98
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga Buku Petunjuk Teknis Penvelenggaraan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular di Puskesmasdapat diselesaikan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi masalah kesehatan yang cukup
memprihatinkan dengan angka kesakitan dan kematian yang semakin meningkat.
Penderita PTM maupun kegawatdaruratan PTM, umumnya terlambat datang ke
pelayanan kesehatan dan sudah pada tahap lanjut atau sudah disertai komplikasi
penyakit.
Untuk mendekatkan akses pelayanan penyakit tidak menular, puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan melalui revitalisasi Puskesmas
harus mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan penyakit tidak menular
secara komprehensif mulai dari prornotif preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
meliputi kegiatan promosi kesehatan, deteksi dini, tindak lanjut dini, respon cepat
kegawat daruratan PTM dan pengobatan PTM sampai dengan rehabilitatif /
paliatif.
Puskesmas dengan pelavanan penyakit tidak menular memberikan pelay
anan terhadap Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Diabetes Mellitus dan
Penyakit Metabolik, Kanker, Penyakit Kronis dan penyakit degeneratif lainnya
ditambah dengan gangguan akibat kecelakan dan tindak kekerasan beserta faktor
risikonya lainnya secara terintegrasi.
Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular di puskesmas dapat menjadi acuan bagi puskesmas maupun pihak lain
yang berkepentingan. Diharapkan terwujud puskesmas yang mampu melak
sanakan program pengendalian PTM dan mampu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang efisien, efektif, merata, bermutu, terjangkau, dan memenuhi
kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya, serta dapat mengintegrasikan program
pencegahan primer, sekunder, dan tersier melalui pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan, didukung dengan sistem rujukan kesehatan yang memadai.
Buku petunjuk teknis ini merupakan bagian dari Buku Pedoman Pengem
bangan Pelavanan Penyakit Tidak Menuiar di puskesmas, meliputi penatalaksa
naan faktor risiko secara terintegrasi di fasilitas pelayanan dasar yang mengadap
Diseases interven
tion in Primary Health Care) dari WHO yang telah mengalami penyesuaian dengan
situasi dan kondisi di Indonesia serta memperhatikan
( PDPI, PERKENI, PERKI, HOG I, POGI, kedokteran
Pada kesempatan
setinggitingginya
pengetahuan
terima
yang dimilikinya
dalam penyusunan
konstribusi
ilmu
penyakit
dapat menurunkan
Jakarta, Mei 2012
Direktur PPTM
~~
..
ii
tidak menular
di Indonesia,
sehingga
DAFTAR lSI
KATAPENGANTAR
OAFTARlSI
Halaman
..
iii
Bab I
PENDAHUlUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Kebijakan operasional
1
1
4
4
4
Bab"
UPAYAPELAYANANPTM 01 PUSKESMAS
2. 1 Upaya prornotif
2.2 Upaya skrining dan deteksi dini
2. 2. 1 Skrining / Uji Tapis
2. 2. 2 Deteksi Dini
2. 3 Upaya penatalaksanaan PTM
2. 3. 1 Pengendalian faktor risiko PTM terintegrasi
2.3. 2 Tatalaksana
2. 3. 3 Respon cepat kegawatdaruratan PTM
2. 5 Sistem rujukan PPTM
2.6 Rehabilitasi PTM dan Pelayanan Paliatif
5
6
12
12
16
19
19
20
53
66
66
69
69
70
70
73
73
Bab V
PENUTUP
74
DAFTARPUSTAKA
TIM PENYUSUN
LAMPIRAN
75
77
80
iii
DAFTAR AlUR
1. Alur-l. Pengendalian PTM mulai dari Posbindu PTM,
11
3.
14
4.
15
6.
7.
17
8.
18
9.
24
31
32
33
35
39
42
44
45
46
47
48
49
50
51
iv
51
54
56
57
diagnosis berdasarkan
sadar
59
60
61
62
dan terbakar
63
67
OM non ulkus
35. Alur-24. Pelayanan dan rujukan kasus di puskesmas ...... ......... .......... ...... 68
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar-l. Distribusi penyebab kematian dunia
19
21
DAFTAR TABEL
1. Tabell Gejala Kanker Tertentu yang prognosisnya baik jika dilakukan ...... 28
deteksi dini
2. Tabel 2 Angina Stabil, Riwayat Infark Miokard
34
34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Pencatatan dan Pelaporan
80
83
Tidak Menular
vi
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penva
kit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa
PTM utama meningkat, sementara penyakit menular masih tinggi, lebih
diperparah lagi oleh munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang
muncul kembali.
Gambar 1. dikutip dari Global Atlas on Cardiovascular Diseases Preven
tion and Control2011. PTM mengakibatkan 36juta kematian di dunia antara
lain: penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) 48% (17,3 [uta),
kanker 21% (7,5 juta), penyakit saluran pernapasan kronis 12% (4,3 [uta),
penyakit diabetes melitus 3% (1 juta)
Gambar 2. dikutip dari Global Atlas on Cardiovascular Diseases Preven
tion and Control 2011 Hampir 80% kematian akibat PTM terjadi di negara
negara berpenghasilan rendah dan sedang. Sekitar 17 juta kematian akibat
penyakit kardiovaskular (penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh
darah perifer), 3 juta diantaranya terjadi pada usia dibawah 60 tahun.
Pen.,.~\.itKardiOYlKUlar
31"
MIA la!n1'lya
33"
.---..
PTMt..a:nnya
16"
~tw!-t~'S
DIt~,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
V',
me!itus
3"
48%
Gambar 1:
Gambar2 :
Menurut
berbagai
penelitian
epidemiologi,
masalah penanganan
PTM
dan faktor risikonya justru terjadi pada masyarakat golongan sosial ekonomi
rendah. Kematian akibat PTM di negara-negara maju terus menurun,
seba
Penyaklt Maternal,
Perinalal dan
M,lnulnsi 28 %
Gamba,
3.
Gan88uan
Pern.pasan
".
Tujuan
Tujuan Umum :
Memberikan
Petunjuk Teknis dalam Pelayanan Pengendahian PTIv1 yang
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, KabupatenjKota
dan Puskesmas, serta jajarannya.
Tujuan Khusus :
Dengan adanya Buku Petunjuk Teknis ini, diharapkan :
1. Terselenggaranya Pelayanan PTM di Puskesmas secara efektif dan efisien.
2. Terkendalinya faktor risiko dan PTM di masyarakat
1.3
Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/
3) Puskesmas dan jaringannya
1.4
Kota
Kebijakan Operasional
1)
BAB II
UPAYA PELAYANAN PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR 01 PUSKESMAS
Puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan terdepan mempu
nyai tiga fungsi yaitu 1) sebagai pusat penggerakan pembangunan berwawasan
kesehatan, 2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, 3) Pusat pelayanan
kesehatan strata pertama. Dalam rangka penyelenggaraan pengendalian PTM,
puskesmas melakukan upaya pencegahan penyakit
sekunder dan tertier.
pada penderita
sesegera mungkin
merupakan
agar terhindar
upaya
dari kom
lama ketahanan
dapat dilaksanakan
hidup.
Pencegahan tertier
melalui
tindak
lanjut dini dan tata laksana kasus termasuk penanganan respon cepat menjadi hal
yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit tidak menular dapat
tercegah dengan baik.
Tatalaksana kasus dan respon cepat terhadap
harus dapat
kesehatan
keberhasilan
dilakukan
oleh
dasar. Penanganan
setiap
pelayanan
setiap
petugas
kondisi kegawatan
kesehatan
di fasilitas
pelayanan
tolak ukur
pra rujukan
yang memadai
menjadi
kesehatan
yang diberikan
di fasilitas
PTM
penanganan
layanan
lebih lanjut
di
rumah sakit.
Pengendalian PTM difokuskan terhadap faktor risiko PTM, jika sudah
men derita PTM maka akan sulit disembuhkan dengan sempurna, bahkan dapat
men imbulkan kecacatan dan kematian. Disamping itu, PTM memerlukan
perawatan dan pengobatan yang memakan waktu cukup lama dengan biaya
yang tidak sedikit.
2.1 Upaya Prornotif
Upaya promosi kesehatan dipuskesmas dilakukan agar masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),upaya promosi kesehatan dilaku
kan melalui sosialisasi, penyuluhan, komunikasi, diseminasi-informasi dan
edukasi, dengan menggunakan media prornosi, seminar/workshop dan meli
batkan pemuka rnasvarakat, keluarga dan dunia usaha. Promosi kesehatan
juga ditujukan dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif seperti
adanya kawasan tanpa rokok (KTR),sarana umum untuk melakukan aktivitas
fisik, olahraga dan untuk mencegah gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan dilakukan promosi peningkatan perilaku sehat di jalan melalui
penggunaan helm, penggunaan sabuk pengaman, dan lain-lain.
Pengendalian faktor risiko PTM dilakukan melalui gaya hidup sehat seperti
tidak merokok, cukup aktivitas fisik, diet sehat (gizi seimbang, rendah garam,
gula, lemak), tidak mengkonsumsi alkohol serta dapat mengelola stres.
Promosi
kesehatan
mengajak
masyarakat
untuk jargon
"CEROIK" menuju
masa muda sehat dan hari tua nikmat tanpa PTM, yang secara harfiah adalah:
Kelola stres
Alur-1
HasH
wawncara dan
pemeriksaan
POSBINDU
PTM
'"f8falttftt'mllmtl~ttU~
FR PTM:
- Hipertensi
- Dislipidemia
Hiperglikemia
-Obesitas
- dan lain-lain
DIAGNOSIS:
- Pemeriksaan
-+ - Pemeriksaan
r+
Penunjang
- Stok
- Diabetes Melitus
- Kanker
- PPOK dan Asma
- Gakce dan tisan
- dan lain-lain
PUSKESMAS
TATALAKSANA DINI
-Respon cepat
-Pengobatan dini
KONSELING : CERDIK
RUJUKAN:
RUMAH SAKIT
1
KIE
1. Perhatikan konsunsi garam (natrium klorida) dengan cara: membatasi sampai < 5 gram (lsendok
the) per hari, kuran~ garam saat memasak, dan membatasi makanan olahan dan cepat saji
2. Konsumsi buah -buahan dan sayuran : 5 porsi (400 -500 gram I buah buahan dan sayuran per
hari (satu porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel,mangga I pisang atau 3 sendok makan sayuran
dimasak
3. Hindari makanan berlemak dengan cars: membatasi daging berlemak, lemak susu dan minyak
goreng 2 sendok makan perharij, ganti minyak sawit menjadi minyak kelapa dengan zaitun,
kedelai,jagung, minyak bunga matahari dan gantidaging lainnya dengan avam (tanpa kulit)
4. Konsumsi Ikan: Makan ikan sedikitnya 3 kali per minggu, utamakan ikan berminyak sepern
tuna,makarel, salmon, dan kurangi kons umsi gula, dengan anjuran konsumsi gula tidak melebihi
dela'pansendok teh per hari
Tingkatkan aktivitas fisik secara progresif untuk mencapai tingkat moderat (seperti jalan
cepat), sedikitnya 30 menit per-han ( lima hari dalam seminggu)
Kontrol berat badan dan hindari kelebihan berat badan dengan mengurangi makanan
berkalori tinggi dan melakukanak tivitas fisik yang cukup
KElOLA STRES
Berpikir positif, tidur yang cukup, tertawa, berolah raga, meditasi, dengarkan rnusik,
libatkan indera tubuh, lakukan pemijatan, miliki sikap mental pemenang, bangun
hubungan positif, seleksi yangkita baea,dengardanlihat, mendekatkan diri pada sangp
encipta
- Bila pasien diberi resep obat, maka ajarkan: cara rninum obat di rumah,
jelaskan perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka
paniang (misalnya obat Hipertensi) dan pemakaian jangka pendek
menghilangkan gejala (misalnya pelega untuk mengatasi mengi) menjelaskan
efek samping obat, konsultasikan ke Dokter jika ada keluhan setelah minum
obat.
_ Jelaskancara kerja tiap-tiap obat, jelaskan dosis yang digunakan untuk
tiap obat dan berapa kali minum sehari, bungkus masing-masing tablet dan
berikan label.
- Memastikan pemahaman pasien sebelum meniggalkan tempat pengambilan obat.
Jelaskanpentingnya untuk menjaga kecukupan obat-obatan.
- Minum obat secara teratur seperti yang disarankan.
10
A1. Ask
(tanyakan)
[ Apakahandarnerokok?
YA
A2. Advice
(na.sihatkan)
B-?[
merokoi
respirasi. Berhenti merokok merupakan hal terpenting yang perlu anda lakukan untuk
melindungi
jantung dan kesehatan anda, stop merokok sekarang. "
'-
A3:ASSESS
(kajian)
I
Bantu
mempersiapkan
Va
rencana
berhenti
merokok:
A4: ASSIST
(memberika
n dukunqan)
.
-
A5:
ben semangat
ARRANGE
(MGngatur)
dan
ternbakau
Singkirkan benda-benda
Tidak
~
M enyediakan Informasi
kesehatan tentang
bahaya merokok dan
mernberiken leafletleaflet terkait kepada
pasien
artikel yang
rd~alnya . kunjungan follow up kedua dianjurkan da/am bulan yang same, kemudian setiap bulan
sesudahnya se/ama empat bulan dal) eva/uasi setelah satu tahun. Jika tidak memungkinkan,lakukan
konse/ing setisp ka/i pasien da/ang unluk pemeriksaan tekanan darah
11
2.2
2) Pelayanan
pas if
13
Mengajak ibu - ibu usia 30-50 tahun untuk melakukan penapisan kanker leher rahim
Tingkat Komunitas
Tingkat
Yankes
Melakukan konseling. ttg kanker leher rahim, faktor risiko dan pencegahanova
Prime'r/Sekunder
lbu
memilih
dirujuk
1tahun
L.,m,
6 Bulan pertama
Langsung
Krioterapi
Evaluasi
-Apakab sudah bisa
melakukan hubungan seksual
-lesi sudah sembuh
1-
L_K_e_m_ba_el_oi
_a_m_b_u_13_n_p_3s_c_a_k_r_io_t_e_ra_p_i_
lesi prakanker
Acetowbite (.) atau
.. 6 bulan ke-l
-6 bulanke-II
IVA
(-J
f-.
pertama
14
Mengajak ibu - ibu dalam kelompok usia ~O-50lahun uniuk melakukan penapisan kanker payudara
Tingkat Komunitas
Lakukan
Radiolog
Keterangan:
RS yang betum memlliki fasilitas mammografi. cukup dllakukan USG olen Radiolog
15
-.--..-~
16
250 mgldL)
PENGUKURA,., FR OM
Berat Badan
'lingg i Badan
Indek.s Massa Tubuh
LinglearPerut
Tekanan Oarah
PEMERIKSAAN
Kadal Glukosa darah sewaktu
Kadar Glukosa darah IVuasa
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Kadar lipid darah
EKG
Subjek Perokok /
Mantan Perokok
Deng"n Usia = 35 tahun
Mcmpunyai : 1
Gejala pernapasan
Jika Ada
Fasilitas
Pemeriksaan APE
Pemeriksaan Spirometri
dan Uji bronkoc!ilator jlk3
ada obstruksl sal. Napas
17
Catatan :
Perokok adalah subjek yang telah merokok minimal 100 batang
rokok dan sampai dengan penilaian dilakukan masih merokok.
Mantan perokok adalah perokok yang telah berhenti merokok mini
mal satu bulan sebelum penilaian dilakukan.
j. Faktor risiko kecelakaan pacta pengemudi (melalui pemeriksaan
tekanan darah, kadar gula darah, alkohol, amphetamin) dan tindak
kekerasan dalarn rurnah tangga (melalui pengenalan cedera tidak
wajar yang mengarah pada kekerasan dan pembuatan visum).
Berikut diberikan contoh alur pemeriksaan faktor risiko kecelakaan
pada pengemudi dimana pelaksanaannya melibatkan lintas sektor
terkait yaitu perhubungan dan kepolisian.
Berikut diberikan contoh alur pemeriksaan sektor risiko kecelakaan
pada pengemudi dim ana pelaksanaanya melibatkan lintas sektor
terkait yaitu Perhubungan dan kepolisian .
Pada pengendalian faktor risiko kecelakaan dan tindak kekerasan
di jalan raya dengan menggunakan alur di bawah ini (Lihat Alur-7)
Perhubungan
A
R
M
A
Polisi
(jI
Kesehatan
--~
~
KendaraanJBus
0
A
1Pt
~"iNg)
Pengemudi
Kelengkapan
adminislrasi
(SIM, STNK)
...
Pemulihan
kondisi
a.Pendaftaran
pasien
b.Pemeriksaan
(Tekanan carat, gula Pemberian
darah, alkohol dan obat
amfelamin)
c.Pencatatan
18
Rekomendasi:
1. Layak
2. Layak
dengan
catatan
3. Tidak layak
KANKER
DIABETES
KURANG
AKTIVITAS
FISIK
PENYAKIT PERNAFASAN
KRONIK
OSTEOPOROSIS
GAKTI
19
l.3.2. Tatalaksana
Tatalaksana pengobatan dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.
Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilan
dasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi
pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan risiko sekecil mung
kin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengo
batan yang rasional.
wataupun pengendalian PTM lebih difokuskan pada faktor risiko
perilaku dan penyakit antara, namun fase akhir penyakit tetap menjadi
perhatian. Tatalaksana penderita PTM (kuratif-rehabilitatif)
yang efek
tif dan efisien, yCing didukung kecukupan obat, ketenagaan,
20
BATUK
KRONIS
5ESAK
HIPEIHENSI
SESAK
NYERI DADA
HIPERKOLESTEROL
SAKIT KEPALA
OBESITAS
SERING MAKAN
SERING MINUM
SERING
GANGGUAN
PERNAPASAN
GANGGUAN
JANTUNG OAN
PEMBULUH DARAH
ANGINA,
INFARK
MIOCARD
GANGGUAN
METABOLIK
I'<ENCING
21
Age
(year)
Female
Non Smoker
Smoker
r::~
IL-..!l
70
Non Smoker
Smoker
SAP
(mg)
180
.Dl:.1 '
G
.. '
160
140
120
180
160
140
120
180
160
140
120
180
160
140
120
4
4
5 6
7 8
5 6 7 8
456
Cholesterol (mmoJ)
mg/dL
4 mmol/L:154.7 mgJdL
Hijau
5 mmoIlL:193.3 mg/dL
Kuning
Orange
Merah
<30%,
8 mmolfL:309,4 mg/dL
Merah tua
<10%
10% sId <20%,
20%
sid
30%
I> 40%
22
Nama :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Umur:
tahun
Umur
Tahun
Perempuan
Laki - Laki
Bukan Perokok
Perokok
I
Bukan Perokok
" I,',
m
Perokok
l~:~
4567845678
140
120
mg/dL
CI
Hijau
5 mmo1/L:193,3 mg/dL
8 mmol/L:309,4mg/dL
4 mmo1JL:154,7mg/dL
Kuning
<10%
10% sId <20%,
Orange
23
U
N
J
U
N
G
A
N
E
R
T
A
M
A
24
Lingkar perur
saudarakandung
Palpasi nadi perller
Auskultasi jantung dan paru
Tekanan darah
Gula daran puasa dan sewaklu ( DM puasa ~ 126 mgldl) atau sewaklu? (200 mgfdl
Proteinuria
Llpid darah (bila dimungkinkar.)
Test sensasi (rasa) pada tungkai dan nadi dorsalis pedis/tibialis pada DM
Tekanan darah systole?. 140 atau diastole?. 90 mmHg pada subyek usia c 40 tanun
(unwk menyingkirkan hipertensi sekunder)
Diketahui menderita hipertensi. strok, TIA, OM. penyakit ginjal ( untuk penilaian bila mana diperlukan )
Angina pektoris, klaucllkaslo
Perburukan gagal jantung
Kenaikan lekanan darah ;> 140190 mmHg ( pada OM> 130{80 mmHg) meskipun
mendapat terapi dengan 2-30bat
Proteinuria
Bila penderita terapi 8-12 minggu kadar HbA1c >7%
OM dengan il'lfeksl berat dan/atau luka di kaki
suoan
OM yang baru saja mengalami perburukan penglihalan atau lidak dilakukan pemeriksaao mala
dalam 2 tahun terakhlr.
Gunakan usia. jenis kelamin. status merokok. tekanan darah sislol, diabetes
(kadar kolesl~rol darah bila ada)
Bila usia 50-59 tahun pilih kolom kelompok usia 50, bila 60-69 tahun pilih kolom kelompok usia 60 dst;
untuk usia c 40 tahun pilih kolom 40 tahun
r--+
-_._----------------,
merokok
(alur
Langkah 5.
Obati
sebagaimana 1----310
Tercantum
disamping:
Bila risiko 10 - < 20% check kembali tiap 3 bulan hingga target
untuk
dinilai
kembali
risiko
2,3,4.
Tatalaksana
sebagai berikut
Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan cepat saji,
makanan kaleng dan burnbu penyedap makanan
Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin anda secara teratur
diabetes
gula atau gula-gula, Bila memungkinkan periksakan mata teratur setiap tahun
Jangan berjalan tanpa alas kaki atau kaos kaki, cuci kaki dengan air hangat dan jaga agar
r--.-------
------------------_,
Hydrochlorthiazide
Enalapril
perhari
check teratur nap 3-6 bulan.
dokter anda
5-20 mg
Periksa kaki anda setiap hari dan bila bermasalah atau ada luka segera temui
Langkah tambahan : Bila dengan diet diabetes kadar gula puasa tetap di atas normal, berikan
bulan
12
Ulangi langkah
tiap
ulang
Check
,-----------------------------------------,
Nasehatkan cara memelihara kaki: Check teratur tiap 3 bulan, bila sarana tersedia, berikan
25
Batuk kronik, berdarah sedikil, nyeri dada, sesak nafas, bendungan di leher, riwayal merokok
aklif atau pasif (curiga kanker paru)
Benjolan di payudara, retraksi kulit, puling susu mengeluarkan cairan f darah, payudara membesar
sebelah (curiga kanker payudara)
Keputihan,pendarahan per-vaginam: pasca coital, antar-menstruasi, pasca-menopause, nyen perut
bagian bawah'(curiga kanker leher rahim)
Perubahan kebiasaan buang air besar, perdarahan reklum (kanker kolorektal)
Kesulitan dalam buang air kecil, pancaran seni tidak beraturan. rasa ingin buang air kecil
terus rnenerusJ anyang-anyang (kanker prostat)
* (klamidia, gonokokus),
ulkus genetalia*
Pemeriksaan klinis berfokus pada area yang bermasalah (misalnya payudara teraba nodul,
leher rahim : Lesi putlh , limbul ulserasi pada mulut rahim)
26
Jenis Kanker ya ng geja lanya muncul hanya pada tahap lanjut dan tidak mem baik/prognosisnya buruk:
- Lambung (penurunan berar badan, disfagia, dispepsia, nyeri perut, cepat kenyang,
pencernaan terganggu, keasaman dan bersendawa, diare, berulang, sembelit, anemia
defisiensizat besi)
Paru (batuk kronis > 3minggu, dispnea, pneumonia berulang, hemoptisis, suara serak, nyeri dada)
Esofagus (disfagia)
Kantong erncedu/saturanernpedu (ikterik)
Ovarium (sa kit perut, distensi, penurunan berat badan, asites)
Hati (hipoglikemia, pendarahanintraperitoneal, mengangkatserumalfa - fetoprotein - diagnosis
banding: kan ker ovarium dan testis - asites, hepatomagali)
SSP /glioblastoma ( sakit kepala, kejang, muntah pagi dini hari, epilepsi )
Kemungkinan
Kanker di
Dilakukan oleh
Doktor
Non Doktor
Organ
Paru
napas
B : Sesak napas, Benjolan di
leher
danlalau bendungan di leher,
Jika memungkinkan
Rujukke
lakukan Pemeriksaan
Pelayanan
Rontgen Thorax,
Kesehatan
Rujuk ke Pelayanan
sekunder
Kesehatan sekunder
Payudara
Rujuk ke Pelayanan
Rujuk ke
Kesehatan sekunder
Pelayanan
Singkirkan
Rujuk ke dokter
Cervix
ke mungkinan
27
(Sambungan Tabel1)
Ovarium
USG, Rujuk ke
Rujuk ke
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
sekunder
Kesehatan
sekunder
Endometrium
menopause bleeding}
Singkirkan
kemungkinan infeksi,
curetage
Rujuk ke dokter
Colorectal
Adakah anemia
I
Rujuk ke dokter
haemorrhoid FOBT
turun drastis.
A, B : - Persistent Keratosis (bibir)
- Berhenti merokok
Rujuk ke
atau mengunyah
PeJayanan
tembakau
Kesehatan
sekunder
minggu
Oral
- Benjolan di leher
- Ulkus atau daging tumbuh di
Laring
Nasofaring
-Rujuk ke Pelayanan
Kesehatan
sekunder
Rujuk ke
ungu
Kesehatan
Pelayanan
sekunder
Kesehatan
28
Kaposi sarcoma
sekunder
Kulit
Pemenksaan
RektaVAnus
mulai.
Rujuk ke dokter
I
Retinoblastoma,
I
Rujuk ke Pelayanan
strabismuspadaanakanakh,ilangnya
Rujuk ke
Kesehatan
sekunder
Kesehatan sekunder
Testis
Rujuk ke Pelayanan
Rujuk ke
Kesehatan
Pelayanan
sekunder
Kesehatan
sekunder
Kandung
Singkirkan infeksi
Rujuk ke dokter
kencing
29
:Beratnya sesak napas(saat beijalan, naik tangga, berbicara atau saat istirahat),
BercakJ batuk berdarah, nyen dada, riwayat TB/asmaiPPOK, gagal jantung. merokok
(ya/tidak).
TANYAKAN
CU.r Iga
'
TBC
paru jika:
-Mengi alau dada rasa berni,
dahak banyak
-Frekuensi napas 20-30 kali
-Riwayat kekambuhan
Gejala kronis
,I,}
APE >80%
APE
50-80%
Asm~IPPOK
Asma
IPPOK
eksaserbasi
ringan
eksaserbasi
sedang
-Mengi
ada/tidak
sama sekali
(silent chest),
ronki kering
l
Alur tatalaksana
AsmaJPl>OK
AsmafPPOK
eksaserbasi
berat
t
Edema
kedua
lungkai
(pitting
oedem)#
~I
Infeksi saluran
napas bagian bawah
Sesuai alur
latalaksana infeksi
saluran napas
Pemeriksaan lanjutan
unluk TB atau Kanker
pau
Jika T61
Sesuai
tatalaksana TB
30
Ibu hamilatau
setelahmelahirkan
penyakitjantung,
Peminum alkohol,
cy
Sesak,
orthopnea,
TANYAKAN
,
PERIKSA
OIDUGA
!
TEST
TERAPI
1
RUJUK
OM, hipertensi
danlataudengan
~
pandangankabur
Edema keduatungkai
Edema keduatungl<ai
Edema keduatungkai
Ikterik, CVP
meningkal, perut
membuncit,
Ascites,
hepalomegali
Wajah ben9kak,CVP
meningkat. Ronkhi
basah di basal paru,
peningkatanTD,
pucal, infeksi kulit
GagalJantung
Gagal Hati
1
1
!
1
1
1
Gagal Ginjal
Satasikonsumsi
garam
keluhanpusing,
Batasi konsumsi
garam dan air
Batasi konsumsi
garam
Edema keduatungkai
Hipertensi, Paru,
Pemeriksaan
pelvis,
Ukuran uterus
Pre - ekfampsi
Albumin dalam
Urin
Elevasikan tungkai,
stocking, Batasi
Furose
mide40
-80
mg
ACEdosisrendah
konsumsi garam
Furosemide 40-80 mg,
ACE dosis rencah
31
Bila ditemukan
terjadi penurunan
> 10%
dari berat badan sebelurnnva dan hal ini terjadi secara berturut-turut
dalam enam bulan terakhir,
memikirkan
tidak menular
dengan mern
TANYAKAN
.1
:' 1
PERIKSA
Batuk
Sp{Jtum berdarah
Berkeringat malam
Demamtak
jelas
DIDUGA
1
TEST
I'"
Haus berlebihan
Penyebabnya
1
Tremor
Takillardja
,II
\
TUBERKULOSIS
KANKER_jl
HIVIAIDS
THYROTOXICOSI
TERAPI
Gula Darah
RUJUK
\It
'
32
RlIJUK RUMAH SAKll' UNTUK KONFIRMASI DIAGNOSIS (Subyek del'lgan dialleles lebih mudah
'_
terjangkitTB)~, "" },,",.
"
"
"
ANGINA STABIL
~------------------------------~
PASlEN YANG MEMILIKI RIWAYAT INFARK MIOKARO (OALAM 30 HARI) HARUS OILAKUKAN
FOLLOW-UP SETIAP 142 MINGGU
KRITERIA RUJUKA~ UNTUK PASIEN OENGAN ANGINA STABIL DAN RIWAYAT INFARK MIOKARO
- Nyeri yang persisten sehingga membatasi aktivitas sehari -hari pada pasien angina stabil atau riwayat infark
miokard
- Ny-eri angina pads pasien dengan riwaya! inlark miokard
Gagal jantung
Aritmia
- Tidak tersedianya pemeriksaan lanjutan unluk menilai faktor risiko
PERHATIAN/KONTRAI NDIKASI
Aspirin: riwayat tuk~k larnbunq, pencaranan serebrt, alergi dan trauma mayor
Penghambat reseptor : asma, penyakit paru obstruktif kr~nik, gagal jantung, blok janlung
atau bradikardia (nadi<20ximenit)
33
.-
PEMERIKSAAN
TO. denyut dan ritme jantung
Edema (pergelangan kaki. sacrum. asites)
Fre kuensi nafas, ronkhi
Pembesaran, konsislensi lunak hepar
Murmur jantung. bunyi ke3 janlung
Ureum-krealin in,
-
EKG,
Rolgen Thorax Uika memungkinkan)
--
Tes darah: Hb, hilung darah lengkap, Gula Darah Puasa, Na+, K+. urea. Cr.
glikosa. liroid, lipid. enzim hati.
A~bumin urine
Tidak Gaga.1Jantung
Cari penyebab lain dari gejala
klinis
Gagal Jantung
Lakukan Tatalaksana
TATALAKSANA
NILAI KElEB!HAN CAIRAN: RESEPKAN DIURETIK JIKA TERDAPAT KELEBI'HAN
CAIRAN:
~
Rujuk RS Ike tilllgkat berikutnya untuk :ACE:inhibitor (eek ele'ktrolit dan fungsi ,giojal)
-blocker (seleksi dosis)
34
35
,
1. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering asma anda mengganggu anda untuk
melak
?
Nilai
Selalu
Sering
Kadang
Jarang
Tidak
(1)
(2)
kadang
(4)
pernah
(3)
(5 )
(1)
1 xl hari
(2)
3-6
xl
1-2 xl
mgg
mgg
pernah
(3)
(4)
(5)
seberapa
= 4 xl
2-3xl
mgg
mgg
(1)
(2)
1 xl mgg
(3)
batuk-batuk,
di dada) menyebabkan
Tidak
anda
ter
1-2 xl
Tidak
bin
pernah
(4)
(5)
4. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering menggunakan obat pel ega inhalasi ?
Tidak
hari
mgg
mgg
pernah
(2)
(3)
(4)
(5)
hari
terkontrol
sarna
sekali (1)
36
=lxl
1-2 x]
(1)
5. Menurut
2-3xl
= 3xl
Kurang
Cukup
terkontrol
terkontrol
(2)
(3)
Terkontrol
Terkontrol
balk
Total!
(4)
sangat
naik (S)
Artinya
Strategi pelaksanaan
dilakukan
s 19
Tidak
Tingkatkan
terkontrol
tahapan
pengobatan
sampai
kepatuhan
mencapai
pengontrol
terkontrol
Upayakan
menggunakan
mencapai
obat
terkontrol
Terkontrol
Upayakan
Sebagian
mencapai
terkontrol
pertahankan
tetap terkontrol
25
Terkontrol
Pertahankan
total
tetap stabil
pengobatan
dengan
secara
tetap
bertahap
mempertahankan
kondisi terkontrol.
37
Tanyakan:
Tatalaksana
pengobatan
Selum
mendapatlcan
pengontrol :
Komkosleroid inhalasi
dosis rendah (budesonid
2x 200 ug)
Bronkodilator
(Salbutamol)J JIKA PERlU
Nilai setelah 3 bulan
!
Sudah mendapatkan pengontrol :
Tingkatkan dosis kortikosteroid
inh"Iasi (buclesonid) sesuai
tah~pan pengoba tan,bila
mungkin gunakan kombinasi
inhalasl kortikosteroid dan
agonis ~2 kerja lama
Bronkodllator (Salbutamol), JIKA
PERLU
Inginmengurangiatau
Jikadiagnosisragu-ragu
menghentikankortikosteroidin
halasi
(pengontrol)
38
Tabel- 3
WAKTU
BERKUNJUNG
Kunj,ungan
awal
BAHAN EOUKASI
Apa itu asrna
Diagnosis asma
DEMONSTRASI
Penggunaan obat
inhalasilspacer:
Tujuan pengobatan
Kunjungan
pertama
Penilaian kontrol
menggunakanobat inbalasi/
asma(denganACT)
pengobatan tsb.)
Penangananseranganasma di
rumah
Kunjungan
dua
(second
Penderita rnenuniukkan ke
perlu
tollow-up)
Demonstrasi pengukuran
APE dengan peak flow
dokter)
39
(Sambungan Tabel - 3)
Setiap
Obat inhalasi
kunjungan
berikut
PengobatanMonitoring asma
Peakflow meter
40
PPOK
EDUKASI
SEMUA
Berhenti merokok
DERAJAT
Derajat I:
Bronkodilator
PPOK Ringan
(SABA,
keqa
singkat
Antikolinergik
kerja
paru
mulai menurun
Derajatll:
PPOK Sedang dirasakan saat aktivitas 50 % < VEPt< 80 % bronkodilator ke~a lama
dan kadang ditemukan prediksi,
gejala
batuk
(LAMA)
Simptomatik (SABA)
pasien
memeriksakan
mulai
kesehatannya
41
Derajat III:
PPOK6erat
sesak
berat,
lebih
penurunan
aktivitas.
rasa
dan
lelah
serangan
VEP,/KVP
30
70%
VEP,
1. Pengobatan
50
%.
Agonis
ge;ala
pada
semasm
eksaserbasi
reguler dengan
Simptomatik
kualitas hidup
paslen
Derajat IV;
Gejala
di
PPOK Sangat
ditambah
tanda-tanda
Berat
atas
kanan
dan
prediksi
Agonis
(LABA)
ketergantungan
oksigen.
Pada
-2 karja lama
(LAMA)
Pengobatan komplikasi
memburok
[ika
dapat
dan
eksaserbasi
mengancam jiwa
2.
Rehabilitasi (edukasi.
nutnsi,
Latihan , pslkososlal)
3. Terapi oksigen jangks ,panjang
bila gagal napas kronik
4. Ventilasi mekanis noninvasif
5. Pertimbangkan
terapi intervensi
?
Nasehat untuk pasien PPOKdan keluarga
Rokok dan polusi udara di dalam dan luar ruang adalah resiko mayor untuk PPOK
Hal
pennng untuk penderita PPOK harus berhenti rnerokok dan menghindari debu,
4Z
Pada penderita
terglikosilasi,
atau hemoglobin
yang disebut
glikosilasi (disingkat
AieL merupakan
AlUR 15
ALUR PENGELOlAAN OM TlPE 2 TANPA OEKOMPENSASI
['--
D_M1
,){'--
Ta_h_a_p _.I
,J ('--
_,J [._
Ta_h_a_p-_II
Ta_h_3_p_-I_II_---'
GHS
GHS.
+
Monoterapi
GHS
+
Kombinasi 20HO
Catalan;
1. Gejala-gaya hid up sehat
2. Oinyatakan gagal bila
terapi selama 23 bulan
GHS
+
Kombinasi 2 OHO
+
Basal Insulin
2010
GHS
+
Kombinasi 3 OHO
Rujuk
'----'
43
Alur 16 a
-- - - - - - - - - - _ . _ .
PE
NG
END
AL
IAN
KA
NK
ER
..,...
AN
AK
PA
DA L
EU
KEMI A
ANAMNESIS
Pucat} Demam tanpa sebab yang jelas} Perdara~an kulit, Nyeri tulang, Lesu, berat badan turun
PEMERIKSAAN filSIS
Pucat} Epitaksis/petekie/ekimosis, Pembesaran keleniar getah bening, Hepatomegali, Splenomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
PUSKESMAS
Darah rutin dan hitung jenis
(perhalikan kadar haemoglobin
dan trombosil yang rendah,
RS Tipe C dan B
RS Tipe A
jenis
Folo toraks AP dan
lateral
Aspirasi sumsum
tulang
Pungsi lumbal
Sitokimia sumsum
tulang
44
Alur 1Gb
ANAMNESIS
1.
2.
PEMERIKSAAN FISIS (pemeriksaan bola mala ekstemal, segmen anterior, dan funduskopi)
1
PEMERIKSMN PENUNJANG
RS Tipe C dan 8
Darah lengkap
CT-scan
Aspirasi sumsum tulang
Pungsi lumbal
RS Tipe A
Darah lengkap
Biopsihistopatologi
CTscan/MRI
USG mata
Aspirasi sum sum tulang
Pungsi lumbal
45
Alur 16c
J,",,""'iI!t(f'M'
PENGENDALIAN
_.
""""
.....
rnmuI
.,J.'"'"
ANAMNESIS
Nyeri tulang, lebih terasa malam hari atau setelah beraktifitas
Pembengkakan, kemerahan dan teraba hangat pada daerah dimana terasa nyeri tulang
Terjadi gejala patah tulang setelah aktifitas rutin bahkan tanpa trauma
Gerakan terbatas pada bag ian yang terkena kanker
Nyeri tulang belakang yang persisten
Gejala lain adalah demam, cepat lelah, berat badan turun dan pucat.
PEMERIKSAAN FISIS
Pembengkakan pada tulang, lebih hangat, peningkatan vaskularisasi di kulit,
Gerakan terbatas,
Pembesaran getah bening,.
Sesak nafas bila metastase ke paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PUSKESMAS
Foto tulang yang
terkena, ada kelainan
rujuk
RS Tipe C dan B
- Darah rutin, Laju Endap
Darah (LED)
- Laktat dehidrogenase
B iopsi-histopatologi
- CT-scantulang
RS Tipe A
Darah rutin, LED
Laktat dehidrogenase
dan alkali fosfatase
Foto tulang yang terkena
dan toraks (metastase)
Biopsih istopatologi
CT-scan tulang
46
Alur 16 d
ANAMNESIS
Benjolan di perut
Kebiruan di sekitar mata
,r
PEMERIKSAAN FISIS
Teraba benjolan di perut
Proptosis
Perdarahan di sekitar mata (hematoma periorbita)
I
I
PEMERIKSAAN PENUNJANG
,).
RS Tipe C dan 8
Darah rutin
Fungsi hati, fungsi ginjal, feritin,
LDH" aspirasi sumsum tulang
USG abdomen atau CT
Scan abdomen
Siopsi
RS Tipe A
Darah rutin
Fungsi hati, fungsi ginjal, Vannyl Mandelic
Acid (VMA)j feritin, LDH, aspirasi sumsum
tulang
USG abdomen atau CTScan abdomen
Biopsi
Metaiodobenzylguanidine (MIBG)
Baca ulang
hasil PA & CT -SCAN
l
i
I
,.
47
PENGENDALIAN
Alur 16 e
KANKER ANAK PAD A lIMFOMA MALIGNUM
ANAMNESIS
Benjo~an (>2cm) tanpa rasa nyeri dan cepat membesar, Sesak nafas, Demam,
Keringat malam, Lemah, lesu, dan nafsu makan berkurang
PEMERIKSAAN FISIS
-
Gejala sesak nafas dan sindrom vena cava superior yang disebabkan desakan masse
di rongga dada/mediastinum
Sistemik: demam, keringat malam, lemah, lesu nafsu makan berkurang (berat
1
CT-Scan
Patologi anatomi
RS Tipe A
Darah rutin, LDH
Foto: toraks dan abdomen
Biop$i
Aspirasi sumsum tulang
USG abdomen
CTScan
Patologi anatomi
lmunohistokirnia
MR!
48
Alur 16 f
Systemic Lupus Eritematous
Alur deteksi dini pada pasien SLE dapat dilakukan
(SLE)
dengan mengingat 11 kriteria
1. Apakah Persendian anda sering terasa sa kit. nyeri atau bengkak lebih dari tiga
bulan?
2. Apakah jari tangan dan atau jari kaki pucat, kaku atau tidak nyaman di saat dingin?
atau
trombositopenia?
5. Pernahkah pada waja'h anda terdapat ruarn kemerahan berbentuk kupu-kupu yang
sayapnya meiintang dari pipi ke pipi?
6. Apakah anda sering demam diatas 38 C dengan sebab yang tidak jelas?
7. Apakah anda pernah mengalami nyeri dada selama beberapa hari sa at
menarik nafas?
8. Apakah anda sering merasa sangat lelah dan sangat Iemas, bahkan setelah cukup
beristirahat?
9. Apakah kulit anda hipersensitif terhadap sinar matahari?
stabil (pasien SLE tanpa keterlibatan organ vital dan atau terdapat komorbiditas)
49
OOKTER UMUM
PUSAT PEL. KES
PRIMER
c:============::::;:::::=-(
Reumatologis/lnternist
-
Penegakan diagnosis
Kajian Aktivitas dan
derajat penyakit
Perencanaan
pengobatan
Pemantauan aktivitas
penyakit secara teratur
/terprogram
KECURIGAAN SLE
SLE dengan
komplikasi!aktivitas
meningkat
SLE
Derajat
sedang
dan berat
SLE yang mengancam
jiwa
Alur 16 h Thalasemia
PEMERIKSAANFISIS:
ANAMNESIS
Adanya riwayat Ihalasemia
dalam keluarga, riwayat
anemia
berulang
lanpa
pendarahan
----+
..
Pucat
Infeksi berulang
Jantung berdebar-debar
Tidak nafsu makan
Ikterus
Benluk muka mongoloid
Terdapat gangguan pertvmbuhan
PerlJl
membesar
karena
hepatomegali
Isplenomegali
PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Skrining
anemia
mikrositik
hipokrom
~
Rujuk ke RS
so
,
Thalassaemia
Trait/bawaan
Darah
Normal
Thalassaemia
Mayor
Thalassaemia
Trait/bawaan
51
Pengendalian
Thalessemia
mengakibatkan
sebagai sekumpulan
berkurang
assaemia
yang sehat,
yang menderita
yang
thalessaemia
maka untuk
thalassaemia,
genetik
gangguan
berikut
trait/bawaan,
mencegah
hindarilah
pernbawa Thal
terjadinya
perkawinan
keturunan
sesama pern
adalah kernungkinan-kemungkinan
52
gan Asma eksaserbasi dapat menggunakan aim i7-b, dan jika PPOK
eksaserbasi dapat menggunakan alur 17-c, seperti di bawah
Alur 17a penanganan eksaserbasi asma/ PPOK
----------------~--------------------------/
Eksaserbasi Ringan
Kondisi:
meogi atau
terasa berat,
banyak
dada
dahal<
Frekuensi napas 20
30xlmenit
Riwayat kekambuhan
Gejala kranis
APE >80%
Ber~kan:
Eksaserbasi Sedang
Kondisi:
rnengi atau dada te rasa berat,
dahak banyak
Frekuensi napas 2.030xjmenit,
menggunakan otot
bantu
Kondisi;
Sesak napas berat (sesak saat istiranat atau
saat berjalan)
Frekuensi napas: >30 per menit
napas
Gelisah
Geiala kronis
APE SO 80%
02 kanula hldung
Salbutamol
Inhalasi
dapat
diu lang setiap 20
menlt (3x dalam 1
jam)
Eksaserbasi Berat
13erikan;
02 kan ula hidung 3-4
IHer/menit monitor saturasi )
90%
Salbutamol nebullsasl 2,Sug
dapat diulang setiap 2.0 menlt
(3 x dal'am seiam], Dapat
dikombinasi
dengan
Illra.tro!)ium brornida inhalasi
solution 1020 tetes/ satu kali
nebulisasl
Berikan
kortikosterobd
sistemik : iriJeksl [iv] 1
mg/kg BB metilprednisolon
atau
analognya
dexamethasone 510mg/
kali
pemberlan,
prednisone oral 1mg/kg88,
selama Shari
Jika suhu >38 dan/atau
sputum yang purulen: berikan
antibiotik
(erythromycin,
amoksilin dengan
asam klavulanat)
Nilai ulang respon terhadap
pengobatan dalam 1 jam
53
(Sambungan alur 17 a)
RESPON BAlK
RESPON BURUK
1 jam setelah
pasien:
- Stabil
kondisl
penanganan,
Tidak sesak
APE
perbaikan,
frekuensi
berkurang (normal:
nafas
<20xjmenit)
oral
oral
lima-tujuh
20-30
2mg/kali
mg/hari,
mg.
sekali/hari,
40
hari,
mukolitik
bila
Nilai
aa
S4
Alur 17 - b Penanganan
Asma Eksaserbasi
Penilaian awal
Riwayat
denyut
dan
pemeriksaan
jantung.
frekuensi
fisis
napas)
(auskultasi.
otot
bantu
napas,
Se,angan
Asma
Ringan
II
II
~
P!i!ngQbak1n ~wal
Oksigenasi deng an kanul nasal
Inhalasi agonis beta-z keria sing kat (nebulisasl), seuap
20 me nil dalam satu jam) atau agonis oota2 injeksi
(Terbutalin
0.5 ml subkutan
atau Adrenarin 111000 0.3 ml
subxutan)
Kor~kosteroid sistemik :
sarangan asma berat
Tidak ada raspon de n9an pengobatan bronkodilator
Dalam kortikosteroid oral
Tidak ada respons segera dengan eengobatan
brollkodilator d alam ~ortikosteroid oral
J
balk dan
Respons
1ill..ru
stabll dalam
60
me-nit
Pern.fists normal
APE> 71m
prediksi/ nil.i
t.rbaik
Saturasi
Q,
9<()l6
,l.
Resoons baik
>
...
Pulang
Pengobatan di lanjutkan
dengan inhalasi agonis
be,a2
Mernbut uhkar.
kortikosteroid
oral
EduKasipenoerita
M~rnakai obat yang
b@nar
Ikoti rencana
pengcbatan selanjutnya
ResQQnstidak semQurna
Risiko !ioUi
+
ResQ2ns
dim es
buruk dalam
Pern.fisls : .gejala
riogan -s.daog
APE> SO*.'etapi <
Risikolinggi dtstres
Pern.filil : bem,
gelisah dan
70%
kHadaran
menurun
APE < 30S
Saturasi 0: tida"
perbalkan
Pulang
...
Dirawat
Inhalosi agonis beta2
antil<ollne'gik
Korti~ostcroidststerntk
AminofHin drip
Te",pi oks.gen
pertimbangkankanul
naS3'
Pantau APE. Sat 0,. Nadi
RUJUKRS
...
Perbaikan
Tetap
berikan
pengcbatan
oral
atau inhalasi
ss
TATALAKSANA
jam)
Nebulisasi 2,5 ug
alau alternalif lOT -
56
- Kombinasi
Ipratropium
Bromida solution 1020 tetes
inhalasi
atau
2ml
ipratropiu m
solution+
salbutamol 2,5 ug untuk
nebulisasi, dapat diu lang
setiap 20 menit selama 1
jam)
- Kortikosteroid injeksi
- Jika temperatur > 38 C
dan/atau
sputum
yang
purulen : Berikan Eritromisin
(250-S00 mg/6jam)
atau
Amoksisilin dengan asam
klavulanat (250- SOOmg/8jam)
-
RUJUK RS
Respon baik
APE meningkat, frekuensj nafas
berkurang (normal: <20xfmenit)
Diperbolehkan pulang : nilai
ulang dalam 1minggu
transport
RUJUK
ke tempat
ruiukan;
57
2) NYERI DADA
Alur 18
I Tanyakan
Sifat nyeri: lokasi, menjalar, berat, kapan mulai dirasakan, berapa lama, apakah
berhubungan dengan aktifilas, apa gejala yang mengikuti (mual, muntah,
berkeringat, palpitasi, pusing)
j_
KEMUNGKINAN
PENYEBABNYA:
Pleuritis, Pericarditis,
Tromboemboli paru,
Gastritis Akut, Serangan,
herpes, zooster, panik
dan lainlain.
Riwayat keluarga: Penyakit jantung prematur 55 tahun pada pria; <65 tahun pada
wanita), diabetes atau strok.
6
TanganV
Rujuk ke RS
dengan
fasilrlas
58
Tekanan darah, Nadi : bradikardi, takikardi, tidak teratur, Gagal jantung : S3, gallop
EKG Oikamemungkinkan)
Infark Miokard
elevasi
Akut dengan 8T
Angina
Pektoris
TidakSiabil
Konvulsi/kejang
Jika konvulsi/kejang pada kehamilan, berikan Magnesium Sulfat (MgS04) i.v,
selama 5-15 menit. Jika tidak berikan Diazepam 10 mg i.v atau rektal,
rujuk ke RS(kecuali diketahui Epilepsi)
Suspek anafilaksis dengan TO sistolik <90
it:
GS secara
250 mg/dl
Rehidrasi dengan NaCI 0.9% 500 ml - 1 liter
selama 1 jam, sambil di rujuk ke RS
Demam > 38 C dan/atau kaku kuduk
Protokol untuk meningitis/malaria
Gigitan
ular
59
----+
Tatalaksana:
Jika defisit naurologi hilang selama 24 jam
~
lebih
Simvastatio (10-40 mg per hari)
60
Tin~a~an:
Barin~Kan~asien,~eriK~atanda vita" ~eKaligusailaKuKananamnesasin~Katla~ang ivline
Tinaakan : Tatalak~ana :
mungKin
61
4. TRAUMA
Pada klien yang mengalami trauma, baik kecelakaan lalu lintas,
jatun, tenggelam, danterbakar memerlukan tatalaksana
/llu,
Zl
Lnkukan rosusltasl
Lakukan
Penllalan
Aman: yaltidak
0: Dengar
berikutnya.
~rtJndak
bantuan
Jumlah korban
Apa yang
(reaksi)
------i
...
TIDAKAOA
lakukan
tsrjadi.
Aman: yaltidak
PanS91paslen
nomor
darIJrat:,....~sampaika
n Lokast korean
R: Response
A=AJrway
(Jalan natas)
Hubungi
ke langkah
C=Circulation
bGrupa: masker.
Dlbutuhkan
..
arnbulans.perlolongan
segera
...
VA
Berlkan 1 kali
napas buatan
soua p,
detik
s.-a
Waklu penilaian ~ 5
d stlk svaluasi setiap
1 menU
ftttout.
8~J
~Ias.,cI.tlentti.;a'fl
l Co I
.. o /". .....
_ IN '
n~ln ib'tUJA
n>e<f4dmr!
~'''~I~n
KOfb.n{~>J+"
Din-y~,~ynmtnlnua1
Oithd~\t~r
62
Keterangan Pemberian:
63
Tehnik chin lift adatah meletakkan dua jari dibawah dagu kemudian hati
-
PI'()!)!;
.:a1r';11!
,]inc~
(:~ t
nstlll1ter
Tehnik chin lift adalah meletakkan dua jan dibawah dagu kemudian hati -
hati
angkat
kedepan.selama
ke
atas
tindakan
hingga
ini
rahang
perhatikan
bawah
leher
terangkat
jangan
sampai
menengadah berlebihan.
Pemberian napas :
Kelingking penolong disudut rahang bawah
didagu dan mengangkat ke atas telunjuk dan ibu jari memegang face
mask agar hidung dan mulut pasien / korban tertutup dengan rapat (
C - E posisi ).
Tahap Penilaian :
Kasuskegawatdaruratan jantung dan trauma,
Circulation - Airway - Breathing
dan kegawatan
nafas
64
65
Rujukan masyarakat
Perorangan
~\
RUjllkan Puskesmaslain
yang belum
mengembangkan
PelayananPTM
Rujukan Posbindu
I
Puskesmaspengembangan
pelayanan PTM
PemeriksaanFisik
dan Penunjang
.>: ~
_,.-------...
ngani di Puskesmas
Ke
PPTM
~
Tindakan/Yankes
SesuaiSOP& Bimbing
an Kemandirian Klg
Tindakan/Yankes SesuaisPa,
dgn Bimbingan dari RS Rujukan
Terdekat, melalui Komunikasi
Radio-medik,TIp, atau e-Heaith
Monev hasHTindakanl
Yankes di Puskesmas
66
Pasiensernbuh, Pulang,
lanjutkan Rawat [alan,
follow-up
Dirujuk ke R5 Rujukan
Terdekat yang mempunyai
Iasititas memadai sesuai
dengan Kebutuhan ITPKB
Spesialis yg datang ke
Puskesmas
~
Hasil tindakan I
Yankes di RS baik,
Pasiendikembalikan
ke Puskesmas
"'\
67
Alur 24
UPAYA REHABILITATIF PERAWATAN KAKI
DIABETES UNTUK PENDEF{ITA OM NON ULKUS
ANAMNESIS
Identifikasi faktor risiko kaki diabetik (kalus, liMa pedis, deformitas jari, fisura, dan lain-lain
Riwayat pernakaian alas kaki dan kaos kaki sehari-hari
PEMERIKSAANFISIS(ISCHEMIK)
Pemeriksaan ftsis umum
Kelainan arteriosklerotik
. Aritmia
I
SEPATU
Pemakaian
alas kaki yg
sesuai
I
DEFORMITAS
Deformitas jari
- Pes cavus
Charcot foot
Hallus vagus
Hallus rigidus
LESI KULIT
Kalus,korn
-Oeformitas kuku
-Tinea pedis
-Fisura, lepuh
-Ederna, bengkak
NEUROPATI
-Refleks tendon achiles
-Persepsi vibrasi
-Persepsi tekanan
- MCV, gelombang-~
-SCV
-CVak
Risiko
Tinggi
Perawatan kaki
Perawatan kaki non-ulkus
Edukasi perawatan kaki
Edukasi dan pembuatan
alas kaki yang sesuai
68
Risiko
Rendah
Inspeksi
kakijenam bulan
KELAJNAN VASCULAR
Pulsasi arteri
pedis
AB(P)
BAB III
upaya pengendalian
kan pentahapan
penerapan
anggaran/biaya,
metode!SPO,
Sesuai dengan
target
pengendalian
Kabupaten/Kota
sanakan
sumber
kriteria,
baik menyangkut
peralatan
yang telah
daya (tenaga,
ditetapkan
pad a pedoman
pengembangan
di puskesmas
satu puskesmas
perawatan
dava, sarana-prasarana
diperlu
pelayanan
maupun
yang dimiliki.
