Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut proyeksi global WHO di tahun 2005 mengindikasikan sekitar
1,6 miliar orang dewasa (15 tahun ke atas) mengalami overweight dan
sedikitnya 400 juta orang dewasa mengalami obesitas. Diperkirakan pada
tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang mengalami overweight dan lebih dari 700
juta yang obesitas. Dari penelitian di Indonesia sendiri, angka overweight dan
obesitas sudah mencapai 25% dari seluruh penduduk.
Obesitas merupakan ancaman penyakit akibat kelebihan gizi dan
gangguan metabolisme tubuh. Kasus obesitas terjadi karena asupan energi
tinggi,

sementara

keluaran

energinya

rendah.

Dewi

(2007),

faktor

penyebabnya obesitas kebanyakan karena adanya perubahan gaya hidup dan


kebiasaan pola makan yang salah pada anak.
Badan kesehatan dunia World of Healty Organitation (WHO), bahkan
menyatakan masalah kelebihan bobot tubuh ini sudah menjadi epidemi dunia.
Laporan Newsweek edisi 11 Agustus 2003, kasus obesitas di dunia meningkat
50% dalam sepuluh tahun terakhir ini. Lembaga obesitas internasional di
London, Inggris, memperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini
mengalami kelebihan berat badan (Salim dan Kurniasih, 2003).
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of
Epidemiology mengungkapkan, obesitas yang dialami seseorang pada saat

remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko kematian di usia paruh baya.
Penelitian tersebut melibatkan 227 ribu pria dan wanita Norwegia yang diukur
tinggi dan berat badannya antara tahun 1963-1975 saat mereka berusia antara
14-19 tahun. Dengan mengikuti perkembangan mereka sampai tahun 2004,
saat mereka rata-rata berusia 52 tahun, 9650 orang diantaranya meninggal.
Hasil penelitian diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau
overweight (kelebihan berat badan) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih
berisiko mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian. Risiko
kanker kolon serta penyakit pernapasan seperti asma dan emfisema juga
meningkat 2-3 kali (Nita, 2008).
Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori yang masuk
dibanding

yang

keluar.

Kalori

diperoleh

dari

makanan

sedangkan

pengeluarannya melalui aktivitas tubuh dan olahraga. Kalori terbanyak (6070%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas, jantung
berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini ditentukan
oleh genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat
meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan.
Jadi ketidakseimbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor
keturunan tapi dipicu oleh pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai,
malas bergerak, selalu dibantu oleh orang lain (pembantu/supir) atau alat
(remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan) dan makan berlebihan akan
meningkatkan asupan dan menurunkan luaran kalori.

Tubuh yang berat akan membebani lutut mengakibatkan keradangan


sendi, memicu hipertensi, mengganggu kesuburan dan dapat mengakibatkan
kematian mendadak saat tidur. Kelebihan asupan makanan mengakibatkan
meningkatnya lemak darah yang tidak diinginkan (kolesterol LDL dan
Trigliserida). Selain itu, jaringan lemak tubuh yang merupakan tempat deposit
kelebihan kalori, terutama dibagian dalam rongga perut ,ikut mengganggu
kerja insulin (resistensi insulin) (Endang, 2008).
Gangguan lemak darah dan resisitensi insulin mengkibatkan kumpulan
gejala yang disebut sindroma metabolik, yang ditandai dengan obesitas
sentral, hipertensi, dislipidemia (kolesterol total, LDL, trigliserida tinggi,
sedangkan kolesterol HDL rendah) dan gula darah puasa yang meningkat.
Keadaan ini akan memicu terjadinya diabetes dan menimbulkan penyempitan
pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan kejadian serangan jantung
dan stroke (Kurniati, 2005).
Salah satu usaha yang sering dilakukan oleh masyarakat umum untuk
menurunkan berat badan adalah mengatur asupan (intake) nutrisi atau diet.
Dalam jurnal Eating in the Adult World: The Rise of Dieting in Childhood and
Adolescence (Hill, Oliver, & Rogers, 1992), diet digambarkan sebagai suatu
usaha pengurangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh yang memungkinkan
seseorang untuk merampingkan bagian-bagian yang tidak diinginkan pada
tubuh mereka, membuat mereka tampak lebih langsing, lebih diinginkan, dan
lebih sukses. Diet merupakan salah satu cara yang paling populer untuk
menurunkan berat badan karena diet dapat dilakukan oleh hampir semua

orang, tidak mahal, diterima secara sosial, dan tidak menimbulkan efek
samping yang langsung terasa.
Pengaturan pola makan sehat adalah anjuran yang tepat, dengan
mengurangi asupan lemak, tetapi cukupi komposisi bahan makanan dengan
metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber karbohidrat (nasi, mie, kentang,
dll) sebesar 60%, protein (ikan, ayam, tempe, tahu) sebesar 15% dan lemak
(ikan, minyak zaitun, alpukat) 20-25% plus cukup vitamin dan mineral (buah
dan sayur).
Diet mencakup pola-pola perilaku yang bervariasi, dari pemilihan
makanan yang baik untuk kesehatan sampai pembatasan yang sangat ketat
akan konsumsi kalori (Kim & Lennon, 2006). Perilaku tidak sehat yang dapat
diasosiasikan dengan diet misalnya puasa, tidak makan dengan sengaja,
penggunaan pil-pil diet, penahan nafsu makan atau laxative, muntah dengan
disengaja, dan binge eating (Perry, Leon, & Fulkerson, 1995).
Salah satu diet yang sedang marak di belahan dunia sekarang ini
adalah diet dengan nutrisi Herbalife. Herbalife merupakan food supplement
(tambahan makanan) yang membantu memenuhi kebutuhan gizi secara
optimal dengan konsep nutrisi seluler (Cellular Nutrition Technology).
Dengan programnya yang dinamakan Shapeworks, Herbalife merupakan
produk yang telah dipercaya selama 29 tahun, dengan > 65 juta pelanggan di
lebih dari 69 negara di dunia. Konsep ini sangat tepat untuk mereka yang
selama ini merasa sulit menurunkan berat badan, sulit mengontrol rasa lapar,
atau selalu merasa punya keinginan untuk makan.

Selain dengan cara mengatur intake nutrisi seperti diatas, penurunan


berat badan juga dilakukan dengan memperbanyak outake yaitu dengan
latihan fisik (exercise, sesuatu yang terencana dan terprogram) atau aktivitas
fisik (hidup aktif), dipercaya sangat efektif untuk mencegah terjadinya
kelebihan berat badan dalam jangka panjang. Hal ini sudah jelas, karena
prinsip dari olah raga adalah pembakaran kalori yang dihasilkan dari
metabolisme tubuh. Dianjurkan dilakukan teratur dan seimbang, agar
penurunan berat badan lebih tampak. Dianjurkan juga olah raga yang teratur
itum karena itu berarti perombakan jaringan lemak dan karbohidrat dibawah
kulit menjadi jaringan otot yang kokoh. Tubuh yang terbentuk otot-ototnya
akan tampak lebih baik daripada tubuh yang tampak "longgar" akibat
timbunan lemak..

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan efektifitas diet dengan
Nutrisi Herbalife dan Exercise dalam menurunkan berat badan?.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas
menurunkan berat badan antara diet dengan nutrisi Herbalife dan Exercise.

D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
a. Diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah bahwa nutrisi
Herbalife dan Exercise dapat menurunkan berat badan yang berlebih.
b. Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan acuan pada penelitian
selanjutnya.
2. Aspek Aplikatif
a. Sebagai bahan pertimbangan ilmiah bagi ahli gizi untuk memberikan
suatu cara diet yang baik dalam menurunkan berat badan pasien
dengan berat badan berlebih.
b. Sebagai bahan pertimbangan ilmiah yang dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai penelitan- penelitian lain dengan metode
diet yang lain untuk menurunkan berat badan pasien yang berlebih.

E. Hipotesis Penelitian
Penurunan berat badan dengan nutrisi herbalife lebih efektif daripada
penurunan berat badan dengan exercise.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Berat Badan
1. Pengertian
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting yang
digunakan sebagai ukuran laju pertumbuhan fisik, disamping itu berat
badan digunakan sebagai ukuran perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral
pada tulang.
Berat

badan

merupakan

pilihan

utama

karena

berbagai

pertimbangan (Supariasa, 2003:56) yaitu parameter yang baik, mudah


terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan
konsumsi makanan dan kesehatan.
2. Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan.
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang
dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk
orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
IMT

Berat Badan (Kg)


= ------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan


FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan
perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki
adalah: 20,125,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk
kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat
kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu
batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan
adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat
berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori
gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang
dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di
beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas
ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Batas ambang IMT untuk negara Indonesia.
Kurus
Normal
Gemuk

Kategori
Kekurangan berat badan tingkat berat
Kekurangan berat badan tingkat ringan
Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat

Jika seseorang termasuk kategori :

IMT
< 17,0
17,0 18,4
18,5 25,0
25,1 27,0
> 27,0

a. IMT < 17,0

: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan


kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang
Energi Kronis (KEK) berat.

b. IMT 17,0 18,4

: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan


kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK
ringan.

c. IMT 18,5 25,0

: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.

d. IMT 25,1 27,0

: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan


kelebihan berat badan tingkat ringan.

e. IMT > 27,0

: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan


kelebihan berat badan tingkat berat (obesitas)

3. Ukuran Berat Badan


a. Kurus
Seseorang akan kurus karena disebabkan konsumsi energi lebih rendah
dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh
dalam bentuk lemak akan digunakan.
b. Berat Badan Normal
Berat badan normal atau ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi
energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh, sehingga tidak
terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan
lemak sebagai sumber energi.

c. Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi


mengandung energi melebih kebutuhan tubuh. Kelebihan energi
tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan dalam bentuk lemak
sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk.
4. Penurunan Berat Badan
Hampir semua penderita kegemukan tahu cara menurunkan berat
badan, yaitu dengan berdiet dan berolah raga, namun sedikit yang berhasil.
Umumnya mereka gagal atau hanya mengalami sedikit penurunan berat
badan atau ada pula yang mengalami sindroma yoyo, yaitu berat badan
turun dengan drastis, namun beberapa waktu kemudian naik dengan pesat.
Ada beberapa cara penurunan BB dalam hal ini penurunan lemak
tubuh, yang disesuaikan dengan jenis, beratnya obesitas dan status
kesehatan yaitu:
a. Perubahan Pola Hidup
Perubahan pola hidup yaitu mengatur pola makan dan
meningkatkan aktivitas fisik. Pembatasan kalori saja ternyata hanya
dapat menurunkan berat badan dan kurang berdampak baik pada lemak
darah. Sedangkan olah raga saja tidak menurunkan berat badan (karena
jaringan lemak digantikan jaringan otot yang lebih berat) namun
memperbaiki profil lemak darah yaitu menurunkan kolesterol LDL,
trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL.
Agar dapat diperoleh penurunan lemak tubuh dan perbaikan
profil lemak darah maka harus dilakukan keduanya sekaligus yang

disebut sebagai perubahan pola hidup. Olah raga yang tepat dapat
meningkatkan metabolisme energi sehingga membantu penurunan
berat badan dan mempertahankan berat badan selain meningkatkan
kebugaran.
Perubahan pola hidup merupakan hal penting yang mendasar
serta tidak perlu menanggung konsekwensi komplikasi yang mungkin
timbul dari obat atau pembedahan. Namun perubahan pola hidup ini
tidak mudah, perlu proses dan waktu. Tiap manusia ingin memperoleh
jalan pintas, cepat dan tidak susah sehingga memilih jalan lain yaitu
menggunakan obat-obatan dan pembedahan.
b. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan bukan merupakan pilihan utama,
sebab tanpa mengubah pola hidup, obat tidak bermanfaat,karena berat
badan akan kembali kesemula bila penggunaan obat dihentikan.
Bahkan obat-obat tertentu memberi efek samping yang kurang baik
untuk tubuh. Dari penelitian diketahui bahwa diet, dibarengi oleh raga
rutin dan obat menghasilkan penurunan berat badan yang paling baik
dan bertahan lama.
c. Pembedahan
Pembedahan bukan merupakan jalan pintas yang tepat bagi
penderita kegemukan. Pembedahan berupa pemendekan usus dan
penyempitan lambung hanya ditujukan bagi penderita obesitas morbid
atau obesitas berat yang terancam kematian. Sedangkan operasi sedot

lemak hanya memperbaiki kosmetis, tapi tidak menurunkan risiko


terjadinya penyakit akibat kegemukan, sebab pola hidup sehat tidak
dilakukan.

B. Nutrisi Yang Berhubungan dengan Berat Badan


1. Kalori
Kebutuhan kalori orang dewasa berkisar 1500-2000 kkal perhari.
Untuk menurunkan berat badan (membuang cadangan lemak) diperlukan
defisit pemasukan kalori sekitar 500 kkal/hari, sehingga anjuran asupan
berkisar 1000 kkal pada wanita dan 1500 kkal pada pria.
Yang perlu diperhatikan adalah bahan makanan yang mempunyai
kalori tinggi dan tersembunyi. Kalori tertinggi diperoleh dari lemak (9
kkal/g) dan gula (4 kkal/g). Bahan makanan ini memberi rasa nikmat dan
mempunyai volume yang kecil sehingga tidak disadari bahwa kalorinya
sangat besar.
Makanan siap saji/cepat saji (nugget, pizza, spaghetti, burger,
kentang goreng, sosis) merupakan makanan yang mengandung kalori
tinggi dari kandungan lemaknya. Sedangkan kue kering, tart, es krim,
alkohol dan minuman soda mengandung kalori tinggi dari kandungan
gulanya.
Makan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak selain
meningkatkan kalori masuk yang akan ditumpuk dalam jaringan lemak
tubuh juga akan meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL.

