Anda di halaman 1dari 11

Diabetes Gestasional

Agung Ganjar Kurniawan


102010169
Kelompok : C-9
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan
Pada wanita hamil terjadi perubahan- perubahan fisiologis yang berpengaruh terhadap
metabolisme karbohidrat karena adanya hormon plasenta yang bersifat resistensi terhadap
insulin, sehingga kehamilan tersebut bersifat diabetogenik. Dengan meningkatnya umur
kehamilan, berbagai faktor dapat mengganggu

keseimbangan metabolisme

karbohidrat

sehingga terjadi gangguan toleransi glukosa.


Adanya suatu bentuk diabetes melitus (DM) yang hanya ditemukan saat kehamilan
dan kemudian menghilang setelah persalinan telah disinggung oleh Duncan (dikutip oleh
Adam) sejak satu abad yang lalu. Walaupun demikian barulah pada tahun 1980 WHO
mengakui diabetes melitus gestasi (DMG) sebagai suatu bentuk diabetes tersendiri.
Diabetes melitus gestasional (DMG) didefinisikan sebagai suatu keadaan intoleransi
glukosa atau karbohidrat dengan derajat yang bervariasi yang terjadi atau pertama kali
ditemukan pada saat kehamilan berlangsung. Dengan definisi ini tidak lagi dipersoalkan
apakah penderita mendapat pengobatan insulin atau dengan diet saja, demikian pula apakah
gangguan toleransi glukosa kembali normal atau tidak setelah persalinan.

Pembahasan
Anamnesis

Identitas Pasien ? Wanita usia 31 tahun


Keluhan Utama ? Sering lemas sejak 2 minggu, sering terbangun malam hari untuk

BAK, sering minum.


Riwayat diabetes melitus dalam keluarga ?
Sering minum ? Sering BAK ? Sering terbangun malam hari ?
Cepat merasa lelah ?
Riwayat kehamilan ? Gestasional 1, Partus 0, Aborsi 0

Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda Vital : TD 130/80 mmHg, HR 78 x/menit


Inspeksi
o Atrofi/hipotrofi otot
o Gerakan-gerakan terbatas
o Lesi kulit (kontraktur/sikatriks)
o Infiltrat, abses, ulkus, gangren
Palpasi
o Pemeriksaan suhu raba (kulit dingin atau hangat)
o Pemeriksaan pulsasi a. dorsalis pedis, a. tibialis posterior
o Pemeriksaan monofilamen (sentuh telapak kaki)
Kaki Diabetes

b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar glukosa darah.
Untuk glukosa darah puasa,pasien harus berpuasa 6-12 jam sebelum pasien di ambil
darahnya,setelah darah pasien di ambil darahnya pasien di berikan makanan seperti
makanan yang biasanya dimakan.dua jam kemudian diambil darahnya untuk
pemeriksaan glukosa darah dua jam PP.darah sentrifugasi untuk mndapatkan
serumnya,kemudian diperiksa kadar glukosa darahnya.1
Tes toleransi glukosa oral
Nilai rujukan kadar glukosa darah setelah pmbebanan <140 mg/dL. Untuk diagnosis
DM kadar glukosa darah setelah pembebanan 200mg/dL.
2

Pemeriksaan kadar A1C


Menggambarkan keadaan glukosa darah 2-3 bulan setelah tes dilakukan. Untuk
menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Nilai rujukan =5 sampai 9%
Hb total. Dianjurkan pemeriksaan 2 kali/tahun.
Pemeriksaan glukosa urin
Hanya dilakukan apabila pasien tidak mau melakukan pemeriksaan kadar glukosa
darah.
Pemeriksaan benda keton
Terutama dilakukan pada pasien DM tipe 2 yang terkendali buruk,koma dengan
penyulit akut,dengan gejala KAD,pasien hamil. Nilai rujukan =< 0,6 mmol/L
darah,ketosis > 1 mmol/L darah. Indikasi KAD > 3 mmol/L darah.2

Diagnosis
a. Working Diagnosis
Diabetes mellitus gestasional adalah suatu bentuk diabetes yang berkembang pada
beberapa ibu selama kehamilan. Diabetes gestasional terjadi karena kelenjar pankreas tidak
mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengkontrol gula darah (glukosa) ibu hamil
tersebut pada tingkat yang aman bagi dirinya maupun janin yang dikandungnya.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah yang menunjukkan ibu hamil
tersebut mempunyai kadar gula yang tinggi dalam darahnya dimana ia tidak pernah menderita
diabetes sebelum kehamilannya.3

b. Differential Diagnosis
Diabetes diklasifikasikan sebagai Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus
<IDDM>) dan tipe 2. (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus <NIDDM>). Diabetes tipe 1
adalah kasus genetik yang pada umumnya dimiliki sejak kecil dan memerlukan insulin dalam
pengendalian kadar gula darah. Diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh keturunan dengan
penyebabnya adalah kurangnya penghasil insulin dalam tubuh dan tidak sensitif terhadap
hormon insulin. Diabetes tipe 2 adalah kasus yang tidak memerlukan insulin dalam

pengendalian kadar gula darah. Insulin sendiri adalah hormon yang membawa glukosa dari
darah masuk se dalam sel-sel tubuh.
Diabetes adalah komplikasi umum dari kehamilan. Pasien dapat dipisahkan menjadi 2, yaitu
mereka yang sudah diketahui sebelumya menderita diabetes dan mereka yang didiagnosis
menderita diabetes saat sedang hamil (gestasional).4,5
TIPE

DIABETES MELITUS TIPE 1

DIABETES MELITUS TIPE 2

Umur

Biasanya <40 tahun (tetapi tidak

Biasanya > 40 tahun (tetapi tidak

selalu)

selalu)

Keadaan klinik

Berat

Ringan

Kadar insulin saat di

Tidak ada insulin

Insulin cukup/tinggi

Berat badan

Biasanya kurus

Biasanya gemuk/normal

Pengobatan

Insulin, diet dan olahraga

Diet, olahraga, tablet, insulin

diagnosis

Tabel 1. Perbandingan DM tipe 1 dan DM tipe 2

Etiologi
DMG disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang
bekerja menghasilkan insulin. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat untuk makanan janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan
produksi insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan (DM yang timbul dalam
kehamilan).

Macam-macam penyebab DM Gestasional :


1. Terlalu banyak makan-makanan berkalori tinggi atau makanan manis
2. Ibu mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
3. Mempunyai riwayat kesehatan, pernah mengalami diabetes gestasional
4. Memiliki riwayat keluarga penderita diabetes gestasional.5
Faktor Risiko DMG 1,5
Riwayat kebidanan mencurigakan
Beberapa kali keguguran
Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab jelas
4

Riwayat pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan


Pernah melahirkan bayi 4000 gram
Pernah keracunan saat kehamilan

Riwayat ibu yang mencurigakan


Umur ibu hamil > 30 tahun
Riwayat DM dalam keluarga
Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
Obesitas
Berat badan ibu waktu lahir > 5 kg
Infeksi saluran kemih berulang-ulang selama hamil

Epidemiologi
Insidens DMG bervariasi antara 1,2 12%. Kepustakaan lain mengatakan 1 14%.
Di Indonesia insidens DMG berkisar 1,9 -2,6%. Perbedaan insidens DMG ini terutama
disebabkan oleh karena perbedaan kriteria diagnosis materi penyaringan yang diperiksa. Di
Amerika Serikat insidens kira-kira 4%.6
Kejadian DMG juga sangat erat hubungannya dengan ras dan budaya seseorang.
Contoh yang khas adalah DMG pada orang kulit putih yang berasal dari Amerika bagian
barat hanya 1,5-2% sedangkan penduduk asli Amerika yang berasal dari barat daya Amerika
mempunyai angka kejadian sampai 15%. Pada ras Asia, Afrika Amerika dan Spanyol
insidens DMG sekitar 5-8% 7 sedangkan pada ras Kaukasia sekitar 1,5%. 6

Patogenesis

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan KH yang menunjang


pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara
tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai
kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin.
Akibat lambatnya reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga
mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan deabetogenik dalam
kehamilan.6
Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin
eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi masalah ialah bila seorang ibu
tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga ia relatif hipoinsulin yang
mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan. Resistensi insulin juga disebabkan
adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen. Kadar
kortisol plasma wanita hamil meningkat dan mencapai 3 kali dari keadaan normal hal ini
mengakibatkan kebutuhan insulin menjadi lebih tinggi, demikian juga dengan human
plasenta laktogen (HPL) yang dihasilkan oleh plasenta yang mempunyai sifat kerja mirip
pada hormon tubuh yang bersifat diabetogenik.
Pembentukan HPL meningkat sesuai dengan umur kehamilan. Hormon tersebut
mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini
patut diperhitungkan dalam pengendalian diabetes.
Mekanisme resistensi insulin pada wanita hamil normal adalah sangat kompleks.
Mekanisme endokrin pada pankreas dan metabolisme maternal selama kehamilan yakni
plasenta mempunyai peranan yang khas dengan mensintesis dan mensekresi peptida dan
hormon steroid yang menurunkan sensitivitas maternal pada insulin. Resistensi insulin
selama kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian distal yakni post reseptor.
Penurunan respon Gastric Inhibitory Polipeptida (GIP) pada tes glukosa oral

dengan tes

glukosa oral pada kehamilan normal dan DMG.5


Faktor-faktor di atas dan mungkin berbagai faktor lain menunjukkan bahwa
kehamilan merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan resistensi terhadap insulin
meningkat. Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi terhadap insulin dapat
diatasi dengan meninggikan kemampuan sekresi insulin oleh sel beta. Pada sebagian kecil
6

wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak mencukupi untuk melawan resistensi insulin,
dengan demikian terjadilah intoleransi terhadap glukosa atau DM gestasional.6

Skema 1. Patogenesis DM

Gejala Klinis

Sering kencing pada malam hari (polyuria)


Selalu merasa haus (polydipsia)
Selalu merasa lapar (polyfagia)
Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi

Penglihatan menjadi kabur


Hyperglaisimia (peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah)
Glaikosuria (glukosa dalam urine)
Mata kabur
Pruritus vulva.
Ketonemia.
BB menurun
Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
Gula darah puasa > 126 mg/dl.4

Penatalaksanaan
Pengawasan sendiri kadar gula darah sangat dianjurkan pada wanita dengan diabetes
dalam kehamilan. Tujuan utama monitoring adalah mendeteksi konsentrasi glukosa yang
tinggi yang dapat menyebabkan peningkatan angka kejadian kematian janin. Selain
monitoring, terapi diabetes dalam kehamilan adalah :
1. Diet
Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).
Penderita diabetes dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet 1200 1800 kalori sehari
selama kehamilan. Pada wanita diabetes gestasional dengan berat badan normal dibutuhkan
30kkal/kg/hari.
Pada wanita dengan obesitas (Indeks Massa Tubuh > 30 kg/m2) dibutuhkan 25
kkal/kg/hari. Pola makan 3 kali makan besar diselingi 3 kali makanan kecil dianjurkan dalam
sehari. Pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan dalam sehari dapat
menurunkan kadar glukosa darah postprandial (2 jam setelah makan).6
2. Olahraga
Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.6
8

3. Pengobatan insulin
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan
dosis yang sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah
atau dikurangi. Terapi insulin direkomendasikan oleh The American Diabetes Association
ketika terapi diet gagal untuk mempertahankan kadar gula darah puasa < 95 mg/dl atau 2 jam
setelah makan kadar gula darah < 120 mg/dL

Gambar 2. Lokasi Penyuntikan Insulin pada Wanita Hamil

Terapi obat pengendali glukosa darah oral pada diabetes gestasional tidak
direkomendasikan karena obat-obat tersebut dapat melalui plasenta, merangsang pankreas
janin, dan menyebabkan hiperinsulinemia pada janin.

Terapi Obstetrik
Pada penderita diabetes gestational yang tidak berat, dapat dikendalikan gula darah
melalui diet saja, tidak memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia, maka ibu dapat
melahirkan secara normal dalam usia kehamilan 37 40 minggu selama tidak ada komplikasi
lain. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan dengan insulin , maka
sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini pada kehamilan 36 38 minggu terutama bila
kehamilannya diikuti oleh komplikasi lain seperti makrosomia, preekalmpsia, atau kematian
janin. Pengakhiran kehamilan lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan) atau operasi
Caesar.
Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk mengalami
diabetes tipe 2 setelah melahirkan. Kadar glukosa darah ibu harus diperiksa 6 minggu setelah
melahirkan dan setiap 3 tahun ke depan.6

Komplikasi
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam kehamilan
adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia (kadar gula darah
rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah), hiperbilirubinemia (bilirubun
berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan kematian janin. Faktor maternal (pada
ibu) yang berkaitan dengan peningkatan angka kejadian makrosomia adalah obesitas,
hiperglikemia, usia tua, dan multiparitas (jumlah kehamilan > 4).
Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan,
bahu janin dapat menyangkut serta dan peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia
pada bayi dapat terjadi beberapa jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu
mengalami hiperglikemia (kadar gula darah berlebihan) yang menyebabkan bayi menjadi
hiperinsulinemia (kadar hormone insulin dalam tubuh janin berlebihan). Komplikasi yang
didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan dengan hipertensi, preeklampsia,
dan peningkatan risiko operasi caesar.1

Pencegahan
1. Mengurangi makanan manis yang berlebihan.
2. Menjaga jumlah asupan makanan terutama ketika trisemester ketiga kehamilan agar berat
badan tidak bertambah, akan tetapi ibu hamil tidak boleh sampai kekurangan makanan.
3. Berolahraga dengan teratur serta melakukan aktivitas fisik dari mulai yang ringan hingga
sedang sehingga kalori yang tidak diperlukan dalam tubuh akan terbakar dengan
sendirinya.5

Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik bila
terkontrol,apalagi bila segera diberikan pengobatan oleh dokter, kehamilan dan persalinannya
juga ditangani dengan baik. Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai
meninggal biasanya karena penderita sudah mengidap diabetes yang lama dan berat,terutama
yang disertai kompliksai pembuluh darah dan ginjal. Pada umumnya angka kematian
perinatal diperkirakan antara 10-15% dengan pengertian bahwa makin berat diabetes,maka
makin buruk pula prognosis perinatal.5
10

Kesimpulan
Wanita usia 31 tahun ini di diagnosis menderita Diabetes Gestasional. Hal ini dapat
disimpulkan dari gejala klinis yang ditimbulkan oleh pasien dimana dia menderita diabetes
pada saat masa hamil dan tidak ada riwayat diabetes sama sekali sebelumnya.

Daftar Pustaka
1. Adam JMF, editor. Skrining diabetes mellitus pada kehamilan dalam:Endokrinologi
praktis. Diabetes mellitus, tiroid, hiperlipidemi. Ujung Pandang; PT. Organon;
2004.hal.105 13.
2. Cunningham FG, Gilstrap LC, Gant NF, Hauth JC, Leveno KJ, Wenstrom KD.
Diabetes. In : Williams Obstetrics.21st ed. New York: Mc GrHill; 2006.p.1359 81.
3. Dutta DC. Gestational Diabetes. In : Konar H, editor. Text book of obstetrics
including perinatology and contracepcion. 4th ed. Calcutta : New central book agency;
2005.p.301 2.
4. Darmono. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Dalam : Noer HMS at al,
eds.Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FKUI;
2002.hal.1880 4.
5. Adam JMF. Diagnosis dan penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional. Dalam :
Noer HMS at al, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta:
Balai penerbit FKUI; 2007. hal.1952 6.
6. Wiknjosastro GH, Hudono ST. Penyakit endokrin Dalam : Wiknjosastro H Saifuddin

AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta; Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2005.hal.518 - 30

11

Anda mungkin juga menyukai