'Dokumen - Tips Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 2
'Dokumen - Tips Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang 2
Skripsi
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Prodi Manajemen Pemasaran
Oleh
Vitradebie Noekent
3352404030
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari
Tanggal
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
Senin
Tanggal
23 Februari 2009
Penguji Skripsi
Anggota I
Anggota II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Motto:
PERNYATAAN
Semarang,
Januari 2009
Vitradebie Noekent
NIM. 3352404030
PRAKATA
Semarang,
Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 8
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 77
5.2 Saran ................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAKSI
Vitradebie Noekent. 2009. Analisis Pengaruh Startegi Pemasaran Pelayanan
Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Empiris Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Ungaran Kab. Semarang). Skripsi . Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran Pelayanan Jasa, Differensiasi Kompetitif,
Kualitas Jasa, Produktivitas Jasa, dan Kepuasan Konsumen.
Persaingan bisnis di bidang kesehatan terjadi pada seluruh pelayanan,
termasuk rumah sakit. RSUD di Indonesia pada pelaksanaannya harus berorientasi
ganda, yaitu berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan sekaligus menjadi
organisasi yang berorientasi bisnis. Dalam menghadapi perubahan lingkungan,
RSUD perlu melakukan perubahan-perubahan mendasar yang mengacu pada
aspek internal program yang meliputi manajemen umum, proses pelayanan klinik,
pengembangan SDM, pemasaran, customer service, manajemen keuangan, serta
pelatihan dan pengembangan.Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang
kepuasan pasien sebagai konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
sehingga dapat dipakai sebagai bahan masukkan untuk penyusunan strategi
pemasaran pelayanan RSUD Ungaran khususnya dan RSUD lain pada umumnya.
Secara garis besar strategi pemasaran pelayanan jasa yang pokok berkaitan
dengan tiga hal, yaitu melakukan differensiasi kompetitif; kualitas jasa; mengelola
produktivitas jasa.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap RSUD
Ungaran dari bulan September sampai dengan November. Sampel penelitian yang
digunakan adalah statified random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel
digunakan rumus slovin, diperoleh 99 responden. Variabel bebas dalam penelitian
ini meliputi : differensiasi kompetitif, kulaitas jasa, produktivitas jasa. Sedangkan
variabel terikatnya adalah, kepuasan konsumen. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Metode analisis yang
digunakan adalah metode deskriptif, analisis regresi linier berganda dan uji
hipotesis.
Ada pengaruh differensiasi kompetitif terhadap keputusan pembelian
secara signifikan, hal ini dibuktikan dari data olahan bahwa thitung differensiasi
kompetitif 2,258 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Jadi dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh mengelola differensiasi kompetitif terhadap
kepuasan konsumen secara signifikan dan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima.
Ada pengaruh mengelola kualitas jasa terhadap kepuasan konsumen secara
signifikan, hal ini dapat dibuktikan dari data olahan bahwa thitung mengelola
kualitas jasa 4,314 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Jadi dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh mengelola kualitas jasa terhadap kepuasan
konsumen secara signifikan dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima.
Ada pengaruh mengelola produktivitas jasa terhadap kepuasan konsumen
secara signifikan, hal ini dapat dibuktikan dari data olahan bahwa thitung mengelola
produktivitas jasa 2,605 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,011 < 0,05. Jadi
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh mengelola produktivitas jasa terhadap
kepuasan konsumen secara signifikan dan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima.
Ada pengaruh differensiasi kompetitif, mengelola kualitas jasa, dan
produktivitas jasa terhadap kepuasan konsumen secara signifikan, hal ini dapat
dibuktikan Fhitung sebesar 27,975 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 < 0,05.
Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh differensiasi kompetitif, mengelola
kualitas jasa, dan produktivitas jasa terhadap kepuasan konsumen secara
signifikan dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
BAB I
PENDAHULUAN
penghasil
jasa.
Apabila
pendapatan
seseorang
meningkat
ada
Penekanan dari orientasi yang berfokus pada hubungan jangka pendek ke orientasi
hubungan jangka panjang (mempertahankan dan membangun hubungan dengan
pelanggan) dan pengakuan terhadap kualitas jasa yang ditentukan oleh lima hal
yaitu: bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati (Buchari
Alma, 2005:15). Fungsi, kualitas dan manfaat suatu produk atau jasa merupakan
fokus perhatian konsumen.
Kebutuhan konsumen yang terus meningkat dan didasari oleh tingkat
kekritisan yang semakin tinggi, cenderung menuntut pelayanan secara pribadi
(personalized) dan ikut dilibatkan dalam pengembangan suatu produk. Hal ini
yang menjadi dasar pemikiran untuk tetap memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen di segala perubahan, sehingga tidak berpaling ke produk
substitusi.
Persaingan bisnis di bidang kesehatan terjadi pada seluruh tingkat
pelayanan, termasuk rumah sakit. Seperti diketahui bahwa rumah sakit merupakan
suatu organisasi yang sangat kompleks. Selain padat tekhnologi, padat karya, dan
padat pakar (Alfian, 2006:3-4). Rumah sakit, khususnya rumah sakit daerah
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bersifat sosial kepada masyarakat dan
juga memenuhi kebutuhan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) itu sendiri.
Kepuasan pasien sebagai konsumen, merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam menganalisis pengaruh strategi pemasaran pelayanan jasa dari
suatu rumah sakit. Menurut Sabarguna dalam Alfian (2006:4), kepuasan pasien
merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Penilaian
kepuasan penting diketahui, karena : (1) menjadi bagian dari mutu pelayanan; (2)
Pada tahun 2007 pasien di RSUD Ungaran sejumlah turun menjadi 71.974
orang, dengan angka rata-rata penggunaan tempat tidur Bed Occupancy Rate
(BOR) yang juga menurun menjadi 76,8%, rata-rata lamanya pasien dirawat
Length Of Stay (LOS) empat hari, lama tempat tidur tidak ditempati pasien Turn
Over Interval (TOI) satu hari dan berapa kali tempat tidur ditempati pasien Bed
Turn Over (BTO) 68 kali. Penurunan jumlah pasien dan BOR dapat menjadi
salah satu indikasi penurunan kepuasan pasien.
Tabel 1.1.
Data Indikator Pelayanan RSUD Ungaran Periode 2001 2007
Indikator
2001 2002
2003
Pelayanan
1 BOR
71,9
68,3
64,4
2 LOS
4
4
4
3 BTO
75
68
61
4 TOI
1
2
2
Sumber : Sub.Bag.Umum RSUD Ungaran 2008
No.
2004
2005
2006
2007
63,8
4
63
2
65,5
4
62
2
77
4
71
1
76,8
4
68
1
Jika dianalisis berdasar data jenis kunjungan pasien, maka pelayanan rawat
inap memiliki persentase terkecil dibanding dua jenis kunjungan pasien yang lain,
yaitu pelayanan rawat jalan dan instalasi gawat darurat. Berdasar survai
pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis terhadap sejumlah pasien, kecilnya
angka pelayanan rawat inap diakibatkan dua hal, yang pertama pasien memang
tidak membutuhkan pelayanan rawat inap dan yang kedua pasien membutuhkan
rawat inap tetapi kecewa dengan kualitas pelayanan sehingga lebih memilih untuk
rawat jalan dengan persentase terbesar untuk alasan kedua. Secara time series,
data jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap di RSUD Ungaran disajikan
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2.
Jumlah Pasien di RSUD Ungaran Periode 2001 -2007
Kunjungan Pasien
per Tahun
2007
2006
2005
2004
51.130
52.019
47.150
46.297
11.218
13.314
11.421
12.559
9.626
9.750
8.741
8.786
71.974
75.083
67.312
67.642
Total
2003
8.603
2002
7.597
2001
8.234
pengaruh
differensiasi
kompetitif
terhadap
kepuasan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jasa
2.1.1 Pengertian Jasa
Jasa merupakan suatu fenomena yang sangat rumit (Gronroos dalam Jasfar
2005:13). Kata jasa mempunyai banyak arti dan ruang lingkup, dari pengertian
yang paling sederhana, yaitu hanya berupa pelayanan dari seseorang kepada orang
lain, bisa juga diartikan sebagai mulai dari pelayanan yang diberikan oleh
manusia, baik yang dapat dilihat (explicit service), yang bisa dirasakan (implicit
service) sampai pada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam
penjualan jasa dan benda-benda lainnya (Jasfar 2005:15).
Sebagai salah satu bentuk produk, jasa dapat didefinisikan sebagai setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada
dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu (Kotler dalam Tjiptono 2006:16).
Jadi, pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan
dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen (Zethaml-Bitner
dalam Lupiyoadi dkk, 2006:6).
Dapat disimpulkan, bahwa jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan
bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara
aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Jasfar,
2005:17).
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun
pihak-pihak yang bersangkutan tidak selalu menyadari. Jasa tidak suatu barang,
melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud (Lupiyoadi-Hamdani,
2006:6).
(tidak
berwujud),
menyebabkan
konsumen
sulit
konsumsi;
menajemen
interaksi
konsumen
dan
produsen;
kerja
perusahaan.
Menyebabkan
organisasi
jasa
sulit
dengan
pelanggan
untuk
menciptakan
nilai
superior
selama
pandangan
pelanggan,
jasa
dari
penyediaan
dan
lebih
(4). Empati (empathy) : adanya rasa peduli dan perhatian kepada setiap
pelanggan secara individual.
(5). Keberwujudan (tangible) : penampilan fisik, peralatan, karyawan, dan
bahan komunikasi.
Perbaikan terhadap Model Kualitas Jasa telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Delvin dan Dong memasukkan elemen umpan balik pelanggan ke dalam
setiap aspek bisnis (Kotler 1999:275-276). Model mereka memungkinkan
perusahaan untuk : (1) mengidentifikasi dan membuat urutan peringkat dari
dimensi kualitas jasa yang penting bagi pelanggan; (2) mengukur dan memahami
kebutuhan dan pengharapan pelanggan terhadap kualitas jasa dan apakah
pengharapan tersebut mampu dipenuhi; (3) mengelompokkan lokasi atau cabang
perusahaan berdasarkan kriteria kualitas dan belajar dari yang terbaik dari kelas
tersebut; (4) membandingkan kinerja kualitas jasa dengan pesaing; (5)
mengantisipasi kebutuhan pelanggan.
2.2.3 Mengelola Produktivitas Jasa
Produktivitas kerja menurut Dewan Produktivitas Nasional dalam Ndraha
(2002:44) mendefinisikan produktivitas sebagai suatu sikap mental yang selalu
berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini (harus) lebih
baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut
Simanjuntak dalam Ndraha (2002:45), produktivitas kerja dipengaruhi oleh
faktor:
1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan
2. Sarana pendukung
3. Supra sarana
Secara umum, seperti yang banyak didapat dalam buku-buku teks,
produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan
keseluruhan sumber daya yang diinginkan (input) (Umar 2003:7). Dengan kata
lain, produktivitas memiliki dua dimensi, yakni: efektivitas yang mengarah pada
pencapaian unjuk kerja maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua adalah efisiensi yang berkaitan dengan
upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaan atau bagaimana
pekerjaan itu dilaksanakan.
Ciri pegawai yang produktif menurut Dale Timpe dalam Umar (2003: 8) adalah:
1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat;
2. Kompeten secara profesional;
3. Kreatif dan inovatif;
4. Memahami pekerjaan;
5. Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisiensi dan tidak
mudah menyerah dalam pekerjaan;
6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan, dan tahu kapan harus berhenti;
7. Dianggap bernilai oleh atasannya;
8. Memiliki catatan prestasi yang baik;
9. Selalu meningkatkan kualitas diri.
Perusahaan jasa mendapatkan tekanan besar untuk meningkatkan
produktivitas. Karena bisnis jasa sangat intensif tenaga kerja, biaya telah
meningkat dengan cepat. Enam pendekatan untuk meningkatkan produktivitas
jasa (Kotler 2001: 620-623) :
1. Memiliki penyedia jasa yang mampu bekerja lebih keras dan lebih
terampil. Bekerja lebih keras mungkin bukan merupakan solusi, tetapi
kepada
pelanggan
dengan
adanya
kemudahan-
kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah
produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya. Oliver
mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi terhadap surprise
yang inheren atau melekat pada perolehan produk dan/atau pengalaman konsumsi.
Ukuran dimensi kepuasan pasien (konsumen) (Bruce dalam Alfian 2006:
12):
1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standard
pelayanan profesi. Lima unsur dasar kepuasan yaitu kepuasan terhadap
metode, informasi yang disampaikan kepada pasien, kemampuan teknis
para penyelenggara pelayanan dan mekanisme pelayanan tindak lanjut.
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
yang baik. Pelayanan kesehatan yang wajar, berkesinambungan, dapat
diterima, bermutu serta efisien.
Menurut Leger dalam Alfian (2006:13), tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh :
1. Pendekatan dan perhatian pemberi pelayanan kesehatan yaitu dokter,
paramedis, petugas administrasi dan lain-lain;
2. Kualitas informasi yang diterima dalam hubungan antara harapan dan apa
yang menjadi kenyataan yang mencakup penjabaran janji informasi yang
tepat;
3. Prosedur yang pasti;
4. Lama waktu tunggu;
5. Fasilitas penunjang.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Diferensiasi
Kompetitif
(X1)
Pengelolaan
Kualitas Jasa
(X2)
Kepuasan
Konsumen
(Y)
Pengelolaan
Produktifitas
(X3)
2.5 Hipotesis
Berdasarkan masalah dan tinjauan teoritis yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis untuk tujuan penelitian, yaitu :
H1 : Ada pengaruh differensiasi kompetitif terhadap kepuasan konsumen pada
RSUD Ungaran.
H2 :
H3 :
BAB III
METODE PENELITIAN
Ruang
Paviliun garuda
Merpati
Rajawali
Cendrawasih
Kenari
Perynatologi
Jumlah
Jumlah Pasien
386
2.729
1.756
2.295
1.594
893
9.653
n=
keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, ditetapkan sebesar 5%.
Dengan populasi sebanyak 9.653 pasien, ditentukan ukuran sampel dari
suatu populasi menggunakan rumus Slovin, yaitu :
n=
N
1 + Ne 2
9.653
1 + (9.653 0,12 )
9.653
= 98,97
97,53
Ni
N
keterangan :
f i = sample fraction
N i = sub populasi
N = ukuran populasi
(Umar 2002:158)
f
386
= 0,039
9653
f2 =
2729
= 0,28
9653
f3 =
1756
= 0,18
9653
2295
= 0,24
9653
1594
f5 =
= 0,17
9653
f4 =
f6 =
893
= 0,09
9653
Sampel (n i )
3
28
18
24
17
9
99
administrasi.
Lingkungan
fisik
(phisical
environement)
yang
(2) Pelayanan perawat adalah pelayanan yang diberikan oleh perawat yang
diukur dengan dimensi mutu pelayanan tangible (nyata), reliability
(keterandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (kepastian,
empathy (peduli).
Menilai masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected itemtotal correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butur pertanyaan
dikatakan valid jika nilai r- hitung yang merupakan nilai corrected item total
correlation > dari r- tabel . Dengan menggunakan jumlah responden, maka nilai rtabel
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Validitas Istrumen
Butir
r-hitung
Pertanyaan (corrected item- total correlation)
0.585
1
0.570
2
0.578
3
0.605
4
0.569
5
0.626
6
0.484
7
0.653
8
0.577
9
0.544
10
0.631
11
0.584
12
0.562
13
0.647
14
0.530
15
0.609
16
0.517
17
0.559
18
0.525
19
0.599
20
0.494
21
0.549
22
0.501
23
0.472
24
0.598
25
0.554
26
0.480
27
0.462
28
0.563
29
0.456
30
0.629
31
0.587
32
0.547
33
Sumber : data primer diolah (2008)
r-tabel
Keterangan
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
0.204
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
3.5.2 Reliabilitas
Variabel
Cronbachs
Alpha
yang Disyaratkan
Keterangan
Diferensiasi Kompetitif
0.841
0.60
Reliabel
Kualitas Jasa
0.842
0.60
Reliabel
Produktivitas Jasa
0.828
0.60
Reliabel
Kepuasan Konsumen
0.815
0.60
Reliabel
n
100 %
N
Keterangan :
n = skor yang diperoleh
% = tingkat keberhasilan yang dicapai
N = skor yang diharapkan
Dalam hal ini, untuk membantu proses perhitungan dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS versi 12.0.
dengan
metode
grafik.
Untuk
mempermudah
dalam
Keterangan :
Y
= variabel kepuasan konsumen
a
= bilangan konstan / intercept
b 1 , b 2 ,b 3 = koefisien regresi
x1
x2
x3
see
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran didirikan pada tahun 1990
dan telah berubah status dari tipe D menjadi tipe C pada tanggal 15 Desember
1993. RSUD Ungaran menempati bangunan seluas 6.450 m di atas tanah 8.132
m. RSUD Ungaran berada di wilayah Kabupaten Semarang, mempunyai
kapasitas 140 tempat tidur (tt) yang tersebar di 25 ruang rawat inap.
Dari data tahun 2005 diketahui bahwa BOR rata-rata 77%; rata-rata lama
pasien di rawat (LOS) empat hari; rata-rata lama tempat tidur tidak di tempati
adalah satu hari; dan BTO 71 kali. Dari BOR 77% tersebut tersebar di ruanganruangan yang terdiri dari Paviliun Garuda, Ruang Rajawali, Ruang Cendrawasih,
Ruang Kenari, Ruang Merpati. Instalasi yang ada adalah instalasi rawat jalan,
instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, instalasi laboratorium, instalasi
radiologi, instalasi bedah sentral, instalasi gizi, instalasi pemeliharaan rumah sakit
dan instalasi pemulasaran jenasah.
Bangunan fisik RSUD Ungaran secara bertahap mengalami perkembangan
untuk peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan pada masyarakat. RSUD
Ungaran berada di jalan Diponegoro 125 Ungaran. Lokasi RSUD ini sangat
strategis karena berada di pinggir jalan besar yaitu di jalan Semarang Solo yang
merupakan daerah rawan kecelakaan, selain itu RSUD Ungaran juga terletak di
daerah industri yang cukup padat, ada peluang peningkatan kerja sama dengan
Tabel 4.1.
Perincian Jenis dan Jumlah Tenaga Kerja di RSUD Ungaran
NO
TENAGA KERJA
PNS
CPNS
PTT
