Anda di halaman 1dari 11

Nama

: Anisa Anggraeni

Kelas

: Akuntansi S1/B

NPM

: 2402213046

Semester

: 3 (Tiga)

Mata kuliah: Ekonomi Koperasi


Pertanyaan:
1.Jelaskan mengenai perhitungan bunga kredit dengan komponen-komponen
penentuan simpan pinjam!
Jawab:
Unit simpan pinjam adalah suatu unit usaha koperasi atau KUD yang
mempunyai fungsi dan tugas utama dalam melakukan kegiatan simpan pinjam pagi
anggotanya baik secara langsung dari koperasi tersebut ataupun melalui kelompokkelompok anggota (Depdagkop, 1992:4)
Simpan pinjam adalah salah satu jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi
dengan melakukan penyimpanan dana kepada dan dari anggota koperasi baik yang
berupa tabungan ataupun kredit dengan tujuan untuk menggalang dana dan
menyalurkannya bagi peningkatan kesejahteraan anggota (Toha, 2000:161).
Perhitungan bunga pinjaman ( Base Lending Rate / BLR )
dapat dicari melalui formula sbb :
1. Cost of Loanable Fund (COLF)

=X%

2. Overhead Cost (OHC)

=X%+

3. Cost of Money (COM)

=X%

4. Risk

=X%+

5. Break Even Point

=X%

6. Spread/Mark Up

=X%+

7. BLR

=X%

Komponen-komponen unit simpan pinjam:


a.Cost of Loanable Funds (COLF)
adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan atas dana yang
dihimpun, seperti simpanan dan simpanan berjangka serta pinjaman yang diterima.
b.Overhead Cost (OHC)
adalah biaya-biaya tetap yang timbul dan jumlahnya tidak tergantung pada
jumlah dan jenis dana yang dihimpun. Contoh overhead cost adalah: biaya gaji/
upah,biaya penyusutan, biaya listrik, air dan telepon, dan sebagainya.
c.Risk Factor
adalah perbandingan besarnya piutang ragu-ragu terhadap jumlah rata-rata
dana yang dapat dipinjamkan. Piutang ragu-ragu dapat dihitung berdasarkan analisis
umur piutang,semakin rendah tingkat kolektibilitasnya, maka semakin tinggi taksiran
terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu-ragu.
d.Spread
adalah presentase besarnya keuntungan yang diharapkan dari pinjaman
yangdiberikan. Besarnya bunga pinjaman tersebut dapat dibedakan antara bunga
pinjaman untuk anggota dengan bunga pinjaman untuk non anggota. Bunga pinjaman
untuk non anggota dapat di tetapkan lebih tinggi dari pada bunga pinjaman untuk
anggota tetapi tetap dengan mempertimbangkan persaingan dengan lembaga
keuangan lain.
e.Tax adalah biaya pajak (iuran rakyat kepada kas negara).
Contoh perhitungan bunga pinjaman (Base Lending Rate/BLR)
Biaya bunga atas dana yang dihimpun

= Rp 34.300.000

Jumlah rata-rata dana yang dapat dipinjamkan

= Rp 427.500.000

Overhead cost

= Rp 17.617.000

Risiko pinjaman bermasalah

= Rp 13.893.750

Spread yang diharapkan

= Rp 2,106%

Dari data tersebut dapat dihitung:


1. COST OF LOANABLE FUND ( COLF )

Rp 34.300.000
COLF =

= x 100%

= 8,023%

Rp. 427.500.000
2. OVERHEAD COST ( OHC )

Rp 17.617.000
OHC =

= x 100%

= 4,121%

Rp. 427.500.000
3. RISK

Rp 13.393.000
RISK =

= x 100%
Rp. 427.500.000

Maka BLR adalah sebagai berikut:


1. Cost of Loanable Fund (COLF)

= 8,023%

2. Overhead Cost (OHC)

= 4.121%

3. Cost of Money

= 12,144%

4. Risk

= 3,250% +

5. Break Even Point

= 15,394%

= 8,023%

6. Spread/Mark UP

= 2,106% +

7. BLR

= 17,500%

2.Jelaskan mengenai prinsip pemberian kredit (analisis kredit) 5C!


Jawab:
a.Character
Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit harus dapat
dipercaya yang tercermin dari latar belakang nasabah, baik latar belakang yang
bersifat pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup
yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standingnya. Character
merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya. Menurut
Dendawijaya(2005) informasi mengenai calon debitur dapat diperoleh dengan cara
bekerja sama dengan kalangan perbankan maupun kalangan bisnis lainnya. Informasi
dari kalangan perbankan diperoleh melalui surat menyurat atau koresponden antar
bank yang dikenal dengan bank informasi, termasuk permohonan resmi kepada Bank
Indonesia (BI) untuk memperoleh informasi tentang calon debitur, baik mengenai
pribadinya maupun perusahaan atau bisnis yang dimiliki. Character calon debitur
dapat dilihat dari dua aspek yakni:
a) Aspek Internal
Mengenai aspek internal ini meliputi hal-hal yang langsung berkaitan dengan diri
calon debitur seperti faktor keturunan keluarga calon debitur, latar belakang
pendidikan, daftar riwayat hidup calon debitur.
Contoh: A merupakan calon debitur yang berasal dari keturunan suku batak
cenderung akan memiliki karakter atau watak yang keras emosional dan
tempramen.
b) Aspek Eksternal
Umumnya aspek eksternal adalah hal-hal yang muncul dari luar diri calon debitur
dan bias mempengaruhi perubahan sifat dan karakter calon debitur. Adapun aspek

eksternal antara lain factor lingkungan baik itu lingkungan kehidupan social,
lingkungan pekerjaan maupun lingkungan pergaulan.
Contoh: A adalah seorang pria dewasa yang telah menikah dan memiliki dua
orang anak. A seorang yang aktif dalam kegiatan beragama maka indikasi awal
yang dapat dilihat adalah bahwa A orang yang sholeh dan dapat dipercaya.
b.Capacity
Penilaian bank atas kemampuan calon debitur dalam bidang usahanya dan
atau kemampuan manajemen debitur, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat/benar.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai capacity nasabah, antara
lain:
a)

Pendekatan historis, yaitu menilai kinerja nasabah dimasa lalu

(past performance.
b)
Pendekatan finansial, yaitu menilai kemampuan keuangan calon
debitur
c)

Pendekatan yuridis, yaitu melihat secara yuridis personil yang


berwenang mewakili calon debitur dalam melakukan penandatanganan
perjanjian kredit dengan Bank.

d)

Pendekatan manajerial, yaitu menilai kemampuan nasabah


melaksanakan fungsi namajemen dalam memimpin perusahaan

e)

Pendekatan teknis, yaitu menilai kemampuan calon debitur terkait


teknis produksi, seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan,
administrasi, keuangan dan lain-lain.

c.Capital
Adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya.
Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio
keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari

kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan
beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.
Secara umum bilamana modal sendiri besar, akan mendorong keseungguhan
nasabah untukmenjalankan usaha, dan menyelesaikan kewajibannya. Hal ini karena
nasabah ikut menanggung risiko apabila usahanya mengalami kegagalan. Kecukupan
modal bervariasi untuk masing-masing industri, misalnya industri berskala besar,
membutuhkan modal yang lebih besar.
d.Collateral
Adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur
benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya .Collateral diperhitungkan paling
akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbanganpertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan
jaminan. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan bisa
juga collateral tidak berwujud, seperti jaminan pribadi (bortogch), letter of guarantee,
rekomendasi. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari 2 (dua) segi yaitu :
a) Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan.
b) Segi yuridis apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk
dipakai sebagai agunan.
e.Condition Of Economy
yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang
dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat
tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi
ekonomi dengan usaha calon debitur.
Permasalahan mengenai Condition of economy erat kaitannya dengan faktor
politik, peraturan perundang-undangan negara dan perbankan pada saat itu serta
keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran seperti Gempa bumi, tsunami, longsor,
banjir dsb.

Sebagai contoh beberapa saat yang lalu terjadi gejolak ekonomi yang bersifat
negatif dan membuat nilai tukar rupiah menjadi sangat rendah, hal ini menyebabkan
perbankan akan menolak setiap bentuk kredit invenstasi maupun konsumtif.
Beberapa hal yang dapat digunakan dalam melakukan analisa condition of economy,
antara lain:
a) Peraturan pemerintah pusat dan daerah
b)
Situasi politik dan perekonomian dunia dan domestic
c)
Kondisi lain yang mempengaruhi pemasaran.
3.Jelaskan jenis/model pembebanan suku bunga!
Jawab:
Bunga adalah biaya yang harus dibayar atas pinjaman yang diterima dan
imbalan atas investasinya. Pembebanan jenis suku bunga oleh bank adalah dengan
memperhatikan jenis kredit yang dibiayai, kemudian juga yang menjadi
pertimbangan oleh Bank dalam menentukan pembebanan suku bunga adalah tingkat
resiko dari masing-masinga jenis kredit. Tedapat 3 jenis model pembebanan suku
bunga yang sering dilakukan oleh Bank. Adapun jenis suku bunga yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Flate Rate
Flate Rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode,
sehingga jumlah angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap sampai pinjaman
tersebut lunas. Perhitungan jenis suku bunga model ini adalah dengan
mengalikan % bunga per periode dikali dengan pinjaman. Metode flat rate ini
sering digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat dan atau beberapa lembaga
pembiayaan.
Kelebihan dari metode pembebana bunga rate ini adalah cara perhitungan
angsuran perbulan sangat sederhana dan mudah di mengerti, sehingga nasabah
juga melakukan perhitungan sendiri.
b. Sliding Rate

Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan % tase


suku bunga per periode dengan sisa pinjaman, sehingga jumlah suku bunga yang
dibayar debitur semakin menurun, akbatnya angsuran yang dibayarpun menurun
jumlahnya. Total angsuran turun dikarenakan angsuran pokok akan sama setiap
kali angsuran, sementara angsuran bunga akan menurun disebabkan karena
perhitungan bunga berasal dari presentase bunga dikalikan dengan saldo akhir
pinjaman.

c. Annuity (efektif)
angsuran yang kita bayar kepada pihak pemberi kredit tidak berubah selama
jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi walaupun komposisi
besarnya angsuran pokok dengan angsuran bunga akan berbeda setiap bulannya.
Tetapi mengahasilkan jumlah total angsuran yang sama setiap bulannya, dimana
angsuran pokok akan semakin besar sedangkan angsuran bunga akan semakin
mengecil.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui besarnya angsuran perbulan sbb :

Ket:
i = Suku bunga
m = Jumlah periode pembayaran

Contoh soal Flat Rate dan Sliding Rate:

PT Marindo memperoleh fasilitas kredit dari BRI senilai Rp 18.000.000,jangka waktu kredit adalah 1 tahun (12 bulan), bunga kredit dikenakan sebesar

14% per tahun. Disamping itu PT Marindo juga dikenakan biaya administrasi
sebesar Rp 360.000,- dan biaya provisi dan komisi 1%.
1) Angsuran per bulan yang harus dibayar oleh PT.Marindo jika BRI
menggunakan metode Flate Rate.
2) Jika menggunakan metode Sliding Rate
Jawaban :
1) Menghitung jumlah suku bunga dengan metode flate rate maka terlebih
dahulu perlu dihitung jumlah pokok pinjaman yang harus dibayar oleh
PT.Marindo .
a) Pokok pinjaman = jumlah pinjaman : jumlah angsuran
= Rp 18.000.000 : 12
= Rp 1.500.000
b) Suku bunga

= % x pinjaman : tahun

= 14% x Rp 18.000.000 : 12
= Rp 210.000,
Jadi angsuran dengan metode flate rate adalah :
Pokok pinjaman

Rp 1.500.000,-

Suku bunga

Rp

210.000,-

Jumlah angsuran perbulan Rp 1.710.000,2) Dengan metode sliding rate pokok pinjaman (PP) tetap sama dan yang
berbeda adalah perhitungan suku bunganya sebagai berikut:
a) Pokok pinjaman = jumlah pinjaman : jumlah angsuran
Rp 18.000.000,- : 12 = Rp 1.500.000,b) Untuk suku bunga dihitung dengan menggunakan sisa pinjaman seperti
berikut ini :
Bulan ke-1
Bunga = 14% x Rp 18.000.000,- : 12 x 1 = Rp 210.000,Pokok pinjaman
= Rp 1.500.000,Jumlah angsuran bulan ke-1 adalah
= Rp 1.710.000,Bulan ke-2
Bunga = 14% x Rp 16.500.000,- : 12 x 1 = Rp 192.000,Pokok pinjaman
= Rp 1.500.000,Jumlah angsuran bulan ke-2 adalah
= Rp 1.692.000,Dan seterusnya sampai bulan ke-12 dengan menghitung sisa pinjaman
setelah diangsur.

Contoh soal Annuity :

Bank A memberikan kredit sebesar Rp 12.000.000,- selama 3 tahun (36


bulan ) dengan suku bunga 15% pertahun. Berapa jumlah yang diangsur
tiap bulan oleh pihak penerima kredit, dan beri detail angsuran pokok
dan bunga.
Dari rumus diatas maka didapatkan:

Maka didapatkan besar angsuran yang harus dibayar setiap bulan Rp.
415.983,94
Analisa tabelnya sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai