Anda di halaman 1dari 50

77

BAB V
PONDASI TIANG
A. Pendahuluan
Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain :
a) Meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah lunak, ke tanah
pendukung yang kuat.
b) Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai memberikan
dukungan yang cukup oleh gesekan dinding tiang dengan tanah sekitarnya.
c) Untuk mengangkur bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat
tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.
d) Untuk menahan gaya gaya horisontal dan gaya-gaya yang arahnya miring.
Macam macam bahan pondasi tiang tiang kayu, tiang pancang beton pracetak,
tiang beton cetak ditempat, dan tiang baja.
1. Tiang kayu
i) Murah dan mudah penggunaannya
ii) Permukaan tiang dapat dilindungi
iii) Untuk menghindari kerusakan pada ujung tiang dapat dipakai sepatu
iv) Beban maksimum oleh tiang dapat mencapai 25 ton
2. Tiang pancang beton pracetak
i) Bentuk prisma atau bulat, segitga, empat persegi.
ii) Ukuran diameter untuk yang tidak berlubang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan
iii) Panjang tiang dapat mencapai 3 4 meter
iv) Beban maximum 30 200 ton oleh tiang
Keuntungan pemakaian tiang pancang pracetak
i) Bahan dapat diperiksa sebelum pemancangan
ii) Prosedur pelaksana tidak dipengaruhi oleh kondisi air tanah dilapangan
iii) Dapat dipancang sampai kedalaman yang diinginkan.
iv) Dapat menambah kepadatan tanah granuler
Kerugian pemakaian tiang pancang pracetak
i) Kenaikan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat
menimbulkan masalah

78

ii) Tiang mungkin rusak pada waktu pemancangan


iii) Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar
iv) Menimbulkan gangguan suara, getaran dan deformasi tanah yang dapat
menimbulkan kerusakan bangunan di sekitarnya
v) Penulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada waktu pengangkatan
dan pemancangan tiang.
3. Tiang cetak di tempat
Tipe tiang cetak di tempat :
a.

Tiang cetak di tempat yang beselubung pipa

b.

Tiang cetak di tempat yang tidak berselubung pipa


Tiang yang berselubung pipa dilakukan dengan memancang pipa baja terlebih

dahulu ke dalam tanah, kemudian kedalam pipa baja dimasukkan adukan beton. Pada
akhirnya nanti, pipa besi tetap tinggal di dalam tanah. Salah satu jenis tiang ini yang
popular adalah tiang pancang Standard Raimond
Keuntungan pemakaian tiang Standard Raimond :
i) Penulangan tidak dipengaruhi oleh masalah pengangkatan atau tegangan yang
timbul akibat pemancangan
ii) Pipa baja dapat dipancang dengan ujung yang tertutup hingga tidak dipengaruhi
air tanah
iii) Gangguan suara dan getaran dapat direduksi dengan menggunakan cara tertentu
Tiang yang tak berselubung pipa dilakukan dengan memasang pipa baja terlebih
dahulu ke dalam tanah, kemudian ke dalam lubangnya dimasukkan adukan beton dan pipa
ditarik ke luar ketika atau sesudah pengecoran. Termasuk jenis tiang ini adalah Tiang
Franki
Keuntungan pemakaian tiang Franki :
i.

Panjang tiang dapat disesuaikan dengan kondisi tanah

ii. Pembesaran ujung tiang menambah daya dukung tiang


iii.

Penulangan tidak dipengaruhi oleh masalah pengangkatan atau tegangan yang


timbul akibat pemancangan

Kerugian pemakaian tiang Franki :


i) Kenaikan permukaan tanah akibat pemancangan dapat merugikan bangunan
disekitarnya dapat dihindari

79

ii) Mutu beton tidak dapat diketahui setelah selesai pelaksanaan.


iii) Tiang dapat dibuat dengan diameter yang besar.
4. Tiang Bor
Tiang bor dipasang dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian
diisi dengan tulangan dan dicor dengan beton.Tiang bor dipakai pada tanah yang stabil dan
kaku. Jika tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang
agar tidak longsor, dan kemudian pipa ditarik ke atas pada waktu pegecoran beton.
Keuntungan tiang bor
i) Tidak ada resiko kenaikan muka tanah
ii) Kedalaman tiang dapat divariasikan begitu pula diameternya.
iii) Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
iv) Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan dan
pemancangan.
Kerugian tiang bor
i) Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan tanah pasir atau tanah
yang berkerikil.
ii) Pengecoran beton sulit bila terdapat air tanah, mutu beton tidak dapat dikontrol
dengan baik.
iii) Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguana tanah,
sehingga mengurangi daya dukung tiang.
iv) Pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa pasir.
5. Tiang baja profil
Tiang baja profil termasuk tiang pancang, dengan bahan dari baja profil. Bentuk
baja profil dapat berupa profil H, empat persegi panjang, segi enam dan lain lain.
B. Macam-macam Pondasi Tiang
Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 3 macam,
i. Tiang dukung ujung ( End Bearing Pile )
ii. Tiang gesek ( Friction Pile )
iii. Kombinasi tiang dukung ujung dan tiang gesek.
1. Tiang dukung ujung

80

Tiang dukung ujung adalah tiang yang daya dukungnya ditentukan oleh tahanan
ujung. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang terletak
diatas tanah keras.
2. Tiang gesek
Tiang gesek adalah tiang yang daya dukungnya ditentukan oleh perlawanan
gesekan antara dinding tiang dan tanah disekitarnya. Umumnya tiang gesek berada dalam
zone tanah yang lunak yang bertambah keras seiring dengan kedalamannya.
Tiang

Tiang

Tanah lunak
yang bertambah keras
dengan kedalamannya

Tanah
lunak

Tanah keras
a. Tiang dukung ujung
b. Tiang gesek
Gambar V.1 Tiang dukung ujung dan tiang gesek
3. Tiang kombinasi dukung ujung dan gesek
Tiang kombinasi mempunyai daya dukung yang disumbangkan oleh tahanan ujung
dan tahanan gesek sepanjang selimut tiang.
C. Perhitungan Daya Dukung Tiang
Perhitungan daya dukung tiang dapat dilakukan dengan cara :
a. Pendekatan statis : daya dukung tiang dihitung dengan cara mempelajari sifat sifat
teknis tanah. ( Uji Laboratorium : uji kuat geser dan karakteristik tanah. Uji
Lapangan : Uji SPT, Uji Sondir )
b. Pendekatan dinamis : daya dukung tiang dianalisa dari data pemancangan tiang (data
kalendering).
c. Pendekatan statis yang dicek dengan pengujian pembebanan tiang.

81

D. Daya Dukung Ultimit Cara Statis.


Skema bidang runtuh tiang yang mengalami pembebanan desak dan yang menahan
beban dengan mengerahkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya diperlihatkan
dalam Gambar V.2

Pu

Pu

Qu=Qb+Qs-Wp

Bidang runtuh
geser

SF=Qu/Pu
Wp
Qs
Bidang runtuh tanah
di dasar tiang

Qb
a)

b)
Gambar V.2 a. Daya dukung pondasi tiang
b. Bidang runtuh pondasi tiang

Qu Qb Qs W p

Dengan
Qu = daya dukung ultimit netto tiang tunggal
Qb = tahanan ujung bawah ulitmit
Qs = tahanan gesek ultimit antara dinding tiang dan tanah disekitarnya.
Wp = berat sendiri tiang.
1. Tahanan ujung ultimit ( Qb )
Tahanan ujung tiang secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan daya dukung ultimit pondasi dangkal dari Terzaghi, sebagai berikut :
Qb Ab .qu

82

Qb Ab . c.N c p b .N q 0.5. .d .N

Dengan :
Qb = tahanan ujung ultimit
qu = daya dukung ultimit untuk satu satuan luas
Ab = luas penampang ujung tiang
c = Kohesi tanah di bawah ujung tiang
pb = Tekanan tanah vertikal di ujung bawah tiang
= Berat volume tanah
d = Diameter tiang
Nc, Nq, N = Faktor daya dukung yang tergantung dari bentuk tiang dan kompresibilitas
tanah.
2. Tahanan gesek dinding tiang (Qs)
Tahanan geser yang terjadi antara dinding tiang dan tanah dapat dianalisa dari teori
Coulomb, yaitu :
n c d n tg d

Dengan :
n = Tahanan geser dinding tiang.
cd = Adhesi antara dinding tiang dan tanah
n = Tegangan normal yang bekerja pada dinding tiang
d = Sudut gesek antara dinding tiang dan tanah
Tegangan normal yang bekerja pada dinding tiang adalah tegangan tanah yang
bekerja tegak lurus terhadap arah gerakan tiang. Dalam hal ini n merupakan tegangan yang
arahnya horizontal, atau dapat dinyatakan:
n = h = Kd . v = Kd . po = Kd . . z
Dengan
h = tekanan tanah horizontal
v = tekanan tanah vertical
Kd = koefisien tekanan tanah lateral yang bekerja pada tiang
= berat volume tanah
z = kedalaman tiang yang ditinjau
Tahanan gesek dinding tiang merupakan jumlah tahanan geser dinding tiang seluas
selimut tiang.
Qs As . d

83

Qs As .(c d n tg d )
Qs As .(c d K d . p o .tg d )

Persamaan umum daya dukung ultimit tiang tunggal dapat dinyatakan dengan:
Qu Qb Qs W p

Qu Ab c.N c pb .N q 0,5. .d .N As cd K d . po .tg d W p

E. Daya Dukung Tiang dalam Tanah Non Kohesif


1. Tahanan ujung ultimit
Pada tanah non kohesif (pasir, kerikil dan kerakal) nilai kohesi tanah (c ) adalah
sama dengan nol (c = 0), sehingga harga c Nc adalah 0. Pada pondasi tiang karena
diameter tiang relatif sangat kecil dibandingkan dengan panjang tiang, maka nilai
0,5..d.N dapat diabaikan.
Qb Ab . pb '.N q

Dengan
Qb = tahanan ujung ultimit
Ab = luas penampang ujung tiang
pb = tekanan vertikal efektif tanah pada dasar pondasi tiang.
Nq = faktor daya dukung
Faktor daya dukung Nq tergantung pada rasio kedalaman penetrasi tiang terhadap
diameter dan pada sudut gesek dalam tanah ( ). Sudut gesek dalam tanah umumnya
diambil dari nilai N hasil uji SPT. Hubungan antara Nq dan sudut gesek dalam tanah
seperti Gambar V.3.

84

Gambar V.3 Hubungan faktor daya dukung Nq dan (Berezantsev,1961)


Besarnya tekanan vertikal efektif tanah ( pb) pada dasar tiang, bila panjang tiang
lebih besar daripada kedalaman kritis zc, maka pb diambil sama dengan tekanan vertikal
efektif pada kedalaman zc.
2. Tahanan gesek dinding ultimit
Tahanan gesek dinding ultimit pada tanah non kohesif ( granuler ) disarankan
dihitung pada kondisi tegangan efektif.

Qs As c d ' K d p o tg d '

Karena pada tanah granuler kohesi tanah (c) nol, maka cd=0, sehingga:
Qs As K d p o tg d '

Tabel V.1 Perkiraan nilai-nilai Kd menurut bahan tiang pada tanah granuler Brom (1965)
Bahan Tiang
Pasir tak padat
Pasir padat
Baja
0,50
1,00
Beton
1,00
2,00
Kayu
1,50
4,00
Tabel V.2 Nilai d menurut Aas (1966)
Bahan Tiang
d'
Baja
20
Beton
0,75
Kayu
0,66
adalah sudut gesek dalam tanah efektif.
Tekanan tanah vertikal rata rata disepanjang tiang p o , besarnya sama dengan
tekanan overburden efektif untuk z zc, dan sama dengan tekanan vertikal kritis untuk z

85

zc. z adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah, dan z c merupakan
kedalaman kritis yang besarnya antara 10d 20d (Brom, 1965)
Bila digunakan data hasil pengujian kerucut statis (sondir ) maka hubungan qc,
dan kerapatan relatif tanah pasir, disajikan dalam Tabel V.3
Tabel V.3 Hubungan tahanan kerucut statis (qc), dan kerapatan relative pasir

qc ( kg/cm2 )
0 50
50 100
> 100

28 300
30 360
> 360

Kerapatan relative
Longgar
Sedang
Padat

Hitungan daya dukung tiang pada tanah pasir seperti yang disarankan oleh Vesic
dan Mc Clelland ( 1969 ) membatasi daya dukung tiang pada tanah pasir berkepadatan
sedang dengan = 300 , dilakukan dengan mengambil tahanan gesek dinding satuan
maksimum 107 kN/m2 , dan tahanan ujung satuan maksimum 10,7 MN/m2 (10.700
kN/m2 ).
Persamaan umum daya dukung ultimit tiang tunggal pada tanah non kohesif dapat
dinyatakan dengan:
Qu Ab pb N q As K d po tgd W p

Daya dukung ultimit tiang tunggal pada tanah non kohesif yang berdiameter tidak
seragam (meruncing) dapat dinyatakan dengan
Qu Ab pb N q F As K d po tgd W p

F adalah factor koreksi keseragaman bentuk tiang (Gambar V.4). Bila tiang berdiameter
seragam nilai F = 1.
Contoh soal V.1
Tiang baja bulat panjang 22 m dengan diameter 0,4 m dipancang kedalam tanah dengan
data lapisan tanah sebagai berikut :
Kedalaman
(m)
02
2 10
10 21
> 21

N SPT
10
16
10
16

b
(kN/m3)
18
-

sat
(kN/m3)
18,8
18,3
18,8

Nilai nilai N tersebut sudah merupakan nilai yang sudah dikoreksi terhadap pengaruh
tekanan overburden dan pengaruh air tanah. Muka air tanah terletak pada kedalaman 2m
dari permukaan tanah. Berat tiang permeter panjang 3,7 kN / m.

86

Hitung daya dukung ultimit tiang dengan cara yang disarankan Brom.
Penyelesaian :

0,00

Diagram tek. Tanah


vertikal efektif

Tiang baja d=0,4m

Pasir lap. 1

b18 kN/m3

Pasir lap. 2

6
sat18,8 kN/m3

-2,00

36 kN/m3
Zc=8m

90 kN/m3.
-10,00

Pasir lap. 3

sat18,3 kN/m3

-21,00

Pasir lap. 4

16
sat18,8 kN/m3

90 kN/m3

Gambar C 5.1
Dari nilai N dapat diperoleh dan dapat dihitung d,Kd.
Kadalaman N-SPT
'
Kepadatan
(m)
02
10
30
Tidak padat
2 10
16
32
Sedang
10 21
10
30
Tidak padat
> 21
16
32
Sedang
Kedalaman kritis diambil zc= 20d = 20x 0,4 = 8 m

Kd

Kd tgd

0,5
0,7
0,5
0,7

20
20
20
20

0,18
0,25
0,18
0,25

Perhitungan tekanan tanah vertical didasarkan pada berat volume efektif ', dengan
' = sat - w, dan w = 9,8 kN/m3
Kedalaman
b
sat
3
(m)
(kN/m )
(kN/m3)
02
18
2 10
18,8
10 21
18,3
> 21
18,8
Pada kedalaman z= 0 m, besar po = 1' x z = 0

'
(kN/m3)
18
9
8,5
9

Pada kedalaman z= 2 m, besar po = 1' x z = 18x2= 36 kN/m2


Pada kedalaman z = zc = 8 m, besar po = 1' x 2 + 2' x 6 = 18x2+ (18,8-10)x6=90 kN/m2
Pada kedalaman z = 10 m, besar po = 90 kN/m2

87

Pada kedalaman z = 22 m, besar pb = 90 kN/m2


a). Tahanan gesek tiang
Qs As K d p o tg d '

Kedalaman
(m)
02
28
8 10
10 21
21 22

As
(m2)
1,26 x 2
1,26 x 6
1,26 x 2
1,26 x 11
1,26 x 1

Kd tgd

As p o K d tg d '

po
2

(kN)
0,18
22,52
0,25
119,07
0,25
56,70
0,18
224,53
0,25
28,35
451,17
Qs As K d p o tg d '
Kontrol terhadap batasan tahanan gesek satuan maksimum( qs 107 kN/m2)
Kd tgd x

po

(kN/m )
0,5 x (0 + 36)
0,5 x (36 + 90)
90
90
90

= 0,25 x 90 = 22,5 kN/m2 107 kN/m2 (O.K!)

b). Tahanan ujung ultimit


Pada pasir dibawah ujung tiang ' = 32 , dan L/d = 22/0,4 = 55 ; maka dari grafik
diperoleh Nq = 22. Tekanan tanah vertical pada ujung tiang pb = 90 kN/m2
Qb Ab . pb '.N q

Qb = 0,13 x 90 x 22 = 257,40 kN
Kontrol tahanan ujung satuan maksimum (qb 10.700 kN/m2)
qb = pb x Nq = 90 x 22 = 1980 kN/m2 10.700 kN/m2 (O.K !)
c). Daya dukung ultimit netto
Qu Qb Qs W p

Wp = 22 x 3,7 = 81,4 kN
Qu = 451,17 +257,40 81,4 = 627,17 kN
Contoh soal V.2
Tiang pancang beton bujursangkar dengan lebar sisinya 0,45 m dan panjang 7 m,
dipancang dalam tanah pasir homogen. Muka air tanah terletak pada muka tanah. Berat
volume efektif ' = 11,8 kN/m3 .
a.

Jika tiang dibebani beban


tarik ke atas 190 kN, hitung
factor amannya.

b.

Jika tiang dibebani desak


250

kN,

amannya

hitung

factor

88

Penyelesaian:
Dari nilai N dapat diperoleh dan dapat dihitung d,Kd, dan
Kadalaman
(m)
0~

N-SPT

'

Kepadatan

Kd

15

31

Sedang

1,17

d
(0,75 x ')
23,25

Kd tgd
0,50

Kedalaman kritis diambil zc= 20d = 20x 0,45 = 9 m


Tekanan tanah vertical pada kedalaman h= 7 m, adalah pb = 7 x 11,8 = 82,6 kN/m2
Qt

Qds

Tiang beton d=0,4m

0,00

Pasir
5
'11,8 kN/m3
Z=7m

Wp

Wp

Qs

Qs
-7.00

82,6 kN/m3

Qb
Gambar C.5.2
a). Jika tiang dibebani beban tarik 190 kN
Tahanan gesek ultimit tiang
Qs As p o K d tg d ' = 4 x 0,45 x 7 x 0,5 ( 0+82,6) x 0,50 = 260,19 kN

Kontrol terhadap batasan tahanan gesek satuan maksimum( qs 107 kN/m2)


Kd tgd x

po

= 0,5 x 82,8 = 41,4 kN/m2 107 kN/m2 (O.K!)

Berat tiang Wp = 0,45 x 0,45 x 7 x 24 = 34,02 kN


Factor aman terhadap beban tarik ke atas:
SF = ( 260,19 + 34,02)/ 190 = 1,55
b). Jika tiang dibebani beban desak 250 kN
Tahanan gesek ultimit tiang

89

Qs As p o K d tg d ' = 260,19 kN

Berat tiang Wp = 34,02 kN


Tahanan ujung tiang
Untuk ' = 31 dan L/d = 7/0,45= 15,56, maka dari grafik diperoleh Nq = 25
Qb Ab . pb '.N q

Qb = 0,45 x 0,45 x 82,6 x 25 = 418,16 kN


Kontrol tahanan ujung satuan maksimum (qb 10.700 kN/m2)
qb = pb x Nq = 82,6 x 25 = 2065 kN/m2 10.700 kN/m2 (O.K !)
Qu Qb Qs W p

Qu = 418,16 + 260,19 34,02 = 644,33 kN


Faktor aman terhadap beban desak:
SF = 644,33 / 250 = 2,57
PR.
Rencanakan panjang pondasi beton yang aman untuk mendukung beban kolom 900 kN,
dengan factor aman 2, bila diameter tiang d=0.4 m.
Data tanah pasir hasil uji SPT sebagai berikut:
Kedalaman

N-

tanah (m)

SPT

0 -2
8
2-6
15
6-10
12
>10
10
Penyelesaian:

Kepadatan

Kd

pasir
0

28
320
310
300

Tidak padat
Sedang
Sedang
Sedang

1,0
1,33
1,15
1,0

d=

Kdxtgd

(kN/m3)

21
240
23,250
22,50

0,38
0,45
0,43
0,41

18
19,5
19
19

0,75
0

As= 3,14 x 0,4 x L


Misal dipakai zc = 15 d = 15x0,4 = 6 m
Untuk z=0, maka po = 18x0 = 0
Untuk z=2 m, maka p2 = 18x2 = 36 kN/m2
Untuk z=6 m, maka p6 = 18x2+4x19,5 = 114 kN/m2
Untuk zc=6 m, maka pc = 114 kN/m2
Untuk z > zc , maka p= pc = 114 kN/m2
Tahanan gesek tiang:
Untuk kedalaman 0-2 m, AsxpoxKdxtgd = 3,14x0,4x2x1/2(0+36)x0,38=17,18 kN
Untuk kedalaman 2-6 m, AsxpoxKdxtgd = 3,14x0,4x4x1/2(36+114)x0,59=222,31 kN
Untuk kedalaman 6-10 m, AsxpoxKdxtgd = 3,14x0,4x4x114x0,49=280,64 kN

90

Untuk kedalaman >10 m, AsxpoxKdxtgd = 3,14x0,4xLx114x0,41= 58,705 L


Tahanan gesek total = 17,18+222,31+280,64+58,705 L =520,13 + 58,705 L
Kontrol tahanan gesek satuan,qs = Qs/As = poxKdxtgd =114x0,49= 55,86 kN/m2 (<107
kN/m2), Ok.
Tahanan ujung tiang
Qb Ab . pb '.N q

Untuk L > 10 m, dan L/d = 10/0,4 = 25 didapat Nq= 15


Qb= 0,25x3,14x0,42x114x15=214,776 kN
Kontrol tahanan ujung satuan, qb=Qb/Ab=114x15=1710 kN/m2 (<10700 kN/m2), Ok.
Qu = Qb+Qs-Wp=214,776+520,13 + 58,705 L-0,25x3,14x0,42L=734,906+55,69L
SF=Qu/Qn
2=(734,906+55,69L)/900
Didapat L> 20 m
F. Daya Dukung Tiang Dalam Tanah Kohesif
1. Daya dukung tiang pancang dalam tanah kohesif
Daya dukung ultimit tiang yang dipancang dalam tanah kohesif adalah jumlah
tahanan gesek dinding dan tanah ujung tiang .
a. Tahanan ujung ultimit
Bila tiang terletak pada tanah lempung, daya dukung tiang dihitung pada kondisi
pembebanan tanpa drainase ( undrained ), kecuali lempung terkonsolidasi berlebihan. Jika
lempung dalam kondisi jenuh, maka nilai u adalah nol. Dengan u sama dengan nol, maka
nilai factor daya dukung Nq = 1, dan N= 0. Sehingga persamaan tahanan ujung ultimit
tiang menjadi :
Qb Ab . cb .N c pb

Dengan
Qb = Tahanan ujung ultimit tiang
Ab = Luas penampang ujung bawah
cb = Kohesi pada kondisi undrained
Nc = Faktor daya dukung (diambil bilangan Skempton (1959 ) = 9)
pb = Tekanan overburden pada ujung bawah tiang

91

b. Tahanan gesek dinding ultimit


Pada kondisi pembebanan tanpa drainase ( undrained ), sudut gesek dalam tanah u
adalah nol, maka sudut gesek antara dinding tiang dan tanah di sekitarnya d juga sama
dengan nol. Tahanan gesek tiang dinyatakan :
Qs As .c d

Dengan
Qs = Tahanan gesek dinding ultimit
cd = Adhesi antara dinding tiang dan tanah di sekitarnya
As = Luas selimut tiang
Adhesi antara dinding tiang dan tanah di sekitarnya dapat dinyatakan:
c d a d . cu

Dengan ad adalah faktor adhesi ( Gambar V.4) dan cu adalah kohesi tanah pada kondisi
tanpa drainase. Sehingga persamaan tahanan gesek ultimit tiang dapat dinyatakan:
Qs a d .cu . As

Persamaan daya dukung ultimit tiang tunggal pada tanah kohesif dapat dinyatakan
dengan:
Qu Ab cb .N c pb ad .cu . As W p

Pada proses pemancangan tiang pada tanah kohesif, berat tanah yang dipindahkan
adalah Ab.pb. Berat tanah tersebut dapat dianggap sama dengan berat sendiri tiang pancang.
Sehingga persamaan daya dukung ultimit tiang tunggal pada tanah kohesif dapat
dinyatakan dengan:
Qu Ab .cb .N c ad .cu . As

Daya dukung ultimit tiang tunggal pada tanah kohesif yang berdiameter tidak
seragam (meruncing) dapat dinyatakan dengan
Qu Ab .cb .N c F ad .cu . As

F adalah factor koreksi keseragaman bentuk tiang, Bila tiang berdiameter seragam
nilai F = 1.Untuk pondasi tiang yang berdiameter tidak seragam di sepanjang tiangnya
(meruncing ) F = 1,2.

92

Gambar V.5. Gambar hubungan antara cu dengan d


Contoh V.3
Pondasi tiang beton berdiameter 0,45 m panjang 10 m, dipancang pada lapisan tanah
lempung jenuh seperti gambar. Bila tiang dibebani 150 kN, hitung factor aman tiang
tersebut.
Qds=150kN
0,00
Lempung
cu=30 kN/m2
sat=20 kN/m3
-5.00

Wp

Qs
Lempung
cu=40 kN/m2
sat=21 kN/m3

-10.0

Qb
Gambar C.5.3
Penyelesaian
Tahanan ujung ultumit tiang

93

Qb Ab .c b .N c

cb = 40 kN/m2
Nc = 9
Ab = 0,25 x x d2 = 0,25 x x 0,452 = 0,16 m2
Qb = 0,16 x 40 x 9 = 57,6 kN
Kontrol tahanan ujung satuan ( qb 10.700 kN/m2)
qb = Qb/Ab = cb x Nc = 360 kN/m2 10.700 kN/m2
Tahanan gesek ultumit tiang
Keliling tiang = x d = x 0,45 = 1,41 m
Dari Gambar V.3, dari kurva Tomlinson untuk:
cu1 = 30 kN/m2 diperoleh ad = 0,90
cu2 = 40 kN/m2 diperoleh ad = 0,78
Qs

a d .cu . As

Kedalaman 0 5 m; Qs1 = 0,90 x 30 x 1,41 x 5 = 190,35 kN


Kedalaman 5 10 m; Qs2 = 0,78 x 40 x 1,41 x 5 = 219,96 kN
Qs = Qs1 + Qs2 = 410,31 kN
Kontrol tahanan gesek satuan ( qs 107 kN/m2)
qs = 0,78 x 40 = 31,2 107 kN/m2 107 kN/m2
Daya dukung ultimit neto:
Qu Ab .cb .N c ad .cu . As = 57,6 + 410,31 = 467,91 kN

Faktor aman yang terjadi:


SF = Qu / Qds = 467,91 kN / 150 kN =3,1
2. Daya dukung tiang bor dalam tanah kohesif
Daya dukung ultimit tiang yang dibor dalam tanah kohesif adalah jumlah tahanan
gesek dinding dan tanah ujung tiang.
a. Tahanan ujung ultimit
Proses pengeboran tanah pada tanah kohesif akan menambah kadar air tanah, dan
menurunkan kuat geser tanah kohesif. Tahanan ujung tiang bor pada tanah kohesif
dinyatakan dengan:
Qb . Ab .c b .N c

Dengan

94

Qb = Tahanan ujung ultimit tiang


= factor reduksi tahanan ujung, = 0,8 bila d< 1 m, dan = 0,75 bila d> 1 m
Ab = Luas penampang ujung bawah tiang.
cb = Kohesi tanah di bawah ujung tiang pada kondisi undrained
Nc = Faktor daya dukung (diambil bilangan Skempton (1959 ) = 9)
b. Tahanan gesek dinding ultimit
Besarnya factor adhesi antara tiang dan tanah disekitarnya pada tiang bor dipakai
0,45. Sehingga tahanan gesek ultimit tiang bor dapat dinyatakan:
Q s 0,45.cu . As

Dengan
Qs = Tahanan gesek dinding ultimit
cu = kohesi tanah pada kondisi tanpa drainase tanah di sekitar tiang.
As = Luas selimut tiang
Persamaan daya dukung ultimit tiang bor pada tanah kohesif dapat dinyatakan
dengan:
Qu . Ab .cb .N c 0,45.cu . As

Contoh V.4
Pondasi tiang bor beton berdiameter 0,7 m panjang 10 m, pada lapisan tanah lempung
jenuh seperti gambar. Bila tiang dibebani 150 kN, hitung faktor aman tiang tersebut.
Qds=150kN
0,00
Lempung
cu=30 kN/m2
sat=20 kN/m3
-5.00

Wp

Qs
Lempung
cu=40 kN/m2
sat=21 kN/m3

-10.0

Qb
Gambar C.5.4
Penyelesaian

95

Tahanan ujung ultumit tiang


Qb Ab .cb .N c

Untuk d = 0,7 m < 1 m, maka = 0,8


cb = 40 kN/m2
Nc = 9
Ab = 0,25 x x d2 = 0,25 x x 0,72 = 0,1225 m2
Qb = 0,8 x 0,1225 x 40 x 9 = 35,28 kN
Kontrol tahanan ujung satuan ( qb 10.700 kN/m2)
qb = Qb/Ab = x cb x Nc = 288 kN/m2 10.700 kN/m2
Tahanan gesek ultumit tiang
Keliling tiang = x d = x 0,70 = 2,199 m
Qs

0,45.c

. As

Kedalaman 0 5 m; Qs1 = 0,45 x 30 x 2,199 x 5 = 148,43 kN


Kedalaman 5 10 m; Qs2 = 0,45 x 40 x 2,199 x 5 = 197,91 kN
Qs = Qs1 + Qs2 = 346,34 kN
Kontrol tahanan gesek satuan ( qs 107 kN/m2)
qs = 0,45 x 40 = 18 107 kN/m2
Daya dukung ultimit neto:
Qu . Ab .cb .N c 0,45.cu . As

= 35,28 + 346,34 = 381,62 kN

Faktor aman yang terjadi:


SF = Qu / Qds = 381,62 kN / 150 kN = 2,54
PR.
Rencanakan panjang pondasi tiang tanah lempung yang aman untuk mendukung beban
kolom 900 kN, dengan factor aman 2, bila diameter tiang d=0.4 m.
a. Bila pondasi tiang dipasang dengan cara dipancang
b. Bila pondasi tiang dipasang dengan cara di bor
Data tanah
Kedalaman tanah (m)
0 -2
2-6
6-10
>10

cu (kN/m2)
20
30
40
50

Berat volume tanah () saturated (kN/m3)


18
19
19
20

96

G. Daya Dukung Tiang dalam Tanah Campuran Pasir dan Lempung


Jika tiang berada dalam tanah lempung berpasir dengan nilai kohesi yang besar dan
sangat kecil, maka dalam menghitung daya dukung tiang komponen gesekan sebaiknya
diabaikan.
Jika dijumpai tanah pasir berlempung dengan sudut gesek dalam tanah () yang
besar dan kohesi yang sangat kecil, maka dalam hitungan daya dukung tiang sebaiknya
komponen kohesi c diabaikan.
Jika tanah mempunyai kedua komponen yaitu kohesi dan gesekan yang cukup
berarti , maka dalam hitungan daya dukung ulitimit tiang dipakai pers :

Qu Ab c.N c pb .N q 0,5. .d .N As cd K d . po .tgd W p

Contoh soal V.5


Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang tiang 8 m, dipancang dalam
tanah pasir berlempung seperti gambar. Bila tiang dibebani 300 kN dan muka air tanah
sangat dalam, hitung factor aman tiang tersebut.
Qds=300kN
0,00

Pasir berlempung
c=30 kN/m2, Z=8m
b=20 kN/m3

Wp

Qs
-8.0

Qb

160 kN/m2

Penyelesian.
Tahanan ujung tiang , adalah jumlah dari tahanan ujung yang disumbangkan oleh lempung
dan tahanan ujung yang disumbangkan oleh pasir.

97

Pada pasir dibawah ujung tiang ' = 28 , dan L/d = 8/0,4 = 20 ; maka dari grafik diperoleh
Nq = 20. Untuk zc/d = 15, zc= 15 x 0,4 = 6 m
Tekanan tanah vertical pada ujung tiang pb = 6x20=120 kN/m2
Qb Ab . pb '.N q

Qb = 0,16 x 120 x 20 = 384 kN


Tahanan ujung yang disumbangkan oleh lempung
Qb Ab .c b .N c

cb = 30 kN/m2
Nc = 9
Ab = 0,4 x 0,4 = 0,16 m2
Qb = 0,16 x 30 x 9 = 43,2 kN
Tahanan ujung total, Qb = 384 +43,2 = 427,2 kN
Kontrol tahanan ujung satuan maksimum (qb 10.700 kN/m2)
qb = Qb/ Ab = 427,2/ 0,16 = 2670 kN/m2 10.700 kN/m2 (O.K !)
Tahanan gesek Tiang
Tahanan gesek ultimit tiang dari pasir
Untuk kedalaman 0-6m,
Qs As p o K d tg d ' = 4 x 0,4 x 6 x 0,5 (0+120) x1x tg (0,75x28) = 221,1 kN

Untuk kedalaman 6-8m


Qs As p o K d tg d ' = 4 x 0,4 x 2 x 120 x1xtg(0,75x28)= 147,4 kN

Tahanan gesek yang disumbangkan pasir adalah:


Qs = 221,1 + 147,4 = 368,5 kN
Tahanan gesek oleh lempung:
Qs

a d .cu . As

Qs = 0,9x30 x 4x0,4x8 = 345,6 kN


Kontrol tahanan gesek satuan;
qs = 120x1xtg(0,75x28)+0,9X30 = 73,06 kN/m2 < 107 kN/m2 (0k)
Tahanan gesek total, Qs= 368,5 kN +345,6 kN =714,1 kN
Maka
Qu= Qb + Qs Wp
Qu = 427,2 kN +714,1 kN (0,4x0,4x8x 24) kN= 1110,58 kN
Faktor aman yang terjadi SF= Qu/Qn = 1110,58/300 = 3,7.

98

H. Daya Dukung Tiang Dari Pengujian Kerucut Statis (Sondir)


a. Daya dukung tiang metode Vander Veen untuk tanah Non-Kohesif.
1. Tahanan ujung Ultimit
Vesic (1967) menyarankan tahanan ujung tiang persatuan luas (fb) kurang lebih
sama dengan tahanan kerucut sondir (qc), atau
fb = qc
Tahanan ujung ultimit tiang (Qb)
Qb = Abx qc
Meyerhof (1976) menyarankan penggunaan persamaan tersebut dengan qc adalah
qc rata-rata dihitung dari 8d di atas dasar tiang sampai 3d di bawah dasar tiang.
Tomlinson (1977) menyarankan penggunaan faktor 0,5 untuk hitungan tahanan
ujung, bila belum ada data hubungan antara tahanan konus dan tahanan tanah yang
meyakinkan. Sehingga :
Qb = 0,5 Abx qc
Vander Veen (1957) menyarankan perhitungan tahanan ujung ultimit tiang dengan
qp adalah qc rata-rata dihitung dari 3d diatas dasar tiang sampai 1d dibawah dasar tiang.
qb = qp
Tahanan ujung tiang dinyatakan :
Qb = Abx qb
2. Tahanan gesek tiang ultimit
Vander Veen menyarankan menggunakan persamaan Meyerhof (1976) nilai
tahanan gesek tiang
fs = qc/200 (kg/cm2)
Untuk tiang yang berpenampang H, rumusan empiris nilai tahanan gesek tiang
fs = qc/400 (kg/cm2)
Dengan qc adalah rata-rata tahanan ujung sondir sepanjang dinding tiang.
Meyerhof membatasi fs tidak lebih dari 1,08 kg/cm2.
Tahanan gesek tiang dinyatakan :
Qs = Asx fs
Daya dukung tiang ultimit tiang dinyatakan:
Qu = Qb + Qs = Abx qc + Asx fs
Qa = (Qb + Qs)/2,5

99

Qa = (Qb /1,5+ Qs/3,0)

Gambar V.6. Ketentuan besar nilai qc dari sondir


a). Metode Vander Veen
b) dan c) Metode Schmertmann
b. Daya Dukung Tiang dengan metoda Schmertmann
1. Tahanan ujung tiang

100

Schmertmann (1978) memberikan prosedur untuk menghitung tahanan ujung


tiang pada berbagai jenis tanah. Tahanan ujung tiang dihitung dari tahanan konus sondir
untuk kedalaman 0,7d sampai 4d dibawah ujung tiang dan 8d diatas ujung tiang.
qb

(q c1 q c 2 ) / 2 q c 3
2

Dengan
qc1 adalah rata-rata tahanan konus dibawah ujung tiang antara 0,7d sampai 4d ,

d=

diameter tiang
qc2 adalah tahanan konus minimum dibawah ujung tiang antara 0,7d sampai 4d.
qc3 adalah rata-rata tahanan konus minimum dibawah ujung tiang sampai 8d diatas ujung
tiang.
Tahanan ujung tiang dinyatakan:
Qb = Abx qb
Tahanan ujung ijin, Qa adalah:
Qa = (Abx qb)/SF
Metode perhitungan rata-rata tahanan konus sondir qb
i. Bila data tahanan konus sondir dibawah ujung tiang sampai kedalaman 4d kadang lebih
besar dan kadang lebih rendah dari tahanan konus pada ujung tiang, maka :
qc1

d 3 ( q o qb ) / 2 d 2 ( qb q c ) / 2 d1 (q d qc ) / 2
4d

Dengan qo, qb, dan seterusnya adalah nilai konus pada titik o, b, dan seterusnya.
qc2 = qc = nilai konus minimum dibawah ujung sondir sampai kedalaman 4d.
qc3

d 4 q e d 5 (q e q f ) / 2 d 6 q f d 7 (q g q h ) / 2 d 8 q h
8d

Dengan qa=qe, qf=qg, dan qh=qk


ii. Bila data tahanan konus sondir dibawah ujung tiang sampai kedalaman 4d lebih besar
dari tahanan konus pada ujung tiang, maka :
qc1

qo qb
2

qc2 = qo = minimum tahanan konus di bawah ujung tiang.


qc3 = rata-rata nilai konus diatas ujung tiang.
2. Tahanan gesek tiang pada tanah Non-Kohesif

101

Schmertmann (1978) memberikan persamaan untuk menghitung tahanan gesek tiang pada
tanah non-kohesif :

zL
z

Qf K
f c As f c As
z 8 d
z 0 8d

z 8 d

Dengan K = fs/fc = faktor koreksi untuk fc


fs = tahanan gesek satuan tiang
fc = tahanan gesek yang terukur dalam sondir
z= kedalaman fc terukur dari permukaan tanah
d = diameter tiang
As = luas selimut tiang
L = panjang tiang
Ketika fc tidak signifikan dengan kedalaman tiang, maka Qf dapat dihitung :

f A

Q f K 1 f c As
2

0 8 d

s 8d L

Dengan fc = nilai tahanan gesek rata-rata yang terukur dari alat sondir.
K = factor koreksi tiang
3. Tahanan gesek tiang pada tanah Kohesif
Schmertmann (1978) memberikan persamaan untuk menghitung tahanan gesek tiang pada
tanah lempung :
Q f f c As

Dengan

= rasio dari tahanan gesek tiang


fc = rata-rata gaya gesek
As = Luas dinding tiang

102

Gambar V.7 Kurva Penetrometer


a) Faktor koreksi K pada pasir
b) Rasio gesekan penetrometer dengan beberapa jenis tiang

103

Contoh soal V.6:


Tiang beton diameter 40 cm dipancang pada tanah pasir homogen untuk mendukung beban
650 kN. Hasil pengujian sondir menunjukkan rata-rata qc = 40 kg/cm2 sepanjang dinding
tiang. Tahanan konus sondir pada ujung tiang 120 kg/cm 2. Hitung panjang tiang yang
dibutuhkan, bila dipakai Fs=2,5
Qds= 650kN
0,00
Pasir
qc=40 kg/cm2

Qs
Wp

Pasir
qc=120 kg/cm2

Qb
Penyelesaian :
qb= qc (sondir) = 120 kg/cm2 = 120x100 = 12000 kN/m2
qb satuan maksimum = 11000 kN/m2 , sehingga dipakai qb = 11000 kN/m2
Qb = Abqb = 0,25x3,14x0,42x11000 = 1382 kN/m2
Asumsikan panjang tiang = L m
qc = 40 kg/cm2
fs = qc/200 = 40/200 =0.2 kg/cm2 = 0.2x100 =20 kN/m2
Qf = fsAs =20x3,14x0,4xL=25,12 L kN
Qa=650 kN, dengan Fs=2,5, maka Qu = 650x2,5 = 1625 kN
1625 = Qb + Qf = (1382+25,12L) kN
Atau L= (1625-1382)/25,12 = 9,67 m atau L= 10 m.
Contoh soal V.7:

104

Hitung daya dukung tiang beton bujursangkar dengan sisi 40 cm panjang 12 m, yang
dipancang pada lapisan tanah pasir kepadatan sedang dengan data sondir seperti gambar
dibawah.
Penyelesaian :
qb

(q c1 q c 2 ) / 2 q c 3
2

qc1

d 3 ( q o qb ) / 2 d 2 ( qb q c ) / 2 d1 (q d qc ) / 2
4d

0,7(76 85) / 2 0,3(85 71) / 2 0,6(71 80) / 2


4 x0,4

= 78 kg/cm2
qc2 = qd = nilai minimum qc dibawah ujung tiang sampai kedalaman 4d = 71 kg/cm2
qc 3
qc 3

d 4 qe d5 (qe q f ) / 2 d 6 q f d 7 (qg qh ) / 2
8d
0,4 x71 0,3(71 65) / 2 2,1x65 0,4(65 60) / 2
8d

= 66 kg/cm2 = 660 t/m2


qb

(q c1 q c 2 ) / 2 q c 3
(78 71) / 2 66
70kg / cm 2 700t / m 2
=
2
2

Tahanan ujung tiang


Qb= qbAb = 700x0,42 =112 t
Tahanan gesek tiang Qf

f A

Q f K 1 f c As
2

0 8 d

s 8d L

Untuk L/d = 12/0,4 = 30 diperoleh K = 0,75 (faktor koreksi tiang beton dengan
pnetrometer electrik)
Gaya gesek fc antara kedalaman z=0 sampai z= 8d, dan untuk kedalaman z= 8d sampai z=
L, dapat dibaca dalam grafik.

Q f 0,75 1 0,34 x10 x 4 x0,4 x3,2 0,71x10 x 4 x0,4 x8,8


2
0,75 8,7 99,97 81,5t

Qu = Qb+Qf = 112+81,5 = 193,5 t


Qa = Qu/2,5 = 193,5/2,5 = 77,4 t= 774 kN

105

Contoh soal 8.
Pondasi tiang pancang beton 0,4x0,4 m dipancang pada tanah lempung Normal konsolidasi
sampai kedalaman 10 m. Ketinggian muka air tanah mencapai permukaan tanah. Hasil
pengujian sondir seperti gambar dibawah. Hitung beban yang aman untuk tiang tersebut,
dengan :
Metoda
Metode Schmertmann, dengan factor aman 2,5

106

Penyelesaian:
Bila digunakan persamaan Schmertmanns.
Tahanan ujung tiang Qb

q1

(q0 qe ) 16 18,5

17,25kg / cm 2
2
2

qc2=q0=16 kg/cm2
qc3= rata-rata dari qc dari kedalaman 8d sampai dengan dasar tiang.

qc 3

(q0 qk ) 16 11

13,5kg / cm 2
2
2

107

qp

(17,25 16) / 2 13,5


15kg / cm 2 1500kN / m 2
2

Qb= qpAb=1500x(0,4)2=240 kN
Tahanan gesek tiang Qs
Q f 1 f c As

fc

0 1,15
0,58kg / cm 2 58kN / m 2
2

Dari Gambar V.7 diperoleh


Q f 0,70 x58 x10 x 4 x0,4 650kN

Qu = 240 + 650 = 890 kN


Qa

890
356kN
2,5

108

Perhitungan daya dukung tiang pancang


Pondasi tiang pancang beton 0,4x0,4 m dipancang pada tanah lempung Normal konsolidasi
sampai kedalaman 6 m. Ketinggian muka air tanah mencapai permukaan tanah. Hasil
pengujian sondir seperti gambar. Bila digunakan persamaan Schmertmanns.
Tahanan ujung tiang Qb

q1

(q0 qe ) 45 45

45kg / cm 2
2
2

qc2=q0=45 kg/cm2
qc3= rata-rata dari qc dari kedalaman 8d sampai dengan dasar tiang.
qc 3

(0,4 x 45 0,4 x(45 30) / 2 0,6 x(30 20) / 2 0,6 x( 20 15) / 2 1,2 x15)
23,9kg / cm 2
2

qp

(45 45) / 2 23,9


34,45kg / cm 2 3445kN / m 2
2

Qb= qpAb=3445x(0,4)2=551,2 kN
Tahanan gesek tiang Qs
Q f 1 f c As

fc

03
1,5kg / cm 2 150kN / m 2
2

Dari Gambar Schmertmanns diperoleh


Q f 0,40 x150 x 6 x 4 x 0,4 576kN

Qu = 551,2 + 576 = 1127,2 kN


Qa

1127 ,2
450,88kN
2,5

109

BAB VI
DAYA DUKUNG KELOMPOK TIANG
Kelompok tiang adalah beberapa tiang yang disatukan dengan poor pengikat.
Kelompok tiang digunakan karena alasan daya dukung tiang tunggal tidak mampu
mendukung beban yang bekerja.
Daya dukung kelompok tiang tidak selalu sama dengan jumlah daya dukung tiangtiang tunggal yang berada dalam kelompoknya. Hal ini terjadi jika tiang dipancang dalam
lapisan pendukung yang mudah mampat atau dipancang pada lapisan tanah yang tidak
mudah mampat namun dibawahnya terdapat lapisan lunak. Jika kelompok tiang dipancang
pada lapisan yang dapat mampat (misal lempung tidak kaku), atau dipancang pada lapisan
yang tidak mudah mampat namun berada di atas lapisan tanah lunak, maka daya dukung
kelompok tiang dapat lebih rendah dari jumlah daya dukung dari masing-masing tiang.
Demikian pula, penurunan kelompok tiang yang terjadi sangat mungkin lebih besar dari
penurunan tiang tunggalnya pada beban yang sama. Pada tiang tunggal luas zone tertekan
lebih kecil daripada luas zone tertekan untuk kelompok tiang. Hal inilah yang
menyebabkan penurunan kelompok tiang lebih besar penurunan pada tiang tunggal.

110

Gambar 6.1. Zona tertekan


a) tiang tunggal b) kelompok tiang c) Kelompok tiang dengan jarak besar

111

Gambar VI.2 Pola penempatan tiang


1.Kelompok Tiang dalam Tanah Kohesif
Jika tiang-tiang dipancang dalam tanah-tanah lempung lunak, pasir tidak padat,
atau timbunan, dengan dasar tiang yang bertumpu pada lapisan lempung kaku, maka tiang
tersebut tidak mempunyai resiko akan terjadi keruntuhan geser umum, asalkan diberikan
faktor aman yang cukup memadai terhadap bahaya keruntuhan tiang tunggalnya. Akan
tetapi penurunan kelompok tiang masih tetap harus diperhitungkan dalam perancangan.
Jika kelompok tiang tersebut dasarnya bertumpu pada lapisan lempung lunak, maka
faktor aman terhadap keruntuhan blok harus diperhitungkan, terutama untuk jarak tiangtiang yang dekat. Pada keruntuhan kelompok tiang yang berupa keruntuhan blok, tanah
yang terletak diantara tiang akan bergerak ke bawah bersama-sama dengan tiangnya.
Mekanisme keruntuhan yang demikian dapat terjadi pada tipe-tipe tiang pancang dan tiang
bor.

112

Gambar VI.3 Keruntuhan Blok klompok Tiang pada tanah kohesif


Untuk menganalisis daya dukung yang berkaitan dengan keruntuhan blok, Terzaghi
dan Peck (1948) mengambil asumsi sebagai berikut :
-

Pelat penutup tiang (poer) sangat kaku

Tanah yang berada di dalam kelompok tiang berkelakuan sebagai blok padat

Daya dukung ultimit dapat dinyatakan (Terzaghi, Peck 1948) :


Qg = 2 L (B + D)

+ 1,3 C NC BD

Qg = daya dukung ultimit kelompok


C

= tahanan geser tanah di sekeliling bidang vertikal blok

C = kohesi tanah dibawah dasar tiang


B = lebar blok kelompok tiang
D = panjang blok kelompok tiang

113

L = kedalaman tiang dibawah permukaan tanah


Faktor pengali 1,3 adalah untuk luasan blok yang berbentuk empat persegi panjang. Untuk
bentuk-bentuk luasan blok yang lain dapat disesuaikan dengan persamaan-persamaan daya
dukung Terzaghi untuk fondasi dangkal.
Jika Qg < n Qu, maka dipakai Qg
Jika Qg > n Qu, maka dipakai n Qu
Dengan Qg adalah daya dukung kelompok tiang, dan Qu adalah daya dukung tiang tunggal,
n jumlah tiang.
Whitaker (1957) memperlihatkan bahwa keruntuhan blok terjadi pada jarak 1,5 d
untuk kelompok tiang yang berjumlah 3 x 3, dan lebih kecil dari 2,25 d untuk tiang yang
berjumlah 9x9. Untuk jarak yang lebih besar keruntuhan yang terjadi oleh akibat runtuhnya
tiang tunggal.
Efisiensi Kelompok Tiang
Teori dan pengamatan telah menunjukkan, bahwa daya dukung total dari kelompok
tiang gesek (friction pile) khususnya dalam tanah lempung, lebih kecil dari pada hasil kali
daya dukung tiang tunggal dengan jumlah tiang dalam kelompoknya. Persamaan
pendekatan untuk mengestimasi efisiensi tiang yang disarankan oleh Converse-Labarre
Formula sebagai berikut :

Eg = 1 -

(n - 1) m (m - 1) n
90 mn

Dengan :
Eg = efisiensi kelompok tiang
m = jumlah baris tiang
n

= jumlah tiang dalam satu baris

= arc tg d/s (o)


s

= jarak pusat ke pusat tiang

= diameter tiang

Dalam hal ini, efisiensi didefinisikan sebagai :


Eg =
Dengan :

Qg
n.m.Q u

114

Eg = efisiensi kelompok tiang


Qg = beban maksimum kelompok tiang yang mengakibatkan keruntuhan
Qu = beban maksimum tiang tunggal yang mengakibatkan beruntuhan
n.m= jumlah tiang dalam kelompok
Daya dukung ultimit kelompok tiang :
Qg = Eg . n.m.Qu
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Whitaker (1957), Sowers
(1961), Saffery dan Tate (1961), dll, menunjukkan bahwa persamaan daya dukung
kelompok tiang yang diberikan oleh Terzaghi dan Peck menghasilkan nilai daya dukung
terlalu besar dari kenyataan.
Untuk tiang gesek yang berada dalam tanah lempung, Kerisel (1967) mengusulkan
faktor reduksi daya dukung kelompok tiang sebagai berikut :
Jarak pusat ke pusat tiang
10 d

Faktor reduksi
1

8d

0,95

6d

0,90

5d

0,85

4d

0,75

3d

0,65

2,5 d

0,55

d = diameter tiang

Canadian National Building Code menyarankan faktor efisiensi 0,7 untuk tiang
yang berjarak 2,5 d sampai 4 d.
2. Kelompok tiang dalam Tanah Non Kohesif
Pemancangan tiang ke dalam tanah non kohesif (pasir atau kerikil) menyebabkan
tanah disekitar tiang pada radius paling sedikit 3d akan memadat. Jika tiang-tiang
dipancang berkelompok, tanah yang berada

diantara area kelompok tiang akan

mempunyai kepadatan tinggi. Bila kelompok tiang ini dibebani, tiang-tiang dan tanah yang
terletak diantaranya akan bergerak bersama-sama sebagai satu kesatuan. Jadi dalam hal ini,
kelompok tiang berkelakuan seperti fondasi sumuran dengan luas dasar yang sama dengan
luas area kelompok tiang.
Pengamatan pada tiang yang dipancang dalam tanah pasir homogen menunjukkan
bahwa daya dukung kelompok tiang lebih besar daripada jumlah daya dukung masing-

115

masing tiang didalam kelompoknya (Vesic, 1967). Efisiensi kelompok tiang dalam tanah
pasir lebih besar dari 1, tetapi selanjutnya Vesic (1969) menyarankan efisiensi kelompok
tiang (Eg) tidak lebih dari satu.
Daya dukung ultimit kelompok tiang dalam tanah non kohesif :
Qg = n.m x Qu
Dengan :
Qg = daya dukung kelompok tiang
Qu = daya dukung tiang tunggal
n.m = jumlah tiang dalam kelompok
Contoh soal 4.1
Kelompok tiang 5x5 dipancang dalam tanah lempung lunak homogen dengan cu = 23
kN/m2 dan = 19 kN/m3. Kedalaman tiang D = 15 m. Diameter tiang 0,30 m dan jarak
pusat ke pusat tiang 0,75 m.
a) Hitung daya dukung ijin kelompok tiang (SF = 3)
b) Hitung daya dukung ijin yang didasarkan pada tiang tunggal (SF = 2,5)
c) Berapa beban kerja kelompok tiang maksimum
Penyelesaian:
s/d = 0,75 / 0,3 = 2,5 s=2,5d
a) Daya dukung ijin kelompok tiang bila terjadi keruntuhan blok
Qg = 2D (B + L) Cu + 1,3 Cb NC B L
= 2 x 15 (3,3 + 3,3) x 23 + 1,3 x 23 x 9 x 3,3 x 3,3
= 7484,5 kN
Daya dukung ijin kelompok tiang =

7484,5
2494,83 kN
3

b) Daya dukung ijin bila terjadi keruntuhan tiang tunggal


cu = 23 kN/m2 dari gambar ad = 0,98
Qs = ad Cu As = 0,98 x 23 x x 0,3 x 15 = 318,7 kN
Qb = Ab Cu Nc =

1
x 0,32 x 23 x 9 =14,63 kN
4

Qu = 318,7 kN +14,63 kN = 333,33 kN


Dengan SF = 2,5 Qall =
Efisiensi kelompok tiang:

Q u 333,33

133,33 kN
SF
2,5

116

Eg = 1

(n - 1) m (m - 1) n
90 mn

= arc tg d/s = arc tg (0,3/0,75) = 21,8o


n=m=5
Eg = 1 (21,8)

(5 - 1)5 (5 - 1)5
= 0,612
90 x 5 x 5

Daya dukung kelompok tiang ijin = Qg = Eg xn.mx Qall = 0,612 x 25 x 133,33 =


2039,98 kN
c) Beban kerja yang dapat didukung kelompok tiang adalah nilai yang terkecil dari a)
dan b) yaitu 2039,98 kN.
* Catatan : karena nilai tahanan ujung (Qb) sangat kecil, sering diabaikan (Brown,
1976)
2. Kelompok tiang 5x5 dipancang dalam tanah pasir dengan tiang baja bulat panjang 22 m
dengan diameter 0,4 m dipancang kedalam tanah dengan data lapisan tanah sebagai berikut
:
Kedalaman
(m)
02
2 10
10 21
> 21

N SPT
10
16
10
16

b
(kN/m3)
18
-

sat
(kN/m3)
18,8
18,3
18,8

Nilai nilai N tersebut sudah merupakan nilai yang sudah dikoreksi terhadap pengaruh
tekanan overburden dan pengaruh air tanah. Muka air tanah terletak pada kedalaman 2 m
dari permukaan tanah. Berat tiang permeter panjang 3,7 kN / m.
Hitung daya dukung ultimit kelompok tiang dengan cara yang disarankan Brom.
Penyelesaian :

117

0,00

Diagram tek. Tanah


vertikal efektif

Tiang baja d=0,4m

Pasir lap. 1

-2,00

b18 kN/m3

36 kN/m3
Zc=8m

Pasir lap. 2

6
sat18,8 kN/m3

90 kN/m3.
-10,00

Pasir lap. 3

sat18,3 kN/m3

-21,00

Pasir lap. 4

16
sat18,8 kN/m3

90 kN/m3

Gambar C 5.1
Daya dukung tiang tunggal.
Dari nilai N dapat diperoleh dan dapat dihitung d,Kd.
Kadalaman N-SPT
'
Kepadatan
(m)
02
10
30
Tidak padat
2 10
16
32
Sedang
10 21
10
30
Tidak padat
> 21
16
32
Sedang
Kedalaman kritis diambil zc= 20d = 20x 0,4 = 8 m

Kd

Kd tgd

0,5
0,7
0,5
0,7

20
20
20
20

0,18
0,25
0,18
0,25

Perhitungan tekanan tanah vertical didasarkan pada berat volume efektif ', dengan
' = sat - w, dan w = 9,8 kN/m3
Kedalaman
b
sat
(m)
(kN/m3)
(kN/m3)
02
18
2 10
18,8
10 21
18,3
> 21
18,8
Pada kedalaman z= 0 m, besar po = 1' x z = 0

'
(kN/m3)
18
9
8,5
9

Pada kedalaman z= 2 m, besar po = 1' x z = 18x2= 36 kN/m2


Pada kedalaman z = zc = 8 m, besar po = 1' x 2 + 2' x 6 = 18x2+ (18,8-10)x6=90 kN/m2
Pada kedalaman z = 10 m, besar po = 90 kN/m2
Pada kedalaman z = 22 m, besar pb = 90 kN/m2
a). Tahanan gesek tiang tiang tunggal

118

Qs As K d p o tg d '

Kedalaman
(m)
02
28
8 10
10 21
21 22

As
(m2)
1,26 x 2
1,26 x 6
1,26 x 2
1,26 x 11
1,26 x 1

Kd tgd

As p o K d tg d '

po
2

(kN)
22,52
119,07
56,70
224,53
28,35
451,17
Qs As K d p o tg d '
Kontrol terhadap batasan tahanan gesek satuan maksimum( qs 107 kN/m2)
Kd tgd x

po

0,18
0,25
0,25
0,18
0,25

(kN/m )
0,5 x (0 + 36)
0,5 x (36 + 90)
90
90
90

= 0,25 x 90 = 22,5 kN/m2 107 kN/m2 (O.K!)

b). Tahanan ujung ultimit tiang tunggal


Pada pasir dibawah ujung tiang ' = 32 , dan L/d = 22/0,4 = 55 ; maka dari grafik
diperoleh Nq = 22. Tekanan tanah vertical pada ujung tiang pb = 90 kN/m2
Qb Ab . p b '.N q

Qb = 0,13 x 90 x 22 = 257,40 kN
Kontrol tahanan ujung satuan maksimum (qb 10.700 kN/m2)
qb = pb x Nq = 90 x 22 = 1980 kN/m2 10.700 kN/m2 (O.K !)
c). Daya dukung ultimit netto tiang tunggal
Qu Qb Qs W p

Wp = 22 x 3,7 = 81,4 kN
Qu = 451,17 +257,40 81,4 = 627,17 kN
Daya kelompok tiang:
Qall= Qu/SF
Qg= n x m x Qall =5x5x(627,17/3)= 5226,42 kN
3. Gesekan Dinding Negatif
Jika beban Q diterapkan pada tiang, maka tiang akan bergerak ke bawah . Pada
keadaan ini baik tahanan ujung tiang (Qb) dan tahanan gesek tiang (Qs) akan bekerja ke
atas, yaitu sebagai gaya perlawanan dari beban Q yang bekerja pada tiang. Dalam kondisi
tertentu, sebagian atau seluruh tanah di sepanjang dinding tiang bergerak ke bawah relatif
terhadap tiang. Akibatnya arah dan gaya gesek dinding (Q s) menjadi ke bawah yang
dengan demikian akan menjadi gaya yang harus didukung oleh tiang. Gaya gesek tanah
pada dinding tiang yang bekerja ke bawah ini, disebut gaya gesek dinding negatif (negatif

119

skin friction). Gaya ini akan merupakan tambahan beban bagi tiang yang harus
ditambahkan dengan beban struktur.

Gambar VI.4. Tiang dipengaruhi gaya gesek dinding


Penyebab terjadinya gaya gesek dinding negatif
a) Adanya timbunan yang terletak diatas tanah lempung terkonsolidasi normal yang
terendam air. Akibat berat timbunan, tekanan air porsi bertambah. Bila dalam jangka
waktu tertentu tekanan air pori turun (tanah berkonsolidasi) maka tanah ini akan
mengalami penurunan, dan menyeret tiang ke bawah.
b) Tiang yang dipancang pada tanah lunak yang terletak di atas tanah kering
Gangguan tanah akibat pemancangan menyebabkan berubahnya kompresibilitas tanah
juga menimbulkan tekanan air pori yang tinggi pada tanah. Jika tekanan air pori
berkurang, maka tanah disekitar tiang akan turun yang menyeret tiang bergerak ke
bawah.

120

c) Penurunan tanah lunak di sekitar tiang akibat pembangunan struktur baru didekatnya.
d) Penurunan tanah lunak akibat pengambilan air yang berlebihan pada jarak tertentu di
sekitar tiang.
Besarnya gaya gesek dinding negatif bergantung pada beberapa faktor, seperti :
1. Gerakan relatif antara tanah timbunan dengan tiang.
2. Gerakan relatif antara tanah yang mampat dengan tiang.
3. Kompresi (pemendekan) elastis tiang akibat beban struktur.
4. Karakteristik tanah (tipe, kuat geser, kompresibilitas, kedalam lapisan, kekakuan
tanah/pendukung tiang)
5. Kecepatan konsolidasi lapisan tanah yang mampat.
3.1 Gesek Dinding Negatif Pada Tiang Tunggal
Pengamatan Johannessen dan Bjerrum (1965) menunjukkan bahwa jika gesekan
relatif antara dinding tiang dan tanah di sekitarnya lebih besar 5-10 mm, maka gesek
dinding negatif (Ca) dapat diestimasi dengan persamaan sebagai berikut :
Ca = o . Kd tgd
Dengan :
Ca = gaya gesek dinding negatif persatuan luas tiang tunggal
o = tekanan overburden efektif tanah rata-rata dengan memperhitungkan
pengaruh tambahan beban akibat timbunan (bila ada)
Gaya gesek dinding negatif total tiang tunggal, dinyatakan oleh persamaan :
Qneg = As . Ca
As = luas selimut dinding tiang yang dipengaruhi oleh gaya gesek dinding negatif
Koefisien

Kd tgd bergantung pada tekanan tanah lateral pada tiang dan kecepatan

penurunan tanah. Pengaruh kecepatan penurunan pada faktor Kd tgd dapat terjadi pada
lempung terkonsolidasi normal dengan indeks plastisitas (PI) sedang. Nilai Kd tgd yang
disarankan oleh Brom (1976) jika penurunan kira-kira 10 mm/tahun diperlihatkan dalam
Tabel VI.1
Tabel VI.1 Koefisien Kd tg d (Brown, 1976)
Macam tanah
Urugan batu
Pasir dan kerikil

Kd tgd
0,40
0,35

121

Lanau atau lempung terkonsolidasi normal yang


berplastisitas rendah sampai sedang (PI < 50%)

0,30

Lempung terkonsolidasi normal yang berplastisitas


tinggi

0,20
Brom menyarankan Kd tgd ditambah 20% pada tiap-tiap penambahan kecepatan

penurunan pada kelipatan sepuluh untuk lempung dengan indeks plastisitas tinggi (PI >
50%).
Canadian building code mengusulkan

Kd tgd = 0,25 untuk menghindari

bertambahnya beban oleh gesekan dinding negatif, untuk tiang dengan panjang melampaui
20 sampai 25 m, sering dilakukan perubahan tiang dari tipe tiang yang didukung
sepenuhnya oleh tahanan ujung menjadi tipe tiang yang mengapung (pada lapisan lunak).
3.2. Gesek Dinding Negatif Pada Kelompok Tiang :
Pada kelompok tiang-tiang dengan tipe tiang dukung ujung yang terletak dalam
tanah yang berkonsolidasi, penurunan ke bawah akibat gesekan dinding negatif lebih kecil
dibandingkan dengan tiang tunggal. Hal ini disebabkan pemancangan tiang didekatnya
cenderung untuk mereduksi penurunan tiang di dalam kelompoknya.
Pada kelompok tiang bila jarak tiang besar ( > 2,5 3d), masing-masing tiang akan
mendukung beban yang dihasilkan dari gesek dinding negatif. Jika jarak tiang kecil,
penambahan beban pada tiap tiang seperti membentuk blok tiang.
Pada jarak tiang kecil (< 2,5-3d) besarnya gesek dinding ultimit pada tiap-tiap
tiang dihitung dengan persamaan :
Qneg =

1
2D (L B) Cu BLH
n

Dengan :
Qneg
n

= gaya gesek dinding negatif masing-masing tiang dalam kelompok tiang

= jumlah tiang dalam kelompoknya

D = kedalaman tiang pada tanah lempung yang berkonsolidasi


L = panjang area kelompok tiang
B = lebar area kelompok tiang
cu

= kohesi tak terdrainasi rata-rata lapisan sedalam D

122

H = tinggi timbunan

= berat volume tanah timbunan

Jika Q adalah beban yang bekerja pada masing-masing tiang yang dipancang menembus
lapisan timbunan baru di atas tanah lempung lunak yang terletak pada lapisan pasir bagian
bawah tiang akan memikul beban ultimit (Qt), yaitu :
Qt = Q +

1
2D (L B) C u B L H
n

Jika beban Qt lebih besar daripada tekanan ujung Qb tiang tunggal, penurunan fondasi tiang
menjadi berlebihan.
Faktor aman dihitung :
SF =

Qb
(Q Q neg )

Dengan SF diambil 2,5 3.


Contoh soal : 1
Sebuah tiang pancang beton panjang 20 m berdiameter 0,4 m dipancang menembus lapisan
tanah, sebagai berikut :
0 4,0 m : pasir, = 2,1 t/m3
4 9,5 m : lempung lunak Normally Consolidated, jenuh air, PI = 40%, sat = 1,6 t/,m3
9,5 16,5 m : lempung sangat kaku over consolidated cu = 120 kN/m3
> 16,5 m : lempung sangat kaku over consolidated cu = 150 kN/m3
Muka air tanah pada kedalaman 4 m, Beban struktur yang harus didukung tiang 400 kN,
Bila SF = 2,5. Selidiki apakah tiang tersebut aman terhadap keruntuhan daya dukung.
Penyelesaian :
Akibat konsolidasi lapisan lempung lunak, maka bagian tiang pada kedalaman 0 9,5 m
akan mendukung gaya gesek dinding negatif.
Untuk lapisan pasir, maka : Kd tgd = 0,35
lempung, : Kd tgd = 0,30
Gesekan dinding negative Qneg = As . Ca
Ca = o . Kd tgd

123

Hitungan tekanan overburden :


Untuk z=0, o =0
Untuk z= -4 m, 4 =4x(21-10)= 44 kN/m2
Untuk z= -9,5m, 9,5 =44 + 5,5x(16-10)=77 kN/m2
Qneg = As . Ca = x0,4x4x0,5(0+44)x0,35 =

Contoh 2 :
Kelompok tiang bor berjumlah nxm = 15 dengan panjang 18 m. menembus lapisan pasir
urug setebal 4 m dengan berat volume jenuh tanah pasir 18 kN/m 3, lempung lunak
terkonsolidasi normal cu 40 kN/m2, berat volume tanah saturated 16 kN/m3, Ujung tiang
menembus lapisan pasir padat berat volume jenuh tanah pasir 19 kN/m3 , 42o. Jarak antar
tiang 1,25 m, diameter tiang 0,5 m. Beban kelompok tiang 10500 kN. Hitung faktor aman
terhadap keruntuhan daya dukung.
Penyelesaian :
s/d =1,25/0,5 = 2,5
s= 2,5d ( asumsi jarak tiang kecil)
Beban per tiang = 10500/15 = 700 kN
Bila beban timbunan pasir setebal 4 m dianggap membebani kelompok tiang (Terzaghi dan
Peck, 1948), maka gesekan dinding negatif untuk kelompok tiang seluas 5,5 m x 3,0 m,
yang harus didukung tiap tiang adalah :
Qneg =
=

1
[2 D (L B) C u BLH b ]
n
1
( 2.12(5,5 3) 40 (3 x 5,5 x 4 x 18))
15

= 623,2 kN
Tahanan ujung tiang tunggal :

124

Qb = Ab Pb Nq
Untuk tiang bor dalam tanah pasir, Nq dihitung berdasarkan :
= 3o = 42o 3o = 39o
L/d

dari grafik diperoleh Nq = 125

= 18/0,5=36

Ab = 1/4 x 0,52 = 0,196 cm2


Pb = (4 x 18) + 12 (16-9,81) + 2 (19-9,81) = 164,66 kN/m2
Qb = 0,196 x 164,66 x 125 = 4034,17 kN
Dengan mengabaikan tahanan gesek yang terdapat pada lapisan pasir bawah setebal 2 m,
maka Qu = Qb = 4034,17 kN.
Qb
4034,17
Faktor aman tiap tiang = SF = Q Q 700 623,2 3,05
neg

3.4 Beban Bangunan yang harus di dukung Tiang


1. Beban luar yang sentris pada pusat fondasi
-

Beban luar dan kolom = P1

Beban poor = (t x l x b) x = P2

Beban yang harus didukung oleh masing-masing tiang


Q=

P1 P2
,
n

Dengan n = jumlah tiang


2. Bila ada beban arah horizontal, maka komponen horizontal (H) didukung semua
tiang
Qv =

P
, dan
n

QH =

H
n

3. Bila kelompok tiang harus mendukung momen


Mx = Momen terhadap sumbu x,

125

My = Momen terhadap sumbu y


Beban yang harus dipikul tiang
Q=

P Myx
M .y

x2
2
n (x ) (y )

Dengan :
P = P1 + P2
n

= jumlah tiang

= koordinat x dari tiang yang ditinjau

= koordinat y dari tiang yang ditinjau

x2 = jumlah semua kuadrat dari koordinat x


y2 = jumlah semua kuadrat dari koordinat y
Contoh soal:
Beban kolom = P1 = 4500 kN
Berat poor (dengan t = 80 cm, b = l = 2,2, = 2,4 t/m3
P2 = 0,8 x 2,2 x 2,2 x 2,4 = 9,29 t
Mx = 120 kN/m
My = 120 kN/m
P2 = 9,29 x 9,81 = 91,16 kN
P = P1 + P2 = 4500 + 91,16 = 4591,16 kN
Beban yang harus didukung tiang no 1; x = -0,8
y = 0,8 m
Q1 =

P My.x
Mx.y

2
n (x ) (y 2 )

Q1 =

4591,16 120 x (-0,8) 120 x (0,8)

9
3,84
(x 2 )

(x2) = (0,8)2 x 6 = 3,84

126

(y2) = (0,8)2 x 6 = 3,84


Q1 =

4591,16 120 x (-0,8) 120 x (0,8)

9
3,84
3,84

= 510,3 25 + 25 = 510,13 kN
Beban yang harus didukung tiang no 2 : x = 0, y = 5
Q2 =

4591,16 120x(0) 120 x(0,8)

x
9
3,84
3,84

= 510,13 + 0 + 25 = 535,13 kN
Beban yang harus didukung tiang no 3; x = 0,8 m, y = 0,8
Q3 =

4591,16 120(0,8) 120(0,8)

9
3,84
3,84

= 560,13 kN

Anda mungkin juga menyukai