Anda di halaman 1dari 17

BAB VIII

MEKANIKA FLUIDA
A. Pengertian Fluida

stilah fluida menunjuk kepada zat yang dapat mengalir dan tidak mempunyai bentuk
tertentu/tetap. Semua liquida (zat cair) dan gas adalah fluida. Zat cair mengambil
bentuk bejana dimana dia ditempatkan, sementara gas tidak hanya mengambil bentuk
bejana yang ditempatinya, tetapi juga mengisi atau menempati seluruh bejana itu.
Pembahasan tentang fluida yang diam dinamakan hidrostatika (atau lebih tepat fluida
statik) dan pembahasan tentang fluida yang bergerak disebut hidrodinamika. Satu
cabang khusus dari hidrodinamika yang berkenaan dengan aliran udara dan gas
dinamakan aerodinamika yang pertama dibahas adalah zat cair.

B. Zat cair

assa jenis (density) adalah satu karakteristik penting dari semua materi (bahan).
Untuk satu materi (bahan) yang homogen, massa jenis didefinisikan sebagai
massa per satuan volume. Dengan demikian, jika m adalah massa dari suatu fluida yang
volumenya V maka massa jenis adalah :

m
....(8.1)
V

atuan massa jenis adalah : kg/m3, g/cm3 atau slug/fg3. Kadang-kadang lebih mudah
menggunakan berat jenis, yang sama dengan g. Satuannya adalah: N/m3,
dyne/cm3, dan lb/ft3. Perbandingan massa jenis dari suatu bahan (zat) terhadap massa
jenis air didefinisikan sebagai massa jenis relatif (juga biasa disebut dengan nama yang
menyesatkan grafitasi khusus/spescific gravity). Karena massa jenis relatif adalah suatu
perbandingan, maka harga itu adalah satu bilangan tanpa satuan.

C. Tekanan dalam Fluida

ada benda padat, gaya dapat dikerjakan dalam sembarang arah terhadap
permukaannya, tapi dalam cairan gaya itu harus dikerjakan tegak lurus (atau
normal) terhadap permukaan cairan itu. Alasannya adalah bahwa fluida yang diam tidak
dapat menahan/menopang gaya tangensial (gaya geser). Jika gaya geser (gaya
tangensial) digunakan pada suatu fluida, lapisan-lapisan yang berbeda mudah bergeser
diatas yang lainnya sebagai pengganti gaya.
engingat hal ini, adalah biasa menyatakan tekanan yang bekerja pada fluida
sebagai pengganti gaya. Atau : tekanan p didefinisikan sebagai besarnya gaya
normal (gaya tegak lurus) yang bekerja pada satu satuan luas permukaan. Jika satu
gaya konstan yang besarnya F bekerja secara tegak lurus pada satu permukaan yang
luasnya A, maka :

F
.(8.2)
A

98

Pa+

h=z
p=pa++p

Gbr. 8.2b

Sekarang, jika kita menambah tekanan di atas Piston dengan p, kita dapatkanbahwa tekanan di titik R juga bertambah dengan p.
Jadi, tekanan
yang baru di kedalaman h adalah p+p. Hasil yang
demikian ditemukan oleh ahli fisika Perancis: Blaise
Pascal (1623-1662). Prinsip Pascal: Tekanan yang
diberikan(dikerjakan)
pada
suatu
fluida
tertutup, diteruskan tanpa berkurang (dengan
kekuatan yang sama) ke setiap bagian fluida itu
dan dinding-dinding bejana tempatnya.

ntuk memperluas hal ini, tinjau Gb. 8.3 yang menggambarkan prinsip pengangkat
(dongkrak) hidrolik.
f=gaya digunakan

F=gaya beban

Gbr. 8.3 Sket dasar pompa hidrolok

atu piston dari luas penampang yang kecil a melakukan satu gaya f secara langsung
pada suatu cairan seperti minyak. Tekanan p = f/a diteruskan dengan tidak
berkurang (dengan kekuatan yang sama) melalui pipa penghubung ke silinder yang
lebih besar yang mempunyai satu piston dengan luas A.
Karena tekanan harus sama pada kedua pihak, maka :
f
F

p=
(8.3)
a
A
atau
A
F f ..(8.4)
a
Jadi, gaya f telah dikalikan dengan faktor A/a.
dengan penyederhanaan, kita peroleh : dp = gdz
(Jika arah ke atas positif dan ke bawah negatif)
maka:
(p + dp) A gA dz pA = 0
PA + dpA gA dz pA = 0
dp A = gA dz dp = gdz ...(8.5)

