Bab I Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang P
Bab I Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang P
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang
yang diperlukan melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat
pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm
dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton
tidak boleh kurang dari 75 mm.
Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.
Pemancangan tiang
Penyambungan tiang
Kepala tiang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang
pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.
BAB II
Terdapat tiga macam jenis beton yang berbeda yang dipakai untuk konstruksi jembatan :
Elemen dengan bahan beton pratekan biasanya didapati pada bagian gelagar jembatan.
Perbaikan pada pemeliharaan hanya dibatasi untuk nbahan beton. Jadi untuk perbaikan bahan
beton pratekan akan ditangani seperti penahanan bahan beton. Apabila bagian kabel prategang
beton pratekan terlihat, laporkan segera pada pengawas jembatan yang bertanggung jawab
dan segera lakukan pemeriksaan khusus untuk menentukan jenis kerusakannya.
Berdasarkan Panduan Pemeliharaan dan Rehabilirasi Jembatan Direktorat Jendral Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum, kerusakan beton mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
Kerontokan beton
Beton keropos
Beton yang berongga
Mutu beton yang jelek
Beton yang tidak padat
Kerusakan tersebut dikelompokan kedalam kerusakan 201 Kerusakan Beton, yaitu sebagai
berikut :
KERUSAKAN 201 KERUSAKAN BETON
Cara penangannya adalah sebagai berikut :
Buang/lepaskan bagian beton yang lepas dan rusak sampai bagian beton yang baik
Pasanglah dan bentuklah beton baru untuk mendapatkan selimut beton yang sesuai
asalnya dengan menggunakan bahan yang disetujui.
Jika beton yag rusak mencakup seluruh permukaan lantai beton jembatan maka jalan yang
terbaik untuk memperbaikinya adalah membongkar semua beton yang rusak tersebut dan
menggantinya dengan beton baru dangan cara sebagai berikut:
Semua beton yang hancur sekitar besi tulangan yang sudah berkarat dan pada baggian
beton yang jelek harus dibongkar dan besi tulangan dibersihkan kemudian diberi
sudah disediakan.
Beton tersebut harus dipadatkan dengan vibrator yang sesuai.
Permukaan beton baru tersebut harus diusahakan tetap lembab paling sedikit selama 7
hari.
Beton Keropos
Perbaikan/penanganan secara umum untuk beton yang kerupos dilaksanakan sama seperti
pada beton yang rontok.
Jika sudah terdapat rembesan lantai beton akibat beton yang keropos, maka harus dilakukan
beberapa hal berikut ini :
Kupaslah lapisan aspal pada permukaan jalan dan bersihkan dengan baik bagian atas
tadi.
Kerjakan lapisan perkerasan kembali.
Jika terjadi suatu rembesan/bocoran air pada dinding penahan tanah atau kepala jembatan, hal
ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya lubang drainase dinding atau tersumbatnya lubang
drainase dinding tersebut.
Perbaikan/pemberishan lubang drainase atau pembuangan air dapat mengurangi tekanan air
yang ada dibelakang dinding dan juga mengurangi penguapan air melalui dinding beton.
Apabila dibuat lubang drainase tambahan dengan cara mengebor dinding, apabila pengeboran
lubang tersebut memotong besi tulangan maka harus dilakukan penutupan besi tulangan untuk
mengindari terjadinya karat pada besi tulangan. Besi tulangan yang terlihat/terkelupas harus
dilapisi dengan bahan epoxy pengisi retsk beton guna mencegah karat yang akan terjadi.
KERUSAKAN 202 KERETAKAN BETON
Keretakan mungkin terjadi karena :
Adanya beban yang berlebihan pada bagian tersebut. Dalam hal ini harus dilakukan
Kriteria II
Lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang dari 50% dari luas elemen
yang bersangkutan.
Tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air
Diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya beban yang berlebih yang
tidak dapat diterima oleh lantai atau gelagar akibat mutu beton yang tidak sesuai
dengan persyaratan.
Mutu beton lantai tidak kurang dari 225 kg/cm2
Mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang dari 175 kg/cm2
Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.
Kriteria III
Lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang dari 50% dari luas
Prosedur perbaikan untuk menangani keretakan beton bergantung pada jenis kriteria masingmasing elemen. Jenis penanganan sesuai dengan kriteria adalah sebagai berikut :
Kriteria I Perbaikan kererakan dengan metoda suntikan bahan perekat/epoxy
sehingga beton dapat berfungsi kembali dan menjadi satu kesatuan kembali serta
dibongkar untuk kemudian dipasang kembali dengan beton yang sesuai persyaratan
dan ukuran serta bentuknya seperti aslinya dengan mempertimbangkan sebab-sebab
terjadinya keretakan sebelumnya. Apabila terjadi sambungan antara permukaan
beton lama dan beton baru maka hal tersebut dapat ditangani sesuai dengan
penanganan kerontokan pada beton dengan no.kerusakan 201.
Rekomendasi penanganan perbaikan retak dengan cara suntikan epoxy adalah sebagai
berikut :
Bersihkan semua jenis kotoran, bekas beton yang tidak sempurna atau sejenisnya
yang menyebabkan terjadinya kontaminasi pada retak dengan menggunakan sikat
kawat atau gerinda pada daerah selebar kurang lebih 5 cm sepanjang retakan tersebut
sampai mengeras.
Pasang alat penyuntik dengan kuat pada pipa penyuntik kemudian pompakan bahan
epoxy kedalam alat penyuntik dengan suatu tekanan yangtertentu sesuai dengan
spesifikasi bahan.
Setelah selesai penyuntikan dan bahan epoxy mengering dalam waktu yang tertentu,
kemudian lepaskan kembali alat-alat suntikan dan bersihkan kembali bahan-bahan
penutup retakan.
Bersihkan permukaan beton yang sepanjang retakan yang diperbaiki dengan
menggunkan derinda atau dengan melembutkan dengan bahan penutup dengan api
dan mengelupaskannya.
Catatan :
Semua spesifikasi yang disayaratkan oleh pabrik pembuat bahan epoxy atau bahan perekat
untuk retakan harus diikuti.
Bentuk keretakan lain yang seringkali ditemui adalah jenis retak yang tidak beraturan dan
pada umumnya dijumpai pada lantai beton jembatan.
Jika yabg retak hanya sebagian saja,maka penangnnaynya dapat secara penaganan retak
sebagian atau pada mutu beton yang rendah, lihat penanganan untuk kerusakan no.201. jika
lalu lintas pada jembatan tidak dapat ditutup maka perbaikan dilaksanakan dengan cara
penaganan dan mempergunakan bahan yang tidak terpengaruh oleh gerakan/goyangan yang
ditimbulkan oleh beban lalu lintas dan juga bahan tersebut harus cepat mengering dalam
waktu yang tertentu. Biasanya jenis bahan perekat tersebut mempunyai harga yang mahal,
tetapi mempunyai keuntungan tanpa menutup lalu-lintas yang ada. Dalam hal ini direksi
harus memperhitungkan mana yang lebih ekonomis dalam penggunakan bahan perekat.