Anda di halaman 1dari 7

5.

1 Rele Jarak Reaktansi


Rele jarak reaktansi pertama kali dikembangkan oleh AR.Van C. Warirington pada
tahun 1928,yaitu sebuah ranv=cangan ele jarak induksi piring. Enam tahun kemudian pada
tahun 1934 dirancang rele jarak jenis reaktansi kecepatan tinngi menggunakan gelas induksi
empat kutub. Dua kutub berlawanan mempunyai kumparan arus dan kutub lainnya
mempunyai kumparan tegangan yang sallung berlawanan.
Pada rancangan ini unit reaktansi suatu rele jarak dipengaruhi rele elemen arus lebih
yang bekerja membnagkitkan torsi positif dengn torsi elemen rele arus tegangan direksional
baik saling berlawanan atau saling memperkuat elemen rele arus lebih,tergantung sudut fasa
arus dan tegangan. Elemen direksioanl diatur untuk membangun torsi negativ pada arus
waktu tertinggal terhadap tegangan sebesar 900. Bila pengaruh kendali per dinyatakan
sebagai K3 ,mka persamaan torsi adalah :
T = K1 I2 K2 VI sin + K3 ...............................................................................5.12
Dimana adalah positif bila arus I tertinggal dari teganagn V,pada keadaan seimbang torsi total
adalah nol,sehingga persamaan diatas adalah :
K1I2 = K2 VI sin + K3........................................................................................5.13
Dengan membagi dua sisi dengan I2 diperoleh :
K1 = K2 VI sin +....................................................................................................5.14
Atau
K1 = sin +.......................................................................................................5.15
Dan dengan mengabaikan pengaruh kendali maka
= konstan.............................................................................................................5.16
Dengan demikian rle yang mempunyai karateristik operasi dimana semua vector
radiys berada dalam karakteristik ini mempunyai komponen reaktansi X yang konstan berupa
garis lurus ssperti terlihat pada Gambar 5.8 beikut :
Gambar Karakteristik Operasi Rele Reaktansi
Yang menarik dari karakteristik ini adalah bahwa komponen tahana tidak mempengaruhi
kinerja rele dan hanya ditentukan oleh komponen reaktansi saluran. Setiap titk dibawah
karakteristik operasi rele,baik dibawah maupun daerah sumbu tahanan,akan berad pada
daerah torsi positif.pengaruh per kendali dalam praktis aplikasi rele reaktansi pada umumnya
dapat diabaikan. Persmaan torsi terdahulu ditulis dalam bentuk umum sebagai berikut :
K1I2 = K2 VI sin + K3........................................................................................ 5.17

Dan bila sama dengan 900 maka karakteristik operasi rele masih tetap berupa garis lurus,
Tetapi tidak sejajar lagi dengan sumbu R spserti gari terputus putus pada gambar 5.8 diatas.
Jenis rele yang dapat digunakan unutk keperluan ini adalah rele dengan
elemenbvoltage-restaining yang bertentangan dengan elemen direksional,rele ini disebut rele
admintance atau rele jenis mho. Dengan perkataan lain,sebenarnya rele ini adalah rele
direksional dengan elemen voltage restaining. Bila digunakan maka rele jara reaktansi maka
unit ini disebut stratung unit. Kalau pengaruh per kendali K3 diabaikan maka torsi yang
dihasilkan unit rele ini adalah :
T = K1 VI Cos ( - ) K2...............................................5.18
Dimana dan adalah positif bila arus I tertinggal tegangan V pada keadaan seimbang,tordi
adalah nol sehingga,
K2 V2 = K1 VI Cos ( - ) .......................................................5.19
Dan bila persamaan ini dibagi dengan K2VI maka kita peroleh persamaan berikut :
.........................................................................5.20
Dapat dilihat bahwa persamaan ini sebenarnya sama dengan rele direksional dengan
pengaruh per kendali.
Karakteristik operasi sesuai denga persamaan diatas dapat dilukiskan sebagai satu
diagram lingkaran seperti terlihat pada gambar 5.9 berikut :
GAMBAR 5.9 Karakteristik Operasi Rele Direksional dengan Tegangan Reastrain

Diameter lingkaran tersebut secara praktis adalah bebas dan tidak tergantung arus dan
tegangan, kecuali pada harga arus atau tegangan yang sangat kecil dimana pengaruh
perkendali tidak dapat diabaikan.
Karakteristik lengkap rele jarak jenis reaktansi dapat diperlihatkan seperti pada
gambar 5.10 berikut :
GAMBAR 5.10 Karakteristik Operasi Rele Jarak Jenis Reaktansi

Dapat dilihat bahwa unit starting atau unit reaksionalkan (S) memikul dua tugas,
sebab disamping fungsi direksional dia juga melakukan tiga langkah pengukuran yang secara
inheren melakukan fungsi diskriminasi direksional dan arah. Sama seperti karakteristik waktu
impedansi jenis rele jarak lainnya yang sudah digambarkan pada Bab 5.5.2, karakteristik
waktu impedansi rele ini dapat ditunjukkan sebagaimana pada gambar 5.11

GAMBAR 5.11 Waktu Kerja vs Impedansi Saluran Rele Jarak

5.2

Rele Jarak Mho


Rele jarak mho sebenarnya adalah rele admitasi yang dilengkapi denga

elemen direksional dan elemen voltage restraining. Rele mho adalah direksional yang
umumnya bekerja terhadap arus gangguan yang langging kira-kira 600 sampai 850 dalam
praktiknya diharuskan agar tidak peka terhadap beban langging 00 - 300.
Rele-rele jarak numeric dibuat dari gabungan perangkat lunak dan perangkat
keras denga prinsip kerja yang sebenarnya sama dengan prinsip pembuatan rele
konvensional.
Rele jarak untuk memproteksi saluran terdiri dari tiga komponen unit Mho
kecepatan tinggi (Z1,Z2,Z3) dan suatu unit perwaktu yang terhubung sama seperti rele jarak
impedansi, sebab pada dasarnya unit mho adalah rele yang secara inheren sudah merupakan
rele direksional. Karakteristik rele Mho secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 5.12.
5.3

Rele Mho Polarisasi Sendiri


Untuk menghindari kesalahan pengukuran jarak maupun arah yang

diakibatkan tegangan gangguan terlalu kecil maka rele modern selalu dilengkapi dengan
perangkat polarisasi tegangan fasa yang sehat dan atau dengan hasil rekaman tegangan
beberapa saat sebelum terjadi gangguan yang sering dikenal dengan memory voltage
polarization.
Sebuah rele Mho polarisasi sendiri mampu melakukan dikiriminasi baik
terhadap akurasi capaian maupun akurasi arah dalam satu kesatuan rele yang dilengkapi
dengan sinyal polarizing tambahan. Rele ini tidak seperti rele direksional lainnya dimana
elemen arah dan elemen kendali dinuat terpisah yang bisa menimbulkan kesalahan
koordinasi.
Karakteristik elemen impedansimo Mho pada diagram R/X adalah suatu
lingkaran yang melintasi pusat koordinat seperti digambarkan pada gambar 5.13(a) :
Karakteristik impedansi disesuaikan dengan setelan capaian impedansi Zn,
sepanjang diameter dan sudut fasa, yaitu sudut pergeseran diameter lingkaran terhadap sumbu
R. Sudut dikenal sebagai Karakteristik Sudut Rele yang secara umum lebih dikenal dalam
bahasa aslinya, yaitu Rele Characteristic Angle (RCA).

Karakteristik yang dihasilkan ditunjukkan pada gambar 5.13(b). Dimana AB


adalah representasi panjang saluran yang dilindungi. Dengan setelan maka semua saluran
yang terlindungi (AB) akan sama dengan nilai setelan rele AQ dikalikan dengan Cos ( ).
Dengan demikian kebutuhan stelan AQ adalah sebagai berikut :
......................................................................................................5.21
Tahanan gusur dapat dihitung sebagai berikut :
......................................................................................................5.22
Dimana :
=

tahan busur api (Ohm)

panjang busur api (meter)

arus busur api (A)


Pada kondisi ini tahanan gangguan tanah menurunkan capaian efektif

gangguan tanah elemen rele Mho Zonal sedemikian rupa sehingga kebanyakan gangguan
terdeteksi pada daerah waktu zona.
5.4

Rele Jarak Offset Mho


Rele jarak offset Mho diperoleh dengan membias rele Mho dengan impedansi

tambahan sehingga karakteristik rele Mho akan tergeser dan melebar hingga dapat mencakup
titik pusat koordinat. Rele offset Mho mempunyai dua aplikasi utama, yang akan diuraikan
pada bab lebih lanjut.
5.5

Skema Rele Jarak Zona Tiga dan Zona Cadangan Busbar


Dalam praktiknya fasilitas proteksi cadangan seperti ini bias juga diperoleh

dengan menggunakan rele jarak dengan karakteristik quadrilateral. Keuntungan lebih jauh
dari aplikasi Zona 3 adlah kemampuannya untuk melakukan proteksi switch on to fault ,
dimana kelambatan waktu Zona 3 di bypass dengan waktu singkat segera setelah energized
sehingga gangguan dapat diatasi dengan sangat cepat dimanapun letak gangguan terjadi di
sepanjang saluran.
Switch on to fault adlah sistem proteksi saluran yang pada waktu pemasukan
tegangan masih terdapat jamper atau hubungan tanah yang mungkin lupa dilepas pada waktu
pemeliharaan jaringan dan tidak dilaporkan ke operator gardu induk.

