Modul Reaktor Gas Cair Itb
Modul Reaktor Gas Cair Itb
Reaktor 2 fasa gas-cair adalah contoh reaktor polifasa yang paling sederhana.
Disebut polifasa karena reaktor tersebut terdiri dari 2 fasa yang dapat dibedakan secara
jelas, termasuk fasa-fasa yang tidak saling melarut. Pada umumnya operasi/ proses
indusrtri kimia berlangsun dengan kehadiran banyak fasa pada saat yang sama. Reaktir 2
fasa gas cair sering disebut reaktor bergelembung (bubble reactor) yang dapat beraliran
searah atau berlawanan arah. Perbedaan antara aliran dua fasa dalam reaktor ini dengan
aliran dispersi padatan sepereti sedimentasi, pertukaran ion, dan sebagainya adalah
kemungkinan berubahnya ukuran gelembung gas sepanjang aliran.
Dalam konsepsi suatu reaktor pengetahuan kinetika reaksi harus dipelajari secara
komprehensif dengan peristiwa-peristiwa perpindahan panas, massa, dan momentum
untuk mengoptimalkan kinerja reaktor. Praktikum Modul Kontaktor Gas Cair ini baru
akan membahas sifat-sifat hidrodinamika dan parameter perpindahan massa jenis reaktor
yang dikemukakan.
II. Tujuan
memahami
karakteristik
kontaktor
sistem
gas-cair
khususnya
III. Sasaran
Sasaran yang harus dicapai pada akhir praktikum adalah:
1. Praktikan dapat mengamati rejim aliran, mengukur hold-up, beda tekan untuk
berbagai variasi laju alir gas dan cair. Membandingkan karakteristik di atas untuk
ketiga alat utama.
-1/20-
IV.1 Hodrodinamika
Hal baru dalam reaktor multifasa yang tidak pernah terjadi dalam reaktor
homogen adalah distribusi ruang fasa-fasa yang terdiri dari gelembung, tetesan, film,
lemberan, dan sebagainya. Distribusi ini terjadi karena gaya-gaya yang berperan,
morfologi kolom, debit masing-masing fasa, dan sifat fluida yang bersangkutan. Berbagai
jenis aliran yang dapat terjadi dalam aliran gas-cair searah ke atas dalam suatu kolom
ditunjukkan pada Gambar 1.
Halaman 2 dar 20
Pemecahan persamaan gerak untuk aliran dua fasa akan lebih kompleks daripada
aliran satu fasa karena jumlah variabel dan parameternya secara praktis akan menjadi 2
kali lebih banyak. Banyak pendekatan dapat mengorelasikan data beda tekan dengan
debit dan sifat fluida dan kondisi operasi lainnya. Pendekatan dapat dilakukan secara
empirik, analitik, ataufenomologik yang kesemuanya ada kelebihan dan kekurangannya.
IV.3 Fraksi Kolom Terisi Cairan (Hold Up)
Data fraksi cairan yang tertahan dalam kolom berguina untuk
1. menilai kualitas kontak gas cair
2. memperkirakan waktu tinggal
3. perhitungan model reaktor yang didasarkan atas jumlah cairan yang tertahan
Penentuan fraksi cairan yang tertahan ini dilakukan dengan menutup aliran gas
dan cairan masuk secara serentak, mendiamkannya selama beberapa menit, dan kemudian
membaca tinggi kolom yang terisi cairan diam ini. Besaran hold up cairan ini diukur
bersamaan dengan pengukuran beda tekan pada debit gas dan cairan tertentu.Fraksi
cairan yang tertahanini dinyatakan sebagai perbandingan volume cairan tertahan terhadap
volume total kolom.
IV.4 Parameter Perpindahan Massa
Perpindahan massa pada lapisan antar muka gas-cairan dapat menjadi pembatas
kecepatan proses reaksi. Diharapkan luas permukaan gas-cair yang sebesar-besarnya dan
sirkulasi cairan sedemikian sehingga terjadi pembaharuan kontak sesering mungkin.
Pembahasan kecepatan perpindahan massa ini akan sangat berguna untuk merencanakan
pemenuhan jumlah gas terlarut yang diperlukan reaksi sehubungan dengan ukuran alat
dan konsepsi reaktor.
Dalam percobaan ini akan diukur parameter kuas permukaan dan koefisien
perpindahan massa volumik sisi cairan. Tahanan pada sisi gas akan diasumsikan dapat
diabaikan karena koefisien difusi dalam fasa gas biasanya jauh lebih besar dan
konsentrasi reaktif gas (terutama gas murni) biasanya tinggi. Kecepatan spesifik
perpindagan massa dapat dinyatakan dalam bentuk:
r = k L a. (C L - C i )
dimana : r
Halaman 3 dar 20
Pengukuran eksperimental biasanya dilakukan untuk harga k L a dan a secara terpisah dan
tidak menentukan kL secara langsung.
