Parameter/Karakteritik
Antena Diagram arah / Pola Radiasi
Karakteristik Lebar berkas / Beamwidth
Medan Jauh (Far Direktivitas
Field) Antena : Gain
Polarisasi
3
Diagram Arah Antena dan
Beamwidth
3
Diagram Arah Antena
Diagram arah menunjukkan karakteristik pancaran
antena ke berbagai arah (pattern), pada r konstan, jauh,
sebagai fungsi dan
Menurut
besaran
Diagram arah Medan (listrik,
Macam-macam
diagram arah magnet)
Diagram arah Daya ( P, U )
Diagram arah Fasa
Menurut
skala
Diagram arah absolut (dalam besarannya)
Diagram arah relatif ( terhadap referensi )
Diagram arah normal (referensi max = 1 = 0 dB)
4
Diagram Arah Antena
5
Diagram Arah Antena
Diagram arah sebenarnya 3 dimensi, tetapi biasa digambarkan
sebagai 2 dimensi, yaitu 2 penampangnya saja yang saling
tegakl urus berpotongan pada poros mainlobe
Em = 0 U m = 0 = 0 = 0
E U 1 0 dB
-3 d B
D ia g r a m a r a h a b s o lu t D ia g r a m a r a h n o r m a l
D ia g r a m a r a h r e la tif
6
Diagram Arah Antena
Plot Polar pola daya radiasi
7
Diagram Arah Antena
8
Diagram Arah Antena
Diagram Arah Yang direpresentasikan secara matematis
U0 Untuk 0 dan 0 2
1. U
0 UntukLainnya
U0 Untuk 0 / 2 dan 0 2
2. U
0 UntukLainnya
U m Cos Untuk 0 dan 0 2
3. U 2
0 UntukLainnya
U Cos Untuk 0 dan 0 2
4. U m
0 UntukLainnya
U m Sin Untuk 0 dan 0 2
5. U
0 UntukLainnya
U m Sin sin 2 Untuk 0 dan 0
6. U
0 UntukLainnya
Beamwidth Antena
Luas Berkas / Lebar Berkas/ Beamwidth
Adalah sudut ruang yang mewakili seluruh
daya yang dipancarkan, jika intensitas 1 /2
radiasi = intensitas radiasi maksimum
atau, 1 /2 1 /2
Seolah-olah antena memancar hanya dalam
sudut ruang B dengan intensitas radiasi uniform
sebesar Um W = B.Um
Um = Ua. f(,)maks
W f (, ).d f (, )
2 2 B d
W U. d Ua . f , d Um f (, ) maks f (, ) maks
0 0 0 0
10
Beamwidth Antena
Perhitungan Direktivitas Dengan Cara Pendekatan Lebar
Berkas
3dB Beamwidth
Peak - 3dB
Pea
60 (eg)
k
Peak - 3dB
11
Beamwidth Antena
A. Fungsi
sederhana 1 /2
Unidirectional
Direktivitas 10
2 1 /2 1 /2
Selesaikan dengan cara pendekatan
(dua)
B = 1/2 . 1/2
kasus dimana 1/2 dan 1/2 adalah beamwidth
menurut 2 bidang melalui sumbu
mainlobe
B. Fungsi tidak
sederhana
Selesaikan dengan cara matematis !!
B
f (, ).d f (, )
d
f (, ) maks f (, ) maks
12
Beamwidth Antena
LATIHAN 1
-180 -180
13
C Radiation Pattern 1 HFS
0 Curve Info
dB10normalize(r
-1.00
-30 30 Setup1 : LastAdaptive
-2.00 Freq='10GHz' Phi='0de
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-60 -7.00 60
-8.00
-9.00
-10.00
-11.00
-12.00
-13.00
-90 90
-120 120
-150 150
-180
Radiation Pattern 1 HFSSModel1
0 Curve Info
dB10normalize(rETotal)
-1.00 Setup1 : LastAdaptive
-30 30
-2.00 Freq='10GHz' Phi='90deg'
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-60 -7.00 60
-8.00
-9.00
-10.00
-11.00
-12.00
-13.00
-90 90
-120 120
-150 150
-180
Beamwidth Antena
LATIHAN 2
U= Um.cos ; 0 /2 & 0 2
0 ; , lainnya
16
Beamwidth Antena
Solusi
22 2 2
a) W Um. cos sin .d.d Um cos sin d d
0 0 0 0
1 2
1 u sin
Um sin 2 2
0 Um. .2 Um.
du cos d
2 0 2
B = W/Um
2
2
1 2
= 0 cos sin d 0 u du
2
u
1
sin 2
2
17
5
Directivitas, Efisiensi,
dan Gain Antena
18
Directivitas, Efisiensi, Gain Antena
Direktivitas
Merepresentasikan pengarahan antena, semakin besar
direktivitas dapat diartikan bahwa lebar berkasnya
semakin sempit
Didefinisikan :
Um 4 Pm Em 2
D x
Uo 4 Po Eo 2
19
Directivitas, Efisiensi, Gain Antena
Hubungan Directivitas dengan
Beamwidth
W 4Uo dan W Um.B
Um 4
D
Uo B
20
Directivitas, Efisiensi, Gain Antena
Contoh 1 : Penghitungan direktivitas dengan cara eksak:
U= Um.cos ; 0 /2 & 0 2
0 ; , lainnya
Solusi, B = W/Um
22 =
W Um. cos sin .d.d D = 4/B
0 0 = 4/ = 4 = 6 dB
2 2
W Um. cos d (cos ) d
0 0
Um
2
cos 0 2 0 .Um
2 2
21
Directivitas, Effisiensi, Gain Antena
Contoh 2 : Menghitung D dengan pendekatan lebar
berkas
U = Um.cos6 ; 0 /2 dan 0 2
Um = Um.cos6 1/4
1
1 1/ 4 cos 1 6 1 27,01o
4
2
1/2 = 2 x 1/4 = 54,02o
1 1 1
2
2
2 4 4 (57,3o ) 2
D 14,3
1/ 2 .1/ 2 o 2
(54,02 )
Didefinisika
n, Um intensitasradiasi maks suatu antena
G
Umr intensitasradiasi maks antena referensi dengandayainputsama
Macam-macam referensi :
Isotropis, ef = 100%
dipole
horn, dll
Untuk referensi antena isotropis,
23
Directivitas, Effisiensi, Gain Antena
Ilustrasi
Gain Satuan: dBd and dBi
0dBd = 2.15
dBi
Dipol
e
24
Directivitas, Effisiensi, Gain Antena
25
Directivitas, Effisiensi, Gain Antena
Efficiency
Antena
W source W rad
total r CD
W in
W reflect
Loss karena Diserap
Bahan/material(Conductor atau
Loss karena MissmatchReflection dielectrik) AntenaRadiation
Efficiency Efficiency
Z in Z 0 1
v VSWR
Z in Z 0 1 Power yang dikirim dengan beban Rr
CD
P Pp Power yang dikirim dengan beban Rr RL
r 1 p
P Rr
2 100%
2 Z in Z 0 Rr RL
1 v 1
Z in Z 0
26
Directivitas, Effisiensi, Gain Antena
LATIHAN
27
Contents
6
Polarisasi Antena
28
Polarisasi
Merupakan Arah Orientasi dari vektor medan Listrik (E)
Ingat kembali persamaan medan E
E ( z , t ) E0 cos t z a x Arah getar medan E tetap
E ( z , t ) E x 0 cos t z x a x E y 0 cost z y a y
Persamaan umum :Arah getar medan E
berubah-ubah
Syarat :
Ex0 E y 0
2
1 2n , n 0,1,2,3... RHCP/CW
y x
1 2 2n , n 0,1,2,3... LHCP/CCW
Polarisasi
Beberapa istilah berhubungan
dengan polarisasi :
Skala Mayor
Axial Ratio
Skala Minor
Tilt Angle
Sense (CW, CCW)
Polarisasi
Horizontal
32
Polarisasi Antena
RHCP Elips
LHCP
33
Polarisasi Jika pemasangan antena Rx tidak sesuai dengan
Polarization Loss Factor
polarisasi gelombang, maka daya yang diterima
akan lebih kecilterjad polarization Missmatch
Untuk orientasi yang sesuai, maka penerimaan
daya akan maksimum (polarisasi medan=polarisasi
antena) Note : polarisasi antena dilihat saat
antena pada transmitting mode
Jika polarisasi membentuk sudut dengan
polarisasi antena, maka daya terima akan
EA EAaA mengalami penurunan yang dinyatakan dengan PLF
E R E R aER (Polarization Loss Factor)
ER aA dimana,
ER vektor medan listrik datang
Contoh : E Re ff aA orientasi antena
untuk,
2
PLF a ER a A cos 2
= 60o PLF = WR turun 6 dB
= 90o PLF = 0 WR = 0
WHY??
Polarisasi
Video!!!
Contents
1 Teorema Resiprositas Carson
6 Polarisasi Antena
6 Aperture Antena
7 Formula Friss
37
Impedansi,Frekuensi Kerja, dan Bandwidth
Impedansi antena adalah impedansi pada terminal antena atau rasio tegangan
terhadap arus pada terminal atau perbandingan komponen medan E dengan
komponen medan H pada terminal antena
Im pedansi antena
Z a b Z A RA jX A
RA Rr RL
Radiation resistance proportional dengan besarnya daya yang di radiasikan oleh antena
Loss resistance/Ohmic resistance proportional dengan besarnya daya yang diserap oleh
bahan antena dan diubah menjadi panas
Impedansi,Frekuensi
Impedansi,Frekuensi Kerja,
Kerja, dan
dan Bandwidth
Bandwidth
Z A RA jX A
1
R A j L
C
Re{Impedance}
Return Loss(dB)
25.00
Im{Impedance}
0.00
Return Loss
-25.00
2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00
Freq [GHz]
Impedansi,Frekuensi Kerja, dan Bandwidth
Vmax 1 ( z )
ABW FH FL VSWR
Vmin 1 ( z )
FH FL
FBW 100% Untuk Bandwidth 100%
FH FL Dimana ( z ) adalah
2 koefisien pantul
FH
FBW :1 Untuk Bandwidth
FL 100%
Impedansi,Frekuensi Kerja, dan Bandwidth
3.00
m1 m2
2.00
1.00
2.33 2.36 2.38 2.40 2.43 2.46 2.48 2.50
Freq [GHz]
-5.00
-7.50
Return Loss(dB)
m1 m2
-10.00
Name X Y
-17.50
-20.00
-22.50
2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00
Freq [GHz]
1 v
VSWR v 1
1 v 3
Re turn Loss 20 log v 9,5 dB
Impedansi,Frekuensi Kerja, dan Bandwidth
Multi Band
Antenna
Ultra Wide
Antenna
Contents
1 Teorema Resiprositas Carson
6 Polarisasi Antena
6 Aperture Antena
7 Formula Friss
45
Konsep Aperture Antena
Konsep aperture antena berasal dari anggapan bahwa antena
sebagai luas bidang yang menerima daya dari gelombang
radio yang melaluinya
Misalkan pada antena corong.
Rapat daya pada permukaan corong P
(watt/m2). Jika mulut corong dapat
E E E
menerima daya melalui mulut A semuanya,
maka daya yang berhasil diserap oleh
P E E E
antena dari gelombang
EM adalah :
A
Wr = P A = P.A cos
H H H P dengan adalah arah orientasi antena
Wr
terhadap arah vektor rapat daya. Umumnya
HH H P orientasi antena dibuat sesuai polarisasi
gelombang, sehingga terjadi penerimaan
maksimum ( = 0)
Jadi Daya yang ditangkap antena berbanding lurus dengan luas aperture-nya .
Dalam praktek, luas tersebut 0,5 0,7 luas sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan
terbaginya daya dari GEM menjadi bagian bagian yang hilang sebagai panas,
dipancarkan kembali, dll.
Sehingga ada beberapa macam aperture : Aperture efektif, aperture rugi-rugi,
aperture pengumpul, aperture hambur, dll
46
Konsep Aperture Antena
Jika suatu antena menerima daya, maka dapat dibayangkan antena seolah-olah
mempunyai aperture yang luasnya adalah daya tersebut dibagi dengan rapat daya
gelombang yang datang pada antena. Dinyatakan :
AW (meter persegi)
P
a. Aperture
Efektif
b. Aperture Rugi-
Rugi
Aperture c. Aperture
antena Hambur
d. Aperture
Pengumpul
e. Aperture Fisis
47
Konsep Aperture Antena
Jika antena ditempatkan pada medan I
EM dan dibebani oleh beban
terminasi Z T . Untuk harga-harga rms
dari arus, tegangan, maka : P ZA
ZT ZT
V ZT R T jX T V
I
ZA ZA ZA R A jX A
RA Rr RL Antena dgn Rangkaian
beban ekivalen
Rr = tahanan pancar
RL = tahanan rugi ohmic antena
V W I2R
I V 2R
W
(R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2 (R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2
W V 2R
Aperture
P P (R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2
Konsep Aperture Antena
Kasus-Kasus
A. Aperture Efektif
RT mewakili daya yang berguna bagi penerimaan, sehingga :
WT V 2R T
Ae
P P. (R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2
Ae mencapai harga maksimum pada orientasi penerimaan maksimum ( = 0 ),
tidak terjadi cross polarisasi, Z*A (
ZT matched ), dan tidak ada rugi-rugi ohmic
antena ( RL= 0 )
WT ' V2 V2
Aem
P 4P.R r 4P.R T
Efectiveness Ratio ( ) , sering juga disebut sebagai efisiensi antena :
Ae dengan 0 1
Aem
Daya yang termanfaatkan / sampai pada pesawat penerima akan kurang dari W T, jika
saluran transmisi memberikan redaman, contoh antena batang pendek biasa memiliki
tinggi efektif 70 % dari tinggi sebenarnya.
Konsep Aperture Antena
B. Aperture Hambur (Scattereing Apperture)
Rr mewakili daya yang diradiasikan kembali ke ruang bebas
WS V 2R r
AS
P P.(R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2
Jika orientasi antena maksimum, tidak terjadi cross polarisasi, antena lossless , dan
MATCHED, maka :
V2 V2
As' As = apperture hambur matched
4 P.Rr 4 P.RT
Jika orientasi antena maksimum, tidak terjadi cross polarisasi, antena lossless , dan
Resonant Short Circuit (RSC), maka :
V2 V2
Asm 4 Aem Asm= apperture hambur maksimum
P.Rr P.RT
SCATTERING RATIO, perbandingan hambur
As 0
Ae
Konsep Aperture Antena
E. Aperture Fisis ( Loss Apperture
) Apertur Fisis (Ap) merupakan luas maksimum tampak depan antena
dari arah rapat daya
Untuk antena dengan pemantul atau berupa celah, luas aperture fisis ini
sangat menentukan, tapi untuk beberapa antena lainnya tidak berarti
samasekali
P
Ap L
P
d 2
Ap
D 2 4
Ap
4 d Ap = Ld
P
ABSORBTION RATIO : perbandingan antara apertur efektif
maksimum dengan apertur fisis
Aem
0
Ap
Konsep Aperture Antena
C. Aperture Rugi-Rugi ( Loss Apperture )
RL mewakili daya yang hilang sebagai panas,
sehingga :
WL V2R L
AL
P P. (R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2
D. Aperture Pengumpul (Collector
Apperture )
Apertur pengumpul adalah jumlah Ae, As, dan AL
V 2 (R r R L R T )
AC
P. (R r R L R T ) 2 (X A X T ) 2
Konsep Aperture Antena
Summary
ZT R T jX T
P
ZA ZT
Z A ( Rr RL ) jX A
Pada kondisi umum:
1. Orientasi Antena Maksimum
2. Polarisasi Match/tidak terjadi cross polarisasi
4
DX
2
Aem X
! Aemiso
2
4
Konsep Aperture Antena
Hubungan Apertur Dengan
Direktivitas
4
DX Aem X
2
4
Frekuensi Kerja, Impedansi,
VSWR, BW
56
Rumus Transmisi Friss
Tujuan
Menghitung transfer daya dari Tx ke Rx
Rx
Tx
Isotropis 2
r 2L
Asumsi /
syarat :
a. Jarak Tx-Rx cukup jauh (pada medan jauh) ;
b. Medium tidak meredam
c. Tak ada multipath dari refleksi
Rapat daya pada penerima Rx,
( Pr ) :
Pr WT WR Pr .Ae R Ae R WT
4r 2 4r 2
dimana, AeR = aperture efektif antena penerima
WT = daya pancar pengirim WR = daya yang diterima Rx
57
Rumus Transmisi Friss
WR Pr .Ae R Ae R WT WR D T .WT Ae R
4r 2 4r 2
Sehingga,
4
DT Ae T
WR Ae R .D T 2
WR Ae R .Ae T
WT 4r 2 WT 2 r 2
dalam dB,
Rumus Transmisi Friss
Redaman Lintasan
WT
Lp 10 log dB
WR
2 .r 2 dengan 2
10 log Ae T Ae R ( isotropis
Ae T .Ae R 4 )
4r
2
4
2
10 log 10 log f r
2 2
c
Lp = 32,5 + 20 log fMHz + 20 log rkm
Lp = 92,45 + 20 log fGHz + 20 log rkm
Redaman lintasan atau pathloss disebut juga dengan redaman ruang
bebas / FSL (free space loss), terjadi bukan karena penyerapan daya tetapi
karena penyebaran daya
Jika terjadi multipath, Lp berubah menjadi harga efektif,(Lp 6 dB) Lpef
merupakan
Penurunan 6 dB ini dapat terjadi jika ada dual path yang
interferensi saling menguatkan secara sempurna (kuat medan di Rx dua kali
single path)
Soal
62
Thank You !