5.6

Rele Jarak dengan Pengaktifan Sinyal Pembawa


Pengaktifan dan penggunaan sinyal pembawa pada skema proteksi ini

dilakukan menggunakan unit perangkat Mho seperti dapat dilihat pada gambar 5.14(b). Dari
gambar tersebut terlihat bahwa rele disetel bekerja pada tiga zona, yaitu Z1, Z2, Z3
termasuk zona untuk melihat gangguan di belakang Gardu A hingga mencapai Gardu D.
5.7

Aplikasi Karakteristik Lensa

Ada kelemahan yang bias terjadi pada rele offset Mho seperti ditunjukkan pada
gambar 5.14(a), dimana rele bisa beroperasi pada waktu beban naik secara dinamis sehingga
mencapai maksimum dimana impedansi saluran yang tersisa pada rele semakin mengecil
dan bergerak masuk mendekati daerah proteksi Zona 3 yang setelan capaian impedansinya
cukup luas. Misalnya dengan karakteristik lensa atau lenticular yang dibuat dari dua
karakteristik Mho dengan sumbu yang berbeda.
Bagaimana karakteristik lensa dapat lebih tolern terhadap tingkat pembebanan
aluran maksimum dibandingkan dengan rele offset Mho pada saluran lurus tanpa adanya
pencabangan. Proses terjadinya pengurangan impedansi beban, missal dari ZD3 ke ZD1
berjalan sesuai dan selaras dengan naiknya arus beban.
5.8

Rele Mho Polarisasi Silang Penuh


Salah satu kerugian rele jarak dengan karakteristik Mhi dengan polarisasi

sendiri adalah keterbatasan cakupannya terhadap hadirnya tahanan busur gangguan terutama
pada saluran transmisi dengan sudut yang besar.
Manfaat tambahan yang lain dengan system polarisasi silang pada elemen
Mho impedansi adalah cakupan tahan yang lebih baik seperti dapat dilihat pada gambar
5.16 dimana elemen Mho mendapat polarisasi silang 100% penuh.
Derajat tingkat perbaikan cakupan tahanan tergantung pada perbandingan impedansi
sumber dan impedansi setelan capaian rele seperti terlihat pada gambar 5.16.
Sebagai ilustrasi, dianggap gangguan fasa B dan fasa C, mengalami hubung singkat
dan pada saat itu tegangan polarisasi yang digunakan adalah tegangan fasa antara fasa A dan
fasa B. Besaran masukkan perangkat pembanding fasa dapat dinyatakan sebagai berikut. S2
= Z11 n1Zn1 . S2 = ZL1 n1Zn2 .
Dimana Zn2 = ZS1 < -300, Zn1 = Zn = setelan capaian tahanan rele yang dipolarisasi
silang penuh. Sedang dan adalah hasil kali S2 dan S1 dengan vector (ZS1 + ZLI)/E1(a2 - a)
yang digunakan sebagai ilustrasi yang tidak mempengaruhi hubungan atau relasi relative

antara kedua tegangan fasa yang dibandingkan. Pada kasus ini tegangan polarisasi Vpol = K1
Vba.
Pada polarisasi silang penuh (100%) nilai K1 = 1 < 600. Perlu dicatat bahwa
pelebaran karakteristik impedansi yang cross-polarised ke kuadran reaktamsi negative
seperti pada gambar 5.17 tidak berarti bahwa rele tersebut akan beroperasi pada gangguan
di belakang rele.
Untuk rele jenis ini, kesalahan operasi pada fasa-fasa yang sehat pada system yang
dilengkapi dengan tripping satu fasa (single pole) untuk mengatasi gangguan satu fasa ke
tanah diharapkan tidak terjadi.
5.9 Karakteristik Polaritas Silang Parsial Rele Mho
Sistem polarisasi silang parsial,yaitu dengan menambahkan sebagian dari tegangan
fasa yang sehat terhadap polarisasi rele, sering juag digunakan sebagai komponen anyara
seleksi fasa dengan tingkat akuarasi yang baik dan cakupan tahanan busur api yang lebar
tanpa kehilangan tanggapan langsung rele Mho dengan polarisasi sialng penuh.
5.10 Rele Jarak Quadrilateral
Karakteristik quadrilateral suatu rele jarak dibentuk dengan empat elemen
pengukuran, yaitu satu elemen pengukur reaktansi yang dicirikan sebuah garis lurus parallel
dengan sumbu absis dan dua elemen pengukur tahanan, yaitu garis sebelah kiri dan satu garis
lurus sebelah kanan dan yang keempat adalah elemen direksional yaitu garis lurus bawah
seperti dapat ditunjukkan gambar 5.19.Untuk menghindari kesalahan yang lebih besar pada
daerah akurasi capaian rele biasanya diberlakukan capaian tahanan maksimum dalam capaian
zona impedance reach.
5.11 Bloking Ayunan Daya
Ayunan daya adalah kondisi perubahan aliran daya yang terjadi ketika tegangan
generator pada berbagai lokasi pada suatu system tenaga listrik bergeser dan berbeda satu
sama lain yang bisa mengakibatkan terjadinya perubahan arah dan besarnya aliran beban.
Perubahan aliran daya akibat ayuan daya ini diartikan sebagai adanya perubahan impedansi
sistem.

Anda mungkin juga menyukai