99

ita menganggap bahwa cairan itu incompressible (tidak kompresibel) sehingga : p


adalah konstan. Maka, dengan mengintegrasi, kita dapatkan
p (z) = po + gz .. fluida incompressible
Biasa ditulis :
p (h) = p0 + gh. . (8.6)

Dimana konstanta integrasi adalah p0, yaitu tekanan pada permukaan cairan (z = 0);
ika permukaan itu terbuka ke udara, Po sesuai dengan tekanan atmosfer. Kita lihat
bahwa tekanan di dalam suatu cairan bergantung secara berbanding lurus pada
kedalaman. Jika bejana ditutup di bagian atas (permukaan) dengan satu piston yang
melakukan tekanan pa pada permukaan cairan itu, maka konstanta p 0 dalam pers. (8.6)
diganti dengan tekanan yang digunakan : pa.
Jadi, tekanan di suatu kedalaman z adalah gz ditambah dengan tekanan eksternal
yang digunakan (pa).. Kenyataan ini pertama sekali dikenal oleh Blaise Pascal dan
diwujudkan dalam Prinsip Pascal.

Suatu tekanan yang digunakan kepada permukaan suatu cairan yang


terkurung (incompressible) diteruskan (ditransmissi) dengan kekuatan
yang sama ke setiap titik di dalam cairan itu (kekuatan yang tidak
berkurang)

D. Prinsip Pascal

rinsip Pascal adalah konsekuensi penting dari hukum-hukum mekanika dan fluida
statik. Tinjau satu fluida dalam suatu bejana seperti dalam Gbr. 8.2 dilengkapi
dengan satu piston di bagian atasnya.

pa

h=z
p = p0 + gh

Menurut persamaan (8.6) di atas:


p = po + gz
atau
p = p0 + gh
tekanan P di suatu titik R dikedalaman h adalah :
p = pa + gh
(8.7)

....

Gbr. 8.2a

atau
F = .A ...(8.8)

ekanan adalah besaran skalar dan satuan tekanan adalah satuan gaya dibagi
dengan satuan luas : N/m2, dyne/cm2; lb/ft2, bar (1 bar = 106 dyne/cm2 dan atmosfer
(1 atm = 14,7 lb/m2). Satuan lain, mmHg, yang dihubungkan dengan atmosfir, sebagai :

100

1 atm = 760 mmHg. Tekanan atmosfer juga dinyatakan dalam millibar (1 bar = 1000
millibar).
atuan tekanan dalam S1 yaitu N/m2, mempunyai nama resmi pascal (Pa) untuk
penghormatan bagi Blaise Pascal; yaitu 1 Pa = 1N/m2. Untuk penyederhanaan, kita
akan sering memakai N/m2 saja.

Contoh 8.1
Seorang dengan berat 60 kg, kedua kakinya menutupi permukaan tanah seluas
500 cm2, akan menggunakan tekanan sebesar
F/A = mg/A = (60 kg) (9,8 m/s2) (0,0500 m2)
= 12 x 103 N/m2 terhadap tanah
Jika dia berdiri dengan satu kaki, gayanya tetap sama, tapi luas kaki jadi
setengahnya maka tekanan menjadi dua kali semula yaitu 24 x 103 N/m2.

E. Tekanan Didalam Fluida

ita tinjau tekanan pada titik-titik yang berbeda di dalam kolom fluida yang
ditimbulkan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada fluida. Dua kasus adalah
penting, disebut cairan-cairan incompressible dengan gas-gas compressibel. Tekanan
yang disebabkan oleh fluida pada kedalaman tertentu dinamakan Tekanan Hidrostatik.
Tinjau satu bejana yang diisi dengan sejenis cairan seperti ditunjukkan dalam Gb. 8.1.
Luas A

pA

z
dz

gAdz
(p+dp)AA

Gbr. 8.1. Suatu bejana yang diisi fluida homogen.

ilih sebagai satu benda bebas satu lempeng tipis yang horizontal dari cairan di
kedalaman z dibawah permukaan. Lempeng itu mempunyai ketebalan dz dan luas
A. Misalkan tekanan di kedalaman z adalah p dan tekanan di kedalaman z + dz menjadi
p + dp. Gaya gravitasi yang arahnya ke bawah yang dilakukan pada lempeng itu adalah
gdm = g p A dz. Lempeng itu dalam keadaan setimbang, dengan demikian persamaan
gaya dalam arah vertikal (dengan arah kebawah positif) adalah :
-(p + dp)A + gAdz + pA = 0 ...(8.9)
Rem hidraulik, pengangkat mobil, dan kursi dokter gigi adalah contoh-contoh yang
menggunakan prinsip ini.

F. Gaya Apung keatas dan Prinsip Archimedes.


Fy
CG
pgv

101

Fy
CG
W

Gbr. 8.4a

Dalam Gb. 8.4a, tinjau suatu volume khayal


dari fluida V tertutup oleh batas-batas dan
gaya-gaya yang bekerja padanya. Bagian
fluida ini, seperti juga yang lainnya berada
dalam keseimbangan.

Gbr. 8.4b

Karena itu, Fx = 0 dan Fy = 0. Gaya-gaya


horisontal yang ditimbulkan fluida itu
jumlahnya nol. Karena itu tidak ada
percepatan dalam arah ini.

alam arah vertikal berat fluida yang tertutup oleh volume V itu adalah gv dan
bekerja kearah bawah. Dengan demikian, disitu harus ada satu resultan gaya F y =
gv yang dikerjakan oleh fluida di luar volume V, yang bekerja dalam arah ke atas,
supaya fluida tertutup itu dalam keseimbangan.
ekarang, misalkan kita menggantikan volume V itu dengan satu benda padat yang
bentuknya dan volumenya sama, tetapi kerapatannya p, seperti dalam Gb. 8.4b.
Gaya yang bekerja pada benda ini yang disebabkan oleh fluida masih F y, sementara
berat benda padat yang bekerja ke arah bawah adalah :

WP =

pg v

... (8.10)

aya ke atas yang dikerjakan oleh fluida pada benda itu disebut gaya apung F A atau
daya apung dari benda yang terbenam. Gaya apung F A (= Fy) = gv adalah sama
dengan berat fluida yang dipindahkan itu. Jadi, seperti ditunjukkan dalam Gbr.8.4b.
Gaya netto F yang bekerja pada suatu benda yang terbenam dalam fluida adalah :
F = Fy - W = FA - Wp = gv - p gv
F = ( - P) gv ...(8.11)

enurut persamaan ini, suatu benda yang terbenam dalam fluida dapat atau tidak
dapat dalam keseimbangan.
Jika FA = WP, benda itu akan berada dalam keseimbangan.
Jika FA < WP, F akan bekerja ke arah bawah dan benda itu akan tenggelam.
Jika FA > WP, F akan bekerja kearah atas dan benda akan naik ke atas. Karena
benda itu akan terbenam sebahagian; yaitu, benda itu akan terapung.

ksperimen-eksperimen dengan fluida membawa Archimedes (287 212 SM) ke


suatu perumusan prinsip yang dinyatakan sebagai berikut.
Prinsip Archimedes : Suatu benda yang terbenam seluruhnya atau
sebahagian dalam suatu fluida diangkat ke atas dengan suatu gaya dalam
arah vertikal, yang sama dengan berat volume fluida yang dipindahkan benda
itu. Secara singkat : gaya apung pada suatu benda yang dicelupkan dalam
suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu.

102

itik melalui mana gaya vertikal ini bekerja ketika benda itu terbenam dalam fluida
dinamakan pusat gaya apungnya. Ini akan berimpit dengan pusat gravitasi jika
benda padat itu homogen. Jika benda padat itu tidak homogen, pusat gravitasi mungkin
tidak terletak pada garis FA; karena itu mungkin ada satu torka yang dapat
menyebabkan rotasi benda itu.

G. Sifat-sifat Hidrostatik

ntuk menyelidiki sifat tekanan hidrostatik kita tinjau kembali beberapa hal tentang
tekanan dalam fluida. Tekanan yang dihasilkan oleh fluida disebut juga tekanan
hidrostatik.
1. Tekanan di suatu titik di dalam suatu fluida yang sebenarnya, telah dinyatakan
dengan rumus :
p(z) = p0 + gz ..... (8.12)
atau dalam bentuk lain ditulis :
p = p0 + gh (8.13)
Dimana:
z atau h adalah kedalaman fluida.
p adalah tekanan absolut tekanan fluida yang sebenarnya di suatu titik
di dalam fluida.
p0 adalah tekanan atmosfir atau tekanan udara luar.
gh = tekanan hidrostatik.
Jadi : pabsolut = patm + phidrostatik (8.14)
Jika tekanan atmosfir tidak diperhitungkan, maka tekanan hidrostatik adalah :
p = gh ... (8.15)

ersamaan (8.14) menyatakan rumus untuk menentukan tekanan hidrostatik yang


dihasilkan oleh fluida pada sembarang titik di dalamnya. Kita dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Setiap titik pada kedalaman yang sama di bawah permukaan suatu fluida (cairan)
berada pada tekanan yang sama, tidak bergantung pada bentuk wadah (bejana).
Tekanan hidrostatik hanya bergantung pada kerapatan fluida, percepatan gravitasi,
dan kedalaman. Tekanan hidrostatik tidak bergantung pada bentuk wadahnya. Ini
dapat ditunjukkan dengan bejana berhubungan seperti gbr. 8.5.di mana beberapa
bejana yang berbeda bentuknya saling berhubungan.

