2 Kajian Jembatan Penyeberangan
2 Kajian Jembatan Penyeberangan
ABSTRAK
Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting
terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki biasanya terkonsentrasi pada
fasilitas umum seperti pusat pendidikan. Jembatan penyeberangan merupakan salah
satu fasilitas penyeberangan tak sebidang bagi pejalan kaki untuk dapat beralih ke
sisi lain jalan raya tanpa terganggu oleh lalu lintas yang ada. Fasilitas Jembatan
Penyeberangan Orang (JPO) diperlukan apabila jalur penyeberangan dengan
menggunakan zebra atau pelikan sudah mengganggu lalu lintas kendaraan dan lokasi
berada pada ruas jalan yang mempunyai arus lalulintas serta arus pejalan kaki yang
padat. Peryaratan JPO harus memenuhi aspek keselamatan, kenyamanan dan
kemudahan bagi pejalan kaki. Penelitian dilakukan dengan membuat kajian dari 2
JPO yang berada pada zona pendidikan, yaitu JPO-1 pada lokasi Jalan PHH
Mustopha dan JPO-2 pada lokasi Jalan Merdeka Bandung. Tujuan penelitian untuk
mengetahui keberadaan 2 JPO yang ditinjau dari aspek perkotaan & kriteria
rancangan, identifikasi dari aspek struktur&konstruksi, identifikasi dari aspek
keamanan dan kenyamanan serta aspek estetika kota. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keberadaan JPO-1 dan JPO-2 masih diperlukan. Identifikasi aspek struktur
dan konstruksi JPO-1 sebagian besar memenuhi persyaratan, JPO-2 memenuhi
persyaratan. Identifikasi dari aspek keamanan & kenyamanan JPO-1 kurang
memenuhi peryaratan, JPO-2 sebagian besar memenuhi persyaratan. Identifikasi dari
aspek estetika kota JPO-1 sangat kurang memenuhi persyaratan ,JPO-2 memenuhi
persyaratan.
Kata Kunci : JPO, lokasi, struktur & konstruksi, aman & nyaman, estetika kota.
ABSTRACT
Pedestrian path is one of the most important traffic components, especially in urban
area. Pedestrian are usually concentrated on public facilities such as educational
center. A pedestrian bridge is a facility for pedestrian so they can move to the other
side of the road safely without being distracted by the existing traffic. This pedestrian
crossing bridge (Jembatan Penyeberangan Orang- JPO) is required if another road
crossing facility (such as zebra cross and pelican) is disrupting the traffic or located
in a crowded area. Pedestrian crossing bridge must meet the requirements of safety,
comfort and convenience for pedestrians. Research carried out by studying two
141
PENDAHULUAN
Latar Belakang
baik
setiap
kegiatan
aktivitas
pekerjaan
ketentuan
keselamatan,
terutama
di
perkotaan.
seperti
terminal,
pusat
pertokoan,
cross
atau
Jembatan
JPO
harus
dijamin
keamanan
juga
faktor
6)
tersebut.
terkonsentrasi
sehingga
pada
zona
jumlah
tersebut
orang
yang
bahwa
JPO
kurang
Dari persepsi
para
Belum
pernah
dilakuan
Dari
pengamatan di
seperti
kurang
penelitian
yang
kondisi
dilihat
aspek
dari
fisik
JPO
persyaratan
Perumusan Masalah
akan
keamanan
JPO di Kota
bangunan.
ini
berada
dizona
dan
d. Bagaimana ekspresi
kenyamanan
JPO dilihat
Merdeka.
Lokasi
tiga
pendidikan
buah
unit
tersebut
Tujuan Penelitian
jenjang
a. Mengidentifikasi
keberadaan 2
buah JPO dengan lokasi yang berbeda dilihat dari aspek perkotaan
kriteria rancangan.
memperhatikan
bagi
fasilitas
masyarakat
umum
khususnya
mengenai JPO.
TINJAUAN PUSTAKA
Kontribusi Penelitian
1) Path (Jalur)
harapkan:
Path
merupakan
rute-rute
teruji.
Karakteristik
dipakai
sebagai
pertimbangan
Path
meliputi
Pola
2) Edges
masukan
bagi
perancang
dan
tertentu
dan
sejenis
pemutus
linier,
berfungsi
misalnya:
sebagai
pantai,
144
3) District (kawasan)
5) Landmark (Tanda)
Landmark
merupakan
titik
batasnya
jelas
dilihat
dibentuk
tampilannya
dan
dengan
dapat
daerah.
Landmark
mempunyai
identitas
yang
baik
lingkungannya,
beberapa
perbedaan skala.
lebih
ada
landmark
jika
sekuens
dari
serta
ada
4) Nodes (Simpul)
Nodes merupakan simpul atau
lingkaran daerah strategis yang arah
atau aktivitasnya saling bertemu dan
adalah
lain,
lalu
serta
misalnya
tampilan
lingkungannya.
persimpangan
berbeda
dari
jembatan
yang
letaknya
145
jembatan
tersebut,
sirkulasi
orang
sehingga
lalu
lintas
perencanaan
teknis
jembatan
penyeberangan
yang
dikurangi.
lebih
dan
alur
tinggi
dari
tanah,
untuk
yang
harus
ketentuan
a) Bila
fasilitas
penyeberangan
dengan
1995)
mengganggu
Tata cara ini memuat ketentuan-
penyeberangan
kaki
di
untuk
perkotaan,
yang
menggunakan
lalu
zebra
lintas
kecelakaan
yang
penghubung
sekitarnya.
serta
lingkungan
di
146
2) Pelaksanaan
Jembatan
penye-
yang
mempunyai
bawahnya
intensif.
7) Perencanaan sandaran
Perencanaan
yang berlaku
penyeberangan
orang
sandaran
jembatan
(JPO):
berikut:
a. Tinggi
ketentuan
minimum
sebagai
sandaran
median.
maupun
karet
alam
harus
yang
memenuhi
ketentuan
tercantum
pada
Standard
Specification
for
Highway
beton.
jembatan
penyeberangan
dilakukan
mengikuti
sebagai berikut:
a. Tangga
minimum 3 m.
jembatan
ketentuan
direncanakan
untuk
Perencanaan
harus
tumpuan
sebesar 5 kPa.
b. Lebar bebas untuk jalur pejalan
kaki minimum adalah 2 m.
c. Perencanaan dimensi tanjakan
gelagar
penyeberangan
harus
30,5 cm
keawetan,
maksimum
dan
deformasi
selama
masa
pelayanan.
tumpuan
jembatan
yang
di-
rencanakan.
Dimensi
perencanaan
tangga
Gambar 2.1.
Grafik Perencanaan Tangga JPO
METODA PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
keseluruhan
penelitian
di
jalan
Merdeka,
Alat Penelitian
Bandung (JPO-2).
Pengukuran (pengambilan data
Alat tulis
Perangkat PC
149
panjang,
Rancangan Penelitian
lebar
dan
sesuai
dengan
tinggi jembatan.
penelitian
rancangan
besi.
Metoda Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
deskriptif.
metode
Data
analisis
kuantitatif
akan
langsung,
pengamatan
STUDI
KEPUSTAKAAN
KOMPILASI
DATA:
Data Kepustakaan
Data lapangan
MULAI
ANALISIS
DATA DAN
NARATIF
SURVAI
LAPANGAN
KESIMPULAN
REKOMENDASI
150
Cara Kerja
1) Data primer
langsung
bangunan
situasi
lahan
pada
lokasi JPO
Pengukuran detail-detail konstruksi
menggunakan
program AutoCad.
dari
Foto-foto dokumentasi
berbagai
aspek
yang
telah
2) Data sekunder
Untuk
Cara
memperoleh
Perencanaan
Jembatan
data
metode
library
research
(studi
151
HASIL PENELITIN
Evaluasi
JPO-1
dibandingkan
lewat trotoar.
1. Keberadaan JPO-1 dilihat dari
aspek perkotaan dan kriteria
rancangan
kompleks
dan
P.H.H.
fungsi
SMA.
tetap
terdapat
Situasi
jalan
berjalan,
walaupun
dan
jalan tersebut
memenuhi
kriteria
rancangan
persyaratan,
kurang
khususnya
luas.
ramai
dan
lebar,
peranan
dapat
keselamatan
menjadi
dalam
alternative
menghindari
peryaratan.
bordes.
naik tangga
dinaungi
atap,
dengan
4. Kondisi
ditinjau
dari
aspek
estetika kota
sebagai
pijakan
ini
dianjurkan.
perawatan.
Kondisi
elemen
pembentuk
ruang
fisik
aspek
JPO-1
ditinjau
keamanan
dan
kenyamanan
Kondisi
jembatan
yang
menghadap
bentuk
dan
ekspresi
JPO
mevisualkan
meter,
bagian
kurang nyaman.
standar
ketinggian
peran-peran
dapat
tersebut.
153
sangat
Posisi
papan
iklan
berupa
dan
mengganggu
lebar,
lalu
peranan
lintas
jembatan
view
menghindari
dari
atas
jembatan
tanpa
terhalang.
kecelakaan
lalu-lintas
Evaluasi
JPO-2
dibandingkan
(street
cukup
rancangan
furniture)
ke
JPO
melalui
halaman
SMA).
Situasi
jalan
PHH.
tetap
berjalan,
walaupun
Pada ruas
cukup
padat,
dengan
dikaki
sempit.
jembatan
walaupun
agak
anak-anak
yang
rancangan
SD
dan
memenuhi
SMP
persyaratan,
aspek
keamanan
dan
kenyamanan
2) Kondisi fisik JPO-2 ditinjau
Ditinjau
konstruksi,
geometri
untuk
jalan
jalan
kolektor
sedikit
kurang
standar
ukuran,
minimum
2.00
Lebar
meter,
Jembatan
standar
trotoar,
saluran
balustrade.
nyaman
kemiringan
bahu
karena
jalan
sudut
dan
Nyaman
karena
ada
155
agak
kurang
nyaman
karena
4) Kondisi
ditinjau
dari
aspek
papan
iklan
berupa
estetika kota
Selain fungsi pokok, jembatan
citra
kota,
street
furniture
dan
bisa dinikmati.
Kesimpulan
badan
jembatan
yang
menghadap
bahwa:
bentuk
dapat
tersebut.
dan
mevisualkan
ekspresi
JPO
peran-peran
aspek
kan,
persyaratan.
baik,
yang
perkotaan
tetapi
dan
lokasi
kriteria
dan
masih
diperlukan,
lokasi
dan
penempatan
memenuhi persyaratan.
156
2) Identifikasi
kondisi
fisik
dilihat
dari
aspek
teknik
dan
konstruksi
JPO
persyaratan
adalah
jelas,
walaupun
ada
ruang
Konstruksi
penutup
sebagai berikut:
Struktur
yang dianjurkan.
3) Identifikasi
kondisi
fisik
JPO
kenyamanan bangunan
syaratan,
hanya
nyaman
karena
kurang
tidak
ada
dan
kenyamanan
adalah:
kurang
kurang
serta
nya
jelas
dan
memenuhi
peryaratan
konstruksi
balustrade.
tangga
Nyaman
konstruksi
memenuhi
per-
kurang
syaratan.
Struktur
dan
terlihat,
dan
naik
adalah
kemiringan
cukup
serta
tangga
konstruksi
balustrade.
tangga
Nyaman
157
dikaki
walaupun
kemiringan
-peran tersebut.
besar,
jembatan
tangga
padahal
cukup
pengguna
ergonomic
menarik.
berbeda
dengan
orang dewasa.
4) Identifikasi ekspresi JPO dilihat
Fasilitas
street
furniture
kungan
belum
tertata
dengan
baik,
banyak
liar
dipinggir
bangunan
tidak
Selain
fungsi
jembatan
pokok,
penyeberangan
mempunyai
sekunder
penting,
peranan
yang
yaitu
cukup
sebagai
ada
penghijauan,
view buruk.
dengan
tinggi
sehingga
kota/citra
furniture
kota,
dan
street
pelengkap
sebagai
sarana
pengguna
bisa
komersial,
dengan
ditempatkannya
papan-
sebagai berikut:
158
Selain
fungsi
jembatan
furniture
penyeberangan
mempunyai
sekunder
ada, berupa
peranan
yang
dan
cukup
halte.
Situasi
sebagai
kota/citra
bangunan
penting,
yaitu
kota,
furniture
pokok,
dan
street
jalan
pelengkap
liar
dan
dipinggir
kesan
rapi.
berperan
sebagai
sarana
komersial,
dengan
ditempatkannya
papan-
menghalangi
pengguna untuk
mati
-peran tersebut.
Bentuk
JPO
Merdeka
tetapi
di
cukup
kurang
view
pandangan
menik-
dari
atas
Jalan
megah,
yang
bagus,
sehingga
terlihat
memenuhi
persyaratan.
yang ada
yang
berupa
perkerasan
159
Direktorat
Jenderal
Binamarga,
(1995). Tata Cara Perencanaan
Jembatan Penyeberangan untuk
Pejalan kaki di perkotaan,
Departemen Pekerjaan Umum.
Saran
Hasil
penelitian
yang
telah
maka
perlu
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Lynch, K., (1960). The Image of the
City, MIT Press, Cambridge
MA.
160