IV.5 Pengukuran Parameter Koefisien Perpindahan Massa (Volumik) Sisi Cairan
( k La )
Pengukuran parameter ini akan dilakukan dengan metoda kimia dengan
menggunakan sistem reaksi oksidasi larutan natrium-sulfit. Besaran-besaran reaksionil
tertentu seperti karakteristik kinetika reaksi untuk sistem reaksi di atas harus diketahui
terlebih dahulu karena harganya akan digunakan dalam perhitungan. Oksidasi sulfit
menjadi sulfat dilakukan dengan adanya Cobalt sebagai kaatalis, oksigen sebagai gas
terlarut, dan larutan reaktif Na-sulfit. Kondisi reaksi yang digunakan adalah:
[Na2SO3]
= 0,8 kmol/m3
[O2]
[CoSO4]
pH
temperatur = 25 oC
Kondisi ini dicapai sedemikian rupa agar reaksi berjalan dalam rejim lambat.
Pengukuran kLa dengan menggunakan sistem reaksi oksidasi larutan sulfit di
atas dalam reaktor gas-cair yang sedang dibahas dilakukan dengan mengoperasikannya
secara sistem semi tertutup. Aliran cairan di daur ulang sedangkan gas sekali lewat saja.
Yang akan diamati adalah konsentrasi sulfit dalam fasa cairan, lalu diplot perubahan
konsentrasi sulfit terhadap waktu dalam diagram [sulfit] vs t.. Kemiringan kurva di atas
adalah :
V + L ..Z
Pmt
, dimana C A * =
. Dari data ini harga besaran kLa (m/s) dapat
Z.. Z.C A *
He
ditentukan.
IV.6 Pengukuran Luas Permukaan Antar-Fasa (a)
Pengukuran parameter (a) akan dilakukan dengan metoda kimia dan sistem
reaksi yang sama dengan sistem reaksi yang digunakan pada pengukuran parameter kLa.
Namun, kondisi reaksi yang digunakan adalah:
Modul 2.08 Kontaktor Gas Cair
Halaman 4 dar 20
[Na2SO3]
= 0,8 kmol/m3
[O2]
[CoSO4]
pH
temperatur = 25 oC
Kondisi ini dicapai sedemikian rupa agar reaksi berjalan dalam rejim cepat.
Pengukuran (a) dilakukan dengan mengikuti prosedur yang sama dengan
pengukuran kLa.
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Beri contoh reaktor 2 fasa, reaktor 3 fasa dan reaktor 4 fasa!
2. Beri contoh penggunaan reaktor 2 fasa dan 3 fasa dalam industri kimia!
3. Terangkan mengapa aliran gas selalu dilakukan dari bawah!
4. Kemukakan gaya-gaya yang ada dalam aliran yang menyebabkan terjadinya
distribusi fasa dalam aliran pada reaktor gas-cair!
5. Terangkan bagaimana menentukan debit masuk gas!
6. Terangkan perbedaan antara tekanan statis dan tekanan motoris!
7. Terangkan pronsip model fluida ekivalen, model fasa terpisah dan model debit
dispersif untuk aliran 2 fasa!
8. Sebut perbedaan cara dan untung/rugi metoda fisika dan metoda kimia untuk
penentuan parameter perpindahan massa!
9. Sebutkan besaran-besaran reaksionil sistem reaksi oksidasi Na-sulfit yang harus
diketahui untuk menentukan harga kLa!
10. Sebutkan syarat yang harus dipenuhi agar reaksi berlangsung dalam rejim reaksi
lambat!
11. Dalam pengukuran kLa mengapa digunakan aliran semi tertutup?
12. Terangkan cara menentukan konsentrasi larutan sulfit!
13. Kemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar reaksi berlangsung dalam
rejim reaksi cepat!
Halaman 5 dar 20
V. Rancangan Percobaan
Halaman 6 dar 20
Jika diambil suatu elemen deferensial dari kolom yang dibahas, keadaan volume
dh melintas aliran gas-cair searah ke atas dengan kecepatan seperfisial UL dan UG.
Dengan asumsi sebagai berikut:
1. rejim aliran adalah permanen sehingga tidak terdapat akumulasi kuantitas gerak
di dalam kolom. Akibatnya fluida keluar masuk dengan kecepatan yang sama
2. tidak terdapat gradien tekanan pada penampang tegak lurus arah aliran
3. Aliran gas cair adalah isotermal
L
dh
cairannya
5. Tidak terdapat perpindahan massa antara fasa gas
can cairan.
a GL = a LG dan GL = LG
G = 1 L
Jika persamaan neraca gaya dan neraca massa fasa gas digabungkan:
Halaman 7 dar 20
dp
g.[ L . L + G .(1 L )] = .D[ LS .FLS + GS .(1 FLS )]
dh
Dengan konsisi batas:
pada h = 0 p = Pe dan pada h = Z p =Ps
dan Pe Ps = P adalah hilang tekan yang dapat dihitung dengan H.e.g dimana H
adalah hilang tekan potensial dalam meter kolom air, dan e adalah rapat massa air. Maka
integrasi persamaan di atas antara kedua kondisi batas do atas lalu dibagi dengan e dan g
akan menjadi:
. + G .(1 L )
H
LG =
L L
e
Z LG
.D
LG =
.[ LS .FLS + GS .(1 FLS )]
e .g
m air
yang harga
m
absolutnya sama dengan resultan gaya-gaya gesekan fasa fluida terhadap dinding. LG
adalah term proporsional terhadap suatu gaya gesekan persatuan volume kolom.
Dengan batas:
untuk aliran gas saja, berarti L = 0 dan L = 0, sehingga
H
G =
G
Z G e
untuk aliran air saja, sehingga L = 1
H L
L =
Z L e
Perhitungan hilang tekan dalam aliran gas cair searah dianalisis dengan
menggunakan neraca energi.
Jika diambil suatu elemen diferensial dari kolom aliran gas-cair seperti
dikemukakan terdahulu, dan dengan asumsi yang sama, pendeferensialan pada
satuan waktu akan ditunjukkan oleh neraca energi sebagai berikut:
Halaman 8 dar 20
dh
Untuk gas
h
Volume (L)
Waktu (s)
1
2
3
4
5
...
n
B. Kalibrasi Laju Alir Cairan Venturi Scrubber
Skala
Volume (L)
Waktu (s)
Halaman 9 dar 20
2
3
4
5
...
n
C. Hidrodinamika Venturi Scrubber
Skala Rotameter
Gas
Cair
Liquid Hold Up
(cmH2O)
(mL)
Regim Aliran
Volume (L)
Waktu (s)
1
2
3
4
5
...
n
B. Laju Alir Cairan pada Kolom Counter Current
Skala
Volume (L)
Waktu (s)
1
2
3
4
5
...
n
C. Hidrodinamika Gas-Cair pada Kolom Counter Current
Modul 2.08 Kontaktor Gas Cair
Halaman 10 dar 20
Skala Rotameter
Gas (G)
Cair (L)
Liquid Hold Up
(cmH2O)
(mL)
Regim Aliran
Volume (L)
Waktu (s)
1
2
3
4
5
...
n
B. Laju Alir Cairan pada Kolom Co-Current
Skala
Volume (L)
Waktu (s)
1
2
3
4
5
...
n
C. Hidrodinamika Gas-Cair pada Kolom Co-Current
Skala Rotameter
Gas (G)
Cair (L)
Liquid Hold Up
(cmH2O)
(mL)
Regim Aliran
[Na2S2O3] =
Halaman 11 dar 20
Waktu
(menit)
0
5
10
15
....
n
Vol. Sampel
(mL)
Vol. I2
(mL)
Vol. Na2S2O3
(mL)
Vol. I2
(mL)
Vol. Na2S2O3
(mL)
Vol. Sampel
(mL)
(g/mL)
25
26
27
28
mL
A=
m2
z= m
2. Ungguan Tetap Counter-Current
V=
mL
A=
m2
z=
Halaman 12 dar 20
3. Venturi Srubber
V=
mL
A=
m2
z=
Ha 1/3
Qnyata =
V
t
didapat hubuangan antara Qskala dan Qnyata dalam bentuk suatu persamaan linier.
Misalkan didapat data:
Gskala
5
10
15
20
25
30
35
40
Volum (L)
2
2
2
2
2
2
2
2
waktu (s)
27.34
12.83
8.49
6.27
5.03
4.14
3.5
3.08
Q (L/s)
0.073
0.156
0.236
0.319
0.398
0.483
0.571
0.649
Halaman 13 dar 20
Qnyata
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0
10
20
30
Qskala
40
50
Qnyata =
V
t
didapat hubuangan antara Qskala dan Qnyata dalam bentuk suatu persamaan linier.
