Anda di halaman 1dari 16

PERHITUNGAN DALAM PEMBUATAN RODA GIGI

A. Perhitungan bevel gear ( roda gigi payung )


Pemakaian roda gigi payung ini adalah untuk memindahkan putaran ( daya
putar ) dari suatu poros lainnya dengan berbagai posisi menyudut dan berbagai macam
perbandingan putaran.
Berbagai macam posisi menyudut tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok yaitu :
1. Besar sudut sama dengan 900
2. Besar sudut lebih kecil dari 900
3. Besar sudut lebih besar dari 900
Sistem pembentukan profil gigi payung ini, dasar perhitungannya sama dengan
roda gigi lainnya yaitu memakai sistem modul atau DP
Pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaannya harus selalu
berpasangan, karena antara yang satu dengan yang lain berpengaruh baik dalam segi
bentuk maupun ukuran. Atau tegasnya apabila sepasang roda gigi payung telah
direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga/putaran dengan suatu perbandingan
tertentu dan dengan besar sudut antara kedua porosnya sudah tertentu, maka kedua
roda gigi tersebut tidak dapat dipergunakan untuk memindahkan putaran/tenaga
dengan besar sudut kedua porosnya lain.
Perbedaan antara roda gigi payung dengan roda gigi lurus adalah roda gig
lurus giginya sejajar dengan sumbunya. Pada roda gigi payung giginya tidak sejajar
dengan garis sumbunya ( membentuk sudut/tirus ). Apabila diperpanjang garis sumbu
dan garis gigi akan terjadi perpotongan
1. Terminologi roda gigi payung ( bevel gear )
Termonologi atau istlah-istilah yang dipakai pada roda gigi payung dan
erlu diketahui, terutama untuk dalam perencanaan perhitungan pembuatannya
diperlihatkan pada gambar 25 di bawah ini.
Gambar 25. Terminologi roda gigi payung
Keterangan: Dk = Diameter kepala (outside diameter )
Dt
R
b
Ha
Hi

= Diameter tusuk ( pitch tusuk )


= Jari-jari penjuru ( pitch cone radius )
= Lebar gigi ( face width gear )
= Tinggi kepala gigi ( adendum )
= Tinggi kaki gigi ( dadendum )
= Sudut tusuk ( pitch cone angel )
= Sudut muka ( face cone angel )

= Sudut potong ( cutting angle of gear )


= Sudut poros ( shaf angel )
= Sudut kepala ( adendum angel )
= Sudut kaki ( dedendum angel )
= Sudut miring samping belakang ( back cone angel )
Hg = Tinggi/dalam gigi
( Er. R K. Jain, 1981, 983 )
2. Rumus untuk menentukan dimensi roda gigi payung
Untuk menentukan besar dimensi dari roda gigi payung ini dapat
dilakukan dengan dua sistem sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu
yaitu sistem modul dan sostem diametral pitch ( DP )
Di bawah ini diberikan rumus untuk menentukan dimensi dari roda gigi
payung sbb :
a. Sistem modul

b. Sistem DP

Dk = Dt + 2 x M x cos

Dk = Dt +

2 x cos
DP

Dt = Z x M

Dt =

Z
M

Ha = 1 x M

Ha =

1
DP

Hi = 1,25 x M
Hg = Ha + Hi

Hi = 1,157/DP

Dt
2 sin

Tg =

Ha
R

Tg =

Hi
R

= 1/3 R

= 90

atau

( Er. R. K jain; 1981; 984 )

