RHEZA GIOVANNI
1110015052
SAMARINDA
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBEDAAN KADAR -hCG PADA KASUS MOLA HIDATIDOSA YANG KEMBALI
NORMAL DAN YANG BERKEMBANG MENJADI KORIOKARSINOMA DI RSUD ABDUL
WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)
Oleh:
RHEZA GIOVANNI
NIM. 1110015052
Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I,
Universitas Mulawarman
Fakultas Kedokteran
Dekan,
LEMBAR PENGESAHAN
PERBEDAAN KADAR -hCG PADA KASUS MOLA HIDATIDOSA YANG KEMBALI
NORMAL DAN YANG BERKEMBANG MENJADI KORIOKARSINOMA DI RSUD ABDUL
WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE 2010-2014
Oleh :
RHEZA GIOVANNI
NIM. 1110015052
Telah dipertahankan di depan Penguji
Pada tanggal 15 Juni 2015
dinyatakan telah memenuhi syarat
Komisi Penguji
Penguji I
Penguji II
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Mola hidatidosa merupakan suatu
penyakit yang penting, karena angka
kejadian yang tinggi, banyaknya faktor
risiko
serta
penyebaran
kasus
yang
kehamilan
secara
tidak
yang
wajar
di
berkembang
mana
tidak
semua
jenis
penyakit
Serikat
menunjukan
mola
tentang
angka
frekuensi
terdapat
sekitar
1:695
kehamilan.2
Untuk Asia, kasus mola hidatidosa
ditemukan lebih tinggi dari daerah Eropa.
Hingga
tahun
2006,
kasus
mola
Tenggara,
Indonesia
dan
India
dengan rata-rata kasus berkisar antara 212 kasus per 1000 kehamilan. Pada
penelitian yang di lakukan oleh Kim dkk
pada tahun 1997 kasus mola hidatidosa
dengan prevalensi tertinggi didapatkan di
Jepang dengan frekuensi 2,96 kasus dari
1000 kehamilan.3 Di negara-negara timur
jauh beberapa sumber memperkirakan
insidensi mola yang cukup tinggi yakni
1:120 kehamilan.4 Dari sebuah jurnal
5
yang
diterbitkan
oleh
Archive Medicine
International
kehamilan.
(Surabaya)
Penelitian
didapatkan
insidensi
terjadi
kehamilan.
persalinan.
mola
1:80
Soetomo
Penelitian
Indonesia
merupakan
suatu
kehamilan.
Biasanya
dijumpai
lebih
tercatat
di
Indonesia.
beberapa
keganasan
rumah
menghasilkan
RS
sakit
di
Indonesia
mola
dilakukan
berdasarkan
RSUD
Labuang
insiden
pascaevakuasi
yang
record
data
di
study
medical
Baji
Makassar
2-5
pada
pasien
mola
karakteristik
pascamola
parsial.2
berkembang
dengan
Keganasan
sangat
cepat
tersebut.
penelitian
Indonesia,
Menurut
yang
masing-masing
dilakukan
didapatkan
di
hasil
seluruh
sebagai
normal.
Oleh
karena
itu
sangatlah
(1967)
hidatidosa
melaporkan
kasus
mola
yang
akan
berkembang
mampu
penderita
terjadinya keganasan.9
diberikan
mola
terapi
hidatidosa
profilaksis
komplet
Risiko
terjadinya
keganasan
METODE
Rancangan
penelitian
ini
diketahui
dengan
Cross
variabel
demografi,
labolatorium
jelas.
Beberapa
klinis,
telah
dan
diteliti
sebagai
Sectional.
analitik
Metode
digunakan
penelitian
untuk
mencari
kasus
satunya
-human
(-hCG)
adalah
chorionic
hormon
gonadotropin
praevakuasi.
10
mola
hidatidosa
yang
kembali
dan
yang
berkembang
menjadi
eksklusi
dilakukan
pasien
di
RS
Dr.
Hasan
Sadikin
2010 -
dari
subjek
penelitian
yaitu
yang
rekam
mediknya
tidak
bahwa
-hCG.
terdapat
hubungan
yang
tertarik
apakah
terdapat
bermakna
antara
untuk
mengetahui
perbedaan
kadar
-hCG
yang
mendeteksi
pascaevakuasi
mola
di
keganasan
RSUD
ini
yang
terbagi
menjadi
yang
berkembang
menjadi
koriokarsinoma.
TUJUAN
Penelitian
dapat
penelitian
pada
dalam
Variabel
Abdul
mengetahui
pada
ini
bertujuan
perbedaan
kejadian
mola
kadar
hidatidosa
untuk
-hCG
yang
Wahab
Sjahranie
Samarinda
periode
2010 - 2014
mempunyai
riwayat
kuretase
sebelumnya.
