I.
II.
Nama Peneiliti
: Magdalena
NIM
: R0212027
III.
Bidang Ilmu
IV.
penelitian
Agustin
Sugiyarto
(2011)
mengenai
di bagian preparation unit weaving PT. Dan Liris Sukoharjo rata- rata sebesar
32,00C yang melebihi NAB yang diperkenankan dan tekanan darah tenaga
kerja sesudah terpapar tekanan panas mengalami peningkatan dari tekanan
darah sebelum terpapar tekanan panas. Berdasarkan penelitian Dinar Hartanto
(2011) mengenai hubungan kebisingan dengan tekanan darah pada karyawan
unit compressor PT. Indo Acidatama tbk kemiri, kebakkramat, karanganyar
diketahui bahwa rata-rata tekanan darah diastolik 137,6 mmHg dan rata-rata
diastolik 83,15 mmHg yang bekerja 8 jam dengan terpapar kebisingan. Hal ini
mempunyai arti bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan, maka semakin
tinggi pula tekanan darah karyawan.
Salah satu jenis lingkungan kerja yang mempunyai tekanan panas tinggi
dan kebisingan tinggi adalah lingkungan kerja pada indutri tekstil di PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Perusahaan ini merupakan salah satu
industri tekstil di Surakarta di mana terdapat mesin-mesin dalam ruangan kerja
di bagian produksi Weaving yang dapat menimbulkan panas serta
menimbulkan intensitas kebisingan yang tinggi pula.
Hasil Pengukuran di bagian produksi Weaving didapatkan rata-rata
intensitas kebisingan sebesar 94,6 dB (A) 108,0 dB (A) dimana intensitas
tersebut telah melebihi NAB kebisingan menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI No. PER.13/MEN/X/2011 serta didapatkan tekanan panas yang
melebihi NAB yaitu menunjukkan angka rata-rata Indeks Suhu Basah dan
Bola (ISBB) sebesar 30,6C. Tenaga kerja memiliki waktu kerja 8 jam
dengan waktu istirahat 1 jam. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No. PER.13/MEN/X/2011 yang berdasarkan pengukuran denyut nadi yaitu
untuk pengaturan waktu kerja 25 % kerja dan 50% istirahat dengan kriteria
beban kerja sedang. Hasil pengukuran tekanan darah pada 3 orang tenaga
kerja yang bekerja pada ISBB 30,6C melebihi NAB tersebut yaitu tekanan
darah sistole rata-rata sebesar 126,67 mmHg dan tekanan darah diastole ratarata sebesar 86,67 mmHg.
Berdasarkan hasil survei melalui wawancara 3 pekerja didapatkan
beberapa keluhan subyektif dari para pekerja di ruangan produksi Weaving
V.
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan kebisingan dan tekanan panas dengan tekanan darah
pekerja weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
VI.
Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Kebisingan dan Tekanan Panas dengan
Tekanan Darah Pekerja Weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kebisingan PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta pada bagian Weaving.
2. Untuk mengetahui tekanan panas pada PT. Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta pada bagian Weaving.
3. Untuk mengetahui tekanan darah pada PT. Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta pada pekerja bagian Weaving.
4. Untuk mengetahui hubungan kebisingan dengan tekanan darah pada PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta pada pekerja bagian Weaving.
5. Untuk mengetahui hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada
PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta pada pekerja bagian
Weaving.
VII.
Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman lebih dalam mengenai Hubungan Kebisingan dan Tekanan
Panas dengan Tekanan Darah Pekerja Weaving PT. Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta.
B. Manfaat Aplikatif
1. Bagi Tenaga Kerja
Memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat sehingga tenaga
kerja mengetahui hubungan kebisingan dengan tekanan panas terhadap
tekanan darah.
2. Bagi Industri
Diharapkan menjadi masukan dalam kaitannya lingkungan kerja serta
tindakan pengendalian, sehingga dapat meningkatkan efesiensi kerja,
produktivitas dan derajat kesehatan pekerja secara optimal.
3. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan, serta mampu meneliti
tentang Hubungan Kebisingan dan Tekanan Panas dengan Tekanan
Darah Pekerja Weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
4. Bagi Program Studi Diploma 4 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Menambah referensi, data, dan kepustakaan program studi Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya hasil penelitian tentang
Hubungan Kebisingan dan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah
Pekerja Weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
VIII.
Tinjauan Pustaka
A. Kebisingan
1. Pengertian
Kebisingan adalah suara ditempat kerja berubah menjadi salah
satu bahaya kerja (occupational hazard) saat keberadaannya dirasakan
cenderung
mengabaikan
kebisingan
yang
frekuensi
Pengawasan
Kebisingan
yang
mesin
dengan
tujuan
memodifikasi
mesin
tersebut,
melalui
alat
pengukur
bahwa
lebih
Keputusan
85
88
91
94
97
100
103
106
109
112
115
118
121
124
127
130
133
136
139
Menteri Tenaga
Kerja
RI
No.
Tarwaka,
dkk
(2004)
pengaruh
pemaparan
yang
pemaparan.
Pertama,
pengaruh
pemaparan
kebisingan
intensitas tinggi (di atas NAB) dan kedua, adalah pengaruh pemaparan
kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB).
a. Pengaruh kebisingan intensitas tinggi
1) Pengaruh pemaparan kebisingan intensitas tinggi (di atas NAB)
adalah terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang
dapat menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat
sementara maupun bersifat permanen atau ketulian. Sebelum
terjadi kerusakan pendengaran yang permanen, biasanya
didahului dengan pendengaran yang bersifat sementara yang
dapat mengganggu kehidupan yang bersangkutan baik di tempat
kerja maupun di lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya.
2) Pengaruh
kebisingan
akan
sangat
terasa
apabila
jenis
selain
memerlukan
tenaga
ekstra
juga
kebisingan
kenyamanan
terhadap
tenaga
dalam
bekerja,
kerja
adalah
mengurangi
mengganggu
komunikasi,
kerja.
b. Menilai risiko kebisingan yang berakibat serius terhadap penyakit
dan cedera akibat kerja.
c. Mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengendalikan
atau meminimalisasi risiko kebisingan.
Setelah rencana dibuat dengan seksama, langkah selanjutnya
adalah melaksanakan langkah pengendalian kebisingan dengan dua
arah pendekatan yaitu pendekatan jangka pendek (Short-term gain)
dan pendekatan jangka panjang (Long-term gain) dari hirarki
pengendalian. Pada pengendalian kebisingan dengan orientasi jangka
panjang, teknik pengendaliannya secara berurutan adalah eliminasi
sumber kebisingan, pengendalian secara teknik, pengendalian secara
administrative
dan
terakhir
penggunaan
alat
pelindung
diri.
maksimum
intensitas
kebisingan
yang
kebisingan
pada
sumber
suara
dapat
pada
teknik
pengendalian
secara
maka
teknik
belum
langkah selanjutnya
efektivitas
ear
muff
dapat
menurunkan
karena
B. Tekanan Panas
1. Pengertian Tekanan Panas
Tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembaban
udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Selama aktivitas pada
lingkungan panas, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi
untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan
dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh
dengan kehilangan panas dalam tubuh. Lingkungan kerja panas terdiri
dari unsur suhu udara (kering dan basah), kelembaban nisbi, panas
radiasi dan kecepatan gerak udara (Sumamur, 2009).
2. Sumber Panas Lingkungan Kerja
Di dalam industri lingkungan kerja fisik khususnya panas
lingkungan memegang peranan penting, oleh karena itu lingkungan
kerja harus diciptakan lebih nyaman supaya didapatkan efisiensi kerja
dan peningkatan produktivitas. Pada dasarnya ada 3 sumber panas yang
penting (Sumamur,2009) yaitu :
a. Iklim kerja adalah keadaan suhu panas udara ditempat kerja yang
ditentukan oleh faktor-faktor keadaan antara lain, suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerak udara, suhu radiasi.
b. Proses produksi dan mesin akan mengeluarkan panas secara nyata
sehingga lingkungan kerja menjadi lebih panas.
c. Kerja otot tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya
memerlukan energi yang diperoleh dari bahan nutrisi yaitu
karbohidrat, lemak, protein, dan oksigen yang diperlukan dalam
proses oksidasi untuk menghasilkan energi yang merupakan panas
yang disebut metabolisme.
3. Pertukaran Panas Tubuh Dengan Lingkungan Sekitar
Menurut Sumamur (2009) ada beberapa cara pertukaran
panas tubuh dengan lingkungan sekitarnya maupun panas dari
lingkungan terhadap tubuh antara lain :
a. Konduksi
Konduksi adalah pertukaran panas diantara tubuh dan
benda sekitar dengan melalui mekanisme sentuhan atau kontak
langsung. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh apabila
benda-benda di sekitar rendah suhunya, dan dapat menambah
panas kepada tubuh, apabila suhunya lebih tinggi dari tubuh.
b. Konveksi
Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dan
lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah
penghantar panas yang kurang begitu baik, tetapi melalui kontak
dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas antara udara dengan
tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi
memainkan besarnya peran dalam pertukaran panas antara tubuh
dengan lingkungan. Konveksi dapat mengurangi atau menambah
panas kepada tubuh.
c. Radiasi
Pertukaran
panas
secara
radiasi
adalah
mekanisme
panas
secara
radiasi
adalah
mekanisme
faktor
yang
mempengaruhi
pertukaran
penggunaan
suhu
efektif
adalah
tidak
ISBB C Kerja
Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat
31,0
28,0
Kerja 75%
Istirahat 25%
31,0
29,0
27,5
Kerja 50%
istirahat 50%
32,0
30,0
29,0
Kerja 25%
istirahat75%
32,0
31,1
30,5
Sumber
Keputusan
PER.13/MEN/X/2011
Menteri
Tenaga
Kerja
RI
No.
Area
Heat
Stress
Monitor.
Dimana
alat
tersebut
dengan beban kerja yang diterima pekerja dan kriteria waktu kerja
serta istirahat, dalam pengaturan dapat menggunakan aturan
menurut
Keputusan
Menteri
Tenaga
Kerja
RI
No.
yang dilihat dari beban kerja sehingga diperlukan variasi kerja sesuai
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER.13/MEN/X/2011
(Sumamur,2009).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut diadopsi dari
WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang merupakan suatu
indeks atau alat ukur untuk memperkirakan efek suhu, kelembaban
dan radiasi matahari pada manusia, yang dikeluarkan oleh ACGIH
(American
Conference
of
Govermentan
Industrial
Hygienist)
Work
Demand
100%
Work
75%
Work,
25% rest
50%
work
50% rest
25%
work
75% rest
29,5
27,5
26
27,5
Unacclimatized
(C)
Moderate Heavy Very
Heavy
25
22,5
-
30,5
28,5
27,5
29,5
26,5
24,5
31,5
29,5
28,5
27,5
30
28
26,5
25
32,5
31
30
29,5
31
29
28
26,5
Ligt
Acclimatized
(C)
Moderate
Heavy
Very
Heavy
Light
dalam,
tetapi
di
lingkungan
dingin
akan
terjadi
bekerja
seseorang
dari
pertama
bekerja
hingga
bertujuan
untuk
mencegah
keluarnya
panas
tinggi.
e. Ventilasi umum
Ventilasi umum adalah cara yang digunakan untuk
mengendalikan suhu dan kelembaban udara yang tinggi tetapi
tidak dapat menanggulangi panas radiasi yang tinggi.
f. Pengaturan lama kerja
Pengaturan lama kerja adalah pembagian waktu kerja
sesuai dengan beban kerja yang diterima, bertujuan untuk
menghindari terjadinya gangguan kesehatan akibat terpapar suhu
udara yang tinggi.
C. Tekanan Darah
1. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada
seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung
dan pembuluh darah (Ethel, 2003).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara
alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah
yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari
dan paling rendah pada saat tidur malam hari (Joyce dkk, 2008).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai
suatu titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan
diastolik adalah tekanan di atas arteri brakialis perlahan-lahan
dikurangi sampai bunyi jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat
didengar dan titik dimana bunyi mulai menghilang. Perbedaan
tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan
normalnya adalah 30-50 mmHg (Hull, 1986).
Aksi
pemompaan
jantung
memberikan
tekanan
yang
Diastole
50
60
60
60-70
80-90
Sistole
70-90
80-100
90-110
110-125
130-150
Normal
Pre-Hipertensi
Darah Tinggi atau
140-159
Hipertensi (Stadium 1)
Darah Tinggi atau
Hipertensi (Stadium 2
Di atas 160
atau berbahaya)
Sumber : Joint National Committe-VII, 2003
yang
kurang
memerlukan
oksigen
akan
terjadi
akan
menimbulkan
kerugian
misalnya
akibat
jantung
meningkatnya
dan
tekanan
pembuluh
darah
darah
yang
(arteri)
serta
Bila
mempunyai
ukuran
tubuh
termasuk
obesitas
efek
terhadap
tekanan
darah
baru
nampak
bila
akan
mengalami
penyempitan,
dalam
keadaan
ini
4. Faktor Eksternal
Selain faktor dari pribadi sendiri orangnya, ada juga faktor
yang mempengaruhi perubahan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolik. Faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari lingkungan,
khususnya lingkungan kerja, seperti :
a. Tekanan Panas
Pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya
dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran
(vasodilatasi) pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh
darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan
darah,
sehingga
beban
kardiovaskuler
bertambah
umumnya
kebisingan
bernada
tinggi
sangat
d. Lama Paparan
Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota
tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Selanjutnya apabila
pemaparan terhadap panas terus berlanjut, maka resiko terjadinya
gangguan kesehatan juga akan meningkat. Menurut Tarwaka, dkk
(2004) menyatakan bahwa reaksi fisiologis akibat pemaparan
panas yang berlebih dapat dimulai dari gangguan fisiologis yang
sangat sederhana sampai dengan terjadinya penyakit yang sangat
serius. Lamanya seseorang berada di tempat atau di dekat sumber
panas (Azwar, 1990).
e. Beban Kerja
Menurut Tarwaka (2010), beban kerja (workload) dapat
didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau
kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus
dihadapi. Menurut Tarwaka, dkk (2004) menjelaskan bahwa salah
satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja
adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas
ventilasi paru, dan suhu inti tubuh.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi
melalui beberapa cara sebagai berikut (Vita,2004) :
1) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya.
2) Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
3) Bertambahnya
cairan
dalam
sirkulasi
bisa
menyebabkan
(adrenalin)
dan
IX.
Kerangka Pemikiran
Tekanan Panas
Kebisingan
Tubuh
(metabolisme)
Intensitas Kebisingan
melebihi NAB
Proses Pertukaran
Panas
Gangguan Syaraf
Otonom
Respon Fisiologis
Tubuh
Gangguan Mental
Emosional
Peningkatan
Hormon Adrenalin
X.
1.
2.
3.
4.
5.
Emosi
Stress
Olahraga
Umur
Jenis
Kelamin
6. Obesitas
7. Alkohol
8. Merokok
Hipotesis
Ada Hubungan Kebisingan dan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah Pekerja
Weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
XI.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode analitik
observasional dengan cara pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk
mencari hubungan antar variabel. Pendekatan cross sectional adalah suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
di ukur atau
Teknik
untuk
pengambilan
sampel,
dimana
pada
penelitian
ini
(75)(1,96)20,5(1-0,5)
(75)(0,1)2+(1,96)20,5(1-0,5)
72,03
n =
1,7104
n = 42,1
n = 42
Keterangan :
n
= besar sampel
= besar populasi
Z(1-/2)2
F. Desain Penelitian
Populasi
N = 150
Simple Random
Sampel
Inklusi dan Eksklusi
n = 42
Kebisingan
Tekanan Panas
Uji Korelasi
Pearson
Uji Korelasi
Pearson
Tekanan
Darah
Signifikan
Signifikan
Uji Regresi Linear Ganda
Gambar 2. Desain Penelitian
kerja, beban kerja, usia, olahraga, emosi dan stres fisik, obesitas,
merokok, konsumsi alkohol.
b. Satuan
: oCelcius
c. Skala Pengukuran
: Rasio
2. Kebisingan
Kebisingan adalah Bunyi atau suara di tempat kerja yang berasal dari
mesin weaving dan didengar oleh pekerja dengan terpapar lebih dari 8
jam dan suara tersebut akan berubah menjadi salah satu bahaya kerja
yang akan menjadi polutan bagi lingkungan dan pekerja.
a. Alat Ukur
b. Satuan
: dBA
c. Skala Pengukuran
: Rasio
3. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah pengukuran tekanan tenaga kerja yang terpapar
bising serta tekanan panas selama 8 jam bekerja yang diukur dengan
menggunakan alat tensi meter digital untuk mengetahui peningkatan
tekanan darah tenaga kerja.
a. Alat Ukur
b. Satuan
: mmHg
c. Skala Pengukuran
: Rasio
sekaligus hanya dengan menekan tombol sesuai dengan apa yang akan
diukur (Anizar,2009). Cara penggunaan dari Questemp sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat dan merangkai alat pada statif
b. Mengisi air pada wet sensor bar.
c. Tekan ON dan tunggu 10 menit untuk kalibrasi.
d. Tekan tombol pilihan C atau F.
e. Tekan tombol WBGT In/Out.
f. Tekan tombol yang akan diukur. \
g. Perhatikan angka yang muncul pada display kemudian catat hasilnya.
h. Jika sudah selesai, matikan alat dengan menekan OFF.
2. Sound Level Meter
Sound Level Meter RION NA-20, yaitu alat untuk mengukur
kebisingan, yang dilengkapi dengan mikrofon yang mendekati suara,
mengkonversikannya ke dalam signal listrik dan memperbesar signal
sampai pada tingkat tekanan suara. Skala Sound Level Meter yang
dipakai adalah skala A (Anizar,2009)
a. Langkah Persiapan
Langkah persiapan dilakukan sebelum alat mulai digunakan yaitu :
1) Pasang baterai pada tempatnya.
2) Tekan tombol power.
3) Cek garis pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan
baik atau tidaknya.
4) Kalibrasi alat dengan kalibrasi, sehingga angka pada monitor
sesuai dengan angka kalibrator.
b. Langkah Pengukuran
Langkah untuk mulai pengukuran adalah sebagai berikut:
1) Pilih selektor pada posisi:
a) Fast
b) Slow
putus
2) Pilih selector range intensitas kebisingan.
merumuskan,
dan
mengadakan
pembatasan
XII.
Jadwal Penelitian
Kegiatan
September
Oktober
November
Desember
2015
2015
2015
2015
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Ke
Ke
Ke
Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Pengusulan Judul
2.
Survei
Awal
Perusahaan
3. Pembuatan Proposal
4.Proposal Siap
5.Ujian Proposal dan
Revisi Proposal
6.Pengumpulan
Pengolahan Data
7.Penulisan Skripsi
8.Ujian Skripsi
dan
XIII.
Daftar Pustaka
Hull, Arison. 1986. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Granjean, Etienne. 1988. Fitting The Task To The Man. New York: Taylor dan
Franci.
Departement Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Modul Pelatihan bagi
Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta: Hiperkes.
James Joyce, Colin Baker & Helen Swain. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk
Keperawatan. Jakarta.: Erlangga.
Ides Haeruman Taufik. 2007. Pengaturan Berat Badan. Jakarta: Gramedia
Mangku Sitepoe. 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia.
Sritomo Wignosoebroto. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknis
Analisis. PT. Guna Widya : Jakarta.
Vita Health. 2004. Hipertensi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Guyton, A.C,. Dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Sumamur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :PT.
Toko Gunung Agung.
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: Harapan Press.
A.M. Sugeng Budiono, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan
Kerja. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sihar Tigor B.T. 2005. Kebisingan di Tempat Kerja. Yogyakarta: ANDI.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan
Implemetasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan press
Pearce, Evelyn. 2007. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Utama.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Ridjab, DA. 2005. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Balai
Penerbit : Kedokteran Atmajaya.
RI
Pelaksanaan
Nomor
70-1/PD.03.04.Lp.
Pengawasan
Kebisingan
1992.
yang
Petunjuk
Berhubungan
R.I.,2009.
Undang-Undang
No.1
Tahun
1970
Tentang