditas atau mortalitas
Kedua, manfaat medis harus lebih besar dari risiko
Ketiga, biaya pemeriksaan atau prosedur yang
dianjurkan harus masuk di akal dibandingkan
dengan manfaat yang diharapkan
Terakhir, tindakan yang direkomendasikan harus
praktis dan feasible
EBM membutuhkan keterampilan baru dari dokter termasuk
penelusuran pustaka yang efisien dan aplikasi aturan formal
dalam mengevaluasi referensi klinik (clinical literature)

Saat ini sudah diterima secara global bahwa tidak ada satupun
obat yang diperkenankan untuk digunakan dalam praktek klinik
bila belum mendemonstrasikan efikasinya dalam trial klinik
(RCT).

Selain itu, metode randomized trial juga diaplikasikan untuk
terapi bedah

EBM juga meliputi pengertian tentang patofisiologi yang
diperlukan untuk mengintepretasikan hasil penelitian klinik

Misalnya hasil RCT yang diterima secara luas, dapat saja
kurang sesuai dengan kondisi pasien kita yang mungkin
terlalu tua, sakit berat, atau juga menderita sakit lainnya.

Pemahaman patofisiologi akan membuat klinisi lebih mampu
dalam menilai apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan
pada pasien yang sedang dihadapi
Tes Diagnostik dapat
berbeda dalam akurasinya
tergantung dari keterampilan
praktisi.

Seorang ekspert (lokal) ,
misalnya, dapat mendiagnosis
USG jauh lebih baik dari
pada rata-rata yang
dipublikasikan di literatur

Efektifitas dan komplikasi dari
suatu intervensi terutama
prosedur bedah juga dapat
berbeda antar institusi

Anamnesis secara hati-hati dan
tepat serta pemeriksaan fisik
yang benar sering merupakan
bukti terbaik dalam
mendiagnosis dan pengambilan
keputusan untuk melakukan
terapi secara langsung



EBM mengesampingkan
pengalaman dan intuisi klinik

Koreksi
Klinisi yang sangat
berpengalaman dengan
kemampuan intuisi diagnosis,
mengobservasi dengan teliti dan
dapat mengambil keputusan yang
sulit dan tepat, mempunyai peran
penting dalam pendidikan
EBM
Critically appraise the
key article(s)
Select key article(s)
Make a decision
Integrate decision
into practice
Evaluate impact
of decision
Formulate
a question
Practice
Other triggers
41

Anda mungkin juga menyukai