103

Gbr. 8.5 Bejana Berhubungan

Ketinggian permukaan fluida dalam masing-masing bagian bejana itu harus sama,
sebab satu titik seperti titik A berada pada satu tekanan yang ditentukan hanya oleh
kedalamannya dibawah sembarang permukaan yang dihubungkan dengan titik A
oleh cairan itu. Ketinggian permukaan yang tetap dari bejana yang berhubungan
dengan bentuk yang sembarang, disebut paradoks hidrostatik, yang tentunya sama
sekali tidaklah paradoks.

2. Di sembarang dua titik sepanjang satu garis horisontal dalam suatu fluida tekanan
mempunyai harga yang sama. Atau semua titik yang terletak pada suatu bidang
datar di dalam fluida (cairan) yang sejenis memiliki tekanan yang sama.

3. Dari prinsip Pascal dapat disimpulkan bahwa : Tekanan di dalam fluida tertutup
menyebar ke segala arah dengan kekuatan yang sama besarnya. Hal ini sangat
dikenal oleh perenang dan juga penyelam yang secara langsung merasakan
tekanan air pada seluruh tubuhnya.

4. Sifat penting lain pada fluida diam adalah bahwa gaya yang disebabkan oleh
tekanan fluida selalu bekerja secara tegak lurus terhadap setiap permukaan yang
bersentuhan.

engukuran tekanan dalam suatu fluida paling mudah dikerjakan dengan


menggunakan pipa (bentuk U berisi cairan, seperti dalam gbr 8.6.
p = po

h = y0 - y

Y0

Alat seperti ini, disebut manometer,


mempunyai satu ujung pipa U itu
terbuka terhadap atmofsir, yang
tekanannya p0. Ujung lain pipa itu
terbuka terhadap satu daerah
(cairan atau gas) dengan tekanan p,
yang akan ditentukan.

Gbr. 8.6

engan menggunakan pertama sisi kanan pipa itu, tekanan pada titik paling rendah
di dalam pipa itu, dengan menggunakan per (8.14) :

104

p = p0 + gh adalah : p + gy . (8.16)
Dimana Y adalah ketinggian kolom cairan dalam pihak kanan pipa itu.

ekanan pada titik paling rendah yang sama di dalam pipa itu, dengan menggunakan
pihak kiri pipa, adalah po + gY0, di mana Yo adalah ketinggian kolom cairan pada
pihak kiri.
Karena itu kita dapat menyimpulkan :
p + gh = p0 + gy0 .. (8.17)
p - p0 = g (y0 - y) . (8.18)
Atau : p = p0 + gh .... (8.19)
Dimana:
h adalah perbedaan y0 y, dalam ketinggian permukaan cairan dalam kedua
kolom itu.
Pers. p = p0 + gh, memberikan tekanan absolut p dalam daerah fluida yang
mempunyai tekanan yang hendak diukur.
Pers. p - = g (Yo - Y) memberikan perbedaan p p 0 antara tekanan absolut dan
tekanan atmosfir dan perbedaan ini disebut tekanan gauge (tekanan tolak) atau tekanan
hasil mengukur.
ekanan yang diukur pada ban mobil anda adalah tekanan gauge. Bila ban itu sama
sekali kempis, tekanan gauge adalah nol, dan tekanan absolut dalam ban adalah
tekanan atmosfir.

p - p0 = pgange .. (8.20)
p = pgange + pat .. (8.21)
Barometer, alat lain untuk mengukur, biasanya digunakan mengukur tekanan atmosfir
(tekanan udara terbuka) .

105

H. Aplikasi Prinsip Archimedes

rinsip Archimedes dapat diterapkan dalam menentukan kerapatan (berat jenis suatu
benda padat yang bentuknya tidak beraturan. Untuk itu perlu diketahui berat benda
padat di udara dan juga berat benda ketika berada / terbenam dalam air.
FA

W1
W

Gbr. 8.7a

Gbr. 8.7b

Gbr.8.7c

Gbr. 8.7a menunjukkan benda ditimbang di udara, dan berat benda di udara (= W)
dan Gbr.8.7b) menunjukkan benda ditimbang ketika terbenam dalam air. Berat
benda itu di dalam air (= W1). Gbr.8.7c menunjukkan gaya-gaya bekerja pada benda
itu.
Berat benda dalam udara W adalah tarikan bumi pada benda itu, jadi :
W = gV

