Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
Disusun Oleh :
Risa Widyasti
140410080031
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS
JATINANGOR
2011
ALAM
PADJADJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi sapi potong selama tahun 2005, hingga saat ini mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, namun belum mampu memenuhi kebutuhan
daging sapi. Faktor penghambat yang diduga sebagai penyebab rendahnya
produktivitas ternak di Indonesia adalah manajemen pemeliharaan yang belum
optimal, yang ditandai dengan sistem pemeliharaan bersifat ekstensif (tradisional),
usaha sambilan (non agribusiness oriented) dan tidak memperhatikan input
produksi. Selain itu, sistem pemuliaan dan seleksi yang tidak terarah sehingga
mengakibatkan kinerja ternak sangat beragam. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dapat dilakukan melalui penerapan teknologi inseminasi buatan (IB).
Teknologi ini digunakan untuk peningkatan produksi dan perbaikan mutu genetik
ternak serta sebagai alat dalam pelaksanaan kebijakan pemuliaan secara nasional.
IB diterapkan di Indonesia sejak tahun 1953 pada ternak sapi perah,
kemudian pada sapi potong dan kerbau. Walaupun hasilnya sampai saat ini sudah
dirasakan oleh masyarakat yang ditandai dengan tingginya harga jual dari ternak
hasil IB, namun demikian pelaksanaannya di lapangan belum optimal sehingga
hasilnya (tingkat kelahiran) dari tahun ke tahun berfluktuasi. Tingkat kelahiran
hasil IB pada sapi potong dan kerbau berfluktuasi setiap tahunnya.
Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu upaya
penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan
populasi dan mutu genetik ternak. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul
ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan para peternak.
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan IB s/d tahun 2009, pencapaian sasaran
IB belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, perlu upaya guna memperbaiki
kinerja pelayanan IB yang diatur dalam Pedoman IB pada Ternak Sapi. Upayaupaya yang perlu dilakukan untuk percepatan peningkatan populasi melalui
penyerentakan birahi dan pemanfaatkan bioteknologi reproduksi lain selain IB,
yaitu dengan optimalisasi reproduksi ternak betina untuk kelahiran ganda
menggunakan kombinasi IB dan Transfer Embrio (TE) dalam satu masa
kebuntingan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kunjungan ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Reproduksi Hewan dengan mempelajari cara pembuatan semen
beku ternak unggul di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan Lembang, Bandung.
1.3 Waktu dan Lokasi
Kunjungan ini dilakukan pada tanggal 30 Mei 2011 pukul 08.30-11.00 di
Balai Inseminasi Buatan Lembang, Bandung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah suatu proses dimana sperma dimasukkan ke
dalam vagina dengan alat bantu yang biasa dilakukan pada hewan ternak (contoh
sapi unggul yang berada jauh dari suatu peternakan diambil spermanya untuk
membuahi sapi betina betina tersebut).
Yang dimaksud dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah
suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang
telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan
ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat
khusus yang disebut insemination gun.
2.2 Sejarah Perkembangan Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) pada hewan peliharaan telah lama dilakukan
sejak berabad-abad yang lampau. Seorang pangeran arab yang sedang berperang
pada abad ke-14 dan dalam keadaan tersebut kuda tunggangannya sedang
mengalami birahi. Kemudian dengan akar cerdinya, sang pangeran dengan
menggunakan suatu tampon kapas, sang pangeran mencuri semen dalam vagina
seekor kuda musuhnya yang baru saja dikawinkan dengan pejantan yang dikenal
dibekukan dalam salju atau hawa dimusim dingin tidak selamanya membunuh
spermatozoatozoa tetapi mempertahankannya dalam keadaaan tidak bergerak
sampai dikenai panas dan setelah itu tetap bergerak selama tujuh setengah jam.
Hasil penemuannya mengilhami peneliti lain untuk lebih mengadakan penelitian
yang mendalam terhadap sel-sel kelamin dan fisiologi pembuahan. Dengan jasa
yang ditanamkannya kemudian masyarakat memberikan gelar kehormatan kepada
dia sebagai Bapak Inseminasi.
Perkenalan pertama IB pada peternakan kuda di Eropa, dilakukan oleh
seorang dokter hewan Perancis, Repiquet (1890). Dia menasehatkan pemakaian
teknik tersebut sebagai suatu cara untuk mengatasi kemajiran. Hasil yang
diperoleh masih kurang memuaskan, masih banyak dilakukan penelitian untuk
mengatasinya, salah satu usaha mengatasi kegagalan itu, Prof. Hoffman dari
Stuttgart, Jerman, menganjurkan agar dilakukan IB setelah perkawinan alam.