2. Lemak
Selain lemak mempunyai kalori yang tinggi, lemak makanan juga
mempengaruhi kadar kolesterol darah. Kolesterol darah diperoleh dari
makanan yang mengandung kolesterol seperti lemak hewan dan jerohan
serta kuning telur. Namun tubuh juga dapat membuat sendiri kolesterol di
hati dari bahan lain yaitu gula darah dan lemak jenuh. Lebih dari setengah
kolesterol yang beredar dalam darah dibuat oleh tubuh sendiri, sehingga
pembatasan asupan lemak yang sangat ketat tidak akan bermanfaat karena
tubuh justru akan membuat lebih banyak kolesterol.
Kolesterol hanya diperoleh dari hewan, sebab hanya dibuat oleh
hati hewan. Maka harus diingat, minyak tumbuhan tidak mengandung
kolesterol. Minyak tumbuhan mengandung fitosterol, yang kerjanya justru
menghambat penyerapan kolesterol hewan yang jahat hingga 50% dan
menurunkan kolesterol LDL hingga 10% bila digunakan dalam jumlah
tepat yaitu 2 g/hari. Asupan harian fitosterol yang diperoleh dari makanan
biasa berkisar 100-300mg dan lebih tinggi pada vegetarian.
Kesimpulannya

untuk

menurunkan

kolesterol

darah,

perlu

membatasi kalori dari jenis bahan makanan apapun, termasuk gula,


kolesterol dan lemak jenuh. Lemak jenuh diperoleh dari hewan dan
tumbuhan yaitu gajih hewan, kulit dan jerohan, sedangkan minyak kelapa,
kelapa sawit dan santan juga memberi kontribusi besar.
Tabel 2.2. Kandungan lemak
berdasarkan porsi
Makanan

jenuh

Porsi

beberapa

bahan

makanan

Lemak jenuh (gram)

Prime Rib
Santan
Donut
Mentega (susu)
Keju
Ice cream
Cream Cheese
Susu murni

220 g
cangkir
1 donat
1 sdm
30 g
cup
2 sdm
1 cangkir

32
21
11
7.5
7
7
6
5

Lemak yang tidak dianjurkan dikonsumsi adalah lemak trans, yang


biasa dikenal sebagai margarin. Lemak ini dihasilkan dari minyak
tumbuhan yang pada dasarnya adalah lemak yang cukup baik, namun
karena

pengolahannya

yang

disebut

hidrogenasi,

mengakibatkan

perubahan sifat minyak dari cair menjadi padat. Bila tubuh menggunakan
lemak ini sebagai bahan pembuat sel manusia, maka fungsi sel tersebut
akan terganggu. Terbukti dari meningkatnya penyakit jantung koroner
akibat konsumsi lemak ini secara berlebihan. Lemak ini terdapat pada
cake, taart, french fries, kue kering, permen-coklat. Membatasi 1 sdm/hari
adalah baik.
Lemak yang dianjurkan penggunaannya adalah minyak olive yang
kaya ikatan rangkap tunggal. Dari penelitian lemak ini memperbaiki kadar
gula darah, trigliserida dan dapat meningkatkan HDL. Penggunaan
secukupnya adalah lebih baik. Cara menggunakannya bisa mentah sebagai
teman salad atau sarana menumis, asalkan tidak dipanaskan sampai
berasap. Jenis extra virgin olive oil adalah yang terbaik.

Minyak ikan yang dapat diperoleh dari ikan seminggu 2 kali atau
lebih atau diperoleh dengan mengonsumsi suplemen 1-2 g/hari, sangat
baik menurunkan kadar Trigliserida dan menurunkan kolesterol LDL.
Selain itu Minyak ikan (omega 3) memperbaiki daya tahan tubuh dan
sistem syaraf.
Membatasi penggunaan minyak hingga 25-30% total kalori
makanan adalah hal penting karena tanpa disadari, bahan makanan seperti
daging sudah mengandung 20-25% lemak, sedangkan kacang-kacangan
mengandung 40% lebih lemak. Asupan 1 potong ikan (100 g) dan 2
potong tahu/tempe (@50 g) serta 2 sdm minyak dalam sehari sudah
mencapai 30% kalori untuk total kalori 1000.
3. Serat
Serat memegang peran penting pada proses penurunan BB.
Terdapat 2 jenis serat:
a. Serat larut yang tak kasat mata seperti yang terdapat pada oat, kulit ari
dari serealia (beras merah, roti gandum) , kacang-kacangan dan buah.
b. serat tak larut dapat dilihat oleh mata dan sebelum dapat ditelan harus
dikunyah dengan baik. contoh serat tak larut adalah sayuran.
Serat mempunyai volume yang sangat besar dan menyerap air
sehingga mengakibatkan rasa kenyang sedangkan kalorinya tidak besar.
Dari penelitian diperoleh bahwa seseorang yang makan serat dari buahbuahan dapat menurunkan BB lebih banyak dibanding serat sereal.

Selain itu, serat larut dapat memperbaiki fungsi insulin yang


terganggu karena sindroma metabolik, sehingga serat dapat memperbaiki
kadar gula darah. Serat larut juga dapat menstabilkan gula darah sehingga
memperlambat rasa lapar.
Serat larut dapat mengikat empedu yang diperlukan bagi
pembuatan kolesterol, sehingga pada penggunaan jangka panjang akan
menurunkan kadar kolesterol.

C. Nutrisi Herbalife
1. Sejarah Herbalife
Herbalife didirikan pada tahun 1980 di California oleh Mark
Hughes. Berawal dari tragedi pribadi yang dialaminya, Mark Hughes
mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengembangkan nutrisi dan
pengelolaan berat badan yang sehat. Selama bertahun-tahun Mark Hughes
memperhatikan kesehatan ibunya yang kian memburuk akibat upaya
mencoba-coba dari satu diet ke diet yang lain hingga ibunya meninggal
pada usia 36 tahun karena overdosis mengkonsumsi pil-pil diet.
Mark Hughes memulai mendirikan Herbalife dengan misi untuk
membantu orang menurunkan berat badan secara aman, serta memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan mereka lewat produk-produk herbal bernutrisi
dan yang teruji.
Visi Mark Hughes adalah untuk membawa produk pengelolaan
berat badan, produk nutrisi dan produk perawatan diri yang terbaik di

dunia ke seluruh penjuru dunia. Dengan markas internasional di Los


Angeles, California, USA kini telah memiliki cabang di lebih dari 70
negara dan telah terdaftar di NSYE (New York Stock Exchange) atau
bursa saham New York
2. Program Diet Herbalife
Herbalife merupakan food supplement (tambahan makanan) yang
membantu memenuhi kebutuhan gizi secara optimal dengan konsep nutrisi
seluler (Cellular Nutrition Technology).
Shapeworks merupakan program pengelolaan berat badan yang
dikembangkan secara ilmiah, sangat sederhana, mudah diikuti dan lezat.
Dengan bahan dasar Nutrisi Selular, Shapeworks adalah program fleksibel
yang dapat dipersonalisasikan untuk setiap konsumen, tergantung pada
keinginan mereka, menurunkan, menaikkan atau menjaga berat badan.
Prinsip dasar Shapeworks adalah mengubah pola makan sehari-hari
yang tidak sehat digantikan dengan pola makan yang lebih sehat, yaitu
mengganti makanan berkalori dan berlemak tinggi yang kita konsumsi
sehari-hari dengan makanan yang kaya protein dan serat, rendah lemak
dan rendah kalori. Sehingga Anda tidak perlu khawatir akan merasa
kelaparan dalam pelaksanaan program penurunan berat badan. Anda pun
tidak perlu khawatir mengenai mutu Shapeworks karena produk ini tidak
bekerja secara instan, seperti pil-pil diet yang lain. Shapeworks tidak akan
bekerja dengan baik jika pelaksana program tidak disiplin, artinya
meskipun mengkonsumsi Shapeworks jika tidak disertai dengan pola

makan sehat (diet rendah kalori) dan aturan pelaksanaan diet, maka
program ini tidak akan berhasil.
Jumlah protein yang tepat mampu mengontrol rasa lapar lebih lama
karena protein dicerna lebih lambat dan mengirim pesan ke otak bahwa
tubuh Anda masih kenyang dan belum lapar. Di samping itu, dengan
konsumsi protein harian yang tepat, dapat membentuk massa otot yang
lebih padat dan meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga akan lebih
banyak terjadi pembakaran kalori.
3. Beberapa Produk Herbalife untuk Menurunkan Berat Badan
a. Nutritional Shake Mix - Herbalife Formula 1

90 - 250 kalori per gelas shake

Kandungan asam lemak esensial yang sangat


baik untuk kesehatan jantung, pembuluh darah,
imunitas tubuh dan pemulihan setelah sakit.

