Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

Ines Maulyna Tora


133020257
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas pasundan

ABSTRAK
Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui
kadar atau konsentrasinya. Pada titik ekivalen, jumlah yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk
menentukan titik ekivalen biasanya di pakai suatu indikator asam basa, jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu
timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi (TAT) telah tercapai. Untuk pengukuran pH, secara kualitas dengan
kertas lakmus dan indikator universal, untuk kuantitas bisa menggunakan pH meter agar lebih akurat. Tujuan percobaan
analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan,
menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari
larutan tersebut. Prinsip Percobaan untuk analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah berdasarkan metode asidimetri
dan alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu indikator sebagai petunjuk
TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu
electron melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negative yang di sebut ion.
Key words : Titrasi, TAT, pengukuran pH.
PENDAHULUAN
Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang
yaitu kimia analisis kualititatif dan kimia analisis
kuantitatif. Kimia analisis kuantitatif adalah kimia
analisa yang hanya membahas tentang identifikasi atau
ada tidaknya zat tersebut dalam suatu bahan. Kimia
analisis kuantitatif yaitu mengenai penentuan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terdapat dalam suatu
sampel. Teknik pengukuran di laboratoriumyang
dilakukan mengarah ke penggolongan dari cara-cara
kuantitatif ke dalam sub golongan antara lain dengan
menggunakan
volumetric,
gravimetric,
dan
instrumental. Salah satu contohnya adalah titrasi.
Analisis semacam ini, menggunakan pengukuran
volume larutan suatu pereaksi yang disebut analisis
volumetri. Analisis volumetri juga dikenal sebagai
titrimetri dengan cara zat yang akan konsentrasinya
diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan.
Sehingga konsentrasi larutan yang dititrasi dapat
diketahui dengan cara perhitungan variable-variabel
yang tersedia. (Brady, 1999)
Tujuan percobaan analisis kuantitatif dan
pengukuran pH adalah untuk menentukan pH larutan,
membuat dan membakukan larutan, menentukan

konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat


pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari
larutan tersebut.
Prinsip Percobaan untuk analisis kuantitatif
dan pengukuran pH adalah berdasarkan metode
asidimetri dan alkalimetri, dimana pereaksi standar
bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu
indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi)
sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori
Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu electron
melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi
partikel positif dan partikel negative yang di sebut ion.
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan
analisis kuantitatif adalah aquades panas, CH3COOHA,
CH3COOHB, H2C2O4, HCl, metil merah, Na2Ba4O7,
NaOH, Pheolphthalein, sedangkan bahan yang
digunakan dalam percobaan pengukuran pH adalah air
susu dancow full cream, air mineral isi ulang, air aqua,
air sabun, indikator universal, kertas lakmus .
Alat yang digunakan dalam percobaan analisis
kuantitatif adalah buret, erlenmeyer, gelas kimia, klem,

pipet seukuran 25 ml, statif, sedangkan alat yang


digunakan dalam percobaan pengukuran pH adalah
gelas kimia, pH meter, pipet tetes, dan plat tetes.
Metode Percobaan
Analisis Kuantitatif
1. Asidimetri
Pembuatan Larutan Na2B4O7
X gram boraks dan aquades panas 250 ml
dimasukkan kedalam labu ukur 250 gram, tutup labu
ukur dan homogenkan kedua larutan.
Penentuan konsentrasi HCl.
Larutan HCl XN 50 ml dimasukkan ke dalam
buret, sebanyak 25 ml larutan Na2B4O7 dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes
Phenolphthalein, titrasikan larutan Na2B4O7 dan
phenolphathalein oleh larutan HCl tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warna merah muda
transparan. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan
normalitas HCl di cari sesuai dengan rumus yang
ditentukan, percobaan dilakukan duplo.
Penentuan konsentrasi NaOH
Larutan NaOH XN 50 ml dimasukkan ke
dalam buret, sebanyak 25 ml larutan HCl dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes metil
merah, titrasikan larutan HCl dan metil merah oleh
larutan NaOH tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna merah muda transparan. Volume
akhir titrasi dicatat NaOH dan normalitas NaOH di cari
sesuai dengan rumus yang ditentukan, percobaan
dilakukan duplo.
Penentuan kadar cukaA
Larutan NaOH XN 50 ml dimasukkan ke
dalam buret, sebanyak 25 ml larutan cukaA dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes
Phenolphthalein, titrasikan larutan cukaA dan
phenolphathalein oleh larutan NaOH tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warna merah muda
transparan. Volume akhir titrasi NaOH dicatat dan
persentase cukaA dicari sesuai dengan rumus yang
ditentukan.
2. Alkalimetri
Pembuatan Larutan H2C2O4.
X gram H2C2O4 dan aquades panas 250 ml
dimasukkan kedalam labu ukur 250 gram, tutup labu
ukur dan homogenkan kedua larutan.
Penentuan konsentrasi NaOH
Larutan NaOH XN 50 ml dimasukkan ke
dalam buret, sebanyak 25 ml larutan H2C2O4
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 2

tetes metil phenolphthalein, titrasikan larutan H2C2O4


dan phenolphthalein oleh larutan NaOH tetes demi
tetes sampai terjadi perubahan warna merah muda
transparan. Volume akhir titrasi dicatat NaOH dan
normalitas NaOH di cari sesuai dengan rumus yang
ditentukan, percobaan dilakukan duplo.
Penentuan konsentrasi HCl.
Larutan HCl XN 50 ml dimasukkan ke dalam
buret, sebanyak 25 ml larutan NaOH dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes
Phenolphthalein, titrasikan larutan NaOH dan
phenolphathalein oleh larutan HCl tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warna merah muda
transparan. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan
normalitas HCl di cari sesuai dengan rumus yang
ditentukan, percobaan dilakukan duplo.
Penentuan kadar cukaB
Larutan NaOH XN 50 ml dimasukkan ke
dalam buret, sebanyak 25 ml larutan cukaB dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes
Phenolphthalein, titrasikan larutan cukaA dan
phenolphathalein oleh larutan NaOH tetes demi tetes
sampai terjadi perubahan warna merah muda
transparan. Volume akhir titrasi NaOH dicatat dan
persentase cukaB dicari sesuai dengan rumus yang
ditentukan.
Pengukuran pH
1. Indikator kertas lakmus
Larutan sampel A, B, C, dan D dimasukkan ke dalam
plat tetes, letakkan kertas lakmus merah dan biru ke
tiap sampel yang diuji pHnya, amati perubahan yang
terjadi.
2. Indikator Universal
Celupkan indicator universal ke dalam tiap-tiap sampel
A, B, C, dan D di gelas kimia, amati perubahan yang
terjadi dan bandingkan warnanya untuk menentukan
pH.
3. pH meter
Tekan tombol ON, tekan tombol BATT dan
perhatikan jarum meter, jika kurang dari 11,5 baterai
harus diganti, geser tombol SET/RED kearah SET,
tekan tombol pH dan putar pengatur AET samapai
jarum menunjukkan kira-kira titik nol dari elektroda
(bukan angka nol skala), hubungkan elektroda dengan
meter dan celupkan elektroda kedalam buffer tertentu,
geser tombol SET/RED kearah RED dan putar
pengatur SET sehingga menunjukkan pH dari larutan
buffer, alat ini sudah dapat dipergunakan. Jangan
merubah pengatur SET selama pengukuran. Hati-hati

dengan elektroda, celupkan pH meter yang sudah di


setting ke dalam larutan sampel A, B, C, dan D, catat
pH yang diukur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan

Tabel 1. Analisis kuantitatif


Percobaan
Hasil
Asidimetri Penentuan konsentrasi HCl
VHCl X NHCl = VBoraks X NBoraks
12.45 X NHCl = 25 X 0.05
NHCl =1.25 12.45
NHCl = 0.1 N
Penentuan konsentrasi NaOH
VHCl X NHCl = VNaOH X NNaOH
28.48 X 0.1 = 25 X NNaOH
NNaOH =2.845 25
NNaOH = 0.1138 N
NNaOH 0.11 N
Kadar cukaA = 0.264%
Kadar cukaA 0.3 %
Alkalimetri

Gambar 1. Percobaan Asidimetri dalam penentuan


konsentrasi NaOH

Penentuan konsentrasi NaOH


VNaOH X NNaOH = Vasam oksalat X Nasam oksalat
9.45 X NNaOH = 25 X 0.05
NHCl =1.25 9.45
NHCl = 0.1322 N
NHCl 0.13 N
Penentuan konsentrasi HCl
VHCl X NHCl = VNaOH X NNaOH
25 X NHCl= 20.75 X 0.13
NNaOH =2.697 25
NNaOH = 0.1
Kadar cukaB = 0.28%

(sumber : Ines Maulyna Tora, 133020257, Meja 2,


Kelompok K)

Gambar 2. Percobaan Asidimetri dalam penentuan


Kadar CukaB

Tabel 2. Pengukuran pH
Lakmus
Indikator
Sampel
pH meter
Universal
merah
biru
A
6
7
B
7
7.09
C
6
6.77
D
Biru
9
10.25
(sumber : Ines Maulyna Tora, 133020257, Meja 2,
Kelompok K)
Pembahasan

Gambar 3. Percobaan Asidimetri dalam penentuan


konsentrasi HCl

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap


percobaan analisis kuantitatif di dapatkan hasil
percobaan dari asidimetri yaitu konsentrasi HCl 0.1 N,
konsentrasi NaOH 0.11 N, dan % CukaA 0.3%, dan
untuk hasil percobaan alkalimetri didapatkan hasil yaitu
konsentrasi NaOH 0.13 N, konsentrasi HCl 0.1 N, dan
% CukaB 0.28%, namun pada percobaan analisis
kuantitatif ini masih banyak terjadi kesalahan-

kesalahan dalam melakukan titrasi, contohnya %


CukaB seharusnya 0.5%, tetapi yang didapat hanya
0.28%, hal tersebut mungkin karena kurang teliti dalam
melakukan titrasi, sehingga hasil yang didapatkan tidak
sesuai hasil, seperti seharusnyanya keadaan
setimbang jika titrat 25ml, namun yang hanya
digunakan 10ml, adanya kebocoran pada alat titrasi
(buret), sehingga larutan tetes demi tetes tidak
terkendali dan melebihi TAT dan menghasilkan larutan
pink pekat (ungu), kurang telitinya melihat perubahan
warna, contohnya sebenarnya warna larutan sudah
pink muda, namun masih bisa berubah kembali
menjadi warna awal, tapi karena sudah terjadi
perubahan warna, titrasi dihentikan, kurang tepatnya
pengukuran saat membuat larutan, tidak akurat saat
melakukan penimbangan, terlalu banyak atau sedikit
memasukkan indikator PP dan MM, alat alat yang
digunakan tidak bersih dan salah menulis hasil
percobaan, sedangkan pada percobaan pengukuran
pH, sampel A yaitu larutan susu dancow full cream
yaitu mempunyai pH 6 jika menggunakan indicator
universal berarti termasuk asam lemah, dan kertas
lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru,
namun di pinggir-pinggir kertas terdapat warna merah
walaupun sedikit, hal tersebut menunjukkan larutan
bersifat asam namun menggunakan pH meter, pH yang
di dapat 7, sampel B yaitu air mineral isi ulang
mempunyai pH 7.09 jika menggunakan pH meter, jika
menggunakan indicator universal didapatkan pH 7,
kertas lakmus merah tetap merah, dan kertas lakmus
biru tetap biru, sampel C yaitu air merek aqua, jika
menggunakan indicator universal pH yang didapat 6,
menggunakan pH meter 6.77, dan kertas lakmus
merah tetap merah dan kertas lakmus biru tetap biru,
dan sampel D yaitu air sabun dengan pH meter
menghasilkan 10.25, indicator universal 9, kertas
lakmus merah jadi biru, dan lakmus biru tetap biru,
sudah jelas larutan sabun itu basa, kesalahan yang
terjadi pada pengukuran pH adalah human error,
seperti salah melihat perubahaan warna pada warna
standar
jika menggunakan indikator universal,
menyentuh lakmus dengan tangan yang basah,
rusaknya pH meter, menyentuh elektroda pH meter
menggunakan tangan, sehingga hasil pH yang didapat
salah, alat-alat laboratorium yang kotor dll.
Asidimetri adalah analisis (volumetric) yang
menggunakan asam kuat sebagai larutan standar untuk
menghitung larutan basa atau senyawa basa,
sedangkan alkalimetri adalah analisis (volumetric) yang
menggunakan basa kuat sebagai larutan standar untuk
menghitung larutan asam atau senyawa asam.
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya
suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan
diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan
sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis.
Contohnya yang akan dianalisis dirujuk sebagai (tak
diketahui). Prosedur analisis yang melibatkan titrasi

dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui


disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam
dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang
seksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa
yang tepat saling menetralkan.
Tahapan dalam melakukan titrasi, siapkan
peralatan yang dibutuhkan, siapkan larutan baku, yaitu
larutan standar yang diketahui konsentrasinya, larutan
baku yang diketahui konsentrasinya diletakkan di
dalam buret, disebut larutan penitrasi, larutan yang
akan ditentukan konsentrasinya ditempatkan dalam
erlenmeyer disebut sebagai larutan yang dititrasi.
Volume larutan yang akan dititrasi harus sudah
diketahui. Kedalam larutan yang akan dititrasi
diteteskan indikator asam basa, teteskan larutan
penitrasi perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan
dititrasi sambil di kocok pelan. Penetesan di
berhentikan jika sudah mencapai titik akhir titirasi
(TAT).
Macam-macam titrasi, 1. titrasi asam basa,
titrasi ini sering disebut juga dengan titrasi netralisasi.
Dalam titrasi ini, pratikan dapat menggunakan larutan
standar asam dan larutan standar basa. Pada
prinsipnya reaksi ini terjadi adalah reaksi netralisasi
yaitu : H+ + OH- menjadi H2O. Reaksi netralisasi terjadi
antara ion hydrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang
bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi
netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara
donor proton (asam) dan penerima proton (basa),
terdapat pula titrasi asam kuat dan basa kuat
membentuk garam netral, titrasi asam lemah dan basa
kuat membentuk garam basa, titrasi asam kuat dan
basa lemah membentuk garam basa, dan titrasi asam
lemah dan basa lemah. 2. Titrasi reduksi oksidasi,
dasar yang digunakan adalah perpindahan electron.
Penetapan kadar senyawa berdasarkan secara luas
seperti permatografi, serimetri, iodi-iodometri,
iodometri, serta bromatometri. 3. Titrasi pengendapan
(presipitasi) penetapan kadar berdasarakan terjadinya
pengendapan yang sukar larut misalnya penetapan
kadar secara argentometri. 4. Titrasi pembentukan
kompleks (kompleksometri), dasar yang digunakan
dalam titrasi ini adalah terjadinya reaksi antara zat-zat
pengompleks organic dengan ion logam menghasilkan
senyawa kompleks. Penetapan kadar yang
menggunakan
prinsip
ini
adalah
metode
kompleksometri.
Pengukuran pH bisa secara kualitatif maupun
kuantitatif, pengukuran pH secara kualitatif bisa
menggunakan kertas lakmus dan indikator universal,
karena hasil yang didapatkan hanya perubahan warna
yang bisa dilihat visual (mata) apa itu larutan asam
atau basa, jika kertas lakmus merah tetap merah dan
lakmus biru tetap biru, hal tersebut menandakan
larutan tersebut bersifat netral, jika lakmus merah tetap
merah dan lakmus biru menjadi merah, hal tersebut

menandakan larutan bersifat asam, dan jika lakmus


merah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru hal
tersebuut menandakan larutan bersifat basa.
Menggunakan indicator universal trayek pH terdapat
pada kemasan dan bisa langsung di cocokkan,
pengukuran pH secara kunatitatif bisa dengan
menggunakan pH meter, pH meter ini lebih akurat dari
pada indictor universal dan kertas lakmus karena
ketelitiannya tinggi dan 2 angka di belakang koma.
APLIKASI DALAM BIDANG PANGAN
Untuk menentukan kadar asam, karbohidrat,
lemak, dan protein dalam makanan, contohnya dalam
pembuatan nata de coco, ada nata de coco yang
bersifat sangat asam, terdapat pula yang tidak terlalu
asam, untuk pembuatan garam dapur, dapat
menentukan zat tambahan dalam makanan,
menentukan kadar boraks dalam makanan, dalam
kandungan obat maag, dan dapat mempertahankan pH
produk agar tidak cepat kadarluarsa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan analisis
kuantitatif di laboratorium dapat disimpulkan setiap
larutan memiliki TAT, TET, dan normalitas (N) yang
berbeda beda,untuk persen cuka antara yang A dan
cuka B juga beda,
pengukuran pH dapat
menggunakan kertas lakmus, indicator universal, dan
pH meter, tetapi dari ketiganya yang paling akurat
adalah pH meter karena hasil yang didapatkan hingga
dua angka dibelakang koma.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2013).Asidimetri dan alkalimetri.
Http://kokyum.wordpress.com/2011/01/20/asid
imetri-dan-alkalimetri/. Diakses 17 November
2013.
Brady.E.James. (1990).Kimia Universitas Edisi
Kelima, Binapura Aksara : Jakarta.
Royana. Isna. Titrasi Asam Basa. http://titrasiisro.blogspot.com/. Diakses 20 November
2013.
Saepud.Lap Titrasi Asam Basa.
Http://id.scribd.com/doc/11383094/Lap-TitrasiAsam-Basa. Diakses 20 November 2013.
S. Turmala Ella, Dra, M.S.dan Nurminabari, S. Ina, Ir,
M.Sie.(2013). Penuntun Praktikum Kimia
Dasar, Universitas Pasundan : Bandung.

Lampiran

Gambar Percobaan Asidimetri

Asidimetri
Pembuatan larutan Na2B4O7.2H2O
Be =

N=

= 100.61

0.05 =

=1.2576 gram

1.258 gram

Penentuan Konsentrasi HCl

Gambar Percobaan Alkalimetri

VHCl X NHCl = VBoraks X NBoraks


12.45 X NHCl = 25 X 0.05
NHCl =1.25 12.45
NHCl = 0.1 N
Penentuan konsentrasi NaOH
VHCl X NHCl = VNaOH X NNaOH
28.48 X 0.1 = 25 X NNaOH
NNaOH =2.845 25
NNaOH = 0.1138 N
NNaOH 0.11 N
Penentuan CukaA

Gambar pembuatan Persen cuka

%Cuka =

x 100%

X 100%

%Cuka =

x 100% = 0.264%

Alkalimetri
Pembuatan larutan H2C2O4
Be =
N=

=
x

0.05 =
=0.79 gram

= 63.035

0.3%

Penentuan konsentrasi NaOH


VNaOH X NNaOH = Vasam oksalat X Nasam oksalat
9.45 X NNaOH = 25 X 0.05
NHCl =1.25 9.45
NHCl = 0.1322 N
NHCl 0.13 N
Penentuan konsentrasi HCl
VHCl X NHCl = VNaOH X NNaOH
25 X NHCl= 20.75 X 0.13
NNaOH =2.697 25
NNaOH = 0.1
Pembuatan CukaB
%Cuka =
=
%Cuka =

x 100%
X 100%
x 100% = 0.28%

Anda mungkin juga menyukai