Anda di halaman 1dari 27

Makalah Prostodonsia

Kelompok 2

Disusun Oleh :
1. Maulidenil Gebbi Winanda
2. Fanni Virgianti Marinda
3. Dwi Listari
4. Sartika Amelia
5. Suci Ria Zizty
6. Reztu Azwar
7. Gestia Fadha
8. Siti Vellanita
9. Nisia Narti
10. Niken Ryen Novita
11. Dura Atika Suri

Falkutas Kedokteran Gigi


Universitas Baiturrahmah Padang

Kata Pengatar
Assalamuaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah S.W.T yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya,tanpa rahmat dan hidayah-Nya makalah ini tidak
dapat selesai tepat pada waktunya
Salawat serta salam kamu ucapkan untuk Nabi besar kita
Muhammad S.a.w yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini
Dalam proses pembuatan makalah ini penulis di bantu oleh
berbagai pihak,atas partisipasinya penulis mengucapkan banyak terima
kasih.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki dimasa yang
akan datang

Wassalamuaikum Wr.Wb

Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................

Daftar Isi ......................................................................................


Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1.2 Tujuan ...................................................................................
1.3 Manfaat .................................................................................
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Gigi Tiruan Lengkap ............................................................
2.2 Fungsi Gigi Tiruan Lengkap ..............................................
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Gigi Tiruan Lengkap ............
2.4 Retensi dan Stabiliasi Gigi Tiruan Lengkap.......................
2.5 Prosedur Penetuan Gigitan ................................................
2.6 Pengertian hubungan rahang vertikal dan horizontal ........
2.6.1 Dimensi Vertikal ...............................................
2.6.2 Dimensi Vertikal Oklusi .....................................
2.6.3 Dimensi Vertikal Istirahat Fisiologis..................
2.6.4 Hubungan Rahang Horizontal ...........................
2.6.5 Kaitan Hubungan Rahang dengan Sendi
Temporamandibular .....................................................
2.7 Insersi .................................................................................
2.7.1 Reparasi Gigi Tiruan Penuh ................................
2.8 Pemilihan Gigi ...................................................................

Bab III Pembahasan

3.1 Kasus ....................................................................................


3.2 Terminologi .........................................................................
3.3 Identifikasi Masalah ............................................................
3.4 Analisi Kasus ......................................................................
3.5 Intruksi pada Pasien ...........................................................
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan .........................................................................
4.2 Saran ..................................................................................
Daftar Pustaka .........................................................................

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Gigi Tiruan Lengkap


Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan
seluruh gigi pada rahang atas dan bawah (edontolus) serta jaringan pendukung
atau mukosa serta memperbaiki system stomatogonatik.
Gigitiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli yang sudah hilang dan
hilangnya jaringan lunak dan tulang, yang dibuat untuk merestorasi fungsi yang
tidak seimbang dan hilang serta untuk penampilan. Pembuatan gigitiruan penuh
mencakup prosedur klinis dan labor, dimana penghitungan cermat merupakan hal
sangat penting untuk mencapai keberhasilan pada pembuangan gigitiruan.
Keberhasilan juga sangat dipengaruhi oleh profil psikososial pasien
2.2 Fungsi Gigi Tiruan lengkap
1. Memperbaiki fungsi bicara
2. Memperbaiki fungsi pengunyahan
3. Memperbaiki estetis
4. Memperbaiki fungsi stomatognatik
5. Mempertahankan jaringan pendukung
2.3 Indikasi dan kontra indikasi GTL
Indikasi pembuatan GTL
1. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.
2. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena
kerusakan gigi yang masih ada tidakmungkin diperbaiki.
3. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu
keberhasilannya.
4. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.

5. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan


diperoleh.
Kontra indikasi pembuatan GTL
1. Tidak ada perawatan alternatif
2. Pasien belum siap secara fisik dan mental,
3. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan penuh
4. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
2.4 Retensi dan Stabilitas Gigitiruan Penuh

RETENSI
Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu
gigitiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam
keadaan diam. Gaya-gaya fisik yang berhubungan dengan retensi GTL
adalah :
o Tekanan Permukaan
o Gaya-gaya dalam Cairan
o Tekanan Atmosfer
Retensi terutama dipengaruhi oleh tiga factor dalam desain gigi
tiruan :
1. Ketepatan kontak antar basis gigi tiruan dan mukosa mulut
2. Perluasan basis gigi tiruan
3. Pengap perifer (peripheral seal)
Stabilisasi pada gigi tiruan lengkap merupakan kekuatan menahan

darisuatu gigi tiruan terhadap kekuatan daya lepas pada saat gigi tiruan
berfungsi(adanya tekanan fungsional).
2.5 Prosedur Penentuan Gigitan (Record Block)
Pembuatan oklusi jika oklusi tidak ada
Dengan basis dan galangan gigit pada rahang atas dan rahang bawah:
1. Tentukan DV istirahat
2. Dapatkan DV oklusal
3. Tentukan relasi sentris
4. Fixasi galangan gigit rahang atas dan bawah

2.6 Pengertian hubungan rahang vertikal dan horizontal


Hubungan rahang didefinisikan sebagai suatu hubungan rahang bawah
terhadap rahang atas, dan dinyatakan dengan hubungan rahang dalam arah vertika
dan hubungan dalam arah horizontal. Kedua hubungan rahang ini saling
mempengaruhi satu sama lain
2.6.1 Dimensi Vertikal
Dimensi vertikal menurut istilah prostodontik adalah jarak vertikal antara
dua titik yang telah ditentukan masing-masing satu di atas dibawah mulut pada
garis tengah wajah. Menurut Fayz dimensi vertikal adalah tinggi wajah yang
ditentukan oleh besarnya ruang antar rahang
2.6.2 Dimensi Vertikal Oklusi
Dimensi vertikal oklusi menurut fayz (1988) adalah jarak vertikal atau
tinggi wajah pada saat gigi geligi dalam keadaan oklusi sentris dan mandibula
dalam keadaaan relasi sentris.
Apabila gigi asli masih ada dan dalam keadaan oklusi normal, maka
kontak antara gigi geligi dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
dimensi vertikal oklusi sedangkan pada pasien edontolus yang telah kehilangan
seluruh kontak gigi geliginya maka dimensi vertikalnya harus ditentukan
walaupun tanpa acuan dari kontak gigi asli. Menurut Fayz tida ada satu ketentuan
yang tetap dalam menentukan dimensi vertikal oklusi apabila seluruh gigi sudah
tidak ada, ini disebabkan karena variasi karateristik fisik penderita yang cuku
bervariasi
2.6.3 Dimensi Vertikal Istirahat Fisiologis
Menurut Fayz dimensi vertikal istirahat fisiologis diartikan sebagai tinggi
wajah ketika gigi-geligi dalam keadaan terpisah atau tidak berkontak dan
mandibula dalam keadaan istirahat fisiologis.

Menurut Niswoger dimensi bertikal istirahat fisiologis diartika sebagai


posisi netral mandibula saat otot-otot mandibula membuka dan menutu mulut
berada dalam keadaan seimbang
2.6.4 Hubungan Rahang Horizontal
Posisi yang paling penting dalam penentuan hubungan rahang
horinzontal adalah relasi sentrik. Istilah relasi sentrik memiliki banyak sinonim
dan hampir semua memiliki definisi yang berbeda, beberapa definis relasi sentrik
yaitu :
1.

Hubungan rahang bawah terhadap rahang atas pada waktu kondilus


berada pada posisi paling posterior dalam fosa glenoidalis, pada jarak buka

tertentu dan dari posisi ini semua gerakan lateral di lakukan


2. Kedudukan paling posterior dari rahang bawah terhadap rahang atas pada
dimensi vertikal tertentu
3. Kedudukan rahang terhadap rahang atas pada waktu kondilus berada pada
posisi paling posterior dalam fossa gleolidalis dan masih dimungkinkan
dilakukan gerakan ke lateral pada dimensi vertikal tertentu
2.6.5

Kaitan Hubungan Rahang dengan Sendi Temporamandibular


Hubungan rahang sangat erat kaitannya dari dua persendian yaitu

persendian antara kondilus mandilbula pada tulang mandibula dan diskus


artikularis dengan fossa artikularis pada tulang temporal. Sendi inilah yang
menghubungkan antara rahang bawah dan rahang atas.
Rahang bawah dihubungkan dengan rahang atas oleh sendi
temporomandibular, dan oklusi gigi akan bertindak sebagai stopper untuk
mempertahankan dimensi vertikal oklusi. Pada pasien yang kehilangan
gigi geligi dan tidak diganti dalam jangka waktu tertentu akan
mengakibatkan perubahan oklusi dan berlanjut menjadi keseimbangan
otot-otot pengunyahan sehingga akan menyebabkan berubahnya letak
kondilus dalam fossa glenoidalis. Kehilangan gig geligi juga dapat
menyebabkan dimensi vertikal oklusi berubah dan akan mempengaruhi
estetis, fonetik, dan maksilaris.
2.7 Insersi
Sebelum Insersi

