LANDASAN TEORI
2.1 Antenna
2.1.1 Definisi Antena
Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk
memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau
sebaliknya dari udara ke media kabel [1]. Karena merupakan perangkat perantara
antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai
(match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan dalam
saluran transmisi. Berikut merupakan definisi lain tentang antena :
Definisi antena menurut Webster’s Dictionary, antena adalah perangkat
yang umumnya terbuat dari logam berbentuk batang atau kawat untuk
memancarkan dan menerima gelombang radio [1].
Definisi standar antena menurut IEEE (IEEE Std 145-1973) adalah suatu
perangkat yang dapat memancarkan dan menerima gelombang [6].
5
2. Matching Device : antena berfungsi untuk menyesuaikan sifat-sifat atau
karakteristik gelombang elektromagnetik di ruangan bebas dengan
gelombang elektromagnetik di saluran transmisi.
y y
x
(a) (b)
Gbr.2.2 - Pola radiasi Isotropis. (a) Pola E-Plane (b) Pola H-Plane
6
2. Directional
Directional adalah pola radiasi yang arah pancarnya diarahkan pada satu
tempat saja. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.3, 2.4a, dan 2.4b,
antena ini merupakan jenis antena narrow beamwidth, yaitu antena dengan
sudut pemancarannya kecil namun dengan daya yang lebih terarah, jarak
pancarnya jauh tetapi tidak dapat menjangkau area yang luas, contohnya
antena Yagi, Panel, Sektoral.Umumnya antena ini digunakan sebagai
penghubung antar gedung (konfigurasi point to point) yang mempunyai
cakupan area yang kecil.
z
270
Gbr. 2.3 - Pola radiasi directional
0
0
0
y
180
x x 90
90
(a) 90
(b)
Gbr. 2.4 - Pola radiasi directional (a) Pola azimuth (b) Pola Elevasi
180
3. Omnidirectional
Omnidirectional adalah pola radiasi yang terbentuk karena antena
memancarkan atau menerima gelombang elektromagnetik pada satu bidang
sama besar, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.5 dan 2.6. Umumnya
antena omni-directional ini digunakan untuk antena-antena jenis broadcast.
7
Gbr. 2.5 - Pola radiasi omni-directional
y y
(a) (b)
Gbr. 2.6.- Pola radiasi Omnidirectnal. (a) E-Plane (b) H-Plane
Vref
Vinc (1)
8
Besar dari koefisien pantul -1 menunjukkan bahwa beban dalam keadaan
short circuit dan +1 menunjukkan dalam keadaan open circuit.Jika 0 maka
sistem dalam keadaan match. Hubungan antara return loss dengan faktor refleksi
dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut :
RL 20
log
(2)
0 1
Vmaks
VSWR
Vmin
(3)
1
VSWR
1
(4)
9
2.1.5 Directivity
4 4
D
P , d
n
A
4 (5)
2.1.6 Gain
Gain (penguatan) suatu antena merupakan perbandingan antara intensitas
radiasi maksimum suatu antena terhadap intensitas radiasi maksimum suatu
antena referensi dengan daya yang masuk pada kedua antena adalah sama.
4 Intensitas radiasi 4 U ,
G ,
daya total input Pin
maka,
4 Um
G (6)
Pin
Gain suatu antena memiliki keterkaitan dengan directivity yang dapat
dihitung dengan nilai efisiensi suatu antena yang sama dengan kemampuan untuk
mengarahkan yang dinyatakan pada persamaan berikut:
G = e.D (7)
10
e = Efisiensi
D = pengarahan (directivity)
Jika efisiensi antena 100 atau 1, maka penguatan antena sama dengan
pengarahannya.
(a) (b)
Gbr. 2.8 - Polarisasi linier (a) arah vertikal (b) arah horizontal
2. Polarisasi Lingkaran
Jika sumbu mayor sama dengan sumbu minor dan AR (Axial Ratio) = 1.
Pada polarisasi lingkaran besarnya medan listrik sama dan berputar dalam
lintasan berbentuk lingkaran (Gambar 2.9). Ada dua jenis perputaran, yaitu
: searah jarum jam (left hand circulary) dan berlawanan arah jarum jam
(right hand circulary polarization).
