Pekerjaan :
E v a l u a s i B i a y a d a n K e s e l a r a s a n K e r j a Al a t G a l i M u a t
d e n g a n Al a t An g k u t p a d a P e n a m b a n g a n B a t u S i l i k a
di Bukit Ngalau PT. Semen Padang
Oleh :
TRIANDOKO MARDIAN
BP. 2009/98013
Konsentrasi
: Tambang Umum
ii
ABSTRAK
Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya
alamnya, salah satu sumber daya yang ada adalah bahan tambang seperti
batubara, emas, perak, dan batu kapur. Sumatera Barat mempunyai
cadangan batu kapur terbesar di Indonesia. Sebagian besar cadangan batu
kapur yang ada di Sumatera Barat ditambang oleh PT. Semen Padang.
PT. Semen Padang memakai cara tambang terbuka (quarry)
dengan metoda Quarry Side Hill yaitu sistem penambangan yang
diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang
letaknya di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit. Bahan baku
pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, gypsum, tanah liat dan
pasir besi. Di Bukit Ngalau hanya terdapat penambangan batu silika.
Untuk menilai apakah pekerjaan penambangan itu efektif atau
tidak, maka penulis mengevaluasi pada pekerjaan penambangan batu silika
di Bukit Ngalau. Bedasarkan hasil evaluasi yang penulis lakukan, dapat
diketahui jumlah alat yang dibutuhkan, produktifitas masing-masing alat
serta biaya yang paling efektif dan efisien. Pada saat ini untuk alat gali
yang digunakan adalah 1 unit Excavator Komatsu PC 400 dengan
kapasitas bucket 3,2 m3 dan 3 unit Dump Truck Mitsubishi HD 220 PS
dengan kapasitas 15 ton dapat melebihi target produksi yaitu, dari 35.000
ton menjadi 36.450 ton dengan 25 hari kerja serta memerlukan biaya Rp
205.625.000,00 per bulan. Sedangkan, jika PT. Semen Padang
menggunakan 1 unit Excavator Komatsu PC 400 dengan kapasitas bucket
3,2 m3 dan 4 unit Dump Truck Mitsubishi HD 220 PS dengan kapasitas 15
ton memerlukan biaya Rp 238.500.000,00 per bulan dan dapat
memproduksi 48.600 ton batu silika.
vii
iii
ABSTRACT
State of Indonesia is a country rich in natural resources, one of the
existing resources are minerals such as coal, gold, silver, and limestone.
West Sumatra has the largest limestone reserves in Indonesia. Most of the
existing reserves of limestone mined in West Sumatra by PT. Semen
Padang.
PT. Semen Padang used the method of open pit method with the
Side Hill Quarry mining system that is applied to mine the rock or
industrial mineral deposits are located on hillsides or hill-shaped sediment.
Raw material for making cement are limestone, silica sand, gypsum, clay,
and iron sand. In the ngalau Hill there are only mined silica.
To assess whether the mining work is effective or not, the authors
evaluated the silica rock mining jobs in ngalau hill. Based on the results of
the evaluation by the author, can be seen the amount of equipment needed,
the productivity of each device as well as the most cost effective and
efficient, which is to explore the tool used is 1 unit Komatsu PC 400
excavator with a bucket capacity of 3.2 m 3 and 3 units dump Truck
Mitsubishi HD 220 PS with a capacity of 15 tons can exceed production
targets namely, from 35,000 tons to 36,450 tons to 25 working days and
will cost Rp 205,625,000.00 in a month. Whereas, if the PT. Semen
Padang using 1 unit Komatsu PC 400 excavator with a bucket capacity of
3.2 m3 and 4 units of Dump Truck Mitsubishi HD 220 PS with a capacity
to produce 15 tons will cost Rp 238,500,000.00 in a month.
iv
viii
KATA PENGANTAR
ix
v
Penulis
vix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN JUDUL .......................................................
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................
BIODATA .....................................................................................................
vi
ABSTRAK ....................................................................................................
vii
ABSTRACT .................................................................................................
viii
ix
xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xiv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................
B. TUJUAN DAN MANFAAT.......................................................
C. SISTEMATIKA PENULISAN..................................................
1
2
3
4
6
7
B. DESKRIPSI PROYEK
1. Lokasi dan Kesampaian PT. Semen Padang...........................
2. Iklim dan Curah Hujan...........................................................
3. Keadaan Geologi dan Morfologi............................................
7
9
9
xi
vii
10
10
11
12
15
18
26
28
29
31
31
33
34
37
38
PERUMUSAN MASALAH....................................................... 40
TUJUAN STUDI KASUS ......................................................... 40
PEMBATASAN MASALAH .................................................... 41
LANDASAN TEORI
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi performance alat mekanis
a. Pola Penggalian dan Pemuatan......................................... 41
b. Swell Factor (Faktor Pengembangan) ............................. 43
c. Faktor Keserasian (Match Factor) ................................... 45
d. Efisiensi Alat ................................................................... 45
e. Waktu Edar ...................................................................... 48
E. METODOLOGI PEMBAHASAN
1. Pengambilan Data................................................................... 50
2. Penentuan Rumus yang Digunakan untuk Perhitungan Alat Berat
. 51
F. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
1. Data Rata-rata yang di Dapat Dari Lapangan........................ 54
2. Efisiensi Kerja Alat................................................................ 56
3. Produktifitas Alat Gali-Muat (Loading) dan Alat Angkut (Hauling)
xii
..
59
G. PEMECAHAN MASALAH ATAU ANALISA HASIL
1. Jumlah unit alat Angkut dan Alat Gali-Muat yang
viii
xiii
ix
68
69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
8
Gambar 2
Pemboran Batukapur.................................................................
17
Gambar 3
19
Gambar 4
20
Gambar 5
21
Gambar 6
22
Gambar 7
22
Gambar 8
23
Gambar 9
23
Gambar 10
25
Gambar 11
26
Gambar 12
27
Gambar 13
28
Gambar 14
29
Gambar 15
30
Gambar 16
31
Gambar 17
32
Gambar 18
Dumping ...................................................................................
33
Gambar 19
34
xiv
ix
xi
Gambar 20
35
Gambar 21
36
Gambar 22
37
Gambar 23
38
Gambar 24
Gambar 25
43
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
10
Tabel 2
44
Tabel 3
46
Tabel 4
53
Tabel 5
55
Tabel 6
55
Tabel 7
56
Tabel 8
56
Tabel 9
59
Tabel 10
67
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
xvii
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan semen
sangatlah meningkat seiring dengan banyaknya pembangunan, oleh karena
itu PT. Semen Padang harus meningkatkan hasil produksi semen.
Ketersediaan bahan baku yang semakin tipis menuntut PT. Semen Padang
untuk menyusun strategi agar kebutuhan konsumen tetap terpenuhi. PT.
Semen Padang mempunyai target pencapaian produksi semen sebesar
5.566.400 ton ditahun 2012 ini dibutuhkan supply batu kapur 7.602.474
ton dan kebutuhan silika 871.858 ton, penambangan PT. Semen Padang
sampai dengan saat ini hanya mengandalkan sumber daya di Bukit Karang
Putih dengan jumlah cadangan yang semakin terbatas, sehingga untuk
memenuhi sasaran produksi tersebut akan mengoptimalkan penambangan
di Bukit Ngalau.
Akibat cadangan bahan baku semakin menipis sedangkan
pemenuhan produksi harus berkelanjutan maka dibutuhkan pengoptimal
penambangan di areal Bukit Ngalau agar produksi meningkat dan produk
yang dihasilkan dapat bersaing di dunia industri, hal ini dapat terwujud
jika dilakukan penambangan yang ramah lingkungan. Saat sekarang ini
industri semen semakin marak dipasaran, oleh karena itu PT. Semen
Padang harus menekan biaya produksi agar semen yang berkualitas baik
dapat dijual dengan harga murah dan tetap menjadi yang terdepan. Dalam
1
penambangan
yang
efisien,
ekonomis,
dan
berkelanjutan.
b. Menyediakan batu silika sebagai bahan dalam pembuatan semen.
c. Menciptakan penambangan yang ramah lingkungan.
d. Menghasilkan produk semen yang berkualitas baik.
2. Manfaat Proyek
Adapun manfaat yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan
yang dilakukan oleh PT. Semen Padang adalah:
a. Menambah devisa negara dari sektor penerimaan pajak dan bea
cukai.
b. Menambah pendapatan daerah dan Propinsi Sumatera Barat
melalui pemasukan pajak yang dibebankan kepada perusahaan.
c. Dengan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang
akan berdampak terhadap perbaikan ekonomi masyarakat di sekitar
tambang.
C. Sistematika Penulisan
Penulisan Proyek Akhir ini terdiri dari empat bab yang saling
berhubungan satu sama lainnya. Disamping itu, pada bagian akhir
BAB II
LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah PT. Semen Padang
PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia
yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV
Nederlandsch Indische Portland Cement (NV NIPCM). Alasan pendirian
pabrik ini karena ditemukan cadangan batu kapur dan silika di Bukit
karang Putih dan Ngalau pada tahun 1906. Oleh seorang perwira Belanda
berkebangsaan Jerman yang bernama Ir. Carl Cristoper Lau. Kedua jenis
batu tersebut dibawa ke Belanda untuk diteliti kemudian hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua jenis bahan baku tersebut dapat dijadikan
bahan baku untuk membuat semen. Sedangkan bahan baku yang satunya
lagi yaitu tanah liat terdapat di perkampungan Indarung.
Ketiga bahan baku utama tersebut memiliki cadangan yang
terbesar sehingga pemerintah Belanda yang berkuasa saat itu untuk
mendirikan pabrik semen. dengan kegigihan dan kerja keras Ir. Carl
Christoper Lau yang menghimpun kerja sama dangan perusahaan besar
seperti Fa. Gebroeders Veth, Fa. Yarman dan Soon serta pihak swasta
lainnya, maka tanggal 18 maret 1910 berdirilah pabrik semen ini dengan
notaries Johannes Pieder Smith di Amsterdam dengan nama NV.
Nedherlandsch Portand Cement Maatchappij (NIPCM). Pabrik ini mulai
memproduksi semen pada tahun 1913.
PT. Semen Padang dikuasai juga oleh CEMEX, sejak awal masyarakat
Sumatera Barat pada umumnya dan masyarakat Padang pada Khususnya
menolak gagasan pemerintah tersebut, karena tempat Industri dan bahan
baku PT. Semen Padang merupakan tanah ulayat (tanah kaum) masyarakat
minang kabau, sehingga masyarakat Minang Kabau tidak rela jika tanah
ulayatnya jatuh ketangan orang asing.
Pada tahun 2006 silam masyarakat pun mendesak agar PT. Semen
Padang lepas dari SSG, dan saham pun diminta agar sepenuhnya kembali
ketangan PT. semen Padang, nampaknya permasalahan ini belum tuntas
oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan semoga permasalahan ini dapat
terselesaikan dengan waktu yang secepatnya.
2. Visi dan Misi PT. Semen Padang
a. Visi
Menjadi Industri semen yang handal, unggul dan berwawasan
lingkungan.
b. Misi
1) Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
2) Mengembangkan Industri berwawasan lingkungan
3) Mengembangkan sumberdaya manusia yang berkompeten dan
professional.
3. Struktur Organisasi
Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut , PT. Sememn Padang
menyusun
LS sampai
LS dan
BT sampai
BT.
10047 43,56BT.
Daerah penambangan ini dihubungkan dengan jalan yang telah di
beton dan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum atau naik
kendaraan milik karyawan PT. Semen Padang. Lokasi penambangan batu
silika di Bukit Ngalau dapat dilihat pada gambar 1 peta lokasi dan
kesampaian daerah dibawah ini.
BUKIT
NGALA
U
SS
umber : Google, Search, 2012
Cuaca
dapat
mempengaruhi
efektivitas
kerja
pada
Morfologi
bukit
ngalau
merupakan
daerah
perbukitan
10
komponen utama silika di laut. Sifat fisik dari batu silika diantaranya,
berwarna keputihan, coklat, putih susu, coklat muda-tua kemerahan,
ungu kekuningan, hijau dan agak tembus cahaya.
5. Jumlah Cadangan
Berdasarkan data yang didapatkan cadangan batu silika yang
terdapat di Ngalau 6 juta ton. Silika termasuk dalam komposisi
pembuatan semen. Adapun bahan baku pembuat semen dapat dilihat
pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Bahan Baku Pembuat Semen
Jenis-jenis bahan baku
Batu kapur
81%
Pasir silica
Clay/ tanah Liat
5%
10%
Gypsum
1%
Pasir besi
3%
11
dan pengukuran. Data yang diperoleh hasil survey dan pengukuran ini
berguna nantinya untuk memetakan front penambangan.
Untuk kegiatan pengukuran ini diperlukan sebuah GPS (Global
Position System) yang terhubung dengan satelit, dan peralatan pendukung
lainnya. Untuk melakukan survey dan pengukuran melalui GPS
diharapkan dapat melalui prosedur-prosedur, yakni :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
12
excavator
untuk
13
14
Crusher
15
memiliki
panjang stang 7,8 meter, panjang Bit 1,2 meter dan memiliki 3
buah
Jack
16
17
Proses
peledakan
dilakuakan
telebih
dahulu
tempat
18
19
20
Berfungsi
sebagai
penggalak
primer
dengan
21
22
23
naik ke atas
24
25
26
27
b)
c)
d)
e)
material.
f) Belt conveyor adalah alat yang berfungsi untuk membawa
material yang lolos dari gratebar ke storage.
g) Storage merupakan gudang pengumpulan material yang akan di
olah dan berada di area Departemen Produksi.
2. Batu silika
a. Kegiatan penggalian
Penggalian batu silika di Bukit Ngalau menggunakan 1 unit
excavator merk Komatsu PC 400 dengan kapasitas bucket 3,2 m3.
Penggalian batu silika langsung menggunakan excavator tanpa melalui
peledakan seperti batu kapur. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar dibawah.
28
naik ke atas
29
30
dalam
kegiatan
pengangkutan
selama
berlangsung adalah :
1) Jalan areal penambangan tidak rata dan lebar jalan angkut tidak
sesuai dengan lebarnya mobil yang membuat operator dump truck
harus berhenti saat berseslisih jalan
2) Banyaknya material yang terbuang pada jalan dapat menghambat
proses penganGkutan material.
3) Adanya alat muat yang rusak.
4) Tidak adanya rambu-rambu seperti jalan di belokan jalan tambang
yang sedikit patah kelokannya membuat operator dump truck
kesulitan untuk mengoperasikan dump truck saat pengangkutan
material saat sedang berhadapan dengan dump truck satunya yang
bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas jalan tambang.
Untuk lebih jelasnya proses pengangkutan batu silika dapat
dilihat pada gambar 19 di bawah ini.
31
untuk
Screen
Reduksi
Reject Area
Material > 50 mm
Material < 50 mm
Crusher
Storage
Gambar 20. Prinsip kerja Mosher
Silo
32
33
Pengumpulan data
Data Sekunder
Data primer
34
F. Temuan Menarik
Selama melakukan Praktek Lapangan Industri pada areal
penambangan batu silika di Bukit Ngalau PT. Semen Padang, ada beberapa
temuan menarik yang ditemukan di lapangan, yaitu :
1. Adanya waktu tunggu pada alat muat.
Hal ini terjadi karena adanya alat angkut yang rusak sehingga
banyaknya kehilangan waktu alat muat untuk menunggu alat angkut.
35
Batu silika yang diangkut oleh dump truck sering tumpah pada saat
pengangkutan ke mobile crusher. Hal ini berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja, juga memperlambat jalan alat angkut.
Dari beberapa temuan menarik yang penulis amati dilapangan,
maka
penulis
mengangkat
judul
E v a l u a s i
Biaya
dan
BAB III
36
STUDI KASUS
A. Perumusan Masalah
Di PT. Semen Padang penambangan batu kapur dan silika dilakukan
dengan sistem tambang terbuka metoda quarry dengan menggunakan alat-alat
berat untuk penambangan. PT. Semen Padang
mempunyai target produksi batu silika 410.000 ton per tahunnya atau rata-rata
35.000 ton per bulannya. Oleh karena itu diperlukan evaluasi penambangan
yang baik agar proses penambangan dan target produksi dapat tercapai.
Dalam usaha untuk mendukung tercapainya proses penambangan dan
target produksi, maka harus dilakukan kajian terhadap kebutuhan alat mekanis
yang akan digunakan dengan melihat kinerja nyata alat mekanis yang ada
dilapangan. Kinerja alat mekanis dilapangan dipengaruhi oleh keadaan
lapangan itu sendiri, yang mana selama ini belum serasi kinerja antar alat muat
dan alat angkut . Dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berrkaitan dengan diatas, maka penulis melakukan penelitian tentang
E v a l u a s i B i a y a d a n K e s e l a r a s a n K e r j a A l a t G a l i M u a t
d e n g a n A l a t An g k u t p a d a P e n a m b a n g a n B a t u S i l i k a di
Bukit Ngalau PT. Semen Padang
B. Tujuan Studi Kasus
Adapun tujuan dari studi kasus ini adalah :
1. Dapat menentukan Produktifitas Excavator Komatsu PC 400 dan Dump
Truck Mitsubishi HD 220 PS.
2. Dapat mengetahui jumlah alat berat.
3. Dapat mengetahui biaya operasional yang dibutuhkan pada keadaan nyata
dilapangan dengan yang direncanakan
40
37
C. Pembatasan Masalah
Dalam studi kasus ini masalah yang akan dibahas
adalah sebagai
berikut:
1.
2.
Membandingkan
kapasitas
produksi
alat
4.
Membandingkan
biaya
operasional
yang
Faktor-Faktor
Yang
38
beberapa keadaan yang ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:
1) Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang
berada di atas atau di bawah jenjang (Gambar 24).
a)
b)
Bottom
Loading,
yaitu
alat
gali-muat
melakukan
Top
Loading
Bottom
Loading
Gambar 24 :
Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Alat Gali-Muat
Terhadap Alat Angkut
2) Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut
untuk dimuati terhadap posisi alat gali-muat (Gambar25 ).
a) Single Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati
pada satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat
angkut pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama
39
Double Back
Up
Single Back Up
Gambar 25 :
Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Alat Angkut.
b. Swell factor (Faktor Pengembangan)
Swell factor adalah material di dalam itu didapat dalam keadaan
padat dan terkonsilidasi dengan baik sehingga hanya sedikit bagian yang
kosong atau yang terisi udara di antara butir butirnya, lebih-lebih kalau
butir-butir itu halus sekali.
40
Swell Factor =
Vundisturb ed
x 100% (Ir. Partanto, 1996 :179 )
Vloose
Yd
Corection Faktor
2300
0,85
2800 3000
0,82 0,80
Anthrasite
2200
0,74
Bituminous
1900
0,74
2800
0,85
3320
0,85
Pasir kering
2200 3250
0,89
Pasir basah
3300 3600
0,88
Tanah biasa
kering
Tanah biasa
basah
41
n x Na x CTm
(Ir. Partanto, 2005 :179 )
Nm x CTa
Keterangan :
n
Na
Nm
CTa
CTm
Tabel 3 :
Efisiensi Keadaan Alat
42
Pemeliharaan Mesin
Kondisi
Operasi Alat
Baik Sekali
Baik
Buruk
Sekali
Normal Buruk
Baik Sekali
0,83
0,81
0,76
0,7
0,63
Baik sekali
0,78
0,75
0,71
0,5
0,6
Normal
072
0,69
0,65
0,6
0,54
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
0,45
Buruk Sekali
0,52
0,5
0,47
0,42
0,32
1)
Availability
(MA)
Adalah
faktor
yang
MA =
2)
W
X 100 %
W R
UA =
W
x 100 %
W S
43
PA =
W S
x100%
W SR
W S
x100%
T
EU =
=
W
x100%
W RS
W
x100%
T
Keterangan
R = Jumlah Jam perbaikan (repair hours)
W = Jumlah Jam kerja alat (working hours)
S = Jumlah jam standby (Stand By hours)
T = ( W + R + S)
e. Waktu Edar
44
waktu edar dump truck tergantung pada jumlah dump truck yang dapat
dilayani oleh satu buah excavator. Menurut Partanto, waktu edar dump
truck adalah terdiri dari 4 (empat) segmen besar, yaitu :
1)
Menurut Peurifoy, waktu edar dump truck terdiri dari 5 (lima) segmen,
yaitu ditambah dengan spoting at the excavator yang terdiri dari waktu
45
manuver dump truck di lokasi penggalian dan penimbunan serta waktu tunggu
dump truck sebelum diisi excavator.
Sedangkan waktu edar excavator terdiri dari fill dipper (waktu pada
saat excavator mengisi bucket), swing (waktu manuver bucket untuk mengisi
bak dump truck), dump (waktu saat bucket menumpahkan galiannya ke bak
dump truck), dan return
46
47
48
posisi
ketika
menumpahkan,
waktu
49
= ql x K
Keterangan:
q
ql
= Kapasitas Bucket
= Faktor Bucket
Tabel 4 :
Faktor Bucket Alat Muat
No
Jenis
pekerjaan
Kondisi Muatan
Faktor
Bucket
Ringan
Sedang
Agak Sulit
Sulit
0.5 0.4
50
Produktivitas Excavator:
p
qx3600 xE
CT
Keterangan:
P
= Produktivitas excavator
SF
= Swell Faktor
CT
Cx3600 xE
CT
Keterangan:
Q
CT
Kecepatan Pergi
= 5,74 m/detik (Lampiran 4)
Kecepatan Angkut
= 4,92 m/detik (Lampiran 4)
Jumlah unit Dump Truck
= 3 unit
Jumlah unit Excavator PC 400 = 1 unit
Kapasitas Dump Truck
= 15 ton
Kapasitas Excavator PC400
= 3,2 m3
Data waktu edar Excavator (Waktu muat Alat Angkut)
Waktu edar Excavator dirata-ratakan dari waktu muat dump truck dari
51
Tabel 5 :
Data Jam Kerja Dump Truck di Bukit Ngalau
Kegiatan
Shift
Waktu (Wib)
08.00 - 11.30
11.30 - 13.30
Penambangan
Istirahat
Penambangan
13.30 18.10
Nomor
Jumlah jam
Jam
Jam
Jam
Alat
Alat
Tersedia (T)
Efektif
Standby
Perbaikan
(S)
37,41
(R)
0
204,1
(W)
166,69
204,1
166,69
37,41
204,1
166,69
37,41
Tabel 7 (Lampiran 7) :
Data Jam Kesediaan Excavator di Bukit Ngalau
Jumlah
Nomor
Jumlah jam
Jam
Jam
Jam
Alat
Alat
Tersedia (T)
Efektif
Standby
Perbaikan
204,1
(W)
157,41
(S)
37,41
(R)
9,28
Tabel 8 :
Data jam standby dan jam perbaikan alat di Bukit Ngalau
No.
1.
2.
4.
Kegiatan
Pemanasan Mesin/cek bersihkan jalur peralatan
Istirahat Makan
Pecah Hoes Hydraulic
Waktu (Menit)
60
120
190
52
W
X 100 %
W R
157,41
W S
X 100 %
W RS
157,41 37,41
= 204,1 X 100 %
= 95,44%
3) U.A
W
X 100 %
W S
157,41
4) E.U
W
X 100 %
T
157,41
= 204,1 X 100 %
= 77,12%
53
= 204,1
= 166,69
= 37,41
=0
1) M.A
W
X 100 %
W R
166,69
= 166,69 0 X 100 %
= 100%
2) P.A
W S
X 100 %
W RS
166,69 37,41
= 204,1 X 100 %
= 100%
3) U.A
W
X 100 %
W S
166,69
4) E.U
W
X 100 %
T
166,69
= 204,1 X 100 %
= 81,67%
Tabel 9 :
Kondisi Kerja Alat
Nama Alat
Excavator
Komatsu PC 400
Dump Truck HD
M.A (%)
94,4
P.A (%)
95,44
U.A (%)
80,79
E.U (%)
77,12
100
100
81,67
81,67
54
220 PS I
Dump Truck HD
220 PS II
Dump Truck HD
220 PS III
100
100
81,67
81,67
100
100
81,67
81,67
= 5 kali
Efisiensi Alat
= 77 %
= 1,4 ton/m3
= 3,2 m3
= 0,8
Swell Factor
= 0,85
Jam kerja
= 8 jam
55
2) Produktifitas Excavator
P =
qx3600 xE
CT
2,56 m x 3600 detik x 0,77
33,09 detik
701,69 detik
(lampiran 4)
= 0,8
Effisiensi alat
= 0,72 %
56
= n x ql x K
= 5 x 3,2 x 0,8
= 12,8m3
= A+B+C+D+E+F+G
=2,04 + 0,57 + 0,58 + 0,25 + 0,48 + 2,9 + 3,38
= 10,2 menit
Cta
5 x 0,55
1xCta
2,75
=1
Cta
= 2,75 menit
C x 60 x E
Ct
15tonx60menitx 0,81
10,2menit
57
Match Factor =
=
n x Na x CTm
Nm x CTa
5 x 3 x 0,55
1 x 10,2
= 0,808
MF < 1
Na
Na
= 1 x 10,2
5 x CTa
Cta
= 2,04 menit
58
Jadi, waktu tunggu untuk alat muat excavator yaitu selama 2,04 menit
n x Na x CTm
Nm x CTa
5 x Na x 0,55
1 x 10,2
10,2
Na = 2,75
n = 3,7 4 unit
59
n x Na x CTm
Nm x CTa
5 x 4 x 0,55
1 x 10,2
C x 60 x E
Ct
15tonx60menitx 0,81
10,2menit
60
= Rp 1.680.000,00/hari
= Rp 260.000,00/jam x 10 jam/hari
= Rp 2.600.000,00/hari
25hari/bulan
= Rp 98.625.000/bulan
Biaya untuk 4 unit Dump Truck dalam 25 hari/bulan
Biaya/bulan = (biaya sewa alat + biaya BBM /jam) x jumlah alat x 25
hari/bulan
= (Rp 1.000.000/hari + Rp 315.000/hari) x 4 unit x
25hari/bulan
61
= Rp 131.500.000/bulan
Tabel 10 :
Perbandingan Analisa dan Lapangan
No.
1.
Jenis Alat
Excavator
Komatsu PC 400
DT Mitsubishi
Jumlah Alat
Produktifitas
Waktu
Biaya perbulan
(unit)
1
(ton/bulan)
36.456
(Hari)
25
Rp 107.000.000
25
Rp 98.625.000
36.450
220 PS
Rp 205.625.000
Jumlah
2.
Excavator
36.456
25
Rp 107.000.000
48.600
25
Rp 131.500.000
Komatsu PC 400
DT Mitsubishi
HD 220 PS
Jumlah
Rp 238.500.000
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisa yang sudah dilakukan maka, didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak adanya keserasian antara alat gali muat dengan alat angkut yang
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Ketidak disiplinan operator dari alat gali muat maupun alat angkut.
b. Kondisi dari alat gali muat maupun alat angkut yang tidak dapat
diprediksi secara pasti.
c. Kurangnya pengawasan yang intensif dari formen dan supervisor
lapangan terhadap para pekerja, sehingga menyebabkan kurang
efektifnya penggunaan waktu kerja, hal ini berpengaruh terhadap
keserasian antara alat gali muat dan alat angkut.
2.
m3
, sebagai alat gali dan alat muat serta 3 unit dump truck Mitsubishi
HD 220 PS, maka produksi batu silika yang dapat dicapai perbulannya
sebanyak 36.450 ton. Jumlah ini telah melebihi target yang di inginkan PT
Semen Padang yaitu sebesar 35.000 ton perbulannya.
3.
68
4.
5.
B. Saran
Berdasarkan analisa yang sudah penulis lakukan dalam pengolahan data di
Bab III. Penulis menyarankan untuk pemanfaatan alat berat yang lebih baik
dalam mencapai target waktu yang diharapkan dan menekan biaya lebih efisien
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Struktur
Organisasi
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
PEMASARA
N
DIREKTUR
PRODUKSI
DIREKTUR
LITBANG
DIREKTUR
KEUANGAN
Departemen
Pemasaran
Departemen
Tambang
Departemen
Litbang
Departemen
Perbendaharaa
n
Departemen
Distribusi &
Transportasi
Departemen
Operasi I
Departemen
Rancang
Departemen
Akutansi
Satuan
Pengawasan
Intern
Sekretaris
Perusahaan
Departemen
Perbekalan
Proyek Pengembangan
SIM
Proyek Pengem. P.Plant
Dumai, Bengkulu, &
Ciwandan
Departemen
Operasi II
Departemen
Jaminan
Departemen
Operasi III
Departemen
Utilitas
Staf
Direksi
Departemen
SDM
JUMLAH
(mm)
1997
Jan
(mm)
222
164
Feb
(mm)
559
19
Mar
(mm)
352
153
Apr
(mm)
548
404
May
(mm)
33
388
Jun
(mm)
463
137
Jul
(mm)
269
187
Aug
(mm)
267
64
Sep
(mm)
565
20
Oct
(mm)
622
77
Nov
(mm)
282
217
Dec
(mm)
318
335
1998
301
151
293
244
256
437
384
859
789
426
607
840
5584.29
1999
542
235
200
61
202
131
233
368
375
817
821
514
4497.96
2000
559
49
299
307
130
287
356
352
256
555
945
481
4575.22
2001
148
253
187
451
123
330
385
204
343
255
180
82
2940.51
2002
143
230
206
410
295
251
262
172
329
391
498
490
3677.04
2003
346
67
308
201
205
463
372
677
631
389
3659.49
2004
238
218
282
492
396
13
341
223
423
247
218
267
3359.69
2005
523
330
335
219
325
130
150
336
94
382
264
34
3121.63
2006
505
11
506
158
185
404
269
373
359
120
547
519
3955.92
2007
869
141
287
380
149
357
56
420
511
286
1,068
4521.44
Rata-rata
(mm)
380
189
258
306
233
262
258
307
362
423
458
445
3879.82
1996
4498.88
2165.74
Waktu
Putar
(detik)
4
4
6
7
5
6
6
7
9
9
8
8
4
4
5
7
5
8
7
5
7
6
6
7
7
7
7
7
6
9
Waktu Muat
(detik)
6
8
8
8
4
6
6
6
6
6
8
5
6
8
6
5
5
5
7
5
6
5
6
6
6
5
6
6
6
6
6.4
9
4
6.06
8
4
Swing
Kosong
(detik)
Cycle Time
(detik)
7
7
7
7
5
5
7
8
8
7
8
8
8
8
4
5
5
8
8
5
8
8
8
5
7
8
5
6
6
6
28
34
33
41
34
32
31
37
37
35
37
34
31
30
28
30
30
33
37
30
34
34
35
31
33
35
30
34
31
34
6.7
8
4
33.09
41
28
No.
Waktu
muat
(menit)
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Ratarata
Max
Min
2
2
2
2.06
2.06
2
2.06
2.03
2.01
2.01
2.01
2.01
2.01
2.01
2.01
2.03
2.06
2.06
2.03
2.03
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.06
2.01
2.04
Waktu
dumping
(menit)
B
0.58
0.58
0.53
0.53
0.58
0.53
0.58
0.58
0.58
0.58
0.58
0.56
0.56
0.56
0.58
0.53
0.58
0.5
0.56
0.5
0.58
0.58
0.58
0.56
0.5
0.58
0.58
0.58
0.58
0.58
0.57
waktu
manufer I
(menit)
C
0.63
0.56
0.56
0.55
0.55
0.56
0.56
0.58
0.63
0.56
0.56
0.55
0.55
0.56
0.56
0.58
0.58
0.63
0.63
0.58
0.56
0.58
0.6
0.56
0.5
0.58
0.56
0.58
0.58
0.58
0.58
waktu
spot
(menit)
D
0.23
0.31
0.31
0.31
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.31
0.23
0.23
0.23
0.31
0.31
0.23
0.23
0.25
0.25
0.25
0.2
0.2
0.23
0.23
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.2
0.25
waktu
manufer II
(menit)
E
waktu
pergi
(menit)
F
0.46
0.46
0.48
0.48
0.48
0.48
0.46
0.46
0.48
0.48
0.48
0.48
0.46
0.5
0.46
0.46
0.48
0.48
0.48
0.48
0.5
0.48
0.48
0.48
0.48
0.48
0.48
0.48
0.5
0.46
0.48
Waktu
pulang
(menit)
G
2.9
2.9
2.9
2.85
2.9
2.9
2.9
2.96
2.9
2.9
2.93
2.95
2.9
2.9
2.9
2.9
2.9
2.93
2.95
2.9
2.9
2.9
2.9
2.9
2.9
2.9
2.9
2.85
2.93
2.95
2.91
2.8
3.56
2.88
3.56
2.9
2.88
3.56
2.9
3.56
3.5
3.5
3.5
3.5
3.56
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.36
3.36
3.36
3.5
3.36
3.36
3.36
3.38
kecepatan kecepatan
pergi
kembali
(m/detik (m/detik
)
)
5.5
5
5.8
5
5.8
5
5.8
5
5.8
5
5.2
4.7
5.8
5
5.8
5
5.7
5
5.8
5
5.8
5
5.8
4.7
5.8
5
5.5
5
5.5
5
5.5
5
5.5
5
5.8
4.7
5.8
5
5.8
5
5.8
4.1
5.8
5
5.8
5
5.8
5
5.8
5
5.8
5
5.8
5
5.8
4.7
5.8
5
5.8
5
5.72
4.93
2.06
0.58
0.63
0.31
0.5
2.9
3.56
5.8
0.53
0.55
0.23
0.46
2.85
2.88
5.2
4.1
\
Selected Dimensions
A
B
Arm Length
Overall length
Length on ground (transport) PC400LC-7
2400 mm
11905 mm
8375 mm
3850 mm
7'10"
39'1"
27'6"
12'8"
Overall width
3440 mm
11'3"
3265 mm
1320 mm
550 mm
3645 mm
10'9"
4'4"
1'10"
12'0"
4350 mm
14'3"
Track length
5355 mm
17'7"
Track gauge
Width of crawler
Shoe width
Grouser height
2740 mm
3440 mm
700 mm
37 mm
9'0"
11'3"
27.6"
1.5"
2715 mm
2995 mm
8'11"
9'10"
3605 mm
11'10"
F
G
H
L
M
N
O
P
Q
D
E
C
G
H
PC400LC-7
D Overall width
3440 mm
11'3"
3265 mm
10'9"
1320 mm
4'4"
550 mm
1'10"
3645 mm
4350 mm
5355 mm
12'0"
14'3"
17'7"
K Track gauge
L Width of crawler
M Shoe width
N Grouser height
O Machine cab height
P Machine cab width
Q Distance, swing center to rear end
2740 mm
3440 mm
700 mm
37 mm
2715 mm
2995 mm
3605 mm
9'0"
11'3"
27.6"
1.5"
8'11"
9'10"
11'10"
Specification
Make
Model
Net Power
Komatsu
SAA6D125E-3
Hp
Kw