Anda di halaman 1dari 98

Konsep Evidence Based

Midwifery Practice
Ana Dyah Aliza, S.Keb., Bd., M.Keb
PERKEMBANGAN
EBM
● Pertama kali diperkenalkan tahun 1992
● Pendekatan baru dalam pembelajaran kedokteran
● Sebuah “revolusi” dalam praktek kedokteran
● Sejumlah pendekatan “evidence-based” lainnya : etika,
psikoterapi, terapi okupasi, kedokteran gigi, keperawatan,
kebidanan dan perpustakaan
Pengambil an k eputu san kl
inis
Paradigma lama Paradigma baru

• Intuisi Pencar ian bukti-bukti


Pengalaman kl dan i nf or masi yang
inis tidak berasal dari penelitian
sistemati s yang si stematis
• Patofisiologis

2 dekade ter
SEJUMLAH FAKTOR
PENGGERAK EBM
• Membanjirnya literatur
• Kurangnya buku teks
• Kesulitan mengumpulkan bukti dan
menterjemahkannya’ secara praktis
• Peningkatan RCTs (Randomized Control
Trials)
• Tersedianya database terkomputerisasi
• Strategi pembuktian dapat ditiru
Literatur yang “membanjir”

 >20.000 majalah biomedis


 >17.000 buku biomedis tahunan
 ~30.000 penyakit yang ditemukan
 ~15.000 agen terapeutik (250/tahun)

 MEDLINE (computer-based telephone


system) :
 >4.000 jurnal dipelajari
 11.000.000 kutipan
SEJUMLAH SUMBER
INFORMASI MEDIS
○ Sejawat

○ Konferensi

○ Representatif Obat

○ Buku Teks

○ Jurnal

○ Internet

○ Pasien
‘MENGAPA’ E B M ?
● Kebutuhan akan informasi
kuantitatif yang valid tentang
keakuratan diagnosis, prognosis,
terapi dan prevensi dalam praktek
sehari - hari

● Kurang adekwatnya informasi


konvensional:
* Text book: out of date
* Pendapat ekspert: sering keliru
* Mengikuti seminar: kurang
efektif
‘MENGAPA’ E B M ?
Tanpa keahlian klinis, praktek
berisiko dikuasai oleh bukti-
bukti eksternal, yang walaupun
sangat sempurna, belum tentu
dapat diaplikasikan atau tepat
bagi individu pasien.
Tanpa bukti eksternal terbaik
terkini, praktek berisiko
ketinggalan zaman dan
menimbulkan kerugian bagi
pasien.
‘MENGAPA’ E B M ?

● Perbedaan kemampuan mendiagnosis dan


pengambilan keputusan klinik
● Penurunan keterampilan klinik
● Kekurangan waktu untuk meng-update
pengetahuan yang berhubungan dengan
kepentingan pasien
● Perbedaan antara evidence dengan practice
mengakibatkan variasi dalam praktek dan kualitas
pelayanan kesehatan
‘MENGAPA’ E B M ?
SANGAT PERLU :

○ Menyajikan pelayanan bermutu tinggi bagi pasien

○ Menggunakan bukti bermutu tinggi dalam perawatan pasien

○ Mengatasi keterbatasan praktek terkini


Pentingnya EBM
● Untuk meningkatkan kualitas bidan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan
kebidanan yang diberikan.
● Memaksimalkan kualitas bidan agar tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan
lama perawatan bisa lebih pendek serta biaya perawatan bisa ditekan (Madarshahian
et al., 2012).
● Kemajuan ilmu dan pengetahuan yang sangat cepat
● EBM mempromosikan pemikiran kritis. Ini menuntut bahwa efektivitas intervensi
klinis, akurasi dan presisi tes diagnostik, dan kekuatan penanda prognostik harus
diteliti dan kegunaannya terbukti.
● Pembelajaran prospektif dari membaca jurnal dan menghadiri konferensi itu penting,
tetapi tidak cukup
PENGGUNAAN EBM
● Mengembangkan pedoman yang praktis dengan menggunakan
EBM kemungkinan dapat menurunkan angka kematian
● Pedoman tersebut juga dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan thd pasien dengan masalah - masalah yang prevalen
● EBM tidak menggantikan keputusan klinisi yang berdasarkan
pengalaman klinisi tersebut (EBM does not replace physicians'
judgment based on clinical experience)
PENGGUNAAN EBM
● Setiap rekomendasi yang diambil dari EBM harus
diaplikasikan dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi setiap pasien

● Kadang-kadang tidak tersedia research evidence yang


reliabel untuk menuntun keputusan klinik, atau prevalensi
sangat jarang sehingga tidak mungkin dilakukan penelitian
yang besar
E vidence-B ased M edicine
Pengambil an Keputusan Klinis
P/
FR D/
Sembuh

Sehat Sakit Outcome Cacat

Mati
Patofisiologi R/

Cost-Utility

Kualitas Pelayanan
Isu sentral dalam klinik

● Diagnostik tes
● Prognosis
● Terapi
● Prevensi
● Experience & meaning
(dari pasien)
● Self improvement
(how to keep up to
date)
Guide to Individualized Midwifery Care for
Normal Pregnancy and Birth
• Basic concept of midwifery care
• Role of midwives
 External Environment for Birth

 Support to Keep Birth Normal

 Position for Labor

 Assessment and Monitoring Labor

 Midwifery Care in 2nd, 3rd,and 4th stage

 Immediate Care of New-born Baby


Model Evidence Based
Midwifery Practice

Ana Dyah Aliza, S.Keb., Bd., M.Keb


EBM
● Terminologi " evidence-based medicine" (EBM)
meluas di kalangan kedokteran dengan kecepatan
luar biasa pada 15 tahun terakhir
● Ide utama adalah
- pengambilan keputusan (medical decision)
- dalam pelayanan terhadap pasien
- semaksimal mungkin harus berdasarkan
bukti (evidence)
EBM
Integrasi dari:
● Bukti-bukti hasil penelitian
terbaik (best research evidence)
● Kemampuan klinik (clinical
expertise)
● Kondisi pasien (patient’s
circumstances) dan Nilai yang
dianut dan harapan pasien
(patient’s value and expectations)
Komponen EBM
Evidence Based Midwifery Care

Evidence
Based Clinical Evidence Based
Midwifery Expertise Midwifery Care is the
Care (Dr, MW) integration of clinical
expertise, research
evidence and woman
Woman Research preference.
Values Evidence
Best Research Evidence

● Terutama penelitian2 klinik :


- Akurasi tes diagnostik
- Kekuatan marker prognostik
- Efikasi dan keamanan terapi
- Rehabilitatik dan strategi
prevensi
Clinical expertise
● Kemampuan untuk :
- menggunakan keterampilan klinik dan pengalaman untuk :
* mengidentifikasi secara cepat kondisi kesehatan dan
diagnosis pasien
* risiko dan keuntungan yang didapat dari suatu
intervensi
● Sering juga menyertakan nilai yang dianut dan harapan
pasien
Patient Circumstances

● Mempertimbangkan kondisi klinis pasien serta


lokasi perawatan/ pengobatan (clinical setting)
Nilai-nilai yang dianut pasien /
patient values

● Hal-hal yang dipilih, dipertimbangkan dan


diharapkan oleh pasien juga harus menjadi bahan
pertimbangan dalam memberikan keputusan klinik
(clinical decision)
Faktor yang Mempengaruhi EBM
● Hasil penelitian atau riset termasuk teori-teori pendukung
● Pengalaman yang bersifat klinis
● Feedback atau sumber-sumber dari pengalaman yang dialami oleh pasien.
Tingkatan Bukti dan Mutu EBM
Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidence yang digunakan untuk
mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang bukti terbaik sampai dengan bukti yang
paling rendah. Tingkatan evidence ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam EBP.
Hierarki untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian dan
Kualitas (AHRQ) (Titler, 2010)
PENEMUAN BUKTI
PENEMUAN BUKTI
PENEMUAN BUKTI
PENEMUAN BUKTI
PENEMUAN BUKTI
PENEMUAN BUKTI
PENCARIAN BUKTI
DALAM LITERATUR

MEDIS
Large randomized controlled trials :
Cara terbaik mengetahui efek pengobatan
● Large prospective studies :
Menyediakan bukti tes diagnostik dan terapi

• Case/ Cases reports :


- Laporan pengalaman tentang pasien atau
sekelompok pasien
- Umumnya kurang memiliki bukti kuat
- Meskipun memberitahukan kemungkinan adanya
adverse effects of treatments
Definition of Level of Evidence

Level I: Highest
Sources:

Primary endpoint of RCT-adequate Sample Size

Meta-analysis of RCTs

Level II: Intermediate
Sources:

Small RCT

Predefines sec.endpoint of large RCT

Level III: Lower
Sources:

Prospective case series

Post hoc analysis of large RCTs

Level IV: Undetermined
Sources:

Small uncontrolled case series

General agreement despite lack of evidence
Principles of EBM

□ So what is best evidence?


Highest quality

Lowest quality
Levels of Evidence

Level 1: Randomized Clinical Trials

Level 2: Head to Head Trial or
Systematic Review of Cohort Studies

Level 3: Case-Control Studies

Level 4: Case-series

Level 5: Expert Opinion
Levels of Evidence

Level 1: Highest:

Level 2:

Level 3:

Level 4:

Level 5: Lowest but still evidence
Applying Classification of Recommendations
and Level of Evidence

Class I Class IIa Class IIb Class III

Benefit > > > Risk Benefit > > Risk Benefit ≥ Risk Risk ≥ Benefit
Additional studies Additional studies No additional studies
with focused with broad objectives needed
objectives needed needed; Additional
registry data would
be helpful

Procedure or IT IS REASONABLE Procedure or Procedure or


treatment SHOULD to perform procedure treatment treatment should NOT
be performed or or administer MAY BE be performed or
administered treatment CONSIDERED administered SINCE
IT IS NOT HELPFUL
AND MAY BE
HARMFUL
Applying Classification of
Recommendations and
Level of Evidence
Level A Class I Class IIa Class IIb Class III

Multiple (3-5) Recommendation Recommendation Recommendation s Recommendation


population risk that procedure or in favor of usefulness/ that procedure or
strata evaluated treatment is treatment or efficacy less well treatment not
useful/ effective procedure being established useful/ effective
General consistency useful/ effective and may be
of direction and Sufficient evidence Greater conflicting harmful
magnitude of effect from multiple Some conflicting evidence from
randomized trials evidence from multiple Sufficient evidence
or meta-analyses multiple randomized trials from multiple
randomized trials or meta-analyses randomized trials
or meta-analyses or meta-analyses
Applying Classification of
Recommendations and
Level of Evidence

Level B Class I Class IIa Class IIb Class III

Limited (2-3) Recommen-dation Recommen-dation Recommen-dation’s Recommen-dation


population risk that procedure or in favor of usefulness/ that procedure or
strata evaluated treatment is treatment or efficacy less well treatment not
useful/ effective procedure being established useful/effective
useful/ effective and may be
Limited evidence Greater conflicting harmful
from single Some conflicting evidence from
randomized trial evidence from single randomized Limited evidence
or non- single randomized trial or non- from single
randomized trial or non- randomized randomized trial
studies randomized studies or non-
studies randomized
studies
Applying Classification of
Recommendations and
Level of Evidence

Level C Class I Class IIa Class IIb Class III

Very limited (1-2) Recommen-dation Recommendation in Recommen-dation’s Recommendation


population risk that procedure favor of treatment usefulness/ that procedure or
strata evaluated or treatment is or procedure efficacy less well treatment not
useful/ effective being established useful/effective
useful/effective and may be
Only expert Only diverging harmful
opinion, case Only diverging expert opinion,
studies, or expert opinion, case studies, or Only expert opinion,
standard-of-care case studies, or standard-of-care case studies, or
standard-of-care standard-of-care
Concept of the midwifery care

• Woman-centered care
• Individualized care

Circle of Midwifery
Assessment Process
Steps to EBM

Step 1: Define a clinical question

Formulate a clinical question in PICO format from
a patient scenario

Recognize type of clinical questions
Steps to EBM

□ Step 2: Find the evidence


□ Locate clinical evidence using Pubmed/Medline
clinical query database
Steps to EBM

Step 3: Assess the evidence/critical
appraisal of the evidence:

Therapy/intervention

Diagnosis

Harm

Screening

Prognosis

Overviews-meta analysis

Clinical practice guidelines
Steps to EBM

Step 4: Apply the evidence to patients

Tips on particulating evidence to individual
patients

Decision aids and links to publication
Steps to EBM

□ Step 5: Communication
□ Communicate the information to patients and to
integrate patients values and preferences in
decision-making
Langkah-Langkah
Penelusuran literature
Ana Dyah Aliza, S.Keb., Bd., M.Keb
5 key steps of EBM
Penjelasan 5 Langkah EBM
Langkah Penjelasan

Langkah 1 Rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat komponen: Patient,
Ask Intervention, Comparison, dan Outcome

