PENDAHULUAN
menjadi
prioritas
utama
dalam
pembangunan
kesehatan
indonesia.Dari target MDGs 102 per 100.000 kelahiran hidup ,pada tahun
2007 AKI telah mengalami penurunan dari 228 per 100.000 kelahiran
hidup .Sedangkan target AKB pada MDGs 23 per 100.000 kelahiran
hidup,pada tahun yang sama tercatat mengalami penurunan dari 34 per
100.000 menjadi 24 per 100.000 kelahiran hidup (Azka,2013).
Secara garis besar masalah yang pokok dibidang kependudukan yang
dihadapi indonesia adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang besar dengan
laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi,penyebaran penduduk
yang tidak merata ,struktur umur muda,dan kualitas penduduk yang masih
harus ditingkatkan (Arliana,2013).
Kontrasepsi implant adalah kontrasepsi yang diinsersikan tepat dibawah
kulit ,terdiri dari 6 kapsul silastik,setiap kapsulnya berisi levonorgestrel
sebanyak 36 miligram dengan panjang 3,4 cm dilakukan pada bagian dalam
lengan atas atau dibawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas ,yang
bekerja dalam jangka waktu 5 tahun.Pemasangan implant hanya dilakukan
petugas klinik atau orang terlatih secara khusus ( bidan, dokter )(pinem,2009).
1,5%,senggama
terputus
2,2%
dan
metode
lainnya
0,4%
hormonal masih dapat diminati sebagai alat KB oleh pasangan usia subur
yaitu sebesar 50,2%(khairani,2012).
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan
yang hingga saat ini belum bisa diatasi .Jumlah penduduk indonesia
berdasarkan
sensus
sebanyak
259.940.857
orang,yang
terdiri
dari
,2012).Penggunaan
menggunakan
metode
(7,23%),implant
(0,68%),intravaginal
kontrasepsi
suntik
di
indonesia
sebanyak(58,25%),pil
(4,16%),MOW
tissue
KB
(0,11%)
(3,13%),MOP
dan
metode
yang
(24,37%),IUD
(1,03%),kondom
tradisional(1,04%)
(BKKBN,2010).
Berdasarkan hasil studi pendahulaun yang dilakukan peneliti pada bulan
desember 2015 ,diperoleh beberapa alasan yang berkaitan dengan rendahnya
penggunaan alat kontrasepsi implant dipuskesmas trowulan antara lain
adanaya perasaan takut untuk menggunakan KB implant ,adanya perasaan
takut dilihat dari proses pemasangan/saat dilakukan insisi,khawatir terkait
dengan biaya mahal pemasangan implant,kurangnya informasi dari petugas
mengenai macam macam kontrasepsi sehingga akseptor tidak mengetahui
tentang pengertian ,macam,keuntungan ,kerugian,efek samping,indikasi,serta
kontra indikasi dari alat kontrasepsi khususnya KB implant.Upaya pemerintah
dalam menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu salah satunya membentuk
Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN).
sesuai
menyeluruh.Kekurangan
dengan
dari
keadaan
metode
kesehatannya
kontrasepsi
yang
secara
ditawarkan
dari
penggunaan
metode
kontrasepsi,dapat
diatasi
itu peneliti tertarik membuat karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran
Karakteristik Akseptor KB implant di puskesmas trowulan tahun 2016.
Untuk mengetahui
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
tambahan