Pada penelitian ini didapatkan usia
HASIL
Penelitian
kadar
pasien
-hCG
terhadap
pada
perbedaan
pasien
mola
normal dan
menjadi
kadar
berkembang
-hCG
hidatidosa
prekuretase
yang
yang
kembali
pada
mola
normal
dan
berkembang
koriokarsinoma,
digunakan
menjadi
sehingga
sebagai
dapat
acuan
diagnosis
dilakukan
di
RSUD
Abdul
Wahab
dari
rekam
berlangsung
selama
medik
2
pasien
minggu
pada
berkembang
koriokarsinoma,
sedangkan
menjadi
84 pasien
pemeriksaan
-hCG
hilang
dan
Mola Hidatidosa
Jumlah Persent
Usia
Pasien ase (%)
15-19
2
7.1%
20-24
6
21.4%
25-29
6
21.4%
30-34
5
17.9%
35-39
1
3.6%
40-44
6
21.4%
45
2
7.1%
Jumlah
28
100%
mola
Mola Hidatidosa
Abortu
Jumlah
Persent
s
Pasien
ase (%)
0
18
64.3%
1
6
21.4%
2
3
10.7%
3
1
3.6%
Jumlah
28
100%
(25,0%)
Pada
hidatidosa
terbanyak
dan
terendah
pada
pada
jumlah
jumlah
Mola
Hidatidosa
kehamilan
6 kali,
7 kali dan 13 kali yaitu
Jumlah Persent
masing-masing berjumlah 1 pasien
Gestasi Pasien
ase (%)
(3,6%).
1
6
21.4%
2
6
21.4%sampel
Tabel
2. Distribusi
frekuensi
3
7
25.0%
pasien
mola hidatidosa
berdasarkan
4
2
7.1%
jumlah kehamilan
5
4
14.3%
Tabel
3
menggambarkan
6
1
3.6% distribusi
3.6%
mola7 hidatidosa1 terbanyak
pada jumlah
>7
1
3.6%
paritas 1-4 kali yaitu sebanyak 21 pasien
Jumlah
28
100%
(75,0%) dan terendah pada
tabel
dikelompokan
tersebut
pasien
yang
(42,9%)
kuretase
kali
dan
yang
berjumlah
mengalami
16
orang
jumlah
Mola Hidatidosa
Jumlah Persent
Paritas
Pasien ase (%)
Primigravi
da
5
17.9%
1-4
21
75.0%
5
2
7.1%
Jumlah
28
100%
mempunyai
kadar
-hCG
yang
Mola Hidatidosa
Jumla
h
Kadar - Pasie Persent
hCG
n
ase (%)
>100.0
00
mIU/ml
20
71.4%
<100.0
00
mIU/ml
8
28.6%
Jumlah
28
100%
(71,4%)
dan
dari
yang
koriokarsinoma
yang
kembali
1050625,38
dan
pada pasien
normal
adalah
kadar
-hCG
terendah
100.000
menjadi
dan
pada
berkembang
normal
kembali
mIU/ml
yaitu
Mola Hidatidosa
Kembali normal
Mean
1050625.38
Berkembang
menjadi
koriokarsinoma
126116.75
Min
147.1
1
6397
7
berkembang
menjadi
koriokarsinoma
adalah 126116,75.
Berdasarkan
Tabel 6. Distribusi frekuensi sampel pasien
mola hidatidosa berdasarkan kadar -hCG
Test
(menggunakan
Parametrik
karena
Max
127387
00
279370
Statistik
sampel
tidak
penjelasan
diatas
dari
data
dan
menunjukan
tidak
12
42.9%
16
57.1%
Jumlah
kembali normal
28
dan
berkembang
menjadi
100%
kadar -hCG
koriokarsinoma.
10
Tidak
terdapatnya
perbedaan
antara
yaitu
sebanyak
Kemudian
diikuti
pasien
oleh
pasien
(25%).
mola
PEMBAHASAN
Karakteristik Sampel
pasien (21,4%).
terendah
pasien.
tahun
adalah
kali
sebanyak
dengan
yaitu
kelompok
usia
lainnya
yang
sebanyak
usia
20-40
tahun.
11
dari pada
adalah
pasien
primigravida
(17,9%),
pasien
hasil
penyakit
tersebut
Namun
didapatkan
yang
dikemukakan
(7,1%).
12
prevalensi
mola
hidatidosa
prevalensi
mola
1-4
hidatidosa,
memiliki
tahun.13
usia
61
dalam
(83,6%)
rentang
pasien
20-39
kali,
mola
yaitu
hidatidosa
sebanyak
terbanyak
21
pasien
pada
pasien
riwayat
yang
abortus
(64,3%)
dan
tidak
mempunyai
sebanyak
yang
18
pasien
terendah
adalah
dilakukan
sebanyak
hidatidosa,
pasien
(3,6%).
Pada
penelitian
pada
ini,
semua
tanpa
ada
pasien
mola
pasien
yang
menjalani
pasien
berdasarkan
jumlah
abortus.
histerektomi.
kuretase
berusia
sebanyak
dengan
18
pasien
(64,3%),
pasien
tua
dan
Histerektomi
multiparitas
bertambahnya
usia.
karena
Risiko
30%
histerektomi.13
menjadi
3-10%
bila
dilakukan
prevalensi
dilakukan
mola
oleh
hidatidosa
Kitange,
yaitu
abortus
sebanyak
sebelumnya,
yaitu
pasien
(65%)
117
dibandingkan
dengan
pasien
yang
dikelompokan
menjadi
pasien
mola
hidatidosa
yang
prekuretase
pada
pasien
mola
menjadi
koriokarsinoma
mIU/ml
dan
adalah
63977.
Pada
yang
terendah
penelitian
ini
1050625,38
berkembang
menjadi
dan
yang
koriokarsinoma
12
NETDC
setelah
statistik
diuji
kategori
dengan
tersebut,
uji
dengan
nilai
(New
keganasan
Sebaliknya,
untuk
memiliki
mendiagnosis
awal
keganasan
pascamola.
penelitian
ini
didapatkan,
dari
kadar
yang
kurang
mIU/ml,
dari
keganasan
pasien
antara
yang
-hCG
pasien
506
mola.
Trophoblastic
pascaevakuasi
100.000
Pada
England
tidak
terbukti
pasien
adanya
mola
perbedaan
hidatidosa
yang
Wahab
masih
oleh
perlu
dapat
Hidayat
bahwa
dkk.
terdapat
yang
menyatakan
Samarinda.
dipertimbangkan
Hal
untuk
ini
yang
mola hidatidosa.
pascaevakuasi
mola
hubungan
Sjahranie
dimana
dari
36
dari
100.000
mIU/ml,
KESIMPULAN
Dari
21
penelitian
yang
sudah
menjadi
pasien
pada
diantaranya
yang
berkembang
memiliki
kadar
-hCG
pasien
mola
hidatidosa
yang
pasien
hanya
diantaranya
yang
Wahab
Sjahranie
Samarinda
Periode
2010-2014.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Syafii, Aprianti, S., & Hardjoeno.
(2006). Kadar Beta-hCG penderita
Mola Hidatidosa Sebelum dan
Sesudah
Kuretase.
Indonesian
Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory, 1-3.
2. Moore, L. E., Hernandez, E.,
Pritzker, J. G., Talavera, F., Barnes,
A. D., & Gaupp, F. B. (2014,
September
22).
emedicine.medscape.com.
Retrieved Januari 21, 2015, from
medscape.com:
http://emedicine.medscape.com/ar
ticle/254657overview#a0104
3. Trommel,
N.
V.
(2006).
Refinements in the Management of
Persistent Trophoblastic Disease.
Radbound Repository, 11-12.
4. Murdiarto, I. (2013, Maret 4).
sia.obgin-ugm.com.
Retrieved
Januari 22, 2015, from obgin-ugm:
http://sia.obgin-ugm.com/?
page=artikel&id=6
5. Drezett,
J.,
Kurobe,
F.
C.,
Nobumoto, C. T., Pedroso, D.,
Blake, M., Valenti, V. E., et al.
(2012).
Hydatidiform
mole
resulting from sexual violence.
International Archives of Medicine,
1.
6. Alim, M. (2009). Gambaran Angka
Kejadian Mola Hidatidosa di RSUD
Labuang Baji Makassar Periode
Januari - Desember 2008. Jurnal
Kesehatan Volume II No. 4, 1-3.
7. Fitriani, R. (2009). Mola Hidatidosa.
Jurnal Kesehatan Volume II no. 4,
3-5.
8. Seckl, M., Sebire, M., & Berkowitz,
R.
(2010).
Gestational
Trophoblastic Disease . Lancet,
717-729.
9. Hidayat, Y. M., Gandamiharjda, S.,
& Krisnadi, S. R. (2014). Hubungan
Kadar
hCG
Praevakuasi,
15