.. (8.22)

dimana :
V adalah volume benda padat itu dan
b adalah kerapatannya yang hendak kita cari / tentukan. Gaya apung ke tas F A pada
benda itu adalah sama besarnya dengan berat air yang dipindahkan oleh benda itu.
ita gunakan FA = ga V, dimana a adalah kerapatan (berat jenis) air. Tali
melakukan/mengerjakan satu gaya ke atas pada benda itu yang sama dengan W 1
yaitu berat benda itu di dalam air yang dinyatakan pada skala timbangan. Besaran W 1
disebut sebagai berat efektif dalam air, dan skala yang terbaca, bila benda tersebut
ditenggelamkan di dalam air (gb.8.7b). Besarnya W1 ini sama dengan berat
sesungguhnya (W = mg = gbV) dikurangi dengan gaya apung FA. Gaya-gaya pada
benda yang tergantung itu jumlahnya harus nol :

FA + W1 - W = 0
W - W1 = FA

106

W - W1 = gaV . (8.23)
Kita tahu dari pers. (1) bahwa : V = W/(gb)
maka pers (8.23)

g aW
W W '
g b

Jadi :

aW
..(8.24)
W W '

ers. (8.24) menghubungkan kerapatan benda b yang hendak dicari dengan


besaran-besaran yang diketahui Dengan demikian, pers (8.22) dapat ditulis :
b
W

. (8.25)

W W '

Jadi :

W
, sama dengan kerapatan benda jika fluida di mana benda tersebut
W W '

ditenggelamkan adalah air. Jika benda ditenggelamkan dalam fluida yang bukan air,
maka berlaku :

b
W

.
F W W '
(8.26)
dimana F adalah kerapatan fluida.
2. Prinsip Archimedes dapat diterapkan untuk benda yang mengapung.
Pada kesetimbangan yaitu bila melayang :
F = 0
Gaya apung benda sama besar dengan berat benda. Secara umum, jika sebuah
benda mengapung, maka FA = W, yang dapat ditulis sebagai :

F V pindah g = b Vb g (8.27).
dengan Vb adalah volume benda seluruhnya, dan Vpindah adalah volume fluida yang
dipindahkan (= volume yang terendam).
V pindah

b ..(8.28)
Vb
F
Jadi, ini adalah perbandingan benda terendam yang diberikan dengan perbandingan
kerapatan benda dengan fluida.

107

I. Persamaan Kontinuitas

atu streamline adalah satu garis khayal seperti dalam Gbr. 8.8 di dalam fluida
bergerak yang mempunyai sifat-sifat berikut :
A

VA

VB

1. Kecepatan dari setiap partikel dalam


fluida adalah tangensial (menyinggung)
satu streamline pada setiap waktu.

Gbr. 8.8

2. Pada satu titik tertentu, titik A pada streamline itu, kecepatan dari setiap partikel yang
mencapai titik itu adalah sama, dalam besar dan arahnya.

etiap partikel fluida yang mencapai titik A harus maju ke titik B dan seterusnya. Jadi,
streamline adalah lintasan partikel-partikel dalam fluida itu. Karena itu dalam aliran
steady, streamline menggunakan satu pola aliran tertentu. Dalam aliran steady,
streamline tidak dapat berpotongan.Satu stream tube (pipa aliran) adalah satu daerah
dalam suatu fluida dibatasi oleh streamline-streamline, seperti dalam gbr. 8.9.
V1 t
A1

P1

A2
V1

Gbr. 8.9a

P2

V2

Gbr. 8.9b

alam aliran steady, satu partikel di dalam satu stream tube tidak dapat lewat keluar
dari tube (pipa) itu. (karena streamlinenya harus memotong satu streamline yang
membatasi stream tube itu). Misalkan gbr.8.9a adalah stream tube yang cukup kecil
dan kelajuan partikel-partikel di dalam pipa itu pada penampang tertentu adalah sama.
Di titik P1, luas penampang pipa yang tegak lurus pada streamline adalah A1, misalkan
V1 adalah kelajuan partikel-partikel itu. Di bagian lain dari pipa itu, dimana luas
penampangnya A2, misalkan partikel-partikel di P2 kelajuannya V2 Gbr. 8.9b
menunjukkan volume V yang sangat kecil dari fluida yang lewat melalui A1 dalam satu
waktu kecil t. Karena kelajuan dari setiap partikel di A1 adalah V1, ketebalan l dari
volume silinder itu sama dengan V1t.
Volume V adalah :
V = A1l = A1V1t .. (8.29)
dan massa m1 dari fluida di dalam V diberikan oleh :
m1 = 1V = 1A1V1t

108

atau :
(8.30)

m1

1A1V1

dimana 1 adalah kerapatan cairan di penampang A1 dalam limit,


Jika t 0 maka pers. (8.27) menjadi :

lim it m1 dm A V ....
1 1 1
t 0

(8.31)

dt

esaran : dm/dt adalah laju aliran massa di A1 dan dm/dt menyatakan massa
persatuan waktu yang lewat melalui luas penampang A1
Di titik P2, kelajuan partikel dalam pipa adalah V2, maka laju aliran massa di P2

dm2
2 A2V2
dt

..

(8.32)

alam aliran steady, partikel-partikel fluida tidak dapat meninggalkan pipa. Karena
itu, massa yang lewat melalui A1 harus sama dengan massa yang lewat melalui A2
dalam internal waktu yang sama, atau :
1V1A1 = 2V2A2 ... (8.33)
Pers (8.30) adalah suatu pernyataan tentang kekekalan massa untuk suatu fluida dalam
aliran steady. Untuk fluida incompressible, dimana :
1 = 2, pers (8.30) menjadi :
V1A1 = V2A2 .(8.34)
Atau

VA = konstan ... (8.35)

ersamaan (8.31) atau pers (8.32) dalam kasus fluida incompressible, disebut :
persamaan kontinuias dalam fluida dinamika. Dalam suatu fluida incompressible,
hasil kali VA adalah konstan dalam stream tube tertentu. Dimana streamlines saling
rapat (A kecil) fluida mengalir lebih laju/cepat daripada dibagian streamline terpisah lebih
jauh (A lebih besar). Hasil kali VA disebut laju aliran volume suatu fluida dan satuannya :
m3/s atau ft3/s.

J. Persamaan Bernaulli

109

Gbr. 8.10

Menunjukkan suatu incompressible fluida yang bergerak kearah kanan


melalui satu pipa aliran (stream tube).
Luas penampang pipa A1 di X1 dan A2 di X2. Tinjau satu volume fluida yang kecil di (x1,
y1). Setiap titik di dalam elemen ini mempunyai laju V1 dan pada tekanan P1.
Dalam satu internal waktu yang sangat kecil dt fluida di X1 bergerak melalui perpindahan
horizontal dx1.
elama internal waktu yang sama ini, satu elemen fluida di (x 2, y2), dimana semua
titik-titik dalam elemen itu mempunyai kelajuan V2 dan pada tekanan P2, bergerak
melalui perpindahan dx2. Karena kedua elemen ini mempunyai volume yang sama,
perpindahan dx1 dan dx2 dihubungkan oleh : A1dx1 = A2 dx2.
Gambar 8.10 menunjukkan perpindahan elemen-elemen ini selama interval waktu dt.
fluida yang mengalir antara (x1, y1) dan (x2, y2) secara fisika adalah identik sebelum dan
sesudah perpindahan terjadi untuk menghubungkan kelajuan V1 dan V2 dengan tekanan
P1 dan P2, kita gunakan prinsip kerja energi :
erja yang dilakukan oleh gaya resultan pada satu sistem adalah sama dengan
perubahan energi kinetik sistem itu. Kerja dwp yang dilakukan oleh gaya-gaya
tekanan pada fluida yang telah bergerak dalam interval waktu dt, adalah :

dwp = P1A1 dx1 - P2A2dx2 .... (8.36)

aya P2A2 berlawanan arah dari perpindahan fluida, yang diperhitungkan untuk kerja
negatif yang dilakukan pada elemen di (x2, y2). Karena fluida incompressible,
persamaan kontinuitas memerlukan bahwa :
A1V1 = A2V2, atau A1dx1/dt = A2dx2 /dt, yang berarti bahwa A1dx1 = A2dx2 = dv,
Dimana dv adalah volume dari masing-masing elemen fluida. Kerja dwp yang dilakukan
oleh gaya-gaya tekan adalah :
dwp = P1dv P2dv = (P1 P2) dv .... (8.37)
Effek dari aliran yang telah terjadi (perpindahan dx1 dari elemen di x1 dan dx2 dari
elemen di x2) telah menaikkan satu elemen dengan massa dm = dv melalui ketinggian
vertikal Y2 - Y1. Karena itu, kerja dwg yang dilakukan gaya gravitasi pada massa itu
adalah :
dwg = -(dm) g (Y2 - Y1) = -g (Y2 Y2) dv. .... (8.38)
Mengapa kerja ini negatif ?
Kerja total dwp + dwg yang dilakukan pada elemen, menurut prinsip kerja energi, sama
dengan perubahan energi kinetik dari elemen itu.
dwp + dwg = K
(P1-P2)DV g(y2 y1)dv =1/2(dV)V12 (dV)V12 (8.39)
atau

110

P1+gy1+1/2v12 = P2 + gy22... (8.40)


Karena ketinggian Y1 dan Y2 yang digunakan disini adalah sembarang, kita dapat
menghilangkan subskrip dan menulis :
P + gy + V2 = konstan (8.41)
Pers. (10) atau pers. (11) disebut : Persamaan Bernoulli menyatakan kekekalan energi
dalam fluida.
Tugas Kelompok ke 9
1.

Logam massanya 200 gram jika ditimban di udara, sedangkan jika ditimbang di
dalam air massa yan tampak 185 gram. Jika kerapatan logam A 20 g/cm3 dan
kecepatan logam B 10 g/cm3 dan kerapatan air 1 g/cm3, hitunglah massa logam
tersebut.

2.

Sebuah patung emas bermassa 9,65 kg (massa jenis 19,3 g/cm3) tenggelam pada
dasar laut (massa jenis air laut 1,03 g/cm3). Patung tersebut akan diangkat dari
dasar laut dengan menggunakan kabel. Jika percepatan gravitasi = 9,8 m/s2, maka
besarnya tegangan pada kabel ketika seluruh patung berada di dalam air dan
seluruh patung berada di atas permukaan air berturut-turut adalah

3.

Sebuah balok kayu dengan massa jenisnya 600 kg/m3 mengapung di atas
permukaan air (massa jenis air = 1.000 kg/m 3). Jika sepotong perak (massa jenis
10.500 kg/m3) bermassa 210 gram dikaitkan pada balok itu sehingga sistem
bergerak ke bawah dan akhirnya melayang di dalam air, maka volum balok kayu
adalah

4.

Tekanan udara pada masing-masing dari keempat ban mobil adalah 240 kPa. Jika
tiap ban memiliki luas jejak 200 cm2, perkiraan massa mobil tersebut.

5.

Sebuah pesawat terbang kecil mempunyai luas sayap (masing-masing sayap) 9 m 2.


Pada suatu kecepatan tertentu, udara yang mengalir di permukaan sayap sisi atas
mempunyai kecepatan 50 m/s sedang yang yang mengalir di permukaan sayap sisi
bawah mempunyai kecepatan 40 m/s. Berapa berat pesawat itu. Massa jenis udara
1,2 kg/m3.

6.

Sebuah balon dengan diameter 10 m berisi udara panas. Kerapatan udara di dalam
bola adalah 75% kerapatan udara luar (kerapatan udara luar 1,3 kg/m 3). Berapa
massa total maksimum penumpang dan beban yang masih dapat diangkut balon? g
= 10 m/s2.

111

Latihan mandiri : Aplikasi Rumus

1.

Sebuah bola baja yang berjari-jari 40 cm terdiri dari dua belahan yang mudah
dipisahkan. Kemudian kedua belahan bola tersebut disatukan dan udara di dalam
bola dikeluarkan hingga vakum. Setelah itu kedua belahan bola ditarik oleh dua
kelompok kuda yang masing-masing kelompok terdiri dari 15 ekor kuda, ternyata
kedua belahan bola tersebut tidak dapat lepas (percobaan Otto Von Guericke pada
tahun 1654). Jika = 3,14, maka gaya yang dibutuhkan untuk memisahkan kedua
belahan bola itu adalah ..
A. 0,505.105 N
D. 1,505.105 N
5
B. 0,702.10 N
E. 1,702.105 N
5
C. 1,01.10 N
2. Gambar disamping menunjukkan bejana berbentuk kerucut terpancung dengan luas
dasar bejana 2.10-4 m2 dan luas puncak kerucut terpancung 10-4 m2. Bejana ini berisi
alkohol dengan massa jenis 0,8.103 kg/m2 hingga penuh, yaitu setinggi 0,5 m. Jika
percepatan gravitasi = 9,8 m/s2, maka gaya yang dilakukan oleh alkohol terhadap dasar
bejana adalah
A. 0,784 N
D. 0,838 N
Luas = 10-4 m2
B. 0,796 N
E. 0,896 N
C. 0,821 N
0,5 m

Luas = 2.10-4 m2

Sebanyak 5 liter campuran air dan alkohol dimasukkan ke dalam sebuah bejana.
Banyaknya air banding alkohol adalah 4 : 1. Jika luas penampang bejana 10-2 m2,
percepatan gravitasi = 10 m/s2, massa jenis air = 1.000 kg/m3, dan massa jenis
alkohol = 800 kg/m3, maka besarnya tekanan hidrostatik di dasar bejana adalah ..
A. 4.800 Pa
D. 7.200 Pa
B. 5.200 Pa
E. 9.600 Pa
C. 5.780 Pa

4.

100 cm

Bejana berisi air dengan massa jenis 1.000 kgm3


.Jika percepatan gravitasi = 10 ms-2 maka tekanan
hidrostatik pada titik P adalah ..

112

A. 2.105 Nm-2
D. 2.103 Nm-2
B. 2.104 Nm-2
E. 1.103 Nm-2
4
-2
20 cm
C. 1.10 Nm
5. Sebuah bejana berhubungan diisi dengan air raksa (massa jenis = 0,8 gram/cm 3)
sebanyak 4,1 cm dan dalam kaki yang lain dituangkan alkohol (massa jenis = 0,8
gram/cm3) sebanyak 4,1 cm dan dalam kaki yang lain dituangkan gliserin (massa
jenis =1,26 gram/cm3) sebanyak 8 cm, maka selisih permukaan air raksa adalah
A. 0,5 cm
D. 2,0 cm
B. 1,0 cm
E. 2,5 cm
C. 1,5 cm
6. Di dalam sebuah bejana berhubungan diisi air raksa (massa jenis = 13,6 gram/cm 3).
Dalam kaki yang satu dituangkan air (massa jenis = 1gram/cm 3) sehingga perbedaan
permukaan air raksa dalam bejana itu 2,5 cm. Jika penampang bejana di mana-mana
sama yaitu 5 cm2, maka banyaknya minyak (massa jenis = 0,8 gram/cm 3) yang harus
dituangkan di atas air raksa agar permukan air naik 1 cm adalah
A.
120 cm3
D. 225 cm3
B.
170 cm3
E. 265 cm3
C.
3
190 cm
7. Kapal selam menyelam pada kedalaman 30 m di bawah permukaan air, massa jenis
air laut 1,03.103 kg/m3. Jika percepatan gravitasi = 9,8 m/s 2 dan tekanan udara pada
permukaan air 1 atm, maka tekanan yang dialami kapal selam adalah
A.
3,96.105 N/m2
D. 5,16.105 N/m2
B.
5
2
4,04.10 N/m
E. 5,82.105 N/m2
C.
5
2
4,36.10 N/m
8. Suatu zat cair mempunyai kerapatan 1.020 kg/m3. Tekanan zat cair akan menjadi
101% dari tekanan pada permukaan (dengan tekanan atmosfer = 1,01.10 5 N/m2) pada
kedalaman dari permukaan : (g = 9,8 m/s2).
A. 10,0 cm
D. 98 cm
B. 10,1 cm
E. 100 cm
C. 10,2 cm
9. Sebuah bejana berhubungan diisi dengan air seperti pada gambar di samping. Masingmasing permukaan bejana ditutup dengan pengisap yang dapat bergerak bebas tanpa
gesekan. Penampang bejana A berdiameter 10 cm dan bejana B berdiameter 40 cm.
Massa pengisap di A = 2 kg dan di B = 10 kg. Bila di A diberi beban 28 kg dan
percepatan gravitasi = 9,8 m/s 2, maka beban yang harus diletakkan di B supaya
seimbang adalah
A. 450 kg
B. 460 kg
C. 470 kg

D. 480 kg
E. 490 kg

113

10. Sebuah benda diukur beratnya dengan neraca pegas. Ketika benda itu ditimbang di
udara, beratnya 13,5 N, tetapi ketika benda itu dicelupkan seluruhnya ke dalam air
(massa jenis 1.000 kg/m3) beratnya 8,5 N. Jika percepatan gravitasi = 10 m/s 2, maka
massa jenis benda adalah ..
A.
2,7 g/cm3
D. 4,2 g/cm3
B.
3
3,2 g/cm
E. 4,5 g/cm3
C.
3,6 g/cm3
11. Es terapung di dalam sebuah bak yang berisi air (massa jenis air = 1.000 kg/m 3).
Volum es yang muncul di atas permukaan air = 10 4 m3 (massa jenis es = 900 kg/m3),
maka volum es seluruhnya adalah ..
A.
700 cm3
D. 1.000 cm3
B.
3
800 cm
E. 1.200 cm3
C.
900 cm3
12. Sepotong kayu berbentuk kubus dengan rusuknya 8 cm (massa jenis kayu = 0,6
g/cm3) terapung tegak dalam sebuah silinder yang berisi minyak tanah (massa jenis =
0,8 g/cm3). Jika luas alas silinder 1,6 dm3, maka tinggi minyak tanah yang naik dalam
silinder karena dimasukkan kubus adalah ..
A. 0,24 cm
D. 0,52 cm
B. 0,35 cm
E. 0,72 cm
C. 0,48 cm
13. Sebuah hidrometer yang tingginya 25 cm, massanya 40 gram dan luas tongkat 2 cm 2
dicelupkan dalam air (massa jenis air = 1.000 kg/m3, maka tinggi tangkai hidrometer
yang muncul dipermukaan air adalah
A. 3 cm
D. 6 cm
B. 4 cm
E. 7 cm
C. 5 cm

114

Anda mungkin juga menyukai