Misalkan didapat data:
Qskala
62
66
74
76
80
84
88
92
98
Volum (L)
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
waktu (s)
5.39
4.98
4.18
4.11
3.44
3.13
2.9
2.77
2.5
Q (L/s)
0.032
0.034
0.041
0.041
0.049
0.054
0.059
0.061
0.068
Halaman 14 dar 20
Qnyata
0.065
0.055
0.045
y = 0.0011x - 0.0363
R2 = 0.9841
0.035
0.025
60
70
80
Qskala
90
100
G=
G .Q G
A
G=
G = 0,03088 kg/m 2 .s
V.6.4 Penentuan Fluks Massa Cairan
L=
L .Q L
A
L=
Halaman 15 dar 20
L = 21,343 kg/m3.s
V.6.5 Penentuan Beda Tekan
Persamaan yang digunakan:
P = L * g * h
dimana: P = beda tekan
Data literatur
g = 9,8 m/s2
h (yang terukur saat praktikum) = 7,4 cm
Maka:
%HU =
Liquid HU
* 100%
V total kolom
Jika pada kolom dengan volume keseluruhan 2 L setelah laju alir gas dimatikan
diperoleh cairan yang tertinggal didalam kolom 860 mL
Maka, %HU =
860 mL
* 100% = 43%.
2000 mL
[Na 2 SO 3 ] =
Vol sampel
Halaman 16 dar 20
Vsampel (mL)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
V I2(mL)
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vtitran(mL)
26.5
29
29.5
30.5
31.3
31.2
31.4
31.7
32
32.6
[Na2SO3]
1.7242
1.9812
2.0326
2.1354
2.2176
2.2074
2.2279
2.2588
2.2896
2.3513
Vtitran(mL)
27.1
28.8
29.1
30
33.4
34.5
[Na2SO3]
1.7859
1.9606
1.9915
2.0840
2.4335
2.5466
Vsampel (mL)
1
1
1
1
1
1
V I2(mL)
10
10
10
10
10
10
Halaman 17 dar 20
[Na2S2O3]
2.50
y = 0.0112x + 1.8917
R2 = 0.8301
2.30
2.10
y = 0.0196x + 1.6928
R2 = 0.9178
1.90
1.70
1.50
0
10
20
30
40
50
t (menit)
Rejim lambat
Rejim Cepat
Dari kedua kurva tersebut didapat slope kurva reaksi rejim lambat adalah 0,0112
dan slope kurva reaksi rejim cepat adalah 0,0196.
V.6.8 Penentuan Koefisien Perpindahan Massa Cairan (kLa)
Persamaan yang digunakan:
kla =
slope * [V2 + (1 - ) * A * z]
A * m * z * (C A '-CA,0 )
C A '-CA,0 =
PO
5,2 atm.
2
Ha
695,56 mmHg
.1,01325 Pa/atm
760 mmHg
1,58.10 8 Pa.m 3 /kmol
= 1,174.10 4 kmol/m 3
Dari hasil regresi linier diperoleh slope rejim lambat = -0,0111, maka:
k la =
k la = 353,6113 s -1
Halaman 18 dar 20
[V - (1 - ).A.z]
a = slope * L
[A.z..m]
Slope = gradien kurva pada rejim cepat
VL (1-).A.z = volume total cairan
m = koefisien stoikiometeri reaksi
= 1,42.10-9*(Da)0,5*(Po2)1,5
= 1,42.10-9*(1,69.10-9)0,5*(18547,8)1,5
= 1,4746.10-7
Dari hasil regresi linear untuk regim cepat diperoleh slope = -0,0196.
Maka:
0,005
a = 0,0196 *
-7
0,00134 * 0,5 * 2 * 1,4746.10
a = 497073,3 L/m
V.6.10 Penentuan kL
Persamaan yang digunakan: k L =
kL =
k L.a
a
353,611 s -1
497,073 m -1
k L = 7,114.10 -4 m/s
Halaman 19 dar 20
Daftar Pustaka
1. Jones, M.P., Development of Ventury Scrubber, Ind. Eng. Chem., 41(11), pp. 24242427
2. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill
Book Co., New York, 1993, pp. 455-457
3. Charpentier, J.C., Whats New in Absorption with Chemical Reaction?, Trans. Inst.
Chem. Eng., 60, 1982, pp. 131-157.
4. Linek, V., and Vacek, V., Chemical Engineering Use of Sulfite Oxidation Kinetics
for the Determination of MAss Transfer Characteristic of Gas-Liquid Contactor,
Chem. Eng. Sci., 36(11), 1981, pp. 1747-1768
5. Manual-manual oleh M. Purwasasmita:
-
Halaman 20 dar 20