Case Report
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing :
dr. Listyo Asist Pujarini Sp.S
dr. Eddy Rahardjo Sp.S
Oleh :
Dwi Cahyo Suprabowo, S.Ked
J510155003
STROKE HEMORAGIK
Case Report
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
Dwi Cahyo Suprabowo, S.Ked
J510155003
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis, 9 April 2015
Pembimbing
Nama
: dr Listyo Asist Pujarini, Sp.S
(................................)
Pembimbing
Nama
(................................)
(..............................)
BAB I
A. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
Agama
No. RM
Tanggal masuk RS
: Ny. N
: 50 tahun
: Perempuan
: Ngargoyoso 2/3 Ngargoyoso Karanganyar
: Menikah
: Ibu rumah tangga
: Islam
: 308784
: 7 April 2015
B. ANAMNESIS
Didapatkan secara alloanamnesis dan autoanamnesis pada tanggal 12 April
2015
1.
2. Keluhan tambahan
(+), pelo (+), perot (+), jimpe-jimpe (-), gangguan penglihatan (+),
gangguan pendengaran (-), tersendak (+), sulit menelan (-), pusing (+),
berdebar-debar (-), sesak (-), mual (+), muntah (-), demam (-),
makan/minum (+), pilek (-), batuk (-), sakit gigi (-), pelupa (-), bak (+),
bab (-), riwayat trauma (-), pingsan (+), keringat banyak (-), riwayat
konsumsi obat-obatan jangka panjang (-) riwayat hipertensi (+) tidak
terkontrol.
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari SMRS
Pasien mengeluhkan gliyer menetap dan menjadi berat. Keluhan
tersebut semakin memberat sehingga menimbulkan mual namun tidak
muntah. Pasien juga merasakan lemah tangan dan kaki kanannya.
Awalnya terasa kesemutan kemudian pada saat pasien buang air kecil
pasien terasa lemah dan akhirnya terjatuh. Saat terjatuh paien tidak
sadarkan diri selama 10 menit, kemudian pasien ditolong oleh
keluarganya. Keluarga mengatakan bahwa pasien tersebut mengigau.
Pasien juga mengeluhkan kepalanya sakit cekot-cekot dan pandangan
kabur. Trauma kepala (-). Makan/minum (+), tersendak (+), sulit menelan
(+), pusing (+), bedebar-debar (-), sesak (-), batuk (-), pilek (-), pelo (+),
perot (+), riwayat stroke sebelumnya (-), keringat banyak (-), jimpejimpe (-), gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (-), bak
normal, bab normal. Sejak 2 tahun yang lalu, pasien memiliki riwayat
hipertensi, namun pasien tidak meminum obat penurun tekanan darah.
1 hari SMRS
Pasien mengeluhkan tangan dan kaki kanan kesemutan kemudian
lemah dan terasa berat. Pasien juga merasakan mual-mual namun tidak
muntah. Keluarga mengatakan pasien mengingau dan pingsan setelah itu
pasien diantarkan ke rumah sakit dengan keaadan tensi yang tidak turun
dan
keadaan
tidak
membaik.
Pasien
juga
semakin
menurun
datang
dengan
penurunan
kesadaran.
Pasien
juga
mengeluhkan tangan dan kaki terasa berat hingga sulit untuk digerakkan.
Keluarga mengatakan pasien sering mengeluh pusing sejak kejadian
terasa lemahnya tangan dan kaki kanan pasien tersebut. Pusing dirasakan
cekot-cekot. Mual(+). Leher juga dirasakan cengeng. Pandangan kabur
(+). Wajah pasien juga merot ke kiri dan bicara pelo. Kedipan mata
sebelah kanan juga sulit.
Hari ke 5 MRS
Pasien mengeluhkan pusing dan tangan serta kaki kanan masih
terasa berat. Pusing dirasakan cekot-cekot dan juga leher terasa cengeng.
Pasien sudah sadar. Keluhan tersebut juga disertai rasa mual (+), muntah
(-). Pasien juga berbicara pelo dan wajah merot ke kiri. Kedipan mata
: disangkal
: diakui, sejak 2 tahun yang lalu,
Riwayat DM
Riwayat penyakit jantung
Riwayat kolesterol tinggi
Riwayat asam urat tinggi
Riwayat trauma kepala
4.
