Teknik Menggambar I
Teknik Menggambar I
Tujuan
Pada akhir pelajaran siswa akan dapat membaca dan sebuah membuat gambar
sederhana.
Apabila dihubungkan dengan pengetahuan subjek lain yang diberikan disekolah ini,
II.
1.1. Pendahuluan
1.2. Tujuan umum
1.3. Perlengkapan menggambar
1.4. Format kertas gambar
1.5. Garis tepi
1.6. Kepala gambar
1.7. Standar huruf
1.8. Latihan
2. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat
- Menggambar standar garis dengan ketebalan dan kehitaman yang seragam
dengan memakai pensil dan pena dalam bebrapa arah, menggunakan penggaris
-
segi tiga.
Menggambar garis dengan tepat menurut oengertiannya.
Menggambar garis dalam standar skala yang berbeda.
Menentukan skala sesuai dengan gambar dan ukuran.
Memperbesar atau memperkecil bentuk sederhan dari sebuah skala pada skala
yang lain
2.1 Garis
2.2 Standar garis
2.3 Latihan
2.4 Skala
3. Pada akhir pelajaran siswa akan dapat:
- Memecahkan dan menggambar latihan latihan 3.7.1. dan 3.7.2. dengan benar
dan bekerja sendiri.
sebuah benda yang diberikan seperti contoh atau seperti proyeksi orthografis
Menggambar pandangan sesuai dengan permintaan.
Melengkapi pandangan dengan semua garis mayanya.
Mengetahui kapan sebuah garis dalam panjang sebenarnya.
sebuah benda yang diberikan seperti contoh atau seperti proyeksi orthografis.
Menggambar sebuah perspektip dari sebuah benda kedalam pandangan
orthografis (Proyeksi kwadran ketiga).
1.1.
PENDAHULUAN
Gambar teknik adalah suatu bahasa grafik yang digunakan orang diseluruh dunia, dan
biasanya dapat menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap garis,
gambar dan symbol mempunyai fungsi dan pengertian yang tertntu.
Pemakaian daripada tehnik menggambar yang baik adalah penting untuk kesuksesan
suatu penyelesaian gambar. Suatu gambar lebih penting daripada lukisan grafik dari
suatu objek atau suatu struktur.
Ini adalah suatu permintan tertentu pada si pekerja untuk melakukan pekerjaan
tertentu dalam suatu cara yang tertentu pula.
Setiap gambar atau penggambaran harus dilengkapi dalam penampilan selangkah
demi selangkah, dimulai dengan penulisan obyek, cara bekerja kemudian ukuranukuran yang tepat dan yang lebih penting lagi adalah pemakaian alat-alat gambar.
Gambar janganlah berisikan garis-garis, tanda-tanda, symbol-simbol, dan ukuranukuran yang tidak begitu penting. Bagaimanapun juga gambar harus berisikan suatu
kumpulan yang cukup dari catatan-catatan dan semua informasi yang sangat penting
lainnya, dalam suatu bentuk yang bisa ditanggapi dan dimengerti dengan benar dan
tepat.
Penggambar harus selalu membayangkan dirinya sebagai orang yang mengerjakan
atau crew yang mengerjakan pekerjaan sesuai gambar untuk setiap informasi.
1.2.
TUJUAN UMUM
Pada akhirnya pelajaran ini semua siswa harus bisa membaca gambar tehnik dan
membuat sebuah gambar yang sederhana. Dan jika digabungkan dengan ilmu
pengetahuan denga subyek lain yang diberikan disekolah ini, siswa harus dapat
mengawasi seorang penggambar.
1.3.
PERLENGKAPAN MENGGAMBAR
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penggambaran kita tidak memerlukan
berbagai macam perlengkapan, tetapi semua peralatan dasar yang kita pakai harus
dalam keadaan baik.
Penggambar dan perlengkapannya harus rapi dan bersih.
