Traumatik injuri pada gigi sulung sangat sering terjadi. Trauma pada gigi
dapat menyebabkan terjadinya fraktur, avulsi atau berpindahnya gigi
(displacement). Trauma yang terjadi pada gigi sulung lebih sering
menyebabkan berpindahnya gigi dari pada fraktur gigi. Gigi incisivus RA
merupakan gigi sulung yang paling sering terkena, dimana 71% dari kasus
tersebut yang melibatkan incisivus sentral RA.
(1,2)
Frekuensi trauma pada gigi sulung adalah antara 4-36% tergantung pada
daerah dan negara dimana penelitian dilakukan. Penyebab utama trauma
ini adalah karena terjatuh. Peak menunjukkan bahwa trauma pada gigi
sulung telah dilaporkan terjadi pada usia 1-2 tahun. Seiring
perkembangannya, anak pada usia ini sedang belajar untuk berjalan dan
kekurangan koordinasi agar tidak terjatuh dan menghindari menabrak
perabotan dan benda keras lainnya
(3)
gigi permanen sedangkan pada gigi sulung sekitar 70%. Trauma pada
jaringan periodontal terbagi atas concussion, subluksasi, luksasi intruksi,
luksasi lateral dan avulsi. Trauma ini terutama melibatkan incisivus
sentral RA baik pada gigi sulung atau pada gigi permanen dan jarang
terjadi pada RB. Dengan bertambahnya usia, frekuensi dan tipe dari
trauma luksasi juga berubah. Pada gigi sulung, luksasi tipe intrusi dan
ekstrusi nampak sebagai akibat dari trauma yang paling sering terjadi. Hal
ini merupakan suatu fenomena yang mungkin berhubungan erat dengan
sifat resilient tulangh alveolar pada usia tersebut.
Dalam makalah ini dibahas mengenai intrusi insisivus sentral RA
pada gigi sulung, meliputi defenisi, etiologi, gambaran klinis, radiografi,
perawatan dan prognosanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Intrusi (dislokasi sentral) adalah berpindahnya gigi, terbenam ke
dalam tulang alveolar. Trauma ini sering disertai dengan comminution
atau fraktur dari soket alveolar. Arah dislokasi intrusi ini mengikuti aksis
gigi.(4)
2.2. Etiologi(1)
a)
b)
c)
d)
Terjatuh
Kekerasan fisik pada anak
Kontak dalam olahraga
Kecelakaan kendaraan bermotor
Bila akar gigi sulung berpindah ke bukal, gigi yang intrusi biasanya
dapat dibiarkan untuk erupsi kembali secara spontan. Orang tua
diinstruksikan untuk membersihkan daerah trauma menggunakan
larutan chlorhexidine0,1%. Selama fase erupsi kembali, resiko infeksi
masih selalu ada dan pasien harus dikontrol 1 kali seminggu selama 2-3
minggu pertama pasca trauma.