Caranya vagina kuda yang telah dikawinkan dikuakkan dan dengan spuit diambil
semennya. Semen dicampur dengan susu sapi dan kembali diinsemiasikan pada
uterus hewan tersebut. Namun diakui cara ini kurang praktis untuk dilaksanakan.
Pada tahun 1902, Sand dan Stribold dari Denmark, berhasil memperoleh
empat konsepsi dari delapan kuda betina yang di IB. Mereka menganjurkan IB
sebagai suatu cara yang ekonomis dalam pengunaan dan penyebaran semen dari
kuda jantan yang berharga dan memajukan peternakan pada umumnya.
Penanganan IB secara serius dilakukan di Rusia, sebagai usaha untuk
memajukan peternakan. Peneliti dan pelopor terkemuka dalam bidang IB di Rusia
adalah Elia I. Ivannoff. Tahun 1899 ia diminta Direktur Peternakan Kuda
Kerjaaan Rusia, untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan pemakaian IB.
Dan dilah orang pertama yang berhasil melakukan IB pada sapi dan domba.
Hasil spektakuler dan sukses terbesar yang diperoleh adalah di AskaniyaNova (1912) yang berhasil menghasilkan 31 konsepesi yang 39 kuda yang di IB,
sedang dengan perkawinan alam hanya diperoleh 10 konsepsi dari 23 kuda yang
di IB. Tahun 1914, Geuseppe amantea Guru Besar fisiologi manusia di Roma,
banyak mengadakan penelitian tentang spermatozoatologi, dengan hewan
percobaan anjing, burung merpati dan ayam. Kemudian dia berhasil membuat
vagina buatan pertama untuk anjing. Berdasar penemuan ini banyak peneliti lain
membuat vagina buatan untuk sapi, kuda dan domba. Tahun 1926, Roemelle
membuat yang pertama kali membuat vagina buatan untuk sapi, dan orang
pertama yang membuat vagina buatan untuk domba dan kambing adalah Fred F.
Mckenzie (Amerika Serikat) pada tahun 1931. Pada tahun 1938 Prof. Enos J.
Perry mendirikan koperasi IB pertama di Amerika Serikat yang terletak di New
Jersey.
Kemajuan pesat dibidang IB, sangat dipercepat dengan adanya penemuan
teknologi pembekuan semen sapi yang disposori oleh C. Polge, A.U. Smith dan
A.S. Parkes dari Inggris pada tahun 1949. Mereka berhasil menyimpan semen
untuk waktu panjang dengan membekukan sampai -79 0C dengan mengunakan
CO2 pada (dry ice) sebagai pembeku dan gliserol sebagai pengawet. Pembekuan
ini disempurnakan lagi, dengan dipergunakannya nitrogen cair sebagai bahan
pembeku, yang menghasilkan daya simpan yang lebih lama dan lebih praktis,
dengan suhu penyimpanan -169 C.
2.3 Tujuan, Keuntungan dan Kerugian Inseminasi Buatan
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Proses Pengambilan Semen Beku
Proses pengambilan semen beku pejantan unggul, yaitu:
1. Persiapan sapi pejantan
2. Persiapan vagina buatan
3. Penampunagn semen sapi pejantan
4. Pemeriksaan mikroskopis
5. Pengenceran dengan gliserolisasi
6. Filling and sealing
7. Penurunan suhu
8. Pembekuan semen
9. Penyimpanan dan pendistribusian semen beku
3.1.2 Teknik Inseminasi Buatan
Teknik inseminasi buatan, yaitu:
1. Penyiapan sapi betina yang sedang estrus/birahi
2. Penyiapan inseminasi gun
3. Pengambilan straw dari kontainer
4. Perendaman straw di air hangat
5. Straw dimasukan ke inseminasi gun
6. Inseminasikan ke sapi betina
7. Pemeriksaan kehamilan
3.2 Pembahasan
Simmental
Mempunyai ciri-ciri muka putih dan
badan berwarna merah bata, brisket,
perut, kaki dan bulu ekor pada
umumnya berwarna putih, bentuk
tubuh yang kekar dan berotot.
Keunggulan
sapi
ini
adalah
pertumbuhan
cepat
dengan
pertambahan berat badan harian 0,91,2 kg, berat badan jantan (2tahun) 800-900 kg, berat jantan dewasa 10001200 kg, berat badan betina 700-800 kg, karkas tinggi dengan sedikit lemak,
dual porpose (daging dan susu), ada di daerah Indonesia, berkembang baik
hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Limossin
Mempunyai ciri-ciri warna coklat
muda, kuning agak kelabu (biege),
kisaran merah gelap dan hitam,
badan kompak dan padat, cocok
pada daerah dengan curah hujan
tinggi, cocok di daerah dengan
iklim sedang.
Keunggulannya adalah pertumbuhan cepat dengan pertambahan berat badan
harian 1-1,4 kg, umur 2 tahun 800-900 kg, dewasa 1000-1100 kg, kualitas
daging baik, dikenal dan disukai peternak.
Brangus
Mempunyai
Angus
Mempunyai ciri-ciri warna kulit
hitam, leher pendek, bentuk tubuh
kekar, kompak dan berotot.
Keunggulannya adalah tubuh
besar dan kompak, pertumbuhan
badan sangat cepat, berat badan
dewasa jantan dapat mencapai
lebih dari 1100 kg, adaptable terhadap pakan dan lingkungan tropis.
3.2.3.2 Sapi Perah
Frisian Holstein
Mempunyai ciri-ciri berat betina
682 kg dan jantan 1000 kg,
warna putih dan hitam (Frisian
Holstein) atau merah dengan
putih (Hungarian), berat lahir 43
kg dan persentase lemak susu
3,65%. Berasal dari provinsi
Belanda Utara dan provinsi Friesland Barat.
3.2.3.3 Kambing Pedaging
Boehr
Mempunyai ciri-ciri berbadan putih dan
coklat/merah dari kepala ke leher,
perfomans baik, mantap, kaki pendek,
tegap, berisi serta bagian paha belakang
tegap dan berotot. Kambing pejantan
mencapai berat badan 110-135 kg, kambing betina mencapai berat badan 93100 kg. Berasal dari Afrika Selatan.
3.2.3.4 Kambing Penghasil Susu
Peranakan Ettawah
Pejantan kambing PE berasal dari Kaligesing, Purwerejo, Jawa Tengah.
Sekarang telah diproduksi semen bekunya di
BIB Lembang. Untuk memenuhi kebutuhan
inseminasi buatan di daerah P. Jawa. Induk
kambing PE dapat menghasilkan susu
sekitar 2-3 liter/hari.
Saanen
Kambing
Saenen
Saenen, Swiss.
Baik
berasal
dari
kambing
jantan
bulunya
putih
atau
krem
kambingnya
3.2.3.5 Domba
Domba Garut
Merupakan plasma nutfah domba Indonesia yang berasal dari daerah Cibuluh,
Cikandang dan Cikeris di Kec. Cikajang serta
Kec. Wanaraja Kab. Garut jawa Barat.
Mempunyai ciri-ciri bagian muka dan badan
termasuk dominan hitam pada tubuh secara
keseluruhan, kombinasi dengan bentuk kuping
yang rumpung dengan ukuran dibawah 4 cm
atau ngadaun hiris. Bentuk ekor segitiga yang
lebar pada pangkal ekor dan mengecil kearah ujung.
Domba Texel
Domba Texel mempunyai ciri khas yang
mudah dibedakan dari domba jenis lain
yaitu: Mempunyai bulu wol yang keriting
halus berbentuk spiral berwarna putih yang
menyelimuti
bagian tubuhnya
kecuali
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat, yaitu:
1. Balai Inseminasi Buatan merupakan lembaga nasional yang memproduksi
semen beku ternak unggul untuk memenuhi kebutuhan inseminasi buatan
secara tepat jenis, tepat waktu dan tepat jumlah skala nasional.
2. Inseminasi Buatan adalah salah satu bentuk bioteknologi dalam bidang
reproduksi ternak yang dimana mengawinkan ternak betina tanpa perlu seekor
pejantan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Inseminasi Buatan. http://www.scribd.com/doc/13984305/in
seminasi -buatan. Diakses Tanggal 15 Juni 2011.
Anonim .
2008.
Inseminasi
Pada
Sapi.
http://www.anakciremai.
1
com/2008/07/makalah-biologi-tentang-inseminasi-pada.html.
Diakses