R =

M
2

Z1 x Z2

Jika roda gigi payung ini dibuat untuk bekerja berpasangan dengan
perbandingan jumlah gigi tertentu, maka sudut tusuk masing-masing roda gigi
harus dihitung. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa roda gigi payung ini
dalam penggunaannya selalu bekerja berpasangan dimana antara kedua poros roda
gigi payung ini biasanya membentuk sudut 900 , < 900, > 900. Oleh karena itu jika
sepasang roda gigi payung direncanakan/dibuat untuk memindahkan daya putaran
antara dua poros yang membentuk sudut tertentu, tidak dapat digunakan untuk
memindahkan daya putaran dengan sudut poros berbeda.
Untuk menentukan besar sudut tusuk masing-masing sepasang roda gigi
payung yang dipergunakan dalam memindahkan putaran dengan sudut antara
keduanporos tersebut sbb :
a. Untuk sepasang roda gigi payung ( bevel gear ) bekerja dengan sudut antara
porosnya 900 adalah :
1) Untuk roda gigi I, besar sudut tusuk = Tg 1 =

Z1
Z2

2) Untuk roda gigi II, sudut tusuknya adalah : Tg 2 =

Z2
Z1

atau = 900 1

b. Untuk sepasang roda gigi payung dengan sudut poros < 900 adalah :
1) Untuk roda gigi I, besar sudut tusuknya;
Z2
Cotg 1 = Z 1 sin
+ Cotg
2) Untuk roda gigi II, besar sudut tusuknya;

Cotg 2 =

Z1
Z 2 sin

+ Cotg

Atau dapat juga ditentukan dengan mengurangi sudut poros dengan salah
satu sudut tusuk yang ditentukan berdasarkan rumus diatas. Misal sudut poros
antara kedua roda 750, setelah diperoleh sudut tusuk roda gigi I = 1, maka untuk
sudut tusuk roda gigi II = 75 1

c. Untuk sepasang roda gigi payung dengan sudut porosnya lebih besar dari 90 0
adalah :
1) Untuk roda gigi I, besar sudut tusuknya :
Z2
Cotg 1 =
x sec Tg
Z1
2) Untuk roda gigi II, besar sudut tusuknya :

Cotg 2 =

Z1
Z2

x sec Tg

Atau dengan mengurangi saja sudut poros dengan salah satu sudut tusuk
dari roda gigi payung yang telah diketahui, misalnya sudut tusuk roda gigi II telah
diketahui = 1, maka untuk menentukan besar sudut tusuk roda gigi II ( 2 ) =
sudut poros sudut tusuk roda gigi II.

B. Perhitungan worm gear ( roda gigi cacing )


Roda gigi cacing berfungsi dalam memindahkan tenaga/putaran antara dua
sumbu yang tegak lurus sesamanya. Dalam bekerja memindahkan daya/putaran roda
gigi cacing ini berpasangan ulir cacing, tidak sesama roda gigi, dalam berbagai
perbandingan putaran. Dimana roda gigi cacing sebagai roda gigi yang digerakkan
dan ulir cacingnya sebagai penggerak. Tegasnya adalah bila roda gigi cacing dan
ulirnya dipergunakan untuk memindahkan daya/putaran antara dua poros, maka ulir
cacing harus ditempatkan pada poros

penggerak dan roda gigi pada poros yang

digerakkan ( tidak bisa sebaliknya ). Oleh karena roda gigi cacing dan ulir cacing ini
dalam perencanaannya selalu dibuat berpasangan. Keuntungan dari pasangan roda
gigi dan ulir cacing. Ini antara lain dapat memindahkan beban yang besar dengan
tenaga yang kecil dan gerakan keduanya halus.
1. Teminologi roda gigi cacing dan ulir cacing
Terminologi dari pasangan roda gigi cacing dan ulir cacing, yang perlu
diketahui dan ditentukan dalam perencanaan pembuatannya, lihat dan perhtikan
gambar 27 dibawah ini
Keterangan: Dt = diameter tusuk ( pitch diameter ) roda gigi cacing
Do = diameter luar pada lengkungan ( throat diameter )
Do = diameter luar pada ujung tajam ( diameter over the sharp
corners )

= jarak senter antara roda gigi cacing dengan ulir cacing


=

sudut muka ( face angel )

dt =
dr =
do =
R =
1

diameter tusuk ulir cacing ( pitch diameter of the worm )


diameter dasar ulir cacing ( root diameter of worm )
diameter luar ulir cacing ( outside diameter of worm )
radius luar roda cacing ( throat radius worm wheel )

cp =
Hg =
n =
L =
a =
Ht =
P =
F =
Lw =
wc =

. 2

jarak puncak ke puncak gigi roda ( circular pitch )


dalam pemotongan gigi ( whole depth )
jumlah jalan ulir
kisar ulir cacing ( lead worm )
adendum ( tinggi kepala gigi ) ulir cacing
dalam ulir cacing ( depth of worm )
jarak puncak ke puncak ulir/tusuk ulir ( pitch of worm )
lebar roda gigi ( face width of the wheel )
panjang ulir cacing ( length of worm )
lebar ujung pahat potong ulir

sudut helik ulir cacing ( helical angle of worm )

sudut kemiringan gigi roda gigi cacing

Rumus-rumus untuk menentukan dimensi pasangan roda gigi cacing


dan ulir cacing
Untuk menentukan dimensi-dimensi terpenting dari pasangan roda gigi
cacing dan ulir cacing ini juga prinsipnya sama dengan menentukan roda gigi
lainnya yaitu dengan dua cara/sistem yaitu sistem modul dan DP. Di bawah ini
diberika persamaan dalam sistem metrik ( modul ), tetapi dapat juga dipergunakan
untuk menentukan dimensi roda gigi dan ulir cacing dengan menggunakan sistem
DP ( inch ).
2. Rumus-rumus untuk menentukan dimensi roda gigi cacing dan ulir cacing
L
= p x n
n = jumlah jalan ulir ( tunggal/ulir ganda )

p
=
x M
dt
a

= do 2 x a atau dt = 2 x c dt
dodt
=
= 0,3183 x p
2

ht

dr

dodr
2

= 0,6866 x p

= do 2 x ht
x dt
1
tg
=
L

= 900

atau

cotg

x dt
L

Lw = p ( 0,020 x Z + 4,5 )
Wc = 0.31 x p
Dt + dt
C
=
2
Zxp

Dt

Do

= Dt + 2 x a
dr
=
2

do
2

2 x Ht

Do = 2 x R ( 1 cos

= M ( Modul )

) + Do

= 300
600
= 2,38 x p + 6,35

C. perhitungan helical gear ( roda gigi spiral )


Roda gigi helix/spiral adalah roda gigi yang profil giginya miring berputar
seperti spiral. Dengan bentuk profil yang demikian memungkinkan roda gig spiral
memindahkan daya antara poros yang saling bersilangan. Keuntungan lainnya dari
roda gigi spiral dalam bekerja memindahkan daya bunyinya dalam meluncur tidak
terlalu keras seperti dengan roda gigi lurus ( gaya tekan putar pada bidang profil tidak
sekaligus menyentuh terhadap semua bidang profil gigi )
1. Terminologi roda gigi helix ( spiral )
Terminologi dalam roda gigi helix ini sama dengan terminologi yang
terdapat pada roda gigi lainnya yaitu
keterangan: Z = jumlah/banyak gigi
Dt = diameter tusuk ( pitch diameter )
Dk = diameter kepala ( outside diameter )
= sudut helik ( helix angle )
Dr = Diameter dasar ( root diameter )
Ha = kepala gigi ( adendum )
Hi = kaki gigi ( dedendum )
Hg = dalam gigi ( tooth depth )
Lh = lead helik
P = jarak tusuk gigi ( circular pitch )
ms = modul keliling

2. rumus untuk menentukan dimensi roda gigi spiral


Dt = Z x Ms
Ha = 1 x M
Hi = 1,25 x M
Hg = 2,25 x M
x Dt
Tg =
LH
LH =

x Dt x cotg

x Ms

Ms =

M
cos

M = modul mormal ( modul standar )

Dk = Dt + 2 x M
Dr = dt 2 x Hg
D. Perhitungan Gigi Rack ( Rack Gear )
gigi rack adalah batang bergigi yang berfungsi untuk merubah atau
memindahkan gerak putar menjadi gerak lurus. Contoh pemakaian gigi rack ini dapat
dilihat pada mesin bor tegak yaitu untuk pergerakan meja bor turun naik. Dalam
bekerja memindahkan daya/gerak putar menjadi gerak lurus, gigi rack berpasangan
dengan roda gigi jenis spur gear yang kecil, yang disebut dengan roda gigi ponion.
1. Terminologi gigi rack
Terminologi gigi rack yang diperlukan dalam pembuatan adalah sbb :
Keterangan: Z = Jumalah gigi
Ha = kepala gigi ( adendum )
Hi = kaki gigi ( dedendum )
Hg = dalam gigi ( whole depth )
P = tusuk gigi ( circular pitch )
Tg = tebal gigi ( thickness )
Lg = Panjang Batang Bergigi
2. Rumus untuk menentukan dimensi gigi rack
Untuk menentukan dimensi/ukuran sebuah gigi rack yang direncanakan
digunakan untuk memindahkan daya, dapat dilakukan dengan salah satu diantara
dua sistem standar roda gigi yaitu : sistem modul atau sisem diametral pitch (DP).
Di bawa ini diberikan rumus yang biasanya digunakan dalam perencanaan
pembuatan gigi rack.
a. Sistem modul :
Ha = 1 x M
Hi = 1,25 x M

x M

Tg = 1,5708 x M
Lg = x M x Z
Hg = 2,25 x M
b. Sistem diametral pitch ( DP )
1
Ha = DP
Hi

1,157
DP

DP

Tg =

1,5708
DP

Hg =

2,157
DP

Lg =

Zx
DP

E. Perhitungan spur gear ( roda gigi lurus )


Roda gigi lurus adalah roda gigi yang profil giginya arah lebar sejajar dengan
garis sumbu. Biasanya digunakan untuk memindahkan daya putar antara dua poros
yang sejajar.
1. Terminologi roda gigi lurus ( spur gear )
Terminologi dari roda gigi lurus perhatikan gambar 32 di bawah ini
meliputi antara lain :
Dt = diameter tusuk ( pitch diameter )
Dk = diameter kepala ( outside diameter )
Dr = diameter dasar ( root diameter )
Ha = kepala gigi ( adendum )
Hi = kaki gigi ( dedendum )
Z = jumlah/banyak gigi
Hg = dalam gigi ( whole depth )
P = tusuk gigi ( circular picth )
Tg = tebal gigi ( thickness )
b

= lebar gigi

2. Rumus untuk menentukan dimensi spur gear


Rumus untuk menentukan dimensi/ukuran-ukuran dari sebuah spur gear
yang direncanakan untuk memindahkan daya putar, dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu diantara dua sistem standar roda gigi yaitu : sistem modul
dan atau sistem diametral pitch ( DP ). Di bawah ini diberikan rumus-rumus yang
dipakai untuk menghitung/menentukan dimensi yang terpenting untuk pembuatan
sebuah spur gear.
a. Sistem modul ( m )
Dt

b. Sistem DP
Z
Dt = DP

= Z x M

Dk = Dt + 2 x M

Dk =

Z +2
DP

Hg = 2,25 x M

Hg =

2,175
DP

Ha = 1 x M

Ha =

1
DP

Hi

Hi =

1,57
DP

Tg =

1,5708
DP

DP

= 1,25 x M

Tg = 1,5708 x M
P

x M

Dr = Dt 2 x Hg
b
= 6

8 x M

Dt 1+ Dt 2
2

jarak titik center dua roda gigi ( C ) =


perbandingan putaran ( i ) =

Z1
Z2

n1
n1

Dt 1
Dt 2

BAB VI
PROSEDUR PENFRISAN RODA GIGI
Untuk pembuatan suatu roda gigi dengan mempergunakan mesin perkakas pada
umumnya langkah-langkah pengerjaannya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok
kegiatan yaitu :
1. Perencanaan roda gigi ( menghitung harga-harga dimensi dari roda gigi yang
akan dibuat, dan membuat gambar kerjanya/job sheetnya )

2. Membuat bakal roda gigi dengann mesin bubut ( membuat kontruksi roda
gigi yang akan dibuat dengan ukuran-ukuran sesuai dengan yang
direncanakan )
3. Membuat/memotong profil gigi pada bakal roda dengan mesin perkakas
( membuat roda gigi )
Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah pengerjaan pembuatan roda
gigi dengan mesin fris, sbb .
A. Prosedur menfrais roda gigi lurus ( spur gear )
Prisip kerja pemotongan gigi lurus pada mesin fris adalah : dimana benda kerja
( bakal roda gigi ) dipasang/diikat pada kepala pembagi di atas meja mesin yang
membawa benda kerja bergerak secara longitudinal menuju cuter gear yang terpasang
pada arbor spindle mesin ( gambar 31 )
Langkah-langkah kerja pemotongan roda gigi lurus ini antara lain sbb :
1. Mempersiapkan mesin dan peralatan bantu lainnya yang diperlukan seperti :
kepala pembagi, mandrel, kepala epas, cutter gear, alat ukur, dsb
2. Pasang/ikatlah kepala pembagi dan kepala lepas di atas meja fris periksa
kedudukan antara keduanya (kelurusannya terhadap mesin dan jarak antara kedua
senter, supaya benda kerja dapat diikat antara kepala pembagi dengan lepas)
3. Pasang benda pada mandrel dan jepit/ikat pada kepala pembagi dengan di tumpu
kepala lepas, serta hati/hati dalam menempatkan benda kerja diantara keduanya
jangan smpai saat pemotongan terjadi benturan antara cutter gear dengan kedua
alat tsb. ( kepala pembagi dan kepala lepas )
4. Persiapkan pembagian kepala pembagi ( mengatur letak puncak engkol pemutar
kepala pembagi pada lobang plat pembagi dan mengatur jarak pembatas
putaran ), misalnya gigi yang akan dibuat sebanyak 15 buah gigi, maka engkol
pemutar kapala pembagi harus diputar setiap selesai satu gigi = 40/15 = 2 2/3
putaran. Untuk mendapatkan yang 2/3 putaran dengan tepat dan cepat, digunakan
lobang-lobang pembagi yang terdapat pada plat pembagi yaitu lobang yang
berangka dapat dibagi dengan 3, yang terdapat pada plat pembagi. Misalnya

lobang yang berangka 27, maka 2/3 putaran = 2/3 x 27 = 18 bagian ( 19 lobang ).
Jadi setiap selesai satu gigi engkol pemutar diputar 2 kali putaran penuh ditambah
18 bagian ( 19 lobang ) pada lobang plat pembagi yang berangka 27 ( puncak
engkol dalam berputar segaris lingkaran dengan lingkaran lobang 27 , untuk tidak
selalu menghityng penambahan 18 bagian ( 19 lobang ) diaturlah jangka
pembatas sejarak 18 bagian ( 19 lobang )
5. Pasangkan/ikat cutter gear pada arbor mesin dengan baik dam kuat, dan periksa
kedudukannya

terhadap

senter

kepala

pembagi/kepala

lepas,

sehingga

kedudukannya segaris.
6. Aturlah/stel kedudukan benda kerja terhadap cutter yaitu : dimana jarak antara
mata potong cutter dengan benda kerja setebal kertas, dan cutter berada tepat di
puncak garis tengah bakal roda gigi. ( untuk mendapatkan kadudukan cutter tepat
di puncak garis tengah benda kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
salah satu cara dengan bantuan height gauge ( alat ukur ketinggian ) dengan
langkah-langkah sbb : tempatkan height gauge di atas meja mesin. Atur ujung
penggires height gauge setinggi garis senter kepala pembagi/kepala lepas lalu
goreskan terhadap benda kerja dalam kedudukan tetap di atas meja mesin.
Selanjutnya pindahkan letak height gauge. Setelah itu putar kepala pembagi 10
putaran penuh sehingga goresan yang terdapat pada benda kerja disebabkan ujung
penggores height gauge berada di puncak. Atur/stel ujung mata potong cutter
tepat pada garis goresan tsb.
7. Geser meja mesin hingga benda kerja kedudukannya berada diuar cutter, dan
tempatkan garis pengukur tebal penyayatan ( mokrometer dial ) yang terdapat
pada engkol pemutar gerakan meja vertikal pada angka nol.
8. Naikan meja mesin untuk mendapatkan tebal penyayatan gigi ( dalam gigi )
dengan berpedoman ada mikrometer dialnya. Dalam penentuan tebal penyayatan
tergantung kapada kondisi mesin, cutter, dan bahan benda kerja berdasarkan hasil
pengalaman prakteknya, sebaiknya penyayatan dalam pembuatan gigi dengan
mesin fris dilakukan dua kali penyayatan dengan tebal penyayatan yanng pertama
max dari tunggi gigi yang akan dibuat.

9. Keraskan semua mur pengikat gerak meja arah vertiakal dan melintang. Setelah
itu pastikan coolant bekerja dan atur kecepatan putaran mesisn ( putaran cuttar
dan gerakan meja untuk pemotongan/feeding ).
10. Hidupkan dan jalankan mesin dan mulailah melakukan penyayatan/pemotongan
pertama dengan gerakan meja secara otomatis ( feeding ). Jika gigi pertama telah
selesai disayat, kembalikan posisisi benda kerja kearah awal penyayatan ( pada
posisi langkah 7 ) dengan menggerakkan meja dengan menekan tombol otomatis
atau dengan cara manual. Selanjutnya putar engkol pemutar kepala pembagi
sebanyak yang telah ditentukan sebelumnya ( langkah 4 ) untuk penyayatan gigi
kedua. Dan sayatlah gigi kedua ini dengan cara yang sama dengan gigi pertama,
demikian pula gigi yang lainnya, sehingga semuanya tersayat.
11. Kendorkan mur pengikat/penahan gerakan meja vertikal agar meja dapat bergerak
keatas untuk menambah tebal penyayatan berikutnya. Naikanlah meja mesin
setinggi dalam gigi yang sebenarnya tercapai. Selanjutnya keraskan kembali mur
pengikat/penahan gerakan meja vertikal.
12. Mulailah/lakukanlah penyayatan kedua ( penyayatan terakhir ) dengan cara yang
sama seperti panyayatan pertama sampai semua gigi tersayat semuanya.
Catatan : selama penfraisan gigi tersebut, cutter fris hendaknya selalu diberikan cairan
pendingin ( coolant ) agar mata potong cutter fris tidak cepat tumpul.

B. Prosedur menfrais roda gigi helik ( helical gear )


Cara pembuatan roda gigi helik ini pada mesin frais pada dasarnya prinsipnya
hampir sama dengan pemotongan gigi lurus. Perbedaannya antara lain dalam
pemotongan gigi helik, meja mesin mesti dimiringkan sebesar sudut helik roda gigi
dan benda kerja (bakal roda gigi) disamping bergerak lurus dibawa meja mesin juga
berputar yang digerakkan oleh kepala pembagi disebabkan oleh hubungan roda gigi
yang dipasang pada sumbu ulir cacing kepala pembagi dan sumbu transportir meja
mesin
Arah miring meja mesin dalam pemotongan roda gigi helik ditentukan oleh
jenis gigi helik yang akan dibuat, yaitu: gigi heliks kiri atau gigi helik kanan.

1. Roda gigi helik kiri


Jika jenis roda gigi helik kiri yang akan dibuat, maka:
a. Meja mesin dimiringkannya digerakan / diputar searah dengan putaran jarum
jam.
b. Roda gigi perantara (roda gigi yang menghubungkan antara roda gigi yang dipasang
pada poros transportir meja mesin dan roda gigi yang dipasang pada poros cacing
kepala pembagi) harus ganda, yaitu dua atau empat.
2. Roda gigi helik kanan
Jika jenis roda gigi helik kanan yang akan dibuat, maka:
a. Meja mesin dimiringkannya digerakan / diputar berlawanan arah dengan
putaran jarum jam.
b. Roda gigi perantara harus ganjil, yaitu satu atau tiga buah
Untuk menentukan jumlah gigi dari roda gigi yang akan dipasangkan pada
poros cacing kepala pembagi dan poros transportir meja mesin adalah:
Z1
Lead poros transportir meja mesin
. Z2 =
x 40
Lead roda gigi helik (Lh)
Z1 = Jumlah gigi (roda gigi) yang dipasangkan pada poros transportir meja mesin
(roda gigi penggerak)
Z2 = Jumlah gigi (roda gigi) yang dipasangkan pada poros ulir cacing kepala
pembagi (roda gigi yang digerakan)
Langkah-langkah kerja pembuatan roda gigi helik ini sama dengan langkah
pengerjaan pembuatan roda gigi lurus, tambahan langkah kerjanya adalah
memiringkan meja mesin dan memasang roda gigi pada poros ulir cacing kepala
pembagi dan poros transportir meja mesin (langkah kerja ini dilakukan setelah
langkah ke 5 pada urutan menurut langkah kerja pembuatan roda gigi lurus dan
langkah selanjutnya sama)
C. Prosedur Menfrais Gigi Rack (Rack Gear)
Prinsip kerja pembuatan gigi rack ini sama dengan cara pembuatan gigi lurus,
tetapi pada pembuatan gigi rack ini benda kerja (bakal gigi) tidak dipasang / diikat
dengan kepala pembagi, melainkan dijepit / diikat dengan ragum atau klem penjepit di
atas meja mesin. Dan untuk penyayatan gigi berikutnya setelah gigi pertama adalah
dengan menggeser meja melintang sejauh jarak puncak ke puncak gigi (Kisar). Dan

langkah-langkah kerja pembuatannya sama dengan langkah-langkah kerja pembuatan


roda gigi lurus yang telah dijelaskan terdahulu.
D. Prosedur Menfrais Roda Gigi Payung (Bevel Gear)
Prinsip kerja pembuatan / pemotongan roda gigi payung ini sama persis
dengan roda gigi lurus atau gigi helik, yaitu benda kerja bergerak horizontal dibawa
meja mesin dengan gerakan memanjang menuju cutter gear yang berputar pada arbor/
sumbu mesin. Perbedaannya hanya terletak pada posisi/ kedudukan kepala
pembaginya. Kepala pembaginya dimiringkan sebesar sudut potong dari roda gigi
payung yang akan dibuat. Jadi langkah kerja pembuatan roda gigi payung disamping
persis sama dengan langkah kerja pembuatan roda gigi lurus ditambah satu langkah
kerja lagi yaitu memiringkan kepala pembagi sebesar sudut potong roda gigi payung
akan dibuat. Disamping penambahan langkah kerja memiringkan kepala pembagi
masih ada pengerjaan lanjutan dalam pembuatan roda gigi payung ini yaitu
pengerjaan merapikan profil gigi roda gigi payung (memotong kedua sisi dari masingmasing profil gigi). Pengerjaan memotong kedua sisi profil-profil gigi itu
dimaksudkan supaya antara lembah dan gunung dari roda gigi payung simetris dan
dengan demikian baru akan dapat bekerja berpasangan.
Pengerjaan merapikan profil gigi roda gigi payung dilakukan setelah selesai
pemotongan profil gigi itu sedalam yang direncanakan (Hg) secara keseluruhan,
dengan langkah kerja sebagai berikut:
1. Setelah pemotongan semua profil gigi sedalam Hg siap dilaksanakan,
jauhkan cutter dari benda kerja, lepaskan/ longarkan mur penggunci
gerakkan meja mesin arah melintang, kemudian nolkan mikrimeter dial
yang terdapat pada engkol pemutar meja arah melintang tersebut.
2. Geser meja mesin arah melintang sejauh secara praktis 1/7 dari tebal profil
gigi. Misalnya jika tebal profil gigi 1,5708 mm, maka meja mesin digeser
arah melintang (menjauhi / mendekati operator) = 1/7 x 1,5707 mm = 0,24
mm.
3. Dekatkan kembali benda kerja terhadap cutter, kemudian longgarkan
ikatan chuck kepala pembagi terhadap benda kerja. Aturlah / paskan
kembali ujung mata potong cutter gear tepat pada alur (lembah) dari roda
gigi yang dibuat pada ujungnya (pada bagian profil gigi yang kecil).

Selanjutnya kencangkan kembali ikatan/jepitan chuck terhadap benda


kerja, dan jauhkan benda kerja dari cutter.
4. Kencangkan kembali terlebih dahulu mur penahan gerakkan meja arah
melintang. Selanjutnya hidupkan mesin lakukan pemotongan sisi pertama
dari profil gigi ini. Dan untuk pemotongan sisi pertama dari profil gigi
berikutnya putar engkol kepala pembagi sebanyak putaran pembuatan
profil gigi terdahulu (sebelum pekerjaan merapikan profil gigi)
5. Setelah semua sisi pertama profil gigi roda gigi dipotong. Lanjutkan
pemotongan sisi kedua (sisi profil gigi lainnya) dengan cara bebaskan
benda kerja dari cutter, longarkan kembali mur penahan gerakan meja arah
melintang. Selanjutnya geser meja arah melintang ini berlawanan arah
penggeseran pemotongan sisi pertama profil gigi sejuah 2/7 dari lebar gigi.
Kemudian lakukan kembali pengepasan cutter pada alur (lembah) gigi
seperti langkah 3 tersebut di atas. Setelah itu lakukan pemotongan sisi
kedua dari profil gigi sebagaimana pemotongan sisi pertama (seperti
langkah 4 tersebut di atas).

E. Prosedur Menfrais Roda Gigi Cacing


Prinsip kerja pemotongan profil gigi rda gigi cacing berbeda dengan roda gigi
lurus yaitu dalam gerakan meja mesin pada waktu pemotongan. Gerakan meja mesin
frais tidak horizontal tetapi adalah verikal dan posisi cutter pada saat penyayatan tetap
yaitu garis tengah cutter sejajar dengan garis tengah lebar bakal gigi (garis tengah
radius luar roda gigi cacing). Dan meja mesin miring sebesar sudut helik ulir cacing.
Langkah-langkah pengerjaannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan gigi
lurus, hanya pada langkah pengaturan kedudukan posisi cutter (setting) terhadap
benda kerja disamping cutter berada pada sejarak setabal kertas dari puncak garis
tengah bakal roda gigi, juga garis sumbu cutter vertikal segaris dengan garis tengah
lebar roda gigi. Langkah lainnya untuk pembuatan roda gigi cacing meja mesin
dimiringkan sebesar sudut helik ulir cacingnya. Penyayatan kedalaman profil gigi
dilakukan satu persatu dengan menaikan meja vertikal ke atas perlahan-lahan sampai
sedalam gigi. Untuk memotong profil gigi berikutnya turunkan meja mesin (cutter dan

benda kerja bebas), putar engkol kepala pembagi sebanyak 40/Z. Selanjtnya naikan
meja kembali perlahan setinggi gerakan pemotongan profil pertama tadi. Begitulah
selanjutnya sampai profil gigi cacing selesai dipotong.

Anda mungkin juga menyukai