Anda di halaman 1dari 13

Perang Vietnam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Perang Vietnam
Bagian dari Perang Dingin

Suasana Perang Vietnam.

Tanggal
Lokasi
Hasil

1957 April 30, 1975


Asia Tenggara
Kekalahan politis dan militer
Amerika Serikat

Perubahan
Bersatunya Vietnam.
wilayah
Pihak yang terlibat
Republik Vietnam
Amerika Serikat
Korea Selatan
Thailand
Australia
Selandia Baru
Filipina

Republik
Demokratik Vietnam
Front Nasional
untuk Pembebasan
Vietnam Selatan
Republik Rakyat
Cina
Korea Utara

Kekuatan
~1.200.000 (1968)

~520.000 (1968)

Korban
RV
tewas: 230.000
terluka: 300.000
Amerika Serikat
tewas: 58.209
terluka: 153.303
Korea Selatan

RDV/FNKV
tewas: 600.000
terluka: 600.000
Republik Rakyat
Cina
tewas: 1.100
terluka: 4.200

tewas: 5.000
terluka: 11.000
Australia
tewas: 520
Sipil (warga Vietnam): 1.000.000

Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi
antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dinginantara dua
kubu ideologi besar, yakni Komunis dan Liberal.
Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik
Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia,
Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok
mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis.
Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di
pihak Utara.
Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya
Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut
bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar.
Setalah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun bersatu pada tahun 1976.
Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam adalah Kim Phuc

Latar belakang
Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada tahun
938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti menentang
serangan pihak asing.
Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam
setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi
kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan
kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri
di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya.
Semasa pemerintahan Perancis, golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan
ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompokkelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919, semasa Perjanjian Versailles
dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam
dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam dan seluruh Indochina terus menjadi jajahan
Perancis.

Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari
Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis Vichy
bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang
berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis Vichy tetap menjalankan
pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh setelah tentara sekutu
menaklukan Perancis dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis.
Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan
pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam
diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Ch Minh kembali ke Vietnam untuk
membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan
kelompok OSS (yang akan berubah menjadi CIA nantinya).
Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Ch Minh berhasil
membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya untuk masa yang
singkat saja. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu
bentuk kemerdekaan sebagai sebagian dari rancangan Jepang untuk "membebaskan" bumi
Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis.

Beberapa peristiwa

9 Februari 1965 - Pasukan kombat Amerika Serikat pertama dikirim ke Vietnam Selatan.

30 Januari 1968 - Serangan Tet

5 Februari 1968 - Pertempuran Khe Sanh dimulai.

11 Februari 1973 - Tahanan perang Amerika Serikat pertama dibebaskan oleh Viet Cong.

27 Februari 1973 - Persetujuan Damai Paris secara resmi mengakhiri Perang Vietnam.

29 Maret 1973 - Pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam Selatan.

Home Berita Aneh Unik Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam

Kita sering terunduk pilu, tercekam dalam kebisuan menyaksikan korban manusia yang
terjadi karena kemurkaan alam. Tapi dilain pihak, kita, yang katanya umat paling beradab
di alam semesta ini begitu tega menghabisi nyawa lawannya. Hanya demi sebuah
perasaan benar yang atas lawannya yang salah. Demi yang namanya kehormatan
bangsa, perang dan pembunuhan manusia atas manusia lain dihalalkan.
Lalu, kehormatan bangsa yang manakah yang dipertaruhkan Amerika Serikat ketika
menyulut Perang Vietnam? Perang Vietnam atau Vietnam War (dalam lafal Vietnam
disebut Khng chin chng M -perang melawan agresi Amerika) adalah sebuah tragedi
kemanusiaan yang lazim disebut untuk perang antara tentara Vietnam Selatan yang
didukung militer Amerika Serikat dan dipihak lain adalah tentara Vietnam Utara yang
didukung
gerilyawan
komunis
Vietnam Selatan (kita sebut saja, sesuai yang biasa disebut AS sebagai
Vietcong)Sebuah perang besar dan terpanjang dalam sejarah peradaban modern abad
20, seusai Perang Dunia II, yang memakan korban jutaan nyawa manusia. Sahabat
anehdidunia.com perang ini dimulai saat AS memulai keterlibatannya,1957 sampai
jatuhnya ibukota Selatan, Saigon, 1975. (Sebenarnya sulit untuk menentukan secara tepat
kapan mulainya keterlibatan AS di Vietnam, karena sejak Perancis masih berkuasa, AS
sudah
memberikan
bantuan
berupa
military
advisory.
Tapi yang biasanya dipakai sebagai patokan adalah saat Eisenhower menyetujui akan
mendukung penuh rezim Selatan, 1957)Adalah tidak mungkin menuliskan secara rinci,
perang besar yang melibatkan masa kepemimpinan 5 orang Presiden AS (Eisenhower,
Kennedy, Johnson, Nixon dan Ford) dalam 1-2 halaman seperti ini. Tulisan ini hanya
berniat untuk sekadar berbagi, sekadar mengingatkan bahwa tragedi besar umat manusia
seperti ini pernah terjadi.

Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai Jepang yang menyelenggarakan pemerintahan
bersama Perancis yang pro Jerman-Italia (Perancis-Vichy). Dalam masa pendudukan itu,
Ho Chi Minh mendirikan Partai Nasionalis Vietnam (Vit Minh), 1941 yang berafiliasi
komunis. Setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan Pemerintahan Perancis dipulihkan
(Perancis - de Gaulle), Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam, 2
September
1945.
Tapi ternyata Perancis tidak mau melepaskan daerah jajahannya begitu saja dan perang
segera berkobar, yang berpuncak pada kekalahan Perancis di Dien Bien Phu, Mei
1954.Perancis yang kehabisan bensin memutuskan segera meninggalkan Vietnam.
Perjanjian damai ditandatangani di Jenewa (Geneva, Geneve)-Swiss 20 Juli 1954. Sambil
mengakui kemerdekaan Laos dan Kamboja, Perancis juga meninggalkan bom waktu
dengan membelah Vietnam menjadi 2, Utara diserahkan pada Vit Minh di bawah Ho Chi
Minh yang Komunis dan Selatan dibawah tanggungjawab Kaisar Bo i, penguasa
Vietnam
Lama.
Sang Kaisar yang hidup di pengasingan menunjuk Ng nh Dim sebagai Perdana
Menteri, pelaksana kekuasaan sehari-hari di Selatan (Belakangan, September 1954, Diem
samasekali menggusur Bao Dai dan mengangkat diri jadi Presiden). Utara dan Selatan
ini, seperti yang diramalkan, ternyata memang tidak bisa rukun. Januari 1957 Uni Sovyet
mengajukan usulan ke PBB untuk menerima opsi terbaginya Vietnam ini dan menerima
VietnamUtara sebagai anggauta PBB. Tapi usulan ini diveto oleh AS (yang menolak
Vetnam
yang
komunis).
AS yang sukses menahan komunis usai Perang Korea 1953 dan mabuk kepayang pada
Teori Dominoyang ditemukan oleh Harry Truman segera ter-obsesi pada kondisi
Vietnam. Dalam kunjungannya ke AS, Mei 1957, Diem sebagai Presiden Selatan berhasil

menyeret AS untuk mengeluarkan pernyataan bersama bahwa AS akan mendukung


Selatan dalam menegakkan kebebasannya (dari komunis), apapun yang terjadi. Tapi,
meskipun sudah memutuskan untuk membantu, sesungguhnya AS belum terlalu jauh
terlibat.
Bantuan yang diberikan hanya bersifat penasehat dan pelatihan militer. Meskipun sudah
ada korban jatuh, AS masih menahan diri. Keterlibatan secara lebih langsung terjadi usai
kunjungan Wapres Lyndon B. Johnson ke Saigon, Mei 1961 Dalam laporannya Johnson
meyakinkan bahwa Selatan memerlukan bantuan lebih besar untuk menahan laju
Komunis
Diem
is
the
only
boy
we
got
out
there.
AS di bawah John F. Kennedy segera tanggap dengan meningkatkan bantuan militer, dari
jumlah 400 orang dan hanya sebagai penasehat militer (1957) menjadi 16.000 orang
tentara taktis membantu operasi pasukan Selatan (1961).

Dengan alasan Utara menembaki kapal pesiar mereka di perairan internasional 2 - 4


Agustus 1964 AS mengumumkan kepada dunia secara sepihak bahwa AS akan segera
mengamankan perairan Teluk Tonkin dengan mengirimkan bantuan kepada Selatan. Di
bawah dokumen berjudul Gulf of Tonkin Resolution, Konggres AS segera menyetujui
dan memberi kuasa kepada Presiden untuk mengadakan operasi militer di wilayah Asia
Tenggara
tanpa
menyatakan
perang
terlebih
dahulu.
Belakangan (1971) baru ketahuan kalau yang namanya kapal pesiar itu adalah kapal
perusak AS USS Maddox dan USS C.Turner Joy yang sedang menjalankan tugas
intelejen di perairan Utara. Press release dan persetujuan Konggres ini segera menjadi
alasan AS untuk mengerahkan pesawat tempurnya dan mulai melakukan pengeboman ke
wilayah Utara. Populasi tentara AS di Selatan segera meningkat tajam 500.000 orang!
Sahabat anehdidunia.com tindakan AS ini dilakukan sambil teriak-teriak kepada
sekutunya di SEATO (South East Asia Treaty Organization, Thailand, Korea Selatan,
Filipina), dan ANZUS (Australia, New Zealand) untuk mengirim bantuan tentara ke
Selatan.

Jadi, benar-benarAS mempergunakan bajunya sendiri, tanpa keterlibatan dan


persetujuan PBB.Atas tindakan itu, Paman Ho (panggilan pemimpin Utara Ho Chi Minh)
memperingatkan AS, seperti yang pernah dilakukannya 2 dekade sebelumnya terhadap
Perancis: Kami adalah tuan rumah yang baik. Kalau AS sebagai tamu kami
menginginkan perang selama 20 tahun, kami akan melayaninya selama 20 tahun. Apabila
mereka menginginkan perdamaian, kami akan berdamai dan segera mengundang mereka
untuk
minum
teh.
Dengan dukungan militer sebesar itu, kondisi keamanan di Selatan memang menjadi
baik Kondisi ekonomi yang sepenuhnya ditopang AS berangsur meningkat. Dengan
cepat dan kemakmuran menjelang. Penduduk Selatan, AS dan dunia segera memberi
apresiasi. Komandan militer AS untuk Vietnam, Jend.William Westmoreland menjadi
selebriti
dadakan.
Majalah TIME mendaulatnya menjadi 1967 Man of theYear.Bahkan dalam
wawancaranya di National Press Club, November 1967, yang disiarkan ke seluruh dunia,
dengan meyakinkan dia berujar: Kondisi Vietnam sudah membaik dan kami sudah
sampai pada satu titik dimana akhir perang sudah dapat dilihat dengan mata
Perayaan Tet adalah perayaan Tahun Baru Vietnam (Tahun Baru dalam sistem
penanggalan bulan, mirip 1 Suro di Jawa). Vietcong merespons penyataan Westmoreland
di atas dengan serangan serentak dan mendadak di hari raya Tet, akhir Januari 1968 pada
100 kota di Selatan, termasuk di Saigon. Serangan yang paling spektakular dilakukan
oleh 19 orang gerilyawan Vietcong yang mampu menguasai Kedutaan Besar Amerika di
Saigon selama 6 jam!. Korbannya sungguh fantastis, 300 orang tentara AS tewas dan
terluka, 1.000 orang di pihak Vietcong dan lebih dari 3.000 orang sipil tewas dan terluka.
Bangunan dan fasilitas kota hancur lebur, mayat bergelimpangan malang melintang,
darah bersimbah di mana-mana. Perlu waktu berbulan-bulan untuk memulihkan kondisi
seperti semula.

Serangan tersebut memang gagal. Dan secara teknis Vietcong dan Utara yang menderita
kekalahan. Tapi berhasil menunjukkan pada dunia bahwa mereka masih eksis. Dan efek
psikologis yang ditimbulkannya kepada AS sungguh besar. Sanggupkah AS terus
menerus menahan serangan gerilya kota seperti itu?Ternyata memang perang tidak dapat
diselesaikan
dengan
cepat.
Di
front
Utara,
kondisi
benar-benarstag.
Serangan udara AS ke sasaran strategis di Utara karena tidak mendapat dukungan yang
memadai dari Infanteri, nyaris tidak berguna. Di Selatan, gerilyawan Vietcong
mengembangkan gerilya kota dengan sangat effektif. Dengan terowongan tikus (yang
kini jadi obyek wisata itu) mereka benar-benar menjelma seperti tikus, bisa muncul dan
menghilang dalam sekejap. Dikira sang tikus tidak ada, meleng sedikit dan ikan di piring
sudah lenyap di gondol. Ketika ketahuan dan dikejar, begitu saja mereka menghilang
ditelan
bumi,
atau
membaur
diantara
penduduk
sipil.
Tentara AS sungguh kewalahan membedakan mana yang sipil mana yang gerilyawan
Vietcong. Seluruh penduduk desa dibunuh dan kampungnya dibakar hanya untuk mencari
gerilyawan Vietcong yang diduga bersembunyi di situ.AS yang kewalahan terpaksa
berpikir
ulang
untuk
melanjutkan
perang.
Serangan Tet itu membuat AS menyimpulkan sendiri secara ekstrim, bahwa AS tidak
mungkin memenangkan perang. Seiring naiknya Richard M. Nixon sebagai Presiden,
1968, AS dibawah desakan masyarakatnya, segera merubah kebijakan politiknya di
Vietnam dari semula bagaimana caranya memenangkan perang menjadi bagaimana
caranya
mundur
dari
gelanggang
tanpa
kehilangan
muka.
Menyetujui desakan dunia internasional untuk menandatangani Perjanjian Perdamaian
Paris, 27 Januari 1973. Perjanjian ini antara lain memuat hal seperti: AS yang akan segera
menarik bantuan langsungnya di Selatan secara berangsur, batas teritori Utara dan Selatan
dikukuhkan ulang dan pemilihan umum akan segera dilangsungkan untuk menyelesaikan
masalah Utara-Selatan ini.

Tapi perjanjian ini tidak disetujui Selatan yang menuduh AS meninggalkan sekutunya.
Kedua belah pihak kelihatannya tidak benar-benar bermaksud mematuhinya sampai krisis
minyak melanda dunia, Oktober 1973. Embargo minyak Iran atas AS membuat harga
minyak melambung tak terkendali, pundi-pundi AS menyusut dengan cepat.
Perang Vietnam hanyalah pemborosan anggaran. AS yang secara serius terancam
bangkrut, segera mematuhi perjanjian Paris dengan menarik tentaranya keluar dari
Vietnam.Tanpa dukungan dana dan kekuatan militer AS, kejatuhan rezim Selatan dapat
dihitung
dengan
hari.
Secara berangsur satu-persatu wilayah Selatan jatuh ke pihak Utara. Dan Utara bersiap
untuk memberikan pukulan terakhir ke Selatan dibawah sandi Kampanye 275 yang
mengumumkan pernyataan Ho Chi Minh bahwa pembebasan seluruh Selatan akan
diselesaikan sebelum hujan turun Mei1975. Serangan besar-besaran dan pernyataan itu
membuat
efek
psikologis
yang
luar
biasa.
Seluruh Selatan dilanda kepanikan, pengungsian besar-besaran terjadi, dan perlawanan
Selatan menjadi tidak berarti. Provinsi Darlac jatuh 13 Maret, Quang Tri 19 Maret. Hue
26 Maret. Dan kota kedua terbesar di Selatan, Da Nang menyerah 29 Maret. Tanggal 25
April 1975 presiden Nguyen Van Thieumeletakkan jabatannya, menunjuk penggantinya
Tranh Van Huong, dan kabur ke Taiwan. Huong hanya bertahan 3 hari menjadi presiden
dan ikut melarikan diri meninggalkan negara yang benar-benar dalam chaos.
Seluruh personil AS termasuk Duta Besar Graham Martin selesai di evakuasi keluar, 29
April.Dan tanggal 30 April 1975 presiden pengganti Duong Van Minh, menandatangani
pernyataan menyerah tak bersyarat kepada tentara Utara yang sudah menguasai istana
kepresidenan Perang memang berarti bencana dan tragedi kemanusiaan. Korban secara
langsung yang terbunuh dalam perang tercatat 300.000 di pihak AS/Selatan, 1.100.000 di
pihak Vietcong/Utara dan lebih dari 3 juta penduduk sipil yang tidak tahu apa-apa.
Angka akan tetap menjadi angka, tak ada artinya. Tapi bayangkanlah populasi sebuah
kota sebesarMedan yang tumpas habis demi mempertahankan sebuah ideologi. Belum
terhitung korban tak langsung yang terus berjatuhan sampai sekarang karena ternyata AS
melakukan perang kimia dengan menyemprotkan Napalm untuk membakar dan herbisida
jenis Dioxin yang mematikan tumbuhan, merontokkan kanopi hutan, merusak padi di
sawah guna mengganggu persediaan pangan. Tindakan itu membuat tanah menjadi steril
dan mengkontaminasi penduduk sipil dan bahkan tentara AS sendiri ...

Perang Vietnam, Kekalahan Paling


Memalukan Dalam Sejarah Amerika
November 3, 2012 by We Are The World in Sejarah 3 Comments

Mungkin dari kita sedikit berpikir apakah Negara adikuasa seperti Amerika Serikat bisa kalah
dalam perang?
Tidak mungkin sekali, karena selain memiliki banyak prajurit, Amerika juga memiliki peralatan
tempur yang benar-benar sangat canggih..
Yups, Kesempurnaan hakiki hanya milik Tuhan semata. Dan tidak ada kesempurnaan apapun di
dunia ini selain milik Tuhan, seperti halnya Amerika. Walaupun sehebat apapun tapi sejarah
mencatat Amerika adalah Negara yang mulai berkembang pesat secara Ekonomi maupun Militer
setelah perang saudara di negaranya sendiri pada tahun 1861-1865. Dari situlah Amerika mulai
bersatu dan membangun kekuatan mereka dimata dunia. Walaupun di perang Dunia pertama
Amerika tidak terlalu diperhitungkan, tapi di perang Dunia kedua Amerika benar-benar menjadi
Negara super power, yang menaklukan bangsa-bangsa besar.
Tapi apapun itu sejarah pernah mencatat bahwa Amerika pernah menelan kekalahan telak saat
perang Vietnam/Viet Chong/IndoChina kedua. Bermula pada tahun 1957, secara perlahan
Amerika mengirim pasukan sedikit demi sedikit untuk membantu Vietnam yang saat itu masih
dijajah Perancis. Dan puncaknya pada tahun 1965 ketika terjadi perpecahan antara kubu
Republik Vietnam (Selatan) dan kubu Demokratik Vietnam (Utara), dalam hal ini sebenernya
adalah perang saudara di Vietnam, tapi lama-lama pihak di kubu Utara yang merasa dirugikan
karena keikut campur tanganan Amerika, kubu Utara memutuskan untuk meminta permohonan
bantuan kepada USSR (Uni Soviet, sekarang Rusia). Dan disitulah awal dari perang antara 2
negara Adikuasa antara Amerika dan Uni Soviet. Perang yang mempertaruhkan Politis, Ideologi,
dan juga kehormatan bangsa sebagai Negara Adikuasa. Kubu Selatan yang di sertai sekutu

Amerika, Australia, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Filipina, mulai berperang
dengan kubu Utara yang disekutui oleh Uni Soviet, China, dan Korea Utara.
Dan saat pada klimaksnya di tahun 1968 pihak dari Kubu Selatan yang berkekuatan 1.200.000
Pasukan Militer mulai menggempur Kubu Utara yang hanya berkekuatan 520.000 Pasukan
Militer, tapi dalam hal ini pasukan dari Kubu Selatan yang berusaha menyerang kearah utara
sedikit terkejut terutama untuk pasukan sekutu karena mereka harus melewati Hutan buas yang
berlumpur, juga rawa-rawa yang penuh Buaya, Ular, dan binatang buas air lainnya, dan juga
medan pegunungan yang sama sekali tidak mereka kuasai. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh
Kubu Utara untuk mengepung dan membantai habis-habisan pasukan Kubu Selatan dan
sekutunya.
Banyak pasukan dari Kubu Selatan yang tewas, terluka, atau menjadi tahanan dari pasukan Kubu
Utara. Sebagian besar pasukan yang tewas, terluka, ataupun ditahan adalah Pasukan Militer
Amerika. Selama 5 tahun pasukan dari Kubu Selatan yang terus menerus menelan kekalahan dan
kehilangan banyak prajurit akhirnya menyerah. Dan pada 27-Februari-1973 dengan
menyerahnya Amerika, maka di sepakatilah perjanjian damai.
Hal ini membuat Amerika rugi besar secara materi dan korban jiwa, dan mereka juga kalah
dalam hal politis dan ideologi untuk ditanamkan di Vietnam. Setelah perang Vietnam berakhir,
maka disetujuilah pertemuan antara kedua kubu Vietnam yang berbeda visi, untuk bersatu
membentuk sebuah Negara. Walaupun ideology komunis dari Uni Soviet menjadi ideologi
nasional, tapi sampai saat ini masih banyak warga dari daerah Vietnam selatan yang tidak
menggunakan Ideologi komunis tersebut dan sampai saat ini masih berlangsung perlawanan dari
sebagian warga Vietnam selatan.
Berikut adalah data-data dari Perang Vietnam/Viet Chong/Perang IndoChina kedua :
1)

Dimulai pada tahun 1957 dan benar-benar berakhir pada 30-April-1975

2)
Hasil dari Perang Vietnam adalah Kekalahan terbesar secara Politis dan Militer dari pihak
Amerika Serikat.
3)
Perubahan dari Perang Vietnam adalah bersatunya Vietnam Utara dan Vietnam Selatan
menjadi Negara Kesatuan Vietnam
4)
Pihak yang terlibat dalam Perang Vietnam adalah Republik Vietnam (Selatan), Amerika
Serikat, Korea Selatan, Australia, Thailand, Selandia Baru, Filipina, Republik Demokratik
Vietnam (Utara), USSR (Uni Soviet), China dan Korea Utara.
5)
Jumlah Korban Tewas dari tahun 1957-1975 dari Kubu Selatan adalah 293.729 jiwa,
sebagian besar adalah dari pihak Militer Amerika Serikat, walaupun pada data intrnasional
tercacat korban tewas dari pihak Amerika adalah 58.209 jiwa, akan tetapi ada banyak pihak yang
berpendapat bahwa jumlah itu adalah sebuah kebohongan dari Amerika yang memanipulasi data
untuk menutupi kemaluan besar atas kekalahan yang diderita. Sedangkan dari Kubu Utara
korban tewas mencapai 601.100 jiwa. Korban terbanyak dari pihak Republik Demokratik

Vietnam yang terhitung 600.000 jiwa. Dan data korban tersebut tidak sepenuhnya Valid karena
ada beberapa korban tewas yang jasadnya tidak ditemukan atau telah musnah.
6)
Jumlah warga sipil yang tewas mencapai 1.000.000 jiwa. Dan terbanyak adalah warga sipil
di wilayah Selatan Vietnam karena kebringasan Pasukan Kubu Utara yang membunuh semua
orang yang ditemuinya, baik Militer ataupun Warga sipil.
7)
9 Februari 1965 Pasukan kombat Amerika Serikat pertama dikirim ke Vietnam Selatan
secara besar-besaran.
30 Januari 1968 Serangan Tet (Serangan berbasis pembebasan yang dilakukan Kubu
Utara/Viet Cong dan dilakukan tepat pada malam tahun baru Imlek/Tet Nguyen Dan.
5 Februari 1968 Pertempuran Khe Sanh dimulai. Pertempuran antara Tentara Rakyat
Vietnam/Viet Chong (Kubu Utara) melawan US Army (Amerika Serikat). Dan disinilah pasukan
militer di bantai habis-habisan.
11 Februari 1973 Tahanan perang Amerika Serikat pertama dibebaskan oleh Viet Cong.
27 Februari 1973 Persetujuan Damai Paris secara resmi mengakhiri Perang Vietnam.
29 Maret 1973 Pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam Selatan.
Beberapa Fakta yang membuat kekalahan telak Pasukan Militer Amerika :
1)
Banyak dari Pasuka Militer Amerika yang masih muda (rata-rata usia 22-24 tahun) dan
belum berpengalaman dalam perang, dan suka terburu-buru dalam menjalankan taktik dari
komando pusat.
2)
Banyak pasukan militer Amerika yang frustasi karena selalu mengalami kekalahan terus
menerus.
3)
Pasukan Viet Chong lebih menguasai medan geografis, mereka juga membuat loronglorong bawah (Tunnel Rat) yang hanya bisa dimasuki pasukan Viet Chong, yang umumnya
bertubuh lebih kecil dari pada pasukan militer Amerika.
4)
Pasukan militer Amerika lebih sering mengkonsumsi obat bius, alkohol, dan berperang
dalam keadaan setengah mabuk.
Sebagai catatan dari yang saya ketahui bahwa pasukan Tentara Rakyat Vietnam/Viet Chong tidak
jauh beda dengan pasukan Tentara Keamanan Rakyat Indonesia lakukan saat melawan Jepang
ataupun Belanda, itu karena pimpinan Viet Chong sendiri diketahui pernah dating ke Indonesia
pada tahun 1960-an dan terinspirasi dari Indonesia yang bisa mengalahkan Jepang dan Belanda
secara telak, mereka menggunakan teknik gerilya (teknik yang hanya menyerang pada malam
hari/pagi buta, lalu kembali lagi ke hutan saat matahari mulai terbit). Dan sebagian dari Viet
Chong juga membuat markas bawah tanah, ataupun berjalan ke hutan, perbukitan, pegunungan
untuk menghindari kejaran pasukan militer Amerika saat siang hari.

Anda mungkin juga menyukai