Anda di halaman 1dari 27

Accrual

basis

dan

cash

basis

adalah dasar

akuntansi

yang

sangat

berpengaruh pada laporan keuangan baik itu laba rugi, perubahan modal
serta neraca, karena jika yang digunakan dasar accrual atau akrual basis
maka akuntansi akan mencatat transaksi disaat transaksi tersebut terjadi,
sehingga jika perusahaan menerima pemasukan dari penjualan produk nya,
maka kegiatan itu akan langsung dicatat tanpa melihat apakah perusahan
telah menerima pembayaran dari transaksi penjualan tersebut tentu ini akan
menambah jumlah piutang usaha, hal ini berlaku pada semua transaksi
tanpa terkecuali, misalkan perusahaan membeli sebuah mesin produksi
meskipun pengeluaran kas belum terjadi pencatatan terhadap kegiatan
keuangan tersebut tetap dilakukan sehingga akan berpengaruh pada
bertambahnya utang usaha
Sedangkan dasar tunai atau cash basis akan mencatat kegiatan keuangan
saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya
akan tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan
penjualan produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka
transaksi tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan dasar akrual
hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut
akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan
dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara
kredit akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada
besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka
piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi
Dasar akrual dan tunai akan sangat berpengaruh pada informasi yang
dihasilkan oleh laporan keuangan ini disebabkan karena berpengaruh juga
pada pencatatan transaksi sebagai salah satu elemen pembuatan laporan
laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca serta catatan akuntansi yang
lainnya yang akan terpengaruh oleh kedua dasar yang digunakan, akrual
dapat menyajikan laporan yang lebih sesuai dibanding dasar tunai sehingga
sebaiknya menjadi pilihan yang baik untuk di gunakan sebagai dasar

akuntansi sebuah organisasi, baik yang bertujuan untuk mencari laba


ataupun tidak
Semoga berguna dan jika ada yang kurang sesuai jangan ragu untuk
memberikan koreksi

A. Cash basis dan accrual basis


Akuntansi mengenal dua dasar yaitu dasar akrual (accrual basis) dan dasar
tunai (cash basis). Bilamana terjadi transaksi penjualan/pemberian jasa
maupun pengeluaran biaya, maka transaksi-transaksi tersebut akan dicatat
ke

dalam

pembukuan

sebagai

pendapatan

maupun

biaya,

tanpa

memperhatikan kapan penerimaan kas dari hasil penjualan jasa tersebut


diterima atau kapan pengeluaran kas atas transaksi pengeluaran biaya
tersebut dikeluarkan. Sebaliknya bilamana menggunakan dasar tunai (cash
basis) maka proses akuntansi hanya akan mencatat bilamana pendapatan
tersebut telah diterima secara phisik (cash) atau biaya benar-benar telah
dikeluarkan dari rekening perusahaan tanpa melihat kapan transaksi
tersebut terjadi. Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia menghendaki
agar

perusahaan-perusahaan

komersial

maupun

non

profit

untuk

menggunakan dasar akrual. Bunyi PSAK No. 01 paragraf 22: untuk mencapai
tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini,
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
bersangkutan.

Laporan

keuangan

yang

disusun

atas

dasar

akrual

memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu


yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan
menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang
paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Contoh kasus 1:
Tanggal 01 Agustus 2011 STIAMI menyewakan sebagian ruangan untuk
kantin kampus. Harga sewa disepakati Rp. 1.000.000,-- per bulan. Tanggal 7
September 2011 kantin membayar lunas atas biaya sewa bulan Agustus
tersebut.

Bila menggunakan dasar akrual (accrual basis)


STIAMI akan mengakui dan akan menjurnal atas transaksi tersebut pada
tanggal 1 Agustus 2011 (saat terjadinya transaksi) bukan tanggal 7
September 2011 (saat penerimaan uang sewa).

Jurnal Umum
01 Agustus 2011

Rent receivable
Rent income

7 September 2011

Cash

Rp. 1.000.000,-Rp. 1.000.000,-Rp. 1.000.000,--

Rent Receivable

Rp. 1.000.000,--

Bila menggunakan dasar tunai (cash basis)


STIAMI akan mengakui dan akan menjurnal atas transaksi tersebut pada
tanggal 7 September 2011 (saat penerimaan uang sewa) bukan tanggal 01
Agustus 2011 (saat terjadinya transaksi). Dalam jurnal umum STIAMI tidak
mengakui sebagai piutang, tapi langsung menjadi pendapatan saat uang
sewa diterima.

Jurnal Umum
7 September 2011

Cash

Rp. 1.000.000,-Rent income

Rp. 1.000.000,--

Contoh kasus 2:
Tanggal 10 Agustus 2011 STIAMI membeli bahan-bahan bangunan untuk
memperbaiki atap dan talang karena bocor. Harga bahan bangunan tersebut
Rp. 350.000,--. Tanggal 7 September 2011 bahan bangunan tersebut dibayar
LUNAS oleh STIAMI.

Bila menggunakan dasar akrual (accrual basis)


STIAMI akan mengakui dan akan menjurnal atas transaksi tersebut pada
tanggal 10 Agustus 2011 (saat terjadinya transaksi) bukan tanggal 25
Agustus 2011 (saat pengeluaran kas).

Jurnal Umum
10 Agustus 2011

Maintenance expense Rp. 350.000,-Account payable

7 September 2011

Account payable
Cash

Rp. 350.000,--

Rp. 350.000,-Rp. 350.000,--

Bila menggunakan dasar tunai (cash basis)


STIAMI akan mengakui dan akan menjurnal atas transaksi tersebut pada
tanggal 25 Agustus 2011 (saat kas keluar) bukan tanggal 10 Agustus 2011
(saat terjadinya transaksi). Dalam jurnal umum STIAMI tidak mengakui
sebagai hutang, tapi langsung menjadi beban saat uang keluar untuk
melunasi bahan bangunan.

Jurnal Umum
7 September 2011

Maintenance expense Rp. 350.000,-Cash

Rp. 350.000,--

Keuntungan dari penggunaan dasar akrual adalah perusahaan dapat lebih


akurat dalam menyampaikan laporan keuangan atas transaksi-transaksi
yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam kasus diatas bilamana
STIAMI pada akhir periode bulan membuat laporan keuangan, informasi yang
dihasilkan akan lebih mendekati fakta yang ada, karena data-data transaksi
yang terjadi telah diakui dan dibukukan perusahaan.

B. Jurnal penyesuaian
Penyusunan neraca saldo biasanya dilakukan pada tiap-tiap akhir bulan atau
pada akhir periode akuntansi. Saldo-saldo ini merupakan ringkasan dari
akibat-akibat transaksi yang telah dicatat dalam suatu periode akuntansi.
Salah satu tujuan pembuatan neraca saldo adalah untuk mempersiapkan
penyusunan

laporan

keuangan.

Namun

demikian,

laporan

keuangan

seringkali tidak dapat disusun langsung dari neraca saldo, karena data yang
tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih
dahulu. Oleh karena itu salah satu tahapan dalam proses menyusun laporan

keuangan

adalah

melakukan

penyesuaian

pembukuan

dengan

cara

membuat jurnal penyesuaian. Pembuatan penyesuaian pada umumnya


berkaitan dengan penentuan laba bersih perusahaan. Seperti kita ketahui,
tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, sehingga penentuan
laba yang tepat adalah merupakan salah satu fungsi akuntansi yang sangat
penting. Sehubungan dengan hal itu dalam akuntansi dikenal beberapa
konsep dan prinsip yang erat kaitannya dengan penentuan laba, yakni
konsep akuntansi akrual, periode akuntansi, prinsip pendapatan dan prinsip
mempertandingkan.

Apa yang dimaksud ayat jurnal penyesuaian? Ayat jurnal penyesuaian


adalah: ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraanperkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi,
atau untuk memisahkan antara penghasilan dan biaya dari suatu periode
dengan periode yang lain. Hal-hal yang perlu mendapat penyesuaian pada
akhir periode akuntansi adalah:
1.

Persediaan barang dagangan (inventory of merchandise)

Penyesuaian terhadap persediaan barang dagang dapat digunakan dengan


dua cara yaitu: dengan memakai perkiraan harga pokok penjualan (cost of
goods sold/COGS) dan memakai perkiraan ikhtisar laba rugi (income
summary)

Memakai perkiraan Harga Pokok Penjualan


Tahap pertama dengan menutup persediaan awal ke dalam harga pokok
penjualan, termasuk pembelian dan ongkos angkut ditutup kedalam harga
pokok penjualan.

Cost of goods sold

xxx

Purchase

xxx

Freight in

xxx

Inventory of merchandise

xxx

Tahap kedua dengan mendebet persediaan akhir, retur pembelian termasuk


discount dan mengkredit harga pokok penjualan.

Inventory of merchandise

xxx

Purchase discount

xxx

Purchase returns & allowances


Cost of goods sold

xxx

Memakai perkiraan Ikhtisar Laba Rugi


Tahap pertama dengan menutup persediaan awal ke dalam ikhtisal laba rugi.

Income summary
Inventory of merchandise

xxx
xxx

Tahap kedua dengan mendebet persediaan akhir, dan mengkredit ikhtisar


laba rugi.

Inventory of merchandise

xxx

Income summary

xxx

Untuk selanjutnya akan dijelaskan dalam pembahasan tersendiri.