Sangat baik untuk penderita kanker payudara,


keropos tulang, menurunkan kadar kolesterol

Gambar 2. 1
Nutritional Shake Mix
- Herbalife Formula 1

Termasuk

dan menyeimbangkan hormon dalam tubuh.

Termasuk antioksidan Vitamin C dan E.

Aminogen,Bromelain

dan

Papain

yang

mampu

melancarkan pencernaan.

Soy Protein dari kacang kedelai yaitu protein yang paling tinggi
manfaatnya kerena tidak mengandung lemak.

Dengan mengkonsumsi 25 gram protein kedelai perhari berarti


anda menjalankan bagian Diet Rendah Lemak Jenuh & Kolesterol
dalam membantu menurunkan resiko serangan jantung.

b. Multivitamin Complex - Herbalife Formula 2

Membantu mengatasi sulit mengatasi


stress, pola makan yang tidak sehat dan
polusi.

Cocok untuk anda yang badan terasa


letih,

gampang

sakit

dan

sulit

menurunkan berat badan.


Gambar 2. 2
Multivitamin Complex Herbalife Formula 2

Mengandung

antioksidan

yang

menyehatkan dan menambah vitalitas.

Membantu menjaga kesehatan tulang, kulit, rambut dan sistim


kekebalan tubuh.

Mengandung Vitamin C, E, Betacarotene dan Selenium yang


melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Departemen Kesehatan Amerika, menyarankan agar wanita setiap


hariya mengkonsumsi 0.4mg Folic Acit yang bisa didapet dari
makanan, supplemen atau keduanya, demi mengurangi resiko
kerusakan syaraf.

c. Personalized Protein Powder - PiPiPi - Herbalife Formula 3

Membantu mengatasi sulit mengendalikan rasa lapar.

Mencukupi keperluan protein setiap hari.

Menambah otot tubuh dan bebas dari


penumpukan lemak.

Bila dikonsumsi dengan Shake Mix akan


rasa

Gambar 2. 3 Personalized
Protein Powder - PiPiPi Herbalife Formula 3

kenyang

memudahkan

lebih
rogram

lama,

sehingga

penurunan

berat

badan.

Bisa dicampur dengan sup atau yoghurt.

Kombinasi dari kedelai berkualitas dan protein whey.

Terdiri dari protein lengkap termasuk 9 jenis amino acid yang


penting bagi tubuh. Bila dikonsumsi bersamaan dengan Formula 1
dapat membantu menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama
sehingga memudahkan penurunan berat badan.

Tanpa lemak, karbohidrat, kolesterol, garam, gula dan pemanis


buatan.

d. Fiber and Herb - Herbalife Tablet

Memenuhi kebutuhan sayuran dan buah-buahan


setiap hari.

Memperlancar pencernaan, membantu tubuh anda


dalam pembersihan diri (detoksifikasi).

Bekerja di vili-vili usus (rambut-rambut halus di

Gambar 2. 4
Fiber and Herb Herbalife Tablet

dinding usus bagian dalam) untuk mengangkat lemak dan racun,


lalu membantu proses penyerapan nutrisi.

Melancarkan pencernaan dan pembuangan.

e. Lipo Bond - Herbalife Tablet

Cocok untuk mereka suka ngemil dan makanan


berlemak, tetapi tidak ingin berat badan
bertambah.

Disebut sebagai Pemblokir Lemak (Fat Blocker)


yaitu mengikat lemak dan mengeluarkannya Gambar 2. 5 Lipo
Bond - Herbalife
Tablet

dari dalam tubuh sebagai buangan.

Mengandung Anti-Oxidant yang mengurangi dan memperlambat


proses penuaan sel-sel tubuh Anti-Aging).

f. Cell U Loss - Herbalife Tablet

Mengurangi

selulit,

yaitu

lemak

yang

menggumpal-gumpal di bawah permukaan kulit.

Mengandung vitamin C sebagai Anti-Oxidant


dan mineral Potassium yang baik untuk syaraf
dan fungsi jantung.

Gambar 2. 6 Cell U

Menghilangkan keriput pada kulit setelah Loss - Herbalife


penurunan berat badan.

Tablet

Kadar kolesterol dalam darah berkurang. Penyumbatan peredaran


darah (resiko timbulnya Stroke) dikurangi. Akhirnya juga
mempercepat pengeluaran racun karena aliran darah lebih lancar.

D. Latihan Fisik ( Exercise )


1. Pengertian

Olahraga atau latihan fisik adalah setiap kegiatan yang bertujuan


untuk meningkatkan kemampuan fisik (physical fitness). Definisi sehat
menurut WHO meliputi sehat jasmani, rohani dan sosial. Kondisi yang
diharapkan adalah sehat dan fit (segar/bugar).
Fit adalah kesiapan mental dan fisik untuk menghadapi tugas
tertentu, dimana kondisi fisik prima sehingga tidak merasa kelelahan
berarti dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
2. Manfaat Olahraga
Olahraga bermanfaat untuk mengatasi kegemukan, menjaga berat
badan sehat dan bentuk tubuh. Selain itu, olahraga dapat meningkatkan
kemampuan jantung dan paru-paru, memperkuat otot, sendi-sendi dan
ligamen, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak tubuh (HDL ,
LDL ) mengurangi kadar gula, mengurangi risiko terkena penyakit
jantung koroner, memperlancar aliran darah dan mengurangi terjadinya
osteoporosis.
3. Program Exercise untuk Menurunkan Berat Badan
Latihan fisik (exercise, sesuatu yang terencana dan terprogram)
atau aktivitas fisik (hidup aktif), dipercaya sangat efektif untuk mencegah
terjadinya berat badan berlebih dalam jangka panjang, tetapi beberapa ahli
kurang setuju kalau latihan fisik atau aktivitas fisik saja dapat efektif untuk
menurunkan lemak tubuh. Karena itu, penanganan berat badan berlebih

harus mencakup berbagai aspek selain aktivitas atau latihan fisik, yaitu
aspek nutrisi, psikologis dan pengobatan.
a. Jalan Kaki
Sangat dianjurkan untuk seseorang dengan berat badan berlebih
untuk melakukan regular easy walking. Keuntungan easy walking
(30 menit jalan kaki, 5-6 kali perminggu) :

Meningkatkan harapan hidup.

Mencegah

penyakit

jantung

koroner,

hipertensi,

diabetes,

osteoporosis, depresi.

terdapat hubungan dengan menurunnya kejadian kanker kolon,


stroke, cedera punggung bawah.

Kiat-kiat melakukan jalan kaki / easy walking untuk penderita berat


badan berlebih :

Jalan kaki 30 menit setiap hari 7 x seminggu (menggunakan heart


rate monitor).