Perlengkapan terdiri dari :
- Meja gambar dan papan gambar
- Penggaris T
- Penggaris segitiga (400/300-600)
- Penggaris berskala
Jangka
Pena gambar
Kertas gambar
x : y =1: 2
Dari pemecahab dua persamaan diatas kita dapatkan
x=0,841 matau 841 mm
y=1,189 m atau 1189 mm
Ukuran lainnya didapat dengan membgi luas A0 menjadi ukuran lebih kecil seperti
terlihat pada gambar berikut :
Ukuran standar kertas :
SIZE
A0
841
1189
A1
594
841
A2
420
594
A3
297
420
A4
210
297
A5
148
210
1.5.GARIS TEPI
Setiap kertas mempunyai sebuah garis tepi pada setiap sisinya. Pada sisi sebelah kiri
selalu 20 mm pada semua ukuran, tapi pada sisi lainnya garis tepi tergantung pada
ukuran kertas.
C = 15 mm
C = 10 mm
1.6.
KEPALA GAMBAR
Pada setiap gambar, ada kepala gambar di sudut kanan bawah dari kertas, yang
berisi :
Nama perusahaan
Judul gambar
Judul pekerjaan
Skala
Nomor gambar
Paraf dan perencana
Tanggal di gambar
Di sekolah kita, kita akan menggunakan kepala gamabar seperti gambar berikut :
Nr
CIVIL DEPARTMENT
Name
TEDC Bandung
Class
Date
1.7.STANDAR HURUF
Semua catatan, huruf-huruf dan ukuran-ukiran yang dipakai pada gambar sebaiknya
dibuat dengan tangan (freehand) memakai standar huruf baik vertikal atau miring.
Pada gambar teknik sipil kita kebanyakan memakai huruf vertikal seperti terlihat pada
gambar berikut.
ABCDEFGHIJ KLMN
OPQRSTUVWXYZ
EFJ LMW
abcdefghijklmnop
qrstuvwxyz
1234567890
Nr
CIVIL DEPARTMENT
Name
TEDC Bandung
Class
Date
3,5
5
0,5
2,3
0,25
5
7
0,7
3,5
0,35
7
10
1
5
0,5
10
14
1,4
7
0,7
14
20
2
10
1
Nr
Nr
S
A
T
B
U
C
V
D
EW
FX
Y
G
Z
H
1I
J2
3
K
L4
5
M
6
N
7
O
P8
9
Q
0
R
CIVIL DEPARTMENT
CIVIL DEPARTMENT
TEDC Bandung
TEDC Bandung
Name
Name
Class
Class
Date
Date
a
sb
tc
ud
ve
wf
xg
yh
zi
1j
2k
3l
4m
5n
6o
7p
8q
9r
Nr
0
Nr
CIVIL DEPARTMENT
TEDC Bandung
CIVIL DEPARTMENT
TEDC Bandung
Name
Class
Name
Class
Date
Date
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1.9.
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini siswa akan dapat :
2.1.
GARIS
Salah satu faktor yang penting pada gambar yang baik adalah mutu dari garis. Hal ini
berari bahwa garis harus seragam ketebalan dan kehitamannya.
Salah satu kesukaran adalah dalam memastikan busur dan lingkaran mempunyai lebar
dan kehitaman sama seperti pada garis lurus, dan praktek adalah perlu untuk
mencapai hal tersebut.
Apabila garis lurus dan lingkaran atau busur dari lingkaran akan dihubungkan,
pertama kali selalu menggambar busur dan lingkaran dan kemudian dengan hati-hati
dalam menggambar garis lurus, yang akan merupakan garis singgung. Biasanya
paling baik mulai menggaris dari titik kontak, dari pada dengan berakhir dari titik
kontak.
Kejelasan dan mudah dibaca sangat diperlukan apabila macam garis yang sama
dipergunakan untuk keperluan yang sama. Berat atau tebal dari beberapa garis
bervariasi, untuk menunjukkan sesuatu yang penting.
Garis ukuran dan garis batas ukuran, merupakan garis yang paling tipis pada gambar,
harus cukup terang apabila direproduksi (copy).
GARIS
2.2.
STANDARD GARIS
MACAM GARIS
1. GARIS GAMBAR (tebal)
KEGUNAANNYA
Apa yang terlihat/tampak
Garis tepi/garis batas
Garis penolong/ukuran
Gambaran dari bagian-bagian
yang ukurannya ditentukan
Garis sumbu
Penunjuk rempat penampang
3. GARIS PUTUS TITIK/SUMBU
(1/3 tebal garis gambar)
4. GARIS POTONG
(1/2 tebal garis gambar)
pandangan/tampak
Gambaran dari suatu
bangunan yang akan
dibongkar/rencana perluasan
Penggambaran tepi-tepi dari
suatu pandangan
6. GARIS SEMU
(1/2 tebal garis gambar)
semu/sebagian
GAMBAR 1
potongan tembok
kolom, kusen
GAMBAR 2
denah
GAMBAR 4
pertemuan
tembok & kuda2
GAMBAR 3
potongan
2.3.
Latihan-latihan
Lengkapi lembaran berikut dengan garis seperti contoh pada kolom pertama dengan
memakai pensil.
Agar diperhatikan bahwa semua garis seragam dalam ketebalan dan kehitamannya.
Ulangi latihan dengan memakai tinta gambar.
21
22
23
2.4.
SKALA
Pada konstruksi sipil dan bangunan, skala biasanya di pakai untuk mengecilkan
ukuran sebenarnya untuk mengecilkan ukuran sebenarnya untuk memberikan dalam
penyajian dari lay out, struktur dan detail pada kertas gambar.
Pemakaian skala pada gambar berarti menyajikan perbandingan nyata dari benda.
Skala kecil biasanya akan sedikit memperlihatkan dengan jelas detail yang
dikehendaki secara penuh, pakai skala cukup besar untuk menghindari salah
pembacaan.
2.4.1
2.4.2
2.4.3
Skala kecil
1 : 1000 , 1 : 500 , 1 : 200
Gambar situasi.
1 : 100 atau 1 : 50
Pengaturan umum.
1 : 50
Skala besar
1 : 20
1 : 10
1 : 5 , 1 : 2 atau 1 : 1
Skala pembesaran
2 : 1 atau 5 : 1
24
2.5.
LATIHAN-LATIHAN
50
cm
25.00 m
14.00 m
15
cm
1:20
1:50
1:100
1:5
1:10
1:20
1:1000
1:500
1:20
1:500
1:200
1:100
1:2
1:1
1:5
25
50 cm
1.5 m
25.00 m
2.00 m
60 cm
11 m
10 cm
5.00 m
20 cm
16.50 m
90 cm
14.80 m
121.00 m
6 cm
13.50 m
30.00 m
3.65 m
2.6 m
2 cm
26
2.6.
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini, siswa akan dapat :
Menggambar standard garis dengan seragam ketebalan dan kehitamnnya
memmakai pensil dan pena dalam beberapa arah menggunakan penggaris
segitiga.
Menggambar garis dengan tepat menurut dengan pengertiannya
Menggambar garis dalam standard skala yang berbeda.
Menentukan skala sesuai dengan gambar dan ukuran.
Memperkecil atau memperbesar bentuk sederhana dari sebuah skala pada skala
yang lain.
3.1.
PEMAKAIAN GEOMETRI
27
Kebanyakan dari garis-garis yang membentuk pandangan pada gambar teknik dapat
di gambar memakai peralatan dan perlengkapan.
Akan tetapi konstruksi geometri mempunyai kegunaan-kegunaan yang penting,
dalam hal pembuatan gambar maupun pemecahan problem dengan grafik dan
diiagram. Kadang-kadang ini perlu menggambar konstruksi geometri, terutama jika
penggambar tidak mempunyai keuntungan yang diperoleh dari mesin gambar, dan
papan gambar.
3.2.
3.2.1. Menggambar sebuah garis tegak lurus atau sejajar terhadap suatu garis sembarang
yang diketahui (A-B) dengan mempergunakan penggaris segi tiga.
kedua
II
sebagai
dasar,
dengan
I
A
(s),
sisi
yang
lain
akan
II
3.2.2. Membuat garis sejajar terhadap garis tertentu (A-B) melalui titik P yang diketahui
dengan memakai jangka.
28
Gambar
sebuah
busur
yang
= AB
3.2.3. Membuat garis tegak lurus terhadap garis tertentu (A-B) melalui titik P yang
diketahui dengan memakai jangka.
2
B
3
3.3.
29
1
3
2
C
3.4.
30
Pembagian
garis
AB
3.5
Dengan menggunakan penggaris segitiga pada waktu yang sama kita akan
memperoleh ukuran sudut yang lebih banyak.
31
3.6
JANGKA
Konstruksi dari sudut-sudut umumnya dibuatdengan penggaris segitiga, tapi untuk
beberapa desain ini penting untuk diketahui bagaimana menggambar sudut-sudut
mempergunakan sebuah jangka.