Yaitu tahap persiapan pemasangan gigi tiruan penuh, faktor yang harus
diperhatikan adalah pengamatan terhadap gigiruan berupa:
1. Permukaan polis/permukaan mekanis
Tidak ada bagian yang tajam/kasar
Dipakai untuk menghindari:
Terhindarnya penumpukan plak
Terhindar dari iritasi pada lidah, bibir, pipi
2. Permukaan anatomis/permukaan yang menghadap jaringan
Pada saat insersi
a. Arah pemasangan
b. Hambatan saat pemasangan
Setelah Insersi
Setelah protesa diinsersikan dalam mulut dan diperhatikan:
a. Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak.
b. Oklusi
Di cek ada tidaknya prematur kontak. Apabila oklusinya terganggu,
dilakukan grinding. Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang
diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti
mengunyah.Pengurangan

menggunakan

hukum

BULL

dan

MUDL

(pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan
pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah).Gangguan
diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian
pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah.
c. Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi,
penelanan, bicara, ekspresi wajah dan sebagainya.Apabila sudah tidak ada
gangguan, maka protesa dapat dipolis

2.7.1 Reparasi Gigi Tiruan Penuh


Reparasi gigi tiruan terdiri atas:
a. Relining/pelapisan kembali
Melapik (relining) suatu gigi tiruan adalah menempatka bahan baru pada
permukaan basis gigi tiruan tanpa mengambil bahan basis gigi tiruan dalam
jumlah yang berarti.
b. Rebasing/Penggantian basis

Mengganti basis (rebasing) membutuhkan teknik yang lebih rumit,


melibatkan pengambilan seluruh basis gigi tiruan dan menggantinya dengan
bahan yang baru
c. Rekonstruksi/ membuat baru
d. Repair / menyatukan basis yang patah
e. Reconturing / membentuk permukaan
Teknik dan Bahan Reparasi
Cara Langsung
Berbagai daerah ceruk pada permukaan dalam basis gigi tiruan diambil dan
dibuat cetakan pada bagian dalam gigi tiruan.Untuk ini digunakan bahan
cetak fungsional, yang didiamkan di dalam mulut selama satu atau dua hari;
atau cetakan dibuat dengan menggunakan compound cetak (tracing stick)
dan pasta cetak.Sejumlah bahan pelapik dapat digunakan langsung di dalam
mulut.Bahan-bahan ini tidak membutuhkan pekerjaan laboratorium selain
pemolesan atau pengasahan tepi-tepinya, tetapi sebagian besar dari bahan ini
memburuk atau berubah warna setelah beberapa bulan, dan biasanya kurang
memuaskan

dibandingkan

dengan

bahan-bahan

yang

diproses

di

laboratorium.
Teknik Mencetak
Langkah Pertama :
a. Terlepas dari macam bahan cetak yang digunakan , langkah pertama pada
setiap pelapikan adalah mempersiapkan gigi tiruan agar mudah dilepas dari
model.
b. Sayap gigi tiruan yang terlalu panjang dikurangi, dan daerah ceruk diambil
dari permukaan basis gigi tiruan tanpa mengurangi kelebihan sayap secara
berlebihan.
c. Kemudian bentuk tepid anpostdam gigi tiruan disesuaikan dengan
menggunakan kompoun batang hingga retensinya baik.
d. Setelah memperbaiki bentuk perifer, dibuat sebuah lubang dengan diameter
3 mm di lengkung langit-langit gigi tiruan, dan setelah dikeringkan
ditempatkan selapis tipis pasta cetak pada seluruh permukaan basis. Gigi

tiruan dimasukkan ke dalam mulut sambil ditekan kuat-kuat sampai bahan


cetak mengeras.
Langkah Kedua
e.Bila kedua gigi tiruan harus dilapik, cetakan rahang bawah dibuat lebih
dahulu. Bahan cetak akan membuat gigi tiruan bawah stabil sementara
cetakan rahang atas dibuat.
f. Waktu mencetak rahang bawah, gigi tiruan bawah ditahan dengan jari kita di
region premolar, dan pasien diminta untuk mengangkat dan menjulurkan
lidahnya sehingga ujung lidah menyentuh bibir atas, dan punggung lidah
menyentuh palatum saat mulut dalam keadaan setengah tertutup. Hendaknya
lidah tidak diberi kesempatan untuk melakukan gerakan-gerakan, karena
gerakan-gerakan ini akan menimbulkan lipatan-lipatan pada bahan cetak di
lingualis.
g. Gigi tiruan atas dipasang dengan menekannya kuat-kuat ke atas dan ke
belakang.
h. Pasien diminta untuk menekuk lidahnya kebelakang sambil mengatupkan
gigi pada relasi sentrik sampai gigi tiruan menduduki tempatnya. Perhatikan
benar-benar agar pasien tidak memajukan rahang bawahnya, karena hal ini
dapat mendorong gigi tiruan atas ke depan dan gigi tiruan bawah ke
belakang, dan menghasilkan oklusi yang salah.
i. Bila sudah puas bahwa oklusi sudah benar, sebaiknya gigitiruan atas di tahan
di tengah-tengah palatum dengan jari daripada percaya pada kemampuan
pasien untuk mempertahankan hubungan kedua rahang dalam relasi sentrik.
Bila gigitiruan akan diganti basisnya, sebaiknya digunakan cara yang tidak