Langkah 2 Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab pertanyaan itu. Salah satu sumber
Acquire database yang efisien untuk mencapai tujuan itu adalah PubMed Clinical Queries.
(search)

Langkah 3 Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti benar (valid), penting (importance), dan
Appraise dapat diterapkan di tempat praktik (applicability)

Langkah 4 Terapkan bukti-bukti kepada pasien. Integrasikan hasil penilaian kritis dengan
Apply keterampilan klinis dokter, dan situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien

Langkah 5 Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas dan efisiensi dalam menerapkan keempat
Assess langkah tersebut
Langkah 1
● Langkah pertama dari proses EBM adalah mengubah
masalah menjadi pertanyaan klinis yang terstruktur dan
dapat dijawab.
● Masalah klinis sering kali tidak muncul sebagai pertanyaan
yang dirumuskan dengan sempurna - masalah itu kompleks
dan memiliki banyak aspek berbeda untuk
dipertimbangkan. Namun, tanpa pertanyaan yang jelas akan
sulit untuk menemukan informasi.
P I C O

The population, The intervention el The comparison el The outcome elem


patient or ement considers ement looks at ent addresses what
problem element what you are going alternative you are trying to
identifies the health to do about the treatments to achieve through
issue you are health issue you compare against your intervention.
investigating and are investigating. your intervention.
who it is affecting. Ask yourself:
Ask yourself: Ask yourself: What are you trying
Ask yourself: Which main What is the to do for the
What are the key intervention, standard treatment patient?
characteristics of prognostic factor, or to compare with? What can you hope
the patient? exposure are you What is the to accomplish,
How would you considering? alternative care measure, or
describe a similar What do you want option to compare improve?
group of patients? to do for the with? Are you trying to
Is age, sex, patient? (e.g. treat, Note: Not all relieve or eliminate
ethnicity, general diagnose, observe) clinical questions specific
health, or any other use a comparison. symptoms? Reduc
factor relevant to e adverse affects? 
their diagnosis or
treatment?
4 Parts of ACQ (PICO)

P – Patient and problem

I – Intervention (treatment, test,
prognostic factor, etiology, etc.)

C – Comparison (if necessary)


O- Outcome
4 Domains of EBM


Treatment


Diagnosis


Prognosis


Causation/Etiology
Treatment

P – In a child with frequent febrile
seizures


I – would anticonvulsant therapy


C – compared to no treatment


O – result in seizure reduction?
Diagnosis

P – In an otherwise healthy 7-year-old
boy
with sore throat,


I - how does the clinical exam


C – compare to throat culture


O – in diagnosing GAS infection?
Prognosis

P - In children with Down syndrome,


I - is I Q an important prognostic factor

□ C–


O – in predicting Alzheimer’s later in
life?
Etiology/Harm

P – controlling for confounding factors,
do
otherwise healthy children


I - exposed in utero to cocaine,


C – compared to children not exposed


O – have increased incidence of
learning disabilities at age six years?
Framework Lainnya
P I C O (T)

Population/ Intervention Comparison Outcome Timeframe


(Jangka waktu)
patient (intervensi/tin (Perbandinga (luaran) *jika dibutuhkan
(populasi/pas dakan/perlak n/ kontrol)
ien) uan)
Digunakan terutama untuk pertanyaan jenis perawatan.

S P I C E

Setting Perspective (for Intervention Comparison Evaluation


(setting tempat) whom) (what) (compare with
what)
Booth, 2006
Langkah 2

Cari bukti-bukti untuk


menjawab pertanyaan pada
langkah 1
Bukti ilmiah yang dicari dalam EBM
memiliki ciri-ciri EUREKA yaitu
Understandable (bisa dipahami),
Relevant (relevan/sesuai), Extendible
(bisa diterapkan), Current (terbaru)
and Appraised (telah dilakukan
penilaian)
Mathew, 2010
Systems

Sumber
Studies Bukti Synopses

Syntheses
System
Sistem informasi klinis berbasis komputer yang
mengintegrasikan dan meringkas semua bukti riset yang
penting dan relevan dengan masalah klinis spesifik pasien.
Informasi yang tersedia dalam sistem merupakan hasil dari
proses kajian yang secara eksplisit dilakukan untuk
menyediakan bukti baru yang berasal dari artikel pada
jurnal. ―Sistem‖ diperbarui jika tersedia bukti riset yang
baru dan penting. Contoh :
● BMJ Clinical Evidence
(http://www.clinicalevidence.com), UpToDate (
http://www.uptodate.com)
● PIER: The Physician’s Information and Education
Resource (http://pier.acponline.org/index.html)
Synopses

Sinopsis adalah ringkasan riset asli yang berbasis bukti.


