Fisika Dasar I Laboratorium Fisika Jurus
Fisika Dasar I Laboratorium Fisika Jurus
FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA
JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
PEDOMAN PRAKTIKUM
A. Kehadiran
1. Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 75% dari jumlah total praktikum yang
diberikan.
2. Ketidakhadiran karena sakit harus disertai surat keterangan resmi yang diserahkan paling
lambat dua minggu sejak ketidak-hadirannya. Jika tidak maka yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum susulan sehingga nilai modul yang bersangkutan NOL.
3. Keterlambatan lebih dari 10 menit tidak dapat mengikuti tes awal
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Mentaati tata tertib yang berlaku di Laboratorium Fisika
2. Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh asisten dan dosen penanggung jawab praktikum
3. Memelihara kebersihan dan bertanggung jawab atas keutuhan alat-alat praktikum
D. Penilaian
1. Nilai praktikum ditentutan dari nilai Tugas Pendahuluan, Tes Awal, Aktivitas, dan Laporan
2. Nilai akhir praktikum dihitung dari rata-rata nilai praktikum.
Percobaan 1
tidak dapat
langsung diterima
karena
harus
dipertanggung
Penyebab Ketidakpastian
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpastian, yaitu:
1. Adanya nilai skala terkecil (NST) yang ditimbulkan oleh keterbatasan dari alat ukur.
2. Adanya ketidakpastian bersistem:
a) Kesalahan kalibrasi.
b) Kesalahan titik nol.
c) Kesalahan pegas.
d) Gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak.
e) Paralaks (arah pandang) dalam hal membaca skala.
3. Adanya ketidakpastian acak:
1. Gerak Brown molekul udara.
2. Fluktasi tegangan jaringan listrik.
3. Bising elektronik.
4. Keterbatasan keterampilan pengamat.
1. Pengukuran langsung yaitu hasil pengukuran secara langsung dari alat ukur,
contohnyapengukuran besaran pokok seperti massa, panjang, waktu, suhu dan kuat arus.
2. Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang diperoleh dari turunan
pengukuranlangsung, contohnya pengukuran besaran turunan seperti massa jenis, volume,
luas,gaya, kecepatan dan lainnya.
(1.1)
(1.2)
(1.3)
(1.4)
yang mana m dan V menyatakan massa dan volume benda (keduanya dapat diukur
secaralangsung). Karena pengukuran m dan V menghasilkan ketidakpastianm danV, maka juga
mengandung ketidakpastian. Permasalahannya bagaimana hubunganm danVdengan?
Misalkan besaran sis Z (yang tidak dapat diukur secara langsung) merupakanfungsi dari besaran X
dan Y (yang dapat diukur secara langsung). Secara matematishubungan Z dengan X dan Y
dinyatakan sebagai:
( , )= (
(1.5)
(1.6)
100%
= 1
(1.7)
100%
(1.8)
Percobaan yang baik harus sama-sama memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
ini
adalah
langkah-langkah
yang
harus
dilakukan
dalam
eksperimen
sika
eksperimen ke dalam
bentukpersamaan linear sedemikian rupa sehingga hubungan antara variabel bebas (x)
danvariabel tak bebasnya(y) membentuk persamaan linier
=
(1.9)
dengan b adalah gradien grak dan a adalah titik potong grak terhadap sumbu y.
3. Membuat tabel yang diperlukan untuk mengubah nilai variabel-variabel terkait beserta
ketidakpastiannya menjadi variabel-variabel yang siap diplot ke dalam grak.
4. Membuat grak.
5. Menganalisa nilai besaran atau konstanta yang akan dicari dari grak.
6. Membahas dan menyimpulkan hasil yang didapatkan.
Besaran atau konstanta yang akan dicari dari grak biasanya berasal dari gradien(b) grakatau titik
potong grak terhadap sumbu y(a). Penentuan b dan a dapat dilakukan secaramanual setelah grak
dibuat. Namun dapat pula ditentukan dengan menggunakan regresilinear, sebagai berikut:
=
=
(1.10)
(1.11)
( ) =
(
(
)
( ) = (
(1.12)
(
)
)
(
(1.13)
Secara numerik dapat diperoleh secara langsung dengan menggunakan Microsoft Excel
ataukalkulator saintik.
Percobaan 2
DasarPengukuran
2.1 Tujuan
1. Dapat melakukan pengukuran dengan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan
neraca.
2. Dapat membandingkan hasil pengukuran dengan mistar, jangka sorong dan milimeter
sekrup.
3. Dapat menganalisis ketidakpastian pengukuran pada masing-masing alat ukur yang
digunakan.
