Anda di halaman 1dari 16

JOURNAL READING

Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi


FK Unsyiah/RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh.

Miomektomi Cesarea:
Sebuah Laporan Kasus di RSUDZA, Banda
Aceh, Indonesia
Oleh:

Al Bukhari, Edho Biondi Joris, Khairul Saleh Pulungan


Pembimbing:

Dr. dr. Mohd Andalas, Sp. OG, FMAS

Pendahuluan
Mioma uteri adalah tumor pelvik yang
paling sering pada wanita di atas 30 tahun
dengan
insidensi selama kehamilan
berkisar antara 0,5-5%. Mioma saat ini
sering
didapati
pada
wanita
yang
terlambat hamil, saat terjadi mioma uteri
dalam
kehamilan,
hal
ini
dapat
menyebabkan
komplikasi
selama
kehamilan, persalinan, dan nifas.

Miomektomi adalah prosedur operasi


yang biasanya tidak dilakukan saat
kehamilan karena sangat berhubungan
dengan resiko terjadinya perdarahan dan
kesulitan dalam menjaga haemostasis.

Mioma
bertangkai
pada
textbook
obstetric dianjurkan tidak dilakukan
miomektomi selama kehamilan karena
dalam teori beresiko untuk terjadi
perdarahan
dan
meningkatnya
morbiditas post operasi. Pada literatur
kedokteran ada beberapa studi yang
langsung mengatakan tindakan ini masih
kontroversi.

Melaporkan sebuah kasus mioma uteri


intramural yang didiagnosis selama
kehamilan yang sudah berhasil
ditatalaksana dengan tindakan
miomektomi cesarea.

Presentasi Kasus
Riwayat, pemeriksaan dan tatalaksana
Seorang wanita Indonesia berusia 32 tahun, gravida 3
para 2 datang ke RSUDZA dengan
kehamilan
postterm dan mioma intramural. Diagnosis sebelum
kehamilan di RSUD dan dirujuk ke rumah sakit tersier,
terdapat gejala mioma uteri yang minimal selama
kehamilan. Keluhan utama baik tetapi pasien tampak
pucat, denyut nadi 80 kali/menit, tekanan darah
120/80 mmHg, frekuensi nafas 24 kali/menit. Perut
membesar sesuai usia gestasi, USG abdomen
menunjukkan janin tunggal intra uterin dengan usia
gestasi 42 minggu.

Pemeriksaan juga menunjukkan sebuah tumor 20 x 20


x 15 cm dengan kapsul yang tebal berlokasi pada
superior kanan dari uterus, pemeriksaan darah dalam
batas normal, golongan darah pasien O, rhesus positif.
Miomektomi
cesarea diajukan, direncanakan, dan
didiskusikan dengan pasien. Operasi dilakukan dengan
general anestesi dan intubasi endotrakeal. Pada saat
operasi tampak hati, spleen, ginjal, diafragma, ovarium
dan tuba fallpoi dalam batas normal. Uterus lunak dan
ukuran sesuai masa kehamilan. Dengan metode section
cesarea lahir bayi laki-laki, berat badan 3100 gram,
panjang badan 40 cm, dan Apgar Score 9/10. Setelah
penjahitan
segmen
bawah
rahim
dilakukan
miomektomi.

Mioma uteri intramural berada di bagian


kanan atas uterus. Mioma diangkat dan
dilakukan penjahitan segera dengan
benang 2.0 poliglatin dan hemostasis
segera distabilkan. Keluar darah 600 ml
dan dilakukan transfusi 1 unit PRC intra
operatif. Tumor dengan berat 750 gram
dikirim
ke
laboratorium
histologi.
Kemudian membuat drainase peritonium
untuk mengevaluasi jumlah perdarahan.

Pada post operasi, kami menemukan atonia uteri,


perdarahan terlihat sepanjang drainase peritonium
dan terjadi perubahan kadar hemoglobin. Kemudian
dilakukan terapi perdarahan post partum dengan
memasang 2 line dengan 20 IU oksitosin pada 500
cc cairan RL dan pada line lainnya dilakukan
transfusi darah. Atonia kemudian berhenti dan
pasien stabil. Penatalaksanaan post operatif sangat
berhasil dan pasien pulang dari rumah sakit 4 hari
pasca
operasi.
Hasil
laboratorium
histologi
menunjukkan bagian otot tidak terdapat tandatanda keganasan. Kunjungan pada 6 minggu post
operatif tidak tampak ada perburukan.

Diskusi
Miomektomi cesarea sudah lama diperdebatkan
terutama akibat dampaknya berupa atonia
uteri dan perdarahan post partum. Banyak
penelitian
saat
ini
menujukkan
bahwa
miomektomi cesarea tidak meningkatkan
terjadinya perdarahan, demam post operatif
dan perawatan rumah sakit yang lama. Banyak
kasus yang dilakukan tindakan ini harus pada
pasien yang diseleksi dan dilakukan oleh
tenaga yang berpengalaman dan dilakukan
pada prosedur yang aman.

Burton dkk melaporkan 13 kasus dengan


miomektomi cesarea hanya satu kasus yang
berkomplikasi
dengan
perdarahan
intra
operatif,
mereka
menunjukkan
bahwa
miomektomi
selama
kehamilan
harus
dilakukan dengan hati-hati pada pasien yang
diseleksi. Ortac dkk melaporkan kasus
miomektomi dengan mioma yang lebih besar
5 cm. Mereka melakukan miomektomi yang
menimbulkan sepsis pasca operasi. Pada studi
ini tidak terdapat perbedaan insiden antara
grup post operasi miomektomi dengan kontrol.

Kaymak dkk mengatakan bahwa point


penting lainnya adalah keadaan mioma
yang berukuran besar tidak hanya
histerektomi maupun prosedur lainnya
untuk mengontrol perdarahan. Cobellis
dkk
telah
melaporkan
bahwa
pengangkatan mioma multiple dengan
electrocauter
pada
lower
segmen
caesarea section (LSCS).

Pada penelitian lain tentang miomektomi


caesarea pada 16 wanita menunjukkan
bahwa rata-rata kehilangan darah saat
miomektomi caesarea adalah 495 ml (ratarata 200-1000 ml) dibandingkan dengan
395 ml (rata-rata antara 150-900 ml pada
kelompok kontrol). Pada penelitian yang
melibatkan 24 wanita di Ghana rata-rata
durasi operasi pada kasus miomektomi
dengan LSCS 62,08 menit dan yang hanya
dilakukan LSCS hanya 50,83 menit.

Roman dkk menunjukkan bahwa tidak ada


statistik signifikan perbedaan antara miomektomi
intramural atau miomektomi yang terdiri dari
jaringan fibroid yang lebih besar dari 6 cm
diameternya dan kelompok kontrol, Perbedaan ini
hanya melibatkan ukuran sampel dan kemampuan
untuk
mendeteksi
perbedaan.
Tindakan
miomektomi intramural harus dilakukan dengan
berhati-hati. Miomektomi selama kehamilan masih
menjadi kontroversi, tetapi miomektomi cesarea
masih banyak dilakukan, alasanya uterus pada
masa post partum dapat beradaptasi secara
fisiologis untuk mengontrol perdarahan.

Kesimpulan
Miomektomi cesarea sekarang bukanlah
sebagai prosedur yang berbahaya dan dapat
dilakukan oleh tenaga ahli yang memiliki
pengalaman dalam pelayanan kesehatan
tersier, dengan ahli anestesi yang terampil,
dengan ketersediaan darah pada keadaan
pasien tertentu dan menurut ukuran dan
posisi miomektomi. Inform consent adalah hal
yang penting dilakukan dan perawatan post
operasi miomektomi cesarea harus intensif.

THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai