Modul Rekayasa Trafik 2
Modul Rekayasa Trafik 2
TELEKOMUNIKASI
Dibuat oleh :
SOFIA NANING HERTIANA
NIP : 99710170-1
LEMBAR PENGESAHAN
DIKTAT KULIAH
Dibuat oleh :
SOFIA NANING HERTIANA
NIP : 99710170-1
Bandung,
Maret 2009
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i.
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................
1
PENDAHULUAN
1
.
DERAJAT PELAYANAN
3.1
Tujuan Instruksional
3.2
Aliran Trafik
3.2.1 Offered Traffic
3.2.2 Carried Traffic
3.2.3 Lost/block traffic
3.3
Derajat Pelayanan
3.4
Probabilitas of Blocking
3.5
Kemacetan (Congestion)
3.5.1 Kemacetan waktu
3.5.2 Kemacetan panggilan
3.5.3 Kemacetan trafik
3.6
End to End Grade of Service ( NNGOS Gaudreau)
3.6.1 Struktur dasar persamaan recursive Gaudreau
3.6.2 Matrik Gaudreau
3.7
Latihan Soal
PEMILIHAN MODEL TRAFIK
4.1
Tujuan Instruksional
4.2
Pola kedatangan trafik
4.2.1 Pola kedatangan smooth
4.2.2 Pola kedatangan puncak
4.2.3 Pola kedatangan acak
4.3
Penanganan panggilan yang ditolak
4.3.1 Lost call held
7
7
9
9
9
10
11
12
18
19
22
25
25
26
28
28
33
34
34
34
34
36
36
38
42
43
43
44
45
45
48
49
ii
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
5
50
51
52
54
54
57
59
59
60
SISTEM RUGI
5.1
Tujuan instruksional
5.2
Model Poisson
5.2.1 Diagram Transisi Kondisi
5.2.2 Persamaan kesetimbangan
5.3
Model Erlang B
5.3.1 Diagram Transisi Kondisi
5.3.2 Persamaan Kesetimbangan
5.3.3 Tabel Erlang
5.3.4 Kepekaan dan efisiensi
5.3.5 Rumus Rekursiv
5.3.6 Metode Pencarian jalan
5.3.7 Latihan
5.4
Model Ekstended Erlang B
5.4.1 Diagram Alir EEB
5.4.2 Latihan
5.5
Model Engset
5.5.1 Diagram Transisi Kondisi
5.5.2 Persamaan Kesetimbangan
5.5.3 GoS pada Engset
5.5.4 Latihan
61
62
62
67
68
69
72
73
75
77
79
90
93
93
93
94
94
96
97
99
99
99
100
102
103
107
113
113
114
114
iii
SISTEM TUNGGU
7.1
Tujuan Instruksional
7.2
Asumsi
7.3
Jenis Sistem Antrian
7.4
Diagram Transisi Kondisi
7.5
Persamaan Kesetimbangan
7.6
Probabilitas pada system tunggu
7.6.1 Probabilitas dilayani
7.6.2 Probabilitas menunggu
7.6.3 Probabilitas bloking
7.7
Hubungan Probabilitas Tunggu dengan formula erlang B
7.8
Faktor delay
7.9
Rumus Little
7.10
Aplikasi sistem tunggu/antrian pada layanan data
7.11
M/M/1
7.12
VOIP
117
117
118
120
120
125
125
126
127
128
130
133
136
139
145
PERAMALAN TRAFIK
8.1
Pengertian Peramalan
8.2
Metode Peramalan
8.2.1 Metode kualitatif
8.2.2 Metode kuantitatif
8.3
Prosedur peramalan
8.4
Metode peramalan demand
8.5
Peramalan trafik
8.5.1 Peramalan trafik jumlah satuan sambungan
8.5.2 Peramaln trafik untuk perencanaan jaringan
151
151
152
152
152
153
159
160
161
175
176
177
177
177
180
181
181
183
183
185
186
188
188
192
194
iv
10
PENGUKURAN TRAFIK
10.1
Konversi carried traffic ke offered traffic
10.2
Pengulangan Trafik
DAFTAR PUSTAKA
195
196
203
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas penyelesaian
Buku teks Rekayasa Trafik yang disajikan secara khusus untuk kepentingan Departemen
Teknik Elektro. Buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa S1 program studi teknik
telekomunikasi pada khususnya dan mahasiswa teknik elektro pada umumnya untuk
memahami konsep dan aplikasi trafik pada jaringan telekomunikasi. Pembahasan trafik pada
buku ini ditekankan pada trafik jaringan telekomunikasi yang berbasis circuit switch, sebagai
contoh trafik voice pada jaringan PSTN ( public switch telephon network) dan jaringan
telepon seluler bergerak. Buku ini berisi 10 bab yang terdiri dari bab 1 yang berisi
pendahuluan, bab 2 tentang konsep dasar trafik, bab 3 membahas konsep bloking, bab 4
tentang pemilihan model trafik, bab 5 sistem rugi, bab 6 sistem luap,bab 7 sistem tunggu,
bab 8 trafik pada jaringan telepon bergerak, bab 9 peramalan trafik dan bab 10 tentang
pengukuran trafik. pembuatan gambar dan contoh-contoh penyelesaian soal diutarakan
sebagai bahan untuk memudahkan pemahaman akan materi dari buku ini. Rasanya tepat bila
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mengesahkan buku ini, baik langsung maupun tidak langsung. Semoga semua yang penulis
lakukan dapat menjadi ladang amal bagi kepentingan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun dunia pengajaran pendidikan tinggi khususnya. Dan tak lupa pula penulis berharap
masukan untuk perbaikan
Sofia Naning
Pendahuluan
pelanggan, penolakan atau antrian panggilan tidak boleh melebihi dari nilai tertentu.
Dalam hal diperlukan dengan kompromi antara efisiensi jaringan dengan kualitas
jaringan (quality of service). Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan bantuan teori
teletraffic.
Teletraffic teory didifinisikan sebagai aplikasi dari teori probabilitas ( stokastik
proses, teori antrian dan simulasi) untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan perencanaan, evaluasi unjuk kerja dan maintenance dari system
telekomunikasi. Teori teletraffic digunakan dalam perancangan sebuah jaringan
telekomunikasi, menentukan jumlah komponen-komponen yang diperlukan
berdasarkan nilai quality of service (QOS) yang disepakati dan digunakan untuk
evaluasi dan analisa jaringan terpasang. Tugas dari rekayasa trafik seperti ditunjukan
pada gambar 1.1[1]
Pendahuluan
GOS
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Monitoring performansi
Pemodelan trafik
Secara umum tugas dari rekayasa trafik adalah menentukan hubungan yang
optimal antara trafik yang ditawarkan ke jaringan, jumlah sumber daya jaringan
(misal jumlah saluran, perangkat) dan kualitas jaringan yang diinginkan. Hubungan
ketiga parameter seperti ditunjukkan pada gambar 1.2. Notasi N mewakili sumber
daya jaringan, notasi A mewakili trafik yang ditawarkan ke jaringan dan qos adalah
kualitas jaringan :
N
qos
qos
Ganbar 1.2 Hubungan antara Trafik yang ditawarkan, sumber daya jaringan
dan kualitas jaringan
Pendahuluan
Contoh dari jaringan circuit switch adalah jaringan telepon ( PSTN dan Mobile
phone) . Pada Jaringan Telepon, koneksi panggilan bersifat Connection oriented,
dimana koneksi dibangun end-to-end sebelum dilakukan pertukaran informasi
,Sumberdaya (resources) dipertahankan selama durasi koneksi ,jika sumber daya
tidak tersedia, panggilan ditolak (block call) dan hilang (lost call) dan pertukaran
informasi sebagai aliran kontinyu. Komunikasi berlangsung di dalam tiga tahap yaitu
pembentukan koneksi antara dua pihak yang berkomunikasi,pertukaran informasi,
pemutusan koneksi.
Contoh dari jaringan paket switch adalah jaringan data paket. Digunakan pada
jaringan untuk menukarkan informasi data. Pesan sebelum dikirimkan ke jaringan,
dipecah ke dalam beberapa pesan yang ukurannya lebih pendek, pesan-pesan yang
ukurannya pendek ini disebut paket. Di sisi penerima, paket-paket itu akan disusun
kembali membentuk pesan semula. Pada jaringan ini sumber daya jaringan ( sirkit)
dipakai bersama oleh sejumlah pelanggan yang ada pada jaringan (tidak dedicated),
bila suatu pelanggan tidak mentransfer informasi maka pelanggan tersebut tidak
Pendahuluan
akan menggunakan sumber daya jaringan. Terdapat dua macam teknik packet
switching yaitu datagram packet switching dan virtual circuit packet switching.
Pada datagram packet swicthing hubungan bersifat connectionless, tidak ada
pembentukan koneksi dahulu, paket-paket yang dikirimkan diberi identitas node
pengirim dan tujuan, paket yang sampai di intermediate node ( antara) akan
diteruskan ke node berikutnya (bila memungkinkan), intermediate node tidak perlu
menunggu sampainya semua paket yang berasal dari suatu pesan. Proses simpan dan
teruskan (store-and-forward) dilakukan berulang sampai paket tiba di tujuan, karena
tidak ada pembentukan koneksi dulu, paket-paket yang berasal dari suatu pesan yang
sama dapat menempuh jalur yang berbeda, paket-paket bisa sampai ke penerima
secara tidak terurut dan kadang ada paket yang hilang. Datagram packet switching
tidak cocok untuk transfer voice akibat tidak adanya jaminan delay dan jitter[6].
Datagram packet switching cocok untuk transfer data yang tidak sensitif terhadap
delay .
B1
B2
B1
B2
B2
A2
A1
A3
B1
A2
A3 B1
A1
A1
A2
A3
A2
A1
A2
A3
Pendahuluan
B1
B2
B1
B2
A2
A1
A3
B2
B1
B2 A3 B1
A2
A1
A1
A2
A3
A1
A2
A3
Sedangkan pada kedua jaringan tersebut terdapat dua klasifikasi trafik yaitu tipe
homogen dan tipe heterogen. Tipe trafik homogen digunakan untuk menggambarkan
layanan telekomunikasi klasik yang berdasarkan transmisi voice dan switching. Tipe
Pendahuluan
trafik heterogen termasuk trafik streaming dari sumber yang berbeda ( voice, audio,
video, data) ke sebuah jaringan tunggal. Dengan menggunakan klasifikasi ini secara
umum terdapat empat tipe dari jaringan telekomunikasi yaitu:
a. Jaringan circuit switch dengan trafik homogen
b. Jaringan circuit switch dengan trafik heterogen
c. Jaringan packet switch dengan trafik homogen
d. Jaringan packet switch dengan trafik homogen
Paket switch
Contoh : trafik
data
Circuit switch
Contoh : trafik
telepon
Flow level
Contoh: TCP,
UDP
Paket level
Contoh: IP
Elastik
Contoh: TCP
Streaming
Contoh: UDP
2.1
Tujuan Instruksional
Pembaca
2.2
Definisi
Kriiii.ng
756418
7565933
PSTN
2.3
Besaran trafik
Dalam konsep dasar trafik terdapat besaran trafik yang digunakan dalam
analisis suatu jaringan diantaranya yaitu, laju kedatangan, holding time, laju
pelayanan, volume trafik dan intensitas trafik :
2.3.1
fasilitas selama periode tertentu atau umlah rata-rata panggilan yang ditawarkan per
satuan waktu. Laju kedatangan biasanya dinotasikan dengan lambda ( ).
c
T
(2.1)
2.3.2
saluran, lamanya sebuah panggilan atau waktu pelayanan. Waktu pelayanan ini
termasuk, lamanya suatu percakapan berlangsung, waktu call setup, waktu menuggu
(jika ada) dan waktu untuk overhead[ 17]. Diagram waktu genggam bisa dilihat pada
gambar 2.3, holding time terjadi pada selang waktu To-T1 dan T2-T3.
sibuk
idle
waktu
T0
T1
T2
T3
Contoh dalam sebuah sambungan telepon, rata-rata holding time adalah ratarata dari waktu dial, ring to answer dan sebagainya seperti ditunjukkan pada tabel
2.1 dan gambar 2. 4 [17]:
Outgoing call
Incoming call
1-7 detik
1 detik
5-12 detik
5 detik ( @10pulse/detik+
Network callsetup
1-3 detik
1-3 detik
Ringing time
12 detik ( 2 ring)
12 detik ( 2 ring)
Operator answer
5-8 detik
5-8 detik
Ringing at station
12 detik ( 2 ring)
12 detik ( 2 ring)
Conversation time
Variable
Variabel
2.3.3
Volume trafik
Volume trafik didefinisikan sebagai total waktu pendudukan dari seluruh
Jika, c adalah panggilan dan hi adalah waktu pendudukan suatu saluran oleh
suatu panggilan (holding time) ke i, maka :
10
V hi
i 1
(2.2)
atau volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan (c) dengan
rata-rata waktu pendudukan saluran (h).
V ch
(2.3)
Contoh 2.1:
Jika 50 panggilan dibangkitkan dalam 1 jam dengan rata-rata waktu pendudukan 3
menit maka volume trafik yang diperoleh adalah :
3*50 = 150 panggilan menit atau 150/60 = 2,5 panggilan jam
2.3.4.
Intensitas trafik
Dalam teori trafik biasanya kata trafik digunakan untuk menyatakan
intensitas trafik yaitu trafik persatuan waktu. Intensitas trafik didefinisikan sebagai
jumlah waktu pendudukan per satuan waktu pengamatan (T).
Definisi intensitas menurut ITU-T (1993[34]) adalah sebagai berikut [1]:
The instantaneous traffic intensity in a pool of resources is the number of busy
resources at a given instant of time.
Resources atau seumber daya yang dimaksud dapat berupa sebuah grup
server atau grup saluran trunk. Dengan statistik intensitas trafik dapat dihitung untuk
periode T, dengan rata-rata intensitas trafik adalah :
(2.4)
11
Dimana :
n(t) menyatakan jumlah saluran yang sedang terpakai pada waktu t.
Y (T) adalah Carried traffic (Y = Ac) yaitu trafik yang dibawa oleh group
server selama interval waktu T.
Dalam aplikasi yang dimaksud intensitas trafik adalah rata-rata intensitas trafik .
Intensitas trafik sama dengan :
V
T
(2.5)
ch
T
(2.6)
atau
Dalam model teori trafik terdapat konsep offered traffic. Trafik ini adalah
trafik yang dibawa jika tidak ada trafik yang ditolak (jika jumlah server tidak
terbatas ~ unlimited)
Trafik yang ditawarka (offered traffic) adalah nilai teoritis dan tidak dapat
diukur, nilai trafik ini hanya dapat diestimasi. Secara teoritis diperlukan dua
parameter berikut :
1. intensitas panggilan ~ yang berarti jumlah rata-rata panggilan yang
ditawarkan per satuan ,
2. rata-rata waktu layanan ( mean service time ) atau holding time.
12
A.K Erlang yang telah mengenalkan teori trafik (thn 1909) maka intensitas trafik
diberi satuan Erlang.
Satuan erlang didefinisikan sebagai [9] :
(1) Satuan dari trafik telepon . Persentase dari rata-rata penggunaan saluran atau
sirkit ( atau kanal) atau
(2) Perbandingan dari waktu sebuah sirkit dipakai (volume trafik) dan waktu
pengamatan. Trafik yang memakai sebuah sirkit selama satu jam sama dengan 1
erlang.
Suatu trafik dikatakan 1 Erlang bila ada satu saluran diduduki secara terus-menerus
selama periode pengamatan. (Biasanya periode pengamatan diambil 1 jam yaitu
pada jam sibuk)
jika intensitas trafik dari sebuah saluran pelanggan 1 erlang maka saluran
tersebut dipakai selama 60 menit dalam 1 jam.
Jika sebuah saluran tersebut digunakan 3 menit dalam satu jam maka intensitas
trafiknya 50 mErlang .
Intensitas trafik maksimum dari sebuah saluran 2-Mbps (30 PCM channels)
adalah 30 erlang, dimana seluruh kanal digunakan selama 60 menit dalam 1
jam.
Contoh 2.2 :
Dalam sebuah group sirkit,masing-masing dipakai selama 30 menit dalam
pengamatan 2 jam.hitung trafik yang dibawa oleh group tersebut:
Penyelesaian:
Trafik yang dibawa per sirkit = durasi pemakaian / total durasi
= 30 menit / 120 menit
= 2,5 Erlang
13
Contoh 2.3:
sebuah group yang terdiri dari 20 server membawa trafik 10 E, jika rata-rata durasi
dari panggilan adalah 3 menit, hitung jumlah panggilan yangdilewatkan oleh satu
server dan oleh group tsb selama periode 1 jam.
Penyelesaian:
Trafk per server (A)
= 10 / 20
= 0,5 E
=.h
= 2 panggilan/menit . 2 menit/panggilan
= 4 Erlang
Contoh 2. 5:
Misalkan ada suatu sentral. Asumsikan bahwa rata-rata terdapat 1800 panggilan baru
dalam 1 jam, rata-rata waktu pendudukan adalah 3 menit (ini sama dengan h)
maka :
= 1800 panggilan/jam = 1800 panggilan/30 menit
Maka intensitas trafik adalah
A = 1800x3/60 = 90
Jika rata-rata waktu pendudukan naik dari 3 menit menjadi 10 menit, maka
A= 1800 x 10/60 = 300
14
Contoh 2.6:
Panggilan dilakukan pada jam 2.00 antara sebuah computer sentral dan sebuah
terminal data. Diasumsikan hubungan berlangsung secara kontinyu dan data
ditransfer dengan kecepatan 34 kbit/s. Berapa intensitas trafik (dalam erlang) jika
panggilan selesai pada 2.45 ?
contoh 2.7:
Sebuah grup terdiri dari 20 pelanggan, membangkitkan 50 panggilan dengan ratarata holding time 3 menit. Berapa rata-rata trafik per pelanggan ?
Dalam penjelasan contoh-contoh di atas, trafik dapat dihitung dalam 2 cara yaitu ;
Intensitas trafik juga diukur dengan cara yang lain. Contoh ukuran lain yaitu
CCS (centum call second), CS (call second) dan CM (call menit), yang semuanya
menunjukkan perkalian panggilan dan waktu . CCS diukur dalam setiap 100 detik,
CS dalam setiap detik dan CM setiap menit
1 E = 36 CCS = 3600 CS = 60 CM
Contoh 2. 8:
Seorang pelanggan membuat 3 panggilan telepon, selama 3 menit, 4 menit dan 2
menit dalam periode 1 jam. Hitung trafik pelanggan dalam erlang, CCS, CS dan CM
Penyelesaian
15
Trafik dalam CS
= (3 + 4 + 2) x 60 detik / 1 detik
= 540 CS
Trafik dalam CM
CCS sebagai ukuran intensitas trafik hanya valid digunakan pada sirkit telepon.
Untuk mendukung layanan voice, data dan lainnya lebih baik digunakan Erlang.
Satuan trafik yang lainnya dan konversi dengan satuan erlang dapat dilihat pada
tabel 2.3
16
Satuan
Erlang
CCS
ARHC
TU
HCS
EBHC
VE
UC
1 Erlang
1 TU
36
30
1
36
5
36
1
30
6
5
1 VE
1 CCS
1 HCS
1 UC
1 ARHC
1 EBHC
TU
= Traffic unit
Harga
VE
= Verkehrseinheit
pendudukan rata-rata
CCS
HCS
UC
= Unit call
100 detik
ARHC =
Appels
reduits
lheure
Harga
yang
yang
menunjukkan
menunjukkan
jumlah
jumlah
pendudukan rata-rata
chargee
Agner Krarup Erlang lahir pada tahun 1878 di Lnborg, Denmark. Beliau
adalah pioner dalam studi trafik telekomunikasi. pada 1909, beliau
mempublikasikan pekerjaan pertamanya: The Theory of Probabilities and
Telephone Conversations. Erlang tidak pernah menikah. Beliau bekerja untuk
Copenhagen Telephone Company selama 20 tahun sampai meninggal tahun
1929. dari tahun 1940 an, Erlang menjadi satuan dari trafik telekomunikasi
dan formula ini masih digunakan sampai sekarang dalam merancang jaringan
telekomunikasi.
17
panggilan
100
80
60
Series1
40
20
0
1
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
waktu
Variasi trafik ini sangat relatif, tergantung pada area dimana data
dikumpulkan. Biasanya untuk area yang mempunyai karakteristik yang sama, variasi
dari beban trafiknya mirip. Sebagai contoh, untuk area perkantoran, pada pagi hari
dari jam 00 sampai dengan jam 6 pagi hampir tidak ada trafik, tarfik mulai ada
setelah jam 6 pagi dan sampai puncaknya pada jam 10 dan jam 12. setelah jam 12
trafik mulai menurun karena biasanya digunakan untuk istirahat makan siang dan
trafik tinggi lagi setelah istirahat selesai dan akan menurun ketika mendekati jam
pulang kerja sekitar jam 17.00. Karakter trafik ini berbeda sekali untuk area
perumahan, dimana trafik puncaknya terjadi sore hari ketika orang-orang sudah
pulang ke rumah. Variasi trafik dalam 24 jam seperti ditunjukan pada gambar 2.5 .
18
40
jumlah panggilan
35
30
25
20
Series1
15
10
5
0
1
11
13
15
17
19
21
23
a. TCBH
Berdasarkan TCBH, jam sibuk sama dengan 60 menit dalam sehari yang
mempunyai rata-rata trafik tertinggi. Trafik ini diukur pada hari kerja, dengan
mengabaikan hari libur dan hari abnormal.
Contoh perhitungan TCBH adalah sebagai berikut:
19
Contoh 2.8.
Terdapat data trafik dari jam 9.00 sampai dengan jam 16.00 dari hari senin
s/d jumat sebagai berikut:
Hari/jam
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Senin
304
248
368
392
351
289
285
194
Selasa
334
240
360
334
305
219
280
170
Rabu
314
201
335
360
342
299
235
143
Kamis
305
224
361
329
315
239
287
116
Jumat
297
242
308
391
300
298
255
125
Total
1554
1155
1732
1806
1613
1404
1342
748
Berdasarkan TCBH, trafik pada jam yang sama dijumlahkan. Total trafik
terbesar pada jam tersbut dipilih untuk menentukan jam sibuk, maka pada contoh di
atas jam sibuk adalah jam 12.00 dan besarnya trafik1806 dan trafik rata-rata: 1806 :
jumlah panggilan
2000
1800
1600
Senin
1400
1200
1000
800
600
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Total
400
200
0
9
10
11
12
13
14
15
16
jam
20
b. BBH
Pada BBH, hanya trafik puncak yang diperhitungan. Hanya satu puncak dalam I
hari, I dalam I minggu, 1 dalam satu bulan dan 1 dalam satu tahun. Contoh
perhitungan BBH adalah sebagai berikut :
Contoh 2.9
Terdapat data trafik dari jam 9.00 sampai dengan jam 16.00 dari hari senin s/d
jumat sebagai berikut:
Hari/jam
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Senin
304
248
368
392
351
289
285
194
Selasa
334
240
360
334
305
219
280
170
Rabu
314
201
335
360
342
299
235
143
Kamis
305
224
361
329
315
239
287
116
Jumat
297
242
308
391
300
298
255
125
450
jumlah panggilan
400
350
Senin
300
Selasa
250
Rabu
200
Kamis
150
Jumat
100
50
0
9
10
11
12
13
14
15
16
jam
21
Pada perhitungan dengan BBH, dipilih trafik terbesar tiap harinya. Trafik
terbesar tiap hari tersebut dijumlahkan dan hasil penjumlahkan dibagi dengan jumlah
hari uantuk mendapatkan besar trafik. Dari contoh di atas besar trafik adalah :
392+360+360+361+391=1864:5 = 372.8
2.7 Latihan :
1. Jika 100 panggilan dibangkitkan dalam 1 jam dengan rata-rata waktu
pendudukan 3 menit. Hitung volume trafik.
2. Dalam sebuah group sirkit,masing-masing dipakai selama 30 menit dalam
pengamatan 2 jam. Hitung intensitas trafik yang dibawa oleh group tersebut:
3. Sebuah group yang terdiri dari 20 server membawa trafik 10 E, jika rata-rata
durasi dari panggilan adalah 3 menit, hitung jumlah panggilan yang dilewatkan
oleh satu server dan oleh group tsb selama periode 1 jam.
4. Dalam waktu pengamatan 20 menit, 40 pelanggan membangkitkan panggilan.
Durasi total panggilan 4800 detik. Hitung beban trafik yang ditawarkan oleh
pelanggan ke jaringan dan rata-rata trafik pelanggan
5. Sebuah grup terdiri dari 20 pelanggan, membangkitkan 50 panggilan dengan
rata-rata holding time 3 menit. Berapa rata-rata trafik per pelanggan ?
10. Dalam sebuah group mempunyai 10 server, masing-masing mempunyai
okupansi 30 menit dalam setiap pengamatan dengan interval 2 jam. Berapa trafik
yang dapat dibawa oleh group tersebut ?
11. Sebuah group mempunyai 20 server membawa trafik sebesar 10 E. jika rata-rata
panggilan 3 menit, hitung jumlah panggilan yang dapat dibawa oleh setiap server
selama satu jam.
12. Dalam selang 1 jam, tiap seperempat jam yang berurutan terdapat data sbb :
jam
jam
jam
jam
20
30
50
40
Berapa intensitas trafik rata-rata dalam selang 1 jam tersebut bila data
tersebut berupa :
22
a. intensitas trafik
b. volume trafik
c. jumlah pendudukan rata-rata dimana waktu pendudukan rata-rata 5
menit
13. Sebuah group mempunyai 4 buah server. Dalam pengamatan selama 3 jam. Dua
server mempunyai okupansi 20 menit, dua server yang lain mempunyai okupansi
40 menit. Berapa beban trafik graoup tersebut ?
14. Terdapat data sebagai berikut : 5 4 5 6 0 10. bila data tersebut merupakan
data pemakaian satu saluran (dalam menit) dalam satu jam. Berapa utilitas dari
saluran tersebut ?
15. jika suatu paket (panjang 3.600 karakter ) datang ke system dengan rate 10 per
menit, ditransmisikan pada link dengan kecepatan 9.600 bps dan panjang per
karekter 8 bit, maka besar utilisasi sama dengan.
16. Suatu operator mempunyai 100 pelanggan. Tiap-tiap pelanggan rata-rata
melakukan panggilan 2 kali dalam satu jam. Operator tersebut mempunyai 4
server dan mampu melayani 250 panggilan per jam tiap servernya. Berapa lama
rata-rata waktu pelayanan per panggilan?
17. Terdapat data sebagai berikut : 5 4 5 6 0 10, bila data tersebut merupakan
data pemakaian dua saluran (dalam menit) dalam satu jam. Berapa utilitas dari
tiap saluran tersebut ?
18. Pengamatan dalam 10 hari dan tiap hari dari jam 9.00 s/d 14.20 terdapat data
jumlah pendudukan seperti table di bawah ini :
9.00-
9.20-
9.40-
10.00-
10.20-
10.40-
11.00-
11.20-
9.20
9.40
10.00
10.20
10.40
11.00
11.20
11.40
12
14
11
16
13
13
10
8
15
12
18
15
13
19
15
17
12
15
20
14
22
20
16
24
17
18
14
17
21
16
20
20
18
26
20
19
17
19
24
18
14
13
20
25
21
20
19
20
25
20
13
12
16
20
20
18
20
18
20
19
12
11
14
17
16
14
11
14
18
15
10
12
10
14
12
11
10
8
12
10
23
11.40-
12.00-
12.20-
12.40-
13.00-
13.20-
13.40-
14.00-
12.00
12.20
12.40
13.00
13.20
13.40
14.00
14.20
12
14
11
14
15
20
24
10
15
12
18
15
13
20
15
11
17
15
20
14
22
20
16
23
15
14
10
18
21
16
20
20
18
20
19
28
25
24
24
18
14
13
20
12
18
27
25
25
25
20
13
12
16
20
21
22
23
24
20
19
12
11
14
16
17
18
20
21
18
15
10
12
10
15
15
14
15
12
12
10
24
Derajat pelayanan
Setiap orang adalah pemimpin dan akan dipertanggungjawabkan kepemimpinannya.
(Muhammad Saw)
derajat
pelayanan atau grade of service (GoS, ketersediaan atau quality of the service) yang
diterima. GOS tergantung pada kapasitas jaringan yang dapat melayani permintaan
pelanggan.
sebagai ukuran dari seberapa besar panggilan yang sukses atau ditolak.
SN
25
Derajat Pelayanan
3.2.1
Nilai offered trafik ini adalah nilai teoritis dan tidak dapat diukur, hanya mungkin
diestimasi dari carried traffic
Offered load = carried load/(1 - blocking factor)[17]
(3.1)
Sayangnya, rumus ini tidak menghitung panggilan yang mencoba mengulang ketika
panggilan sebelumnya ditolak, jika panggilan yang mencoba mengulang
diperhitungkan dapat digunakan rumus berikut :
Offered load = carried load * OAF
(3. 2)
3.2.2
teori, satu trunk dapat menangani 36 CCS atau satu erlang trafik per jam. Tetapi
kasus seperti
random, hal
pelanggan lain berakhir. Dalam praktek, trunk hanya bisa menangani sebagian kecil
dari total kapasitas karena ada waktu kosong menunggu pelanggan minta dilayani.
26
Derajat Pelayanan
Contoh 3.1 :
Terdapat pendudukan Empat buah trunk seperti pada gambar 3.2 hitung volume,
intensitas dari carried traffic dan berapa rata-rata waktu pendudukan ?
2 menit
2 menit
3 menit
1
3 menit
4 menit
1 menit
1 menit
2
1 menit
7 menit
1 menit
3
15 menit
4
15 menit
Penyelesaian :
Volume trafik = total waktu pendudukan = 40 menit = 2.67 erlang jam
Rata-rata waktu pelayanan
3
1
1
1
1
4
4
1
1
.
1
3
5 6 7
1
1
1
1
1
1 1 1
3 1 4
8
1
1
1
1
4
10
11
1
1
1
3
1
1
1
3
1
1
2
12
1
1
1
1
4
13
1
1
1
3
14
1
1
1
3
total
15 waktu
7
9
9
1
15
1
40
27
Derajat Pelayanan
4
saluran
3
2
jumlah pendudukan
1
0
1
7 8 9 10 11 12 13 14 15
w aktu (menit)
3.2.3
Loss traffic atau trafik yang hilang adalah selisih antara offered traffic dan
carried traffic. Trafik ini merupakan trafik yang tidak dapat dibawa oleh system
dikarenakan system blocking
3.2
trafik yang dibawa atau dilayani oleh jaringan lebih kecil dari trafik yang ditawarkan
sesungguhnya ke jaringan. Kelebihan trafik yang tidak mampu dilayani oleh jaringan
akan ditolak atau dibuang. Jumlah trafik yang ditolak oleh jaringan digunkan sebagai
indek dari kualitas pelayanan dari jaringan yang disebut dengan grade of service
(GOS) atau B.
Grade of Service didefinisikan sebagi perbandingan trafik yang hilang (ditolak)
dengan trafik yang ditawarkan ke jaringan.
GOS = B
R
A
(3. 3)
atau
28
Derajat Pelayanan
AY
A
(3.4)
Semakin kecil nilai GOS, maka semakin baik pelayanan. GOS yang
direkomendasikan di Indonesia (telkom) sebesar 0.01 atau 1 %, artinya satu
panggilan gagal setiap 100 panggilan datang. Biasanya setiap common subsystem
dalam jaringan mempunyai nilai GOS. GOS pada jaringan penuh ditentukan oleh
nilai GOS tertinggi dari setiap sub system jaringan. Nilai Gos pada persamaan 3.3
dan 3.4 hanya berlaku jika panggilan dilewatkan langsung dari sentral asal ke sentral
tujuan tanpa melewati sentral transit atau sentral tandem. Sepeti ditunjukkan pada
gambar 3. 4
Kriiii.ng
Sentral tujuan
Sentral asal
Sentral asal
7565933
Pada rute langsung, sentral asal dan sentral tujuan terhubung secara langsung .
dalam hubungannya, pengirim hanya melewati satu link untuk sampai ke penerima.
Jika panggilan terpaksa harus melewati sentral transit seperti ditunjukan pada
gambar 3.5 maka nilai GOS menjadi berbeda
29
Derajat Pelayanan
Kriiii.ng
Sentral Tujuan
Sentral asal
7565933
Sentral Tandem
Bila dalam hubungannya, sentral asal sampai sentral tujuan hanya melewati
satu sentral tandem, maka ada 2 link yang harus dilalui yaitu : link originatingtandem dan tandem-destination. Dalam hubungan 2 link ini, probabilitas blocking
(B) yang terjadi adalah sebagai berikut :
B2
B1
A
y3
y2
Y1
R1
B3
R2
R3
R1 A.B1
(3.5)
30
Derajat Pelayanan
Y1 A R1
A A.B1 A(1 B1 )
(3.6)
Y2 Y1 R2
Y1 Y1 .B2
Y1 (1 B2 )
A(1 B1 )(1 B2 )
(3.7)
Btotal
Rtotal A Y2
A
A
Btotal
A A(1 B1 )(1 B2 )
A
(3.8)
Bsystem B1 B2
(3.9)
Bila sentral asal sampai sentral tujuan dalam hubungan melewati sebanyak N link,
maka probabilitas blocking yang terjadi adalah:
Btotal Bk
(3.10)
K 1
31
Derajat Pelayanan
CCR
panggilan sukses
BHCA
(3.11)
BHCR
panggilan sukses
jumlah pelanggan
(3.12)
Contoh 3.2 :
sebuah sentral telepon melayani 2000 pelanggan, jika rata-rata BHCA 10.000 dan
CCR 60 %. Hitung BHCR.
32
Derajat Pelayanan
Penyelesaian :
Panggilan sukses
= BHCA x CCR
= 10.000 x 0,6
= 6000
BHCR
3.4
Probability of Blocking
Blocking terjadi jika lebih dari n pelanggan membuat percakapaan dalam
waktu yang bersamaan. Untuk probabilitas panggilan yang tidak sukses, operator
mendefinisikan nilai target tertentu, dimana nilai probabilitas panggilan tidak sukses
ini adalah nilai tertentu yang dapat diterima oleh pelanggan. Semakin kecil nilai
probabilitas blocking ini maka semakin banyak kapasitas yang harus dibangun di
jaringan.
Probabilitas Blocking didefinisikan sebagi probabilitas seluruh saluran
(server) dalam system sedang sibuk. Jika seluruh saluran sibuk, tidak ada trafik yang
bisa dilayani oleh system dan panggilan yang datang akan ditolak. Secara sepintas
GOS dan PB adalah sama tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaan GOS dan PB terlihat
pada contoh berikut :
Contoh 3.4;
Untuk jumlah saluran (server) sama dengan jumlah pelanggan akan menghasilkan
GOS sama dengan nol, dimana setiap pelanggan selalu dapat dilayani tetapi
probabilitas dimana seluruh saluran sibuk, maka probabilitas blocking tidak sama
dengan nol.
33
Derajat Pelayanan
3. 5
Kemacetan (congestion)
Banyaknya
telekomunikasi
panggilan
melebihi
atau
trafik
kapasitas
yang
jaringan
ditawarkan
menyebabkan
ke
jaringan
kemacetan
(congestion). Kemacetan ini menyebabkan adanya trafik yang harus dibuang atau
tidak bias dilayani. Secara umum kemacetan jaringan diukur dalam 3 parameter
yaitu kemaccetan waktu (time congestion), kemacetan panggilan (call congestion)
dan kemacetan trafik (traffic congestion)
3.5.1
Kemacetan waktu
Kemacetan waktu adalah probabilitas seluruh saluran sibuk, kemacetan ini
diukur dengan perbandingan total waktu seluruh saluran sibuk dengan total waktu
pengamatan
(3.13)
3.5.2
Kemacetan panggilan
Kemacetan panggilan adalah probabilitas panggilan yang ditawarkan ke
jaringan akan ditolak, kemacetan ini diukur dengan perbandingan panggilan yang
ditolak dengan total penggilan yang ditawarkan ke jaringan
(3.14)
3.5.3
Kemacetan Trafik
Kemacetan trafik adalah probabilitas trafik yang ditawarkan ke jaringan
akan ditolak, kemacetan ini diukur dengan perbandingan trafik yang ditolak
dengan total trafik yang ditawarkan ke jaringan
(3.15)
34
Derajat Pelayanan
1
2
Nx M
1
2
(N > M)
M
N
35
Derajat Pelayanan
M dalam contoh di atas, secara ekonomis dapat diterima dan pelanggan puas
dijelaskan kemudian.
3.6
harus melibatkan banyak node atau sentral. Begitu pula algoritma routing yang
digunakan sering tidak sederhana. Tingkat pelayanan (GoS) hubungan antara suatu
node ke node yang lain akan sangat dipengaruhi oleh jalan dan node yang dilaluinya.
Salah satu metode yang dipakai untuk menganalisis GoS node ke node adalah
metode Gaudreau. Metode ini diperkenalkan oleh Manon Gaudreau, secara umum
bekerja dengan memperhatikan blocking tiap link dan mempertimbangkan
parameter routing yang dilalui.
Asumsi yang digunakan pada metode ini adalah :
Tidak boleh ada trafik yang melalui sentral (node) yang sama sampai dengan
dua kali atau lebih.
3.6.1
T
B(o,d,a,T)
a
F
a
B(o,d,a,b)
B(o,d,b,F)
36
Derajat Pelayanan
37
Derajat Pelayanan
= bila.a d dan b 0
1 w 1 Pa, b 1 w Bo, d , b, F o, d , a, b w
1 w Pa, b w Bo, d , a,T o, d , a, b
o
(3.17)
dengan :
wx
wx
Forward Matrix
Forward matrix adalah matriks bujur sangkar dimana elemen-lemen
38
Derajat Pelayanan
Transit Matrix
Transit matrix adalah matriks bujur sangkar dimana elemen-lemen
Contoh 3.5:
Tentukan End to End GOS B (1,4,1,4) pada struktur jaringan pada Gambar 3.9
berikut , Dengan asumsi bloking sentral diabaikan dan probabilitas bloking tiap
saluran : p = 0,1
39
Derajat Pelayanan
Sentral 3
Sentral 2
Sentral 1
40
Derajat Pelayanan
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
41
Derajat Pelayanan
= 0,09 + 0,1
= 0,19
B(1,4,1,2) = 0,1 B(1,4,2,3) + 0,1
= 0,1 x 0,19 +0,1
= 0,019 + 0,1
= 0,119
B(1,4,1,3) = 0,9 B(1,4,3,4) + 0,1 B(1,4,1,2)
= 0,09 + 0,119
= 0,209
B (1,4,1,4) = 0,1 B(1,4,1,3)
= 0,1 x 0,209
= 0,0209
0,4
0,2
0,2
0,3
1
0,1
42
Pemilihan
Model Trafik
Andrej Markov (1856 1922)
4.1
Tujuan Instruksional
Pembaca memahami cara pemilihan model trafik, mengetahui parameter-
parameter yang digunakan dan dapat menentukan model trafik untuk perhitungan
analisa jaringan.
4.2
kedatangan trafik. Pola kedatangan trafik penting untuk pemilihan model trafik
karena kedatangan trafik yang utama adalah sebagai berikut :
a. pola kedatangan panggilan smooth ( smooth call arrival pattern)
b. pola kedatangan panggilan peak ( peak call arrival pattern)
43
44
variasi trafik yang besar. Waktu pendudukan (holding time) dan waktu antar
kedatangan (interarrival time) dapat diprediksi. Sebagai contoh dalam merancang
sebuah jaringan voice untuk layanan informasi, dimana agen-agen menghabiskan
seluruh waktunya untuk menelpon. Misalnya dalam hal ini dapat diperkirakan
terdapat 30 panggilan berurutan setiap 2 menit. Dalam hal ini diperlukan satu
trunk untuk menangani panggilan dalam 1 jam
44
45
kedatangan ini disebut juga pola kedatangan hyper-exponential . Pola peaked trafik
biasanya untuk menggambarkan kedatangan trafik pada keadaan beban trafik yang
sangat tinggi seperti trafik pada hari raya keagamaan, hari kemerdekaan dan
sebagainya. Pola puncak ini perlu diketahui untuk menyediakan cadangan sumber
daya sehingga tidak terjadi bloking yang terlalu besar. Untuk contoh, untuk
menangani 30 panggilan diperlukan 30 trunk.. Distribusi probabilitas pada pola
puncak seperti pada gambar 4.3
45
46
Pola trafik acak adalah benar-benar acak. Pola ini disebut juga dengan distribusi
poisson atau distribusi exponensial. Pola trafik random terjadi dalam keadaan
dimana terdapat beberapa pemanggil, masing-masing membangkitkan trafik. Pola
trafik ini dapat ditemukan pada lingkungan sentral atau PABX. Distribusi
probabilitas pada pola acak seperti ditunjukkan pada gambar 4.5
46
47
Random poisson
Kedatangan dan berakhirnya panggilan pada jaringan telepon secara random,
sering diasumsikan bahwa kedatangan panggilan terjadi sesuai dengan proses
poisson, dimana probabilitas k panggilan datang dalam waktu t adalah :
t k t
P t
e
k
k!
(4.1)
dengan laju kedatangan panggilan per satuan waktu dan laju berakhirnya
panggilan per satuan waktu. Jumlah panggilan yang berakhir pada periode T
adalah :
t k t
P t
e
k
k!
(4.2)
47
48
Contoh 4.1:
Sebuah sentral telepon lokal biasanya menerima 4 panggilan per menit dan rata-rata
6 panggilan berakhir per menit. Berapa (a) probabilitas terdapat 8 panggilan datang
dan (b) probabilitas 8 panggilan berakhir dalam selang waktu 30 detik ?
Penyelesaian :
(a) = 4/menit = 1/15 detik
jika t =30 detik maka t = 2 sehingga probabilitas 8 panggilan datang dalam
selang waktu 30 detik adalah
4.3
segera. Sebuah panggilan dapat dipertimbangkan sebagai block call jika panggilan
tersebut dirutekan lagi ke trunk group yang lain atau disimpan dalam antrian.
Penanganan block call menentukan model yang akan dipilih karena penanganan
block call yang berbeda menghasilkan beban trafik yang berbeda
Trafik yang dilayani
Trafik yang ditawarkan
LCR
LCH
LCC
LCD
48
49
2 sumber trafik
10 menit
Sumber 1
Offered Traffic
Sumber 2
Offered Traffic
Hanya 1 saluran
Traffic
Carried
2 2
49
50
50
51
2 sumber trafik
10 menit
Sumber 1
Offered Traffic
Sumber 2
Offered Traffic
Hanya 1 saluran
Traffic
Carried
51
52
Pada system ini panggilan yang di blok akan ditunda sampai system selesai
melayani panggilan yang sebelumnya. Penanganan panggilan pada system LCD
diilustrasikan pada gambar 4.10.
Terdapat dua sumber trafik yang menginginkan pelayanan. Sumber pertama
membangkitkan trafik pada menit pertama dan keempat masing-masing selama 2
menit. Sumber kedua membangkitkan trafik pada menit kedua selama 2 menit dan
menit ketujuh selama 1 menit. Jumlah saluran yang melayani hanya terdiri dari satu
saluran. Sehingga panggilan yang dibangkitkan oleh sumber pertama pada menit ke
2 tidak bisa langsung dilayani. Pada system LCD jika panggilan datang ketika masih
ada panggilan yang sedang dilayani maka panggilan tersebut ditunda sampai
panggilan sebelumnya selesai dilayani. Terlihat pada gambar pada menit ke 2
sampai ke 3 panggilan pertama dari sumber kedua ditunda. Perhitungan trafik pada
kasus ini adalah sebagai berikut :
52
53
2 sumber trafik
10 menit
Sumber 1
Offered Traffic
Sumber 2
Offered Traffic
Hanya 1 saluran
Traffic
Carried
loss systems
pada sistem ini panggilan yang tidak dapat ditangani akan ditolak dengan
diberikan/ ditandai adanya busy tone. Penanganan LCH, LCC dan LCR temasuk
pada mekanisme ini
queueing systems
53
54
pada sistem ini panggilan yang tidak dapat ditangani diantrikan. Sistem
antrian digunakan dalam jaringan telepon untuk menentukan berapa lama
pelanggan boleh menunggu (berapa buffer yang harus disediakan), karena jika
terlalu lama maka pelanggan akan kehilangan kesabaran. Yang termasuk
mekanisme ini LCD
Oveflow sistem
Dimana panggilan yang tidak dapat ditangani diluapkan ke rute lain. Overflow
systems membuat alternative routing circuit groups atau
paths untuk
1
Tempat antrian (buffer)
2
Q
1
3
4
Panggilan yang
mengulang
( lost call return)
5
Panggilan yang
dihilangkan
( lost call clear)
4.4
terdapat satu sumber panggilan dan satu saluran, maka probabilitas bloking dari
panggilan adalah nol. Jumlah sumber trafik semakin meningkat, probabilitas
bloking semakin meningkat pula. Jumlah dari sumber trafik sangat menentukan
ukuran dari PABX, sentral dan perangkat yang lainnya.
54
4.5
55
Beberapa model trafik diambil dari penghitungan holding time dari panggilan,
tetapi kebanyakan model trafik tidak menggunakannya karena diasumsikan
holding time eksponensial. Secara umum penggilan yang mempunyai holding
time pendek lebih banyak dari panggilan yang mempunyai holding time lama, ini
berarti bahwa holding time suatu panggilan mempunyai distribusi eksponensial
negatif.
Waktu lamanya pembicaraan telepon adalah variabel acak yang kontinyu,
yang mempunyai nilai tidak negatif. Pengukuran menunjukkan bahwa bila h adalah
harga rata-rata dari lamanya pembicaraan dan T adalah waktu lamanya pembicaraan
dari suatu panggilan yang acak, maka probabilitas lamanya suatu panggilan kurang
dari waktu t adalah
PT t 1 e t / h
(4.3)
Contoh 4.5:
Jika dalam jaringan telepon diketahui hoding time rata-rata 2 menit. Hitung
berapa probabilitas suatu panggilan
a. Kurang dari 0.5 menit
b. Kurang dari 1 menit
c. Kurang dari 1.5 menit
d. Lebih dari 2 menit
Penyelesaian :
a.
b.
c
55
56
d.
Setelah menentukan pola kedatangan panggilan dan menentukan block call,
jumlah sumber (saluran) dan holding time, maka langkah selanjutnya adalah
memilih model trafik yang sesuai (yang mendekati). Tidak ada model trafik yang
benar-benar tepat untuk menggambarkan situasi yang sebenarnya. Beberapa
model trafik berdasarkan dari parameter di atas adalah sebagai berikut :
Pemilihan model
trafik
terbatas
Tak terbatas
Jumlah sumber trafik
held
held
clear
Penanganan panggilan
clear
Penanganan panggilan
delay
delay
Model Poisson
Model erlang B
Model Binomial
Waktu pendudukan
panggilan
eksponensial
Model Engset
Formula delay
konstan
Model
CrommelinPollazek
Model Erlang C
perbandingan model
trafik
sumber
Pola
Penanganan
Holding
kedatangan
panggilan gagal
Times
56
Poisson
Infinite
Random
Held
Exponential
Erlang B
Infinite
Random
Cleared
Exponential
Extended Erlang B
Infinite
Random
Retried
Exponential
Erlang C
Infinite
Random
Delayed
Exponential
Engset
Finite
Smooth
Cleared
Exponential
EART/EARC
Infinite
Peaked
Cleared
Exponential
Neal-Wilkerson
Infinite
Peaked
Held
Exponential
Crommelin
Infinite
Random
Delayed
Constant
Binomial
Finite
Random
Held
Exponential
Delay
Finite
Random
Delayed
Exponential
57
57
58
jika tidak ada panggilan yang datang maupun berakhir. Perubahan kondisi akibat
proses kelahiran dan kematian seperti ditunjukkan pada gambar 4.13
Pada saat t
K-1
K+1
Pada saat t
Pada saat t
Pada saat t
= t
= t
= 1-t
= 1-t
Probabilitas yang terjadi di system pada kondisi k dalam waktu t+t adalah sebagai
berikut :
58
59
(
(4.4)
(4.5)
Dengan menyusun kembali persamaan 4 di dapatkan.
(4.6)
Untuk limit t0, di dapatkan
(4.7)
Persamaan 4.7 diperuntukkan seluruh nilai k1, untuk k=0, tidak ada panggilan di
dalam progress sehingga tidak ada panggilan yang dapat berakhir. Dengan kata lain
0=0, tidak ada kondisi -1. Oleh karena itu, untuk k= 0 persamaan 4. Dimodifikasi
menjadi
(4.8)
59
60
(4.9)
Dan proses kelahiran dan kematian menjadi stationer, sehingga persamaan proses
kelahiran dan kematian pada keadaan setimbang menjadi
untuk k 1
(4.10)
untuk k = 0
(4.11)
4.8
P(0)
P(1)
P(2)
P(3)
P(4)
60
P(0),P(1), P(N)
61
2. Jika dalam jaringan telepon diketahui hoding time rata-rata 3 menit. Hitung
berapa probabilitas suatu panggilan
a. Kurang dari 1 menit
b. Kurang dari 2 menit
c. Lebih dari 3 menit
61
Sistem Rugi
Simon Denis Poisson
Pada sistem rugi atau loss sistem panggilan yang tidak dapat ditangani oleh
jaringan akan ditolak dengan diberikan/ ditandai adanya busy tone. Penanganan
panggilan Loss Call Held, Loss Call Clear dan Loss Call Return temasuk pada
mekanisme ini. Model trafik yang termasuk pada sistem rugi adalah model poisson,
model erlang B dan model engset
5.2
Model Poisson
Dalam model poisson, panggilan datang ketika seluruh saluran sibuk (block
call) akan digenggam (held) sampai tersedia sebuah sirkit, pemanggil hanya
membuat satu panggilan. Model poisson berdasarkan asumsi berikut :
disiplin operasi :
sumber trafik tak terbatas
jumlah saluran yang melayani : ( panggila yang dating selalu dilayani)
Mean holding time terbatas = h
Rate rata-rata datangnya panggilan : (konstan)
61
Sistem Rugi
Berkas masuk
Berkas keluar
Switching network
s=
n=
5.2.1
kondisi pada model ini terjadi dari kondisi 0 sampai kondisi tak terhingga
dikarenakan asumsi jumlah saluran yang digunakan jumlahnya tak terhingga.
P(0)
P(1)
P(2)
P(3)
P(4)
62
Sistem Rugi
P(k ) 1
k 0
Ak
P(0) 1
k 0 k!
~
(5.1)
P(0)
1
~
k!
k 0
(5.2)
dimana :
Ak
eA
i
!
k 0
~
sehingga :
P(0) = e-A
(5.3)
63
Sistem Rugi
Ax eA
PN
N!
(5.4)
Dimana :
A= trafik yang ditawarkan kepada trunk
e= logaritmik natural (e= 2,7183)
Distribusi poisson digunakan untuk mendimensikan group trunk pilihan terakhir
(final trunk group) dimana panggilan yang diblok tidak ditawarkan kepada group
sirkit lainnya, dipakai dalam kasus erlang B dipakai.
Jika rata-rata pemakaian kanal adalah A (dalam Erlang), persamaan 5.4
memberikan juga nilai probabilitas jumlah kanal yang dipakai pada waktu
berlangsungnya panggilan. (dalam system ini, pada satu waktu, satu kanal hanya
dapat dipakai oleh satu panggilan, sehingga probabilitas jumlah kanal yang sedang
terpakai sama dengan probabilitas banyaknya panggilan yang sedang berlangsung).
Blocking terjadi jika seluruh n kanal terpakai atau kejadian (panggilan) melebihi
jumlah kanal).
Formula poisson dikenal juga dengan the Molina lost calls held trunking
formula,dengan probabilitas blocking sebagai berikut :
N 1
p(k n) 1 -
k 0
A x e-A
[
x!
(5.5)
Contoh 5.1
Hitung probabilitas bloking pada sistem poisson jika . Rata-rata intensitas trafik yang
ditawarkan A=1 Erlang dan jumlah kanal yang disediakan n=3.
64
Sistem Rugi
Penyelesaian:
Probabilitas bahwa seluruh kanal bebas (x=0) adalah P(0)=0,37, satu kanal dipakai
adalah P(1)=0,37 dan dua kanal dipakai adalah dipakai ( 1 kanal bebas) adalah
p(2)=0,18.
Contoh 5.2:
Total Trafik yang ditawarkan selama jam sibuk adalah 2 Erl (A = 2); dan jumlah
server (dalam hal ini saluran transmisi ) sebanyak 5 (n = 5), didapatkan probabilitas
blocking sebesar 5.3 % [P(x 5) = 0.053]. ini berarti bahwa, rata-rata selama jam
sibuk setiap 19 panggilan akan di block.
Contoh 5.3
Tentukan berapa saluran yang diperlukan jika suatu sentral kira-kira membuat dan
menerima 300 panggilan per hari dengan rata-rata holding time 4 menit (240
detik). Diinginkan probabilitas bloking atau GoS 1 %, diasumsikan pada jam
sibuk 20% panggilan terjadi pada jam sibuk.
Penyelesaian :
300 panggilan * 20% = 60 panggilan selama jam sibuk
Trafik yang ditawarkan : (60 panggilan * 240 detik)/3600 = 4 erlangs selama jam
sibuk
Dilihat pada table poisson pada trafik 4 erlang dan pada probabilitas bloking
0.81 persen (mendekati 1 persen), maka didapatkan 10 saluran.
Atau bisa dihitung dengan menggunakan formula poisson sebagai berikut :
65
Sistem Rugi
(N)
0.05
0.01
0.11
0.35
0.70
0.01
0.02
0.03
0.1
0.2
0.100
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
66
Sistem Rugi
Model erlang B
Berkas keluar
Switching network
s=
n=N
67
Sistem Rugi
P(0)
P(1)
P(2)
P(3)
P(4)
68
Sistem Rugi
asumsi jumlah saluran yang digunakan jumlahnya terbatas sejumlah N dan kondisi
diasumsikan sebagai keadaan jumlah panggilan aktif di dalam jaringan.
perubahan dari kondisi (k-1) ke (k) sama jumlahnya dengan perubahan kondisi (k)
ke (k-1). Penurunan pada keadaan kesetimbahan adalah sebagai berikut :
Pertama ditinjau keadaan kesetimbangan kondisi 0 dan kondisi 1
P(0) = P(1)
P(1) = / P(0) ,
dimana / adalah A (intensitas trafik )
setelah didapatkan persamaan pada keadaan kesetimbangan kondisi 0 dan 1 maka
ditinjau kondisi selanjutnya yaitu kondisi 1 dan kondisi 2
P(1) = A P(0)
P(1) = 2 P(2)
P(2) = /2 P(1)
P(2) = A/2 P(1)
P(2) = A/2 A P(0)
P(2) = A2/2 ! P(0)
Dan seterusnya.
(5.6)
69
Sistem Rugi
P(k ) 1
k 0
Ak
P(0) 1
k 0 k!
N
P(0)
(5.7)
k!
k 0
sehingga :
P( k )
A k k!
N
A
k 0
P( N )
k!
A N N!
N
k
A
k 0
(5.8)
(5.9)
k!
P(N) biasanya disimbulkan dengan E1,N(A) atau EN(A) atau B atau rumus rugi
erlang atau rumus erlang B. P (N) pada model erlang B juga menyatakan
probabilitas bloking yaitu probabilitas seluruh kanal sedang sibuk. Pada kondisi ini
jika ada panggilan yang datang maka panggilan baru tersebut akan ditolak. Sehingga
probabilitas bloking atau formula erlang B adalah sebagai berikut :
AN
B(N, A) N N! k
A
k 0 k!
(5.10)
Dimana :
70
Sistem Rugi
Gos
. Pb
Pb
Distribusi erlang digunakan untuk :
Mendimensikan sirkit antara 2 sentral local atau toll yang dihubungkan secara
direct (tanpa overflow)
Contoh 5.4 :
Dalam sebuah system terdapat 4 saluran dan trafik yang ditawarkan sebesar 2 erlang.
Berapa probabilitas bloking ?
71
Sistem Rugi
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
P005
.005
.106
.349
.702
1.13
1.62
2.16
2.73
3.33
3.96
P02
.021
.224
.603
1.09
1.66
2.28
2.94
3.63
4.34
5.08
P005
11.9
12.6
13.4
14.2
15.0
15.8
16.6
17.4
18.2
19.0
P02
14.0
14.9
15.8
16.6
17.5
18.4
19.3
20.2
21.0
21.9
0.015
0.02
0.03
0.05
0.07
0.1
0.15
72
Sistem Rugi
0.0101
0.0204
0.153
0.223
0.455
4
5
6
7
3.62
3.627
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
5.2.3
Ada dua sifat penting dari rumus rugi erlang tersebut, yaitu efisiensi dan kepekaan.
Efisiensi (A/N)
Untuk B tertentu, dengan bertambah besarnya A, akan diperlukan N yang lebih
besar pula. Untuk B tertentu (misalnya 1%). Makin besar saluran makin baik
efisiensinya. Ini merupakan keuntungan bekerja pada N besar.
Contoh 5.6:
Untuk menghasilkan probabilitas bloking kurang dari 1% dengan trafik yang
ditawarkan sebesar 5 Erlang
73
Sistem Rugi
N= 11
Efisiensi jika diinginkan trafik 10 erlang dengan masing-masing 5 erlang adalah :
Efisiensi = A/N
= 10/ 22
= 0.45
= 45 %
Jika trafik 10 erlang dalam satu group, maka jumlah saluran yang diperlukan 18.
Efisiensi = 10/18
= 0.56
= 56 %
A/N
0.15
0.075
0.165
0.012(=1.2%)
0.87
0.215
0.957
0.013(=1.3%)
10
4.46
0.440
0.906
0.015(=1.5%)
50
37.90
0.760
41.690
0.030(=3.0%)
74
Sistem Rugi
contoh 5.7
Trafik rata-rata A=2 Erlang. Jika jumlah saluran n=5, blocking yang dihasilkan
dengan formula erlang B adalah P(5)=0.0367 sedangkan dengan persamaan poisson
dihasilkan 0.053.
5.3.5
Untuk tujuan penghitungan dengan komputer, maka rumus erlang B dibuat rumus
recursive . rumus rekursive erlang B diturunkan dari persamaan berikut :
Turunan rumus erlang B:
P( N ) E N ( A)
A N N!
N
A i!
i
i 0
E N 1 ( A)
A N 1
( N 1)!
N 1
A i!
i
i 0
A
AN
( N 1) N!
E N 1 ( A) N i
A
A N 1
( N 1)!
i 0 i!
(5.11)
P(0)
1
N
i!
i 0
1
A
A
Ai
( N 1) N!
i!
E N 1 ( A) N i
i 0
N 1
1
A
A
N
Ai
( N 1)!
i 0 i!
i 0 i!
N
75
Sistem Rugi
A
E N ( A)
( N 1)
E N 1 ( A)
A N 1
1
1
N i
( N 1)!
A
i 0 i!
E N 1 ( A)
A.E N ( A)
A AN
( N 1)(1
N 1 N!
1
Ai
i 0 i!
N
E N 1 ( A)
A.E N ( A)
A
( N 1)(1
E N ( A))
N 1
E N 1 ( A)
A.E N ( A)
( N 1) A.E N ( A))
sehingga :
E N ( A)
A.E N 1 ( A)
N A.E N 1 ( A))
(5.12)
dengan E0 (A)=1
76
Sistem Rugi
start
Inisialisasi:
A= x
N=1
B=y%
EN(A) = A.E(N-1)
N+A.En-1(A)
Y
N=Q
T
Berhenti
N=N+1
Gambar 5.5: diagram alir untuk mencari nilai B pada nilai A dan N tertentu
Contoh 5.8 :
hitung probabilitas bloking dengan menggunakan rumus rekursif, jika trafik yang
ditawarkan sebesar 2 E dan jumlah saluran N=3.
Penyelesaian :
Probabilitas bloking dengan menggunakan rumus rekursif erlang adalah sebagai
berikut:
E N ( A)
A.E N 1 ( A)
N A.E N 1 ( A))
77
Sistem Rugi
A.E0 ( A)
1 A.E0 ( A)
2 .1
1 2 .1
2
0,67
3
E1 ( A)
A.E1 ( A)
2 A.E1 ( A)
2. 2 / 3
2 2. 2 / 3
4/3
4 / 10 0,4
10 / 3
E2 ( A)
A.E2 ( A)
3 A.E2 ( A)
2 . 4 / 10
3 2 . 4 / 10
8 / 10
8 / 38 0,21
38 / 10
E3 ( A)
Jadi probabilitas bloking untuk A=2 E dan N=3 saluran adalah Pb= 0,21
78
Sistem Rugi
start
Inisialisasi:
A= x
N=1
B=y%
EN(A) = A.E(N-1)
N+A.En-1(A)
Y
EN(A)<B?
T
Berhenti
N=N+1
Gambar 5.6: diagram alir untuk mencari N pada nilai A dan B tertentu
iterasi berhenti kalau B yang dihitung E(N)B, dan N yang dicari adalah N
contoh 5.9:
berapa jumlah saluran yang diperlukan jika diinginkan probabilitas bloking sebesar 2
% dan intensitas trafik 2 E.
Penyelesaian :
Untuk menghitung jumlah saluran yang diperlukan menggunakan cara yang sama
dengan menghitung probabilitas bloking, , pertama kali yang dilakukan adalah
menghitung E1(A) dengan nilai masukan E0=1
79
Sistem Rugi
A.E0 ( A)
1 A.E0 ( A)
2 .1
1 2 .1
2
0,67
3
E1 ( A)
A.E1 ( A)
2 A.E1 ( A)
2. 2 / 3
2 2. 2 / 3
4/3
4 / 10 0,4
10 / 3
E2 ( A)
A.E2 ( A)
3 A.E2 ( A)
2 . 4 / 10
3 2 . 4 / 10
8 / 10
8 / 38 0,21
38 / 10
E3 ( A)
A.E3 ( A)
4 A.E3 ( A)
2 .8 / 38
4 2 .8 / 38
16 / 38
16 / 168 0.095
168 / 38
E4 ( A)
A.E4 ( A)
5 A.E4 ( A)
2 .16 / 168
5 2 .16 / 168
32 / 168
32 / 872 .0.037
872 / 168
E5 ( A)
80
Sistem Rugi
A.E5 ( A)
6 A.E5 ( A)
2 . 32 / 872
6 2 . 32 / 872
64 / 872
64 / 5296 0,012
5296 / 872
E6 ( A)
Dari hasil perhitungan, E6(A) = 0,012 < probabilitas yang diinginkan. Maka jumlah
saluran yang dimaksud adalah N= 6.
Y1
R1
Y2
R2
Y3
R3
YN
RN
Panggilan yang
dihilangkan
( lost call clear)
Trafik yang ditawarkan
Dengan laju kedatangan
81
Sistem Rugi
(permulaan jalan keluar ke 1) dan beban atau muatan trafik pada jalan-jalan keluar
permulaan lebih besar dari pada jalan-jlan keluar akhir.
digandakan (multiple) seperti pada gambar 2.8, sehingga berkas saluran masuk dan
berkas saluran keluar terdiri dari N saluran.
Di berkas masuk terdapat trafik A yang ditawarkan ke berkas keluar yang terdiri N
saluran. Karena setiap pengetesan jalan keluar selalu dimulai dari jalan ke 1,
kemudian jalan ke 2, dst,
maka :
Besarnya R1, R2,R3RN dapat dihitung dengan rumus rugi erlang .
RN=A.EN(A)
(5.13)
R1=A-Y1, Dimana Y1 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh jalan keluar ke 1
R2=R1-Y2, Dimana Y2 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh jalan keluar ke 2
R3=R2-Y3, Dimana Y3 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh jalan keluar ke 3
RN RN 1 YN
(5.14)
dst
maka Y1,Y2,Y3..YN dapat dihitung (jadi muatan tiap saluran dapat dihitung.
Contoh 5.10:
Hitung trafik yang dapat dimuat oleh saluran ke 1, 2 dan 3, untuk sistem homing.
Trafik yang ditawarkan sebesar 2 Erlang dan jumlah saluran sebanyak 3.
Penyelesaian :
A1
B(1, A) 1 1! i
A
i 0 i!
o B(1,A) =
o R1 =.
82
Sistem Rugi
o Y1 = 2 -
A2
B(2, A) 2 2! i
A
i 0 i!
o B(2,A) = .
o R2 =
o Y2 =.
A3
B(3, A) 3 3! i
A
i 0 i!
o B(3,A)=
o R3 =
o Y3 =..
Pn k Ek A
Ptes n k Ek 1 A Ek A
83
Sistem Rugi
k 1
k 1
kE k 1 A KE k A NE N A
**
k 1
k 1
k 1Ek 1 A Ek 1 A
substitusi y=k-1 :
N 1
N 1
y 0
y 0
yE y A E y A
N 1
s 1
s 1
s 0
N 1
N 1
N 1
s 1
s 1
s 0
sE s A sE s A NEN A E s A NEN A
N 1
nrata rata E s A
(5.15)
s 0
pada metode non homing pemilihan jalur keluar tidak selalu dimulai dari jalan keluar
ke 1, tetapi sembarang jalan keluar,tergatung /dimulai dari jalan keluar yang terakhir
84
Sistem Rugi
dipakai. Ini berarti, wiper setelah dipakai (pembubaran tidak dikembalikan ke tempat
semula/jalan keluar ke 1) dan muatan trafiknya merata ke seluruh jalan keluar.
Kanal/sirkit
Dengan laju pelayanan
1/h
Y1
Y2
Y3
YN
RN
Panggilan yang
dihilangkan
( lost call clear)
Trafik yang ditawarkan
Dengan laju kedatangan
AN
B(N, A) N N! i
A
i 0 i!
85
Sistem Rugi
(5.16)
Contoh :
Hitung trafik yang dapat dimuat oleh saluran ke 1, 2 dan 3, untuk sistem non
homing. Trafik yang ditawarkan sebesar 2 Erlang dan jumlah saluran sebanyak 3.
Penyelesaian :
Y1=Y2=Y3=Y/N= Y/3
Y = A R3
R3= A. B(3,A)
A3
B(3, A) 3 3! i
A
i 0 i!
Akan dicari waktu lamanya rata-rata proses pencarian jalan (karena switch perlu
waktu untuk mengetes jalan (saluran), bila bebas lalu diduduki.
Switch akan mengalami keadaan-keadaan sbb :
Kondisi
Pengetesan
Probabilitas
langkah ke n
1
86
Sistem Rugi
dites(pengetesan secara
q = 1-p
random) : bebas
2
pq = p(1-p)
bebas
3
sibuk
1 saluran yang dites ketiga :
bebas
:
:
N-1
dites : sibuk
1 saluran yang dites ke(N-1) :
N-1
bebas
N
dites : sibuk
1 saluran yang dites ke N :
bebas
N+1 (N-1) saluran pertama yang
PN
dites : sibuk
1 saluran yang dites ke N :
sibuk
Harga rata-rata dari pengetesan yang ke n atau jumlah rata-rata langkah (saluran)
dihitung mulai dari langkah permulaan sampai dengan berhentinya switch :
87
Sistem Rugi
n rata rata
1 p N 1
1 p
(5.17)
5.3.7 Latihan :
1. Buat perencanaan ulang dari long distance trunk group untuk mendapatkan
probabilitas blocking sekitar 1%, dimana dari hasil cacatan sentral terdapat
offered trafik sebesar 17 Erlang. Berapa trunk groip yang harus disediakan ?
2. Sebuah PABX mempunyai 7 kanal telepon ke sentral public. Selama jam
sibuk rata-rata saluran terpakai.
3. Berapa total intensitas trafik yang ditawarkan dari PABX ke PSTN jika dibuat
10 panggilan dengan masing-masing durasi panggilan 6 menit selama jam
sibuk ?
4. Seorang pelanggan membuat satu panggilan selama 6 menit dalam satu hari
antara 10:00 dan 10:06. berapa rata-rata intensitas trafik pelanggan tersebut
selama
(a)10:0010:06, (b) 10:0010:15, (c) 10:0011:00, and (d) 00:0024:00
5. Gambar dua kurva untuk GOS 1% dan 10%. Gunakan sumbu vertikal sebagai
A/n dari 1% sampai 100% dan sumbu horizontal sebagai jumlah saluran n dari
1 sampai 10. gunakan tabel.
6. Apa komentarmu tentang utilitas kanal jika jumlah salurannya kecil?
Bagaimana hubungan utilitas kanal dengan probabilitas bloking yang
diijinkan?
7. Pelanggan pada sebuah sentral local membangkitkan 100 mErl trafik melalui
sentral ke jaringan. Berapa jumlah trunk yang diperlukan jika jumlah pelangan
pada sentral local tersebut :
88
Sistem Rugi
10. Sebuah sentral local dengan 1.000 pelanggan mempunyai average originating
traffic 0.08 erlang. 10% dari total trafik menuju ke sentral toll
Jika dalam keadaan overload beban trafik menjadi 2 kali lipat, berapa
sisrkit yang harus disediakan ?
89
Sistem Rugi
90
Sistem Rugi
Panggilan yang
mengulang
M=R.rf
Penanganan Panggilan
Trafik overflow
Contoh 5.12:
bandingkan nilai probabilitas bloking model erlang B dan EEB dengan prosentase
panggilan yang mengulang 50 %. Trafik yang ditawarkan (A) sebesar 3 Erlang
dan jumlah saluran (N)=6.
Penyelesaian :
model erlang B yang sudah tersedia. Dari tabel probabilitas bloking model
erlang B dengan trafik yang ditawarkan sebesar 3 Erlang dan jumlah saluran
(N)=6 didapatkan :
91
Sistem Rugi
rf = factor pengulangan
O = R * (1-rf)
No A
M = R * rf
R = A. Pb
Y = (A R) + M
Pb
Y+O
A+M
(erlang) (erlang)
1
0.0522 0.1566
0.0782
0.0870
0.0880
0.0881
0.0882
3.0882
Dari table terlihat bahwa dengan trafik yang ditawarkan sebesar 3 Erlang dan
saluran yang melayani 6, probabilitas bloking yang terjadi 0.0571. nilai
92
Sistem Rugi
5.4.2 Latihan :
1.
Berkas keluar
Switching network
s = terbatas
n = terbatas
93
Sistem Rugi
P(0)
P(1)
(S-3)
(S-2)
(S-1)
P(2)
P(3)
(S-4)
P(4)
(s-i)P(i)=(i+1)P(i+1)
(5.18 )
94
Sistem Rugi
Untuk i=1
(s-1)P(1)=2P(2)
P(2)=(s-1) /2.P(1)
P(2)=(s-1) A/2.P(1)
P(2)=(s-1) A/2 s A P(0)
P(2)=(s-1)s. A2/2 P(0)
Untuk i=2
(s-2)P(2)=3P(3)
P(3)=(s-2) /3.P(2)
P(3)=(s-2) A/3.P(2)
P(3)=(s-2) A/3 (s-1)s. A2/2 P(0)
P(3)=(s-2) (s-1)s. A3/3! P(0)
A3
s!
P(3)
P(0) ,
3! (s 3)!
Dan seterusnya.
P( N )
P(i)
AN
s!
P(0)
N! (s N )!
Ai
s!
P(0)
i! (s i)!
(5.19)
P(i) 1
i 0
95
Sistem Rugi
i 0
Ai
s!
P(0) 1
i! (s i)!
P(0)
1
N
i 0
(5.20)
A
s!
i! ( s i)!
AN
s!
N! ( s N )!
P( N ) N
Ai
s!
i! (s i)!
i 0
(5.21)
Gos
( s N ) P( N )
N
(s i) P(i)
(5.22)
i 0
Contoh 5.13:
Hitung probabilitas bloking pada system PABX jika terdapat 2 panggilan per menit,
PABX tersebut terdapat 3 saluran dan 5 pelanggan., PABX tersebut mampu
melayani 1 panggilan per menit tentukan :
96
Sistem Rugi
Penyelesaian :
Probabilitas bloking pada model engset adalah probabilitas seluruh saluran yang
disediakan diduduki. Probabilitas bloking sama dengan P (3).
A3
s!
3! ( s 3)!
P(3) 3
Ai
s!
i! (s i)!
i 0
A adalah trafik yang ditawarkan,
A= /= 2 panggilan per menit/1 panggilan per menit
S = jumlah sumber trafik = 5
23
5!
3! (s 3)!
P(3) 3
2i
5!
i! (5 i)!
i 0
= 0.279
5.5.4 Latihan
1. Jika PABX tersebut mampu melayani 1 panggilan per menit tentukan :Hitung
probabilitas bloking dalam system PABX terdapat 2 panggilan per menit, pada
PABX tersebut terdapat 4 saluran dan 10 pelanggan.
2. Jika PABX tersebut mampu melayani 1 panggilan per menit tentukan :Hitung
GOS dalam system PABX terdapat 2 panggilan per menit, pada PABX tersebut
terdapat 4 saluran dan 10 pelanggan.
3. Hitung trunk yang diperlukan pada sebuah perusahaan jika PABX perusahaan
tersebut harus melayani 500 panggilan per hari dengan rata-rata waktu
pendudukan 2 menit dan probabilitas bloking yang diinginkan 1 %
97
Sistem Rugi
4. Hitung trunk yang diperlukan pada sebuah perusahaan jika PABX perusahaan
tersebut harus melayani 1000 panggilan per hari dengan rata-rata waktu
pendudukan 2 menit dan probabilitas bloking yang diinginkan 1 %
98
Model Trafik
luap
6.2 Ruting
Dalam jaringan telekomunikasi, untuk menghubungkan antara pengirim dan
penerima memungkinkan melewati beberapa link dan beberapa rute. Rute-rute
dalam jaringan antara lain :
Rute langsung
Rute tandem
Rute alternative
99
System luap
100
Rute Terakhir
(Rute final)
Rute Terakhir
(Rute final)
Se
ute
ku
nd
Sentral Tandem
er
Rute Terakhir
(Rute final)
Sentral Tandem
Kriiii.ng
Rute Primer
Sentral asal
Sentral Tujuan
756418
7565933
Dalam rute alternative, Hubungan antara sentral asal dan sentral tujuan mulamula diusahakan secara langsung, bila tidak berhasil baru diusahakan lewat tandem.
Contoh jaringan dengan hirarki sebagai berikut :
Trafik dari O(originating) ke D (destination). O-D adalah direct rute dengan jumlah
kanal sebanyak N (high usage). Jika seluruh kanal ini sibuk maka trafik akan
diluapkan melalui rute alternative O-tandem-D. Trafik yang diluapkan ini
disebut dengan trafik luap atau overflow traffic . trafik luap ini tidak lain
adalah trafik yang hilang dari rute langsung.
100
System luap
101
T
(Tandem)
e
Alt
ute
rn a
tif
O
(originating)
D
(Destination )
Trafik yang
ditawarkan
Trafik yang
dibawa
N
Server
Trafik luap
Server
Trafik yang
ditolak
(loss Traffic)
101
System luap
102
Call pertama kali ditawarkan ke group pertama, jika semua device di group
pertama sibuk, call yang datang diluapkan ke group kedua
102
System luap
103
luapan tidak bersifat poisson tetapi burst trafik sendiri diasumsikan acak ( proses
poisson) seperti digambarkan pada gambar 6.5 [9]
poisson
Burst
(6.1)
(6.2)
Dengan ekspektasi
(6.3)
Maka unciditional generating function adalah
103
System luap
104
(6.4)
Dimana
(6.5)
Dimana adalah rata-rata laju burst dan h adalah rata-rata hoding time.
Dan merupakan distribusi binomial negative dengan :
Varian / mean
(6.7)
Dengan adalah laju kedatangan panggilan dan adalah laju burst.
104
System luap
105
Trafik luapan mempunyai perbandingan Varian dan mean lebih besar dari 1, tidak
seperti poisson yang mempunyai perbandingan sama dengan I dan smooth trafik
yang mempunyai perbandingan kurang dari satu.
6. 3 muatan trafik
Pada system lupan (overflow) tersebut, trafik yang ditawarkan (ke group pertama)
yaitu :
A a.h
(6.8)
dengan
c
adalah calling rate atau laju kedatangan
T
Note = h adalah harga rata2 dari lamanya waktu pembicaraan 1-35,Divlat Telkom
Carried trafik ini mempunyai mean (Mc) dan Varian (Vc) sebesar :
M c A(1 B( A, N ))
(6.9)
Vc M c (1 Lc )
(6.10)
Lc AB A, N 1 B( A, N )
(6.12)
Trafik yang hilang dari group pertama dan merupakan trafik Luap (overflow traffic)
yaitu : R
Trafik luap ini mempunyai Mean (Mo) dan Varian (Vo) sebesar :
M o A. B( A, N )
(6.13)
105
System luap
Vo M o (1 M o
A
)
N 1 Mo A
106
(6.14)
PF
V
M
(6.15)
Bila PF=1,maka trafik bersifat random sedangkan untuk PF<1trafik bersifat smooth
(non random) dan untuk PF>1.trafik bersifat rough (non random)
PF untuk overflow :
M o (1 M o
PF
PF 1 M O
A
)
N 1 Mo A
Mo
A
N 1 Mo A
(6.16)
(6.17)
Contoh 6.1 :
Sebuah grup dengan jumlah kanal 16, trafik yang ditawarkan sebesar 10
erlang. Dengan menggunakan formula erlang B didapatkan : probabilitas bloking
2.23% dan trafik yang ditolak 0.2230 erlang. Kemudian grup tersebut dibagi menjadi
dua grup primer dan grup luap. Mashing-masing menjadi 8 kanal, dengan
menggunakan formula erlang B didapatkan trafik luap dari grup primer menjadi
3.3832 erlang. Trafik dari grup primer ini diluapkan ke grup luap.
Dengan menggunakan formula erlang B, didapatkan trafik yang ditolak sebesar 3.3
832 B(8,3.3832) = 0,0493 erlang.
Probabilitas bloking total menjadi 0.493% yang lebih kecil dari 2.23%
Tapi hal ini terdapat kesalahan karena menggunakan formula erlang B karena trafik
pada berkas luapan tidak bersifat pure chance tetapi bursty.
106
System luap
107
Harga PF overflow (trafik luap) berharga tidak sama dengan satu, trafik luap ini
bersifat
non
random
sehingga
tidak
mengikuti
proses
poisson.
Untuk
menyelesaikannya dapat digunakan satu metode yang dikenal dengan ERM yang
dikembangkan oleh Wilkinson.
107
System luap
108
T
(Tandem)
e
Alt
ute
rn a
tif
AB NB
High usage (penggunaan tinggi)
Ac
B
Nc
Az
Nz
C
Z
Pada system ini semua trafik yang tidak bisa dimuat oleh rute langsung atau high
usage sirkitnya akan diluapkan ke rute tandem.
Apabila Mo (i) dan Vo(i) adalah mean dan varian overflow trafik dari high usage (HU)
trunk group i, maka :
M o(i ) A(i ) . B( A, N ) (i )
Vo (i ) M o (i ) (1 M o (i )
(6.18)
A(i )
N 1 M o (i ) A (i )
(6.19)
108
System luap
109
M o total M o (i )
(6.20)
i 1
Vo total Vo (i )
(6.30)
i 1
struktur jaringan pada gambar 3.8 dapat digambarkan kembali seperti pada gambar
berikut:
AB
NB
R (MoB, VoB)
Ac
Nc
Az
Nz
R(Moc, Voc)
No
ML, VL
R(Moz, Voz)
A= Trafik yang ditawarkan ,
memiliki rata-rata m dan variansi v
M = V poisson)
Ne
R (Mtot , Vtot )
Ae = Trafik ekivalensi
berkas ekivalen
No
ML , VL
Trafik yang ditolak
berkas luap
109
System luap
110
artinya :
overflow trafik dengan mean (Mo tot) dan Varian (Vo tot) ditentukan dari ekivalent
random trafik (Ae) yang ditawarkan ke equivalent trunk group (Ne)
Oleh Y.RAPP dan J. Riordan diturunkan untuk nilai-nilai Ae dan Ne:
Ae Vo tot 3Z (Z 1)
(6.22)
Harga Aek yang diperoleh dari pendekatan yang dilakukan Y.Rapp akan akurat bila
z 1,6, tetapi bila z > 1,6 maka salah satu rumus yang dapat digunakan agar Aek
akurat adalah sbb:
Aek = v + (2+) z (z-1) untuk z > 1,6
(6. 23 )
dimana
(6.24.)
Ne
Ae .(M o tot Z )
(M o tot Z 1)
M o tot 1
(6.25)
dengan
Vo tot
M o tot
(6.26)
(Ne+NO) adalah suatu trunk group yang ditawari trafik Ae, overflow trafik dari trunk
group ini mempunyai :
mean :
M L Ae .B( Ae , N e N o )
(6.27)
110
System luap
111
Varian :
VL M L 1 M L
Ae
( N e N o ) 1 M L Ae
(6.28)
B( N e N o )
ML
Ae
(6.29)
Apabila probabilitas blocking atau trafik yng hilang (ML) yang diinginkan diketahui,
maka dapat dihitung jumlah saluran pada final trunk group (No) yang diperlukan
untuk menampung campuran dari trafik luap tersebut.
Contoh 6.2:
111
System luap
112
contoh 6.3:
penawaran trafik yang tak dapat dimuat diberkas dasar diluapkan ke berkas luap
dengan gambar sistem sbb :
AB
NB
R (MoB, VoB)
Ac
Nc
Az
Nz
R(Moc, Voc)
No
ML, VL
R(Moz, Voz)
A= Trafik yang ditawarkan ,
memiliki rata-rata m dan variansi v
M = V poisson)
Penyelesaian :
112
System luap
113
(6.30)
(6.31)
113
System luap
114
V M V m
V M V
2
Mi=
(6.32)
Cara Wallstrom
mi =
Vi
Mi
B M (1 B) V .m
(6.33)
vi
Di mana pi = Vi/V
pi pi (1 pi )e pi .n .(v m) m
(6.34)
114
System luap
115
115
System luap
116
c. Gambar diagram transisi kondisi sistem trafik luap tsb, bila jumlah
saluran di berkas dasar sebesar 5 dan di berkas luap sebesar 2 saluran
d. Jika suatu sistem jaringan terdapat :
Penawaran trafik A1 = 3 erlang ditawarkan ke berkas N1 sebesar 3
saluran sehingga terdapat lalu lintas luap R1
Penawaran A2 = 4 erlang ditawarkan ke berkas N2 sebesar 4 saluran
sehingga terdapat lalu lintas luap R2
Trafik luap R1 dan R2(dijumlahkan) ditawarkan ke berkas No
sedemikian hingga blocking di No sebesar 2%.
berapa saluran yang harus disediakan untuk No ?
116
Sistem Tunggu
(Model Erlang C)
Tak melakukan apa-apa merupakan kekuatan setiap orang.
(Samuel Johnson)
7.2 Asumsi
Agner Krarup Erlang, mempublikasikan pertama kali tentang teori antrian
( queuing theory) pada tahun 1909. Dalam model erlang C, perlu diketahui
terlebih dahulu jumlah panggilan atau paket dalam jam sibuk, panjang panggilan
rata-rata atau ukuran paket dan besarnya delay yang diharapkan (diijinkan) dalam
detik. Model erlang C digunakan untuk menentukan bandwidh pada transmisi
data, tapi ini bukanlah model yang terbaik untuk tujuan tersebut.
Model trafik erlang C didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
-
Full availability
Panggilan yang datang masuk dalam antrian dan disimpan sampai ada server
yang bebas
FIFO (first in first out ), panggilan yang menunggu dilayani menurut datangnya
panggilan.
117
server
A2 A1
X
Keberangkatan paket
Laju Keberangkatan
paket
Pada sistem tunggu, panggilan yang datang pada saat semua sibuk,
panggilan tersebut menunggu sampai ada saluran/peralatan yang bebas baru
disambungkan. Panggilan yang menunggu dikatakan dalam bentuk antrian
(queue). Waktu antara panggilan datang ke antrian sampai panggilan menemukan
saluran bebas dikatakan waktu tunggu
Jika panggilan datang saat semua server sibuk, maka panggilan akan
menunggu di buffer
Tidak ada panggilan yang hilang hanya ada sebagian yang menunggu
sebelum dilayani
118
Server = N
1
A2 A1
X
Keberangkatan paket
Batas antrian =
Laju Keberangkatan
paket
b. Sistem campuran
Pada system antrian campuran, jumlah atau ukuran buffer terbatas (0 < x < ).
Pada system ini panggilan yang datang menjumpai tiga kemungkinan. Kemungkinan
pertama, panggilad datang dilayani, panggilan datng harus menunggu atau panggilan
datang terpaksa ditolak atau dihilangkan.
-
Bila ada panggilan yang datang ketika semua server sibuk, namun masih ada
tempat yang kosong di buffer, maka panggilan akan menempatinya untuk
menunggu dilayani
Bila panggilan datang ketika buffer penuh dan semua server sibuk, panggilan
tersebut akan dihilangkan
Server = N
1
A2
A1
X
Keberangkatan paket
Laju Keberangkatan
paket
119
P(0)
P(1)
P(2)
P(3)
P(4)
P(N)
N+1
P(N+1)
n=0,1,2..N-1
(7.1)
120
P(n) = N P(n+1)
n= N,N+1,..
(7.2)
P(0) = P(1)
P(1) = P(0)
P(1) = A P(0)
Untuk k=1
P(1) =2 P(2)
P(2) = P(1)
P(2) = A /2 P(1)
P(2) = A2/2! P(0)
Untuk k=2
P(2) = P(3)
P(3) = P(2)
P(3) = A/3 P(2)
P(3) = A3 / 3! P(0)
N!
P (0)
(7.3)
P(k+1) =
P (k)
P(k+1) = A / N P(k)
121
N!
P (0) sehingga
N
P(N+1) = A A
P (0)
N N!
A N 1
P(N+1) =
P 0
N.N!
Untuk k = N+1
P(N+2) = A / N P(N+1), sedangkan P(N+1) =
P(N+2) =
A A N 1
P (0)
N N .N !
P(N+2) =
A N 2
P0
N 2 . N!
A N 1
P(0) sehingga
N .N !
Untuk k= N+x
PN x
AN x
P0
N x .N!
x
N
A A
P(N+x)
P0 atau
N N!
N
A N
P(k) =
P0
N N!
Sehingga didapatkan harga probabilitas pada saat N server dan x buffer diduduki
adalah:
x
N
A A
P N x
P0
N N!
(7.4)
122
1.
Pk
Ak
p0
k!
2.
N
A N
Pk
P0
N N!
atau
N
A A
PN x
P0
N N!
untuk k= N s/d ~
Bila tidak ada batas antrian, maka n=0 s/d ~ ( untuk system antrian murni)
~
N 1
k 0
k 0
k N
Pk Pk Pk 1
x
N 1
N
~
Ak
A A
P0
P0 1
N!
k 0 k!
n N N
N 1
N 1
N
~
Ak
1
A A
N! P0
k 0 k!
k N N
N
~
Ak
1
A A
N! P0
k 0 k!
x 0 N
P0
1
N 1
N
~
Ak
A A
N!
k 0 k!
x 0 N
(7.5)
123
A
, maka
x 0 N
~
A
S , maka
x 0 N
~
misal
~
A
A A
S 1 ......
N N
x 0 N
A
A A
S ......
N
N N
A
A
S S 1 S 1 1
N
N
1
A
N
N
NA
N
A
NA
x 0 N
~
(7.6)
sehingga :
P0
1
A
AN
N
N! N A
k 0 k!
N 1
(7.7)
Bila ada batas antrian,( jumlah buffer x sampai pada i), maka k dari
0 s/d i ( untuk system antrian campuran)
124
N 1
k 0
k 0
k N
Pk Pk Pk 1
k
N 1
N
i
Ak
A N
P0
P0 1 atau
N!
k 0 k!
k N N
N 1
N
i
Ak
1
A A
N! P0
k 0 k!
x 0 N
P0
1
N 1
N
A
A A
N!
k 0 k
x 0 N
k
(7.8)
P 0 P 1 ....... P N 1
A2
A N 1
P01 A
..........
N 1!
2!
N 1
Ak
P0
k 0 k!
(7.9)
Ak
k!
Pdilayani N 1 k k 0 N
A
A
N
N! N A
k 0 k!
(7.10)
125
Pdilayani
7.6.2
Ak
k 0 k!
x
N 1
N
i
Ak
A A
N!
k 0 k
x 0 N
(7.11)
Probabilitas menunggu
Probabilitas menunggu adalah probabilitas Panggilan yang datang akan
DN
N PN 1 PN 2 ........P~
=P
A N 2
A N 1
AN
P 0 +
P 0 + 2 P0 +.
N.N!
N!
N . N!
A N x~ A
AN
N
P
0
D
P0
N
N! x 0 N
N! N A
(7.12)
DN
N PN 1 PN 2 ........ P k
=P
A N 2
AN
A N 1
=
P 0 +
P 0 + 2 P0 +.+ P k 1
N!
N.N!
N . N!
126
7.6.3
AN
N!
x k 1
x 0
A
.P0
N
(7.13)
Probabilitas Bloking
a. Untuk system antrian murni , karena tidak ada batas antrian maka
probabilitas blocking = 0
b. Untuk system antrian campuran ,karena ada batas antrian maka probabilitas
blocking terjadi pada kondisi semua server dan semua buffer telah diduduki,
sehingga probabilitas blocking = P(i) dimana n adalah kondisi seluruh server
dan buffer diduduki i=N+k
n
N
A N
N N!
Pi
x
n
N
N 1
k
A
A A
N!
n 0 n!
x 0 N
(7.14)
Contoh 7.1
Sebuah system antrian, panggilan datang setiap menit. Jika rata-rata panggilan
selama 2 menit. Tentukan berapa probabilitas suatu panggilan akan dilayani,
menunggu atau ditolak
a. Untuk kasus system antrian murni
b. Untuk kasus system antrian campuran dengan jumlah buffer 4
Penyelesaian :
127
DN P 0
AN
N
N! N A
AN
N
N 1 nN! NN A
A
A
N
N! N A
n 0 n!
1
An
A
N
n!
N n N!N N NA
n 0
1
A
A
A
N
N
An
N! N! N A
n 0 n!
n 0 n!
N
NA
N
N
NA
1 E1 N E1 N
NA
N
E1 N
N
NA
E1 N
NA NA
E1 N E1 N
N
N
E1 N
A
A
1 1 E1 N E1 N
N N
128
E1 N
A
A
1 E1 N E1 N E1 N
N
N
E1 N
E1 N
DN
A A
A
1 E1 N
1 1 E1 N
N N
N
(7.15)
DN
E1 N
1
A
1 E1 N
N
R
A
A R
1 1
N A
R
A
A R
1
N N
DN
R
N
A R N
A1
N N
R N
AN A R
(7.16)
129
Contoh 7.2:
Dengan menggunakan persamaan 7.16, tentukan berapa probabilitas suatu panggilan
menunggu jika trafik yang ditawarkan sebesar 2 erlang dan jumlah server yang
melayani sebanyak 5 ?
R = A. B(5,2)
= 2 erlang x 0,0367
= 0,0734
DN
R N
AN A R
0.0734 5
2 5 2 0.0734
0,367
6,1468
D5
0,059706
130
Processor Sharing.
6. ukuran dari sumber panggilan. Ukuran dari popolasi yang datang. Batasan ini
adalah laju kedatangan arrival rate The size of calling source.
Simbol untuk sistem tunggu (D.G. KENDALL)
Untuk sistem tunggu secara umum dituliskan A/B/C Dengan :
A = pola datangnya panggilan
B = pola waktu pendudukan
C = jumlah server
131
(7.17)
Delay factor pada teori antrian secara langsung diaplikasikan pada jaringan
telekomunikasi untuk layanan voice dan data.
Contoh 7.3
penggunaan model trafik erlang c untuk voice dalam perhitungan delay
factor:
Sebuah pusat layanan panggilan menerima 600 panggilan per jam, dan masingmasing panggilan sekitar 3 menit. Setiap agen dapat melayani setiap panggilan
selama 20 detik. Diharapkan Lama rata-rata antrian 10 detik
Berapa delay factor system tersebut ?
Penyelesaian :
Delay factor = 10 detik/ 180 detik
= 0.055
Contoh 7.4
Penggunaan erlang c untuk data
Suatu jaringan backbound menghubungkan 2 buah router. Trafik datnga 600 paket
per detik dengan panjang paket 200 byte per paket
Diketahui bandwith saluran 64 bit per detik. Berapa delay factor dan sirkit yang
diperlukan untuk mendapatkan delay dibawah 10 ms.
Penyelesaian :
Besarnya trafik (600 x 200 X 8)/64000 = 960000/64000
=15 erlang
.
200 byte x 8 bit = 1600 bit
Waktu transmisi = 1600 / 64.000 bps = 25 ms
Delay factor = 10ms/25 ms
132
= 0.4
7.10 Soal:
1. suatu pusat penerima gangguan mempunyai spesifikasi sbb: dilayani oleh 2
orang operator. Jumlah saluran tersambung ke meja operator: 10 saluran.
Setiap menit, oprator mampu menyelesaikan 2 laporan gangguan. Pada jam
sibuk rata-rata terdapat 240 laporan gangguan
a. gambar std dan notasi kendall
b. berapa prob suatu laporan tidak dilayani (ditolak).
N ts
(7.18)
dimana :
133
t1)
y(t1)
t1)
t
0
t1
t1
t1
Ns
maka :
yt1
t ,
t1 s
yt1 t s . t1
t1
t1
yt 1
Ns
t1
(7.19)
N s ts
t s adalah waktu rata-rata dalam sistem, terdiri dari t p atau h dan t t , sehingga :
t s t p tt
(7.20)
dimana :
134
(7.21)
t p tt
dimana :
N ts
= 10 / jam x 0.5 jam
=5
Asumsi pelanggan datang dengan laju 10 per jam dan rata-rata 0.5 jam. Ini berarti
bahwa rata-rata jumlah pelanggan berada di toko setiap saat adalah 5.
135
layanan voice (telepon) dan data. Pada layanan data model antrian cocok untuk
menggambarkan trafik data (packet-switched) pada level packet. Pelopor
dilakukan banyak orang di tahun 60-an dan 70-an berhubungan dengan
pengembangan ARPANET, terutama L. Kleinrock (http://www.lk.cs.ucla.edu/)
Pembahasan system tunggu untuk layanan data, pada buku ini hanya terbatas pada
tingkatan paket.
Perhatikan suatu link antara dua paket ruter seperti ditunjukkan pada gambar
R1
R1
Koneksi R1 dan R2
R1
System ini dapat dimodelkan sebagai system antrian murni ( pure queueing
system ) dengan
-
136
Dari definisi, beban trafik adalah rasio antara laju kedatangan dan laju
pelayanan = C/L:
(7.22)
Beban trafik ini adalah kuantitas dimensionless dan dengan formula Litte, terlihat
bahwa faktor utilisasi server adalah probabilitas server sibuk
Contoh 7.6 :
Perhatikan suatu link antara dua pakeet ruter. Asumsi bahwa,
137
= 60 %
Delay
Contoh 7.7:
Relasi kuantitatif dari tiga faktor (sistem, trafik, dan quality of service<C
diberikan dg formula sbb:
Pz menunggu c, , L, z
C
exp z exp 1 z
C
L
=1
jika L C (1)
138
Catatan:
Sistem stabil jika ( < 1). Kalau tdk jumlah packet dlm buffer akan
tumbuh tanpa batas
Contoh 7.8
Sebuah antrian data asumsi paket datang dengan laju = 600,000 paket per detik
= 0.6 packets/s dan kecepatan llink adalah C = 1.0 Gbps = 1.0 kbit/s.
Apakah system ini stabil ?
Berapa probabilitas paket menunggu lebih lama dari 10 detik ?
Penyelesaian :
= 0.6 < 1
Karena < 1 maka sistem stabil
139
P(0)
P(1)
P(2)
P(3)
P(4)
Diagram transisi kondisi untuk model M/M/1 ditunjukkan pada gambar 7.7
kondisi pada model ini terjadi dari kondisi 0 sampai kondisi tak terhingga untuk
dikarenakan asumsi jumlah buffer yang digunakan jumlahnya tak terhingga.
b. Persamaan Kesetimbangan
Pada keadaan kesetimbangan, dapat di diturunkan persamaan sebagai berikut :
untuk k=0
P(0) = P(1)
P(1) = P(0)
P(1) = A P(0)
Untuk k=1
P(1) = P(2)
P(2) = P(1)
P(2) = P(1)
P(2) =
P(0)
Untuk k=2
P(2) = P(3)
140
P(3) = P(2)
P(3) = P(2)
P(3) =
P(0)
P (0)
RINGKASAN
HARGA P(0)
P0
1
N
k
An
A A
N!
n 0 n
x 0 N
P0
1
A
AN
N
N! N A
n 0 n!
N 1
N 1
n 0
PROBABILITAS DILAYANI
Pserve
N 1
An
P0
n!
DN
AN
N
P0
N! N A
DN
R N
AN A R
141
DN
AN
N!
x k 1
x 0
A
.P0
N
nt tt
nt DN .
A
NA
nt i p N i
i 1
N s A DN .
A
NA
N
N S .t p .t t i p i
i 1
tt
nt
DN
tp
A
DN
N A
NA
tr
tp
tt
DN N A
Pt w DN e
DN e
N A w
tp
tr
Diketahui:
142
Hitung:
4 tidak diketahui: L, Lq W, Wq
Hubungan:
L=lW
Lq=lWq (argumen keadaan tunak)
W = Wq + (1/m)
Jika diketahui 1, yang lain dapat dicari
Menghitung L bisa sulit atau mudah, bergantung pada tipe sistem. Secara
umum:
Contoh :
Pengukuran gateway jaringan:
Laju kedatangan rata-rata (l): 125 paket/dt
Waktu respon rata-rata (m): 2 ms
143
(1 )n 0.75(0.25)n
Jumlah rata-rata paket di gateway?
0.25
0.33
1 0.57
Jumlah buffer sehinnga P(overflow) < 10-6?
Laju kedatangan = 125 pps
Laju layanan = 1/0.002 = 500 pps
Utilisasi gateway = / = 0.25
Probabilitas n paket di gateway =
Jumlah paket rata-rata di gateway
Contoh :
Suatu berkas saluran N = 8 saluran merupakan berkas sempurna.
Penawaran trafik A = 4,5 Erlang. Waktu pendudukan rata-rata h = 120
detik. Panggilan dilayani sesuai dengan urutan datangnya. Ditanyakan:
P(t>0) = ?
Waktu tunggu rata-rata dari panggilan yang harus menunggu
Waktu tunggu rata-rata dari semua panggilan
P(t>60 detik) = ?
Hitung lagi untuk A = 4,5 Erlang, N = 5 saluran, h = 120 detik, dan x = 60
detik
Untuk latihan, turunkan P(t>0) =
RN
A( N A R)
Suatu tingkat group selector mengolah trafik pembicaraan = 360 Erl
dilayani oleh 1 marker. Waktu pembicaraan rata-rata = 3 menit = 0,05 jam.
Waktu kerja marker (untuk 1 panggilan) rata-rata = 100 mdet. Ditanyakan:
Tr = ?
Tt = ?
P(t>300 mdetik) = ?
144
Contoh :
rata-rata 30 menit. Kantor cabang menerima keluhan dari staf mengenai
pelayanan terminal tersebut. Dilaporkan bahwa seseorang sering menunggu lebih
dari 1 jam untuk menggunakan terminal dan kadang-kadang memakan waktu 1,5
jam untuk menyelesaikan sedikit kalkulasi. Manajer cukup bingung karena
statistik menunjukkan bahwa terminal hanya digunakan rata-rata 5 jam dari 8.
Tingkat utilisasi ini sepertinya bukan merupakan justifikasi untuk menambah
terminal. Apa penjelasan yang dapat diberikan dari teori antrian?
VOIP
Perhitungan
BW
jaringan
untuk
setiap
kanal
Voice
dengan Full-Rate
Tersusun dari ;
Packet Voice per detik = Codec bit rate / Voice payload Size
66 byte x 50 pps x 8 bit/byte = 26,4 kbps (dgn ini kanal voice yang seharusnya
64 kbps jadi 26, 4 kbps).
145
Gabungan CRTP+VAD :
Full Rate
CRTP
VAD
Kebutuhan BW (kbps)
CRTP
= 403.20
VAD
= 475.20
Full rate
= 2428.80
CRTP
= 1030.40
146
VAD
= 1214.40
Dimensioning Perangkat :
Jml Gatekeeper
Besar BW Backbone
In-Coming = 92/30=3.1=> 4 E1
147
BW SLI
6.976.00 kbps
Untuk layanan voice satuan trafik yang digunakan adalah erlang sedangkan untuk
layanan data satuan trafik yang
bit per detik atau bits per second (bps)
paket per detik atau packets per second (pps)
Note:
1 byte = 8 bits
1 kbps = 1 kbit/s = 1,000 bits per second
1 Mbps = 1 Mbit/s = 1,000,000 bits per second
1 Gbps = 1 Gbit/s = 1,000,000,000 bits per second
Delay
Dalam system antrian, paket-paket di dalam jaringan harus menunggu sebelum
dilayani, paket-paket berada di dalam buffer sebelum dilayani, akibatnya paket
tersebut mengalami delay. Delay dari paket terdiri dari
Waktu menunggu, delay ini tergantung pada kondisi link ketika paket
datang
Waktu transmisi, delay ini tergantung pada panjang paket dan kapasitas
transmisi
Contoh :
Panjang paket 1500 byte
148
Soal latihan
1. Tuliskan rumus parameter system antrian M/M/1 berikut
a. Jumlah paket rata-rata dalam sistem
b. Jumlah paket rata-rata yang menunggu
c. Waktu tunggu rata-rata dalam system
d. Waktu tunggu di buffer
2. Diketahui: Sistem dual band GSM 900 MHz dan 1800 MHz
Inter-arrival time (IAT) terdistribusi eksponensial negatif
Service time (ST) terdistribusi eksponensial negatif
1 = 2 = 2
1 = 2 = 3
N1 = N2 = 1; 2; 3;
Ditanya:
3. Pada gateway jaringan, pengukuran menunjukkan bahwa paket tiba dengan laju
rata-rata 250 paket per detik (pps) dan gateway membutuhkan waktu sekitar 1,5
ms untuk forward. Dengan asumsi model M/M/1, berapa probabilitas overflow
jika gateway hanya memiliki kapasitas buffer 20 paket. Berapa kapasitas buffer
yang dibutuhkan untuk menjaga packet loss di bawah 1 paket per seratus ribu?
4. Trafik ke suatu pusat message switching untuk salah satu saluran komunikasi
outgoing datang dengan pola acak dan laju rata-rata 240 pesan per menit.
Saluran memiliki laju transmisi 800 karakter per detik. Panjang pesan (termasuk
karakter kontrol) mengikuti distribusi eksponensial dengan panjang rata-rata 176
karakter. Hitung ukuran statistik dasar untuk kinerja sistem berikut ini,
asumsikan tersedia kapasitas buffer pesan yang sangat besar
149
150
Peramalan Trafik
Tak melakukan apa-apa merupakan kekuatan setiap orang.
(Samuel Johnson)
8.1
Pengertian Peramalan
Peramalan sangat diperlukan untuk membuat keputusan. Dalam perencanaan
jaringan peramalan digunakan sebagai dasar perencanaan yang akan menjadi panduan
implementasi.
Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau
kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Asumsi
dasar dalam penerapan teknik-teknik peramalan adalah:If we can predict what the
future will be like we can modify our behaviour now to be in a better position, than
we otherwise would have been, when the future arrives. Artinya, jika kita dapat
memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah kebiasaan
kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa yang akan
datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang setidaknya dalam
masa mendatang yang relatif dekat.
8.2
Metode Peramalan
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan permasalahan pada peramalan
151
Selain rentang waktu yang ada dalam proses peramalan, terdapat juga teknik
atau metode yang digunakan dalam peramalan. Metode peramalan dapat
diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
8.2.1
Metode Kualitatif
Metode ini digunakan dimana tidak ada model matematik, biasanya dikarenakan
data yang ada tidak cukup representatif untuk meramalkan masa yang akan datang
(long term forecasting). Peramalan kualitatif menggunakan pertimbangan pendapatpendapat para pakar yang ahli atau experd di bidangnya. Adapun kelebihan dari
metode ini adalah biaya yang dikeluarkan sangat murah (tanpa data) dan cepat
diperoleh. Sementara kekurangannya yaitu bersifat subyektif sehingga seringkali
dikatakan kurang ilmiah.
Salah satu pendekatan peramalan dalam metode ini adalah Teknik Delphi,
dimana menggabungkan dan merata-ratakan pendapat para pakar dalam suatu forum
yang dibentuk untuk memberikan estimasi suatu hasil permasalahan di masa yang
akan datang. Misalnya: berapa estimasi pelanggan yang dapat diperoleh dengan
realisasi teknologi 3G.
8.2.2
Metode Kuantitatif
a) Model-model Regresi
Perluasan dari metode Regresi Linier dimalan meramalkan suatu variabel
yang memiliki hubungan secra linier dengan variabel bebas yang diketahui
atau diandalkan.
152
b) Model Ekonometrik
Menggunakan serangkaian persamaan-persamaan regresi dimana terdapat
variabel-variabel tidak bebas yang menstimulasi segmen-segmen ekonomi
seperti harga dan lainnya.
8.3
Prosedur Peramalan
Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika
153
et = Y(t) Y(t)
= Periode peramalan
SEE
[Y (t ) Y ' (t )]
i 1
n2
(8.1)
7. Lakukan Verifikasi
Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan
tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.
154
Ada dua peramalan yang digunakan untuk tujuan perencanaan jaringan, yaitu
peramalan demand dan peramalan trafik
8.4
Peramalan Demand
Pertumbuhan demand dipengaruhi beberapa factor eksternal dan factor
internal. Factor eksternal antara lain factor ekonomi, factor social sedangkan factor
internal seperti factor pentarifan dan strategi marketing.
Pertumbuhan demand biasanya pola pertumbuhan sbb:
1. Phase of starting
Phase of starting atau Phase awal pada phase ini pertumbuhan demand bersiat
linier dan lambat.
2. Phase of rapid growth
Pada fase ini pertumbuhan demand sangat cepat
3. Phase of saturation
Pada fase ini pertumbuhan demand cenderung menurun
8.4.1
makro dan peramalan mikro. Permalan makro digunakan untuk perkiraan demand
secara global sedangkan peramalan mikro digunakan untuk perencanaan secara detil.
y a bx
(8.2)
155
dimana :
y = variable tak bebas hasil ramalan
x = variable bebas berupa periode waktu
a,b = konstanta
y a bx cx 2
(8.3)
dimana :
y = variable tak bebas hasil ramalan
x = variable bebas berupa periode waktu
a,b,c = konstanta
3. trend eksponensial
y a.ebx
(8.4)
dimana:
y = variable tak bebas hasil ramalan
x = variable bebas berupa periode waktu
a,b = konstanta
e =bilangan natural
b.
metode regresi
metode ini untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan terjadinya
fluktuasi trafik.
regresi linier
y a bx
(8.5)
y a bx cx 2
(8.6)
156
dimana:
y = variable tak bebas hasil ramalan
x = variable bebas berupa PDRB
a,b,c = konstanta
x xy y
x x y y
i
(8.7)
Dimana :
harga r dari -1<r<1
lrl =1, korelasi penuh
r=0, tidak ada korelasi
r<50%<r, terjadi korelasi
Langkah-langkah :
demand residensial
demand bisnis
157
demand industri
FP0
SIT DT SD
Bangunan
(8.8)
dimana :
SIT : sambungan induk tersambung
DT : daftar tunggu
SD : supessed demand 5 % (SIT+DT)
FP
Q DT
Bangunan
(8.9)
FPt FP01 r
(8.10)
158
dimana :
r = laju pertumbuhan demand
FP(t) = factor penetrasi tahun yang diramalkan
FP(0)= factor penetrasi tahun ke 0 ( tahun referensi)
yt y0 1 r
(8.11)
(8.12)
7. total demand
8.5
(8.13)
Peramalan Trafik
Trafik pada dasarnya bersifat tak terduga atau tak dapat diperkirakan secara
tepat. Sebab trafik memiliki banyak parameter external yang saling berkaitan. Namun
demikian besaran trafik masa datang perlu diprediksi (forecast) dalam rangka infasi,
investasi, maupun monitoring kualitas layanan. Prediksi trafik sejatinya adalah
mengira-ngira dengan suatu metode ilmiah tertentu.
Terdapat banyak cara dalam memprediksi nilai trafik. Dalam rekomendasi
ITU E.506 [1], dijelaskan bahwa terdapat dua strategi untuk meramalkan traffic,
yakni prediksi dengan strategi langsung (direct strategy)
campuran (composite strategy).
(carried traffic) dianggap sebagai sumber data pada prediksi pertumbuhan trafik
(Forecasting traffic growth), umumnya data trafik masa lalu digunakan
untuk
membangkitkan prediksi di masa yang akan datang . Pada proses forecsting strategi
campuran, beberapa data/ variabel lain dimasukkan. Yakni variabel external seperti
159
Peramalan trafik ada dua yaitu : peramalan trafik untuk jumlah satuan
sambungan dan peramalan trafik untuk perencanaan jaringan
8.5.1
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk peramalan trafik jumlah
satuan sambungan, yaitu :
a. trend method
suatu kuantitas yang diambil dari hasil pengamatan dalam suatu waktu seri (time
seris) dapat mengikuti suatu pola tertentu dan dicari perkembangannya untuk waktu
yang akan datang yaitu memperkirakan kecenderungan perkembangan untuk yang
akan datang. Contoh : Trend garis lurus
160
c. analycal comparison
Membandingkan
bahwa perkembangan dari suatu Negara (wilayah) akan mengikuti (sama dengan)
perkembangan Negara (wilayah) yang sudah lebih berkembang.
d. individual judgement
Ini ditentukan secara pribadi. Peramalan didasarkan pada pengalaman dan
informasi yang telah dikumpulkan. Tidak ada analisis secara sistematis yang
dibuat.
8.5.2
Matriks trafik
sekarang
Peramalan trafik
Matriks trafik
yad
161
1. Mariks Trafik
Ke
dari
A(11)
A(1n)
O(1)
A(ii)
A(ij)
O(i)
A(ji)
A(jj)
O(j)
A(n1)
T(1)
T(i)
T(j)
A(nn)
O(n)
T(n)
Dimana :
A(ij) adalah trafik dari i ke j
A(ji) adalah trafik dari j ke i
A(ii) adalah trafik local sentral i
O(i) adalah jumlah seluruh trafik originating sentral i
T(j) adalah seluruh trafik terminating sentral j
O(i) T ( j) A
i
(8.14)
162
(8.15)
dimana :
Nn (t) = peramalan jumlah subscriber untuk kategori n
n
jika tidak mungkin membagi subscriber dalam kategori-kategori maka total trafik
yang akan dating dihitung dengan rumus :
A(t ) A(0)
N (t )
N (0)
(8,16)
dimana :
N (t)
163
Wi Gi W j G j
(8.17)
Wi W j
dimana :
Gi
w
N i (t )
dan
N i (0)
Gj
N j (t )
N j (0)
= Bobot.
RAPPS 1
Metode
RAPPS 2
Metode
AUSTRALIAN TELECOM
Formula RAPPS 1
Wi Ni (t )
W j N j (t )
Diasumsikan bahwa trafik per subscriber dari sentral I ke sentral j sebanding dengan
jumlah subscriber pada sentral j
Formula RAPPS 2
Wi N i (t ) 2
W j N j (t ) 2
diasumsikan bahwa trafik originating dan trafik terminating per subscriber sangat
kecil
164
Wi
N i (0) N i (t )
2
Wi
N j (0) N j (t )
2
persamaan ini diperoleh dari penurunan RAPPS 1. dari substitusi persamaan tersebut
diperoleh:
Aij (t )
N i (t ).N j (t )
Aij (0)
N i (0).N j (0)
Metode ini digunakan untuk menentukan trafik yang akan datang dari suatu tempat ke
tempat lain atau Aij dalam matrik trafik. Dengan asumsi :
Beban trafik diketahui
Rencana jumlah trafik originating (jumlah baris) dan trafik terminating (jumlah
kolom) juga telah ditentukan.
Tujuan metode ini adalah mencari konfigurasi beban trafik terbaik antara 2 sentral.
Aij diubah menjadi Aij
si
so
Aij n
Aij n 1
Oi n 1
Oi t
(8.18)
165
Aij n
Aij n 1
T j n 1
T j t
(8.19)
dimana :
= iterasi ke n
Oi(t)
Tj(t)
Note :
Untuk memperoleh konfigurasi yang optimal perlu dilakukan beberapa iterasi. Jika
hasil dari dua iterasi yang berurutan hasilnya sama atau mendekati maka perhitungan
bisa dihentikan dan konfigurasi optimum telah didapat.
Contoh 8.1
Perhitungan TRAFIK SENTRAL dari WILAYAH TRAFIK
166
Ke wil trafik
Total trafik
(erl)
100
90
105
95
Penyelesaian:
Asumsi: trafik dari 1 sst di wilayah trafik tertentu ke 1 sst di wilayah trafik
tertentu yang lain konstan (tetap).
Dr wil
Ke wil trafik
trafik
1
100/(10000.9000) = 0,000001111
90/(10000.6000) = 0,0000015
105/(12000.9000) = 0,000000972
95/(12000.6000) = 0,000001319
Sehingga trafik yang diharapkan (yg akan ada) antara sentral A dan sentral B
dapat dihitung:
Trafik A B :
167
Contoh 8.2
Cari matrik trafik antar sentral dari matrik trafik antar wil sbb:
Wilayah trafik I:
Jumlah sst
: 10.000
Wilayah trafik II :
Jumlah sst
: 5.000
: 5.000
Dilayani oleh beberapa semtral : sentrL 1,2,n. hitung trafik dari sentral 1 ke
sentral 2 bila : sentral 1 melayani 5000 sst dari wil I dan 3000 sst dari wil II,
sentral 2 melayani 4000 sst dari wil I dan 2000 sst dari wil III.
Jawab:
Dr wil
Ke wil trafik
Total trafik
trafik
I
II
III
168
II
II
III
III
III
II
Dr wil
Ke wil trafik
Total trafik
trafik
I
III
II
II
III
Contoh 8.3
Pada suatu MEA dengan 2 buah sentral, diketahui trafik existing sebagai berikut:
Dengan menggunakan kruithoff double factor, hitunglah harga trafik di atas pada 2
tahun yang akan datang, jika saat yang diramalkan :
169
jawab :
Trafik tahun ke nol = A(0)
A
20
40
60
40
80
120
60
120
180
Dr
ke
120
180
80
220
300
Dr
ke
Aij n
Aij n 1
Oi n 1
Oi t
AAA(1) = 20 x 120 / 60 = 40
AAB(1) = 40 x 120 / 60 = 80
ABA(1) = 40 x 180 / 120 = 60
ABB(1) = 80 x 180 / 120 = 120
170
Dr / ke
40
80
120
60
120
180
100
200
300
Matrik trafik yang dihasilkan belum sesuai dengan matrik trafik yang diharapkan,
maka dilanjutkan dengan langkah berikutnya yaitu penyesuaian terhadap kolom.
Langkah kedua : Penyesuaian terhadap kolom
Aij n
Aij n 1
T j n 1
T j t
AAA(2) = 40 x 80 / 100 = 32
AAB(2) = 80 x 220/ 200 = 88
ABA(2) = 60 x 80 / 100 = 48
ABB(2) = 120 x 220 / 200 = 132
32
88
120
48
132
180
80
220
300
Dr
ke
Dari hasil perhitungan iterasi ke 2, matrik trafik yang dihasilkan sudah sama
dengan yang diharapkan, maka iterasi berhenti. A(2) = A(t).
171
Latihan soal :
1.
pada suatu kota mempunyai pelanggan sebanyak 37.000 sst. Yang terbagi dalam
4 area pelayanan (area I,II,III dan IV).
a. Pada area I pelanggan sebanyak 10.000 sst
b. Pada area II pelanggan sebanyak 12.000 sst
c. Pada area III pelanggan sebanyak 9.000 sst
d. Pada area IV pelanggan sebanyak 6.000 sst
Sentral A melayani 5000 sst pada area I dan 8000 pada area II
Sentral B melayani 9000 sst pada area III dan 2000 pada area IV
Pada suatu saat perkiraan trafik antar area adalah sbb:
Dr
III
IV
100
90
II
105
95
ke
Tahun/bulan Maret
Juni
Agustus
Desember
1980
65
50
68
70
1981
75
60
77
82
1982
85
70
87
95
1983
97
81
95
97
Bila trend linier mempunyai persamaan y = a + bx, Hitung jumlah pelanggan pada
tahun 1988 untuk bulan maret, juni, agustus dan desember.
172
3.
Panggilan SLJJ
88
0.235
2.53
0.53
89
0.268
2.64
0.62
90
0.315
2.75
0.70
91
0.351
2.90
0.76
92
0.400
3.05
0.81
93
0.445
3.22
0.84
94
0.500
3.39
0.89
95
0.568
3.57
0.93
96
0.630
3.76
0.97
97
0.663
3.94
0.98
25
30
45
100
35
55
110
200
60
85
155
300
120
170
310
600
dari
173
Ni(0)
Ni(t)
2000
3000
3500
3500
6800
7500
5.
J
1
10
20
30
30
40
70
40
60
100
Dan telah direncanakan bahwa total trafik pada tahun ke t adalah sbb :
Trafik originating sentral 1 : 45
Trafik originating sentral 2 : 105
Trafik terminating sentral 1 : 50
Trafik terminating sentral 2 : 100
174
menentukan jumlah kanal per sel dan estimasi jumlah sel. Perhatikan ilustrasi pada
gambar 9.1 dan 9.2
175
Pada ilustrasi gambar 9.2, satu kanal digunakan untuk banyak pelanggan. System
ini menimbulkan blocking, menurunkan tingkat pelayanan ke pelanggan. Maka
tujuan rekayasa trafik adalah membuat good compromise antara kedua parameter
tersebut.
9.1
panggilan. Satu kanal frekuensi dalam satu wilayah sel panggilan hanya dapat
melayani satu panggilan. Kanal frekuensi yang sama dapat dipakai dalam wilayah
sel panggilan lainnya.
Bila diameter wilayah sel panggilan kecil (< 20 km), kemungkinan
pelanggan telepon mobil berpindah dari wilayah sel yang satu ke lainnya cukup
besar. Ini berarti pelanggan telepon mobil tersebut dilayani oleh lebih dari satu
wilayah sel panggilan. Peralihan pelayanan terhadap pelanggan telepon mobil dari
satu wilayah sel (kanal frekuensi) ke wilayah sel (kanal frekuensi) lainnya disebut :
HANDOFF
RBS
MSC
RBS
176
Dalam jaringan seluler, blocking terjadi ketika sebuah base station tidak
mempunyai kanal yang bebas untuk dialokasi ke mobile user. Terdapat dua macam
blocking dalam system ini : blocking untuk panggilan baru dan blocking dari user
yang bergerak ke sel yang lain (handoff blocking).
Probabilitas blocking adalah probabilitas dimana sebuah panggilan baru
ditolak oleh system. Sedangkan probabilitas droping adalah probabilitas sebuah
panggilan handoff ditolak oleh system atau probabilitas kegagalan handoff, dimana
panggilan handoff ditolak oleh system.
9.2
9.2.1
FDMA
Dalam FDMA individual kanal digunakan untuk individual user. Masing-
masing user dialokasikan sebuah kanal atau band frekuensi khusus selama periode
panggilan, tidak ada user lain yang dapat menggunakan frekuensi yang sama.
Kanal FDMA hanya membawa satu sirkit voice pada satu waktu. Bandwidht kanal
FDMA relative sempit (sekitar 30 khz). Karena itu FDMA digunakan untuk
komunikasi narrowband.
Bt 2Bguard
Bc
dimana :
(9.1)
spectrum
Bc= BW kanal
9.2.2
TDMA
TDMA membagi spectrum radio ke dalam time slot dan masing-masing slot
hanya mengijinkan satu user yang transmit atau receive
177
m ( Btot 2 Bguard)
Bc
(9.2)
dimana:
m = jumlah maksimum yang dapat didukung oleh masing-masing kanal.
9.2.3
CDMA
dalam system CDMA, user menggunakan frek carier yang sama dan transmit secara
simultan (TDD atau FDD). Masing-masing user mempunyai pseudorandom
codeword yang orthogonal dengan seluruh codeword yang lain.
Kapasitas CDMA adalah sebagai berikut :
1. single sel
2. multi sel
Pada system CDMA satu sel user terdistribusi secara uniform dalam sel
tersebut dengan BS berada di tengahnya. Untuk N menyatakan jumlah user, maka
pada demodulator BS akan menerima dan memproses sinyal gabungan yang terdiri
dari sinyal yang dikehendaki S dan siyal penginterferensi sebanyak (N-1) yang
sebesar S juga dengan asumsi power control sempurna. Jadi signal to noise
(interferensi) rasio untuk suatu user dapat ditulis :
SNR
S
1
( N 1) S N 1
(9.3)
Eb / N o
S/R
W /R
N 1S / W N 1
(9.4)
178
dimana rasio W/R adalah processing gain yang telah dijelaaskan sebelumnya. Dalam
pembahasan
ini
tidak
dibahas
secara
mendalam
teknik
modulasi
dan
performasnsinya. Akan tetapi diasumsikan bahwa suatu nilai Eb/No akan menjamin
level performasnsi dari bit error yang dibutuhkan untuk transmisi suara dimana
kualitas suara yang baik bisa diperoleh dengan BER 10-3.
Persamaan (9.4) belum memperhitungkan background noise , seperti
thermal noise yang terdapat dalam spread bandwidth W. bila noise tersebut
ditambahkan maka persamaan (9.4) di atas dapat ditulis menjadi :
Eb / N o
W /R
N 1 / S
(9.5)
Dengan demikian kapasitas user N dari system CDMA dalam suatu sel dapat
ditulis sebagai berikut :
N 1
W /R
Eb / N o
(9.6)
untuk system dengan jumlah kanal yang besar maka noise akan didominasi
oleh interferensi daya yang dihasilkan oleh user lain, sehingga background noise
dapat diabaikan (/S<<(N-1).
beberapa teknik, yang merupakan keunggulan dari system CDMA yang pada intinya
mengurangi interferensi dari user lain.
a)
Pengaruh Sektorisasi
Interferensi dari user lain dapat dikurangi bila suatu sel dilakukan sektorisasi
dengan menggunakan antenna directional pada base station, baik untuk arah kirim
dan arah terima. Bila sel dibagi menjadi 3 sektor dengan menggunakan 3 antena,
masing-masing akan memiliki beamwidth efektif 120o, interferensi yang diterima
179
dari setiap antenna menjadi 1/3 bila disbanding dengan interferensi yang diterima
oleh antenna omni directional. Hal ini akan mengakibatkan jumlah user pada satu
sel (persamaan 2.8) menjadi 3 kali. Angka ini disebut gain sektorisasi . Dalam
kenyataan sektorisasi tidak sempurna dimana terjadi overlap beam antenna sehingga
gain ssektorisasi . Mempunyai nilai 2,5 untuk 3 sektor dan 5 untuk 6 sektor.
W /R
N 1 / S
(9.7)
Dari persamaan [11.10] di atas maka nilai Eb/No bervariasi dan menjadi sebuah
random variable tergantung dari jumlah user yang aktif dan ditentukan oleh variabel
factor aktivitas suara pada suatu saat. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
:
Eb / N o
W /R
N
(9.8)
/ S
i 2
9.3
Model Transaksi
Model dari system traksaksi pada penerimaan panggilan , dapat dijelaskan
180
9.4
Skema Handoff
Terdapat tiga skema handoff yaitu, skema handoff tanpa prioritas, skema
9.4.1
digunakan seluruhnya oleh semua panggilan termasuk panggilan handoff. Tidak ada
prioritas atau reservasi untuk panggilan handoff.
Asumsi yang digunakan pada skema handoff tandpa prioritas adalah sebagai
berikut :
181
Asumsi :
Jumlah kanal di suatu wilayah sel tertentu : N
Tidak ada kanal reservasi untuk handoff
Satu panggilan memerlukan satu kanal.
Dalam jam sibuk :
Rate datangnya panggilan (random) handoff : , panggilan baru dibangkitkan
secara independent. Sesuai dengan preses poisson.
Rate datangnya panggilan (random) yang lain :
Rate pelayanan untuk semua macam panggilan (distribusi waktu pelayanan :
exponensial negative) :
Topologi satu dimensi
Trafik homogen
Skema ini dapat dijelaskan dengan diagram transisi kondisi sebagai berikut
P(0)
P(1)
ch
P(2)
2ch
3ch
P(3)
4ch
P(4)
Nch
Berdasrkan diagram transisi kondisi pada gambar 9.5, didapatkan persamaan sebagai
berikut :
P(k) = ch
(k+1) P(k+1)
k=0,1,2..N
(9.9)
dimana :
+ h
182
= A = A0+AH0
n/ch
= A0
h/ch
= AH0
Pada system ini, panggilan baru dan panggilan handoff akan ditolak bila panggilan
tersebut datang menemui semua kanal telah terpakai dan karena system ini dapat
dipandang sebagai M/M/N/N, maka probabilitas blocking dari system ini dapat
dinyatakan sebagai :
PB
AN
P0
N!
(9.10)
dimana
P0
1
N
i 0
(9.11)
Ai
i!
pada skema handoff tanpa reservasi maka probabilitas kegagalan handoff sama
dengan probabilitas blocking
P f h PB
9.4.2
(9.12)
P(0)
P(1)
P(2)
N-R-1
P(N-R-1)
N-R
P(N-R)
N-R+1
P (N-R=1)
ch
2ch
(N-R-1)ch
(N-R)ch
(N-R=1)ch
Nch
183
P(N)
Berdasarkan diagram transisi kondisi pada gambar 9.6, maka pada keadaan
setimbang dapat diturunkan persamaan sebagai berikut :
P(k) = ch (k+1) P(k+1)
k=0,1,2..N-R
Dari hasil persamaan kesetimbangan didapatkan harga probabilitas pada saat k kanal
diduduki untuk kondisi 0 sampai dengan N-R adalah :
P(k) =
k!
P (0)
(9.13)
dan harga probabilitas pada saat k kanal diduduki untuk kondisi N-R sampai dengan
N adalah :
Pk
AHOk N R N R
A
P0
k!
(9.14)
P0
1
N R 1
Ai
i 0
i!
( N R)
AH 0i N R
i!
(9.15)
k N R
pada skema handoff dengan fixed reservasi, panggilan handoff akan di drop apabila
permintaan handoff datang pada saat semua kanal telah terpakai, maka , probabilitas
kegagalan handoff terjadi pada kondisi N. Pfh=P(N)
B fh
A RHo AN R
P0
N!
(9.16)
Probabilitas bloking untuk semua macam panggilan lainnya terjadi ketika sedikitnya
N-R kanal telah terpakai.
184
PB A
N R
AHok N R
P0
k!
(9.17)
k ( N R)
dimana :
p0
1
N R 1
i 0
Ai
i!
A ( N R)
AH 0i N R
i!
(9.18)
k N R
YES
HIM melebihi
TIM ?
call request ?
NO
YES
NO
Handoff
YES
NO
assign kanal baru
CIM melebihi
TIM
NO
YES
Call ditolak
185
CIM atau current interference margin yaitu interferensi setelah satu kanal
ditambahkan . HIM atau handoff interference margin digunakan untuk reservasi
kanal handoff.
Pada skema ini diasumsikan panggilan handoff memerlukan daya yang sama
dengan panggilan baru. Sebuah panggilan baru atau panggilan handoff diterima jika
HIM lebih kecil dari TIM, jika HIM lebih besar dari TIM maka hanya panggilan
handoff yang diterima dengan syarat CIM lebih kecil dari TIM.
SOAL-SOAL :
1. Suatu system pada jaringan seluler mempunyai 4 kanal frekuensi tiap selnya
dan 1 kanal digunakan untuk kanal proteksi handover, Trafik untuk handover
sebesar 1 E dan yang lainnya 4E. tentukan :
a. probabilitas bloking panggilan handover
b. probabilitas bloking untuk panggilan yang lain
9.5
Soft Handoff
Soft Handoff merupakan salah satu keunggulan dari system seluler CDMA.
Dengan diterapkannya soft handoff, dari beberapa penelitian disebutkan bahwa soft
handoff dapat meningkatkan performansi system CDMA [ ] dan mengurangi outage
probability pada daerah batas sel
[]
[ ]
186
sel 3
sel 4
sel 2
BS
sel 1
overlap
region
sel 7
sel 5
sel 6
Dalam model struktur sel pada gambar 9.8 diberikan daerah yang dinamakan
overlap region, yaitu daerah antara bagian luar sel yang berdekatan yang saling
tumpang tindih. Dalam struktur sel ini soft handoff region (SR) adalah bagian dari 6
daerah overlap.. Daerah diluar SR dalam ordinary sel disebut dengan sebuah non-SR
(NSR).
Dalam penelitian ini, diasumsikan sebuah MS yang berada dalam daerah soft
handoff (SR) dilayani oleh 2 base station yang mempunyai kuat sinyal yang terkuat
dan, handoff lain dapat terjadi jika sinyal pilot dari base Station (BS) ketiga menjadi
lebih kuat daripada sinyal pilot asli.
187
9.5.1
9.5.2
mobilitas dari user, skema reservasi dan sebagainya, maka untuk menghitung laju
panggilan handoff (h), pertama kali yang harus dipertimbangkan adalah kedatangan
panggilan baru dalam daerah non soft handoff (NSR) dan daerah soft handoff (SR).
Jika diasumsikan panggilan baru datang mempunyai distribusi seragam, maka
probabilitas panggilan baru datang pada NSR (PNS) dapat dinyatakan sebagai
berikut:
PNS
NSR area
Sel area
(9.19)
dan probabilitas panggilan baru datang pada SR dapat dinyatakan sebagai berikut:
PS 1 PNS
(9.20)
struktur sel berbentuk hexagonal seperti pada gambar 9.8 Dengan radius sel = a dan
lebar overlap region = b, maka daerah soft handoff adalah :
SR luas sel luas inner
3 2
3
a 3 a b 2 3
2
2
3 2
3 a a b 2
SR
(9.21)
188
PS
3 2 3 a 2 a b2
3 2 3a
PS
a 2 a b2
a2
(9.22)
(9.23)
(9.24)
(9.25)
(9.26)
dimana :
TIi
Tvi
189
Toi
TIh
Tvh
Toh
Jika K adalah jumlah dari panggilan handoff selama waktu pendudukan Tc, maka
probabilitas Pr{K=k} adalah :
Pr {k 0} PNS (1 PB )(1 PI i ) PNS PB Ps PB
(9.27)
Pr {k 1} PNS (1 PB ) PI i x h Ps (1 PB ) xi
(9.28)
Pr {k 2} PNS (1 PB ) PI i (1 P fh ) y h x h
Ps (1 PB )(1 P fh ) y i x h
(9.29)
Pr {k 3} PNS (1 PB ) PI i {(1 P f ) y h }2 x h
h
Ps (1 PB )(1 P fh ) yi (1 P fh ) y h x h
(9.30)
(9.31)
dari persamaan (9.27) sampai dengan persamaan (9.31), total dari probabilitas
adalah
PrK k 1
k 0
2 (1 P fh ) y h
K Ns Ps (1 PB ) xi (1 P fh ) yi x h
2
{1 (1 P fh ) y h }
190
2 (1 P fh ) y h
K s Ps (1 PB ) xi (1 P fh ) y i (1 P fh ) y h x h
{1 (1 P fh ) y h }
dimana :
PB adalah probabilitas blocking panggilan baru
Pfh adalah probabilitas kegagalan handoff
(9.32)
xh P f h (1 P f ){1 Pv h Pv h Pa (1 PI h )}
h
(9.33)
yi Pvi ( Pb Pa PI h )
(9.34)
y h Pv h ( Pb Pa PI h )
(9.35)
dimana :
Pa = probabilitas kondisional sebuah MS bergerak dari daerah overlap
ke daerah bagian dalam sel
Pb = probabilitas kondisional sebuah MS bergerak dari daerah overlap
ke daerah overlap yang lain.
Berdasarkan kondisi di atas, terdapat hubungan Pa Pb1 . Jika diasumsikan bahwa
sebuah MS berjalan dari batas daerah overlap dengan probabilitas yang sama maka :
191
2a b
a b
Pa
2a b 4b a b
(9.36)
dan
1 xi (1 Pfh ) yi
(9.37)
1 xh (1 Pfh ) y h
(9.38)
(1 PB ) x( PNS PI Ps)
1 (1 Pfh ) y2
(9.39)
(9.40)
dimana :
9.5.3
I
PI
c I
(9.41)
V
PV
c V
(9.42)
(9.43)
y Pv ( Pb Pa PI )
(9.44)
Residual Time
Residual time adalah waktu dimana sebuah panggilan berada pada daerah
tertentu. Residual time panggilan baru pada bagian dalam sel, daerah overlap dan
bagian luar sel terdistribusi eksponensial dengan mean 1 / i , . 1 / v 1 / o . Residual
time panggilan handoff mempunyai distribusi yang sama dengan panggilan baru,
sehingga f TIi f TIh f TI , f Tvi f Tvh f Tv , dan f Toi f Toh f To ., juga didapatkan
hubungan xi xh x dan yi yh y
Secara umum. MS cenderung tinggal lebih lama dalam sel yang lebih besar.
Rata-rata residual time dalam sebuah sel diketahui proporsional dengan radius sel
dan kebalikan dengan kecepatan MS. Diasumsikan bahwa rata-rata residual time
pada bagian dalam sel (inner cell), dalam ordinary cell dan pada bagian luar sel
(outer cell) proporsional dengan jarak dari tengah-tengah ke batas sel. Karena
192
perbandingan dari inner cell, ordinary cell dan outer cell adalah (1-k):1:(k+1). Maka
terdapat hubungan antara 1/I, 1/sel, 1/o
I
1
cell
1
cell
(1 k )
(9.45)
(1 k )
(9.46)
V
O I
1
9.5.4
(9.47)
berkomunikasi meninggalkan bagian luar sel, maka okupansi kanal dilepas. Maka
waktu pendudukan kanal Tch dapat dinyatakan sebagai berikut :
Tch min (Tc,To )
(9.48)
ch
1
c o
(9.49)
TO adalah residual time bagian luar sel. Karena Tc dan TO adalah mutual
independent, pdf Tch dinyatakan sebagai berikut:
f T (t ) f T (t )(1 FTo(t )) f To (t )(1 FT (t ))
c
c
ch
(9.50)
193
dimana FTc(t) dan FTo(t) adalah cdf dari Tc dan To. Dengan asumsi perbedaan
distribusi dari residual time pada bagian luar sel untuk panggilan baru dan panggilan
handoff maka pdf TO dinyatakan sebagai berikut:
f To (t )
hc
c
f Toi (t )
f
(t )
c hc
c hc Toh
(9.51)
dimana c dan hc adalah carried new call arrival rate dan carried handoff call
attempt rate. Dimana c dinyatakan sebagai :
c n (1 PB )
(9.52)
9.5.5
(9.53)
sel terjadi pembentukan koneksi dengan BS baru dan release dengan BS lama secara
simultan . Kasus dimana b=0, dianggap mewakili model dari hard handoff. ch dan
h untuk hard handoff dinyatakan sebagai:
ch c sel
(9.54)
(1 PB )
h n cell
c cell P fh
(9.55)
194
10
0
Pengukuran Trafik
Tak melakukan apa-apa merupakan kekuatan setiap orang.
(Samuel Johnson)
Menghitung tariff
195
E ( A)
An
n!
i
A
i!
terlihat jelas bahwa menyatakan A secara explicit sebagai fungsi dari Y dan n
tidak dapat dibuat sehingga penyelesaiannya harus dilakukan dengan metode
iterasi. Banyak cara teknik penyelesaian tetapi yang paling sederhana adalah
pemakaian cararecursivesbb :
A11
Y
1 E N ( Ai )
untuk i = 0,1,2,..
[10.1]
dengan A0 sebagai harga permulaan dari A yang dalam hal ini diambil harga
A0=Y. proses iterasi berlangsung sampai beda antara A yang berturutan cukup
kecil.
196
Seatu hasil yang tipikal : untuk berkas dengan 15 saluran dan hasil pengukuran Y
= 10,5 erlang dapat dilihat di table berikut :
Trafik
Kongesti (GOS)
A(i)
E [A(i)]
10.5
0.0470
11.02
0.0593
11.16
0.0628
11.20
0.0639
11.22
0.0644
11.22
0.0644
Cara iterasi tersebut sederhana tetapi konvergensinya agak lamban. Cara yang
lainnya, misalnya cara Newton mempunyai konvergensi yang lebih cepat. Untuk
contoh kasus yang sama diperlukan hanya tiga langkah (i=3 bukan 5).
Sampai sedemikian jauh, kelihatannya tidak ada masalah bagi staf trafik, tetapi hal
tersebut tidaklah benar karena beberapa sebab :
2. kepekaan model terhadap kesalahan carried trafik bila beban saluran besar
perubahan atau kesalahan harga yang kecil pada carried trafik memberikan
perubahan yang besar pada harga offered trafik sehingga kesalahan ukur
yang kecil pada harga carried traffic akan memberikan kesalahan yang
197
besar pada harga offered traffic. (beban yang besar tersebut biasanya
terdapat pada direct route atau high usage route atau pada berkas yang
direncanakan secara salah/terlalu sedikit.
Hal ini dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 10.2: beberapa pengukuran pada berkas saluran yang terdiri atas 10
saluran
Carried traffic (Y)
terukur
(random traffic)
4.0
4.02
6.0
6.34
8.0
10.47
9.0
16.51
9.5
27.15
5.6
32.34*
9.7
40.83*
9.8
57.65
9.9
107.82
26%
Terlihat bahwa bila beban muatan mencapai 80-90%, harga offered traffic
meningkat dengan tajam. Kenaikan 1 % dalam carried traffic dari 9,6 ke
9,7 menghasilkan perubahan (kenaikan) sebesar 26% dalam offered traffic.
198
B En (Ap)
maka
Y Ap (1 B)
1
p
(1 Bm)
[10.2]
Y (1 Bm)
(1 B)
[10.3]
Offerered
Prob mengulang
Offered traffic
trafik
0.0
16.52
A
0.0
5.10
199
0.1
5.09
0.1
15.77
0.2
5.08
0.2
15.02
0.3
5.07
0.3
14.26
0.4
5.06
0.4
13.51
0.5
5.05
0.5
12.76
1.0
5.00
1.0
9.00
Perlu diperhatikan bahwa hasil yang didapat dengan adanya kesulitankesulitan tersebut, kemungkinan salah cukup besar. Hal ini bukan karena
kesalahan perhitungan computer tetapi lebih kepada kesalahan penentuan
asumsi harga-harga yang tak diketahui (mis:m).
Untuk mendapatkan harga yang mendekati kebenaran diperlukan
pengalaman-pengalaman praktek sebagai petunjuknya.
Bila :
m = probabilitas bahwa suatu panggilan yang tak perhasil akan mengulang
p = jumlah panggilan rata-rata yang dibuat oleh pemanggil
B = probabilitas bahwa panggilan di block
Maka Peristiwa-peristiwa yang terjadi adalah :
Peristiwa
Probabilitas
ke.
Lalu berhenti
1
Panngilan
berhasil
dan
mengulang
200
(pangilan
pertama
panggilan
kedua = Bm(1-Bm)
dan
tapi
tak
tak
mengulang)
3
panggilan
ketiga
Sampai
berhasil
mengulang
dan
selalu = (Bm)x-1.(Bm)x
dan = (Bm)x-1. (1-Bm)
panggilan ke : x (berhasil
atau tak berhasil tapi tak
mengulang
1
(1 Bm)
[10.4]
sedangkan:
201
y Ap (1 B)
sehingga
Y (1 Bm)
(1 B)
[10.5]
202
DAFTAR ACUAN
203