langsung.
Cara Tidak Langsung
Pada cara tidak langsung, sendok cetak digunakan untuk membuat cetakan,
dan gigi tiruannya dipasang pada model, yang kemudian dipasang pada
articulator. Kemungkinan kesalahan disini sudah tentu lebih besar, tetapi
kesalahan-kesalahan ini dapat dikurangi dengan menggunakan bahan-bahan
cetak fungsional pada permukaan dalam gigi tiruan selama satu atau dua hari

sebelum menggunakan cara yang tidak langsung. Gigi tiruan akan


ditempatkan pada model dengan lebih tepat.
Bila basis kedua gigi tiruan akan diganti, kesalahan dapat diperkecil lagi
dengan membuat catatan lilin di antara gigi atas dan bawah setelah
pembuatan cetakan. Bila dimensi vertical perlu dinaikkan, tanda untuk
bidang median dan bidang oklusal dapat diberikan pada catatan lilin.Setelah
model dibuat, bagian palatum dan sayap gigi tiruan dikurangi atau dibuang
agar gigi tiruan dapat ditempatkan dengan tepat di atas model.Catatan lilin
diletakkan pada tempatnya dan kedua model dipasang pada articulator.
Akrilik berbentuk tapal kuda dengan gigi-gigi diatasnya ditempelkan dengan
lilin pada model sehingga titik mesio-insisal dan bidang oklusal berimpit
dengan cetakan lilin.Lilin kemudian digunakan untuk membentuk basis gigi
tiruan atas yang baru.Kemudian gigi tiruan bawah yang sudah dikurangi
dioklusikan dengan yang atas, dan basisnya disselesaikan seperti pada
rahang atas.Gigi tiruan kemudian dicobakan di dalam mulut untuk
memeriksa oklusinya sebelum diproses.

2.8 Pemilihan Gigi


Pemilihan gigi anterior
Pemilihan gigi yang paling cocok bagi tiap pasie sangat menentukan
berhasil atau gagalnya pembuatan GTL. Gigi anterior yang tidak serasi dengan
warna, bentuk dan ukuran wajahpasien akan menimbulkan masalah dalam
pembuatan gigi tiruan lengkap. Efektifitas pemilihan gigi tergantuang dari
kemampuan dokter gigi untuk menginter-prestasikan apa yang dilihatnya. Dalam
fase inilah pada pelayanan gigi tiruan, dokter gigi berkesempatan untuk
mengungkapkan kemampuan seninya.
Ukuran

Ukuran gigi anterior harus simbang dengan ukuran wajah. Ukuran gigi
tiruan yang ideal dapatmditentukan sebelum pencabutan dengan menggunakan
model dan foto pasien sehingga kelihatan lebih natural. Ukuran gigi anterior harus
seimbang dengan ukuran wajah dan kepala, ukuran kepala dan wajah lebih besar,
ukuran gigi lebih besar pul. Ukuran gigi juga memperhatikan jenis kelamin,
dimana ukuran wanita lebih kecil dibanding dengan prima terutama pada gigi
insisivus lateral. Lebar pada gigi anterior atas dengan memperhatikan garis
kaninus. Panjang gigi tergantung jarak antar rahang atas dan rahang bawah,
pdoman dengan garis ketawa dengan petunjuk pada letak servik gigi dinama saat
tersenyum dua pertiga servico-insisal gigi terlihat.
Bentuk
Bentuk gigi tiruan menurut Leon Williams (1917) tergantung bentuk wajah yang
terdiri atas :
1. Bentuk persegi
2. Lonjong(oval/ovoid)
3. Tapering/ lancip
Bentuk gigi anterior dengan memperhatikan permukaan labial dipilih yang
serasi dengan profil wajah pasien. Gigi yang dipilih terlihat indah dan bagus
sehingga penyusunan gigi lebih mudah dalam komposisi yang menyenangkan.
Bentuk profil yang diperhatikan antara lain : lurus dan cembung.
Warna
Pengamatan terhadap warna hrus dilakukan dalam tiga posisi : diluar mulut
disamping hidung, didalam bibir dengan hanya tepi insisal yang terlihat, dan
dbalik bibir hanya sebagian servikal yang tertutup dan mulut terbuka. Dalam
pemilihan warna gigi dipengaruhi oleh faktor :
-

Value, menentukan tingkat gelap dan terangnya gigi


Color/chroma, konsentrasi pigmen warna tertentu
Hue, pigmen warna biru, merah dan kuning
a. Pigmen melanin berlebihan, unsur warna kuning/coklat

b. Eropa, rambut hitam/abu-abu, unsur warna biru/abu-abu rambut


pirang/merah, unsur warna kuning/coklat
Lengkap pertama dalah pemilihan warna dengan penentuan corak warna
(hue) dasar, kecermelangan. Penglihatan sangat membantu dalam evaluasi warna
gigi terhadap warana kulit wajah.
Bahan
Resin aklrilik, sering dipakai
a.
b.
c.
d.