11
E E
(a) (b)
(a) (b)
2.1.8 Bandwidth
Bandwidth antena dapat didefinisakn sebagai range frekuensi kerja dari
antena yang menunjukan batas atas dan batas bawah dari frekuensi yang
digunakan oleh antena dalam pemancarnya [3]. Pemakaian sebuah antena dalam
sistem pemacar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada
range frekuensi kerja tersebut antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif
agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu.
Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik
dinamakan bandwidth antenna. Pada umumnya kriteria bandwidth antena adalah
besarnya perubahan impedansi antena tersebut terhadap perubahan frekuensi kerja
dari frekuensi tengahnya.Perubahan impedansi antena biasanya ditunjukkan oleh
perubahan harga VSWR.Jadi, bandwidth antena dapat diartikan sebagai lebar
12
bidang frekuensi untuk VSWR dibawah suatu harga tertentu. Seperti ilustrasi pada
gambar 2.11, untuk harga VSWR 1,5.
dimana :
Rr = resistansi akibat radiasi
13
2.2 Antena Mikrostrip
2.2.1 Karakteristik Dasar
Antena mikrostrip seperti yang ditunjukan pada gambar 1. terdiri dari tebal
patch yang sangat tipis t 0 dimana 0 adalah panjang gelombang di ruang
14
2.2.2 Dimensi Fisik
Konstruksi dari mikrostrip terdiri dari konduktor strip (line) dan sebuah
konduktor bidang tanah yang dipisahkan oleh medium dielektrik dengan
konstanta dielektrik r . Di atas strip adalah udara sehingga bila tanpa shielding
sebagian medan elektromagnetik akan meradiasi, dan sebagian lagi ada yang
masuk kembali ke dalam substrat dielektrik [3]. Fenomena ini kemudian disebut
sebagai fringing effect.
a) Tampak atas
b) Tampak Samping
Gbr.2. 13 - Panjang efektif antena mikrostrip
(10)
dengan :
(11)
15
dan :
(12)
(13)
h r
Wo
16
Besarnya εeff didapat dari persamaan :
(14)
Selain besarnya konduktansi diri dari masing – masing slot, terdapat pula
konduktasni mutual yang harus ikut diperhitungkan, sehingga besarnya resistansi
input antenna mikrostrip ini menjadi :
(18)
dengan :
(19)
17
Pada umumnya impedansi input terdiri dari bagian real dan imajiner dan
berubah terhadap frekuensi. Nilai reaktansi dari antenna relatif jauh lebih kecil
bila dibandingkan dengan nilai resistansinya, oleh karena itu untuk alasan praktis
nilai reaktansi dari antenna biasanya di abaikan [3].
Dengan mengetahui nilai impedansi input, selanjutnya dapat dihitung
dimensi inset feed untuk mempermudah proses penyesuaian impedansi (gambar
2.15), yaitu :
(20)
18
S Wo S
a h ah
an tan
n gt str
ip
ng
a a
Bi d Bi d
substrat r
K (k ) K (k ) ( 1) K (k )
C 2 0 2 r 0 4 0 r (21)
K (k ) K (k ) 2 K (k )
dengan K(k) dan K(k) adalah integral eliptis lengkap jenis pertama, dan
W0
k (22)
W0 2S
k 1 k 2 (23)
30 K (k )
Z0 (24)
e K (k )
r 1
e (25)
2
dan K(k)/K(k) :
1 1 k
ln 2
0,71 k 1
K (k )
1 k
(26)
K (k ) 0 k 0,71
1 k
ln 2
1 k
19
2.4 Antena Monopol dan Dipol
Sebatang logam yang panjangnya lamda ( ) akan beresonansi dengan baik
bila ada gelombang radio yang menyentuh permukaannya. Jadi bila pada ujung
coax bagian inner kita sambung dengan logam sepanjang dan outernya di
ground, akan menjadi antena. Antena semacam ini hanya mempunyai satu pole
dan disebut monopole (mono artinya satu). Apabila outer dari coax tidak di
ground dan disambung dengan seutas logam sepanjang lagi, menjadi antena
dengan dua pole dan disebut dipole (di artinya dua). Antena dipole bisa terdiri dari
hanya satu kawat saja yang disebut single wire dipole, atau bisa juga dengan dua
kawat yang ujung-ujungnya dihubungkan yang dinamakan two wire folded dipole,
bisa juga terdiri atas 3 kawat yang ujung-ujungnya disambung yang dinamakan
three wire folded dipole [1].
Antena monopol adalah antena yang terdiri dari radiating elemen dan
groundplane. Monopol berarti satu kutub. Sebatang logam yang panjangnya ¼
Lamda akan beresonansi dengan baik bila ada gelombang radio yang
menyentuh permukaannya. Jadi bila ada ujung coax bagian inner kita sambung
dengan logam sepanjang ¼ dan outernya di ground, akan menjadi antena,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.17. Antena semacam ini hanya
mempunyai satu pole dan disebut monopole (mono artinya satu).
groundplane ARUS
(a) (b) (c)
Gbr. 2.17 - Antena Monopol
(a) & (b) antena Monopol
(c) Distribusi Arus dan Tegangan pada antena monopol Vertikal
20
Antena dipol ditemukan oleh Heinrich Rudolph Hertz pada tahun 1886.
Antena dipol adalah antena yang memiliki driven elemen di bagian tengahnya
yang berfungsi untuk mentransmisikan dan menerima sinyal frekuensi radio
(sinyal RF).
Antena dipol adalah antena yang dibentuk dari dua buah konduktor
dimana panjang totalnya adalah setengah panjang gelombang, seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.18. Dengan panjang ini impedansi dipol tidak terlalu
besar maupun kecil.
Pada antena dipol , arus diasumsikan memiliki distribusi sinusoidal
dan amplitudo maksimum di tengah-tengah (dimana antena diberi pencatu) dan
nol di bagian ujung. Antena ini dibagi dua sama besar dari keseimbangan jalur
transmisi dua kawat. Oleh karena itu arus yang mengalir pada setiap kawat akan
sama besar dan arahnya sama. Sehingga antena dipol dikatakan sebagai antena
balans.
V I I(Z)
0
I I
~
L=
(a) (b)
Gbr. 2.18 – Antena dipol
(a). Distribusi tegangan pada antena dipol, (b). Distribusi Arus pada antena dipol
2.5 Wimax
WiMAX (Worldwide Interoperabilityfor Microwave Access) adalah
sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai
dengan standar IEEE 802.16. WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang
menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh[4]. WiMAX merupakan
teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan
yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan
fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu
diberikan, WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti komunikasi
21
perangkat WiMAX di antara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan
(tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps),
WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last mile’ broadband connections, backhaul,
dan high speed enterprise.
Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang
bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan
ETSI (European Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai
standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX
merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI
HiperMAN.
Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya,
Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah
Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara
global, maka diciptakanlah WiMAX. Kedua standar yang disatukan ini
merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk
menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau dikenal
dengan BWA.
22
Secara umum terdapat beberapa alternatif frekuensi untuk teknologi
WiMAX sesuai dengan peta frekuensi dunia. Dari alternatif tersebut band
frekuensi 3,5 GHz menjadi frekuensi mayoritas Fixed WiMAX di beberapa
negara, terutama untuk negara-negara di Eropa, Canada, Timur-Tengah, Australia
dan sebagian Asia. Sementara frekuensi yang mayoritas digunakan untuk Mobile
WiMAX adalah 2,5 GHz.
Isu frekuensi Fixed WiMAX di band 3,3 GHz ternyata hanya muncul di
negara-negara Asia. Hal ini terkait dengan penggunaan band 3,5 GHz untuk
komunikasi satelit, demikian juga dengan di Indonesia. Band 3,5 GHz di
Indonesia digunakan oleh satelit Telkom dan PSN untuk memberikan layanan
IDR dan broadcast TV. Dengan demikian penggunaan secara bersama antara
satelit dan wireless terrestrial (BWA) di frekuensi 3,5 GHz akan menimbulkan
potensi interferensi terutama di sisi satelit.
23