Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH SALINITAS BERBEDA TERHADAP

PELEPASAN DAN PERTUMBUHAN SPORA


Kappaphycus alvarezii VARIETAS COKELAT
JAMALUDDIN
L221 09 251
Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Rajuddin Syamsuddin, M.Sc
Pembimbing II : Dr. rer. nat. Elmi N. Zainuddin, DES
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
MAKASSAR
2014

Latar Belakang
Budidaya Rumput
Laut Teknik Vegetatif

Rumput laut sebagai


komoditas utama
perikanan

efek
Kappaphycus alvarezii

Penurunan Kualitas
dan Produksi Rumput
Laut

solusi

Penyedian Bibit
Rumput Laut Dari
Hasil Pensporaan

Tujuan dan Kegunaan


Untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap
kecepatan pelepasan spora benih tallus dan
perkembangannya menjadi planlet (tallus muda) pada
Kappaphycus alvarezii varietas cokelat

Tujuan

Kegunaan

Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber


informasi tentang upaya penyediaan bibit rumput laut
kepada masyarakat khususnya petani rumput laut

Hipotesis
Dengan penerapan teknik pensporaan dalam kegiatan
budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan
salinitas yang tepat maka akan dihasilkan spora dan planlet
dengan perkembangan yang cepat menjadi benih thallus.

Metode Peneletian
Waktu
&
Tempat

Hewan
Uji

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan


(September November 2013) bertempat di Hatchery
(Laboratorium Basah) Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Rumput laut yang digunakan
sebagai hewan uji pada penelitian
ini adalah Kappaphycus alvarezii
varietas cokelat yang telah
matang (mempunyai kistokarp).

Gambar Kistokarp Kappaphycus alvarezii

Alat
Hand Refraktometer
Lampu Neon
Toples Plastik
Selang Aerasi
Batu Aerasi
Blower
Mikroskop
Kamera Digital
Lemari Rak
Cawan Petri
Deg Glass
Pinset
Lux Meter
Termostat
Alat Tulis Menulis

Bahan

Air Laut
Air Tawar
Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii

Lanjutan...

Perlakuan

Fotoperiode

Perlakuan kombinasi Salinitas yang diteliti, yaitu :


Perlakuan 1. Salinitas 20 ppt
Perlakuan 2. Salinitas 25 ppt
Perlakuan 3. Salinitas 30 ppt
Perlakuan 4. Salinitas 35 ppt
Perlakuan 5. Salinitas 40 ppt

Pengaturan Fotoperiode (lama kondisi terang


berbanding kondisi gelap) yang digunakan pada
penelitian ini adalah 12 jam siang berbanding 12
malam. .

Lanjutan...

Pelaksanaan Pembibitan
Dengan Teknik Pensporaan
Tahap peransangan Kistokarp
untuk megeluarkan spora
Tahap penumbuhan spora
menjadi plantlet (thallus muda)
Tahap penyediaan thallus
sebagai bibit siap budidaya

Parameter Kualitas Air Yang


Diukur
Parameter
Intensitas
Cahaya
pH
NO3
NH4
NH3
PO4
Mg
CO2

Metode
In Situ
In Situ
Spektrofotometrik
Spektrofotometrik
Spektrofotometrik
Spektrofotometrik
Spektrofotometrik
Titrasi
Strickland dan Parson, 1968.

Lanjutan...

Analisis Data

Perkembangan Spora Kappaphycus alvarezii pada


setiap ulangan yang diteliti, disampaikan secara
secara deskriftif melalui foto pengamatan yang
diambil dengan menggunakan kamera digital.

Lanjutan...

Hasil dan Pembahasan


Hasil pengamatan pelepasan dan pertumbuhan spora
menunjukkan bahwa pada setiap perlakuan salinitas terdapat
perbedaan dari spora yang terlepas dan pertumbuhan spora.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pelepasan organ atau
sel-sel reproduksi generatif K. alvarezii pada pengaruh
beberapa tingkat pemberian salinitas air ini memiliki pengaruh
pada poses reproduksi generatif rumput laut K. alvarezii.
Menurut Lobban dan Horrison (1994) dan Choi dkk. (2010),
parameter kualitas air yang sangat berperan terhadap
pertumbuhan, pembenukan thallus dan perkembangan
morfogenetik rumput laut adalah salinitas, karena terkait
langsung dengan osmoregalusi yang terjadi di dalam sel.

Perlakuan Pada Salinitas 20 ppt


Salinitas 20 ppt, pelepasan spora rumput laut K. alvarezii
sudah terjadi namun spora yang dilepaskannya hanya sampai
pada tahap spora dan tidak mampu berkembang menjadi
planlet.

Lanjutan Pengamatan Salinitas 20 ppt...

Perlakuan Pada Salinitas 25 ppt


Pada salinitas 25 ppt, pelepassan spora pada
rumput laut K. alvarezii terjadi pada pengamatan I
(hari ke-3). Dibandingkan pada salinitas 20 ppt,
spora yang terlepas pada salinitas 25 ppt mampu
berkembang hingga menjadi planlet. Spora mulai
terlihat pada pengamatan I (hari ketiga) dan
berkembang menjadi planlet pada pengamatan
VIII.

Lanjutan Pengamatan Salinitas 25 ppt...

Perlakuan Pada Salinitas 30 ppt


Pada salinitas 30 ppt, pelepasan spora pada rumput laut K.
alvarezii mulai terjadi pada pengamatan I (hari ke 3). Spora
yang dilepaskan pada salinitas 30 ppt lebih banyak
dibandingkan pengamatan terlepas pada salinitas 20 ppt, 25
ppt, 35 ppt, pada spora yang dan 40 ppt.

Perkembangan spora menjadi planlet pada salinitas 30 ppt


lebih cepat dibandingkan pada percobaan salinitas lainnya.
Spora mampu berkembang hingga membentuk rumput laut
muda dengan tallus yang lebih lengkap.

Lanjutan Pengamatan Salinitas 30 ppt...

Perlakuan Pada Salinitas 35 ppt


Perlakuan salinitas 35 ppt dan salinitas 40 ppt
mengakibatkan pelepasan spora yang cepat. Salinitas 35 ppt
merupakan salinitas yang optimal untuk pelepasan spora
hingga berkembang menjadi plantlet. Pada salinitas 35 ppt,
spora mulai terlepas pada pengamatan II. Pada perlakuan
ini, meskipun spora lebih lambat jika dibandingkan dengan
perlakuan lainnya namun pembentukan spora mampu
berkembang menjadi planlet pada perlakuan ini.

Lanjutan Pengamatan Salinitas 35 ppt...

Perlakuan Pada Salinitas 40 ppt


Salintas di atas air laut normal (40 ppt)
mengakibatkan pelepasan spora yang cepat,
tetapi dengan tingkat perkembangan spora yang
tidak sempurna, dan plantlet tidak terbentuk
hingga Hari ke 27 (Gambar pada Tabel 6). Jadi
salinitas 40 ppt dan lebih dari itu menghambat,
bahkan menggagalkan reproduksi rumput laut
Kappaphycus
alvarezii.
Kondisi
hipersalin
(salinitas tinggi) menghambat perkembangan
spora (Yamauchi, 1973).

Lanjutan Pengamatan Salinitas 40 ppt...

Parameter Kualitas Air


Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air
Hasil
No.

Paramater

Satuan
C

Referensi

Awal

Akhir

30

30

25 - 30

Soegiarto (1996)

7,01

6,96

6 - 8.5

Angka dan
Suhartono, (2000)

1.

Suhu

2.

pH

3.

Amonium (NH4)

ppm

0,282

0,487

4.

Amoniak (NH3)

ppm

0,007

0,012

5.

Nitrat (NO3)

ppm

1,188

1,04

Kisaran
Kelayakan

6.

Fospat (PO4)

ppm

5,13

20,03

7.

Magnesium (Mg)

ppm

292,29

1.581,58

8.

Karbondioksida
(CO2)

ppm

36,0

(tt)

0.5

Hartono A.J dan


Widiatmoko M.C
(1984)

0.9 - 3.5

Atmadja (1996)

0,50 - 1,88

Kapraun (dalam
dalam Papalia,
1997)

Lanjutan...
Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya

Ulangan
Salinitas/ Perlakuan
I

II

III

20

364 Lux

420 Lux

436 Lux

25

465 Lux

468 Lux

536 Lux

30

417 Lux

428 Lux

552 Lux

35

383 Lux

397 Lux

435 Lux

40

437 Lux

444 Lux

481 Lux

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Salinitas berpengaruh langsung terhadap pelepasan dan
pertumbuhan spora Kappaphycus avarezii, semakin tinggi
atau semakin rendahnya salinitas akan semakin lambat
pelepasan dan pertumbuhan spora menjadi planlet,
Semua salinitas yang dicobakan (salinitas 20 40 ppt)
menghasilkan spora. Hanya yang berbeda adalah kecepatan
pelepasan spora dan perkembangannya,
Salinitas optimal untuk pelepasan dan pertumbuhan spora
hingga menjadi planlet antara 25 ppt- 35 ppt,
Salinitas 30 ppt adalah kondisi optimal dimana pertumbuhan
spora menjadi planlet paling cepat dilepaskan dan cepat
dalam pembentukan tallus muda

Lanjutan...
Saran
Untuk penelitian selanjutnya,sebaiknya volume air
di dalam wadah penelitian dapat dipertahankan.
Untuk produksi benih rumput laut Kappahycus alvarezii yang
berasal dari spora hendaknya digunakan salinitas 25 35 ppt
untuk merangsang pelepasan spora,
.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai