ditularkan dari satu individu keindividu lainnya. PTM saat ini merupakan masalah serius dan
masih menjadi perhatian utama sebagai penyebab kematian terbesar baik secara global
maupun nasional. Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 persen
kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat
ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan
pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena
diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (Data WHO, 2018).
Salah satu PTM yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi,
berdasarkan data Riskesdas 2018 diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang
hipertensi (34,1%). Hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena sering muncul tanpa
gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan
kematian. Hal ini disebabkan karena tidak terdeteksi sejak dini yang berdampak pada
lambatnya penanganan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya adalah
Hipertensi di kota Jember mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 18.935 penderita
hipertensi menjadi 30.511 di tahun 2017, sedangkan penderita hipertensi di Puskesmas
Sumbersari Kab. Jember merupakan yang tertinggi, data yang didapatkan adalah sebanyak
288 penderita hipertensi pada tahun 2017, dan 41 penderita pada bulan januari sampai april
2018, data yang didapatkan berdasarkan dengan wilayah kerja Puskesmas Sumbersari
(Dinkes, 2017).
Deteksi dini menjadi salah satu strategi penting dalam pencegahan dan
penanggulangan PTM di Indonesia yang dituangkan dalam target Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan. Gerakan deteksi dini PTM dilakukan sebagai upaya untuk
mempercepat capaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten Jember yang ditargetkan pada tahun 2022 mencapai sekitar 90 juta orang.
Pentingnya gerakan deteksi dini dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular (P2PTM) menjadi salah satu target Rencana Strategis yang perlu dicapai,
tentu juga diiringi dengan dukungan penguatan promosi kesehatan dan tatalaksana yang
standar.
Hipertensi didefinisikan apabila tekanan sistol ≥ 140 mmHg atau tekanan diastol ≥ 90
mmHg. Pedoman The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Bloodpressure (JNC-7) 2018. Hipertensi dalam kehamilan dapat
menyebabkan beberapa penyakit seperti preeklampsi (ringan-berat) dan eklampsi yang
merupakan penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan gejala utama hipertensi
yang akut pada wanita hamil dan nifas (Sastrawinata, 2010). Preeklampsia merupakan
sindrom yang terdiri dari tingginya tekanan darah (hipertensi), tingginya kadar protein dalam
urin (hemaroteuria) sehingga tungkai kaki ibu hamil seakan-akan menjadi bengkak (Sinsin,
2008). Preeklampsia tidak hanya beresiko menjadi eklampsia, tetapi juga memicu komplikasi
yang mengganggu proses kehamilan dan persalinan (Detiana, 2010). P