3.6.1
Sudut 90
Untuk membuat sudut 90 ada bebrapa macam:
Cara Pertama :
Letakkan sebuah titik (1) diluar garis A-B yang
diketahui dan dengan pusat 1 dan jari-jari 1-B
gambar sebuah lingkaran. Kita sebut titik 2
perpotongan antara garis A-B dan lingkaranlingkaran. Hubungkan titik titik 2 dan 1 dan
buat garis untuk menghubungkan lingkaran (3).
Hubungkan garis titik 3 dan B adalah tegak
lurus dengan AB.
Cara Kedua :
Dengan pusat pada satu ujung A atau B gembar sebuah lingkaran dengan jari-jari yang
sesuai.
32
busur
(perpotongan
dari
AB
dengan
dengan
33
34
3.7
LATIHAN-LATIHAN
3.7.1
Sebuah garis sejajar terhadap garis AB yang diketahui melalui titik P yang
diketahui
Sebuah garis tegak lurus terhadap garis AB yang diketahui melalui titik P yang
diketahui
Sumbu dari sebuah garis
Pembagi sama besar sebuah sudut
Bagi garis a dalam 9 sama bagian
Bagi garis a dalam 11 sama bagian
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini siswa harus dapat :
-
4.1
4.1.1
Menggambar sebuah bususr menyinggung dua garis yang saling tegak lurus
Diketahui R sebagai jari-jari dari bususr. Gambar sebuah busur yang mempunyai
jari-jari R dengan pusat di B, memotong garis-garis AB dan BC di 1 dan 2. Dengan
35
Titik-titik
singgung
sebuah
busur
adalah 1 dan 2.
4.1.2
Menggambar
4.1.3
Menggambar sebuah busur menyinggung dua sisi dari sebuah sudut tumpul
36
sudut
lancip
(nomor 4.1.2)
4.1.4
Menggambar sebuah kurva yang saling terbalik yang menghubungkan dua garis
sejajar.
Diketahui garis sejajar AB dan CD dan
jarak x dan y, hubungkan titik-titik
B dan C dengan sebuah garis.
Dirikan sebuah garis tegak lurus
pada AB dan CD dari titik-titik B
dan C. Pilih titik E pada garis BC
dimana kurva akan bertemu. Bagi
sama besar BE dengan EC. Titiktitik 1 dan 2 dimana pusat-pusat
untuk
hubungan kurva.
37
busur-busur
membentuk
4.1.5
R)
gambar
sebuah
busur
38
4.2
MENGHUBUNGKAN LINGKARAN-LINGKARAN
4.2.1
lingkaran-lingkaran
yang
dikehendaki.
Busur Cembung
Diketahui R sebagai jari-jari dari busur, dengan
pusat dari lingkaran A sebagai pusat dari jari-jari
R-R2, gambar sebuah busur dalam daerah antara
lingkaran-lingkaran.
Dengan pusat lingkaran B sebagai pusat dari jarijari R-R3, gambar sebuah busur memotong busur
lain di a. Dengan pusat 1 dan jari-jari R, gambar
busur menyinggung lingkaran-lingkaran yang
dikehendaki.
39
4.3
4.3.1
Menggambar sebuah busur atau lingkaran melalui 3 titik, tidak pada sebuah garis
lurus
Diketahui titik-titik A, B dan C seperti terlihat.
Bagi sama besar garis-garis AB dan BC
perpanjang garis-garis pembagi pada perpotongan
di O. Titik O adalah pusat dari lingkaran busur
yang dikehendaki. Dengan pusat O dan jari-jari
OA gambar sebuah busur.
4.3.2
Tetapkan
40
4.4
GARIS SINGGUNG
4.4.1
41
4.5
LATIHAN-LATIHAN
4.5.1
4.5.2
4.6
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini, siswa akan didapat :
-
42
5.1
5.1.1
segitiga
sama
sisi
dikehendaki
5.1.2
43
yang
5.1.3
5.1.4
Segienam (Hexagon)
Diketahui sebuah lingkaran. Gambar garis-garis tengah AB dan CD yang tegak lurus
sesamanya. Dari titik C dan D gambar dua busur memotong lingkaran yang telah
diketahui. Gambar garis-garis yang menghubungkan titik-titik C, 2, 4, D, 3, 1, C
untuk melengkapi segi enam yang dikehendaki.
44
Catatan :
-
45
5.1.5
46
F
C
1'
E
2'
3'
1
2
3
5
6
Dengan pusat pada A dan C, dan jari-jari A-l, gambar dua busur untuk menentukan
titik-titik E dan F. Perpotongan dengan lingkaran dekat titik A adalah titik G. Segi banyak
yang dimaksud adalah jarak antara G dan 3. Dimulai dari A atau C, lengkapi semua sisi
untuk membuat segi banyak.
47
9
8
7
C
1
2
3
4
5
6
Di
ketahui sisi A-B, buat gari pembagi tegak lurus. Letakkan titik C pada perpotongan
garis pembagi dan busur yang mempunyai pusat di A dan B dengan jari-jari A-B.
Bagi C-B menjadi 6 bagian yang sama. Tambah satu, dua, tiga... bagian di C pada
garis pembagi tegak lurus untuk memperoleh titik-titik 7,8,9 .... dan sebagainya.
Dengan pusat di 7 dan jari-jari di 7-A gambar lingkaran yang dapat anda lukis 7 kali
sisi AB. Dengan pusat di 8 dan jari-jari 8-A gambar lingkaran yang dapat anda lukis
8 kali sisi AB.
48
5.2
LATIHAN-LATIHAN
5.2.1
5.2.2
Bagilah kertas gambar A3 dalam 2 bagian yang sama dengan sebuah garis tegak
Pada bagian kiri buatlah sebuah segi sembilan beraturan dalam sebuah lingkaran
yang diketahui.
Pada bagian kanan buatlah sebuah segi tujuh, segi sembilan dan segi sebelas
beraturan dengan salah satu sisinya diketahui.
5.3
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini, siswa akan dapat :
Membuat beberapa segi banyak beraturan didalam sebuah lingkaran yang
diketahui
Membuat beberapa segi banyak beraturan dengan sebuah sisi yang diketahui.
6.1
6.1.1
KONSTRUKSI KURVA
Elips
Secara matematis elips adalah suatu kurva yang terbentuk oleh sebuah pergeseran
titik, sehingga pada beberapa posisi jumlah jarak-jaraknya dari dua titik-titik tetap
adalah konstan (sama dengan diameter panjang). Bentuk ini sering ditemukan
didalam gambar orthografis, apabila bentuk-bentuk lubang atau lingkaran dilihat
secara miring.
Biasanya diameter panjang dan diameter pendek telah diketahui.
tersebut menjadi beberapa sama besar dan gambar garis-garis diametrical seperti P1P2. Dari titik P1 pada llingkaran besar, gambar sebuah garis sejajar dengan CD, dan
dari titik P1 pada lingkaran dalam, gambar sebuah garis sejajar AB.
Titik pada perpotongan garis-garis ini (E) teletak pada garis elips yang dikehendaki.
Ulangi dengan cara yang sama dan buat tutuk-titik lainnya dari pada elips.
P1
C P1 E
D
P2
50
F1
C
E
51
G1
Diketahui sumbu panjang AB dan sumbu pendek CD. Buat segi empat pembatas.
Bagi AO dan AE menjadi beberapa bagian sama besar (misal 4 bagian) dan berikan
nomor pada titik-titik tersebut mulai dari titik A. Dari C gambar sebuah garis melalui
titik 3 pada garis AE dan dari D gambar sebuah garis melalui titik 3 pada garis AO.
Titik perpotongan pada aris-garis ini adalah pada elips yang dikehendaki.
Penggambaran yang sama melalui titik 1 dan 2 akan mendapat titik-titik lain pada
elips yang dikehendaki.
E
3
2
1
A
6.1.2. PARABOLA
52
Secara matematis parabola adalah titik yang terbentuk oleh sebuah pegeseran titik
sehinga pada beberapa posisi jaraknya dari sebuah titik tetap (fokus) adalah selalu
tepat sama dengan jarak garis tetap (directrix).
Dalam perencanaan teknik, parabola digunakan pada statika untuk emnggambarkan
momen yang terjadi pada sebuah balok, untuk menggambarkan kurva vertikal pada
jalan raya dan untuk busur jembatan.
6.1.2.1 Membuat sebuah parabola dengan metoda garis singgung
Diketahui titik A dan B, an jarak CD denga puncak parabolla (vertex). Perpanjang
sumbu CD, sehingga DE sama dengan CD. Bagi EA dan EB pada beberapa bagian
sama besar (misal 8 bagian). Beri nomer titik-titik pembagi seperti terlihat pada
gambar.
Hubungkan titik-titik 1 dan 1,2 dan 2, 3 dan 3, dan seterusnya, garis-garis ini,
sehingga garis-garis singgung dari parabola yang dikehendaki. Gambar kurva garis
singgung.
53
7
6
2
5
3
4
4
5
3
6
2
7
1
E
54
Diketahui titik A,E dan V gambar parallelogran melalui titik-titik ini, seperti terlihat
pada gambar. Bagi AC dan CV pada beberapa bagian sama besar (misal 5 bagian) dan beri
nomer titik-titik pembagi.
Gambar garis-garis konstruksi dengan garis tips dari titik V ke beberapa titik-titik pembagi
sepanjang AC. Kemudian gambar garis-garis sejajar dengan sumbu dari semua titik-titik
pada AV. Titik-titik perpotongan dari garis konstruksi tersebut kalau dihubungkan akan
membentuk parabolla.
4
3
2
1
C
6.2
6.2.1
6.2.2
6.2.3
LATIHAN-LATIHAN
Bagi kertas gambar A3 kedalam dua bagian yang sama dengan sebuah garis vertikal
Pada sisi kiri buatlah sebuah elips memakai metode dua lingkaran
Pada sisi kanan buatlah sebuah elips memakai metoda empat titik pusat.
Pada kertas A4 buatlah seluruh elips memakai metoda paralellogram
Bagi kertas gambar A3 kedalam dua bagian yang sama dengan sebuah garis vertikal.
Buatlah dua parabola.
55
6.3
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini siswa harus dapat :
Membuat sebuah elips
Membuat sebuah parabola
7.1
PROYEKSI ORTHOGRAFIS
Penggambar harus menggambarkan bagian-bagian yang kelihatan sebagai tiga
dimensi (lebar, tinggi, dalam) pada kertas gambar. Perbedaan pandangan pada
objek : tampak muka, tampak samping, dan tampak atas disusun secara sistematis
pada kertas gambar untuk menyampaikan informasi yang penting. Benda
diproyeksikan dari beberapa sisi. Cara penggambaran seperti ini dinamakan
proyeksi orthografis.
Kata orthografis berasal dari kata-kata Yunani : Orthos berarti lurus, benar atau
tegak lurus, dan graphikus berarti menulis atau menggambar dengan garis. Perlu
56
dicatat bahawa proyeksi orthografis bila : semua garis proyeksi sejajar terhadap
satu sama lain dan tegak lurus terhadap bidang dimana benda tersebut di
proyeksikan.
Prinsip proyeksi orthografis dapat dilakukan pada sistem kuadran. Walau demikian,
hanya dua sistem yang biasa dipakai, ialah proyeksi kuadran pertama (first angle
proyection) dan proyeksi kuadran ketiga (thirt angle proyection). Proyeksi kuadran
pertama terutama dipergunakan di beberapa negara Eropa dan
Asia, sehingga
BIDANG TEGAK
KWADRAN II
KWADRAN II
BIDANG DATAR
KWADRAN II
KWADRAN II
7.2
57
FRONTAL PLAN
PROFIL PLAN
HORIZONTAL PLAN
A. TAMPAK MUKA
B. TAMPAK ATAS
C. TAMPAK SAMPING
7.2.1
Prinsip Pandangan
A. TAMPAK MUKA
C. TAMPAK SAMPING
B. TAMPAK ATAS
58
Untuk memperoleh gambaran sebuah benda, biasanya kita perlu menggambar tiga
pandangan yag berbeda, yaitu :
a. Tampak depan
b. Tampak atas atau denah
c. Tampak samping
Kadang-kadang dengan dua pandangan saja kita udah cukup memperoleh gambaran
sebuah benda yag sederahana. Dalam hal-hal lain, tambahan pandangan bisa
diperlukan untuk tiga pandangan biasa.
A. TAMPAK MUKA
B. TAMPAK ATAS
C. TAMPAK SAMPING KIRI
F
D
TAMPAK TAMBAHAN
D. TAMPAK SAMPING KANAN
E. TAMPAK BAWAH
C
A
F. TAMPAK BELAKANG
E
E
59
7.2.2
TAMPAK MUKA
TAMPAK SAMPING
TEBAL
TINGGI
TINGGI
TEBAL
DENAH
60
7.2.3
Proyeksi Garis
Sebuah garis dapat diproyeksikan dalam panjang sebenarnya, atau sebagai titik
didalam suatu pandangan tergantung pada hubungannya terhadap bidang proyeksi,
dimana gambar tersebut diproyeksikan.
Panjang sebenarnya diperlihatkan hanya pada denah yang sejajar terhadap garis.
Apabila sebuah garis tegak lurus pada proyeksi denah, maka proyeksinya akan
beruapa sebuah titik. Hal ini penting bagi para penggambar untuk menggambarkan
posisi setiap garis yang digambarkan. Sehingga dapat mengetahui apakah proyeksi
tersebut merupakan panjang atau pemendekan.
61
GARIS DATAR
GARIS TEGAK
A2
B2
A1
A2
A1(B1)
B2
A3
B3
B1
A3(B3)
GARIS MIRING
GARIS OBLIK
A2
A1
A1
A2
B2
B2
B1
B3
B1
A3
B3
A3
Garis Vertikal :
Garis vertikal adalah garis yang tegak lurus terhadap bidang horizontal dan terlihat sebagai
titik A3 (B3) pada pandangan atas. Garis ini terlihat sebagai panjang sebenarya pada garis
A1B1 dan pada sisi pandangan A2B2.
Garis Horizontal :
Garis horizontal menunjukkan panjang yang sebenarnya pada pandangan samping A2B2 dan
denah A3B3. Pada tampak muka terlihat sebagai titik A1(B1).
62
Garis Miring :
Garis miring adalah garis yang tidak vertikal atau horizontal garis ini sejajar terhadap sisi
muka (frontal) atau penampang denah proyeksi.
Garis miring akan memperlihatkan panjang yang sebenarnya pada denah yang sejajar. Pada
gambar panjang sebenarnya berada pada profil denah A2B2.
Garis Oblik :
Garis oblik tidak akan menunjukkan panjang yang sebenarnya pada beberapa prinsip
pandangan, karena garis tersebut miring terhadap semua bidang proyeksi.
Pajang sebenarnya akan diperlihatkan pada pandangan pelengkap yang diproyeksikan pada
bidang yang sejajar dengan garis.
Caranya akan diterangkan pada pelajaran yang akan datang.
7.2.4. Garis Maya.
Garis titik-titik digunakan pada pandangan yang keluar dari benda untuk
menggambarkan permukaan dan potongan yang tidak terlihat dari bagian benda
yang dipandang.
7.3.
LATIHAN-LATIHAN
7.3.1. Gambarkan sebuah benda (pada halaman 7,9) dengan prinsip 3 pandangan proyeksi
kwadran pertama (First angle projection)
Permukaan benda ini sejajar terhadap bidang proyeksi.
7.3.2
Gambarkan sebuah benda (pada halaman 7-10) dengan prinsip pandangan proyeksi
kwadran pertama (First angle projection).
Beberapa permukaan benda ini miring terhadap bidang proyeksi.
7.4.
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini, siswa akan dapat
-
sebuah benda yang diberikan sebagai contoh atau sebagai proyeksi orthografis.
Menggambar pandangan sesuai dengan permintaan.
Melengkapi pandangan dengan semua garis titik-titik.
Mengetahui kapan sebuah garis dalam panjang sebenarnya.
63
64
65
8.1.
8.2.
PENGGAMBARAN ISOMETRIK
Penggambaran isometris dimulai dengan menggambar tiga garis isometris yang
disebut sumbu.
Salah satu sumbu tersebut digambar vertikal, sedang dua sumbu yang lain
membentuk sudut 30 terhadap horizontal.
66
Apabila bendanya adalah bentuk segiempat sederhana, benda itu dapat digambarkan
dengan kotak isometric tertutup (an enclosing isometricbox) (langkah I).
Menentukan permukaan dari pandangan-pandangan orthografis yang akan digambar
(langkah II).
Harus berhati-hati dalam menyelesaikan perspektif isometric (langkah III) sehingga
seluruh ukurannya sesuai dengan pandangan orthografis.
67
Benda yang lebih rumit dapat digambar dengan menggunakan lebih dari satu kotak
(segiempat).
8.2.1. Panjang Sebenarnya
Hanya garis sejajar dengan sumbu adalah panjang sebenarnya. Untuk membuat,
sebagai contoh, perspektip isometric dari sebuah pyramid dengan alas segitiga sama
kaki, dimana sisi-sisinya hanya AB dan tingginya sejajar dengan sumbu, kita harus
menggambar segiempat ABCD yang menutup alas tersebut pada denah. Kita
menggambar perspektip isometric dari segiempat dan kita letakkan alas dan
tingginya (langkah I). Untuk melengkapi pyramid, kita hubungkan titik-titik puncak
dari pada alas dengan puncak (langkah II).
68
PERSPEKTIP DIMETRIK
Perbedaan perspektip dimetrik dengan perspektip isometric hanya teretak pada sudut
arah sumbunya.
Biasanya garis yang sejajar dengan sumbu 1 dapat diperkecil panjangnya menjadi
1:2.
69
8.4.
8.5.
LATIHAN-LATIHAN
8.5.1
Bagi kertas A3 menjadi bagian yang sama dengan gars vertikal. Gambarkan pada
sisi sebelah kiri, latihan 1 samapai 4 dalam tiga pandangan, dan sisi sebelah kanan
perspektip isometric dari gambar-gambar tersebut lengkap dengan garis mayanya.
70
8.5.2
8.5.3. Kerjakan latihan 9 sampai 16. Benda-benda ini mempunyai satu sisi miring atau
lebih.
8.5.4
8.6.
TUJUAN PENGAJARAN
Pada akhir pelajaran ini siswa akan dapat :
-
71
72
73
74
75
76
77
9.1.
PERPUTARAN BENDA
Meskipun pada umumnya pandangan/tampak pada gambar kerja dibuat pada posisi
sebenarnya, tapi kadang diperlukan perputaran suatu elemen sampai sejajar bidang
koordinat, untuk memperbaiki penampilan atau menunjukkan ukuran sebenarnya
dan bentuk pemukaan yang sebenarnya, atau panjang garis sebenarnya.
9.2.
PERPUTARAN SEDERHANA
Apabila diberikan pandangan yang beraturan, sebuah benda dapat diperlihatkan
dalam posisi lain seperti yang kita kehendaki, dengan membayangkan bahwa benda
tersebut diputar pada sumbunya, tegak lurus terhadap salah satu bidang dasar
(horizontal, frontal atau profil).
Perputaran tunggal pada sumbunya dinamakan perputaran sederhana.
Posisi Normal
78
9.2.1. Perputaran pada sebuah sumbu vertikal tegak lurus terhadap bidang datar.
Benda, pertama-tama diputar pada sumbu yang ditentukan sampai diperoleh posisi
yang diinginkan. Pandangan-pandangan dari bagian yang diputar sisinya itu
diperoleh dengan proyeksi orthografis, seperti halnya dari banyak gambar multi
pandangan biasa. Kalau tampak atas tidak akan berubah dalam bentuknya oleh
perputaran, tampak atas harus digambar pertama kali dalam posisi diputar (missal
pada posisi sudut 30) dan tampak muka dan tampak samping dapat diproyeksi dari
perputaran ini.
Kalau tinggi semua titik pada benda tersebut juga tidak berubah pada perputaran
tersebut, tinggi tersebut dapat diproyeksikan sesuai dari pandangan permulaan.
79
Karena kayu merupakan bahan bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat
dibentuk berbagai macam ukuran yang berupa balok dan papan.
Ukuran kayu umumnya yang ada dipasaran sudah ditentu, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
disebut balok
disebut papan
disebut usuk atau kaso
disebut reng
disebut plepet
Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran, maka untuk suatu konstruksi
kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu
Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu
sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.
Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu
sama lain pada satu titik tertentu sehingga menjadi satu bagian konstruksi.
Perlu diperhatikan juga syarat-syarat hubungan kayu, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1.
Memanjang arah mendatar ( misalnya sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus
berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait)
80
81
82
b.
Memanjang arah tegak ( misalnya sambungan takikan lurus, sambungan mulut ikan,
sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus).
- Sambungan Takikan Lurus
83
84
2.
85
86
87
b.
Melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi dinding).
88
3.
89
90
91
92
93
94
95