Sumber:
● ACP [American College of Physicians] Journal
Club(http://www.acpjc.org
● EBM (http://ebm.bmj.com)
Syntheses

Sintesis (systematic review) – > Sintesis menilai secara


kritis semua bukti penelitian tentang topik tertentu,
untuk menyajikan penilaian keseluruhan dari temuan
penelitian (rangkuman beberapa artikel asli). Kategori
ini berisi tinjauan sistematis dan meta-analisis . Sumber:
● The Cochrane Library Web site
(http://www3.interscience.wiley.com/
cgibin/mrwhome/106568753/HOME)
● DARE (www.york.ac.uk/inst/crd/welcome.htm)
Studies
● Studi– artikel riset asli. Sumber:
● Medline/ PubMed Clinical Queries (www.pubmed.com)
● EMBASE (OVID) (www.ovid.com)
Strategi pencarian

Identify key elements

Think of alternative words

Simplify your search

Combine keywords
Menggunakan Boolean Logic
Langkah 3

Appraise = Menilai

Lakukan penilaian kritis apakah


bukti-bukti benar (valid), penting
(importance), dan dapat diterapkan di
tempat praktik (applicability)
Validity

● Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari cara
peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara mengukur variabel, dan
mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor perancu (confounding
factor)
● Untuk memperoleh hasi riset yang benar (valid), maka sebuah riset perlu
menggunakan desain studi yang tepat
Validitas mengacu pada seberapa ketat
penelitian dilakukan dan sejauh mana
kesimpulan itu benar dalam konteks
penelitian itu dilakukan. Desain,
metode, dan prosedur penelitian yang
lebih valid memastikan bahwa hasil
penelitian tidak terlalu bias dan
kesimpulannya lebih dapat
digeneralisasikan
3 Area Validitas
Participants
Aims (partisipan/sampel penelitian)
(Tujuan Penelitian)
Apakah sampel yang dipilih
Apakah ada pernyataan yang relevan? Apakah sampel
jelas tentang tujuan penelitian? dialokasikan ke kelompok
perlakuan/kontrol secara acak?

Methods
(Metode Penelitian)

MetodeApakah metode yang


tepat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian?
Importance
(penting)

Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis


perlu dinilai tidak hanya validitas (kebenaran)nya tetapi juga
apakah intervensi tersebut memberikan informasi diagnostik
ataupun terapetik yang substansial, yang cukup penting
(important), sehingga berguna untuk menegakkan diagnosis
ataupun memilih terapi yang efektif.
Applicability
(Bisa diaplikasikan)

Bukti yang valid dan penting dari sebuah


riset/penelitian hanya berguna jika bisa diterapkan
pada pasien di tempat praktik klinis
Beberapa Contoh Critical Appraisal
Tools
● JAMA Evidence Critical Appraisal Worksheets
● Joanna Briggs Institute Checklist for Assessing
the Validity of Descriptive/Correlational Studi
es
● AOTA Critically Appraised Papers
● Critical Appraisal Skills Programme
● MMAT critical Appraisal Tools
Langkah 4

Apply = Menerapkan

Terapkan bukti-bukti kepada pasien.


Integrasikan hasil penilaian kritis
dengan keterampilan klinis dokter, dan
situasi unik biologi, nilai-nilai dan
harapan pasien
Setelah mengumpulkan dan menilai bukti
penelitian, perlu diperitmbangkan apakah hasil
penelitian tersebut berlaku untuk situasi spesifik
yang sedang dihadapi.
Setelah mendapatkan dan menilai hasil bukti dari
penelitian, maka harus dikaitkan dengan
komponen EBM lainnya
Nilai dan keadaan
Nilai pasien
dan keadaan
1. Bagaimana
pasien
keadaan pasien?
1. Bagaimana keadaan
Bukti penelitian 2. pasien?
Apa pandangan,
Bukti terbaik penelitian
Keahlian klinis 2. Apa nilai, dan
pandangan, nilai,
terbaik
1. Sudahkah bukti keyakinan
1. Apakah dan keyakinan
Keahlian klinis hasil 1. Sudahkah
hasil penelitianbukti pasien?
pasien?
1. ApakahEBM hasilbisa
EBM hasil penelitian
yang relevan 3.3.Apakah
Apakah pasienpasien
diimplementasika yang
bisa dicari secaradicari
relevan memiliki
memiliki
n?
diimplementasikan? secaraluas?
luas?
2. Apakah kekhawatiran,
kekhawatiran, stres,
2. Apakah 2.2. Sudahkah
Sudahkah bukti bukti
alat/intervensi ataustres, atau
ketakutan?
alat/intervensi yang hasil penelitian
hasil penelitian ketakutan? pasien
yang 4. Apakah
direkomendasikan dinilai secara
dinilai kritis?
secara 4.memiliki
Apakah pasien
direkomendasika preferensi
layak digunakan? 3. Apakah kritis? hasil memiliki
untuk perawatan?
3. Akankah n layak potensi 3.penelitian
Apakah hasilyang preferensi untuk
digunakan?
manfaat lebih besar dapat diterapkan
penelitian yang perawatan?
3. Akankah potensi
daripada potensi pada kondisi
dapat diterapkan
bahaya?manfaat lebih pasien?
pada kondisi
4. Apakahbesar daripada ada pasien?
potensi
pertimbangan bahaya?
4. Apakah ada
tambahan yang
pertimbangan
relevan?
tambahan yang
relevan?
Melibatkan pasien dalam proses pengambilan
keputusan sangat penting untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada pasien
Langkah 5

Assess = Menilai

Lakukan evaluasi dan perbaiki


efektivitas dan efisiensi dalam
menerapkan keempat langkah tersebut
Langkah terakhir adalah menilai efektivitas dan
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan area untuk
perbaikan. Penerapan bukti penelitian harus dinilai,
menentukan efektivitas strategi yang diterapkan dan
mempertimbangkan apakah tenaga kesehatan mampu
memberikan hasil yang memuaskan bagi pasien.

Langkah-langkah yang dapat Anda gunakan untuk menilai


efektivitas proses EBP dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kategori: tingkat praktisi, tingkat pasien, dan tingkat
sistem/organisasi (atau proses).
Tingkat Praktisi

Untuk mempertimbangkan efektivitas EBP di tingkat praktisi, bisa ditanyakan pertanyaan berikut ini :

1. Apakah pertanyaan klinis yang dirumuskan dengan baik?


2. Apakah sumber bukti sesuai untuk jenis pertanyaan klinis?
3. Sudahkah mencari database secara efisien?
4. Apakah menggunakan hierarki bukti sebagai panduan untuk jenis bukti yang dicari?
5. Apakah mencari dan menggunakan informasi yang lebih tinggi dalam hierarki bukti?
6. Apakah menilai bukti yang ditemukan sebelum menggunakannya dalam praktik klinis?
7. Apakah Anda dapat dengan jelas menjelaskan kepada pasien Anda apa arti bukti dan melibatkan
mereka dalam pengambilan keputusan bersama jika sesuai?
8. Apakah Anda secara proaktif memantau bukti yang baru muncul di bidang praktik Anda?
(Hoffmann, T, Bennett, S, & Del Mar, C 2013)
Tingkat Pasien

Untuk mempertimbangkan efektivitas EBP pada tingkat pasien, bisa ditanyakan


pertanyaan berikut ini :
1. Apakah rencana perawatan sesuai untuk keadaan pasien yang tidak biasa?
2. Apakah mempertimbangkan nilai, keyakinan, dan preferensi dari pasien?
3. Apakah status kesehatan atau kualitas hidup pasien membaik?
4. Apakah pasien puas dengan pengobatannya?
5. Apakah lama rawat inap pasien berkurang?
6. Apakah jumlah kunjungan pelayanan kesehatan pasien berkurang?
7. Bagaimana sikap pasien terhadap rencana perawatan?
8. Apakah pasien mematuhi rencana perawatan?
Tingkat Sistem / Organisasi

Untuk mempertimbangkan efektivitas EBP di tingkat sistem/organisasi, bisa


ditanyakan pertanyaan berikut ini :
1. Apakah Anda memperbarui kebijakan dan prosedur berdasarkan pedoman
saat ini?
2. Apakah alat klinis yang diperlukan tersedia untuk menerapkan pedoman
saat ini?
3. Apakah lama konsultasi dengan dokter berkurang?
International Centre for Allied Health Evidence telah mengembangkan kerangka konsep
untuk menilai kualitas yg disebut “ASPIRE” untuk mengevaluasi kinerja klinis di Jaringan
Kesehatan Lokal di Australia Selatan. Hal ini digunakan sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Data Collection

Ana Dyah Aliza, S.Keb., Bd., M.Keb


OUTLINE MATERI

●Pengumpulan Data Sekunder

●Pengumpulan Data Primer


Klasifikasi Data
● (Menurut Dimensi Waktu dan Sumber Data)
● Data Menurut Dimensi Waktu :
1. Data Runtut Waktu (Time Series Data) : ialah data yang secara
kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu.
2. Data Silang Tempat (Cross Section Data) : ialah data yang
dikumpulkan pada suatu titik waktu tertentu.
3. Data Pooling : adalah kombinasi antara data runtut waktu dan silang
tempat.

● Data menurut Sumber :


1. Data Primer (Primary Data) : ialah data yang dikumpulkan dari
sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu melalui survei lapangan
dengan menggunakan semua metode pengumpulan data original.
2. Data Sekunder (Secondary Data) : ialah data yang telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data.
Pengumpulan Data Sekunder (1)

Kualitas Data : ditentukan oleh : 1) kualitas instrumen penelitian 2)


kualitas pengumpulan data.
Lembaga Pengumpul Data Serkunder : 1) lembaga pemerintah (BPS,
Bank Indonesia, Kantor/Departemen teknis). 2)lembaga non pemerintah
(Bank Umum, Pasar Modal/Bursa Efek, perusahaan konsultan).
Teknologi Penyimpanan Informasi : perkembangan teknologi
informasi memungkinkan penyimpanan data sekunder yang lebih efektif
dan efisien. Penyimpanan data sekunder melalui media cetak memerlukan
tempat yang sangat banyak dan dan seringkali mengalami kesulitan
dalam pencarian kembali. Penyimpanan data sekunder dewasa ini tidak
terbatas melalui media cetak saja, melainkan dengan berbagai macam
media lain seperti : microfilm, magnetic tape, magnetic disk , hard disk,
foppy disk, optical laser disk, compact disk, Compact Disk Read Only
Memory /CD- ROM, USB Flash Drive.
Penggunaan Data Sekunder : Ada dua alasan penggunaan data
sekunder dalam peenelitian bisnis dan ekonomi : 1) Efisiensi biaya , biaya
pencarian/pengumpulan data sekunder lebih murah daripada data
primer.
2) Hemat waktu , untuk mencari data sekunder lebih singkat daripada
data primer.
Pengumpulan Data Sekunder (2)

Metode Pengumpulan/Pencarian Data Sekunder :


1. Pencarian Data Secara Manual : melalui penelusuran data
sekunder secara fisik melalui penggunaan indeks, bibliografi, dan
referensi putakawaan.

2. Lokasi Data Sekunder : a. data internal : data sekunder yang sudah


tersedia di dalam perusahaan ; b.data eksternal : data sekunder
yang berasal dari berbagai institusi di luar perusahaan

3. Pencarian Data Melalui Kontak Langsung : menggunakan


terminal komputer si peneliti secara langsung mencari data yang
relevan dari sumber atau distributor data sekunder. Keuntungan
Penggunaan metode ini : a) Penghematan waktu, dimana prosedur
pencarian data dengan metode ini sangat cepat. b) Kecermatan, c)
kenaikan relevansi, d) efisiensi biaya
4. Kriteria Evaluasi Data Sekunder : a) Ketepatan waktu, diperlukan
sebagai dasar pengambilan keputusan atau tidak. b) Relevansi, data
sekunder yang dikumpulkan harus relevan dengan permasalahan
yang dihadapi. c) Akurasi, ketelitian dalam proses pengumpulan data
sekunder perlu dievaluasi sebelum dipergunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Pengumpulan Data Primer (1)

1) Metode Pengumpulan Data Primer (PDP) : 1) PDP Pasif , 2) PDP Aktif.


a. PDP Pasif : merupakan observasi karakter, dengan alat mekanik atau manual, dari
elemen-elemen studi, dimana responden atau elemen studi bertindak pasif. PDP Pasif
ini bermanfaat dalam mendapatkan data baik dari orang maupun dari elemen studi
yang lain. Fokus observasi meliputi karakteristik individu, obyek, organisasi dan
semua jenis hal yang menarik perhatian peneliti.
b. PDP Aktif : menanyai responden, baik secara personal maupun tidak. PDP aktif ini
menghendaki responden bertindak aktif berpartisipasi dalam proses pengumpulan
data.

2) Variasi Masing-masing metode dibedakan dalam tiga dimensi :


a. Derajat Kesamaran : menyembunyikan tujuan studi dari responden karena
dikhawatirkan terjadi bias.
b. Derajat Struktur : memusatkan perhatian pada formalisasi proses pengumpulan data
(berdasarkan daftar pertanyaan, baik tertulis maupun verbal, yang telah disiapkan
sebelumnya).
c. Metode Pengumpulan : memusatkan perhatian bagaimana cara memperoleh data
dari unit-unit analisis dalam penelitian, baik secara manual maupun elektronik
(computerized).
Pengumpulan Data Primer (2)

Teknik Pengumpulan Data : 1) Wawancara (Interview), 2) Angket


(Kuesioner), 3) Pengamatan (Observation).

1. Wawancara (Interview) :
Wawancara Personal (Personal Interviewing): wawancara antara peneliti
dengan responden secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh
informasi/data yang relevan
Wawancara Telepon (Telephone Interviewing): Komunikasi antara pewawancara
(peneliti) dan responden dengan menggunakan telepon.
Wawancara Lewat Komputer (Computer Interviewing) : metode PDP yang
menggunakan proses secara elektronik atau komputer.

Wawancara Terstruktur vs Wawancara Tak Terstruktur


a. Wawancara Terstruktur (Structured Interview): wawancara dengan
menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan tertulis dan
bahkan alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
b. Wawancara Tak Terstruktur (Unstructured Interview) : wawancawa
bebas dimana peneliti tidak menggunakan instrumen penelitian (daftar
pertanyaan), kecuali pedoman wawancara (interview guide) berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Pengumpulan Data Primer (3)
Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Dalam Wawancara di Lapangan :

1. Akses : merupakan kemampuan responden untuk menyampaikan informasi yang ditanyakan


pewawancara. Hal ini berkaitan dengan struktur pertanyaan dan mudah dipahami responden.

2. Kepercayaan / Niat Baik : pewawancara agar membina hubungan baik dengan responden
yang dilandasi dengan perasaan saling percaya dan niat baik, sehingga terwujud situasi
wawancara yang menyenangkan bagi responden.

3. Keahlian : keahlian pewawancara sedemikian rupa sehingga hasil wawancara dapat


dipercaya, memperoleh legitimasi, dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Motivasi Responden : berupa kemauan dan hasrat pihak yang diwawancarai (interviewee)
untuk memberikan informasi yang diminta oleh pewawancara (interviewer).
Pengumpulan Data Primer (4)
Angket (Kuesioner) :
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas.

Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Isi dari kuesioner dapat berupa : 1) pertanyaan tentang fakta yang dianggap diketahui oleh
respoden, 2) pertanyaan tentang pendapat responden, 3) pertanyaan tentang persepsi diri, yaitu
cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang
lain atau lingkungan.

Cara mengungkapkan pertanyaan : 1) jangan gunakan kata atau istilah yang sulit, 2) jangan
gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum, 3) hindari pertanyaan yang mendua (ambivalen),
4) jangan gunakan kata yang samar-samar artinya, 5) hindari pertanyaan yang mengandung
sugesti, 6) jangan membuat pertanyaan yang memalukan responden, 7) hindari pertanyaan yang
memerlukan ingatan yang kuat dari responden.
Pengumpulan Data Primer (5)
Pengamatan (Observation) :
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung obyek
(elemen) yang diteliti tanpa mengajukan pertanyaan.
Keuntungan Pengamatan (observasi) :1) dapat dicatat hal-hal perilaku, pertumbuhan,
respons terhadap suatu perlakuan tertentu. 2) dapat memperoleh data dari obyek yang
diteliti tanpa melakukan komunikasi verbal.
Kelemahan Pengamatan (Observasi) : 1) kadangkala memerlukan waktu menunggu yang
lama. 2) pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara
langsung. 3) ada kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya melalui
pengamatan karena dianggap tabu, sangat rahasia dan sebagainya.

Jenis Observasi :
1.Berdasarkan pengumpulan data : a. Observasi Partisipan (participant 0bservation)
: peneliti terlibat langsung dalam aktivitas (orang) yang diamati. b. Observasi Non
partisipan (non participant observation) : peneliti tidak terlibat dalam aktivitas orang-
orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen.
2.Berdasarkan instrumen yang digunakan : a. Observasi
Terstruktur : observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang apa yang
diamati dan dimana tempatnya. b. Observasi Tidak Terstruktur; observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai