Anda di halaman 1dari 24

Oil Spill Response

MARINE REGION III


PERTAMINA REFINERY UNIT VI BALONGAN

Struktur Organisasi Marine


Region III Balongan

Tumpahan Minyak di Laut


Faktor-faktor
yang
minyakmenyebar

mempengaruhi

kemampuan

tumpahan

Spesifik gravitasi

Densitas zat dibandingkan dengan massa jenisair. Karena sebagian besar


minyak lebih ringan dari air, mereka mengapung di atasnya. Namun,
berat jenis tumpahan minyak dapat meningkat jika zat ringan dalam
minyak menguap.Heavy oil, minyak nabati, dan lemak hewani dapat
tenggelam atau dapat berinteraksi dengan batu atau sedimen di bagian
bawah badan air.

Tegangan permukaan

Ukuran
daya
tarikantaramolekul
permukaan
cairan.
Semakin
tinggitegangan permukaan minyak, semakin besar kemungkinan tumpahan
akan tetap di tempat. Jika tegangan permukaan minyak rendah, minyak akan
menyebar bahkan tanpa bantuan dari angin dan arus air. Suhu yang
meningkat dapat mengurangi tegangan permukaan cairan ini sehingga
minyak lebih mungkin untuk menyebar di perairan lebih hangat daripada di
perairan yang sangat dingin.
Viskositas (Kekentalan)

Ukuran resistensi cairan yang mengalir. Semakin tinggi viskositas minyak,


semakin besar kecenderungan untuk itu untuk tinggal di satu tempat.

Alat Penanggulangan Tumpahan


Minyak di Laut
Oil Boom
Novi Boom 600 s

Peminimalisir
wilayah
pencemaran
minyak di laut
terbuka

Type Ro-Boom
Desmi

Peminimalisir
wilayah
pencemaran
minyak di laut
terbuka

Slickbar

Peminimalisir
wilayah
tumpahan
minyak di
pelabuhan

Skimmer
Vikoma Komara
12K

Pemisah antara
air dan minyak
di perairan laut
dalam bentuk
crude oil
(minyak hitam)

Destroil Desmi
Skimmer

Pemisah antara
air dan minyak
di perairan laut
dalam bentuk
crude oil
(minyak hitam)

Hoses
Hydraulic Hoses

Sorbent
Penyalur dari
Oil boom ke oil
pollutank, serta
dari sumber
listrik.

Sorbent

Bahan lap yang


dapat
menyerap
minyak.

Pollutank
Oil Pollutank

Tempat
penampungan
minyak
hitam/crude oil
yang
telah
dihisap
oleh
skimmer

Generator
Destroil Power
Pack

Sumber listrik

AP-80 Power Pack

Sumber listrik

Dispersan
Seaspray 2
Dispersant Pump

Alat bantu
penyemprot/po
mpa Oil
Dispersant

Oil Dispersant

Bahan kimia
pelarut dalam
pencemaran
minyak
sehingga
minyak dapat
terurai
sempurna tidak
mengkontamin
asi air laut.

Sarana Tranportasi
RIB I Curson

Kendaraan
apung di laut.

RIB Slickbar 500


HP

Kendaraan
apung di laut
dengan mesin
penyemprot oil
dispersant.

Skema Alur Kerja Penanganan


Tumpahan Minyak di Laut
Skala Besar ( Laut Lepas/ Perairan Terbuka)
Cek Lokasi (Keadaan
Tumpahan dan Koordinat)

Pembatasan Tumpahan
Minyak ( Oil Booms)

Pemindahan tumpahan minyak


dengan ke tank pemindahan
dengan (skimmer)

Penyemprotan Cairan
Dispersan di Area Tumpahan
minyak diluar batas oil Booms
dan penggunaan Sorbent untuk
penyerapan minyak

Penyemprotan Cairan Dispersan di Area umpahan minyak


diluar batas oil Booms dan penggunaan Sorbent untuk
penyerapan minyak

Skala Kecil (Pelabuhan/Tepi Pantai)


Cek Lokasi (Keadaan
Tumpahan dan Koordinat)

Pembatasan Tumpahan
Minyak (Slickbar)

Pemindahan tumpahan minyak


dengan ke tank pemindahan
dengan (skimmer)

Penyemprotan Cairan
Dispersan di Area umpahan
minyak diluar batas oil Booms

Penyemprotan Cairan Dispersan di Area umpahan minyak diluar


batas oil Booms

Metode Penanganan
Tumpahan Minyak
Oil Boom & Skimmer
Oil Booms yaitu melokalisir tumpahan minyak dengan menggunakan booms
dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan
peralatan mekanis yang disebut skimmer.
Upaya ini terhitung sulit dan mahal, meskipun disebut sebagai pemecahan
ideal terutama untuk mereduksi minyak pada area sensitif, seperti pantai dan
daerah yang sulit dibersihkan dan pada jam-jam awal tumpahan.
Sayangnya, keberadaan angin, arus dan gelombang mengakibatkan cara ini
menemui banyak kendala.

Oil Dispersan
Dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga
mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan.
Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut
surfaktan ( berasal dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat
aktif permukaan).
Untuk pengoptimalan penggunaan dispersant dilakukan dengan melihat
kondisi tumpahan minyak

Struktur Organisasi Tim Penanggulangan


Kebakaran dan Tumpahan Minyak di Laut

Dalam penanganan tumpahan minyak di laut pertamina memiliki sejumlah


peralatan yang sengaja disiapkan sebagai bukti peduli Pertamina terhadap
lingkungan hal ini berkaitan dengan Peraturan Presiden RI No. 106 tahun
2006 tentang Penanggulangn Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut dan
juga UU No. 32 tahun 2009 tentang Peralatan Nasional Untuk Perusahaan
minyak dan Gas dalam Rangka Penanggulangan Pencemaran.

Prosedur Penanganan Tumpahan


Minyak
Penanganan tumpahan minyak di perairan pelsus PT. Pertamina (Persero)
Marine Region III Balongan baik yang terjadi pada kapal maupun pada sarana
tambat pelsus dilakukan oleh personil port operation dan OSR.
Rencana penanggulangan terpadu mengacu pada konsep penanggulangan
bertingkat yaitu hal tersebut dilakukan berdasar skala pencemaran yang
terjadi.
Konsep penanggulangan berdasarkan tingkatan skala pencemaran :
TEIR I
TIER II
TIER III

Pedoman Penanggulangan Keadaan Darurat No. B 056/E6740/2001 SO yang disyahkan pada


tanggal 7 Desember 2001.
Apabila terjadi kecelakaan kapal di perairan PT. Pertamina (persero) RU-VI Balongan, maka
dengan segera petugas pertamina yang mengawasi bongkar muat kapal (Loading Master),
menghubungi balongan radio dan menginformasikan telah terjadi kecelakaan.
Kemudian pihak balongan radio menghubungi petugas PPO dan OSR, menginformasikan
terjadinya kecelakaan, dengan menyebutkan jenis kecelakaan, jenis dan jumlah minyak yang
tumpah, situasi perairan, radius penyebaran minyak, ada tidaknya korban jiwa dan letak
terjadinya kecelakaan.
Pihak LLP kemudian segera menghubungi petugas TPKK dan TOTPM yang telah bersiaga, guna
mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk menanggulangi kebakaran dan tumpahan
minyak.
Setelah tiba di Dermaga Cargo, tim yang sudah lengkap dengan peralatan yang diperlukan,
segera diberangkatkan ke lokasi kejadian.

Alur Penanganan Tumpahan


Minyak di Marine Region III
Alur pelaksanaan penanggulangan tumpahan minyak di PT. Pertamina
(Persero) Marine Region III Balongan adalah :
Setelah mendapatkan informasi yang jelas mengenai kecelakaan yang
terjadi, dengan segera tim menuju ketempat dermaga cargo. Bongkar muat
untuk sementara diberhentikan dahulu menurut kebocoran yang terjadi.
Tim pemadam kebakaran, tim pengamanan lapangan dan tim kesehatan
segera menuju ke lokasi kecelakaan, dan dengan segera memadamkan api
yang terjadi, serta tim kesehatan membawa korban jiwa ke dermaga. Tim
pengaman lapangan tetap berada disekitar lokasi kejadian untuk
mengamankan sekitar lokasi kejadian dari lalu lalang nelayan.

Setelah kebakaran dapat diatasi, tim penanggulangan tumpahan minyak


segera diberangkatkan. Regu oil boom 1 dan 2, segera berangkat dengan
menarik oil boom yang telah di gelar di darat dengan menaarik
menggunakan 2 buah kapal. Formasi penarikan oil boom tersebut
membentuk huruf J dan huruf U, kemudian menjebak tumpahan minyak yang
terjadi. Selain dengan 2 kapal dapat juga dengan 1 kapal dengan formasi J,
dimana salah satu ujung towing bridle di ikat pada jangkar dan di deploy ke
dasar perairan lalu kapal bergerak bebas membentuk huruf J untuk menjebak
tumpahan minyak.
Penjebakan tumpahan minyak didasarkan pada radius tumpahan minyak dan
arah angin dan arah arus.
Setelah tumpahan minyak dapat dikurung atau dijebak, regu oil skimmer
segera melakukan tugasnya yaitu menghisap tumpahan minyak yang ada
dan ditampung dalam oil pollutank.

Bila terdapat ceceran minyak tersisa maka regu chemical oil dispersant
segera menyemprotkan cairan dispersant dengan bantuan seaspray dengan
bantuan wingspray atau seaspray arm disp pump lombar din agar jangkauan
semprotan menjadi lebar.
Setelah tumpahan minyak dapat diatasi, semua tim kembali ke darat dan
memindahkan minyak dari oil pollutank kedalam vacum truk, yang kemudian
dibawa ke Oil Movement untuk diolah kembali.

Pencegahan Tumpahan Minyak di


Perairan/Laut Balongan
Patroli Marine Region III meliputi area PELSUS Migas Pertamina RU VI Balongan. Kegiatan
patroli dilakukan dalam 2 bentuk :
Patroli LLP (Lindungan Lingkungan Perairan)
Patroli LLP meliputi kegiatan deteksi terhadap adanya tumpahan minyak dilaut yang
disebabkan oleh adanya kerusakan sarana loading minyak (SPM) ataRUun minyak yang
secara langsung dibuang oleh manusia serta deteksi kebakaran, pengamanan terhadap kapal
tanker yang akan mooring/unmooring dan antisipasi segala tindak kejahatan di laut yang
dapat menyebabkan kerusakan di lingkungan perairan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam 1 kali operasi patroli LLP pihak-pihak yang terlibat yaitu HSE, OM/ITP,
Security, TBBM Balongan, Operator RIB, dan Operator LLP.
Patroli TBA (Teknik Bawah Air)
Patroli TBA merRUakan fungsi dalam pengecekan segala sarana (konstruksi) yang berada
dibawah permukaan laut agar diketahui kondisinya dan sekaligus terdeteksi kondisi sarana
yang berpotensi menyebabkan kecelakan di laut. Patroli TBA banyak melibatkan para ahli
penyelam, teknisi peralatan untuk konstruksi bawah laut, Operator RIB, dan Operator LLP.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai