Oleh :
Kukuh Tri Atmanto
03121002098
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
Penjelasan tentang :
a.
b.
c.
d.
Batolith
Tubuh intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu > 100 km2 dan membeku pada
kedalaman yang sangat besar. Kata batolith berasal dari bahasa Yunani bathos yang artinya
dalam dan lithos yang artinya batu. Batolith hampir selalu memiliki komposisi jenis batuan asam
dan intermediet, seperti granit, monzonit kuarsa, atau diorite. Meskipun tampak seragam, batolith
sebenarnya mempunyai struktur dengan sejarah yang komplek dan komposisi yang beragam.
Batolith dapat dibedakan dengan batuan beku yang ada di sekitarnya dengan beberapa kriteria
seperti umurnya, komposisi, tekstur maupun strukturnya. Batolith dapat tersingkap ke
permukaan bumi dari kedalaman yang sangat besar dengan dua proses yaitu jika lapisan di
atasnya terkena gaya eksogen berupa erosi yang lama kelamaan akan menyingkapkan batolith
tersebut, juga karena gaya endogen yaitu berapa pengangkatan. Contoh batolith yang terkenal
adalah batolith yang tersingkap di Sierra Nevada (USA) yang berkomposisi batuan granit.
b.
Stock
Stock adalah salah satu batuan intrusive yang mempunyai kenampakan seperti batolith,
yaitu bentuknya tidak beraturan, tetapi dimensinya lebih kecil yaitu kurang dari 10 km2. Stock
merupakan penyerta tubuh suatu batolith atau bagian atas dari batolith.
c.
Dike
Intrusi dike berkomposisi basaltik, Suatu tubuh intrusi yang memotong perlapisan batuan
di sekitarnya. Dike mempunyai bentuk tabular atau memanjang. Intrusi dike adalah suatu tubuh
batuan beku yang mempunyai perbandingan aspek yang sangat besar. Ini berarti bahwa
ketebalannya biasanya akan lebih kecil dari dua dimensi lainnya. Ketebalannya bisa bervariasi
antara beberapa sentimeter sampai meter, dan panjangnya bisa ratusan meter.
Tekstur dan komposisi dike dapat bervariasi dari diabas atau basaltik sampai granitik
atau riolitik, tapi yang paling banyak dijumpai adalah berkomposisi basaltik. Dike bisa disebut
pegmatit apabila kristal yang ada di batuan tersebut berukuran sangat kasar, dengan ukuran
beberapa cm sampai 10 meter.
d.
Leher vulkanik yang tersingkap di permukaan bumi dan terus mengalami erosi, Pipa
gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan
yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris
dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya.
a.
Sill
Sill , Tubuh batuan intrusif yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya. Sill akan menyisip di antara bidang lemah pada batuan, sebagai contoh pada bidang
perlapisan pada batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. Ciri kenampakan Sill di
lapangan adalah adanya efek terbakar pada bagian atas dan bawah batuan yang diintrusi. Karena
magma yang sangat cair adalah salah satu yang paling dibutuhkan pada pembentukan sill, maka
sill sering ditemukan berkomposisi basaltik. Sill sering ditemukan mengandung banyak mineral
berharga seperti emas, platina, chrom, dan elemen jarang lainnya.
b.
Laccolith
Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cembung, dimana perlapisan batuan yang semula
datar menjadi melengkung karena terdesak oleh intrusi ini, sedangkan bagian bawahnya tetap
datar. Diameter berkisar antara 2 sampai 4 mil dengan kedalaman mencapai ribuan meter. Bentuk
laccolith bisa cembung karena saat menyusup tekanan magma cukup besar.
Laccolith cenderung terbentuk pada tempat yang dangkal dan viskositas magma besar,
dan berkomposisi seperti magma pembentuk diorite, granodiorit, dan granit.
c.
Lopolith
Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cekung. Lopolith mempunyai diameter yang lebih
besar dari Lopolith yaitu dari puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Lopolith biasanya mempunyai komposisi basaltic, sehingga massa jenis besar dan cenderung
menenpati bagian cekung.
d.
Paccolith
Tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.
Endapan Skarn
Skarn dapat terbentuk selama metamorfisme kontak atau regional. Selain itu juga dari
berbagai macam proses metasomatisme yang melibatkan fluida magmatik, metamorfik,
meteorik, dan yang berasal dari laut. Skarn dapat ditemukan di permukaan sampai pluton, di
sepanjang sesar dan shear zone, di sistem geotermal dangkal, pada dasar lantai samudra maupun
pada kerak bagian bawah yang tertutup oleh dataran hasil metamorfisme burial dalam. Skarn
dibagi menjadi endoskarn dan eksoskarn dengan didasarkan pada jenis kandungan protolit.
Endapan skarn pertama kali dinyatakan sebagai batuan metamorf hasil kontak antara
batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma oleh ahli petrologi metamorf, dengan terjadi
perubahan kandungan batuan sedimen yang kaya karbonat, besi, dan magnesium menjadi kaya
akan kandungan Si, Al, Fe dan Mg dimana proses yang bekerja berupa metasomatisme pada
intrusi atau di dekat intrusi batuan beku (Best 1982).
Endapan skarn terbentuk sebagai efek dari kontak antara larutan hidrothermal yang kaya
silika dengan batuan sedimen yang kaya kalsium. Proses pembentukannya diawali pada keadaan
temperatur 400C 650C dengan mineral-mineral yang terbentuk berupa mineral calc-silicate
seperti diopsid, andradit, dan wollastonit sebagai mineral-mineral utama pembawa mineral bijih
(Einaudi et al. 1981). Tapi terkadang dijumpai juga pembentukan endapan skarn juga terbentuk
pada temperatur yang lebih rendah, seperti endapan skarn yang kaya akan kandungan Pb-Zn
(Kwak 1986). Pengaruh tekanan yang bekerja selama pembentukan endapan skarn bervariasi
tergantung pada kedalaman formasi batuan.
Klasifikasi Endapan Skarn
1. Berdasarkan batuan yang terubah (tergantikan)/batuan sedimen
a.
Eksoskarn
Eksoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk di sekitar intrusi batuan beku, tidak mengalami
kontak langsung dengan intrusi.
b. Endoskarn
Endoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk pada kontak batuan sedimen dengan intrusi
ataupun di dalam batuan beku intrusi itu sendiri sebagai xenolith.
2. Berdasarkan jenis mineralnya
a. Skarn Prograde, Mineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang tinggi, dan terjadi pada
fase awal. Beberapa jenis mineral pencirinya adalah; garnet, klinopiroksen, biotit, humit,dan
montiselit.
b. Skarn Retrograde
Minineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang rendah. Beberapa contoh mineral
pencirinya adalah; serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit dan kalsit.
lapangan, batuan formasi ini peka untuk metasomatisma terhadap intrusi dioritik yang kemudian
dapat termineralisasi. Formasi basal di atas tertutup secara selaras oleh formasi Ainod berumur
Oligocene dari kelompok batugamping yang sama. Batuannya berupa sikwens tebal dari batu
gamping masif, dan di daerah Ertsberg kontaknya dengan formasi faumai ditanmdai oleh
batupasir dengan ketenbalan sampai satu meter.
Lapisan-lapisan sedimen di daerah Ertsberg berjurusbarat-laut-tenggara dengan
kemiringan sedang kearah timur laut. Ke arah yang sama, kemiringannya semakin curam dan
terdapat suatu zona dengan sepasang sinklin berjarak rapat dan menghujam akibat kompresi yang
kuat. Sumbu-sumbu sinklinnya hampir sejajar dengan jurus kemiringan lapisan di atas yang juga
menggambarkan arah regional. Di sebelah timur lautnya, tersingkap dengan jelas suatu sesar naik
yang disisi selatannya menyebabkan patahan normal dan patahan-patahan undak (step fault).
Susunan patahan-patahan tersebut mendasari bagian bubungan dari Pegunungan Tengah Irian
Jaya tersebut sebelumnya, sedangkan di permukaan membentuk lembah lebar berbentuk huruf
U. Dimulai dari sesar naik itu, di bagian timur laut daerah Ertsberg perlipatannya langsung
menjadi landai. Beberapa patahan strike-slip tegak memotong perlipatan-perlipatan tersebut
dengan arah timur daya-barat laut.
Intrusi-intrusi berukuran relatif kecil terdapat sebagai stock, retas dan sill yang melampar
sepanjang patahan-patahan utama tersebut atau pada perpotongannya. Batuan intrusif tersebut
berkomposisi diorit sampai monzonit, berbutir sedang yang serba sama sampai porfiritik dengan
hornblende, biotit dan piroksin sebagai mineral mafik. Bijih tembaga dengan kadar yang tinggi
terdapat dalam skarn-xenolitik, skarn-kontak, dan stockwork. Mineral bijih tembaga yang utama
ialah kalkopirit dan bornit, sedang emas terdapat sebagai inklusi di dalamnya. Di daerah
Ertsberg, bentang alam dan endapan glasial merupakan ciri yang khas.
ENDAPAN BIJIH ERTSBERG
Tubuh bijih Ertsberg terdiri dari skarn magnetit dengan bentuk seperti gigi yang kearah
luar dikelilingi berturut-turut oleh selikat-gamping dan kemudian diorit. Seluruh skarn magnetite
ter-breksi, dengan inklusi berbentuk menyudut dan berukuran halus sampai beberapa meter yang
terdiri dari karn silikat-gamping, batuan beku, dan kalkopirit masif. Selain itu terdapat banyak
rongga dan gua yang dilapisi oleh kalsit, selikat amorf, dan kalkopirit.
Mineral bijih utamanya ialah kalkopirit dan bornit yang berasosiasi dengan galena, bismutit,
kovelit,digenit, sfalerit, tembaga alami, perak alami, linnacit, dan tetrahedrit. Umumnya sulfidasulfida di atas terdapat sebagai hamburan (replacement) foraminifera besar dan bidang
perlapisan, blok sampai berdiameter 3 meter, dan pengisian rongga. Emas berbutir halus terdapat
sepanjang batas bornit dengan kwarsa atau kalsit.
Ciri-ciri khas dalam skala kecil dan besar menunjukkan bahwa skarn magnetit Ertsberg
adalah pengganti dari skarn silikat-gamping yang terbentuk sebelumnya, dan batuan intrusif.
Keseluruhan bentuk dan ukuran skarn silikat-gamping dan skarn magnetit mencerminkan suatu
potongan besar dari metasoma batugamping foraminifera besar dolomitan yang tertelan (stoped)
oleh intrusi dioritik. Cadangan geologi endapan bijih Ertsberg lebih dari 35 juta ton, dengan
kadar Cu lebih besar dari 2,0%. Produksi dengan metoda tambang terbuka dimulai tahun 1972,
dan dewasa ini tambang sudah ditutup, dengan meninggalkan sedikit sisa cadangan bagian
bawah, yang kemudian hari akan ditambang dengan metoda bawah-tanah. Mineralisasi tembaga
dalam wilayah kontrak karya FIC selain di Ertsberg atau Gunung Bijih (GB), terdapat pula di
daerah sekitarnya, yaitu di Ertsberg East atau Gunung Bijih Timur (GBT), Dom dan Grassberg.
ENDAPAN BIJIH ERTSBERG TIMUR
Sekitar 1,5 km sebelah timur endapan skarn senolitik Ertsberg, terdapat deposit skarn
sentuh Ertsberg Timur. Endapan ini terbentuk di antara batugamping kelompok Irian Jaya
terutama dari formasi Faumai dan intrusi dioritik Ertsberg Timur. Menurut keperluan
penambangan, kompleks Ertsberg Timur dibagi dari permukaan ke bawah menjadi zona-zona
bijih atas (Gunung Bijih Timur, GBT), tengah (intermediate ore zone, IOZ), dan dalam (deep ore
zone, DOZ).
Mineral tembaga yang utama ialah bornit dan sedikit kalkopirit, dengan mineral
ikutannya idait, kalkosit, kovelit, galena, pirit, sfalerit, pirargit, dan markasit. Emas terdapat
sebagai inklusi dalam sulfida tembaga, kalsit dan serpentin. Di GBT, sulfida tembaga terdapat
sebagai sebaran dalam antar ruang mineral silika-gamping, isian dalam retakan dan rongga,
dan urat. Bentuk mineralisasi tembaga itu lebih intensif lagi sepanjang breksi patahan sentuh
dengan batugamping yang termarmerkan.
Di DOZ dan sebagian IOZ, zona bijih utamanya ialah sepanjang breksi patahan sentuh
tersebut yang telah digantikan oleh skarn magnetit. Mineral tembaganya terdapat sebagai sebaran
dalam antar-ruang mineral magnetit, dan urat yang seringkali hampir murni/masif. Keseluruhan
cadangan Ertsberg Timur berjumlah lebih dari 100 juta ton dengan kadar tembaga lebih dari
2,0%.
ENDAPAN BIJIH DOM
Dalam skarn garnet, mineral tembaganya terdapat sebagai sebaran, isian retakan dan
rongga, dan bagian tepi dari garnet yang terbentuk kemudian. Dalam skarn magnetit yang
menggantikan breksi patahan sentuh dan skarn silikat-gamping, terdapat sebagai isian retakan
dan rongga sebaran, dan penggantian foraminifera besar dan bidang perlapisan . Elektrum dan
jejak (trace) emas murni hanya terdapat dalam jumlah kecil sebagai inklusi dalam sulfida
tembaga. Suatu Zona yang teroksidasi supergen terdapat di bagian atas dan juga terbentuk
lapisan tipis ke bawah yang mengikuti struktur. Cadangan endapan bijih Dom berjumlah 31 juta
ton dengan kadar rata-rata 1,5% tembaga dan 0,4 gram/ton perak.
Diorit Grasberg menerobos batugamping formasi Ainod dan Faumai yang terlipat kuat.
Beberapa intrusi kecil kemudian yang terbentuk seperti penyumbat (plug) tampaknya serupa
dengan diorit grassberg, tapi tidak sama betul dalam komposisi mineral dan ubahannya. Sikuen
ubahan hidrotermal pada kompleks diorit Grasberg, merupakan ciri khas untuk endapan tembaga
yang kaya dengan emas, yaitu silisifikasi, potasik, propilitik, dan deuterik. Mineral sulfida
termasuk pirit, kalkopirit, bornit, digenit, dan kovelit. Kalkopirit terdapat terutama sebagai isian
retakan dan urat yang kadang-kadang hampir murni dalam stockwork kwarsa. Ditempat yang
lebih dalam digenit dan kovelit terdapat sebagai ubahan bagian tepi disekeliling kalkopirit.
Berdasarkan hasil perhitungan cadangannya berjumlah 485 juta ton dengan kadar rata-rata 1,59%
tembaga 1,78% gram/ton emas, dan 4,49 gram/ton perak.
ditambang daripada endapan bahan galian dengan badan bijih yang mempunyai bentuk (pola)
yang tersebar (disseminated).
badan bijih dengan pola penyebaran yang menerus dalam arah 2D (panjang dan lebar), tetapi
terbatas dalam arah 3D (tipis),
urat-urat umumnya terbentuk di zona rekahan sehingga menunjukkan bentuk yang teratur dalam
orientasinya (Gambar 2.5),
mineralisasi pada umumnya berupa asosiasi dari beberapa kombinasi mineral bijih dan pengotor
(gangue) dengan komposisi yang sangat bervariasi, dan
batas dari penyebaran urat ini umumnya jelas, yaitu langsung dibatasi dengan dinding urat.
( Gambar 2.2. Badan bijih yang berbentuk tabular berupa veinyang mengalami sesar normal.)
( Gambar 2.3 Contoh badan bijih yang berbentuk tabular berupa vein dan veinlets.)
badan bijih dengan pola penyebaran relatif pendek (terbatas) dalam arah 2D namun relatif dalam
kearah 3D (arah vertikal),
jika penyebaran badan bijih ini relatif vertikal-sub vertikal biasanya disebut sebagai pipes atau
chimneys, jika penyebarannya horizontal atau subhorisontal disebut mantos.
Salah satu contoh badan bijih yang berbentuk tubular adalah badan bijih yang ditemukan
di timur Asutralia, sepanjang 2400 km, memanjang dari Queensland sampai New South Wales,
yang terdiri dari ratusan pipa di dalam dan dekat dengan intrusi granit. Sebagian besar terisi
mineralisasi kuarsa dan beberapa diantaranya termineralisasi dengan bismuth, molybdenum,
tungstehn dan tin (Gambar 2.7). Badan bijih berbetnuk mantos dan pipes dapat dijumpai
memiliki percabangan (Gambar 2.8). Mantos dan pipes umumnya dijumpai berasosiasi, pipes
umumnya bertindak sebagai sumber (feeders) terhadap mantos. Terkadang mantos saling
berhubungan diantara lapisan batuan dengan perantaraan pipes, namun ada pula yang dijumpai
sebagai percabangan dari pipes, contohnya pada Providencia Mine di Mexico dijumpai sebuah
badan bijih berbentuk pipa jauh di kedalaman sebagai sumber dari duapuluh mantos yang dekat
dengan permukaan.Pada beberapa tubuh bijih yang berbentuk tubular terbentuk oleh aliran
larutan mineralisasi secara subhorisontal sehingga tubuh bijih dapat dijumpai diskontinyu
membentuk tubuh bijih yang berbentuk pod
Badan bijih bentuknya tidak beraturan (irregular shapes) dibedakan atas:
1. Badan bijih disseminated:
Badan bijih dengan pola penyebaran mineral bijih yang tersebar di dalam host rock
(Gambar 2.10).
Mineral-mineral bijih tersebut tersebar merata di dalama host rock berupa (dalam bentuk)
veinlets yang saling berpotongan menyeruapai jarring-jaring yang saling berkaitan
membentuk sistem veinlets yang sering disebut stockwork.
Stockwork ( Gambar 2.11) dijumpai dalam bentuk tubuh endapan yang besar pada
lingkungan intrusi batuan beku asam sampai intermedit, akan tetapi stockwork juga dapat
dijumpai memotong kontak country rocks dan beberapa dijumpai sebagian atau
seluruhnya berada pada country rocks.
Merupakan badan bijih yang terbentuk melalui pergantian unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya.
Proses replacement ini umumnya terjadi pada temperatur rendah sampai sedang
(<400oC), contohnya endapan magnesit pada carbonate-rich sediments.
Proses replacement lainnya dapat juga terjadi pada suhu tinggi pada kontak intrusi batuan
beku yang membentuk endapan skarn. Tubuh endapannya dicirikan dengan pembentukan
mineral-mineral calc-silicate seperti diopside, wollastonite, andradite, garnet dan
actinolite. Endapan bahan galian ini umumnya berbentuk sangat tidak beraturan (Gambar
2.12).
Merupakan endapan dengan batuan induk adalah batuan sedimen (Gambar 2.13).
Endapan-endapan bijih yang tekonsentrasi dalam batuan sedimen cukup penting, terutama
endapan-endapan logam dasar dan besi.
Di dalam batuan sedimen, mineral-mineral bijih terbentuk (terkonsentrasi) sebagai suatu bagian
yang integral dari urutan stratigrafi, yang dapat terbentuk secara epigenetic filling atau
replacement pada rongga-rongga (pori-pori).
Endapan-endapan seperti ini pada umumnya tersebar sejajar pada batuan induknya dengan
bidang perlapisan batuan sekitarnya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya mineral alterasi dan mineral
bijih dalam suatu sistem hidrotermal (Corbett dan Leach, 1988), adalah :
1. Komposisi kimia dan konsentrasi larutan hidrotermal
Komposisi kimia dan konsentrasi larutan panas yang bergerak, bereaksi dan berdifusi
mempunyai pH antara 4-8, mengandung banyak ikatan klorida dan sulfida konsentrasinya encer
sehingga memudahkan untuk bergerak.
2. Sifat dan komposisi batuan samping (host rock)
Komposisi batuan samping sangat berpengaruh terhadap penerimaan bahan larutan hidrotermal
sehingga memungkinkan terjadinya alterasi mineral. Batuan yang reaktif adalah batuan yang
mengandung karbonat seperti batugamping dan dolomite yang umumnya menghasilkan cebakan
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Timbal (Pb), dan Mangan (Mn).
3. Struktur lokal batuan samping
Struktur lokal batuan samping terutama struktur rekahan-rekahan atau celah-celah dan
mengakibatkan larutan hidrotermal mudah bergerak, bereaksi dan berdifusi dengan batuan
dinding.
Rekahan pada batuan samping dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
A. Rekahan asli:
a. Pore space, yaitu pori-pori antar mineral
b. Crystal lattice, yaitu kisi-kisi antar mineral
c. Vesicles atau blow holes, yaitu lubang-lubang bekas keluarnya gas pada saat lava membeku.
d. Cooling cracks, yaitu rekah kerut akibat kontraksi lava sewaktu membeku
e. Igneous breccia cavities, yaitu celah-celah seperti pada breksi vulkanik, breksi terobosan, dan
fragmen batuan beku.
B. Rekahan akibat gerakan :
a. Fissure, yaitu rekahan akibat patahan
b. Shear zone cavities, yaitu rekahan yang berkumpul pada suatu tempat akibat patahan kecil
c. Rekahan akibat pengangkatan dan perlipatan
d. Volcanics pipes, yaitu lubang-lubang akibat letusan gunungapi
e. Tectonic breccias, yaitu rekahan-rekahan pada breksi akibat tektonik yang terjadi
f. Collapse breccia, yaitu rekahan pada breksi akibat kolaps atau roboh
g. Solution caves, yaitu celah-celah akibat pelarutan
h. Rock alteration opening, yaitu pori-pori akibat alterasi
4. Banyaknya mineral yang mudah terubah
Banyaknya mineral-mineral yang mudah terubah ditentukan oleh derajat ketahanan mineralmineral terhadap alterasi. Adapun mineral yang mudah terubah adalah mineral silikatferromagnesian yang berwarna gelap seperti olivine, piroksen, dan hornblende yang terubah
menjadi klorit, epidot, dan leucoxene (alterasi ilmenit). Mineral-mineral plagioklas terutama
terubah menjadi serisit, epidot, albit, klino-zoisit, klorit, dan mineral lempung.
5.
Temperatur dan tekanan berpengaruh terhadap kemampuan larutan hidrotennal untuk bergerak,
bereaksi dan berdifusi, melarutkan serta membawa bahan-bahan yang akan bereaksi dengan
batuan samping. Adapun temperatur proses alterasi hidrotermal berkisar antara 78C sampai
573C, yaitu dibawah titik inversi mineral kuarsa.
( Gambar 4: Model fluida sulfida tinggi dan rendah (Corbett dan Leach, 1996) )
Morrison, 1997, mengemukakan beberapa asosiasi mineral petunjuk sistem hipogen dalam
proses magmatik yang berhubungan dengan mineralisasi epigenetik sebagai berikut:
Tabel 1: Asosiasi mineral petunjuk sistem hipogen dalam proses magmatik yang
berhubungan dengan mineralisasi epigenetik (Morrison, 1997).
Zonasi alterasi dapat mempunyai bentuk geometri yang berbeda-beda, mulai dari bentuk
konsentris, linier, sampai tidak teratur dan komplek. Zonasi alterasi endapan Porfiri Cu
mempunyai bentuk konsentris. Bagian inti/tengah terdiri dari alterasi potasik, berkomposisi
potasium feldspar dan biotit. Bagian tengah merupakan zonasi alterasi philik tersusun oleh
kuarsa-serisit-pirit. Bagian paling luar mempuyai alterasi propilitik, mineraloginya tersusun oleh
kuarsa-klorit-karbonat, dan setempat-setempat terdapat epidot, albit atau adularia. Endapan
epitermal berbentuk urat/vein yang berasosiasi dengan struktur mayor mempunyai pola linier dan
paralel dengan arah struktur. Urut-urutan zonasi alterasi dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah adalah argilik sempurna, serisit, argilik, dan propilitik.
Mineralisasi/alterasi endapan urat yang berasosiasi dengan endapan logam dasar dicirikan
oleh zonasi pembentukan mineral dari temperatur tinggi sampai rendah. Urat/vein di daerah
proksimal kaya kandungan tembaga dan rasio logam dibanding sulfur tinggi. Daerah ini dicirikan
oleh hadirnya alterasi argillik sempurna di bagian dalam dan ke arah luar berubah menjadi
alterasi serisitik. Daerah distal kaya kandungan timbal dan zeng, dan terdiri dari mineral sulfida
dengan rasio logam dibanding sulfur rendah. Alterasi yang berkembang di daerah ini berupa
alterasi propilitik, semakin ke arah jauh dari urat tersusun oleh batuan tidak teralterasi
(Panteleyev, 1994; Corbett, 2002).
Tabel 2: Dominasi komposisi mineralisasi/alterasi pada temperatur tinggi dan rendah
(disederhanakan dari Corbett, 2002)
TEMPERATUR TINGGI
TEMPERATUR RENDAH
Kalkopirit
Galena, spalerit
Kalsedon-opal
Serisit
Smektit-illit
Philik
Propilitik
( Gambar 6: Alterasi hubungannya dengan mineralisasi dalam tipe endapan epitermal logam
dasar (Guilbert dan Park, 1986) )
Berdasarkan pada kisaran temperatur dan pH, komposisi alterasi pada sistem emastembaga hidrotermal di lingkaran Pasifik dapat dikelompokan menjadi 6 tipe alterasi (Corbett
dan Leach, 1996), yaitu:
a.
b.
Argilik tersusun oleh anggota kaolin (halosit, kaolin, dikit) dan illit (smektit, selang-seling illlitsmektit, illit) dan group mineral transisi (klorit-illit).
c.
Philik tersusun oleh anggota kaolin (piropilit-andalusit) dan illit (serisit-mika putih) berasosiasi
dengan mineral pada temperatur tinggi seperti serisit-mika-klorit.
d. Subpropilitik tersusun oleh klorit-zeolit yang terbentuk pada temperatur rendah dan propilitik
tersusun oleh klorit-epidot-aktinolit terbentuk pada temperatur rendah.
e.
f.
http://atmantokukuh.blogspot.com/2012/11/penjelasan-mengenai-diskordandan.html