2.

Beban dibayar dimuka (prepaid expense)

Beban yang dibayar tunai dan dicatat sebagai asset sebelum digunakan atau
dikonsumsi disebut dengan beban dibayar di muka, atau pembayaran
dimuka (prepayments). Pos-pos ini juga bisa disebut pos Transitoris Aktif,
yang akan dijelaskan dalam point C berikutnya.
3.

Pendapatan diterima dimuka (deferred revenue)

Kas yang diterima dan dicatat sebagai kewajiban sebelum pendapatan


dihasilkan atau pekerjaan telah diselesaikan disebut dengan pendapatan
diterima

dimuka

atau pendapatan yang belum dihasilkan (unearned

revenue). Pos-pos ini juga bisa disebut pos Transitoris Pasif, yang akan
dijelaskan dalam point D berikutnya.

4.

Piutang pendapatan (accrual receivable)

Pendapatan yang masih harus diterima atau akrual pendapatan (accrued


revenues) adalah pendapatan dihasilkan tetapi kasnya belum diterima atau
dicatat pada tanggal laporan. Pos-pos ini juga bisa disebut pos Antisipasi
Aktif, yang akan dijelaskan dalam point E berikutnya.

5.

Beban yang masih harus dibayar (accrual payable)

Beban yang masih harus dibayar atau akrual beban (accrued expenses)
adalah beban yang terjadi namun belum dibayar atau dicatat pada tanggal
laporan. Pos-pos ini juga bisa disebut pos Antisipasi Pasif, yang akan
dijelaskan dalam point F berikutnya.

6.

Penyusutan aktiva tetap (depreciation of fixed assets)

Penyusutan (Depreciation) adalah Harga Perolehan Aktiva Tetap yang di


alokasikan ke dalam Harga Pokok Produksi atau Biaya Operasional akibat
penggunaan aktiva tetap tersebut, atau cost/expenses yang diperhitungkan
(dibebankan) dalam Harga Pokok produksi atau biaya operasional akibat
pengunaan aktiva di dalam proses produksi dan operasional perusahaan
secara umum.

Ilustrasi
Dari hasil perhitungan penyusutan aktiva tetap per 31 Juli 2011 sebesar Rp.
120.000,-- belum dijurnal oleh pembukuan.

Jurnal :

Depreciation expense
Accumulated Depreciation

Saat pencatatan

Rp. 120.000
Rp. 120.000

Biasanya dicatat (dibukukan) pada saat penutupan buku (akhir bulan, akhir
kwartal, akhir semester maupun akhir tahun buku). Besar-nya
dicatat sebesar nilai penyusutannya.

Untuk selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap dalam pembahasan di


Akuntansi Keuangan 1.

7.

Taksiran piutang tak tertagih (estimated of bad debts)

Piutang Tak Tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak dapat
terbayar

oleh

debitur

perusahaan

karena

berbagai

alasan,

misalnya

pailit/bangkrut, force major, karakteristik pelanggan, dsb. Semakin banyak


piutang yang diberikan maka semakin banyak pula jumlah piutang yang tak
terbayar.

Ada dua metode cara memperlakukan Piutang Tak Tertagih ini :

Metode Langsung
Metode yang menggunakan cara penghapusan langsung terhadap piutang
yang benar-benar sudah diketahui tidak akan dapat dibayar.

Ilustrasi
STIAMI mempunyai saldo piutang kepada mahasiswa per 31 Juli 2011
sejumlah Rp. 2.500.000,- tidak akan dapat ditagih karena mahasiswa
tersebut keluar tanpa konfirmasi.

Jurnal :
Beban Piutang Tak Tertagih

Rp. 2.500.000

Piutang Mahasiswa

Rp. 2.500.000

Pada tanggal 30 Agustus 2011 atas Piutang Mahasiswa tersebut yang


tadinya sudah dihapus diterima kembali pembayarannya. Karena mahasiswa
yang bersangkutan melanjutkan kembali.

Jurnal :
Piutang Mahasiswa

Rp. 2.500.000,-

Beban Piutang Tak Tertagih

Kas

Rp. 2.500.000,-

Rp. 2.500.000,Piutang Mahasiswa

Rp. 5.000.000,-

Metode Penyisihan
Metode yang menggunakan cara penghapusan tidak langsung yaitu cara
penyisihan dalam perhitungan piutang yang tidak dapat tertagih. Ada dua
dasar perhitungan penyisihan piutang tak tertagih, yaitu dari : prosentase
Piutang usaha dan prosentase Penjualan Kredit. Ilustrasi kasus untuk
perhitungan berdasarkan prosentasi piutang usaha akan dijelaskan secara

lengkap dalam mater Akuntansi Keuangan 1. Selanjutnya akan dijelaskan


ilustrasi kasus untuk penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan prosentase
dari penjualan kredit.

Biasanya untuk menghitung besarnya penyisihan Piutang Tak Tertagih dari


persentase jumlah Penjualan Kredit yang diperoleh perusahaan dalam satu
tahun akuntansi.

Ilustrasi :
Perusahaan menentukan besarnya Penyisihan Piutang Tak Tertagih adalah
0,5 % dari Penjualan Kredit. Adapun hasil Penjualan Kredit yang diperoleh
selama tahun 2010 adalah Rp. 550.000.000,--

Maka Penyisihan Piutang Tak Tertagih = 0,5 % x Rp.550.000.000 =


Rp.2.750.000,--

Jurnal
Beban Piutang Tak Tertagih

Rp. 2.750.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp. 2.750.000

Dari informasi yang diterima, atas piutang PT. ABC sebesar Rp. 1.500.000,sudah nyata-nyata tidak dapat ditagih lagi karena perusahaan tersebut
sudah pailit. Maka dibuat :

Jurnal
Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Rp.1.500.000,-

Piutang Dagang-PT. ABC

Rp. 1.500.000,-

Adanya itikad baik dari manajemen PT. ABC untuk membayar kembali utang
dagangnya yang sudah dihapus, maka dibuat :

Jurnal
Piutang Dagang PT. ABC

Rp. 1.500.000,-

Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Rp. 1.500.000,-

PT. ABC merealisasikan pembayaran Utang Dagangnya, maka dibuat :

Jurnal
Kas

Rp. 1.500.000,Piutang Dagang-PT. ABC

Rp. 1.500.000,-

C. Pos Transitoris Aktif


Pembayaran dimuka dapat berupa beban beban yang telah dikeluarkan
terlebih dahulu sebelum pekerjaan atau fasilitas sewa belum direalisasikan
untuk

dipergunakan.

Jurnal

penyesuaian

untuk

pembayaran

dimuka

diperlukan

untuk

mencatat

bagian

dari

pembayaran

tersebut

yang

merupakan beban yang terjadi selama periode akuntansi berjalan. Jika tidak
dibuat jurnal penyesuaian, akibatnya nilai asset yang ada di neraca akan
menjadi terlalu tinggi, sedangkan beban yang terkait transaksi tersebut akan
menjadi terlalu rendah.

Ketika suatu biaya dibayar dimuka, akun asset didebit untuk menunjukkan
jasa atau manfaat yang akan diterima dari asset tersebut di masa depan.
Pembayaran dimuka seringkali terjadi dalam hal asuransi (insurance),
perlengkapan (supplies), pemasangan iklan (advertising), dan sewa (rent).
Selain itu, pembayaran dimuka juga dicatat ketika perusahaan membeli
gedung maupun peralatan. Pembayaran dimuka menajdi kadaluwarsa
(lewat) sejalan dengan berlalunya waktu (misalnya sewa dan asuransi) atau
melalui penggunaan dan konsumsi (misalnya: perlengkapan).

ASURANSI (INSURANCE). Untuk menghindari kerugian yang lebih besar,


biasanya banyak perusahaan yang mengasuransikan gedung maupun
fasilitas-fasilitas lainnya yang dianggap penting supaya dapat penjaminan
yang lebih baik. Biasanya asuransi yang diminati diantaranya adalah
asuransi kebakaran, kehilangan, kerugian/kecelakaan dan sebagainya. Beban
asuransi perlindungan tersebut ditentukan oleh jumlah premi asuransi yang
dibayarkan. Jangka waktu minimum perlindungan asuransi biasanya satu
tahun, namun jangka waktu 3-5 tahun juga tersedia dengan premi tahunan
yang lebih rendah. Saat transaksi terjadi, premi asuransi dicatat sebagai
akun Asuransi dibayar dimuka (prepaid insurance). Saat daluwarsa, jurnal
penyesuaiannya adalah debet untuk beban asuransi (insurance expense),
dan dikredit asuransi dibayar dimuka.

Ilustrasi
Tanggal 1 Juli 2011 STIAMI mengasuransikan gedung yang berada di Jl
Mardani Raya untuk jangka waktu 6 bulan kedepan. Asuransi yang
dijaminkan adalah asuransi kebakaran. Nilai premi untuk jangka 6 bulan
sebesar Rp. 6.000.000,--.

Tanggal 1 Agustus 2011 STIAMI membuat jurnal penyesuaian sebagai


berikut:

Insurance expense

Rp. 1.000.000,--

Prepaid insurance

Rp. 1.000.000,--

Hitungan: Rp.6.000.000 : 6 bulan = Rp. 1.000.000,--

PERLENGKAPAN

(SUPPLIES).

Perusahan

menggunakan

berbagai

jenis

perlengkapan. Sebagai contoh, STIAMI sebagai suatu lembaga pendidikan


dalam menjalankan operasionalnya banyak memerlukan perlengkapan
kantor (office supplies) seperti, alat tulis kantor, perangko, amplop, kertas,
spidol, penghapus papan tulis dan sebagainya. Perusahaan periklanan
memiliki perlengkapan iklan (advertising supplies) seperti kertas grafis, film
video,

dan

kertas

poster.

Biasanya,

untuk

efesiensi,

perusahaan

membeli/belanja kebutuhan perlengkapan dalam porsi lebih, misalnya untuk


kebutuhan satu sampai dua bulan kedepan. Dengan berlangsungnya
kegiatan perusahaan, jumlah perlengkapan menyusut karena digunakan,
namun pengakuan penggunaan atau dikonsumsinya ditunda hingga proses
penyesuaiannya di akhir periode. Di akhir periode tersebut pemeriksaan atau

perhitungan secara fisik dilakukan, selisih antara saldo yang tercatat dalam
akun perlengakapan (asset) dan jumlah fisik perlengkapan yang masih
tersisa menunjukkan perlengkapan yang dipakai (beban) selama periode
yang bersangkutan.

Ilustrasi
Tanggal 1 Juli 2011 STIAMI belanja kebutuhan perlengkapan, baik untuk
kebutuhan kantor maupun pendidikan untuk jangka waktu 2 bulan kedepan.
Nilai belanja perlengkapan tersebut sebesar Rp. 3.000.000,--.

Tanggal 1 Juli 2011 saat STIAMI belanja perlengkapan, jurnalnya:

Supplies

Rp. 3.000.000,--

Cash

Rp. 3.000.000,--

Tanggal 1 Agustus 2011 STIAMI melakukan perhitungan fisik perlengkapan


(stock opname), ternyata nilai perlengkapan tinggal Rp. 1.250.000,-- maka
perlu dibuat jurnal penyesuaian:

Supplies expense
Supplies

Rp. 1.750.000,-Rp. 1.750.000,--

Hitungan: Rp.3.000.000 Rp.1.250.000,-- = Rp. 1.750.000,--

IKLAN (ADVERTISING). Salah satu cara untuk memperkenalkan produkproduk yang dihasilkan baik perusahaan maupun lembaga pendidikan adalah
dengan melakukan promosi maupun iklan yang akan diterbitkan oleh media,
baik elektronik maupun media cetak. Pemasangan iklan dapat berjangka
berapa kali tayang maupun dalam bentuk harian, bulanan dan sebagainya.
Biasanya setiap pemasangan iklan, pembayaran beban iklan dilakukan
dimuka yang disampaikan kepada para agen-agen, sebelum diteruskan
kepada penerbit atau media elektronik lainnya.

Ilustrasi
Tanggal 1 Juli 2011 STIAMI memasang iklan di Surat kabar Republika untk 12
kali terbit. Iklan tersebut akan diterbitkan dalam bulan Juli, Agustus sampai
dengan pertengahan September 2011. Biaya iklan dibayar dimuka sebesar
Rp. 6.000.000,--yang dibayar pada tanggal tersebut.

Tanggal 1 Juli 2011 saat STIAMI bayar iklan untuk 12 terbitan, jurnalnya:

Prepaid Advertising

Rp. 6.000.000,--

Cash

Rp. 6.000.000,--

Tanggal 31 Juli 2011 ternyata Republika baru menerbitkan sebanyak 5 kali,


maka perlu dibuat jurnal penyesuaian:

Advertising expense Rp. 1.200.000,--

Prepaid Advertising

Rp. 1.200.000,--

Hitungan: Rp.6.000.000 : 5 kali = Rp. 1.200.000,--

SEWA (RENT). Tidak semua perusahaan dalam menjalankan usahanya


mempunyai gedung maupun fasilitas kantor sendiri. Banyak ditemukan
dilapangan perusahaan-perusahaan tersebut menyewa gedung maupun
ruangan kantor sebagai tempat untuk beroperasi usahanya. Pertimbangan
mereka diantaranya disamping lebih efesien, perusahaan dapat pindah
lokasi bilamana kondisi bisnisnya sudah tidak menguntungkan lagi. Sewa
kantor biasanya dilakukan mulai dari 6 bulan, 1 tahun bahkan sampai
dengan diatas 5 tahun. Biasanya para penyewa jangka panjang ini
mempunyai jangkauan bisnis relative luas/besar. Pembayaran sewa biasanya
dilakukan

dimuka.

Seandainya

dibayar

melalui

termint

biasanya

pelunasannya kurang dari 5 bulan.

Ilustrasi
Tanggal 1 Juli 2011 STIAMI membayar sewa gedung di Jl. Mardanai raya
untuk jangka waktu sewa 1 tahun. Periode sewa adalah 1 Juli 2011 s/d 30
Juni 2012. Biaya sewa disepakati sebesar Rp. 60.000.000,-- per tahun dan
dilunasi pada tanggal tersebut.

Tanggal 1 Juli 2011 saat STIAMI melunasi sewa gedung, jurnalnya:

Prepaid Rent

Rp. 60.000.000,--

Cash

Rp. 60.000.000,--

Tanggal 1 Agustus 2011 saat STIAMI menutup pembukuan bulan Juli 2011,
maka perlu dibuat jurnal penyesuaian:

Rent expense

Rp. 5.000.000,--

Prepaid Rent

Rp. 5.000.000,--

Hitungan: Rp.50.000.000 : 12 bulan = Rp. 5.000.000,--

D. Pos Transitoris Pasif


Seperti telah disinggung dalam penjelasan diatas, bahwa kas yang telah
diterima

oleh

perusahaan

sebelum

pendapatan

dihasilkan

disebut

Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue). Pos-pos seperti sewa,


langganan majalah, dan tanda jadi yang dibayarkan oleh pelanggan untuk
mendapatkan layanan atau jasa di masa depan adalah contoh dari
pendapatan diterima dimuka. STIAMI menerima pembayaran uang kuliah
dari mahasiswa untuk satu atau dua semester kedepan merupakan salah
satu contoh atas pendapatan diterima dimuka.

Ketika pembayaran diterima atas jasa yang akan diberikan pada periode
akuntansi mendatang, akun pendapatan diterima dimuka (akun kewajiban)

akan dikreditkan (bertambah) untuk mencatat kewajiban yang timbul.


Kemudian, pendapatan diterima dimuka akan dihasilkan jika jasa telah
diberikan kepada pelanggan. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan yang
dihasilkan ditunda hingga akhir periode. Selanjutnya jurnal penyesuaian
dibuat untuk mencatat pendapatan yang telah dihasilkan dan menunjukkan
sisa saldo kewajiban tersisa. Sebelum jurnal penyesuaian dibuat, kewajiban
disajikan terlalu tinggi dan pendapatan terlalu rendah.

Ilustrasi
Tanggal 1 Juli 2011 STIAMI menerima uang kuliah dari mahasiswa untuk 2
semester kedepan. Periode semester adalah 1 Juli 2011 s/d 31 Desember
2011 semester 1, dan 1 Januari 2012 s/d 30 Juni 2012 semester 2. Nila dana
pendidikan tersebut sebesar Rp. 2.000.000,-- per 2 semester dan dilunasi
pada tanggal tersebut.

Tanggal 1 Juli 2011 saat STIAMI menerima uang kuliah, jurnalnya:

Cash

Rp. 2.000.000,-Unearned Revenue

Rp. 2.000.000,--

Tanggal 1 Januari 2012 saat STIAMI menutup pembukuan per Desember


2011, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian:

Unearned Revenue Rp. 1.000.000,-Revenue

Rp. 1.000.000,--

Hitungan: Rp.2.000.000 : 2 semester = Rp. 1.000.000,--

E. Pos Antisipasi Aktif


Pendapatan yang masih harus diterima atau piutang usaha (account
receivable) dapat terakumulasi (terakru) sejalan dengan berlalunya waktu,
contohnya

pendapatan

bunga

dan

pendapatan

sewa.

Penerimaan

pendapatan ini belum dicatat/diakui karena proses dihasilkannya bunga atau


sewa tidak dicatat dalam jurnal harian. Atau juga dapat berupa jasa yang
telah diselesaikan tetapi belum ditagihkan maupun dibayar oleh penerima
jasa.

Jurnal penyesuaian diperlukan untuk dua tujuan, yakni menunjukkan piutang


yang ada pada tanggal neraca, dan mencatat pendapatan yang telah
dihasilkan selama periode berjalan. Sebelum jurnal penyesuaian ini dibuat,
saldo asset dan pendapatan disajikan terlalu rendah.

Ilustrasi
STIAMI menyewakan sebagian ruangannya karena belum digunakan selama
satu tahun terhitung dari 1 Juli 2011 sampai dengan 30 Juni 2012. Biaya
sewa selama satu tahun disepakati yaitu Rp. 3.000.000.00. dan diterima
dibelakang yaitu pada 30 Juni 2012. Pada tanggal 1 Juli 2011, STIAMI tidak
membuat jurnal karena tidak ada transaksi penerimaan kas, sedangkan
pendapatan sewa juga belum bisa diakui karena pemakaian belum ada 1
bulan atau perusahaan belum menutup buku periode.

Jika perusahaan membuat laporan keuangan pada 31 Juli 2011, maka


pendapatan yang harus diterima untuk tahun 2011 adalah Rp. 250.000.00
yaitu sewa untuk jangka waktu 1 bulan terhitung dari 1 Juli 2011 sampai 31
Juli 2011 meskipun kasnya belum diterima. Pos antisipasi demikian
menimbulkan adanya tagihan sewa yang akan dilaporkan sebagai aktiva
yaitu sewa masih akan diterima atau piutang sewa.

Tanggal 31 Juli 2011 saat STIAMI membuat jurnal penyesuaian:

Rent Receivable

Rp. 200.000,--

Revenue

Rp. 200.000,--

Hitungan: Rp.3.000.000 : 12 bulan = Rp. 250.000,--

F.

Pos Antisipasi Pasif

Biaya yang belum dibayar dengan kas akan tetapi sudah menjadi kewajiban
perusaahaan disebut pos antisipasi pasif. Transaksi yang terjadi dalam akun
ini biasanya adalah, bunga, sewa, pajak, listrik, telpon, gaji dan sebagainya.
Beban

yang

belum

dibayar

memiliki

penyebab

yang

sama

dengan

pendapatan yang masih harus diterima. Kenyataannya, beban yang masih


harus dibayar bagi sebuah perusahaan merupakan pendapatan yang masih
harus diterima bagi perusahaan yang lain. Penyesuaian untuk beban dibayar
dimuka diperlukan untuk dua tujuan, yakni mencatat kewajiban yang ada di
tanggal neraca, dan mengakui beban yang terjadi pada periode berjalan.

Sebelum jurnal penyesuaian ini dibuat, saldo kewajiban dan beban disajikan
terlalu rendah.
GAJI. Beberapa perusahaan ada yang membayar sebagian gaji karyawannya
pada awal bulan. Contohnya adalah beban gaji karyawan dan komisi. Pada
STIAMI pembayaran gaji karyawan tetap dilakukan pada tanggal 26 Juli,
sedangkan untuk dosen tidak tetap dan karyawan non tetap ditetapkan
pembayaran honor maupun komisi tanggal 5 Agustus. Sebagaimana
diperlihatkan dalam kalender, untuk bulan Juli masih tersisa tiga hari kerja
(29-31 Juli). Pada tanggal 31 Juli, gaji untuk tiga hari kerja terakhir di bulan
Juli merupakan akrual beban dan kewajiban yang terkait. Contoh yang
mudah bisa dilihat dalam ilustrasi dibawah ini.
Ilustrasi
Tanggal 5 Agustus 2011 STIAMI membayar honor dosen dan tenaga non
tetap sebesar Rp. 25.000.000,-. Beban honor tersebut merupakan beban
yang terjadi untuk masa kerja tanggal 1 s/d 31 Juli 2011. Tanggal 31 Juli 2011
STIAMI menutup buku periode Juli 2011.

Jurnalnya penyesuaian tanggal 31 Juli 2011:

Salary expense

Rp. 25.000.000,--

Salary Payable

Rp. 25.000.000,--

Jurnalnya saat pembayaran tanggal 5 Agustus 2011:

Salary payable

Rp. 25.000.000,--

Cash

Setelah

jurnal

penyesuaian

Rp. 25.000.000,--

tersebut,

saldo

beban

gaji

sebesar

Rp.

25.000.000,- merupakan beban gaji yang sesungguhnya untuk bulan Juli


2011. Saldo Hutang gaji sebesar Rp. 25.000.000,-- dalam Neraca merupakan
jumlah kewajiban gaji yang terutang per tanggal 31 Juli 2011. Tanpa jurnal
penyesuaian tersebut, saldo beban maupun kewajiban STIAMI akan menjadi
terlalu rendah. Contoh transaksi tersebut perlakuannya sama pada transaksi
beban listrik, telpon, PAM dan sejenisnya yang realsisasi pembayaran
bebannya baru dibayar setelah periode bulan berikutnya.

G. Neraca Saldo setelah penyesuaian


Setelah semua jurnal penyesuaian dicatat dan dibukukan, neraca saldo yang
lain disusun berdasarkan akun-akun buku besar. Neraca ini disebut Neraca
Saldo Setelah penyesuaian (adjusted trial balance). Tujuannya adalah
membuktikan kesamaan saldo total debit dan saldo total kredit di buku besar
setelah seluruh jurnal penyesuaian dibuat. Akun-akun yang terdapat di
neraca saldo disesuaikan berisikan seluruh data yang dibutuhkan untuk
menyusun laporan keuangan.
Dari contoh neraca lajur (work sheets) http://www.4shared.com/file/AzWNA6Oce/kasus1.html (klik alamat ini) diatas dapat dilihat bahwa nilai awal
neraca saldo sebelum ada pneyesuaian sebesar Rp. 329.725 ribu. Beberapa
akun yang dibuatkan jurnal penyesuaian diantaranya pendapatan sewa,
beban gaji, perlengkapan, asuransi, iklan, sewa dan penyusutan aktiva tetap,
sehingga nilai neraca saldo setelah penyesuaian sebesar Rp. 355.045 ribu.
Nilai ini adalah nilai akurat yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan
keuangan seperti, Neraca (balance sheets), Laporan Laba (Rugi) (statements
of income), Perubahan modal atau saldo Laba (statements of equity).

PERTANYAAN

1. Apa yang Sdr ketahui tentang Pos Transitoris Aktif, Pos Transitoris Pasif,
Pos Antisipasi Aktif dan Pos Antisipasi Pasif. Berikan contoh untuk masingmasing transaksi tersebut.
2.

Apa perbedaan antara akuntansi yang berbasis akrual dan akuntansi

berbasis kas?.
3. Buku besar Ahmad Advertising mencakup akun-akun seperti: asuransi
dibayar dimuk, beban penyusutan, pendapatan diterima dimuka dan utang
gaji. Jelaskan mengapa setiap akun tersebut membutuhkan penyesuaian?.

KASUS-KASUS

Kasus 1. Devi Celuler Service menerima jasa service seluler dengan berbagai
merk hand phone. Data penyesuaian pada tanggal 31 Agustus 2011 sebagai
berikut:
1.

Jasa service yang telah dilakukan namun belum dicatat nilainya

Rp.750.000,--.
2.

Perlengkapan

service

yang

telah

habis

dipergunakan

sebesar

Rp.150.000,--.
3. Beban listrik, telpon dan air sebesar Rp.285.000,-- sampai akhir bulan
belum dibayar.
4.

Menerima jasa service dimuka dari Agus sebesar Rp.30.000,-- tapi

pekerjaan baru akan diselesaikan pada bulan September 2011.

5. Beban gaji dan upah yang belum dibayar sampai Agustus 2011 sebesar
Rp.300.000,--.
6.

Asuransi yang telah dibayar dimuka sebesar Rp. 432.000,-- telah

daluwarsa.

Diminta:
Untuk transaksi diatas, Sdr diminta:
a.

Kelompokan mana yang masuk dalam transaksi pos transitoris aktif, pos

transitoris pasif, pos antisipasi aktif dan pos antisipasi pasif.


b.
c.

Buat jurnal penyesuaian atas transaksi diatas.


Gambarkan kondisi akun baik sebelum maupun setelah penyesuaian

(nilainya terlalu tinggi atau terlalu rendah).

Kasus 2. Sisi Anisa mendirikan usaha jasa pengetikan dengan nama Cycy
Service. Selama awal operasi bulan September 2011 sebagai berikut:
1.

Setor modal awal untuk usaha sebesar Rp.10.750.000,--.

2.

Membeli perlengkapan sebesar Rp.650.000,--.

3. Membeli 1 unit computer untuk operasional usaha berikut printer dengan


total pembelian Rp.4.350.000,--.
4.

Menerima jasa pengetikan sekripsi yang telah diselesaikan sebesar

Rp.65.000,- dan telah dibayar lunas.


5. Membayar dimuka biaya promosi dan iklan untuk surat kabar lokal yang
akan diterbitkan 5 kali penerbitan sebesar Rp.200.000,--.

6. Menerima jasa pengetikan makalah Rp.50.000,-- yang penyelesaiannya


bulan Oktober 2011.

Data lain yang belum dicatat oleh bagian akuntansi sampai akhir bulan
adalah :
a.

Honor operator computer sebesar Rp.75.000,-- baru akan dibayar pada

awal bulan Oktober 2011.


b.
c.

Beban listrik, telpon dan air sebesar Rp. 120.000,-- belum dibayar.
Pendapatan borongan pengetikan buku untuk suatu lembaga pendidikan

sebesar Rp.500.000,-- yang telah selesai belum diakui.


d.

Perhitungan penyusutan aktiva tetap Rp. 78.000,-- belum dicatat.

Diminta:
Untuk transaksi diatas, Sdr diminta:
a.

Membuat jurnal umum atas transaksi yang terjadi selama bulan

September 2011.
b.

Buat jurnal penyesuaian atas transaksi diatas.

c.

Susun Neraca Saldo, masukkan jurnal penyesuaian, kemudian buat

neraca saldo setelah penyesuaian.

http://ridhoamnel.blogspot.co.id/2014/01/akuntansi-perusahaan-jasatahap.html

Anda mungkin juga menyukai