Penampilan gigi memuaskan


Lebih muah aus sehingga menyebabkan dimnsi vertikal turun.
Berubah warna
Modulus estetika akrilik lebih rendah, maka akan menyerap banyak

energi sebelum pecah


e. Cushingoning effect pada permukaan oklusal
f. Penyesuai mudah sehingga ruang antar ridge kecil/jarak antar rahang
sempit.
g. Relatif lebih murah
h. Perlekatan dengan basis gigi tiruan secara kimiawi
Porselen
Gigi porselen lebih keras dari akrilik ( sepuluh kali lebih keras atau
dua kali lebih keras dari email ) sehingga waktu berfungsi suka bunyi,
lebih keras dari akrilik.
Pemilihan gigi posterior
1. Bentuk permukaan oklusa
a. Gigi anatomis, bentuk gigi sama bentuk gigi asli dengan tonjol
dengan sudut 33 derajat
(1) Gigi anatomis dipakai pada pasien dengan ridge baik karena
dapat mengurangi tekanan lateral bila tekanan jatuh ke lereng
dan biasanya dikurangi tinggi cupsnya.
(2) Gigi anatomis digunakan jika resorbsi tulang alveolar besar
b. Gigi non anatomis, bentuk tidak mempunyai tonjol
(datar)/cups/sudut 0 derajat, sehingga tidak terjadi gigitan
mengunci

2. Ukuran gigi
a. Kemampuan ridge untuk menahan daya kunyah luas jaringan
pendukung rahang bawah lebih kecil karena respbsi maka gigi
dipilih yang kecil, untuk melindungi prosesus alveolaris (makin
besar permukaan oklusal, maka teknan kunyah yang diteruskam
akan lebi besar)
b. Ruang yang tersedia (3 dimensi 0
1) Mesio-distal
2) Buko lingual
3) Ruang antar rahang
c. Persyaratan estetis
Ukuran antara kanunus dan premolar harmonis atau natural
apprearance effect.
Pemilihan gigi C besar, supaya harmonis dengan gigi C pilih P satu
yang lebih besar sedangkan yang lain kecil.
1) Prognatik
2) Retrognatik
3) Gigi non anatomis
Setelah model dipsang pada artikulator, gigi-gigi disususn pada gelengan
gigit sehingga dapat diperiksa lebih cermat. Hubungan dimensi vertikal (jarak
vertikal rahang) yang telah ditentukan serta relasi sentrik ( hubungan horizontal
rahang) tahap yang dilakukan adalah penyusunan gigi.
Tujuan penyusunan gigi
1. Memperbaiki fungsi estetis
2. Memperbaiki fungsi bicara/fonetik
3. Memperbaiki fungsi pengunyahan/ mastikasi
o Oklusi dan artikulasi seimbang
o Retensi
o stabilisasi

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Pak Bintang usia 68 tahun datang ke praktek drg dengan keluhan tidak nyaman
pada Gigi Tiruan. Pasien sudah menggunakan gigi tiruan sejak 1 tahun yang lalu tapi
tidak nyaman. Pemeriksaan EO terlihat ekspresi wajah pasien seperti marah. Pemeriksaan
IO RA dan RB Edontolus, linggir sisa RA normal dan RB rendah bagian anterior, pada
palatum pasien terdaoat eritema diffuse. Pemeriksaan pada gigi tiruan yang lama, gigi
tiruan RB longgar karna adaptasi basis pada daerah periperal seal yang baik, oklusi baik
dan dalam keadaan rest posisi susunan gigi terlihat tidak simetris, warna gigi terlihat tidak
serasi dengan pasien serta pasien sulit menggerakkan mandibula ke anterior dan saat
makan makanan sering keluar dan secara bersamaan istri pak Bintang juga mengeluhakan
gigi tiruan RA dan RB longgar dan sudah digunakan sejak 3 bulan yang lalu, pemeriksaan
GTL oklusi dan estetis baik.
Bagaimana cara drg mengatasi Gigi Tiruan Pasien
Jawab
3.2 Terminologi

Edontolus
Kondisi dimana kehilanggan seluruh gigi pada rahang.
Erytema Difusse

Inflamasi ringan yang terlokalisir biasanya ditutupi oleh landasan GT baik


sebahagian atau seluruh permukaan palatum
Peripeal seal
Daerah kontak pinggiran protesa dengan jaringan lunak yang mencegah lewat udara
agar tidak kehilangan retensi
Oklusi
Hubungan kontak statis antara tonjol tonjol gigi atas dan bawah
Linggir sisa
Tulang alveolar dan jaringan penutup masih tersisa setelah pencabutan gigi

Anamnesa :
Keluhan
Bapak : Gigi tiruan yang sudah tidak nyaman lagi.
Pasien sulit mengerakkan mandibula ke anterior.
Makanan sering keluar pada saat makan.
Ibu

: GTL RA dan RB yang sudah longgar.

Pemeriksaan Klinis
1. Bapak
Ekstra Oral : Ekspresi wajah seperti marah
Intra Oral : RA dan RB Edontolus
Linggir sisa RA normal dan RB rendah bagian anterior
Palatum pasien terdapat erytema diffuse
GT RB longar karna adaptasi basis pada daerah periperal seal tidak baik
Oklusi baik dan dalam keadaan rest posisi
Susnanan gigi terlihat tidak simetris
Warna gigi tidak serasi dengan pasien
Saat makan makanan sering keluar

2. Ibu
Ekstra Oral : Normal
Intra Oral : GTL oklusi dan estetisnya baik
3.3 Identifikasi Masalah
1. Apa yang menyebabkan gigi tiruan pak bintang tidak nyaman?
Karena terdapat eritema diffuse dan pasien merasakan gigi tiruan RB longgar dan
sulit menggerakan mandibula sehingga saat makan makanan sering keluar.
2. Apa penyebabn dari eritema diffuse?
Pemakaian gigi tiruan secara terus menerus dan gigi tiruan yang kotor atau tidak
dibersihkan
3. Apa tindakan untuk eritema diffuse?
Pemberian obat anti jamur secara topikal: nystatin, kenalog, dll.
Diberikan dengan 2 cara :
a. Diletakkan di punggung lidah pasien dan pasien disuruh mengoleskan ke
palatum
b. Oleskan obat di basis GT dan pasien disuruh memakai GT dan tidak boleh
makan dan minum selama beberapa menit.
4. Apa yang menyebabkan GT istri pak bintang longgar?
Daerah periperal seal yang tidak baik yang panjang melewati batas fornik
( kesalahan pencetakan ) udara masuk kedalam basis GT ( fitting surface ) tekanan
atmosfer didalamnya akan menjadi besar > GT menjadi longgar.
5. Apa yang menyebabkan susunan GT terlihat tidak simetris dan warna gigi tidak
serasi?
Penyusunan gigi yang salah dan pemilihan warna gigi yang tidak sesuai.
Pemilihan warna gigi dipengaruhi oleh faktor :

value, menentukan tingkat gelap dan terangnya gigi


calor/chroma, konsentrasi pigmen atau warna tertentu
hue, pigmen warna biru,merah dan kuning

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan gigi:

Penyusunan gigi anterior : inklinasi,tonjol gigi,dan sebaginya


Penyusunan gigi posterior didasarkan oleh berbagai kurva antara lain:
Kurva spee
Obliq
Kurva manson

6. Apa yang menyebabkan pasien sulit menggerakkan mandibula ke anterior dan


saat makan,makanan sering keluar?
kesalahan dalam penentuan vertikal dimensi : VD yang terlalu tinggi
7. Mengapa ekspresi wajah pasien terlihat seperti marah?
karena vertikal dimensi yang terlalu tinggi dan peyusunan gigi anterior yang
terlalu ke labial sehigga bibir terlihat tegang dan philtrum datar sehingga wajah
pasien kelihatan seperti marah dan mulut terlihat penuh
3.4 Analisa kasus

PASIEN PERTAMA
Pemeriksaan Subjektif
Identitas pasien 1
Nama
: Pak Bintang
Umur
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Anamnesa
Keluhan utama
: tidak nyaman pada gigi tiruan
Keluhan tambahan : sudah menggunakan gigi tiruan sejak 1 tahun yang lalu
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan klinis
ekstra oral : ekpresi wajah pasien seperti marah
intra oral :
RA dan RB edentolus
linggir sisa RA normal dan RB rendah bagian anterior
erytema diffuse pada palatum
Pemeriksaan pada GT :

gigi tiruan RB longgar


oklusi baik
susunan gigi terlihat tidak simetris
warna gigi terlihat tidak serasi
pasien sulit mengerakkan mandibula ke anterior

Diagnosa

RA dan RB edentolus klas 1

Denture stomatitis

Rencana Perawatan
Rp awal

: erytema diffuse pada palatum pemberian obat anti jamur secara topikal :

nystatin,kenalog dll
diberikan dengan 2 cara:
1. diletakkan di punggung lidah pasien dan pasien disuruh mengoleskan ke palatum
2. oleskan obat di basis GT dan pasie disuruh memakai GT dan tidak boleh makan dan
minum dalam beberapa menit
Rp akhir

: akan dibuatkan gigi tiruan yang baru

PASIEN 2
Pemeriksaan Subjektif
Identitas pasien
Nama

: istri pak Bintang

Jenis Kelamin

: perempuan

Anamnesa
keluhan utama

: gigi tirua RA da RB loggar sejak 3 bulan yang lalu

Rencana perawatan

Reparasi Gigi Tiruan Penuh

Relining/pelapisan kembali

Melapik (relining) suatu gigi tiruan adalah menempatkan bahan baru pada
permukaan basis gigi tiruan tanpa mengambil bahan basis gigi tiruan dalam
jumlah yang berarti.

Cara Tidak Langsung

Pada cara tidak langsung, sendok cetak digunakan untuk membuat cetakan, dan
gigi tiruannya dipasang pada model, yang kemudian dipasang pada articulator.

Kemungkinan kesalahan disini sudah tentu lebih besar, tetapi kesalahankesalahan ini dapat dikurangi dengan menggunakan bahan-bahan cetak
fungsional pada permukaan dalam gigi tiruan selama satu atau dua hari sebelum
menggunakan cara yang tidak langsung. Gigi tiruan akan ditempatkan pada
model dengan lebih tepat
Prosedur Pembuatan Gigi tiruan Penuh
KUNJUNGAN I

Anamnesa dan pemeriksaan obyektif

Membuat cetakan studi model

Sendok cetak : stock tray

Bahan cetak : elastic impression (alginat)

Metode mencetak : mucostatic

Membuat studi model


KUNJUNGAN II

Membuat dan mencoba sendok individual

Membuat cetakan model kerja


KUNJUNGAN III

Tahap Klinis

Insersi base plate, retensi dan stabilisasi diperhatikan

Penentuan profil pasien

Pencatatan Maxillo-mandibular relationship (MMR)

Centric relation record

Pemasangan pada artikulator


KUNJUNGAN IV

Dalam kunjungan ini sudah dilakukan pemasangan gigi-gigi anterior.Urutan


pemasangan gigi adalah gigi anterior rahang atas, gigi anterior rahangbawah.

Setelah pemasangan gigi anterior dilakukan try in untuk memeriksa:

Overbite dan overjet

Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)

Garis ketawa (batas servikal gigi atas, gusi tidak terlihat saat ketawa)

Fungsi fonetik (pasien disuruh mengucapkan hurus s, f, t, r dan m). Selanjutnya


dilakukan sliding ke kanan dan ke kiri.
KUNJUNGAN VI

Try-in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, laludilakukan
pengamatan pada :

Oklusinya

Stabilisasinya dengan working side dan balancing side

Estetis dengan melihat garis caninus dan garis ketawa

Pasien disuruh menyebut huruf-huruf p, b, t, th, d, f, v dan lain-lainsampai tidak


ada gangguan
KUNJUNGAN VII

Setelah diganti dengan resin akrilik, protesa diinsersikan dalam mulut


dandiperhatikan retensi, oklusi dan stabilitas. Setelah itu berikan instruksi kepada
pasien mengeni pemeliharaan dan penggunaan protesa.
KUNJUNGAN VIII

Setelah pemasangan GTP selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol. Yang

perlu diperhatikan pada saat kontrol adalah:


Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak,ditanyakan

apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah adarasa sakit.
Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradanganatau
perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi.

3.5 Intruksi kepada Pasien

Diberikan instruksi kepada pasien untuk:


Beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa;
Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya
dapat beristirahat;
Pasien membersihkan protesanya setiap kali sehabis makan;
Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien
dianjurkan untuk segera kembali ke klinik; dan
Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih
lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus memakainya.
Menurut Boucher, ada beberapa hal yang harus disampaikan kepada pasien.
Instruksi yang harus diperhatikan tersebut adalah :
Hal-hal yang patut dijelaskan kepada pasien pengguna GTP ialah
o Individualitas masing-masing pasien
Pasien harus diingatkan bahwa keadaan fisik, mental dan oralnya bersifat
sangat pribadi, sehingga mereka tidak dapat memperbandingkan kemajuan
yang dicapainya degan gigi tiruannya yang baru dengan pengalaman orang
lain.
Pasien secara berangsur-angsur akan melupakan beratnya maslaah yang
dihadapinya. Banyak pasien yang menunjukkan bahwa gigi tiruannya selalu
enak dipakai walaupun terpaksa menjalani beberapa periode yang sulit.
o Penampilan dengan gigi tiruan baru
Pasien harus mengerti bahwa penampilannya dengan gigi tiruan baru secara
berangsur-angsur akan menjadi lebih alami (wajar). Saat pertama kali
gigitiruan dipasang, ia akan merasa aneh dan terasa seolah-olah mulutnya
penuh, dan pipi serta biibirnya terasa membengkak. Hal ini akan seccara
bertahap membaik setelah pasien kehilangan ketegangan dan lebih percaya
diri.
o Pengunyahan dengan Gigi Tiruan Baru
Belajar mengunyah secara memuaskan dengan gigi tiruan baru biasanya
memerlukan paling sedikit 6-8 minggu. Pasien akan menjadi bosan kecuali
jika mereka menyadari bahwa periode belajar ini harus dijalani. Pasien dapat

diberitahu bahwa otot-otot ini harus mempelajari apa yang harus dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
o Bicara dengan Gigi Tiruan Baru
Penyesuaian lidah untuk menerima perubahan begitu besar sehingga
sebagian pasien dapat berbicara lancer dengan gigi tiruanny yang baru dalam
beberapa minggu.
o Kebersihan Mulut dengan Gigi Tiruan
Pasien harus diyakinkan akan pentingnya mempertahankan kebersihan
mulut guna pemeliharaan kesehatan rongga mulutnya. Pasien harus
dianjurkan untuk mencuci gigi tiruan dan mulutnya jika mungkin setiap kali
sesudah makan.Sekali dalam sehari gigi tiruan perlu dikeluarkan dari mulut
dan direndam dalam larutan pembersih gigi tiruan sekurang-kurangnya 30
menit.Merendam gigi tiruan di dalam larutan itu selama satu malam malah
lebih baik.Setelah gigi tiruan dikeluarkan dari larutan pembersih, harus
disikat dulu dengan sikat yang lunak dan dicuci sampai bersih.Sebaiknya
penyikatan dilakukan di atas ember berisi air atau dilandasi dengan basah
agar tidak pecah bila terjatuh.
o Mempertahankan Sisa Alveolar
Tulang alveolar tidak diciptakan untuk menerima beban kunyah yang
ditimbulkan oleh gigi tiruan lengkap. Karena itu pasien, khususnya jika
kesehatan umumnya agak terganggu, mungkin akan mengalami iritasi pada
jaringan atau rasa tidak enak pada mukosa mulutnya, pasien disarankan
untuk melepas gigi tiruannya dan mengistirahatkan mulutnya untuk
sementara waktu untuk menghindari semakin memburuknya jaringan yang
teriritasi. Namun, pasien disarankan untuk menggunakan beberapa jam
sebelum berangkat ke klinik, sehingga titik-titik yang menimbulkan sakit
dapat terlihat dengan jelas,dan perbaikan dapat dilakukan secara tepat.
Yakinkan pasien bahwa hanya dokter gigilah yang bisa memperbaiki

gigitiruan yang rusak.Hal ini dilakukan untuk menghindari perbaikan sendiri


oleh pasien tersebut.
Pasien juga disarankan untuk melepas gigitiruan pada malam hari agar
jaringan pendukung dapat beristirahat dari tekanan yang jatuh pada tulang
alveolar.
Bubungan alveolar dapat rusak karena pemakaian lem adhesive gigi tiruan
dan bahan pelapis yang dipasang sendiri.
Sebaiknya dokter juga menyiapkan instruksi tertulis atau bahan penyluhan
formal yang lain untuk pasien.

BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua
gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang
semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik,
fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis, dalam hal membuat gigi tiruan
dibutuhkan retensi dan stabilisasi yang baik agar meningkatkan kenyamanan bagi
pemakai gigi tiruan, retensi dan stabilisasi yang baik akan tercapai jika operator
melakukan pemeriksaan yang lengkap, diagnosa yang tepat dan perawatan yang akurat,
hingga retensi dan stabilisasi dicapai dengan baik, tak luput pula dalam hal pencetakan
karena dengan mencetak batas-batas anatomis gigi akan didapatkan sebagai retensi dan
stabilisasi.Kesalahan dari desain gigi tiruan penuh tentu saja berakibat pada pemakaianya
mulaidarirasatidaknyamansampai terjadinya komplikasi-laian yang tentu saja meperparah
keadaan pasien.
4.2 Saran
Dalam pembuatan gigi tiruan penuh seorang operator harus bekerja secara hatihati dan teliti agar desain yang dibuat tidak menimbulkan masalah setelah digunakan oleh
pasein, sehingga gigi yang dibuat dapat befungsi sebagaimana yang diharapkan.Untuk itu
operator harus mempunyai pengetahuan dan skil yang baik tentang gigi tiruan penuh.

DAFTAR PUSTAKA

Itjingningsih , W. H., 1996, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, Cetakan III, EGC,
Jakarta.
Ian E. Barnes dan Agus Walls, 2006, Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia, terj.,
EGC, Jakarta
Zarb GA dkk. Buku Ajar Prosthodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut
Boucher.alih Bahasa MardjonoD. EGC Jakarta. 1994.
Watt, david M dan MacGregor, A. Roy. 1992. Membuat Desain gigi Tiruan
Lengkap. Jakarta: Hipokrates.
Fadriyanti O.2010 .Perawatan Pasien Edentulous dengan Gigi Tiruan Lengakap
UNBRAH: Padang

Anda mungkin juga menyukai