A.
lainnya sering digunakan dalam arti yang berbeda-beda dan tumpang tindih.
Namun yang terpenting adalah topik, atau bidang-bidang perhatian, dan disini kita
memperoleh kesepakatan umum dalam kepustakaan-kepustakaan antrolopologi.
Dalam dunia masa kini, pendekatan ekologis adalah dasar bagi studi tentang
masalah-masalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkah laku individu dan
kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbedabeda dalam populasi yang berbeda-beda.
Dalam studi-studi ekologi, kita mulai dengan lingkungan. Semua kelompok harus
menyesuaikan diri dengan kondisi geografi dan iklim yang terdapat di tempat
tinggal mereka dan mereka harus belajar untuk mengeksploitasikan sumber-sumber
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penyakit, misalnya, adalah
bagian dari lingkungan manusia. Kenyataannya, factor-faktor social-psikologis dan
factor budaya sering memainkan peran dalam mencetuskan penyakit. Sedangkan
cara-cara dimana lingkungan pasien diubah sementara ia mengalami perawatan
adalah bena-rbenar kebudayaan. Penyakit yang dipandang sebagai suatu unsur
dalam lingkungan manusia, telah mempengaruhi evolusi manusia, seperti nampak
pada contoh kecepatan reproduksi ciri sel-sabit di kalangan penduduk Afrika Barat,
suatu perubahan evolusi yang adaptif, yang memberikan kepada individu yang
mempunyai sel itu suatu imunitas yang relative terhdap malaria. Nutrisi dapat
dipandang juga sebagai ciri lingkungan biobudaya. Namun bagian apa dari nutrient
yang tersedia dalam lingkungan tertentu, yang didefinisikan sebagai makanan.
Nutrisi adalah juga bagian dari lingkungan social-budaya dalam situasi dimana,
misalnya, pria makan lebih dulu dan menerima lebih banyak makanan yang kaya
protein, sedangkan wanita dan anak-anak memperoleh sisa-sisa, sehingga
seringkali hal itu mengakibatkan mereka kekurangan nutirsi yang serius.
C.
Paleopatologi
Ahli-ahli patologi, anatomi, dan ahli antropologi fisik telah banyak belajar
Mungkin kesimpulan yang paling penting yang dapat diambil dari studi-studi itu, jika
dihubungkan dengan bukti-bukti lain seperti tingkah laku gen dan virus, adalah
bahwa banyak penyakit-penyakit modern tidak terdapat pada penduduk purba dan
bahwa spectrum dari penyakit yang menyerang manusia sepanjang
perkembangannya mungkin lebih kecil daripada yang telah kita alami pada masa
sejarah.Sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis pathogen dan factor-faktor
lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami oleh manusia modern.
Dari segi eksistensi dan daya tahan hidup dari pathogen, suatu jenis pathogen lain
dibutuhkan, yang dapat bertahan untuk waktu yang lama sampai munculnya
perantara baru. Karenanya, seleksi alamiah lebih terbuka bagi pathogen yang dapat
hidup dalam hubungan bersama dengan perantara mereka, dan pathogen yang
dapat terus hidup walaupun jauh dari perantaranya.
Kebiasaan nomadic masyarakat berburu dan meramu mempengaruhi kesehatan
mereka; jumlah orang yang sedikit yang senatiasa berpindah, kecil kemungkinan
untuk menginfeksi dirinya sendiri akibat kotoran mereka sendiri dibandingkan
populasi yang menetap.
Penemuan pertanian menambah jenis dan frekuensi penyakit yang diderita
manusia. Hal ini sebagian disebabkan karena populasi yang besar merupakan
reservoir infeksi, yang tidak akan timbul dalam populasi kecil. Dan sebagian
disebabkan hubungan manusia dengan hewan ternak yang mungkin menularkan
pathogen baru. Hidup menetap dan masalah sanitasi dalam masyarakat menetap
sudah pasti meningkatkan angka penyakit parasit karena kesempatan untuk infeksi
ulangan dan kontaminasi dengan sampah manusia meningkat. Namun dengan
munculnya ekonomi agricultural, populasi komuniti menetap yang semakin padat
menjadi semakin peka terhadap penyakit infeksi, suatu cara utama dalam hal
pengawasan penduduk.
D. Penyakit dan Evolusi
Penyakit-penyakit infeksi telah merupakan factor penting dalam evolusi
manusia selama 2 juta tahun atau lebih; melalui mekanisme evolusi dari proteksi
genetic maka nenek moyang kita dapat mengatasi ancaman penyakit dalam
kehidupan individu dan kelompok. Contohnya penyakit sickle-cell anemia yang
terutama menulari orang kulit hitam di Afrika Barat yang juga ternyata menyebar
hingga ke Amerika. Hal ini menarik perhatian ahli antropologi kesehatan tentang
padat, kotor setra sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan penyakit yang
ditularkan lewat air terutama disentri menjadi penyakit yang endemic.
e. Program-program kesehatan masyarakat
Sanitasi lingkungan dan program-program lain yang bertujuan untuk mengawasi
penyakit, dalam kenyataannya justru dapat menjadikan situasi lebih buruk atau
menggeser masalah dari satu penyakit ke jenis penyakit yang lainnya.
Masih ada topic ekologi dan masalah kesehatan penting lain sebagai contoh
implikasi dari peningkatan stress yang seringkali menandai masyarakat yang
mengalami urbanisasi yang cepat. Stres ada hubunganya dengan peningkatan
hipertensi dan atau penyakitpenyakit koroner.
Sumber : http://bmeidra.blogspot.co.id/2014/03/antropologi-kesehatan-danekologi.html