Sampling Audit
Sampling Audit
2. SAMPLING NONSTATISTIK
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas
rincian saldo.
Langkah-Sampling
Audit
untuk Langkah-Sampling
Audit
untuk
4.Mendefinisikan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling
pengecualian.
4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling
Menetapkan
tingkat
pengecualian
salah
saji
populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal
populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal
Prosedur
10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit
Mengevaluasi Hasil
Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi
13. Menganalisis salah saji
14. Memutuskan akseptibilitas populasi
2.1
populasi
13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi
menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.
2.2
moneter, yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.
2.4
Mendefiniskan Populasi
Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang
2.4.1
Sampling Berstratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau
lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai
sampling berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut
sebagai strata. Stratifikasi memungkinan auditor untuk menekankan item populasi
tertentu dan mengabaikan yang lain.
2.5
incorrect acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor
karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam
saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur
keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu saldo akun. Untuk memperoleh
keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo akun. Untuk memperoleh
keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan menetapkan
ARIA yang lebih rendah. ( Perhatikan bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen
dengan ARACR (acceptable risk of assessing control risk too low) untuk pengujian
pengendalian dan pengujian sebstantif atas transaksi. Seperti ARACR, ARIA dapat
ditetapkan secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan.
Sebuah faktor penting yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah
penilaian risiko pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal
sudah efektif, resiko pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor
untuk meningkatkan ARIA. Pada gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel
yang diperlukan untuk pengujian atas rincian saldo akun yang berkaitan.
2.7
dengan klien dan dengan menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil
pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis
yang telah dilaksanakan. Ukuran sampel yang direncanakan akan meningkat apabila
jumlah saji yang diharapkan dalam populasi mendekati salah saji yang dapat
ditoleransi.
2.8
awal dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini. Untuk
membantu auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali
mengikuti pedoman yang disebabkan oleh kantor akunntannya atau beberapa sumber
lainnya.
2.9
tepat pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut mengandung
salah saji. Dalam konfirmasi piutang usaha, auditor mengirimkan sampel konfirmasi
positif. Jika terjadi nonrespons, mereka akan menggunakan prosedur alternatif untuk
menentukan salah saji.
2.10
Menggenerelisasi
dari
Sampel
ke
Populasi
dan
Memutuskan
Akseptibilitas Populasi
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1)
memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan (2) mempertimbangkan
kesalahan sampling serta resiko sampling (ARIA). Karena itu, auditor harus
memproyesikan dari sampel ke populasi.
Langkah pertama adalah menghitung titik estimasi (point estimate). Titik
estimasi dapat dihitung dengan berbagai cara, tetapi pendekatan yang umum adalah
mengasumsikan bahwa salah saji populasi yang belum diaudit adalah proporsional
dengan salah saji sampel. Perhitungan tersebut harus dilakukan untuk setiap strata dan
kemudian dijumlahkan, bukan menggabungkan total salah saji dalam sampel.
ditemukan dalam pengujian atas rincian saldo. Auditor harus menganalisis salah saji
untuk memutuskan apakah setiap modifikasi model resiko audit memang diperlukan.
Dalam paragraph sebelumnya, jika auditor menyimpulkan bahwa kelalaian untuk
mencatat retur yang disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal, auditor
mungkin perlu menilai kembali resiko pengendalian. Hal tersebut pada gilirannya
akan menyebabkan auditor mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran
sampel yang direncanakan.
2.12
lebih besar dari salah saji yang dapat ditolerensi setelah mempertimbangkan
kesalahan sampling, populasi tidak dianggap dapat diterima. Pada titik tersebut,
auditor memiliki beberapa tindakan yang dilakukan
2.12.1 Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit
Lainnya Telah Selesai
Akhirnya, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
keseluruhan mengandung salah saji yang material. Jika salah saji yang mengoffset
ditemukan pada bagian audit lainnya, seperti dalam persediaan, auditor dapat
menyimpulkan bahwa estimasi salah saji piutang usaha dapat diterima.
2.12.2 Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu
Jika analisis salah saji menunjukkan bahwa sebagian besar salah saji
merupakan Suatu jenis khusus, mungkin perlu membatasi upaya audt tambahan pada
bidang yang menjadi masalah. Ketika auditor menganalisis bidang masalah dan
memperbaikinya dengan menyesuaikan catatan klien, item sampel yang menyebabkan
terisolasinya bidang masalah kemudian dapat ditunjukkan sebagai sudah benar.
Sekarang titik estimasi dapat dihitung kembali tanpa melibatkan salah saji yang telah
dikoreksi. ( Hal ini hanya berlaku jika kesalahan dapat diisolasi pada suatu bidang
tertentu. Pada umumnya kesalahan harus diproyeksikan ke populasi yang dijadikan
sampel, meskipun klien menyesuaikan kesalahan.) Berdasarkan fakta baru tersebut,
auditor juga akan mempertimbangkan kembali kesalahan sampling dan akseptibilitas
populasi.
2.12.3 Meningkatkan Ukuran Sampel
Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan sampling akan dikurangi
jika tingkat salah saji dalam sampel yang diperluas, jumlah dolarnya, dan arahnya
serupa dengan pada sampel awal. Karena itu, meningkatkan ukuran sampel dapat saja
memenuhi persyaratkan salah saji yang dapat ditoleransi auditor.
Meningkatkan ukuran sampel yang cukup untuk memenuhi standar salah saji
yang dapat ditolerensi auditor seringkali mahal, terutama jika perbedaan antara salah
saji yang dapat ditolerensi dan salah saji yang diproyeksikan kecil.
2.12.4 Menyesuaikan Saldo Akun
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun mengandung salah saji yang
material, klien mungkin akan bersedia menyesuaikan nilai bukan berdasarkan hasil
sampel.
2.12.5 Meminta Klien untuk Mengoreksi Populasi
Dalam beberapa kasus, catatan klien sangat tidak memadai sehingga populasi
harus dikoreksi secara keseluruhan sebelum audit dapat diselesaikan.
sebelumnya atau mengkualifikasi laporan audit dengan cara yang cepat. Jika auditor
yakin bahwa laporan keuangan sangat mungkin mengandung salah saji yang material,
maka mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian merupakan pelanggaran
serius terhadap standar auditing.
3. SAMPLING UNIT MONETER
Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS ) merupakan
metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian
saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta memberikan
hasil statistic yang diekspresikan dalam dolar ( atau mata uang lainnya yang sesuai ).
MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah moneter kumulatif,
dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan ukuran.
3.1
Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya
juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang
berbeda. Perbedaan tersebut yaitu:
3.1.1
dolar individual dalam saldo akun. Dengan berfokus pada dolar individual sebagai
unit sampling, secara otomatis MUS akan menekankan unit fisik yang memiliki saldo
tercatat lebih besar. Karena sampel dipilih berdasarkan doalr individual, akun dengan
saldo yang besar memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dimasukkan ketimbang
akun dengan saldo yang lebih kecil. Akibatnya sampling berstratifikasi tidak
diperlukan dalam MUS. Stratifikasi itu akan terjadi secara otomatis.
3.1.2
tertentu memang ada tetapi belum diperhitungkan. Jika tujuan kelengkapan sangat
penting dalam pengujian audit, tujuan tersebut harus dipenuhi secara terpisah dari
pengujian MUS.
3.1.3
3.1.5
Populasi
Aturan keputusan yang digunakan untuk MUS serupa dengan yang digunakan
untuk sampling nonstatistik, tetapi hal tersebut cukup berbeda dengan pembahasan
tentang keunggulannya.
3.1.6
memandang
metode
sampling
yang
dipilih,
auditor
harus
menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan salah saji dari
hasil sampel ke populasi dan (2) menentukan kesalahan sampling yang terkait. Ada
empat aspek dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan MUS:
1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.
2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam dolar.
3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase salah saji setiap item populasi
yang mengandung salah saji.
4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah
saji (misstatement bounds).
3.2
harus
menetapkan
persentase
tersebut
berdasarkan
pertimbangan
profesionalnya dalam situasi tersebut. Dalam situasi di mana tidak ada informasi
sebaliknya, sebagian besar auditor yakin bahwa lebih baik mengasumsikan jumlah
100 persen baik untuk lebih saji maupun kurang saji kecuali ada salah saji dalam hasil
sampel. Pendekatan ini dianggap sangat konservatif, tetapi lebih mudah dijustifikasi
ketimbang asumsi lainnya.
3.3
dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan.
Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah dan
batas salah saji atas berada di antara jumlah salah saji yang berupa lebih saji dan
kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak mengandung
salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil kesimpulan bahwa nilai buku
mengandung salah saji yang material.
3.5
ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki beberapa
opsi.
3.6
dengan yang digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang menggunakan tabel
sampling atribut.
3.6.1 Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar
bagi jumlah salah saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika diperkirakan
terjadi salah saji dalam pengujian non-MUS, salah saji yang dapat ditoleransi akan
kurang materialitas dari jumlah tersebut. Salah saji yang dapat ditoleransi berupa lebih
saji atau kurang saji mungkin akan berbeda.
3.6.2 Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang
Mengandung Salah Saji
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga
merupakan pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan
auditor mengenai klien serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100
persen yang digunakan, asumsinya harus dapat dipertahankan dengan jelas.
3.6.3 Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA)
ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai dengan
bantuan model risiko audit.
3.6.4 Nilai Populasi yang Tercatat
SAMPLING VARIABEL
Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh auditor.
Sampling variable dan sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo
memiliki tujuan yang sama, yaitu mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika
auditor menentukan bahwa jumlah salah saji melampaui jumlah yang dapat
ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan melakukan tindakan tambahan.
4.1
Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) salah saji dalam populasi,
distribusi jumlah salah saji, atau nilai yang diaudit. Karakteristik populasi tersebut
harus diestimasi dari sampel yang tentu saja, merupakan tujuan dari pengujian audit.
Untuk setiap sampel, auditor menghitung nilai rata-rata item dalam sampel
sebagai berikut:
Inferensi Statistik
Jika sampel diambil dari satu populasi dalam situasi audit actual, auditor tidak
mengetahui karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu sampel yang akan
diambil dari populasi bersangkutan. Pengetahuan mengenai distribusi sampling akan
memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan statistic, atau inferensi statistic
( statistical inferences ), mengenai populasi.
Auditor dapat menyatakan kesimpulan yang dibuatnya dari interval keyakinan
dengan menggunakan inferensi statistic dalam cara yang berbeda. Akan tetapi, mereka
harus berhati-hati untuk menghindari kesimpulan yang tidak benar, mengingat nilai
populasi yang sebenarnya selalu tidak diketahui. Akan tetapi, auditor dapat
mengatakan bahwa prosedur yang digunakan untuk memperoleh sampel dan
menghitung interval keyakinan akan menghasilkan interval yang berisi nilai rata- rata
populasi yang sebenarnya dalam persentase tertentu pada saat tersebut. Singkatnya,
auditor mengetahui reliabilitas proses inferensi statistic yang digunakan untuk
Metode Variabel
Auditor menggunakan proses inferensi statistic sebelumnya bagi semua metode
sampling variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur, ketiga
metode variabel tersebut.
4.4.1 Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan (difference estimation) untuk
mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada nilai tercatat
maupun nilai yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam
audit. Estimasi perbedaan sering kali menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil
jika dibandingkan dengan setiap metode lainnya, dan relative lebih mudah digunakan.
Karena alasan tersebut, estimasi perbedaan sering kali dianggap sebagai metode
variabel yang paling disukai
4.4.2 Estimasi Rasio
Estimasi rasio ( ratio estimation ) serupa dengan estimasi perbedaan kecuali
auditor menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta memproduksikan
hal ini dengan populasi untuk mengestimasi total salah saji populasi. Estimasi rasio
dapat menghasilkan ukuran sampel yang jauh lebih kecil ketimbang estimasi
perbedaan jika ukuran salah saji populasi proporsional dengan nilai tercatat item
populasi. Jika ukuran setiap salah saji bersifat independen dengan nilai tercatat,
estimasi perbedaan akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil. Sebagian
besar auditor lebih menyukai estimasi perbedaan karena lebih sederhana untuk
menghitung interval keyakinan.
4.4.3 Estimasi Rata-rata per Unit
Estimasi rata-rata per unit ( mean per unit estimation ) auditor berfokus
pada nilai yang teraudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item dalam sampel.
Kecuali untuk definisi apa yang sedang diukur, estimasi rata-rata per unit dihitung
dengan cara yang sama seperti estimasi perbedaan. Titik estimasi nilai yang diaudit
sama dengan rata-rata nilai item yang di audit dalam sampel dikalikan dengan ukuran
populasi. Perhitungan interval presisi dilakukan berdasarkan nilai item sampe yang
diaudit dan bukan salah saji. Jika auditor telah menghitung batas keyakinan atas dan
bawah, mereka akan memutuskan akseptabilitas populasi dengan membandingkan
jumlah tersebut dengan nilai buku yang tercatat. Estimasi rata-rata per unit jarang
digunakan dalam praktik karena ukuran sampel umumnya jauh lebih besar ketimbang
untuk dua metode sebelumnya.
4.5
populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap subpopulasi kemudian
diuji secara independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian
digabung menjadi satu estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan
populasi secara menyeluruh. Hasilnya diukur secara statistic. Stratifikasi dapat
diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio, dan rata-rata per unit, tetapi paling sering
digunakan dengan estimasi rata-rata per unit.
4.6
Risiko Sampling
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ) untuk
4.6.2 ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of
incorrect rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa auditor telah
menyimpulkan suatu populasi mengandung salah saji yang material padahal
sebenarnya tidak. ARIR hanya akan mempengaruhi tindakan auditor jika mereka
menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan secara wajar. Jika auditor menemukan
suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka umumnya akan meningkatkan
ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. ARIR baru dianggap penting
jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel atau
melaksanakan pengujian lainnya.
ARIA dan ARIR
Keputuan Audit Aktual
Menyimpulkan bahwa
mengandung
material.
Menyimpulkan
salah
saji
bahwa
tidak mengandung salah saji yang benar risikonya adalah ada risiko
material.
5.
ARIA
Merencanakan
Sampel
dan
Menghitung
Ukuran
Sampel
dengan
keuangan.
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( ARIR ), ARIR
dipengaruhi oleh biaya tambahan resampling
lebih baik terhadap salah saji populasi telah dibuat. Jika interval presisi yang
dihitung melampaui salah saji yang dapat ditoleransi, auditor tidak akan
mengharuskan pembukuan disesuaikan.