BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Umur
: 37 Tahun.
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
No RM
: 343420
Tanggal masuk RS
: 25 November 2015
Tanggal keluar RS
: 02 Desember 2015
II. ANAMNESA
Dilakukan secara Auto dan alloanamnesa
Keluhan Utama :
Sesak sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan :
Batuk dan pusing
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
: diakui
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: Disangkal
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
: Disangkal
TANDA VITAL
Tekanan darah : 120/80 mmHg.
Nadi
: 100x / menit.
Suhu
: 37,8C
Pernafasan
: 35x / menit.
UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
KULIT
Warna
: sawo matang
Suhu Raba
: Hangat
KEPALA
Bentuk
: Normocephal
Rambut
Nyeri Tekan
MATA
Exopthalmus/Enopthalmus
: TIO dbn
Kelopak
Konjungtiva
Sclera
Kornea
Pupil
TELINGA
Lubang
Cairan
: Cairan (-/-)
Nyeri Tekan
MULUT
Bibir
: Merah
Gigi Geligi
Gusi
Faring
Lidah
LEHER
KGB
Kaku kuduk
Tumor
: Tidak ada
DADA
Bentuk
JANTUNG
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas atas
PARU-PARU
Inspeksi
Palpasi
: Fremitus Taktil dan Vokal sama pada paru kanan dan kiri
Perkusi
Auskultasi
: Suara nafas vesikular pada lapang paru kanan dan kiri, rhonki basah
kasar +/+, wheezing +/+.
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Hepar
Lien
EXTREMITAS
Superior
Inferior
Pneumonia
Bronkiektasis
VII. TERAPI
Rawat Ruangan
Retaphyl 2 x Tab
R Thorax
Ceftriaxon 1 x 2gr
Ventolin 3x / hari
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: Dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: Dubia ad bonam
26 November 2015
27 November 2015
2 Desember 2015
S : Pasien merasa sesak dan nyeri
dada
O : TSS / CM
TD : 120/80 mmHg
P : 22x/menit
N : 77x/menit
S : 36,60C
Mata : Konjungtiva anemis -/-,
Sklera ikterik -/Leher : KGB tidak membesar
Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/Abd : Datar, lemas, NT (-), BU (+)
Eks : Akral hangat, sianosis -/-,
edema -/A : TB paru BTA (+)
P : - IVFD RL 1 kolf / 12 Jam
- Bricasma 2 amp drip /12 Jam
- Cetirizin 2 x 1
- Rifampisin 2 x 450 mg
- INH 1 x 300 mg
- Pirazinamid 1 x 1000 mg
- Etambutol 1 x 1000 mg
- Injeksi Streptomycin 1 x 750mg
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae
dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis
meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari
beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan
paling sering dijumpai. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.5
TBC merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. Penularan kuman tuberculosis pada orang sehat dan risiko kematian
pada penderita yaitu salah satu masalah yang perlu ditangani oleh segenap lapisan
masyarakat dan petugas kesehatan.13
2. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Yang tergolong dalam
kuman Mycobacterium tuberculosae complex adalah: 1. M. tuberculosae, 2. Varian
Asian, 3. Varian African I, 4. Varian African II, 5. M. bovis. Pembagian tersebut
berdasarkan perbedaan secara epidemiologi.
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian
peptidoglikan dan arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan
terhadap asam (asam alcohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga
lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan hidup pada udara
kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan bertahun-tahun dalam lemari
es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini
kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit tuberculosis aktif lagi.
Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma
makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian disenanginya
karena banyak mengandung lipid.
Gejala-gejala tersebut dapat juga dijumpai pada penyakit paru selain TB,
seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Prevalensi TB
paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK (Unit
Pelayanan Kesehatan) dengan gejala tersebut, dianggap sebagai tersangka pasien TB
paru dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskospis langsung.6
Pemeriksaan
dahak
berfungsi
untuk
menegakkan
diagnosa,
menilai
12
14
15
positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran Tuberkulosis aktif, dan
Penderita TB paru BTA Negatif yakni pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif, serta
16
17
3. Kategori III :
Kasus: TB paru BTA lesi minimal
Pengobatan: 2 RHZE/ 4RH atau 6 RHE atau 2RRHZE 4 R3H3
4. Kategori IV:
- Kasus: Kronik
Pengobatan: RHZES/ sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif)
+ obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan).
-
Kasus: MDR TB
Pengobatan: Sesuai uji resistensi+ OAT lini 2 atau H seumur hidup. 6
Adapun Jenis, sifat dan dosis OAT yang digunakan untuk TB paru sebagaimana
tertera dalam Tabel 1.
18
19
10. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjut:
a. Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang
dapat
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W. Sedoyo, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan
Penyakit Dalam FKUI.2006
2. Dahlan Z. Kejadian tuberkulosa ekstraparu di RS Hasan Sadikin dan beberapa pusat
kesehatan
di
Jawa
Barat.
Simposium
masalah
tuberkulosa
ekstraparu
dan
21
22