non perawatan,
Adapun
minimal
tergantung
standar
satu
dilak
pad a
yang ditetapkan
di puskesmas diper
terdiri dari
PTM terintegrasi,
Practical approach to
BTCLS,GELS,
GELS,
D3)
puskesrnas
69
Melformin
Hydrocortisone (injection)
Amoxycillin
Salbutamol injectable
Amoxicillin + as.klavulanat
Glimepirid.Glikazid.
Adriamin
Glikuidon)
Detemir)
Promethazine injection
Adriamycin
Sta lin(lovastalin/simvaslalin)
Aspirin
Hydrochlorothiazide
Bisoprolol
Isosorbide dinitrate
Budesonid
Enalapril
Burnazine
eCB (nifedipine R.
Beclometasone inhaler
70
amlodipine)
Cyclophospamide
Glukosa Injeksi
Erythromycin
Cotri moxazole
Metotrexate
Furosemide
Captopril
Tamoxifen
Ibuprofen
Codein Tablet
'Phenoxymethyl penicillin
Methilprednisolon
Doksisiklin
Paracetamol
Metronidazole
Ipratropium bromide
Ipratropium
bromide
Preduison
+
Salbutamol
Tiotropium
Salbutamol tablet
Salbutamol inhaler
Beberapa daftar obat kemoterapi yang sering dipakai oleh orang dengan
kanker harus diketahui oleh dokter yang bertugas di puskesmas pelayanan
AC (Adriamin, Cyclophospamide)
CAF (Cyclophospamide,Adriamycin,S
CEF (Cyciophospamide,Epiburicin,S
Benzathine benzylpenicillin
(inject)
Fluoro Uracil)
FluoroUracil)
CMF(Cydophospamide,Metrotrexate,5Fluoro
Uraci I) Epirubicin
Fluoro Uracil
Morphine
(injection
dan Oral)
MTX
Obat essensial ini harus ada di puskesmas sehubungan dengan pengenda
lian PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dalam hal lama pemberian
obat, karena PTM membutuhkan pengobatan dalam waktu lama, maka obat
obatan diberikan paling sedikit untuk waktu 1(satu) bulan sebagaimana pedo
man masing-masing penyakit dan jika tidak ada keluhan lain yang mendesak
dan perlu penanganan lebih lanjut. Dalam hal perhitungan dan manajemen
obat di puskesmas dapat dilihat pedoman dan petunjuk teknis yang ada
terkait pengadaan dan manajemen obat di puskesmas.
71
BAS IV
PPTM
4.1. Pencat.atan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan pengendalian PTM menjadi
bagian penting dari pencatatan di puskesmas dan jajarannya, dengan penam
bahan kolom untuk beberapa format pencatatan yang diperlukan seperti
jumlah skrining maupun deteksi dini, jumlah kasus yang ditangani, jumlah
pasien yang dirujuk, secara detail mengenai pencatatan dapat merujuk pada
pedoman pengendalian yang tersedia. Disarankan untuk tidak membuat
format baru, mengingat bahwa format pencatatan kegiatan puskesmas untuk
data penyusunan profil kesehatan Kabupaten/Kota, masih tetap dibuat pusk
esmas.
Laporan kegiatan puskesmas, merupakan bagian dari laporan kegiatan pela
yanan puskesmas secara keseluruhan. Hasil evaluasi/penilaian kinerja pela
yanan puskesmas akan menjadi bagian dari hasil kinerja pelayanan
puskesmas induknya. Bersama dengan hasil kinerja pelayanan lainnya, akan
menjadi hasil kinerja puskesmas. Pengiriman laporan dan urnpan-balik analisis
hasil evaluasi kinerja pelayanan di setiap fasilitas pelayanan PTM akan
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
4.2. Pelaporan
Pelaporan pengendalian PTM di Puskesmas disesuaikan dengan format
pelaporan yang ada di Puskesmas setempat. Bila memungkinkan dalam
pengembangannya dapat ditambahkan jenis penyakit PTM lainnya.
Pencatatan penyakit tidak menular di puskesmas untuk pencatatan berdasar
kan individu maupun kasus digunakan rekam medis atau catatan klinis (Lihat
lampiran-2).
72
BABV
PENUTUP
Petunjuk teknis penyelenggaraan Pengendalian Penyakit tidak menular di
puskesmas merupakan upaya dalam mengakomodasi berbagai perkembangan di
bidang kesehatan maupun sektor lain yang berdampak pada derajat kesehatan.
Dukungan yang optimal dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta,
maupun LSM, organisasi profesi, akademisi, sangat dibutuhkan pada penerapan
kebijakan pengendalian penyakit tidak menular di Puskesmas
Buku Petunjuk teknis penyelenggaraan Pengendalian Penyakit tidak menu
lar di puskesmas ssbagai acuan bagi Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, Oinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Puskesmas, dalam mengembangkan kebijakan
operasional dan penyelenggaraan puskesmas, disesuaikan dengan kondisi dan
situasi daerah.
Pengendalian PTM secara terintegrasi merupakan kunci keberhasilan
dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular di puskesmas PTM.
73
DAFTAR PUSTAKA
1. Asaria P,Chisholm 0 Mathers C, Ezzati M, Beaglehole R, 2007. Chronic
disease prevention:
Kesehatan
4.
Lancet, 376:1775-84.
5.
6.
7.
8.
9.
Kronik
Departemen
Departemen
74
15. Ginsberg GM, Lauer JA, Johns B, Sepulveda C, 2009. Screening, prevention,
and treatment
analysis, 27:6060-79.
16. Johns S, Baltussen R, Adam T, Hutubessy R, 2003. Programme
ecenomic evaluation 'Of health interventien.
cost in the
allocation" :1.
17. Mason W.Freeman, M.D dan Christine Junge, 2008. Associate Professor The
Harvard Medical Scheel. Lewering Your Cholesterol, PT.BhuanaIImu Populer,
Jakarta.
18. Mendis S, Lindhelm LH, Anderson SGet a/., 2011. Total cardiovascular risk
approach to improve efficiency of cardiovascular prevention in resource
constrained settings. Journal of Clinical Epidemiology;Apr 27.
19. Murray Cj,Lauer JA, Hutubessy RC,Niessen L, Temijima N, Redgers A, Lawes
CM, EvansDB, 2003. Effectiveness and costs of interventions to lower systolic
blood pressure and cholesterol: a global and regional analysis en reduction of
cardiovascular disease risk. Lancet,361:717-2S
20. Ministry of Health, 2008. National list of essential medicines, Jakarta, The
Republic of Indonesia.
21. WHO, 2010. ~ackage 'Of Essential Non Cemmunicable Disease intervention
fer Primary Healt Care in Lew resouese settings, Ge neva, Wold Health
Organization
22. WHO, 2008. 2008 -2013 Action Plan for the WHO Global Strategy fer the
Prevention and Control of Noncommunicable Diseases.Geneva,World Health
Organization.
23. Willett WC, Koplan JK, Nugent R, Dusenbury C, Puska P,Gaz iano TA, 2006.
Prevention 'Ofchronic disease by means 'Of diet and lifestyle changes, In:
Jamison 0, Breman J, Measham A, Alleyne G.vans D.Jha P,Mills A,
Musgrove.Disease Control Priorities in Developing Countries (Second Edition),
New York, Oxford University Press.
75
TIM PENYUSUN
- Ditjen PPdan PL Kementerian Kesehatan R.I
- Ditjen Bina Yanmedik Kementerian Kesehatan R.I
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes
Siti Sundari, MPH, Dsc
drg. Ratih Ariningrum, Mkes
dr. Fatum Basalama, MKM Dr.
Sony Warauw, SKM.M.Kes
Sumarsihan, SKM, M.Epid
Titi sari Renowati, SKM, MScPH
dr. Lily Banokah, M.Epid
dr. Dwisangka
FX. Budiyono, SKM. M.Kes
Margaretha, SKM. M.Kes
dr. Farina Andayani, M.Sc
dr. Esti Widiastuti MScPH
dr Aris Hamzah
Robert Saragih, SKM.
M.Epid dr. Sylviana, M.Sc.
dr. Chita Septiawati, MKM
Veronica Tarigan, SKM.M. Kes
dr. Yeni Afrina
dr. Tristiyenny Pubianturi, M.Kes
dr. Novi Indriastuti
dr. Prihandriyo Sri Hijranti
dr. Fristika Mildya
dr. Meilina Farikha
dr. Frides Susanty
dr. Sorta Rosniulu, M.sc.
Siti Aisyah, 5si
Mugi Wahid, SKM
dr. Tiersa Vera Junita
dr. Uswatun Hasanah
76
DC Gultom
to Indonesia)
Pulmonologi
RS
Persahabatan/PDPI)
Prof. Faisal Yunus (RS. Persahabatan)
dr. Nella Abdullah (RS.Fatmawati)
dr. Herbert SpKj (Oir. Kes. Jiwa)
Yudiawati (Sudinkes Jakarta Pusat)
Tinexcelly MS, SKM, MKM (Dit BUKO, OJ Kemkes)
dr. Daniel P.L.Tobing, SpJP (K), FIHA, FICA (PERKI)
dr. Dafsah A. Juzar, Sp. JP (PERKI)
dr. Dara Amelia, Apt, MM (Dit Bina Kefarmasian dan Alkes)
dr. Astrid W. Sulistomo,
77
~
~
~
(II
Qj
Q,
>-
8.
"C
(II
C
I1l
VI
.. .. ......
"
(II
'iii
0
c
en
(II
-" iii
:::; en
e
;:
IV
I-
;v
;v
u
C
Q)
0-
C:
'0.
E
I1l
...J
'e
zen
<~~...J
I-<en<~
~:;UJ(!)w~
:x
~w:::><
~Q.t-zz00
iii
.0
0
alt3i:5~O::O::
en
u;
z
e
0
(ii
'"
~
0
'0
'c;;
VI
(II
.0
Qj
Q)
en
'"
1=
en
:Q~
2
a.
(II
:;2
(II
~(ij
VI
::l
VI
>e
Q)
o,
.9
IV
'c;;
'c
.0
'"
VI
::l
C.
-"
'E
::l
...J
iii
en
Qj
(II
-"
en
Q)
Q)
(Q
a. a.
VI
0 -c -c
a. a.
c3 ~
(Q
E'E~
~~-o
: .. c
: en ,91
VI
Q)
.)
Q)
co
E
<f)
(II
VI
.0
.s!
Q)
en
IV
iii
.J:::
I-
-"
'c
'c
U
'E
Q)
's,
.2
iii
:5
.0
0>
C'O
...J
...J
~ o ~
(f)
(II
IV
Q)
(Q
0>
0>
~ ~
I- ~
Q)
Q)
U l-
::::> ~
: ~ 0.
1::::>:
::~
~=;~
:::>
E
:::>
Q.
~
ro
VI
'iii
0
<i en
>- :c
"' iiien
~...,
(II
en
c
(II
I-
"'E"
.:c
Q)
(/)
u;
"as"
0>
(.)
<.!)
:5 C
::l
. .. ,
C'O
~ :;
-e
co
,~
""
z-
""
'c
:cC 'O
Q )
,:>t;
~
1
1
.. .
. ..
.J:::
::l
(.)
::l
~
~
en
.. ..
>
-c
..
<
-e
(Q
"5 s
(Q
:;2
CD
~ ~
::E
i!:
Q)
>
ro
en
~
sa
Q)
Qj
Qj
>-
(Q
Q.
t;
...
"" ""
"e" c:::>
s
'c;;
.;,,:.
0
c:
a.
u ..5
(Q
S
C
...,
(Q
...
0
c: :::>
(I)
c
,~
(Q
(ij
't:
-t=
Q)
Q)
E""
:::>
o_z"'a<.ll~i!l
a. o
Q)
IV
iii
o
en
0>
(Q
ro
.;,,:.
C 'O
a.
c.
"0
..5 ~ ~ii5
~
i:i)
'c;;
en
:::>
0:
Q)
...J
79
(3
-"
Q)
c
's,
c.
,~
't"::
Z (1)(1)'<:
C'O
i=
UJ
ii5
.:.:
:::>
(f)
E
=>
I-
'0,
...
....
'~ "
~ -.'".,' ~ ~
:'g" :g :g c:
I--
:.!:
"'"
~
~
F-
..><:
~ ~ ~
ee
>-
'>"-
ll!.
:..::
-'"
~ ~
-g
-8 :'g"
<0
:.!:
S
.,.,
_,..
.g i -E
-'"
.><
.><
:.:
>< :
~ ~ ~ ~ ~ ~
:g
""
.g
-""
.><
. ..
".g"
on
~ ~ ~ ~ ~ ~ :..::
..,.
e c -e-'" -""
~ .g
:g
~ ~ .g :g
~
.~
-:
B
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
.g ~ ~ ::g~;g : onc:
-'"
...
~!
~ ~ ~~
',"_
..,.
r
""
:B ~
.....
1:g~ :'g" ;B
-'""
oX
~ ~ ~ ~ ~ ~
...
:B
~ ~
~ ~
..,.
-'"
...;g
-'"
..
.><
e e-""
:g
:g
~ ~ ~
I
I
>'"
-
:..::
-> <
:g :g ':i5"
ee
~ ~ ~
B ~ :8
:B
><:
ee
:g
I--
'>"'>"<:
:'g"
;g : g
..,.
.><
<':'
to
.><
~
I--
~
o n
.i
....
:B
.><
'9
:..::
<0
~ e, ~
~ ~ ~
~
'>"-
<:
<0
:g
" "
,_
><:
.><
0;>
;:>
', "_
:..:
c:
C>
""
."=
:B
e,,e_,
~ '",,_, >
'."... ~
oX oX
r-
<,_
'0
-e"e"
:g
,.,
:x::
c:
'"I
>-
::>
:..::
~ ~ "'"" c:
~ ~ ~ :s 15 :s
~
~ ~ ~ ~ ~ ~
I
1~
- . .
c:
=
~ ~
c-
!
.><
0
:>
s::>
~ s
C!. C ! .
S?
4>
~ ~l
::>
'8
,g
~ ~
:s~ ,
~Ii
.!9
<0
.It !t
~
:5
s;
l:"
J1
~ ~~
= ~
~~=;o::"~~
f f I ~i
Ii g>
i 11
1 I]
to
..Iii
-2
....
c:
~
~
~ ~'"
~
u ..
.~
:..::
Si
c:
c:
'S
~ :5 ~
II
u;
~
I
= ~ '"=
j t :[
c:
.9/ .i!1
0
.;:;;
'"
"c
:::>
'0
j1
~ 5::l
< '0
< . .)~'C'
(l.:":
....
0::
~
~ lSi
ffi
r: r: ~
=-- ~ ~
s:.. ~
\.;>
::>
\.;>
~
0::
~
1-'
'"
19
0..
><:0
<=
80
c:
'?i5
s:
(/)
~C'Cl
'en
C'Cl
~
E
Q)
E
s:::
~
1l
: :
.:JS
'
....
,
,
,
,
s:::
C1l
.:.::
:::J
'(j)
,......,
cu
s:::
cu
0>
C'Cl
I
I
c:
C'Cl
.:.::
"'5
..0
Q)
.e
~
c:
s:::
ro
' .....J
c.o
~
CU
E
'iii
(/)
is
..!.!!
:.c
-e--'
.c
1l
C'Cl
I;:
C1l
Q.
s:::
s:::
C1l
'0,
c:
...
..c
:::J
'S
.S: ..0
~C'Cl 'i5
en
c:
0>
ro
a.
:::l
...!..
~
0
0
u..
~
ro
0>
..0
c:
ro
I-
C'Cl
.Q
0>
s:::
C'Cl
>.
VI
:::J
(/)
:::J
x:
..><:
.!:!1
co
.....
Q)
o,
81
....--
o
...J
:J:
~
-
'
-c
...J
=>
:E
-c
a
e/)
e/)
0::
f0-
e/)
(/)
>
--
lJJ
i=
i
:
1_-----,
Ii:
ro
ro
"0
--
0)
"0
r o
(6
w
0...
Q)
a.
Q)
rtlCoo
ro
::>
:"'
g"
0..
.><:
ro
:E
...J
....,
"iii
Q)
Q)
"0
c:-'"
o
~
~
~
u..
~
w
a
z
U.J
0...
o
:::c::
:::c::
0::
'"
C/I
::>
c:
ro
CI)
'"
:.>< "!'"
s:
ro
Q)
CI)
.J::J
~
ro
ro
ro
"0
tel
"0
:;
U)
0c: E
Q)
0=
0=
::>
c:
Q)
_
.>C
Q.ctl
(6
~;-:::
CI)
CI)
Q)
-'"
ro
::>
ro
ro
C.
Q)
:;c:
Q)
1:
ro
.J::J
Q)
D
ro
CI)
Co
.0
I
SIS3NII\J'VN'V
..x:
Q
)
e
e
c: l}l
ro ~
r
o
Q
)
Q)
E E
U)
J:!
0::
~
'v'1'Vr38 N'V8N3Q
O>ilS3C1 ClOl.>fv=l
en
-c
82