Anda di halaman 1dari 2

Kata Mereka, Aku Cupu.

Hah? Serius seumur idup cuma sekali clubbing?!


Gak doyan alkohol? Hahahaha! Kan enak banget, norak lo!
Masa gak pernah ke DWP? Yang bener?!
Begitulah komentar yang gue dapet ketika gue cerita kalo seumur hidup gue cuma pernah pergi
ke club sekali dan nyicipin alkohol (yang rasanya kayak aseton) dua kali. Wine? Sekali, dan
rasanya kayak kuah tape. DWP? Boro-boro. Sok suci? Sok anak baik-baik? Enggak. Gue nggak
suka aja, udah. Nggak perlu alasan lebih, kan?
Perlu? Oke. Gue kasih alasannya.
Gue nggak suka ke club, karena gue nggak suka tempat ramai, berisik, dengan musik kencang
dan asap rokok bertebaran. Buat mereka yang suka clubbing, ya mungkin mereka memang happy
dan menikmati berada di sana, nggak masalah, dan bukan urusan gue. Buat gue, kamar adalah
tempat paling nyaman. Mulai dari nyanyi, nangis, dandan, telanjang, nonton bokep, selfie,
dengerin musik, semuanya bisa gue lakuin di kamar sendiri. Bosan? Ya ke bioskop, ngemall,
jalan-jalan.
Gue nggak suka minum alkohol, sesimpel karena rasanya pahit dan nggak enak. Hidup gue udah
pahit, gue nggak butuh minuman yang rasanya 11-12 sama percintaan gue. Buat mereka yang
doyan, ya biarin aja, kan selera beda-beda. Daripada nelen yang pait, lebih baik nelen yang
kentel-kentel amis putih gitu, lah.
Gue nggak pernah ke DWP, ya gimana mau ke DWP kalo musiknya aja gue nggak ngerti, DJnya
siapa gue nggak tau. Gue kenal DJ-DJ kondang aja karena namanya sering nongol di billboard
iklan rokok atau nggak sengaja dengerin lagunya di playlist temen gue. Gue nggak pernah minat
pergi ke sana cuma demi keliatan gaul atau kekinian, buat apa maksain pergi ke suatu acara kalo
kita nggak suka?
Tapi lo ngerokok atau ngebir?
Iya. Sesekali. Pada dasarnya gue emang nggak bisa ngerokok, yang ada batuk atau pusing. Tapi
kadang kepengen, kalo lagi ngumpul sama temen-temen. Cuma ya gitu, akhirnya sebel sendiri
karena baunya nempel di rambut, baju, muka, tangan, mulut. Jadi, bukan soal penyakitnya, tapi
emang nggak nyaman dengan baunya dan nggak pengen gigi gue kuning dan gusi gue hitam
karena kebanyakan ngerokok. Cuma ya, gue nggak pernah mempermasalahkan temen-temen gue
yang ngerokok selama mereka tau tempat. Toh, itu hak mereka.
Beer? Satu-satunya beer yang gue suka ya cuma Bintang Radler, karena rasanya enak dan nggak
beer banget. Hahaha. Nongkrong di beerhouse pun milihnya yang tempatnya sepi dan
suasananya santai, nggak suka yang ada live music gedumbrengan. Ya, namanya juga anak
kamar, sukanya suasana sepi yang hanya diiringi musik pelan dan desahan perlahan.

Begitulah Gue bukan tipe orang yang suka dengan gemerlapnya dunia malam (baca: anaknya
ngantukan). Gue lebih suka di kamar, tidur, baca Sherlock Holmes, majalah, browsing,
ngegambar, dandan, beres-beres make-up, nonton Youtube channelnya Jamie Oliver, ngemil,
chattingan, atau telponan. sama KFC. Pokoknya semua kegiatan yang bisa dijalani tanpa harus
hangover keesokan paginya.
Kamu sama kayak aku? Tenang, nggak usah malu kalo diledekin cupu atau katro, nggak usah
minder karena dianggep nggak gaul dan nggak kekinian. Nggak suka bukan berarti nggak tau,
kan? Semua hanya soal ketertarikan. Nggak perlu maksain diri untuk menyukai sesuatu cuma
demi pengakuan dari sekitar, lebih baik kamu coba menggali hobi kamu yang lain, yang memang
kamu nikmati banget saat melakukannya. Teman dan pengalaman itu bisa didapat di banyak
tempat, dan dengan berbagai cara. Jangan menyiksa diri biar dipuji.
Dan buat kamu yang suka clubbing, alkohol, rokok, dll, ya lakukan aja kalo itu bikin kamu
seneng. Nggak perlu takut dibilang cewek/cowok nggak bener karena kamu sering ke club,
selama kamu memang bisa menjaga diri. Nggak ada orang yang berhak menilai kamu dari hal
yang kamu suka, tapi, pinter-pinterlah membentengi diri biar nggak terjerumus ke hal-hal buruk
yang ngerusak masa depan dan hidup kamu.
Karena pada akhirnya, kamu yang menjalani, kamu yang merasakan, kamu yang menikmati.
Orang-orang hanya bisa menjudge dengan mulut usil mereka, tanpa bisa membayar semua
tagihan kita.

Anda mungkin juga menyukai