12 menit pertama : mulai jalan santai dan semakin mendekati akhir


menit ke 12 lebih dipercepat sehingga pada akhir menit ke 12
sudah mendekati denyut nadi maksimal Formula 180.

Selama 6 menit kemudian, jalan dengan kecepatan lebih tinggi tapi


terus monitor heart rate tidak boleh melebihi denyut nadi maksimal
individu. Jika memungkinkan buat patok sepanjang jalan yang
dilalui sehingga setiap kali dapat dilihat berapa jauh jarak berjalan
(terutama di dalam 6 menit zona erobik). Dengan berjalannya

waktu dan meningkatnya kualitas erobik tanpa terasa jarak tempuh


dalam 6 menit dalam zona erobik akan bertambah. Latihan ini
tidak berpatok pada jarak tapi pada waktu. Ketika tubuh semakin
tinggi kemampuan erobiknya dia lebih mampu menempuh jarak
yang lebih panjang dalam zona erobiknya. If you want to get rid of
fat, get fit first.

12 menit terakhir : mulai perlahan menurunkan kecepatan jalan


sambil menjaga denyut nadi di bawah denyut maksimal. Dan akhiri
jalan kaki dengan kecepatan yang sudah kembali ke semula.

Sebelum memulai program latihan, lakukan Tes MAF (Maximum


Aerobic Funcion Test), lalu evaluasi setiap 3-4 minggu

Lakukan beban latihan yang sama selama 3 minggu di awal, jangan


buru-buru menaikkan beban latihan. Tubuh akan memberi sinyal
ketika kita siap meningkatkan beban latihan. Jika tubuh sudah siap
menerima beban latihan yang lebih tinggi, tingkatkan beban latihan
menjadi 50 menit (15 menit warm up, 20 menit jalan dalam zona
erobik, dan 15 menit cool down).

Kira-kira dalam waktu 6 bulan, kapasitas erobik kemungkinan


besar sudah membaik. Setelah ini terjadi, kalau memang dirasa
perlu kita dapat mulai melakukan aktivitas anerobik , seperti
melatih kekuatan otot (lihat peraga).

Catatlah data seperti Berat Badan (BB), Body Mass Index (BMI
atau IMT : Indeks Massa Tubuh), Waist Circumference (WC atau

LP : Lingkar Perut), dan yang sangat penting adalah pengukuran


nadi basal setiap pagi dan Tes MAF. Informasi ini akan sangat
bermanfaat untuk mengubah tubuh menjadi bugar dan cenderung
membakar lemak.
b. The Real Warm-Up and Cool Down
1) Warm-up
Di masyarakat sering terjadi kesalahpahaman terhadap
pengertian warm-up.

Banyak orang mengira bahwa warm-

upadalah peregangan (stretching), padahal yang diharapkan


dengan

melakukan

warm-up

adalah

berpindahnya

atau

mengalirnya darah secara perlahan ke dalam otot yang sedang


bekerja. Kata kuncinya adalah perlahan atau slow. Seringkali hal
ini diabaikan sehingga terjadi stress pada organ tubuh akibat
aliran darah ke otot terlalu cepat. Tetapi, jika warm-up dilakukan
secara perlahan maka organ tubuh akan melakukan kompensasi
yang sempurna untuk kerja fisik. Tiga keuntungan warm-up :

Meningkatkan aliran darah, membawa oksigen dan zat nutrisi


ke dalam otot dan mengangkut keluar zat sampah.

Meningkatkan penggunakan lemak dalam darah untuk energi


otot.

Meningkatkan kelenturan di semua sendi dengan lembut


memanjangkan panjang otot.

Untuk warm-up dapat dilakukan aktivitas apa saja asal


low-heart rate activity (tetap menjaga denyut jantung rendah).
Mulailah bergerak dan lakukan perlahan sampai denyut jantung
kira-kira 75 bpm (75 denyut per menit). Tingkatkan denyut jantung
secara perlahan dalam waktu 12-15 menit, dan setelah 15 menit
baru dicapai denyut nadi erobik. Pada titik ini kita boleh
mempertahankan denyut nadi maksimum erobik kita sampai habis
waktu berlatih, lalu masuk ke tahap cool down
2) The cool down :
Merupakan fase penting yang sering terlupakan. Pada fase
ini, denyut nadi dikembalikan secara perlahan, dari denyut
maksimum erobik ke denyut nadi mendekati keadaan istirahat.
Periode 12-15 menit terakhir dari latihan anda ini, sangat penting
untuk mengembalikan peredaran darah di seluruh tubuh menjadi
normal kembali tanpa adanya pooling darah di otot. Kita ingin
mengembalikan darah ke organ dan kelenjar untuk memulai fase
pemulihan selama 24 jam sehingga tercapai hasil dari aktivitas
fisik yang baru dilakukan.
c. Peregangan (Stretching) dan kelenturan (Flexibility)
Ketika duduk di bangku sekolah kita diajar untuk peregangan
dahulu sebelum latihan. Malahan orang yang tidak sedang berolahraga
juga melakukan peregangan untuk mengatasi sakit otot dan otot yang

tegang. Banyak orang yang menyangka jika dapat menyentuh jari kaki,
mereka sehat.
Berbeda dengan yang sering didengungkan, ssecara ilmiah
ternyata sangat kecil keuntungan dari peregangan statis (terutama yang
sering dilakukan di pusat-pusat kebugaran). Bahkan peregangan sering
menimbulkan cedera. Padahal alasan melakukan peregangan ialah
pencegahan cedera, tetapi penelitian menunjukkan justru cedera
meningkat dengan peregangan yang dilakukan. Salah satu contoh ialah
otot Hamstring, salah satu otot yang paling sering diregangkan tetapi
paling sering cedera.
Kelenturan memang sangat dibutuhkan untuk kestabilan badan
dan mencegah cedera, tapi ternyata kelenturan lebih mudah didapatkan
lewat warm-up dan bukan dengan cara peregangan. Buktinya
penderita arthritis dapat meningkatkan kelenturan tubuhnya dengan
pemanasan / warm up ringan 15 menit, dan menjadi lentur seakan
mereka melakukan peregangan sebelumnya. Dengan warm up saja,
risiko cedera menjadi sangat kecil.
Ada 2 jenis peregangan : static dan balistik. Peregangan static
ada 2 jenis yaitu aktif dan pasif. Peregangan yang lebih aman yaitu
peregangan static yang aktif, yaitu : dengan mengkontraksikan sendiri
(tanpa bantuan orang lain) otot antagonis. Dengan tidak lupa untuk
melakukan secara perlahan dan mengulanginnya 3-4 kali untuk

kelompok otot yang sama. Kata kunci untuk peregangan ini : slow,
deliberate, light.
d. Heart rate monitoring (Formula 180)
Langkah pertama dalam sebuah program latihan fisik yang
ideal ialah mencari tahu tingkat kenyamanan yang terbaik untuk
seseorang. Ada frekuensi denyut nadi ideal bagi masing-masing
individu, dimana individu tersebut akan memperoleh keuntungan
optimal erobik ketika denyut nadi tidak dilampaui. Standar umum yang
digunakan disini adalah Formula 180 yang dikembangkan oleh Dr.
Phillip Mafetone.
Metoda ini menitikberatkan pada usia fisiologis bukan usia
kronologis. Untuk mencari denyut nadi maksimal dihitung dengan 180
dikurangi usia kronologis. Kemudian mencari posisi pada kriteria
mana yang paling dekat dengan keadaan dibawah ini.
1) Kurangi usia kronologis dari 180 (180 usia)
2) Modifikasi angka ini dengan memilih salah satu kategori yang
tercocok untuk individu :

Jika anda sedang sakit, atau pada masa pemulihan dari penyakit
yang mayor (penyakit jantung, pembedahan apapun, atau
baru dirawat di RS dlsb ) atau anda dalam pengobatan serius
yang regular Kurangi 10

Jika anda pernah latihan fisik tetapi cedera atau sedang


menurun

kapasitasnya

(tidak

menunjukkan

kemajuan

samasekali) atau anda sering terkena flu, alergi, dan jika anda
belum pernah berolahraga sebelumnya, kurangi 5

Bila sudah rutin berolahraga selama 2 tahun sedikitnya 4 kali


perminggu tanpa cedera, dan tidak menderita flu lebih dari 2 x
setahun, kurangi 0.

Bila sudah rutin berolahraga lebih dari 2 tahun tanpa cedera,


dan ada peningkatan kapasitas fisik, dan jadi atlet kompetitif,
tambahkan 5.

Untuk anak usia 16 tahun ke bawah tidak perlu formula 180,


mereka menggunakan angka 165 sebagai denyut nadi
maksimum.

e. Test MAF
Strategi yang tepat untuk memonitor keberhasilan penanganan
obesitas melalui latihan fisik bukan hanya dengan cara menimbang
berat badan atau cubit lemak saja.

Dari sisi latihan fisik perlu

dilakukan Tes MAF (maximum aerobic function Test). Tes ini secara
objektif mengukur kemajuan yang terjadi di dalam sistem erobik
seorang individu. Tanpa pengukuran objektif, kita dapat membohongi
diri dengan berpikir tidak bahwa cara kita berolahraga / melakukan
latihan fisik tidak bermasalah.
Lebih penting lagi Tes MAF dapat memberi peringatan jika
latihan fisik kita keliru, terlalu banyak latihan anerobik atau terlalu

sedikit porsi erobik, atau terjadi ketidakseimbangan dalam hal apa saja
yang berpengaruh negatif pada sistem erobik.
Tes MAF dapat dilakukan dalam bentuk latihan fisik apa saja
selama denyut nadi yang terjadi sesuai dengan formula 180. Jalankan
latihan fisik sampai mencapai denyut nadi yang sesuai, catat parameter
latihan saat itu misalnya

jalan / jogging / lari (mis : berapa menit

untuk 1 mil), atau kecepatan sepeda saat itu ( mil per jam) atau repetisi
(berapa lap kolam renang).
Kalau kita berhasil mengembangkan sistem erobik kita akan
memiliki energi tambahan dan fungsi erobik yang lebih baik lagi. Ini
ditandai dengan fase progresif yang pada tahun pertama terjadi drastic,
dan dikemudian hari lebih lamban. Contohnya : tahun pertama cara
berjalan kaki bertambah baik dari 18 menit ke 13 menit setiap mil.
Lalu tahun kedua, bisa saja hanya terjadi dari 13 menit setiap mil ke 10
menit per mil jogging.
Selanjutnya akan ada periode plateau. Ada 2 jenis plateau yaitu
yang tergolong sehat dan yang tidak sehat. Plateau yang normal
terjadi karena tubuh (metabolisme, neurologis, dan aspek otot)
membutuhkan waktu untuk penyesuaian, dan tubuh perlu waktu juga
untuk pemulihan. Plateu sehat berlangsung sebentar, mungkin hanya
beberapa minggu hingga beberapa bulan, selanjutnya masuk fase
progresif kembali.

Plateau yang tidak sehat / abnormal terjadi karena halangan


yang mencegah terjadinya kemajuan. Tes MAF dapat menolong
mendiagnosa plateau yang abnormal. Jika plateau terjadi terlalu lama,
saatnya mencari tahu mengapa. Banyak kemungkinan penyebab, tapi
yang paling sering adalah stres. Perlu diingat stress itu bisa : fisik,
kimiawi atau mental. Demikian pula pola hidup tertentu dan cuaca
dapat menghambat. Untuk lebih jelas, lakukan evaluasi diri dan bila
perlu minta pertolongan ahli mendiagnosa keadaan. Persoalan yang
umum : terlalu berat berolahraga (terutama tipe anerobik), dehidrasi,
pola makan yang salah, dan masalah nutrisi.
Yang paling berat ialah jika terjadi penurunan atau regresi.
Bahkan inilah yang akan terjadi jika plateau berlanjut terus. Jika ini
terjadi terus, tubuh anda sedang dalam keadaan darurat dan anda harus
berhati-hati. Inilah saatnya anda rentan terkena cedera dan penyakit.
Strategi yang direkomendasi ialah kurangi latihan fisik 50% sampai
problem ditemukan. Jika anda tidak mengindahkan peringatan dari
tubuh ini, maka keadaan bisa memburuk dan kemudian terjadi
exhaustion, cedera, penyakit atau breakdown yang bermakna.
Pelaksanaan

MAF

dianjurkan

untuk

dilakukan

secara

konsisten, baik lokasi dan jenis latihan fisiknya karena bisa


mempengaruhi hasil. Hindari tes MAF pada waktu sakit dan
sebagainya. Bila mengadakan perubahan dalam metoda MAF harus
dicatat dalam buku harian.

Tabel 2.3. Jenis Latihan Fisik Erobik Terencana


Advantages and disadvantages of different types of exercise for weight loss
Exercise
Walking

Disadvantages

Comfortable , convenient, non-weight Not good for knee, ankle, foot injuries;
supportive and therefore high energy may be difficult in some areas. (Can
use
walk in water).
Takes less time; can be addictive,
Can be uncomfortable, dangerous for
good to do with friends.
overweight, can cause injury too hard

Jogging
Swimming

Cycling

Tennis / golf
Aerobics

Advantage

Comfortable; few injuries; good for


very overweight because weight is
supported; good in summer.

Not quite as good for women as their


higher fat level makes them more
buoyant so they dont expend quite as
much energy
Enjoyable, comfortable (because
Not as good for fat burning as nonweight is supported) for the very
weight supportive; can hurt knee, hip
overweight; can be done at different problems.
intensities.
Enjoyable; social; high rate of energy Lack of continuity-stop-start; can be too
use; muscle tone as well as fat loss. easy (e.g. doubles tennis)

Skipping

Enjoyable ; social ; high rate of


energy use ; muscle tone as well as
fat loss.
Convenient; high rate of energy use.

Squash

High rate energy use; enjoyable.

Rowing

Good for those with lower body


injury; can be portable (rowing
machine)

Requires some coordination; needs


good instructor; can be too hard (and
dangerous) for the very overweight.
Boring; can cause leg injury; needs
coordination; difficult to carry out for
long enough.
Dangerous for the overweight; can
cause back injury; too vigorousrecommended for fat loss.
Can be boring. Potentially dangerous
for those with lower back problem.

AKTIVITAS

Tabel 2.4 Jenis Aktivitas Fisik Insidental (Tidak Terencana)

Tidak aktif
Menyetir mobil
Makan
Berdandan
Membereskan
tempat tidur
Memainkan
musik
Menelpon
Menonton
televisi
Ngantri
Cuci piring
Tidak aktif

Aktif
Bersih-bersih
(lap, vacuum)
Masak
Laundry
Ironing
Shopping
Showering &
berpakaian
Membersihkan
jendela

Aktif

Sangat aktif
Memotong kayu
Naik tangga
Berkebun
Bermain dengan
anak

Mengepel

Menyapu
halaman

Bersih-bersih
seluruh rumah

Sangat aktif

PEKERJAAN / PROFESI

Teller
Supir
Receptionist
Sekretaris
Pelajar
Operator
Telepon
Tukang ketik
Penulis

Arsitek
Artis
Bar tender
Dokter
Insinyur
Flight attendant
Teknisi
laboratorium

Pemusik

Penjaja

Construction
worker
Penari
Petani
Mekanik
Suster
Penyanyi
Guru
Pelayan

Prinsip utama yang perlu dipegang teguh sebagai butir pemikiran


dalam mengelola penurunan berat badan :
1) Dalam menangani berat badan berlebih tujuan dasarnya ialah
menurunkan kadar lemak tubuh dalam komposisi tubuh seseorang.
2) Lemak tubuh dibakar dalam kondisi erobik.
3) Penggunaan lemak yang optimal pada seseorang yang unfit /
tidak bugar terjadi pada intensitas latihan fisik yang lebih rendah
dibandingkan dengan seseorang yang fit.
4) Penggunaan lemak meningkat secara proporsional dengan lama
melakukan latihan fisik (durasi).
5) Jenis latihan yang paling cocok untuk menurunkan persentase
lemak tubuh :

Aktivitas yang durasinya panjang

Aktivitas yang intensitasnya

: rendah menengah (low

moderate).
6) Secara umum aktivitas yang dibebani oleh BB sendiri atau Weight
bearing (contoh : jalan kaki) adalah pilihan yang paling baik untuk
penderita

berat

badan

berlebih

(yang

memenuhi

syarat

berolahraga / mungkin tidak dianjurkan pada tahap awal


penanganan berat badan berlebih dengan stadium yang parah)
7) Meningkatkan

aktivitas fisik yang terencana (latihan fisik)

maupun aktivitas yang insidental sangat penting dalam program


menurunkan persentase lemak tubuh.
8) Secara umum latihan fisik yang weight-bearing seperti jalan kaki
adalah yang terbaik untuk menurunkan kadar lemak, kecuali
didalam fase awal penderita yang sangat gemuk.
9) Jenis makanan mempengaruhi kinerja latihan fisik.
10) Aktivitas fisik disesuaikan dengan Fase/ tingkat kebugaran yang
sudah dicapai penderita jika sudah lebih bugar dapat mulai
penguatan otot sederhana (misalnya otot tungkai untuk mendukung
aktivitas berjalan )
11) Secara mental berat badan berlebih banyak hubungannya dengan
low self esteem.
12) Edukasi formula 180 sangat penting karena banyak keluhan
latihan fisik tidak terlalu berhasil untuk penderita berat badan
berlebih. Kemungkinan besar aktivitas tidak dilakukan dalam zona
erobik bagi individu penyandang berat badan berlebih.
Dalam merancang latihan, berikut ini adalah butir pemikiran yang
penting :
1) Aktivitas fisik yang durasinya panjang, intensitas rendah untuk
wanita pre-menopausal.

2) Aktivitas fisik bentuk apa pun (intensitas tinggi maupun rendah)


untuk pria muda.
3) Untuk manula tingkatkan latihan beban.
4) Jalan kaki adalah aktivitas yang sederhana, murah, intensitas
menengah, mudah diiimplementasikan di dalam gaya hidup.
5) Perubahan pola makan lakukan pada awal penanganan obesitas
baru pikirkan aktivitas fisik.
6) Tekankan pada latihan fisik yang porsinya sedikit baru kemudian
ditambah sedikit demi sedikit.
7) Untuk yang terlalu gemuk pada awal lakukan latihan fisik yang
non weight-bearing (aquarobics, sepeda)
8) Pada Manula, tingkatkan latihan fisik yang spontan (SPA) dan
aktivitas yang insidental.
9) Untuk yang unfit : latihan fisik yang sebentar tapi kumulatif. (lihat
peraga).
Banyak hal yang perlu dipikirkan untuk menentukan desain
latihan fisik. Perlu diperhitungkan faktor yang memperbesar
kemungkinan cedera pada penyandang obesitas. Hal kecil yang jarang
diperhatikan seperti teknik warming up dan cooling down, dan kita
tidak menggunakan stretching, lalu sepatu yang sesuai dengan bentuk
kaki, serta pemilihan jenis aktivitas erobik yang cocok dengan fase,
jangan dilupakan.

Pada awal latihan (menyertai diet) mungkin diperlukan latihan


aquarobik dan short burst cycle (sebentar tapi sering, perhatikan
anggota badan atas lihat peragaan) , serta pedometer. Membiasakan
diri menulis diary latihan dan nutrisi. Setelah adaptasi, dapat dilakukan
jalan kaki yang lebih serius. Lakukan berkala tes MAF disamping
pengukuran bagian badan. Jangan terlalu berat memberikan target
dalam pencapaian parameter terukur, jadikan target = perubahan gaya
hidup. Sebaiknya penderita didukung oleh keluarga dan teman, yang
juga menerapkan gaya hidup yang sesuai dalam diri mereka. Setiap
kali ada keluhan, terutama mengarah ke cedera segera tangani dengan
cara yang sesuai. Jika memungkinkan, setelah 6 bulan berlatih, dapat
mulai melakukan latihan beban. Dan bila dirasakan sudah mulai
mampu memasuki tahap jogging (walaupun kebanyakan tidak
dianjurkan), dapat dilakukan secara perlahan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat eksperimental
kuasi dengan teknik acak buta ganda (double blind).

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


Penelitian dimulai setelah usulan penelitian ini dipresentasikan dan
disetujui, dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan di sekitar Kota Mataram.

C. Subyek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pria atau wanita yang akan
menjalani program penurunan berat badan baik dengan nutrisi herbalife
maupun dengan exercise yang memenuhi kriteria tertentu.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah subjek dalam populasi
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Pasien pria atau wanita
b. Usia pasien 25-50 tahun
c. IMT > 25

d. Tidak menolak dinyatakan sebagai subyek penelitian (Informed


Consent)
e. Konsumen

Herbalife

atau

sedang

melakukan

exercise

untuk

menurunkan berat badan.


3. Besar Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 30 orang
pasien yang akan menjalani program penurunan berat badan, kemudian
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. 15 konsumen nutrisi Herbalife dalam program diet.
b. 15 orang yang menjalani program exercise untuk menurunkan berat
badan.
4. Tehnik Sampling
Sampel yang diambil sebagai subjek adalah yang memenuhi
kriteria inklusi di atas, dalam hal ini sampel dipilih dengan cara non
probability sampling yakni purposive sampling, di mana setiap yang
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun
waktu tertentu sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (30
sampel) (Taufiqurrahman, 2004).

D. Kerangka Kerja Penelitian

Populasi
Seluruh subyek yang menjalani program
penurunan berat badan di Kota Mataram

Pemilihan Sampel
Pria / wanita, Usia pasien 25-50 tahun, IMT > 25,
Informed Consent, Konsumen Herbalife atau sedang
melakukan exercise untuk menurunkan berat badan.

Kelompok I
15 Konsumen Herbalife yang akan
menjalani program penurunan berat badan

Kelompok II
15 orang yang akan menjalani program
Exercise untuk menurunkan berat badan

Mengukur berat badan konsumen Herbalife


sebelum melakukan program diet untuk
menurunkan berat badan

Mengukur berat badan pasien sebelum


melakukan Exercise untuk menurunkan
berat badan.

Melaksanakan program diet dengan nutrisi


Herbalife

Melaksanakan program Exercise untuk


menurunkan berat badan.

Mengukur kembali berat badan

Mengukur kembali berat badan

Melakukan pengolahan
data sesuai dengan IMT
yang diperoleh

Gambar 2.1.

E. Identifikasi Variabel Penelitian


1. Variabel Bebas : Diet dengan Nutrisi Herbalife dan Exercise
2. Varibel Terikat : Penurunan Berat Badan

F. Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
a. Diet dengan Nutrisi Herbalife
Suatu metode diet yang membantu memenuhi kebutuhan gizi secara
optimal dan menurunkan berat badan yang berlebih dengan konsep
nutrisi seluler (Cellular Nutrition Technology) yang memiliki program
tertentu dalam pelaksanaannya.
b. Program Exercise untuk Menurunkan berat badan
Sesuatu yang direncanakan dan diprogram untuk melakukan aktivitas
fisik (hidup aktif), guna menurunkan berat badan yang berlebih dalam
jangka waktu tertentu, dengan memperhatikan pola asupan nutrisi,
keadaan psikologis dan pengobatan.
2. Variabel Terikat
Penurunan Berat Badan yaitu turunnya massa tubuh seseorang yang telah
menjalani diet dengan nutrisi Herbalife maupun dengan metode Exercise
dengan memperhatikan IMTnya.

G. Instrumen Penelitian
a. Antropometri berupa timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.
b. Formulir untuk mencatat berat badan dan tinggi sebelum dan setelah
melakukan program diet penurunan berat badan.
c. Formulir informed consent, dibubuhi tanda tangan subyek penelitian.

H. Pengolahan Data
a. Editing
Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul dan
jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan penggantian atas
pengukuran yang telah dilakukan terhadap subyek penelitian.
b. Coding
Mengklasifikasikan hasil-hasil pengukuran dari subyek penelitian ke
dalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan dengan memberi tanda atau
kode berbentuk angka pada masing-masing hasil penghitungan IMT.
c. Tabulating
Tabulasi dilakukan untuk pengorganisasian data yang sudah terkumpul
agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan serta dianalisis.

I. Analisa Data
Hasil pengukuran mengenai berat badan yang diperoleh dari masingmasing

kelompok

dicari

rata-ratanya

kemudian

dianalisis

dengan

menggunakan uji t. Metode ini digunakan untuk menguji perbedaan mean

(rata-rata) untuk kedua kelompok dan menentukan apakah terdapat perbedaan


yang signifikan atau tidak. Bentuk umum rumusan hipotesis yang diuji adalah:
a. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya adalah
terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis diterima. Kesimpulannya adalah tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
Rumus dari statisik t-test dalam Sugiyono (2007) adalah:
t

x1 x2
s
s1
s
2 2r 1
n
n1 n2
1

s2

n
2

keterangan:
t

: Nilai t yang dihitung

s12 : varians kelompok 1

X1 : Nilai rata-rata kelompok 1

s12 : varians kelompok 2

X2 : Nilai rata-rata kelompok 2

n1 : Jumlah sampel 1

s1 : Standar deviasi kelompok 1

n2 : Jumlah sampel 2

s2 : Standar deviasi kelompok 2

r : Korelasi antar dua sampel

Perhitungan uji t dilakukan dengan menggunakan software SPSS for


Windows Versi 15.0. Dalam penelitian ini, uji t dilakukan dua kali yaitu uji
pengukuran Berat Badan sebelum menjalankan program diet dengan nutrisi
Herbalife dan sebelum menjalankan program Exercise. Uji t dilakukan untuk
menguji hipotesis penelitian. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan
antara penurunan berat badan setelah melakukan program diet maupun
program exercise dari kedua kelompok maka ini menunjukkan bahwa
kelompok dengan nilai rata-rata yang lebih rendah merupakan kelompok
dengan metode yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Allen. C, Inova MY. 2002. Global and dimensional self esteem in preadolescent
and early adolescent children who are overweight : Age and gender
differences, Int. J Eat Disorder;31: 424 . 429,
B. Don Franks & Edward T. Howley, 1989. Fitness Leaders Handbook, Human
Kinetics Books, Champaign, Illinois
Dr Endang Darmoutomo MS SpGK. 2009. Mencegah penyakit akibat kegemukan
dengan asupan nutrisi. Diakses pada tanggal 10 Januari 2011 dari
http://www.obesitas.web.id/obe-news%28i%2924.html
Dr. Garry Egger & Dr. Andrew Binns. 2001. The experts weight loss Guide ,
Allen & Unwin
Dr. Philip Maffetone. 2002. In Fitness and in Health. The No-nonsense Guide to
Diet, Exercise and Disease Prevention, Dalvid Barmore Production.
Library of Congress control number : 2002106919 ISBN : 0-9679450-1-1.
Dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK. 2009. Healthy Weight for Perfect Beauty. Diakses
pada tanggal 11 Januari 2011 dari http://www.obesitas.web.id/obe-news
%28i%2925.html
Garry Egger, Boyd Swinburn. 1996. A guide for professionals - The Loss Hand
book a guide for professionals . Allen & Unwin
Henry W. Wright A More Excellent Way Be in health spiritual roots of disease
pathways to wholeness, Pleasant Valley Publications, Thomaston, Georgia
30286.
Kurniati Tanjung Ihromi. 2009. Latihan dan Aktifitas Fisik untuk Menurunkan
Berat Badan. Diakses pada tanggal 10 Januari 2011 dari
http://www.obesitas.web.id/obe-news%28i%2922.html
Puspita. 2010. Produk Herbalife Di Indonesia diakses pada tanggal 10 Januari
2011 dari http://www.herbalindo.net/?pilih=hal&id=10
Satoto, Karjati S, Darmojo B, Tjokroprawiro A, Kodyat BA. Gemuk, Obesitas dan
Penyakit Degeneratif: epidemiologi dan strategi penanggulangan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. Serpong 17-20 Februari,
1998:787-808.
Soerjodibroto W. 1986. Kegemukan ; Masalah dan Penanggulangannya. FKUI:
Jakarta

Soegiyono.2003. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta


Tim Redaksi. 2007. Menuju Sehat Maksimal dari Majalah HerWorld edisi Maret
2007, halaman 152 153
Utami DS. 1996. Hubungan sindrom depresi dengan kegagalan dan keberhasilan
diet pada wanita dewasa kegemukan di salah satu klinik swasta di Jakarta
(Tesis), Bagian Psikiatri FKUI.
Waspadji S. 2002. Kegemukan: pendekatan klinis dan pemilihan obatnya,
dalamProsiding Temu Ilmiah Akbar 2002. Pusat Informasi dan Penerbitan
Bagian Imu Penyakit Dalam FKUI : Jakarta.
WHO. 2005. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Report on
a WHO Consultation on Obesity, Geneva, 3-5 June 2005.WHO/
NUT/NCD/98.1. Geneva: WHO.

Anda mungkin juga menyukai