TENAGA
LAIN
JUMLAH
Struktural
13
13
Dokter Spesialis
15
17
Dokter Umum
11
Dokter Gigi
Perawat
74
26
100
Bidan
Staf Administrasi
43
22
69
Pelaksana Gizi
Pelaksana Farmasi
10
Apoteker
11
Supir
12
Teknisi
13
AA
14
Analisis
15
Pelaksana Radiologi
16
Nutrisionis
17
Penjahit Linen
18
Perawat Gigi
19
Rekam Medis
20
Radiografer
21
Satpam
12
22
Pelaksana Laundry
23
Perawat Honorer RS
24
Staf Administrasi
197
58
18
12
258
JUMLAH
Tabel 4.2
Distribusi Usia Responden
No
1
2
3
4
5
Umur
Orang
< dari 20 tahun
12
21 30 tahun
27
31 40 tahun
30
41 50 tahun
13
> dari 50 tahun
17
Jumlah
99
Sumber : Data primer diolah (2008)
Jumlah
Persentase (%)
12,12
27,27
30,3
13,13
17,17
100
No
Jenis Kelamin
Tanggapan Responden
TS
CK
S
6
37
44
Skor
Jumlah
STS
-
6,06
37,3
44,4
12,1
100
Jumlah
17
38
37
99
17,1
38,3
37,3
7,07
100
Jumlah
18
26
44
99
2,02
18,1
26,2
44,4
9,09
100
Jumlah
17
31
37
13
99
1,01
17,1
31,3
37,3
13,1
100
Jumlah
25
53
12
99
1,01
8,08
25,2
53,5
12,1
100
SS
12
Jumlah
99
32
46
15
99
6,06
32,3
46,4
15,1
100
23
39
31
99
1,01
23,2
39,3
31,3
5,05
100
19
41
36
99
19,1
41,4
36,3
3,03
100
memarkirkan
kendaraan
tanpa
mengkhawatirkan
kondisi
10
11
Skor
STS
-
Tanggapan Responden
TS
CS
S
24
47
28
SS
-
Jumlah
99
24,2
47,4
28,2
100
37
53
99
2,02
7,07
37,3
53,5
100
20
40
36
99
1,01
20,2
40,4
36,3
2,02
100
12
13
14
15
16
Jumlah
20
31
42
99
3,03
20,2
31,3
42,4
3,03
100
Jumlah
%
Jumlah
20
20,2
32
57
57,5
36
20
20,2
26
2
2,02
-
99
100
99
5,05
32,3
36,3
26,2
100
Jumlah
39
32
24
99
2,02
39,3
32,3
24,2
2,02
100
Jumlah
41
23
29
99
1,01
41,4
23,2
29,2
5,05
100
karena apa yang diharapkan responden tentang harga yang murah tidak
sesuai dengan kenyataan. Responden membandingkan dengan klinik
laboratorium yang ada di luar RSUD Ungaran dan di rumah sakit sejenis
mereka menyatakan bahwa harga setiap pemeriksaan laboratorium swasta
jauh lebih murah di bandingkan dengan harga di laboratorium
RSUD
Ungaran.
5) Pada indikator gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan,
penanganan penyakit oleh dokter RSUD Ungaran dapat mendorong
kesembuhan, sebagian responden menyatakan setuju (42,2%). Mereka
mengungkapkan dokter di RSUD Ungaran berpengetahuan luas, terlatih dan
terpercaya sesuai dengan penyakit yang diderita pasien; dan memberikan
jaminan atas kesehatan pasien yang akan pulih kembali. Sebagian responden
menyatakan tidak setuju (20,2%) atas perawatan tenaga perawat dapat
mendorong kesembuhan pasien, tenaga perawat kurang memberikan
perhatian terhadap segala kebutuhan, keinginan dan permasalahan pasien.
3. Mengelola Produktivitas Jasa
19
Skor
STS
-
Tanggapan Responden
TS
CS
S
8
31
56
SS
4
Jumlah
99
8,08
31,3
56,5
4,04
100
1
1,01
-
10
10,1
5
27
27,2
61
50
50,5
27
11
11,1
6
99
100
99
5,05
61,6
27,2
6,06
100
20
21
22
23
24
25
Jumlah
%
Jumlah
23
23,2
26
29
29,2
29
44
44,4
37
3
3,03
7
99
100
99
26,2
29,2
37,3
7,07
100
Jumlah
31
31
26
99
7,07
31,3
31,3
26,2
4,04
100
Jumlah
17
42
35
99
17,1
42,4
35,3
5,05
100
Jumlah
37
29
24
99
8,08
37,3
29,2
24,2
1,01
100
Jumlah
50
25
23
99
1,01
50,5
25,2
23,2
100
jasa
dengan
menambah
peralatan
dan
pasien.
Apabila
menggunakan
asuransi
maka
mereka
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Konsumen
No
26
27
28
29
30
31
32
33
Skor
STS
-
Tanggapan Responden
TS
CS
S
13
54
29
SS
3
Jumlah
99
13,1
54,5
29,2
3,03
100
20
49
26
99
20,2
49,4
26,2
4,04
100
20
45
26
99
20,2
45,4
26,2
8,08
100
5
5,05
-
14
14,1
17
17,1
24
56
56,5
36
36,3
43
18
18,1
35
35,3
28
6
6,06
11
11,1
4
99
100
99
100
99
24,2
43,4
28,2
4,04
100
39
27
27
99
3,03
39,3
27,2
27,2
3,03
100
10
61
23
99
5,05
10,1
61,6
23,2
100
4.1.4
menggunakan grafik normal plot. Pada grafik normal plot dapat dilihat
kenormalan pada dependen variabel kepuasan (Grafik 4.1).
Grafik 4.1
Hasil Uji Normalitas
Standardized
Coefficients
Beta
,272
,385
,218
t
1,078
3,258
4,314
2,605
Sig.
,284
,002
,000
,011
nilai tolerance-nya lebih dari 0,10 maka disimpulkan tidak ada multikolinearitas
antar variabel dalam regresi. Uji Multikolinearitas diolah dengan SPSS release
12.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :
Grafik 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.9
Collinearity Statistics
Differensiasi Kompetitif, Kualitas Jasa, Produktivitas Jasa
Coefficients
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1
Differensiasi Kompetitif
Kualitas Jasa
Produktivitas Jasa
a. Dependent Variabel : Kepuasan
,800
,702
,796
1,250
1,425
1,257
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji Parsial
dengan Dependen Variabel Kepuasan Konsumen
Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
2,826
2,622
Differensiasi Kompetitif
,265
,081
,272
Kualitas Jasa
,355
,082
,385
Produktivitas Jasa
,216
,083
,218
a. Dependent Variabel : Kepuasan
T
1,078
3,258
4,314
2,605
Sig.
,284
,002
,000
,011
Correlations
Zero-order
Partial
,502
,600
,465
,317
,405
,258
Part
,244
,323
,195
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,
X3) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Pada penelitian ini karena
menggunakan analisis multivariat maka yang pertama yaitu mencari tahu sejauh
mana pengaruh variabel differensiasi kompetitif (X1), kualitas jasa (X2), dan
produktivitas jasa (X3) (sebagai variabel independen) terhadap kepuasan
konsumen (Y) (sebagai variabel dependen). Cara yang digunakan dengan
membandingkan antara Ftabel dan Fhitung atau dengan perhitungan SPSS dengan
membandingkan nilai probabilitas.
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji F
dengan Dependen variabel Kepuasan Konsumen
Besarnya
pengaruh
differensiasi
kompetitif,
kualitas
jasa,
dan
4.2 Pembahasan
memberikan segala informasi yang dibutuhkan oleh pasien dan masyarakat umum
maka disediakan pusat layanan informasi. Namun pusat layanan informasi tidak
dijaga selama 24 jam oleh pegawai khusus (resepsionis), karena pada malam hari
pusat layanan informasi hanya dijaga oleh petugas keamanan. Hal ini terkait
dengan jam kerja bagi pegawai pemerintah (PNS) dimana jam kerjanya antara
pukul 07.00 sampai pukul 15.00, selebihnya pusat layanan informasi hanya dijaga
oleh petugas keamanan menjadikan pasien dan masyarakat umum terbatas dalam
menerima informasi terkait dengan apa yang mereka butuhkan terutama pada
malam hari.
Ditinjau dari fasilitas penunjang, Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran
Kabupaten Semarang didukung oleh poliklinik umum bagi pasien rawat jalan,
tetapi dengan keterbatasan tempat duduk pada ruang tunggu maka pada jam-jam
sibuk antara jam 9 12 siang poliklinik dipadati oleh pasien. Banyaknya pasien
pada ruang tunggu tidak diimbangi dengan jumlah tempat duduk yang memadai
sehingga ada pasien yang terpaksa menunggu sambil berdiri. Dengan keadaan
seperti itu menjadikan pasien merasa kurang nyaman dalam menerima pelayanan.
BAB V
PENUTUP
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Empat.
---------. . Manajemen Pemasaran Perspektif Asia Buku Dua. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat.