Bab2 DSADmioma Uteri
Bab2 DSADmioma Uteri
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Mioma Uteri adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos,
sedangkan
untuk
otot-otot
rahim
disebut
dengan
mioma
uteri.
B. Klasifikasi
Klasifikasi Mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.
1. Lokasi
Servical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus
urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali
tanpa gejala. (www. Infomedika. htm, 2004).
2. Lapisan Uterus
Mioma Uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi
tiga jenis yaitu :
10
2)
Labia mayora
Merupakan dua buah lipatan bulat dengan jaringan lemak
yang ditutupi kulit dari rektum. Panjang labia mayora 7-8 cm,
lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Labia
mayora melindungi memanjang ke bawah dan ke belakang dari
mons pubis sampai sekitar satu inci labia minora, meatus
urinarius, dan introitus vagina (muara vagina).
3)
Labia minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang
memanjang kearah bawah dari bawah klitoris dan menyatu
dengan fourchette, sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina merah muda dan basah. Pembuluh
darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah
kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak.
4)
Klitoris
adalah jaringan yang homolog dengan penis, bentuknya
kecil, silinder, erektik dan letaknya dekat ujung superior vulva.
Organ ini menonjol kebawah diantara ujung labia minora.
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangan seksual.
11
5)
Vulva
Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka
kebelakng dan dibatasi di muka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh
ke dua bibir kecil, dan di belakang oleh perineum, embriologik
sesuai dengan sinus urogenitalis. Di vulva 1-1,5 cm di bawah
klitoris ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih)
berbentuk membujur 4-5 mm dan tidak jarang sukar ditemukan
oleh karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina.
6)
Vestibulum
Merupakan daerah yang berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina,
dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan
agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodoran
semprot, garam-garaman, busa sabun), panas, dan friksi (celana
jins yang ketat).
7)
Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan
perineum. Penggunaan istilah vulva dan perineum kadangkadang tertukar, tetapi secara tidak tepat.
12
8)
Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis,
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora da labia
minora di garis tengah di bawah orifisium vagina. Suatu
cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette
dan himen.
(Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004)
b. Organ Interna
13
beberapa
faktor.
Misalnya,
uterus
lebih
banyak
14
15
d) Pars infundibulum
Bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbria
4) Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah
amandel, fungsinya untuk perkembangan dan pelepasan ovum.
Serta sintesis dan sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang
2,5-5 cm, lebar 1,5-3cm, dan tebal 0,6-1cm.
Ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba falopi. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni
bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan
ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi kristal
iliaka anterior superior, dan ligamentum ovari proprium.
(Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004)
D.
Etiologi
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti,
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma
uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada Cell Nest
yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.
Namun demikian, beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pendukung
terjadinya mioma adalah: wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda,
genetik, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang menjadi faktor pencetus dari
terjadinya mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.
16
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan
sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel
neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,
khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen,
progesteron dan human growth hormone.
1. Estrogen.
Mioma
Uteri
dijumpai
setelah
menarke.
Seringkali
terdapat
17
2. Progesteron
Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron
menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B
hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada
tumor.
3. Hormon Pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon
yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat
pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari
leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik
antara HPL dan Estrogen.
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang
diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
a. Umur
Mioma Uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan
sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
memberikan gejala klinis antara 35 45 tahun.
b. Paritas
Lebih sering terjadi pada nulipara atau pada wanita yang relatif infertil,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan
mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas,
atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
18
19
juga
mengakibatkan
terpaparnya
agen
infeksius
yang
20
Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % 50% dari pasien yang
terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:
1
21
Abortus spontan.
Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.
Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri :
22
berdasarkan
pada
kemungkinan
adanya
keganasan,
Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus
dikeluarkan.
23
Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi
persalinan, penanganan yang dilakukan :
a) Coba reposisi, kalau perlu dalam narkosa.
b) Bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan sectio cesarea dan
jangan lupa, tumor sekaligus diangkat.
(Mansjoer, Arif, 2001) dan (Prawirohardjo, S, 1999)
Adanya mioma tidak selalu memberikan gejala karena itu mioma
sering ditemukan tanpa disengaja, yaitu pada saat pemeriksaan
ginekologik. Gejala yang ditemukanpun sangat tergantung pada tempat
sarang mioma itu berada, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi. (Prawirohardjo, Sarwono, 1999)
Adapun tanda-tanda yang umumnya terjadi adalah :
24
Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis
setempat dan peradangan
25
Menurut Faisa, Yatim, 2005 keluhan dan gejala mioma uteri adalah
Kebanyakan mioma uteri tumbuh tanpa menimbulkan keluhan atau
gejala. Pada perempuan lain mungkin mengeluh perdarahan menstruasi
lebih banyak dari biasa, atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh
dan ada tekanan tekanan pada rongga perut, atau keluhan anemi karena
kurang darah atau nyeri pada waktu berhubungan seksual, atau nyeri
pada waktu bekerja. Perempuan lain yang mengidap mioma mengeluh
susah hamil atau mudah keguguran.
Pada mioma yang klasik, uterus membesar merata, dan sekitar 80%
perempuan yang menderita mioma uterus bertambah beratnya sampai 80
gram (berat normal uterus hanya sekitar 50 gram) Pernah dilaporkan
sampai ada uterus yang menderita mioma dengan berat lebih 200 gram.
Mioma
sering
bersama-sama
dengan
kelainan
uterus
lain
26
Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita
yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala.
27
c). Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan
uterus. Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat
hamil sekitar 30 50%. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah
dilakukan miomektomi harus dilanjutkan histerektomi.
Lama Perawatan:
1). 1 hari pasca diagnosa keperawatan.
2). 7 hari pasca histerektomi/ miomektomi.
Masa pemulihan :
1). 2 minggu pasca diagnosa perawatan.
2). 6 minggu pasca histerektomi/ miomektomi.
3. Penanganan radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga
penderita mengalami menopause radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan
kalau terdapat kontrak indikasi untuk tindakan operatif akhir-akhir ini kontrak
indikasi tersebut makin berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan
apabila tidak ada keganasan pada uterus.
a. Hanya
dilakukan
pada
pasien
yang
tidak
dapat
dioperasi
28
tersebut.
29
30
31
32
b)
c)
2) Intramuskular
3) Intra vena
ketamin
4) Perinhalasi
d)
Kontra indikasi:
1)
2)
Kontra
indikasi
relatif,
tergantung
kepada
efek
b)
c)
33
d)
Kelainan
paru
hindarkan
obat-obat
yang
34
badan
tertentu.
Misal
anestesi
spinal,
epidural/peridural.
Cara kerja obat anestesi regional adalah bergabung
dengan protoplasma sel saraf dan menghasilkan anestesi
dengan cara mencegah depolarisasi yang ditimbulkan oleh
impuls transmisi. Saraf-saraf sensorik lebih mudah/cepat di
anestesi dari pada saraf-saraf motorik, karena penampang
yang lebih kecil dan selubung myelin saraf sensorik yang
lebih tipis.
b.
Kontra indikai
1.
2.
3.
anemia berat
4.
35
36
H. Komplikasi
1
Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
antara lain:
1. Perdarahan
2. Anemia
37
Komplikasi
mioma uteri
antara lain :
1. Perdarahan pervagina yang berat juga menimbulkan kondisi kurang darah
(anemi), yang boleh diatasi dengan pemberian obat preparat besi (iron).
2. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan sulit buang air
besar (konstipasi) atau hemorroid. Gejala ini bisa dikurangi dengan makan
sayur dan buah setiap hari disertai minum Air banyak sehari-hari serta
makanan banyak biji-bijian. Bila perlu boleh diberikan obat pencahar
untuk mengatasi keluhan konstipasi.
3. Uterus robek (ruptur) dala, keadaan hamil atau plaenta acreta (akar
jaringan plasenta menyusup sampai otot jaringan plasenta) dan increta
atau, tonus uterus yang kurang dan kemudian perdarahan uterus.
Menurut Mansjoer, Arif, 2001) Komplikasi mioma uteri antara lain:
1. Degenerasi ganas.
2. Torsi yang menimbulkan nekrosis, sindrom abdomen akut.
38
I. Pengkajian Fokus
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan
secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu pengumpulan data,
pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi
(data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah
pembedahan Total Abdominal Histerektomi dan Bilateral Salphingo
Oophorectomy (TAH-BSO) adalah sebagai berikut :
Usia :
a.
b.
c.
39
a. Lokasi nyeri
b. Intensitas nyeri
c. Waktu dan durasi
d. Kwalitas nyeri.
3. Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri
tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada
masa menopause.
b. Hamil dan Persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri
tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen,
pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan
keluarga terhadap hilangnya organ kewanitaan.
4. Data Psikologi.
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap
emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang
terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita
melihat
fungsi
menstruasi
sebagai
lambang
feminitas,
sehingga
40
merupakan gejala
terdapat sekret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam
dilaksalanakan segera pada klien yang memakai anaestesi general.
6. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan
sederhana yang
harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi
tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk, harus di observasi
dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.
7. Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi,
klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya
kencing setelah 6
sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah output urine yang sedikit akibat
kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.
41
8. Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih
42
2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gunanya
pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai terapi juga bergabung
dengan uterus, lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tidak teratur.
3. Foto BNO/ IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga
pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
4. Histerografi dan histereskopi untuk menilai pasien mioma submukosa
disertai dengan infertilitas.
5. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
6. Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap gula darah, tes fungsi hati,
ureum, kreatinin darah.
7. Tes kehamilan.
8. D/K (dilatasi dan kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi pada rahim (hiperplasia atau
adenokarsinoma
endometrium).
(Achadiat,
Chrisdiono
M,
2004),
43
J. Pathway Keperawatan
44
K.
Diagnosa Keperawatan
Pre 0perasi:
1. Nyeri berhubungan dengan nekrosa dan perkengketan.
2. Resiko
kekurangan
volume
cairan
tubuh
berhubungan
dengan
45
b)
c)
46
strategi
koping
efektif/keterampilan
pemecahan
masalah.
a) Intervensi: Kaji ulang tingkat pehaman pasien .
Rasional:
Untuk
mengetahui
seberapa
jauh
peningkatan
bahan
pengajaran
pengetahuan pasien.
b)
Intervensi:
Gunakan
sumber-sumber
sesuai keadaan .
Rasional : Untuk mengetahui sumber teori.
c) Intervensi: Pengajaran pra opersi secara individu tentang
pembatasan dan prosedur pra operasi
Rasional : Untuk memberikan gambaran kepada pasien.
47
b)
Kriteria Hasil:
a) Melaporkan nyeri/ ketidaknyamanhilang / terkontrol
b) Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi
c) Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak
a) Intervensi: Kaji tingkat nyeri pasien (skala).
Rasional : Untuk mengetahui skala nyeri
b) Intervensi: Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
analgetik
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri.
c) Intervensi: Atur posisi tidur semalaman mungkin .
Rasional : Dengan posisi yang nyaman nyeri dapat berkurang
d) Intervensi:
mengurangi nyeri.
Rasional: untuk mengurangi rasa nyeri
48
yang dapat
49
Untuk
membantu
dalam
pemenuhan
kebutuhan pasien.
4
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan
operasi.
Tujuan : a) Penyembuhan luka tepat waktu .
b) Tidak ada tanda-tanda infeksi .
Kriteria Hasil :
1) Dapat mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan
risiko infeksi .
2) Menunjukkan teknik perubahan pola hidup
untuk meningkatkan
50
c)
51