4. Dapat menghitung massa jenis benda.
(2.1)
berdasarkanperumusandiataskitadapatmenentukanmassajenisbeberapabenda.
Data massa jenis beberapa zat bisa dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Massa Jenis beberapa zat
Zat Cair
Nama Zat
(kg/m3)
Aluminium
2.70x103
Besi dan Baja
7.80 x103
Emas
19.3 x103
Kayu
(0.3-0.9) x103
Gelas
(2.4-2.8) x103
Tembaga
8.9 x103
Seng
7.14 x103
Platina
21.45 x103
Kuningan
8.4 x103
Zat Padat
Nama Zat
(kg/m3)
Air (4 0C)
1.00 x103
Air Laut
1.03 x103
Darah
1.06 x103
Bensin
0.68 x103
Air Raksa
13.6 x103
Zat Gas
Nama Zat
(kg/m3)
Udara
1.293
Helium
0.1786
Hidrogen
0.08994
0
Uap Air (100 C) 0.6
Timah
Perak
11.3 x103
10.5 x103
Mistar
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Neraca
Benda
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
5 buah
Percobaan 3
(3.1)
Anda dapat mempelajari hukum tersebut di atas pada percobaan kereta dinamika maupunpada
percobaan pesawat Atwood. Percobaan kereta dinamika dapat dijelaskan sebagai berikut
dan
dilepaskan
tanpa
kecepatan
tersebutmenyebabkansistemkeretadinamikabergerak.
awal.
Gaya
berat
Padasaatkeretdilepaskan,
kereta
dinamika
power
supply
yangdihidupkan akan menyalakan ticker timer. Pola berupa titik-titik jejak ketikan yang dihasilkan
oleh ticker timer pada pita kertas yang ditarik oleh kereta dinamika ini menggambarkan
gerakkereta dinamika secara kualitatif. Dalam percobaan ini kereta dinamika bergerak lurus dengan
kecepatan yang bertambah, karena itu gerak kereta dinamika adalah gerak berubah beraturanyang
dipercepat. Dengan demikian, jarak antara dua titik yang berturutan pada kertas pitaakan semakin
besar. Dalam percobaan kereta dinamika ini anda dapat memvariasikan sudutkemiringan dan massa
kereta dinamika. Percobaan dengan pesawat Atwood ditunjukkanseperti pada Gambar 3.2.
Bila massa silinder M1 dan beban tambahan(M1+m) lebih besar daripada massa silinderM2, maka
silinderM1 dan beban tambahanm akan bergerak dipercepat ke bawah sedangkansilinderM2,
akanbergerakkeatasdenganpercepatanyangsamabesarnya. Halituakanmembuat katrol bersumbu
tetap yang menghubungkan keduanya berotasi pada sumbu tetapnya.Pada tiap silinder berlaku
hukum II Newton:
(3.2)
(3.3)
Dengan menjabarkan Persamaan (3.2) dan (3.3) di atas, kita dapat menurunkan persamaan
untuk menghitung percepatan silinder, yaitu:
=
(3.4)
1 buah
1set
1 buah
1 buah
5. Power supply
1 buah
20 lembar
7. Kertas karbon
Secukupnya
Pesawat Atwood
1. Katrol (tebal 5 mm, diameter 12 cm)
1 buah
1 buah
1 buah
4. Silinder materi
2 buah
1 buah
1 buah
7. Pemegang/pelepas silinder
1 buah
8. Beban tambahan
2 buah
9. Stop watch
1 buah
5. Gantilah beban tambahan dengan m2 lalu lakukan langkah ke-3 dan ke-4.
6. Lakukan langkah15 sebanyak lima kali dengan jarak AB yang berbeda-beda.
7. Berdasarkan data yang anda dapatkan, buatlah grak SAB= f(t2AB).
Kedua: Mempelajari perilaku hukum II Newton
1. Letakkan pembatas C di bawah titik B. Atur jarak AB 80 cm dan jarak BC min 20 cm. (ket:
angka-angka ini hanya untuk memudahkan).
2. Tambahkan m1 dan m2 pada M1 lalu atur agar posisi awal tepat di A, lepaskan pemegang M 2
sehingga dapat bergerak naik, M1 turun melewati B hingga ke C, sedangkan m1 tertahan di
B. Ukur dan catat waktu yang diperlukan untuk bergerak dari A ke B (t AB) dan dari B ke C
(tBC).
3. Lakukan langkah 8 dan 9 hingga lima kali dengan jarak AC tetap sedangkan jarak AB dan
jarak BC berbeda-beda melalui perubahan posisi B.
4. Berdasarkan data yang diperoleh buatlah grak SAB = f(tAB) dan grak SBC = f(tBC).
Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja, tuliskan persamaan gerak kereta dinamika jika terdapat
gaya gesekan dan tanpa gaya gesekan!
3.
4.
Bagaimanakah prediksi anda tentang grak F = f(m) untuk a konstan, dan grak untuk m
konstan?
5.
Dalam eksperimen ini dapatkah anda mengetahui besar gaya gesekan antara kereta dinamika
dan papan landasan? Berikan argumentasi anda!
6.
Jelaskan bagaimana cara mengolah data hasil percobaan kereta dinamika dalam menjelaskan
keberlakuan hukum II Newton dalam percobaan ini!
Turunkan persamaan percepatan silinder M1 dan M2 pada percobaan Atwood bila momen
inersia katrol diabaikan!
3.
Turunkan persamaan percepatan silinderM1,M2 pada percobaan Atwood bila momen inersia
katrol tidak diabaikan!
4.
Berdasarkan pemahaman anda tentang prosedur pesawat Atwood, bagaimanakah cara anda
mengalisis hasil momen inersia yang anda dapatkan?
5.
Dengan memahami prosedur, ramalkan perilaku gerak benda pada percobaan kedua pesawat
Atwood pada jarak AB dan BC, dan bagaimana anda mengkaitkan hukum Newton II dengan
fenomena ini!
3. Buatlah grak SAB terhadap tAB, dan grak SBC terhadap tBC (untuk beban tambahanm1+m2)!
4. Berdasarkan grak yang anda buat, perkirakanlah gerak pada lintasanAB danBC!
Percobaan 4
Bandul Matematis
4.1 Tujuan
1. Mengamati gerak osilasi bandul matematis.
2. Menentukan periode bandul matematis.
3. Menentukan nilai pecepatan gravitasi bumi.
sin
(4.1)
(4.2)
Apabila tidak ada puntiran maupun gesekan, persamaan gayanya diberikan oleh
=
(4.3)
(4.4)
2.
3.
4.
Gaya puntiran (torsi) tidak ada (kawat penggantung tidak boleh terpuntir).
2 buah
1 buah
3. Bosshead universal
1 buah
4. Pasak penumpu
1 buah
5. Benang
secukupnya
6. Stopwatch
1 buah
7. Mistar
1 buah
Percobaan 5
Koesien Gesekan
5.1 Tujuan
Menentukan besar koesien gesekan benda.
gesekan selalu sama dengan gaya yang diberikanatau secara matematisfges=F. Gaya gesekan yang
bekerja saat benda dalam keadaan diamdisebut gaya gesekan statis.
Gambar 5.2: Grak hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan.
Pada keadaan benda tepat akan bergerak, besar gaya F tepat sama dengan gaya gesekanstatis
maksimum. Besar gaya gesekan statis maksimum sebanding dengan gaya normal antarabenda dan
bidang. Konstanta kesebandingan antara besar gaya gesekan statis maksimum dangaya normal
disebut koesien gesekan statis. Dengan demikian, secara matematis besar gayagesekan statis
maksimum memenuhi persamaan
=
(5.1)
yang mana s adalah koesien gesek statis dan N adalah gaya normal.
Perhatikan bahwa Persamaan (5.1) hanya berlaku ketika benda tepat akan bergerak. Persamaanini
juga menunjukkan bahwa selama gaya F yang diberikan pada benda lebih kecildaripada atau sama
dengan gaya gesekan statis(
berlaku
(5.2)
Selanjutnya, ketika gaya F yang diberikan lebih besar daripada besar gaya gesekan
statismaksimum,( >
yang bekerja disebut gaya gesekan kinetik. Gaya gesekan ini besarnya konstan dan
memenuhipersamaan
=
(5.3)
pada sifat alamiah kedua benda yang bergesekan,di antaranya kering atau basahnya dan kasar atau
halusnya permukaan benda yangbergesekan.
Tabel 5.1: Koesien gesek beberapa benda.
s
0.74
0.61
0.53
1.0
0.25-0.5
0.94
0.14
0.15
0.1
0.04
0.01
k
0.57
0.47
0.36
0.8
0.2
0.4
0.1
0.04
0.06
0.03
0.04
0.003
Gambar 5.3: Analisis gaya yang bekerja pada benda pada bidang miring.
Hasil analisa dari gaya-gaya yang bekerja pada benda yang berada pada bidang miringseperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.3, menunjukkan bahwa besarnya koesien gesekantara bidang dan
benda sebagai
= tan
yang mana c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak.
1 set
1 buah
3. Stopwatch
1 buah
4. Mistar
1 buah
(5.4)
Percobaan 6
(6.1)
Jika pada tumbukan tidak ada panas yang dihasilkan, maka energi kinetiknya juga kekal.Tumbukan
seperti ini dinamakan tumbukan lenting sempuna. Sedangkan jika energikinetiknya tidak kekal
dinamakan tumbukan tidak lenting. Apabila setelah tumbukan keduabenda kemudian menyatu
dinamakan tumbukan tidak lenting sama sekali. Secara umum padaperistiwa tumbukan berlaku
persamaan:
(
)= (
(6.2)
(6.3)
yang mana h adalah ketinggian bola setelah memantul sedangkan h adalah ketinggian saatbola
dijatuhkan.
(6.4)
(1
(6.5)
secukupnya
2. Meteran
1 buah
3. Pistol mainan
1 buah
4. Statif
1 buah
5. Benang
secukupnya
6. Balok
1 buah
7. Neraca analitik
1 buah
8. Penggaris busur
1 buah
Percobaan 7
(7.1)
dengan l dan d masing-masing adalah panjang tali dan jarak antar tali.
(7.2)
Kedua komponen gaya tegang tali ini akan menyebabkan torsi pada titik pusat batang sebesar
=0
(7.3)
(7.4)
=2
(7.5)
2 buah
2. Bosshead
2 buah
3. Batang statip 50 cm
1 buah
4. Batang silinder 25 cm
1 buah
5. Mistar
1 buah
6. Stopwatch
1 buah
7. Benang
1 buah
Percobaan 8
(8.1)
dari Persamaan (8.1) tersebut, terlihat bahwa momen inersia suatu partikel berbanding lurusdengan
massa partikel dan kuadrat jarak partikel tersebut terhadap sumbu rotasinya.Dengan demikian,
semakin jauh jarak poros benda (sumbu rotasinya), besar momen inersiabenda tersebut akan
semakin besar. Prinsip ini banyak digunakan dalam atraksi sirkus,misalnya atraksi berjalan pada
seutas tali. Dalam atraksi tersebut, pemain akrobat membawasepotong kayu panjang yang akan
memperbesar momen inersianya sehingga ia dapatmenyeimbangkan badannya saat berjalan pada
tali tersebut. Apabila terdapat banyak partikeldengan massanya masing-masing m1, m2, dan m3,
serta memiliki jarak masing-masingr1, r2, dan r3 terhadap poros (sumbu rotasi), momen inersia total
partikel tersebut adalahpenjumlahan momen inersia setiap partikelnya. Secara matematis,
dituliskan sebagai berikut.
=
(8.2)
Benda tegar adalah suatu benda yang memiliki satu kesatuan massa yang kontinu (tidakterpisahkan
antara satu sama lain) dan bentuknya teratur. Pada benda tegar, massa bendaterkonsentrasi pada
pusat massanya dan tersebar pada jarak yang sama dari titik pusat massabenda. Oleh karena itu,
momen inersia benda tegar dapat dihitung menggunakan teknikintegral dengan persamaan
=
(8.3)
Momen inersia berbagai bentuk benda tegar berdasarkan sumbu rotasinya dituliskan padaGambar
8.1 berikut.
(8.4)
sedangkan pada benda yang berotasi murni, energi kinetiknya adalah energi kinetik rotasi,yaitu
=
(8.5)
Pada benda yang menggelinding, gerak benda merupakan perpaduan antara gerak translasi dan
gerak rotasi. Oleh karena itu, energi kinetik yang dimiliki benda adalah energi kinetiktotal, yaitu
=
=
+
+
(8.6)
Jika resultan momen gaya luar yang bekerja pada benda sama dengan nol (tidak ada momengaya
luar yang bekerja pada benda), pada gerak rotasi tersebut berlaku hukum kekekalanenergi mekanik,
yang dituliskan sebagai berikut.
(8.7)
(k adalah sebuah
konstanta momen inersia benda) menggelinding menuruni bidang miring setinggi h,seperti tampak
pada Gambar 8.2, maka berlaku:
=
(8.8)
1 buah
2. Penggaris
1 buah
3. Stopwatch
1 buah
4. Timbangan
1 buah
5. Bola pejal
1 buah
6. Bola berongga
1 buah
7. Silinder pejal
1 buah
8. Silinder berongga
1 buah
3. Turunkan secara teoritis momen inersia dari bola pejal, bola berongga, silinder pejal dan
silinder berongga!
4. Apa perbedaan kecepatan sesaat dan keceptan rata-rata?
Percobaan 9
Osilator Harmonik
9.1 Tujuan
1. Menentukan besar konstanta pegas dari gerak osilasi harmonik sederhana.
2. Menentukan percepatan gravitasi dari hukum Hooke.
(9.1)
yang mana k merupakan konstanta pegas danx adalah perubahan panjang pegas.
(9.2)
Ketika pegas yang telah diberi beban tersebut diberi simpangan awal dan dilepaskan maka akan
terjadi gerak harmonik sederhana, berdasarkan hukum Newton II dan hukum Hooke diperoleh
periode osilasi T sebagai
=2
(9.3)
2 buah
2. Neraca analitik
1 buah
1 buah
4. Bosshead
1 buah
5. Klem
1 buah
1 set
7. Stopwatch
1 buah
8. Mistar
1 buah
Percobaan 10
Resonansi Bunyi
10.1 Tujuan
1. Memahami peristiwa resonansi gelombang bunyi.
2. Menentukan kecepatan rambat gelombang bunyi di udara.
media,
tapi
partikel-partikel
mediumnya
akan
bergetar.
Perumusan
matematikasuatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat
dariketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombangnon
periodik.
Jika dua buah gelombang merambat dalam satu medium, hasilnya adalah jumlah dari
simpangankedua gelombang tersebut. Hasil dari supersosisi ini menimbulkan berbagai fenomena
yang menarik, seperti adanya pelayangan, interferensi, difraksi, dan resonansi. Misalkansuperposisi
dari suatu gelombang datang dengan gelombang pantulnya bisa menghasilkangelombang yang
dikenal sebagai gelombang stasioner atau gelombang berdiri.Jika gelombang datang secara terus
menerus maka akan terjadi resonansi. Resonansi padaumumnya terjadi jika gelombang mempunyai
frekuensi yang sama dengan atau mendekatifrekuensi alamiah, sehingga terjadi amplitudo yang
maksimal. Peristiwa resonansi ini banyakdimanfaatkan dalam kehidupan, misalkan saja resonansi
gelombang suara pada alat-alatmusik. Gelombang suara merupakan gelombang mekanik yang
dapat dipandang sebagai gelombangsimpangan maupun sebagai gelombang tekanan.Jika
gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka antara gelombangdatang dan
gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan terjadi superposisi. Resonansigelombang
berdiri dapat terjadi jika panjang tabung udara merupakan kelipatan dari /4, adalah panjang
gelombang. Jika gelombang suara dipandang sebagai gelombang simpangan, pada ujung tabung
yang tertutup akan terjadi simpul, tetapi jika ujungnya terbuka akan terjadi perut (lihat Gambar
10.1a dan 10.1b). Untuk tabung yang salah satu ujungnya tertutup,hubungan antara panjang tabung
L dan panjang gelombang adalah:
= (2 + 1) , = 0, 1, 2,
(10.1)
(10.2)
(10.3)
(10.4)
1 set
2. Generator audio
1 buah
tabungmenjauh dari speaker, dan begitu terdengar bunyi keras kedua catatlah skala
tabungsebagai L2 dan seterusnya.
8. Catatlah semua skala pada tabung resonansi, ketika terdengar suara yang sangat keras(pada
konsisi ini terjadi resonani).
9. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali untuk memastikan tepatnya posisi
resonansiuntuk frekuensi generator audio yang sama.
10. Ulangi langkah 6-9 untuk frekuensi generator yang berbeda.
11. Tulislah data pada tabel data hasil percobaan
= 331(1 +
Percobaan 11
(11.1)
dengan F = mg adalah tegangan tali, M massa beban, dan g percepatan gravitasi bumi,dan adalah
massa persatuan panjang tali.
Jika frekuensi dan panjang gelombang diketahui, maka cepat rambat gelombang dengan mudah
dapat dihitung. Ketiga variabel ini memenuhi persamaan:
=
(11.2)
, = 1, 2, 3,
(11.3)
= 1, 2, 3,
(11.4)
=
Untuk
= 1, 2, 3,
(11.5)
maka berlaku
=
= 1, 2, 3,
1 buah
2. Pembangkit getaran
1 buah
3. Beban gantung
1 set
4. Meter rol
1 buah
1 buah
6. Kabel penghubung
2 buah
7. Benang/tali
5 macam
(11.6)
2. Dari data hasil Percobaan II, buatlah grafik hubungan antara panjang gelombang
terhadapfrekensi
Percobaan 12
TeganganPermukaan
12.1 Tujuan
1. Memahami prinsip percobaan tegangan permukaan.
2. Menentukan besar tergangan permukaan suatu larutan.
keadaan
diam
(statis).
Contoh
yang
menarik
tetesan
air
cendrung
berbentuksepertibalon(yangmerupakangambaranluasminimumsebuahvolum)denganzatcairberadadi
tengahnya. Pada praktikum kali ini kita akan meninjau tegangan permukaan pada larutansabun.
Pada rangka kawat tembaga ABC dan DEF terpasang benang yang saling berhubunganseperti pada
Gambar 12.1. Kerangka kawat yang sudah tercelup dalam cairan sabun akanmenghasilkan lm di
bidang ACDF. Dan tali ACDF akan melengkung seperti pada Gambar12.1.Tinjaulah sisi vertikal
CD dari tali benang yang melengkung dengan jari-jarir, dan terdapattegangan tali t pada bagian PQ
dengan panjang dl (Gambar 12.2). Bila t adalahtegangan permukaan, maka kesetimbangan gaya
horisontal sepanjang dl , F (dikarenakantegangan permukaan oleh dua selaput ) akan sama
dengan2tsin atau dapat ditulis sebagaiberikut
= 2 sin
(12.1)
(12.2)
Sehingga
2
= 2 sin
(12.3)
(12.4)
(12.5)
untuk menghitung tegangan permukaan T seperti di atas, kita akan dapat mencarinya jikajari-jari
lengkung tali r diketahui. Berdasarkan geometri Gambar 12.2 kita akan mendapatkanhubungan
(2
(12.6)
sehingga jika kita turunkan lebih lanjut maka akan dapat dibuktikan bahwa nilai jari-jari r
(
(12.7)
(12.8)
SuhuC
Air Raksa
20
0.44
Darah
37
0.058
Plasma Darah
37
0.073
Etil Alkohol
20
0.023
Air
0.076
20
0.072
100
0.059
Benzena
20
0.029
Larutan Sabun
20
0.025
~ 193
0.016
Oksigen
2 buah
2. Tali benang
1 buah
3. Sabun
1 buah
1 buah
5. Beban (cincin)
2 buah
6. Statif
1 buah
7. Bosshead
1 buah
8. Klem
1 buah
9. Neraca pegas
1 buah
2.
Hitunglah tegangan permukaan air sabun sebelum rangka kawatDEF diberi beban!
3.
Hitunglah semua tegangan permukaan air sabun setelah rangka kawat DEF diberibeban
tambahan!
4.
Hitunglah nilai rata-rata dari tegangan permukaan dari semua percobaan yang dilakukan!
5.
6.
Hitunglah nilai perambatan ketidakpastian dan ketepatan dari semua nilai yang diukur!
7.
Percobaan 13
2.
Gambar 13.1: Fluida yang berada pada tabung yang berbeda bentuk.
Perhatikanlah Gambar 13.1, gambar tersebut memperlihatkan sebuah bejana berhubunganyang diisi
dengan uida, misalnya air. Anda dapat melihat bahwa tinggi permukaan air disetiap tabung adalah
sama, walaupun bentuk setiap tabung berbeda. Bagaimanakah tekananyang dialami oleh suatu titik
di setiap tabung? Samakah tekanan total di titikA,B,C,dan D yang letaknya segaris? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, anda harus mengetahuihukum utama hidrostatis yang menyatakan
bahwa semua titik yang berada pada bidang dataryang sama dalam uida homogen, memiliki
tekanan total yang sama. Jadi, walaupun bentukpenampang tabung berbeda, besarnya tekanan total
di titikA,B,C, danD adalah sama.
Persamaan hukum utama hidrostatis dapat diturunkan dengan memperhatikan Gambar13.2.
Misalkan, pada suatu bejana berhubungan dimasukkan dua jenis uida yang massajenisnya berbeda
yaitu1 dan2.Jika diukur dari bidang batas terendah antara uida 1 dan uida 2, yaitu titik B dan
titikA, uida 2 memiliki ketinggianh2 dan uida 1 memiliki ketinggianh1. Tekanan total di titikA
dan titikB sama besar. Menurut persamaan tekanan hidrostatis, besarnya tekanan di titikA dan
titikB bergantung pada massa jenis uida dan ketinggian uida di dalam tabung.
=
=
(13.1)
1 buah
1 buah
3. Bosshead
1 buah
4. Klem
1 buah
5. Gelas ukur
4 buah
6. Pipet tetes
4 buah
7. Air
250 mL
8. Minyak goreng
250 mL
9. Oli
250 mL
10. Spiritus
250 mL
Percobaan 14
(14.1)
yang mana r merupakan jari-jari bola, v adalah kecepatan bola relatif terhadap uida.
Gambar 14.1: Gaya yang bekerja pada benda pada saat kecepatan terminal dicapai.
Persamaan (14.1) ini dikenal sebagai hukum Stokes dan dalam penerapannya memerlukan
beberapa syarat sebagai berikut:
1. Ruang tempat uida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar dari pada ukuran bola).
2. Tidak terjadi aliran turbulensi di dalam uida.
3. Kecepatan v tidak besar, sehingga aliran uida masih bersifat laminar.
Jika sebuah bola padat yang rapat massanya dan berjari-jari r dilepaskan tanpa kecepatanawal di
dalam zat cair kental yang rapat massanya 0 dengan >0, bola mula-mula akanmendapat
percepatan karena gaya berat dari bola, dan percepatan ini akan memperbesarkecepatan bola.
Bertambah besar kecepatan bola, menyebabkan gaya Stokes bertambah besar juga. Sehingga pada
suatu saat akan terjadi keseimbangan diantara gaya-gaya yangbekerja pada bola. Kesetimbangan
gaya-gaya ini menyebabkan bola bergerak lurus beraturan,yaitu bergerak dengan kecepatan yang
tetap. Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatanakhir atau kecepatan terminal dari bola. Setelah
gaya-gaya pada bola setimbang, kecepatanterminal v dari bola dapat diturunkan sebagai berikut:
=
(14.2)
Suhu(C)
Koesien Viskositas
(Pas)
0
20
40
20
0.0171103
0.0182103
0.0193103
0.0147103
20
0.0196103
37
20
20
0
20
40
0
4103
1500103
0.584103
1.78103
1.00103
0.651103
110103
Gas
Udara
Karbon
dioksida
Helium
Zat cair
Darah
Gliserin
Metanol
Air
Oli motor
1 buah
2. Bola viskositas
2 buah.
3. Stopwatch
1 buah
4. Mikrometer sekrup
1 buah
5. Neraca
1 buah
6. Saringan
1 buah
7. Pipa U
1 buah
8. Pipet tetes
1 buah
9. Oli
150 mL
3.
4.
5.
6.
/ .
yang mana
= 1000 kg/m3.
Percobaan 15
Hukum Archimedes
15.1 Tujuan
1. Menyelidiki hubungan antara gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
2. Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.
(15.1)
Tabel 15.1: Massa jenis beberapa zat cair dan zat padat
Bahan
Air
Benzena
Etil alkohol
Gliserin
Platina
Etil alkohol
Baja
Emas
Massa jenis
(gr/cm3)
1.00
0.9
0.81
1.26
21.4
0.81
7.8
19.3
Bahan
Perak
Raksa
Besi
Aluminium
Kuningan
Tembaga
Es
Timah hitam
Massa jenis
(gr/cm3)
10.5
13.6
7.8
2.7
8.6
8.9
0.92
11.3
Anda tentunya sering melihat kapal yang berlayar di laut, benda-benda yang terapung pada
permukaan air, atau batuan-batuan yang tenggelam di dasar sungai. Konsep terapung, melayang,
atau tenggelamnya suatu benda di dalam fluida, kali pertama diteliti oleh Archimedes. Menurut
Archimedes benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Secara
matematis, hukum Archimedes dituliskan sebagai berikut
=
yang mana FA adalah gaya ke atas, W adalah berat benda di udara dan W adalah berat
benda di dalam fluida. Ilustrasinya bisa dilihat pada Gambar 15.1.
(15.2)
(15.3)
1 buah
2. Neraca analitik
1 buah
1 buah
4. Bosshead
1 buah
5. Batang statif 25 cm
1 buah
6. Gelas beker
1 buah
7. Pipa U
1 buah
8. Beban logam
5 buah
9. Jangka sorong
1 buah
250 ml
(15.4)
2.
(15.3)! Tentukan besar gaya ke atas dengan pengukuran berdasarkan Persamaan (15.2)!
Bandingkan hasil yang diperoleh!
3.
Buatlah grafik m - V , dan tentukan massa jenis benda sesuai hasil regresi linier dan
perhitungan langsung dari Persamaan (15.1)! Tentukan massa jenis benda sesuai
Persamaan (15.4)! Bandingkan massa jenis benda dengan dua metode di atas!
4.
Buatlah grafik W-W terhadap V ! Dari hasil regresi linier tentukan massa jenis cairan
5.
minyak tersebut! Tentukan massa jenis minyak dengan pipa U! Bandingkan hasil yang
diperoleh!
6.
Tentukan volume benda dengan pengukuran langsung dan dengan cara hukum
Archimedes! Bandingkanlah hasilnya Tentukan volume benda dengan cara hukum
Archimedes!
7.
Percobaan 16
Kalorimeter
16.1 Tujuan
1. Menentukan kalor jenis kalorimeter.
2. Menentukan kalor jenis berbagai logam.
(16.1)
adalah besarnya
perubahan suhu dan c adalah kalor jenis benda. Dari Persamaan (16.1) di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk
menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1 0C.
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu
sebesar 1 0C. Hubungan antara banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda terhadap kapasitas
kalor benda dan kenaikkan suhu benda dapat ditulis sebagai:
=
(16.2)
dengan Q adalah banyaknya kalor yang diperlukan, adalah besarnya perubahan suhu dan C adlah kapasitas kalor jenis benda. Kapasitas kalor jenis air dapat dianggap sama dengan 1 kal/g 0C.
Hukum kekekalan energi untuk kalor
Hukum kekekalan energi pada kalor disebut juga dengan asas Black yang: Kalor yang dilepaskan
oleh suatu benda adalah sama dengan kalor yang diterima oleh benda lainnya. Dengan
menggunakan asas Black, kalor jenis suatu benda dapat ditentukan dengan alat kalorimeter.
Hubungan keseimbangan termal antara suatu zat dan lingkungannya, yang dalam hal ini berupa air
dapat dilihat pada persamaan berikut:
=
(
=(
(16.3)
kalor jenis suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan diatas dengan
sebelumnya mengukur massa benda dan air. Suhu benda dan air sebelum benda dimasukkan
kedalam air dan suhu termal setelah benda dimasukkan,serta dengan mengambil harga kapasitas
kalor jenis air sama dengan 1 kal/g 0C.
Perubahan wujud zat
Jika dalam perubahan wujud zat (melebur, membeku, mengembun, menyublim atau menguap)
tidak disertai dengan perubahan suhu,maka suhu zat tersebut tetap. Besarnya kalor Q yang
duibutuhkan atau dilepaskan pada saat terjadi perubahan wujud dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
=
dengan L adalah kalor laten (J/Kg). Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1
gram zat untuk mengubah wujud dari satu wujud ke wujud lain. Kalor laten pada saat es mencair
sama dengan kalor beku saat air mulai membeku. Demikian juga dengan kalor laten penguapan
pada air dan pengembunan pada uap 1000 0C adalah sama.
Perpindahan kalor
Perpindahan kalor dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Ada
3 cara perpindahan kalor yaitu:
1. Konduksi/hantaran yaitu perpindahan kalor yang tidak diikuti dengan perpindahan partikel.
2. Konveksi/aliran yaitu perpindahan kalor yang diikuti dengan perpindahan partikel.
3. Radiasi/pancaran yaitu perpindahan kalor yang tidak memerlukan media dalam
perpindahannya.
Tabel 16.1: Kalor jenis zat pada suhu 25 0C tekanan 1 atm
Kalor Jenis c
J/kg 0C
kal/g 0C
Jenis zat
Zat padat
Aluminium
Berylium
Cadmium
Tembaga
Germanium
Emas
Besi
Timah
Silikon
Perak
Kuningan
Kaca
Es (-5 0C)
Marmer
Kayu
Zat cair
Alkohol (etil)
Raksa
Air (15 0C)
Gas
Uap (100 0C)
1 buah
2. Termometer
1 buah
3. Gelas ukur
1 buah
4. Keping logam
1 buah
5. Pembakar spiritus
1 buah
6. Kaki tiga
1 buah
900
1830
230
387
322
129
448
128
703
234
380
837
2090
860
1700
0.215
0.436
0.055
0.0924
0.077
0.0308
0.107
0.0305
0.168
0.056
0.092
0.200
0.50
0.21
0.41
2400
140
4186
0.58
0.033
1.00
2010
0.48
7. Kasa asbes
1 buah
8. Gelas alumunium
1 buah
9. Neraca
1 buah
10. Air
secukupnya
2.
Catat massa air setelah kalorimeter diisi oleh air kira-kira bagian.
3.
4.
Tambahkan air mendidih sampai kira-kira bagian (catat temperatur air mendidih).
5.
6.
Kepustakaan
1. Serway, R. Physics for Scientists & Engineers with Modern Physics, James Madison
University Harrison Burg, Virginia, 1989.
2. Resnick & Haliday, Fisika Jilid I Erlangga (Terjemahan).
3. Resnick & Haliday, Fisika Jilid II Erlangga (Terjemahan).
4. Tipler, P. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I Erlangga (Terjemahan).
5. Tipler, P. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid II Erlangga (Terjemahan).