C. ANAMNESIS SISTEM
- Sistem serebrospinal
-
Sistem kardiovaskuler
Sistem respirasi
Sistem gastrointestinal
Sistem musculoskeletal
tidak terkontrol.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Sistem integumental
Sistem urogenital
D. RESUME ANAMNESIS
Seorang perempuan usia 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan
penurunan kesadaran. Penurunan tersebut terjadi mendadak beberapa waktu
yang lalu sebelum dibawa keluarga. Penurunan kesadaran tersebut jika pasien
dirangsang nyeri pasien membuka mata. Sebelumnya pasien mengeluhkan
5
nyeri kepala, mual namun tidak muntah serta terjadi kelemahan anggota gerak
kanan dan terasa jimpe-jimpe. Bibir pasien juga mencong dan jika makan
pasien tersedak. Riwayat hipertensi tidak terkontrol. Riw yang lain tidak
didapatkan.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum
: cukup
Kesadaran
: compos mentis, GCS 15 (E4V5M6)
Vital Sign
2.
a.
Tekanan darah
: 237/96mmHg
b.
Nadi
: 74 x/menit
c.
RR
: 15 x/menit
d.
Suhu
: 36,50C
Status Lokalis
a. Kepala
b. Mata
c. Leher
d. Thoraks
Cor
Inspeksi
Palpasi
Hasil Pemeriksaan
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis
Perkusi
dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sin
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula sin
Auskultasi Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising (-)
Pulmo
Inspeksi
Depan
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-)
Belakang
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-)
6
Palpasi
Abdomen :
Abdomen
Inspeksi
Hasil pemeriksaan
Simetris, darm contour (-), darm steifung (-),
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
f. Ekstremitas :
Supor dextra
Supor sinistra
Infor dextra
Infor sinistra
3.
4.
Status Psikis
a. Cara berpikir
b. Orientasi
c. Perasaan hati
d. Tingkah laku
e. Ingatan
f. Kecerdasan
: baik
: baik
: baik
: normoaktif
: baik
: normal
Status Neurologis
GCS : E4 V5 M6
a. Kepala
- Bentuk
: normosefal
- Simetri
: simetris
b. Leher
- Sikap
: Normal
- Pergerakan
: Bebas
- Kaku kuduk
: Tidak ada
- Nyeri tekan
: Tidak ada
- Bentuk vertebra
: Normal
- Bising karotis
: (-/-)
- Bising subklavia : (-/-)
- Tes nafziger
: (-)
7
F.
Tes valsava
Tes brudzinski
Meningeal Sign
- Kaku kuduk
- Brudzinski I
- Brudzinski II
- Brudzinski III
- Brudzinski IV
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
G. Nervus Cranialis
1.
Nervus I (Olfaktorius)
Subyektif
Dengan Bahan
2.
Kiri
Normal
normal
Nervus II (Optikus)
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Papil
Arteri / vena
Perdarahan
3.
Kanan
Tvd
Tvd
Kanan
Kabur >3/60
Baik
baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Kabur >3/60
Baik
baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ptosis
Gerak mata
(atas, medial, bawah)
Ukuran pupil
Bentuk pupil
Reflek cahaya
Langsung
Reflek cahaya
konsensual
Reflek akomodatif
Strabismus divergen
Diplopia
Kanan
(-)
N
Kiri
(-)
N
3 mm
Bulat, isokor,
Batas licin
(+)
3 mm
Bulat, isokor,
Batas licin
(+)
(+)
(+)
N
(-)
(-)
N
(-)
(-)
4.
5.
Nervus IV (Troklearis)
Kanan
N
Kiri
N
bawah
Strabismus konvergen
Diplopia
(-)
(-)
(-)
(-)
Kanan
N
N
dbn
(+)
(+)
(-)
(-)
Kiri
N
N
Dbn
(+)
(+)
(-)
(-)
Kanan
N
(-)
(-)
Kiri
N
(-)
(-)
Kanan
(+)
(-)
(-)
Tertarik ke bawah
(+)
(+)
(+)
Turun
(-)
(-)
N
Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
N
Nervus V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka
Reflek kornea
Reflek bersin
Reflek maseter
Trismus
6.
Nervus VI (Abdusen)
Kerutan dahi
Kedipan mata
Lipatan naso-labial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembangkan pipi
Tiks fasial
Lakrimasi
8.
Dbn
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
Dbn
Mendengar
suara
Kanan
dbn
berbisik
Mendengar
detik
Dbn
dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
dbn
arloji
Tes Rinne
Tes Swabach
Tes Weber
9.
dbn
Nervus IX (Glossofaringeus)
Arkus Farings
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Reflek muntah
Tersedak
Sengau
Interpretasi
Tvd
Tvd
(+)
(-)
(+)
Arkus faring
Nadi
Bersuara
Gangguan menelan
11. Nervus XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bahu
Kanan
(+)
N (simetris)
(+)
Eutrofi
Kiri
(+)
N ( simetris)
(+)
Eutrofi
10
Interpretasi
Tertarik ke kanan
Dbn
(-)
Tertarik ke kanan
Dbn
N
(-)
H. PEMERIKSAAN MOTORIK
1. Badan
Trofi otot punggung
Nyeri membungkukkan badan
Kolumna vertebralis
Trofi otot dada
Palpasi dinding perut
Gerakan
Alat kelamin
Reflek dinding perut
2.
Interpretasi
N
Dbn
Dalam batas normal
N
Supel, distensi (-),
nyeri tekan (-)
Bebas
N
N
Drop hand
Pitcher hand
Warna kulit
Palpasi
Claw hand
kontraktur
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Termis
Lengan Atas
Terbatas/Bebas
1/5
Normotonus
Eutrofi
-/+
-/+
Lengan Bawah
Terbatas/Bebas
1/5
Normotonus
Eutrofi
-/+
-/+
Tangan
Terbatas/Bebas
1/5
normotonus
Eutrofi
-/+
-/+
11
Taktil
Diskriminasi
Posisi
-/+
N/N
N/N
Biceps
(+)
(-/-)
(-/-)
Hoffman : (-/-)
Tromner : (-/-)
Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang
Reflek patologik
3.
-/+
N/N
N/N
-/+
N/N
N/N
Triceps
(+)
(-/-)
(-/-)
Radius
(+)
(-/-)
(-/-)
Droop foot
Palpasi: udem:
Kontraktur
Warna kulit
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Termis
Diskriminasi
posisi
Tungkai atas
Terbatas/Bebas
1/5
Normotunus
Eutrofi
-/+
-/+
N/N
N/N
Tungkai bawah
Terbatas/Bebas
1/5
Normotunus
Eutrofi
-/+
-/+
N/N
N/N
Kaki
Terbatas /Bebas
1/5
Normotonus
Eutrofi
-/+
-/+
N/N
N/N
Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang
Patella
(+)
(-)
(-)
Achilles
(+)
(-)
(-)
Babinski
Kanan
(+)
Kiri
(-)
12
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Tes lasegue
Tes Oconnel
Tes Patrick
Tes Kontra patrick
I.
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kanan
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
J.
Miksi
Defekasi
Keringat berlebihan
Berdebar debar
:
:
:
:
Normal
2 hari sekali
(-)
(-)
RESUME PEMERIKSAAN
- Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
- Tekanan darah pasien : 237/96 mmHg
- N.Craniales : parese n. VII, n. IX, n. X dan n.XII dekstra UMN
- Meningeal sign : (-)
- Kekuatan Otot : ada kelemahan anggota gerak kanan
- Gerakan
Kanan
terbatas
terbatas
Kiri
Bebas
Bebas
13
- Klonus
Kanan
(-)
Kiri
(-)
- Tonus
Atas
Bawah
Kanan
N
N
Kiri
N
N
Atas
Bawah
Kanan
Eutrofi
Eutrofi
Kiri
Eutrofi
Eutrofi
Kanan
(+)
(+)
Kiri
(+)
(+)
- Trofi
Kekuatan otot
Kanan
Kiri
1/1/1
5/5/5
1/1/1
5/5/5
- Reflek Fisiologis
Atas
Bawah
-
Reflek Patologis
o Babinsky (+/-)
o Chaddock (-/-)
o Oppenheim (-/-)
o Gordon (-/-)
o Schaeffer (-/-)
Sensibilitas
o Diskriminasi : dbn
Test Nystagmus
o Test lirikan (-)
Test keseimbangan
o Finger to nose test
: (-) normal
14
: (-) normal
: (-) normal
K. USULAN PEMERIKSAAN
- Darah rutin
- EKG
- Head Ctscan
L. DIAGNOSIS AKHIR
- Diagnosis Klinik
:
Parese n.VII, n. IX, n. X dan n. XII, dekstra UMN
Mual, nyeri kepala, penurunan kesadaran
Hemiparese Dekstra UMN
Diagnosis Topis
: lobus parietal hemisferium
cerebri
-
media
Diagnosis Etiologi : Stroke Hemoragik
Hipertensi
M. PENATALAKSANAAN
PenatalaksanaanUmum
Airway, breathing, circulation
Monitor keadaan umum dan vital sign / 8 jam
Monitor intake makanan
PenatalaksanaanKhusus
Medikamentosa
Infus RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1gr/ 12 jam
Manitol 125cc/ 6 jam
Asam traneksamat 500 mg /8 jam
Citicolin 200 mg/8jam
Sohobion 1amp/drip/hari
Inj omeprazole /12 jam
Furosemid amp/ 8 jam
Antasid syr 3ddc1
Nifedipin 10 mg 3x1 pulv
Non-Medikamentosa
Diet rendah garam
15
Fisioterapi
N. PROGNOSIS
- Death
- Disease
- Disability
- Discomfort
- Dissatisfaction
:dubia ad bonam
:ad malam
:ad malam
:ad malam
:ad malam
O. Follow Up
8 April 2015
S:
Pasien mengeluhkan anggota gerak sebelah kanan tidak dapat
digerakkan masih sama seperti kemarin, tersendak saat makan
(+), kesulitan makan (-), mual (+), muntah (-) . Mata sebelah
kanan sukar dibuka, pelo (+), perot (+), demam (-), pusing (+),
keringat banyak (-), gangguan pendengaran (+), gangguan
penglihatan (-), sesak (-), berdebar-debar (-), BAK (N) riwayat
hipertensi tidak terkontrol.
O:
mmhg; nadi
respirasi : 20
86
C ;
16
Meningeal sign
Gerak otot
: (-)
:
Kekuatan otot
Refleks Fisiologis
gsgsg
Refleks Patologis
Klonus
Terbatas
Bebas
Terbatas
Bebas
paha
:
+
17
A:
Diagnosis klinis
: Penurunan kesadaran
n VII deksta UMN
Hemiparese dekstra UMN
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
: Stroke Haemoragik
Hipertensi
: E3 V3 E6
18
Kaku kuduk
:-
:-
N.Cranialis
Meningeal sign
: (-)
Gerak otot
Kekuatan otot
Refleks Fisiologis
gsgsg
Refleks Patologis
Klonus
Sensibilitas
Terbatas
Bebas
Terbatas
Bebas
19
Diagnosis klinis
: Penurunan kesadaran
n VII deksta UMN
Hemiparese dekstra UMN
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
: Stroke Haemoragik
Hipertensi
: Pasien mengeluhkan pusing serta seluruh badan terasa keju, tangan dan
kaki sebelah kanan masih lemes seperti kemarin, , mual (+), sulit
menelan (-), tersendak saat makan/minum (-), jimpe-jimpe (-), demam
(-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (-), keringat banyak (-), BAK
normal.
C, respirasi: 16 x/menit.
Status neurologis:
GCS
: E4 V5 M6
N Cranialis
Meningeal sign
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
Gerak otot
Kekuatan otot
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Terbatas
Bebas
Terbatas
Bebas
gsgsg
+
Klonus
Sensibilitas
21
: Diagnosis klinis
: Penurunan kesadaran
n VII deksta UMN
Hemiparese dekstra UMN
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
: Stroke Haemoragik
Hipertensi
: Pasien mengeluhkan pusing serta seluruh badan terasa keju, tangan dan
kaki sebelah kanan masih lemes seperti kemarin, sudah bisa tidur , mual
(+), sulit menelan (-), tersendak saat makan/minum (-), jimpe-jimpe (-),
demam (-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (-), keringat banyak (-),
BAK normal.
: E4 V5 M6
22
N Cranialis
Meningeal sign
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
Gerak otot
Kekuatan otot
Bebas
Terbatas
Bebas
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Terbatas
gsgsg
+
Klonus
Sensibilitas
Diagnosis klinis
: Penurunan kesadaran
23
Diagnosis Etiologi
: Stroke Haemoragik
Hipertensi
: Pasien mengeluhkan pusing serta seluruh badan terasa keju, tangan dan
kaki sebelah kanan masih lemes seperti kemarin, sudah bisa tidur , mual
(+), sulit menelan (-), tersendak saat makan/minum (-), jimpe-jimpe (-),
demam (-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (-), keringat banyak (-),
BAK normal.
24
GCS
: E4 V5 M6
N Cranialis
Meningeal sign
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
Gerak otot
Kekuatan otot
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Terbatas
Bebas
Terbatas
Bebas
gsgsg
+
Klonus
Sensibilitas
25
Diagnosis klinis
: Penurunan kesadaran
n VII deksta UMN
Hemiparese dekstra UMN
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
: Stroke Haemoragik
Hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang
ditandai dengan kematian jaringan otak (infrak serebral) yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Definisi WHO, stroke adalah
manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun
26
27
D. Klasifikasi
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke iskemik. Semuanya
berdasarkan atas gambaran klinik, patologi anatomi, sistem pembuluh
darah dan stadiumnya.Menurut modifikasi Marshall:
1. Berdasarkan kelainan patologis
a) Stroke hemoragik
i. Perdarahan intra serebral
ii.Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
b)Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark
otak,
penyumbatan)
i. Stroke akibat trombosis serebri
ii. Emboli serebri
2.Berdasarkan gejala klinis :
a. Stroke non hemoragik
Trombotik : Perlahan, adanya kelemahan tanpa penurunan
kesadaran, tidak ada mual muntah, Timbul parese sebelum Plegi,
jarang terjadi kejang, dan bersifat progresif
Emboli : Timbul plegi tiba-tiba, banyak yang mengalami kejag,
tanpa mual muntah dan penurunan kesadaran.
b. Stroke hemoragik
intracerebral : Tiba-tiba terjatuh ketika aktivitas, nyeri kepala,
koma dan muntah
28
kontralateral,amaurosis fugaks
Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
29
30
c.
d.
trombolisis intra-arterial)
Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, INR, aPTT, PTT, gula darah, Natrium,
Kalium, ureum, kreatinin, CK, CK-MB, CRP
H. Penatalaksanaan
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu
bidang, ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi dimulai bertahap
bilahemodinamik sudah stabil. 8,9
Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai
didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam
31
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 15002000 mL dan elektrolitsesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung
glukosa atau salin isotonik. Pemberiannutrisi per oral hanya jika fungsi
menelannya baik; jika didapatkan gangguan menelan ataukesadaran
menurun, dianjurkan melalui slang nasogastrik.3, 8,9
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah
sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan
gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan
harus dicari penyebabnya.3,9
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obatobatan sesuai gejala.Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali
bila tekanan sistolik 220 mmHg, diastolik 120 mmHg, Mean Arterial
Blood Pressure (MAP) 130 mmHg (pada 2 kalipengukuran dengan selang
waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung
kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah
20%, dan obat yang direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat
reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium. 3,9
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik 90 mm Hg, diastolik 70
mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 Ml selama
4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika
belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat
diberi dopamin 2-20 g/kg/menit sampai tekanan darah sistolik 110
mmHg.3
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit,
maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral
(fenitoin, karbamazepin). Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan
antikonvulsan peroral jangka panjang. 3
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus
intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena
32
Rehabilitasi.
Pengenalan secara dini rehabilitasi pada pasien stroke akut dapat
meningkatkan prognosis fungsional (Stroke Unit Trialists Collaboration,
2000) dan merupakansalah satu permasalahan yang sangat penting
mengapa pasien stroke akut yang dirawat di unit stroke lebih baik outcome
fungsionalnya dibandingkan dengan yang dirawatdiluar unit stroke. Usia
lanjut bukan sebagai alasan untuk tidak dilakukan program rehabilitasi.
Program rehabilitasi secaradini merupakan tindakan yang strategis untuk
beberapa kondisi pada pasien stroke akut, misalnya disfagia, dan
imobilitas, risiko jatuh, cedera pada kulit, nyeri, cedera bahudan depresi.
2.
Terapi preventif.
Pencegahan Primer, untuk mencegah terjadinya ateroma, yaitu:
Mengatur tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
Mengurangi makan asam lemak jenuh
Berhenti merokok
Minum aspirin dua hari sekali , 300 mg/hari, pada :
o Individu
dengan
anamnesis
keluarga
dengan
penyakitvaskuler
o Umur lebih dari 50 tahun
o Tidak ada ulkus lambung
33
34
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan resume masalah sebagai berikut :
1. Anggota gerak sebelah kanan sulit untuk digerakkan.
2. Keluhan dirasakan mendadak saat pasien buang air kecil dan terjatuh.
3. Pasien terjatuh dalam posisi miring ke sebelah kanan dan pingsan
4. Riwayat trauma kepala disangkal, tidak ada jejas di kepala pasien.
5. Riwayat hipertensi postif sejak 2 tahun yll, pasien tidak rutin minum obat.
6. Riwayat stroke sebelumnya disangkal.
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal atau global yang berlangsung
24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata
disebabkan gangguan peredara darah otak non traumatik. Secara umum
gangguan pembuluh darah otak/ stroke merupakan gangguan sirkulasi
serebral. Merupakan gangguan neurologic fokal yang dapat timbul
sekunder dari sutu proses patologi pada pembuluh darah serebral. Stroke
bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala
dari
35
cabaang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menunuj
parenkim otak yang dibagian distalnya berupa anyaman kapilaer.
Aterosklerosis banyak terjadi dengan bertambahnya umur dan adanya
hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi aneurisma
kecil-kecil dengan diameter 1mm. Peningkatan darah yang terus menerus
akan mengakibakan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi
perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur otak dan
merembes kesekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau ke
ruang intracranial. Perdarahan intracranial biasanya diesebabkan oleh
rupture arteri cerebri. Ekstravasasi darah terjadi didaerah otak dan atau
subarchnoid, sehingga jaringan yang ada disekitarnya tergeser da tertekan
darah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan
vasospasme pada arteri disekitar pendarahan. Spasme ini dapat menyebar
keseluruh hemisfer otak dan sirkulus wilis. Bekuan darah yang semula
lunak akhirnya akan larut dan mengecil. Daerah otak disekitar bekuan
darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis, karena kerja enzimenzim maka bekuan darah akan mencair sehingga terbentuk suatu rongga.
Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh astrosit
dan kapiler-kapiler baru sehingga terentuk jalinan disekitar rongga tadi.
Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi oleh astrolgia yang berproliferasi.
Ganggauan neurologis tergantung letak dan beratnya perdarahan.
Stroke merupkan penyakit motor neuron atas dan dapat mengakibatkan
kehilangan control volunteer terhadap gerakan motoric. Fungsi lain yang
diganggu akibat stroke adalah komunikasi dan bahasa. Gangguan
komunikasi akibat stroke adalah afasia, disatria dan apraksia tergantung
likasi yang terganggu
Diagnosis Banding
Letak lesi
SNH
SH
UMN
UMN
36
Saat serangan
Saat istirahat
Saat aktivitas
Kerutan dahi
Onset
Perlahan
Akut
Nyeri kepala
-/+ ringan
++
-/+
++
++
Sumbatan
Perdarahan
Penurunan
kesadaran
Muntah proyektil
Etiologi
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39